PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL KINEMATIKA GERAK DENGAN ANALISIS VEKTOR DISERTAI KONSEP MATEMATIKA DASAR DI SMA SUB RAYON WAY JEPARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL KINEMATIKA GERAK DENGAN ANALISIS VEKTOR DISERTAI KONSEP MATEMATIKA DASAR DI SMA SUB RAYON WAY JEPARA"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL KINEMATIKA GERAK DENGAN ANALISIS VEKTOR DISERTAI KONSEP MATEMATIKA DASAR DI SMA SUB RAYON WAY JEPARA Oleh :Eliyawati, Herpratiwi, I Dewa Putu Nyeneng FKIP Unila, Jl. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung yawati2610@gmail.com HP : Abstrak : Pengembangan bahan ajar modul kinematika gerak dengan analisis vektor disertai konsep matematika dasar di sma sub rayon way jepara. Penelitian ini bertujuan: (1) mendeskripsikan potensi dan kondisi awal pembelajaran fisika materi kinematika gerak dengan analisis, (2) mendeskripsikan langkah langkah dalam pengembangan modul, (3) menganalisis efektifitas, (4) efesiensi, dan (5) kemenarikan modul. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan. Penelitian dilakukan di SMA Sub Rayon Way Jepara. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket, lembar observasi, dan tes serta dianalisisis menggunakan Uji t test. Hasil penelitian menyimpulkan : (1) Pada materi kinematika gerak dengan analisis vektor belum ada bahan ajar yang mengoptimalkan proses belajar. Bahan ajar yang tersedia tidak menyajikan materi prasyarat yaitu integral dan deferensial. (2) Langkah langkah dalam pengembangan modul adalah : a) penulisan modul, b) validasi ahli, c) uji coba dan revisi, d) uji lapangan. (3) Modul lebih efektif 75% berdasarkan peningkatan nilai tes, namun jika berdasarkan pencapaian KKM hanya efektif pada SMAIT Baitul Muslim. (4) Modul efesien dengan penghematan waktu rata rata 25%, alokasi pembelajaran menggunakan modul lebih sedikit dibandingkan direncanakan, namun modul tidak efesien jika ditinjau dari pembiayaan. (5) Modul menarik 80% ditinjau dari kemudahan penggunaan, kejelasan materi, kemudahan materi untuk dipahami, kemudahan untuk belajar mandiri dan menumbuhkan semangat belajar. Kata kunci: modul, kinematika gerak, analisis vektor. Abstract : Development of teaching materials module motion with vector analysis accompanied basic mathematical concepts in senior high school of sub rayon Way Jepara. This study aims to: (1) describe the potential and initial conditions matter physics learning kinematic motion with vector analysis, (2) describe the steps in the development of modules, (3) analyze the effectiveness, (4) efficiency, and (5) the attractiveness of the module. The method used is research and development. The study was conducted in senior high school of Sub Rayon Way Jepara. Data was collected using questionnaires, observation sheets, and test and test analyzed using t-test. The study concluded: (1) In the matter of kinematics motion with vector analysis not available teaching materials that optimize the learning process. Teaching materials not present prerequisite material that is an integral and deferensial. (2) The step in the development of the module are: a) the writing module, b) validation experts, c) testing and revision, d) field testing. (3) The module is more

2 effective 75% based on the increased value of the test, but if it is based on the achievement of KKM is only effective on SMAIT Baitul Muslim. (4) Module efficient with an average time savings of 25%, the allocation of learning using modules fewer than planned, but the module is not efficient if the terms of the financing. (5) Module attract 80% in terms of ease of use, clarity of content, ease of material to be understood, convenience for self-learning and foster the spirit of learning. Keywords: module, kinematics motion, vector analysis. PENDAHULUAN Tujuan mata pelajaran fisika tingkat SMA memiliki beberapa tujuan diantaranya mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Tujuan mata pelajaran fisika tersebut dapat tercapai apabila pembelajaran yang dialami siswa efektif dan bermakna serta ditunjang oleh sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai. Indikator tercapainya tujuan mata pelajaran dapat ditinjau dari meningkatnya prestasi belajar siswa. Berdasarkan analisis terhadap siswa yaitu tentang karakteristik umum siswa, kemampuan awal dan gaya belajar siswa diperoleh bahwa karakteristik umum siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Sub Rayon Way Jepara Lampung Timur belum dapat memfasilitasi pembelajaran dengan internet dan komputer baik yang disediakan oleh sekolah maupun siswa secara pribadi, adanya materi prasyarat matematika yaitu konsep integral dan diferensial pada materi kelas XI semester ganjil dengan kompetensi dasar menganalisis gerak lurus, gerak melingkar dan gerak parabola dengan analisis vektor. Materi prasyarat tersebut belum diperoleh siswa pada kelas XI semester ganjil. Belajar adalah suatu aktifitas yang berlangsung antara pebelajar dengan lingkungannya dan menimbulkan perubahan pada berbagai aspek. Dalam pendidikan banyak teori belajar yang disumbangkan oleh beberapa ahli, namun teori belajar

3 memiliki tujuan utama untuk menjelaskan proses belajar. Memperhatikan pada hubungan diantara variabel variabel yang menentukan hasil belajar. Berbeda dengan teori pembelajaran yang memperhatikan pada bagaimana pembelajar memepengaruhi siswanya untuk belajar. Menurut Riyanto (2009 : 6) behaviorisme akan menimbulkan tingkah laku yaitu perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Menurut Karwono (2010 : 42) teori behaviorisme menekankan pada tingkah laku manusia dan memandang individu sebagai mahluk reaktif yang memberikan respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan latihan akan membentuk perilaku mereka. Berdasarkan uraian diatas teori belajar behaviorisme bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk merangsang pebelajar dalam berperilaku. Teori belajar lain, teori konstruktivisme memahami belajar sebagai proses pembentukan pengetahuan oleh si belajar itu sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang mengetahui. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak guru kepada orang lain. Menurut Piaget dalam Siregar dkk (2010 : 39) bahwa pengetahuan merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalamannya, proses pembentukan berjalan terus menerus dan setiap kali terjadi rekonstruksi karena adanya pemahaman yang baru. Sehingga siswa mengartikan apa yang telah diajarkan dengan konstruksi yang telah dibangun sebelumnya. Menurut Budiningsih (2005:59) Paradigma konstruktivisme memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Berdasarkan uraian diatas, dalam belajar siswa harus membangun sendiri pengetahuannya karena proses belajar itu datang dari dalam individu bukan dri luar individu. Dalam hal sarana belajar, peran utama dalam kegiatan belajar adalah

4 aktivitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui bahan, media, peralatan, lingkungan dan fasilitas lainnya yang disediakan untuk membantu pembentukan pengetahuan tersebut. Lingkungan belajar juga sangat berpengaruh terhadap konstruksi pengetahuan oleh siswa. Dengan demikian pembelajaran konstruktivistik memberi ruang yang luas bagi siswa untuk secara mandiri melakukan kegiatan belajarnya dengan bantuan guru yang menciptakan suasana konstruktivistik, karena jika tidak ada perancangang dan pengawasan dalam pembelajaran, tujuan pembelajaran akan sulit untuk dicapai. Menurut Reigeluth Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran. Strategi pembelajaran meliputi situasi belajar seperti belajar induktif serta komponen proses belajar mengajar seperti motivasi dan elaborasi. Variabel penting dalam pembelajaran menurut Reigeluth yaitu : a. Kondisi pembelajaran Kondisi Pembelajaran didefenisikan sebagai faktor faktor yang mempengaruhi penggunaan metode tertentu untuk meningkatkan hasil belajar. Yang dimaksud dalam klasifikasi variabel ini adalah tujuan pembelajaran, karakteristik bidang studi, kendala, dan karakteristik siswa b. Metode pembelajaran Metode pembelajaran didefenisikan sebagai cara cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda. Klasifikasi variabel ini adalah strategi pengorganisasian, strategi penyampaian dan strategi pengelolaan. c. Hasil pembelajaran Hasil belajar didefenisiskan sebagai efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan suatu metode dibawah kondidi yang berbeda. Klasifikasi dari variabel ini adalah, efektif, efesien dan menarik.

5 Berdasarkan uraian di atas teori pembelajaran Reigeluth menegaskan bahwa keberhasilan pembelajaran yang efektif, efesien dan menarik bagi siswa bergantung pada dua variabel yaitu 1) kondisi pembelajaran yaitu tujuan pembelajaran, karakteristik bidang studi, kendala, dan karakteristik siswa; 2) metode pembelajaran yang meliputi strategi pengorganisasian, strategi penyampaian dan strategi pengelolaan. Hasil pembelajaran yang efektif, efesien dan menarik dapat dicapai jika menggunakan strategi peorganisasian materi, strategi penyampaian kepada siswa dan pengelolaan pembelajaran yang dipilih berdasarkan analisis tujuan pembelajaran, karakteristik bidang studi, kendala, dan karakteristik siswa. Beberapa bahan ajar seperti LKS (Lembar Kerja Siswa), modul dan buku dari penerbit telah dapat digunakan oleh siswa di SMA Negeri I Labuhan Ratu. Namun kedua bahan ajar tersebut belum mempermudah siswa untuk mahami materi kinematika dengan analisis vektor. Penggunaan konsep integral, dan diferensial sebagai materi prasyarat tidak dimunculkan konsepnya terlebih dahulu dalam bahan ajar yang digunakan siswa untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep ini. Proses pembelajaran sangat bergantung pada guru sebagai sumber belajar. Pada era pendidikan sekarang sumber belajar sangat luas dan mudah ditemui siswa namun sumber belajar tersebut belum serta merta dapat memudahkan siswa dalam belajar. Maka sumber belajar tersebut harus sengaja dirancang untuk memudahkan siswa dalam belajar. Sumber belajar demikian dinamakan bahan ajar. Berdasarkan panduan pengembangan bahan ajar KTSP disebutkan bahwa Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Berbagai jenis bahan ajar cetak, antara lain hand out, buku, modul, poster, brosur, dan leaflet. Bahan ajar yang memadukan konsep matematika untuk pembelajaran fisika pada materi kinematika gerak dengan analisis vektor sangat diperlukan. Menjadi tanggung jawab guru fisika untuk menyajikan materi matematika yang akan dipergunakan, namun konsep matematika

6 tidak dapat serta merta dikuasai oleh siswa dan dapat dipergunakan dalam pembelajaran. Maka diperlukan pengalaman belajar mandiri bagi siswa yang menyajikan konsep matematika yang dipergunakan dalam pembelajaran fisika sehingga siswa dapat belajar secara mandiri untuk memahaminya. Menurut Prastowo (2012 : 106) modul pada dasarnya adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami siswa sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik. Dengan modul siswa dapat mengukur sendiri tingkat penguasaan mereka terhadap materi yang dibahas pada setiap satuan modul bedasarkan kunci jawaban yang disediakan, sehingga apabila telah menguasainya mereka dapat melanjutkan pada satuan modul tingkat berikutnya. Modul adalah bahan ajar sederhana berbentuk cetakan yang dapat digunakan oleh semua siswa yang ada di SMA Sub Rayon Way Jepara yang tidak membutuhkan alat bantu dalam penggunaannya dan sesuai dengan gaya belajarnya. Penyajian modul yang lengkap dan detail serta disajikan dalam ruang lingkup materi yang kecil memberikan ruang siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan belajarnya. Berdasarkan beberapa uraian di atas maka dibutuhkan pengembangan bahan ajar berbentuk modul untuk materi kinematika gerak dengan analisis vektor yang disertai integrasi penggunaan konsep konsep matematika yang mendasarinya sehingga pembelajaran pada materi tersebut dapat menjadi lebih efektif, efesien dan menarik. Pembelajaran menggunakan modul yang pada hakikatnya disusun dalam rangka belajar mandiri untuk siswa, sangat banyak menggunakan reinforcement berupa penguatan yang diberikan kepada siswa agar semakin termotivasi mempelajari modul. Prinsip pengulangan latihan, penguatan dan sebab akibat pada teori behaviorisme adalah teknik dalam penyusunan modul sehingga diharapkan pembaca modul diharapkan mencapai hasil belajar yang diinginkan.

7 Pembelajaran menggunakan modul dalam rangka pembelajaran mandiri memberikan ruang yang luas bagi siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri. Modul yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk melanjutkan mempelajari materi jika sudah menyelesaikan tahap selanjutnya memberikan kesempatan bagi siswa untuk terus mengkonstruksi pemahamannya dan pembelajaran mandiri ini memotivasi siswa untuk bertanya kepada guru jika menemui kesulitan. Keaktifan siswa baik itu secara pribadi maupun sosial dalam mempelajari modul ini adalah salah satu ciri pembelajaran yang menganut teori konstruktivisme.bahan ajar modul adalah bahan ajar yang dirancang untuk pembelajaran mandiri bagi siswa. Pembelajaran menggunakan modul klasikal dalam kelas membutuhkan rancangan pembelajaran yang matang oleh guru sebagai perancang pembelajaran dalam kelas. Pengembangan modul diawali dengan analisis kebutuhan terhadap karakteristik siswa dan mata pelajaran. Penerapannya dalam pembelajaran di kelas juga membutuhkan perancangan pembelajaran oleh guru. Perancangan meliputi bagaimana strategi pengorganisasian, strategi penyampaian dan strategi pengelolaan yang dipilih. Menurut Sanjaya (2008:128) strategi pembelajaran individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu yang bersangkutan. Sedangkan Rusman (2011 : 355) menyatakan belajar mandiri adalah peningkatan kemampuan dan ketrampilan siswa dalam proses belajar tanpa bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya siswa tidak tergantung pada orang lain. Selanjutnya Rusman Menyatakan dalam belajar mandiri siswa berusaha sendiri terlebih dahulu untuk memahami isi pelajaran melalui media, jika mendapat kesulitan kemudian siswa akan bertanya atau mendiskusikan dengan teman, guru atau orang lain. Berdasarkan uraian diatas pembelajaran individu atau mandiri bukan berarti siswa dilepas secara total dalam proses pembelajaran, tetap ada peran guru dalam proses pembelajaran terutama dalam penyediaan bahan ajar. Maka guru sebagai fasilitator dapat memberikan informasi kepada siswanya tentang sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Tidak hanya sebatas itu, guru juga dapat mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan

8 tujuan pembelajaran ayang akan dicapai dan karakteristik siswanya sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Metode latihan (drill) atau metode training Menurut Sagala (2011 : 217) merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menenamkan kebiasaan kebiasaan tertentu. Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau ketrampilan dari apa yang dipelajari. Menurut Sagala (2011 : 219) Metode pemberian tugas atau metode resistasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkannya. Sedangkan menurut Fathurrohman (2009 : 64) metode penugasan tidak sama dengan istilah pekerjaan rumah, tapi jauh lebih luas. Tugas dilaksankan di rumah, di sekolah, di perpustakaan dan tempat lainnya. Metode Penugasan untuk merangsang anak belajar baik secara individual atau kelompok. Oleh karena itu, tugas dapat dikerjakan secara indivual maupun kelompok. Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode pemberian tugas adalah suatu penyajian bahan pembelajaran dengan cara guru memberikan tugas tertentu agar diselesaikan siswa sebagai salah satu bentuk kegiatan belajarnya, baik secara individu atau kelompok dan adanya laporan sebagai hasil dari tugas tersebut tanpa terikat dengan tempat. Menurut Riyanto (2009:355) tugas guru dalam proses belajar mandiri adalah menjadi fasilitator, yaitu orang yang siap memberikan bantuan kepada siswa jika diperlukan. bentuknya terutama bantuan dalam menentukan tujuan belajar, memilih bahan dan media belajar, serta dalam memecahkan kesulitan yang tidak dapat dipecahkan siswa sendiri Pembelajaran individual, metode pemberian tugas dan metode latihan adalah strategi penyampaian pembelajaran menggunakan modul sehingga teori belajar

9 konstruktivisme dan behaviorisme digabungkan dalam pembelajaran menggunakan modul. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pengembangan ini: (1) Mendeskripsikan Potensi dan kondisi awal pembelajaran fisika materi kinematika gerak dengan analisis vektor. (2) Mendeskripsikan langkah langkah dalam pengembangan modul kinematika gerak dengan analisis vektor disertai konsep matematika dasar. (3) Menganalisis efektifitas, efesiensi, dan kemenarikan modul materi kinematika gerak dengan analisis vektor. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development (R&D) pada mata pelajaran fisika atau penelitian yang berfokus pada analisis kebutuhan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran fisika. Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan dengan prosedur penelitian pengembangan menurut Borg and Gall (1979: 626) adalah: research and information collecting, planning, develop preliminary form of product, preliminary field testing, main product revision, main field testing, operational product revision, operational field testing,final product revision, and dissemination and implementation. Tahap kedelapan, yaitu uji coba operasional, tahap kesembilan adalah perbaikan produk akhir, dan tahap terakhir, yaitu diseminasi nasional. Penelitian ini dibatasi pada tahap ketujuh yakni revisi produk operasional dengan pertimbangan keterbatasan waktu dan biaya serta mengacu pada pendapat Borg and Gall bahwa jika merencanakan melaksanakan penelitian R&D untuk tesis dan disertasi lebih baik melaksanakan penelitian berskala kecil dengan membatasi langkah langkah penelitian R & D. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Sub Rayon Way Jepara pada semester ganjil tahun pelajaran

10 Proses pengembangan modul adalah proses desain modul yang dilakukan untuk menghasilkan draf modul yang mencakup : (a) perumusan KD yang harus dikuasai, (b) menentukan alat evaluasi/penilaian dan kunci jawaban, (c) penyusunan materi, (d)urutan pembelajaran Desain pengembangan modul pada penelitian ini menggunakan desain Assure, adapun tahapannya menurut Smaldino (2011 :110) adalah Analyze Learners, States Objectives, Select Methods, Media, and Material, Utilize Media and materials, Require Learner Participation, Evaluate and Revise. Pada Penelitian ini tahapan Assure merupakan tahapan pengembangan modul dan dilakukan sampai di langkah tiga karena langkah selanjutnya sama dengan langkah langkah dalam tahap penelitian Borg and Gall. Efektifitas dianalisis dengan melihat perbedaan perolehan nilai dalam mengerjakan soal pretes dan postes. Efesiensi dianalisis dengan menggunakan lembar observasi tentang perbandingan waktu dalam pembelajaran menggunakan modul dengan waktu yang direncanakan. Kemenarikan dianalisis berdasarkan angket yang diisi oleh responden (siswa). HASIL DAN PEMBAHASAN Observasi di lapangan menunjukkan tujuan pembelajaran fisika di SMA Negeri I Labuhan Ratu belum tercapai. Materi kinematika tidak mencapai ketuntasan 50 % disetiap evaluasinya. Pada tahun 2009/2010 terdapat 5 siswa yang tuntas dari 30 siswa, pada tahun 2010/2011 terdapat 6 siswa yang tuntas dari 30 siswa, dan pada tahun 2011/2012 terdapat 6 siswa yang tuntas dari 30 siswa (lihat tabel 1.1).

11 Tabel 1.1 Persentase Ketuntasan Mata Pelajaran Fisika Materi Kinematika Gerak Dengan Analisis Vektor. No Tahun Pelajaran KKM Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidaktuntas Persentase ketuntasan / % / % / % Hasil analisis kebutuhan terhadap siswa SMA Negeri I Labuhan Ratu diperoleh bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menentukan besaran besaran yang ditanyakan dalam soal jika ada suatu persamaan yang diketahui. Siswa dapat menentukan rumusnya namun tidak dapat dengan lancar mengerjakannya karena masih mengalami kesulitan dalam menggunakan operasi integral dan deferensial. Berdasarkan lembar angket yang diberikan kepada guru guru fisika kelas XI di SMA Lampung Timur menunjukkan mereka mengalami kendala dalam membelajarakan kinematika gerak dengan analisis vektor dikarenakan siswa belum mendapatkan konsep integral dan diferensial serta belum ada bahan ajar yang memadukan konsep tersebut dengan fisika. Langkah langkah dalam pengembangan modul antara lain 1. Penulisan modul. Modul dikembangkan dengan menggunakan desain Assure sampai pada langkah 3 yaitu, analisis siswa, menentukan tujuan dan memilih media, materi dan bahan ajar 2. Validasi ahli. Setelah dilakukan penulisan modul, dilakukan validasi oleh ahli materi fisika, ahli pembelajaran fisika dan media pembelajaran. Modul kinematika gerak dengan analisis vektor dinilai layak sebagai modul pembelajaran oleh ahli media pembelajaran dan ahli materi fisika. Namun menurut ahli pembelajaran fisika, modul yang dikembangkan belum layak digunakan dalam pembelajaran dan memerlukan revisi. 3. Uji coba dan revisi. Setelah dilakukan revisi berdasarkan validasi ahli dilakukan uji perorangan dan uji kelompok kecil. Uji coba ini dilakukan untuk melihat

12 bagaimana penerapan modul pada penerapan pembelajaran skala kecil kemudian responden diminta untuk memberikan saran untuk perbaikan modul. 4. Uji lapangan. Setelah dilakukan revisi modul diperoleh modul yang telah mendapat saran dari siswa dan ahli. Uji lapangan dilakukan pada sekolah sampel yaitu SMA N I Labuhan Ratu, SMAIT Baitul Muslim Labuhan Ratu dan SMA Teladan Way Jepara. Uji Lapangan dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas, efesiensi dan kemenarikan pembelajaran menggunakan modul. Berdasarkan uji lapangan diperoleh bahwa modul yang dikembangkan efektif jika ditinjau dari peningkatan nilai tes karena Penyajian pembelajaran menggunakan modul dalam tesis ini, menggunakan 3 model yaitu pembelajaran individual, pemberian tugas, dan latihan yang dipilih berdasarkan karakteristik modul yang menekankan pada kemandirian siswa dan karakteristik ketiga metode tersebut yang bersifat berpusat pada siswa dengan memadukan konsep behavioristik dan konstruktivistik. Selain itu modul dikembangkan dengan menggunakan langkah langkah pengembangan ASSURE yang merupakan model pengembangan yang berorientasi kelas. Model pengembangan ASSURE dilakukan sampai pada langkah tiga selanjutnya dikombinasikan dengan desain penelitian Borg and Gall. Sehingga modul sudah melewati evaluasi ahli, uji perorangan, dan uji kelompok kecil sebelum digunakan dalam kelas sehingga modul yang dikembangkan memang benar benar layak digunakan karena telah dilakukan revisi berdasarkan saran respondenya. Namun dengan metode inividual modul hanya efektif pada SMAIT Baitul Muslim karena penyajian pembelajaran modul menggunakan metode individual sehingga maksimal pelaksanaanya di SMA IT Baitul Muslim karena dalam satu kelas terdiri 22 siswa. Modul yang dikembangkan efesien ditinjau dari segi penggunaan waktu karena modul disusun secara lengkap dan sistematis dilengkapi kunci jawaban yang melatih kemandirian siswa sehingga siswa dapat mengatur sendiri belajarnya. Modul yang dikembangkan menarik karena modul ini dikembangkan dengan model pengembangan ASSURE yang langkah pertama dalam pengembangannya

13 adalah analisis siswa, yaitu pengembangan modul disesuaikan dengan karakteristik siswa dan gaya belajar siswa. SIMPULAN Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan pada materi kinematika gerak dengan analisis vektor memperoleh ketuntasan tidak lebih dari 21% dan belum ada bahan ajar yang mengoptimalkan proses belajar. Bahan ajar yang tersedia tidak menyajikan materi prasyarat yaitu integral dan deferensial. Langkah langkah dalam pengembangan modul kinematika gerak dengan analisis vektor disertai konsep matematika dasar adalah langkah pengembangan Assure yaitu denan tahapan : 1) penulisan modul, 2) validasi ahli, 3) uji coba dan revisi, 4) uji lapangan. Modul lebih efektif 75% berdasarkan peningkatan nilai tes, namun jika berdasarkan pencapaian KKM hanya efektif pada SMAIT Baitul Muslim. Modul efesien dengan penghematan waktu rata rata 25%, alokasi pembelajaran menggunakan modul lebih sedikit dibandingkan direncanakan, namun modul tidak efesien jika ditinjau dari pembiayaan. Modul menarik 80% ditinjau dari kemudahan penggunaan, kejelasan materi, kemudahan materi untuk dipahami, kemudahan untuk belajar mandiri dan menumbuhkan semangat belajar. DAFTAR PUSTAKA Borg, Walter R. & Meredith D Gall, Educational research. an introduction (4 th ed.). New York: Longman Inc. Budiningsih, C.A Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung : PT Refika Aditama Karwono Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan sumber belajar. Bandung : Cerdas Jaya

14 Prastowo, Andi Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta : DIVA press Riyanto, Yatim Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Kencana Rusman Model Model Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Sagala, Syaiful Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Sanjaya, Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Siregar, Eveline dan Nara, Hartini, Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia Smaldino, Sharon E, dkk Intructional Technology And Media Media For Learning : Teknologi Pembelajaran Dan Media Untuk Belajar. Jakarta : Kencana

15

16

I. PENDAHULUAN. Menurut Salma (2007 : 4) pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi

I. PENDAHULUAN. Menurut Salma (2007 : 4) pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Salma (2007 : 4) pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah pencapaiannya. Dalam pelaksanaannya perlu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TRIGONOMETRI DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SMA GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TRIGONOMETRI DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SMA GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG 1 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TRIGONOMETRI DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SMA GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG Oleh : Nurashri Partasiwi, Adelina Hasyim, Sugeng Sutiarso FKIP Unila, Jl. Dr Sumantri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development (R&D) pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development (R&D) pada III. METODE PENELITIAN 3. Rancangan Penlitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development (R&D) pada mata pelajaran fisika atau penelitian yang berfokus pada analisis kebutuhan peserta

Lebih terperinci

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 67 Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Fauzi Bakri a), Razali Rasyid, Rina Dwi A. Mulyaningsih Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Beberapan hasil kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Beberapan hasil kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian 112 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Beberapan hasil kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian pengembangan bahan ajar workshop pendidikan kesehatan ini antara lain adalah : 1.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas 29 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen penugasan yang berbasis peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN KELAS XI SMA NEGERI 1 BELALAU

PENGEMBANGAN MODUL PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN KELAS XI SMA NEGERI 1 BELALAU 1 PENGEMBANGAN MODUL PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN KELAS XI SMA NEGERI 1 BELALAU Oleh :Hernapuri, Adelina Hasyim, Riswandi FKIP Unila, Jl. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung e-mail:

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERMUATAN KARAKTER BERBASIS PENDEKATAN ILMIAH PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VII SMP DI BANDAR LAMPUNG

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERMUATAN KARAKTER BERBASIS PENDEKATAN ILMIAH PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VII SMP DI BANDAR LAMPUNG PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERMUATAN KARAKTER BERBASIS PENDEKATAN ILMIAH PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VII SMP DI BANDAR LAMPUNG Oleh : Ardiyanti, Dwi Yulianti, dan Undang Rosidin FKIP Unila Jl. Prof.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar Lampung

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TIPE MAKE A MATCH MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII SMP DI BANDAR LAMPUNG

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TIPE MAKE A MATCH MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII SMP DI BANDAR LAMPUNG PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TIPE MAKE A MATCH MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII SMP DI BANDAR LAMPUNG Oleh : Siti Aisyah, Adelina Hasyim,Riswandi FKIP Unila Jl.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL TUTORIAL OPENOFFICE.ORG WRITER SISWA KELAS VIII DI LAMPUNG UTARA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL TUTORIAL OPENOFFICE.ORG WRITER SISWA KELAS VIII DI LAMPUNG UTARA PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL TUTORIAL OPENOFFICE.ORG WRITER SISWA KELAS VIII DI LAMPUNG UTARA Oleh: Alviana Cahyani, Budi Koestoro, Abdurrahman FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar

Lebih terperinci

ISSN X Elementary School 3 (2016) Volume 3 nomor 1 Januari 2016 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MULTIMEDIA UNTUK PEMBELAJARAN IPA SD

ISSN X Elementary School 3 (2016) Volume 3 nomor 1 Januari 2016 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MULTIMEDIA UNTUK PEMBELAJARAN IPA SD 39 ISSN 2338-980X Elementary School 3 (2016) 39-50 Volume 3 nomor 1 Januari 2016 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MULTIMEDIA UNTUK PEMBELAJARAN IPA SD *Dhian Dwi Nur Wenda Universitas Nusantara PGRI Kediri Diterima:

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU JURNAL. Oleh FENTI MIFTAHUL JANNAH ASMAUL KHAIR RAPANI

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU JURNAL. Oleh FENTI MIFTAHUL JANNAH ASMAUL KHAIR RAPANI PENGGUNAAN MEDIA VISUAL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU JURNAL Oleh FENTI MIFTAHUL JANNAH ASMAUL KHAIR RAPANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2014 ABSTRAK PENGGUNAAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERORIENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERORIENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERORIENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Oleh : Awalia Ratu, Budi Koestoro, Eddy Purnomo FKIP Unila,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan 73 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian Pendidikan dan pengembangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar workshop tentang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar workshop tentang 53 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar workshop tentang pendidikan kesehatan reproduksi bagi siswa pada jenjang sekolah menengah. Metode dari

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek uji coba lapangan awal. Subjek studi lapangan adalah 6 guru kimia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL ETNOBOTANI MASYARAKAT USING DI SMA NEGERI 1 GIRI BANYUWANGI

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL ETNOBOTANI MASYARAKAT USING DI SMA NEGERI 1 GIRI BANYUWANGI PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL ETNOBOTANI MASYARAKAT USING DI SMA NEGERI 1 GIRI BANYUWANGI Oleh: Rahmi Asti Harumi[1], S[3]ulifah Aprilya Hariani[2], Iis Nur Asyiah Abstract: The aims of

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL DASAR PENATAAN DISPLAY PADA MATA PELAJARAN PENATAAN DAN PERAGAAN SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 2 JEPARA JURNAL

PENGEMBANGAN MODUL DASAR PENATAAN DISPLAY PADA MATA PELAJARAN PENATAAN DAN PERAGAAN SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 2 JEPARA JURNAL PENGEMBANGAN MODUL DASAR PENATAAN DISPLAY PADA MATA PELAJARAN PENATAAN DAN PERAGAAN SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 2 JEPARA JURNAL Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA MATERI POKOK KINEMATIKA

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA MATERI POKOK KINEMATIKA PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA MATERI POKOK KINEMATIKA (1) Kadek Ceria Sukma Putri (1), Nengah Maharta (2), Wayan Suana (2) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila,

Lebih terperinci

Keywords: Teaching Materials, Module, Statistics and Probability

Keywords: Teaching Materials, Module, Statistics and Probability PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL MATEMATIKA KELAS XI IPA SMA DI BANDAR LAMPUNG Oleh : Rina Devita M, Dwi Yulianti, Sugeng Sutiarso FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung e-mail

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek uji coba lapangan awal. Subjek penelitian studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Development Research), karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran matematika sesuai dengan

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR KOGNITIF FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI POKOK KINEMATIKA DI KELAS XI IPA MAN I PEKANBARU

HASIL BELAJAR KOGNITIF FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI POKOK KINEMATIKA DI KELAS XI IPA MAN I PEKANBARU Jurnal Geliga Sains 3 (1), 10-16, 2009 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau ISSN 1978-502X HASIL BELAJAR KOGNITIF FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN IPS 1) Oleh Muji Desy Susanty 2), Pargito 3), Darsono 4)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN IPS 1) Oleh Muji Desy Susanty 2), Pargito 3), Darsono 4) PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN IPS 1) Oleh Muji Desy Susanty 2), Pargito 3), Darsono 4) This study aims to determine the effectiveness of cooperative

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI Biodik Vol 3 No.1 Juni 2017 Hal 8-15 1 PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI DEVELOPMENT OF BIOLOGY

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA MATERI GERAK MELINGKAR UNTUK SMA

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA MATERI GERAK MELINGKAR UNTUK SMA PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA MATERI GERAK MELINGKAR UNTUK SMA Desy, Desnita, Raihanati Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No.10 Rawamangun, Jakarta Timur 13220 desynicola@gmail.com,

Lebih terperinci

Oleh ABSTRACT. Key Word : Development, LKS,Guided Discovery PENDAHULUAN

Oleh ABSTRACT. Key Word : Development, LKS,Guided Discovery PENDAHULUAN PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS X SMA NEGERI 03 MUKOMUKO Oleh Erni Sariningtyas*,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS GAMBAR PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh: Yesi Wispa¹, Sudirman², Siska Nerita¹

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS GAMBAR PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh: Yesi Wispa¹, Sudirman², Siska Nerita¹ PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS GAMBAR PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh: Yesi Wispa¹, Sudirman², Siska Nerita¹ ¹Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

Abstract. Keywords : Interactive Media, LAN, TKJ.

Abstract. Keywords : Interactive Media, LAN, TKJ. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Web Pada Standar Kompetensi Melakukan Instalasi Perangkat Jaringan Lokal (LAN) untuk Siswa Kelas XI TKJ Di SMK SM Lulinda Riska, Khairudin, Karmila Suryani

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII 1) Rante Hanjarwati, 2) Yoso Wiyarno Universitas PGRI Adi Buana yosowiyarno@gmail.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL

PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL Pengembangan Modul Pembelajaran... (Dwi Armanda) 1 PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL DEVELOPMENT OF ELECTRONIC MODULE SUBJECT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu lingkungan belajar. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu lingkungan belajar. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA KARTUN IPA POKOK BAHASAN GAYA MAGNET KELAS V DI SD NEGERI 1 SEKARSULI

PENGEMBANGAN MEDIA KARTUN IPA POKOK BAHASAN GAYA MAGNET KELAS V DI SD NEGERI 1 SEKARSULI 38 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 1 Tahun ke-5 Tahun 2016 PENGEMBANGAN MEDIA KARTUN IPA POKOK BAHASAN GAYA MAGNET KELAS V DI SD NEGERI 1 SEKARSULI MEDIA DEVELOPMENT OF SCIENCE CARTOON IN SUBJECT

Lebih terperinci

MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS MODEL ASSURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STRUCTURED QUERY LANGUANGE (SQL)

MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS MODEL ASSURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STRUCTURED QUERY LANGUANGE (SQL) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan dunia, terutama Indonesia. Usaha pemerintah untuk mewujudkan peningkatan kualitas Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) yang dapat membantu siswa

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development).

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). 67 III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Desain penelitian pengembangan berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan

Lebih terperinci

LIA MIFTAHUL JANNAH NIM

LIA MIFTAHUL JANNAH NIM KEMAHIRAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ASSURE (Analyze Learners, State Objectives, Select Method, Media and Materials, Utilize Materials, Requires Learner Participation, Evaluate and Revise)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mengembangkan produk pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan.

III. METODE PENELITIAN. mengembangkan produk pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan. 51 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan (Research and Development) adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH MATA PELAJARAN IPA KELAS VII SMP DI BANDAR LAMPUNG. Oleh:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH MATA PELAJARAN IPA KELAS VII SMP DI BANDAR LAMPUNG. Oleh: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH MATA PELAJARAN IPA KELAS VII SMP DI BANDAR LAMPUNG Oleh: Dewi Niken Ariyanti, Herpratiwi, Undang Rosidin FKIP Unila, Jl. Prof. Sumantri Brodjonegoro

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R & D). Gall and Borg (2003;569) mendefinisikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS BELAJAR MANDIRI KELAS V DI SD NEGERI KECAMATAN ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS BELAJAR MANDIRI KELAS V DI SD NEGERI KECAMATAN ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU 1 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS BELAJAR MANDIRI KELAS V DI SD NEGERI KECAMATAN ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU Oleh: Maria, Budi Koestoro, Sugeng Sutiarso FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Soemantri

Lebih terperinci

THE DEVELOPMENT OF ACCOUNTING LEARNING MEDIA USING LECTORA INSPIRE IN FINANCIAL STATEMENT TOPIC OF GRADE X AT SMK NEGERI 1 MALANG

THE DEVELOPMENT OF ACCOUNTING LEARNING MEDIA USING LECTORA INSPIRE IN FINANCIAL STATEMENT TOPIC OF GRADE X AT SMK NEGERI 1 MALANG Journal of Accounting and Business Education, 1 (1), September 2016 THE DEVELOPMENT OF ACCOUNTING LEARNING MEDIA USING LECTORA INSPIRE IN FINANCIAL STATEMENT TOPIC OF GRADE X AT SMK NEGERI 1 MALANG Nur

Lebih terperinci

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SELOKA 3 (2) (2014) Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI KELAS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU JURNAL. Oleh AYU VALENTINA RISWANDI CUT ROHANI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI KELAS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU JURNAL. Oleh AYU VALENTINA RISWANDI CUT ROHANI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI KELAS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU JURNAL Oleh AYU VALENTINA RISWANDI CUT ROHANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2014 2 HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI.

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI. PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI Oleh: Nur ꞌazizah*), Rahmi**), Yulyanti Harisman**) *)Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. semester 1 di MTsN 1 Model Palangka Raya di peroleh nilai rata-rata 3,12

BAB VI PENUTUP. semester 1 di MTsN 1 Model Palangka Raya di peroleh nilai rata-rata 3,12 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengelolaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. 77 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. Pendekatan Research and Development yang merujuk pada teori Borg and Gall

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA Vidya Chaerunnisa, Siti Gia Syauqiyah, F., Bambang Ekanara Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang digunakan, langkah-langkah penelitian yang dilakukan, sumber data, instrumen penelitian dan pengolahan data. Pembahasan

Lebih terperinci

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) NON EKSPERIMEN UNTUK MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI IPA SMA N 8 MUARO JAMBI Syamsurizal *, Epinur * dan Devi Marzelina * * Program Studi Pendidikan Kimia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBEJARAN BONEKA KAUS KAKI BERBASIS LESSON STUDI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBEJARAN BONEKA KAUS KAKI BERBASIS LESSON STUDI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR PENGEMBANGAN MEDIA PEMBEJARAN BONEKA KAUS KAKI BERBASIS LESSON STUDI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR Erwin Putera Permana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian Research and Development (R&D) merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian Research and Development (R&D) merupakan suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development). Penelitian Research and Development (R&D) merupakan suatu proses atau langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Menurut Sugiyono, metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu merupakan jenis penelitian pengembangan (Research & Development). Untuk

Lebih terperinci

DEVELOPMENT OF ONLINE-LEARNING PLAN BASED ON LEARNING MANAGEMENT SYSTEM ON MATERIAL MOMENTUM AND IMPULSE CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL

DEVELOPMENT OF ONLINE-LEARNING PLAN BASED ON LEARNING MANAGEMENT SYSTEM ON MATERIAL MOMENTUM AND IMPULSE CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL DEVELOPMENT OF ONLINE-LEARNING PLAN BASED ON LEARNING MANAGEMENT SYSTEM ON MATERIAL MOMENTUM AND IMPULSE CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL Widya Arisya Putri* Muhammad Nasir** Azizahwati** e-mail : widyaarisya@gmail.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER MATERI KALOR SMP KELAS VII DI BANDAR LAMPUNG

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER MATERI KALOR SMP KELAS VII DI BANDAR LAMPUNG PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER MATERI KALOR SMP KELAS VII DI BANDAR LAMPUNG Budimah 1, Herpratiwi 2, Undang Rosidin 2 1 Mahasiswa Program Magister Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting pada kehidupan setiap orang. Menurut

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting pada kehidupan setiap orang. Menurut I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang penting pada kehidupan setiap orang. Menurut Sagala (2011:4), pendidikan ialah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SUHU DAN PERUBAHANNYA. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Unila

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SUHU DAN PERUBAHANNYA. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Unila PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SUHU DAN PERUBAHANNYA Praba Kurnia Dini Kalinda 1, Nengah Maharta 2, Chandra Ertikanto 2 1 Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh Leni Marlina * ), Villia Anggraini ** ), Mulia Suryani** ) * ) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Keywords: scientific approach, constructivist, Environmental Education, module.

Keywords: scientific approach, constructivist, Environmental Education, module. PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME UNTUK SISWA SMAN 1 KEPANJEN KELAS XI Oleh Mohammad Charisun 1, Mimien Henie Irawati

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DAN MEDIA PENUNJANG UNTUK MENGAKTIFKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DAN MEDIA PENUNJANG UNTUK MENGAKTIFKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DAN MEDIA PENUNJANG UNTUK MENGAKTIFKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS Siti Kuzaimah, Mustika Wati, Sri Hartini Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin zasura_kyut@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DAN MEDIA PENUNJANG UNTUK MENGAKTIFKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DAN MEDIA PENUNJANG UNTUK MENGAKTIFKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DAN MEDIA PENUNJANG UNTUK MENGAKTIFKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS Siti Kuzaimah, Mustika Wati, Sri Hartini Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin zasura_kyut@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG Rustiana Primasari 1, Wahyudi 2, Joharman 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang 67A

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 3 (8) (2014) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENGEMBANGAN BAHAN AJAR LKS DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR PENJASORKES BAGI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu research and development

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu research and development 21 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu research and development atau penelitian dan pengembangan Brog dan Gall (1983 : 772) yang terdiri dari

Lebih terperinci

Tugas Desain Pembelajaran 2 (Materi Konsep dan prinsip desain pembelajaran)

Tugas Desain Pembelajaran 2 (Materi Konsep dan prinsip desain pembelajaran) Tugas Desain Pembelajaran 2 (Materi Konsep dan prinsip desain pembelajaran) NAMA INSTANSI PANGKAT/GOL : AYUB SIREGAR : DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA SELATAN : PENATA MUDA TK.I / III.B I. Konsep dan

Lebih terperinci

PENGARUH BAHAN AJAR MODUL REMEDIAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA. (Artikel) Oleh DEWI CITRA HANDAYANI

PENGARUH BAHAN AJAR MODUL REMEDIAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA. (Artikel) Oleh DEWI CITRA HANDAYANI PENGARUH BAHAN AJAR MODUL REMEDIAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA (Artikel) Oleh DEWI CITRA HANDAYANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013 PENGARUH BAHAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN HANDOUT DILENGKAPI DENGAN TEKA-TEKI SILANG PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM EKSKRESI DI MAN 1 MUARA BUNGO

PENGEMBANGAN HANDOUT DILENGKAPI DENGAN TEKA-TEKI SILANG PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM EKSKRESI DI MAN 1 MUARA BUNGO PENGEMBANGAN HANDOUT DILENGKAPI DENGAN TEKA-TEKI SILANG PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM EKSKRESI DI MAN 1 MUARA BUNGO Muhamad Rozi Afrianto 1, Gusmaweti 2,Wince Hendri 2. 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana oleh Puput Ambaryuni

Lebih terperinci

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126 SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 (Creativity and Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Oktober 2017 ANALISIS

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015 Ary Wardani 1, Triyono 2, Ngatman 3 1 Mahasiswa, 2

Lebih terperinci

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 6 SMA NEGERI 5 PEKANBARU Riwa Giyantra *) Armis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah (1) lokasi dan subyek penelitian, (2) metode penelitian, (3) sumber data, (4) diagram alir penelitan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini meninjau pertimbangan dari kesesuaian tujuan penelitian adalah penelitian dan pengembangan atau Research

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI POLA BILANGAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI POLA BILANGAN Vol. 9 No.1 Desember 2016 Halaman 24-28 http://dx.doi.org/10.22202/jp.2016.v9i1.2039 Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/pelangi PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII SMAN DI KOTA BENGKULU

PENGEMBANGAN MODUL AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII SMAN DI KOTA BENGKULU PENGEMBANGAN MODUL AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII SMAN DI KOTA BENGKULU 1) Rosdiana, 2) Johanes Sapri, 2) Bambang Sahono 1) SMAN 5 Bengkulu, 2) Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL EXPERIENTIAL LEARNING YANG DIARAHKAN UNTUK STRATEGI THINK TALK WRITE PADA MATERI SISTEM SARAF

PENGEMBANGAN MODUL EXPERIENTIAL LEARNING YANG DIARAHKAN UNTUK STRATEGI THINK TALK WRITE PADA MATERI SISTEM SARAF PENGEMBANGAN MODUL EXPERIENTIAL LEARNING YANG DIARAHKAN UNTUK STRATEGI THINK TALK WRITE PADA MATERI SISTEM SARAF Tri Handayani 1, Sajidan 2, Baskoro Adi Prayitno 3 1 Program Studi Magister Pendidikan Sains

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI MATRIKS SISWA KELAS XI MIA SMAN 6 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI MATRIKS SISWA KELAS XI MIA SMAN 6 KOTA JAMBI PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI MATRIKS SISWA KELAS XI MIA SMAN 6 KOTA JAMBI Yeni Purwati 16, Buyung 17, Relawati 18 Abstract: This study aims to

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan

Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan Volume 2, No 1, April 2015 (74-82) Tersedia Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jitp PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK BELAJAR MEMBACA AL-QURAN METODE QIRA ATI DI TPQ RAUDLOTUT

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP Rika Suryaningsih, Rina Widiana, Siska Nerita Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan

Lebih terperinci

THE DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA BASED POWTOON ON THE SUBJECT OF HYDROCARBON AT SECOND GRADE SENIOR HIGH SCHOOL

THE DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA BASED POWTOON ON THE SUBJECT OF HYDROCARBON AT SECOND GRADE SENIOR HIGH SCHOOL 1 THE DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA BASED POWTOON ON THE SUBJECT OF HYDROCARBON AT SECOND GRADE SENIOR HIGH SCHOOL Liani *, Rini **, R. Usman Rery *** Email :*lianizubir25@gmail.com **rinimasril@gmail.com

Lebih terperinci

Kata kunci : Lembar Kerja Siswa, Praktikum, Simulator Elektronika.

Kata kunci : Lembar Kerja Siswa, Praktikum, Simulator Elektronika. PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM LISTRIK DINAMIS BERBASIS TIK MENGGUNAKAN SIMULATOR ELEKTRONIKA Azfin Gustria (1), Nengah Maharta (2), Eko Suyanto (2) (1) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBUBUTAN DASAR DI WORKSHOP BERBASIS VIDEO DALAM BIDANG PRAKTIK PEMESINAN

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBUBUTAN DASAR DI WORKSHOP BERBASIS VIDEO DALAM BIDANG PRAKTIK PEMESINAN JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 24, NO. 1, APRIL 2016 1 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBUBUTAN DASAR DI WORKSHOP BERBASIS VIDEO DALAM BIDANG PRAKTIK PEMESINAN Oleh: Rofiqul Fuadi Sholihin, Yoto dan Sunomo

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 GEMEKSEKTI TAHUN AJARAN 2015/2016 Siti Rokhmah 1, Wahyudi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 1 KARANGSARI TAHUN AJARAN 2014/2015 Masrukhin 1, Triyono 2,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar pada mata pelajaran IPS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL SENAM BERBASIS PENCAK SILAT. Widiastuti Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

PENGEMBANGAN MODEL SENAM BERBASIS PENCAK SILAT. Widiastuti Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta JPD: Jurnal Pendidikan Dasar http://doi.org/10.21009/jpd DOI: doi.org/10.21009/jpd.082.05 PENGEMBANGAN MODEL SENAM BERBASIS PENCAK SILAT Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta Wididilla41@gmail.com

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Borg and Gall (2003),

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Borg and Gall (2003), III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Borg and Gall (2003),

Lebih terperinci

KELAYAKAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA SMPN 1 KAYEN KIDUL

KELAYAKAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA SMPN 1 KAYEN KIDUL Prosiding Seminar Nasional SIMBIOSIS II, Madiun, 30 September 2017 Eka Dia Ayu W., dkk., Kelayakan Modul Pembelajaran Berbasis Problem Based Learning... p-issn : 9772599121008 e-issn : 9772613950003 KELAYAKAN

Lebih terperinci

Ina Agustin Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Ronggolawe Tuban

Ina Agustin Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Ronggolawe Tuban Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara ISSN.2460-6324 Volume 2 Nomor 2 Januari 2017 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMATIK BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR (Studi pada

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU TEKS TEMATIK BERBASIS KONTEKSTUAL

PENGEMBANGAN BUKU TEKS TEMATIK BERBASIS KONTEKSTUAL Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 9 Bulan September Tahun 2016 Halaman: 1744 1748 PENGEMBANGAN BUKU TEKS TEMATIK BERBASIS KONTEKSTUAL

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB. MALANG TAHUN AJARAN 2016/2017 Oleh : Emmy Suaida, emisuaida@gmail.com

Lebih terperinci

Hj. Zaenab Guru SMKN 1 Pallangga, kab. Gowa. Abstrak

Hj. Zaenab Guru SMKN 1 Pallangga, kab. Gowa. Abstrak 27 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X PERSIAPAN GRAFIKA 3 MELALUI PENERAPAN STRATEGI PETA KONSEP SETTING KOOPERATIF TIPE STAD DI SMK NEGERI 1 PALLANGGA KABUPATEN GOWA Hj. Zaenab Guru SMKN 1

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER MATERI KALOR SMP KELAS VII DI BANDAR LAMPUNG

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER MATERI KALOR SMP KELAS VII DI BANDAR LAMPUNG PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER MATERI KALOR SMP KELAS VII DI BANDAR LAMPUNG 1 Oleh Budimah, Herpratiwi, Undang Rosidin FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar

Lebih terperinci

Pengaruh Desain Pembelajaran Assure Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar

Pengaruh Desain Pembelajaran Assure Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar 44 INOVASI, Volume XVIII, Nomor 1, Januari 2016 Pengaruh Desain Pembelajaran Assure Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Reza Syehma Bahtiar Dosen Fakultas Bahasa dan Sains Universitas Wijaya Kusuma

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTI MEDIA INTERAKTIF MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI MATERI MICROSOFT EXCEL DI SMA LAMPUNG TENGAH

PENGEMBANGAN MULTI MEDIA INTERAKTIF MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI MATERI MICROSOFT EXCEL DI SMA LAMPUNG TENGAH PENGEMBANGAN MULTI MEDIA INTERAKTIF MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI MATERI MICROSOFT EXCEL DI SMA LAMPUNG TENGAH Oleh: Mu alimin, Herpratiwi, Abdurrahman FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Sumantri

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS Ayu Tiara Putri 1, Haninda Bharata 2, Arnelis Djalil 2 putri.ayutiara@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG Widya Danu Fadilah 1, Edrizon 1, Hendra Hidayat 1 1

Lebih terperinci