PENGATURAN BAHAN BAKAR GAS PADA GAS TURBIN DI UP MUARA TAWAR
|
|
- Sonny Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Makalah Kerja Praktek PENGATURAN BAHAN BAKAR GAS PADA GAS TURBIN DI UP MUARA TAWAR Yuandhica Adi Pradana ( ), Budi Setiyono, ST, MT ( ) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak Listrik semakin tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan masyarakat sehari-hari. Hampir semua peralatan baik rumah tangga, kantor hingga pendidikan memerlukan listrik untuk pengoperasiannya. Tidak heran apabila kebutuhan listrik semakin hari semakin meningkat. Bahan bakar gas yang digunakan di PLTGU muara tawar adalah Liquid Natural Gas (LNG) yang sebelumnya sudah diubah menjadi bentuk cair agar memudahkan dalam proses distribusi. Pengaturan bahan bakar gas yang masuk ke ruang bakar dilakukan oleh tiga buah kontrol valve yang bukaannya diatur oleh Processor. Pengaturan tidak terbatas hanya pada jumlah bahan bakar gas saja, melainkan udara yang masuk serta waktu pengapiannya, sehingga didapatkanlah pembakaran yang sempurna. Kata kunci : Kontrol Valve, LNG, Sistem Kontrol, Field Instrumen, Sistem Proteksi Listrik I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik semakin tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan masyarakat sehari-hari. Hampir semua peralatan baik rumah tangga, kantor hingga pendidikan memerlukan listrik untuk pengoperasiannya. Tidak heran apabila kebutuhan listrik semakin hari semakin meningkat. Peningkatan inilah yang seharusnya didukung dengan peningkatan kapasitas energi listrik. Sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk mengurangi penggunaan energi minyak, dibangunlah pembangkitpembangkit menggunakan sumber energi lainnya. Gas menjadi salah satu solusinya, selain ramah lingkungan, uap sisa pembakaran dapat dimanfaatkan kembali untuk menggerakkan turbin atau dikenal dengan siklus tertutup. Efisiensi energi juga menjadi fokus pemerintah akhir-akhir ini. Mendapatkan daya yang besar dari energi yang terbatas tengah diusahakan. Selain itu dengan memanfaatkan bahan bakar secara maksimal dalam proses pembakaran juga bentuk dari efisiensi energi. Maka dari itu diperlukanlah pengaturan bahan bakar, agar bahan bakar yang masuk keruang bakar semuanya dapat diubah dalam bentuk energi, sehingga tidak terbuang sia-sia. Bahan bakar gas yang digunakan di PLTGU muara tawar adalah Liquid Natural Gas (LNG) yang sebelumnya sudah diubah menjadi bentuk cair agar memudahkan dalam proses distribusi. Pengaturan bahan bakar gas yang masuk ke ruang bakar dilakukan oleh tiga buah kontrol valve yang bukaannya diatur oleh Processor. Pengaturan tidak terbatas hanya pada jumlah bahan bakar gas saja, melainkan udara yang masuk serta waktu pengapiannya, sehingga didapatkanlah pembakaran yang sempurna. 1.2 Pembatasan Masalah Dalam Makalah Kerja Praktek ini, penulis membatasi masalah hanya pada cara kerja dari pengaturan bahan bakar gas pada turbin gas di PLTGU Muara Tawar. II. SISTEM PLTGU DAN LNG 2.1 Sistem PLTGU Sistem pembangkitan tenaga listrik pada pembangkit listrik tenaga gas dan uap
2 terbagi menjadi dua sistem yaitu system opened cycle power plant dan system combined cycle power plant Sistem Opened Cycle Power Plant diambil alih oleh governor. Fungsi utama pengaturan putaran ini adalah untuk menjaga kestabilan sistem secara keseluruhan terhadap adanya variasi beban atau gangguan pada sistem LNG (Liquefied Natural Gas) Liquefied natural gas (LNG) adalah gas alam yang telah diproses untuk menghilangkan ketidakmurnian dan hidrokarbon berat dan kemudian dikondensasi menjadi cairan pada tekan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar Celcius. Gambar 2.1 Proses Opened Cycle Power Plant Sistem pembangkitan dengan opened cycle seperti ditunjukkan gambar 2.1, sisa gas panas dari hasil pembakaran langsung dibuang melalui cerobong asap Sistem Combined Cycle Power Plant Gambar 2.2 Proses Combined Cycle Power Plant Sistem pembangkitan dengan combined cycle plant seperti terlihat pada gambar 2.2 yaitu memanfaatkan kembali panas hasil buangan dari gas sekitar C untuk disalurkan melalui HRSG menuju turbin uap Governor Governor digunakan sebagai interface antara turbin penggerak dan generator. Pengaturan putaran turbin sejak turbin mulai bergerak sampai steady state dilakukan oleh governor, jadi bukan Proteksi Sistem Tenaga Listrik Yang dimaksud dengan sistem proteksi tenaga listrik adalah sistem pengaman pada peralatan-peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik, seperti generator, bus bar, transformator, saluran udara tegangan tinggi, saluran kabel bawah tanah, dan lain sebagainya terhadap kondisi abnormal operasi sistem tenaga listrik tersebut (J. Soekarto, 1985). III. PENGATURAN BAHAN BAKAR GAS PADA GAS TURBIN DI UP MUARA TAWAR 3.1 Komponen Utama Sistem Bahan Bakar UP Muara Tawar Sistem fuel gas terdiri dari komponen utama berikut: Pemasok bahan bakar gas: Gas flow measurement station MBP01 CF001 Fuel gas block MBP10: Motorized main shut-off valve MBP31 AA001 Motorized relief valve MBP31 AA002 Fuel gas control block dengan: Trip shut-off valve MBP40 AA001 Control valve MBP41 AA001 Control valve MBP42 AA001 Control valve MBP43 AA001
3 Gambar 3.1 Kontrol Valve pada aliran bahan bakar gas Pressure relief valve MBP50 AA001 Gambar 3.2 Pressure Relief Valve Fuel Distribution System (FDS) MBM31 dengan tiga system bahan bakar gas yang terkontrol MBP41/42/43. Combustor MBM30 with 72 EV burners. Peralatan keselamatan dan monitoring. Gambar 3.3 Fuel Gas System Simplified Diagram Proses aliran bahan bakar gas dijelaskan dengan sederhana menggunakkan gambar 3.3. Proses mulamula dimulai dengan supply bahan bakar gas melalui pipa. Aliran bahan bakar seterusnya melewati Main Shut Off Valve MBP 31 AA001. Main Shutt Off Valve digunakan sebagai proteksi apabila terjadi kerusakkan pada system. Main Shut Off Valve ini akan memblok aliran bahan bakar gas sehingga tidak terjadi aliran bahan bakar gas menuju combuster. Setelah melewati main shut off valve, aliran gas akan melewati percabangan. Percabangan pertama adalah Gas Relief Valve MBP31 AA002. Valve ini digunakan untuk mengurangi tekanan dari gas pada pipa utama apabila Trip Shut Off Valve menutup atau apabila pressure dari pipa melebihi setpoint yang ditentukkan sebelumnya. Kembali ke jalur pipa utama, proses selanjutnya melewati Dirt trap MBP31 AT001. Dirt trap ini digunakan untuk menyaring kembali gas yang akan masuk ke system, sehingga bebas dari kotoran dan tidak menyumbat aliran bahan bakar menuju combuster. Setelah disaring, bahan bakar melewati trip shut off valve MBP40 AA001 yang merupakan valve pengaman apabila system tiba-tiba terjadi trip. Valve ini akan menutup secepat mungkin untuk memblok bahan bakar sehingga tidak terjadi pembakaran didalam combuster dan system dapat tip secara aman. Trip shut off valve ini digerakkan secara hidrolik oleh hydraulic safety system MBX42. Selanjutnya aliran bahan bakar kembali melewati percabangan. Pada percabangan pertama terdapat Fuel Gas Relief Valve yang berfungsi untuk membuang tekanan pada pipa utama apabila control valve MBP41/42/43 AA001 menutup atau apabila tekanan pada pipa melebihi set point yang telah ditentukkan. Kembali ke pipa utama, aliran utama
4 terbagi menjadi tiga cabang, yang diujungnya terdapat control valve. Control valve ini nantinya akan diatur sesuai dengan operasi yang digunakkan apakah operasi pilot atau operasi premix dan juga control valve ini yang nantinya akan mengatur banyaknya bahan bakar yang masuk kedalam combuster, agar pembakaran dapat terjadi secara efisien yaitu semua bahan bakar yang masuk dapat dibakar didalam combuster. Ketiga control valve ini digerakkan oleh Electro hydraulic control servometer MBX41/42/43 AU001. Servometer inilah yang nantinya akan mengatur lebarnya bukaan dari control valve. Pada percabangan yang pertama, MBP41 ini mensuplai 60 EV burners dan digunakkan pada operasi premix, sedangkan MBP42 mensuplai 12 EV burners dan digunakkan pada operasi premix juga sedangkan MBP63 mensuplai mensuplai 50 EV burners yang digunakan pada operasi pilot. Selanjutnya bahan bakar gas kembali difilter oleh MBP41/42/43 AT100 untuk memastikan bahan bakar gas yang masuk benar-benar bersih. Selanjutnya bahan bakar menuju ke burners, yang nantinya akan dibakar didalam combuster. Gambar 3.4 Burners, Combuster dan Turbin PLTGU Muara Tawar Untuk mensuplai satu buah kombuster digunakkan burners sebanyak 72 buah. MBP42 menggunakkan 12 buah burners yang dibagi menjadi 6 sektor dan masing-masing sector mendapatkan 2 buah burners. Sedangkan 60 sisanya digunakan bersamaan antara MBP41 dan MBP43. Apabila digunakan operasi premix, maka ke 60 burners ini mendapatkan aliran bahan bakar dari MBP41, sedangkan apabila menggunakan operasi pilot, maka MBP43 lah yang mensuplai 50 burners tersebut. Ke 50 burners tersebut dibagi menjadi 6 sektors, dengan masing-masing sector mendapatkan 10 buah burners. 3.2 Prinsip Kerja Sistem Pengaturan Bahan Bakar pada UP Muara Tawar Bahan Bakar gas disuplai pada tekanan yang sesuai untuk pasokan bahan bakar gas MBP01. Main shut-off valve MBP31 AA001 berguna untuk mengisolasi blok kontrol fuel gas dari pasokan bahan bakar gas. Sedangkan Relief valve MBP31 AA002, digunakan untuk mengurangi tekanan bahan bakar gas saat main shut-off valve MBP31 AA001 dan trip shut-off valve MBP40 AA001 berada dalam posisi tertutup. Gas tersebut nantinya akan dibuang melalui pipa menuju ke atsmosfer. Blok control bahan bakar gas terdiri dari komponen sebagai berikut: Trip shut-off valve MBP40 AA001 Tiga buah Kontrol Valve untuk pengaturan bahan bakar gas MBP41/42/43 AA001 Relief Valve MBP50 AA001 Ignition gas Unit MBP60 AA Operasi Sistem ini harus dioperasikan sesuai dengan konsep operasi pada plant. Sebelum start-up, persiakan sistem dan memeriksa posisi dan status komponen menurut manual "Persiapan Check List sebelum Start-up" Kondisi tidak beroperasi Selama tidak beroperasi, posisi valve adalah sebagai berikut: Main shut-off valve MBP31 AA001, trip shut-off valve MBP40 AA001 dan kontrol valve MBP41/42/43AA001 dalam posisi
5 tertutup. Hal ini dilakukkan agar tidak terjadi aliran bahan bakar memasukki ruang bakar. Relief valve MBP31 AA002 dan MBP50 AA001 dalam posisi terbuka. Hal ini dilakukkan agar pipa diantara shut-off valve dan EV burners bebas dari tekanan Start-up Untuk memulai proses start-up pada gas turbin, terdapat dua pilihan operasi, yaitu manual dan automatic. Operasi manual sangat diperlukkan ketelitian yang tinggi dari operator, sehingga hanya dilakukkan pada kondisi darurat saja. Pada operasi automatic, setelah operator memilih operasi "Automatic Start Gas", EGATROL secara otomatis memerintahkan kontroler turbin gas mengatur start-up dan operasi. Gambar 3.9 Elektronik Gas Control Gambar 3.10 Tampilan HMI pada EGATROL Rotor dipercepat dan dipertahankan pada kecepatan tertentu untuk menghilangkan bahan bakar yang tertinggal dalam cerobong pembuangan, selain itu hal ini juga berguna untuk memulihkan panas pada generator uap. Sebelum Function Group (FG) ignition dinyalakkan, relief valve MBP31 AA002 akan menutup agar tidak membuang uap yang diperlukkan dalam proses ini, sedangkkan main shut-off valve MBP31 AA001 akan dibuka agar aliran bahan bakar gas dapat terbentuk. Setelah itu bahan bakar gas akan mengalir melalui blok bahan bakar gas masuk kedalam blok kontrol bahan bakar gas. Selama proses awal pengapian, sequence relief valve MBP50 AA001 akan terus menutup agar uap yang dihasilkkan tidak dibuang, trip shut-off valve MBP40 AA001 akan tetap membuka, dan control valve MBP43 AA001 digunakkan untuk mengendalikan banyaknya bahan bakar gas yang masuk kedalam combuster. Selama dikenai beban, burner dioperasikkan dengan ketentuan sebagai berikut: Pada awalnya, bahan bakar disupply melalui pilot supply line dari kelompok ¾ saja, dalam hal ini adalah MBP43 AA001. Setelah beban ditambahkan, premix fuel gas pelan-pelan didistribusikan oleh kelompok ¾ dalam hal ini MBP41 AA001, dan kelompok ¼ dalam hal ini MBP42 AA001. Pada waktu yang sama aliran bahan bakar gas dari MBP43 AA001 mulai dikurangi. Dua buah ignition MBM31 AV213/613 digunakkan untuk menyalakan bahan bakar gas, selang waktu tertentu flame monitors MBM31 CR001/002/003 diaktifkan untuk memantau adanya api didalam combuster. Urutan start-up dilanjutkan apabila terdapat dua dari tiga flame monitor mendeteksi api. Setelah kondisi ini tercapai langkah berikutnya adalah mengurangi energy system pengapianya dan dipertahankan dalam posisi "istirahat".
6 Gas turbin rotor kini dipercepat oleh Static Starting Device (SFC). Turbin gas dikendalikan oleh start up controller (kontol open loop). Bukaan dari control valve MBP43 AA001 ditingkatkan oleh gradien yang diprogram distart up controller. Control kecepatan mengambil alih sesaat hingga kecepatan sinkronisasi tercapai. Ketika semua kondisi sinkronisasi telah tercapai dan dinyatakan stabil (tegangan, frekuensi, Sudut fase dan arah medan putar semuanya sesuai dengan jaringan) Generator secara otomatis terhubung ke jaringan HV melalui generator breaker Shutdown Ketika turboset gas dalam masih dalam load operation dan tiba-tiba diperintahan untuk shutdown "GT Stop" dimulai, set point beban secara otomatis diatur ke nol. Beban berkurang sepanjang diberikan deloading gradien. Control valve MBP41/42/43 AA001 dioperasikan dalam urutan terbalik seperti pada start-up. Setelah mencapai beban minimum generator terputus dari jaringan, turbin gas dipertahankan selama lima menit pada kondisi idle (pendinginan), setelah itu turbin gas akan shutdown. Setelah dalam operasi idle (pendinginan) Control valve MBP41/42/43 AA001 menutup Trip shut-off valve MBP40 AA001 menutup Relief valve MBP50 AA001 terbuka Setelah itu Main shut-off valve MBP31 AA001 menutup Relief valve MBP31 AA002 terbuka Relief Valve membuka koneksi ke udara, sehingga bagian pipa antara main shut-off valve dan EV burner akan mengalami penurunan tekanan Loading Deloading Sebelum operator mengaktifkan perintah start-up dia harus memilih "Operasi Idle" atau "Load Set Point" misalnya 150 MW. Dalam operasi idle turboset gas berputar dengan kecepatan nominal agar generator berputar dalam kecepatan yang tetap "off grid". Ketika set point beban sudah dipilih, generator disinkronisasi dengan singkat setelah semua kondisi sinkronisasi telah diuji. Turbin gas ini kemudian diberikan beban berdasarkan karakteristik gradien beban (kenaikan beban per satuan waktu) sampai beban set point tercapai atau batas suhu telah tercapai. Turboset gas tidak dapat dioperasikan pada beban dibawah beban minimum yang diberikan, hal ini untuk mencegah daya relay akan terbalik yang akan menyebabkan generator breaker terbuka. Pembebanan dari beban minimum hingga operasi beban puncak dapat dibagi menjadi tiga tahap: Tahap 1: Aliran bahan bakar gas ditingkatan oleh load/ temperature controller sampai Temperature After Turbine (TAT) mencapai TAT maks. TAT max tergantung pada kondisi ambien dan tekanan pada bagian belakang gas buang. Tahap 2: Dari titik ini TAT dikendalikan agar tetap konstan dan beban ditingkatkan dengan membuka Variable Inlet Guide Vanes (VIGV) dilanjutkan dengan meningkatkan aliran bahan bakar. Mengubah posisi dari VIGV berdampak dalam perubahan aliran massa udara melalui turbin gas. Aliran bahan bakar gas dikendalikan oleh controller beban dan VIGV bergerak tergantung pada permintaan beban. Tahap 3:
7 Ketika Turbine Inlet Temperature (TIT) mencapai beban TIT puncak, maka akan dipertahankan agar tetap konstan. VGIV akan dibuka dan aliran bahan bakar ditingkatkan sampai VIGV dalam posisi terbuka maksimal dengan demikian aliran udara maksimum melalui turbin gas tercapai. Karena aliran massa peningkatan TAT udara akan berkurang. Deloading: Jika turboset gas dioperasikan dengan set point yang lebih rendah "Load Set point" dari pengaturan sebelumnya, deloading dilakukan dalam urutan terbalik dengan loading normal yang sebelumnya dijelaskan. 3.3 Proses Pengaturan Bahan Bakar Gas pada Gas Turbin Banyaknya bahan bakar gas yang masuk kedalam steam turbin berpengaruh pada putaran dan daya yang dihasilkan oleh pembangkit. Semakin banyak bahan bakar yang masuk ke turbin gas, maka putaran dan daya yang dihasilkanpun semakin besar, begitu juga sebaliknya semakin sedikit bahan bakar yang masuk maka semakin pelan dan kecil daya yang dihasilkan. Bahan bakar pada gas turbin berpengaruh dalam pembakaran pada turbin. Oleh karena itu proses pengaturan bahan bakar sangatlah penting untuk dilakukan. Pada saat start up, start down, beban puncak membutuhkan suplai bahan bakar yang berbeda-beda, hal ini lah yang menyebabkan pengaturan bahan bakar sangat penting dilakukan. Apabila salah dalam penangannya bias jadi unit akan trip, sehingga menyebabkan kerugian yang sangat besar, dan juga bias merusak bagian lain dari turbin gas ini. Dalam prosesnya, terdapat 3 buah control valve pada gas turbin, yang nantinya akan memasok bahan bakar yang masuk kedalam gas turbin. Control valve ini difungsikan sebagai governor yang akan mengatur frekuensi atau putaran rotor, dan daya yang dihasilkan dari generator. Pada pembangkit Muara Tawar, ada tiga buah control parameter y yang mempengaruhi pasokan bahan bakar yang masuk kedalam gas turbin. ketiga control parameter y dapat dilihat dari gambar logic 3.11 ini: Gambar 3.11 Diagram Logic Pengaturaan Bahan Bakar Gas Terlihat dari gambar logic 4.10 bahwa, terdapat tiga kondisi yang mempengaruhi control parameter y, ketiga kondisi itu adalah start-up/ shut down controller, temperature controller, dan freq/ load controller. Ketiga kondisi ini lah yang nantinya akan mempengaruhi pasokan gas kedalam combuster. Kondisi start up/ shut down adalah kondisi ketika turbin akan dioperasikan atau akan dimatikan. Kondisi temperature controller adalah kondisi untuk mengatur temperature turbin agar tidak melebihi temperature yang diizinkan. Kondisi freq/ load controller adalah kondisi untuk mempertahankan frequensi dari system tetap diangka 50 Hz. Dari ketiga kondisi ini nantinya tidak dijalankan semua, melainkan bergantian tergantung dari kondisi minimal dari ketiga kondisi tersbut. Maksudnya ketiga kondisi tersebut akan dipilih mana kondisi yang paling sesuai dengan keadaan system sekarang. Fungsi MIN inilah nantinya akan menyeleksi ketiga kondisi tersebut, dan nantinya akan menjadi inputan pada control parameter y.
8 a. Saat Startup - Shut down Control Gambar 3.12 Diagram Logic Startup - Shut down Control Start-up/ Shut down controller adalah kondisi penyuplaian bahan bakar gas ketika mesin baru dinyalakan dan akan dimatikkan. Start-up/ shut down controller menggunakkan controller integrator hal ini dapat dilihat dari fungsi SWI. SWI merupakan fungsi integrator. Dalam makalah ini hanya fungsi GRD (Gradient) pada SWI saja yang akan dibahas. Hal ini karena fungsi GRD nya lah yang akan dikontrol sesuai dengan kondisi dari system. Fungsi GRD juga nantinya akan dibandingkan dengan E (input) yang nantinya akan menentukan keluaran A (output) system. Fungsi GRD dari system ini mendapar masukkan dari Start-up Grad. Gambar 3.13 Diagram logic Start-up Grad Dapat dilihat dari gambar logic 3.13, bahwa kondisi start-up turbin dibagi menjadi 3 kondisi, yaitu normal start, cold start dan hot start. Logika UMS adalah saklar, apabila S bernilai 0, maka E01 lah yang akan dijalankan, sedangkan apabila S bernilai 1, maka E 02 lah yang akan dijalankan. Logika FKG adalah fungsi gradient, yang akan memberikan nilai output berdasarkan masukan inputnya. Untuk kondisi normal start hanya dapat tercapai ketika cold start tidak aktif atau berlogika 0 dan hot start juga tidak aktif atau berlogika 0 juga. Pada kondisi ini terjadi logika FKG, yaitu fungsi gradient yang akan menentukkan nilai output berdasarkan dengan inputnya yang terjadi. Input dari FKG pada normal start berasal dari sensor speed, dengan batasan 0 sampai 3000 RPM. Untuk kondisi cold start terjadi ketika cold start mengirimkan logika 1 atau aktif dan hot start mengirimkan logika 0 atau tidak aktif. Pada kondisi ini terjadi logika FKG, yaitu fungsi gradient yang akan menentukkan nilai output berdasarkan dengan inputnya yang terjadi Input dari FKG pada cold start berasal dari sensor speed, dengan batasan 0 sampai 3000 RPM. Untuk kondisi hot start terjadi ketika cold start mengirimkan logika 0 atau tidak aktif dan hot start mengirimkan
9 logika 1 atau aktif. Pada kondisi ini terjadi logika FKG, yaitu fungsi gradient yang akan menentukkan nilai output berdasarkan dengan inputnya yang terjadi Input dari FKG pada hot start berasal dari sensor speed, dengan batasan 0 sampai 3000 RPM. Setelah data dari GRD (Gradient) didapat, maka kembali lagi ke controller integrator diatas. Setelah ini akan dijelaskan cara memproses data agar ditemukan sinyal output berdasarkan masukan E, A dan GRD. E adalah input, dan A adalah output, sedangngkan GRD adalah gradient, yaitu variable kondisi yang menentukkan keluaran dari controller. Output dari A mengikuti inputan dari E dengan gradient adalah da/dtyang dapat dikontroller dengan input GRD diperlihatkan didalam dibawah ini. Tabel 3.1 Penentuan nilai output Kondisi ketiga dari proses pengaturan gas adalah kondisi temperature controller. Kondisi ini dijalankan untuk mengecek temperature dari turbin agar tidak melebihi temperature yang telah diset. Temperature controller menggunakkan controller PI dalam proses kerjanya, dan dapat dilihat pada gambar diagram ladder 3.15 ini. Gambar 3.15 Diagram Logic kondisi Temperatur Kontrol Kondisi kedua dari proses pengaturan adalah kondisi frekuensi/ load controller. Kondisi ini dijalankan ketika unit sudah dikenai beban hingga mencapai beban puncak dari jaringan. Frequensi/ load controller menggunakkan controller PI yang terlihat pada gambar diagram ladder 3.14 ini. Gambar 3.14 Diagram Logic Kondisi Frekuensi/ Load Kontroller Gambar 3.16 Penyederhanaan Diagram Pengaturan Bahan Bakar Gambar 3.16 menyajikan penyederhanaan diagram pengaturan bahan bakar gas di PLTGU Muara Tawar. Ketiga kondisi start up controller, Frekuensi/ Load Kontroller dan Temperature controller menjadi parameter masukkan untuk mengatur control valve. Minimal selector digunakan untuk memilih nilai terkecil dari ketiga kondisi tersebut yang nantinya akan menjadi masukkan function generator. Kondisi startup controller mendapat masukan dari startup setpoint yang diumpanbalikan terhadapt setpoint aktualnya, agar didapatkan nilai yang sama
10 antara startup setpoint dengan startup aktualnya. Kondisi frekuensi/ load controller juga mendapatkan masukkan dari frekuensi setpoint yang diumpanbalikan terhadap frekuensi aktualnya. Hal ini dimaksudkan agar frekuensi actual sama dengan frekuensi setpointnya. Sedangkan kondisi ketiga yaitu temperature controller mendapat masukan dari temperature setpoint yang diumpanbalikan dengan temperature aktualnya. Hal ini dilakukan agar nilai temperature actual sama dengan nilai temperature setpointnya. Setelah diseleksi menggunakan minimal selector, hasilnya akan menjadi masukkan function generator yang nantinya akan mengatur besarnya bukaan control valve dan control valve apa yang digunakan sesuai dengan operasi premix ataupun operasi pilot. IV. PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. System pengaturan bahan bakar diperlukan untuk mendapatkan hasil pembakaran yang sempurna agar bahan bakar gas digunakan seefisien mungkin. 2. Bahan bakar yang masuk keruang bakar diatur agar semuanya dapat dibakar didalam kombuster, sehingga menghasilkan energy mekanik yang digunakan untuk memutar turbin. 3. Bahan bakar gas yang digunakan di PLTGU Muara Tawar adalah LNG (Liquid Natural Gas) yang didistribusikan dengan dua cara yaitu pipa bawah tanah dan menggunakan kapal tanker. 4. Kontrol valve (MBP) yang terdiri dari tiga buah control valve MBP41 AA001, MBP42 AA001 yang dioperasian dalam operasi premix dan MBP43 AA001 yang dioperasikan dalam operasi pilot merupakan valve yang dapat diatur besar pembukaanya dan digunakan untuk pengaturan bahan bakar. 5. Dalam pengaturan bahan bakar gas terdapat tiga buah kriteria pengaturan, yaitu saat start up kontrol, frekuensi control dan temperature control yang masing-masing mewakili kondisi actual yang terjadi pada gas turbin. 5.2 Saran 1. Selama mengikuti kerja praktek sebaiknya tidak hanya mempelajari tentang praktek dilapangan, tetapi juga mempelajari cara bersosialisasi dengan karyawan dan lingkungan kerja. 2. Agar lebih ditingkatkan mengenai pembimbingan mahasiswa saat kerja praktek sehingga mahasiswa mengetahui dengan baik tentang tema yang diambilnya baik secara teori juga praktisnya. DAFTAR PUSTAKA [1] Manual Book ABB Closed Loop Control. [2] Ogata, Katsuhiko. Modern Control Engineering. Minnesota: Prentice Hall [3] Operating Instructions Alstrom Gas Turbine GT13E2 within the Combined Cycle Power Plant of Muara Tawar [4] Setiawan, Iwan, Programmable Logic Controller (PLC) dan Teknik Perancangan Sistem Kontrol, Penerbit Andi, Yogyakarta, [5] Training Module Alstrom Fuel Gas System.
11 BIOGRAFI PENULIS Yuandhica Adi Pradana ( ) lahir di Banyumas, 16 Juli Telah menempuh pendidikan di SDN 3 Semanding, SMPN 2 Gombong, dan SMAN 1 Gombong. Dan saat ini sedang menempuh pendidikan di Teknik Elektro Universitas Diponegoro. Semarang, 11 Desember 2013 Mengetahui, Dosen Pembimbing Budi Setiyono, ST.,MT. NIP
BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK
BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK 3.1 Konfigurasi PLTGU UBP Tanjung Priok Secara sederhana BLOK PLTGU UBP Tanjung Priok dapat digambarkan sebagai berikut: deaerator LP Header Low pressure HP header
Lebih terperinciPrinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG
1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan
Lebih terperinciSESSION 12 POWER PLANT OPERATION
SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan
Lebih terperinciSession 11 Steam Turbine Protection
Session 11 Steam Turbine Protection Pendahuluan Kesalahan dan kondisi tidak normal pada turbin dapat menyebabkan kerusakan pada plant ataupun komponen lain dari pembangkit. Dibutuhkan sistem pengaman untuk
Lebih terperinciPEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous Pendahuluan PLTG adalah pembangkit listrik yang menggunakan tenaga yang dihasilkan oleh hasil pembakaran bahan bakar dan udara bertekanan tinggi.
Lebih terperinciPertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol
Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Tujuan Instruksional Khusus (TIK): Mengerti filosopi sistem control dan aplikasinya serta memahami istilahistilah/terminology yang digunakan dalam system control
Lebih terperinciKata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik
Makalah Seminar Kerja Praktek SIMULASI PLC SEDERHANA SEBAGAI RESPRESENTASI KONTROL POMPA HIDROLIK PADA HIGH PRESSURE BYPASS TURBINE SYSTEM Fatimah Avtur Alifia (L2F008036) Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciMODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS
1 MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS 2 DEFINISI PLTG Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi listrik yang menggunakan peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak generatornya.
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK. PROSES SINKRON GENERATOR PADA PEMBANGKIT di PT. GEO DIPA ENERGI UNIT I DIENG
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PROSES SINKRON GENERATOR PADA PEMBANGKIT di PT. GEO DIPA ENERGI UNIT I DIENG Reza Pahlefi¹, Dr.Ir. Joko Windarto, MT.² ¹Mahasiswa dan ²Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU
Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum pengambilan data dimulai, turbin gas dioperasikan sampai dengan
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengambilan Data Sebelum pengambilan data dimulai, turbin gas dioperasikan sampai dengan kondisi steady state. Penulis akan melakukan pengamatan satu dari enam unit pembangkit
Lebih terperinciMODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)
MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) DEFINISI PLTGU PLTGU merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga gas dan uap. Jadi disini sudah jelas ada dua mode pembangkitan. yaitu pembangkitan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASHING TERHADAP EFISIENSI KOMPRESOR DAN EFISIENSI THERMAL TURBIN GAS BLOK 1.1 PLTG UP MUARA TAWAR
49 ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASHING TERHADAP EFISIENSI KOMPRESOR DAN EFISIENSI THERMAL TURBIN GAS BLOK 1.1 PLTG UP MUARA TAWAR Bambang Setiawan *, Gunawan Hidayat, Singgih Dwi Cahyono Program Studi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 PLC (Programmable Logic Controller) Pada sub bab ini penulis membahas tentang program PLC yang digunakan dalam system ini. Secara garis besar program ini terdiri
Lebih terperinciPEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) A. Pengertian PLTG (Pembangkit listrik tenaga gas) merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan gas untuk memutar turbin dan generator. Turbin dan generator adalah
Lebih terperinciPENGENDALIAN SUPPLY BAHAN BAKAR DENGAN PARAMETER EXHAUST TEMPERATURE
PENGENDALIAN SUPPLY BAHAN BAKAR DENGAN PARAMETER EXHAUST TEMPERATURE MENGGUNAKAN SPEEDTRONIC TM MARK V PADA GAS TURBIN GENERATOR (GTG) Oleh : ANGGITA P SEPTIANI (L2F 006 009) -Abstrak- PT. INDONESIA POWER
Lebih terperinciBAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL
82 BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL Analisa rangkaian kontrol pada rangkaian yang penulis buat adalah gabungan antara rangkaian kontrol dari smart relay dan rangkaian kontrol konvensional yang terdapat
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT
BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT 1.1 Sistem Proteksi Suatu sistem proteksi yang baik diperlukan pembangkit dalam menjalankan fungsinya sebagai penyedia listrik untuk dapat melindungi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan pada mesin boiler satu burner dengan dua bahan bakar natural gas dan solar bekapasitas
Lebih terperinciPengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,
Pengoperasian pltu PERSIAPAN COLD START PLTU 1. SISTEM AUXILIARY STEAM (UAP BANTU) FUNGSI : a. Menyuplai uap ke sistem bahan bakar minyak pada igniter untuk mengabutkan bahan bakar minyak (Atomizing sistem).
Lebih terperinciANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK
ANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK Oleh : Patriandari 2206 100 026 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan,
Lebih terperinciSTEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai
STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air
Lebih terperinciKONTROL PEMAKAIAN BAHAN BAKAR CAIR (HSD) PADA GAS TURBINE GENERATOR (GTG) Oleh : ZABIB BASHORI (L2F )
KONTROL PEMAKAIAN BAHAN BAKAR CAIR (HSD) PADA GAS TURBINE GENERATOR (GTG) Oleh : ZABIB BASHORI (L2F 006096) -Abstrak- SPEEDTRONIC TM MARK V merupakan sistem pengontrolan yang digunakan pada Gas Turbine
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].
Lebih terperinciMAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)
MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Di Susun Oleh: 1. VENDRO HARI SANDI 2013110057 2. YOFANDI AGUNG YULIO 2013110052 3. RANDA MARDEL YUSRA 2013110061 4. RAHMAT SURYADI 2013110063 5. SYAFLIWANUR
Lebih terperinciPROSEDUR OPERASI TURBIN GAS PT. PJB UP MUARA KARANG
LAPORAN KERJA PRAKTEK PROSEDUR OPERASI TURBIN GAS PT. PJB UP MUARA KARANG Laporan Kerja Praktek Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Pengambilan Tugas Akhir Di susun oleh : Nama : Hyendi Gumilang
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL
BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para
Lebih terperinciAPLIKASI REDUNDANT SYSTEM
Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI REDUNDANT SYSTEM PADA PROTOTYPE SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK DENGAN GANGGUAN PADA GARDU INDUK PENURUN TEGANGAN MENGGUNAKAN PLC OMRON SERI CPM1A-40 CDT-DV1 Rizky
Lebih terperinciISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM PENGATURAN
ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM PENGATURAN PENGANTAR Sistem pengaturan khususnya pengaturan otomatis memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Dalam bahasan ini, akan diberikan
Lebih terperinciSISTEM KONTROL PADA HIGH PRESSURE TURBINE BYPASS VALVE. Oleh: Meilia Safitri (L2F008061) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
SISTEM KONTROL PADA HIGH PRESSURE TURBINE BYPASS VALVE Oleh: Meilia Safitri (L2F008061) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro -Abstrak- PT. INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN
Lebih terperinciSistem Kontrol SPEEDTRONIC TM MARK V Pada Proses Penentuan FUEL STROKE REFERENCE Pada GAS TURBINE GENERATOR
Sistem Kontrol SPEEDTRONIC TM MARK V Pada Proses Penentuan FUEL STROKE REFERENCE Pada GAS TURBINE GENERATOR Muhammad Fadli Nasution (L2F 008 065) Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Nasution.fadli@gmail.com
Lebih terperinciPEMELIHARAAN CB DAN ROTATING DIODA, SERTA SISTEM OPERASI PADA PLTU UNIT 3 PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG
PEMELIHARAAN CB DAN ROTATING DIODA, SERTA SISTEM OPERASI PADA PLTU UNIT 3 PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG Dwi Harjanto. 1, Dr. Ir. Joko Windarto, MT 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA
BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini akan di jelaskan tentang tujuan pengujian alat, metode dan hasil pengujian. Selain itu akan dijelaskan juga jenis-jenis komponen elektrik yang terhubung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri migas sebagai industry bergerak dalam produksi minyak bumi atau gas alam memiliki sebuah system dalam distribusi produk mereka setelah diambil dari sumur bor
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan menggunakan PLC FX series, 3 buah memori switch on/of sebagai input, 7 buah pilot lamp sebagai output
Lebih terperinciALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR
ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR 1. Pendahuluan Listrik seperti kita ketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaannya oleh manusia, di mana listrik dihasilkan dari proses konversi
Lebih terperinciPENGATURAN INLET GUIDE VANES
PENGATURAN INLET GUIDE VANES (IGV) PADA PLTGU MENGGUNAKAN SPEEDTRONIC TM MARK V UNTUK PROSES SIMPLE CYCLE DAN COMBINED CYCLE Oleh : SURYA WISNURAHUTAMA (L2F 006 086) Abstrak PT. INDONESIA POWER UNIT BISNIS
Lebih terperinciIX Strategi Kendali Proses
1 1 1 IX Strategi Kendali Proses Definisi Sistem kendali proses Instrumen Industri Peralatan pengukuran dan pengendalian yang digunakan pada proses produksi di Industri Kendali Proses Suatu metoda untuk
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM
42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler
Lebih terperinciterdapat sistem kontrol SPEEDTRONIC TM Mark V dengan fungsi dan tugas masingmasing.
SISTEM KONTROL SPEEDTRONIC TM MARK V SEBAGAI PENGENDALI STEAM PADA INLET PRESSURE CONTROL (IPC) STEAM TURBINE GENERATOR (STG) Oleh : FX RYAN KURNIAWAN (L2F 006 041) -Abstrak- PT. INDONESIA POWER UNIT BISNIS
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) PADA PLTGU MUARA TAWAR BLOK 5 ABSTRAK
ANALISIS UNJUK KERJA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) PADA PLTGU MUARA TAWAR BLOK 5 Anwar Ilmar,ST,MT 1,.Ali Sandra 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering, University
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem pembangkit. Sistem turbin gas paling
Lebih terperinciLEMBAR KERJA PENGOPERASIAN SIMULASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS
LEMBAR KERJA PENGOPERASIAN SIMULASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS Proses Nama Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Perumusan Ainun Nidhar, A.Md Asisten Persetujuan Agus Sukandi, M.T. Ka. Lab Energi-Mekanik
Lebih terperinciISTILAH ISTILAH DALAM SISTEM PENGENDALIAN
ISTILAH ISTILAH DALAM SISTEM PENGENDALIAN PENGANTAR Sistem pengendalian khususnya pengendalian otomatis memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Dalam bahasan ini, akan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan
Lebih terperinciPENGENDALIAN ELECTROHYDRAULIC SERVO VALVE DENGAN SPEEDTRONIC TM MARK V PADA GAS TURBIN GENERATOR (GTG)
PENGENDALIAN ELECTROHYDRAULIC SERVO VALVE DENGAN SPEEDTRONIC TM MARK V PADA GAS TURBIN GENERATOR (GTG) Oleh : Aldea Steffi Maharani (L2F607007) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciSedangkan untuk hasil perhitungan dengan parameter tuning PID diperoleh :
4.2 Self Tuning PID Controller Untuk lebih memaksimalkan fungsi controller maka perlu dilakukan tuning lebih lanjut terhadap parameter PID pada controller yaitu pada nilai PB, Ti, dan Td. Seperti terlihat
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek
Makalah Seminar Kerja Praktek OPERASI HMXT-200 GENERATOR SEBAGAI PENGHASIL HIDROGEN PADA H 2 PLANT PLTGU PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG Adista Ayu Widiasanti (L2F009074), Dr. Ir. Hermawan, DEA. (196002231986021001)
Lebih terperinciSESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT
SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT Outline 1. Dasar Teori Turbin Gas 2. Proses PLTG dan PLTGU 3. Klasifikasi Turbin Gas 4. Komponen PLTG 5. Kelebihan dan Kekurangan 1. Dasar Teori Turbin Gas Turbin gas
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO
Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO Muhammad Fajri Nur Reimansyah (L2F009032) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.
BAB IV SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. 4.1 Sensor Proximiti Sensor Proximiti adalah alat pendeteksi yang bekerja berdasarkan jarak
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang
Lebih terperinciBAB I SISTEM KONTROL TNA 1
BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik
Lebih terperinciPERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID
Oleh: Mahsun Abdi / 2209106105 Dosen Pembimbing: 1. Dr.Ir. Mochammad Rameli 2. Ir. Rusdhianto Effendie, MT. Tugas Akhir PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR
Lebih terperinciFUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC
FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC Afriadi Rahman #1, Agus Indra G, ST, M.Sc, #2, Dr. Rusminto Tjatur W, ST, #3, Legowo S, S.ST, M.Sc #4 # Jurusan Teknik
Lebih terperinciMEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh
Lebih terperinci2. Pengendalian otomat dengan tenaga hydroulic
2. Pengendalian otomat dengan tenaga hydroulic Keuntungan : Pengontrolan mudah dan responnya cukup cepat Menghasilkan tenaga yang besar Dapat langsung menghasilkan gerakan rotasi dan translasi 1 P a g
Lebih terperinciSISTEM KENDALI DIGITAL
SISTEM KENDALI DIGITAL Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang
Lebih terperinciPRESENTASI FIELD PROJECT
PRESENTASI FIELD PROJECT STUDI OPERASIONAL ALAT PENGAMAN MESIN DIESEL GENERATOR PADA KAPAL MUSI RIVER Penyusun Field Project: A an Anshori (NRP: 6408 030 026) Dosen Pembimbing: M. Abu Jami'in, ST. MT.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kendali suhu Pembatasan suhu sebenarnya adalah pada turbin inlet yang terdapat pada first stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu pengapian
Lebih terperinciMAKALAH PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS (PLTG) DAN PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)
MAKALAH PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS (PLTG) DAN PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) Oleh IRHAS MUFTI FIRDAUS 321 11 030 YULIA REZKY SAFITRI 321 11 078 HARDIANA 321 11 046 MUH SYIFAI PIRMAN 321 11
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA
ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA
Lebih terperinciSimulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh
B-468 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. (016) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh David Firdaus,
Lebih terperinciX Sistem Pengendalian Advance
X Sistem Pengendalian Advance KENDALI CASCADE Control cascade adalah sebuah metode control yang memiliki minimal dua buah loop pengontrolan : a. loop pengontrolan primer atau master b. loop pengontrolan
Lebih terperinciSTUDI AUXILIARY STEAM PRESSURE CONTROL PADA PLTU UNIT 3 DAN 4 PT.PLN (PERSERO) WILAYAH II SEKTOR BELAWAN OLEH. : Agus Tanaka Damanik.
STUDI AUXILIARY STEAM PRESSURE CONTROL PADA PLTU UNIT 3 DAN 4 PT.PLN (PERSERO) WILAYAH II SEKTOR BELAWAN OLEH Nama : Agus Tanaka Damanik Nim : 025203038 PROGRAM DIPOLMA IV TEKNOLOGI INSTRUMENTASI PABRIK
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Cilacap, Jl. Letjen Haryono MT. 77 Lomanis, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian tugas akhir berada di PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap, Jl. Letjen Haryono MT. 77 Lomanis, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. Gambar
Lebih terperinciNama : Ririn Harwati NRP : Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT.
Nama : Ririn Harwati NRP : 2206 100 117 Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT. Presentasi Sidang Tugas Akhir (Genap 2010) Teknik Sistem Tenaga Jurusan
Lebih terperinciMODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI
MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI FUNGSI DAN CARA KERJA DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB III FUNGSI DAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian
Lebih terperinciDengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian
Lebih terperinciPEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC
PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC Badaruddin 1, Endang Saputra 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (23) -6 Pengendalian Rasio Bahan Bakar dan Udara Pada Boiler Menggunakan Metode Kontrol Optimal Linier Quadratic Regulator (LQR) Virtu Adila, Rusdhianto Effendie AK, Eka
Lebih terperinciMODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI
MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KOMPONEN DASAR DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB IV KOMPONEN DASAR DCS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Teknologi selalu berkembang mengikuti perubahan zaman. Saat ini teknologi sudah ada di setiap lini kehidupan. Teknologi mempermudah manusia mengatasi suatu permasalahan.
Lebih terperinciBAB II PROFIL UNIT PEMBANGKITAN MUARA KARANG
BAB II PROFIL UNIT PEMBANGKITAN MUARA KARANG 2.1 Gambaran Umum Unit pembangkit Muara Karang dioperasikan pertama kali pada tahun 1979. Pada awalya dikelola oleh PT Pembangkit dan Penyaluran Jawa Bagian
Lebih terperinciSession 10 Steam Turbine Instrumentation
Session 10 Steam Turbine Instrumentation Pendahuluan Pengoperasian turbin yang terus menerus dan kondisi yang abnormal mempengaruhi kondisi turbin. Instrumen dibutuhkan untuk memantau kondisi turbin dan
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga
BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK 3.1. Umum Tenaga listrik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga
Lebih terperinciCOOLING WATER SYSTEM
2.8. Pengertian Cooling Water System pada Gas Turbine merupakan suatu sistem pendinginan tertutup yang digunakan untuk pendinginan lube oil dan udara pendingin generator. Cooling Water System menggunakan
Lebih terperinciProgram pemeliharaan. Laporan pemeliharaan
17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 1-6 1 Perancangan Sistem Pengendalian Tekanan dan Laju Aliran pada Pipa Bahan Bakar untuk Kebutuhan Awal Pembakaran Gas Turbin di Pembangkit Listrik Tenaga Gas
Lebih terperinciSession 13 STEAM TURBINE OPERATION
Session 13 STEAM TURBINE OPERATION SISTEM OPERASI Operasi plant yang baik harus didukung oleh hal-hal berikut: Kelengkapan buku manual dari pabrikan Prosedur operasi standar yang meliputi instruksi untuk
Lebih terperinciSINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK
SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) Tri Prasetya F. Ir. Yahya C A, MT. 2 Suhariningsih, S.ST MT. 3 Mahasiswa Jurusan Elektro Industri, Dosen Pembimbing 2 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR
38 BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 3.1 Unit Station Transformator (UST) Sistem PLTU memerlukan sejumlah peralatan bantu seperti pompa, fan dan sebagainya untuk dapat membangkitkan tenaga
Lebih terperinciPENGOPERASIAN OPTIMUM SISTEM TENAGA LISTRIK
PENGOPERASIAN OPTIMUM SISTEM TENAGA LISTRIK Ontoseno Penangsang Text Book : Power Generation Operation and Control Allen J. Wood & Bruce F. Wollenberg Power System Analysis Hadi Saadat INTRODUCTION Acquaint
Lebih terperinciSTUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE
SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE Disusun oleh : Sori Tua Nrp : 21.11.106.006 Dosen pembimbing : Ary Bacthiar
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG
Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Bambang Nur Cahyono (L2F008013) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Jln.
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID
SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID Raditya Wiradhana, Pembimbing 1: M. Aziz Muslim, Pembimbing 2: Purwanto. 1 Abstrak Pada saat ini masih banyak tungku bakar berbahan
Lebih terperinciKONTROL MANUAL DAN OTOMATIS PADA GENERATOR SET DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER MELALUI SMARTPHONE ANDROID
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 13 No. 2 Mei 2017; 44-49 KONTROL MANUAL DAN OTOMATIS PADA GENERATOR SET DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER MELALUI SMARTPHONE ANDROID Margana, F.Gatot Sumarno Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini, laju perkembangan teknologi semakin hari semakin bertambah maju, dengan mengedepankan digitalisasi suatu perangkat, maka akan berdampak pada kemudahan
Lebih terperinciVIBRATION MEASUREMENT AND PROTECTION GAS TURBIN GENERATOR (GTG) PADA SPEEDTRONIC TM MARK V Oleh : EZUFATRIN (L2F )
VIBRATION MEASUREMENT AND PROTECTION GAS TURBIN GENERATOR (GTG) PADA SPEEDTRONIC TM MARK V Oleh : EZUFATRIN (L2F 008 032) Abstrak PT. INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN SEMARANG dalam proses produksinya
Lebih terperinciStandby Power System (GENSET- Generating Set)
DTG1I1 Standby Power System (- Generating Set) By Dwi Andi Nurmantris 1. Rectifiers 2. Battery 3. Charge bus 4. Discharge bus 5. Primary Distribution systems 6. Secondary Distribution systems 7. Voltage
Lebih terperinciTUGAS AKHIR -TE Sistem Monitoring Pengemasan Air Minum Botol Menggunakan Kontrol PLC
TUGAS AKHIR -TE090362 Bidang Studi Elektro Industri Program D3 Teknik Elektro (Disnaker) ITS Surabaya Sistem Monitoring Pengemasan Air Minum Botol Menggunakan Kontrol PLC Riski Arif Sucahyo _2210039014
Lebih terperinciMITIGASI DAMPAK KEBAKARAN
LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN III.1.
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGENDALIAN MOTOR LISTRIK PADA BUKA TUTUP PINTU FURNACE DENGAN PLC SIMATIC S7-300 DALAM PROSES CONTINUOUS REHEATING FURNACE Dinas Perawatan Listrik Pabrik Baja Lembaran Panas
Lebih terperinci