TULISAN TENTANG MODEL BEKERJA BERSAMA MASYARAKAT:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TULISAN TENTANG MODEL BEKERJA BERSAMA MASYARAKAT:"

Transkripsi

1 TUGAS INDIVIDU I TULISAN TENTANG MODEL BEKERJA BERSAMA MASYARAKAT: Telaah Singkat Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis pada Asset dan Berbasis pada Masalah MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN MODAL SOSIAL DOSEN: ARIBOWO, Ph.D DR. FREDIAN TONY DR. ERNA ERNAWATI CHOTIM Drs. BAMBANG SUGENG, MP OLEH: HERU SUNOTO ( ) PROGRAM PASCASARJANA SPESIALIS-1 PEKERJAAN SOSIAL SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL (STKS) BANDUNG 2014

2 TULISAN TENTANG MODEL BEKERJA BERSAMA MASYARAKAT: Telaah Singkat Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis pada Asset dan Berbasis pada Masalah A. PENGANTAR Pekerjaan sosial sebagai suatu profesi didasarkan pada tiga sistem kerangka, yaitu sistem pengetahuan, sistem ketrampilan, dan sistem nilai. Brenda L. DuBois dan K.K. Miley (2004) menyatakan ada tiga hal yang mendasari praktik Pekerjaan Sosial, yaitu skill-base, knowledge-base, and professional value. Ketiga sistem kerangka tersebut menjadi alat profesi pekerjaan sosial di dalam bekerja bersama klien dalam menguatkan potensinya, kapabilitasnya, kekuatannya, dan kebutuhan serta masalahnya, dengan memanfaatkan beragam sumber untuk kemudian bisa berfungsi sosial secara baik. Sistem klien bagi Pekerjaan Sosial ada pada tiga level, (i) indovidual dan keluarga, (ii) Organisasi, dan (iii) komunitas dan masyarakat. Ketiganya adalah dengan satu tujuan utama, yaitu keberfungsian sosial. Charles Zastrow (2010) menyebutnya dengan istilah Three Level of Social Workers Practice: Micro, Mezzo, and Macro Practice. B. PRAKTIK MAKRO Menurut Rothman, Erlich, dan Tropman (2001), ada tiga arena praktik profesi pekerjaan sosial pada setting makro, yaitu: (i) Komunitas, (ii) Organisasi, dan (iii) Kelompok kecil atau kelompok yang sangat tinggi keeratannya/kelekatannya (closed group). Praktik pekerjaan sosial pada tataran makro tidak hanya berfokus pada tujuan akhir saja, yaitu keberfungsian sosial/kesejahteraan sosial, namun juga pada proses. Perkembangan praktik pekerjaan sosial dunia, sejak abad 19 hingga kini memberikan manfaat kepada kita bahwa fokus pada tujuan akhir saja dan mengabaikan proses, adalah pemandulan. Bukan empowering bahkan pengkerdilan, bukan memanusiakan tapi merobotkan atau membenda-matikan. Maka, penting bagi para profesional untuk fokus pada keduanya: proses (process) dan hasil akhir (outcome) (Anna Haines, Jim Ife, DuBois and Miley). Ada dua pendekatan yang berkembang dalam tataran makro, yaitu: a. Pengembangan masyarakat yang berbasis pada masalah atau kebutuhan atau Needs-based community development or problems-based (NBCD) dan 1

3 b. Pengembangan masyarakat yang berbasis pada aset atau and Assets-based community development (ABCD). Keduanya bukan merupakan opsi namun lebih kepada proses pemunculan dan penyempurnaan dari waktu ke waktu. C. NEEDS-BASED COMMUNITY DEVELOPMENT (NBCD) Dalam sejarah awal perkembangan profesi pekerjaan sosial, munculnya Revolusi Industri dan diikuti dengan Revolusi Sosial di Eropa dan Amerika memunculkan masalah yang sangat banyak. Penindasan terhadap kaum buruh dan masyarakat kecil oleh para pemilik modal atau kalangan kaya dan borjuis. Dari hal ini, muncullah profesi pekerjaan sosial sebagai profesi pertolongan (helping profession) yang berusaha membantu menyelesaikan masalah (problem solving). Masa bakti pekerjaan sosial pada era ini demikian lama hingga terstigma bahwa profesi pekerjaan sosial itu adalah membantu klien dalam menyelesaikan masalahnya (Max Siporin, 1975). Pendekatan ini tidak salah, tidak keliru, karena memang saat itu keadaan sosial di Eropa dan Amerika akibat Revolusi Industri dan Revolusi sosial demikian parah hingga terjadi perbudakan. Dan sangat manusiawi, refleks manusia apabila dihimpit masalah yang sangat dalam dan parah maka akan bergegas bagaimana keluar dari masalah. Ini yang utama. Jim Ife (2008) menyebutnya sebagai menolong manusia atas masalah ketidakadilan yang terjadi pada abad 19, sehingga muncul Era Pertama perjuangan HAM pada civil and politic human right. Kelebihan dan Kekurangan Anna Haines (2009) menyatakan bahwa pendekatan ini efektif pada kasus masalah yang masih tergolong sederhana. Misalnya pada kasus seseorang yang memiliki masalah rendahnya pendapatan. Maka, seorang pekerja sosial bisa saja langsung pada fokus masalahnya, yaitu rendahnya pendapatan, tidak punya rumah, tidak bisa sekolah. Cukup dengan memberikan pekerjaan kepada yang nganggur, memberikan rumah layak huni kepada mereka yang tidak punya rumah, dan memberikan akses sekolah kepada anak-anak yang tidak bersekolah tadi, maka seselsai sudah masalahnya. Namun, pendekatan ini akan sangat sulit dilaksanakan jika menyangkut masalah yang kompleks, misalnya kemiskinan dan pengangguran di satu kota atau negara. Maka, pendekatan NBCD tidak bisa menjawab masalah tersebut. Maka, kita lihat masalah kemiskinan dan pengangguran, misalnya, hingga kini --khususnya di negara Indonesia 2

4 belum bisa diselesaikan, satu alasannya adalah karena selama ini menggunakan pendekatan berbasis masalah. Untuk dua masalah ini memerlukan pendekatan lain yang lebih luas, lebih komprehensif, lebih menghargai kemampuan dan keinginan klien, memberi ruang bagi partisipasi dan potensi klien. Pendekatan kedua ini adalah berbasis pada asset atau assets-based community development (ABCD). D. ASSETS-BASED COMMUNITY DEVELOPMENT (ABCD) Pendekatan kedua ini adalah Pendekatan Pembangunan Masyarakat yang berbasis pada asset (assets-based community dvelopment). Pendekatan ini sebagai penyempurnaan dari pendekatan yang pertama tadi, berbasis pada masalah atau kebutuhan. Anna Haines (2009): Pendekatan ini juga menghargai dan fokus dua hal penting dalam kerja bersama komunitas, yaitu proses dan outcome/manfaat. Pendekatan ini melihat bahwa komunitas terdiri atas banyak aset yang apabila difungsikan secara baik, maka akan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri (self-help). Pendekatan ABCD memiliki karakteristik sebagaiberikut: 1. Berusaha membangun kekuatan masyarakat sebagai penentu keberhasilan mereka; 2. Fokus pada kapasitas dan kapabilitas masyarakat dan bukan pada apa yang kurang atau apa kelemahan masyarakat; 3. Fokus pada aset yang positif yang ada di masyarakat; 4. Pendekatan ini tidak berarti menolak atau mengingkari adanya masalah di dalam masyarakat, namun yang pertama kali dilihat sebagai pekerja sosial adalah hendaknya ia melihat pada aset dan potensi apa yang ada di masyarakat. Dari keempat hal ini, maka apabila diberdayakan, akan menjadi snowball effect yang pada gilirannya akan masuk pada penyelesaikan masalahnya atau kebutuhannya. Ada banyak aset di dalam masyarakat, sebagian ahli menyebut tiga jenis aset, sebagian menyebut empat, sebagian lain menyebut lima aset, dan sebagian lagi menyebutnya tujuh jenis aset. Kesemuanya adalah benar dilihat dari perspektifnya masing-masing. Anna Haines menyebut aset komunitas ada berupa individu, asosiasi, institusi lokal, dan organisasi. Ferguson dan Dicken (1999) menyebut ada lima, yaitu: Fisik, manusia, sosial, politik, dan finansial. Green dan Haines (2007) menyebut ada tujuh aset, yaitu: Fisik, manusia, sosial, politik, finansial, environmental, dan budaya. Reiny, Robinson, Allen, dan Kristy (2003) menyebut ada tiga aset saja, yaitu manusia, publik/fisik, dan sosial. 3

5 Aset manusia terdiri atas tiga: Ketrampilan/skill, kemampuan/talents, dan pengetahuan/knowledge. Aset publik/fisik meliputi seluruh sarana infra-struktur fisik, termasuk bangunan sekolah dan pabrik, serta sarana lainnya. Adapun aset sosial meliputi: kepercayaan/trust, norma/norm, dan jejaring sosial/social network. Kesemua aset di masyarakat ini apabila diarahkan secara tepat, diberdayakan dan digunakan, maka pada gilirannya akan bisa menyelesaikan masalah dan memenuhi kebutuhan mereka (problems and needs). E. ANALISIS Dari penjelasan di atas, dapat dianalisis hal-hal sebagai berikut: Manusia adalah makhluk yang berakal-budi, bernorma, dan bersosialisasi, serta berbudaya. Dalam aktivitas kesehariannya, memenuhi kebutuhan dan mengaktualisasikan dirinya, manusia berhubungan dengan orang lain, baik dalam lingkup keluarga, kelompok, masyarakat, maupun negara. Munculnya masalah dan adanya peluang, potensi, dan kesempatan adalah dampak dari hubungan antar manusia tersebut. Munculnya masalah dan adanya kebutuhan yang belum terpenuhi pada manusia bisa diselesaikan dengan dua pendekatan, bergantung kepada sederhana atau kompleksnya masalah dan kebutuhan tersebut. Apabila kebutuhan atau masalah tersebut tergolong sederhana, bisa dan cukup diselesaikan dengan pendekatan Needs-Bases Community Development (NBCD) yang fokus mensasar pada kebutuhan atau masalahnya. Namun, apabila kebutuhan dan masalahnya adalah saling berkaitan dengan masalah lainnya, kompleksitasnya makin tinggi, maka pendekatan pertama akan mengalami kebuntuan, dan diperlukan pendekatan kedua, yaitu Assets-based Community Development (ABCD). Pendekatan ABCD lebih mampu menyelesaikan masalah pada yang kompleks karena pendekatan ini menghargai kemampuan, kapabilitas, kapasitas, potensi, dan partisipasi, serta harapan/keinginan klien. Dan inilah hakikat dari pemberdayaan/empowement. 4

6 DAFTAR PUSTAKA DuBois, Brenda L., and K.K. Miley (2010), Social Work: an Empowering Profession, Allan Bacon, USA. Ferguson, R.F. and Dickens, W.T. (eds) (1999) Introduction, in Urban Problems and Community Development Washington, DC: Brookings Institution Press, pp in an Introduction to Community Development, Rhonda Phillips and Roberth H. Pitmann, 1st Ed. Roudlegde, NY, USA, Green, G.P. and Haines, A. (2007) Asset Building and Community Development, 2nd edn, Thousand Oak, CA: Sage in an Introduction to Community Development, Rhonda Phillips and Roberth H. Pitmann, 1st Ed. Roudlegde, NY, USA, Haines, Anna (2009), Assets-based Community Development in an Introduction to Community Development, Rhonda Phillips and Roberth H. Pitmann, 1st Ed. Roudlegde, NY, USA, Ife, Jim (2008), Human Right and Social Work: Toward Right-Based Practice, Cambridge Univercity Press, NY, USA. Rainey, D.V., Robinson, K.L., Allen, I. and Christy, R.D. (2003) Essential Forms of Capital for Sustainable Community Development, American Journal of Agricultural Economics, 85(3): in an Introduction to Community Development, Rhonda Phillips and Roberth H. Pitmann, 1st Ed. Roudlegde, NY, USA, Rothman, Erlich, dan Tropman (2001), Strategies of Community Intervention, 6th ed., Ltasca, IL, F.E. Peacock, in Social Work Macro Practice, 3rd Ed., F. Ellen Netting, Peter M. Kettner, and Steven McMurtry, Pearson EducationInc, USA, Zaztrow, Ch. (2010), Introduction to Social Work and Social Welfare: Empowering People, 10th Ed., Brooks/Cole, USA. *** 5

PENDAMPINGAN BAGI ANAK PENYANDANG THALASEMIA DAN KELUARGANYA

PENDAMPINGAN BAGI ANAK PENYANDANG THALASEMIA DAN KELUARGANYA PENDAMPINGAN BAGI ANAK PENYANDANG THALASEMIA DAN KELUARGANYA OLEH NURLIANA CIPTA APSARI 1 1 Staf Pengajar Departemen Kesejahteraan Sosial Universitas Padjadjaran (nurlia.apsari@unpad.ac.id) Abstrak Thalasemia

Lebih terperinci

PROSPECTS for HUMAN RIGHTS PRACTICE (MASA DEPAN PRAKTIK PEKSOS YANG BERDASAR HAM )

PROSPECTS for HUMAN RIGHTS PRACTICE (MASA DEPAN PRAKTIK PEKSOS YANG BERDASAR HAM ) Paper ke-x PROSPECTS for HUMAN RIGHTS PRACTICE (MASA DEPAN PRAKTIK PEKSOS YANG BERDASAR HAM ) Disusun sebagai Pelaksanaan Tugas untuk: Mata Kuliah: Nilai, Etika Pekerjaan Sosial, dan Hak Asasi Manusia

Lebih terperinci

ETHICS AND HUMAN RIGHTS (ETIKA DAN HAM) Disusun sebagai Pelaksanaan Tugas untuk: Mata Kuliah: Nilai, Etika Pekerjaan Sosial, dan Hak Asasi Manusia

ETHICS AND HUMAN RIGHTS (ETIKA DAN HAM) Disusun sebagai Pelaksanaan Tugas untuk: Mata Kuliah: Nilai, Etika Pekerjaan Sosial, dan Hak Asasi Manusia Paper ke-ix ETHICS AND HUMAN RIGHTS (ETIKA DAN HAM) Disusun sebagai Pelaksanaan Tugas untuk: Mata Kuliah: Nilai, Etika Pekerjaan Sosial, dan Hak Asasi Manusia Dosen: Dr. EPI SUPIADI, M.Si Dra. SUSILADIHARTI,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MASYARAKAT (KPM 231)

PENGEMBANGAN MASYARAKAT (KPM 231) PENGEMBANGAN MASYARAKAT (KPM 231) Koordinator Matakuliah Pengembangan Masyarakat Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor Website: http://skpm.fema.ipb.ac.id/

Lebih terperinci

KETERAMPILAN PEKERJAAN SOSIAL DASAR-DASAR

KETERAMPILAN PEKERJAAN SOSIAL DASAR-DASAR KETERAMPILAN PEKERJAAN SOSIAL DASAR-DASAR SANTOSO TRI RAHARJO KETERAMPILAN PEKERJAAN SOSIAL DASAR-DASAR Oleh; SANTOSO TRI RAHARJO 2015 ISBN: 978-602-0810-07-2 Judul Buku: KETERAMPILAN PEKERJAAN SOSIAL,

Lebih terperinci

11 MENGURAI KONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU MELALUI RELASI SOSIAL YANG DIBANGUNNYA

11 MENGURAI KONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU MELALUI RELASI SOSIAL YANG DIBANGUNNYA 11 MENGURAI KONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU MELALUI RELASI SOSIAL YANG DIBANGUNNYA Oleh: Meilanny Budiarti S. ILUSTRASI Pukul 8.35 suatu pagi waktu jam sekolah, satu ambulan memasuki rumah sakit,

Lebih terperinci

Penguatan Peran Keluarga dan Pekerja Sosial untuk Anak dengan Disabilitas. Rini Hartini Rinda A. (Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial, Indonesia)

Penguatan Peran Keluarga dan Pekerja Sosial untuk Anak dengan Disabilitas. Rini Hartini Rinda A. (Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial, Indonesia) Penguatan Peran Keluarga dan Pekerja Sosial untuk Anak dengan Disabilitas Rini Hartini Rinda A. (Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial, Indonesia) Child Poverty and Social Protection Conference 10 11 September

Lebih terperinci

Eco-populism: Pengembangan Ekowisata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat

Eco-populism: Pengembangan Ekowisata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Eco-populism: Pengembangan Ekowisata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat GEOGRAFI PENDEKATAN: KELINGKUNGAN EKOWISATA PRINSIP LINGKUNGAN: 1. UNSUR ABIOTIK 2. UNSUR BIOTIK 3. UNSUR MANUSIA PRINSIP DAN STRATEGI

Lebih terperinci

PEKERJAAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

PEKERJAAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PEKERJAAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL Aulia Hadi 1 Judul Buku : Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial) Pengarang

Lebih terperinci

PROGRAM DAN METODE PEMBELAJARAN DALAM REHABILITASI SOSIAL (LS: 419)

PROGRAM DAN METODE PEMBELAJARAN DALAM REHABILITASI SOSIAL (LS: 419) DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH PROGRAM DAN METODE PEMBELAJARAN DALAM REHABILITASI SOSIAL (LS: 419) Oleh: Dr. Ugi Suprayogi, M.Pd JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Nasdian, Fredian Tony, 2005 Pengembangan Kelembagaan dan Modal Sosial Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB dan Program

Nasdian, Fredian Tony, 2005 Pengembangan Kelembagaan dan Modal Sosial Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB dan Program DAFTAR PUSTAKA Badan Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia dan Lembaga Penelitian Smeru, 2001, Penanggulangan Kemiskinan, Jakarta, Lembaga Penelitian Smeru. Bantacut T, Sutrisno dan Dewi

Lebih terperinci

TUGAS PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT DALAM MEMBANGUN GOOD GOVERNANCE MENURUT PERSPEKTIF PEKERJAAN SOSIAL

TUGAS PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT DALAM MEMBANGUN GOOD GOVERNANCE MENURUT PERSPEKTIF PEKERJAAN SOSIAL Tugas Individu TUGAS PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT DALAM MEMBANGUN GOOD GOVERNANCE MENURUT PERSPEKTIF PEKERJAAN SOSIAL Disusun sebagai Pelaksanaan Tugas untuk: Mata Kuliah: Pekerjaan Sosial dengan

Lebih terperinci

Konsep Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1

Konsep Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1 1 Konsep Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1 Pengembangan Masyarakat (Community Development) merupakan konsep yang berkembang sebagai tandingan (opponent) terhadap konsep negarakesejahteraan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motivasi utama setiap perusahaan atau industri atau bisnis adalah meningkatkan keuntungan. Logika ekonomi neoklasik adalah bahwa dengan meningkatnya keuntungan dan kemakmuran

Lebih terperinci

Prinsip-Prinsip Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1

Prinsip-Prinsip Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1 3 Prinsip-Prinsip Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1 Pengembangan Masyarakat (Community Development) berkembang sebagai kritik terhadap pendekatan kesejahteraan (welfare approach) atau pendekatan

Lebih terperinci

Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER)

Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER) 1 Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER) Pemberdayaan (empowerment) adalah sebuah konsep yang berhubungan dengan kekuasaan (power) Dalam tulisan Robert Chambers 1, kekuasaan (power) diartikan sebagai kontrol terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya industri-industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya industri-industri kecil dan BAB I PENDAHULUAN A. Analisa Situasi Desa Bandung merupakan salah satu desa yang terletak di pinggiran kota Mojokerto. Karena letaknya yang berdekatan dengan pusat kota yang terkenal dengan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

A MULTIDIMENSIONAL FRAMEWORK FOR ASSESSING SOCIAL FUNCTIONING. Adi Fahrudin, PhD (Associate Professor) Bandung School of Social Welfare

A MULTIDIMENSIONAL FRAMEWORK FOR ASSESSING SOCIAL FUNCTIONING. Adi Fahrudin, PhD (Associate Professor) Bandung School of Social Welfare A MULTIDIMENSIONAL FRAMEWORK FOR ASSESSING SOCIAL FUNCTIONING Adi Fahrudin, PhD (Associate Professor) Bandung School of Social Welfare Sistem Klien dalam Pekerjaan Sosial Level Intervensi Societal Intervensi

Lebih terperinci

Kebijakan Profesionalisme Pekerja Sosial

Kebijakan Profesionalisme Pekerja Sosial Artikel Penelitian Kebijakan Profesionalisme Pekerja Sosial Professionalism of Social Worker Policy Sahawiah Abdullah Sekolah Tinggi Ilmu Kesejahteaan Sosial Tamalanrea Makassar Abstrak Artikel ini menjelaskan

Lebih terperinci

Oleh: Bambang Supriyono

Oleh: Bambang Supriyono Disajikan dalam Administrative Science Discussion Forum (ASDF) oleh IKA FIA Universitas Brawijaya Jakarta, 19 Mei 2017 KEBIJAKAN KEWILAYAHAN DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN (Perspektif Administrasi Publik)

Lebih terperinci

Dr. Dwi Heru Sukoco, M.Si (Ketua Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung)

Dr. Dwi Heru Sukoco, M.Si (Ketua Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung) Peran Perguruan Tinggi dan Pekerja Sosial dalam Penyelenggaraan Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) A. Pendahuluan Dr. Dwi Heru Sukoco, M.Si (Ketua Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung) Dalam

Lebih terperinci

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

SOSIOLOGI PENDIDIKAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF STRUKTURAL KONFLIK TOKOH PEMIKIR ANTARA LAIN: 1. KARL MARX (1818-1883) 5. JURGEN HABERMAS 2. HEGEL 6. ANTONIO GRAMSCI 3. MAX HORKHEIMER (1895-1973) 7. HERBERT

Lebih terperinci

CONCTRUCTING HUMAN RIGHTS FOR SOCIAL WORK PRACTICE (MENGKONSTRUKSIKAN HAM UNTUK PRAKTIK PEKSOS) Disusun sebagai Pelaksanaan Tugas untuk:

CONCTRUCTING HUMAN RIGHTS FOR SOCIAL WORK PRACTICE (MENGKONSTRUKSIKAN HAM UNTUK PRAKTIK PEKSOS) Disusun sebagai Pelaksanaan Tugas untuk: Paper ke-ix CONCTRUCTING HUMAN RIGHTS FOR SOCIAL WORK PRACTICE (MENGKONSTRUKSIKAN HAM UNTUK PRAKTIK PEKSOS) Disusun sebagai Pelaksanaan Tugas untuk: Mata Kuliah: Nilai, Etika Pekerjaan Sosial, dan Hak

Lebih terperinci

Sosiologi Pendidikan Sosiologi Politik Sosiologi Hukum Sosiologi Agama Sosiologi Komunikasi

Sosiologi Pendidikan Sosiologi Politik Sosiologi Hukum Sosiologi Agama Sosiologi Komunikasi Sosiologi Pendidikan Sosiologi Politik Sosiologi Hukum Sosiologi Agama Sosiologi Komunikasi Sosiologi Kesehatan Sosiologi Industri Sosiologi Desain Sosiologi Budaya Sosiologi Ekonomi 1 Kajian Sosiologi

Lebih terperinci

HUMAN RIGHT IN A GLOBALISED WORLD (HAM DALAM DUNIA YANG MENGLOBAL)

HUMAN RIGHT IN A GLOBALISED WORLD (HAM DALAM DUNIA YANG MENGLOBAL) HUMAN RIGHT IN A GLOBALISED WORLD (HAM DALAM DUNIA YANG MENGLOBAL) Disusun sebagai Pelaksanaan Tugas untuk: Mata Kuliah: Nilai, Etika Pekerjaan Sosial, dan Hak Asasi Manusia Dosen: Dr. EPI SUPIADI, M.Si

Lebih terperinci

Teori Feminisme Dalam Kajian Komunikasi

Teori Feminisme Dalam Kajian Komunikasi Teori Feminisme Dalam Kajian Komunikasi Oleh; Agoes Moh. Moefad (NPM : 170130087012) Hamzah Turmudi (NPM : 170130087004) Zaenal Mukarom (NPM : 170230087001) Feminisme merupakan suatu gerakan emansipasi

Lebih terperinci

Kebijakan Sosial dan Pengembangan Masyarakat: Perspektif Pekerjaan Sosial 1

Kebijakan Sosial dan Pengembangan Masyarakat: Perspektif Pekerjaan Sosial 1 Kebijakan Sosial dan Pengembangan Masyarakat: Perspektif Pekerjaan Sosial 1 Edi Suharto, PhD 2 Many disciplines claim expertise in working with individuals, groups, and families, but social work has long

Lebih terperinci

Building Up PROFESSIONAL ATTITUDE SOFT SKILLS. Membangun Karakter Sukses & Mulia

Building Up PROFESSIONAL ATTITUDE SOFT SKILLS. Membangun Karakter Sukses & Mulia Building Up SOFT SKILLS & PROFESSIONAL ATTITUDE Membangun Karakter Sukses & Mulia Menurut survei yang diterbitkan National Association of Colleges and Employers (NACE) pada tahun 2002 di Amerika Serikat,

Lebih terperinci

SERTIFIKASI MENEGASKAN EKSISTENSI PEKERJA SOSIAL DI INDONESIA

SERTIFIKASI MENEGASKAN EKSISTENSI PEKERJA SOSIAL DI INDONESIA SERTIFIKASI MENEGASKAN EKSISTENSI PEKERJA SOSIAL DI INDONESIA Oleh: Rudi Saprudin Darwis 1 Email: 1 Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi Pekerjaan Sosial Indonesia ABSTRAK Eksistensi pekerjaan sosial sebagai

Lebih terperinci

MENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT

MENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT BRIEF NOTE AMERTA Social Consulting & Resourcing Jl. Pulo Asem Utara Raya A20 Rawamangun, Jakarta 132 13220 Email: amerta.association@gmail.com Fax: 62-21-4719005 MENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SIL (Pengembangan Afeksi) Silabus. Yulia Ayriza, Ph.D

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SIL (Pengembangan Afeksi) Silabus. Yulia Ayriza, Ph.D No. Dokumen Revisi : 00 Tgl. berlaku Hal 1 dari 5 Silabus Nama Mata Kuliah : Afeksi Kode Mata Kuliah : PDS8205 SKS : 2 Sks Dosen : Yulia Ayriza, M.Si, Ph.D Program Studi : Pendidikan Dasar Prasyarat :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Meski bukan lagi menjadi isu baru, CSR dapat menjembatani

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abbot, John Sharing The City : Community Participation in Urban Management. Erthscan Publiication Ltd, London.

DAFTAR PUSTAKA. Abbot, John Sharing The City : Community Participation in Urban Management. Erthscan Publiication Ltd, London. DAFTAR PUSTAKA Abbot, John. 1996. Sharing The City : Community Participation in Urban Management. Erthscan Publiication Ltd, London. Adi, Isbandi Rukminto. 2001. Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. Terkait BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melaju dengan pesat. Untuk menghadapi perkembangan dan kemajuan teknologi tersebut, dunia pendidikan harus

Lebih terperinci

Definisi dan Ruang Lingkup Praktek Konseling Rehabilitasi. Oleh Didi Tarsidi <a href="http://www.upi.edu">universitas Pendidikan Indonesia (UPI)</a>

Definisi dan Ruang Lingkup Praktek Konseling Rehabilitasi. Oleh Didi Tarsidi <a href=http://www.upi.edu>universitas Pendidikan Indonesia (UPI)</a> Definisi dan Ruang Lingkup Praktek Konseling Rehabilitasi Oleh Didi Tarsidi universitas Pendidikan Indonesia (UPI) 1. Definisi Istilah konseling rehabilitasi yang dipergunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Modal sosial Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang dikembangkan oleh ahli-ahli sosial untuk memperkaya pemahaman kita tentang masyarakat dan komunitas.

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL. Modal Sosial (Social Capital)

PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL. Modal Sosial (Social Capital) PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL Modal Sosial (Social Capital) Apa yang dimaksud dengan Modal Sosial dan apa relevansinya dengan Pembangunan? Modal yang dibutuhkan dalam proses pembangunan: Modal Sumber

Lebih terperinci

Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN. Makna Pemberdayaan 5/24/2017. Penyebab Ketidakberdayaan. Pemberdayaan (empowerment) Power/daya.

Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN. Makna Pemberdayaan 5/24/2017. Penyebab Ketidakberdayaan. Pemberdayaan (empowerment) Power/daya. Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN Minggu ke 12 Pemberdayaan (empowerment) Power/daya Mampu Mempunyai kuasa membuat orang lain melakukan segala sesuatu yang diinginkan pemilik kekuasaan Makna Pemberdayaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ditinjau secara segi etimologi, kata strategi berasal dari Yunani yaitu Strategos

TINJAUAN PUSTAKA. Ditinjau secara segi etimologi, kata strategi berasal dari Yunani yaitu Strategos II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Strategi Ditinjau secara segi etimologi, kata strategi berasal dari Yunani yaitu Strategos yang mengambil dari kata strator yang berarti militer dan ag yang berati memimpin.

Lebih terperinci

Konsepsi Pemberdayaan Masyarakat

Konsepsi Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan masyarakat Konsepsi Pemberdayaan Masyarakat (Bahan Diskusi) Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung 2011 1 Pemberdayaan masyarakat Latar Belakang konsep pembangunan pada dasarnya bertujuan

Lebih terperinci

Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung SILABUS. : Pengantar Ilmu Politik

Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung SILABUS. : Pengantar Ilmu Politik Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung SILABUS Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Politik Kode Mata Kuliah : FSP-616101 Jumlah Satuan Kredit Semester : 3 sks

Lebih terperinci

KONDISI KEHIDUPAN KELUARGA MISKIN DI KOTA CIMAHI Tukino, LPPM STKS Bandung

KONDISI KEHIDUPAN KELUARGA MISKIN DI KOTA CIMAHI Tukino, LPPM STKS Bandung KONDISI KEHIDUPAN KELUARGA MISKIN DI KOTA CIMAHI Tukino, LPPM STKS Bandung Ringkasan Eksekutif Masalah kemiskinan akan sangat berkaitan dengan ketidakmampuan individu untuk memenuhi kebutuhan dasar minimal

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN Asri Lubis Abstrak Perencanaan merupakan usaha dalam menyusun rencana kegiatan. Perencanaan partisipatif sebagai strategi pembangunan dan proses

Lebih terperinci

Modul KKN Bidang Ilmu Sosial. Sonny Sudiar, MA & Jauchar B, M.Si

Modul KKN Bidang Ilmu Sosial. Sonny Sudiar, MA & Jauchar B, M.Si Modul KKN Bidang Ilmu Sosial Sonny Sudiar, MA & Jauchar B, M.Si Modul ini merupakan panduan yang dapat digunakan pada saat hendak melaksanakan program kegiatan KKN di desa/kelurahan/kampung yang menjadi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut David L Brown dan Kai A Schafft - The Rural People and

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut David L Brown dan Kai A Schafft - The Rural People and BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Teori Transformasi Sosial Menurut David L Brown dan Kai A Schafft - The Rural People and Communities (2011); seuntai relatif baru sosiologi berfokus pada berbagai aspek pedesaan

Lebih terperinci

Meningkatkan Peran Serta Masyarakat Terhadap Penanganan PMKS Guna Mendukung Penurunan Kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 2014

Meningkatkan Peran Serta Masyarakat Terhadap Penanganan PMKS Guna Mendukung Penurunan Kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 2014 LOGO Meningkatkan Peran Serta Masyarakat Terhadap Penanganan PMKS Guna Mendukung Penurunan Kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 2014 Ir. Idee Sasongko Korprov PNPM-MPd Jateng Koordinasi Program-Program Penanggulangan

Lebih terperinci

Konsep Kekayaan Intelektual dan Knowledge Based Economy 1. Konsep Kekayaan Intelektual

Konsep Kekayaan Intelektual dan Knowledge Based Economy 1. Konsep Kekayaan Intelektual Konsep Kekayaan Intelektual dan Knowledge Based Economy 1. Konsep Kekayaan Intelektual Hak atas kekayaan intelektual adalah hak yang timbul dari suatu karya yang dihasilkan dengan menggunakan kemampuan

Lebih terperinci

Pelaku dan Praktek Pengembangan Masyarakat (Community Development)

Pelaku dan Praktek Pengembangan Masyarakat (Community Development) 4 Pelaku dan Praktek Pengembangan Masyarakat (Community Development) Negara adalah suatu entitas yang terdiri dari komponen Pemerintah, kalangan swasta, dan masyarakat, yang masing-masing punya peran,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Friedmann dalam Wrihatnolo, dan Riant (2007:59) menyatakan bahwa konsep

II. TINJAUAN PUSTAKA. Friedmann dalam Wrihatnolo, dan Riant (2007:59) menyatakan bahwa konsep 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pemberdayaan Masyarakat Friedmann dalam Wrihatnolo, dan Riant (2007:59) menyatakan bahwa konsep pemberdayaan muncul sebagai konsep alternatif pembangunan yang pada intinya

Lebih terperinci

DRAFT KKNI PROFESI KEPERAWATAN

DRAFT KKNI PROFESI KEPERAWATAN Kualifikasi Lulusan Program Magister Keperawatan UNDIP (KKNI, LEVEL 8) : 1. Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannyaatau praktek profesionalnya melalui riset

Lebih terperinci

BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE

BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE Modul ke: BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE Fakultas Pascasarjana Ethical Decision Making : Technology and Privacy in the Workplace (PERKULIAHAN) Dr. Anik Tri Suwarni, MM. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN DAN KOMUNITAS Pertemuan 2

PEMBELAJARAN DAN KOMUNITAS Pertemuan 2 PEMBELAJARAN DAN KOMUNITAS Pertemuan 2 RELATIVITAS DAN UNIVERSALITAS PENDIDIKAN Proses perubahan tingkah laku seorang individu atau kelompok melalui upaya pengajaran dan pelatihan CUKUPKAH PENNDIDIKAN

Lebih terperinci

Proceeding: The First International Seminar on Trends in Science and Science Education 2014 ISBN

Proceeding: The First International Seminar on Trends in Science and Science Education 2014 ISBN SE-036 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRIDLEARNING MATA KULIAH PENGANTAR SOSIOLOGI DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Trisni Andayani 1 Fakultas Ilmu Sosial, E-mail: trisniandayani@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA. Sehubungan dengan deskripsi penyajian data mengenai peran Yayasan

BAB V ANALISIS DATA. Sehubungan dengan deskripsi penyajian data mengenai peran Yayasan BAB V ANALISIS DATA A. Analisis Data Sehubungan dengan deskripsi penyajian data mengenai peran Yayasan Himmatun Ayat ini meliputu peranan makro dan mikro. Peranan makro yang dapat dimainkan adalah dimana

Lebih terperinci

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Blitar Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KAPABILITAS PEKERJA SOSIAL MELALUI SUPERVISI PEKERJAAN SOSIAL

MENINGKATKAN KAPABILITAS PEKERJA SOSIAL MELALUI SUPERVISI PEKERJAAN SOSIAL MENINGKATKAN KAPABILITAS PEKERJA SOSIAL MELALUI SUPERVISI PEKERJAAN SOSIAL OLEH YANA SAFITRI 1, SANTOSO TRI RAHARJO 2, RUDI SAPARUDIN DARWIS 3 1 Mahasiswa Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

FILOSOFI KULIAH KERJA PROFESI (KKP) DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

FILOSOFI KULIAH KERJA PROFESI (KKP) DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT FILOSOFI KULIAH KERJA PROFESI (KKP) DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Fredian Tonny Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Disampaikan dalam Kuliah Pembekalan Kuliah Kerja Profesi Institut Pertanian

Lebih terperinci

Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum Volume 2 Nomor 2 Tahun 2015 Edisi Oktober

Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum Volume 2 Nomor 2 Tahun 2015 Edisi Oktober IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN NELAYAN TANGKAP DI KOTA MANADO (Studi Terhadap Pelaksanaan Program Usaha Mina Perdesaan Nelayan Tangkap oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara) Michael

Lebih terperinci

PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: Dewi Irawaty, MA, PhD

PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: Dewi Irawaty, MA, PhD PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: KENDALA DAN TANTANGANNYA Dewi Irawaty, MA, PhD PERSI, 10 November 2012 1 PERAWAT INDONESIA ADALAH PROFESI Disepakati dan dideklarasikan dalam Lokakarya Nasional

Lebih terperinci

PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN TERINTEGRASI

PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN TERINTEGRASI www.iakmi.or.id PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN TERINTEGRASI Aplikasi Student Centered Active Learning untuk Meningkatkan Mutu Lulusan Agustin Kusumayati, dr., MSc., PhD. Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 31 BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 4.1 Kondisi Kemiskinan Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan tidak sematamata didefinisikan

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP (Psikologi Belajar dan Pemecahan Masalah) SAP

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP (Psikologi Belajar dan Pemecahan Masalah) SAP No. Dokumen Revisi : 00 Tgl. berlaku Hal 1 dari 10 SAP Nama Mata Kuliah : Psikologi Belajar dan Pemecahan Masalah Kode Mata Kuliah : PSI8204 SKS : 2 (dua) Dosen :. Program Studi : PSIKOLOGI Prasyarat :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lembaga Kemasyarakatan Menurut Selo Soemarjan (1964), istilah lembaga kemasyarakatan sebagai terjemahan dari Social Institution, istilah lembaga kecuali menunjukkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang pendidikan wajib belajar 9 tahun. Mengingat pentingnya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. tentang pendidikan wajib belajar 9 tahun. Mengingat pentingnya pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Data pendidikan di Indonesia mengacu pada peraturan MENDIKNAS tentang pendidikan wajib belajar 9 tahun. Mengingat pentingnya pengembangan kapasitas individu

Lebih terperinci

ETIKA PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING

ETIKA PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 Hak cipta Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018 ETIKA PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING Dr. Catharina Tri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya untuk mewujudkan kekuasaan warga negara untuk dijalankan oleh pemerintahan

Lebih terperinci

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006).

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai dengan donimasi mesin sebagai alat produksi. Revolusi ini melahirkan industri dan kapitalisme

Lebih terperinci

Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung SILABUS. : Pengantar Ilmu Politik

Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung SILABUS. : Pengantar Ilmu Politik Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung SILABUS Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Politik Kode Mata Kuliah : FSP-616101 Jumlah Satuan Kredit Semester : 3 sks

Lebih terperinci

Pertemuan6 Peradaban; Wujud kebudayaan danunsur-unsur kebudayaan MATA KULIAH ANTROPOLOGI BUDAYA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA

Pertemuan6 Peradaban; Wujud kebudayaan danunsur-unsur kebudayaan MATA KULIAH ANTROPOLOGI BUDAYA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA Pertemuan6 Peradaban; Wujud kebudayaan danunsur-unsur kebudayaan MATA KULIAH ANTROPOLOGI BUDAYA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA Kebudayaandan Peradaban Peradaban adalah suatu bentuk masayarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan semakin kompleksnya pengelolaan badan usaha atau perusahaan. Di samping itu, adanya peningkatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. fasilitas mendasar seperti pendidikan, sarana dan prasarana transportasi,

TINJAUAN PUSTAKA. fasilitas mendasar seperti pendidikan, sarana dan prasarana transportasi, 27 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kemiskinan Masyarakat miskin adalah masyarakat yang tidak memiliki kemampuan untuk mengakses sumberdaya sumberdaya pembangunan, tidak dapat menikmati fasilitas mendasar seperti

Lebih terperinci

PENDIDIKAN, GURU, DAN PAYUNG HUKUMNYA

PENDIDIKAN, GURU, DAN PAYUNG HUKUMNYA PENDIDIKAN, GURU, DAN PAYUNG HUKUMNYA (Sumber: dokumen pribadi) Guru yang sedang-sedang saja memberitahukan. Guru yang baik menjelaskan. Guru yang ulung mendemonstrasikan. Dan mahaguru itu menginspirasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, serta baiknya pengelolaan sumber daya alam yang ada. diri menjadi penting agar masyarakat dapat berperan dalam model

BAB I PENDAHULUAN. hidup, serta baiknya pengelolaan sumber daya alam yang ada. diri menjadi penting agar masyarakat dapat berperan dalam model BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan ekonomi yang bersifat kerakyatan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, lebih fokus untuk tujuan mengurangi kemiskinan, pengangguran, kesenjangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan dalam bidang ekonomi membawa dampak yang besar terhadap tata kelola suatu bisnis dan strategi bersaing perusahaan. Perubahan lingkungan

Lebih terperinci

Sinergi PPNI-KONSIL Dalam Pengembangan Pendidikan dan Pelayanan Keperawatan di Indonesia HARIF FADHILLAH

Sinergi PPNI-KONSIL Dalam Pengembangan Pendidikan dan Pelayanan Keperawatan di Indonesia HARIF FADHILLAH Sinergi PPNI-KONSIL Dalam Pengembangan Pendidikan dan Pelayanan Keperawatan di Indonesia HARIF FADHILLAH PEMBANGUNAN KEPERAWATAN DI INDONESIA Periode 2015-2020 Apa Yg Hendak Dituju 2 Tujuan Utama Profesi

Lebih terperinci

Andi Ansharullah. Workshop Pengembangan Kompetensi dan Sistem Pendidikan Kebidanan, JW Marriott Surabaya, 5-6 Juli 2010.

Andi Ansharullah. Workshop Pengembangan Kompetensi dan Sistem Pendidikan Kebidanan, JW Marriott Surabaya, 5-6 Juli 2010. Andi Ansharullah Medical Education Unit Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Workshop Pengembangan Kompetensi dan Sistem Pendidikan Kebidanan, JW Marriott Surabaya, 5-6 Juli 2010 Output Workshop 1.

Lebih terperinci

PERSPEKTIF DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN MASYARAKAT. Prepared by Trisakti

PERSPEKTIF DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN MASYARAKAT. Prepared by Trisakti PERSPEKTIF DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN MASYARAKAT ALIRAN PANDANGAN SUMBER UTAMA MASALAH EKOLOGI SOLUSI YG DIINGINKAN Eko-sosialisme Ideologi kapitalis Sistem masyarakat sosialis Eko-anarkisme Hirarki,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi harus membekali peserta didiknya dengan attitude, knowledge, memiliki daya saing tinggi (Nursalam & Ferry, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi harus membekali peserta didiknya dengan attitude, knowledge, memiliki daya saing tinggi (Nursalam & Ferry, 2008). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan keperawatan saat ini dituntut untuk dapat menghasilkan lulusan tenaga keperawatan yang kompeten dan berstandar nasional maupun internasional (Nurhadi,

Lebih terperinci

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #1 Ganjil 2016/2017. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c.

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #1 Ganjil 2016/2017. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. 6 6 2 3 - T a u f i q u r R a c h m a n Materi #1 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Detail Mata Kuliah 2 Kode TIN102 Nama Pengantar Teknik Industri Bobot 2 sks 6623 - Taufiqur Rachman 1 Deskripsi Mata Kuliah

Lebih terperinci

Dr. Yansen T.P., M.Si

Dr. Yansen T.P., M.Si Revolusi RT Tiga Pilar Gerdema Strategi Revolusioner: Membangun Komunitas Rukun Tetangga yang Maju Sejahtera Dr. Yansen T.P., M.Si Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA Alamat: Karangmalang Yogyakarta 55281 Telepon : 0274 586168 Psw. 229, 550836 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Sebelas Maret, Surakarta 1

Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Sebelas Maret, Surakarta 1 SEJARAH Program Studi, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret (Prodi PWK UNS) berdiri sejak tahun 2006. Keberadaannya dilatari oleh kebutuhan tenaga perencana yang sangat besar dan kebutuhan pengkajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembagunan nasional adalah tangung jawab pemerintah dan masyarakat. Agar

BAB I PENDAHULUAN. pembagunan nasional adalah tangung jawab pemerintah dan masyarakat. Agar A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesejahteraan sosial yang merupakan bagian dari pembagunan nasional adalah tangung jawab pemerintah dan masyarakat. Agar pembagunan kesejahteraan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan 29/01/2016 Tanggal revisi - Kode dan Nama MK KU064206 Pengantar Ekonomi Pertanian SKS dan Semester SKS

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBENTUKAN LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN PROFESI KESEHATAN (HPEQ Project)

STRATEGI PEMBENTUKAN LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN PROFESI KESEHATAN (HPEQ Project) STRATEGI PEMBENTUKAN LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN PROFESI KESEHATAN (HPEQ Project) oleh : Soedarmono Soejitno disampaikan pada acara : Tindak Lanjut Pembahasan Business Plan LAM Menara Peninsula Hotel

Lebih terperinci

Kerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1

Kerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1 2 Kerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1 Program Pengembangan Masyarakat (Community Development), seharusnya disesuaikan dengan persoalan yang terjadi secara spesifik pada suatu

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN KOMUNITAS

ORGANISASI DAN KOMUNITAS PEKERJAAN SOSIAL GENERALIS SUATU PENGANTAR BEKERJA BERSAMA ORGANISASI DAN KOMUNITAS SANTOSO TRI RAHARJO PEKERJAAN SOSIAL GENERALIS SUATU PENGANTAR BEKERJA BERSAMA ORGANISASI DAN KOMUNITAS Oleh; SANTOSO

Lebih terperinci

MODUL SISTEM EKONOMI INDONESIA (2 SKS) PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE DEVELOPMENT) & HAMBATAN PEMBANGUNAN

MODUL SISTEM EKONOMI INDONESIA (2 SKS) PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE DEVELOPMENT) & HAMBATAN PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 12&13 MODUL SISTEM EKONOMI INDONESIA (2 SKS) POKOK BAHASAN : PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE DEVELOPMENT) & HAMBATAN PEMBANGUNAN Oleh : DESKRIPSI

Lebih terperinci

Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Permasalahan Pembangunan Ekonomi - Pendekatan perekonomian : Pendekatan Makro - Masalah dalam perekonomian : rendahnya pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini ataupun nanti,dengan kematian seseorang akan berpisah dengan apa

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini ataupun nanti,dengan kematian seseorang akan berpisah dengan apa BAB I PENDAHULUAN 1.LATAR BELAKANG Setiap manusia akan mengalami kematian tidak ada pengecualiannya, baik pada saat ini ataupun nanti,dengan kematian seseorang akan berpisah dengan apa yang di milikinya,keluarga

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KOMPETENSI TENAGA PENDAMPING BAGI PENYANDANG DISABILITAS

PENGKAJIAN KOMPETENSI TENAGA PENDAMPING BAGI PENYANDANG DISABILITAS KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA Executive Summary PENGKAJIAN KOMPETENSI TENAGA PENDAMPING BAGI PENYANDANG DISABILITAS Tim B2P3KS Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial BALAI BESAR PENELITIAN

Lebih terperinci

Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Revoldi H Siringoringo Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP

Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Revoldi H Siringoringo Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Revoldi H Siringoringo Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP A. Latar Belakang Program Pendidikan dan Pelatihan(Diklat) tidak serta merta berakhir dengan berahirnya kegiatan

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008 DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008 Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII ( TUJUH ) Hari, tanggal : Senin, 9 Juni 2008 Waktu : 60 Menit PETUNJUK UMUM:

Lebih terperinci

Edukasi Kesehatan Mental Intensif 15. Lampiran A. Informed consent (Persetujuan dalam keadaan sadar) yang digunakan dalam studi ini

Edukasi Kesehatan Mental Intensif 15. Lampiran A. Informed consent (Persetujuan dalam keadaan sadar) yang digunakan dalam studi ini Edukasi Kesehatan Mental Intensif 15 Lampiran A. Informed consent (Persetujuan dalam keadaan sadar) yang digunakan dalam studi ini PERSETUJUAN DALAM KEADAAN SADAR UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI SUBJEK RISET

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MH RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) AKADEMI KEBIDANAN MITRA HUSADA MEDAN Jalan Pintu Air IV Pasar 8 Kel. Kwala Bekala Kec. Medan Johor-Medan MATA KULIAH RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER KODE BOBOT (SKS)

Lebih terperinci

BAB II CHYNE, O BRIEN DAN BELGRAVE: TEORI SOSIAL DEMOKRAT

BAB II CHYNE, O BRIEN DAN BELGRAVE: TEORI SOSIAL DEMOKRAT BAB II CHYNE, O BRIEN DAN BELGRAVE: TEORI SOSIAL DEMOKRAT A. Teori Sosial Demokrat Untuk menjelaskan fenomena yang di angkat oleh peneliti yaitu POTRET KEMISKINAN MASYARAKAT DESA Studi Kasus Masyarakat

Lebih terperinci

54 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI LEMBAGA ORGANISASI PELAYANAN SOSIAL (Studi Kasus Mengenai Pelatihan Karyawan di Aksi Cepat Tanggap

54 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI LEMBAGA ORGANISASI PELAYANAN SOSIAL (Studi Kasus Mengenai Pelatihan Karyawan di Aksi Cepat Tanggap 54 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI LEMBAGA ORGANISASI PELAYANAN SOSIAL (Studi Kasus Mengenai Pelatihan Karyawan di Aksi Cepat Tanggap Jakarta Selatan) Oleh: Salma Arifah, Moch.Zainuddin, M. SI, & Arie

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PENELITIAN HIBAH BERSAING JUDUL PENELITIAN

RINGKASAN EKSEKUTIF PENELITIAN HIBAH BERSAING JUDUL PENELITIAN RINGKASAN EKSEKUTIF PENELITIAN HIBAH BERSAING JUDUL PENELITIAN MODEL COMMUNITY DEVELOPMENT BERBASIS KEARIFAN LOKAL MELALUI KEGIATAN REHABILITASI HUTAN MANGROVE OLEH: DR. PURWOWIBOWO, M.SI DR. NUR DYAH

Lebih terperinci

PERANAN MORAL DALAM SISTEM POLITIK INTERNASIONAL YANG ANARKI

PERANAN MORAL DALAM SISTEM POLITIK INTERNASIONAL YANG ANARKI PERANAN MORAL DALAM SISTEM POLITIK INTERNASIONAL YANG ANARKI A. Manusia, Politik dan Moral. Manusia adalah mahluk yang bermoral. Hal ini menjadi sesuatu yang mulai kabur dan berubah dalam hal keilmuan,

Lebih terperinci

Brief Note. Edisi 22, Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan

Brief Note. Edisi 22, Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan Brief Note Edisi 22, 2016 Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan Riza Primahendra Pengantar Salah satu indikator utama dalam melaksanakan CSR atapun

Lebih terperinci