HUBUNGAN AKTIVITAS DASAR SEHARI HARI DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN STROKE DI RUANG ANGGREK I RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN AKTIVITAS DASAR SEHARI HARI DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN STROKE DI RUANG ANGGREK I RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA"

Transkripsi

1 HUBUNGAN AKTIVITAS DASAR SEHARI HARI DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN STROKE DI RUANG ANGGREK I RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA Lilis Murtutik,Harini Wigatiningsih Latar belakang: Depresi merupakan salah satu gangguan jiwa yang lebih sering terjadi pada pasien stroke yang mengalami gangguan dalam aktivitas dasar sehari hari. Hal ini diakibatkan oleh ketrbatasan dalam pemenuhan aktivitas dasar yang biasa dilakukan sendiri, dengan kondisi keterbatasan yang dialami setelah serangan stroke,selain gejala gejala kelainan saraf, juga ditemukan gangguan mental emosional salah satunya adalah depresi sedangkan pasien stroke yang dirawat di rumah sakit sekitar 30 % - 40% menderita depresi. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kemampuan aktivitas dasar sehari-hari dengan tingkat depresi pada pasien stroke di ruang anggrek I RSUD Dr Moewardi Surakarta. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan rancangan Cross Sectional. Populasi sebanyak 50 orang dan sampel diambil dengan menggunakan teknik Tabel Krecjie sebanyak 44 pasien stroke. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dengan menggunakan analisis korelasi spearman rank. Hasil: Dari 44 responden diperoleh data yang tidak mengalami depresi adalah 12,3% yang mengalami depresi ringan 45,6% dan depresi sedang 31,8% berat 11,3%. Tingkat kemampuan aktivitas dasar meliputi: mandiri 0%, ringan 22,8%, sedang 31,8% berat 27.2% bantuan total 18,2%. Analisis data spearman diperoleh r sebesar -0,624 dengan harga signifikansi sebesar 0,000. Harga signifikansi lebih kecil dari 0,05,artinya ada hubungan yang negative antara aktivitas dasar sehari hari, semakin tinggi aktivitas dasar sehari hari maka semakin rendah tingkat depresi, demikian sebaliknya,semakin rendah aktivitas dasar sehari hari,maka akan semakin tinggi tingkat depresi. Simpulan: Ada hubungan yang negative antara kemampuan aktivitas dasar sehari-hari dengan tingkat depresi pada pasien stroke di RSUD Dr Moewardi Surakarta hitung Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari

2 Pendahuluan Banyak penelitian telah menunjukan bahwa penatalaksanaan secara dini setelah stroke dapat membantu perbaikan fungsi hidup sehari hari dan berlanjut keluar rumah sakit lebih awal. Depresi kemungkinan merupakan gangguan emosional yang paling sering terjadi akibat stroke ataupun sebagai komorbiditas yang menyertainya. Menurut Kaplan dan Sadock ( 2000 ) menyebutkan bahwa prevalensi depresi pada pasien stroke mencapai 40 % - 60 % dalam 6 bulan pertama sesudah terjadinya stroke ( Hawari D, 2001). Sindroma diatas bukan gangguan yang homogen, tetapi merupakan fenomena yang komplek, gejala depresi sangat bervariasi misalnya depresi ringan, sedang dan berat, dapat disertai atau tanpa gejala psikotik. Keanekaragaman bentuk depresi ini diduga adanya perbedaan etiologi yang mendasari depresi ( Amir N, 2003 ) Menurut penelitian Nurmiati, 2006 bahwa depresi mempunyai dampak negatif terhadap perbaikan fungsi aktivitas dasar sehari hari pada pasien stroke. Feibek dan Springer melaporkan bahwa pasien depresi pada 6 bulan setelah stroke memiliki kesulitan besar dalam mengembalikan fungsi kegiatan sosial mereka sebelumnya dibandingkan dengan pasien yang tidak depresi. Pada penelitian pasien dengan depresi selama periode segera setelah stroke dengan ketidak mampuan pada skor aktivitas dasar sehari hari, ditemukan 2 tahun kemudian bahwa pasien dengan depresi menunjukan kurangnya perbaikan secara signifikan pada fungsi aktifitas sehari hari. Kurva perbaikan fungsi aktifitas sehari hari secara signifikan tidak berbeda antara pasien dengan depresi mayor dibandingkan pasien depresi minor, menunjukan bahwa bentuk depresi sedang dan depresi berat akan berlanjut menjadi tidak sempurnanya perbaikan fungsi aktifitas sehari hari ( Dennis M. et all, 2000 ). Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari

3 Faktor faktor yang diduga berperan yaitu peristiwa peristiwa kehidupan yang bersifat stresor (problem keuangan perkawinan, pekerjaan penyakit dan lain lain ). Menurut penelitian Nurmiati (2006) melaporkan adanya hubungan antara depresi dengan hendaya fisik atau hendaya fungsi sehari hari. Hendaya fungsi dapat menimbulkan depresi dan depresi dapat mempengaruhi beratnya hendaya fungsi sehari hari. Ruang Anggrek I merupakan salah satu ruang rawat inap di RSUD Dr Moewardi untuk merawat pasien stroke. Berdasarkan data jumlah pasien dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2010 rata rata merawat 51 pasien stroke /bulan dan mengalami hendaya fungsional yang membutuhkan bantuan dalam pemenuhan kebutuhan dasar sehari hari. Berdasarkan fenomena latar belakang masalah perlunya dilakukan penelitian Hubungan antara aktivitas dasar sehari hari dengan tingkat depresi pada pasien stroke diruang Anggrek I di RSUD Dr Moewardi Surakarta. Landasan Teori Pengertian Depresi Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnostik Gangguan Jiwa III di Indonesia (1993) depresi adalah sekumpulan gejala dengan gambaran utama gangguan mood yang mempengaruhi penampilan kognitif, psikomotor dan psikososial disertai kesulitan hubungan interpersonal. Menurut Maramis (2005) depresi sebagai salah satu gangguan afek dan emosi yang sudah sedemikian keras sehingga fungsi individu terganggu. Berbeda menurut Nugroho, W. (2000) depresi adalah suatu perasaan sedih dan pesimis yang berhubungan dengan suatu penderitaan. dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang dalam. Kaplan & Sadock s, (2003) depresi sebagai suatu kondisi pada individu yang ditandai dengan hilangnya energi dan Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari

4 motivasi, perasaan bersalah, kesulitan Kemampuan pasien stroke dalam berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, serta muncul pikiran tentang kematian atau bunuh diri.tanda dan gejala lainnya berupa terjadinya perubahan tingkat pemenuhan aktivitas dasar sehari-hari Teori tentang perawatan diri yang diperkenalkan oleh Orem menekankan pada tujuan keperawatan untuk aktivitas kemampuan memandirikan pasien. Teori tersebut kognitif,pembicaraan danfungsi vegetatif dapat dijadikan dasar dalam pemberian (seperti tidur, nafsu makan, aktivitas perawatan pada pasien stroke dalam seksual dan irama biologis lainnya).perubahan-perubahan ini hampir selalu menyebabkan gangguan fungsi interpersonal,sosial dan pekerjaan. Terkait dengan rasa sakit dan ketidakmampuan, depresi merupakan istilah yang sering digunakan dalam bahasa sehari-hari. Depresi merupakan satu kata yang dapat digunakan untuk menggambarkan pengaruh perasaan subyektif, mood (suasana hati) yang ditahan selama periode waktu yang lama, emosi yang merupakan indikasi obyektif, atau gangguan yang menunjukkan gejala khusus. mood sedih atau depresi merupakan reaksi normal terhadap ketidaksesuaian atau kehilangan. memenuhi kebutuhan aktivitas dasar sehari-harinya. Aktivitas dasar sehari-hari adalah suatu kelompok macam kegiatan yang dilakukan oleh individu dalam mengurus dirinya sendiri. Kemampuan aktivitas dasar seharihari pada pasien stroke meliputi kemampuan aktivitas dasar dalam transfer/pindah (tidur dan mobilisasi; penggunaan toilet (ke atau dari wc, menyiram, menyeka, melepas/memakai celana); membersihkan diri (lap muka, menyisir rambut, gosok gigi); mengontrol buang air besar: mengontrol buang air kecil; mandi; berpakaian; makan: naik dan turun tangga. (Mc Dowell & Newell, 1996). Lebih lanjut dijelaskan bahwa Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari

5 tingkat kemampuan pasien stroke dalam pemenuhan aktivitas dasar sehari-hari dikategorilan sebagai berikut : 1) mandiri/tanpa bantuan, 2) ketergantungan ringan, 3) ketergantungan sedang, 4) ketergantungan- berat, dan 5) ketergantungan total. Hubungan Depresi dengan Hendaya fisik Penelitian yang menggunakan instrumen ADL untuk menilai hendaya fungsi sehari hari pasien paska stroke melaporkan adanya hubungan antara depresi dengan hendaya fungsi sehari hari. Hendaya fungsi dapat menimbulkan depresi, dan depresi dapat mempengaruhi beratnya hendaya fungsi sehari hari.depresi dapat berpengaruh terhadap rancangan cross-sectional. (Arikunto, S. 2006). Alasan menggunakan metode ini karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas dasar sehari-hari dengan tingkat depresi pada pasien stroke dan mengidentivikasi faktor yang paling dominan. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian merupakan seluruh pasien stroke yang dirawat di ruang anggrek I RSUD Dr.Moewardi Surakarta sejumlah 51 orang, selama waktu penelitian berlangsung. Dalam penelitian kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan eksklusi dimana kriteria tersebut menentukan dapat tidaknya sampel digunakan. Analisis Data penyambuhan memperlambat penyembuhan fisik. Metode Penelitian Jenis penelitian yaitu Data dianalisis melalui dua cara yaitu analisis univariat dan bivariat. Analisis pada penelitian ini adalah analisis yang menggambarkan tiap Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan menggunakan variabel dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Dalam analisis Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari

6 univariat ini data-data akan disajikan dengan tabel distribusi frekuensi sehingga akan tergambar fenomena yang berhubungan dengan variabel yang diteliti. Sedangkan analisis bivariat adalah analisis yang bersifat untuk melihat hubungan antara dua variabel. Hasil Penelitian Analisa Univariat Tabel Distribusi Aktivitas Dasar Sehari hari No Aktivitas Dasar Tingkat Kemampuan Σ % 1 Transfer (tidur-duduk) Mandiri 0 0,0 Dibantu satu orang 27 61,4 Dibantu dua orang 17 38,6 Tak mampu 0,0 2 Mobilisasi Mandiri 0 0,0 Dibantu satu orang 35 79,5 Kursiroda 8 1,82 Tak mampu 1 2,3 3 Penggunaan toilet Mandiri 1 2,3 Perlu pertolongan sebagian 33 75,0 Tergantung orang lain 10 22,7 4 Membersihkan diri Mandiri 21 47,7 Perlu bantuan orang lain 23 52,3 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari

7 5 Mengontrol BAB Mandiri 20 45,5 Kadang-kadang inkontinen 19 43,2 Inkontinen 5 11,3 6 Mengontrol BAK Mandiri 11 25,0 Kadang-kadang inkontinen 9 20,5 Inkontinen 24 54,5 7 Mandi Mandiri 0 0,0 Tergantung orang lain Berpakaian Mandiri 0 0,0 Sebagian dibantu orang lain 35 79,5 Tergantung orang lain 9 20,5 9 Makan Mandiri 1 2,2 Perlu pertolongan untuk memotong 34 77,5 Tergantung orang lain 9 20,3 10 Naik turun tangga Mandiri 0 0 Perlu pertolongan 16 36,3 Tak mampu 28 63,7 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari

8 Tabel diatas, menunjukkan bahwa transfer (tidur-duduk) dibantu satu orang 27 (61,4%), dibantu 2 orang 17 orang (28,6%). Untuk mobilisasi, dibantu satu orang 35 orang (79,5%),menggunakan kursi roda 8 orang (28,2%) Tidak mampu 1 orang (2,3%). Diikuti penggunaan toilet mandiri 1 orang (2,3%),perlu pertolongan sebagian 33 orang (75%), tergantung 10 orang (22,7%). Sedangkan untuk kebersihan diri, mandiri 21 orang (47,7%),perlu bantuan orang lain 23 orang (52,3%). Dalam mengontrol BAK, mandiri 11 orang (25%),kadang inkontinen 9 orang (20,5%), inkontinen 24(54,5%) mandi tergantung orang lain 44 orang (100%). Berpakaian dibantu 35 orang (79,5%), tergantung 9 orang(20,5%), Makan mandiri 1 orang (2,3%) pertolongan memotong, 34orang(77,5%), tergantung 9 orang (20,3%),naik turun tangga mandiri tidak ada, pertolongan 16 orang(63,7 %).Tingkat Ketergantungan Aktivitas Dasar Sehari-hari Analisis Bivariat Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan nonparametric correlation, yaitu analisis korelasi Spearman,s Rank. Analisis tersebut dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel kemampuan aktivitas dasar sehari-hari dan tingkat depresi. Hasil analisis korelasi Spearman s Rank diperoleh harga r hitung sebesar -0,624 dengan signifikansi 0,00. Artinya ada hubungan yang negative antara aktivitas dasar sehari hari, semakin tinggi aktivitas dasar sehari hari semakin rendah tingkat depresi, demikian sebaliknya semakin rendah tingkat aktivitas dasar sehari hari semakin tinggi tingkat depresinya. Dengan melihat harga signifikansi tersebut dan dibandingkan dengan taraf signfikansi 0,05, maka taraf signifikansi hasil analisis orang(36,3%),tidak mampu 28 lebih kecil Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari

9 dari taraf signifikansi 0,05. Karena taraf signifikansi koefisien korelasi lebih kecil dari taraf 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan aktivitas dasar sehari-hari dengan tingkat depresi. Koefisien korelasi bertanda negative, memiliki makna semakin tinggi tingkat kemampuan aktivitas dasar seharihari, maka semakin rendah tingkat depresi. Pembahasan Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 44 orang pasien stroke di RSUD Dr Moewardi Surakarta didapatkan kesimpulan yaitu ada hubungan antara tingkat kemampuan aktivitas dasar sehari-hari dengan tingkat depresi pada pasien stroke. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa prosentase umur, yaitu 12 orang (27.2%) untuk umur < 50 tahun dan 18 (40.9%) untuk umur 51-60,umur sebesar 10 (22.7%), >70 sebesar 4 orang (9.2%), usia th terbanyak. Prosentase pasien stroke yang mengalami depresi lebih banyak pada usia tahun sebanyak 40.9% sedangkan umur < 50 tahun sebanyak 27,2%. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Sri Indari (2007) bahwa golongan umur lebih muda lebih banyak yang terkena depresi dibandingkan dengan yang lebih tua. Hal ini dimungkinkan karena kecenderungan golongan umur masih produktif, karena yang lebih tua lebih bersikap nrimo dan pasrah terhadap keadaan dirinya. Setelah dianalisis, umur berpengaruh secara signifikan atau berpengaruh terhadap depresi. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari

10 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, bahwa umur berpengaruh terhadap seringnya muncul depresi (Indari, 2007),terbukti pada penelitian ini bahwa pasien yang mengalami depresi berat sebanyak 4 orang (11,3) dari berbagai umur dari umuk < tahun. Jenis kelamin terbanyak dari pasien stroke adalah perempuan. Hal ini agak berbeda dari keadaan pada umumnya. Perbedaan tersebut adalah pada umumnya, kaum perempuan lebih berat beban aktivitas dasar sehari hari dari pada laki-laki. Dari 44 pasien stroke yang menjadi objek penelitian, tingkat depresi terbanyak yaitu adanya gejala ringan dan sedang, yaitu 77,4%. Jadi dapat dikatakan bahwa pasien stroke yang mengalami gangguan gangguan depresi ringan dan sedang dan 11,3 mengalami depresi berat. Dari status perkawinan, terlihat banyak yang berstatus kawin. Status tersebut menunjukkan bahwa dalam status kawin dan umur masih mepunyai pasangan sangat mempengaruhi dalam pemenuhan aktivitas dasar sehari hari. Menurut Nurmiati (2005) bahwa pada pasien stroke, gangguan depresi merupakan gangguan emosi yang paling sering ditemukan sekitar 15% - 25% pasien stroke dalam komunitas mengalami depresi, sedangkan pasien stroke yang dirawat di rumah sakit, yang mengalami gangguan aktivitas dasar sehari hari sekitar 30% - 40 % menderita depresi. Dadang Hawari (2001) didalam aktivitas dasar sehari hari yang pengalaman klinis sering dijumpai sedang dirawat di Ruang Anggrek I bahwa pada pasien pasien stroke RSUD Dr Moewardi 77,4% mengalami selain gejala gejala kelainan syaraf, Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari

11 juga ditemukan gangguan mental emosional salah satunya adalah depresi, gejala depresi tersebut sebagai akibat lesi pada susunan saraf otak dan bisa juga akibat gangguan penyesuaian karena ketidak mampuan fisik dan kognitif paska stroke. Kaplan dan sadock (2000) menyebutkan bahwa prevalensi pada pasien stroke mencapai 40 %-60 % dalam 6 bulan pertama setelah stroke. Pendidikan pada pasien stroke dalam penelitian ini kebanyakan tidak sekolah. Hal ini dapat menunjukkan bahwa kebanyakan berasal dari keluarga dengan sosial ekonomi Sehingga apabila mempunyai keluarga yang mengalami stroke perlu diberikannya penyuluhan bagaimana merawat keluarganya apabila pasien sudah dibawa pulang dan menganjurkan untuk mencari jaminan kesehatan agar keluarga tidak terlalu berat menanggung beaya pengobatan stroke selanjutnya. Masih berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi, ternyata dari 44 pasien yang mengalami stroke, 30 diantaranya adalah memiliki pekerjaan buruh dan 14 orang tidak bekerja. Jadi dugaan mereka dari kalangan sosial ekonomi rendah menjadi lebih kuat. rendah dengan pendidikan yang Apalagi bila memang kondisi sosial kurang. Apabila dikaitkan dengan kondisi social ekonomi rendah, banyak kaum mudanya yang bekerja baik suami atau istri sebagai pencari nafkah sehingga akan bertambah beban hidup pada keluarga yang mengalami stroke. ekonominya juga rendah, maka jaminan hidup sehari-hari juga tidak ada. Dari segi agama, dapat dikaitkan dengan mayoritas penduduk Indonesia, yaitu beragama Islam. Hal Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari

12 ini sesuai dengan keadaan yang sebagian besar pasien stroke beragama Islam. Hasil pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa terdapat hubungan negative antara aktivitas dasar sehari hari dengan tingkat depresi pada pasien stroke. Hasil analisis korelasi yang negatif berarti bahwa semakin tinggi tingkat aktivitas dasar sehari hari maka semakin rendah tingkat depresinya. Hubungan negative tersebut menunjukkan bahwa pasien stroke yang memiliki aktivitas dasar sehari-hari pada tingkat tinggi cenderung rendah terkena depresi. Selaras dengan hasil penelitian Handayani (2003) terdapat hubungan yang negative antara kemampuan aktivitas dasar dengan tingkat depresi pada lanjut usia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Wredha Yogyakarta unit Abiyoso. Hal ini memang wajar, karena para lansia tersebut mampu melakukan aktivitas sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka yang memiliki aktivitas dasar sehari-hari pada kategori tinggi, dapat segera melakukan tindakan untuk memenuhi keinginannya.,begitu pula bila ada keinginan untuk BAB, BAK, tidur, berjalan-jalan, dan sebagainya, mereka dapat segera melakukannya. Pada penelitian dengan pasien stroke yang memiliki aktivitas dasar sehari-hari pada kategori rendah demikian juga pada pasien yang mengalami gangguan aktivitas dasar sehari hari dengan katagori sedang dan berat. Mereka akan cenderung terkena depresi sesuai dengan tingkatan dalam beraktivitas. Hal ini memang wajar, karena mereka seperti merasa tertekan dengan keadaan tersebut. Jika mereka memiliki keinginan, mereka harus menunggu Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari

13 orang lain yang dapat membantunya. Selama belum ada orang yang dapat membantu, mereka akan merasa tertekan. Apalagi bila keinginan tersebut merupakan keinginan untuk adalah tahun sebasar 18 orang(40,9%), umur < 50 tahun 12 orang (27,2%),pendidikan responden sebagian besar tidak sekolah 24 orang (56,9%),pekerjaan tidak bekerja 14 memenuhi kebutuhan seperti BAB orang (31,8%),status sebagian besar atau BAK yang sifatnya sangat pribadi dan perlu bantuan orang yang terdekat didalam hidupnya. Karena itulah mereka akan mudah terkena depresi karena segala yang menjadi kebutuhannya tidak segera dapat terpenuhi. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang kawin 35orang (79,6%) 2 Dari 44 orang responden dalam penelitian ini, untuk aktivita sehari-hari yang mengalami ketergantungan total 8 orang(18,2%), ketergantungan berat 12 orang (27,2), sedang 14 orang (31,8%), ketergantungan ringan 10(22,8%). 3 Tingkat depresi pada pasien stroke telah dibahas tentang hubungan sebagian besar mengalami gejala aktivitas dasar sehari-hari dengan tingkat depresi pada pasien stroke di Ruang anggrek I rsud Dr Moewardi depresi ringan 19 orang (45,6%), gejala depresi sedang 15 orang ( 31,8%). Surakarta bahwa: dapat diperoleh simpulan 4 Sesuai dengan hasil analisis bahwa hipotesa penelitian ada hubungan 1 Karakteristik responden berdasarkan umur sebagian besar negative antara aktivitas dasar seharihari dengan tingkat depresi pada Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari

14 pasien stroke di Ruang anggrek I RSUD Dr Moewardi Surakarta. DAFTAR PUSTAKA Handayani, R Hubungan Tingkat Kemampuan Dalam Aktivitas Dasar Sehari-hari Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia Yang Tinggal di PSTW Abiyoso Yogyakarta. Program Studi Ilmu Keperawatan Falkutas Kedokteran Universitas Gajahmada. Tidak diterbitkan. Hardywinoto dan Setiabudi, Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hawari, D Al Qur an Ilmu Kedokteran Jiwa Dan Kesehatan Jiwa. Edisi Revisi. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa. Kaplan & Sadock s Synopsis of psychiatry: Behavioral Sciences / Clinical Psychiatry, 9 ed. Lippincott: Williams & Wilkins. McDowell & Newell Measuring Healt A Guide to Rating Scalers and Questinnaries 2 ed. New York: Oxford University Press. Nurmiati, N 2006,Cermin Dunia Kedokteran, k Pedoman Penggolongan dan Diagnosa Gangguan Jiwa (PPDGJ) di Indonesa, Departemen Kesehatan R I. Edisi III. Jakarta, Rawlins & Heacock Clinical of Manual of Psychiatric Nursing, 2 ed. St. Louis Missouri; Mosby Year Book Stuart and Sundeen, Perawatan Jiwa ed.3. Jakarata: EGC. Sugiyono,2006,Statistik untuk Penelitian,CV Alfabeta Bandung. Wahjoepramono, 2005,Stroke tatalaksana fase akut,universitas Kedokteran. Pelita Harapan,Jakarta. Kuntjoro, Masalah Kesehatan Jiwa: Memahami Tipe Kepribadian Lansia, Maramis W.F Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari

15 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari

INTISARI. Lilis Murtutik, Utami Dewi

INTISARI. Lilis Murtutik, Utami Dewi INTISARI HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN DALAM MELAKUKAN AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI PADA LANSIA DI PANTI WERDHA ASIH KWARASAN SUKOHARJO. Lilis Murtutik, Utami Dewi Latar Belakang: Proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 sampai dengan 31 Juni 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sehingga dapat terbentuk sumber daya manusia yang produktif.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini depresi menjadi jenis gangguan jiwa yang paling sering dialami oleh masyarakat (Lubis, 2009). Depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih cepat kelompok usia lainnya. Antara tahun 1970 dan 2025 pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) di dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan besar dalam kehidupan modern saat ini. Jumlah penderitanya semakin meningkat setiap tahun, tidak hanya menyerang usia tua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan deteriorasi kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga yang merupakan salah satu Rumah Sakit Swasta kelas D milik Yayasan Islam Bani Shobari.

Lebih terperinci

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017 Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 251-089 e-issn : 258-1398 Vol. 2, No 2 Februari 2017 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA WELAS ASIH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Lokasi Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari yang merupakan salah satu rumah sakit umum milik pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci

IRMA MUSTIKA SARI J

IRMA MUSTIKA SARI J HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PERSONAL DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan 61 LAMPIRAN 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Gambaran ADL (Activity Daily Living) Lansia dan Gangguan Penglihatan di Kelurahan Ujung Padang Kota Padangsidimpuan Oleh Meli Fitria Saya adalah

Lebih terperinci

Gambaran Diri Tidak Berhubungan dengan Tingkat Depresi pada Lansia di UPT Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta

Gambaran Diri Tidak Berhubungan dengan Tingkat Depresi pada Lansia di UPT Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Gambaran Diri Tidak Berhubungan dengan pada Lansia di UPT Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta Arif Kusmiarto 1, Hamam Hadi 2, Rista

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap keterbatasannya akan dialami oleh seseorang bila berumur panjang. Di Indonesia istilah untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT RAJAWALI CITRA BANGUNTAPAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : AYU PUTRI UTAMI NIM

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA

BAB II TINJAUN PUSTAKA BAB II TINJAUN PUSTAKA 1.1 Ruang Lingkup Lansia 2.1.1 Pengertian Lansia Lanjut usia adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI LANSIA DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI DESA SOBOKERTO KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI LANSIA DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI DESA SOBOKERTO KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI LANSIA DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI DESA SOBOKERTO KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI Andreany Kusumowardani, Aniek Puspitosari Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan

Lebih terperinci

Konsep Asuhan Keperawatan Pasien Usia Lanjut. Margaretha Teli, SKep,Ns, MSc

Konsep Asuhan Keperawatan Pasien Usia Lanjut. Margaretha Teli, SKep,Ns, MSc Konsep Asuhan Keperawatan Pasien Usia Lanjut Margaretha Teli, SKep,Ns, MSc Proses Keperawatan Lansia Assessment Nursing Diagnosis Intervention Implementation Evaluation Askep Lansia di tatanan Klinis (clinical

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi merupakan masalah psikologis yang banyak terjadi pada lanjut usia. Masalah tersebut ditandai dengan perasaan sedih mendalam yang berdampak pada gangguan interaksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016. 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Demografi dengan Pada Penderita Hipertensi di Kabupaten Gunungkidul DIY telah dilakukan di Puskesmas

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 (581-592) TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR Rini Suharni, Indarwati

Lebih terperinci

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)-STIMULASI SENSORI TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PASURUAN BERLOKASI DI BABAT KABUPATEN LAMONGAN Arifal Aris Dosen Prodi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. 3.2 Tempat dan waktu penelitian 1) Tempat penelitian : Poli Rawat Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi analitik karena pada hakekatnya merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depresi merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah

I. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia (lansia) merupakan suatu keadaan atau proses alamiah yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Memasuki usia tua terjadi banyak perubahan baik itu perubahan

Lebih terperinci

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI Delia Ulpa*, Mahnum Lailan Nst.** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Dosen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Kelurahan Pedurungan Kidul RW IV Semarang. RW IV ini terdiri dari 5 RT dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah satu diagnosis kardiovaskular yang paling cepat meningkat jumlahnya (Schilling, 2014). Di dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk lansia semakin meningkat dari tahun ke tahun diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BASIC ACTIVITY DAILY LIVING (BADL) DENGAN KEPUTUSASAAN PADA PASIEN STROKE DI RSUD ULIN BANJARMASIN

KEMAMPUAN BASIC ACTIVITY DAILY LIVING (BADL) DENGAN KEPUTUSASAAN PADA PASIEN STROKE DI RSUD ULIN BANJARMASIN KEMAMPUAN BASIC ACTIVITY DAILY LIVING (BADL) DENGAN KEPUTUSASAAN PADA PASIEN STROKE DI RSUD ULIN BANJARMASIN Sartika Pebri Pratami, Noor Diani, Abdurrahman Wahid Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu peneliti tidak

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu peneliti tidak BAB III METODE PENELITIAN A. Desain dan Jenis Penelitian Desain penelitian adalah strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan berupa pertanyaan sebagai alat ukur (Nursalam, 2003). Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola perilaku psikologik seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan

Lebih terperinci

DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN ACTIVITY DAILY LIVING DALAM PENURUNAN DEPRESI PASCA STROKE

DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN ACTIVITY DAILY LIVING DALAM PENURUNAN DEPRESI PASCA STROKE Dukungan Keluarga dan Kemandirian Activity Daily Living dalam Penurunan Depresi Pasca Stroke Ria Wahyu Kristyanti, Erlin Kurnia DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN ACTIVITY DAILY LIVING DALAM PENURUNAN DEPRESI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta atau yang terkenal dengan nama Rumah Sakit Jogja adalah rumah sakit milik Kota Yogyakarta yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode korelasional dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Lanjut usia di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun, ini disebabkan karena meningkatnya usia harapan hidup. Pada tahun 1980 usia harapan hidup di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Rencana Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (jenis

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI Guna memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya usia harapan hidup hampir di seluruh negara di dunia menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia) dan terjadi transisi demografi ke arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Dimana pada usia lanjut tubuh akan mencapai titik perkembangan yang maksimal, setelah

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang mempunyai gejala utama afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, dan kekurangan energi yang menuju meningkatnya

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT Devi Shintana O S* Cholina Trisa Siregar** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Staf Pengajar Departemen

Lebih terperinci

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN DERAJAT KEKEBALAN TERHADAP STRES (SKALA MILLER & SMITH) PADA LANSIA DI KELURAHAN KEDUNGWUNI TIMUR KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak, hal ini disebabkan oleh berhentinya suplai darah dan oksigen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penuaan merupakan tahap akhir siklus kehidupan dari perkembangan normal yang akan dialami individu dan tidak dapat dihindari (Sutikno, 2011). Seseorang mulai

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Erika Dewi Noorratri 1, Wahyuni 2 1,2 Stikes Aisyiyah Surakarta Jl.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi

Lebih terperinci

RESUME JURNAL HUBUNGAN ANTARA INSOMNIA DAN DEPRESI PADA LANJUT USIA DI KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA LATAR BELAKANG

RESUME JURNAL HUBUNGAN ANTARA INSOMNIA DAN DEPRESI PADA LANJUT USIA DI KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA LATAR BELAKANG RESUME JURNAL HUBUNGAN ANTARA INSOMNIA DAN DEPRESI PADA LANJUT USIA DI KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA LATAR BELAKANG Penelitian sosiologis pada tahun 2002 mengungkapkan bahwa sebagian besar lansia mengaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Studi penelitian yang dilakukan oleh lembaga demokrafi Universitas

BAB I PENDAHULUAN. Studi penelitian yang dilakukan oleh lembaga demokrafi Universitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Studi penelitian yang dilakukan oleh lembaga demokrafi Universitas Indonesia pada tahun 2005 menemukan bahwa 75% lanjut usia menderita penyakit kronis, depresi, gangguan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri. Kehidupan yang sulit dan komplek mengakibatkan bertambahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri. Kehidupan yang sulit dan komplek mengakibatkan bertambahnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan manusia yang meliputi bidang ekonomi, teknologi, sosial, dan budaya serta bidangbidang yang lain telah membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah ditemukanya obat-obatan seperti antibiotika yang dapat menanggulangi penyakit infeksi berhasil menurunkan angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980

BAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertumbuhan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu 1980-2025. Pada tahun 1980 penduduk lansia di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia penyakit stroke meningkat seiring dengan modernisasi. Di Amerika Serikat, stroke menjadi penyebab kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa ditemukan disemua lapisan masyarakat, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa ditemukan disemua lapisan masyarakat, dari mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan hidup yang semakin tinggi dan tidak tepatanya pemberian koping pada stresor mengakibatkan peningkatan kasus gangguan jiwa. Menurut WHO (2009) memperkirakan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJAN FISIK KLIEN GERONTIK. Jenis Kelamin : Suku : Agama : Status Perkawinan : Tanggal Pengkajian :

FORMAT PENGKAJAN FISIK KLIEN GERONTIK. Jenis Kelamin : Suku : Agama : Status Perkawinan : Tanggal Pengkajian : FORMAT PENGKAJAN FISIK KLIEN GERONTIK 1. Identitas Klien Nama : Umur : Alamat : Pendidikan : Tanggal masuk ke panti wredha : Jenis Kelamin : Suku : Agama : Status Perkawinan : Tanggal Pengkajian : 2. Status

Lebih terperinci

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan Oleh: NAMA :Twenty

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Gambaran Umum Penelitian Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota Yogyakarta pada tanggal 9 Agustus - 1 September 2016. Data dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN KATEGORI MODERATE CARE DI RUANG PERAWATAN KELAS VIP KELAS I DAN KELAS II DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN KATEGORI MODERATE CARE DI RUANG PERAWATAN KELAS VIP KELAS I DAN KELAS II DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN KATEGORI MODERATE CARE DI RUANG PERAWATAN KELAS VIP KELAS I DAN KELAS II DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan bagian penting dalam rangka tercapainya peningkatan kualitas hidup manusia secara menyeluruh. Transformasi kehidupan masyarakat dari pola agraris

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu menyesuaikan

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 122 HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Arif Nurcahyono 1, Sri Arini 2,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder, 4th edition) adalah perilaku atau sindrom psikologis klinis

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-I Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara urutan ke-4 dengan jumlah lansia paling banyak sesudah Cina, India dan USA. Peningkatan jumlah lansia di negara maju relatif lebih cepat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan radiologi.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan radiologi. 50 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. RUANG LINGKUP PENELITIAN Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan radiologi. 3.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Tempat : bangsal saraf dan bedah saraf RSUP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengendalian diri serta terbebas dari stress yang serius. Kesehatan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengendalian diri serta terbebas dari stress yang serius. Kesehatan jiwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa menurut UU No.36 tahun 2009 adalah "Kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh berkembang dan mempertahankan keselarasan, dalam pengendalian diri serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika seseorang tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup serta dapat menerima

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suram, pesimistis, ragu-ragu, gangguan memori, dan konsentrasi buruk. 1

BAB I PENDAHULUAN. suram, pesimistis, ragu-ragu, gangguan memori, dan konsentrasi buruk. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depresi merupakan gangguan mood yang ditandai dengan penderita terlihat sedih, murung, kehilangan semangat, mengalami distorsi kognitif misalnya kepercayaan diri yang

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unipolar, penggunaan alkohol, gangguan obsesis kompulsif (Stuart & Laraia,

BAB I PENDAHULUAN. unipolar, penggunaan alkohol, gangguan obsesis kompulsif (Stuart & Laraia, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah utama gangguan jiwa di dunia adalah skizofrenia, depresi unipolar, penggunaan alkohol, gangguan obsesis kompulsif (Stuart & Laraia, 1998). Skizofrenia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Di dalam penelitian ini

BAB III KERANGKA PENELITIAN. pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Di dalam penelitian ini 1. Kerangka Penelitian BAB III KERANGKA PENELITIAN Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan dengan beban keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik pada anggota

Lebih terperinci

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS DEFINISI Gangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan, dan proses berfikir. Disebut Bipolar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1996, kesehatan jiwa adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebahagiaan terbesar orang tua adalah adanya kehadiran anak. Anak yang tumbuh sehat merupakan harapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebahagiaan terbesar orang tua adalah adanya kehadiran anak. Anak yang tumbuh sehat merupakan harapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebahagiaan terbesar orang tua adalah adanya kehadiran anak. Anak yang tumbuh sehat merupakan harapan setiap orang tua. Namun kebahagiaan dan harapan tersebut

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMANDIRIAN PERAWATAN DIRI PASIEN SKIZOFRENIA MELALUI REHABILITASI TERAPI GERAK. Abstrak

PENINGKATAN KEMANDIRIAN PERAWATAN DIRI PASIEN SKIZOFRENIA MELALUI REHABILITASI TERAPI GERAK. Abstrak PENINGKATAN KEMANDIRIAN PERAWATAN DIRI PASIEN SKIZOFRENIA MELALUI REHABILITASI TERAPI GERAK Sri Maryatun Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya E-mail: tunce79@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi juga merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa merupakan perasaan sehat

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA Retno Lestari 1, Titin Andri Wihastuti 2, Berty Febrianti Rahayu 3 1 Departemen Keperawatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berumur 60 tahun ke atas. Sesuai dengan undang-undang Nomor 13 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berumur 60 tahun ke atas. Sesuai dengan undang-undang Nomor 13 tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia telah dipersetujui bahwa penduduk lanjut usia adalah mereka yang berumur 60 tahun ke atas. Sesuai dengan undang-undang Nomor 13 tahun 1998 pasal 1 mengenai

Lebih terperinci

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inkontinensia urin adalah pengeluaran urin yang tidak terkendali pada waktu yang tidak terkendali dan tanpa melihat frekuensi maupun jumlahnya yang mana keadaan ini

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu agar bisa dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang dapat menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik variabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami proses penuaan di dalam kehidupannya. Menurut Padila (2013), proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang di mulai sejak permulaan

Lebih terperinci