BAB VI PEMBAHASAN. Growth Hormone, yaitu untuk menguji peningkatan miofibril dan peningkatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI PEMBAHASAN. Growth Hormone, yaitu untuk menguji peningkatan miofibril dan peningkatan"

Transkripsi

1 84 BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini digunakan tikus sebagai hewan coba yang diberikan Growth Hormone, yaitu untuk menguji peningkatan miofibril dan peningkatan jumlah nukleus dalam miofibril. Tikus yang digunakan sebagai hewan coba adalah tikus dewasa dan sehat, jantan, umur 6 bulan, dan berat gram. Tikus yang dipergunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 ekor, dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol (aquadest), kelompok P1 (GH 0,022 IU), dan kelompok P2 (GH 0,044 IU). Penelitian dilakukan selama 28 hari. Pengambilan waktu 28 hari didasarkan atas hasil penelitian pendahuluan, bahwa didapatkan peningkatan miofibril yang signifikan dalam waktu 28 hari (Fifin, 2011) Pengaruh GH terhadap Miofibril Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa data miofibril dan nukleus miofibril pada kelompok kontrol, kelompok P1, dan P2, berdistribusi normal (p > 0,05), baik kelompok sebelum perlakuan (pre) maupun sesudah perlakuan (post). Disamping itu juga, varians antar kelompok baik sebelum perlakuan maupun sesudah perlakuan adalah homogen (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa syarat penggunaan uji parametrik untuk analisis data miofibril dan nukleus miofibril

2 85 sudah terpenuhi. Selanjutnya untuk uji komparabilitas dan uji efek perlakuan digunakan uji parametrik yaitu uji One Way ANOVA untuk mengetahui perbedaan rerata antar kelompok sebelum perlakuan maupun rerata antar kelompok sesudah perlakuan. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa rerata miofibril kelompok kontrol (aquadest) adalah 21,68±2,18, rerata kelompok GH 0,022 IU adalah 22,04±2,69, dan rerata kelompok GH 0,044 IU adalah 23,08±1,90. Analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova menunjukkan bahwa nilai F = 4,078 dan nilai p = 0,075. Hal ini berarti bahwa semua kelompok sebelum diberikan perlakuan, rerata miofibril tidak berbeda secara bermakna (p > 0,05). Sedangkan hasil analisis sesudah perlakuan didapatkan bahwa rerata miofibril kelompok kontrol (aquadest) adalah 20,96±2,15, rerata kelompok GH 0,022 IU adalah 31,04±1,51, dan rerata kelompok GH 0,044 IU adalah 36,96±1,16. Analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova menunjukkan bahwa nilai F = 119,072 dan nilai p = 0,001. Hal ini berarti bahwa rerata miofibril pada ketiga kelompok sesudah diberikan perlakuan berbeda secara bermakna (p<0,05). Uji lanjutan dengan uji Least Significant Difference test (LSD) didapatkan hasil sebagai berikut: Rerata kelompok kontrol (aquadest) berbeda bermakna dengan kelompok GH 0,022 IU (rerata kelompok kontrol (aquadest) lebih rendah daripada rerata kelompok GH 0,022 IU). Rerata kelompok kontrol (aquadest) berbeda secara bermakna dengan kelompok GH 0,044 IU (rerata kelompok kontrol (aquadest) lebih rendah daripada rerata kelompok GH 0,044

3 86 IU). Rerata kelompok GH 0,022 IU berbeda secara bermakna dengan kelompok GH 0,044 IU (rerata kelompok GH 0,022 IU lebih rendah daripada rerata kelompok GH 0,044 IU). Demikian juga pada nukleus miofibril, berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa rerata nucleus miofibril kelompok kontrol (aquadest) adalah 24,56±1,54, rerata kelompok GH 0,022 IU adalah 24,16±1,56, dan rerata kelompok GH 0,044 IU adalah 24,80±1,41. Analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova menunjukkan bahwa nilai F = 1,162 dan nilai p = 0,346. Hal ini berarti bahwa semua kelompok sebelum diberikan perlakuan, rerata nukleus miofibril tidak berbeda secara bermakna (p > 0,05). Sedangkan hasil analisis sesudah perlakuan didapatkan bahwa rerata nukleus miofibril kelompok kontrol (aquadest) adalah 24,40±0,44, rerata kelompok GH 0,022 IU adalah 25,56±0,49, dan rerata kelompok GH 0,044 IU adalah 26,40±0,47. Analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova menunjukkan bahwa nilai F = 5,937 dan nilai p = 0,016. Hal ini berarti bahwa rerata nukleus miofibril pada ketiga kelompok sesudah diberikan perlakuan berbeda secara bermakna (p<0,05). Uji lanjutan dengan uji Least Significant Difference test (LSD) didapatkan hasil sebagai berikut: Rerata kelompok kontrol (aquadest) berbeda bermakna dengan kelompok GH 0,022 IU (rerata kelompok kontrol (aquadest) lebih rendah daripada rerata kelompok GH 0,022 IU). Rerata kelompok kontrol (aquadest) berbeda secara bermakna dengan kelompok GH 0,044 IU (rerata kelompok kontrol (aquadest) lebih rendah daripada rerata kelompok GH 0,044

4 87 IU). Rerata kelompok GH 0,022 IU berbeda secara bermakna dengan kelompok GH 0,044 IU (rerata kelompok GH 0,022 IU lebih rendah daripada rerata kelompok GH 0,044 IU). Dengan didapatkannya hasil perbedaan yang bermakna dari penelitian ini, maka dapat dikatakan bahwa GH dapat digunakan untuk meningkatkan Lean Body Mass melalui efek langsungnya pada otot. Efek langsung yang terjadi adalah hiperplasi miofibril dan peningkatan jumlah nukleus miofibril. Sedangkan dari pengamatan secara kualitatif didapatkan gambaran terjadinya kontraksi otot, yang kemungkinan ada hubungannya dengan perubahan strength. Hiperplasi ini disebabkan karena GH merupakan molekul protein kecil yang terdiri atas 191 asam amino yang dihubungkan dengan rantai tunggal yang mana hormon ini menyebabkan pertumbuhan seluruh jaringan tubuh yang memang mampu untuk bertumbuh. Hormon ini menambah ukuran sel dan meningkatkan proses mitosis yang diikuti dengan bertambahnya jumlah sel (Guyton, 1994). Fungsinya untuk menambah tinggi tubuh pada anak-anak dan dewasa. Selain bekerja untuk pertumbuhan, GH juga mempunyai fungsi metabolik. GH memperoleh sinyal intraselular melalui reseptor perifer dan menginisiasi cascade fosforilasi yang mengikutsertakan alur JAK/STAT (Carter dkk, 1996). Jadi efek GH adalah meningkatkan protein tubuh, menggunakan lemak dari tempat penyimpanannya, dan menghemat karbohidrat. Mungkin naiknya kecepatan pertumbuhan itu terutama disebabkan oleh naiknya kecepatan sintesis protein (Guyton, 1994). Di dalam hati terdapat banyak sekali reseptor

5 88 GH, dan beberapa jaringan perifer juga mempunyai jumlah reseptor yang cukup banyak, termasuk jaringan otot dan lemak (Brown dkk, 2005).

6 89 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian pemberian GH pada Tikus selama 28 hari didapatkan simpulan sebagai berikut: 1. Injeksi Growth Hormone mampu meningkatkan lean body mass ditandai dengan adanya pertambahan jumlah miofibril pada otot skeletal tikus yang dengan demikian maka sarkomer dengan sendirinya akan mengalami hiperplasia. 2. Injeksi Growth Hormone mampu meningkatkan lean body mass ditandai dengan peningkatan jumlah nukleus dalam miofibril sel otot. 3. Injeksi Growth Hormone mampu menimbulkan perubahan kontraksi pada otot skeletal ditamdai dengan adanya perubahan lebar Band A dan Band I pada serabut otot skeletal tikus. 4. Injeksi Growth Hormone dengan menggunakan dosis rendah yakni pada kelompok GH 0,022 IU telah dapat memberikan perbedaan jumlah miofibril dan nukleus miofibril yang bermakna serta perubahan kontraksi otot yang dapat diamati secara kualitatif. Dengan demikian maka dianjurkan untuk penggunaan GH adalah cukup dengan menggunakan dosis rendah, yang dalam penelitian ini digunakan 1,05 IU/hari.

7 Saran Sebagai saran dalam penelitian ini adalah: 1. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek injeksi GH terhadap sel lemak. 2. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek injeksi GH terhadap strength otot oleh karena ternyata dari penelitian didapatkan adanya perubahan kontraksi otot.

BAB IV METODE PENELITIAN. digunakan adalah Randomized Pre-Post Test Control Group Design. P S R O3 P1 O4. Bagan 4.1 Skema Rancangan Penelitian in vivo

BAB IV METODE PENELITIAN. digunakan adalah Randomized Pre-Post Test Control Group Design. P S R O3 P1 O4. Bagan 4.1 Skema Rancangan Penelitian in vivo 57 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian maka penelitian ini dilakukan secara eksperimental, dengan rancangan penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Subjek Penelitian ini adalah Hematopoetic Stem cell dari darah perifer Dewasa yang

BAB V HASIL PENELITIAN. Subjek Penelitian ini adalah Hematopoetic Stem cell dari darah perifer Dewasa yang BAB V HASIL PENELITIAN.1 Karakteristik Subjek Penelitian Subjek Penelitian ini adalah Hematopoetic Stem cell dari darah perifer Dewasa yang secara random digunakan sebanyak 20 sediaan sebagai sampel, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen murni dengan menggunakan design Pretest postest with control group

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subyek penelitian ini yaitu tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar, usia 90 hari dengan berat badan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. HASIL Dalam penelitian ini sampel diambil dari Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM untuk mendapatkan perawatan hewan percobaan yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Desain ini menggunakan

Lebih terperinci

THE EFFECT OF COMMERCIAL FEED SUBSTITUTION WITH MOLE CRAB (Emerita sp.) MEAL TOWARD THE BODY WEIGHT OF MALE QUAIL (Coturnix coturnix japonica L)

THE EFFECT OF COMMERCIAL FEED SUBSTITUTION WITH MOLE CRAB (Emerita sp.) MEAL TOWARD THE BODY WEIGHT OF MALE QUAIL (Coturnix coturnix japonica L) Pengaruh Substitusi Pakan (ika Pratiwi)1 PENGARUH SUBSTITUSI PAKAN KOMERSIAL DENGAN TEPUNG UNDUR-UNDUR LAUT (Emerita sp.) TERHADAP BERAT BADAN BURUNG PUYUH JANTAN (Coturnix coturnix japonica L) THE EFFECT

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan selama bulan November 2012 di LPPT UGM

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan selama bulan November 2012 di LPPT UGM BAB 4 HASIL PENELITIAN Penelitian dilakukan selama bulan November 2012 di LPPT UGM Yogyakarta. Sampel penelitian pada awal penelitian berjumlah 30 ekor tikus Sprague dawley, dan pada akhir penelitian berjumlah

Lebih terperinci

BAB V HASIL. masing kelompok dilakukan inokulasi tumor dan ditunggu 3 minggu. Kelompok 1

BAB V HASIL. masing kelompok dilakukan inokulasi tumor dan ditunggu 3 minggu. Kelompok 1 BAB V HASIL Penelitian dilakukan pada 24 ekor mencit C3H berusia 8 minggu dengan berat badan 20-30 gram. Kemudian dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu, dan diberikan pakan standar. Setelah itu dibagi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN Tikus jantan galur Sprague dawley yang digunakan dalam penelitian ini berumur 9 minggu sebanyak 18 ekor dibagi menjadi 3 kelompok ( kontrol, P1 dan P2 ), selama penelitian semua

Lebih terperinci

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.) Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.) OLEH : S. A n d h i J u s u p, d r, M. K e s S e t y o S r i R a h a r j o, d r. M K e s F A K U L T A S K E D O K T E R A

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi. BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi. 4.2 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. menggunakan uji One Way Anova. Rerata tekanan darah sistolik kelompok

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. menggunakan uji One Way Anova. Rerata tekanan darah sistolik kelompok BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 6.1 Data Hasil Penelitian Uji perbandingan antara keempat kelompok sebelum perlakuan menggunakan uji One Way Anova. Rerata tekanan darah sistolik kelompok kontrol adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan menggunakan pre test-post test control group design (Pocock,2008). P0 O1 O5 P1 O2 O6 P S R

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian pre and post test with control group

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini para dokter yang berada di bidang Anti Aging telah mampu menghambat penuaan

BAB I PENDAHULUAN. ini para dokter yang berada di bidang Anti Aging telah mampu menghambat penuaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan adalah proses alami yang terjadi pada semua mahluk hidup dan dimulai dari semenjak lahir di dunia ini. Seringkali proses penuaan ini dihubungkan dengan menurunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat modern cenderung hidup dengan tingkat stres tinggi karena kesibukan dan tuntutan menciptakan kinerja prima agar dapat bersaing di era globalisasi, sehingga

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada 24 ekor mencit betina strain C3H berusia 8

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada 24 ekor mencit betina strain C3H berusia 8 BAB V HASIL PENELITIAN Penelitian dilakukan pada 24 ekor mencit betina strain C3H berusia 8 minggu dengan berat mencit 20-30 gram. Kemudian dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu, dan diberikan pakan standar.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian post test only with control group

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi (quasi experiment) dengan pretest-posttest non-equivalent control group

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar (Rattus Norvegicus), umur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar (Rattus Norvegicus), umur III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar (Rattus Norvegicus), umur 8-12 minggu dengan berat badan 200-300 gr. Sampel penelitian dipilih secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran yang menonjol ke luar sel Melalui permukaan sel ini,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari)

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari) BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama satu bulan penanaman jamur tiram putih terhadap produktivitas (lama penyebaran miselium, jumlah badan buah dua kali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berusia ± 2 bulan dengan berat badan gr. Subjek dibagi menjadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berusia ± 2 bulan dengan berat badan gr. Subjek dibagi menjadi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Subjek penelitian terdiri dari 21 ekor tikus putih jantan yang berusia ± 2 bulan dengan berat badan 150-200 gr. Subjek dibagi menjadi 4 kelompok dengan pembagian kelompok

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pendekatan Pre test - Post Test Only Control Group Design. Perlakuan hewan coba dilakukan di animal house Fakultas Kedokteran

III. METODE PENELITIAN. pendekatan Pre test - Post Test Only Control Group Design. Perlakuan hewan coba dilakukan di animal house Fakultas Kedokteran 24 III. METODE PENELITIAN III.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis dari penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuwan : Anestesiologi 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang 3. Ruang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Rerata Zona Radikal Penelitian untuk menguji kemampuan daya hambat ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab gingivitis

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with 43 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with randomized control group design. Pemilihan subjek penelitian untuk pengelompokan

Lebih terperinci

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE (Momordica charantia) TERHADAP AKTIVASI Vascular Cell Adhesion Molecule-1 (VCAM-1) PADA AORTA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET ATEROGENIK SKRIPSI Oleh Lilis Rahmawati

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental laboratorium dalam menguji aktivitas analgetik pada mencit putih jantan. B. Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin pesat secara tidak langsung telah menyebabkan terjadinya pergeseran pola hidup di masyarakat. Kemajuan teknologi dan industri secara

Lebih terperinci

BAB V HASIL. berat badan gram. Kemudian dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu,

BAB V HASIL. berat badan gram. Kemudian dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu, BAB V HASIL Penelitian dilakukan pada 18 ekor tikus Wistar berusia 8 minggu dengan berat badan 200-300 gram. Kemudian dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu, dan diberikan pakan standar. Setelah itu dibagi

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui. 1 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian - Tempat penelitian : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode acak terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan galur Sprague

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pretest dan Post Test yang Diinduksi Asap Rokok dan Diberi Ekstrak Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sediaan dalam bentuk ekstrak etanol 70% batang

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sediaan dalam bentuk ekstrak etanol 70% batang BAB V HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan sediaan dalam bentuk ekstrak etanol 70% batang sarang semut. Saat ini, di pasaran sarang semut dijumpai dalam bentuk kapsul yang mengandung ekstrak etanol

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan pre dan post-test design. Pre-test pada penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. menggunakan pre dan post-test design. Pre-test pada penelitian ini adalah III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimental murni, dengan menggunakan pre dan post-test design. Pre-test pada penelitian ini adalah pengukuran kadar LDL

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 23 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.1.2 Ruang Lingkup Tempat Penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. PERBANDINGAN ANTARA PENGARUH OMEGA-3 DENGAN AEROBIC EXERCISE TERHADAP KADAR KOLESTEROL-LDL TIKUS JANTAN GALUR Wistar MODEL DISLIPIDEMIA

ABSTRAK. PERBANDINGAN ANTARA PENGARUH OMEGA-3 DENGAN AEROBIC EXERCISE TERHADAP KADAR KOLESTEROL-LDL TIKUS JANTAN GALUR Wistar MODEL DISLIPIDEMIA ABSTRAK PERBANDINGAN ANTARA PENGARUH OMEGA-3 DENGAN AEROBIC EXERCISE TERHADAP KADAR KOLESTEROL-LDL TIKUS JANTAN GALUR Wistar MODEL DISLIPIDEMIA Michelle Regina Sudjadi, 2012; Pembimbing I: Penny S.M.,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control 22 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group design. B. Subyek Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) Terhadap Berat Badan, Berat Testis, dan Jumlah Sperma Mencit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada wanita, komposisi lemak tubuh setelah menopause mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada wanita, komposisi lemak tubuh setelah menopause mengalami BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada wanita, komposisi lemak tubuh setelah menopause mengalami perubahan, yaitu dari deposisi lemak subkutan menjadi lemak abdominal dan viseral yang menyebabkan peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak kacang kedelai hitam (Glycine soja) terhadap jumlah kelenjar dan ketebalan lapisan endometrium

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan dilakukan pada masing-masing variabel meliputi

BAB 5 PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan dilakukan pada masing-masing variabel meliputi BAB 5 PEMBAHASAN Sistematika pembahasan dilakukan pada masing-masing variabel meliputi kadar SGOT dan SGPT yang diukur dengan metode fotometri dan dinyatakan dalam satuan U/l. Sebelumnya akan disampaikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian mengenai pengaruh ekstrak biji pepaya (Carica papaya, L.) terhadap ketebalan lapisan endometrium dan kadar hemoglobin tikus putih (Rattus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1. Deskripsi subjek penelitian Subjek penelitian adalah tikus putih galur Wistar (Rattus Norvegicus) jantan usia sekitar 3 bulan dengan berat badan 120-220 gram.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Dewi Luksri Anjaniwati, Richa Yuswantina, Sikni Retno K. ABSTRACT

Dewi Luksri Anjaniwati, Richa Yuswantina, Sikni Retno K. ABSTRACT The Effectivity of Atorvastatin, Fenofibrate, and Gemfibrozil in Single and Combination Dose to Reduce Total Cholesterol Levels in White Male Rats of Wistar Strain Dewi Luksri Anjaniwati, Richa Yuswantina,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan BAB IV METODE PELAKSANAAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menyangkut bidang ilmu biokimia, ilmu gizi, dan patologi anatomi 4.2 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi, dan Biokimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experiment dengan rancangan penelitian pre test and post test control group design

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS JANTAN WISTAR

ABSTRAK. EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS JANTAN WISTAR ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS JANTAN WISTAR Jane Haryanto, 2012 ; Pembimbing I : Rosnaeni, Dra., Apt. Pembimbing II : Penny Setyawati M.,

Lebih terperinci

Gambar 6. Desain Penelitian

Gambar 6. Desain Penelitian 19 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dipilih mencit dengan kriteria: - Berat badan 20-30 gram - Jantan - Sehat - Berusia 2-3 bulan Mencit diaklimatisasi selama 7 hari Dari 25 mencit kemudian

Lebih terperinci

Ayunda Prameswari, 2016, Pembimbing I : Heddy Herdiman, dr., M.Kes. Pembimbing II : Hj. Sri Utami, Dra., M.Kes., PA(K)

Ayunda Prameswari, 2016, Pembimbing I : Heddy Herdiman, dr., M.Kes. Pembimbing II : Hj. Sri Utami, Dra., M.Kes., PA(K) ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL PURWOCENG (Pimpinella alpina) TERHADAP BERAT BADAN, PANJANG BADAN, DAN PANJANG KALSIFIKASI TULANG FEMUR JANIN TIKUS WISTAR Ayunda Prameswari, 2016, Pembimbing I : Heddy

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 22 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi, Farmasi dan Patologi Anatomi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium menggunakan post-test control design group only. Pada penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dari bulan September Nopember 2010 di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Terpadu-Layanan Penelitian Pra Klinik Pengembangan Hewan Percobaan (LPPT-LP4HP)

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan

Lebih terperinci

SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS)

SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS) SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS) Setyo mahanani Nugroho 1, Masruroh 2, Lenna Maydianasari 3 setyomahanani@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes diturunkan dari bahasa Yunani yaitu diabetes yang berarti pipa air melengkung (syphon). Diabetes dinyatakan sebagai keadaan di mana terjadi produksi urin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA KRISTEN 1 Salatiga yang terletak di Jl. Osa Maliki no. 32 Salatiga. Subjek penelitian adalah kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Design Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah studi eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancangan post-test control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan karena

Lebih terperinci

Kata Kunci : Kelakai (Stenochlaena palustris), berat badan, panjang badan, kalsifikasi tulang femur, janin tikus wistar

Kata Kunci : Kelakai (Stenochlaena palustris), berat badan, panjang badan, kalsifikasi tulang femur, janin tikus wistar ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KELAKAI (Stenochlaena palustris) TERHADAP BERAT BADAN, PANJANG BADAN, DAN PANJANG KALSIFIKASI TULANG FEMUR JANIN TIKUS WISTAR Yosep A Tarong, 2016, Pembimbing I : Heddy

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi 1 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi pelatihan fisik berlebih selama 35 hari berupa latihan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... i ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan

Lebih terperinci

Pengertian Mitokondria

Pengertian Mitokondria Home» Pelajaran» Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria Mitokondria adalah salah satu organel sel dan berfungsi

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

ABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK ABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK Ivanna Valentina, 2012; Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M. Kes. Pembimbing II

Lebih terperinci

BAB V HASIL. abrasi ileum melalui laparotomi, umur 8-12 minggu dengan berat badan antara

BAB V HASIL. abrasi ileum melalui laparotomi, umur 8-12 minggu dengan berat badan antara BAB V HASIL Penelitian dilakukan pada 24 ekortikus jantan galur wistar yang dilakukan abrasi ileum melalui laparotomi, umur 8-12 minggu dengan berat badan antara 200 300 gram. Secara random dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu kedokteran forensik, farmakologi dan ilmu patologi anatomi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control group

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. cacing Ascaris suum Goeze yang mati pada perendaman dalam berbagai

BAB IV HASIL PENELITIAN. cacing Ascaris suum Goeze yang mati pada perendaman dalam berbagai BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Hasil Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan digunakan dengan mengamati jumlah cacing Ascaris suum Goeze yang mati pada perendaman dalam berbagai konsentrasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup ruang ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : Penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN 54 BAB V HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan 28 ekor tikus strain Sprague Dawley dengan pakan standart diaklimatisasi selama 1 minggu, kemudian diinduksi 1,2- dimethylhidrazine dengan dosis 30

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. pendekatan Post Test Only Control Group Design dan metode Rancangan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. pendekatan Post Test Only Control Group Design dan metode Rancangan 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan pendekatan Post Test Only Control Group Design dan metode Rancangan Acak Lengkap

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor peternakan merupakan sektor yang strategis, mengingat dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan dan mencerdaskan bangsa, sektor peternakan berperan penting melalui penyediaan

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN EKSTRAK FLAXSEED

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN EKSTRAK FLAXSEED ABSTRAK EFEK PEMBERIAN EKSTRAK FLAXSEED (Linum usitatissimum L) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS JANTAN (Rattus norvegicus) WISTAR YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK Ghaluh Ajeng Retno Pramesty,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lapangan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lapangan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di lapangan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo.

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH LENDIR Abelmoschus esculentus (OKRA) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS WISTAR JANTAN MODEL TINGGI LEMAK

ABSTRAK. PENGARUH LENDIR Abelmoschus esculentus (OKRA) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS WISTAR JANTAN MODEL TINGGI LEMAK ABSTRAK PENGARUH LENDIR Abelmoschus esculentus (OKRA) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS WISTAR JANTAN MODEL TINGGI LEMAK Nathania Gracia H., 2016, Pembimbing 1 Pembimbing 2 : Hendra Subroto, dr., SpPK.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah true experiment atau eksperimen murni dengan desain yaitu post test with control group desain. T0 V 1 T 1 T0 V 2

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi pada mencit

Lebih terperinci

PENGUJIAN EFEK DIURETIK SARI WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus)

PENGUJIAN EFEK DIURETIK SARI WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) PENGUJIAN EFEK DIURETIK SARI WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) Mery A. R. Sinaga, Widdhi Bodhi, Paulina V. Y. Yamlean Program studi Farmasi FMIPA UNSRAT

Lebih terperinci

BAB V HASIL. Penelitian dilakukan pada 12 ekor kelinci jantan New Zealand, secara

BAB V HASIL. Penelitian dilakukan pada 12 ekor kelinci jantan New Zealand, secara BAB V HASIL Penelitian dilakukan pada 12 ekor kelinci jantan New Zealand, secara random dibagi menjadi dua kelompok dengan jumlah masing-masing kelompok 6 ekor kelinci. Enam ekor kelinci yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri dari 4

Lebih terperinci

BAB V HASIL. Penelitian dilakukan pada 12 ekor kelinci jantan New Zealand, secara

BAB V HASIL. Penelitian dilakukan pada 12 ekor kelinci jantan New Zealand, secara BAB V HASIL Penelitian dilakukan pada 12 ekor kelinci jantan New Zealand, secara random dibagi menjadi dua kelompok dengan jumlah masing-masing kelompok 6 ekor kelinci. Enam ekor kelinci yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. program pelatihan peningkatan agility pada periode April - Mei 2015.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. program pelatihan peningkatan agility pada periode April - Mei 2015. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Deskripsi karakteristik subjek penelitian Dalam penelitian ini sampel sejumlah 40 orang yang berasal dari populasi mahasiswa Fakultas Fisioterapi

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan Fisika kedokteran. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 4.2.1 Tempat 1. Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Validasi Metode Docking dengan Autodock Vina. dahulu dilakukan validasi dengan cara menambatkan ulang ligan asli (S58)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Validasi Metode Docking dengan Autodock Vina. dahulu dilakukan validasi dengan cara menambatkan ulang ligan asli (S58) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Validasi Metode Docking dengan Autodock Vina Sebelum dilakukan proses seleksi ligan pada penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan validasi dengan cara menambatkan ulang

Lebih terperinci

Proses fisiologis dan biokimiawi yang meregulasi proses persalinan

Proses fisiologis dan biokimiawi yang meregulasi proses persalinan Proses fisiologis dan biokimiawi yang meregulasi proses persalinan Terdiri dari beberapa proses seperti: 1. Perubahan anatomis dan fisiologis miometrium Pertama, terjadi pemendekan otot polos miometrium

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli - Desember Hewan coba

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli - Desember Hewan coba BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli - Desember 2016. Hewan coba yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit Mus musculus yang dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kontrol

Lebih terperinci

PENGANTAR STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN

PENGANTAR STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN PENGANTAR STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN Tingkat-tingkat tingkat Organisasi Struktural Pada jaringan hewan, fungsi berkorelasi dengan struktur Sistem-sistem organ hewan saling bergantung satu sama lain Pengantar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratorik. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan pada sampel yang telah dibagi menjadi

Lebih terperinci