PERANAN LEGUMINOSA TANAMAN PENUTUP PADA SISTEM PERTANAMAN JAGUNG UNTUK PENYEDIAAN HIJAUAN PAKAN
|
|
- Erlin Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERANAN LEGUMINOSA TANAMAN PENUTUP PADA SISTEM PERTANAMAN JAGUNG UNTUK PENYEDIAAN HIJAUAN PAKAN (The Role of Leguminosa Cover Crops at Cropping System of Sweet Maize for Forage Availability) MANSYUR, NYIMAS POPI INDRANI dan IIN SUSILAWATI Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran Jl Raya Bandung Sumedang km 21, Jatinangor, Sumedang ABSTRACT The aims of research were to know the role of leguminosa as cover crops at cropping system of sweet maize for forage availability. Planting Maize and Leguminosa were conducted at field of Forage Crops Laboratory, whereas chemical composition and digestible of herbage were conducted at Laboratory of Ruminants Nutrition and Feed Chemistry, Faculty of Animals Science of Padjadjaran University. Randomized Complete Block Design were used with 4 treatments and 4 replications. The objective observe were yield of sweet maize, yield of herbage, crude protein and crude fiber contents. Data were analyzed varians, followed by Duncan Multiple Range Test. The Research result showed that cropping system of maize with leguminosa increaced production and quakity of forage. The cropping system maize with Calopogonium mucuniodes gave the optimum result of forage. Key Words: Cropping System, Leguminose, Maize, Forage ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peranan leguminosa sebagai tanaman penutup pada sistem pertanaman jagung untuk penyediaan hijauan pakan. Penanaman Jagung dan Leguminosa dilakukan di kebun percobaan Laboratorium Tanaman Makanan Ternak, sedangkan analisis kimia hijauan dilakukan di Laboratotium Nutrisi Ternak Ruminansia, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Peubah yang diamati meliputi hasil jagung, produksi hijauan, kandungan protein kasar, dan kandungan serat kasar hijauan. Data yang diperoleh dianalisis varian, dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pertanaman jagung dengan leguminosa meningkatkan produksi hijauan untuk pakan ternak, sistem pertanaman yang optimal dengan memperhatikan kualitas dan produksi hijauan sebaiknya menggunakan sistem pertanaman Jagung dengan menggunakan leguminosa Calopogonium mucuniodes (Kalopo). Kata Kunci: Sistem Pertanaman, Leguminosa, Jagung, Hijauan PENDAHULUAN Tantangan terbesar dalam semua sistem produksi ternak di negara-negara berkembang adalah pakan, sedangkan salah satu faktor yang menentukan produktivitas ternak ruminansia adalah terjaminnya ketersediaan hijauan pakan yang bermutu. Padang rumput sebagai penghasil hijauan pakan telah banyak tergusur dan beralih fungsi menjadi pemukiman, tanaman pangan, dan industri akibat laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan hijauan pakan, berbagai usaha telah banyak dilakukan seperti integrasi usaha ternak pada sistem perkebunan, kehutanan, dan tanaman pangan. Integrasi pada sistem tersebut dengan memanfaatkan vegetasi alami yang tumbuh di bawah naungan sebagai sumber hijauan dan memanfaatkan hasil ikutan dari sistem tersebut. Pada sistem tanaman pangan biasanya yang digunakan untuk sumber pakan berupa sisa- 879
2 sisa panen yang mempunyai nilai ekonomi rendah, biasanya berupa jerami. Hasil sampingan tanaman tersebut mempunyai kontribusi yang cukup besar sebagai sumber hijauan pakan. Sistem tanaman pangan yang hasil sampingannya telah banyak digunakan salah satunya jagung. Berbagai cara untuk meningkatkan produktivitas tanaman jagung telah banyak dilakukan mulai dari pemuliaan tanaman sampai dengan manajemen budidaya. Pemupukan merupakan salah satu cara yang dilakukan. Pemberian hara pada tanaman merupakan suatu yang mutlak diperlukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Hal ini dilakukan agar tanaman dapat tumbuh secara optimal. Penggunaan pupuk inorganik yang berlebihan secara terus menerus dalam waktu yang lama akan menyebabkan kondisi fisik tanah semakin buruk dimana bahan organik tanah menjadi rendah. Pada akhirnya tanah kurang responsif terhadap pemupukan inorganik sehingga lahan tersebut akan sakit (DIWYANTO et al., 2002). Peningkatan produktivitas lahan-lahan pertanian dan perbaikan kesehatan lahan dapat dilakukan melalui pengelolaan tanah secara terpadu yang mencakup aspek kimia, fisik, dan biologi tanah, dimana pengelolaan bahan organik tanah salah satu yang utama (SRI ADININGSIH, 2000). Ada berbagai cara untuk mempertahankan bahan organik yang tinggi pada tanah, yaitu dengan cara menanami lahan dengan tanaman penghasil bahan organik yang tinggi dan dibenamkan lagi kedalam tanah, atau dengan cara menambahkan pupuk organik berupa kompos, pupuk hijau atau kotoran ternak. Leguminosa merupakan tanaman yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan bahan organik tinggi dan dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah. Kemampuan memfiksasi nitrogen dari udara oleh leguminosa dapat membantu meningkatkan suplai hara terutama nitrogen bagi tanaman yang disampingnya. Leguminosa dapat ditanam sebagai tanaman penutup lahan mempunyai fungsi untuk konservasi tanah dan air. Percampuran leguminosa dan tanaman pangan mempunyai potensi untuk menghasilkan bahan kering yang lebih tinggi dengan kualitas yang lebih tinggi. Selain itu, pertananam campuran dengan tanaman leguminosa dapat menekan gulma dan meningkatkan kesuburan tanah (HORNE dan STUR, 1999). Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui peranan leguminosa sebagai tanaman penutup dalam sistem pertanaman jagung bakar untuk mereduksi penggunaan pupuk inorganik dan menyediakan hijauan pakan baik secara kualitas maupun kuantitasnya. MATERI DAN METODE Tempat penelitian adalah kebun percobaan Laboratorium Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran di Jatinangor yang terletak pada ketinggian ± 750 m diatas permukaan laut. Analisis dilakukan di Laboratorium Tanaman Makanan Ternak dan Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak. Benih jagung yang digunakan adalah Hawaian Super Sweet yang telah banyak di pasaran, dan jenis-jenis leguminosa yang digunakan diperoleh dari Bagian Agrostologi Institut Pertanian Bogor. Luas lahan keseluruhan yang digunakan untuk penelitian seluas 247 m 2. Luas satu petak unit percobaan yang digunakan untuk penelitian 6 m 2, dengan berukuran 3 x 2 meter. Lahan yang telah diolah selanjutnya ditanami oleh leguminosa dengan cara larikan, banyaknya biji yang disebar untuk setiap leguminosa sebanyak 3 kg/ha dengan jarak antar larikan 50 cm. Setelah berumur 2 bulan leguminosa tersebut dipotong dengan ketinggian 7,5 cm diatas permukaan tanah. Selanjutnya jagung ditanam diantara larikan, jarak tanam jagung 50 x 70 cm. Penelitian dilakukan secara eksperimental. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 4 (empat) perlakuan dan ulangan sebanyak 4 kali. Adapun masingmasing perlakuan sebagai berikut: Monokultur jagung dan diberikan pupuk nitrogen sesuai dengan anjuran (P1); Pertanaman campuran jagung dengan Centrocema pubescans (P2); Pertanaman campuran jagung dengan Pureraria javanica (P3); Pertanaman campuran jagung dengan Calopogonium mucoides (P4). Untuk selanjutnya data secara statistik. Untuk membandingkan rata-rata perlakuan digunakan Uji Jarak Bercampuran Duncan (GASPERZ, 1991). Parameter yang di ukur meliputi hasil 880
3 panen jagung manis; produksi segar dan kering hijauan, kandungan dan produksi protein kasar hijauan, dan kandungan serat kasar. HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi jagung manis Pengaruh perlakuan terhadap produksi jagung manis dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil penelitian penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata antara P1 dengan P4. Produksi Jagung manis tertinggi diperoleh oleh P1, P2, P3 dan P4, berturut-turut. Berdasarkan data tersebut, nampaknya bahwa tanaman leguminosa terutama Centrosema pubescans, Calopogonium mucoides dapat mensubsitusi kebutuhan pupuk nitrogen pada tanaman Jagung baik melalui kemampuan menfiksasi nitrogen di udara secara langsung ataupun dari dekomposisi residu bahan organik tanaman tersebut. Tabel 1. Pengaruh perlakuan terhadap produksi jagung manis Perlakuan P1 P2 P3 P4 Produksi jagung manis (g per petak) a ab ab b Huruf yang berbeda kearah kolom menunjukkan adanya perbedaan pengaruh perlakuan (P<0,05) Kontribusi tanaman leguminosa dalam mensuplai hara (terutama nitrogen) telah lama diketahui. Dari ketiga jenis leguminosa yang digunakan yang memberikan hasil yang cukup baik terhadap produksi jagung manis adalah tanaman leguminosa Centrosema pubescans (Sentro) dan Calopogonium mucunoides (Kalopo). Beberapa penelitian melaporkan bahwa tanamanan Sentro dapat memfiksasi nitrogen sekitar kg N per ha dalam setahun (CLEMENT et al., 1983), sedangkan Kalopo diperkirakan dapat menfiksasi nitrogen sebesar kg N per ha dalam setahun (REYNOLDS, 1982). Sisa-sisa tanaman leguminosa yang jatuh merupakan sumber nitrogen yang mudah tersedia bagi tanaman Jagung. Pelepasan nitrogen dari dekomposisi bahan organik sebagai hasil aktivitas mikroorganisme menghancurkan material tersebut. Leguminosa merupakan tanaman yang akan cepat didekomposisi, hal disebabkan tanaman legum mempunyai perbandingan C/N yang kecil (<30 : 1) (GILLER dan WILSON, 1991). Oleh karena itu, sisa tanaman leguminosa cenderung melepaskan nitrogen dan dekomposisi lebih cepat. Produksi segar dan kering hijauan Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang sangat nyata dari perlakuan terhadap produksi segar jerami jagung, leguminosa, dan total produksi hijauan. Data produksi segar dapat dilihat pada Tabel 2. Produksi jerami jagung tertinggi diperoleh pada perlakuan penanaman jagung secara monokultur dengan pemupukan sesuai anjuran, sedangkan Pueraria javanica (Kudzu) merupakan leguminosa yang menghasilkan hijauan segar terbanyak, dan produksi total hijauan segar tertinggi diperoleh pada Tabel 2. Pengaruh perlakuan terhadap produksi segar dan bahan kering hijauan Perlakuan Jerami jagung Leguminosa Produksi hijauan total Segar kering segar kering Segar kering g per petak P a a c b P b 691 b b 944 b b b P b 532 b a a a a P b 592 b a a a a Huruf yang sama kearah kolom menunjukkan pengaruh perlakuan tidak berbeda nyata (P<0,01) 881
4 perlakuan sistem pertanaman jagung dengan Kudzu. Kecenderungan yang sama ditunjukkan oleh produksi kering hijauan dari hasil penelitian. Perbedaan yang besar pada produksi jerami antara sistem sistem jagung monokultur (P1) dengan sistem pertanaman campuran dengan leguminosa (P2, P3 dan P4) dimungkinkan oleh beberapa hal. Pertama, pengaruh ketersediaan hara pada sistem pertanaman tersebut. Walaupun tanaman leguminosa dapat mensuplai nitrogen pada tanah tetapi suplainya masih sedikit, karena masih sedikitnya hara hasil dekomposisi sisa tanaman dan fikasi nitrogen Rhizobium. HAVLIN et al., (1999) menyatakan bahwa kemampuan dalam memfiksasi nitrogen yang tersedia tergantung kepada jumlah nitrogen yang difiksasi dan sejumlah residu tanaman yang dikembalikan ke tanah. Padahal pada masa pertumbuhan vegetatif unsur nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang relatif besar. Hal selanjutnya yang menyebabkan produksi sistem percampuran lebih rendah dalam produksi jerami jagung adalah kemampuan merambat dan melilit dari jenis leguminosa yang digunakan sehingga menghambat pertumbuhan tanaman. Menurut HARDJOWIGENO (2003) bahwa salah satu syarat untuk tanaman legum yang akan dijadikan tanaman sela jangan tanaman yang merambat. Perbedaan yang sangat nyata dalam produksi hijauan dari jenis leguminosa disebabkan oleh kemampuan dan potensi genetik dari leguminosa tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh Kalopo dan Kudzu, dimana tanaman ini mempunyai produksi bahan kering dan segar yang relatif tinggi dibandingkan dengan Sentro. Bahkan bila dibandingkan dengan jerami Jagung yang dihasilkan kedua jenis leguminosa tersebut relatif masih mempunyai produksi hijauan yang lebih tinggi. Produksi hijauan keseluruhan (jerami dan leguminosa) tampak terlihat perbedaan yang sangat nyata. Perbedaan jumlah ini sebagai kontribusi penambahan hijauan yang dihasilkan oleh tanaman leguminosa. Kalopo dan Kudzu mempunyai meningkatkan suplai hijauan menjadi lebih besar, masing menpunyai kontribusi produksi hijauan sebanyak 75% dan 73,7% dari produksi total hijauan. Sistem pertanaman jagung secara monokultur dengan pemberian pupuk nitrogen sesuai anjuran menberikan hasil total hijauan yang paling rendah. Melalui sistem pertanaman campuran produktivitas lahan dapat ditingkatkan, walaupun secara individu produksi tanaman masing-masing lebih rendah. Ternak yang dapat ditampung dari satu hektar masing-masing sistem pertanaman selama satu siklus penanaman jagung (90 hari) sebagai berikut 2,40 Satuan Ternak (ST) (P1), 2,88 ST (P2), 3,76 ST (P3) dan 4,02 ST (P4), tentunya dengan melalui teknologi konservasi hijauan yang baik, dengan asumsi seekor ternak ruminansia dewasa dengan bobot hidup 350 kg, dapat konsumsi 3% bahan kering dari bobot tubuh. Kandungan dan produksi protein kasar hijauan Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh perlakuan yang sangat nyata kandungan protein kasar jerami jagung, tetapi tidak terlihat adanya pengaruh yang nyata terhadap kandungan protein kasar hijauan total. Kandungan protein hijauan hasil penelitian tersaji pada Tabel 3. Tingginya kandungan protein kasar pada jerami Jagung sebagai respon penggunaan pupuk inorganik nitrogen, dimana pupuk inorganik lebih mudah dan cepat tersedia. Seperti diketahui bahwa kandungan protein kasar dari suatu hijauan dipengaruhi oleh ketersediaan nitrogen dalam larutan tanah (MINSON, 1990). Pemberian dan peningkatan pupuk nitrogen meningkatkan produksi hijauan dan juga kandungan nitrogen hijauan (WHITEHEAD, 2000). Kandungan protein kasar masing-masing leguminosa berkisar antara 11,22 18,60%. Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara spesies leguminosa. Sentro mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan Kalopa dan Kudzu. Sentro mempunyai kandungan protein kasar yang tinggi dikarenakan diantara ketiga jenis leguminosa yang digunakan, Sentro mempunyai kemampuan memfiksasi nitrogen paling tinggi. SKERMAN (1977) melaporkan kandungan protein kasar Sentro berkisar antara 10,5% bagi yang tidak diinokulasi dan 16,70% bagi yang diinokulasi. 882
5 Tabel 3. Pengaruh perlakuan terhadap kandungan dan produksi protein kasar hijauan Jerami jagung Leguminosa Hijauan total Perlakuan Kandungan Produksi Kandungan Produksi Kandungan Produksi % g/petak % g/petak % g /petak P1 11,91 a 161,92 a ,91 161,92 b P2 5,27 b 37,63 b 15,24 142,36 b 10,94 180,00 b P3 5,71 b 30,42 b 13,64 219,30 a 11,62 249,73 a P4 5,56 b 31,84 b 13,70 230,80 a 11,63 262,65 a Huruf yang sama kearah kolom menunjukkan pengaruh perlakuan tidak berbeda nyata (P<0,01) Kandungan protein hijauan total menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata. Hal ini merupakan kontibusi leguminosa dalam meningkatkan kandungan protein hijauan total. Pada kondisi lingkungan yang sama, biasanya kandungan protein leguminosa biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan golongan rerumputan (COWLING dan LOCKYER, 1967; METSON dan SAUNDERS, 1978; WHITEHEAD et al., 1985; WILMAN dan HOLINGTON, 1985), dan hasil yang sama terlihat pada penelitian ini, kandungan protein kasar hijauan leguminosa lebih tinggi. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh perlakuan yang nyata produksi protein kasar jerami jagung, produksi protein kasar masing-masing leguminosa, dan produksi protein kasar hijauan total. Produksi protein hijauan hasil penelitian tersaji pada Tabel 4. Adanya perbedaan yang nyata diantara produksi protein kasar jerami jagung, produksi protein kasar masing-masing leguminosa, dan produksi protein kasar hijauan total tersebut sebagai akibat terdapat perbedaan dari produksi bahan kering dan kandungan protein kasar dari masing-masing perubah tersebut. Kandungan serat kasar hijauan Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tidak terdapat berpengaruh nyata terhadap kandungan serat kasar jerami jagung, tetapi nyata berpengaruh terhadap kandungan serat kasar hijuaan total. Kandungan serat kasar pada hijauan hasil penelitian terlihat pada Tabel 5. Perbedaan kandungan serat kasar yang nyata pada hijauan total merupakan pengaruh atau kontribusi dari leguminosa, baik pengaruh produksi bahan kering yang tinggi maupun pengaruh dari kandungan serat kasar yang dipunyainya. Kandungan serat kasar diantara leguminosa nampak berpengaruh nyata, dimana kandungan serat kasar Sentro berbeda dengan kandungan serat kasar Kalopo dan Kudzu. Leguminosa Kudzu mempunyai kandungan serat kasat yang paling tinggi diantara ketiga jenis leguminosa yang digunakan, tetapi secara statistik kandungan serat kasar Kudzu tidak berbeda nyata dengan kandungan serat kasar Kalopo. Tabel 4. Pengaruh perlakuan terhadap kandungan serat kasar jerami jagung, leguminosa, dan total hijauan Perlakuan Kandungan serat kasar jerami Jagung Kandungan serat kasar leguminosa (%) Kandungan serat kasar hijauan total P1 24,79-24,79 c P2 23,51 28,92 b 26,69 bc P3 27,42 28,50 b 28,29 ab P4 24,03 32,85 a 30,00 a Huruf yang berbeda kearah kolom menunjukkan adanya perbedaan pengaruh perlakuan (P<0,05) Tingginya kandungan serat kasar pada Kalopo dan Kudzu dikarenakan karakteristik dari masing-masing leguminosa tersebut, dimana kedua jenis leguminosa tersebut mempunyai banyak bulu pada bagian batang dan daun. Komposisi dari bulu-bulu tersebut biasanya merupakan lignin dan silica, yang mana merupakan komponen dari serat kasar. Batang Kalopo lunak ditutupi dengan bulu- 883
6 bulu panjang berwarna coklat, bagian bawah batang menjalar sedang bagian atas memanjat, berdaun tiga pada satu tangkai (trifoliates), helai daun berbentuk oval ditutupi bulu halus coklat keemasan di dua permukaannya (KISMONO, 1978; ALLEN dan ALLEN, 1981). Legum Kudzu memiliki helai daun yang lebar, oval, agak berbentuk segitiga, daunnya lebat, daun muda ditutupi bulu berwarna coklat. Bulu yang lembut mengandung lignin yang lebih rendah dibandingkan Kalopo dan kudzu yang memiliki bulu lebih kasar, sehingga kandungan ligninnya lebih tinggi. KESIMPULAN DAN SARAN Sistem pertanaman Jagung dengan menggunakan Centosema pubescans (Sentro) dan Calopogonium mucunoides (Kalopo) memberikan hasil yang sama dengan pemberian pupuk nitrogen sesuai dengan anjuran pada sistem pertanaman jagung manis Penghasil hijauan segar dan kering yang tinggi dihasilkan pada sistem pertanaman Jagung dengan menggunakan Pueraria javanica (Kudzu) dan Calopogonium mucunoides (Kalopo). Kandungan protein kasar dari hijauan total (jerami jagung dan leguminosa) tidak ada perbedaan, produksi protein kasar dari hijauan total tertinggi dihasilkan pada sistem pertanaman Jagung dengan menggunakan Pueraria javanica (Kudzu) dan Calopogonium mucunoides (Kalopo). Kandungan serat kasar tertinggi dihasilkan pada sistem pertanaman jagung dengan Pueraria javanica (Kudzu) dan yang terrendah pada sistem pertanaman jagung dengan dosis pemupukan nitrogen sesuai anjuran. Sistem pertanaman jagung dengan leguminosa meningkatkan produksi hijauan untuk pakan ternak, sistem pertanaman yang optimal dengan memperhatikan kualitas dan produksi hijauan sebaiknya menggunakan sistem pertanaman Jagung dengan menggunakan leguminosa Calopogonium mucuniodes (Kalopo). UCAPAN TERIMA KASIH Penulis ucapkan terima kasih kepada Rektor Univeritas Padjadjaran, Ketua Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran, Pengelola Dana DIK Univertias Padjadjaran telah memberikan kepercayaan dan bantuan dana kepada penulis untuk melakukan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA ALLEN, O.N. and E.K. ALLEN Leguminosa. The Wisconsin Univ. Press. Wisconsin CLEMENTS, R.J., R.J. WILLIAM, B. GROF and J.B. HACKER Centrosema. In: BURT et al. (eds.) The Role of Centrocema, Desmodium, and Sytloshanthes in Improving Tropical Pastures. Westview Press, Boulder, Colarado COWLING, D.W. and D.R. LOCKYER A comparison of the reaction of different grass species to fertilizer nitrogen and to growth in association with white clover. 2. Yield of nitrogen. J. of the British Grassland Society 22: DIWYANTO, K., B.R. PRAWIRADIPUTRA dan D. LUBIS Integrasi tanaman-ternak dalam pengembangan agribisnis yang berdaya saing, berkelanjutan dan berkekerakyatan, Wartazoa 12(1): 1-8. GASPERZ, V Metode Perancangan Percobaan. Tarsito, Bandung GILLER, K.E. and K.J. WILSON Nitrogen fixation in Tropical Cropping Systems. CAB International. Wallingford. HADJOWIGENO, S Ilmu Tanah. Akademi Pressindo. Jakarta. HAVLIN, J.L., J.B. BEATON, S.D. TISDALE and W.N. NELSON Soil Fertility and Fertilizers: An Introduction Nutrient Management. 6 th Ed. Prentice Hall. New Jersey. HORNE, P.M. dan W. STUR Mengembangakan teknologi hijauan makanan ternak (HMT) bersama petani kecil-cara memilih varietas terbaik untuk ditawarkan kepada petani di Asia Tenggara. ACIAR Monograph no. 65. KISMONO, I Pengenalan Jenis Hijauan Tropik Penting. BPLPP. Dirjen Peternakan. Departemen Pertanian METSON, A.J. and W.M.H. SAUNDER Seasonal variations in chemical composition of pasture II. Nitrogen, sulphur, and soluble carbohydrate. New Zealand J. of Agric. Res. 21:
7 MINSON, D.J Forage in Ruminant Nutrition. Academic Press. Inc. San Diego. REYNOLDS. S.G Contributions to yield, nitrogen fixation and transfer by local and exotic legumes in tropical grass-legume mixtures in Wetern Samoa. Tropical Grassland 17: SKERMAN, P.J Tropical Forage Legumes. Food and Agriculture Organization of The United Nations. Rome. SRI ADININGSIH, J Peranan baha organik tanah dalam sistem usaha tani konservasi. Materi Pelatihan revitalisasi Keterpaduan Usaha ternak dan sistem Usahatani. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. WHITEHEAD, D.C Nutrient Element in Grassland: Soil-Plant-Animal Relationships. CAB International Publishing. Wallingford. WHITEHEAD, D.C., R.J. BARNES and L.H.P. JONES Nitrogen, sulphur and other mineral elements in white clover and perennial ryegrass grown in mixed swards, with and without fertilizer N, at a range of sites in the UK. J. of the Sci. of Food and Agric. 34: WILMAN, D. and P.A. HOLLINGTON Effects of white clover and fertilizer nitrogen on herbage production and chemical composition and soil water. J. of Agric. Sci. Cambridge 104: DISKUSI Pertanyaan: Bagaimana produksi jagung pipilannya, berkurang ataukah bertambah? Faktor apa yang menyebabkan legum perlu ditanam tumpang sari? Jawaban: Produksi jagung manis lebih rendah dan hal ini dikarenakan ketersediaan nitrogen dalam tanah belum tersedia dan memerlukan waktu yang lebih lama atau penanaman legumnya harus lebih awal. Legume akan mensuplai N yang cukup setelah ditanam 1 2 tahun untuk sentro. 885
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pegaruh Perlakuan terhadap Produksi Hijauan (Bahan Segar)
IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pegaruh Perlakuan terhadap Produksi Hijauan (Bahan Segar) Produksi hijauan segar merupakan banyaknya hasil hijauan yang diperoleh setelah pemanenan terdiri dari rumput
Lebih terperinciPENDAHULUAN. untuk menentukan suatu keberhasilan dari sebuah peternakan ruminansia, baik
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan pakan khususnya hijauan pakan menjadi salah satu faktor untuk menentukan suatu keberhasilan dari sebuah peternakan ruminansia, baik secara kuantitas maupun
Lebih terperincipastura Vol. 2 No. 2 : ISSN : X
pastura Vol. 2 No. 2 : 74-78 ISSN : 2088-818X HASIL DAN KANDUNGAN KOMPONEN SERAT KASAR HIJAUAN RUMPUT BENGGALA DENGAN PEMBERIAN MOLIBDENUM DAN JENIS LEGUM PADAPERTANAMAN CAMPURAN RUMPUT DAN LEGUM Iin Susilawati,
Lebih terperinciKetersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala. yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau. Pemanfaatan lahan-lahan yang kurang
Lebih terperinciLaboratorium Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
Laboratorium Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Inilah Gambaran Peternak Dalam Mencari Hijauan Bagaimna Penanaman Rumput Pada Peternak Ruminansia Bagaimna Penanaman Rumput
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan produksi protein hewani untuk masyarakat Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh peningkatan penduduk, maupun tingkat kesejahteraan
Lebih terperinciPengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola
Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola The Effect of Three Kind Manure (Cow, chicken, and goat) to The Vegetative
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN LEGUM Calopogonium mucunoides, Centrosema pubescens DAN Arachis pintoi SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN LEGUM Calopogonium mucunoides, Centrosema pubescens DAN Arachis pintoi SKRIPSI ADETIAS KATANAKAN GINTING E10013243 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciTidi Dhalika, Mansyur, H. K. Mustafa, dan H. Supratman. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2006, VOL. 6 NO. 2, 163 168 Imbangan Rumput Afrika ( Cynodon Plectostachyus) dan Leguminosa Sentro ( Centrosema Pubescans) dalam Sistem Pastura Campuran terhadap Produksi dan
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)
PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) By Muhamad Kalyubi Under supervisied Ir. Jurnawaty Sjofjan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peranan pakan dalam usaha bidang peternakan sangat penting karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan produksi ternak. Jenis pakan
Lebih terperinciAplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala
Aplikasi Kandang dan Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala Application of Farmyard Manure and SP-36 Fertilizer on Phosphorus Availability
Lebih terperinciA. Pengolahan tanah METODE PENANAMAN RUMPUT BEDE Pada prinsipnya pengolahan tanah sama seperti persiapan untuk penanaman rumput unggul lainnya. Tanah
Lokakarya Fungsiona/ Non Peneiti 1997 TEKNIK BUDIDAYA RUMPUT BRACHIARIA DECUMBENS (RUMPUT BEDE) Oyo, T. Hidayat, Ida Heliati dan Mat Solihat Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN
Lebih terperinciPENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI
PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI Fitri Handayani 1, Nurbani 1, dan Ita Yustina 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur; 2 Balai Pengkajian
Lebih terperinciAfriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**
PENGARUH PENAMBAHAN KIJING TAIWAN (Anadonta woodiana, Lea) DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC.
3 TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC. Tanaman M. bracteata merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang pertama kali ditemukan di areal hutan Negara bagian Tripura, India Utara, dan telah ditanam
Lebih terperinciPENGARUH JARAK TANAM TERHADAP TINGGI TA NAMAN DAN BERAT SEGAR PER RUMPUN RUMPUT GAJAH ODOT (Pennisetum purpureum cv. mott)
PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP TINGGI TA NAMAN DAN BERAT SEGAR PER RUMPUN RUMPUT GAJAH ODOT (Pennisetum purpureum cv. mott) The Effect Row Spacing to Plant High and Fresh Weight per Clump of Dwarf Nafier
Lebih terperinciPENGANTAR. Latar Belakang. Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia.
PENGANTAR Latar Belakang Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia. Produktivitas ternak ruminansia sangat ditentukan oleh ketersediaan pakan yang berkualitas secara cukup dan berkesinambungan.
Lebih terperinciEfektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering
Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tanaman Penutup Tanah
TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Penutup Tanah Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi. Selain itu, tanaman penutup tanah juga digunakan
Lebih terperinciPENGARUH UMUR PEMOTONGAN TERHADAP KANDUNGAN FRAKSI SERAT HIJAUAN MURBEI (MORUS INDICA L. VAR. KANVA-2)
PENGARUH UMUR PEMOTONGAN TERHADAP KANDUNGAN FRAKSI SERAT HIJAUAN MURBEI (MORUS INDICA L. VAR. KANVA-2) (The Effect of Harvesting Date on Content of Fiber Fractions Mulberry Forage (Morus Indica L. Var.
Lebih terperinciPENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS BIO-URIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT Panicum maximum PADA PEMOTONGAN KE TIGA
PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS BIO-URIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT Panicum maximum PADA PEMOTONGAN KE TIGA Ni Nyoman Candraasih Kusumawati 1), Ni Made Witariadi 2), I Ketut Mangku Budiasa 3),
Lebih terperinciTANAMAN STYLO (Stylosanthes guianensis) SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA
TANAMAN STYLO (Stylosanthes guianensis) SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA TANAMAN Leguminosa Styloshanthes guianensis (Stylo) merupakan salahsatu tanaman pakan yang telah beradaptasi baik dan tersebar di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian dari keluarga rumput-rumputan. Jagung merupakan tanaman serealia yang menjadi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan
TINJAUAN PUSTAKA Sumberdaya Pakan Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup, berproduksi, dan berkembang
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia
TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Teknologi produksi biomas jagung melalui peningkatan populasi tanaman.tujuan pengkajian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan lahan-lahan yang subur lebih banyak
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan lahan-lahan yang subur lebih banyak digunakan untuk kegiatan pertanian dan perkebunan yang lebih berorientasi pada penyediaan
Lebih terperinciPendahuluan Pakan merupakan salah satu faktor terpenting dalam usaha pemeliharaan. Nevy Diana Hanafi 1, Sayed Umar 2, dan Irawati Bachari 3
Jurnal Agribisnis Peternakan, Vol. 1, No. 3, Desember 2005 Pengaruh Tingkat Naungan pada Berbagai Pastura Campuran terhadap Produksi Hijauan (The Effect Levels of the Shade at Various Pasture Mixtures
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia, jagung dijadikan sebagai
Lebih terperinciHIJAUAN GLIRICIDIA SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA
HIJAUAN GLIRICIDIA SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA I Wayan Mathius Balai Penelitian Ternak, Bogor PENDAHULUAN Penyediaan pakan yang berkesinambungan dalam artian jumlah yang cukup clan kualitas yang baik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dapat menyebabkan rendahnya produksi ternak yang di hasilkan. Oleh karena itu,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pakan merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan usaha peternakan karena berkaitan dengan produktivitas ternak, sehingga perlu dilakukan peningkatan
Lebih terperinciRespon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap Pemberian Pupuk Majemuk
Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap Pemberian Pupuk Majemuk Respons of Elephant Grass (Pennisetum purpureum) with The Application of Compound Fertilizer Maria Erviana Kusuma Fakultas Peternakan
Lebih terperinciPengaruh Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama
Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama The Effect of Dosage Chicken Manure to The Growth and Production Brachiaria
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS Indigofera zollingeriana YANG DI TANAM PADA LAHAN GAMBUT TERDEGRADASI DENGAN UMUR PANEN YANG BERBEDA
SKRIPSI PRODUKTIVITAS Indigofera zollingeriana YANG DI TANAM PADA LAHAN GAMBUT TERDEGRADASI DENGAN UMUR PANEN YANG BERBEDA Oleh : Mohamad Poniran 11181102094 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN FOSFOR TERHADAP BERAT KERING, KANDUNGAN NITROGEN DAN FOSFOR LEGUM TROPIS MERAMBAT SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN FOSFOR TERHADAP BERAT KERING, KANDUNGAN NITROGEN DAN FOSFOR LEGUM TROPIS MERAMBAT SKRIPSI OLEH NURMALA SARI LUBIS E10013236 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017 i
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. rumput ( Gramineae), leguminosa/legum ( Leguminoseae) dan golongan non
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hijauan Makanan Ternak (HMT) Hijauan merupakan makanan utama bagi ternak ruminansia dan berfungsi tidak hanya sebagai pengenyang tetapi juga berfungsi sebagai sumber nutrisi,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berasal dari hijauan dengan konsumsi segar per hari 10%-15% dari berat badan,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam usaha meningkatkan produktivitas ternak ruminansia, diperlukan ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan, baik secara kualitas maupun kuantitas secara berkesinambungan.
Lebih terperinciPRODUKSI PAKAN HIJAUAN HASIL PENJARANGAN TANAMAN JAGUNG DI LAHAN PASCAERUPSI MERAPI SETELAH DIREHABILITASI DENGAN LEGUMINOSA MERAMBAT
PRODUKSI PAKAN HIJAUAN HASIL PENJARANGAN TANAMAN JAGUNG DI LAHAN PASCAERUPSI MERAPI SETELAH DIREHABILITASI DENGAN LEGUMINOSA MERAMBAT (Production of Forage from Thinning Corn Plant by Legume in Rehabilitated
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. tidak hanya sebagai pengenyang tetapi juga berfungsi sebagai sumber nutrisi,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hijauan Makanan Ternak (HMT) Hijauan merupakan makanan utama bagi ternak ruminansia dan berfungsi tidak hanya sebagai pengenyang tetapi juga berfungsi sebagai sumber nutrisi,
Lebih terperinciJurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):
Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala Application of SP-36 and Cow Manure on the Availability of Phosporus and Phosphorus
Lebih terperinciTHE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)
JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN : 2338-3976 PENGARUH PUPUK N, P, K, AZOLLA (Azolla pinnata) DAN KAYU APU (Pistia stratiotes) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa) THE
Lebih terperinciPRODUKSI HIJAUAN Desmodium uncinatum PADA BERBAGAI JENIS NAUNGAN DAN INTERVAL PEMOTONGAN
PRODUKSI HIJAUAN Desmodium uncinatum PADA BERBAGAI JENIS NAUNGAN DAN INTERVAL PEMOTONGAN (Forage Production of Desmodium uncinatum under Different Shades and Cutting Intervals) ACHMAD FANINDI dan E. SUTEDI
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS PASTURA CAMPURAN DENGAN PERLAKUAN TINGKAT NAUNGAN DAN INTERVAL PEMOTONGAN TESIS YUNIAR
PRODUKTIVITAS PASTURA CAMPURAN DENGAN PERLAKUAN TINGKAT NAUNGAN DAN INTERVAL PEMOTONGAN TESIS YUNIAR 107040003 PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciHanafi Ansari*, Jamilah, Mukhlis
PENGARUH DOSIS PUPUK DAN JERAMI PADI TERHADAP KANDUNGAN UNSUR HARA TANAH SERTA PRODUKSI PADI SAWAH PADA SISTEM TANAM SRI (System of Rice Intensification) Effect of Fertilizer Dosage and Rice Straw to the
Lebih terperinciSTUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN [STUDY ON THREE EGG PLANT VARIETIES GROWN ON DIFFERENT COMPOSITION OF PLANT MEDIA, ITS EFFECT ON GROWTH
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK DAN KETINGGIAN PERMUKAAN MEDIA HIDROPONIK SISTEM DRIP TERHADAP HASIL DAN KANDUNGAN NUTRISI RUMPUT GAJAH SKRIPSI
PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK DAN KETINGGIAN PERMUKAAN MEDIA HIDROPONIK SISTEM DRIP TERHADAP HASIL DAN KANDUNGAN NUTRISI RUMPUT GAJAH SKRIPSI Oleh Meida Wulandari NIM 091510501104 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran
Lebih terperinciSeminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005
PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN SORGUM ( (L) Moench DAN (Piper) Stafp) YANG MENDAPATKAN KOMBINASI PEMUPUKAN N, P, K DAN CA (The Use Combined Fertilizers of N, P, K and Ca on Growth and Productivity
Lebih terperinciVol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :
ANALISIS TUMBUH DUA VARIETAS TERUNG (Solanum melongena L.) PADA PERBEDAAN JENIS PUPUK ORGANIK CAIR (Growth Analysis of Two Eggplant (Solanum melongena L.) Varieties on Different Types of Liquid Organic
Lebih terperinciMade Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi
Vol 1 No.4 Oktober-Desember 212 ISSN: 232-6472 EVALUASI PERTUMBUHAN DAN HASIL SELEDRI (Apium graveolens,l.) PADA PERBEDAAN JENIS BAHAN DASAR DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR (The Evaluation of Celery (Apium
Lebih terperinciPEMBERIAN PUPUK NITROGEN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HIJAUAN RUMPUT PASAPALUM TRATUM
PEMBERIAN PUPUK NITROGEN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HIJAUAN RUMPUT PASAPALUM TRATUM Oleh: I Nyoman Kaca BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya pendapatan masyarakat, menyebabkan
Lebih terperinciPENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA
PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA Fahdiana Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Jarak tanam berhubungan dengan luas atau ruang tumbuh tanaman dan penyediaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang
Lebih terperinciPERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN KUALITAS NUTRISI TANAMAN OROK-OROK DAN JAGUNG MANIS SEBAGAI BAHAN PAKAN YANG DITANAM SECARA TUMPANGSARI
PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN KUALITAS NUTRISI TANAMAN OROK-OROK DAN JAGUNG MANIS SEBAGAI BAHAN PAKAN YANG DITANAM SECARA TUMPANGSARI (Growth, production, and nutrition quality of Crotalaria juncea L and sweet
Lebih terperinciPENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI
PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI Oleh Ahmad Fitriyanto NIM 091510501143 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Darmaga, Bogor. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Oktober 2010 sampai Februari 2011. Analisis tanah dan hara
Lebih terperinciRESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN
RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN Sumarni T., S. Fajriani, dan O. W. Effendi Fakultas Pertanian Universitas BrawijayaJalan Veteran Malang Email: sifa_03@yahoo.com
Lebih terperinciKAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG
KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG (Study on Molasses as Additive at Organoleptic and Nutrition Quality of Banana Shell Silage) S. Sumarsih,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumput Gajah Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) adalah tanaman yang dapat tumbuh di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa tambahan nutrien
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,
Lebih terperinciPengaruh Jenis Dan Dosis Leguminosa Terhadap...Feisal Yusdema Agung P
PENGARUH JENIS DAN DOSIS LEGUMINOSA TERHADAP DURABILITAS DAN DENSITAS PELET KONSENTRAT SAPI PERAH THE EFFECT OF VARIETY AND LEGUME DOSE ON DURABILITY AND DENSITY PELLETS CONCENTRATE DAIRY COWS Feisal Yusdema
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ketergantungan terhadap bahan pangan impor sebagai akibat kebutuhan. giling (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2015).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketergantungan terhadap bahan pangan impor sebagai akibat kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap komoditas beras sebagai bahan pangan utama cenderung terus meningkat setiap
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)
Jurnal KIAT Universitas Alkhairaat 8 (1) Juni 2016 e-issn : 2527-7367 PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah gandum dan padi. Di Indonesia sendiri, jagung dijadikan sebagai sumber karbohidrat kedua
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM PLANT GROWTH AND PRODUCTION MUSTARD (Brassica juncea L) WITH GRANT OF MICROORGANISMS
Lebih terperinciPengaruh Lanjutan Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Kedua
Pengaruh Lanjutan Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Kedua The Advance Effect of Dosage Chicken Manure to the Growth and Production
Lebih terperinciI. PENDAHULAN. A. Latar Belakang. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha
I. PENDAHULAN A. Latar Belakang Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primer yaitu makanan. Dalam sejarah hidup manusia dari tahun ke tahun mengalami perubahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia. Buah nenas merupakan produk terpenting kedua setelah pisang. Produksi nenas mencapai 20%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan pakannya berupa hijauan. Pakan hijauan dengan kualitas baik dan kuantitas yang cukup
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fabaceae, yang biasa disebut kembang telang (Zussiva et al., 2012). Tanaman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kembang Telang (Clitoria ternatea) Kembang telang (Clitoria ternatea) merupakan tanaman dari keluarga Fabaceae, yang biasa disebut kembang telang (Zussiva et al., 2012). Tanaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hasilkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan pakan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penting dalam peningkatan usaha peternakan adalah pakan. Kekurangan pakan, dapat menyebabkan rendahnya produksi ternak yang di hasilkan. Oleh karena
Lebih terperinciPYRACLOSTROBIN ROLE IN IMPROVING EFFICIENCY NITROGEN FERTILIZER AND EFFECT ON QUALITY OF YIELD SEEDS CORN (Zea mays L.)
JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 2 MEI-2013 ISSN: 2338-3976 PENGARUH PEMBERIAN PYRACLOSTROBIN TERHADAP EFISIENSI PUPUK NITROGEN DAN KUALITAS HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PYRACLOSTROBIN ROLE IN
Lebih terperincirv. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (Lampiran 6 ) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kascing dengan berbagai sumber berbeda nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pastura Campuran
TINJAUAN PUSTAKA Pastura Campuran Ketersediaan pakan yang cukup dan berkualitas menjadi hal yang penting dalam mendukung program swasembada daging. Rendahnya pertambahan berat badan ternak disebabkan rendahnya
Lebih terperinciPEMBUATAN PUPUK ORGANIK ASAL KOTORAN SAPI Hasil sampingan pemeliharaan ternak sapi atau sering juga disebut sebagai kotoran sapi tersusun dari feses,
POTENSI DAN PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK ASAL KOTORAN SAM Entang Suganda Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor, 16002 PENDAHULUAN Ketersediaan unsur hara dalam tanah sangat penting artinya bagi usaha
Lebih terperinciPENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan menjadi salah satu faktor penentu dalam usaha peternakan, baik terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan tercapai bila mendapat
Lebih terperinciRESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS
RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS RESPONSE OF PLANTING DISTANCE AND GRANUL ORGANIC FERTILIZER DOSAGE DIFFERENT ON GROWTH
Lebih terperinciIin Susilawati, N. Popi Indriani, Herryawan Kemal Mustofa, A. R. Tarmidi Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran
JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2011, NO. 10, VOL. 1, 39-44 Peningkatan Berat Akar, Berat Nodul Efektif Dan Hasil Hijauan Dengan Pemberian Molibdenum Dan Inokulasi Rhizobium (Increasing Root Weight, Nodule Weight
Lebih terperinciPENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A
PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A34104064 PROGRAM STUDI AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS RUMPUT Stenotaphrum secundatum Cv. Vanuatu PADA BERBAGAI TARAF PEMUPUKAN NITROGEN DALAM KONDISI TERNAUNG DAN TANPA NAUNGAN
PRODUKTIVITAS RUMPUT Stenotaphrum secundatum Cv. Vanuatu PADA BERBAGAI TARAF PEMUPUKAN NITROGEN DALAM KONDISI TERNAUNG DAN TANPA NAUNGAN N. W. SUKARJI, I. W. SUARNA, dan I. B. GAGA PARTAMA. Jurusan Nutrisi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN Indigofera zollingeriana PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK FOSFAT
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN Indigofera zollingeriana PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK FOSFAT Yoga Setyawan Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar E-mail : yogasetyawan@yahoo.com
Lebih terperinciEFEKTIFITAS KOMPOS CAMPURAN AMPAS TEH, KOTORAN SAPI DAN KOTORAN KAMBING TERHADAP SERAPAN N PADA TANAMAN BAWANG DAUN PADA INCEPTISOL
285 EFEKTIFITAS KOMPOS CAMPURAN AMPAS TEH, KOTORAN SAPI DAN KOTORAN KAMBING TERHADAP SERAPAN N PADA TANAMAN BAWANG DAUN PADA INCEPTISOL Santika Patna Dyasmara, Syekhfani, Yulia Nuraini * Jurusan Tanah,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk Indonesia (96,87% penduduk) dan merupakan penyumbang lebih dari 65% kebutuhan kalori (Pranolo 2001). Dalam
Lebih terperinciKAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO
KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO Yati Haryati dan Agus Nurawan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Jl. Kayuambon No. 80 Lembang, Bandung Email : dotyhry@yahoo.com
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN
Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciPEMANFAATAN KOMPOS CAMPURAN MANURE AYAM BROILER DAN LIMBAH KULIT KOPI DENGAN BERBAGAI DOSIS MOD
PEMANFAATAN KOMPOS CAMPURAN MANURE AYAM BROILER DAN LIMBAH KULIT KOPI DENGAN BERBAGAI DOSIS MOD (Microorganisme Decomposer) TERHADAP PRODUKTIVITAS Indigofera zollingeriana SKRIPSI PUTRI ANGGUN RUMONDANG
Lebih terperinciPercobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah
Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Latar Belakang Di antara pola tanam ganda (multiple cropping) yang sering digunakan adalah tumpang sari (intercropping) dan tanam sisip (relay
Lebih terperinciINTRODUKSI PAKAN TERNAK DI LOKASI PRIMATANI, DESA TOBU, KECAMATAN MOLLO UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN
INTRODUKSI PAKAN TERNAK DI LOKASI PRIMATANI, DESA TOBU, KECAMATAN MOLLO UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Paskalis Th. Fernandez dan Sophia Ratnawaty Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT
Lebih terperinciKANDUNGAN PROTEIN DAN SERAT KASAR TONGKOL JAGUNG YANG DIINOKULASI Trichoderma sp. PADA LAMA INKUBASI YANG BERBEDA ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN
KANDUNGAN PROTEIN DAN SERAT KASAR TONGKOL JAGUNG YANG DIINOKULASI Trichoderma sp. PADA LAMA INKUBASI YANG BERBEDA Crude Protein and Crude Fiber Corncob Inoculated by Trichoderma sp. at Different Time of
Lebih terperinciNISBAH DAUN BATANG, NISBAH TAJUK AKAR DAN KADAR SERAT KASAR ALFALFA (Medicago sativa) PADA PEMUPUKAN NITROGEN DAN TINGGI DEFOLIASI BERBEDA
Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p 1 8 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj NISBAH DAUN BATANG, NISBAH TAJUK AKAR DAN KADAR SERAT KASAR ALFALFA (Medicago sativa) PADA
Lebih terperinciPENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI
PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI ABSTRAK Aksesi gulma E. crus-galli dari beberapa habitat padi sawah di Jawa Barat diduga memiliki potensi yang berbeda
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)
PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir) THE EFFECT OF COW MANURE DOSAGE AND NITROGEN FERTILIZER ON GROWTH AND
Lebih terperinciBUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA
BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA Jagung berperan penting dalam perekonomian nasional dengan berkembangnya industry pangan yang ditunjang oleh teknologi budidaya
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG
1 PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PADA TANAH INCEPTISOL KWALA BEKALA SKRIPSI OLEH NIKO FRANSISCO SILALAHI 090301024
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH
Buana Sains Vol 6 No 2: 165-170, 2006 165 PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH Fauzia Hulopi PS Budidaya Pertanian, Fak. Pertanian, Universitas
Lebih terperinciE-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017
Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk ZA, NPK, Urea terhadap Pertumbuhan Rumput Bermuda (Cynodon dactylon) pada Industri Pembibitan Tanaman Lansekap di Kelurahan Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur I PUTU MERTAYASA
Lebih terperinciKERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P
Zubir et al.: Keragaan Pertumbuhan Jagung Dengan. KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P Zubir Marsuni 1), St. Subaedah 1), dan Fauziah Koes 2) 1) Universitas
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini beras masih merupakan pangan utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando, 2007) kebutuhan beras dari tahun-ketahun
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PEMUPUKAN DAN TEKSTUR TANAH TERHADAP PRODUKTIVITAS RUMPUT Setaria splendida Stapf
PENGARUH WAKTU PEMUPUKAN DAN TEKSTUR TANAH TERHADAP PRODUKTIVITAS RUMPUT Setaria splendida Stapf Oleh WAHJOE WIDHIJANTO BASUKI Jurusan Peternakan, Politeknik Negeri Jember RINGKASAN Percobaan pot telah
Lebih terperinci