BAB 7 PENGANGGARAN PUBLIK. Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, Akt

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 7 PENGANGGARAN PUBLIK. Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, Akt"

Transkripsi

1 BAB 7 PENGANGGARAN PUBLIK Prof., Ph.D, MBA, Akt

2 TINJAUAN BAB 7.1. Teori Penganggaran Publik Pengertian Anggaran Publik Fungsi Anggaran Publik Pengaruh dan Tujuan Anggaran Publik Karakteristik Anggaran Publik Prinsip-Prinsip Penganggaran Publik 7.2. Sistem Penganggaran Publik Line Item Budgeting Incremental Budgeting Planning Programming Budgeting System Zero Based Budgeting Performance Budgeting Medium Term Budgetting Framework (MTBF) 7.3. Siklus Penganggaran Publik Penetapan prosedur dan Tim penganggaran tahun terkait Penetapan dokumen standar harga Penyebaran dan pengisian formulir rencana kerja dan anggaran Rekapitulasi rencana kerja dan anggaran Pembahasan, perubahan dan finalisasi draft anggaran pendapatan dan belanja Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja 7.4. Teknik Penganggaran Publik 7.5. Contoh Penganggaran di Organisasi-Organisasi Sektor Publik (Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, LSM, Yayasan, Partai Politik) 7.6. Penganggaran Publik di berbagai Negara Maju dan Berkembang

3 Pengertian Anggaran Publik Anggaran mengungkapkan apa yang akan dilakukan di masa mendatang. Interpretasi tentang penganggaran Anggaran dapat diinterpretasikan sebagai paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang Di dalam tampilannya, anggaran selalu disertai dengan data penerimaan dan pengeluaran yang terjadi di masa lalu.

4 Fungsi Anggaran Publik Fungsi anggaran adalah sebagai berikut: Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang. Anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja dan mekanisme kerja antar atasan dan bawahan. Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja. Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam pencapaian visi organisasi. Anggaran merupakan instrumen politik. Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal.

5 Pengaruh dan Tujuan Anggaran Publik Anggaran publik selalu dikaitkan dengan akuntabilitas eksekutif organisasi Konflik penentuan anggaran amat berpengaruh pada kapabilitas eksekutif organisasi untuk mengendalikan pengeluaran Tujuan anggaran dapat dirumuskan sebagai alat akuntabilitas, alat manajemen, dan instrumen kebijakan ekonomi. Proses akhir penyusunan anggaran merupakan hasil persetujuan politik, termasuk item pengeluaran yang harus disetujui para legislator

6 Karakteristik Anggaran Publik Karakteristik Anggaran Publik terdiri dari sebagai berikut: Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan non keuangan. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu Prinsip-Prinsip Penganggaran Publik Secara tradisional, prinsip penganggaran yang sangat terkenal adalah apa yang dikenal dengan The Three Es, yaitu Ekonomis, Efisien dan Efektif (Jones dan Pendlebury, 1988) Menurut Jones,ekonomis hanya berkaitan dengan input, efektivitas hanya berkaitan dengan output, sedangkan efisiensi adalah kaitan antara output dengan input

7 Perkembangan jenis sistem penganggaran Perkembangan Jenis Sistem Penganggaran Line Item Budgeting Mission-driven Budgeting Sistem Penganggaran Performance Budgeting Planning Programing Budgeting System Enterprenual Budgeting Zero Based Budgeting Medium Term Budgeting Framework

8 Siklus Penganggaran Publik Siklus penganggaran publik adalah sebagai berikut. 1.Penetapan prosedur dan Tim penganggaran tahun terkait 2.Penetapan dokumen standar harga 6.Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja 3.Penyebaran dan pengisian formulir rencana kerja dan anggaran 5.Pembahasan, perubahan dan finalisasi draft anggaran pendapatan dan belanja 4.Rekapitulasi rencana kerja dan anggaran

9 Teknik Penganggaran Publik Pendekatan Fungsional Pendekatan Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Psikologi/Motivasi Berdasarkan Pendekatan Lingkungan Berkesinambungan

10

BAB 8 REALISASI ANGGARAN. Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, Akt

BAB 8 REALISASI ANGGARAN. Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, Akt BAB 8 REALISASI ANGGARAN Prof., Ph.D, MBA, Akt TINJAUAN BAB 8.1. Teori Dalam Realisasi Anggaran Publik 8.2. Sistem Realisasi Anggaran Publik 8.3. Siklus Realisasi Anggaran Publik 8.4. Teknik Realisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi dan Tujuan Anggaran 2.1.1. Definisi Anggaran Menurut Indra Bastian (2010:191), Anggaran dapat diinterpresentasikan sebagai paket pernyataan menyangkut perkiraan penerimaan

Lebih terperinci

PENGANGARAN BERBASIS KINERJA DAN UPAYA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE

PENGANGARAN BERBASIS KINERJA DAN UPAYA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE PENGANGARAN BERBASIS KINERJA DAN UPAYA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE Arison Nainggolan Dosen Fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi Universitas Methodist Indonesia arison86_nainggolan@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena merupakan bagian dari fungsi manajemen. Di dunia bisnis maupun di organisasi sektor publik, termasuk

Lebih terperinci

PENGERTIAN ANGGARAN FUNGSI ANGGARAN. Anggaran berfungsi sebagai berikut:

PENGERTIAN ANGGARAN FUNGSI ANGGARAN. Anggaran berfungsi sebagai berikut: PENGERTIAN ANGGARAN Perencanaan merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari proses manajemen organisasi. Demikian juga, anggaran mempunyai posisi yang penting. Anggaran mengungkapkan apa yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 11 AUDIT SEKTOR PUBLIK. Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, Akt

BAB 11 AUDIT SEKTOR PUBLIK. Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, Akt BAB 11 AUDIT SEKTOR PUBLIK Prof., Ph.D, MBA, Akt TINJAUAN BAB 11.1. Teori audit sektor publik 11.1.1. Definisi audit sektor publik 11.1.2. Regulasi audit sektor publik 11.1.3. Audit sektor publik dan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penganggaran merupakan hal yang sangat penting di dalam suatu organisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Penganggaran merupakan hal yang sangat penting di dalam suatu organisasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penganggaran merupakan hal yang sangat penting di dalam suatu organisasi, terutama pada sektor publik. Suatu anggaran mampu merefleksikan bagaimana arah dan tujuan

Lebih terperinci

Materi kuliah ASP dapat di unduh (download) di : Agus Widarsono, SE.,M.Si, Ak

Materi kuliah ASP dapat di unduh (download) di :  Agus Widarsono, SE.,M.Si, Ak Materi kuliah ASP dapat di unduh (download) di : http://agusw77.wordpress.com Program Studi Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi & Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia Bandung Menurut National Committee

Lebih terperinci

BAB 6 PERENCANAAN PUBLIK. Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, Akt

BAB 6 PERENCANAAN PUBLIK. Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, Akt BAB 6 PERENCANAAN PUBLIK Prof., Ph.D, MBA, Akt TINJAUAN BAB 6.1. Teori Perencanaan 6.2. Sistem Perencanaan 6.3. Siklus Perencanaan Publik 6.3.1. Evaluasi hasil pelaksanaan tahun lalu dan Penetapan Prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi. Pada organisasi privat atau swasta, anggaran merupakan suatu hal yang sangat dirahasiakan,

Lebih terperinci

BAB 9 PENGADAAN BARANG DAN JASA PUBLIK. Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, Akt

BAB 9 PENGADAAN BARANG DAN JASA PUBLIK. Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, Akt BAB 9 PENGADAAN BARANG DAN JASA PUBLIK Prof., Ph.D, MBA, Akt TINJAUAN BAB 9.1. Teori barang dan jasa publik 9.1.1 Sifat dan Lingkup Pengadaan Barang dan Jasa Publik 9.1.2. Tujuan Pengadaan Barang dan Jasa

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Sektor Publik Pengertian Akuntansi Sektor Publik Bastian (2006:15) Mardiasmo (2009:2) Abdul Halim (2012:3)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Sektor Publik Pengertian Akuntansi Sektor Publik Bastian (2006:15) Mardiasmo (2009:2) Abdul Halim (2012:3) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Sektor Publik 2.1.1 Pengertian Akuntansi Sektor Publik Definisi Akuntansi Sektor Publik menurut Bastian (2006:15) adalah sebagai berikut : Akuntansi Sektor Publik adalah

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN 2.1. Telaah Pustaka 2.1.1. Anggaran 2.1.1.1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran menurut Glen A. Welsech (1981) adalah perencanaan dan pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan pemerintah mengacu pada clean governance, transparan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan pemerintah mengacu pada clean governance, transparan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Variabel Penelitian 2.1.1 Akuntansi Pemerintahan Reformasi bidang keuangan merupakan tuntutan publik agar pengelolaan keuangan pemerintah mengacu pada clean governance,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bergesernya paradigma manajemen pemerintahan dalam dua dekade terakhir yaitu dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bergesernya paradigma manajemen pemerintahan dalam dua dekade terakhir yaitu dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bergesernya paradigma manajemen pemerintahan dalam dua dekade terakhir yaitu dari berorientasi pada proses menjadi berorientasi pada hasil telah ikut mereformasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran dapat diinterpretasi sebagai paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu. jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu. jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan alat akuntansi yang dapat membantu pimpinan perusahaan dalam merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Anggaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah akan berjalan seiring dengan pertumbuhan output ekonomi daerah tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah akan berjalan seiring dengan pertumbuhan output ekonomi daerah tersebut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah tersedianya infrastruktur yang memadai. Tidak ada yang memungkiri betapa pentingnya peranan infrastruktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik, anggaran justru harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik,

BAB I PENDAHULUAN. publik, anggaran justru harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam organisasi sektor publik, penganggaran merupakan tahapan yang cukup rumit dan mengandung nuansa politik yang tinggi, berbeda dengan sektor swasta di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam satu dekade terakhir ini, bangsa Indonesia sedang berupaya memperbaiki kinerja pemerintahannya melalui berbagai agenda reformasi birokrasi dalam berbagai sektor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Anggaran Organisasi Sektor Publik Bahtiar, Muchlis dan Iskandar (2009) mendefinisikan anggaran adalah satu rencana kegiatan

Lebih terperinci

BAB 4 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK. Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, Akt

BAB 4 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK. Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, Akt BAB 4 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Prof., Ph.D, MBA, Akt TINJAUAN BAB 4.1. Definisi Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik 4.2. Tujuan dan Peranan Rerangka Konseptual Akuntansi Sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibidang keuangan negara, yaitu undang-undang No. 17 tahun tentang Keuangan Negara, Undang-undang No. 1 tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dibidang keuangan negara, yaitu undang-undang No. 17 tahun tentang Keuangan Negara, Undang-undang No. 1 tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembenahan manajemen keuangan negara mulai dilakukan pemerintah Indonesia pada tahun 2003 yang ditandai dengan dikeluarkannya paket undangundang dibidang keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2004, manajemen keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Badung mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 2004, manajemen keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Badung mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak diberlakukannya otonomi daerah berdasarkan UU No 32 Tahun 2004, manajemen keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Badung mengalami perubahan yaitu reformasi penganggaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia telah menerapkan anggaran berbasis kinerja pada instansi pemerintah sejak pemberlakuan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 17 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pembangunan dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga,

BAB II LANDASAN TEORI. pembangunan dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 2.1.1.1 Pengertian peran serta seseorang masyarakat dalam proses pembangunan dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diukur dalam satuan rupiah yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diukur dalam satuan rupiah yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah meliputi rencana, pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. program ataupun kegiatan. Sebelum melaksanakan kegiatan, harus ada

BAB 1 PENDAHULUAN. program ataupun kegiatan. Sebelum melaksanakan kegiatan, harus ada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan salah satu komponen dalam melaksanakan suatu program ataupun kegiatan. Sebelum melaksanakan kegiatan, harus ada perencanaan yang matang untuk

Lebih terperinci

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK PENYUSUNAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK : Pengertian Anggaran dan Penganggaran Sektor Publik Jenis-jenis Penganggaran Sektor Publik Prinsip-prinsip Penganggaran Sektor Publik Proses Penyusunan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Pengendalian internal mencakup rencana organisasi dan seluruh

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Pengendalian internal mencakup rencana organisasi dan seluruh BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Sistem Pengendalian Intern Pengendalian internal mencakup rencana organisasi dan seluruh metode koordinasi dan ukuran yang diadopsi dalam suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Terbitnya Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN AKUNTANSI BISNIS. Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, Akt

BAB 3 KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN AKUNTANSI BISNIS. Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, Akt BAB 3 KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN AKUNTANSI BISNIS Prof., Ph.D, MBA, Akt TINJAUAN BAB 3.1. Perkembangan Pemikiran Akuntansi 3.2. Tujuan Komparasi Akuntansi versus Sektor Bisnis (Swasta) 3.3.

Lebih terperinci

Anggaran: kumpulan pernyataan mengenai perkiraan atas penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu tahun atau beberapa periode

Anggaran: kumpulan pernyataan mengenai perkiraan atas penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu tahun atau beberapa periode Anggaran: kumpulan pernyataan mengenai perkiraan atas penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu tahun atau beberapa periode mendatang. Tampilan data penerimaan dan pengeluaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa : 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Anggaran Pendapatan 2.1.1.1 Pengertian Anggaran Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa : Anggaran Publik

Lebih terperinci

PENGANGGARAN DAN JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK DISUSUN OLEH:

PENGANGGARAN DAN JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK DISUSUN OLEH: PENGANGGARAN DAN JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK DISUSUN OLEH: Evans Sembada S Nova M. Widodo Vitalis Ari W (S431308009) (S431308043) (S431208023) UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MAGISTER

Lebih terperinci

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK JENIS JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK JENIS JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK JENIS JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK Oleh : Erinta Tria Yulianda Akuntansi 4 B 201410170311101 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Indonesia. Lembaga penyelenggara jaminan sosial nasional bertujuan memberikan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Indonesia. Lembaga penyelenggara jaminan sosial nasional bertujuan memberikan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Lembaga Penyelenggara Jaminan Sosial Lembaga penyelenggara jaminan sosial nasional diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, manfaat, dan keadilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis multidimensional yang terjadi di Indonesia pada era akhir pemerintahan orde baru, telah mendorong tuntutan demokratisasi di berbagai bidang. Terutama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. mengatur dan mengevaluasi jalannya suatu kegiatan. Menurut M. Nafarin

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. mengatur dan mengevaluasi jalannya suatu kegiatan. Menurut M. Nafarin BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Anggaran Berbasis Kinerja 2.1.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan cukup penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Berbasis Kinerja Menurut Sony Yuwono, dkk (2005 :34) mendefinisikan Anggaran Kinerja sebagai berikut: Anggaran Kinerja adalah sistem anggaran yang lebih menekankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan paradigma pengelolaan pemerintahan yang berorientasi proses menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan paradigma pengelolaan pemerintahan yang berorientasi proses menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan paradigma pengelolaan pemerintahan yang berorientasi proses menjadi berorientasi pada hasil merupakan sebuah pergeseran yang didorong oleh fakta-fakta

Lebih terperinci

AKUNTANSI PEMERINTAHAN ANGGARAN MAHSINA, SE., MSI

AKUNTANSI PEMERINTAHAN ANGGARAN MAHSINA, SE., MSI AKUNTANSI PEMERINTAHAN ANGGARAN MAHSINA, SE., MSI Taushiyah Sebaik-baik kekayaan adalah kaya hati; Sebaik-baik bekal adalah takwa; Seburuk-buruk buta adalah buta hati; Sebesar-besar dosa adalah dusta;

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. dan mampu mengelolah keuangannya sendiri maka di bentuklah instansi-instansi

BAB I Pendahuluan. dan mampu mengelolah keuangannya sendiri maka di bentuklah instansi-instansi BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah Uang merupakan hal yang sangat sensitif. Dan mudah di salah gunakan tanpa adanya pengawasan yang signifikan dan memadai. Ketika Indonesia telah merdeka dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Menurut National on Governmental Accounting (NCGA) yang saat ini telah menjadi Governmental Accounting Standards Board (GASB), a budget is a plan of financial operation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek penting dalam reformasi birokrasi adalah penataan manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut dinilai penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No. 25/2004 yang telah mensyaratkan adanya konsistensi perencanaan anggaran

BAB I PENDAHULUAN. No. 25/2004 yang telah mensyaratkan adanya konsistensi perencanaan anggaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi manajemen keuangan publik agar lebih tepat guna mengharuskan Indonesia untuk menggunakan sistem penganggaran baru. Sistem tersebut berorientasi pada ketepatan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB. I PENDAHULUAN Penelitian ini akan menjelaskan implementasi penganggaran berbasis kinerja pada organisasi sektor publik melalui latar belakang dan berusaha mempelajarinya melalui perumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia ini adalah suatu negara yang menganut daerah otonom.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia ini adalah suatu negara yang menganut daerah otonom. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia ini adalah suatu negara yang menganut daerah otonom. daerah otonom yaitu daerah yang merupakan kewajiban, hak, dan wewenang untuk mengurus

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. berkeadilan sosial dalam menjalankan aspek-aspek fungsional dari

Bab I PENDAHULUAN. berkeadilan sosial dalam menjalankan aspek-aspek fungsional dari Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya era reformasi, pemerintah sebagai organisasi sektor publik terbesar bertanggungjawab penuh dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstrak, dan Variabel 2.1.1 Konsep Anggaran Sektor Publik Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah sarana atau alat untuk

BAB II LANDASAN TEORI. A. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah sarana atau alat untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah A.1. Pengertian APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah sarana atau alat untuk dalam menjalankan otonomi daerah yang nyata dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tentang perimbangan keuangan antara

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tentang perimbangan keuangan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era reformasi ini, pemerintah dituntut untuk melakukan perubahan mendasar pada sistem pemerintahan yang ada. Salah satu perubahan mendasar yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengelolaan disektor publik sering dinilai oleh masyarakat tidak produktif, tidak efisien, rendah kualitasnya danbanyak kekurangan lainya. Hal tersebutmemunculkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Pengelolaan Keuangan Daerah Pelaksanaan dan pengelolaan keuangan daerah mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada ketersediaan anggaran. Kinerjalah yang diubah-ubah sesuai

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada ketersediaan anggaran. Kinerjalah yang diubah-ubah sesuai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Selama beberapa dasawarsa, anggaran negara Indonesia dibuat secara konvensional atau disebut pula metode tradisonal atau kinerja berbasis anggaran. Metoda

Lebih terperinci

Perkembangan Sistem Anggaran Publik Anggaran Tradisional dan Anggaran New Public Management

Perkembangan Sistem Anggaran Publik Anggaran Tradisional dan Anggaran New Public Management Perkembangan Sistem Anggaran Publik Anggaran Tradisional dan Anggaran New Public Management Jenis anggaran sektor publik: Anggaran tradisional; ciri utamanya bersifat line-item dan incrementalism Anggaran

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Waworuntu (2013) dengan topik Evaluasi Penyusunan Anggaran Sebagai Alat Pengendalian Manajemen BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado (Rumah

Lebih terperinci

PERUBAHAN MENDASAR PENYUSUNAN ANGGARAN NEGARA SESUAI UNDANG-UNDANG NO 17 TAHUN 2003 DAN IMPLEMENTASINYA PADA MASA TRANSISI

PERUBAHAN MENDASAR PENYUSUNAN ANGGARAN NEGARA SESUAI UNDANG-UNDANG NO 17 TAHUN 2003 DAN IMPLEMENTASINYA PADA MASA TRANSISI PERUBAHAN MENDASAR PENYUSUNAN ANGGARAN NEGARA SESUAI UNDANG-UNDANG NO 17 TAHUN 2003 DAN IMPLEMENTASINYA PADA MASA TRANSISI Oleh: Drs. L. Riyatno, MM *) INTISARI Saat ini semua instansi pemerintah dalam

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI PENGANGGARAN TERHADAP PENCAPAIAN KINERJA. Teguh Trisugiarto 1 Abstract

EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI PENGANGGARAN TERHADAP PENCAPAIAN KINERJA. Teguh Trisugiarto 1 Abstract Trisugiarto, Efektivitas Sistem Informasi... ISSN : 1412-5366 e-issn : 2459-9816 EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI PENGANGGARAN TERHADAP PENCAPAIAN KINERJA Teguh Trisugiarto 1 sendietera@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan peranan Pemerintah Daerah yang mengelola keuangan daerahnya sendiri dalam upaya untuk mengoptimalkan potensi pendapatan setiap daerah guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, serta

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1 Pengertian Penganggaran Dalam Pasal 1 Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 dijelaskan pengertian Keuangan Negara yaitu Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Aturan-aturan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Aturan-aturan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Anggaran merupakan salah satu bagian dari proses pengendalian manajemen yang berisi rencana tahunan yang dinyatakan secara kuantitatif, diukur dalam satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ateh (2016) dalam artikelnya mengungkapkan, pernah menyampaikan bahwa ada yang salah dengan sistem perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Ateh (2016) dalam artikelnya mengungkapkan, pernah menyampaikan bahwa ada yang salah dengan sistem perencanaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ateh (2016) dalam artikelnya mengungkapkan, Presiden Joko Widodo pernah menyampaikan bahwa ada yang salah dengan sistem perencanaan dan penganggaran pemerintah, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung mencerminkan arah

BAB I PENDAHULUAN. komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung mencerminkan arah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anggaran sektor publik merupakan instrumen kebijakan multi fungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Hal tersebut terlihat dari komposisi dan besarnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Partisipasi Pengertian partisipasi yang telah dirumuskan dalam banyak definisi oleh para ahli dan praktisi dibidang ilmu sosial dan kemasyarakatan umumnya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Reformasi dalam bidang pengelolaan keuangan Negara khususnya dalam sistem perencanaan dan penganggaran telah banyak membawa perubahan yang sangat mendasar dalam pelaksanaannya.

Lebih terperinci

Tinjauan Realisasi Anggaran Belanja Negara Di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Dalam Meningkatkan Kinerja

Tinjauan Realisasi Anggaran Belanja Negara Di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Dalam Meningkatkan Kinerja Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-09 Tinjauan Realisasi Anggaran Belanja Negara Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya masing-masing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya masing-masing. Tujuan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Otonomi daerah dan reformasi pengelolaan keuangan negara/daerah membuka peluang yang luas bagi daerah untuk mengembangkan dan membangun daerahnya sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, sejak tahun 2001 berimplikasi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring adanya clean and good goverment governance dalam pengelolaan. pendekatan yang lebih sistematis dalam penggunaan anggaran.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring adanya clean and good goverment governance dalam pengelolaan. pendekatan yang lebih sistematis dalam penggunaan anggaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring adanya clean and good goverment governance dalam pengelolaan anggaran yang ditandai dengan tiga prinsip utamanya yang berlaku secara universal yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memasuki era otonomi daerah lebih mendasar daripada berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memasuki era otonomi daerah lebih mendasar daripada berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia memasuki era otonomi daerah lebih mendasar daripada berbagai paket kebijakan serupa di masa-masa lalu, yakni sejak diterapkannya Undang- Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberdayaan ekonomi daerah sangat penting sekali untuk ditingkatkan guna menunjang peningkatan ekonomi nasional. Dalam konteks ini, peran kebijakan pemerintah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengertian tertentu dalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. pengertian tertentu dalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Paradigma atau pandangan masyarakat umumnya membentuk suatu pengertian tertentu dalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi pengelolaan keuangan negara di Indonesia yang diawali dengan keluarnya Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara telah membawa banyak perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mardiasmo (2009:12) anggaran merupakan pernyataan mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mardiasmo (2009:12) anggaran merupakan pernyataan mengenai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Berbasis Kinerja 2.1.1. Pengertian Anggaran Sektor Publik Menurut Mardiasmo (2009:12) anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang diikuti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran berasal dari kata budget (Inggris), sebelumnya dari kata bougette

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran berasal dari kata budget (Inggris), sebelumnya dari kata bougette 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Anggaran 2.1.1.1 Definisi Anggaran Anggaran berasal dari kata budget (Inggris), sebelumnya dari kata bougette (Perancis) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemerintahan merupakan organisasi sektor publik proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemerintahan merupakan organisasi sektor publik proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintahan merupakan organisasi sektor publik proses perencanaan dan penganggaran merupakan tahapan penting dalam manajemen pemerintahan. Pembentukan suatu organisasi

Lebih terperinci

Arah Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah

Arah Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah XXIII Arah Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah Belanja daerah, atau yang dikenal dengan pengeluaran pemerintah daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), merupakan salah satu faktor pendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang. Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang. Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah telah melakukan perubahan penting dan mendasar, dengan maksud untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang ada serta upaya untuk mengakomodasi berbagai tuntutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Anggaran 2.1.1.1 Pengertian Anggaran Menurut Mardiasmo ( 2002:61) : Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan akan adanya perubahan pada organisasi sektor publik yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan akan adanya perubahan pada organisasi sektor publik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan akan adanya perubahan pada organisasi sektor publik yang selama ini digambarkan tidak produktif, tidak efisien, selalu rugi, rendah kualitas, kurang inovatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berwujud tersebut oleh Pemerintah juga akan dicatat sebagai realisasi belanja modal dan

BAB I PENDAHULUAN. berwujud tersebut oleh Pemerintah juga akan dicatat sebagai realisasi belanja modal dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belanja modal merupakan jenis pembiayaan pemerintah dengan sifat memberi manfaat jangka panjang. Jenis belanja ini umumnya pada banyak pengertian, dikemukakan

Lebih terperinci

(Survei Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten)

(Survei Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten) PENGARUH PARTISIPASI DALAM PROSES PENYUSUNAN APBD BERBASIS ANGGARAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survei Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penganut NPM karena sesuai dengan semangat NPM untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. penganut NPM karena sesuai dengan semangat NPM untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penganggaran berbasis kinerja (PBK) digunakan di berbagai negara penganut NPM karena sesuai dengan semangat NPM untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri berdasarkan pada prinsip-prinsip menurut Devas, dkk (1989) sebagai berikut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri berdasarkan pada prinsip-prinsip menurut Devas, dkk (1989) sebagai berikut. 3. Bagi masyarakat, memberikan informasi yang jelas tentang pengelolaan keuangan di Provinsi Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 4. Prinsip-prinsip pengelolaan keuangan daerah Pengelolaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PUBLIK. Perencanaan strategis untuk sektor public mempunyai karaktersristik sebagai berikut :

PERENCANAAN PUBLIK. Perencanaan strategis untuk sektor public mempunyai karaktersristik sebagai berikut : PERENCANAAN PUBLIK A. TEORI PERENCANAAN PUBLIK Perencanaan secara konvensional didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk masa mendatang yang lebih baik dengan memperhatikan keadaan sekarang maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian 2.1.1. Pengertian Anggaran Sektor Publik Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Sektor Publik 2.1.1 Pengertian Akuntansi Sektor Publik Dari sudut pandang ilmu ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang harus diketahui oleh publik untuk dievaluasi, dikritik,

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang harus diketahui oleh publik untuk dievaluasi, dikritik, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi. Pada organisasi privat atau swasta, anggaran merupakan suatu hal yang sangat dirahasiakan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan tata kelola pemerintahan dalam penganggaran sektor publik, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pegawai Negeri Sipil (PNS) idealnya merupakan pelayan masyarakat dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para PNS tentunya tak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih besar dalam pengurusan maupun pengelolaan pemerintahan daerah, termasuk didalamnya pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Anggaran Negara dan Keuangan Negara. Menurut Revrisond Baswir (2000:34), Anggaran Negara adalah

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Anggaran Negara dan Keuangan Negara. Menurut Revrisond Baswir (2000:34), Anggaran Negara adalah BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Anggaran Negara dan Keuangan Negara Menurut Revrisond Baswir (2000:34), Anggaran Negara adalah gambaran dari kebijaksanaan pemerintah yang dinyatakan

Lebih terperinci

SISTEM PENGANGGARAN PEMERINTAH

SISTEM PENGANGGARAN PEMERINTAH SISTEM PENGANGGARAN PEMERINTAH 1. PENGERTIAN ANGGARAN 2. FUNGSI ANGGARAN 3. PRINSIP PRINSIP ANGGARAN PEMERINTAH 4. KARAKTERISTIK DAN SIKLUS ANGGARAN PEMERINTAH 5. ANGGARAN BERBASIS KINERJA (ABK) 6. STANDAR

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Indonesia sejak orde lama sampai sekarang telah menerapkan beberapa

PENDAHULUAN. Indonesia sejak orde lama sampai sekarang telah menerapkan beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia sejak orde lama sampai sekarang telah menerapkan beberapa sistem penganggaran. Di masa orde lama pengelolaan keuangan negara masih merujuk pada perundang-undangan

Lebih terperinci