BAB III RESPONS ULAMA NU DAN MUHAMMADIYAH KUDUS TERHADAP UPAYA UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DI INDONESIA PERSPEKTIF ASTRONOMI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III RESPONS ULAMA NU DAN MUHAMMADIYAH KUDUS TERHADAP UPAYA UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DI INDONESIA PERSPEKTIF ASTRONOMI"

Transkripsi

1 BAB III RESPONS ULAMA NU DAN MUHAMMADIYAH KUDUS TERHADAP UPAYA UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DI INDONESIA PERSPEKTIF ASTRONOMI A. Respons Ulama Kudus Terhadap Upaya Unifikasi Kalender Hijriah di Indonesia Perspektif Astronomi Wacana mengenai awal bulan kamariah selalu mengalami perkembangan, baik hisab atau rukyat mempunyai kelemahan dan keunggulan masing-masing. Permasalahan tersebut mulai meningkat ketika antara hisab dan rukyat diposisikan secara tidak proporsional sesuai dengan fungsinya. Thomas Djamaluddin menyebutkan permasalahan hisab rukyat menjadi rumit ketika antara keduanya dipisahkan, padahal keduanya harus difungsikan secara beriringan, bukan terdikotomi. 1 Hisab dan rukyat sebenarnya mempunyai kedudukan yang sejajar. Hisab dibangun dengan formulasi berdasarkan data rukyat jangka panjang. Sementara rukyat al-hilal dibantu dengan hasil hisab untuk memudahkan dalam mengarahkan pandangan rukyat dan mengklarifikasi hasil rukyat yang meragukan. 2 Pembahasan mengenai kalender Hijriah di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari dua ormas besar yakni Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama begitu juga metode-metode yang digunakannya dalam penentuan awal bulan Kamariah. Muhammadiyah menggunakan metode wujudul hilal sedangkan NU 1 pada tanggal 28 November 2016 pada pukul 22:37 WIB. 2 Ahmad Syarif Muthohar, Penyatuan Almanak Hijriah Perspektif Nahdlatul Ulama, Skripsi Stata 1 Fakultas Syari ah dan Hukum UIN Walisongo Semarang,

2 33 menggunakan visibilitas hilal (imkan rukyat MABIMS) dan rukyatul hilal sebagai penentu awal bulan Kamariah. 3 Muhammadiyah dalam menetapkan awal bulan Kamariah menggunakan kriteria hisab hakiki wujudul hilal. dalam hisab hakiki wujudul hilal, bulan baru Kamariah dimulai apabila pada hari ke-29 bulan Kamariah berjalan saat matahari terbenam telah terpenuhi tiga kriteria, yaitu: 1) Telah terjadi ijtimak (konjungsi) 2) Ijtimak (konjungsi) terjadi sebelum Matahari terbenam 3) Pada saat terbenamnya Matahari piringan atas Bulan berada diatas ufuk (bulan baru telah wujud). 4 Apabila salah satu dari kriteria tersebut tidak dipenuhi, maka bulan berjalan digenapkan menjadi tiga puluh hari dan bulan baru dimulai lusa. Penerapan kriteria wujud al-hilal yang dilakukan oleh Muhammadiyah menggunakan wilayah hukum dalam satu negara, ketentuan apabila hasil yang ditemukan oleh satu markaz di wilayah Indonesia secara filosofis akan berlaku pada seluruh wilayah Indonesia sesuai dengan cakupan. 5 Di sisi lain, NU dalam kaitannya dengan penentuan awal bulan Hijriah, khususnya bulan Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah berpegang pada Putusan 3 Li izza Diana Manzil, Studi Pemikiran Susiknan Azhari Tentang Unifikasi Kalender Hijriah Di Indonesia, Skripsi Stata 1 Fakultas Syari ah dan Hukum UIN Walisongo Semarang, Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Pedoman Hisab Muhammadiyah, Yogyakarta: majelis tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, 2009, hal Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Fatwa-fatwa Tarjih, Tanya Jawab Agama 5, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, cet-5, 2013, hal.234

3 34 Munas Alim Ulama Nahdlatul Ulama tahun 1404 H/1983 M yang dikukuhkan dalam Muktamar NU ke-27 di Situbondo tahun 1405 H/1984 M, bahwa: Penetapan pemerintah tentang awal Ramadhan dan awal Syawal dengan menggunakan dasar hisab, tidak wajib diikuti. Sebab menurut jumhur salaf bahwa terbit awal Ramadhan dan awal Syawal itu hanya bi al-rukyat au itmami al- adadi salasina yauman. 6 Dalam ranah operasionalnya, NU mengadopsi sistem hisab sebagai pembantu dalam pelaksanaan rukyat berdasarkan Surat Keputusan PBNU No.311/A.II.03/I/1994. Dalam mengadopsi sistem hisab ini, NU menggunakan kriteria imkan al-rukyat dengan indikator minimal tinggi hilal 2 derajat, umur Bulan 8 jam, dan jarak Matahari-Bulan 3 derajat. 7 Berkaitan dengan hal diatas menunjukkan bahwa NU dalam penentuan awal bulan Kamariah menggunakan rukyat al-hilal atau istikmal, khusus untuk bulan-bulan ibadah seperti Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah. Kriteria imkan alrukyat digunakan untuk batas minimum penampakan hilal. Penyatuan kalender hijriah menjadi salah satu gagasan kontemporer untuk menjembatani metode rukyat dan metode hisab, sehingga kebersamaan pelaksanaan ibadah dapat diwujudkan, baik lokal maupun global. Kebersamaan ini diartikan bahwa pelaksanaan ibadah bisa dilakukan pada tanggal dan hari yang sama. 8 6 Penetapan awal Ramadhan dan Syawal dalam Kumpulan Keputusan Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama No.1/MAUNU/1404/1983 tentang Hukum Atas Beberapa Permasalahan Diniyah, dalam Kumpulan Hasil Mukatamar NU ke-27 Situbondo dengan tema Nahdlatul Ulama Kembali ke Khittah Perjuangan 1926, Jakarta: PBNU, 1985, hal A. Ghazalie Masroeri, Penentuan Awal Bulan Kamariah Perspektif NU, Jakarta: Lajnah Falakiyah NU, 2011, hal Zabidah Fiilinah, Kriteria Visibilitas Hilāl Djamaluddin 2011 Dalam Perspektif Majelis Tarjih Dan Tajdid PP. Muhammadiyah, Skripsi Strata 1 Fakultas Syari ah UIN Walisongo Semarang, 2015

4 35 Kalender Hijriah yang sudah terunifikasi nantinya bukan hanya dapat digunakan untuk penentuan waktu ibadah tetapi juga digunakan untuk kepentingan administrasi pemerintahan dan transaksi bisnis. Menurut T. Djamaluddin kalender dapat dikatakan mapan jika memenuhi tiga syarat, yaitu : 1. Ada otoritas (penguasa) tunggal yang menetapkannya 2. Ada kriteria yang disepakati 3. Ada batas wilayah keberlakuan (nasional/global) 9 Saat ini syarat pertama dan kedua secara umum sudah tercapai. Pemerintah yang diwakili Menteri Agama secara umum bisa diterima sebagai otoritas tunggal yang menetapkan kalender hijriah sekaligus dilengkapi dengan mekanisme sidang isbat untuk penetapan awal Ramadan, Syawal dan Zulhijah. Batasan wilayah hukum Indonesia juga telah disepakati oleh sebagaian besar umat Islam Indonesia, meskipun ada sebagian yang menghendaki wilayah global. sampai sekarang yang belum terpenuhi dan tercapai adalah kesepakatan kriteria. Integrasi searah antara hisab dan rukyat mengharuskan adanya berbagai komitmen antar ormas Islam khususnya Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama sebagai simbol perbedaan. Pemerintah sebagai ulil amri, dalam hal ini berperan menciptakan kondisi antara rukyat dipadukan dengan ḥisab serta hasil hitungan 9 di akses pada tanggal 21 November 2016 pada pukul WIB.

5 36 yang dibuktikan kebenaran data dengan hasil rukyat, 10 sehingga pemahaman yang berbeda dalam menyikapi hisab dan rukyat dapat diminimalisir. Selain itu persoalan sulitnya penyatuan tersebut bukan selalu karena perselisihan pendapat antara pengguna hisab dan rukyat, melainkan karena masalah bagaimana memformulasikan suatu sistem kalender yang dapat mencakup baik urusan ibadah, sipil maupun administratif. Dalam artikelnya Susiknan Azhari berpendapat bahwa apabila tidak diperhatikan sejak sekarang, strategi dan tahapan untuk mewujudkan penyatuan kalender hijriah nasional maka upaya yang telah dilakukan akan berjalan di tempat. Oleh karena itu sudah saatnya dirumuskan visi, strategi dan tahapan yang konkret dan realistis serta mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi. 11 Urgensi penyatuan kalender hijriah merupakan prioritas karena dengan ketiadaan penyatuan dikhawatirkan akan menimbulkan keresahan dalam persoalan ibadah. Ali Mustafa Yaqub mengkategorikan wacana penyatuan kalender hijriah sebagai wacana ittiba (mengikuti dalil), sehingga pada tataran tersebut tidak diperbolehkan membuat keputusan baru yang berbeda (ibtida ). 12 Penyatuan kalender hijriah yang dianjurkan oleh Ali Mustafa Yaqub mensyaratkan penggunaan metode rukyat atau istikmal sebagai pedoman, dan melarang penggunaan metode selain itu Farid Ruskanda et al., Rukyah dengan Teknologi; Upaya Mencari Kesamaan Pandangan tentang Penentuan Awal Ramadhan dan Syawal, Jakarta : Gema Insani Press, 1994, Cet. Pertama, hal Susiknan Azhari, Astronomi Islam dan Seni; Jalan Menyingkap Keagungan Ilahi, Yogyakarta: Pintu Publishing, 2015, hal Ali Mustafa Yaqub, Isbat Ramadan, Syawal & Zulhijah, Jakarta: Pustaka Pelajar, 2013, hal Ali Mustafa Yaqub, Isbat Ramadan.., hal 115

6 37 Kalender sebagai dasar muamalah perlu satu, begitu juga terkait dengan ibadah yang bersifat jam'i tentu membutuhkan kalender yang tunggal. Melihat betapa pentingnya sebuah penyatuan itu diwujudkan, dalam sambutannya pada pengarahan Seminar Nasional Hisab dan Rukyat pada tanggal Mei 2003 M/18-20 Rabiul Awal 1424 H dengan tema Melalui Hisab dan Rukyat Kita Mantapkan Kualitas Ibadah Keagamaan Masyarakat, Menteri Agama RI, Said Agil Husin al-munawwar menyatakan: 14...Kami menaruh harapan besar semoga kiranya dari Seminar Nasional ini akan dihasilkan rumusan yang dapat menuntun kepada dicanangkannya tonggak dimana Hisab dan Rukyat bukan saja merupakan penentu dalam penetapan penanggalan Hijriah yang disertai semangat keabsahan sektoral seperti adanya selama ini, tetapi juga menjadi pendukung bagi terwujudnya solidaritas umat, rasa tenang, tentram dan tanpa ragu tentang keabsahan ibadah yang mereka laksanakan. Kalender hijriah yang ada saat ini masih belum bisa menyatukan berbagai kelompok yang memang sebelumnya telah memiliki landasan sendiri dalam penentuan awal bulan kamariah. Dalam merespons tentang upaya unifikasi kalender hijriah di Indonesia ulama NU dan Muhammadiyah Kudus terpecah menjadi dua pendapat antara setuju dan tidak setuju. Pendapat yang setuju dengan upaya unifikasi kalender hijriah di Indonesia mengatakan jika di pandang dari sisi astronomis, upaya unifikasi kalender hijriah bisa terwujud jika melalui pendekatan hisab. Kelompok hisab menyatakan bahwa unifikasi kalender dapat di lakukan dengan metode berdasarkan pada garis wilayah dari Indonesia yaitu kriteria lintang bujurnya saling berdekatan. 14 Susiknan Azhari, Kalender Islam; Ke Arah Integrasi Muhammadiyah-NU, Yogyakarta: Museum Astronomi Islam, 2012, hal. 180.

7 38 Hal ini didasarkan pada pergantian siang dan malam bersamaan, dalam perhitungan waktu ada pembagian zona yang bernilai 120º 135º 180º, ketika derajat waktu itu melebihi 180º maka siang malamnya berbeda. Jika derajat waktu kurang dari 180º maka malam siangnya sama, hanya selisih di waktu saja. Setiap satu bujur ada selisih 1 jam, jadi antara wilayah barat dan timur ada selisih 2 jam untuk menentukan hari baru. 15 Berbeda dengan kelompok hisab, kelompok lainnya yakni kelompok rukyat, 16 kelompok ini menyatakan unifikasi kalender dapat dilakukan dengan metode kembali kepada teks awal yakni makna rukyat dalam kalimat shumu li rukyatihi secara gramitikal arab bermakna melihat bil ain bukan bil ilmi. 17 Dengan ini berarti bahwa unifikasi bisa terwujud menggunkan metode rukyat. Pendapat yang tidak setuju menyatakan bahwa upaya unifikasi kalender dirasa sulit terwujud ini dikarenakan hisab dan rukyat bukan dipahami sebatas metode tetapi sebagai bagian dari keyakinan dalam beribadah. Selain itu di dalam kelompok hisab pun masih ada silang pendapat apalagi jika di benturkan dengan kelompok rukyat tentunya akan sulit upaya tersebut, selama ini yang dilakukan pemerintah sudah baik dengan memberi solusi kriteria mabims Berdasarkan wawancara dengan Taufiqurrahman Kurniawan selaku pengurus PD Muhmmadiyah Kudus, pada hari Senin, 30 Mei 2016, pukul WIB. 16 Berdasarkan wawancara dengan Azhar Lathif Nashiran selaku pengurus Lajnah Falakkiyah PCNU Kudus pada 28 Desember 2016, pukul WIB 17 Berdasarkan wawancara dengan Agus Yusrun Nafi selaku pengurus Lajnah Falakiyah PC NU Kudus, pada hari Rabu, 8 Juni 2016, pukul WIB. 18 Berdasarkan wawancara dengan KH Saifuddin Lutfi selaku pengurus Syuriah PC NU Kudus pada hari Minggu, 25 Desember 2016, pukul WIB.

8 39 B. Analisis Respons Ulama Kudus Terhadap Upaya Unifiksi Kalender Hijriah Di Indonesia Perspektif Astronomi Penyatuan kalender hijriah di Indonesia memasuki tahap baru pada pembangunan pondasi umat berdasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Titik temu permasalahan mengerucut pada upaya terbuka antara satu sama lain untuk mengkaji kriteria secara komprehensif. Optimisme kalender yang bersatu berada pada harapan sistem penanggalan yang praktis dengan skala menyeluruh bagi komponen masyarakat. Pokok bahasan untuk menciptakan kesatuan sistem kalender mencakup pada pemberian gambaran akan definisi hilal (redefinisi), kajian tentang keberlakuan rukyat serta maṭla yang seharusnya digunakan serta mengemukanya kriteria ḥisab rukyat Indonesia. 19 Unifikasi di Indonesia mendapati tanggapan berbeda, tidak lepas dari pedoman maupun komitmen yang telah dibangun oleh masing-masing kelompok sebelum upaya unifikasi kalender hijriah dimunculkan. Metode yang digunakan dalam penentuan awal bulan, seperti Muhammadiyah dengan ḥisab kriteria wujud al-hilal, NU dengan rukyat serta hasil ḥisab batas minimal dapat terlihatnya hilal, Persis yang menggunakan ḥisab dengan kriteria imkan arrukyat dan lainnya. Perbedaan yang terjadi bukanlah merupakan kebenaran pada satu pihak dan kesalahan di pihak lain, karena perwujudan perbedaan tersebut memiliki dasar pemikiran yang dapat dipertanggung jawabkan serta berimplikasi pada ijtiḥad organisasi dalam mendapatkan hasil interpretasi dari ḥadis rukyat. 19 Hafidzul Aetam, Analisis Sikap PP Muhammadiyyah Terhadap Penyatuan Sistem Kalender Hijriah di Indonesia, Skripsi Strata 1 Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang, 2014, hal 58.

9 40 Seorang pemikir Muslim dari Maroko mencoba mencari alternatif kalender pemersatu Islam yang dapat meminimalisir inkonsistensi yang mungkin terjadi pada suatu kalender internasional Islam pemersatu. Inilah yang dicoba Jamaludin Abd ar-raziq dengan konsep Kalender Kamariah Islam Unifikatif (Pemersatu). Menurut Jamaluddin ada tiga prinsip dasar yang harus diterima untuk dapat membuat suatu kalender kamariah Internasional. Ketiga prinsip dimaksud adalah pertama, prinsip menerima hisab. Hal itu adalah karena kita tidak mungkin membuat suatu kalender dengan rukyat, karena kalender harus dibuat untuk waktu jauh kedepan dan sekaligus harus dapat menentukan tanggal di masa lalu secara konsisten. Penolakan terhadap hisab berarti pembubaran seluruh upaya penyusunan kalender. Kedua, prinsip transfer imkan al-rukyat, yaitu apabila terjadi imkan al-rukyat di kawasan ujung barat (hilal semakin ke barat semakin mudah di rukyat) maka, imkan al-rukyat itu ditransfer ke timur untuk diberlakukan bagi kawasan ujung timur, meskipun di situ belum mungkin rukyat, dengan ketentuan kawasan ini telah mengalami konjungsi sebelum pukul waktu setempat, kecuali kawasan GMT +14 jam (Kiribati bagian timur), terhadapnya berlaku konjungsi sebelum fajar (tempat pertama di dunia yang mengalami terbit fajar). Ketiga, penentuan permulaan hari. Banyak pendapat mengenai kapan hari dimulai. Umumnya dipegangi pendapat bahwa hari dimulai sejak terbit fajar. Dalam perdebatan ini Jamaluddin berpendapat bahwa kita

10 41 harus menerima konvensi dunia tentang hari, yaitu dimulai sejak tengah malam di garis bujur 180º. 20 Merujuk pendapat diatas dapat dipahami bahwa landasan kelompok hisab berpatokan dengan melihat perbedaan siang dan malam yang terjadi dalam rentang bujur 180º. Jadi dalam rentang bujur 180º suatu tempat yang berada di dalamnya memiliki kondisi waktu yang sama yakni siang hari (matahari diatas ufuk) atau malam hari (matahari dibawah ufuk), lebih khusus lagi bahwasanya daerah yang dapat di satukan atau di unifikasikan adalah daerah yang mempunyai rentang waktu 9 jam. Nilai tersebut diambil dari rentang waktu saat berbuka puasa sampai waktu imsak dalam waktu normal. Jadi daerah yang mencakup rentang waktu 9 jam tersebut (busur 135º) dapat disatukan untuk memulai hari baru yang sama. Misalkan saja jika markaz penentuan awal bulan di letakkan di daerah paling barat (daerah yang lebih lambat waktunya) maka hasil keputusan rukyat atau sidang isbat yang ditetapkan saat magrib atau matahari terbenam masih bisa diterapkan untuk daerah paling timur (daerah yang lebih cepat waktunya) yang pada saat yang sama terjadi waktu imsak dan daerah tersebut sudah dapat memutuskan untuk berpuasa atau tidak, berdasarkan keputusan daerah barat. Jika saja dalam rentang 9 jam tersebut dapat diunifikasikan berdasarkan pemaparan diatas maka hal tersebut lebih mudah diterapkan di Indonesia yang hanya mempunyai rentang 2 jam (30º) Samsul Anwar, Diskusi & Korespondensi Kalender Hijriah Global, Yoyakarta : Suara Muhammadiyyah, 2014, hal Berdasarkan wawancara dengan Taufiqurrahman Kurniawan selaku pengurus PD Muhmmadiyah Kudus, pada hari Senin, 30 Mei 2016, pukul WIB.

11 42 Misalkan saja, markaz di Indonesia berada di daerah paling barat dan penetapan awal bulan di Indonesia mengikuti daerah paling barat tersebut maka jika daerah paling barat menetapkan keputusan setelah matahari terbenam (rukyat atau sidang isbat) bagian paling timur bisa menggunakan keputusan tersebut untuk menetapkan dilaksanakannya puasa atau tidak pada keesokan harinya,saat magrib di bagian barat katakanlah jam wib dan keputusan sidang isbat keluar paling lama jam wib pada saat yang sama daerah paling timur berada pada jam WIT, jika saja kita memakai pendapat kelompok hisab maka masih ada tenggang waktu kurang lebih 7 jam sampai pada waktu imsak untuk daerah paling timur. jadi yang di tekankan adalah kepastian pelaksanaan puasa yang terjadi pada saat imsak di suatu daerah unifikasi. Sedangkan berdasarkan pendapat kelompok yang lainnya menyatakan unifikasi bisa terwujud dengan metode rukyat, ketika kita menerapakan metode ini maka akan menemukan kesulitan diantaranya, hilal pada tanggal satu sangat tipis sehingga sulit dilihat, hasil rukyat sering diragukan karena dipengaruhi unsur subjektif yaitu adanya perbedaan pemahaman antar perukyat, metode rukyat jaga tergantung dengan keadaan alam. Di udara terdapat banyak partikel yang dapat menghambat pandangan mata terhadap hilal, seperti kabut, hujan, debu, dan asap. Gangguan ini mengurangi cahaya, mengaburkan citra dan cahaya hilal. Selain itu, kekurangan metode rukyat juga terletak pada mathla yang berlaku di daerah itu saja. Melihat permasalahan diatas pentingnya unifikasi kalender hijriah adalah untuk menghilangkan keresahan di masyarakat tentang kapan mulainya puasa.

12 43 Untuk kriteria yang di pakai adalah menggunkan metode hisab, hal ini karena hisab bersifat abadi berbeda rukyat yang bersifat temporal. Dengan demikian, maka metode yang tepat untuk mewujudkan unifikasi kalender hijriah adalah hisab, di mana hisab bersifat abadi dengan perhitungannya yang sistematis dan statis. Selaras dengan pendapatnya Suksinan Azhari belum terunifikasinya kalender hijriah secara nasional mengakibatkan sedikitnya ada enam dampak negatif, yaitu : 1. Kesahan dan Kekhusyukan Ibadah Bila perbedaan itu terjadi pada awal Syawal maka sering kali muncul keraguraguan di kalangan masyarakat dalam melaksanakan ibadah puasa. Paham pertama menganggap puasa pada hari raya hukumnya haram. Karena itu, mereka lebih memilih mengakhiri puasa dan berlebaran. Pendapat kedua menyatakan bahwa tanggal 1 Syawal pada dasarnya tidak berbeda. Perbedaan itu muncul apabila tanggal 1 Syawal dikonversi ke dalam kalender Masehi. Karenanya perbedaan awal Syawal tidak mengakibatkan pada status keharaman puasa. Selanjutnya, jika perbedaan itu terjadi pada Idul Adha maka sering kali dikaitkan dengan persoalan wukuf di Arafah. Akibatnya, kesahan ibadah juga sering dipersoalkan, seperti puasa Arafah apakah harus menyesuaikan dengan kondisi wukuf di Arafah atau menyesuaikan tanggal (9 Zulhijjah). Kenyataan ini di dalam masyarakat awam tak jarang menimbulkan keragu-raguan dan kekurang khusyukan, mereka merasa bahwa kesucian bulan Ramadan sudah dicemari, dan kekhusyukan yang diperlukan untuk

13 44 bulan itu sudah diganggu bahkan bagi kelompok eksklusif muncul anggapan kelompok yang tidak sesuai dengan keputusan Saudi Arabi dalam ber Idul Adha dianggap pembuat kebiasaan buruk Runtuhnya Sendi-sendi Kekerabatan Keluarga Hal ini terjadi akibat Antara suami, istri, anak-anak, dan anggota famili lain dalam sebuah lembaga keluarga, memulai awal puasa dan berlebaran pada hari yang berbeda, sebagai hasil penerapan metode hisab dan rukyat yang berlainan. Kenyataan ini menimbulkan konflik intern keluarga, karena salat Id dan merayakan lebaran, tidak dilakukan pada hari yang sama. Kasus Idul Fitri 1413 H merupakan contoh kongkret situasi yang terjadi dalam masyarakat. Pada saat itu undangan-undangan yang sudah dipersiapkan untuk pertemuan keluarga dibatalkan gara-gara perbedaan hari raya Idul Fitri. Begitu pula peredaan Idul Fitri 1432 H yang lalu salah satu keluarga sudah menyiapkan hidangan opor ayam untuk menjamu keluarga yang berkunjung ternyata leberan berbeda. Akibatnya hidangan yang telah disiapkan menjadi basi dan sia-sia Konflik antar Berbagai Kelompok Masyarakat dan Antara Masyarakat dengan Pemerintah Pengalaman perbedaan dalam menetapkan Idul Fitri dan Idul Adha beberapa tahun yang lalu mengakibatkan berbagai daerah di negeri ini diketahui tumbuh dan berkembang suasana panas antar sesama warga masyarakat, 22 Susiknan Azhari, Kalender Islam : Ke Arah Integrasi Muhammadiyah-NU, Yogyakarta: Museum Astronomi Islam, hal Susiknan Azhari, Kalender Islam... hal.256.

14 45 ulama, serta pemerintah. Sebagian masyarakat dilarang bertakbiran keliling kota, karena menurut pemerintah keesokan harinya masih termasuk bulan Ramadan. Begitu pula larangan menyelenggarakan salat Id di lapangan atau tempat terbuka, pada hari - yang belum diputuskan pemerintah sebagai hari raya Idul Fitri. Padahal mereka mengikuti keputusan ulama tertentu, yang memastikan hari itu sebagai Idul Fitri Merosotnya Kredibilitas Ulama Hal ini disebabkan oleh kekecewaan masyarakat terhadap ulama, yang dinilai tidak mampu menjembatani perbedaan hasil hisab dan dan rukyat di kalangan mereka (ulama) sendiri. Kondisi ini dipicu eksklusivitas keberagaman dan sikap merasa paling benar diantara para tokoh masyarakat. Keadaan ini biasanya berpusat di langgar-langgar dan masjid-masjid yang dipimpin oleh para ulama setempat ketika menyampaikan khutbahnya tentang perbedaan Idul Fitri. Pada saat mendengarkan khutbah para jamaah terlihat tenang. Hanya saja, setelah khutbah wajah mereka terkesan kurang senang karena munculnya perbedaan Idul Fitri yang akan mengurangi syiar dan kebersamaan, terutama pada tahun 2002 M/1423 H dan 2011 M/1432 H. akibatnya, sebagian masyarakat mulai mempertanyakan otoritas ulama dengan memerhatikan aspek-aspek lain, seperti perkembangan sains dan teknologi, kecanggihan alat-alat untuk observasi, dan banyaknya software yang dapat digunakan dalam menentukan awal bulan kamariah Susiknan Azhari, Kalender Islam... hal Susiknan Azhari, Kalender Islam... hal.257.

15 46 5. Pemerintah sebagai Pemegang Otoritas Tunggal Timbulnya kesan pemerintah sebagai pemegang otoritas tunggal yang harus diikuti dalam menetapkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah. Kasus ini terlihat pada sebuah kabupaten di Madura, pemaksaan salat Id 1418 H versi Negara terhadap aparat dan jajaran pimpinan Pemerintah Daerah dilakukan melalui mekanisme daftar hadir. Artinya, salat Id dilakukan di pendopo kabupaten menjadi wajib dihadiri oleh aparat Pemerintah Daerah karena mereka harus menandatangani lembaran daftar hadir. Keadaan semacam ini muncul karena diperburuk oleh suasana politik yang menciptakan suasana yang mencekam di kalangan masyarakat Rusaknya Citra dan Syiar Islam Pada masa lalu kebudayaan Islam begitu dikagumi baik oleh kalangan umat Islam sendiri maupun kalangan komunitas lainnya. Banyak kemajuan sains dan teknologi serta bidang seni yang diraih umat Islam. Kemajuan di sejumlah bidang tersebut mampu membuat umat Islam merespons perkembangan zaman dan disegani komunitas lain. Namun ketika persoalan hisab dan rukyat terjadi pertentangan dan konflik yang melelahkan maka muncul kesan dalam masyarakat bahwa Islam tak mampu lagi merespons perkembangan zaman. Buktinya, orang lain sudah dapat menembus bulan, sementara kaum muslimin masih meributkan keberadaan posisi bulan Susiknan Azhari, Kalender Islam... hal Susiknan Azhari, Kalender Islam... hal.257

16 47 Penyatuan kalender Islam atau Hijriah dinilai sangat mendesak dan relevan untuk diakui umat muslim. Banyaknya manfaat di berbagai aspek menjadi alasan utama untuk segara mewujudkan kalender yang terunifikasi. Pada aspek sosiologis akan memperkuat kesatuan umat Islam di segala penjuru. Adapun pada aspek pengetahuan dan teknologi akan menjadi sarana elaborasi ilmu falak, ilmu fikih, teknologi astronomi, dan telekomunikasi. Selain aspek aspek diatas ada satu aspek yang sangat bergantung kepada unifikasi kalender hijriah adalah aspek sosial seperti penetapan hari libur, ini terkait menyangkut transportasi mudik, distribusi barang, hingga harga sembako serta operasional perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. baik secara nasional maupun internasional dalam halnya menentukan awal bulan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara nasional maupun internasional dalam halnya menentukan awal bulan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Unifikasi kalender hijriah merupakan sebuah upaya menyatukan kalender baik secara nasional maupun internasional dalam halnya menentukan awal bulan kamariah. Kalender

Lebih terperinci

BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH

BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH 1. Analisis Komparasi Metode Penentuan Awal Ramadan, Syawal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Polemik yang terjadi di Indonesia seputar masalah penetuan awal puasa dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh kalangan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB III KONSEP UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH PEMIKIRAN SUSIKNAN AZHARI

BAB III KONSEP UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH PEMIKIRAN SUSIKNAN AZHARI BAB III KONSEP UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH PEMIKIRAN SUSIKNAN AZHARI A. Biografi Susiknan Azhari Susiknan Azhari lahir di Blimbing Lamongan pada tanggal 11 Juni 1968 M/15 Rabi ul Awal 1388 H. Ia adalah

Lebih terperinci

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Disampaikan pada Diseminasi Hisab Rukyat di BPPR- LAPAN Pameungpeuk 30 Juli 2011

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SUSIKNAN AZHARI TENTANG UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DAN PROSPEKNYA MENUJU UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SUSIKNAN AZHARI TENTANG UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DAN PROSPEKNYA MENUJU UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DI INDONESIA BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SUSIKNAN AZHARI TENTANG UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DAN PROSPEKNYA MENUJU UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DI INDONESIA A. Analisis Pemikiran Susiknan Azhari tentang Unifikasi Kalender

Lebih terperinci

Proposal Ringkas Penyatuan Kalender Islam Global

Proposal Ringkas Penyatuan Kalender Islam Global Proposal Ringkas Penyatuan Kalender Islam Global T. Djamaluddin Profesor Riset Astronomi-Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama RI http://tdjamaluddin.wordpress.com/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penentuan waktu merupakan hal yang sangat penting artinya dalam kehidupan manusia. Suatu peradaban dikatakan maju apabila peradaban tersebut memiliki penanggalan

Lebih terperinci

Kapan Idul Adha 1436 H?

Kapan Idul Adha 1436 H? Kapan Idul Adha 1436 H? Hari Raya Idul Adha 1436 H diprediksi akan kembali berbeda setelah Ramadhan 1436 H dan Syawwal 1436 H bisa serempak dirayakan ummat Islam di Indonesia. Penyebabnya karena posisi

Lebih terperinci

MENYATUKAN SISTEM PENANGGALAN ISLAM. Syamsul Anwar

MENYATUKAN SISTEM PENANGGALAN ISLAM. Syamsul Anwar MENYATUKAN SISTEM PENANGGALAN ISLAM Syamsul Anwar Tentu merupakan suatu keprihatinan bahwa umat Islam sampai saat ini belum dapat menyatukan sistem penanggalannya sehingga selebrasi momenmomen keagamaan

Lebih terperinci

IMKAN RUKYAT: PARAMETER PENAMPAKAN SABIT HILAL DAN RAGAM KRITERIANYA (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA)

IMKAN RUKYAT: PARAMETER PENAMPAKAN SABIT HILAL DAN RAGAM KRITERIANYA (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA) IMKAN RUKYAT: PARAMETER PENAMPAKAN SABIT HILAL DAN RAGAM KRITERIANYA (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA) T. Djamaluddin Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika, LAPAN Bandung Alhamdulillah,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam 82 BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam Program Mawaaqit Mawaaqit merupakan salah satu contoh

Lebih terperinci

Rukyat Legault, Ijtimak Sebelum Gurub, dan Penyatuan Kalender Islam

Rukyat Legault, Ijtimak Sebelum Gurub, dan Penyatuan Kalender Islam Rukyat Legault, Ijtimak Sebelum Gurub, dan Penyatuan Kalender Islam Sabtu, 03-05-2014 Yogyakarta- Berhasilnya rukyat yang dilakukan Ilmuan Perancis Thierry Legault dengan menangkap hilal pada sudut elongasi

Lebih terperinci

PERBEDAAN IDUL FITRI: HISAB, RU YAH LOKAL, DAN RU YAH GLOBAL

PERBEDAAN IDUL FITRI: HISAB, RU YAH LOKAL, DAN RU YAH GLOBAL 1 Anda berada di: Home > Puasa > Perbedaan Idul Fitri: Hisab, Ru yah Lokal, dan Ru yah Global http://www.cantiknya-ilmu.co.cc/2010/07/perbedaan-idul-fitri-hisab-ruyahlokal.html 10-12-2010 20.45 PERBEDAAN

Lebih terperinci

Unifikasi Kalender Islam di Indonesia Susiknan Azhari

Unifikasi Kalender Islam di Indonesia Susiknan Azhari Unifikasi Kalender Islam di Indonesia Susiknan Azhari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta siknanazmi@yahoo.com/susiknanazhari69@gmail.com +6285868606911/www.museumastronomi.com 1 Peristiwa Syawal 1428 Idul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbenam terlebih dahulu dibandingkan Bulan. 2. ibadah. Pada awalnya penetapan awal bulan Kamariah ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. terbenam terlebih dahulu dibandingkan Bulan. 2. ibadah. Pada awalnya penetapan awal bulan Kamariah ditentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalender Islam atau disebut kalender Hijriah merupakan kalender yang perhitungannya didasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi. 1 Menurut Susiknan Azhari kalender

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan analisis dalam pembahasan disertasi ini, peneliti. 1. Matlak menurut fikih adalah batas daerah berdasarkan jangkauan

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan analisis dalam pembahasan disertasi ini, peneliti. 1. Matlak menurut fikih adalah batas daerah berdasarkan jangkauan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dalam pembahasan disertasi ini, peneliti menyimpulkan bahwa : 1. Matlak menurut fikih adalah batas daerah berdasarkan jangkauan terlihatnya hilal atau

Lebih terperinci

PENJELASAN TENTANG HASIL HISAB BULAN RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1436 H (2015 M)

PENJELASAN TENTANG HASIL HISAB BULAN RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1436 H (2015 M) PENJELSN TENTNG HSIL HIS ULN RMDN, SYWL, DN ZULHIJH 1436 H (2015 M) Data dan kesimpulan sebagaimana dimuat dalam Hasil Hisab Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang merupakan lampiran

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA'

PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA' PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA' (Kritik terhadap Teori Wujudul Hilal dan Mathla' Wilayatul Hukmi) T. Djamaluddin Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN-Bandung

Lebih terperinci

Perbedaan Penentuan Awal Bulan Puasa dan Idul Fitri diantara Organisasi Islam di Indonesia: NU dan Muhammadiyah

Perbedaan Penentuan Awal Bulan Puasa dan Idul Fitri diantara Organisasi Islam di Indonesia: NU dan Muhammadiyah Perbedaan Penentuan Awal Bulan Puasa dan Idul Fitri diantara Organisasi Islam di Indonesia: NU dan Muhammadiyah Puasa merupakan rukun islam yang ke-tiga, di dalam islam puasa berarti menahan diri dari

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MATLAK WILAYATUL ḤUKMI

IMPLEMENTASI MATLAK WILAYATUL ḤUKMI IMPLEMENTASI MATLAK WILAYATUL ḤUKMI DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH (PERSPEKTIF NAHDLATUL ULAMA DAN MUHAMMADIYAH) Oleh : Nugroho Eko Atmanto Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang Jl. Untung

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KALENDER HIJRIYAH GLOBAL TUNGGAL

IMPLEMENTASI KALENDER HIJRIYAH GLOBAL TUNGGAL IMPLEMENTASI KALENDER HIJRIYAH GLOBAL TUNGGAL Revisi Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hisab Rukyah Kontemporer Dosen Pengampu : Dr. Rupi i, M. Ag Oleh: RIZA AFRIAN MUSTAQIM N I M : 1 6

Lebih terperinci

PREDIKSI KEMUNGKINAN TERJADI PERBEDAAN PENETAPAN AWAL RAMADHAN 1433 H DI INDONESIA. Oleh : Drs. H. Muhammad, MH. (Ketua PA Klungkung)

PREDIKSI KEMUNGKINAN TERJADI PERBEDAAN PENETAPAN AWAL RAMADHAN 1433 H DI INDONESIA. Oleh : Drs. H. Muhammad, MH. (Ketua PA Klungkung) PREDIKSI KEMUNGKINAN TERJADI PERBEDAAN PENETAPAN AWAL RAMADHAN 1433 H DI INDONESIA Oleh : Drs. H. Muhammad, MH. (Ketua PA Klungkung) Persoalan penentuan awal bulan qamariyah, khususnya bulan Ramadhan,

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA' (Kritik terhadap Teori Wujudul Hilal dan Mathla' Wilayatul Hukmi) 1

PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA' (Kritik terhadap Teori Wujudul Hilal dan Mathla' Wilayatul Hukmi) 1 PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA' (Kritik terhadap Teori Wujudul Hilal dan Mathla' Wilayatul Hukmi) 1 T. Djamaluddin 2 1. Pendahuluan Perbedaan pendapat tentang hisab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu para ahli hukum Islam menentukan lembaga-lembaga mana yang. berwenang melakukannya, prosedur dan mekanismenya.

BAB I PENDAHULUAN. karena itu para ahli hukum Islam menentukan lembaga-lembaga mana yang. berwenang melakukannya, prosedur dan mekanismenya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penetapan awal Ramadan, Syawal dan Zulhijah mendapat perhatian khusus dari masyarakat Islam, sejak masa Rasulullah SAW hingga kini, karena keterkaitannya dengan ibadah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEPSI PENYATUAN KALENDER HIJRIAH TERHADAP POLA SIKAP PP. MUHAMMADIYAH. A. Analisis Sikap PP. Muhammadiyah Terhadap Penyatuan Sistem

BAB IV KONSEPSI PENYATUAN KALENDER HIJRIAH TERHADAP POLA SIKAP PP. MUHAMMADIYAH. A. Analisis Sikap PP. Muhammadiyah Terhadap Penyatuan Sistem BAB IV KONSEPSI PENYATUAN KALENDER HIJRIAH TERHADAP POLA SIKAP PP. MUHAMMADIYAH A. Analisis Sikap PP. Muhammadiyah Terhadap Penyatuan Sistem Kalender Hijriah di Indonesia Penyatuan kalender hijriah di

Lebih terperinci

HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) NASKAH PUBLIKASI

HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) NASKAH PUBLIKASI HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) NASKAH PUBLIKASI Oleh: AHMAD BASORI I 000 090 004 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 2 PENGESAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu astronomi di Indonesia sudah terasa manfaatnya. Objek kajian yang diamatinya pun semakin berkembang, tidak hanya terbatas pada Matahari,

Lebih terperinci

Kelemahan Rukyat Menurut Muhammadiyah PERMASALAHAN RUKYAT

Kelemahan Rukyat Menurut Muhammadiyah PERMASALAHAN RUKYAT Kelemahan Rukyat Menurut Muhammadiyah PERMASALAHAN RUKYAT Pertanyaan dari: Seorang mahasiswa S2 Ilmu Falak IAIN Walisanga, Semarang, tidak ada nama, disampaikan lewat pesan pendek (sms) (disidangkan pada

Lebih terperinci

Awal Ramadan dan Awal Syawal 1433 H

Awal Ramadan dan Awal Syawal 1433 H Awal Ramadan dan Awal Syawal 1433 H Kalendar Taqwim Standard merupakan rujukan resmi pemerintah Republik Indonesia dan sekaligus kalendar rujukan bagi umat Islam Indonesia. Walaupun dalam kalendar tersebut

Lebih terperinci

Imkan Rukyat: Parameter Penampakan Sabit Hilal dan Ragam Kriterianya (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA)

Imkan Rukyat: Parameter Penampakan Sabit Hilal dan Ragam Kriterianya (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA) Imkan Rukyat: Parameter Penampakan Sabit Hilal dan Ragam Kriterianya (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA) T. Djamaluddin LAPAN Bandung t_djamal@bdg.lapan.go.id, t_djamal@hotmail.com http://t-djamaluddin.spaces.live.com/

Lebih terperinci

PERADABAN TANPA KALENDER UNIFIKATIF: INIKAH PILIHAN KITA? Syamsul Anwar

PERADABAN TANPA KALENDER UNIFIKATIF: INIKAH PILIHAN KITA? Syamsul Anwar PERADABAN TANPA KALENDER UNIFIKATIF: INIKAH PILIHAN KITA? Syamsul Anwar Kalender adalah sarana penataan waktu dan penandaan hari dalam guliran masa yang tiada henti. Kehadiran kalender merefleksikan daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nampaknya semua orang sepakat terhadap hasil hisab, namun penentuan awal

BAB 1 PENDAHULUAN. nampaknya semua orang sepakat terhadap hasil hisab, namun penentuan awal BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penentuan awal bulan Kamariah penting bagi umat Islam sebab selain untuk menentukan hari-hari besar, juga yang lebih penting adalah untuk menentukan awal dan

Lebih terperinci

Kaedah imaging untuk cerapan Hilal berasaskan Charge Couple Device (CCD) Hj Julaihi Hj Lamat,

Kaedah imaging untuk cerapan Hilal berasaskan Charge Couple Device (CCD) Hj Julaihi Hj Lamat, Kaedah imaging untuk cerapan Hilal berasaskan Charge Couple Device (CCD) Hj Julaihi Hj Lamat, Brunei Institution of Geomatics (B.I.G), Brunei Darussalam Email: julaihi.lamat@gmail.com Kita maklum, penentuan

Lebih terperinci

HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) SKRIPSI

HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) SKRIPSI HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S. Sy)

Lebih terperinci

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Disampaikan pada Diseminasi Hisab Rukyat di BPPR- LAPAN Pameungpeuk 30 Juli 2011

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KONSEP MUH. MA RUFIN SUDIBYO TENTANG KRITERIA VISIBILITAS HILAL RHI. A. Kriteria Visibilitas Hilal RHI Perspetif Astronomi

BAB IV ANALISIS KONSEP MUH. MA RUFIN SUDIBYO TENTANG KRITERIA VISIBILITAS HILAL RHI. A. Kriteria Visibilitas Hilal RHI Perspetif Astronomi BAB IV ANALISIS KONSEP MUH. MA RUFIN SUDIBYO TENTANG KRITERIA VISIBILITAS HILAL RHI A. Kriteria Visibilitas Hilal RHI Perspetif Astronomi Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya bahwa yang

Lebih terperinci

Tugas Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Materi : Batasan dan Ragam KTI)

Tugas Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Materi : Batasan dan Ragam KTI) Tugas Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Materi : Batasan dan Ragam KTI) NAMA : AYUB SIREGAR INSTANSI : DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PANGKAT/GOL : PENATA MUDA TK.I / III.B Contoh Artikel/Makalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi terkait dengan penetapan awal bulan dalam kalender hijriah.

BAB I PENDAHULUAN. tetapi terkait dengan penetapan awal bulan dalam kalender hijriah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memahami dinamika ilmu falak tidak terbatas pada kajian teoritis arah kiblat, waktu salat, gerhana Bulan maupun gerhana Matahari akan tetapi terkait dengan penetapan

Lebih terperinci

LEBARAN KAPAN PAK?? Oleh : Mutoha Arkanuddin Koord. Rukyatul Hilal Indonesia (RHI)

LEBARAN KAPAN PAK?? Oleh : Mutoha Arkanuddin Koord. Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) LEBARAN KAPAN PAK?? Pertanyaan ini menjadi semakin ngetrend menjelang akhir Ramadhan ini. Hampir setiap hari saya dihujani pertanyaan seperti itu yang menurut saya jawabannya cukup mudah (1 Syawwal) tapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbincangan seputar hisāb dan rukyat, utamanya dalam hal. penentuan awal bulan kamariah, memang tidak pernah lekang oleh waktu.

BAB I PENDAHULUAN. Perbincangan seputar hisāb dan rukyat, utamanya dalam hal. penentuan awal bulan kamariah, memang tidak pernah lekang oleh waktu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbincangan seputar hisāb dan rukyat, utamanya dalam hal penentuan awal bulan kamariah, memang tidak pernah lekang oleh waktu. Dalam ungkapan lain Ibrahim Husein, sebagaimana

Lebih terperinci

KORESPONDENSI KALENDER HIJRIAH INTERNASIONAL: DARI JAMALUDDIN KEPADA SYAMSUL ANWAR. Syamsul Anwar

KORESPONDENSI KALENDER HIJRIAH INTERNASIONAL: DARI JAMALUDDIN KEPADA SYAMSUL ANWAR. Syamsul Anwar KORESPONDENSI KALENDER HIJRIAH INTERNASIONAL: DARI JAMALUDDIN KEPADA SYAMSUL ANWAR Syamsul Anwar Menjelang Iduladha tahun lalu, saya mengirim ucapan Selamat Iduladha 1430 H kepada Ir. Jam±ludd³n Abd ar-r±ziq

Lebih terperinci

Hisab dan rukyat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklop...

Hisab dan rukyat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklop... 1 of 6 10/10/12 08:16 Hisab dan rukyat Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya

Lebih terperinci

BAB IV RESPONS ULAMA NU DAN MUHAMMADIYAH KUDUS TERHADAP UPAYA UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DI INDONESIA PERSPEKTIF FIKIH

BAB IV RESPONS ULAMA NU DAN MUHAMMADIYAH KUDUS TERHADAP UPAYA UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DI INDONESIA PERSPEKTIF FIKIH BAB IV RESPONS ULAMA NU DAN MUHAMMADIYAH KUDUS TERHADAP UPAYA UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DI INDONESIA PERSPEKTIF FIKIH A. Respons Ulama Kudus Terhadap Upaya Unifikasi Kalender Hijriah di Indonesia Perspektif

Lebih terperinci

Kilas Balik Penetapan Awal Puasa Dan Hari Raya Di Indonesia. Moh Iqbal Tawakal

Kilas Balik Penetapan Awal Puasa Dan Hari Raya Di Indonesia. Moh Iqbal Tawakal Kilas Balik Penetapan Awal Puasa Dan Hari Raya Di Indonesia oh Iqbal Tawakal PG Pelaksana Lanjutan Balai Besar eteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II Tangerang Pendahuluan Penentuan awal bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya hilal. Pemahaman tersebut melahirkan aliran rukyah dalam penentuan

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya hilal. Pemahaman tersebut melahirkan aliran rukyah dalam penentuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imam al-sindi memberikan catatan bahwa dengan hadis yang menerangkan haramnya puasa sebelum melihat hilal dan tidak ada kewajiban puasa sebelum hadirnya hilal.

Lebih terperinci

AKTUALISASI MATLAK WILAYATUL ḤUKMI DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH (PERSPEKTIF NAHDLATUL ULAMA DAN MUHAMMADIYAH)

AKTUALISASI MATLAK WILAYATUL ḤUKMI DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH (PERSPEKTIF NAHDLATUL ULAMA DAN MUHAMMADIYAH) SINOPSIS AKTUALISASI MATLAK WILAYATUL ḤUKMI DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH (PERSPEKTIF NAHDLATUL ULAMA DAN MUHAMMADIYAH) ACTUALIZATION OF MATLAK WILAYATUL ḤUKMI TO DETERMINE THE BEGINNING OF KAMARIAH

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG WUJU<DUL HILAL

BAB IV ANALISIS PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG WUJU<DUL HILAL BAB IV ANALISIS PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG WUJUdul Hilal dan Imka>n Rukyah Perbedaan dalam hisab rukyah serta implikasinya telah banyak menyita pikiran

Lebih terperinci

Jurnal TARJIH. Ketua Penyunting Syamsul Anwar. Penyunting Pelaksana Moh. Soehadha, Saptoni

Jurnal TARJIH. Ketua Penyunting Syamsul Anwar. Penyunting Pelaksana Moh. Soehadha, Saptoni ISSN: 1410-332X Vol. 13 (2), 1437 H/2016 M merupakan jurnal akademik yang terbit setiap semester, menghadirkan beragam tulisan tentang berbagai kajian Islam yang ditinjau dari berbagai perspektif. Redaksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam

BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam Pembuatan Pedoman Waktu Shalat Sepanjang Masa Saādoe ddin

Lebih terperinci

KONSEP DAN KRITERIA HISAB AWAL BULAN KAMARIAH MUHAMMADIYAH

KONSEP DAN KRITERIA HISAB AWAL BULAN KAMARIAH MUHAMMADIYAH KONSEP DAN KRITERIA HISAB AWAL BULAN KAMARIAH MUHAMMADIYAH Di antara konsep-konsep dan kriteria hisab yang sudah berkembang, Muhammadiyah menggunakan konsep dan kriteria Hisab Hakiki Wujudul-Hilal. Hisab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya perbedaan kriteria dalam menentukan awal bulan Hijriyah ditengarai menjadi penyebab umat Islam Indonesia dalam beberapa kesempatan tidak serentak dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rukyat adalah kegiatan yang berisi usaha melihat hilal atau Bulan

BAB I PENDAHULUAN. Rukyat adalah kegiatan yang berisi usaha melihat hilal atau Bulan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rukyat adalah kegiatan yang berisi usaha melihat hilal atau Bulan sabit di ufuk barat setelah Matahari terbenam menjelang awal bulan baru, khususnya menjelang bulan

Lebih terperinci

Peran Pemerintah Minimal Saja

Peran Pemerintah Minimal Saja Peran Pemerintah Minimal Saja (Penentuan Hari Raya) Lingkaran Survei Indonesia Agustus 2013 1 Soal Agama, Publik Ingin Peran Pemerintah Minimal (Kasus Penentuan Hari Raya) Perdebatan antar ormas Islam

Lebih terperinci

KAJIAN ALGORITMA MEEUS DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN HIJRIYAH MENURUT TIGA KRITERIA HISAB (WUJUDUL HILAL, MABIMS DAN LAPAN)

KAJIAN ALGORITMA MEEUS DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN HIJRIYAH MENURUT TIGA KRITERIA HISAB (WUJUDUL HILAL, MABIMS DAN LAPAN) KAJIAN ALGORITMA MEEUS DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN HIJRIYAH MENURUT TIGA KRITERIA HISAB (WUJUDUL HILAL, MABIMS DAN LAPAN) Oleh: Indri Yanti 1 dan Rinto Anugraha NQZ 2 1 Fakultas Teknik, Universitas Wiralodra,

Lebih terperinci

PERUMUSAN GARIS TANGGAL KAMARIAH INTERNASIONAL BERDASARKAN KONJUNGSI

PERUMUSAN GARIS TANGGAL KAMARIAH INTERNASIONAL BERDASARKAN KONJUNGSI PERUMUSAN GARIS TANGGAL KAMARIAH INTERNASIONAL BERDASARKAN KONJUNGSI Oleh : Nur Anshari * Abstract Inside knowledge more develop is following with demand periode is more develop too, Islamic Internasional

Lebih terperinci

SEKALI LAGI MENGAPA MENGGUNAKAN HISAB. Syamsul Anwar (Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah)

SEKALI LAGI MENGAPA MENGGUNAKAN HISAB. Syamsul Anwar (Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah) SEKALI LAGI MENGAPA MENGGUNAKAN HISAB Syamsul Anwar (Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah) Website Muhammadiyah telah banyak memuat kajian tentang masalah hisab dan rukyat. Bahkan website ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuh aktivitas yang penting dalam setiap penentuan awal bulan kamariah.

BAB I PENDAHULUAN. sebuh aktivitas yang penting dalam setiap penentuan awal bulan kamariah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rukyat bil fi li atau yang sering disebut rukyat al-hilal merupakan sebuh aktivitas yang penting dalam setiap penentuan awal bulan kamariah. Pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

Wawancara Merdeka.com: Metode hisab dan Rukyat Bisa Disatukan karena Ilmu Astronomi Bisa Tentukan Awal Bulan Sesuai Dalil Rukyat

Wawancara Merdeka.com: Metode hisab dan Rukyat Bisa Disatukan karena Ilmu Astronomi Bisa Tentukan Awal Bulan Sesuai Dalil Rukyat 1 of 11 10/10/12 08:26 ******************** Dokumentasi T. Djamaluddin ******************** =========================================== Berbagi ilmu untuk pencerahan dan inspirasi Wawancara Merdeka.com:

Lebih terperinci

Penentuan Awal Bulan Qamariyah & Prediksi Hisab Ramadhan - Syawal 1431 H

Penentuan Awal Bulan Qamariyah & Prediksi Hisab Ramadhan - Syawal 1431 H Prolog Setiap menjelang Ramadhan & Syawal biasanya umat Islam disibukkan dengan persoalan hisab & rukyat berkaitan penentuan awal bulan yang telah lama menjadi perbincangan di negri ini. Perbedaan dan

Lebih terperinci

Buku ini diawali dengan puisi "Bulan, Apa Betul itu, Kau Sulit Dilihat" katya Tauflq Ismail, yang dapat menambah semangat dalam membaca buku ini.

Buku ini diawali dengan puisi Bulan, Apa Betul itu, Kau Sulit Dilihat katya Tauflq Ismail, yang dapat menambah semangat dalam membaca buku ini. BOOK REVIEW Judul : Hisab & Rukyat, Wacana untuk Membangun Kebeisamaan di Tengah Perbedaan Pengatang : Dr. Susiknan Azhari Penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta Tahun : 2007 Tebal : xviii + 206 Perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan agama yang lain adalah bahwasannya peribadatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan agama yang lain adalah bahwasannya peribadatan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu keunikan dalam peribadatan Islam yang mungkin saja berbeda dengan agama yang lain adalah bahwasannya peribadatan dalam Islam itu sangat terkait dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan pendapat mengenai penetapan awal bulan Qamariyah kerap

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan pendapat mengenai penetapan awal bulan Qamariyah kerap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbedaan pendapat mengenai penetapan awal bulan Qamariyah kerap terjadi antar organisasi keagamaan. Persoalan ini merupakan persoalan yang sudah menjurus ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelangsungan kegiatan peribadatan umat islam. Ketepatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelangsungan kegiatan peribadatan umat islam. Ketepatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penentuan awal bulan Qamariah sangat erat sekali kaitannya dengan kelangsungan kegiatan peribadatan umat islam. Ketepatan dan keakuratan ibadah-ibadah tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keislaman yang terlupakan, padahal ilmu ini telah dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. keislaman yang terlupakan, padahal ilmu ini telah dikembangkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu falak atau biasa disebut ilmu hisab merupakan salah satu ilmu keislaman yang terlupakan, padahal ilmu ini telah dikembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan muslim

Lebih terperinci

BAB III PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT. A. Letak Geografis dan Sejarah Pantai Kartini Jepara

BAB III PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT. A. Letak Geografis dan Sejarah Pantai Kartini Jepara BAB III PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT A. Letak Geografis dan Sejarah Pantai Kartini Jepara Kabupaten Jepara terletak di pantura timur Jawa Tengah, di mana bagian barat dan utara dibatasi

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG MATLA MENURUT FIQH ASTRONOMI SKRIPSI

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG MATLA MENURUT FIQH ASTRONOMI SKRIPSI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG MATLA MENURUT FIQH ASTRONOMI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S.Sy) Pada Fakultas Syari ah dan Hukum Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penetapan awal bulan kamariah, terdapat beberapa metode yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penetapan awal bulan kamariah, terdapat beberapa metode yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penetapan awal bulan kamariah, terdapat beberapa metode yang menjadi dasar dalam penentuannya, antara lain yaitu dengan menggunakan metode hisab dan metode rukyat.

Lebih terperinci

BAB III PANTAI NAMBANGAN SURABAYA. A. Sejarah Pelaksanaan Rukyat di Nambangan. yang sepi, masih berupa pantai dan kebun-kebun di daratannya.

BAB III PANTAI NAMBANGAN SURABAYA. A. Sejarah Pelaksanaan Rukyat di Nambangan. yang sepi, masih berupa pantai dan kebun-kebun di daratannya. BAB III PANTAI NAMBANGAN SURABAYA A. Sejarah Pelaksanaan Rukyat di Nambangan Pantai Nambangan Surabaya dahulu merupakan sebuah daerah yang sepi, masih berupa pantai dan kebun-kebun di daratannya. Awal

Lebih terperinci

Hilal Ramadhan Monday, 25 July 2011

Hilal Ramadhan Monday, 25 July 2011 Hilal Ramadhan Monday, 25 July 2011 Hilal Ramadhan Sumber: http://www.nu.or.id/page/id/dinamic_detil/14/32814/teknologi/hilal_ramadhan.html KONSEKUENSI ISTIKMAL RAJAB 1432H Laporan dari daerah-daerah menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. DARI PENGARUH ORMAS-ORMAS ISLAM SEPERTI NU 1, MUHAMADIYAH 2, PERSIS,

BAB I PENDAHULUAN. DARI PENGARUH ORMAS-ORMAS ISLAM SEPERTI NU 1, MUHAMADIYAH 2, PERSIS, BAB I PENDAHULUAN. DARI PENGARUH ORMAS-ORMAS ISLAM SEPERTI NU 1, MUHAMADIYAH 2, PERSIS, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penentuan awal bulan kamariah dalam skala nasional tidak terlepas dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK METHODA AL-QOTRU KARYA QOTRUN NADA

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK METHODA AL-QOTRU KARYA QOTRUN NADA BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK METHODA AL-QOTRU KARYA QOTRUN NADA A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat dalam Kitab Ilmu Falak Methoda Al- Qotru Salat adalah ibadah

Lebih terperinci

Modul Pelatihan HISAB - RUKYAT AWAL BULAN HIJRIYAH

Modul Pelatihan HISAB - RUKYAT AWAL BULAN HIJRIYAH Modul Pelatihan HISAB - RUKYAT AWAL BULAN HIJRIYAH Oleh : MUTOHA ARKANUDDIN ============================================================ HISAB AWAL BULAN HIJRIYAH Oleh : Mutoha Arkannuddin *) Sistem Kalender

Lebih terperinci

DARI SYAMSUL ANWAR KEPADA JAMALUDDIN: KORESPONDENSI KALENDER HIJRIAH INTERNASIONAL. Syamsul Anwar

DARI SYAMSUL ANWAR KEPADA JAMALUDDIN: KORESPONDENSI KALENDER HIJRIAH INTERNASIONAL. Syamsul Anwar DARI SYAMSUL ANWAR KEPADA JAMALUDDIN: KORESPONDENSI KALENDER HIJRIAH INTERNASIONAL Syamsul Anwar Yogyakarta, 12-11-2009 Kepada Yth. Ustaz Jam±ludd³n Di Rabat, Maroko As-salamu alaikum w.w. Kullu ±m wa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kasus perbedaan tersebut tidak juga dapat teratasi. 2 Masing-masing ormas

BAB I PENDAHULUAN. kasus perbedaan tersebut tidak juga dapat teratasi. 2 Masing-masing ormas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbedaan dalam penentuan awal bulan kamariah khususnya awal Ramadan, Syawal dan Zulhijah menjadi sebuah fenomena yang berulang di Indonesia. Perbedaan tersebut seringkali

Lebih terperinci

Idul Fitri 2007, Akankah Kita Berbeda Lagi?

Idul Fitri 2007, Akankah Kita Berbeda Lagi? Idul Fitri 2007, Akankah Kita Berbeda Lagi? Oleh: Rafdian Rasyid (*) Kita sudah berlebaran pada hari yang berbeda pada tahun 2006. Tahun ini, akankah itu terjadi lagi? Saya menduga Idul Fitri tahun 2007

Lebih terperinci

Dampak Sosial Perbedaan Pendapat dalam Penentuan Awal Ramadhan dan 1 Syawal terhadap Umat Islam di Kota Semarang

Dampak Sosial Perbedaan Pendapat dalam Penentuan Awal Ramadhan dan 1 Syawal terhadap Umat Islam di Kota Semarang 156 Suhanah Penelitian Dampak Sosial Perbedaan Pendapat dalam Penentuan Awal Ramadhan dan 1 Syawal terhadap Umat Islam di Kota Semarang Suhanah Peneliti Puslitbang Kehidupan Keagamaan Abstract This article

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segenap kaum muslimin, sebab banyak ibadah dalam Islam yang. sebagainya. Demikian pula hari-hari besar dalam Islam, semuanya

BAB I PENDAHULUAN. segenap kaum muslimin, sebab banyak ibadah dalam Islam yang. sebagainya. Demikian pula hari-hari besar dalam Islam, semuanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Penentuan awal bulan Qamariah sangat penting artinya bagi segenap kaum muslimin, sebab banyak ibadah dalam Islam yang pelaksanaannya dikaitkan dengan perhitungan

Lebih terperinci

Metode Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal Rukyat or Hisab; Local or Global? (Lanjutan)

Metode Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal Rukyat or Hisab; Local or Global? (Lanjutan) Metode Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal Rukyat or Hisab; Local or Global? (Lanjutan) Rukyat Hilal (melihat datangnya bulan baru) Kedatangan bulan Ramadhan senantiasa disambut hangat oleh kaum muslimin.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muslimin, sebab banyak ibadah dalam Islam yang pelaksanaannya dikaitkan

BAB I PENDAHULUAN. muslimin, sebab banyak ibadah dalam Islam yang pelaksanaannya dikaitkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penentuan awal bulan Qamariah sangat penting artinya bagi segenap kaum muslimin, sebab banyak ibadah dalam Islam yang pelaksanaannya dikaitkan dengan perhitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (hisab) maupun pengamatan hilal (rukyat). Sehingga tidak jarang. perdebatan umat dibanding persoalan penentuan waktu salat dan arah

BAB I PENDAHULUAN. (hisab) maupun pengamatan hilal (rukyat). Sehingga tidak jarang. perdebatan umat dibanding persoalan penentuan waktu salat dan arah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Penetapan awal bulan kamariyah merupakan salah satu lahan ilmu hisab 1 dan rukyat 2. Yang memiliki banyak metode perhitungan (hisab) maupun pengamatan hilal

Lebih terperinci

ALMANAK KALENDER TAHUN 2017 LEMBAGA FALAKIYAH PWNU JAWA TIMUR

ALMANAK KALENDER TAHUN 2017 LEMBAGA FALAKIYAH PWNU JAWA TIMUR ALMANAK KALENDER TAHUN 2017 PWNU Keterangan Hisab : - Perhitungan kalender hijriyah qamariyah berdasarkan metode Al-Durru Al-Aniqu dengan markas Condrodipo, Gresik : 112 37' 3.5 BT dan 7 10' 11,1 LS. Tinggi:

Lebih terperinci

MAKALAH ASTRONOMI KALENDER BULAN. Dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi. Dosen Pengampu: Arif Widiyatmoko, M.Pd.

MAKALAH ASTRONOMI KALENDER BULAN. Dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi. Dosen Pengampu: Arif Widiyatmoko, M.Pd. MAKALAH ASTRONOMI KALENDER BULAN Dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi Dosen Pengampu: Arif Widiyatmoko, M.Pd. Disusun oleh: Mugi Rahayu 4001411007 Anies Rahmayati 4001411033 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemeluknya untuk berfikir terbuka, dan menolak setiap aturan, norma, yang menyalahi

BAB I PENDAHULUAN. pemeluknya untuk berfikir terbuka, dan menolak setiap aturan, norma, yang menyalahi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam merupakan agama yang diturunkan untuk membawa pemeluknya mencapai kejayaan, meraih keunggulan dibandingkan yang lainnya, mengajak pemeluknya untuk

Lebih terperinci

Oleh: Hafidz Abdurrahman

Oleh: Hafidz Abdurrahman Oleh: Hafidz Abdurrahman Ramadhan adalah bulan suci, yang penuh berkah Amal shalih yang dilaksanakan di dalamnya pun dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT Tanggal 17 Ramadhan tahun pertama kenabian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan atau makna yang tersirat di dalam suatu nash. Mulai dari ibadah yang

BAB I PENDAHULUAN. kandungan atau makna yang tersirat di dalam suatu nash. Mulai dari ibadah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam Islam, pelaksanaan ibadah-ibadah yang disyariatkan telah diatur sedemikian detailnya, hanya dibutuhkan pemahaman dalam mencari kandungan atau makna

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH DALAM KONSEP MATLA FI WILAYATIL HUKMI

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH DALAM KONSEP MATLA FI WILAYATIL HUKMI BAB IV ANALISIS TERHADAP PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH DALAM KONSEP MATLA FI WILAYATIL HUKMI A. Analisis Metode Hisab Muhammadiyah dalam Penentuan Awal Bulan Qamariyah Dalam Konsep Matla fi Wilayatil

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Azhari, Susiknan Kalender Islam ke Arah Integrasi Muhammadiyah NU, Yogyakarta: Museum Astronomi Islam, 2012

DAFTAR PUSTAKA. Azhari, Susiknan Kalender Islam ke Arah Integrasi Muhammadiyah NU, Yogyakarta: Museum Astronomi Islam, 2012 DAFTAR PUSTAKA Ahmad SS, Noor 2006, Menuju Cara Rukyat yang Akurat, Makalah pada Lokakarya Imsakiyah Ramadhan 1427H/2006M se Jawa Tengah dan daerah Istimewa Yogyakarta yang diselenggarakan oleh PPM IAIN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI NAMBANGAN SURABAYA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT HILAL. A. Analisis Latar Belakang Pemakaian Pantai Nambangan sebagai

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI NAMBANGAN SURABAYA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT HILAL. A. Analisis Latar Belakang Pemakaian Pantai Nambangan sebagai BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI NAMBANGAN SURABAYA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT HILAL A. Analisis Latar Belakang Pemakaian Pantai Nambangan sebagai Tempat Rukyat Hilal Dipilihnya pantai Nambangan sebagai salah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL A. Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Pantai Kartini Jepara

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL A. Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Pantai Kartini Jepara BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL A. Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Pantai Kartini Jepara sebagai Tempat Pengamatan Hilal (Rukyat Al-Hilal) Terdapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI UJUNG PANGKAH GRESIK SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL. A. Latar Belakang Penggunaan Pantai Ujung Pangkah Sebagai Tempat

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI UJUNG PANGKAH GRESIK SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL. A. Latar Belakang Penggunaan Pantai Ujung Pangkah Sebagai Tempat BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI UJUNG PANGKAH GRESIK SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL A. Latar Belakang Penggunaan Pantai Ujung Pangkah Sebagai Tempat Rukyat Al-Hilal Kata rukyat al-hilal terdiri dari dua

Lebih terperinci

IMKAN AL-RUKYAT MABIMS SOLUSI PENYERAGAMAN KELENDER HIJRIYAH

IMKAN AL-RUKYAT MABIMS SOLUSI PENYERAGAMAN KELENDER HIJRIYAH IMKAN AL-RUKYAT MABIMS SOLUSI PENYERAGAMAN KELENDER HIJRIYAH Arino Bemi Sado Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Mataram Email: ari_bemi@yahoo.co.id Abstract: There has been a dispute among Indonesian

Lebih terperinci

Kriteria Imkan Rukyat Kesepakatan Perlu Diubah Disesuaikan dengan Kriteria Astronomis. Posted on 24 Mei 2012 by tdjamaluddin.

Kriteria Imkan Rukyat Kesepakatan Perlu Diubah Disesuaikan dengan Kriteria Astronomis. Posted on 24 Mei 2012 by tdjamaluddin. 1 of 8 10/10/12 08:28 ******************** Dokumentasi T. Djamaluddin ******************** =========================================== Berbagi ilmu untuk pencerahan dan inspirasi Kriteria Imkan Rukyat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN TIM HISAB DAN RUKYAT HILAL SERTA PERHITUNGAN FALAKIYAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN TIM HISAB DAN RUKYAT HILAL SERTA PERHITUNGAN FALAKIYAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN TIM HISAB DAN RUKYAT HILAL SERTA PERHITUNGAN FALAKIYAH PROVINSI JAWA TENGAH A. Analisis Metode Perhitungan dan Penyusunan Jadwal Waktu Salat Pada jaman dahulu, penentuan waktu-waktu

Lebih terperinci

ANALISIS KONSEP MAT}LA DALAM KITAB BUGHYAH AL-MUSTARSYIDIN SKRIPSI

ANALISIS KONSEP MAT}LA DALAM KITAB BUGHYAH AL-MUSTARSYIDIN SKRIPSI ANALISIS KONSEP MAT}LA DALAM KITAB BUGHYAH AL-MUSTARSYIDIN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Syari ah Jurusan Ilmu Falak Oleh: M. MUFARRIJIL

Lebih terperinci

Hisab dan Rukyat Setara: Astronomi Menguak Isyarat Lengkap dalam Al-Quran tentang Penentuan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah

Hisab dan Rukyat Setara: Astronomi Menguak Isyarat Lengkap dalam Al-Quran tentang Penentuan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah I Hisab dan Rukyat Setara: Astronomi Menguak Isyarat Lengkap dalam Al-Quran tentang Penentuan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah Diskusi soal penentuan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini umat Islam di dunia sering mengalami perbedaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini umat Islam di dunia sering mengalami perbedaan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini umat Islam di dunia sering mengalami perbedaan dalam penentuan awal bulan kamariah, di Indonesia sendiri seringkali mengalami peristiwa yang membingungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi dalam menentukan awal bulan Kamariah khususnya Ramadan,

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi dalam menentukan awal bulan Kamariah khususnya Ramadan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tradisi dalam menentukan awal bulan Kamariah khususnya Ramadan, Syawal, ataupun Zulhijah, akhir-akhir ini sering meruncing perbedannya yang berakibat sering berbedanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini, dalam penetapan awal dan akhir Kamariah 1 khususnya bulan

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini, dalam penetapan awal dan akhir Kamariah 1 khususnya bulan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini, dalam penetapan awal dan akhir Kamariah 1 khususnya bulan Ramadhan, Syawal serta Dzulhijjah selalu terjadi perbedaan yang tidak jarang mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benda-benda langit saat ini sudah mengacu pada gerak nyata. Menentukan awal waktu salat dengan bantuan bayang-bayang

BAB I PENDAHULUAN. benda-benda langit saat ini sudah mengacu pada gerak nyata. Menentukan awal waktu salat dengan bantuan bayang-bayang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu falak khususnya di Indonesia sudah berkembang pesat terbukti dengan adanya para pakar baru yang bermunculan dalam bidang ilmu falak ini, perhitungan

Lebih terperinci