Buku Panduan Bermain. dan Kunci Jawaban

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Buku Panduan Bermain. dan Kunci Jawaban"

Transkripsi

1 Buku Panduan Bermain dan Kunci Jawaban

2

3 Cara Bermain MAJO Mengajak kita mengenal berbagai tindakan korupsi dan peran serta masyarakat dalam pemberantasannya, dengan cara mudah. MAJO Terdiri dari : 1. Papan Permainan (Beberan) 2. Putih berisi sebuah situasi. 3. Merah berisi satu pertanyaan. Cara main: 1. MAJO sebaiknya dimainkan oleh 4 orang atau kelompok dan dipandu seorang fasilitator. 2. Pada papan permainan (Beberan) di tiap sisinya terdapat 5 kotak berwarna hijau, oranye, biru dan ungu. Tiap warna itu mewakili satu orang/kelompok pemain. Lima kotak tersebut bertuliskan: Perilaku Koruptif/Tindak Pidana Korupsi, Gratifikasi, Suap, Tindak Pidana Pencucian Uang, Sikap Anti Korupsi dan Peran Serta Masyarakat. 3. Letakkan tumpukan Putih dan Merah di tempatnya masingmasing di tengah papan permainan dengan posisi logo SPAK di atas. 4. Tentukan siapa yang akan memulai permainan dengan cara yang disepakati. 1

4 5. Pemain yang mendapat giliran pertama harus mengambil satu Putih, membaca dengan seksama situasi yang digambarkan di situ, lalu menentukan apakah situasi tersebut termasuk kelompok Perilaku Koruptif/Tindak Pidana Korupsi, Gratifikasi, Suap, Tindak Pidana Pencucian Uang atau Sikap Anti Korupsi dan Peran Serta Masyarakat. 6. Setelah itu, letakkan Putih tersebut di salah satu kotak papan permainan (Beberan) sesuai kelompoknya. 7. Pemain di sebelah kanannya harus memberi penilaian, apakah Putih diletakkan di dalam kelompok yang benar atau tidak. 8. Bila tidak, maka pemain harus mengambil Merah dan menjawab pertanyaan yang tertera di situ sebagai hukuman 9. Fasilitator bertugas untuk memberikan penjelasan lengkap untuk setiap jawaban yang diberikan pemain dengan merujuk pada Kunci Jawaban. 10. Pemenang permainan ini adalah yang terbanyak meletakkan Putih di kelompok yang benar dan paling sedikit mengambil Merah. 2

5 Kunci Jawaban Putih Putih 3

6 KARTU PUTIH 1 Sejak anak saya sekolah TK, saya terbiasa memberikan oleh-oleh pada guru kelasnya, karena saya perlu berterima kasih dan membalas perhatian guru kepada anak saya. Sekolah anak saya adalah sekolah swasta. 2 Atasan saya akan ulang tahun bulan depan. Saya tidak mampu membelikan hadiah yang pantas untuk beliau. Saya mengajak beberapa rekan kerja untuk mengumpulkan uang dan membelikan kado yang tepat. Pada hari ulang tahun, kami memberikan kado tersebut beserta kartu ucapan dengan nama-nama kami. 3 Di sekolah anak saya, ada kebiasaan setiap kenaikan kelas atau guru berulang tahun, orangtua memberikan hadiah untuk guru kelas. Saya pun mengikuti kebiasaan yang sama. Menurut saya, hal ini tidak masalah karena sekedar ucapan terima kasih dan ikut merayakan ulang tahun guru. 4 Beberapa kali saya meminta uang dari suami dengan alasan untuk membeli keperluan sekolah anak, tapi sebenarnya saya gunakan untuk membayar arisan atau iuran-iuran lainnya. 5 Runa dan teman-temannya sering keluar kantor untuk makan siang bersama. Saking asiknya, mereka seringkali terlambat sampai di kantor kembali sekitar 1 jam. Gratifikasi Gratifikasi Gratifikasi Perilaku Koruptif Perilaku Koruptif 4 Putih

7 KARTU PUTIH 6 Saya selalu berusaha mematuhi aturan lalu lintas ketika menyetir mobil. 7 Ibu RH selaku istri walikota sering menerima pemberian berupa bingkisan atau oleh-oleh dari rekan-rekan/bawahan suaminya. 8 Pimpinan perusahaan TRK menghimbau karyawannya untuk menghentikan kebiasaan membawa oleh-oleh. Tindakan pimpinan perusahaan ini bertujuan untuk memberantas korupsi mulai dari hal kecil. 9 Saya ingin sekali tidak memberikan uang pada petugas yang mengurus KTP. Saya paham, bahwa hal itu tidak baik tetapi semua tetangga saya memberi. Bila tidak memberi, bisa saja KTP baru selesai enam bulan. Karena perlu memiliki KTP segera, akhirnya saya memberi uang rp.50ribu. Hanya memberi sedikit tapi urusan cepat beres. 10 Di perusahaan swasta SENTOSA ada peraturan memberi uang lembur karyawan yang kerja sampai lewat pukul Seringkali Asep tetap nongkrong di kantor sampai lewat pukul walaupun pekerjaannya sudah selesai, supaya mendapat uang lembur. Padahal ia cuma buka-buka Facebook atau ngobrol saja. Sikap anti korupsi & peran serta masyarakat Gratifikasi Sikap anti korupsi & peran serta masyarakat Suap Perilaku Koruptif Putih 5

8 KARTU PUTIH 11 Rekan kerja saya sering berhubungan dengan rekanan kantor di luar urusan pekerjaan. Ia sering diajak makan ke restoran dan diberi hadiah saat ulang tahun. Perusahaan rekanan kantor tersebut sering memenangkan tender di kantor kami. Hal ini membuat saya curiga rekan kerja saya tersebut melakukan tindak korupsi dalam perusahaan. Suap 12 Setiap hari kita bersentuhan dengan korupsi. Ketika membaca berita tentang tindakan korupsi trilyunan, kita ikut mengutuk perbuatan para koruptor. Ramai-ramai kita bilang Berantas korupsi!. Padahal ketika mengurus KTP atau surat identitas lain, kita menyuap petugas kelurahan supaya cepat selesai. Ketika ditilang, kita sogok Polisi supaya lepas dari hukum. 13 Karena ingin cepat sampai kantor, Rama memacu motornya masuk jalur khusus bis. Ternyata di ujung jalur itu Polisi sudah menunggunya. Rama kena tilang. Ia memberi uang pada Polisi, agar urusan cepat beres. 14 Sebagai karyawan kantor Kepala Desa, Pak Wisnu tahu pasti ada penyelewengan dana ADD yang dilakukan Kepala Desa dan kroninya. Ia menyimpan bukti-bukti tentang hal itu. Itu sebabnya, Pak Wisnu akan melaporkan pada pihak Kepolisian. Perilaku Koruptif Suap Sikap anti korupsi & peran serta masyarakat 6 Putih

9 KARTU PUTIH 15 Sebagai istri pejabat Pemerintah, saya dan keluarga selalu menerima parsel/ bingkisan lebaran. Beberapa kami nikmati, beberapa lainnya kami berikan lagi pada orang lain. 16 Seringkali saya diminta suami yang pegawai Pemerintah, untuk menerima amplop berisi uang dari seseorang. Sebagai istri yang patuh pada suami, saya melaksanakan permintaannya. 17 Menurut saya, korupsi hanya dilakukan oleh pejabat/orang kaya saja. Orang biasa-biasa saja yang bukan pegawai negeri, rasanya tidak mungkin melakukan korupsi, karena tidak memegang kekuasaan dan tidak mengelola uang negara. 18 Dalam agama, kita selalu diajarkan untuk berbuat baik dan bersyukur/berterima kasih. Salah satu bentuknya adalah memberikan bingkisan pada guru/ atasan/bawahan, memberikan uang tambahan pada petugas administrasi di kelurahan/kepolisian/kecamatan dsb, sepanjang pemberian tersebut ikhlas. 19 Sesungguhnya banyak sekali pungutan liar di sekolah-sekolah, mulai dari dana ekstra kurikuler, uang seragam, uang buku atau lembaran kerja siswa, dsb. Seragam/buku bisa dibeli di luar dengan harga lebih murah, tetapi sekolah mengharuskan membeli dari sekolah dengan harga lebih mahal. Saya meminta sekolah menjelaskan dengan rinci mengapa harga di sekolah lebih mahal. Gratifikasi Gratifikasi Perilaku Koruptif Gratifikasi Sikap anti korupsi & peran serta masyarakat Putih 7

10 KARTU PUTIH 20 Anak saya kurang pintar, tapi saya ingin anak saya naik kelas. Jujur saya sering berfikir untuk memberi apa saja kepada guru anak saya yang penting anak saya berhasil. 21 Selama ini pihak sekolah jika kedatangan Pengawas pasti menjamu dan memberikan sesuatu sebagai ucapan terima kasih. Ini dilakukan dengan ikhlas dan tanpa diminta, sebagai kewajiban tuan rumah untuk menjamu tamu yang datang. Suap Gratifikasi 22 Seringkali saya memberikan uang jajan lebih besar dari nilai uang yang diminta, karena tidak ada uang kecil. Namun anak-anak tidak mengembalikan dan saya pun tidak meminta uang kembalinya. 23 Saya menerima kaos dan uang kampanye dari salah satu peserta pemilihan Kepala Desa. 24 Saya seorang pegawai honorer di Kelurahan, membantu seorang nenek (tetangga) untuk mengambil uang pensiunnya di Kantor Pos. Nenek tersebut memberikan uang kepada saya dan saya terima. Perilaku Koruptif Gratifikasi Gratifikasi 8 Putih

11 KARTU PUTIH 25 Saya menerima pembagian raskin, padahal sesungguhnya saya bukan sasaran tepat menerima bantuan tersebut. Beras ini dibagikan begitu saja secara acak. Karena merasa tidak pantas menerima, maka saya mengembalikannya. 26 Sebagai pejabat di Kabupaten, saya seringkali menerima banyak tamu. Ada beberapa tamu dari Provinsi yang terus terang meminta oleh-oleh tetapi ada juga yang tidak. Karena saya pusing, akhirnya saya memutuskan memberikan oleh-oleh pada semua tamu yang datang dari Provinsi. Anggaran oleh-oleh, saya dapat dari memotong anggaran kegiatan lain. 27 Saya akan selalu menanyakan asal setiap uang dan barang-barang yang diberikan oleh suami kepada saya dan anak-anak. 28 Setelah sekian lama selalu memberi hadiah ulang tahun kepada atasan, sekarang saya berani hanya memberi salam dan ucapan Selamat Ulang Tahun, Pak. Sikap anti korupsi & peran serta masyarakat Perilaku Koruptif / Tindak Pidana Korupsi Sikap anti korupsi & peran serta masyarakat Sikap anti korupsi & peran serta masyarakat Putih 9

12 KARTU PUTIH 29 Memperkaya diri dan orang lain, menyalahgunakan kewenangan, penyuapan, pemerasan dan penggelapan dalam jabatan, serta gratifikasi merupakan tindak pidana korupsi, sebagaimana diatur dalam UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan UU No. 20/2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 30 Koruptor melanggar UU No. 31/1999 dan UU No. 20/2001. Semua pelaku korupsi harus dihukum, agar mereka tidak mengulanginya lagi dan dapat mencegah orang lain untuk melakukan hal yang sama. 31 Saya bertekad untuk tidak memberikan uang damai saat terkena tilang oleh Polisi lalu lintas. Tidak memberikan uang lebih dalam pengurusan KTP atau dokumen administrasi lainnya. 32 Saya akan selalu mengingatkan anakanak saya untuk tidak menyontek sebagai contoh perbuatan tidak jujur yang potensial berkembang menjadi perilaku korupsi. Anak yang menyontek telah berbuat curang dengan merugikan temannya yang sudah belajar keras dan mendapatkan nilai yang tidak seharusnya. Tindak Pidana Korupsi Tindak Pidana Korupsi Sikap anti korupsi & peran serta masyarakat Sikap anti korupsi & peran serta masyarakat 10 Putih

13 KARTU PUTIH 33 Saya akan berusaha untuk meminta uang kembalian belanja atau jajan pada anak-anak saya. Kelalaian meminta uang kembalian, memberikan peluang pada anak-anak berbuat tidak jujur yang bisa berpotensi menjadi perilaku korupsi. 34 Saat ini begitu banyak perkara korupsi yang ditangani Penegak Hukum, namun korupsi masih saja terjadi. Oleh karena itu saya tergerak untuk berbagi pengetahuan anti korupsi pada keluarga dan lingkungan terdekat, serta berusaha untuk senantiasa bersikap anti korupsi. 35 Hanif ditugaskan oleh instansinya ke kota Banjarmasin. Biaya akomodasi diberikan untuk hotel berbintang empat, tapi Hanif memilih menginap di hotel melati, agar ada kelebihan uang untuk membeli oleh-oleh. Hanif kemudian meminta pada kenalannya yang kebetulan bekerja di salah satu hotel bintang empat di Banjarmasin, dengan memberikan uang rp.250,000 (dua ratus lima puluh ribu rupiah). 36 Sebagai petugas keamanan SDN 01 di sebuah Kabupaten, setiap tiga bulan saya menerima sembako dari ibu Pratikno Harjosumantri orangtua dari Bagus Pradana Harjosumantri. Bagus sering terlambat sampai sekolah. Harusnya saya tidak boleh membukakan gerbang sekolah untuk Bagus, tetapi saya selalu membukakan pintu untuk Bagus karena teringat kebaikan ibu Pratikno. Sikap anti korupsi & peran serta masyarakat Sikap anti korupsi & peran serta masyarakat Suap Gratifikasi Putih 11

14 KARTU PUTIH 37 Saya bahagia sekali ketika teman suami saya meminta saya menjadi Direktur di perusahaan batu bara miliknya. Awalnya saya ragu, karena setelah menikah 15 tahun yang lalu, saya tidak pernah bekerja lagi. Ketika saya tanyakan pada suami dan temannya, mengapa mereka memilih saya, mereka mengatakan bahwa mereka hanya percaya pada saya. Saya tidak perlu khawatir karena sudah ada tim yang akan membantu mengelola Perusahaan. 38 Saya adalah panitia pembangunan tempat ibadah terbesar di kota tempat saya tinggal. Ada seorang pegawai Pemerintah yang katanya juga memiliki banyak usaha lain, selalu siap memberikan bantuan dalam jumlah besar. Saya merasa bersyukur dan gembira, karena pembangunan lancar, meski saya bertanya-tanya, darimana beliau mendapatkan uang, karena tempat tinggal beliau tergolong biasabiasa saja. 39 Sebagai istri pejabat di Pemda, saya sering mendampingi suami melakukan kunjungan kerja ke daerah-daerah. Setiap kunjungan selalu saja saya dan suami dibawakan buah tangan hasil kerajinan tangan atau makanan. Suami selalu menerima, sehingga saya pun menerima, karena rasanya tidak pantas menolak. Kadang saya menemukan kartu ucapan atau kartu nama di dalam bungkusan buah tangan tersebut. Tindak Pidana Pencucian Uang Tindak Pidana Pencucian Uang Gratifikasi 12 Putih

15 KARTU PUTIH 40 Sudah 23 tahun saya bekerja sebagai seorang guru dan selalu menerima hadiah dari para orangtua murid setiap kali kenaikan kelas. Menurut saya, itu cara mereka berterima kasih dan membina hubungan baik. Saya membalas kebaikan dengan menelpon mereka, bila anakanaknya terlambat dijemput. 41 Suatu kali secara tidak sengaja saya mendengar para orangtua murid berkata: itu tuh guru yang sok tidak mau menerima hadiah dari orangtua murid. Sekarang beberapa guru lain jadi ikut-ikutan menolak hadiah. Saya hanya tersenyum sambil berlalu. 42 Saya seringkali terlibat dalam proses lelang. Saya tidak pernah bertemu atau menerima pemberian apa pun dari peserta lelang, sebelum pemenang diumumkan. Namun, biasanya pemenang lelang atas inisiatif sendiri, memberikan voucher belanja, hotel atau restoran. Saya menerima, karena proses lelang sudah selesai. 43 Setiap kali rekanan kerja suami saya datang ke rumah, dia selalu membelikan anak-anak saya makanan atau mainan yang mahal-mahal. Awalnya saya tidak keberatan, karena anak saya sangat gembira. Lama kelamaan saya mendengar cerita suami saya, bahwa rekanan tersebut sering menang tender. Akhirnya saya katakan pada rekanan tersebut: Jangan berikan apa pun lagi pada anak-anak saya, karena itu bikin susah saya dan suami. Gratifikasi Sikap anti korupsi & peran serta masyarakat Gratifikasi Sikap anti korupsi & peran serta masyarakat Putih 13

16 KARTU PUTIH 44 Saya seorang pegawai swasta. Saya punya teman baik yang bekerja di sekretariat Pemda. Ketika teman baik ini menginginkan tas tangan seperti milik saya, langsung saya belikan. Saya perlu membina hubungan baik dengannya, agar lancar bila mengurus surat-surat terkait pekerjaan saya. 45 Seorang Kepala Desa menarik biaya pembelian map untuk pengurusan akte kelahiran sebesar rp.20,000. Semua harus membeli di kantor Kepala Desa. Harga ini tentu saja jauh lebih mahal dari harga map di luar kantor. 46 Sudah 5 tahun saya bekerja di biro perjalanan. Selama itu, saya seringkali menerima permintaan dari beberapa orang untuk menyediakan kuitansi kosong. Saya merasa kesal. Akhirnya di meja kerja, saya letakkan tulisan: Tidak menyediakan kuitansi kosong. 47 Pada hari ulang tahun saya, suami membawa saya ke sebuah ruko. Suami mengatakan bahwa ruko itu adalah hadiah ulang tahun saya. Uang pembelian didapat dari sahabatnya yang katanya baru memenangkan tender. 48 Perusahaan saya berencana ikut tender pengadaan barang pemerintah di salah satu Kementerian. Ketua Panitia Lelang di Kementerian tersebut meminta komisi dan berjanji akan memenangkan Perusahaan saya. Gratifikasi Perilaku Koruptif / Tindak Pidana Korupsi Sikap anti korupsi & peran serta masyarakat Tindak Pidana Pencucian Uang Suap 14 Putih

17 KARTU PUTIH 49 Anak saya gagal masuk SMA favorit dalam Ujian Penerimaan, tapi salah seorang Guru di SMA tersebut menjamin anak saya diterima kalau membayar biaya tambahan Rp. 30 juta. 50 Anak saya sudah belajar keras agar lulus ujian sekolah. Untuk menjamin kelulusannya, saya daftarkan dia ikut les dengan salah satu Guru di sekolahnya. Suap Gratifikasi Putih 15

18 16

19 Kunci Jawaban MERAH Merah 17

20 KARTU MERAH 1 Apakah menyalahgunakan uang suami termasuk korupsi? Jelaskan 2 Apakah mengurangi jam kerja termasuk korupsi? Misalnya makan siang melebihi jam yang telah ditetapkan atau masuk terlambat atau pulang lebih cepat. 3 Jika kita sudah tahu dengan jelas misalnya ada kasus penggelapan dana ADD desa, tindakan apa yang saya bisa lakukan untuk mengungkap atau menyikapi hal tersebut? Jelaskan! 4 Apakah korupsi dan apa batasan korupsi itu? Jelaskan! Menyalahgunakan uang suami termasuk ke dalam perilaku koruptif, karena istri yang menyalahgunakannya sudah melakukan perbuatan tidak jujur. Mengurangi jam kerja termasuk dalam perilaku koruptif. Pegawai tersebut sudah menggunakan waktu kerjanya untuk melakukan kegiatan lain. Tindakan yang harus dilakukan adalah melaporkan kasus tersebut kepada pihak Kepolisian atau Kejaksaan. Laporan tersebut akan cepat ditangani apabila pelapor membawa bukti-bukti awal dugaan penggelapan dana ADD desa. Dana ADD desa merupakan uang negara yang harus dilindungi, agar dapat dimanfaatkan secara benar untuk kesejahteraan masyarakat banyak. Korupsi berasal dari bahasa Inggris, yaitu corrupt, yang berasal dari perpaduan dua kata dalam bahasa latin yaitu com yang berarti bersama-sama dan rumpere yang berarti pecah atau jebol. Istilah korupsi juga bisa dinyatakan sebagai suatu perbuatan tidak jujur atau penyelewengan yang dilakukan karena adanya suatu pemberian. Dalam prakteknya, korupsi lebih dikenal sebagai menerima uang yang ada hubungannya dengan jabatan, tanpa ada catatan administrasinya. Secara hukum pengertian korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan 18 Merah

21 KARTU MERAH perundang-undangan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang korupsi adalah UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak PIdana Korupsi dan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 5 Apakah pemberian souvenir, bingkisan atau makanan oleh kawan/ tetangga, termasuk gratifikasi? Jelaskan! 6 Apa memberikan uang pada petugas administrasi ketika mengurus SIM, merupakan suap? Jelaskan! Pemberian tersebut merupakan gratifikasi, tetapi bukan yang dimaksud dengan gratifikasi dalam tindak pidana korupsi. Gratifikasi dalam tindak pidana korupsi harus diberikan kepada Pegawai Negeri atau Pejabat Penyelenggara Negara sebagai suap yang berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya. Ya suap, karena memberikan uang kepada pegawai negeri yang berhubungan dengan jabatannya bertentangan dengan Pasal 5 ayat (1) huruf a, b UU No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20 Tahun Pembuatan SIM merupakan tugas sesuai tanggung jawab dan kewajibannya dengan standar biaya yang sudah ditentukan, sehingga tidak perlu memberikan uang lebih. Dapat timbul perlakuan yang bertentangan dengan ketentuan dalam layanan yang diberikan (contohnya, mengeluarkan SIM padahal tidak lulus tes, tidak mengeluarkan SIM padahal lulus karena tidak ada uang tambahan dsb) yang akhirnya merugikan orang lain. Merah 19

22 KARTU MERAH 7 Bisakah hal yang sudah membudaya/ menjadi kebiasaan adat, seperti suka memberi, membawakan oleh-oleh, dihentikan sebagai salah satu upaya memberantas korupsi? Seringkali hal seperti ini menyulitkan karena kalau ditolak sering dikatakan sok bersih/sok alim. Jelaskan!. 8 Apakah korupsi hanya dilakukan di lingkup Pegawai Negeri saja? 9 Apakah boleh melaporkan orang yang teridentifikasi melakukan korupsi? Jelaskan! 10 Dari mana kita harus mulai memberantas korupsi? Apakah kita bisa memberantas korupsi? Bagaimana caranya? Jelaskan! Budaya suka memberi atau membawakan oleh-oleh sebagai buah tangan merupakan salah satu cara untuk menyambung silaturahmi, sepanjang pemberian tersebut tidak diniatkan untuk menyuap sang penerima bingkisan untuk melakukan atau tidak melakukan suatu pekerjaan atau tugasnya dengan cara melawan hukum. Tindak pidana korupsi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang No 31 Tahun 1999 ditujukan kepada Pegawai Negeri dan Penyelenggara Negara. Perilaku koruptif dapat dilakukan oleh setiap orang, tidak selalu harus Pegawai Negeri. Boleh, sebagaimana diatur dalam Undang- Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 41 ayat (2) dan Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2000 tentang Tata Cara Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Kita bisa memberantas korupsi dengan memulai dari diri sendiri. Caranya adalah memulai untuk berperilaku jujur. 20 Merah

23 KARTU MERAH 11 Apakah bila membayar di tempat saat melanggar aturan lalu lintas di jalan, dapat dikatakan sebagai suap? Apakah kita bisa dihukum karena melakukan hal tersebut? Jelaskan! 12 Apakah petugas pelayanan publik seperti petugas yang mengurus KTP, akte nikah, akte kelahiran, surat keterangan miskin dll, yang meminta biaya yang tidak seharusnya atau lebih dari ketentuan, bisa disebut sebagai koruptor? Mengapa? Membayar denda atas suatu pelanggaran lalu lintas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu membayar langsung lewat bank dengan menggunakan slip warna biru atau membayar denda melalui proses sidang tilang di Pengadilan yang telah ditentukan dengan membawa slip warna merah. Apabila membayar di tempat yang dimaksud adalah memberikan sejumlah uang kepada Polisi Lalu Lintas secara langsung, maka hal itu masuk dalam kategori suap. Kita bisa dikenai hukuman karena telah memberi suap kepada Petugas Polisi Lalu Lintas karena tindakan tersebut dilakukan agar Petugas tidak memberikan tilang yang merupakan kewajibannya terhadap semua pelanggar lalu lintas. Petugas yang meminta biaya lebih dari ketentuan, tidak dapat dikatakan sebagai koruptor menurut ketentuan undang-undang, tetapi tindakan tersebut termasuk ke dalam perilaku koruptif. Seseorang dapat dikatakan sebagai koruptor apabila sudah dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan putusannya sudah berkekuatan hukum yang tetap. Merah 21

24 KARTU MERAH 13 Apakah menggunakan mobil dinas untuk kepentingan pribadi, seperti belanja ke pertokoan/antar anak sekolah/menjenguk saudara, termasuk dalam ranah korupsi? Jelaskan! 14 Apakah mungkin kita yang hanya seorang ibu rumah tangga bisa ikut serta memberantas korupsi sedangkan Polisi saja sangat sulit untuk bisa menangkap koruptor? 15 Mengapa dianggap korupsi jika kita memberikan hadiah kepada guru anak kami sebagai tanda terima kasih karena telah mendidik dan membimbing anak kami. Itu kan sekedar tanda terima kasih? Penggunaan mobil dinas selain untuk kepentingan pekerjaan dinas termasuk ke dalam ranah korupsi, karena mobil tersebut dibeli menggunakan uang negara dengan tujuan untuk memudahkan pelayanan kepada masyarakat umum. Selain itu, pada umumnya setiap mobil dinas sudah diberikan bahan bakar yang berasal dari uang negara. Apabila mobil itu digunakan untuk kepentingan pribadi, maka hal itu sudah tidak sesuai dengan tujuan awal pemberian mobil dinas. Seorang ibu rumah tangga bisa ikut serta memberantas korupsi dengan cara menahan diri untuk meminta suatu barang dari suami yang melebihi kemampuannya untuk membeli barang-barang tersebut. Atau, selalu menjaga suami dari perilaku koruptif di pekerjaannya misalnya dengan selalu menanyakan asal-usul barang yang tidak mungkin atau sulit untuk dibeli dengan kondisi keuangannya saat itu. Memberikan hadiah kepada guru sebagai tanda terima kasih dapat dianggap tindakan korupsi karena pemberian tersebut pada suatu saat akan menyebabkan guru tersebut melakukan tindakan diskriminatif kepada murid-muridnya, dengan harapan dia akan mendapatkan hadiah dari orang tua murid yang diberi perhatian lebih. Tindakan diskriminatif merupakan sikap yang tidak adil bagi murid-murid yang lain dan hal ini akan menjadi benih awal perilaku koruptif bagi siswa. 22 Merah

25 KARTU MERAH 16 Sebagai istri pejabat Pemerintah terkadang mendapat kiriman parsel terutama saat menjelang lebaran. Bagaimana sebaiknya kami menyikapinya? Apa bahayanya bila kami menerima? 17 Apakah sebenarnya KPK itu? Pejabat atau istri pejabat yang menerima kiriman parsel sebaiknya menolak untuk menerimanya. Apabila terpaksa harus diterima, sebaiknya segera dikembalikan kepada pengirimnya. Bahaya bagi orang yang menerima adalah dijatuhi pidana penjara atau denda dalam jumlah yang besar, apabila penerimaan parsel tersebut tidak dilaporkan kepada pimpinan atau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ancaman hukuman yang akan diterima berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 12B ayat (2) adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp ,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp ,00 (satu miliar rupiah) y Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah lembaga yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi jo Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Korupsi Pasal 43. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merupakan lembaga yang dibentuk dengan tugas dan wewenang melakukan koordinasi dan supervisi, termasuk melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Keanggotaan Komisi Pemberantasan Korupsi berasal dari unsur Merah 23

26 KARTU MERAH pemerintah dan unsur masyarakat (Pasal 43 UU No. 31 Tahun 1999). y KPK bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan apapun. KPK memiliki tugas: 1. koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi; 2. supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi; 3. melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi; 4. melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan 5. melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara. (Pasal 6 UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi) 18 Apakah semua masalah yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi ditangani oleh KPK? Tidak semua masalah yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi ditangani oleh KPK. Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi yang: melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara negara, dan orang lain yang ada kaitannya dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat penegak hukum atau penyelenggara negara; mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat; dan/atau menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp ,00 (satu milyar rupiah). (Pasal 11 UU No. 30Tahun 2002) 24 Merah

27 KARTU MERAH 19 Apakah negara menjamin keselamatan dan keamanan kita seandainya kita menyampaikan laporan ke KPK? Negara menjamin keselamatan dan keamanan setiap pelapor yang menyampaikan laporan ke KPK. PP No.71 Tahun 2000 menyatakan; Pasal 5 (1) Setiap orang, Organisasi Masyarakat, atau Lembaga Swadaya Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) berhak atas perlindungan hukum baik mengenai status hukum maupun rasa aman. (2) Perlindungan mengenai status hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak diberikan apabila dari hasil penyelidikan atau penyidikan terdapat bukti yang cukup yang memperkuat keterlibatan pelapor dalam tindak pidana korupsi yang dilaporkan. (3) Perlindungan mengenai status hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) juga tidak diberikan apabila terhadap pelapor dikenakan tuntutan dalam perkara lain. Pasal 6 (1) Penegak hukum atau Komisi wajib merahasiakan kemungkinan dapat diketahuinya identitas pelapor atau isi informasi, saran, atau pendapat yang disampaikan. (2) Apabila diperlukan, atas permintaan pelapor, penegak hukum atau Komisi dapat memberikan pengamanan fisik terhadap pelapor maupun keluarganya. Merah 25

28 KARTU MERAH 20 Bagaimana cara kita menyampaikan laporan ke KPK seandainya kita mengetahui ada pejabat yang korupsi atau kita curigai melakukan tindak pidana korupsi? 21 Apakah pemberian jasa dalam bisnis seperti marketing fee termasuk korupsi? 22 Apakah korupsi selalu terkait uang, bagaimana dengan korupsi waktu, penggunaan fasilitas dll? Laporan dapat disampaikan langsung kepada KPK, baik datang sendiri maupun melalui surat yang ditujukan kepada pimpinan KPK melalui bagian pengaduan dan laporan masyarakat dengan menyertakan bukti-bukti awal dan informasi lainnya yang relevan dengan kasus yang dilaporkan. Pemberian jasa seperti marketing fee dapat masuk ke dalam kategori korupsi apabila diberikan kepada pegawai pemerintah atau pejabat penyelenggara negara, terlebih lagi apabila pemberian tersebut ditujukan untuk mempengaruhinya melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang merupakan tugas dan kewajibannya. Undang-Undang tentang pemberantasan tindak pidana korupsi hanya mengatur subjek hukum dalam tindak pidana korupsi adalah Pegawai Negeri atau Pejabat Penyelenggara Negara dan objeknya adalah keuangan negara. Secara Implisit, waktu dan penggunaan fasilitas tidak diatur di dalam undang-undang tersebut. Namun apabila diurutkan lebih jauh maka tindakan menggunakan waktu kerja dan fasilitas milik negara dapat dikategorikan sebagai korupsi karena waktu kerja dan fasilitas kerja merupakan beban keuangan negara. Tindakan menggunakan waktu dan fasilitas kerja milik negara untuk kepentingan pribadi termasuk ke dalam perilaku koruptif. 26 Merah

29 KARTU MERAH 23 Apakah Mark up atau menaikkan harga di kwitansi /bukti pembayaran, juga termasuk korupsi? 24 Bila istri seorang anggota DPRD diminta suaminya untuk mendaftarkan ONH Plus sekeluarganya dengan uang tunai rp.500 juta, apakah hal ini dapat dicurigai sebagai Tindak Pidana Pencucian Uang? Jelaskan! Ya, tindakan mark up atau menaikkan harga di kwitansi/ bukti pembayaran termasuk ke dalam korupsi. Tindakan mark up dapat diancam dengan pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pasal 3 Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp ,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp ,00 (satu milyar rupiah). Ya patut diduga pencucian uang karena penghasilan tetap suami tidak sebanding dengan besar uang tunai yang akan dibelanjakan. Umumnya, pencucian uang dilakukan dengan mengaburkan asal usul uang (dari kejahatan contohnya: korupsi) dengan membelanjakannya untuk barang/ jasa yang resmi (contohnya barang mewah, perjalanan, dsb). Kemudahan transfer melalui bank juga dihindari, agar tidak tercatat Bank atau PPATK. Merah 27

30 28

31

32

Sejak anak saya sekolah TK, saya terbiasa memberikan oleh-oleh pada guru kelasnya, karena saya perlu berterima kasih dan membalas perhatian guru

Sejak anak saya sekolah TK, saya terbiasa memberikan oleh-oleh pada guru kelasnya, karena saya perlu berterima kasih dan membalas perhatian guru Sejak anak saya sekolah TK, saya terbiasa memberikan oleh-oleh pada guru kelasnya, karena saya perlu berterima kasih dan membalas perhatian guru kepada anak saya. Sekolah anak saya adalah sekolah swasta.

Lebih terperinci

NO PERTANYAAN JAWABAN 1 Kalau Anda mendapati sebuah tindakan korupsi di wilayah tempat tinggal Anda, apa yang Anda Lakukan?

NO PERTANYAAN JAWABAN 1 Kalau Anda mendapati sebuah tindakan korupsi di wilayah tempat tinggal Anda, apa yang Anda Lakukan? Kunci Jawab a n 1 Kalau Anda mendapati sebuah tindakan korupsi di wilayah tempat tinggal Anda, apa yang Anda Lakukan? 2 Amat, Kepala Dinas Kebersihan, menyewakan mobil dinas truk pengangkut sampah kepada

Lebih terperinci

Tindak Pidana Korupsi

Tindak Pidana Korupsi Tindak Pidana Korupsi 1. Apa korupsi itu? Korupsi adalah semua perbuatan atau tindakan yang diancam dengan sanksi sebagaimana diatur di dalam UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Lebih terperinci

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA MEMAHAMI UNTUK

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA

BAB II IDENTIFIKASI DATA BAB II IDENTIFIKASI DATA 2.1. Definisi Buku Saku Secara umun buku adalah kumpulan kertas tercetak dan terjilid berisi informasi yang dapat dijadikan salah satu sumber dalam proses belajar dan membelajarkan.

Lebih terperinci

MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG GRATIFIKASI, SEBAGAI AWAL DARI KORUPSI. Oleh : Ennoch Sindang Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNPK, Kementerian Keuangan

MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG GRATIFIKASI, SEBAGAI AWAL DARI KORUPSI. Oleh : Ennoch Sindang Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNPK, Kementerian Keuangan 1 MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG GRATIFIKASI, SEBAGAI AWAL DARI KORUPSI Oleh : Ennoch Sindang Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNPK, Kementerian Keuangan ABSTRAKSI Pemberian hadiah adalah sesuatu yang terbiasa

Lebih terperinci

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI. Komisi Pemberantasan Korupsi

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI. Komisi Pemberantasan Korupsi MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI Penyusun Desain Sampul & Tata Letak Isi MPRCons Indonesia

Lebih terperinci

TINDAK PI PENCUCIA DANA

TINDAK PI PENCUCIA DANA TINDAK PI PENCUCIA DANA N UANG PRINSIP DASAR PENCUCIAN UANG: Harta kekayaan yang berasal dari kejahatan; Harta hasil kejahatan itu ditransaksikan (disimpan, dititipkan, diberikan, dibayarkan, dll); Perbuatan

Lebih terperinci

PERAN SERTA MASYARAKAT

PERAN SERTA MASYARAKAT PERAN SE R MASYARA TA KAT KORUPSI TERJADI DI BANYAK SEKTOR. SETIDAKNYA ADA 11 SEKTOR YANG POTENSIAL RAWAN KORUPSI: PENDIDIKAN ANGGARAN DANA BANTUAN SOSIAL PENYALAHGUNAAN APBD MAFIA HUKUM DAN PERADILAN

Lebih terperinci

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI. UU No. 31 TAHUN 1999 jo UU No. 20 TAHUN 2001

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI. UU No. 31 TAHUN 1999 jo UU No. 20 TAHUN 2001 PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI UU No. 31 TAHUN 1999 jo UU No. 20 TAHUN 2001 PERUMUSAN TINDAK PIDANA KORUPSI PENGELOMPOKKAN : (1) Perumusan delik dari Pembuat Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana

Lebih terperinci

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI. Komisi Pemberantasan Korupsi

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI. Komisi Pemberantasan Korupsi MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI Penyusun Desain Sampul & Tata Letak Isi MPRCons Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I Pasal 1 Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Korporasi adalah kumpulan orang dan atau kekayaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Matriks Perbandingan KUHAP-RUU KUHAP-UU TPK-UU KPK

Matriks Perbandingan KUHAP-RUU KUHAP-UU TPK-UU KPK Matriks Perbandingan KUHAP-RUU KUHAP-UU TPK-UU KPK Materi yang Diatur KUHAP RUU KUHAP Undang TPK Undang KPK Catatan Penyelidikan Pasal 1 angka 5, - Pasal 43 ayat (2), Komisi Dalam RUU KUHAP, Penyelidikan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI [LN 1999/140, TLN 3874]

UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI [LN 1999/140, TLN 3874] UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI [LN 1999/140, TLN 3874] BAB II TINDAK PIDANA KORUPSI Pasal 2 (1) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan

Lebih terperinci

POTENSI KORUPSI DANA DESA DAN SANKSI HUKUMNYA pada

POTENSI KORUPSI DANA DESA DAN SANKSI HUKUMNYA pada POTENSI KORUPSI DANA DESA DAN SANKSI HUKUMNYA pada PELATIHAN APARATUR PEMERINTAH DESA DALAM BIDANG MANAJEMEN PEMERINTAHAN DESA BAGI APARATUR PEMERINTAH DESA Oleh : IPTU I GEDE MURDANA, S.H. (KANIT TIPIDKOR

Lebih terperinci

Komisi Pemberantasan Korupsi. Peranan KPK Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Komisi Pemberantasan Korupsi. Peranan KPK Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi Peranan KPK Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Bahwa tindak pidana korupsi yang selama ini terjadi secara meluas, tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga

Lebih terperinci

1 Merugikan keuangan negara; 2 Suap menyuap (istilah lain: sogokan atau pelicin); 3 Penggelapan dalam jabatan; 4 Pemerasan; 5 Perbuatan curang;

1 Merugikan keuangan negara; 2 Suap menyuap (istilah lain: sogokan atau pelicin); 3 Penggelapan dalam jabatan; 4 Pemerasan; 5 Perbuatan curang; MENGENAL KORUPSI Apakah Menurut asal katanya, korupsi berarti penyelewengan atau penyalahgunaan jabatan, demi kepentingan pribadi atau orang lain, termasuk keluarga dan kerabat. UNDANG-UNDANG PTPK (Pemberantasan

Lebih terperinci

Modul ke: ETIK UMB. Mengenali Tindakan Korupsi. Fakultas Ilmu Komputer. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Program Studi. Sistem Informasi.

Modul ke: ETIK UMB. Mengenali Tindakan Korupsi. Fakultas Ilmu Komputer. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Program Studi. Sistem Informasi. Modul ke: ETIK UMB Mengenali Tindakan Korupsi Fakultas Ilmu Komputer Yani Pratomo, S.S, M.Si. Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Mengenal Tindakan Korupsi Masyarakat sepakat bahwa Korupsi

Lebih terperinci

538 KOMPILASI KETENTUAN PIDANA DI LUAR KUHP

538 KOMPILASI KETENTUAN PIDANA DI LUAR KUHP UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI [LN 2001/134, TLN 4150] Pasal 5 (1) Dipidana dengan pidana penjara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan telah diratifikasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uang. Begitu eratnya kaitan antara praktik pencucian uang dengan hasil hasil kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. uang. Begitu eratnya kaitan antara praktik pencucian uang dengan hasil hasil kejahatan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kasus Korupsi sering kali berhubungan erat dengan tindak pidana pencucian uang. Begitu eratnya kaitan antara praktik pencucian uang dengan hasil hasil kejahatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG [LN 2002/30, TLN 4191]

UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG [LN 2002/30, TLN 4191] UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG [LN 2002/30, TLN 4191] BAB II TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG Pasal 3 (1) Setiap orang yang dengan sengaja: a. menempatkan Harta Kekayaan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DISTRIBUSI II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa salah satu alat

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN Hasil PANJA 12 Juli 2006 Dokumentasi KOALISI PERLINDUNGAN SAKSI Hasil Tim perumus PANJA, santika 12 Juli

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa salah satu alat bukti yang

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Keempat, Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4 Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Keempat, Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4 Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Modul E-Learning 3 PENEGAKAN HUKUM Bagian Keempat, Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4 Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4.1 Kewenangan KPK Segala kewenangan yang

Lebih terperinci

Pasal 5 ayat (1) huruf a. Pasal 13. Pasal 11 UU 31/1999 jo UU 20/2001. Apabila diuraikan unsur-unsur perbuatannya adalah:

Pasal 5 ayat (1) huruf a. Pasal 13. Pasal 11 UU 31/1999 jo UU 20/2001. Apabila diuraikan unsur-unsur perbuatannya adalah: SUAP SUAP DIATUR DALAM BEBERAPA PASAL Pasal 5 ayat (1) huruf a (diadopsi dari Pasal 209 KUHP) UU TINDAK PIDANA KORUPSI Pasal 13 Apabila diuraikan unsur-unsur perbuatannya adalah: Setiap orang memberi atau

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KRIMINOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS INDONESIA. Kuesioner Penelitian

DEPARTEMEN KRIMINOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS INDONESIA. Kuesioner Penelitian DEPARTEMEN KRIMINOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS INDONESIA Kuesioner Penelitian Selamat pagi/siang/sore/malam, Bapak/Ibu yang budiman, Saya adalah seorang mahasiswa pada Departemen

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesatu, Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesatu, Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010 Modul E-Learning 3 PENEGAKAN HUKUM Bagian Kesatu, Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010 3.1 Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010 3.1.1 Pemeriksaan oleh PPATK Pemeriksaan adalah proses identifikasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN (yang telah disahkan dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 18 Juli 2006) RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

STUDI KASUS KORUPSI DI INDONESIA

STUDI KASUS KORUPSI DI INDONESIA Modul ke: STUDI KASUS KORUPSI DI INDONESIA Disampaikan pada perkuliahan ETIK UMB kelas PKK Fakultas TEKNIK MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA Program Studi TEKNIK INDUSTRI www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa salah satu alat bukti yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa salah satu alat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.636, 2015 LEMSANEG. Gratifikasi. Pengendalian. Sistem. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Asal kata korupsi berasal dari bahasa latin, yang merupakan perpaduan dua kata yaitu com yang berarti bersama-sama dan rumpere yang berarti pecah atau jebol.

Lebih terperinci

1.4. Modul Mengenai Pengaturan Pemberantasan Pencucian Uang Di Indonesia

1.4. Modul Mengenai Pengaturan Pemberantasan Pencucian Uang Di Indonesia Modul E-Learning 1 PENGENALAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENDANAAN TERORISME Bagian Keempat. Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia Tujuan Modul bagian keempat yaitu Pengaturan

Lebih terperinci

Gratifikasi. Suap, Pungli. Hukum positif Jenis-jenis korupsi (UU No. 31 Th 1999 jo. UU No. 20 Th 2001) 4/17/2013. Janji/ suap.

Gratifikasi. Suap, Pungli. Hukum positif Jenis-jenis korupsi (UU No. 31 Th 1999 jo. UU No. 20 Th 2001) 4/17/2013. Janji/ suap. Suap, Pungli Gratifikasi Tips menolak gratifikasi. & Disusun oleh : Erif Hilmi. Hukum positif Jenis-jenis korupsi (UU No. 31 Th 1999 jo. UU No. 20 Th 2001) Tindak koruptif yang paling sulit dihindari.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kejahatan yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA KORUPSI

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA KORUPSI 20 BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA KORUPSI A. Undang-Undang Dasar 1945 Adapun terkait hal keuangan, diatur di dalam Pasal 23 Undang-Undang Dasar 1945, sebagaimana

Lebih terperinci

TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.248, 2016 BPKP. Pengaduan. Penanganan. Mekanisme. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan korupsi yang terjadi di Indonesia selalu menjadi hal yang hangat dan menarik untuk diperbincangkan. Salah satu hal yang selalu menjadi topik utama

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI. tindakan mengambil uang Negara agar memperoleh keuntungan untuk diri sendiri.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI. tindakan mengambil uang Negara agar memperoleh keuntungan untuk diri sendiri. BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI A. Pengertian Korupsi Pengertian korupsi menurut masyarakat awam khususnya adalah suatu tindakan mengambil uang Negara agar memperoleh keuntungan untuk

Lebih terperinci

ASPEK HUKUM DALAM SISTEM MANAJEMEN MUTU KONSTRUKSI

ASPEK HUKUM DALAM SISTEM MANAJEMEN MUTU KONSTRUKSI ASPEK HUKUM DALAM SISTEM MANAJEMEN MUTU KONSTRUKSI Disampaikan dalam kegiatan Peningkatan Wawasan Sistem Manajemen Mutu Konsruksi (Angkatan 2) Hotel Yasmin - Karawaci Tangerang 25 27 April 2016 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR 1 WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BLITAR,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 90 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 90 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 91, 2015 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 90 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Penghargaan. Piagam. Korupsi. Tata Cara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Penghargaan. Piagam. Korupsi. Tata Cara. No.288, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Penghargaan. Piagam. Korupsi. Tata Cara. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH-04.KP.07.05 TAHUN 2009 TENTANG

Lebih terperinci

barang dan jasa yang dibutuhkan, untuk mendapatkan mitra kerja yang sesuai dengan kriteria perusahaan diperlukan suatu proses untuk pemilihan

barang dan jasa yang dibutuhkan, untuk mendapatkan mitra kerja yang sesuai dengan kriteria perusahaan diperlukan suatu proses untuk pemilihan BAB IV TINJAUAN HUKUM MENGENAI PENGADAAN BARANG DAN JASA MELALUI SISTEM ELEKTRONIK PADA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istilah yang sering dipakai dalam bidang filsafat dan psikologi.(ensiklopedia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istilah yang sering dipakai dalam bidang filsafat dan psikologi.(ensiklopedia 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang eksistensi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Eksistensi berarti hal berada atau dapat pula diartikan sebagai keberadaan. Eksistensi merupakan istilah

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesepuluh, Penelusuran Aset Penelusuran Aset. Modul E-Learning 3

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesepuluh, Penelusuran Aset Penelusuran Aset. Modul E-Learning 3 Modul E-Learning 3 PENEGAKAN HUKUM Bagian Kesepuluh, Penelusuran Aset 3.10 Penelusuran Aset Harta kekayaan yang berasal dari hasil kejahatan merupakan motivasi nafsu bagi tindak kejahatan itu sendi. Ibarat

Lebih terperinci

2017, No Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2017, No Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun No.729, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Konflik Kepentingan Pencegahan dan Penanganan. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG HAK KEUANGAN, KEDUDUKAN PROTOKOL, DAN PERLINDUNGAN KEAMANAN PIMPINAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KPK, BNN DAN PPATK --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2015-2016

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kejahatan yang menghasilkan

Lebih terperinci

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENANGANAN PENGADUAN (WHISTLEBLOWER SYSTEM) TINDAK PIDANA KORUPSI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA

Lebih terperinci

CACATAN TERHADAP RUU PERLINDUNGAN SAKSI BERDASARKAN UU DAN PP TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DAN PENCUCIAN UANG

CACATAN TERHADAP RUU PERLINDUNGAN SAKSI BERDASARKAN UU DAN PP TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DAN PENCUCIAN UANG CACATAN TERHADAP RUU PERLINDUNGAN SAKSI BERDASARKAN UU DAN PP TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DAN PENCUCIAN UANG Definisi Saksi Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyelidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benar-benar telah menjadi budaya pada berbagai level masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. benar-benar telah menjadi budaya pada berbagai level masyarakat sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena korupsi yang terjadi di Indonesia selalu menjadi persoalan yang hangat untuk dibicarakan. Salah satu hal yang selalu menjadi topik utama sehubungan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2000 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI PERATURAN

Lebih terperinci

ETIK UMB. Pengembangan Wawasan (Mengenali Tindakan Korupsi) Modul ke: 09Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen

ETIK UMB. Pengembangan Wawasan (Mengenali Tindakan Korupsi) Modul ke: 09Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen Modul ke: 09Fakultas Gunawan EKONOMI ETIK UMB Pengembangan Wawasan (Mengenali Tindakan Korupsi) Wibisono SH MSi Program Studi Manajemen Mengenali Tindakan Korupsi Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa mampu menjelaskan

Lebih terperinci

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 1 1 Bab 07 Never let corruptors unpunished DELIK KORUPSI DALAM RUMUSAN UNDANG-UNDANG Delik Korupsi Dalam Rumusan

Lebih terperinci

ETIK UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya. Pendahuluan. Modul ke: Daftar Pustaka. 12Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

ETIK UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya. Pendahuluan. Modul ke: Daftar Pustaka. 12Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Modul ke: 12Fakultas ISLAHULBEN, Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen ETIK UMB Tindakan Korupsi dan Penyebabnya SE., MM Pendahuluan Bentuk Korupsi Akhiri Presentasi Gratifikasi Daftar Pustaka Pendidikan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tindak pidana korupsi

Lebih terperinci

Korupsi dan Peran Serta Masyarakat dalam Upaya Penanggulangannya. Oleh : Dewi Asri Yustia. Abstrak

Korupsi dan Peran Serta Masyarakat dalam Upaya Penanggulangannya. Oleh : Dewi Asri Yustia. Abstrak Korupsi dan Peran Serta Masyarakat dalam Upaya Penanggulangannya Oleh : Dewi Asri Yustia Abstrak Apakah kita masih bangga dengan Negara kita? apabila kita melihat catatan dari Ignatius Haryanto dalam artikelnya

Lebih terperinci

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) Jawablah pertanyaan dibawah ini!

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) Jawablah pertanyaan dibawah ini! Nama : Muhammad Nur Jamaluddin NPM : 151000126 Kelas : O Mata Kuliah : Money Laundering Crime Dosen : Maman Budiman, S.H.,M.H. Jawablah pertanyaan dibawah ini! 1. Apa yang dimaksud dengan pencucian uang?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keuangan negara sebagai bagian terpenting dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keuangan negara sebagai bagian terpenting dalam pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keuangan negara sebagai bagian terpenting dalam pelaksanaan pembangunan nasional yang pengelolaannya diimplemantasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa

Lebih terperinci

PENGERTIAN KORUPSI. Bab. To end corruption is my dream; togetherness in fighting it makes the dream come true. PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

PENGERTIAN KORUPSI. Bab. To end corruption is my dream; togetherness in fighting it makes the dream come true. PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI Bab 01 PENGERTIAN To end corruption is my dream; togetherness in fighting it makes the dream come true. KORUPSI 2 Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa mampu menjelaskan arti kata dan definisi korupsi secara tepat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2000 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI PRESIDEN

Lebih terperinci

TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA

TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA Modul ke: 11 Udjiani Fakultas PSIKOLOGI 1. Pengertian Korupsi 2. Bentuk-bentuk Korupsi 3. Jenis Tindak Pidana Korupsi 4. Grafitikasi 5. Penyebab Korupsi Hatiningrum,SH.,M

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 19.a TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 19.a TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 19.a TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang :

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

2013, No.50 2 Mengingat c. bahwa Indonesia yang telah meratifikasi International Convention for the Suppression of the Financing of Terrorism, 1999 (K

2013, No.50 2 Mengingat c. bahwa Indonesia yang telah meratifikasi International Convention for the Suppression of the Financing of Terrorism, 1999 (K LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.50, 2013 HUKUM. Pidana. Pendanaan. Terorisme. Pencegahan. Pemberantasan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5406) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA KASUS. Lihat Putusan Pengadilan Negeri Jakarta tertanggal 27 Mei 2008, No. 06/Pid/Prap/2008/PN Jkt-Sel

BAB 4 ANALISA KASUS. Lihat Putusan Pengadilan Negeri Jakarta tertanggal 27 Mei 2008, No. 06/Pid/Prap/2008/PN Jkt-Sel 59 BAB 4 ANALISA KASUS 4.1 Posisi Kasus Penangkapan Dalam Hal Tertangkap Tangan Atas Al Amin Nasution Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi Tindak Pidana Korupsi di Indonesia sudah begitu parah dan meluas

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG I. UMUM. Berbagai kejahatan, baik yang dilakukan oleh orang perseorangan maupun oleh korporasi

Lebih terperinci

SALAH PERSEPSI SOAL KORUPSI

SALAH PERSEPSI SOAL KORUPSI SALAH PERSEPSI SOAL KORUPSI Oleh: ANATOMI MULIAWAN Dosen Fakultas Hukum Universitas Indonusa Esa Unggul ABSTRAK Pemberantasan korupsi merupakan isu yang sedang hangat di Indonesia. Rasanya semua media

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.970, 2016 OMBUDSMAN. Pengendalian Gratifikasi. Pencabutan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Kasus PDAM Makassar, Eks Wali Kota Didakwa Rugikan Negara Rp 45,8 Miliar

Kasus PDAM Makassar, Eks Wali Kota Didakwa Rugikan Negara Rp 45,8 Miliar Kasus PDAM Makassar, Eks Wali Kota Didakwa Rugikan Negara Rp 45,8 Miliar www.kompas.com Mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin didakwa menyalahgunakan wewenangnya dalam proses kerja sama rehabilitasi,

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT INTERNAL TIMUS KOMISI III DPR-RI DALAM RANGKA PEMBAHASAN RANCANGAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM

Lebih terperinci

Bab XXVIII : Kejahatan Jabatan

Bab XXVIII : Kejahatan Jabatan Bab XXVIII : Kejahatan Jabatan Pasal 413 Seorang komandan Angkatan Bersenjata yang menolak atau sengaja mengabaikan untuk menggunakan kekuatan di bawah perintahnya, ketika diminta oleh penguasa sipil yang

Lebih terperinci

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc. VESUVIUS plc Kebijakan Anti-Suap dan Korupsi PERILAKU BISNIS UNTUK MENCEGAH SUAP DAN KORUPSI Kebijakan: Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Tanggung Jawab Perusahaan Penasihat Umum Versi: 2.1 Terakhir diperbarui:

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Tinjauan hukum..., Benny Swastika, FH UI, 2011.

BAB IV PENUTUP. Tinjauan hukum..., Benny Swastika, FH UI, 2011. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan semua uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab terdahulu, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengaturan mengenai pembuktian terbalik/pembalikan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.711, 2013 MAHKAMAH AGUNG. Penyelesaian. Harta. Kekayaan. Tindak Pidana. Pencucian Uang. Lainnya PERATURAN MAHKAMAH AGUNG

BERITA NEGARA. No.711, 2013 MAHKAMAH AGUNG. Penyelesaian. Harta. Kekayaan. Tindak Pidana. Pencucian Uang. Lainnya PERATURAN MAHKAMAH AGUNG BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.711, 2013 MAHKAMAH AGUNG. Penyelesaian. Harta. Kekayaan. Tindak Pidana. Pencucian Uang. Lainnya PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci