BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
|
|
- Liana Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH 5.1. Perhitungan Dengan Menggunakan Scoring REBA Berdasarkan data REBA hasil pengumpulan data, kemudian di olah dengan menggunakan scoring yang di tuangkan pada gambar berikut ini : Gambar 5.1 Reba Scoring ( Teknik Industri 1
2 Berdasarkan hasil scoring di atas diperoleh REBA score sebesar 11. Angka tersebut kemudian dimasukan pada table berikut : Tabel 5.1. Level tindakan REBA (Stanton et,al. 2004) Setelah angka tersebut dimasukan, tingkat resiko berada pada tingkat sangat tinggi, sehingga di perlukan tindakan perbaikan saat ini juga Faktor Resiko Terdapat beberapa faktor resiko yang ditemukan terkait dengan pekerjaan proses honing yaitu: Postural stress Faktor resiko ini, terkait dengan posisi badan yang cenderung bungkuk ke depan. Hal ini di sebabkan karena ketinggian rig dan posisi operator yang harus berada disamping mesin tersebut ketika mengoperasikan mesin tersebut. Posisi ini tergolong posisi yang tidak netral. Teknik Industri 2
3 Repetitive exertions Faktor resiko ini terkait dengan pekerjaan yang dilakukan dengan gerakan secara berulang terutama pada bagian pergelangan tangan kanan, lengan bawah, pada bagian lengan bawah kanan,pergelangan tangan kanan, bahu dan seluruh bagian kaki sebelah kanan yang mendorong dan menarik slide way table. Pada jenis pekerjaan ini operator akan secara berulang melakukan gerakan menarik dan mendorong slide way table, sehingga bagian tubuh tersebut akan cepat terasa pegal bila melakukan proses tersebut. Sustained (static) exertions Faktor resiko ini terkait dengan posisi tangan kiri yang memegang rig untuk membantu menyeimbangkan pergerakan maju-mundur. Posisi tangan kiri cenderung statis, namun tetap mengeluarkan tenaga untuk membantu menggerakan slide way table dalam waktu yang lama. Localized mechanical (contact) stresses Posisi ini terkait dengan salah salah satu organ tubuh yang mengalami kontak tekan setempat dalam waktu yang cukup lama, sehingga menyebabkan salah satu permukaan organ tubuh berevolusi menebal (kapalan). Pada proses honing ini terjadi pada telapak tangan kanan dan telapak tangan kiri.. Vibration Faktor resiko ini terkait dengan proses pengerjaan benda kerja yang dikerjakan pada mesin yang memiliki getaran. Pada proses honing operator melakukan pekerjaannya dengan cara berinteraksi secara langsung dengan mesin honing terutama bagian remote feeed yang berputar dan menimbulkan getaran. Sehingga getaran ini juga yang mengakibatkan pergelangan tangan Teknik Industri 3
4 kanan operator menjadi cepat lelah dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain Rekomendasi Perbaikan Berdasarkan hasil analisa di atas, penulis mengemukakan beberapa rekomendasi perbaikan, yaitu : 1. Perubahan tinggi kaki-kaki pada Honing Rig dengan data antropometri. Berdasarkan hasil scoring dengan metode REBA, diperoleh kondisi actual honing RIG tidak sesuai dengan tinggi Operator. Sehingga sebagian besar bagian tubuh operator menyesuaikan dengan tinggi Honing Rig tersebut, operator harus membungkuk, posisi kaki yang tidak dapat berdiri normal, dan leher yang selalu menunduk kebawah untuk mengontrol benda kerja dan pergerakan slide way table. Pada perbaikan ini, mungkin akan menurunkan tingkat resiko. Tetapi permasalahan utama yang dialami operator tersebut tidak mungkin hilang, yaitu bahwa operator harus tetap menggerakan slide way table tersebut. Sehingga factor resiko repetitive exertions akan tetap ada. 2. Menjadikan slide way table pada mesin honing tersebut menjadi slide way table semi-otomatis yang akan menghilangkan factor resiko repetitive exertions. Pada rancangan ulang ini yang akan dibahas lebih lanjut. Teknik Industri 4
5 Prinsip Kerja Slide Way Table Semi Otomatis Dalam perancangan slide way table ini, penulis mengambil prinsip kerja dari mesin grinding horizontal. Gambar mesin grinding tersebut adalah sebagai berikut : Lock adjuster Slide way table Toggle switch Track Gambar 5.2. Mesin grinding Prinsip kerja slide way table pada mesin tersebut adalah slide way table tersebut bergerak kekanan dan kekiri (dalam mesin honing forward-reverse) dengan dikendalikan oleh sebuah toggle switch. Toggle switch tersebut dapat berpindah posisi karena tersentuh oleh Lock adjuster. Lock adjuster merupakan pengatur pergerakan slide way tersebut dan dapat disesuaikan berdasarkan panjang benda kerja. Sedangkan untuk penggerak slide way table mesin grinding tersebut menggunakan aktuator linear (hydraulik cylinder), yang terletak dibawah slide way table. Teknik Industri 5
6 Oleh sebab itu prinsip kerja mesin grinding horizontal tersebut menjadi inspirasi utama dalam merancang ulang slide way table pada mesin honing model ANR Rancangan Sistem Hidrolik Pada Bab Sebelumnya telah dikumpulkan data primer berupa system hidrolik eksisting. Seperti diketahui, dalam system hidrolik membutuhkan katup control untuk mengarahkan dan mengatur aliran fluida dari pompa ke berbagai peralatan beban. Dalam perancangan system ini, peralatan beban yang dimaksud adalah actuator rotary (gear pump) dan actuator linear (hidrolik cylinder). Actuator rotary berfungsi untuk menggerakan remote feed hone model ANR-275, dan hidrolik cylinder berfungsi untuk menggerakan slide way table Katup Kontrol Jenis katup control yang akan digunakan pada system ini adalah Katup Spul (atau geser). Katup tersebut dikonstruksi dengan sebuah spul yang bergerak secara horizontal dalam badan katup. Untuk menggerakan spul tersebut dapat digerakan secara manual atau menggunakan system elektrik. Teknik Industri 6
7 Katup Kontrol Manual Contoh katup control yang digerakan secara manual dituangkan pada gambar berikut ini : Katup Kontrol Gambar 5.3. Katup kontrol manual Keterangan : Dalam keadaan Netral (Posisi 0), pompa akan mengalirkan fluida dari P langsung ke T (tanpa melalui A atau B). ketika tuas di gerakan manual ke arah nomor 1 fluida bergerak dari P ke A sedangkan arah B ke T, namun ketika tuas digerakan manual kearah nomor 2 fluida bergerak dari P ke B sedangkan arah A ket. Teknik Industri 7
8 Katup Kontrol Elektrik Contoh katup control yang digerakan dengan bantuan komponen elektrik ( solenoid) di tuangkan pada gambar berikut : Gambar 5.4. Katup Kontrol Elektrik Keterangan : Prinsip kerja aliran fluida katup control elektrik sama dengan prinsip kerja aliran fluida katup control manual, perbedaannya hanya pada penggerak spulnya saja, jika manual menggunakan tenaga manusia, jika elektrik menggunakan komponen elektrik (solenoid). Karena mesin ini akan di rubah menjadi mesin semi otomatis, maka katup control yang digunakan adalah katup control elektrik (solenoid) Teknik Industri 8
9 Jumlah Katup Kontrol Peralatan beban yang akan digunakan pada perancangan system ini adalah Aktuator rotary dan actuator linear. Sehingga jumlah directional solenoid yang dibutuhkan sebanyak 2 set. Dalam 2 set katup kontol tersebut sudah termasuk flow control untuk mengatur putaran remote feed, dan relief valve untuk mengatur tekanan yang di butuhkan pada hidrolik silinder. Gambar katup control yang dibutuhkan dituangkan dalam gambar berikut ini : Gambar 5.5. Katup Kontrol Yang Dibutuhkan Teknik Industri 9
10 Rancangan Aktuator Linear (Hydraulic Cylinder) Dalam mendesain hydraulic cylinder ini, penulis penulis menggunakan prototype dari hydraulic alat berat berikut ini : Actuator Linear (Hydraulic Cylinder) Gambar 5.6. Actuator Linear Gambar rancangannya adalah : Gambar 5.7. Rancangan Hydraulic Cilinder (CAD) Teknik Industri 10
11 Detail utama rancangannya adalah : Panjang langkah : 2000 mm Dimensi Tabung : Ø 50 x Ø 60 x 2070 mm Dimensi Rod : Ø 32 x 2100 mm Prinsip Kerja cylinder : Silinder Kerja Ganda ( double acting ) Penempatan Komponen Hidrolik Perancangan ini akan merubah prinsip kerja slide way table pada mesin honing tersebut, dari penggerak manual menjadi penggerak semi-otomatis. Sehingga ada beberapa komponen eksisting yang harus dipindah atau dirubah dari posisinya semula Penempatan Hydraulic Power Unit (HPU) Dalam ilmu ergonomic dijelaskan bahwa ergonomic memberikan peranan penting dalam meningkatkan factor keselamatan dan kesehatan kerja. Berdasarkan gambar 4.1 dan 4.2 dapat dilihat penempatan hydraulic power unit berada di samping Rig mesin tersebut. Posisi kerja operator juga sangat dekat dengan hydraulic power unit tersebut, keadaan ini dapat beresiko bahaya lebih besar kepada operator. Dalam perancangan ini, posisi terbaik penempatan HPU ditempatkan dibelakang mesin tersebut. (Gambar 5.5) Teknik Industri 11
12 Penempatan Katup Kontrol Pada umumnya, posisi katup control terletak di atas reservoir dari system hydraulic seperti trlihat pada Gambar 5.1. Katup control yang akan ditambahkan sangat tidak memungkinkan jika harus ditempatkan di atas reservoir tersebut. Jika dipaksakan maka konsekuensinya akan merubah ukuran reservoir (buat baru). Biaya dalam perancangan ulang ini seminim mungkin tetapi tidak mengurangi dari prinsip ergonomic. Sehingga untuk posisi katup control masih dapat ditempatkan pada tempat lain. Posisi katup control terletak pada bagian belakang rig, dan di dekatkan sedekat mungkin dengan HPU dan hidrolik silinder. Tujuannya adalah meminimalkan penggunaan hose dan memudahkan pada saat perawatan. (Gambar 5.7a) Penempatan Actuator Linear (hydraulic cylinder) Posisi terbaik untuk hydraulic cylinder terletak pada rig mesin honing dan berdekatan dengan HPU. (Gambar 5.5) Tempat Hydraulic Cylinder Tempat Katup Kontrol Tempat Primary Controll Device Gambar 5.8. Positioning Tempat HPU Teknik Industri 12
13 Gambar 5.9. Positioning (CAD) 5.4. Komponen Pengendali Komponen pengendali yang digunakan pada perancangan ini adalah terdiri dari peralatan pengendali utama (primary control device) dan peralatan pengendali pengarah (pilot control device). Peralatan pengendali utama yang digunakan pada perancangan ini adalah Trafo dan kontaktor, dan peralatan pengendali pengarah yang digunakan adalah relay, pressure switch dan push Teknik Industri 13
14 button. Komponen pengendali utama tesebut diletakan pada rig mesin honing (Gambar 5.3) Komponen Pengendali gerakan Maju-mundur Untuk menggerakan slide way table diperlukan peralatan pengendali pengarah untuk gerakan maju dan gerakan mundur (forward-reverse). Peralatan pengendali tersebut adalah toggle switch. Gambar toggle switch ditunjukan berikut ini : Gambar Toggle switch Berdasarkan gambar diatas, toggle switch tesebut memiliki 3 buah kutub, yaitu kutub 0, kutub 1, dan kutub 2. Prinsip kerja komponen ini ada 2 posisi, yaitu posisi 0-1 dan posisi 0-2. Pada posisi 0-1 toggle switch memerintahkan relay untuk menggerakan solenoid kearah forward, dan pada posisi 0-2 toggle switch memerintahkan relay untuk menggerakan solenoid kearah reverse. Teknik Industri 14
15 Posisi Komponen Pengendali gerakan Posisi Toggle switch harus berada pada slide way table. Berbeda dengan mesin grinding horizontal yang berada pada body (rig) mesin. perbedaan posisi tersebut adalah karena lock adjuster (gambar 5.1) berpasangan dengan track yang terbuat dari metal, sehingga jika di pasang pada slide way table akan menambah beban pada slide way table tersebut. Gambar Penempatan toggle switch dituangkan pada gambar berikut ini : Gambar Toggle switch Positioning Berdasarkan gambar diatas, toggle switch di pasang pada sebuah seat yang terbuat dari pelat. Seat tersebut dipasang pada slide way table diantara roller. Teknik Industri 15
16 Track terbuat dari besi siku yang tengah dari satu sisinya dilubangi untuk pergerakan lock adjuster (gambar 5.9). Panjang track disesuaikan dengan panjang langkah dari hydraulic cylinder Perancangan Ulang Slide Way Table Berikut ini adalah gambar dan bagian-bagian dari slide way table eksisting : Gambar Slide Way Table Component Berdasarkan gambar eksisting di atas, slide way table tersebut akan di rubah menjadi slide way table otomatis. Ada beberapa komponen yang akan di hilangkan dan dan di ganti dengan komponen yang lain. Komponen yang ditiadakan adalah semua Grip (vertical, horizontal dan 2 nd grip), Komponen tersebut akan diganti dengan panel kontrol. Panel kontrol akan Teknik Industri 16
17 di posisikan pada vertical base. Karena posisi vertical base menghadap ke 2 nd operator, maka pada perancangan ulang ini posisi tersebut akan di putar 180º, sehingga posisi vertical base menghadap ke operator utama. Dalam ergonomi pencahayaan dipelajari, Berdasarkan pengamatan proses honing Pada gambar 4.19, Terlihat bahwa operator mengalami kesulitan dalam hal melakukan pengecekan visual inside cylinder. Kesulitan tersebut berupa penerangan yang tidak tersedia pada mesin tersebut, sehingga operator memegang alat bantu berupa lampu senter agar dapat melihat dan mengontrol jalannya slide way table tersebut. Pada perancangan ini, penulis ingin menambahkan sebuah penerangan berupa lampu fleksibel seperti yang terlihat pada gambar 5.1. penambahan komponen ini deharapkan operator tidak mengalami kesulitan dalam hal melakukan kontrol proses tersebut, sesuai dengan prinsip ergonomi. Perubahan bentuk slide way table dan penambahan komponen dituangkan pada gambar berikut ini : Teknik Industri 17
18 Gambar Rancangan Slide Way Table Perhitungan Beban Kerja Maksimum Hydraulic Cylinder Berdasarkan hasil pengukuran pada BAB IV, kapasitas output pompa mencapai angka 150kg/cm 2. Dan berdasarkan rancangan hydraulic cylinder (Gambar 5.4) diameter dalam cylinder sebesar 50 mm. diameter rod sebesar 32 mm. Beban kerja maksimumnya dapat dihitung dengan menggunakan tekanan pada hukum pascal, yaitu : (F = P x A ) Teknik Industri 18
19 Dimana : F = Gaya (kg) P = Tekanan Kg/cm 2 A = Luas Penampang cylinder ( cm 2 ) A = π.r 2 π = 3.14 r = ½ D r = Jari-jari cylinder D = Diameter cylinder D Beban Kerja Maju Maksimum F forward = P x A A 1 = πr 1 2, r 1 = ½.D 1, r 1 = 2.5 cm A 1 = 3.14 x (2.5) 2 A 1 = cm 2 F forward = P x A = 150 kg/cm 2 x cm 2 Teknik Industri 19
20 F forward = kg, = 2.9 ton Beban kerja Mundur Maksimum F reverse = P x A A = (A 1 A 2 ), A 1 = cm 2 A 2 = πr 2 2, r 2 = ½.D 2, r 2 = 1.6 cm A 2 = 3.14 x (1.6) 2 A 2 = cm 2 A = (A 1 A 2 ), A = ( cm cm 2 ) A = cm 2 F reverse = P x A F reverse = 150 kg/cm 2 x cm 2 F reverse = kg, = 1.7 ton 5.6. Perhitungan Beban Kerja Aktual Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengukuran actual. gaya maksimum yang di butuhkan slide way table untuk bergerak maju hanya sebesar 8.6 kg, dan gaya maksimum yang dibutuhkan slide way table ketika bergerak mundur adalah sebesar 3.2 kg. Hukum pascal dapat di gunakan untuk menghitung tekanan yang di butuhkan hydraulic cylinder untuk menggerakan slide way table tersebut. Teknik Industri 20
21 Kebutuhan Tekanan Kerja Maju (Forward) Diketahui : A 1 = cm 2 F forward = 8.6 kg P =? Penyelesaian : F = P x A, p = FF AA 8.6 kkkk P = cccc ² P = 0.44 kg/cm 2 Tekanan actual yang dibutuhkan untuk menggerakan slide way table pada posisi maju sebesar 0.44 kg/cm Kebutuhan Tekanan Kerja Mundur (Reverse) Diketahui : A = (A 1 A 2 ) = cm 2 F reverse = 3.2 kg P =? Penyelesaian : F = P x A, p = FF AA 3.2 kkkk P = cccc ² P = 0.3 kg/cm 2 slide way table pada posisi mundur sebesar 0.3 kg/cm 2 Tekanan actual yang dibutuhkan untuk menggerakan Teknik Industri 21
22 5.7. Menghitung Kecepatan Slide Way Table Untuk mengetahui kecepatan maksimum slide way table setelah di pasangkan dengan hydraulic cylinder terlebih dahulu harus dihitung volume cylinder tersebut. Berdasarkan pengumpulan data, diketahui kecepatan aliran fluida system eksisting sebesar 12 liter per menit. Dan berdsarkan gambar perancangan diketahui diameter dalam silinder sebesar 50 mm, dan panjang langkahnya adalah sebesar 2000 mm. berikut : Untuk menghitung volume tabung dapat menggunakan formula sebagai Volume tabung = luas alas x tinggi = luas lingkaran x tinggi = (π x r² ) x t Menghitung Volume Cylinder dan Kecepatan Kerja Maju (Forward) Berdasarkan gambar rancangan dan perhitungan di atas Diketahui : Luas Alas = cm 2 Tinggi Tabung = 2000 mm, = 200 cm Volume tabung = Luas alas x Tinggi Teknik Industri 22
23 Volume Tabung = cm 2 x 200 cm = cm 3, ( 1 liter = 1000 cm 3 ) Volume Tabung = 3.93 liter Setelah volume tabung diketahui besarnya, langkah selanjutnya adalah menghitung kecepatan slide way table, yaitu : Kapasitas kecepatan pompa = 12 liter per menit = 0.2 liter/detik Volume cylinder = 3.93 liter Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi cylinder adalah : 3.93 llllllllll 0.2 llllllllll /dddddddddd = detik Langkah Hydraulic cylinder = 2000 mm => 2 meter 2 meter / detik, = 0.10 m/s Kecepatan slide way table maksimum hasil rancangan dengan menggunakan sitem hidrolik sebesar 0.1 m/s Menghitung Volume dan Kecepatan Cylinder Kerja Mundur (Reverse) Berdasarkan gambar rancangan dan perhitungan di atas Diketahui : Luas Alas = cm 2 Teknik Industri 23
24 Tinggi Tabung = 2000 mm, = 200 cm Volume tabung = Luas alas x Tinggi Volume Tabung = cm 2 x 200 cm = 2318 cm 3, ( 1 liter = 1000 cm 3 ) Volume Tabung = 2,32 liter Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi cylinder adalah : 2.32 llllllllll 0.2 llllllllll /dddddddddd = 11,6 detik Langkah Hydraulic cylinder = 2000 mm => 2 meter 2 meter / 11,6 detik, = 0.17 m/s Kecepatan slide way table mundur maksimum hasil rancangan dengan menggunakan sistem hidrolik sebesar 0.17 meter per detik. ( 0.17 m/s ) 5.8. Perancangan Keamanan Proses Forward-Reverse Setelah melalui perhitungan di atas, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 5.2. Perbandingan Data Aktual Dengan Data Perancangan Forward Reverse V (m/s) F (kg) V (m/s) F (kg) Data Pengukuran (actual) Data Perancangan Teknik Industri 24
25 Berdasarkan tabel diatas, terlihat perbedaan yang sangat signifikan mengenai gaya maksimum hasil perancangan. Jika gaya maksimum tersebut digunakan semua untuk menggerakan slide way table, maka akan beresiko lebih besar terutama dapat membuat remote feed menjadi rusak/ patah/bending. oleh sebab itu di perlukan komponen yang dapat mengatur kebutuhan tekanan pada sebuah system tersebut.seperti gambar berikut ini : Katup pengatur tekanan Port B Katup pengatur tekanan Port A Flow Control Port B Flow control port A Gambar Safety Valve Dari gambar di atas, katup control tersebut diatas termasuk dalam safety valve. Pada katup pengatur tekanan terdapat sebuah Baut pengatur yang dapat di putar menggunakan kunci-l. putaran kekanan (searah jarum jam) untuk menaikan tekanan, dan putaran kekiri (berlawanan arah jarum jam) untuk menurunkan tekanan. Berdasarkan pengukuran dilapangan diketahui tekanan maksimum system sebesar 150 kg/cm 2 sehingga katup pengatur tekanan tersebut bekerja di range 0 kg/cm kg/cm 2. Baut pengaturnya dituangkan pada gambar berikut ini : Teknik Industri 25
26 Gambar Pengatur Tekanan Dan Pengatur Kecepatan Berdasarkan perhitungan diatas diketahui, untuk menggerakan slide way table pada posisi maju dibutuhkan hanya 0.44 kg/cm 2, dan untuk pergerakan mundurnya di perlukan hanya 0.3 kg/cm 2. Pada perancangan ini juga menggunakan sistem anti kesalahan (pokayoke) pada proses forward-reverse. Alat yang akan di pasang yaitu electric contact pressure gauge. Alat tersebut di pasang pada port output dari katup kontrol, atau port input dari hidraulic cylinder. Alat tersebut dapat di atur sesuai kebutuhan tekanan sistim. Misalnya posisinya pada port maju (forward) yang diketahui kebutuhan tekanannya hanya 0.44 kg/cm 2 ketika tekanannya di atas angka tersebut, maka alat tersebut memerintahkan solenoid untuk tidak bekerja. Berikut adalah gambar alat tesebut : Gambar electric contact pressure gauge Teknik Industri 26
27 5.9 Perancangan Control Panel Pada perancangan ulang slide way table ini, semua grip fungsinya di ganti oleh sebuah panel kontrol. Panel kontrol tersebut terdiri dari push button on/off, selector switch (manual/auto), indicator lamp, dan emergency push button. Gambar perancangan control panel ditunjukan oleh gambar berikut ini : Gambar Control Panel (CAD) Ketrangan : 1. Tombol selector switch : berfungsi untuk mode pemilihan automatis atau manual. Ketika mode automatis yang dipilih, lampu indicator otomatis menyala, tombol forward dan reverse pada control panel tidak berfungsi yang berfungsi adalah toggle switch yang berada pada horizontal base slide way table. Sebaliknya jika mode pemilihan adalah mode manual, lampu indicator manual akan menyala, tombol yang berfungsi adalah pada control panel, sedangkan toggle switch tidak berfungsi. Teknik Industri 27
28 2. Tombol MOTOR ON : Berfungsi untuk menjalankan motor pada Hydraulic Power Unit. Ketika motor dihidupkan, lampu indicator otomatis menyala. 3. Tombol MOTOR OFF : Berfungsi untuk mematikan motor pada Hydraulic Power Unit. Ketika motor dimatikan, lampu indicator otomatis akan mati. 4. Tombol ROTARY ON : Berfungsi untuk memutar remote feed honing model ANR Tombol ROTARY OFF : Berfungsi untuk menghentikan putaran remote feed honing model ANR Tombol FORWARD : Berfungsi untuk membuat gerakan maju pada slide way table. Tombol ini hanya berfungsi pada mode MANUAL. Slide way table akan berjalan selama tombol ditekan. Dan ketika tombol tesebut dilepaskan, otomatis slide way table akan berhenti. 7. Tombol REVERSE : Berfungsi untuk membuat gerakan mundur pada slide way table. Tombol ini hanya berfungsi pada mode MANUAL. Slide way table akan berjalan selama tombol ditekan. Dan ketika tombol tesebut dilepaskan, otomatis slide way table akan berhenti. 8. Tombol EMERGENCY : Berfungsi untuk memutus arus Primary Control Device. Tombol ini digunakan hanya pada saat yang dianggap darurat. Teknik Industri 28
29 5.10. Hasil Perancangan ( CAD ) Setelah melalui perhitungan, positioning, dan perubahan pada sebagian komponen, maka diperoleh gambar perancangan akhir sebagai berikut : Gambar Rancangan Sistem Penggerak Slide Way Table (kanan) Teknik Industri 29
30 Gambar Rancangan Sistem Penggerak Slide Way Table (kiri) Teknik Industri 30
31 Gambar Rancangan Akhir (kanan) Teknik Industri 31
32 Gambar Rancangan Akhir (kiri) Teknik Industri 32
33 5.11. Bill Off Material (BOM) Langkah selanjutnya adalah membuat daftar kebutuhan material (Bill Of Material / BOM) dari perancangan tersebut. Dibawah ini disajikan gambar per-komponen yang dibutuhkan dengan bantuan CAD. Gambar komponen yang diurai Teknik Industri 33
34 Tabel 5.3. Bill of material BILL OF MATERIAL Perancangan Slide Way Table Mesin Honing Model ANR-275 No. Komponen Jumlah Material Ukuran Sumber 1 Pin clavis atas 1 Buat 2 Hose kits1 1 Beli 3 Hose kits 2 1 Beli 4 Lampu fleksibel 1 Beli 5 Lock adjuster 2 Buat 6 Toggle switch 1 Beli 7 Track 1 Buat 8 Toggle seat 1 Beli 9 Seat clavis atas 1 Buat 10 Control panel 1 Beli 11 Hydraulic cylinder 1 Buat 12 Carbon steel pipe 1 1 Beli 13 Carbon steel pipe 2 1 Beli 14 Carbon steel pipe 3 1 Beli 15 Pin clavis bawah 1 Buat 16 Seat clavis bawah 1 Buat 17 Seat control valve 1 Buat 18 Carbon steel pipe 4 1 Beli 19 Manifold block 1 Buat 20 Contact pressure 1 Beli 21 Carbon steel pipe 5 1 Beli 22 Control valve 1 Beli 23 Carbon steel pipe 6 1 Beli 24 Panel control utama 1 Beli Teknik Industri 34
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Standard Operational Procedure Flow chart proses honing tersebut disajikan pada gambar dibawah ini : Gambar 4.1. Flow Chart SOP Proses Honing Teknik Industri
Lebih terperinciTugas Akhir TUGAS AKHIR. Perancangan Ulang Slide Way Table Pada Mesin Honing. Model ANR-275 Berdasarkan Tinjauan Ergonomis
TUGAS AKHIR Perancangan Ulang Slide Way Table Pada Mesin Honing Model ANR-275 Berdasarkan Tinjauan Ergonomis Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun
Lebih terperinciElektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan
Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian
Lebih terperinciBAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR
BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK
BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan
Lebih terperinciMEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.
BAB II TEORI DASAR 2.1 Hydraulic Excavator Secara Umum. 2.1.1 Definisi Hydraulic Excavator. Excavator adalah alat berat yang digunakan untuk operasi loading dan unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya,
Lebih terperinciOleh : Endiarto Satriyo Laksono Maryanto Sasmito
Oleh : Endiarto Satriyo Laksono 2108039006 Maryanto Sasmito 2108039014 Dosen Pembimbing : Ir. Syamsul Hadi, MT Instruktur Pembimbing Menot Suharsono, S.Pd ABSTRAK Dalam industri rumah untuk membuat peralatan
Lebih terperinciANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824
NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 Disusun Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Ujian Tugas Akhir Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini akan di jelaskan tentang tujuan pengujian alat, metode dan hasil pengujian. Selain itu akan dijelaskan juga jenis-jenis komponen elektrik yang terhubung
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL
BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para
Lebih terperinciPEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK LENGAN WHEEL LOADER (SILINDER LENGAN)
PEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK LENGAN WHEEL LOADER (SILINDER LENGAN) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan
Lebih terperinciBAB III REALISASI DAN PERANCANGAN
BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN 3.. Pendahuluan Rancangan yang baik dan matang dari sebuah sistem amat sangat diperlukan. Sebelum melakukan pembuatan alat, maka langkah awal adalah membuat suatu rancangan
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS
PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap
Lebih terperinciMEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK
BAB III MEMBUAT STANDAR OPERA SIONA L PR OSEDUR PADA UNIT WA TER TRUC K MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK 1.1 Bagian-Bagian Utama water truck. Pada bagian ini dijelaskan nama-nama
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Heavy Dump Truck (HD) merupakan produk Komatsu yang mempunyai ukuran yang berbeda-beda dan salah satunya adalah Heavy Dump Truck Komatsu 465-7R, yang mempunyai arti:
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2016 ISSN: RANCANG BANGUN PENGATURAN MOTOR PENGGERAK PINTU AIR OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN LEVEL CONTROL
RANCANG BANGUN PENGATURAN MOTOR PENGGERAK PINTU AIR OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN LEVEL CONTROL Anderianes Wira 1*, Djoko Setyanto 2, Isdaryanto Iskandar 3 Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, FakultasTeknik,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciPERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR
PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR I. Tujuan : 1. Mengenal generator 2. Memahami cara kerja generator dan pengaturannya II. Peralatan yang Dibutuhkan : Peralatan keselamatan Modul percobaan Kebel jumper
Lebih terperinciBAB III RANCANG BANGUN
26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengereman Modifikasi pengereman dan kemudi ini berlandaskan pada tinjauan pustaka yang mendukung terhadap cara kerja dari sistem pengereman dan kemudi. Rem adalah salah satu
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan
BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan
Lebih terperinciPenggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :
SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN 4.1 Pengaturan Awal Dalam pembahasan mengenai pokok permasalahan yang tertuang pada BAB sebelumnya telah dijelaskan bahwa tujuan yang dilakukan adalah bagaimana membuat
Lebih terperinciPRAKTIKUM DAC HIDROLIK
LAPORAN LAB PNEUMATIK PRAKTIKUM DAC HIDROLIK Dikerjakan oleh: Lukman Khakim (1141150019) D4 1A PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1
Lebih terperinciPROJECT TEST BIDANG LOMBA INDUSTRIAL CONTROL KESELAMATAN DAN KESEHATAN
PROJECT TEST BIDANG LOMBA INDUSTRIAL CONTROL KESELAMATAN DAN KESEHATAN 1. Setiap kompetitor bertanggung jawab atas keselamatan dirinya 2. Setiap ckmpetitor wajib menjaga agar area kerjanya bebas dari kotoran
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.
47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab ini berisi tentang bagaimana alat ini dapat bekerja sesuai dengan rancang bangun serta simulasi yang di targetkan. Dimana sistem mekanikal, elektrikal dapat dikontrol
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan hasil dari
Lebih terperinciKomponen Sistem Pneumatik
Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk
Lebih terperinciUJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST) ASTM D
1. LINGKUP Pedoman ini mencakup metode pengukuran kuat geser tanah menggunakan uji geser langsung UU. Interpretasi kuat geser dengan cara ini bersifat langsung sehingga tidak dibahas secara rinci. 2. DEFINISI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Dongkrak Dongkrak merupakan salah satu pesawat pengangkat yang digunakan untuk mengangkat beban ke posisi yang dikehendaki dengan gaya yang kecil. 2.1.1 Dongkrak
Lebih terperinciSTEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering
STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PRINSIP KERJA SISTEM HIDROULIK PADA FORKLIFT
11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PRINSIP KERJA SISTEM HIDROULIK PADA FORKLIFT Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin
Lebih terperinciPERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA
PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA Disusun Oleh : Nama : Riwan Satria NIM : 41405110026 Program Studi : Teknik Elektro Pembimbing
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan dan keberterimaan dari portable PLC trainer kit. Penelitian dimulai melalui tahap
Lebih terperinciAUTOMATIC TRANSMISSION (A/T)
AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T) TRANSMISI OTOMATIS KENDARAAN TIPE FR BAGIAN UTAMA A/T 1. Torque Converter ( bagian depan) 2. Planetary Gear Unit (bagian tengah) 3. Hydraulic Control Unit (bagian bawah) Torque
Lebih terperinciSistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2
Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &
Lebih terperincia. Pressure Control Valve (Katup Pengontrol Tekanan) b. Directional Control Valve (Katup Control Arah) c. Flow control valve (katup pengontrol aliran)
2.1.14 Katup Sistem control pneumatik terdiri dari komponenkomponen sinyal dan bagian kerja. Komponen-komponen sinyal dan control mempergunakan rangkaian atau urut-urutan operasi dari bagian kerja, dan
Lebih terperinciTI-3222: Otomasi Sistem Produksi
TI-: Otomasi Sistem Produksi Hasil Pembelajaran Umum ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin NC, serta merancang dan mengimplementasikan sistem kontrol logika. Diagram
Lebih terperinciBAB II SISTEM PEMANASAN AIR
BAB II SISTEM PEMANASAN AIR Konsep dasar sistem pemanasan air ini memiliki 3 tahapan utama yang saling berhubungan. Tahapan pertama, yaitu operator menjalankan sistem melalui HMI InTouch. Operator akan
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan Otomasi Sistem
Bab 1 Pendahuluan Otomasi Sistem Sasaran : Mahasiswa memiliki kemampuan untuk: Mendefinisikan istilah istilah yang berhubungan dengan automasi dan PLC Mengetahui macam macam input dan output device PLC
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1. Flow chart Pembuatan Hybrid powder spray CNC 2 axis dengan pengendali Software Artsoft Mach3 Start Studi Literatur Penentuan Spesifikasi Mesin Perancangan Desain Tidak
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1. Pendahuluan Sebelum digunakan untuk produksi, rancangan prototype robot auto spray ini harus diuji terlebih dahulu. Pengujian ini berfungsi untuk: Mengetahui kondisi
Lebih terperinciMesin Pemeras Minyak Ikan. Kamin Ginting & Eka Nanda Pratama
Mesin Pemeras Minyak Ikan Kamin Ginting & Eka Nanda Pratama Mesin Pemeras Minyak Ikan Minyak Ikan sangat berkhasiat bagi kesehatan tubuh kita bahkan bila Dibandingkan dengan minyak nabati ataupun minyak
Lebih terperinciBAB II STUDI LITERATUR
BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Pengertian Filter Secara umum filter adalah alat yang digunakan untuk memisahkan kotoran dari oli. Kotoran yang disaring dalam filter timbul akibat debu yang masuk dari lubang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi
Lebih terperinciDESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015 Disusun Oleh : Nama : Ananda Mauludi Rachman Npm : 20411691 Jurusan : Teknik Mesin
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Rancangan Pengujian rancangan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sistem ini telah bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, pengujian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal
34 BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal Sebelum melakukan perbaikan diharuskan melakukan pemeriksaan terhadap komponen-komponen
Lebih terperinciMenguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik
Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik Pernahkah kalian memperhatikan orang yang mengganti ban mobil yang bocor dengan ban yang baru? Orang tersebut cukup menggunakan dongkrak hidrolik untuk mengangkat
Lebih terperinciMINIATUR LENGAN WHEEL LOADER
MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER (MEKANISME SISTEM HIDROLIK PENGGERAK BUCKET) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun
Lebih terperinciSTANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL
STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini akan dibahas analisis dan interpretasi hasil yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan pengolahan data. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan
Lebih terperinciBAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI
75 BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI Pada bab IV ada beberapa hal penting yang akan disampaikan terkait dengan perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, terutama mengenai penggantian,
Lebih terperinciMekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik
Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan praktikum Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai penerapan komponen Pneumatik
Lebih terperinciDASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM
3 DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 1. PENGANTAR Pelat-pelat hasil produksi pabrik umumnya masih dalam bentuk lembaran yang ukuran dan bentuknya bervariasi. Pelat-pelat dalam bentuk lembaran ini tidak dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian
Lebih terperinciBAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH
BAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH 4.1 Perhitungan Gaya 4.1.1 Perhitungan Gaya Silinder A Untuk Pemadatan Produk Gaya yang membebani silinder A adalah gaya pegas, berat beban total dan gaya gesek. Silinder
Lebih terperinciTI3105 Otomasi Sistem Produksi
TI105 Otomasi Sistem Produksi Diagram Elektrik Laboratorium Sistem Produksi Prodi. Teknik Industri @01 Umum Hasil Pembelajaran ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI
BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI 4.1 Identifikasi dan Perumusan Masalah Telah dirumuskan di Bab 1.2 yaitu : Dengan melihat keadan line produksi sekarang dan data waktu (kosu) produksi saat
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis
BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN 3.1. Perakitan Panel Panel Lampu Luar merupakan salah satu panel yang telah dikenal luas, khususnya dalam instalasi lampu penerangan lampu jalan ( PJU ). Biasanya
Lebih terperinciSUSUNAN KOMPONEN SISTEM REM
Brake System (REM) SUSUNAN KOMPONEN SISTEM REM SISTEM REM ( BRAKE SYSTEM) Fungsi Utama: 1. Mengurangi kecepatan dan menghentikan kendaraan 2. Memungkinkan parkir pada tempat yang menurun 3. Sebagai alat
Lebih terperinciNama : Widdiyanto NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.
UNJUK KERJA MESIN PRESS BOTOL PLASTIK 600ml Nama : Widdiyanto NPM : 27411377 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. LATAR BELAKANG Limbah plastik
Lebih terperinciCrane Hoist (Tampak Atas)
BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI 4.1. Simulator Alat Kontrol Crane Hoist Menggunakan Wireless Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol mesin crane hoist menggunakan wireless berbasis
Lebih terperinciMAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Penerapan Close loop system A. Close loop System (sistem loop tertutup) Sistem loop
Lebih terperinciProgram pemeliharaan. Laporan pemeliharaan
17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan
Lebih terperinciBAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL
82 BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL Analisa rangkaian kontrol pada rangkaian yang penulis buat adalah gabungan antara rangkaian kontrol dari smart relay dan rangkaian kontrol konvensional yang terdapat
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KERUSAKAN POWER MANIPULATOR PADA HOTCELL DI IRM
ISSN 1979-2409 Identifikasi Kerusakan Power Manipulator Pada Hotcell di IRM (Junaedi, Setia Permana, Darma Adiantoro) IDENTIFIKASI KERUSAKAN POWER MANIPULATOR PADA HOTCELL DI IRM Junaedi, Setia Permana,
Lebih terperinciPERENCANAAN POWER PACK MESIN PRESS HIDROLIK
PERENCANAAN POWER PACK MESIN PRESS HIDROLIK SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) Pada Program Studi TEKNIK MESIN UN PGRI Kediri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini memunculkan berbagai jenis usaha. Semua kegiatan perindustrian tersebut tidak terlepas dari peran manusia, mesin dan
Lebih terperinciMODUL CNC-2. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY. KEGIATAN BELAJAR : Menghidupkan Mesin Bubut CNC
MODUL CNC-2 Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY KEGIATAN BELAJAR : Menghidupkan Mesin Bubut CNC A. Tujuan Umum Setelah peserta didik mempelajari materi menghidupkan mesin bubut CNC diharapkan akan mampu menghidupkan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Tahapan pelaksanaan penelitian ini dapat ditunjukkan pada diagram alur penelitian yang ada pada gambar 3-1. Mulai Identifikasi Masalah Penentuan Kriteria Desain
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KERUSAKAN BARREL LIFTING DEVICE DAN BARREL DOUBLE LID HOTCELL 001/102 DI IRM
ISSN 1979-2409 Identifikasi Kerusakan Barrel Lifting Device Dan Barrel Double Lid Hotcell 001/102 Di IRM (Junaedi, Darma Adiantoro, Saud Maruli Tua) IDENTIFIKASI KERUSAKAN BARREL LIFTING DEVICE DAN BARREL
Lebih terperinciBab IV. Switch, Relay dan Semikonduktor pengendali daya
Bab IV Switch, Relay dan Semikonduktor pengendali daya 43 4.1. Pendahuluan Kemampuan yang paling sering ada pada sistem pengaturan adalah kemampuan untuk mengatur aliran daya listrik yang biasa ada diantara
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan memaparkan secara jelas tentang pengujian yang telah dilakukan terhadap spindel utama yang ada pada mesin Aciera F5 serta menganalisa hasil dari percobaan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIK KONTROL RANGKAIAN PENGGERAK AKTUATOR MOTOR AKSI GANDA
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIK KONTROL RANGKAIAN PENGGERAK AKTUATOR MOTOR AKSI GANDA Kelompok : Genap Nama Kelompok : 1. Raynaldi Syahputra 2. Ridwan 3. Titin Suhaeni 4. Wilda Fauziah KELAS : 5J PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA)
PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) Vinsensius Litmantoro 1), Joni Dewanto 2) Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra 1,2) Jl. Siwalankerto 121-131,
Lebih terperinciUJIAN FIELD PROJECT. Analisa Sistem Kontrol. Dengan 1 Rudder. Oleh : I PUTU ARSA ADI NUGRAHA NRP : 6408030027. Dosen pembimbing :
UJIAN FIELD PROJECT Analisa Sistem Kontrol Steering Gear Hidrolik Dengan 1 Rudder (Studi Kasus MV Multi Sarana) Oleh : I PUTU ARSA ADI NUGRAHA NRP : 6408030027 Dosen pembimbing : Isa Rachman ST., MT. LATAR
Lebih terperinciPercobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar
Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan kontaktor sebagai pengunci. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Mekanik Turbin Generator Beban Step
Lebih terperinciBAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA
BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek dari saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel
Lebih terperinciGambar 2.32 Full pneumatik element
2. Two control valve Katup dua tekanan mempunyaidua saluran masuk X dan Y satu saluran keluar A. udara kempaan dapat mengalir melaluinya jika sinyal masukan ke X dan Y alirannya akan tertutup. Jika sinyal
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Toko Sinar Mustika, Bandung berdiri sejak tahun 1990, merupakan toko yang bergerak di bidang jual beli kain. Masalah yang dihadapi oleh toko ini adalah mengenai troli yang tidak ergonomis dan tidak
Lebih terperinciLembar Latihan. Lembar Jawaban.
DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan.. Tujuan Umum Pembelajaran.. Petunjuk Penggunaan Modul.. Kegiatan Belajar 1 : Penggambaran Diagram Rangkaian.. 1.1 Diagram Alir Mata Rantai Kontrol. 1.2 Tata Letak Rangkaian.
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk
BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Tentang Alat/Mesin Pengerol Pipa Alat/mesin pengerol pipa merupakan salah satu alat/mesin tepat guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN PROSEDUR PENGOPERASIAN PENGOPERASIAN MANUAL 1. Hubungkan control panel pada tegangan listrik 380V / 50Hz / 3 Phase.
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PROSES PADA MESIN FILLER Proses kerja pada mesin filler ini, mula mula Botol di bawa oleh Conveyor masuk ke Infeed Starwheel yang disesuaikan oleh Timing Screw,untuk ditempatkan pada
Lebih terperinciANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA
60 ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA Friska Pakpahan 1, Wowo S. Kuswana 2, Ridwan A.M. Noor 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciMODUL PROSES PEMESINAN I SEKSI MESIN BUBUT. Oleh : Purgiyanto
MODUL PROSES PEMESINAN I SEKSI MESIN BUBUT Oleh : Purgiyanto JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2012 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin inilah yang
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prinsip Kerja Sistem Hidroulik Pada Forklift Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin
Lebih terperinciSistem Pengaman Sepeda Motor dengan Standar Tengah Hidrolik dan Penerapannya pada Sepeda Motor Matic Yamaha Mio Sporty
Sistem Pengaman Sepeda Motor dengan Standar Tengah Hidrolik dan Penerapannya pada Sepeda Motor Matic Yamaha Mio Sporty Joni Dewanto dan Ferryando Tanicka Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Batasan Masalah Metode Penelitian Sistematika Penulisan...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSOALAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii MOTTO... iv LEMBAR PERSEMBAHAN...v KATA PENGANTAR... vi ABSTRACT... viii INTISARI... ix DAFTAR ISI...x DAFTAR TABEL... xiii
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini ditujukan kepada pengguna kursi roda yang mengendarai mobil dalam kegiatan sehari-hari. Kesulitan para pengguna kursi roda yang mengendarai mobil adalah melipat, memindahkan, dan
Lebih terperinci4.4 Elektro Pneumatik
4.4 Elektro neumatik 4.4. endahuluan neumatik mempunyai peranan yang penting dalam industri modern, penggunaannya meningkat seiring dengan perkembangan teknologi di dunia industry, khususnya di bidang
Lebih terperinciLAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK
LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK Oleh : 1. BAYU FEBRIANTO L0E 006 016 2. DANNY HARNANTO L0E 006 020 3. EKO WAHYU Y. L0E 006 033 4. HASBI ASIDIQI L0E 006 036 PROGRAM
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Hybrid Powder Spray CNC 2 Axis dengan pengendali software Artsoft Mach3. Mulai Studi Literatur Penentuan Spesifikasi Mesin Perancangan Desain Tidak
Lebih terperinci