Prediksi Kecepatan Angin Jangka Pendek Menggunakan Metode Fuzzy Linear Regression Untuk Mendapatkan Masukan Pada Kontroler Turbin Angin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Prediksi Kecepatan Angin Jangka Pendek Menggunakan Metode Fuzzy Linear Regression Untuk Mendapatkan Masukan Pada Kontroler Turbin Angin"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) Prediksi Kecepatan Angin Jangka Pendek Menggunakan Metode Fuzzy Linear Regression Untuk Mendapatkan Masukan Pada Kontroler Turbin Angin Achmad Royyan Damanhuri, Ardyono Priyadi, dan Mauridhi Hery Purnomo Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya royyandamanhuri@gmail.com, priyadi@ee.its.ac.id, hery@ee.its.ac.id Abstrak Saat ini penggunaan energi alternatif terbarukan seperti angin semakin meningkat karena bahan bakar fosil yang menjadi kebutuhan utama manusia semakin menipis. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) merupakan pembangkit listrik yang mengkonversi energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin. Angin yang berhembus tidaklah konstan tetapi selalu berubah-ubah sehingga dapat menyebabkan daya yang dihasilkan PLTB tidak konstan. Prediksi kecepatan angin jangka pendek menggunakan metode Fuzzy Linear Regression adalah salah satu solusi untuk mendapatkan masukan yang konstan pada turbin angin dengan cara menghitung rata rata kecepatan angin sehingga daya yang dihasilkan PLTB akan menjadi konstan. Rata rata kenaikan dan penurunan kecepatan angin dalam waktu tertentu akan menyebabkan daya yang dihasilkan PLTB juga berubah dalam waktu tertentu dan masih berada pada nilai konstan. Berdasarkan hasil simulasi menggunakan data tanpa reduksi didapatkan nilai rata-rata kesalahan 0.08 dan keluaran daya konstan yang paling tinggi adalah MW. Sedangkan nilai rata-rata kesalahan yang didapat dari hasil prediksi kecepatan angin menggunakan data dengan reduksi adalah 2.06 dan keluaran daya konstan yang paling tinggi adalah MW. Kata Kunci Angin, Fuzzy Linear Regression, Kecepatan Angin, Keluaran Daya Konstan I. PENDAHULUAN Energi fosil merupakan energi yang paling banyak digunakan oleh manusia. Ketersediaan energi fosil saat ini semakin menipis sehingga dibutuhkan sumber energi alternatif dan terbarukan yang tepat untuk menggantikannya. Energi dari alam seperti matahari, air, dan angin ini tersedia sangat banyak dan dapat dimanfaatkan sebagai pengganti energi fosil. Energi alternatif dan terbarukan ini dapat diolah sehingga dapat menghasilkan energi listrik. Alam yang selalu berfluktuasi menyebabkan sumber energi alternatif dan terbarukan ini tidak konsisten. Hal ini dapat menyebabkan daya keluaran yang dihasilkan oleh suatu pembangkit yang memanfaatkan energi ini menjadi tidak stabil juga. Pada sistem listrik yang terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), perubahan angin yang mendadak akan menyebabkan perubahan daya keluaran yang mendadak juga. Untuk meminimalkan fluktuasi perubahan daya, telah banyak cara yang digunakan. Cara yang sudah digunakan antara lain pengontrolan sudut kincir angin, sistem penyimpanan energi, dan lain lain. Oleh sebab itu, Tugas Akhir ini ditujukan untuk mendapatkan sebuah simulasi Fuzzy Linear Regression yang digunakan untuk memprediksi kecepatan angin jangka pendek sebagai masukan pada PLTB sehingga daya keluaran yang dihasilkan konstan dengan perubahan kecepatan angin yang berubah-ubah secara acak dalam periode waktu tertentu serta diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan PLTB. II. ANGIN DAN FUZZY LINEAR REGRESSION A. Angin Angin merupakan aliran udara yang timbul akibat adanya perbedaan tekanan udara. Udara yang panas di suatu tempat di permukaan Bumi menjadi lebih ringan dan naik ke atas. Hal ini menyebabkan tekanan udara turun. Untuk mengisi kekosongan udara di tempat tersebut, maka udara yang lebih dingin di tempat lain akan bergerak ke tempat yang panas tersebut, sehingga terjadilah aliran udara atau yang dikenal dengan angin [1]. Energi angin memiliki potensi yang cukup besar untuk dimanfaatkan menjadi energi listrik. Energi angin merupakan energi kinetik yang dapat dikonversikan menjadi energi mekanik hingga menjadi energi energi listrik dengan menggunakan turbin angin. Berdasarkan data yang diperoleh dari World Wind Energy Report 2013 yang diselenggarakan di Shanghai China, total kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga bayu di dunia sampai akhir tahun 2013 sebesar MW [2] ditampilkan pada Gambar 1 sebagai berikut: Gambar 1 Daya Terpasang Energi Angin Tahun

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) B. Fuzzy Linear Regression Metode Fuzzy Linear Regression diperkenalkan oleh Tanaka pada tahun 1982, suatu metode pemrograman linier yang diusulkan dengan parameter-parameter fuzzy segitiga simetris. Fuzzy Linear Regression digunakan untuk memodelkan hubungan antara variabel bebas dan variabel tak bebas [3,4]. Dalam metode regresi linier biasa, selisih antara nilai yang diamati dan nilai perkiraan dari objek diasumsikan sebagai kesalahan dalam pengamatan, dan selisih ini mempertimbangkan variabel-variabel acak. Batas atas dan batas bawah dari nilai perkiraan ditentukan dan probabilitas dari nilai yang diperkirakan akan berada pada kedua batas yang merepresentasikan kepercayaan dari perkiraan. Dapat disimpulkan bahwa analisis regresi linier adalah probabilistik. Sedangkan pada metode Fuzzy Linear Regression, selisih antara nilai yang diamati dan nilai perkiraan diasumsikan sebagai kerancuan yang muncul pada sistem tersebut. Keluaran dari spesifik masukan diasumsikan pada batas harga yang mungkin, misalnya keluaran dapat diambil dari sembarang nilai dari nilai yang mungkin tersebut. Analisis Fuzzy Linear Regression lebih lanjut menggunakan fungsi fuzzy untuk menampilkan koefisien-koefisien yang bertentangan dengan koefisien-koefisien crisp yang digunakan dalam analisis regresi linier. Fuzzy Linear Regression memperkirakan batasan harga yang mungkin, ditunjukkan oleh distribusi kemungkinan (possibility distribution) yang dikenal sebagai membership function. Membership function dibentuk dengan memberikan sebuah nilai keanggotaan kepada setiap harga perkiraan [5]. C. Doubly Fed Induction Generator (DFIG) Doubly Fed Induction Generator (DFIG) merupakan generator induksi dengan penguatan ganda dari stator dan rotor. Generator induksi yang digunakan pada DFIG adalah mesin asinkron tiga fasa jenis wound rotor [6]. DFIG digunakan pada PLTB yang bekerja dengan kecepatan rotor tidak konstan dan frekuensi stator konstan.untuk mengetahui perilaku dari sistem akibat perubahan kecepatan angin dan penetrasi yang cukup besar dari PLTB ke sistem tenaga listrik, diperlukan model yang dapat beroperasi pada frekuensi rendah dan waktu simulasi yang panjang. Untuk mendapatkan model tersebut, pada simulasi diasumsikan bahwa model DFIG terhubung pada grid dengan tegangan dan arus berupa gelombang sinus pada frekuensi dasar (50 Hz) [7]. III. METODE DAN PERANCANGAN PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Tempat observasi dan pengambilan data untuk penyelesaian Tugas Akhir ini dilakukan di Desa Prambon, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Sedangkan proses selanjutnya antara lain: komputasi, analasis dan perhitungan, serta penyusunan laporan, dilakukan di Laboratorium Instrumentasi, Pengukuran dan Identifikasi Sistem Tenaga (LIPIST B-204) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri (FTI), ITS Surabaya. B. Pengambilan Data Data yang akan diambil untuk mendukung penyelesain Tugas Akhir ini antara lain kecepatan angin, suhu, kelembaban udara, tekanan udara, dan arah angin. 1) Automatic Weather Station (AWS) Pengambilan data dalam Tugas Akhir ini menggunakan sebuah alat multifungsi yang disebut dengan Automatic Weather Station (AWS). Alat ini digunakan untuk mendapatkan data-data pendukung antara lain kecepatan angin, kelembaban udara, suhu, arah angin, dan tekanan udara. Bagian terpenting dari alat ini adalah sensor. 2) Teknik Pengambilan Data Untuk mendapatkan data yang akurat, maka pengambilan data dilakukan dengan cara meletakkan tiga buah AWS di tiga titik lokasi yang berbeda. Gambar 2 merupakan ilustrasi dari proses pengambilan data. Arah Angin Gambar 2 Ilustrasi Pengambilan Data B A Tiga buah AWS diletakkan masing-masing di titik A, B, dan C. Titik A dan B berada di pematang sawah, sedangkan titik C berada di atap rumah. Jarak antara titik lokasi A dan B ataupun A dan C sejauh 800 meter. 3) Jenis Data Data yang diperoleh dibagi menjadi dua jenis yaitu: 1. Data tanpa reduksi Data tanpa reduksi diperoleh dari titik A ke titik B. Disebut data tanpa reduksi dikarenakan tempat pengambilan data di titik A dan B samasama berada di pematang sawah sehingga tidak ada sesuatu yang dapat menghambat hembusan angin. 2. Data dengan reduksi Data dengan reduksi diperoleh dari titik A ke titik C. Disebut data dengan reduksi dikarenakan tempat pengambilan data di titik C di atap sebuah rumah yang berada di tengah pemukiman penduduk dan banyak pohon sehingga terdapat hambatan bagi hembusan angin. C. Perancangan Fuzzy Linear Regression Untuk perancangan Fuzzy Linear Regression menggunakan data tertentu yang diketahui label atau kelompoknya. Data yang digunakan sebagai data uji coba pada Tugas Akhir ini dibagi menjadi dua jenis yaitu data tanpa reduksi pada detik ke-1 sampai detik ke-100 (100 data awal) dan data dengan reduksi pada detik ke-1 sampai detik ke-100 (100 data awal). Dalam sistem Fuzzy Linear Regression, proses awal berupa pembuatan membership function dan rule- C

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) rule yang digunakan. Adapun penjelasan mengenai proses pembuatan membership function dan rule-rule yang digunakan adalah sebagai berikut. 1) Pembuatan Membership Function (MF) Membership function (MF) merupakan suatu fungsi yang digambarkan dalam bentuk kurva yang merepresentasikan gambaran dari pemetaan data masukan terhadap suatu kelompok tertentu. Dalam sistem ini, MF yang digunakan adalah segitiga. Untuk variabel masukan (antecedent) berupa fitur-fitur yang digunakan dan variabel keluaran (consequent) berupa hasil prediksi kecepatan angin. Jumlah variabel masukan sebanyak jumlah fitur yang digunakan, sedangkan jumlah variabel keluaran sebanyak satu variabel yaitu variabel keputusan. Pada variabel masukan dan variabel keluaran, nilai derajat keanggotaannya bisa dibagi menjadi 2 subset, 3 subset, dst. Adapun langkah-langkah pembuatan MF sebagai berikut: 1. Mencari nilai minimal, rata-rata, dan maksimal pada keseluruhan data. 2. Mencari posisi subset MF terbaik dengan membandingkan nilai rata-rata dari data tersebut. Dari perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok yang mempunyai nilai rata-rata lebih kecil maka posisi MF-nya berada di sebelah kiri, sebaliknya berada di sebelah kanan. 2) Pembuatan Rules dan Kombinasi Rules Rules merupakan suatu aturan yang digunakan dalam fuzzy dalam menentukan suatu keputusan. Dalam pembuatan rules, langkah yang dilakukan adalah mendaftar semua kemungkinan yang ada dengan mengkombinasikan semua fitur yang digunakan. Apabila masing-masing variabel masukan terdapat 3 subset, maka jumlah rules yang digunakan adalah sebanyak 3 n, dimana n adalah jumlah fitur. Apabila variabel masukan terdapat 5 subset, maka jumlah rules yang digunakan sebanyak 5 n dst. 3) Pengecekan Dalam tahap ini dilakukan pengecekan rata-rata kesalahan dari hasil prediksi. Konsep regresi linier digunakan untuk mendapatkan rata-rata kesalahan yang paling kecil. Kesalahan (error) diperoleh dari selisih antara data keluaran dan hasil prediksi kecepatan angin. Rata-rata kesalahan yang ditentukan adalah kurang dari Apabila rata-rata kesalahan lebih besar dari 0.05, maka akan dilakukan proses update sistem dengan cara mengulangi proses dari pembuatan membership function untuk menentukan parameter MF yang baru. Selanjutnya, untuk masukan dibuat beberapa kondisi dengan cara membagi intervalnya menjadi beberapa bagian dengan interval baru yang lebih pendek. Hal ini membuat sistem menjadi adaptif sesuai dengan kondisi yang terjadi sehingga dapat meningkatkan keakuratan dari metode ini. Setiap kondisi dampaknya akan mempengaruhi parameter MF baru. Setelah sistem ter-update maka akan diuji kembali terhadap data uji coba awal. Apabila rata-rata kesalahan hasil prediksi yang baru masih belum sesuai dengan ketentuan, maka tahap selanjutnya adalah mengembangkan jumlah subset dari tiga subset menjadi lima subset dan seterusnya. 4) Simulasi Setelah mendapatkan sistem yang terbaik, tahap selanjutnya adalah simulasi. Simulasi ini bertujuan untuk menguji sistem dengan menggunakan data tertentu selain data uji coba yang digunakan dalam proses awal. Proses simulasi ini akan menampilkan keakuratan dari hasil prediksi dengan metode yang digunakan dibandingkan dengan data target yang telah direkam. D. Perancangan Model Fasor Doubly Fed Induction Generator (DFIG) Simulasi yang dilakukan menggunakan model fasor DFIG. Model ini merupakan model demo SymPowerSystems simulink toolbox dari MATLAB R2010a untuk Wind Farm (DFIG). Referensi masukan pada simulasi model fasor DFIG menggunakan hasil simulasi prediksi kecepatan angin yang sudah didapatkan pada proses sebelumnya. Simulasi ini dilakukan dalam 2 tahap yaitu: 1) Simulasi dengan metode Maximum Power Point Tracking (MPPT) Hasil simulasi ini adalah keluaran daya yang berfluktuatif mengikuti perubahan kecepatan angin. Hal ini karena DFIG menggunakan Maximum Power Point Tracking (MPPT) dengan metode pelacakan arah angin sehingga daya keluaran yang dihasilkan oleh DFIG akan selalu optimal. Nilai daya optimal (P Opt ) ini akan diambil untuk dijadikan daya referensi (P R ) pada tahap selanjutnya. 2) Simulasi dengan referensi daya konstan Pada simulasi ini, daya optimal (P Opt ) akan dirata-rata ke dalam beberapa periode untuk mendapatkan daya referensi (P R ) konstan. Dalam metode daya referensi konstan, daya tidak dapat naik atau turun secara tiba-tiba karena terjadi perubahan kecepatan angin tiap selang waktu tertentu, sehingga ada selang waktu untuk daya mengalami kenaikan atau penurunan (Δt). Oleh karena itu daya referensi (P R ) tidak konstan selama satu periode penuh karena terdapat waktu untuk mengalami perubahan dari daya tersebut. Dalam selang waktu dari perubahan daya (Δt), perubahan daya referensi sama dengan perubahan daya optimal yang sudah didapatkan sebelumnya. Untuk mendapatkan waktu daya referensi (P R ) saat konstan dengan cara menghitung selisih antara total waktu tiap periode (t) dengan selang waktu saat daya mengalami kenaikan atau penurunan (T = t- Δt). IV. IMPLEMENTASI SISTEM DAN ANALISIS DATA A. Hasil Simulasi Sistem Data yang digunakan adalah data simulasi. Data ini merupakan data selain data uji coba. Data yang digunakan adalah data pada detik ke-601 sampai detik ke ) Hasil Simulasi Sistem Menggunakan Data Tanpa Reduksi Untuk grafik perbandingan hasil simulasi prediksi kecepatan angin dengan target menggunakan 7 subset pada fitur kecepatan angin dapat dilihat pada Gambar 3.

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) Pada Tugas Akhir ini, hasil prediksi kecepatan angin yang dirata-rata dan akan digunakan sebagai referensi masukan pada PLTB adalah hasil simulasi yang menggunakan 7 subset untuk fitur kecepatan angin pada detik ke-601 sampai detik ke-700 menggunakan data tanpa reduksi dan data dengan reduksi yang dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4. Untuk grafik rata-rata hasil prediksi pada Gambar 5 di bawah ini, didapatkan bahwa nilai rata-rata yang paling rendah adalah 5.8 m/s yang terjadi pada 50 detik ke-1. Sedangkan nilai rata-rata yang paling tinggi terjadi pada 50 detik ke-2 dengan nilai sebesar 8.4 m/s. Gambar 3 Grafik Perbandingan Hasil Prediksi VS Target Untuk Data Tanpa Reduksi ke-601 s/d 700 Menggunakan 7 Subset Pada Fitur Kecepatan Angin Berdasarkan Gambar 3, terlihat bahwa hasil prediksi kecepatan angin sangat baik karena sangat mendekati nilai target. Nilai kesalahan yang paling rendah adalah pada detik ke-605. Sedangkan nilai kesalahan yang paling tinggi didapatkan pada detik ke-640 dengan nilai kesalahan sebesar Rata-rata kesalahan yang didapatkan adalah ) Hasil Simulasi Sistem Menggunakan Data Dengan Reduksi Berdasarkan Gambar 4, terlihat bahwa hasil prediksi kecepatan angin tidak baik karena hasil prediksi berbeda dengan nilai target. Nilai kesalahan yang paling rendah adalah pada detik ke-674. Sedangkan nilai kesalahan yang paling tinggi didapatkan pada detik ke-638 dengan nilai kesalahan sebesar Dan rata-rata kesalahan yang didapatkan adalah Gambar 5 Grafik Rata-Rata Hasil Prediksi Kecepatan Angin Tiap 50 Detik Menggunakan Data Tanpa Reduksi Gambar 6 Grafik Rata-Rata Hasil Prediksi Kecepatan Angin Tiap 50 Detik Menggunakan Data Dengan Reduksi Gambar 4 Grafik Perbandingan Hasil Prediksi VS Target Untuk Data Dengan Reduksi ke-601 s/d 700 Menggunakan 7 Subset Pada Fitur Kecepatan Angin B. Rata-Rata Hasil Prediksi Kecepatan Angin Hasil prediksi kecepatan angin dirata-rata untuk mendapatkan hasil prediksi yang konstan dalam jangka waktu yang pendek sehingga referensi masukan untuk sistem PLTB konstan dalam selang waktu tertentu. Berdasarkan grafik rata-rata hasil prediksi pada Gambar 6, didapatkan bahwa nilai rata-rata yang paling rendah adalah 5.66 m/s yang terjadi pada 50 detik ke-2. Sedangkan nilai rata-rata yang paling tinggi terjadi pada 50 detik ke-1 dengan nilai sebesar 6.1 m/s. C. Simulasi Model Fasor Doubly Fed Induction Generator (DFIG) Pada Tugas Akhir ini, referensi masukan pada simulasi model fasor DFIG menggunakan 100 detik kecepatan angin dari hasil simulasi prediksi kecepatan angin yang menggunakan 7 subset untuk fitur kecepatan angin yaitu pada detik ke-601 sampai detik ke-700 menggunakan data tanpa

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) reduksi dan data dengan reduksi. Masukan kecepatan angin dirata-rata tiap 50 detik agar menghasilkan daya keluaran yang konstan. 1) Simulasi Menggunakan Masukan Hasil Prediksi Kecepatan Angin Untuk Data Tanpa Reduksi Pada Gambar 7 terdapat 2 daya referensi yang konstan berturut-turut Pr 1 sebesar pu dengan Δt 1 = 8 detik dan Pr 2 sebesar pu dengan Δt 2 = 28 detik. Sehingga didapatkan lama waktu saat daya referensi (P R ) konstan berturut-turut T 1 = 42 detik dan T 2 = 22 detik. 2) Simulasi Menggunakan Masukan Hasil Prediksi Kecepatan Angin Untuk Data Dengan Reduksi Pada Gambar 9 terdapat 2 daya referensi yang konstan berturut-turut Pr 1 sebesar pu dengan Δt 1 = 9 detik dan Pr 2 sebesar pu dengan Δt 2 = 1 detik. Sehingga didapatkan lama waktu saat daya referensi (P R ) konstan berturut-turut T 1 = 41 detik dan T 2 = 49 detik. Gambar 9 Daya Referensi Dengan Masukan Rata-Rata Kecepatan Angin Tiap 50 Detik Untuk Data Dengan Reduksi Gambar 7 Daya Referensi Dengan Masukan Rata-Rata Kecepatan Angin Tiap 50 Detik Untuk Data Tanpa Reduksi Untuk simulasi menggunakan masukan rata-rata kecepatan angin tiap 50 detik yang dipilih adalah daya referensi konstan dengan efisiensi 99% % karena kecepatan rotor tidak jatuh seperti yang terlihat pada Gambar 8. Untuk simulasi menggunakan masukan rata-rata kecepatan angin tiap 30 detik yang dipilih adalah daya referensi konstan dengan efisiensi 99% karena kecepatan rotor tidak jatuh seperti yang terlihat pada Gambar 10. Gambar 10 Keluaran Daya Listrik Konstan Untuk Rata-Rata Kecepatan Angin Tiap 50 Detik Untuk Data Dengan Reduksi Gambar 8 Keluaran Daya Listrik Konstan Untuk Rata-Rata Kecepatan Angin Tiap 50 Detik Untuk Data Tanpa Reduksi Berdasarkan Gambar 8,dapat dilihat pada saat T 1 = 40 detik (dari detik ke-11 sampai detik ke-50), daya yang dihasilkan sebesar MW. Pada saat T 2 = 18 detik (dari detik ke-82 sampai detik ke-100), daya yang dihasilkan sebesar MW. Berdasarkan Gambar 10,dapat dilihat pada saat T 1 = 39 detik (dari detik ke-12 sampai detik ke-50), daya yang dihasilkan sebesar 0.92 MW. Pada saat T 2 = 47 detik (dari detik ke-54 sampai detik ke-100), daya yang dihasilkan sebesar 0.57 MW.

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Untuk hasil simulasi prediksi kecepatan angin menggunakan data tanpa reduksi didapatkan nilai kesalahan yang paling rendah adalah pada detik ke-605. Sedangkan nilai kesalahan yang paling tinggi didapatkan pada detik ke-640 dengan nilai kesalahan sebesar Rata-rata kesalahan yang didapatkan adalah Untuk hasil simulasi prediksi kecepatan angin menggunakan data dengan reduksi didapatkan nilai kesalahan yang paling rendah adalah pada detik ke-674. Sedangkan nilai kesalahan yang paling tinggi didapatkan pada detik ke-638 dengan nilai kesalahan sebesar Dan rata-rata kesalahan yang didapatkan adalah Hasil simulasi model fasor DFIG menggunakan masukan kecepatan angin untuk data tanpa reduksi dengan rata-rata 50 detik menggunakan daya referensi dengan efisiensi 99% didapatkan hasil keluaran daya sebesar MW selama 40 detik (dari detik ke-11 sampai detik ke-50) dan MW selama 18 detik (dari detik ke-82 sampai detik ke- 100). 4. Hasil simulasi model fasor DFIG menggunakan masukan kecepatan angin untuk data dengan reduksi dengan rata-rata 50 detik menggunakan daya referensi dengan efisiensi 99% didapatkan hasil keluaran daya sebesar 0.92 MW selama 39 detik (dari detik ke-12 sampai detik ke-50) dan 0.57 MW selama 47 detik (dari detik ke-54 sampai detik ke-100). RIWAYAT PENULIS Achmad Royyan D. dilahirkan di Sampang pada 30 Agustus Penulis adalah putra dari pasangan Faqihul Muqoddam dan Elvin Soviati. Penulis memulai jenjang pendidikan di SDN Gunong Sekar I Sampang, SMPN 1 Sampang, dan SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT RSBI Jombang hingga lulus tahun Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan diterima di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya pada Jurusan Teknik Elektro melalui jalur Program Beasiswa Santri Berprestasi dari Kementerian Agama RI. Semasa kuliah, penulis aktif sebagai Asisten Laboratorium Instrumentasi, Pengukuran, dan Identifikasi Sistem Tenaga (LIPIST). Penulis dapat dihubungi melalui royyandamanhuri@gmail.com DAFTAR PUSTAKA [1] Zakaria, Ahmad Zaki. Pemodelan Dan Pemetaan Potensi Energi Angin Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Di Bendungan Karangkates Kabupaten Malang. Surabaya: Teknik Fisika, FTI-ITS. [2] World Wind Energy Association. Key Statistics of World Wind Energy Report Shanghai: World Wind Energy Association, [3] Jinn, Jann-Huei. A Study of Fuzzy Linear Regression. Michigan: Department of Statistics, Grand Valley State University. [4] Kumar, Amrender. FUZZY LINEAR REGRESSION. New Delhi: Indian Agricultural Statistics Research Institute. [5] Dharma, Agus. PERAMALAN BEBAN JANGKA PENDEK UNTUK HARI-HARI LIBUR MENGGUNAKAN METODE FUZZY LINEAR REGRESSION. Surabaya: Jurusan Teknik Elektro, ITS, [6] Abbey, Chad, Joos, Geza. A Doubly Fed Induction Machine and Energy Storage System for Wind Oower Generation. Aachen: IEEE PESC, July [7] Sidarjanto. Studi Tentang Penggunaan Refrensi Daya Listrik Konstan Pada Model Phasor Doubly Fed Induction Generator. Surabaya: Teknik Elektro, FTI-ITS, Nopember 2011.

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar menjadi energi mekanik, dan

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar menjadi energi mekanik, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghasilkan energi listrik, terjadi konversi energi dari energi mekanik menjadi energi listrik melalui suatu alat konversi energi, dalam hal ini disebut dengan

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. listrik. Di Indonesia sejauh ini, sebagian besar kebutuhan energi listrik masih disuplai

1 BAB I PENDAHULUAN. listrik. Di Indonesia sejauh ini, sebagian besar kebutuhan energi listrik masih disuplai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun-tahun terakhir, teknologi dan jumlah pertumbuhan penduduk meningkat pesat. Hal ini juga diiringi meningkatnya permintaan akan suplai energi listrik. Permintaan

Lebih terperinci

Perhitungan Waktu Pemutus Kritis Menggunakan Metode Simpson pada Sebuah Generator yang Terhubung pada Bus Infinite

Perhitungan Waktu Pemutus Kritis Menggunakan Metode Simpson pada Sebuah Generator yang Terhubung pada Bus Infinite JURNAL TEKNIK ELEKTRO Vol., No., (03) -6 Perhitungan Waktu Pemutus Kritis Menggunakan Metode Simpson pada Sebuah Generator yang Terhubung pada Bus Infinite Argitya Risgiananda ), Dimas Anton Asfani ),

Lebih terperinci

Analisis Kestabilan Transien dan Pelepasan Beban Pada Sistem Integrasi 33 KV PT. Pertamina RU IV Cilacap akibat Penambahan Beban RFCC dan PLBC

Analisis Kestabilan Transien dan Pelepasan Beban Pada Sistem Integrasi 33 KV PT. Pertamina RU IV Cilacap akibat Penambahan Beban RFCC dan PLBC B19 Analisis Kestabilan Transien dan Pelepasan Beban Pada Sistem Integrasi 33 KV PT. Pertamina RU IV Cilacap akibat Penambahan Beban RFCC dan PLBC Firdaus Ariansyah, Ardyono Priyadi, dan Margo Pujiantara

Lebih terperinci

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) 1-6 1 Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat Syahrul Hidayat, Ardyono

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOTIPE MONITORING PARAMETER PARAMETER TRANSFORMATOR DAYA SECARA ONLINE BERBASIS MIKROKONTROLER

PERANCANGAN PROTOTIPE MONITORING PARAMETER PARAMETER TRANSFORMATOR DAYA SECARA ONLINE BERBASIS MIKROKONTROLER JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 PERANCANGAN PROTOTIPE MONITORING PARAMETER PARAMETER TRANSFORMATOR DAYA SECARA ONLINE BERBASIS MIKROKONTROLER Nata Khakima Adhuna, Prof. Dr. Ir. Mauridhi

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, listrik telah menjadi salah satu kebutuhan

1 BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, listrik telah menjadi salah satu kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, listrik telah menjadi salah satu kebutuhan utama bagi setiap orang. Ketergantungan masyarakat terhadap listrik menunjukkan trend yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem photovoltaic merupakan sumber energi terbarukan yang memanfaatkan energi surya dan mengkonversinya menjadi energi listrik arus searah (DC). Sumber energi terbarukan

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. energi alternatif yang dapat menghasilkan energi listrik. Telah diketahui bahwa saat

1 BAB I PENDAHULUAN. energi alternatif yang dapat menghasilkan energi listrik. Telah diketahui bahwa saat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis energi yang melanda dunia khususnya di Indonesia, telah membuat berbagai pihak mencari solusi dan melakukan penelitian untuk mencari sumber energi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 terdahulu Merancang suatu produk sangat dibutuhkan oleh manusia, karena dengan melakukan perancangan produk pasti sangat mengutamakan hasil yang nantinya berguna dan membantu

Lebih terperinci

Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Variable Speed Wind Turbine (VSWT) Dengan Permanent Magnet Synchronous Generator

Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Variable Speed Wind Turbine (VSWT) Dengan Permanent Magnet Synchronous Generator Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Variable Speed Wind Turbine (VSWT) Dengan Permanent Magnet Synchronous Generator (PMSG) menggunakan Switch Mode Rectifier (SMR) Armaditya T.M.S. 2210 105 019 Dosen

Lebih terperinci

DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP :

DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP : DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP : 2210105016 1. PENDAHULUAN 2. TEORI PENUNJANG 3. PEMODELAN SISTEM 4. ANALISA

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh B-468 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. (016) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh David Firdaus,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (23) -6 Pengendalian Rasio Bahan Bakar dan Udara Pada Boiler Menggunakan Metode Kontrol Optimal Linier Quadratic Regulator (LQR) Virtu Adila, Rusdhianto Effendie AK, Eka

Lebih terperinci

PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)

PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) L K Widyapratiwi 1, I P A Mertasana 2, I G D Arjana 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

KONTROL DAYA DENGAN VARIASI KECEPATAN PADA DOUBLE-FED INDUCTION GENERATOR

KONTROL DAYA DENGAN VARIASI KECEPATAN PADA DOUBLE-FED INDUCTION GENERATOR 6 Dielektrika, ISSN 286-9487 Vol. 3, No. 1 : 6-64, Pebruari 216 KONTROL DAYA DENGAN VARIASI KECEPATAN PADA DOUBLE-FED INDUCTION GENERATOR UNTUK TURBIN ANGIN Power Control with Speed Variation in Double

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing: Imam Abadi, ST, MT Dr. Ir.Ali Musyafa MSc

SEMINAR TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing: Imam Abadi, ST, MT Dr. Ir.Ali Musyafa MSc SEMINAR TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN APLIKASI KONTROL PID SISTEM PENJEJAK MATAHARI UNTUK PANEL SURYA PADA SISTEM TEKNOLOGI HYBRID KONVERSI ENERGI SURYA & ANGIN Disusun Oleh : Uqud Adyat Ade Wijaya NRP. 2410

Lebih terperinci

Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa,

Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa, Pengendalian Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Kontrol Fuzzy Logic Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa, email: fikrihamzahahlul@gmail.com Subuh Isnur Haryudo Jurusan Tehnik

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN TUGAS AKHIR PENGATURAN OUTPUT GENERATOR INDUKSI DENGANN STATIC SYNCHRONOUS COMPENSATOR (STATCOM) PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan sarjana

Lebih terperinci

Analisa Potensi Energi Angin Dengan Distribusi Weibull Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Banda Aceh

Analisa Potensi Energi Angin Dengan Distribusi Weibull Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Banda Aceh CIRCUIT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, Vol.1, No.1, Februari 2017, hal. 1-8 ISSN: 2549-3698 (printed)/ 2549-3701 (online) Analisa Potensi Energi Angin Dengan Distribusi Weibull Untuk Pembangkit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari. Peralatan rumah tangga maupun industri hampir semuanya

Lebih terperinci

Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Pendekatan Penelusuran Ke Depan

Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Pendekatan Penelusuran Ke Depan 1 Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Pendekatan Penelusuran Ke Depan Sheila Fitria Farisqi, Rony Seto Wibowo dan Sidaryanto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PENGENDALI TEMPERATUR FLUIDA PADA HEAT EXCHANGER DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PREDIKTIF

PENGENDALI TEMPERATUR FLUIDA PADA HEAT EXCHANGER DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PREDIKTIF PENGENDALI TEMPERATUR FLUIDA PADA HEAT EXCHANGER DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PREDIKTIF Rr.rahmawati Putri Ekasari, Rusdhianto Effendi AK., Eka Iskandar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Mesin Arus Bolak Balik

Mesin Arus Bolak Balik 1 Mesin Arus Bolak balik TE091403 Part 0 : PENDAHULUAN Institut Teknologi Sepuluh Nopember August, 2012 Informasi dan Letak mata Kuliah 2 TE091403 : Mesin Arus Bolak balik TE091403 : Alternating Current

Lebih terperinci

Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe 1 Untuk Sistem Pendulum Kereta

Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe 1 Untuk Sistem Pendulum Kereta Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe Untuk Sistem Pendulum Kereta Helvin Indrawati, Trihastuti Agustinah Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Studi Perhitungan Critical Clearing Time Pada Beban Dinamis Berbasis Controlling Unstable Equilbrium Point

Studi Perhitungan Critical Clearing Time Pada Beban Dinamis Berbasis Controlling Unstable Equilbrium Point JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Studi Perhitungan Critical Clearing Time Pada Beban Dinamis Berbasis Controlling Unstable Equilbrium Point Angga Mey Sendra., Dr.Eng. Ardyono Priyadi, ST,

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. diketahui bahwa jumlahnya terus menipis dan menghasilkan polusi yang cukup

1. Pendahuluan. diketahui bahwa jumlahnya terus menipis dan menghasilkan polusi yang cukup 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan kebutuhan masyarakat akan tenaga listrik terus mengalami kenaikan. Saat ini kebutuhan akan tenaga listrik masih sangat bergantung pada energi fosil. Energi

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) Pemodelan dan Analisa Energi Listrik Yang Dihasilkan Mekanisme Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Air (PLTG-AIR) Tipe Pelampung Silinder Dengan Cantilever Piezoelectric Sherly Octavia Saraswati dan Wiwiek

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () -6 Perhitungan Critical Clearing Time Berdasarkan Critical Trajectory Menggunakan Controlling Unstable Equilibrium Point (CUEP) Pada Sistem Multimesin Terhubung Bus Infinite

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-153 Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Lebih terperinci

Pradesa, et al., Pengendalian Motor Induksi Tiga Fasa dengan Sumber Inverter menggunakan JST

Pradesa, et al., Pengendalian Motor Induksi Tiga Fasa dengan Sumber Inverter menggunakan JST 1 PENGENDALIAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA DENGAN SUMBER INVERTER MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (CONTROL OF THREE-PHASE INDUCTION MOTOR FED BY INVERTER USING NEURAL NETWORK) Andes Pradesa, Dedy Kurnia

Lebih terperinci

Sistem Rekonstruksi Rute Perjalanan Dengan GPS Untuk Efisiensi Proses Update Posisi

Sistem Rekonstruksi Rute Perjalanan Dengan GPS Untuk Efisiensi Proses Update Posisi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, 2013) ISSN: 2337-3539 2301-9271 Print) 1 Sistem Rekonstruksi Rute Perjalanan Dengan GPS Untuk Efisiensi Proses Update Posisi Nuke Yuniar Anugrah, Waskitho Wibisono,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Model Regenerative Brake pada Sepeda Listrik untuk Menambah Jarak Tempuh dengan Variasi Alifiana Buda Trisnaningtyas, dan I Nyoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, penelitian mengenai sumber energi terbarukan sangat gencar dilakukan. Sumber-sumber energi terbarukan yang banyak dikembangkan antara lain sumber energi tenaga

Lebih terperinci

Pengembangan Model Generator Angin Tipe Phasor untuk Keluaran Daya dengan Kapasitas 5-15 kw

Pengembangan Model Generator Angin Tipe Phasor untuk Keluaran Daya dengan Kapasitas 5-15 kw 1 Pengembangan Model Generator Angin Tipe Phasor untuk Keluaran Daya dengan Kapasitas 5-15 kw Hanugroho Sasmita Aji, Ardyono Piyadi, dan Sidarjanto Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesia. Menipisnya bahan bakar fosil sebagai sumber energi, sistem

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesia. Menipisnya bahan bakar fosil sebagai sumber energi, sistem BAB I 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Keterbatasan energi merupakan masalah umum di berbagai negara, tidak terkecuali di Indonesia. Menipisnya bahan bakar fosil sebagai sumber energi, sistem tenaga listrik

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Distributed generation adalah sebuah konsep teknologi pembangkit energi listrik dengan kapasitas kecil yang dapat dioperasikan dengan memanfaatkan potensi sumber

Lebih terperinci

Pemodelan Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Kendali Pi

Pemodelan Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Kendali Pi Received : March 2017 Accepted: March 2017 Published : April 2017 Pemodelan Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Kendali Pi Hilmansyah 1, Risty Jayanti Yuniar 2, Ramli 3 1 Teknik Elektro, Politeknik

Lebih terperinci

Novitasari, et al., Optimalisasi Daya Output Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin...

Novitasari, et al., Optimalisasi Daya Output Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin... 1 OPTIMALISASI DAYA OUTPUT SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN MENGGUNAKAN PERMANENT MAGNET SYNCRHONOUS GENERATOR BERBASIS NEURAL NETWORK (OUTPUT POWER OPTIMIZATION OF WIND POWER PLANT SYSTEM USING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan ditemukannya Generator Sinkron atau Alternator, telah memberikan. digunakan yaitu listrik dalam rumah tangga dan industri.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan ditemukannya Generator Sinkron atau Alternator, telah memberikan. digunakan yaitu listrik dalam rumah tangga dan industri. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Generator Sinkron merupakan mesin listrik yang mengubah energi mekanis berupa putaran menjadi energi listrik. Energi mekanis diberikan oleh penggerak mulanya. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pada umumnya industri memerlukan motor sebagai penggerak, adapun motor yang sering digunakan adalah motor induksi,karena konstruksinya yang sederhana, kuat

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN MENGGUNAKAN DOUBLY FED INDUCTION GENERATOR (DFIG) DENGAN BACK-TO-BACK CONVERTER

SIMULASI SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN MENGGUNAKAN DOUBLY FED INDUCTION GENERATOR (DFIG) DENGAN BACK-TO-BACK CONVERTER SIMULASI SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN MENGGUNAKAN DOUBLY FED INDUCTION GENERATOR (DFIG) DENGAN BACK-TO-BACK CONVERTER Anisa Harumwidiah 1 dan Adi Kurniawan 2 1 Program Studi Teknik Listrik Industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin maju suatu negara, semakin besar energi listrik yang dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin maju suatu negara, semakin besar energi listrik yang dibutuhkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan suatu kebutuhan utama yang sangat dibutuhkan pada zaman modern ini. Jika dilihat dari kebutuhan energi listrik tiap negara, maka semakin maju

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) A141 Penerapan Batas Ramp-Rate Menggunakan Kombinasi Metode FDP (Forward Dynamic Programming) dan QP (Quadratic Programming) Pada Commitment- Economic Dispatch Riza Fahmi Andriyanto, Ontoseno Penangsang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu energi primer yang tidak dapat dilepaskan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan jumlah penduduk dan pertumbuhan

Lebih terperinci

Pengembangan Prototipe Hybrid Shock Absorber : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Absorber

Pengembangan Prototipe Hybrid Shock Absorber : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Absorber JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Prototipe Hybrid Shock : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Mohammad Ikhsani dan Harus Laksana Guntur Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pembangkit Listrik Tenaga Angin memberikan banyak keuntungan seperti bersahabat dengan lingkungan (tidak menghasilkan emisi gas), tersedia dalam

Lebih terperinci

Mesin Arus Bolak Balik

Mesin Arus Bolak Balik Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id 1 Mesin Arus Bolak balik TE091403 Institut Teknologi Sepuluh Nopember August, 2012 Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id ACARA PERKULIAHAN DAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

Dynamic Optimal Power Flow dengan kurva biaya pembangkitan tidak mulus menggunakan Particle Swarm Optimization

Dynamic Optimal Power Flow dengan kurva biaya pembangkitan tidak mulus menggunakan Particle Swarm Optimization JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-24 Dynamic Optimal Power Flow dengan kurva biaya pembangkitan tidak mulus menggunakan Particle Swarm Optimization Afif Nur

Lebih terperinci

Perhitungan Potensi Energi Angin di Kalimantan Barat Irine Rahmani Utami Ar a), Muh. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b

Perhitungan Potensi Energi Angin di Kalimantan Barat Irine Rahmani Utami Ar a), Muh. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b Perhitungan Potensi Energi Angin di Kalimantan Barat Irine Rahmani Utami Ar a), Muh. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b a Program Studi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, b Program Studi Ilmu Kelautan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Energi memiliki peranan yang cukup besar bagi manusia dalam menjalani proses kehidupan. Kebutuhan energi di Indonesia khususnya dan di dunia pada umumnya terus meningkat

Lebih terperinci

Optimasi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Maximum Power Point Tracker (MPPT) dengan Metode Gradient Approximation

Optimasi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Maximum Power Point Tracker (MPPT) dengan Metode Gradient Approximation Optimasi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Maximum Power Point Tracker (MPPT) dengan Metode Gradient Approximation Dzulfiqar Rais M. 2207100141 Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Ketinggian Aliran Sungai Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Bersudu Mangkok Dengan Sudut Input 10 o

Pengaruh Variasi Ketinggian Aliran Sungai Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Bersudu Mangkok Dengan Sudut Input 10 o Pengaruh Variasi Ketinggian Aliran Sungai Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Bersudu Mangkok Dengan Sudut Input 10 o Asroful Anam Jurusan Teknik Mesin S-1 FTI ITN Malang, Jl. Raya Karanglo KM 02 Malang E-mail:

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-192 Studi Numerik Pengaruh Baffle Inclination pada Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube terhadap Aliran Fluida dan Perpindahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak

Lebih terperinci

ESTIMASI ENERGI LISTRIK BERDASARKAN PERBEDAAN KETINGGIAN MENGGUNAKAN ANALISIS WEIBULL DAN ANALISIS RAYLEIGH

ESTIMASI ENERGI LISTRIK BERDASARKAN PERBEDAAN KETINGGIAN MENGGUNAKAN ANALISIS WEIBULL DAN ANALISIS RAYLEIGH G.8 ESTIMASI ENERGI LISTRIK BERDASARKAN PERBEDAAN KETINGGIAN MENGGUNAKAN ANALISIS WEIBULL DAN ANALISIS RAYLEIGH Surya Ahmadi *, Moh. Riski Ekocahya Farhandianto, Bayu Setia Pambudi, Triwahju Hardianto,

Lebih terperinci

Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil

Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil Nyein Nyein Soe*, Thet Thet Han Yee*, Soe Sandar Aung* *Electrical Power Engineering Department, Mandalay Technological University,

Lebih terperinci

Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik.

Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit ini dapat mengkonversikan energi angin menjadi

Lebih terperinci

STUDI PERHITUNGAN CRITICAL CLEARING TIME PADA BEBAN STATIS BERBASIS CONTROLLING UNSTABLE EQUILIBRIUM POINT

STUDI PERHITUNGAN CRITICAL CLEARING TIME PADA BEBAN STATIS BERBASIS CONTROLLING UNSTABLE EQUILIBRIUM POINT STUDI PERHITUNGAN CRITICAL CLEARING TIME PADA BEBAN STATIS BERBASIS CONTROLLING UNSTABLE EQUILIBRIUM POINT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Kestabilan Sistem Tenaga Kestabilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis meggunakan metode eksperimental dengan pendekatan kuantitatif yaitu melakukan pengamatan untuk mencari data penelitian

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang

Lebih terperinci

Kontrol Tracking Fuzzy Menggunakan Model Following untuk Sistem Pendulum Kereta

Kontrol Tracking Fuzzy Menggunakan Model Following untuk Sistem Pendulum Kereta JURNAL TENI ITS Vol. 5, No., (6) ISSN: 7-59 (-97 Print) A ontrol Traking Fuzzy Menggunakan Model Following untuk Sistem Pendulum ereta Jimmy Hennyta Satya Putra, Trihastuti Agustinah Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN POWER CONTROL SYSTEM PADA TURBIN VERTIKAL AKSIS ARUS SUNGAI TIPE DARRIEUS MENGGUNAKAN GENERATOR DC

RANCANG BANGUN POWER CONTROL SYSTEM PADA TURBIN VERTIKAL AKSIS ARUS SUNGAI TIPE DARRIEUS MENGGUNAKAN GENERATOR DC JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 RANCANG BANGUN POWER CONTROL SYSTEM PADA TURBIN VERTIKAL AKSIS ARUS SUNGAI TIPE DARRIEUS MENGGUNAKAN GENERATOR DC Lutfi Nurafif, Ridho Hantoro, Fitri Adi

Lebih terperinci

Waktu Optimal Dalam Diversifikasi Produksi Sumber Energi Terbarukan dan Tidak Terbarukan dengan Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin

Waktu Optimal Dalam Diversifikasi Produksi Sumber Energi Terbarukan dan Tidak Terbarukan dengan Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (03) 337-350 (30-98X Print) Waktu Optimal Dalam Diversifikasi Produksi Sumber Energi Terbarukan dan Tidak Terbarukan dengan Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin

Lebih terperinci

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai JURNAL TEKNIK POMITS Vol, No, () -6 Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai Anas Khoir, Yerri Susatio, Ridho Hantoro Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

MODEL ANALITIK MUFFLER ABSORPTIVE PADA VENTILASI UDARA

MODEL ANALITIK MUFFLER ABSORPTIVE PADA VENTILASI UDARA JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 MODEL ANALITIK MUFFLER ABSORPTIVE PADA VENTILASI UDARA Rilwanu Ahmad P, Wiratno Argo Asmoro, Andi Rahmadiansah Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN KUALITAS SISTEM KONTROL MAIN STEAM PADA BOILER MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL CLUSTERING DI PLTU UNIT I PT. PJB UP.

STUDI KELAYAKAN KUALITAS SISTEM KONTROL MAIN STEAM PADA BOILER MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL CLUSTERING DI PLTU UNIT I PT. PJB UP. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 STUDI KELAYAKAN KUALITAS SISTEM KONTROL MAIN STEAM PADA BOILER MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL USTERING DI PLTU UNIT I PT. PJB UP. GRESIK Iik Ordiani dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL PREDICTIVE TORQUE CONTROL (MPTC) UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA DENGAN ROBUST STATOR FLUX OBSERVER

PERANCANGAN MODEL PREDICTIVE TORQUE CONTROL (MPTC) UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA DENGAN ROBUST STATOR FLUX OBSERVER PERANCANGAN MODEL PREDICTIVE TORQUE CONTROL (MPTC) UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA DENGAN ROBUST STATOR FLUX OBSERVER Halim Mudia 1), Mochammad Rameli 2), dan Rusdhianto Efendi 3) 1),

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS

BAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS BAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS 4.1 Pengujian Turbin Angin Turbin angin yang telah dirancang, dibuat, dan dirakit perlu diuji untuk mengetahui kinerja turbin angin tersebut. Pengujian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, ketersediaan sumber energi fosil dunia semakin menipis, sumber energi ini semakin langka dan harganya pun semakin melambung tinggi. Hal ini tidak dapat dihindarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data dari BPPT (2013) dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia sebagai salah satu negara berkembang di dunia terus mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI DASAR Jaringan Listrik Mikro

BAB 2 TEORI DASAR Jaringan Listrik Mikro 2.3. Jaringan Listrik Mikro BAB 2 TEORI DASAR Jaringan listrik mikro merupakan jaringan penyedia sumber daya dengan kapasitas kecil, yang dihasilkan oleh pembangkit energi terbarukan. Daya yang dihasilkan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (216) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A121 Studi Analisa Stabilitas Transien Sistem Jawa-Madura-Bali (Jamali) 5kV Setelah Masuknya Pembangkit Paiton MW Pada Tahun 221

Lebih terperinci

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB Wahyudi Budi Pramono 1, wi Ana Ratna Wati 2, Maryonid Visi Taribat Yadaka 3 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Islam

Lebih terperinci

PENGATURAN PITCH ANGLE TURBIN ANGIN BERBASIS KENDALI LOGIKA FUZZY (Aplikasi Pada Data Angin Daerah Medan Tuntungan dan sekitarnya)

PENGATURAN PITCH ANGLE TURBIN ANGIN BERBASIS KENDALI LOGIKA FUZZY (Aplikasi Pada Data Angin Daerah Medan Tuntungan dan sekitarnya) PENGATURAN PITCH ANGLE TURBIN ANGIN BERBASIS KENDALI LOGIKA FUZZY (Aplikasi Pada Data Angin Daerah Medan Tuntungan dan sekitarnya) Emir Lutfi Pahlevi (1), Syiska Yana (2) Konsentrasi Teknik Energi Listrik,

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI ( APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT USU

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Aplikasi Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno dalam Memperkirakan Produksi Air Mineral dalam Kemasan Oleh Suwandi NRP 1209201724 Dosen Pembimbing 1. Prof. Dr M. Isa Irawan, MT 2. Dr Imam Mukhlash, MT Institut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. alternatif seperti matahari, angin, mikro/minihidro dan biomassa dengan teknologi

II. TINJAUAN PUSTAKA. alternatif seperti matahari, angin, mikro/minihidro dan biomassa dengan teknologi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pembangkit Hibrid Sistem pembangkit hibrid adalah kombinasi dari satu atau lebih sumber energi alternatif seperti matahari, angin, mikro/minihidro dan biomassa dengan teknologi

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. semakin berkurang. Kebutuhan energi yang meningkat turut mempengaruhi

1 BAB I PENDAHULUAN. semakin berkurang. Kebutuhan energi yang meningkat turut mempengaruhi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu, kebutuhan energi dunia semakin meningkat. Sedangkan sumber energi utama yang digunakan saat ini, yaitu fosil, jumlahnya semakin berkurang.

Lebih terperinci

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No., (05) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) G-0 Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat Agus Suhartoko, Tony Bambang Musriyadi, Irfan Syarif Arief Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Desain Maximum Power Point Tracking untuk Turbin Angin Menggunakan Modified Perturb & Observe (P&O) Berdasarkan Prediksi Kecepatan Angin

Desain Maximum Power Point Tracking untuk Turbin Angin Menggunakan Modified Perturb & Observe (P&O) Berdasarkan Prediksi Kecepatan Angin B265 Desain Maximum Power Point Tracking untuk Turbin Angin Menggunakan Modified Perturb & Observe () Berdasarkan Prediksi Angin Dwiyan Anugrah Ernadi, Margo Pujiantara, Mauridhi Hery Purnomo Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Proceeding Tugas Akhir-Januari

Proceeding Tugas Akhir-Januari Proceeding Tugas Akhir-Januari 214 1 Swing-up dan Stabilisasi pada Sistem Pendulum Kereta menggunakan Metode Fuzzy dan Linear Quadratic Regulator Renditia Rachman, Trihastuti Agustinah Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah manusia kemajuan-kemajuan besar dalam kebudayaan selalu diikuti oleh meningkatnya konsumsi energi. Salah satu sumber energi yang banyak digunakan

Lebih terperinci

Deteksi Lokasi Untuk Gangguan Multi Point Pada Jaring Tiang Distribusi 20 KV Dengan Menggunakan Metode Perambatan Gelombang Sinyal Arus Balik

Deteksi Lokasi Untuk Gangguan Multi Point Pada Jaring Tiang Distribusi 20 KV Dengan Menggunakan Metode Perambatan Gelombang Sinyal Arus Balik Paper ID: 108 Deteksi Lokasi Untuk Multi Point Pada Jaring Tiang Distribusi 20 KV Dengan Menggunakan Metode Perambatan Gelombang Sinyal Arus Balik Diah Risqiwati 1), Ardyono Priyadi 2), dan Mauridhi Hery

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk energi yang lain. Saat ini kebutuhan energi, khususnya energi listrik terus meningkat dengan pesat,

Lebih terperinci

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-99 Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler Yogo Pratisto, Hari Prastowo, Soemartoyo

Lebih terperinci

PENGARUH DISTRIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP IDENTIFIKASI LOKASI GANGGUAN ANTAR FASA PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)

PENGARUH DISTRIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP IDENTIFIKASI LOKASI GANGGUAN ANTAR FASA PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM) PENGARUH DISTRIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP IDENTIFIKASI LOKASI GANGGUAN ANTAR FASA PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM) Anggik Riezka Apriyanto 2281541 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Pengaturan Output Generator Induksi dengan Static Synchronous Compensator (STATCOM) pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Pengaturan Output Generator Induksi dengan Static Synchronous Compensator (STATCOM) pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pengaturan Output Induksi dengan Static Synchronous Compensator () pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin Riswan Dinzi 1, Riswanta Sembiring 1, Fahmi Fahmi 1,2 1 Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN : PRISMA FISIKA, Vol. III, No. (05), Hal. 79-86 ISSN : 7-80 Pemodelan Kebutuhan Daya Listrik Di Pt. PLN (Persero) Area Pontianak dengan Menggunakan Metode Gauss-Newton Mei Sari Soleha ), Joko Sampurno *),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diaplikasikan dalam dunia industri dan juga dalam rumah tangga. Motor ini

BAB I PENDAHULUAN. diaplikasikan dalam dunia industri dan juga dalam rumah tangga. Motor ini BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas diaplikasikan dalam dunia industri dan juga dalam rumah tangga. Motor ini mempunyai banyak

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-58

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-58 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B-58 Swing-up dan Stabilisasi pada Sistem Pendulum Kereta menggunakan Metode Fuzzy dan Linear Quadratic Regulator Renditia Rachman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Generator sinkron merupakan alat listrik yang berfungsi mengkonversikan energi mekanis berupa putaran menjadi energi listrik. Energi mekanis berupa putaran tersebut

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE

STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE (VAWT) SKALA KECIL ( Citra Resmi, Ir.Sarwono, MM, Ridho Hantoro, ST, MT) Jurusan Teknik Fisika FTI ITS Surabaya Kampus ITS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN SRM (switched reluctance motor) atau sering disebut variable reluctance motor adalah mesin listrik sinkron yang mengubah torsi reluktansi menjadi daya mekanik. SRM

Lebih terperinci

Analisis Kestabilan Transien di PT. PUSRI Akibat Penambahan Pembangkit 35 MW dan Pabrik P2-B Menggunakan Sistem Synchronizing Bus 33 kv

Analisis Kestabilan Transien di PT. PUSRI Akibat Penambahan Pembangkit 35 MW dan Pabrik P2-B Menggunakan Sistem Synchronizing Bus 33 kv Analisis Kestabilan Transien di PT. Akibat Penambahan Pembangkit 35 MW dan Pabrik P2-B Menggunakan Sistem Synchronizing Bus 33 kv Waskito Aji, Ardyono Priyadi, dan Margo Pujiantara Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Energi listrik digunakan dalam kehidupan masyarakat yang hanya berkapasitas rendah sampai ke dunia Industri dalam

Lebih terperinci

STUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR

STUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 1 STUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR Bayu Kusuma Wardhana ), Vivien Suphandani Djanali 2) Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

Energi angin (Wind Energy) Hasbullah, S.Pd., MT

Energi angin (Wind Energy) Hasbullah, S.Pd., MT Energi angin (Wind Energy) Hasbullah, S.Pd., MT Dasar Energi Angin Semua energi yang dapat diperbaharui dan berasal dari Matahari. (kecuali.panas bumi) Matahari meradiasi 1,74 x 1.014 kilowatt jam energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kompresor merupakan suatu komponen utama dalam sebuah instalasi turbin gas. Sistem utama sebuah instalasi turbin gas pembangkit tenaga listrik, terdiri dari empat komponen utama,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING VISUAL KEAMANAN TRANSMISI

PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING VISUAL KEAMANAN TRANSMISI PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING VISUAL KEAMANAN TRANSMISI Mohammad Arie Reza 1), Mauridhi Hery Purnomo 2), Adi Soeprijanto 3) 1) Univ. Sains dan Teknologi Jayapura/Mahasiswa S2 Jurusan Teknik Elektro ITS

Lebih terperinci