BAB II DASAR TEORI. Awal penggunaan dari sistem komunikasi bergerak dimulai pada awal tahun 1970-an.
|
|
- Hartanti Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II DASAR TEORI 2.1 Perkembangan Sistem Komunikasi Bergerak Awal penggunaan dari sistem komunikasi bergerak dimulai pada awal tahun 1970-an. Dan untuk mengakomodasi kebutuhan user akan jenis layanan (speech, multimedia dan data), dikembangkanlah berbagai generasi dari sistem seluler. Perbedaan antara masing-masing generasi secara umum terletak pada penggunaan teknologi utamanya (analog atau digital) dan jenis layanan yang disediakan Generasi Pertama (1ST Generation) Hampir semua sistem komunikasi bergerak generasi pertama adalah sistem analog murni, yang ditransmisikan secara langsung dari sistem telepon berbasis kabel (wired) ke sistem seluler. Contoh-contoh aplikasi dari generasi pertama diantaranya adalah NTT (Nippon Telephone and Telegraph Corporation), TACS (Total Access Communication System), dan AMPS (Advanced Mobile Phone System) Generasi Kedua ( 2ND Generation ) Berbeda dari generasi pertama, sistem komunikasi bergerak pada generasi kedua (2G) adalah sistem yang digital. Tujuan dari 2G adalah untuk menyediakan kualitas komunikasi yang handal. Untuk memuat data yang telah disampling digunakan speech coding, sedangkan error control coding digunakan juga sebagai modulasi digital untuk meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa contoh 2G antara lain USDC (United States Digital Cellular), GSM (Global System for Mobile telecommunication), dan IS-95 CDMA (Code Division Multiple Access).
2 2.1.3 Generasi Ketiga (3RD Generation) Sistem generasi ketiga ini telah diaplikasikan dan sedang dalam tahap komersial. Sebutan yang biasa diberikan pada sistem ini adalah3g/umts (3 RD Generation / Universal Mobile Telecommunications System). Sistem ini adalah sistem digital, sama seperti pada sistem generasi kedua, hanya saja sistem ini dirancang untuk kebutuhan layanan digital secara umum. Dimana komunikasi suara hanyalah salah satu dari layanan tersebut. Layanan lain yang mampu diberikan antara lain data, video, dan multimedia. Berikut ini adalah dua variasi dalam UMTS yang menggunakan metode akses yang berbeda, yaitu: 1. Mode FDD (Frequency Division Duplex) atau yang disebut Wideband CDMA (WCDMA). Sistem ini merupakan versi Eropa. WCDMA adalah DS-CDMA dengan bandwidth yang tinggi, diperkenalkan di beberapa negara Eropa selama tahun Mode TDD atau yang disebut Time Division Synchronous CDMA (TDSCDMA). Sistem ini merupakan versi China, yang berbasis pada TDD (Time Division Duplex) dan DS-CDMA. TDD secara sederhana berarti komunikasi dua arah yang dicapai dengan mendefisikan waktu. Gambar 2.1 adalah blok diagram dari sistem komunikasi bergerak. 1G 2G 2,5G 3G PHASE EVO 3G AMPS GSM GPRS WCDMA HSDPA HSDPA EDGE Gambar 2.1 Blok diagram Komunikasi Bergerak
3 2.2 Arsitektur Jaringan Arsitektur jaringan merupakan gambaran jaringan yang digunakan pada sistem digital yaitu GSM dan 3G/ UMTS (Universal Mobile Telecommunication Service) GSM Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing yang spesifik. Secara umum jaringan GSM dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu : - Mobile Station - Base Station Subsystem - Network Subsystem Komponen-komponen pada jaringan GSM tersebut diperlihatkan pada Gambar 2.2. SIM BSC HLR VLR ME BTS BTS BSC MSC PSTN ISDN, PSPDN EIR AnC Um A Mobile Station Base Station Subsystem Network Subsystem SIM : Subcriber Identity Module VLR : Visitor Location Register ME : Mobile Equipment MSC : Mobile services Switching Center BTS : Base Tranceiver Station EIR : Equipment Identity Register BSC : Base Station Controller AuC : Authentication Center HLR : Home Location Register Gambar 2.2 Arsitektur GSM
4 G/ UMTS ( Universal Mobile Telecommunication Service ) Arsitektur UMTS (Universal Mobile Telecommunication Service) secara sederhana diperlihatkan pada Gambar 2.3. Core Network UTRAN UE Gambar 2.3 Arsitektur Umum UMTS Arsitektur UMTS secara umum terdiri atas tiga komponen, yaitu CN, UTRAN, dan UE, dengan adanya interface diantara ketiganya. Masing-masing komponen dengan fungsinya dijelaskan sebagai berikut : 1. CN (Core Network), yang bertanggung jawab mengkoneksikan UMTS dengan jaringan luarnya, menyediakan fungsi-fungsi seperti switching/routing panggilan untuk komunikasi suara, dan layanan packet switched untuk koneksi data. 2. UTRAN (UMTS Terrestrial Radio Access Network), merupakan bagian dari jaringan UMTS yang terdiri dari satu atau lebih RNC dan Node B. Semua yang terkait dengan fungsi radio dikontrol di dalam UTRAN. Sebuah UTRAN terkoneksi dengan jaringan kabel eksternal ataupun UTRAN lain melalui Core Network. 3. UE (User Equipment), sebagai terminal dari UMTS yang berhubungan dengan radio interface dari UTRAN dan aplikasi user. Gambar 2.4 menerangkan infrastruktur dari UTRAN. Elemen yang menyusun UTRAN adalah Radio Network Subsystems (RNS).
5 Sebuah UTRAN terdiri atas satu atau lebih RNS, masing-masing terkoneksi berturutturut dengan Core Network. Sebuah RNS dapat dibagi ke dalam dua entiti, yaitu Radio Network Controller (RNC) dan Base station, yang kemudian dikenal sebagai Node B. Satu RNS memiliki hanya satu RNC dan satu atau lebih Node B. RNC bertanggung jawab pada pengaturan radio resource dari UTRAN. Kemudian, Node B menyediakan kanal radio fisik antara UE dan UTRAN. Dengan kata lain, Node B adalah entiti terendah dari UTRAN, yang terhubung ke UE secara langsung. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4, satu RNC dapat mengatur beberapa Node B. Dan sebaliknya, sebuah Node B hanya dapat terhubung dengan satu RNC. CORE NETWORK UTRAN RNS RNC RNS RNC NODE B NODE B NODE B NODE B Gambar 2.4 Infrastuktur UTRAN 2.3 HSPA (High Speed Packet Access) W-CDMA atau yang juga dikenal dengan standard 3GPP Release 99, mampu menyediakan bit rate hingga 384 Kbps. Namun demikian, W-CDMA masih belum dianggap cukup untuk mendukung berbagai aplikasi lain yang bersifat interaktif dan membutuhkan bit rate yang lebih tinggi seperti video conference dan Real time Voice over IP (VoIP). Untuk memecahkan masalah itu, 3GPP (3rd Generation Partnership Project) membuat standard baru yaitu 3GPP Release 5 dan 6, yang kemudian disebut HSPA.
6 HSPA (High Speed Packet Access) merupakan pengembangan dari sistem UMTS. HSPA mengarah kepada pengembangan yang dibuat pada downlink UMTS, yang disebut HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) dan pengembangan yang dibuat pada uplink UMTS, sering disebut HSUPA (High Speed Uplink Packet Access) atau E-DCH (Enhanced Dedicated Channel). HSDPA mampu menyediakan kecepatan transmisi data hingga 14.4 Mbps tiap user. Keduanya, baik HSDPA maupun HSUPA dapat diimplementasikan pada standard 5 MHz carrier dari jaringan UMTS dan dapat berada dan saling bekerja dengan generasi pertama jaringan UMTS yang berdasarkan standard 3GPP Release 99 (R99) HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) Pada HSDPA dikenalkan beberapa teknik baru untuk Radio Access Network (RAN), dimana ketika teknik tersebut digabungkan akan menghasilkan kemajuan yang signifikan, baik bagi operator maupun end user. Teknik tersebut antara lain : High Speed Downlink Shared Channel (HS-DSCH). Berupa kanal radio yang secara simultan dapat digunakan bersama-sama oleh banyak (multiple) user. Struktur HS-DSCH terbagi dalam dua domain, yaitu : a. Sruktur layer fisik HS-DSCH dalam domain kode. Transmisi HS-DSCH untuk FDD menggunakan pengkodean kanal (channel coding) dengan spreading factor yang fixed, yaitu SF = 16. Dimana juga diperbolehkan untuk melakukan transmisi multi-code, artinya UE mampu menggunakan banyak (multiple) pengkodean kanal pada TTI yang sama, bergantung pada kemampuan UE itu sendiri. Urutan kode acak yang sama (scrambling code sequence) diaplikasikan untuk semua pengkodean kanal dalam satu HS-DSCH. Lebih lanjut lagi, dimungkinkan pula penggunaan pengkodean kanal oleh banyak UE dalam TTI yang sama, yang disebut proses multiplexing dari banyak UE dalam domain kode.
7 Sedangkan Transmisi HS-DSCH untuk TDD menggunakan, baik dengan fixed spreading factor, SF=16 dan multi-code atau spreading factor, SF=1 dalam satu atau lebih timeslot. Lebih lanjut lagi, dimungkinkan untuk mengkombinasikan antara code multiplexing dan time multiplexing UE dalam satu HS-DSCH. b. Struktur layer fisik HS-DSCH dalam domain waktu. Untuk FDD, panjang dari satu HS-DSCH TTI adalah 3xTimeslot, dimana satu Timeslot sama dengan 2560 chip (~0.67 ms). TTI untuk HS-DSCH merupakan parameter format transport yang statik. Sedangkan untuk TDD 1,2 Mcps menggunakan TTI 5 ms. Dan TTI untuk 3,48 Mcps adalah 10ms. Berikut ini kombinasi untuk kemampuan HS-DSCH ditunjukkan oleh Tabel 2.1. Kombinasi ini dikhususkan untuk HS-DSCH. Tabel 2.1 Kombinasi Parameter Akses Radio UE, DL HS-DSCH [1] Reference combination 1.2 Mbps capability 3.6 Mbps capability 7 Mbps capability 10 Mbps capability RLC and MAC-HS parameters Total buffer size (Kbytes) Tbd Tbd Tbd Tbd Maximum number of AM RLC entities Tbd Tbd Tbd Tbd Phy parameters {Maximum number of HS-DSCH codes received, Minimum inter-tti interval, Maximum number of HS-DSCH transport channel bits that can be received within an HS-DSCH TTI} {5,3, 9600} {5, 1, 9600} {10, 1, [15342]} Or {10, 1, 19200} {15, 1,[20456]} Or {15, 1, 28800} Total number of soft channel bits Pada aplikasinya HS-DSCH terdiri dari 2 jenis kanal, yaitu : 1. High Speed Physical Downlink Shared Channel (HS-PDSCH). High Speed Physical Downlink Shared Channel (HS-PDSCH) digunakan untuk membawa High Speed Downlink Shared Channel (HS-DSCH). Kanal inilah yang membawa paket data yang sebenarnya. Pada tiap selnya, mampu mengalokasikan 15 kanal HS-PDSCH. Sebuah HS-PDSCH bersesuaian dengan satu kode kanal dengan spreading factor, SF= 16
8 dari satu set kode kanal sebelumnya dari transmisi HSDSCH [2]. Struktur dari subframe dan slot pada HS-PDSCH ditunjukkan oleh Gambar 2.5. Data N bi T slot = 2560 chips, M*10*2k bits (k = 4) Slot #0 Slot #1 Slot #2 1 subframe : Tf = 2 ms Gambar 2.5 Struktur subframe dari HS-PDSCH [2] Satu HS-PDSCH mampu menggunakan modulasi QPSK ataupun 16QAM. Pada gambar diatas, M adalah jumlah bit tiap symbol, yaitu M = 2 untuk modulasi QPSK dan M = 4 untuk modulasi 16 QAM. Format slotnya seperti pada Tabel 2.2. Slot format #i Channel Bit Rate (kbps Table 2.2 Format HS-DSCH [2] Channel Symbol Rate (kbps) SF Bits/ HSDSCH subframe Bits/ Slot Ndata 0 (QPSK) (16QAM) Semua yang berhubungan dengan informasi layer pertama/ fisik ditransmisikan ke dalam HS-SCCH, dimana HS-PDSCH tidak membawa informasi layer 1 apapun. 1. High Speed Shared Control Channel (HS-SCCH). HS-SCCH adalah kanal fisik downlink dengan rate yang tetap (fixed) digunakan untuk membawa informasi signalling (set kode kanal, skema modulasi, Transport Blok Size, jumlah proses H-ARQ, redundancy dan parameter-parameter konstelasi, data flag, dan identitas UE) pada arah downlink pada transmisi HS-DSCH.
9 HS-DSCH menggunakan SF = 16 dan modulasi QPSK. Jumlah kanal HS-SCCH yang diijinkan mencapai 32 kanal per sel, 4 kanal tiap UE. Gambar 2.6 mengilustrasikan struktur sub-frame dari HS-SCCH. Data b T slot = 2560 chips, 40 bits Slot #0 Slot #1 Slot #2 1 subframe: Tf = 2 ms Gambar 2.6 Struktur subframe dari HS-SCCH [2] Sedangkan pada arah uplink, HSDPA menggunakan kanal High Speed Dedicated Physical Control Channel (HS-DPCCH). Kanal uplink inilah yang membawa informasi signalling, diantaranya ACK (Acknowledgement) / Negative-ACK dan CQI (Channel Quality Indicator). Kanal ini menggunakan Spreading Factor = 256 dan modulasi QPSK. Informasi signalling dari kanal inilah yang nantinya akan diterima di node B sebagai representasi dari keadaan teraktual UE saat itu. Ketiga jenis kanal tersebut menggunakan Time Transmision Interval (TTI) dengan panjang 2ms. Pemetaan dari kanal transport HS-DSCH ke kanal fisik tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : HS-DSCH High Speed Physical Downlink Shared Channel (HS-PDSCH) HS-DSCH- related Shared Control Channel (HS-SCCH) Dedicated Physical Control Channel (uplink) for HS-DSCH (HS-DPCCH) Gambar 2.7 Pemetaan dari Kanal Transport ke Kanal Fisik
10 Transmision Time Interval (TTI) 2ms Transmision Time Interval (TTI) 2ms, yang mampu menyediakan kecepatan transmisi lebih besar pada layer fisik. Dibandingkan dengan W-CDMA yang memiliki TTI 10 ms, hal ini berarti kemampuan beradaptasi kanal yang lebih cepat terhadap perubahan kondisi propagasi. Interval antar TTI-nya, yaitu jumlah TTI (subframe) antara waktu transmisi pada UE yang sama, seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2.8. HS-PDSCH(s) Data DTX DTX Data DTX DTX Data Dtx Dtx Inter TTI = 3 HS-PDSCH(s) Data DTX Data DTX Data DTX Data DTX Data Inter-TTI = 2 Gambar 2.8 Pola Interval Antar-TTI Interval antar-tti minimum yang harus bisa didukung oleh UE adalah 1, 2, juga 3. Nilai ini bergantung dari kategori HS-DSCH seperti yang disebutkan di Tabel 2.1. Dimana UE dengan interval antar TTI nya 1, maka harus bias menerima data setiap subframe, jika nilainya 2, maka setiap 1 subframe yang lain [3]. Oleh karena itu, UE pada umumnya mampu memiliki interval antar TTI = Penjadwalan Trafik Cepat (fast traffic scheduling) Penjadwalan trafik cepat (fast traffic scheduling) yang berarti bahwa variasi yang terjadi dari perubahan kondisi radio dapat diakomodasikan dan BTS mampu mengalokasikan kapasitas sel sebanyak user tertentu untuk periode waktu yang pendek. Hal ini berarti seorang user dapat menerima sebanyak data sepanjang kondisi radio tersebut memungkinkan
11 Adaptive Modulation and Coding (AMC) Dengan adaptasi saluran yang cepat. Ini berarti bahwa format modulasi dan coding dapat dirubah berdasarkan variasi dari kondisi kanal, mengarah ke data rate yang lebih tinggi untuk user dengan kondisi radio tertentu. Jika pada UMTS Release 99 yang menggunakan hanya modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK), maka HSDPA menyediakan kemampuan untuk menggunakan 16-QAM ketika saluran sedang dalam kondisi yang cukup sempurna, sehingga dapat menaikkan data rate secara signifikan Pengiriman Kembali (Retransmision) Pengiriman kembali (retransmision) berdasarkan pada teknik Hybrid Automatic Response request (HARQ) yang mampu mengirimkan kembali paket-paket yang gagal dalam sebuah window 10ms dan menjamin bahwa throughput TCP dalam keadaan tinggi. Dengan menggunakan beberapa pendekatan tersebut, semua user, baik dekat atau jauh dari base station dapat menerima data rate yang optimum. Gambar 2.9 menjelaskan arsitektur jaringan HSDPA dan perbedaannya dengan WCDMA. Gambar 2.9 Arsitektur Jaringan HSDPA
12 2.3.2 HSUPA (High Speed Uplink Packet Access) Sama halnya dengan HSDPA untuk downlink, HSUPA didefinisikan sebagai radio interface baru untuk komunikasi uplink. Tujuan kesemuanya adalah untuk meningkatkan coverage dan throughput bersamaan dengan mengurangi delay pada kanal transport uplinknya. Dari sudut pandang 3GPP, standard awalnya disetujui pada bulan Desember 2004, dan aspek performansinya diselesaikan selama musim panas E-DCH (Enhanced Dedicated Channel) adalah nama yang diadopsi dari 3GPP untuk HSUPA yang termasuk ke dalam 3GPP Release 6. Kemampuan-kemampuan utamanya yang diperkenalkan pada HSUPA adalah: 1. Dedicated channel uplink yang baru. Tidak seperti HSDPA, HSUPA berbasis pada sebuah dedicated channel. Seri kanal baru diperkenalkan untuk keduanya, signaling dan trafik, untuk menambah keseluruhan kemampuan uplink. 2. Pengenalan H-ARQ dimana menggunakan metode yang sama pada HSDPA untuk error recovery pada layer fisik. 3. Penjadwalan cepat pada Node B yang mampu melakukan kontrol pada Node B, dimana batasnya diatur oleh RNC, pengaturan dari transport format codes yang dapat dipilih UE. Hal ini akan mampu meningkatkan coverage dan kapasitas di uplink. 2.4 Teknik Penjadwalan Trafik Pada dasarnya, sistem penjadwalan trafik mengatur distribusi dari resources bagi user pada kanal HS-DSCH yang digunakan secara share, dengan menentukan perilaku keseluruhan dari sistem secara luas. Penjadwalan trafik yang cepat umumnya diterapkan berdasarkan kondisi kanal untuk memaksimalkan aplikasi teknik AMC dan HARQ sebelumnya, dan harus mempertimbangkan jumlah data yang menunggu (antrian) dan prioritas jenis layanan, pada waktu yang sama.
13 Penjadwalan trafik melihat beberapa aspek dari kondisi multi-user yang beragam sehingga data dari user tersebut dapat segera ditransmisikan ketika kondisi link radio mengijinkan kecepatan data yang tinggi. Disamping itu, juga digunakan untuk mengatur fairness level. Jika awalnya, sistem penjadwalan ini di terapkan di Radio Network Controller (RNC), maka pada sistem HSDPA ini sistem penjadwalan diterapkan di node B. Dimaksudkan untuk mengantisipasi dalam menyeimbangkan kondisi kanal radio yang berubah secara cepat. Dengan begitu, dapat mempermudah akses pada kanal radio. Dan dengan Time Transmision Interval (TTI) yang lebih pendek, yaitu 2 ms, dari TTI sebelumnya pada Release 99, 10 ms, maka didapatkan kondisi kanal seketika yang lebih akurat. TTI tersebut merepresentasikan periode dimana suatu set data blok dapat ditransmisikan melalui kanal fisik pada link radio. Secara umum, algoritma penjadwalan digunakan untuk menentukan user yang paling cocok untuk mengakses kanal sehingga dapat mengoptimalkan troughput, fairness, dan delay. Algoritma penjadwalan trafik berdasarkan model kanalnya, dapat dikategorikan menjadi 2 macam. Pertama, algoritma penjadwalan pada model kanal two-state on-off Markov. Karena cukup sederhana, model kanal two-state Markov lebih cocok diaplikasikan untuk menilai faktor keadilan (fairness) dari algoritma penjadwalan tersebut. Bagaimanapun juga, model kanal two-state Markov ini mempunyai keterbatasan jika diaplikasikan pada karakteristik kanal secara real. Kedua adalah algoritma penjadwalan pada model kanal praktis yang lebih menekankan pada kondisi multi-user yang beragam. Beberapa teknik penjadwalan tersebut diantaranya adalah Max SNR, Round Robin (RR), Proportional Fair (PF), dan penjadwalan Fair Channel Dependent (FCD). Berikut ini dijelaskan prinsip dan karakteristik dari masing-masing teknik penjadwalan trafik.
14 2.4.1 Maksimum SNR Teknik penjadwalan ini mengurutkan semua user berdasarkan rasio Signal to Noise Ratio (S/N) pada selang waktu tertentu. Didesain untuk mengalokasikan kanal bagi user dengan nilai SNR yang paling bagus sehingga teknik ini paling baik dalam mendapatkan troughput jaringan yang maksimum. Dalam hal ini, UE pada posisi yang baik akan memiliki troughput terbesar, namun akibatnya sistem tidak dapat melayani user dengan posisi yang tidak begitu menguntungkan secara optimal (misal pada kondisi interferensi yang besar). Oleh karena itu, maksimum SNR merupakan teknik penjadwalan yang sangat dipengaruhi oleh kondisi kanal radio yang bervariasi Round Robin Berbeda dengan maksimum SNR, teknik penjadwalan ini mengalokasikan kanal bagi user dengan waktu pelayanan yang sama. Prinsip dasarnya dengan memilih user yang belum dilayani untuk jangka waktu yang lama. Sehingga teknik penjadwalan ini lebih fair dari maks-snr, tetapi menghasilkan troughtput yang lebih kecil Proportional Fair Teknik penjadwalan ini merupakan pengembangan dari teknik Maksimum SNR, yang mampu meningkatkan performansi jaringan dari segi fairness, dan delay tetapi menurunkan troughput sistem. Prinsip dasarnya adalah mengurutkan semua user berdasarkan nilai transfer rate dibagi dengan rata-rata transfer rate sistem, yang lebih tinggi.
DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data
DAFTAR ISTILAH ACK (acknowledgement ) : Indikasi bahwa sebuah data yang terkirim telah diterima dengan baik Adaptive Modulation and Coding (AMC) Access Grant Channel (AGCH) arrival rate for SMS message
Lebih terperincisebagian syarat Nama NIM : Industri Industri Disusun Oleh:
TUGAS AKHIR ANALISA KINERJA BEBERAPAA VARIAN TCP PADA JARINGAN UMTS Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh: Nama : Batara Jonggi Simanjuntak
Lebih terperinciUniversal Mobile Telecommunication System
Universal Mobile Telecommunication System Disusun Oleh: Fikri Imam Muttaqin Kelas XII Tel 2 2010026 / 23 UMTS merupakan salah satau evolusi generasi ketiga (3G) dari jaringan mobile. Air interface yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini kami memberikan informasi mengenai latar belakang UMTS dalam bentuk arsitektur jaringan dan protokol stack yang digunakan. 2.1 Arsitektur Jaringan UMTS Universal Mobile
Lebih terperinciTransport Channel Processing berfungsi mengubah transport blok yang dikirim dari. Processing dari MAC Layer hingga physicalchannel.
HSUPA ( High Speed Uplink Packet Access ) High-Speed Uplink Packet Access (HSUPA) adalah protokol telepon genggam 3G dalam keluarga HSPA dengan kecepatan unggah/"uplink" hingga 5.76 Mbit/s. Nama HSUPA
Lebih terperinciBAB 2 TEKNOLOGI DAN TREN PERTUMBUHAN WCDMA/HSPA
BAB 2 TEKNOLOGI DAN TREN PERTUMBUHAN WCDMA/HSPA Telekomunikasi nirkabel yang dikenal dengan istilah seluler merupakan suatu cara dalam pertukaran informasi antara penggunanya dengan tidak terpaku pada
Lebih terperinciTeknologi Seluler. Pertemuan XIV
Teknologi Seluler Pertemuan XIV Latar Belakang Teknologi jaringan seluler berevolusi dari analog menjadi sistem digital, dari sirkuit switching menjadi packet switching. Evolusi teknologi seluler terbagi
Lebih terperinciWIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER
WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER Arsitektur jaringan seluler dibagi menjadi yaitu: 1. Generasi Kedua terdiri atas: SISTEM DECT (DIGITAL ENHANCED CORDLESS TELECOMMUNICATION) adalah
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR WCDMA DAN HSDPA. 2.1 Umum Perkembangan teknologi komunikasi bergerak ternyata berkembang
BAB II TEORI DASAR WCDMA DAN HSDPA 2.1 Umum Perkembangan teknologi komunikasi bergerak ternyata berkembang dengan pesatnya. Evolusi sistem komunikasi kini telah mencapai generasi ke-3 (3G) dimana generasi
Lebih terperinciAgus Setiadi BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi 3G 3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel
Lebih terperinciBAB II TEORI PENUNJANG
BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Dasar-Dasar Jaringan GSM 2.1.1 Pengertian GSM Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Komunikasi Bergerak Perkembangan sistem komunikasi dunia semakin marak dengan teknologiteknologi baru yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dimanapun, dengan siapapun dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Sistem standar 3G yang dipakai di Indonesia menggunakan teknologi WCDMA ( Wide Code Division Multiple Access ) dimana dengan teknologi ini memungkinkan kecepatan data mencapai 384
Lebih terperinciSIMULASI PERBANDINGAN KUALITAS LAYANAN PADA HSDPA DAN HSUPA
PROS ID I NG 2 0 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK SIMULASI PERBANDINGAN KUALITAS LAYANAN PADA HSDPA DAN HSUPA Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar 3G UMTS dan HSDPA 2.1.1 Gambaran Umum [1] Universal Mobile Telecommunication System (UMTS) adalah satu dari Generasi ketiga (3G) dalam teknologi seluler. UMTS menggunakan
Lebih terperinciPerkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA
Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA TEKNOLOGI AMPS Analog mobile phone system(amps) dimulai
Lebih terperinciEvolusi Teknologi Wireless Seluler menuju HSDPA
27 Evolusi Teknologi Wireless Seluler menuju HSDPA Rahmad Hidayat Manajemen Telekomunikasi, Universitas Mercu Buana Abstrak Teknologi data dalam keluarga GSM meliputi GPRS, EDGE, UMTS/WCDMA dan HSDPA.
Lebih terperinciTEKNOLOGI SELULER ( GSM )
TEKNOLOGI SELULER ( GSM ) GSM (Global System for Mobile communication) adalah suatu teknologi yang digunakan dalam komunikasi mobile dengan teknik digital. Sebagai teknologi yang dapat dikatakan cukup
Lebih terperinciPengenalan Teknologi 4G
Pengenalan Teknologi 4G Trend teknologi komunikasi masa depan adalah teknologi baru yang benar-benar mengadopsi tren yang sedang berkembang, dimana komputer dapat berfungsi sebagai alat telekomunikasi
Lebih terperinci1.6. Metodologi Penelitian Spread Spektrum Direct Sequence Spread Spectrum Proses Despreading
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAK SINGKATAN ISTILAH-ISTILAH
Lebih terperinciMultiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes
Multiple Access Downlink Uplink Handoff Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Base Station Fixed transceiver Frequency TDMA: Time Division Multiple Access CMDA: Code
Lebih terperinciPENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina
SISTIM SELULER GENERASI 2 By: Prima Kristalina POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2016 Overview Pengenalan Sistim Seluler Generasi 2 Arsitektur GSM Upgrade GSM (2G) to GPRS (2.5G) CDMA IS 95 Arsitektur
Lebih terperinciBAB I PROTOKOL KOMUNIKASI
BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI Komunikasi adalah suatu pengalihan informasi dan pengertian diantara bagian individu, dan suatu proses pengiriman dari lambang- lambang antar pribadi dengan makna-makna yang dikaitkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK. i ABSTRACT.. ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI.. v DAFTAR TABEL.. viii DAFTAR GAMBAR...
ABSTRAK Perkembangan teknologi komunikasi berupa sistem komunikasi bergerak bukanlah hal yang baru dalam masyarakat di jaman sekarang ini. Kebutuhan akan pertukaran informasi saat ini semakin meningkat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Layanan 3G komersial telah diluncurkan sejak tahun 2001 dengan menggunakan teknologi WCDMA. Kecepatan data maksimum yang dapat dicapai sebesar 2 Mbps. Walaupun demikian,
Lebih terperinciANALISA KINERJA MPEG-4 VIDEO STREAMING PADA JARINGAN HSDPA
ANALISA KINERJA MPEG-4 VIDEO STREAMING PADA JARINGAN HSDPA Oleh: Fanny Nurindra P 2203 109 017 Dosen pembimbing : Dr.Ir.Achmad Affandi, DEA Ir.Djoko Suprajitno Rahardjo, MT Latar Belakang 3GPP Release
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 WCDMA (Wideband Code Devison Multiple Access) WCDMA adalah singkatan dari Wideband Code Devison Multiple Access
BAB II DASAR TEORI 2.1 WCDMA (Wideband Code Devison Multiple Access) 2.1.1 Konsep Dasar Sistem WCDMA/UMTS [1] WCDMA adalah singkatan dari Wideband Code Devison Multiple Access yang diperkenalkan secara
Lebih terperinciBAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULAR UTRA-TDD
BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULAR UTRA-TDD 2.1 UTRA-TDD UMTS (Universal Mobile Telecommunication System) adalah sistem yang pertama kali dikembangkan oleh ETSI (European Telecommunications Standard
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENGARUH KAPASITAS LOCATIONS AREA CODE (LAC) PADA KUALITAS CSSR YANG DIAMATI DI MSS PADA JARINGAN KOMUNIKASI BERGERAK GENERASI KE 3(3G)
TUGAS AKHIR PENGARUH KAPASITAS LOCATIONS AREA CODE (LAC) PADA KUALITAS CSSR YANG DIAMATI DI MSS PADA JARINGAN KOMUNIKASI BERGERAK GENERASI KE 3(3G) Diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Lebih terperinciBAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik
BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA 2. 1 Code Division Multiple Access (CDMA) Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke tiga CDMA merupakan teknologi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler GSM GSM merupakan salah satu teknologi seluler yang banyak digunakan pada saat ini. GSM adalah generasi kedua dalam teknologi seluler yang menggunakan
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS
BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS 2.1 Teknologi GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan standar yang paling dominan untuk sistem mobile phone di dunia saat ini. Jaringan
Lebih terperinciStudi Perbandingan HSDPA pada Telkomsel Flash Dan IndosatM2 Di Kota Banda Aceh
86 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 9, No. 2, Oktober 2010 Studi Perbandingan HSDPA pada Telkomsel Flash Dan IndosatM2 Di Kota Banda Aceh Muhammad Irhamsyah dan Putri Rizky Febriani Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Universal Mobile Telecommunication System (UMTS) Badan telekomunikasi dunia ITU (International Telecommunication Union) telah merencanakan teknologi telepon seluler generasi ketiga
Lebih terperinciDalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa
Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa depan CDMA adalah teknologi berbasis spread spectrum
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI. atas tiga subsistem yaitu Base Station Subsystem (BSS), Network Switching
BAB III DASAR TEORI Global System for Mobile communication (GSM) adalah sebuah standar global untuk komunikasi bergerak digital.arsitektur jaringan GSM tersebut terdiri atas tiga subsistem yaitu Base Station
Lebih terperinciSISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???
SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS??? KELOMPOK 4 1.BAYU HADI PUTRA 2. BONDAN WICAKSANA 3.DENI ANGGARA PENGENALAN TEKNOLOGI 2G DAN 3G Bergantinya teknologi seiring majunya teknologi yang
Lebih terperinciBAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European
BAB II JARINGAN GSM 2.1 Sejarah Teknologi GSM GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).
Lebih terperinciBAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)
BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) Pada bab dua ini akan dibahas mengenai evolusi jaringan komunikasi bergerak seluler, jaringan Long Term Evolution (LTE). Lalu penjelasan mengenai dasar Orthogonal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat dan kebutuhan akses data melahirkan salah satu jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat dan kebutuhan akses data melahirkan salah satu jenis teknologi telekomunikasi yang mutakhir saat ini yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin tingginya pertumbuhan pengguna telepon seluler/smartphone dewasa ini menyebabkan pertumbuhan pengguna layanan data menjadi semakin tinggi, pertumbuhan
Lebih terperinciTeknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA
Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA OVERVIEW Dalam sistem komunikasi wireless, efisiensi pemakaian lebar bidang frekuensi diusahakan diantaranya melalui teknik multiple akses, agar dalam alokasi frekuensi
Lebih terperinciBAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM
BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM Perkembangan sistem komunikasi GSM (Global System for Mobile communication) dimulai pada awal tahun 1980 di Eropa, dimana saat itu banyak negara di Eropa menggunakan
Lebih terperinciSISTEM KOMUNIKASI BERGERAK. Pemrograman Sistem
SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK Pemrograman Sistem Overview Teknologi komunikasi saat ini telah berkembang pesat. Selain telah menerapkan komunikasi wireless atau nirkabel, juga telah diaplikasikan untuk kondisi
Lebih terperinciBAB IV. Kinerja Varian TCP Dalam Jaringan UMTS
BAB IV Kinerja Varian TCP Dalam Jaringan UMTS 4.1 Hasil Simulasi Dampak scheduler layer MAChs pada TCP Sesuai dengan penjelasan scenario yang telah kami berikan pada 3.5.1, maka dari simulasi ini kami
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Public Switched Telephone Network (PSTN). Untuk menambah kapasitas daerah
BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Sistem komunikasi seluler merupakan salah satu jenis komunikasi bergerak, yaitu suatu komunikasi antara dua terminal dengan salah satu atau kedua terminal berpindah tempat.
Lebih terperinciJurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak
ANALISIS PENGARUH SOFT HANDOVER PADA MOBILE STATION TERHADAP KUALITAS LAYANAN VOIP DI JARINGAN UMTS Putu Fadly Nugraha Putu Fadly Nugraha1, IGAK Diafari Djuni H2, Pande Ketut Sudiarta3 1,2,3 Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak pertama kali diperkenalkan hingga tiga puluh tahun perkembangannya, teknologi seluler telah melakukan banyak perubahan besar. Sejarah mencatat perkembangan
Lebih terperinciANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA
ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA Made Suhendra Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro Kampus ITS Sukolilo, Surabaya
Lebih terperinciPERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING
Widya Teknika Vol.19 No. 1 Maret 2011 ISSN 1411 0660 : 34 39 PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING Dedi Usman Effendy 1) Abstrak Dalam
Lebih terperinciHASIL SIMULASI DAN ANALISIS
55 HASIL SIMULASI DAN ANALISIS 4.1 Hasil Simulasi Jaringan IEEE 802.16d Jaringan IEEE 802.16d dalam simulasi ini dibuat berdasarkan pemodelan sistem sehingga akan menghasilkan dua buah model jaringan yaitu
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution) merupakan teknologi yang menghadirkan layanan packet-data berkecepatan tinggi seperti akses internet dan multimedia. EDGE merupakan cara operator menghemat
Lebih terperinci10/13/2016. Komunikasi Bergerak
0//06 TI dan Telekomunikasi Komunikasi Bergerak Definisi Sistem komunikasi yang memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi pelanggan bergerak dimana daerah layanannya dibagi bagi menjadi daerah yang kecil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan teknologi komunikasi seluler generasi ke 2 (2G) berbasis Time Division Multiple Access (TDMA) seperti Global System For Mobile Communication (GSM), generasi
Lebih terperinciMemahami maksud dan tujuan sistem komunikasi bergerak Memahami frekuensi yang digunakan dalam sistem komunikasi bergerak Menjelaskan evolusi pada
Memahami maksud dan tujuan sistem komunikasi bergerak Memahami frekuensi yang digunakan dalam sistem komunikasi bergerak Menjelaskan evolusi pada sistem komunikasi bergerak Menjelaskan sistem modulasi
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011
TUGAS AKHIR EVALUASI KINERJA MIMO-OFDM DENGAN MODULASI ADAPTIF PADA LONG TERM EVOLUTION DALAM ARAH DOWNLINK Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendididikan sarjana (S-1)
Lebih terperinciApa perbedaan antara teknik multiplex dan teknik multiple access??
Teknik multiplex untuk menyalurkan banyak kanal ke dalam sebuah medium transmisi yang sama. Teknik Multiple Akses merupakan penggunaan medium transmisi yang sama oleh banyak user secara simultan. Apa perbedaan
Lebih terperinciBAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi GSM GSM (Global System for Mobile Communication) adalah teknologi yang menyokong sebagian besar jaringan telepon seluler dunia. GSM telah menjadi teknologi komunikasi
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G
TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh : Nama : Dyan Tri
Lebih terperinciTUGAS AKHIR (RTWP) TERHADAP KUALITAS PERFORMANSI JARINGAN PADA JARINGAN WCDMA IBC TELKOMSEL
TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI RECEIVED TOTAL WIDEBAND POWER (RTWP) TERHADAP KUALITAS PERFORMANSI JARINGAN PADA JARINGAN WCDMA IBC TELKOMSEL Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar
Lebih terperinciHome Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST.
Home Networking Muhammad Riza Hilmi, ST. saya@rizahilmi.com http://learn.rizahilmi.com Pengertian Jaringan adalah dua komputer atau lebih yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya menggunakan media
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing yang spesifik. MS BTS BSC TC MSC EIR
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM)
BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM) Global Sistem For Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend teknologi seluler yang paling banyak dipakai pada saat ini. GSM merupakan teknologi
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR TEKNOLOGI 3G WCDMA
BAB II TEORI DASAR TEKNOLOGI 3G WCDMA 2.1 Sejarah Telepon Seluler Saat ini sejarah perkembangan teknologi telepon seluler ada 3 generasi yang masing-masing disebut generasi-1 (1G), generasi-2 (2G), dan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN MODEL QOS WIMAX DENGAN OPNET. Pada bab 3 ini penulis ingin memfokuskan pada system evaluasi kinerja
33 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN MODEL QOS WIMAX DENGAN OPNET Pada bab 3 ini penulis ingin memfokuskan pada system evaluasi kinerja mekanisme QoS dan skema AMC pada kinerja jaringanwimax, semakin kuat
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. Long Term Evolution (LTE) menjadi fokus utama pengembangan dalam bidang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Long Term Evolution (LTE) menjadi fokus utama pengembangan dalam bidang telekomunikasi pada masa kini. Dengan banyak pengembangan dari generasi-generasi sistem jaringan
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
Laporan Kerja Praktek Instalasi Pico Repeater Comba SP 2110 Sebagai Solusi Perbaikan Cakupan Sinyal Indoor PT. Picotel Nusantara Diajukan untuk memenuhi persyaratan Penyelesaian Kerja Praktek (S1) Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi yang semakin pesat di berbagai belahan dunia, membuat semua orang ingin berkomunikasi tanpa terbatasi adanya jarak dan kecepatan. Saat ini manusia
Lebih terperinciTelepon Seluler diyakini sbg gabungan teknologi telepon (Alexander Graham Bell, 1876) & Radio (Nikolai Tesla, 1880; Guglielmo Marconi, 1894)
TELEPON SELULER Telepon Seluler diyakini sbg gabungan teknologi telepon (Alexander Graham Bell, 1876) & Radio (Nikolai Tesla, 1880; Guglielmo Marconi, 1894) Awalnya pada sistem telepon-radio, menggunakan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. DFTS-OFDM maupun nilai PAPR pada DFTS-OFDM yang membuat DFTS-OFDM menjadi
BAB II DASAR TEORI Bab dua ini akan membahas tentang dasar teori. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perkembangan telekomunikasi yang berupa penjelasan mengenai Jaringan generasi ke-3 (3G), Jaringan
Lebih terperinciANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ROUND ROBIN DAN BEST CQI PADA PENJADWALAN DOWNLINK LTE
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2013 ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ROUND ROBIN DAN BEST CQI PADA PENJADWALAN DOWNLINK LTE Dimas Pandu Koesumawardhana¹, Maman Abdurrohman.², Arif Sasongko
Lebih terperinciTeknologi Komunikasi Data Seluler. Adri Priadana ilkomadri.com
Teknologi Komunikasi Data Seluler Adri Priadana ilkomadri.com Telepon Seluler Telepon seluler adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional
Lebih terperinciSISTEM SELULAR. Pertemuan XIV
Pertemuan XIV SISTEM SELULAR Sistem komunikasi yang digunakan untuk memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi pelanggan bergerak disebut dengan sistem cellular karena daerah layanannya dibagi bagi menjadi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Operasi Total Commander Total Commander ini adalah sebuah software explorer manager buatan Christian Ghisler yang sangat user friendly, bagi yang sempat merasakan jaman
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Dalam konferensi WARC (World Administrative Radio Conference) tahun
11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sejarah Teknologi GSM Dalam konferensi WARC (World Administrative Radio Conference) tahun 1979 ditetapkan bahwa frekuensi 860 Mhz 960 Mhz dialokasikan untuk komunikasi selular
Lebih terperinciBAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ
BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ 3.1 Trafik dan Kanal Dalam jaringan telekomunikasi, pola kedatangan panggilan (voice ataupun data) dan pola pendudukan dideskripsikan dengan
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN. GSM PT. INDOSAT, Tbk
ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN GSM PT. INDOSAT, Tbk Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1)
Lebih terperinciBAHAN SIDANGTUGAS AKHIR RIZKI AKBAR
BAHAN SIDANGTUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH KAPASITAS TRAFIK NODE B TERHADAP PENGATURAN SOFT HANDOVER OVERHEAD DI PT.TELKOMSEL MEDAN DiajukanuntukMemenuhi Salah SatuPersyaratandalamMenyelesaikanPendidikanSarjana
Lebih terperinciAnalisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA
Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA Martina Pineng *Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Indonesia Toraja Abstract- Short Message Service (SMS)
Lebih terperinciEVALUASI PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK
EVALUASI PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK Josia Ezra1), Arfianto Fahmi2), Linda Meylani3) 1), 2), 3) School of Electrical
Lebih terperinciANDRIAN SULISTYONO LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G. Penerbit Telekomunikasikoe
ANDRIAN SULISTYONO LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G Penerbit Telekomunikasikoe LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G Oleh: Andrian Sulistyono Copyright 2012 by Andrian Sulistyono Penerbit Telekomunikasikoe
Lebih terperinciBAB II JARINGAN 3G. Secara sederhana 3G merupakan jaringan broadband untuk telepon
BAB II JARINGAN 3G 2.1 Teknologi Jaringan Seluler 3G Secara sederhana 3G merupakan jaringan broadband untuk telepon seluler. Jaringan 3G menawarkan suara, gambar statis dan bergerak, email, akses internet
Lebih terperinciPERENCANAAN DAN ANTISIPASI REVOLUSI MASIF JARINGAN SELULER DI INDONESIA
PERENCANAAN DAN ANTISIPASI REVOLUSI MASIF JARINGAN SELULER DI INDONESIA Disusun oleh : Irene Tandrian (1122049) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri, MPH. No. 65, Bandung,
Lebih terperinciBAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile
BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER 2.1 Arsitektur Sistem Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile Communication) dapat dilihat pada Gambar 2.1. Seorang pengguna memakai perangkat
Lebih terperinciANALISIS KINERJA PACKET SCHEDULING MAX THROUGHPUT DAN PROPORTIONAL FAIR PADA JARINGAN LTE ARAH DOWNLINK DENGAN SKENARIO MULTICELL
ANALISIS KINERJA PACKET SCHEDULING MAX THROUGHPUT DAN PROPORTIONAL FAIR PADA JARINGAN LTE ARAH DOWNLINK DENGAN SKENARIO MULTICELL PERFORMANCE ANALYSIS OF PACKET SCHEDULING ALGORITHMS MAX THROUGHPUT AND
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia
BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kebutuhan informasi suara, data (multimedia), dan video. Pada layanan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan layanan informasi komunikasi melaju begitu pesat. Pada awalnya layanan informasi komunikasi hanya berupa suara melalui teknologi switching PSTN, sekarang telah
Lebih terperinciOPTIMASI JARINGAN DAN INVESTIGASI SITE WCDMA 3G MENGGUNAKAN PROGRAM MAP INFO PROFFESIONAL 8.5 DAN TEMS DATA COLLECTION 8.1
OPTIMASI JARINGAN DAN INVESTIGASI SITE WCDMA 3G MENGGUNAKAN PROGRAM MAP INFO PROFFESIONAL 8.5 DAN TEMS DATA COLLECTION 8.1 ABSTRAK Arsitektur jaringan WCDMA 3G merupakan teknologi telekomunikasi yang universal.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka Pada Penelitian Terkait Tugas akhir ini mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dimana beberapa penelitian tersebut membahas manajemen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. komunikasi person-to-person dapat disajikan dengan tingkat kualitas gambar dan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem WCDMA Pada sistem generasi ketiga ini didesain untuk komunikasi multimedia untuk komunikasi person-to-person dapat disajikan dengan tingkat kualitas gambar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perkembangan Sistem Komunikasi Bergerak Perkembangan sistem komunikasi bergerak khusus wireless terdiri dari beberapa generasi. Dengan maksud untuk mengakomodasi kebutuhan user
Lebih terperinciMultiplexing. Meningkatkan effisiensi penggunaan bandwidth / kapasitas saluran transmisi dengan cara berbagi akses bersama.
Multiplexing Multiplexing adalah Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan Multiplexing disebut Multiplexer atau
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI TEKNOLOGI HSDPA (HIGH SPEED DOWNLINK PACKET ACCESS ) PADA SISTEM WIDEBAND CODE DIVISON MULTIPLE ACCESS TUGAS AKHIR
IMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI TEKNOLOGI HSDPA (HIGH SPEED DOWNLINK PACKET ACCESS ) PADA SISTEM WIDEBAND CODE DIVISON MULTIPLE ACCESS TUGAS AKHIR OLEH APRYADI WAHYU A 014 0311-111 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
Lebih terperinciMobile Communication an Introduction
Mobile Communication an Introduction Sejarah 1946 : Sistem telepon bergerak (mobile telephone) di Amerika 1947 : Konsep Cell dikembangkan AT&T 1971 :AT&T mengusulkan High Capacity Mobile Phone Service
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi selular semakin berkembang, diawali dengan munculnya teknologi 1G (AMPS), 2G yang dikenal dengan GSM, dan 3G yang mulai berkembang di Indonesia
Lebih terperinciI. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.
I. Pembahasan 1. Frequency Reuse Frequency Reuse adalah penggunaan ulang sebuah frekuensi pada suatu sel, dimana frekuensi tersebut sebelumnya sudah digunakan pada satu atau beberapa sel lainnya. Jarak
Lebih terperinciArsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII
Arsitektur Jaringan GSM Pertemuan XIII Jaringan GSM adalah sistem yang terdiri dari beberapa sel/cell. Jangkauan area service sebuah cell (atau yang disebut coverage berbeda dari satu cell dengan cell
Lebih terperinciTeknik Transmisi Seluler (DTG3G3)
Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER 1 Outline Blok Sistem Komunikasi secara Umum
Lebih terperinciBAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR)
BAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR) 2.1. Sejarah AMR Pada bulan Oktober 1997, ETSI (European Telecommunications Standards Institute) memulai suatu program standarisasi untuk mengembangkan sistem pengkodean
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN THROUGHPUT PADA GENERAL PACKET RADIO SERVICE (GPRS) DAN ENHANCED DATA RATE FOR GSM EVOLUTION (EDGE)
ANALISIS PERBANDINGAN THROUGHPUT PADA GENERAL PACKET RADIO SERVICE (GPRS) DAN ENHANCED DATA RATE FOR GSM EVOLUTION (EDGE) Yuli Kurnia Ningsih, Suhartati Agoes & Winer Sampekalo* Dosen-Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinci