Aldo Naza Putra 1 Universitas Islam 45 Bekasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Aldo Naza Putra 1 Universitas Islam 45 Bekasi"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA RASA PERCAYA DIRI, KELENTUKAN TOGOK, DAN KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA ATLET SEPAKBOLA KLUB PSTS TABING PADANG Aldo Naza Putra 1 Universitas Islam 45 Bekasi aldoaquino87@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besarnya hubungan rasa percaya diri, kelentukan togok dan koordinasi mata-kaki dengan keterampilan menggiring bola. Penelitian ini dilaksanakan terhadap atlet sepakbola Klub PSTS Tabing Padang dengan menggunakan metode korelasional, yang dalam pengambilan sampelnya berjumlah 0 orang menggunakan metode sampling jenuh (sensus). Pengumpulan data dilakukan dengan tes keterampilan menggiring bola, kuesioner rasa percaya diri, flexiometer untuk tes kelentukan togok dan tes koordinasi mata-kaki. Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat hubungan yang signifikan antara percaya diri dengan keterampilan menggiring bola dengan rx 1 y= dengan kontribusi sebesar 54.17%, () terdapat hubungan yang signiifikan antara kelentukan togok dengan keterampilan menggiring bola dengan rx y= 0.88 dengan kontribusi sebesar 77.44%, (3) terdapat hubungan yang sangat signifikan antara koordinasi mata-kaki dengan keterampilan menggiring bola dengan rx 3 y= dengan kontribusi sebesar 58.83%, dan (4) terdapat hubungan yang signifikan antara rasa percaya diri, kelentukan togok dan koordinasi mata-kaki dengan keterampilan menggiring bola dengan rx 13 y= 0.89 dengan kontribusi sebesar 79.1%. Kata Kunci: Percaya diri, kelentukan togok, koordinasi mata-kaki, dan menggiring bola Sepakbola merupakan salah satu olahraga di dunia yang telah populer dan disukai banyak masyarakat. Permainan ini sudah berkembang menjadi olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat, dari anak-anak sampai orang tua, laki-laki maupun perempuan, mulai lingkungan pedesaan sampai perkotaan. Dengan berbagai latar belakang serta tujuan yang berbeda serta makin menjamurnya Klub-klub sepakbola maupun sekolah sepakbola (SSB), ini membuktikan bahwa sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer di masyarakat kita, sehingga tidak jarang kita dengar bahwa sepakbola merupakan olahraga rakyat. Oleh sebab itu banyak muncul Klub-klub mulai dari tingkat anak-anak yang dikenal dengan Sekolah Sepakbola (SSB), sampai ke tingkat orang dewasa yang nantinya akan melahirkan bibit-bibit pemain bola yang handal dan berpotensi serta 1 Aldo Naza Putra; Dosen PJKR FKIP Universitas Islam "45" Bekasi 1

2 berkualitas seperti yang diharapkan oleh pencinta sepakbola. Perkembangan sepakbola juga didukung sepenuhnya oleh masyarakat dan pemerintah, hal ini terbukti dengan adanya turnamen-turnamen yang diadakan oleh berbagai daerah atau kompetisi resmi yang diadakan oleh Pengprov PSSI Sumatera Barat atau Pengkab PSSI. Kota Padang memiliki Klub yang banyak salah satu diantaranya adalah Klub sepakbola PSTS Tabing Padang, yang merupakan salah satu kiblat persepakbolaan Kota Padang dan bahkan Sumatera Barat, karena Klub PSTS Tabing Padang selama ini sering mewakili Padang pada pertandingan-pertandingan tingkat daerah Kabupaten/Kota, seperti Harun Zain Cup, Porprov dan banyak kegiatan sepakbola lainnya yang diwakili oleh PSTS Tabing Padang. Disamping itu PSTS Tabing Padang juga sudah banyak memproduksi pemain-pemain handal untuk Kota Padang dan Sumbar.Hal ini tidak lepas dari pembinaan pemain sejak dini yang dilakukan oleh Klub Persatuan Sepakbola Tabing dan Sekitarnya (PSTS). Persatuan sepakbola Tabing dan Sekitarnya (PSTS) merupakan salah satu Klub yang sudah melakukan proses latihan dengan baik, dimana mereka mempunyai jadwal latihan yang rutin yaitu melakukan latihan tiga kali dalam seminggu, yaitu; Selasa, Kamis dan Sabtu pukul WIB dan dibina oleh staf pelatih yang berstatus A Lisence, B Lisence, C Lisence dan D Lisence serta memiliki lapangan yang cukup bagus dipinggir jalan raya Padang Bukit tinggi dan disamping SMP Negeri 13 Padang. Dalam upaya membina prestasi sepakbola, belum cukup dengan pelatih yang berlisence A ataupun B dengan lapangan yang bagus, akan tetapi juga harus didukung oleh kondisi Fisik, teknik, taktik dan mental yang baik bagi para pemain tersebut Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pelatih Klub sepakbola PSTS Tabing Padang, CoachJapri Sastra pada tanggal 15 September 01, dikatakan bahwa pemain sepakbola KlubPSTS Tabing Padang masih banyak kelemahan-kelemahannya terutama dari segi teknik menyerang sering mengalami kegagalan, hal ini terbukti ketika bertanding uji coba dengan Pratama Semen Padang, penyusunan serangan dari lini kelini sudah bagus, operan-operan sudah baik, tapisering di temukan saat pemain berusaha untuk melewati pemain lawan dengan menggiring bola sering mengalami kegagalan, bola jauh dari penguasaan sehingga dengan mudahnya direbut oleh pemain lawan, padahal menggiring bola satu hal yang penting dalam mengatur tempo permainan dan untuk mencari peluang dalam upaya menciptakan goal. Hal ini apabila

3 dibiarkan maka prestasi pemain sepakbola Klub PSTS Tabing Padang sulit untuk tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Untuk memudahkan dalam menggiring bola yang baik dan efisien banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya teknik, mental dan kondisi fisik. Teknik sangat berperan dalam menggiring bola, teknik yang benar didukung kondisi fisik yang baik akan mendapatkan hasil yang optimal dalam menggiring bola. Komponen-komponen kondisi fisik yang berpengaruh terhadap keterampilan seseorang itu seperti: kekuatan, kelentukan, daya tahan, kecepatan, kelincahan dan koordinasi mata-kaki. Kelentukan dapat membantu atlet untuk mengembangkan gerakan-gerakan yang diinginkannya dan mencegah terjadinya cedera. Menurut Arsil (008: 155) kelentukan adalah kemampuan menggerakkan persendian dan otot pada keseluruhan ruang geraknya. Sedangkan Jonath/Krempel dalam Syafruddin (011: 159) mengatakan Kelentukan (flexibility) merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan latihan-latihan dengan amplitudo gerakan yang besar atau luas. Untuk meningkatkan kelentukan tubuh dapat dilakukan dalam bentuk latihan yang sudah terprogram dan berkesinambungan seperti latihan peregangan dinamis dengan latihan membungkukkan badan sambil memutar bahu dan latihan peregangan statis dengan cara penguluran otot dalam sendi sejauh mungkin seperti duduk dengan meraih ujung jari kaki. Untuk itu pelatih harus menyusun program yang baik dan benar sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang diingin dicapai. Apabila program yang dibuat benar, maka kelentukan seorang atlet akan bagus. Dan ini akan berimbas pada peningkatan prestasinya. Untuk menggiring bola, kelentukan yang perlu dilatih adalah kelentukan persendian tubuh, kelentukan togok, otot tungkai dan pergelangan kaki. Berdasarkan pendapat di atas, jelas bahwa kelentukan adalah kemampuan individu dalam melakukan gerakan tubuh dan bagian-bagian tubuh dengan pergerakan tulang sendi yang luas dan merupakan batas rentang gerak maksimal yang mungkin dilakukan pada sebuah sendi atau rangkaian sendi. Artinya, dalam permainan sepakbola, seseorang tidak akan bisa menggiring bola dengan baik tanpa didukung oleh kemampuan kelentukan, terutama kelentukan otot togok, karena kelentukan diperlukan untuk mengoptimalkan pergerakan saat pelaksanaan menggiring bola. Seseorang yang memiliki kelentukan yang baik maka ia akan dapat menggiring bola dengan baik dan 3

4 efisien tanpa kehilangan keseimbangan. Dan sebaliknya, seseorang yang kurang memiliki kelentukan biasanya gerakannya kaku, kasar dan lambang. Selanjutnya, kondisi fisik yang berpengaruh terhadap keterampilan menggiring bola adalah koordinasi. Bob Davis, et al (1997: 118) menyatakan bahwa koordinasi adalah kemampuan untuk menampilkan gerak yang halus dan tepat, seringkali melibatkan penggunaan perasaan dan dihubungkan dengan serangkaian kontraksi otot yang mempengaruhi gabungan anggota tubuh dan posisi tubuh. Sedangkan Harrow(197: 66) menyatakan bahwa koordinasi termasuk aktifitas yang terdiri dari dua atau lebih kemampuan dan pola gerak. Berdasarkan keterangan di atas, jelas bahwa Koordinasi mata-kaki adalah kemampuan seseorang dalam melakukan ketepatan dan kesempurnaan gerakan otot dari satu pola gerak ke pola gerak berikutnya dengan efisien.koordinasi merupakan salah satu elemen kondisi fisik. Kondisi yang dimaksud disini adalah koordinasi yang berkaitan dengan gerak. Dengan kata lain bahwa seseorang yang memiliki tingkat koordinasi yang baik maka orang tersebut akan dapat dengan mudah untuk bergerak dan mampu merangkaikan atau memadukan gerakannya dengan irama yang baik. Tingkat koordinasi gerak seseorang tercermin dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus tepat dan efisien. Seorang atlet dengan koordinasi yang baik bukan hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga mudah dan cepat dapat melakukan keterampilan yang masih baru baginya. Atlet dapat mengubah dan berpindah secara cepat dari pola gerak yang satu ke pola gerak yang lainnya sehingga gerakannya menjadi efisien. Kemudian, dengan komponen koordinasi mata-kaki, seorang pemain sepakbola akan dapat melakukan menggiring bola dengan baik dan cepat, karena pemain tersebut akan dapat menggabungkan beberapa elemen gerak menggiring bola menjadi satu pola gerak menggiring bola yang halus, efisien dan harmonis. Koordinasi mata-kaki akan memungkinkan pemain sepakbola untuk membuat kecepatan reaksi, tendangan bebas, melakukan gerakan tipu dan menggiring bola dan koordinasi mata-kaki juga akan mendukung seseorang melakukan gerakan yang cepat dan akan sigap lagi dalam melakukan gerakan-gerakan yang sukar dibaca oleh pemain lawan, terutama ketika menggiring bola. 4

5 Untuk mengembangkan koordinasi mata-kaki itu sendiri dalam permainan sepakbola dilakukan pula dengan menggunakan bola, sehingga latihan yang dilakukan dengan menggunakan bola tersebut tidak hanya memperoleh manfaat peningkatan keterampilan teknik namun ikut serta juga meningkatkan koordinasi mata-kaki seorang pemain sepakbola. Dalam pelaksanaan menggiring bola, koordinasi seluruh tubuh harus terlaksana dengan baik, terutama koordinasi antara mata dan kaki. Dimana mata akan melihat arah, sedangkan kaki akan menyentuh bola atau menentukan langkah, sehingga kemampuan menggiring bola bisa tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Sumbangan koordinasi terhadap penguasaan keterampilan sangat tergantung pada integeritas ketepatan pada penglihatan dan pergerakan yang dapat mengkoordinasikan seluruh rangkaian gerakan menggiring bola melalui gerakan yang cepat dan efisien akan meningkatkan kualitas menggiring bola pada permainan sepakbola. Selain teknik dan kondisi fisik aspek psikologis yang juga sering mempengaruhi pemain sepakbola adalah faktor percaya diri. Tanpa memiliki penuh percaya diri, atlet tidak akan dapat mencapai prestasi, karena ada saling hubungan antara motif berprestasi dan percaya diri. Dalam upaya pencapaian prestasi tinggi, keadaan fisik maupun mental atlet harus dalam kondisi puncak. Sesuai dengan pendapat Sudibyo Setyobroto (00: 43) yang menegaskan bahwa prestasi yang tinggi hanya dapat dicapai dengan mobilitas total seluruh energi dalam hal ini peranan kesiapan mental akan ikut menentukan. Kesiapan bertanding juga menuntut terpenuhi kesiapan akan perasaan dan kemauannya, yaitu; (1) akal dan pikirannya siap dengan pengetahuan dan pemahaman mengenai peraturan, teknik-teknik, taktik dan strategi dalam menghadapi pertandingan; keadaan akal dan pikirannya cukup baik sehingga reaksinya cepat, teliti, cermat, serta dapat memusatkan perhatian dengan baik dan koordinasi geraknya juga baik, () perasaan siap berarti siap menghadapi rangsangan-rangsangan emosional atau beban mental dalam pertandingan; dalam menghadapi hal-hal yang mengganggu perasaannya, seperti cemoohan, ancaman, atlet tetap dapat menguasai dengan baik dan (3) kemauan atau tekadnya siap, berarti kemauannya sudah bulat atau tekadnya menghadapi pertandingan sudah kuat, hal ini akan tampak pada kegiatan berlatih, semangat bertanding, kesanggupan mempertahankan tempo permainan. Percaya diri atau self-confidence merupakan modal utama seorang atlet untuk dapat maju, karena pencapaian prestasi yang tinggi dan pemecahan rekor atlet itu 5

6 sendiri harus dimulai dengan percaya bahwa atlet dapat dan sanggup melampaui prestasi yang pernah dicapainya.tanpa memiliki penuh rasa percaya diri, atlet tidak akan dapat mencapai prestasi, karena ada saling hubungan antara motif berprestasi dan percaya diri.percaya diri biasanya erat dengan hubungan emotional security. Makin mantap kepercayaan pada diri sendiri, makin mantap pula emotional security-nya. Percaya diri akan menimbulkan rasa aman dan hal ini sampai pada sikap dan tingkah laku atlet, yang tampak tenang, tidak bimbang atau ragu-ragu, tidak mudah gugup dan tegas. Apabila percaya diri seorang atlet bagus maka atlet tersebut dalam menggiring bola akan lebih baik dan efisien. Sebaliknya, apabila seorang atlet kurang memiliki rasa percaya diri, maka atlet dalam pelaksanaan menggiring bola tidak akanmaksimal, bola akan susah di kontrol, bola tidak dalam penguasaan, bahkan mudah direbut oleh lawan. Percaya diri yang tinggi akan meningkatkan kualitas permainan, terutama saat menggiring bola. Menggiring bola merupakan salah satu teknik yang terpenting dalam permainan sepakbola mutlak harus dikuasai oleh setiap pemain. Sucipto, dkk (000: 8) menyatakan bahwa menggiring bola adalah menendang bola terputus-putus atau pelanpelan. Terdapat tiga unsur kondisi fisik yang cukup besar peranannya dalam menggiring bola, yaitu; kecepatan, kelentukan dan kelincahan. Kecepatan hubungannya dengan cepat atau tidaknya seorang pemain membawa bola kearah depan, sedangkan kelentukan hubungannya dengan bagaimana keluwesan seorang pemain dalam mengolah bola untuk melalui rintangan, serta kelincahan hubungannya dengan kecepatan mengubah arah untuk menghindari rintangan. Artinya, untuk menunjang keberhasilan dalam menggiring bola yang baik, terdiri dari beberapa komponen, komponen-komponen tersebut mencakup perubahan kecepatan dan arah yang mendadak, gerakan tipuan, tubuh, kaki serta kontrol bola yang rapat. Jadi keterampilan menggiring bola adalah keterampilan dalam memindah-mindahkan bola dari satu tempat ketempat yang lain dengan cara menyentuh bola dengan sisi kaki bagian dalam, luar serta depan secara berulang-ulang di atas. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besarnya hubungan rasa percaya diri, kelentukan togok dan koordinasi matakaki dengan keterampilan menggiring bola. 6

7 METODE Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan korelasional yaitu menghubungkan satu variabel dengan variabel lain untuk memahami suatu fenomena dengan cara menentukan tingkat atau derajat hubungan di antara variabelvariabel tersebut. Variabel yang digunakan untuk mengukur hubungan antara variabelvariabel bebas yaitu: percaya diri (X 1 ) kelentukan togok (X ) dan koordinasi mata-kaki sebagai variabel (X 3 ) dengan keterampilan menggiring bola pada atlet sepakbola klub PSTS Tabing Padang sebagai (Y). Populasi penelitian adalah atlet sepakbola klub PSTS Tabing Padang yang berjumlah 0 orang. Pengambilan sampelnya dilakukan dengan menggunakan teknik sampling jenuh (sensus), yang berjumlah 0 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: data angket untuk tes percaya diri, data tes kelentukan togok, data tes koordinasi mata-kaki, dan data tes menggiring bola. Adapun instrumen tes kelentukan togok menggunakan tes flexiometer (Widiastuti, 011: 153), tes koordinasi mata-kaki menggunakan tes koordinasi Mata- Kaki (Winarno, 006: 87), tes menggiring bola menggunakan tes teknik dan waktu Menggiring Bola (Widiastuti, 011: 153), dan tes percaya diri menggunakan angket dengan kisi-kisi angket sebagai berikut. Tabel 1. Kisi-kisi angket percaya diri No Indikator Sub Indikator Nomor Butir Jumlah Butir Memiliki 1. Keyakinan cita-cita 1,,3 3 1 Konsep Diri. Bakat yang dimiliki 4,5 1. Usaha memperoleh 6,7 Penghargaan pengakuan diri/ harga diri. Reputasi 11,16 1. Kepekaan menguasai 8,9 Melakukan emosi 3 kontrol diri. Kemampuan introspeksi 10,1,13,14 4 diri 4 Penguasaan 1. Kekecewaan atau

8 diri kegagalan. Rasa bersalah Konflik batin 19,6 1. Kemampuan 17,18 Membangun mengimajinasikan diri di 5 gambaran diri/ masa yang akan datang citra diri. Kemampuan membangun,7,8,3, harapan orang lain Potensi yang dimiliki 30,35. Persiapan yang 1,36 dilakukan 6 Prestasi tinggi 3. Dukungan sosial 3,33, Informasi tentang lawan 38, 4, Goal setting Penghargaan 9,31, 40 3 Analisis ini meliputi pengujian persyaratan analisis dan pengujian hipotesis penelitian. Pengujian persyaratan analisis menggunakan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov pada SPSS 13 for Windows. Uji homogenitas dengan uji Barlet dengan menggunakan uji Anova pada program SPSS 13 for Windows. Uji hipotesis dengan teknik regresi dan korelasi. Data yang diperoleh diolah dengan teknik korelasi product moment. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji normalitas dimaksud agar distribusi sampling dari galat taksiran sampel mendekati normalitas populasi. Berikut ini ditampilkan tabel output SPSS uji normalitas dari masing-masing variabel. Tabel. Uji Normalitas dengan kolmogorov-smirnov test Kolmogorov- Variabel Asymp.sig. Keterangan Smirnov Percaya Diri (X 1 ) Normal 8

9 Kelentukan Togok (X ) 0.38 Normal Koordinasi Mata-Kaki (X 3 ) Normal Menggiring Bola (X 4 ) 0.81 Normal Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk variabel Percaya Diri (X 1 ) diperoleh hasil sebesar 0.89, Kelentukan Togok (X ) sebesar 0.38, Koordinasi Mata- Kaki (X 3 ) sebesar 0.06, dan Menggiring Bola (X 4 ) sebesar 0.81, dengan Asymp.sig. 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel berdistribusi normal. Selanjutnya, dilakukan pengujian Homogenitas dengan uji Barlet karena varians yang di ujikan lebih dari dua. Tabel 3. Uji homogenitas dengan uji Barlet. Uji barlet X hitung X tabel Keterangan X 1, X, X 3, Y Homogen Adapun kriteria pengujian antara lain: Ho diterima jika X hitung < X tabel, Ho ditolak jika X hitung X tabel. Berdasarkan tabel di atas, nilai X hitung X tabel, maka Ho di tolak sehingga varians data nilai Keterampilan Menggiring Bola (Y) antara ketiga Variabel X tersebut adalah homogen. Hubungan antara Rasa Percaya Diri (X 1 ) dengan Keterampilan Menggiring bola (Y) Koefisien korelasi tersebut harus diuji terlebih dahulu mengenai keberartian (positif) sebelum digunakan untuk mengambil suatu kesimpulan dengan mencari t hitung. Adapun hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi Antara X 1 dengan Y tersaji pada tabel 3 berikut ini. Tabel 4. Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi Antara X 1 dengan Y Korelasi antara Koefisien Korelasi (r) t hitung t tabel α 0,05 Kriteria korelasi X 1 dan Y ,734 Sangat tinggi Berdasarkan tabel di atas terlihat r hitung = menyatakan tingkat hubungan antara rasa percaya diri dengan keterampilan menggiring bola adalah sangat tinggi, dimana nilai t hitung = > t tabel = Jadi, Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang positif antara rasa percaya diri (X 1 ) dengan keterampilan menggiring bola (Y). Besarnya 9

10 kontribusi (sumbangan) rasa percaya diri terhadap keterampilan menggiring bola dapat ditentukan dengan koefisien determinasi r x 100% = 0,736 x 100% = 54.17%. Artinya, dengan memiliki rasa percaya diri yang baik maka keterampilan menggring bola akan meningkat. Hubungan antara Kelentukan togok (X ) dengan Keterampilan Menggiring Bola (Y) Koefisien korelasi tersebut harus diuji terlebih dahulu mengenai keberartian (positif) sebelum digunakan untuk mengambil suatu kesimpulan dengan mencari t hitung. Adapun hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi Antara X dengan Y tersaji pada tabel 4 berikut ini. Tabel 5. Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi Antara X dengan Y Korelasi antara Kriteria Koefisien Korelasi (r) t hitung t tabel α 0,05 korelasi X dan Y ,734 Sangat tinggi Berdasarkan tabel di atas terlihat r hitung = menyatakan tingkat hubungan antara kelentukan togok dengan keterampilan menggiring bola adalah sangat tinggi, dimana nilai t hitung = > t tabel = 1,734. Jadi, Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang positif antara kelentukan togok (X ) dengan keterampilan menggiring bola (Y). Besarnya kontribusi (sumbangan) kelentukan togok terhadap keterampilan menggiring bola dapat ditentukan dengan koefisien determinasi r x 100% = x 100% = 77.44%. Artinya, dengan memiliki kemampuan kelentukan togok yang baik maka keterampilan menggiring bola akan meningkat. Hal ini disebabkan karena sepakbola merupakan olahraga open skill yang menuntut setiap atlet untuk dapat bergerak dengan cepat dan lincah serta dapat melakukan eksekusi gerakan pada timing yang tepat. Sehingga dengan melakukan latihan-latihan kelentukan maka keterampilan menggring bola akan semakin baik. Hubungan antara Koordinasi Mata-Kaki (X 3 ) dengan Keterampilan Menggiring Bola (Y) Koefisien korelasi tersebut harus diuji terlebih dahulu mengenai keberartian (positif) sebelum digunakan untuk mengambil suatu kesimpulan dengan mencari t hitung. Adapun hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi Antara X 3 dengan Y tersaji pada tabel 5 berikut ini. 10

11 Tabel 6. Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi Antara X 3 dengan Y Korelasi antara Kriteria Koefisien Korelasi (r) t hitung t tabel α 0,05 korelasi X 3 dan Y ,734 Sangat tinggi Berdasarkan tabel di atas terlihat r hitung = menyatakan tingkat hubungan antara koordinasi mata-kaki dengan keterampilan menggiring bola adalah sangat tinggi, dimana nilai t hitung = > t tabel = 1,734. Jadi, Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang positif antara koordinasi mata-kaki (X 3 ) dengan keterampilan menggiring bola (Y). Besarnya kontribusi (sumbangan) koordinasi mata-kaki terhadap keterampilan menggiring bola dapat ditentukan dengan koefisien determinasi r x 100% = 0,767 x 100% = 58.83%. Artinya, dengan memiliki kemampuan koordinasi mata-kaki yang baik maka keterampilan menggiring bola akan meningkat. Hubungan antara Rasa Percaya Diri (X 1 ), Kelentukan Togok (X ) dan Koordinasi Mata-Kaki (X 3 ) dengan Keterampilan Menggiring Bola (Y) Koefisien korelasi tersebut harus diuji terlebih dahulu mengenai keberartian (positif) sebelum digunakan untuk mengambil suatu kesimpulan dengan mencari F hitung. Adapun hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi Antara X1, X, X 3, dengan Y tersaji pada tabel 6 berikut ini. Tabel 7. Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi Antara X 1, X, X 3 dengan Y Korelasi antara Kriteria Koefisien Korelasi (r) F hitung F tabel α 0,05 korelasi X 1, X, X 3 dengan Y ,1 Sangat tinggi Berdasarkan tabel 6 terlihat r hitung =0.890 menyatakan tingkat hubungan antara rasa percaya diri (X 1 ), kelentukan togok (X ) dan koordinasi mata-kaki (X 3 ) dengan keterampilan menggiring bola (Y) adalah sangat tinggi, dimana nilai F hitung =0.439 >F tabel = 5,1 pada taraf positifsi α 0,05. Jadi, Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang positif antara rasa percaya diri (X 1 ), kelentukan togok (X ) dan koordinasi matakaki (X 3 ) dengan keterampilan menggiring bola (Y). Besarnya kontribusi (sumbangan) rasa percaya diri, kelentukan togok, dan koordinasi mata-kaki dengan keterampilan 11

12 menggiring bola dapat ditentukan dengan koefisien determinasi r x 100% = x 100% = Artinya, dengan memiliki kemampuan rasa percaya diri, kelentukan togok dan koordinasi mata-kaki yang baik maka seorang atlet akan mampu melakukan keterampilan menggiring bola dengan sempurna. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) terdapat hubungan yang signifikan antara rasa percaya diri dengan keterampilan menggiring bola, () terdapat hubungan yang signifikan antara kelentukan togok dengan keterampilan menggiring bola, (3) terdapat hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-kaki dengan keterampilan menggiring bola, dan (4) terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara rasa percaya diri, kelentukan togok, dan koordinasi mata-kaki dengan keterampilan menggiring bola. DAFTAR PUSTAKA Arsil Pembinaan kondisi fisik, Padang: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. Bob Davis, et al Phisycal Education and the Study of Sport, London: Mosby International. Harrow. 197, Anita J. A Taxonomy of the Psychomotor Domain, New York: Longman Inc. Sudibyo Setyobroto. 00. Psikologi Olahraga, Jakarta: PT. Anem Kosong Anem. Sucipto, dkk. 000, Sucipto, Sepakbola. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Syafruddin Ilmu Kepelatihan Olahraga Teori dan Aplikasinya dalam Pembinaan Olahraga, Padang: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. Widiastuti Tes dan pengukuran olahraga. Jakarta: PT Bumi Timur Jaya. Winarno Perspektif pendidikan jasmani dan olahraga. Malang: UM. 1

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG Giri Prayogo 1 Universitas Islam 45 Bekasi giriprayogo91@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin ketatnya tingkat kompetisi antar individu, kelompok, masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena melalui kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya menjadi sekedar hobi telah berkembang menjadi fanatik. Fanatik dari para pecinta sepak bola membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan olahraga yang menarik. Sepakbola merupakan olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan olahraga yang menarik. Sepakbola merupakan olahraga permainan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan sepakbola dalam perkembangan dewasa ini makin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat. Gejala ini terjadi karena permainan sepakbola merupakan

Lebih terperinci

n Rata-rata Simpangan baku Kepercayaan diri ,25 11,89 Penalti 20 13,45 4,25

n Rata-rata Simpangan baku Kepercayaan diri ,25 11,89 Penalti 20 13,45 4,25 A. Pemaparan Data BAB IV PEMAPARAN DAN ANALISIS DATA Tujuan dari penetitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepercayaan diri terhadap ketepatan tendangan penalti dalam olahraga sepakbola.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. primitive dan sederhana sampai menjadi permainan sepakbola modern. Permainan

BAB I PENDAHULUAN. primitive dan sederhana sampai menjadi permainan sepakbola modern. Permainan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena melalui kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK KONTRIBUSI KELENTUKAN TOGOK, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA CLUB VOLI KECAMATAN LORE TENGAH DESA LEMPE Esra Fitriyanti Kedo Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang memainkan permainan ini mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah olahraga yang sangat populer dan digemari oleh orang tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin menjadi seorang

Lebih terperinci

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA ISSN 2527-760X (Print) ISSN 2528-584X (Online) PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA Novri Gazali Universitas Islam Riau novri.gazali@edu.uir.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang ilmu dan teknologi serta di bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dibidang ilmu dan teknologi serta dibidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga rakyat yang telah dikenal di tanah air sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga rakyat yang telah dikenal di tanah air sejak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan olahraga rakyat yang telah dikenal di tanah air sejak lama. Dikatakan sebagai olahraga rakyat karena sudah dimainkan oleh segenap lapisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam permainan sepakbola banyak faktor-faktor yang dibutuhkan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam permainan sepakbola banyak faktor-faktor yang dibutuhkan sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah salah satu olahraga yang sangat populer di dunia. Dalam pertandingan, olahraga ini dimainkan oleh dua kelompok berlawanan yang masing-masing

Lebih terperinci

OLEH : YULI HARIANTO ANDRIANSYAH NPM :

OLEH : YULI HARIANTO ANDRIANSYAH NPM : Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA TIM PERSATUAN SEPAK BOLA KANDANGAN SKRIPSI Diajukan untuk penulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan sebagai suatu hiburan bahkan suatu permainan untuk peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia. Olahraga ini digemari tidak hanya oleh laki-laki, tetapi juga perempuan dan dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan olahraga di Indonesia pada hakikatnya adalah usaha mengenai pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan nasional yaitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin meningkat yang banyak ditandai dengan munculnya alat-alat modern dan makin meningkatnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ini sangat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN Hubungan antara Kecepatan... (Jerry Patraserasah) 1 HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA 13-15 TAHUN CORRELATION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, baik sebagai hiburan, mulai dari latihan peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi untuk

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG JAUH PEMAIN FC PORGALA BANJARBARU

KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG JAUH PEMAIN FC PORGALA BANJARBARU Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Muhammad Habibie 171 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG JAUH PEMAIN FC PORGALA BANJARBARU Muhammad Habibie

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari masyarakat, terbukti dengan adanya klub-klub

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari masyarakat, terbukti dengan adanya klub-klub BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir di seluruh belahan dunia, demikian juga di Indonesia, sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sarana yang baik untuk mencapai pola hidup sehat, demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang sangat

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN KETEPATAN MENENDANG BOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 2 KEPUNG SKRIPSI

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN KETEPATAN MENENDANG BOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 2 KEPUNG SKRIPSI HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN KETEPATAN MENENDANG BOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 2 KEPUNG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Permainan sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang banyak digemari di dunia, termasuk di negara Indonesia. Orang tua, anak-anak baik laki-laki dan perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Futsal merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 5 orang pemain yang salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi sarana strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya. Di Indonesia sendiri permainan sepakbola berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses belajar mengajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tentu harus didukung dengan teknik-teknik yang benar.

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tentu harus didukung dengan teknik-teknik yang benar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola, lapangan dan dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu disebut kesebelasan. Masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya, karena hampir setiap toko olahraga menjual peralatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya, karena hampir setiap toko olahraga menjual peralatan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli adalah merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer digemari diseluruh dunia. Disamping menggunakan peralatan yang sangat sederhana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya peranan olahraga dalam kehidupan manusia, dan sebagai usaha ikut serta memajukan manusia Indonesia berkualitas, maka pemerintah Indonesia mengadakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang

I. PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang sepakbola juga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan teknik yang tinggi. Dimana dalam sepak bola terdapat. banyak unsur-unsur yang harus dikuasai para pemainnya dari

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan teknik yang tinggi. Dimana dalam sepak bola terdapat. banyak unsur-unsur yang harus dikuasai para pemainnya dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang memerlukan kemampuan dan teknik yang tinggi. Dimana dalam sepak bola terdapat banyak unsur-unsur yang harus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua maupun muda, laki-laki maupun perempuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir di

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir di seluruh belahan dunia. Demikian juga di Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemain diberikan teknik-teknik dasar sepakbola yang baik dan benar.

BAB I PENDAHULUAN. pemain diberikan teknik-teknik dasar sepakbola yang baik dan benar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir di seluruh belahan dunia. Demikian juga di Indonesia, sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah air sejak lama. Sangatlah beralasan bila sepakbola adalah permainan penuh aksi menakjubkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang ini olahraga sudah menjadi kebutuhan masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak penggemarnya jika dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya, khususnya di Indonesia, meskipun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya olahraga prestasi. Olahraga prestasi yang dimaksud dalam

BAB I PENDAHULUAN. khususnya olahraga prestasi. Olahraga prestasi yang dimaksud dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendekatan secara ilmiah dalam meningkatkan prestasi olahraga di zaman moderen ini yang tidak bisa di tawar-tawar lagi, terlebih bicara tentang olahraga khususnya olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola merupakan salah satu olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik dikota, didesa,maupun sampai pelosokpelosok tanah air,

Lebih terperinci

Kata Kunci: Koordinasi Mata-Kaki, Kelincahan, Keterampilan Menggiring Bola.

Kata Kunci: Koordinasi Mata-Kaki, Kelincahan, Keterampilan Menggiring Bola. HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMA NEGERI 2 LUBUKLINGGAU BAYU PRATAMA INDRA SAKTI, M. Pd NIDN : 0211029001

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Salah satu olahraga yang sangat bermasyarakat saat ini adalah futsal. Olahraga futsal merupakan modifikasi olahraga sepakbola yang dimainkan di dalam ruangan.

Lebih terperinci

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi merupakan

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi merupakan 46 BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Populasi Penelitian Menurut Arikunto (2010:173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola sangat cepat sehingga begitu populer dan mendunia di berbagai lapisan masyarakat. Sepak bola merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga permainan yang menuntut keterampilan yang tinggi. Olahraga ini terdiri dari gerakan-gerakan yang sangat kompleks.

Lebih terperinci

Indrawansyah. Kata kunci: panjang tungkai, kelentukan, keseimbangan, dan kemampuan servis.

Indrawansyah. Kata kunci: panjang tungkai, kelentukan, keseimbangan, dan kemampuan servis. Indrawansyah, Hubungan Panjang Tungkai, Kelentukan dan Keseimbangan Terhadap Kemampuan Servis 93 HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, KELENTUKAN DAN KESEIMBANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PINGGUL DAN KESEIMBANGAN TERHADAP DAYA LEDAK TENDANGAN JODAN MAWASHI GERI.

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PINGGUL DAN KESEIMBANGAN TERHADAP DAYA LEDAK TENDANGAN JODAN MAWASHI GERI. HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PINGGUL DAN KESEIMBANGAN TERHADAP DAYA LEDAK TENDANGAN JODAN MAWASHI GERI Khavisa Pranata 1 Abstrak Penelitian ini tergolong dalam metode survey dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DAN PANJANG LENGAN DENGAN JAUH LEMPARAN KEDALAM (throw-in) PADA PEMAIN U 16 SSB TARUNA MUDA DESA KETRO TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DAN PANJANG LENGAN DENGAN JAUH LEMPARAN KEDALAM (throw-in) PADA PEMAIN U 16 SSB TARUNA MUDA DESA KETRO TAHUN 2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DAN PANJANG LENGAN DENGAN JAUH LEMPARAN KEDALAM (throw-in) PADA PEMAIN U 16 SSB TARUNA MUDA DESA KETRO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMPN 2 Maja tepatnya di kabupaten majalengka kecamatan maja. Populasi penelitian adalah semua siswa dan siswi yang mengikuti

Lebih terperinci

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016 ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 016 Osa Maliki 1), Husnul Hadi ), Ibnu Fatkhu Royana 3) Universitas PGRI Semarang osamaliki04@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH : HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI DENGAN KELINCAHAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA ATLET SSB GALASISWA USIA 12-14 TAHUN KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

pemassalan harus dimulai pada usia dini.

pemassalan harus dimulai pada usia dini. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer di dunia. Bahkan permainan sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang digemari oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya.

BAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap kegiatan olahraga yang dilakukan seseorang mempunyai maksud dan tujuan. Tujuan tersebut dapat berupa peningkatan kesehatan, kebungaran jasmani, aktivitas

Lebih terperinci

2015 KORELASI ANTARA GOAL SETTING DENGAN MOTIVASI BERLATIH ATLET EKSTRAKULIKULER FUTSAL MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANDUNG

2015 KORELASI ANTARA GOAL SETTING DENGAN MOTIVASI BERLATIH ATLET EKSTRAKULIKULER FUTSAL MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga futsal merupakan olahraga permainan yang sudah berkembang pesat. Futsal sangat diminati oleh seluruh kalangan masyarakat baik anak-anak, remaja sampai orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam permainan sepak bola mutlak diperlukan beberapa teknik dasar yang antara satu dengan yang lain sangat erat kaitannya. Adapun teknik dasar yang dimaksud

Lebih terperinci

Pengaruh Fleksibilitas dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Tendangan Eolgol Dollyo-Chagi pada Olahraga Taekwondo

Pengaruh Fleksibilitas dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Tendangan Eolgol Dollyo-Chagi pada Olahraga Taekwondo Pengaruh Fleksibilitas dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Tendangan Eolgol Dollyo-Chagi pada Olahraga Taekwondo Gustom Azmi Agam, Email: gustom.azmiagam@yahoo.com Abstrak Eolgol dollyo-chagi merupakan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 50 METER DANKELINCAHAN DENGAN KEMAMPUANMENGGIRING BOLA MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN LUAR DALAM PERMAINAN SEPAKBOLAPADA SISWA PUTRA KELAS VII SEMESTER GENAPSMP ISLAM PLUS NURUL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal

BAB I PENDAHULUAN. didalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Futsal berarti sepak bola dalam ruangan. Kata futsal berasal dari kata Fut yang diambil dari kata futebol, yang dalam bahasa Spanyol dan Portugal berarti sepak bola.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dijelaskan dalam UU RI NO 3 Tahun 2005 tentang Sistim Keolahragaan

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dijelaskan dalam UU RI NO 3 Tahun 2005 tentang Sistim Keolahragaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mempermudah jalan tercapainya prestasi yang tinggi, pemerintah saat sekarang ini sangat berperan aktif dalam meningkatkan prestasi dalam berbagai cabang

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KECEPATAN DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL MENGGIRING BOLA (Studi Pada Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMK Pemuda Papar)

KONTRIBUSI KECEPATAN DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL MENGGIRING BOLA (Studi Pada Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMK Pemuda Papar) KONTRIBUSI KECEPATAN DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL MENGGIRING BOLA (Studi Pada Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMK Pemuda Papar) Budiman Agung Pratama Penjaskesrek Universitas Nusantara PGRI Kediri agung10@unpkediri.ac.id

Lebih terperinci

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA Jurnal Oleh Chandra Sasongko FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 2 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Data hasil penelitian diolah untuk distandarisasikan dengan T-Score karena

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Data hasil penelitian diolah untuk distandarisasikan dengan T-Score karena BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Data Mentah Data hasil penelitian diolah untuk distandarisasikan dengan T-Score karena satuan nilai dua kelompok test berbeda. Hasil tes Vo2 Max dan teknik bermain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena melakukan kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Sugeng Purwanto * Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah terdapat hubungan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari anak-anak hingga orang dewasa setiap hari memainkan sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari anak-anak hingga orang dewasa setiap hari memainkan sepakbola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik di kota maupun di desa. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan olahraga sering kali terkalahkan oleh pendidikan akademis lainya, padahal aspek kesehatan jasmani merupakan aspek penting guna mendukung pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH IMAJERY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN HASIL SHOOTING SEPAK BOLA DI SSB JAVA PUTRA YUDHA

PENGARUH IMAJERY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN HASIL SHOOTING SEPAK BOLA DI SSB JAVA PUTRA YUDHA PENGARUH IMAJERY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN HASIL SHOOTING SEPAK BOLA DI SSB JAVA PUTRA YUDHA Rinal Taufik Nurfalah, Surdiniaty, Iman Imanudin Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ilmiah yang digunakan sebagai metodologi penelitian harus tepat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ilmiah yang digunakan sebagai metodologi penelitian harus tepat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ilmiah yang digunakan sebagai metodologi penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian, sehingga penelitian memperoleh hasil yang sesuai

Lebih terperinci

baik dan benar. Para pemain sebaiknya berlatih dengan rutin dan penuh

baik dan benar. Para pemain sebaiknya berlatih dengan rutin dan penuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan bagian dari aktivitas sehari-hari manusia yang berguna membentuk jasmani dan rohani yang sehat.sampai saat ini olahraga telah memberikan kontrubusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. adalah belum efektifnya metode latihan di klub-klub olahraga, kondisi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. adalah belum efektifnya metode latihan di klub-klub olahraga, kondisi rendahnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena melakukan kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian 8 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian yang tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian ini. Adapun

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLING PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMP KARTIKA 1-7 PADANG

HUBUNGAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLING PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMP KARTIKA 1-7 PADANG Hubungan Kecepatan dan Kelincahan.(Rury Rizhardi) HUBUNGAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLING PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMP KARTIKA 1-7 PADANG Oleh: Rury Rizhardi (Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola adalah permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Sepak bola merupakan olahraga paling populer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat aktifitas fisik manusia semakin berkurang. Hal tersebut menyebabkan aktifitas gerak yang sedikit

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatkan prestasi dalam bidang olahraga, proses latihan seyogyanya berpedoman pada teori dan prinsip-prinsip serta norma-norma latihan yang benar, sehingga

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Bulutangkis adalah suatu permainan yang saling berhadapan satu orang lawan satu orang atau dua orang lawan dua orang, dengan menggunakan raket dan satelkok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN BELAJAR GERAK (MOTOR EDUCABILITY) DENGAN KETERAMPILAN SHOOTING

HUBUNGAN KEMAMPUAN BELAJAR GERAK (MOTOR EDUCABILITY) DENGAN KETERAMPILAN SHOOTING HUBUNGAN KEMAMPUAN BELAJAR GERAK (MOTOR EDUCABILITY) DENGAN KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN FUTSAL PADA TIM UKM FUTSAL UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI Azi Faiz Ridlo 1 Universitas Islam 45 Bekasi aziewae@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam permaianan beregu, permainan sepak bola ini terdiri dari sebelas pemain yang berada dilapangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 50 METER DAN KELINCAHAN

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 50 METER DAN KELINCAHAN HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 50 METER DAN KELINCAHAN LARI ZIG ZAG DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 POGALAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar bersumber dari atlet, meskipun faktor-faktor yang lain sebagai pendukung

BAB I PENDAHULUAN. terbesar bersumber dari atlet, meskipun faktor-faktor yang lain sebagai pendukung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka menyambut Pekan Olahraga Nasional di Jawa Barat yang ke XIX, tim futsal Sumatera Utara mempersiapkan diri dengan melatih para atletnya Perlu disadari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Olahraga adalah proses sistematik yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Olahraga adalah proses sistematik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh semua orang, karena dengan berolahraga seseorang bukan hanya sehat jasmani dan rohani, tetapi

Lebih terperinci

KONTRIBUSI TINGGI BADAN DAN TINGGI LOMPATAN TERHADAP SMASH BOLA VOLI PEMAIN BOLA VOLI KLUB LAVENDOS VC KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2016

KONTRIBUSI TINGGI BADAN DAN TINGGI LOMPATAN TERHADAP SMASH BOLA VOLI PEMAIN BOLA VOLI KLUB LAVENDOS VC KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2016 KONTRIBUSI TINGGI BADAN DAN TINGGI LOMPATAN TERHADAP SMASH BOLA VOLI PEMAIN BOLA VOLI KLUB LAVENDOS VC KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2016 *Rahmat Ikbar, Saifuddin, Bustamam, Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Yusni Arie Apriansyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Yusni Arie Apriansyah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek mental dan fisik tidak dapat dipisahkan dari kegiatan para atlet dalam meraih prestasi. Motif menjadi pendorong seseorang untuk berlatih atau meraih prestasi terbaik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bagi kesehatan dilihat dari banyaknya masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bagi kesehatan dilihat dari banyaknya masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat belakangan ini sudah menyadari akan arti pentingnya olahraga bagi kesehatan dilihat dari banyaknya masyarakat yang berpartisipasi di dalam dunia olahraga.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut. sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan

I. PENDAHULUAN. masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut. sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut kesebelasan. Masing-masing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang memberi kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, terhadap pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak digemari oleh sebagian besar manusia yang ada di bumi ini. Demikian juga di Indonesia bahkan mendapat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016 HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KELENTUKAN TOGOK BELAKANG DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA CLUB SEPAK BOLA TAWAILI

KONTRIBUSI KELENTUKAN TOGOK BELAKANG DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA CLUB SEPAK BOLA TAWAILI KONTRIBUSI KELENTUKAN TOGOK BELAKANG DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA CLUB SEPAK BOLA TAWAILI Subaktian Pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KETEPATAN SMASH PENUH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KETEPATAN SMASH PENUH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KETEPATAN SMASH PENUH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS Dhedhy Yuliawan 1 Universitas Nusantara PGRI Kediri dhedhy_07@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak perubahan, dari permainan yang primitive dan sederhana sampai menjadi

BAB I PENDAHULUAN. banyak perubahan, dari permainan yang primitive dan sederhana sampai menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang terpopuler di dunia, tidak ada satu pun cabang olahraga lainnya yang mampu menyamai kepopuleran

Lebih terperinci

NUSANTARA PGRI KEDIRI

NUSANTARA PGRI KEDIRI HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TUBUH DENGAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMA NEGERI I NGUNUT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci