BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Informasi Manajemen Pengertian sistem Menurut pandangan McLeod (2001, p11) sistem merupakan sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Semua sistem meliputi tiga elemen utama, yaitu: input, transformasi dan output. Menurut Cushing (1994, p16) sistem adalah suatu kesatuan (entity) yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang terjalin satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan, sistem adalah satu kesatuan dari unsur unsur atau prosedur yang saling berkaitan dalam suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama sama untuk mencapai suatu tujuan Pengertian Informasi Menurut Cushing (1994, p2) informasi menunjuk pada output yang telah diproses dan diorganisasikan sehingga mempunyai arti dan berguna bagi orang yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data yang merupakan kenyataan yang diterima sebagai suatu input bagi suatu sistem informasi. Menurut McLeod (2001, p15) informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti. Sedangkan data itu sendiri McLeod 9

2 mengatakan: Data terdiri dari fakta fakta dan angka angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai. Dimensi dimensi informasi menurut McLeod (2001. p145): 1. Relevansi Informasi mempunyai relevansi jika berkaitan langsung dengan masalah yang ada manajer harus mampu memilih informasi yang diperlukan tanpa membaca selisih informasi mengenai subyek subyek lain 2. Akurasi Idealnya semua informasi harus akurat, tetapi peningkatan ketelitian sistem menambah biaya. Karena alasan tersebut manajer terpaksa menerima ketelitian yang kurang sempurna. Berbagai aplikasi yang melibatkan uang, seperti pembayaran gaji, penagihan, dan piutang menuntut ketelitian 100%. Beberapa aplikasi lain, seperti ramalan ekonomi jangka panjang dan laporan statistik, sering dapat tetapi berguna jika datanya mengandung sedikit kesalahan 3. Ketepatan waktu Informasi harus tersedia untuk pemecahan masalah sebelum situasi kritis menjadi tidak terkendali atau kesempatan menghilang. Manajer harus mampu memperoleh informasi yang menggambarkan apa yang sedang terjadi sekarang, selain apa yang telah terjadi di masa lampau 4. Kelengkapan Manajer harus mampu memperoleh informasi yang menyajikan gambaran lengkap dari suatu permasalahan atau suatu penyelesaian. Namun 10

3 rancangan sistem seharusnya tidak menenggelamkan manajer dalam lautan informasi. Istilah kelebihan informasi (information overload) mengakui bahaya dari informasi yang terlalu banyak. Manajer harus mampu menentukan jumlah rincian yang diperlukan. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil pemrosesan data yang bertujuan untuk menghasilkan output yang mempunyai arti sehingga bermanfaat bagi penerima dalam menerjemahkan arti dan mengambil kesimpulan Pengertian Sistem Informasi Menurut Cushing (1994, p6) sistem informasi adalah sistem yang mengumpulkan, memasukkan, memproses dan menyimpan data data, memanajemen, mengontrol dan melaporkan informasi sehingga suatu organisasi dapat mencapai tujuannya Menurut McLeod (2001, p30) sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan laporan yang dibutuhkan. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan sekumpulan elemen yang berinteraksi dan dikoordinasikan untuk mengubah data menjadi informasi yang tepat dan akurat kepada pihak pihak 11

4 tertentu agar dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan. Tujuan Sistem Informasi Tujuan sistem informasi menurut Cushing (1994, p329), adalah: 1. Kegunaan Sistem harus menghasilkan informasi yang tepat waktu dan releven untuk pengambilan keputusan manajemen dan personel operasi di dalam organisasi. 2. Ekonomis Semua bagian komponen sistem termasuk laporan laporan, mesin mesin dan lainnya harus menyumbangkan suatu nilai manfaat. 3. Kesederhanaan Sistem harus cukup sederhana sehingga struktur dan operasinya dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya dapat diikuti. 4. Fleksibilitas Sistem harus cukup fleksibel untuk dapat menampung perubahan dan kepentingannya yang cukup beralasan dalam kondisi dimana sistem beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi. 5. Keandalan Output sistem harus mampunyai tingkat ketelitian tinggi dan sistem sendiri harus mampu beroperasi secara efektif sewaktu 12

5 komponen manusia tidak hadir atau pada saat komponen mesin tidak beroperasi. 6. Pelayanan Pelanggan Sistem harus memberikan pelayanan yang baik dan user friendly serta efisien kepada para pelanggan pada saat berhubungan dengan langganan perusahaan. 7. Kapasitas Sistem harus mempunyai kapasitas yang memadai untuk menangani perilaku perilaku operasi puncak seperti halnya periode aktivitas normal Pengertian Sistem Informasi Manajemen Menurut McLeod dan schell yang diterjemahkan oleh Teguh, H (2004, p259) Sistem Informasi Manajemen (SIM) didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Menurut Laudon dan Laudon (2004, p16) Management Information System combines the theoritical work of computer science, management science, and operation research with a practical orientation toward developing system solutions to real world problems and managing information technology resources. 13

6 Menurut Turban et al. (2003, p33) Management Information System accessed, organized, sumarized, and displayed information for supporting routine decision making in the functional areas. Dari definisi - definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen adalah suatu sistem yang bertujuan untuk mengakses, mengorganisir, menyimpulkan dan memperlihatkan informasi bagi para pemakai dengan kebutuhan serupa di dalam suatu organisasiuntuk mendukung proses pengambilan keputusan pada area fungsional. Sistem informasi manajemen mengkombinasikan pekerjaan teoritis dan ilmu kompute, manajemen dan riset operasional dengan orientasi praktis ke arah solusi pembangunan yang berkaitan dengan masalah riil dunia serta mengelola sumber daya teknologi informasi Persediaan Pengertian Persediaan Menurut Assauri (2004, p169) persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal, atau persediaan barang barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan barang atau bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Jadi persediaan merupakan sejumlah bahan bahan atau barang barang, parts yang disediakan dan bahan bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang barang jadi atau produk 14

7 yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari komponen atau langganan setiap waktu. Secara praktis, semua hal atau barang barang yang sifatnya berwujud, termasuk kelompok persediaan ini pada suatu saat atau saat lainnya. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004, p ) persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Persediaan meliputi barang yang telah dibeli dan disimpan untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakup barang jadi yang telah diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi perusahaan, dan termasuk bahan serta pelengkapan yang digunakan dalam proses produksi. Menurut Fess, Reeve, Niswonger and Warren (1999, p352), persediaan merupakan sejumlah bahan bahan yang disediakan dan bahan bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang barang jadi, produksi yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu. Menurut Horngten (2002) persediaan adalah barang yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan, serta untuk perusahaan manufaktur, barang barang yang tengah diproduksi atau ditempatkan di dalam produksi. 15

8 Menurut Render, Heizer yang diterjemahkan oleh Kresnohadi Ariyoto (2001, p.314), persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal di banyak perusahaan, mencerminkan 40% dari total modal yang diinvestasikan. Dari definisi persediaan tersebut, maka dapat disimpulkan persediaan merupakan barang yang tersedia untuk dijual (barang dagangan atau barang jadi), barang masih dalam proses produksi untuk diselesaikan dan dijual (barang dalam proses pengolahan) dan barang yang akan dipergunakan untuk produksi barang jadi yang akan dijual (bahan baku dan bahan pembantu) dalam kegiatan usaha normal perusahaan Jenis Persediaan Menurut Assauri (2004, p ) persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara. Persediaan dapat dilihat dari fungsinya: Batch Stock atau Lot Inventory Persediaan yang muncul karena pembelian atau pembuatan barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada waktu tertentu untuk mendapatkan potongan harga pembelian, biaya pengangkutan yang lebih murah per unitnya dan penghematan dalam biaya-biaya lainnya yang mungkin diperoleh. Fluctuation Stock Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. Jadi apabila terdapat fluktuasi 16

9 permintaan yang sangat besar maka persediaan (fluctuation stock) yang dibutuhkan sangat besar pula untuk menjaga kemungkinan naik turunnya permintaan tersebut. Anticipation Stock Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan yaitu berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan yang meningkat. Disamping itu anticipation stock dimaksudkan pula untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan-bahan sehingga tidak mengganggu jalannya produksi atau menghindari kemacetan produksi. Dilihat dari jenis dan posisi produk dalam urutan pengerjaan produk : Persediaan bahan baku (Raw Material Stock) Persediaan barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi yang dapat diperoleh dari sumber-sumber alam, dibeli dari supplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan pabrik yang menggunakannya. Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli (purchase parts / komponen stock) Persediaan barang-barang yang terdiri dari parts yang diterima dari perusahaan lain, yang dapat secara langsung diassembling dengan parts lain, tanpa melalui proses 17

10 produksi sebelumnya. Jadi bentuk barang yang merupakan parts ini tidak mengalami perubahan dalam operasi. Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang perlengkapan (supplier stock) Persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen dari barang jadi. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in process / progress stock) Persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam satu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi lebih perlu diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi. Tetapi mungkin saja barang setengah jadi suatu pabrik, merupakan barang jadi bagi pabrik lain karena proses produksinya memang hanya sampai disitu saja. Mungkin pula batang setengah jadi itu merupakan bahan baku bagi perusahaan lainnya yang akan memprosesnya menjadi barang jadi. Jadi pengertian dari barang setengah jadi atau barang dalam proses adalah merupakan barang-barang yang belum berupa barang jadi, akan tetapi masih merupakan proses lebih lanjut lagi di 18

11 pabrik sehingga menjadi barang jadi yang sudah siap untuk dijual kepada konsumen atau pelanggan. Persediaan barang jadi (finished goods stock) Persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual kepada pelanggan atau perusahaan lain. Jadi barang jadi ini merupakan produk selesai dan telah siap untuk dijual. Biaya-biaya yang meliputi pembuatan produk selesai ini terdiri dari biaya bahan baku, upah buruh langsung, serta biaya overhead yang berhubungan dengan produk tersebut. Tipe Persediaan Transaksi Sistem dan prosedur yang bersangkutan 1. Persediaan produk jadi 2. Persediaan produk dalam proses Produk selesai diproduksi Penjualan Retur penjualan Penghitungan fisik persediaan Produk selesai diproduksi Readjustment Penghitungan fisik persediaan Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari pembeli Sistem penghitungan fisik persediaan Prosedur pencatatan produk jadi Prosedur readjustment persediaan produk dalam proses Sistem penghitungan fisik persediaan 3. Persediaan bahan baku Pembeliaan Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli 19

12 Retur pembelian Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan sebagai pemasok Pemakaian barang gudang (dicatat sebagai Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang biaya bahan baku) Pengembalian barang gudang Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena pengembalian barang gudang Penghitungan fisik Sistem penghitungan fisik persediaan 4. Persediaan bahan penolong persediaan Pembeliaan Retur pembelian Pemakaian barang gudang (dicatat sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya) Pengembalian barang gudang Penghitungan fisik persediaan Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan sebagai pemasok Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena pengembalian barang gudang Sistem penghitungan fisik persediaan 5. Persediaan bahan habis pakai pabrik, Pembeliaan Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli 20

13 persediaan suku cadang Retur pembelian Pemakaian barang gudang (dicatat sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya, biaya administrasi dan umum, biaya pemasaran) Pengembalian barang gudang Penghitungan fisik persediaan Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan sebagai pemasok Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena pengembalian barang gudang Sistem penghitungan fisik persediaan Tabel 2.1 Tipe Persediaan, Transaksi yang Mempengaruhi, Sistem dan Prosedur yang berlainan Biaya dalam Persediaan Menurut Assauri (2004, p ), unsur unsur biaya yang terdapat dalam persediaan dan digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Biaya Pemesanan (ordering cost) Adalah biaya biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan pemesanan bahan bahan atau barang barang dari penjual, sejak dari pesanan (order) dibuat dan dikirim ke penjual, sampai bahan bahan atau barang barang tersebut dikirim dan diserahkan atau diinspeksi di 21

14 gudang atau didaerah pengolahan (process area). Besarnya biaya yang dikeluarkan tidak tergantung pada besarnya atau banyaknya bahan atau barang yang dipesan. Yang termasuk dalam biaya pemesanan ini adalah: 1) Biaya administrasi pembelian dan penempatan order (cost of placing order) 2) Biaya pengangkutan dan bongkar muat (shipping and handling cost) 3) Biaya penerimaan 4) Biaya pemeriksaan 2. Biaya yang terjadi dari adanya persediaan (inventory carrying cost) Adalah biaya biaya yang meliputi seluruh pengeluaran akibat adanya sejumlah persediaan dan disebut juga dengan biaya mengadakan persediaan (stock holding cost). Biaya ini berhubungan dengan tingkat rata rata persediaan yang selalu terdapat di gudang sehingga besarnya biaya ini bervariasi tergantung dari besar kecilnya rata rata persediaan yang ada. Biasanya inventory carrying cost ditentukan sebagai suatu percentage (%) dari nilai uang dari persediaan tersebut per unitnya dalam satu tahun. Yang termasuk dalam biaya ini adalah: 1) Biaya pergudangan (storage cost) yang terdiri dari: i. Biaya sewa gudang 22

15 ii. Biaya upah dan gaji tenaga pengawas dan pelaksana pergudangan iii. Biaya peralatan material handling di gudang dan biaya lainnya 2) Biaya asuransi persediaan 3) Pajak kekayaan atas investasi dari persediaan rata rata dalam satu tahun 4) Penghapusan dan resiko resiko akibat persediaan ketinggalan jaman atau menjadi tua, mengalami kerusakan, kecurian dan penurunan nilai atau harga barang dalam persediaan (depreciation and obselence) 5) Bunga atas modal yang diinvestasikan dalam inventory untuk mengganti biaya (cost of capital tied up) yang timbul karena hilangnya kesempatan untuk menggunakan modal tersebut dalam investasi lain (cost of forgone investment opportunity) 3. Biaya kekurangan persediaan (out of stock) Adalah biaya biaya yang timbul akibat terjadinya persediaan yang lebih kecil daripada jumlah yang diperlukan, seperti kerugian atau biaya biaya tambahan yang diperlukan karena seseorang pelanggan meminta atau memesan suatu barang, sedangkan barang yang dibutuhkan tidak tersedia selain daripada itu dapat pula merupakan 23

16 biaya biaya yang timbul karena akibat pengiriman kembali pesanan (order) tersebut. 4. Biaya yang berhubungan dengan kapasitas (capacity associated costs) Adalah biaya biaya yang terjadi karena adanya penambahan atau pengurangan kapasitas atau bila terlalu sedikitnya kapasitas yang digunakan pada suatu waktu tertentu, seperti: 1) Biaya kerja lembur 2) Biaya latihan 3) Biaya pemberhentian kerja 4) Biaya pengangguran (idle time) Metode Penentuan Jumlah Persediaan Menurut Assauri (2004, p173), ada 2 sistem umum yang dikenal dalam menentukan jumlah persediaan pada akhir suatu periode, yaitu: 1) Periodic system, yaitu setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik dalam menentukan jumlah persediaan akhir 2) Perpetual system, atau disebut juga Book Inventories, yaitu dalam hal ini dibuat catatan administrasi persediaan. Setiap mutasi dari persediaan sebagai akibat dari pembelian atau penjualan dicatat atau dilihat dalam kartu administrasi persediaannya. Perhitungan secara fisik hanya dilakukan paling tidak setahun sekali yang biasanya dilakukan untuk keperluan counter checking antara 24

17 jumlah persediaan menurut fisik dengan menurut catatan dalam kartu administrasi persediaannya Persediaan Minimum (Minimum Stock) Menurut Assauri (2004, p195), persediaan minimum merupakan batas paling rendah atau kecil atas jumlah persediaan yang harus ada untuk suatu jenis bahan atau barang guna menghindari kemungkinan terjadinya kekurangan bahan atau barang persediaan (stock out). Dengan kata lain, persediaan minimum ini merupakan persediaan cadangan atau persediaan penyelamat (safety stock) untuk menjamin keselamatan operasi atau kelancaran produksi perusahaan Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point) Menurut Assauri (2004, p196), titik pemesanan kembali adalah suatu titik atau batas dari jumlah persediaan yang ada pada suatu saat dimana pemesanan harus diadakan kembali. Dalam menentukan titik ini terlebih dahulu harus diperhatikan besarnya penggunaan barang selama barang yang dipesan belum datang dan persediaan minimum. Besarnya penggunaan barang selama barang yang dipesan belum datang ditentukan oleh dua faktor, yaitu lead time dan tingkat penggunaan rata rata. Besarnya penggunaan barang selama barang yang dipesan belum diterima (selama lead time) merupakan hasil perkalian antara waktu yang dibutuhkan untuk memesan (lead time) dan jumlah penggunaan rata rata bahan atau barang tersebut. Titik pemesanan 25

18 kembali merupakan hasil penjumlahan antara besarnya penggunaan barang selama barang yang dipesan belum diterima dengan besarnya persediaan minimum. Menurut Russell (2000, p609), the roerder point is the level of inventory at wich a new order should be placed. Yaitu, titik pemesanan kembali adalah tingkat dari persediaan yang merupakan titik dimana pemesanan kembali harus dilakukan. R = d.l Dimana : R = titik pemesanan kembali (Reorder point) d = tingkat permintaan per periode (demand rate per period) L = jangka waktu pemesanan (lead time) Perencanaan persediaan Menurut Keown, scott & Martin (2000, p736), persediaan sangat penting karena tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang atau jasa yang dihasilkan. Persediaan dikatakan sangat penting bagi perusahaan, karena persediaan berguna untuk: 1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang 26

19 2. Menghilangkan resiko dari produk yang dipesan tidak bagus atau rusak 3. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi. 4. Untuk menumpuk bahan bahan yang dihasilkan secara minimum sehingga dapat dipergunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran 5. Memberikan pelayanan kepada pelangggan dengan sebaik baiknya, dimana keinginan langganan pada setiap waktu dapat terpenuhi atau memberi jaminan tetap tersedianya barang tersebut Manajemen Persediaan Menurut Keown, Scott & Martin (2000, p748), manajemen persediaan melibatkan kontrol asset yang digunakan dalam proses produksi atau diproduksi untuk dijual dalam kegiatan bisnis perusahaan biasa. Kategori umum persediaan termasuk dalam persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Pentingnya manajemen persediaan bagi perusahaan tergantung investasi persediaan. Tujuan penyimpanan persediaan adalah untuk memisahkan operasi perusahaan artinya membuat masing masing fungsi bisnis independen dari fungsi lain agar penundaan atau penghentian dalam suatu area tak mempengaruhi produksi dan penjualan produk akhir. 27

20 Tipe persediaan meliputi: 1. Persediaan bahan baku Persediaan bahan baku terdiri atas bahan baku dasar yang dibeli dari perusahaan lain untuk digunakan dalam operasi produksi perusahaan. Tanpa memperinci bentuk persediaan bahan baku, semua perusahaan manufaktur secara definisi menyimpan persediaan bahan baku dengan tujuan memisahkan fungsi produksi dari fungsi pembelian, artinya membuat kedua fungsi independen dari satu sama lain agar penundaan pengiriman bahan baku tidak menyebabkan penundaan produksi. 2. Persediaan barang dalam proses Persediaan barang dalam proses terdiri dari atas barang setengah jadi yang membutuhkan tambahan pekerjaan sebelum menjadi barang jadi. Tujuan persediaan barang dalam proses adalah memisahkan berbagai operasi dalam proses produksi agar kegagalan mesin dan penghentian pekerjaan dalam satu operasi takkan mempengaruhi operasi lain. 3. Persediaan barang jadi Persediaan Barang jadi terdiri atas barang yang telah selesai produksinya tiap belum dijual. Tujuan persediaan barang jadi adalah memisahkan fungsi produksi dan penjualan agar tidak perlu memproduksi barang sebelum penjualan terjadi, penjualan dapat dilakukan langsung dari persediaan itu. 28

21 2.2.9 Metode Penilaian Persediaan Menurut Assauri (2004) ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai suatu persediaan, diantaranya dengan: Cara First-In, First-Out (FIFO Method) Cara penilaian persediaan yang berdasarkan atas asumsi bahwa harga barang yang sudah terjual dinilai menurut harga pembelian barang yang terdahulu masuk. Dengan demikian persediaan akhir dinilai menurut harga pembelian barang yang akhir masuk Cara Rata-rata tertimbang (Weighted Average Method) Cara penilaian persediaan yang berdasarkan atas harga rata-rata dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah barang yang diperoleh pada masing-masing harganya. Cara Last-In, First-Out (LIFO Method) Cara penilaian persediaan berdasarkan atas asumsi bahwa barang yang telah terjual dinilai menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk. Sehingga persediaan yang masih ada atau stock dinilai berdasarkan harga pembelian barang yang terdahulu Pengawasan Persediaan Menurut Assauri (2004) suatu sistem pengawasan persediaan harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut: 29

22 Terdapatnya gudang yang cukup luas dan teratur dengan pengaturan tempat bahan atau barang yang tetap dan identifikasi bahan atau barang tertentu Sentralisasi kekuasaan dan tanggung jawab pada satu orang orang yang dapat dipercaya, terutama penjaga gudang Suatu sistem pencatatan dan pemeriksaan atas penerimaan bahan atau barang Pengawasan mutlak atas pengeluaran bahan atau barang Pencatatan yang cukup teliti yang menunjukkan jumlah yang dipesan, yang dibagikan atau dikeluarkan dan yang tersedia di dalam gudang Pemeriksaan fisik bahan atau barang yang ada dalam persediaam secara langsung Perencanaan untuk menggantikan barang-barang yang telah dikeluarkan, barang-barang yang telah lama dalam gudang, dan barang-barang yang sudah usang dan ketinggalan zaman. Pengecekan untuk menjamin dapat efektifnya kegiatan rutin. (h.176) Menurut Wetson dan Brigham (1998) Kuantitas pesanan yang ekonomis atau economic ordering quantity (EOQ) adalah kuantitas persediaan yang optimal atau yang menyebabkan biaya persediaan mencapai titik terendah. Model EOQ adalah suatu rumus untuk menentukan kuantitas 30

23 pesanan yang akan meminimumkan biaya persediaan total. (h. 508) Rumusnya : EOQ = 2 (F)(S) (C)(P) Keterangan : EOQ = kuantitas pesanan yang ekonomis, atau jumlah optimum yang harus dipesan setiap kali melakukan pemesanan. F = biaya masuk untuk melakukan pemesanan dan menerima barang yang masuk S C = pejualan tahunan dalam unit = biaya penyimpangan yang dinyatakan sebagai suatu presentase atas nilai persediaan P = harga beli unit persediaan yang harus dibayar oleh perusahaan Pengendalian Internal atas Persediaan Pengendalian internal atas persediaan merupakan hal yang sangat penting karena persediaan adalah bagian yang amat penting dari suatu perusahaan. Pengendalian internal yang baik adalah: 1.1. perhitungan pengendalian fisik dilakukan paling tidak satu bulan sekali 31

24 1.2. membuat prosedur penjualan dan pengiriman yang seefektif mungkin menyimpan persediaan dengan baik untuk menghindarkan persediaan dari pencurian atau kerusakan 1.4. membatasi akses persediaan pada orang yang tidak mempunyai akses pada pencatatan persediaan 1.5. Stock opname tidak boleh dilakukan oleh bagian gudang untuk mencegah kecurangan yang dilakukan oleh bagian gudang Pengertian Metode Analisis dan Desain Berorientasi Objek Pengertian Object dan Class Menurut Mathiassen et al. (2000, p4), object adalah sebuah entity dengan identitas, state dan behavior. Setiap object tidak digambarkan secara sendiri - sendiri, melainkan istilah kelas digunakan untuk menggambarkan kumpulan-kumpulan objek objek. Menurut Mathiassen et al. (2000,p4), class adalah sebuah deskripsi dari kumpulan object yang terstruktur, behavioral pattern, dan atribut. Keuntungan dari OOAD adalah: menyediakan info yang jelas mengenai konteks sistem. ada kaitan yang erat antara object-oriented analysis, objectoriented design, object-oriented user interface dan objectoriented programming. 32

25 Notasi standar yang digunakan dalam OOAD adalah UML (Unified Modeling Languange). UML digunakan hanya sebagai notasi dan bukan sebagai metode dalam melakukan modeling. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa objek adalah sesuatu yang dapat dilihat, diesentuh, atau dapat dirasakan dimana user dapat menyimpan data dan dapat berasosiasi dengan behavior Rich Picture Mengacu pada Mathiassen et al (2000) rich picture adalah sebuah gambaran informal yang digunakan oleh pengembang sistem untuk menyatakan pemahaman mereka terhadap situasi dari sistem yang berlangsung. Rich picture juga dapat digunakan sebagai alat yang berguna untuk memfasilitasi komunikasi yang baik antara pengguna dalam sistem. Rich picture difokuskan pada aspek aspek penting dari sistem tersebut, yang ditentukan sendiri oleh pengembang sistem dengan mengunjungi perusahaan untuk melihat bagaimana perusahaan tersebut beroperasi, berbicara dengan banyak orang untuk mengetahui apa yang harus terjadi atau seharusnya terjadi, dan mungkin melakukan beberapa wawancara formal. 33

26 Pengertian System Definition Menurut Mathiassen et al. (2000), tujuan dari define system adalah untuk memilih sistem aktual yang akan dikembangkan. Hal ini dilakukan dengan mengklarifikasikan interpretasi, kemungkinan, dan konsekuensi dari beberapa solusi alternatif secara sistematis. Dalam tahap ini, kita menformulasikan dan memilih system definition alternatif yang berhubungan dengan situasi yang ada sekarang (p.37) Kriteria FACTOR Kriteria ini terdiri dari (Mathiassen (2000,p26)): Functionality : fungsi dari suatu sistem yang mendukung tugastugas dalam application domain. Application Domain : bagian dalam sebuah organisasi yang diadministrasikan, dimonitor, atau dikontrol dalam problem domain. Conditions : sebuah kondisi dimana sistem akan dikembangkan dan digunakan. Technology : teknologi yang digunakan baik untuk mengembangkan sistem maupun teknologi untuk menjalankan sistem tersebut. Object Responsibility : object utama dalam problem domain. : tanggung jawab sistem secara keseluruhan sesuai dengan konteks. 34

27 Analysis Problem Domain Analysis Mengacu pada Mathiassen et al (2000) problem domain adalah bagian dari konteks yang diatur, di monitor, atau dikendalikan oleh sistem. AnalisiS problem-domain memfokuskan pada informasi apa yang harus ditangani oleh sistem dan menghasilkan sebuah model yang merupakan gambaran dari kelas kelas, objek objek, struktur dan perilaku (behavior) yang ada dalam problem domain Class Mengacu pada Mathiassen et al. (2000, p49-65) kegiatan kelas merupakan kegiatan pertama dalam analisis problem domain. Ada beberapa tugas utama dalam kegiatan ini yaitu : abstraksi fenomena dari problem domain dalam objek dan event; klasifikasi objek dan event; pemilihan kelas-kelas dan event-event yang akan dipelihara informasinya oleh sistem. Klasifikasi Object dan Event. Object adalah sebuah entity dengan identitas, state dan behavior. Event adalah kejadian yang meliputi satu atau lebih object. Class: deskripsi dari kumpulan object yang termasuk structure, behavioral pattern, dan attributes. 35

28 Menemukan Class. Pemilihan kelas dilakukan pada saat awal dan bertujuan untuk mendefinisikan dan membatasi problem domain. Class biasanya merupakan kata benda dan bermakna tunggal. Kegiatan kelas akan menghasilkan tabel event. Dimensi horizontal dari tabel event berisi kelas-kelas yang terpilih, sementara dimensi vertikal berisi event-event terpilih dan tanda cek digunakan untuk mengindikasikan objek-objek dari kelas yang berhubungan dalam event tertentu. Tabel event dapat dilihat pada tabel berikut ini. Event Class Customer Assistant Apprentice Appointment Plan Reserved V V V V Cancelled V V V Treated V V Tabel 2.2 Contoh Employed V V Resigned V V Tabel Graduated V Event (Sumber Agreed V V V Mathiassen et al, 2000, p50) 36

29 Menemukan Event. Pemilihan kumpulan event yang dialami atau dilakukan oleh satu atau lebih objek bertujuan untuk membedakan tiap-tiap kelas dalam problem domain. Event merupakan kata kerja dan mengindikasikan kejadian tunggal. Evaluasi sistem. Pada bagian ini dilakukan evaluasi criteria dari class dan event yang sudah ditemukan Structure Menurut Mathiassen et al. (2000), structure merupakan kegiatan kedua dalam problem domain. Tujuan dari structure adalah untuk mencari hubungan structural antara kelas-kelas dan objek-objek dalam problem domain (p.69) Hasil dari kegiatan structure adalah membuat class diagram. Menurut Mathiassen et al. (2000), Class diagram menggambarkan kumpulan dari kelas-kelas dan merupakan hubungan yang terstruktur (p.336) Menurut Mathiassen et al. (2000), tipe dari Object Oriented Structure terdiri dari dua bagian, yaitu: 1. Class Structure, mengekspersikan hubungan konseptual yang statis antar class. 37

30 Class Structure dibagi menjadi dua bagian yang meliputi : a) Generalization: sebuah kelas umum (super class) yang menjelaskan property pada suatu kelompok kelas khusus (subclasses). Hubungan dalam generalization dapat dikatakan sebagai hubungan is - a, yang berarti subclass akan mempunyai attribute dan operation yang sama dengan superclass (p.73) b) Cluster : sebuah kumpulan dari kelas-kelas yang saling berhubungan. Cluster digambarkan dengan notasi file folder yang didalamnya terdapat kumpulan class yang berkaitan. Class-class dalam cluster yang sama dihubungkan dengan hubungan generalization ataupun aggregation, sedangkan class-class yang ada pada cluster yang berbeda dihubungkan dengan hubungan association. (p.74) 2. Object Structure, yang meliputi : a) Aggregation : objek superior (keseluruhan) yang terdiri dari sejumlah objek inferior (sebagian). Hubungan aggregation dirumuskan sebagai hubungan has-a atau is-part-of (p.76). 38

31 b) Association : hubungan yang penting antara sejumlah objek-objek. Hubungan association digambarkan sebagai garis yang menghubungkan class-class yang relevan. (p.77) Perbedaan antara association dengan aggregation adalah : Hubungan antar class pada aggregation mempunyai hubungan yang kuat sedangkan association tidak. Aggregation structure melukiskan hubungan yang defensive dan fundamental, sedangkan association structure melukiskan hubungan yang tidak tetap. Terdapat 2 jenis struktur antar kelas yaitu generalisasi dan cluster. Generalisasi adalah hubungan antara dua atau lebih kelas yang lebih khusus (sub kelas) dengan sebuah kelas yang lebih umum (super kelas). Dimana hubungan spesialisasi tersebut dinyatakan dengan rumus is-a. Cluster adalah kumpulan kelas yang saling berhubungan yang membantu memperoleh dan menyediakan ringkasan problemdomain. Sebagai contoh : cluster mobil berisi semua kelas yang berhubungan dengan jenis kelas dan komponen-komponennya. Terdapat dua jenis hubungan antar objek yaitu : agregasi dan asosiasi. Agregasi adalah hubungan antara sejumlah objek inferior yang merupakan bagian (the parts) dari sebuah objek superior yang merupakan dasar (the whole) bagi beberapa objek inferior tersebut dimana hubungan tersebut dapat dirumuskan dengan 39

32 has-a. asosiasi adalah hubungan antara sejumlah objek yang memiliki arti dimana objek-objek yang saling berhubungan tersebut tidak merupakan bagian dari objek yang lainnya. Hasil dari kegiatan struktur ini adalah class diagram. Class diagram menghasilkan ringkasan model problem-domain yang jelas dengan menggambarakan semua struktur hubungan static antar kelas dan objek yang ada dalam model dari sistem yang berubah-ubah Behavior Menurut Mathiassen et al. (2000), kegiatan ketiga dalam problem domain adalah kegiatan behavior. Behavior bertujuan untuk membuat model yang dinamis dari problem domain. Hasil dari kegiatan behavior adalah membuat statechart diagaram seperti pada Gambar di bawah ini. Behavior pattern mendeskripsikan kemungkinan jejak event dari semua objek di dalam kelas (p.90). 40

33 Gambar 2.1 Contoh Statechart Diagram Perilaku dari suatu objek ditentukan oleh urutan eventevent (event trace) yang harus dilewati oleh objek tertentu sepanjang waktu. Seperti contoh di atas, kelas pelanggan harus melewati event trace: account opened amount deposited amount withdrawn amount deposited account closed sepanjang masa hidupnya. Menurut Mathiassen et al. (2000) ada tiga jenis notasi untuk behavior pattern, yaitu : 1. Sequence : sekumpulan event muncul satu persatu 2. Selection :terjadi pemilihan satu event dari sekumpulan event yang muncul 3. Iteration : sebuah event muncul sebanyak nol atau beberapa kali (p.93) Application Domain Analysis Menurut Mathiassen Et al. (2000) application domain adalah organisasi yang mengatur, memonitor, atau mengendalikan problem domain. Analisis application-domain memfokuskan pada bagaimana target sistem akan digunakan dengan menentukan kebutuhan function dan antarmuka sistem. Untuk lebih jelasnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam analisis applicationdomain dapat dilihat pada tabel berikut ini : 41

34 Kegiatan Isi Konsep Usage Bagaimana sistem berinteraksi dengan orang lain dan sistem lain dalam konteks Use case dan actor Function Bagaimana kemampuan sistem dalam Function memproses informasi Interface Kebutuhan antarmuka dari sistem target Interface, user interface dan sistem interface Tabel 2.3 Kegiatan Analisis Application Domain Usage Menurut Mathiassen Et al. (2000) kegiatan usage merupakan kegiatan pertama dalam analisis application domain yang bertujuan untuk menentukan bagaimana actor-aktor yang merupakan pengguna atau sistem lain berinteraksi dengan sistem yang dituju. Interaksi antara aktor dengan sistem tersebut dinyatakan dalam use case. Use case dapat dimulai oleh aktor atau oleh sistem target. Hasil dari analisis kegiatan usage ini adalah deskripsi lengkap dari semua use case dan actor yang ada yang digambarkan dalam tabel actor atau use case diagram. Dennis dan Wixom (2003) mengungkapkan use case diagram adalah diagram yang menggambarkan fungsi dari sebuah sistem dan berbagai macam pengguna yang akan berinteraksi dengan sistem. 42

35 Cara untuk mengidentifikasi aktor adalah dengan mengetahui alasan actor menggunakan sistem. Masing-masing aktor memiliki alasan yang berbeda untuk menggunakan sistem. Cara lainnya yaitu dengan melihat peran dari aktor seperti yang dinyatakan oleh use case dimana aktor tersebut terlibat. Masingmasing aktor memiliki peran yang berbeda-beda. Setiap aktor akan berkorespondensi dengan kelas dalam problem domin yang berbeda karena mereka memiliki pola behavioural objek yang berbeda-beda. Actor dapat digambarkan dalam spesifikasi actor yang memiliki 3 bagian yaitu tujuan, karakteristik, dan contoh dari aktor tersebut. Tujuan merupakan peran dari aktor dalam sistem target. Sementara karakteristik menggambarkan aspek-aspek yang penting dari aktor. Use case dapat digambarkan dengan menggunakan spesifikasi use case, dimana use case dijelaskan secara singkat namun jelas dan dapat disertai dengan keterangan objek sistem yang terlibat dan function dari use case tersebut atau dengan diagram statechart karena use case adalah sebuah fenomena yang dinamik. Sequence diagram Sequence diagram membantu seorang analis kebutuhan mengidentifikasikan rincian dari kegiatan yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi dari sebuah use case. Tidak ada suatu 43

36 sequence diagram yang benar untuk use case tertentu, melainkan ada sejumlah sequence diagram yang masing-masing diagram tersebut dapat lebih atau kurang memenuhi kebutuhan dari use case Function Kegiatan kedua analisis application domain adalah kegiatan function. Function bertujuan untuk menentukan kemampuan dari suatu sistem memproses informasi. Function adalah fasilitas untuk membuat suatu model bermanfaat bagi aktor. Function memfokuskan pada apa yang bisa dilakukan sistem untuk membantu aktor dalam pekerjaan mereka. Menurut Mathiassen et al. (2000), function mempunyai empat tipe, yaitu 1. Update function, function ini disebabkan oleh event problem domain dan menghasilkan perubahan dalam model s state. 2. Signal function, function ini disebabkan oleh perubahan dalam model s state dan menghasilkan reaksi pada konteks. Reaksi ini mungkin ditampilkan pada aktor dalam application domain atau intervensi langsung dalam application domain. 3. Read function, function ini disebabkan oleh kebutuhan informasi di dalam tugas aktor dan menghasilkan sistem yang menampilkan bagian yang berhubungan dengan informasi dalam model. 44

37 4. Compute function, function ini disebabkan oleh kebutuhan informasi di dalam tugas aktor dan terdiri dari perhitungan yang melibatkan informasi yang disediakan oleh aktor atau model; hasil dari function ini adalah tampilan dari hasil perhitungan. Cara yang baik untuk mengidentifikasikan function adalah memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan empat jenis function tersebut. 1. Menggunakan ekspresi matematika, yaitu hubungan antara input dan output data dispesifikasi sebagai 0 = f(i). 2. Algoritma, yang secara khusus disketsa dengan menggunakan pseudocode. 3. Membagi function menjadi subfunction, sehingga bisa memberikan pandangan yang lebih baik. Dalam mencari function perlu mempertimbangkan sumber untuk pencarian function dan juga tingkat rincian. Sumber pencarian function merupakan bagian dari deskripsi problem domain, yang ditampilkan oleh kelas dan event, dan merupakan bagian dari deskripsi application domain yang ditampilkan oleh use case. Classes biasanya menimbulkan read dan update function, sedangkan event menimbulkan update function, dan use case menimbulkan semua jenis function. 45

38 Interfaces Kegiatan ketiga dari analisis application domain adalah interface, yang bertujuan untuk menentukan system s interface. Interface digunakan oleh aktor untuk berinteraksi dengan sistem. Menurut Mathiassen et al.(2000), activity interface mempunyai tiga konsep, yaitu : 1. Interface, yaitu fasilitas yang membuat model sistem dan fungsi dapat digunakan oleh aktor 2. User Interface, yaitu interface untuk user 3. System interface, yaitu interface untuk sistem lain. Salah satu user interface yang baik adalah dapat beradaptasi dengan tugas dan memiliki pemahaman user terhadap sistem. Kualitas user interface ditentukan oleh kegunaan atau usability interface tersebut bagi pengguna. Usability bergantung pada yang menggunakan dan situasi sistem tersebut pada saat digunakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa usability bukan merupakan sebuah ukuran yang pasti dan objektif. Ada empat jenis pola user interface, yaitu : 1. Menu selection, yaitu menampilkan pilihan-pilihan pada user interface 2. Form fill-in, yaitu pola klasik untuk entry data 3. Command-language, yaitu user memasukkan dan mengaktifkan perintah format sendiri 46

39 4. Direct-manipulation, yaitu user memilih objek dan melaksanakan function atas objek dan melihat hasil dari interaksi mereka tersebut. Hasil dari kegiatan interface adalah sebuah deskripsi elemen user interface dan system interface yang lengkap. Dimana kelengkapan sistem ini menunjukkan pemenuhan kebutuhan pengguna. Hasil dari kegiatan user interface berupa form presentasi dan dialogue style, daftar lengkap dari elemen user interface, diagram window terpilih, dan diagram navigation. Sedangkan hasil dari system interface berupa class diagram untuk peralatan dan protocol eksternal untuk berinteraksi dengan sitem yang lain. Menurut Mathiassen Et al. (2000) interface menghubungkan sistem dengan semua actor yang berhubungan dalam konteks. Ada dua jenis dari interface / antar muka yaitu : antar muka pengguna yang menghubungkan pengguna dengan sistem dan antar muka sistem yang menghubungkan sistem dengan sistem yang lainnya. Sebuah user interface yang baik harus dapat beradaptasi dengan pekerjaan dan pemahaman user terhadap sistem. Kualitas antar muka pengguna ditentukan oleh kegunaan atau usability interface tersebut bagi pengguna. Usability bergantung pada siapa yang menggunakan dan situasi pada saat sistem tersebut digunakan. Oleh sebab itu usability bukan sebuah ukuran yang pasti dan objektif. 47

40 Ada empat jenis pola dialog yang penting dalam menentukan interface pengguna yaitu : pola menu-selection yang terdiri dari daftar pilihan yang mungkin dalam interface pengguna; pola fill in yang merupakan pola klasik untuk entri data; pola command-language dimana user memasukkan dan memulai format perintah sendiri; pola direct manipulation dimana user memilih objek dan melaksanakan function atas objek dan melihat hasil dari interkasi mereka tersebut. Kegiatan analisis user interface ini berdasarkan pada hasil dari kegiatan analisis lainnya yaitu model problem domain, kebutuhan functional dan use case. Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah deskripsi elemen-elemen interface pengguna dan interface sistem yang lengkap, dimana kelengkapan menunjukkan pemenuhan kebutuhan pengguna. Hasil ini harus dilengkapi dengan sebuah diagram navigasi yang menyediakan sebuah ringkasan dari elemen-elemen user interface dan perubahan antara elemen-elemen tersebut Perancangan Architecture Design Menurut Mathiassen et al. (2000) keberhasilan suatu sistem ditentukan dari kekuatan desain arsitekturalnya. Arsitektur membentuk sitem yang sesuai dengan sistem tersebut dengan memenuhi kriteria desain tertentu. Arsitektur yang berfungsi sebagai kerangka untuk pengembangan selanjutnya. Suatu 48

41 arsitektur yang tidak jelas akan menghasilkan pekerjaan yang siasia. Desain arsitektur mempunyai tiga kegiatan yaitu : Kegiatan Isi Konsep Kriteria Kondisi dan kriteria apa untuk mendesain Criterion Komponen Bagaimana sistem dibentuk menjadi komponen-komponen Component architecture dan component Proses Bagaimana proses sistem didistribusikan dan dikoordinasi Process architecture dan process Tabel 2.4 Kegiatan desain arsitektur Criteria Menurut Mathiassen Et al. (2000) dalam menciptakan sebuah desain yang baik diperlukan pertimbangan mengenai kondisi-kondisi dari setiap proyek yang dapat mempengaruhi kegiatan desain yaitu : Technical, yang terdiri dari pertimbangan : penggunaan hardware, software dan sistem lain yang telah dimiliki dan dikembangkan; pengaruh kemungkinan penggabungan pola - pola umum dan komponen yang telah ada terhadap arsitektur dan kemungkinan pembelian komponen standar. 49

42 Conceptual, yang terdiri dari pertimbangan : perjanjian kontrak, rencana untuk pengembangan lanjutan, pembagian kerja antara pengembang. Human, yang terdiri dari pertimbangan : keahlian dan pengalaman orang yang terlibat dalam kegiatan pengembangan dengan sistem yang serupa dan dengan platform teknis yang akan didesain. Karena tidak ada cara-cara tertentu atau mudah untk menghasilkan suatu desain yang baik. Banyak perusahaan menciptakan suatu standard an prosedur untuk memberikan jaminan terhadap kualitas sistem. Disinilah kegiatan criteria dapat membantu dengan menetapkan perioritas desain untuk setiap proyek tertentu. Menurut Mathiassen et al. (2000) tujuan dari sebuah criteria adalah untuk mempersiapkan prioritas dari sebuah perancangan. Konsep utama pada aktivitas criteria, yaitu : 1. Criteria : menetukan property yang diinginkan dari sebuah arsitektur 2. Condition : hal-hal yang bersifat teknis, organisasional, kelebihan dan keterbatasan manusia yang terlibat dalam tugas Sebuah desain yang baik memiliki tiga ciri-ciri, yaitu : 1. Tidak mempunyai kelemahan 50

43 Syarat ini menyebabkan adanya penekanan pada evaluasi dari kualitas berdasarkan review dan eksperimen dalam menentukan prioritas dari criteria yang mengatur kegiatan pendesainan. Tabel dibawah ini adalah beberapa criteria yang digunakan kegiatan pendesain dengan objek Usable Kriteria Ukuran dari Kemampuan sistem untuk beradaptasi dengan organisasi, hubungan kerja dan konteks secara teknis. Secure Tindakan pencegahan akses yang tidak diotorisasi ke data dan fasilitas-fasilitas. Efficient Eksploitasi secara ekonomis dari fasilitasfasilitas technical platform. Correct Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan Reliable Pemenuhan atas ketepatan yang diperlukan dalam pengeksekusian fungsi. Maintainable Biaya penempatan dan perbaikan sistem yang rusak. Testable Biaya dari memastikan bahwa sistem yang disebarkan menampilkan fungsi 51

44 yang diharapkan. Flexible Biaya memodifikasi terhadap sistem yang tersebar. Comprehensible Usaha yang diperlukan untuk memperoleh suatu pemahaman tentang sebuah sistem Reusable Kemampuan untuk menggunakan bagian sebuah sistem ke sistem lain yang terhubung. Portable Biaya memindahkan sistem ke technical platform. Interoperable Biaya menggabungkan sistem ke sistem lainnya. Tabel 2.5 Beberapa Kriteria dalam Perancangan 2. Menyeimbangkan beberapa kriteria Konflik sering terjadi antar kriteria, maka untuk menentukan kriteria yang mana yang diutamakan dan bagaimana cara untuk menyeimbangkannya dengan kriteria-kriteria yang lain bergantung pada situasi sistem tertentu. 3. Usable, flexible, dan comprehensible Kriteria-kriteria ini bersifat universal dan digunakan pada sebagian setiap proyek pengembangan sistem. 52

45 Component Architecture Menurut Mathiassen Et al. (2000) arsitektur komponen adalah sebuah struktur sistem dari komponen-komponen yang berhubungan. (p.190). Component architecture membuat sistem lebih mudah untuk dimengerti, menyederhanakan desain, dan mencerminkan kestabilan sistem. Hal ini dikarenakan komponen merupakan subsistem dari suatu sistem. Pola dalam desain komponen arsitektur umum yang digunakan, yaitu: a) Layered Architecture Pattern Pola ini adalah model klasik pada software. Layer arsitektur ini terdiri dari beberapa komponen yang ditunjuk sebagai layer. Layer menunjukan component sedangkan panah menunjukkan dependencies yang berarti perubahan pada satu komponen akan mempengaruhi komponen yang lain. Arsitektur ini sangat berguna untuk memecah sistem ke dalam komponen-komponen. b) Generic Architecture Pattern Pola ini digunakan untuk menguraikan sistem dasar yang terdiri dari komponen interface, function, dan model. Model component berada di layer yang paling bawah, 53

46 kemudian dilanjutkan oleh function layer dan yang paling atas adalah interface. c) Client Server Architecture Pattern Pola ini dibangun untuk mengatasi sistem yang terdistribusi di beberapa proses yang tersebar secara geografis. Arsitektur ini terdiri dari sebuah server dan beberapa client. Client menggunakan server secara independen. Bentuk distribusi dari bagian sistem harus diputuskan antara client dan server. Identifikasi komponen, didalam perancangan sistem atau subsistem, pada umumnya dimulai dengan layer architecture dan client server architecture dimana keduanya merupakan dua layer yang berbeda, teteapi saling melengkapi. Perbedaannya adalah layer architecture memberikan hierarchy discipline, sedangkan client server architecture merupakan ekspresi dari pemikiran jaringan. Dari component architecture ini akan menghasilkan class diagram with specification. Ada dua macam metode berbeda dalam membagi komponen client dan server, yaitu: Client dan server dianggap sebagai subsistem tunggal yang masing-masing memiliki komponen, yaitu: user interface (U), function (F), dan model (M). 54

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: BAHAN / BARANG YG DISIMPAN & AKAN DIGUNAKAN UTK MEMENUHI TUJUAN TERTENTU MISAL UTK PROSES PRODUKSI / PERAKITAN, UNTUK DIJUAL KEMBALI & UTK SUKU CADANG DR SUATU PERALATAN

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persediaan adalah merupakan salah satu unsur paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara kontinue diperoleh, diubah, yang kemudian dijual kembali. Sebagian besar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2005, p29) sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Gelinas et al. (2005, p.15), Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1.1 Definisi Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) definisi sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 88 A B Analisis Sistem Berjalan Membuat Rich Picture dari sistem yang sedang berjalan Perancangan database

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Menurut (Jerry J.Weygandt 2007:5) pengertian akuntansi adalah : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut George H. Bodnar (2000, p6), sistem informasi akuntansi adalah sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 195 LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 1. The Task. Penjelasan ringkas dari latar belakang dan hubungan dokumen. 1.1 Purpose. Maksud keseluruhan dari proyek pengembangan sistem. 1.2 System Definition.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 78 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah produk unit karoseri yang pernah diproduksi oleh PT. Karyatugas Paramitra dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama BAB 4 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian bahan baku PT. Siaga Ratindotama 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang 127 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI 4.1 The Task 4.1.1 Purpose Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang dimulai dari pendataan bahan yang baru, bahan masuk yang dimulai

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN #14 MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan adalah bahan atau barang yang dismpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya: untuk digunakan dalam proses produksi/perakitan atau dijual kembali.

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah memberikan garis-garis besar tahapan penelitian secara keseluruhan yang disusun secara sistematis sehingga pada pelaksanaannya, penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Sistem Informasi Menurut Bodnar dan Hopwood yang diterjemahkan oleh Jusuf dan Tambunan (2000, p4), sistem informasi adalah penggunaan teknologi komputer dalam

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT KEBAYORAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia teknologi informasi telah berkembang dengan sangat pesat dan terus mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih baik. Dewasa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Bodnar dan Hopwood (2004) sistem informasi adalah the use of computer technology in an organization to provide information to users. (p.3).

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan. Fungsi Persediaan (2) Fungsi Persediaan 11/18/2015

Pengendalian Persediaan. Fungsi Persediaan (2) Fungsi Persediaan 11/18/2015 Pengendalian Persediaan Suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal, atau Persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi SI telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Menurut Hall (2008, p7), SI adalah sebuah rangkaian prosedur

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007 / 2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN PADA NOTEBOOK88

Lebih terperinci

Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar

Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar 261 Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar e) Form Historis BB Bulanan Form ini merupakan form yang menampilkan data bahan baku keluar, tetapi data akan dikelompokkan dalam kurun waktu bulanan. Sehingga dari

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN. Persediaan yang baru ditampilkan pada gambar 4.1.

BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN. Persediaan yang baru ditampilkan pada gambar 4.1. 74 BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN 4.1. Analysis 4.1.1. Rich Picture Rich Picture yang menggambarkan proses Sistem Informasi Manejemen Persediaan yang baru ditampilkan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI APLIKASI PENJUALAN JASA DAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

#12 MANAJEMEN PERSEDIAAN

#12 MANAJEMEN PERSEDIAAN #12 MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan adalah bahan atau barang yang dismpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya: untuk digunakan dalam proses produksi/perakitan atau dijual kembali.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung proses penelitian yang akan dibuat agar penelitian dapat berjalan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Skripsi Sarjana Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Semester Ganjil 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR

Lebih terperinci

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang L8 Gambar Window Laporan Fisik Persediaan L9 Gambar Window Laporan Status Persediaan L10 Gambar Window Laporan Management by Exception L11 L12 Descriptions

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Sistem informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG

Lebih terperinci

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN #14 MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan adalah bahan atau barang yang dismpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya: untuk digunakan dalam proses produksi/perakitan atau dijual kembali.

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem menurut Krismiaji (2010, p1) merupakan rangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan, yang memiliki karakteristik meliputi; komponen,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN #14 MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan adalah bahan atau barang yang dismpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya: untuk digunakan dalam proses produksi/perakitan atau dijual kembali.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN UNTUK

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai pendukung teori adanya penelitian ini. Teori-teori yang menjadi bahan rujukan berkaitan tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu

Lebih terperinci

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi 1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi roti dan bermacam jenis kue basah. Bahan baku utama yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Makna penelitian secara sederhana ialah bagaimana mengetahui sesuatu yang dilakukan melalui cara tertentu dengan prosedur yang sistematis. Proses sistematis ini tidak lain adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Definisi Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Definisi Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi Dalam melakukan analisis sistem informasi untuk pembuatan sistem penjualan yang menjadi topik skripsi ini, dibutuhkan pemahaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu kegiatan operasionalnya dan membantu perusahaan dalam mengambil sebuah keputusan atas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi. diorganisasikan untuk mengumpulkan, memasukkan, mengolah dan

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi. diorganisasikan untuk mengumpulkan, memasukkan, mengolah dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Informasi Menurut O`Brein, James A (2003) sistem informasi adalah any organized combination of people, hardware, software, communications networks, and data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM BAB 4 PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian dan utang usaha untuk PT. Fajar Surya Utama dilakukan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. suatu model pada Problem Domain. 2. Class Faktur Penjualan

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. suatu model pada Problem Domain. 2. Class Faktur Penjualan 199 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI 4.1 Component Design 4.1.1 Model Component Berikut ini merupakan analisis terhadap classes dan behaioral pattern yang diperoleh pada tahap Problem Domain Analysis

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Uji Kenormalan Lilliefors Perumusan ilmu statistik juga berguna dalam pengendalian persediaan untuk menentukan pola distribusi.pola distribusi tersebut dapat diketahui dengan melakukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Whitten, Bentley dan Dittmann (2004,p.12) sistem informasi adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Whitten, Bentley dan Dittmann (2004,p.12) sistem informasi adalah BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Informasi Menurut Whitten, Bentley dan Dittmann (2004,p.12) sistem informasi adalah sebuah susunan dari orang, data, proses data, dan teknologi informasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu kegiatannya sehari-hari seperti melakukan transaksi penjualan, pembelian, dan sebagainya.

Lebih terperinci

Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006

Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu buku-buku, jurnal, dan sebagainya. Berikut ini dijabarkan teori yang mendasari penelitian. 2.1.Pengertian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Bordnar & Hopwood (2001, p1) sistem informasi akuntansi adalah sekumpulan sumber daya, seperti

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya setiap perusahaan baik jasa maupun perusahaan produksi selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. NOORUMI CATUR MANUNGGAL

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. NOORUMI CATUR MANUNGGAL UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PT. MASTER WOVENINDO

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut merupakan diagram alir tahapan penelitian untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Super Shop and Drive: Gambar 3.1 Metodologi Penelitian 83 1 Aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sehubungan dengan perkembangan teknologi dan informasi pada era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sehubungan dengan perkembangan teknologi dan informasi pada era globalisasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sehubungan dengan perkembangan teknologi dan informasi pada era globalisasi ini, semakin banyak perusahaan yang berkembang. Suatu perusahaan yang baru berdiri maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Dalam ISO 9000:2005, kualitas didefinisikan sebagai kumpulan dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Model perumusan masalah dan pengambilan keputusan yang digunakan dalam skripsi ini dimulai dengan melakukan observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka sudah semestinya setiap organisasi perusahaan mempersiapkan sebuah sistem yang baik agar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Produksi 1.1.1 Pengertian Proses Produksi Dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan rumah, sekolah maupun lingkungan kerja sering kita dengar mengenai apa yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya perusahaan-perusahaan di berbagai bidang. Hal ini mendorong banyak pengusaha untuk lebih

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut merupakan diagram alir yang menggambarkan langkah-langkah dalam melakukan penelitian di PT. Putra Jaya Gemilang.

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN TUNAI PADA PT TRISATYA MITRA ABADI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN TUNAI PADA PT TRISATYA MITRA ABADI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Ilmu Komputer Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

Kelebihan Architecture layered: memecahkan layer menjadi bagian yang lebih kecil

Kelebihan Architecture layered: memecahkan layer menjadi bagian yang lebih kecil Kisi- kisi BINUS 2011 1. Jelaskan apa yg anda ketahui tentang Good Design? Desain yang baik memiliki sedikit kelemahan utama Sebuah desain yang baik bertujuan untuk mecapai properti yang bagus dan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah. Output SIM dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah. Output SIM dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sumber daya yang dapat dimiliki oleh suatu unit bisnis untuk membantu menyediakan informasi kepada pihak manajemen

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 3 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Proses Produksi Produksi adalah suatu kegiatan yang bertujuan menghasilkan sesuatu, sedangkan proses adalah suatu metode atau cara yang dilakukan. Menurut Assauri

Lebih terperinci

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Perencanaan Persediaan Input data yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan jumlah dan periode siklus waktu antar pemesanan/ pembuatan adalah: Total

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data dan Informasi Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu

Lebih terperinci