BAB II DASAR TEORI. (sumber: Bahan Ajar Sistem Tata Udara Andtiyanto Setiawan tahun 2010, POLBAN)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI. (sumber: Bahan Ajar Sistem Tata Udara Andtiyanto Setiawan tahun 2010, POLBAN)"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI 2.1 Penggolongan Sistem Tata Udara Sistem tata udara adalah suatu proses mendinginkan/memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan. Selain itu, mengatur aliran udara dan kebersihannya. Sistem pengkondisi udara udara pada umumnya dibagi menjadi dua golongan utama yaitu : a. Pengkondisi udara untuk kenyamanan Mengkondisikan udara ruangan untuk memberikan kenyamanan kerja bagi orang yang melakukan kegiatan tertentu. b. Pengkondisi udara untuk industri Menngkondisikan udara ruangan karena diperlukan oleh proses, bahan, peralatan atau barang yang ada di dalamnya. Tata udara meliputi aspek yang lebih luas, sasarannya tidak hanya memberikan rasa sejuk belaka, tetapi kenyamanan, kebersihan udara serta kondisi tertentu untuk keperluan proses di industri atau transportasi. Paling sedikit ada enam aspek yang menjadi tanggung jawab ahli tata udara, yakni: a. Temperatur udara b. Kelembaban udara c. Bakteri dan Bau d. Gerakan aliran udara e. Kadar oksigen dan gas-gas beracun f. Debu dan bau di dalam udara g. Suara (Noise criteria) (sumber: Bahan Ajar Sistem Tata Udara Andtiyanto Setiawan tahun 2010, POLBAN) 5

2 Dalam aplikasi tata udara hunian, dikenal ada 4 jenis sistem tata udara, yaitu : Sistem udara penuh atau all air system Sistem air penuh atau all water system Sistem udara-air atau air-water system Sistem refrigeran langsung atau direct refrigerant system Pada sistem udara penuh, fluida yang akan menuju ke ruangan yang dikondisikan adalah udara, tanpa ada fluida lain. All water system hanya akan mengirim air (dingin) saja ke ruangan yang dikondisikan. Air water system akan mengirim udara dan air dingin sekaligus ke dalam ruangan. Pada direct refrigerant system, udara didinginkan langsung di dalam ruangan oleh refrigeran dingin Sistem Udara Penuh (All Air System) Dasar dari konsep sistem udara penuh (all air system) adalah mencatu atau menyuplai udara ke dalam ruangan pada kondisi tertentu sehingga beban pendinginan sensibel dan laten yang ada di dalam ruangan dapat diserap oleh udara catu tersebut. Penyerapan kalor oleh udara catu dalam kondisi dan jumlah yang tepat dapat mempertahankan temperatur dan kelembaban ruangan pada harga yang diinginkan. Karena beban pendinginan ruangan selalu berubah-ubah setiap saat, maka energi yang diserap oleh udara catu juga berubah-ubah. Perubahan ini dapat dilakukan dengan dua cara: Mengubah-ubah debit udara suplai sesuai dengan besarnya beban pendinginan Mengubah-ubah temperatur udara catu sesuai dengan besarnya beban pendinginan. 6

3 Chiller AHU Saluran Udara Ruangan Gambar 2.1. Sistem udara penuh Gambar diatas merupakan siklus sistem udara penuh, dimana panas atau kalor mengalir dari sumber di luar dan luar ruangan. Udara dingin yang dikirim ke ruangan mengambil kalor tersebut dan memindahkannya ke koil pendingin di Air Handling Unit (AHU). Air dingin yang mengalir di koil memindahkan kalor ke mesin refrigerasi pada water chiller. Dalam penggunaannya, sistem udara penuh memiliki keunggulan sebagai berikut : 1. Semua peralatan mesin ditempatkan jauh dari ruang yang dikondisikan, sehingga kebisingan yang disebabkan oleh peralatan dapat diatasi dan memudahkan pada saat pemeliharaan karena tidak akan mengganggu aktifitas yang ada di ruangan yang dikondisikan. 2. Sistem ini dapat dengan leluasa memanfaatkan udara luar yang dingin (pada tanggal dan jam-jam tertentu) untuk menghemat energi. 3. Perubahan dari siklus pendinginan ke pemanasan (pada negara subtropis) dapat dilakukan dengan mudah. 7

4 4. Sistem ini memungkinkan pemberian tekanan positif atau tekanan negatif pada ruangan ruangan dalam bangunan. Kelemahan sistem udara penuh antara lain 1. Memerlukan tempat atau ruang untuk menempatkan saluran udara, sehingga mengurangi pemanfaatan ruang secara optimal. 2. Penyeimbangan (balancing) aliran udara, terutama pada sistem-sistem besar lebih sulit dilakukan. 3. Untuk mendapatkan distribusi udara yang baik, diperlukan kerjasama yang baik antara arsitek, perancang struktur, dan perancang mekanik/ HVAC Sistem Air Penuh (All Water System) All water system adalah suatu sistem tata udara dimana pendingin yang didistribusikan ke ruangan adalah air. Gambar 2.2 merupakan gambar sistem air penuh. Chiller Pompa FCU Ruangan Gambar 2.2. Sistem Air Penuh Pada gambar 2.2, air didinginkan oleh chiller. Setelah dingin air tersebut disirkulasikan ke ruangan melalui FCU (Fan Col Unit). Air dingin 8

5 bertukar kalor dengan udara yang dihisap oleh fan dari ruangan sehingga suhu air menjadi panas. Air tersebut lalu didinginkan oleh chiller dan seterusnya siklus ini berulang-ulang. Udara yang dihisap oleh fan tersebut lalu didorong untuk mendinginkan ruangan. Dalam hal ini, udara yang diperlukan untuk ventilasi dimasukkan sebagai infiltran melalui celah-celah pintu atau udara luar yang terhisap langsung melalui lubang masuk pada dinding, di sebelah belakang fan coil unit udara yang bersangkutan. Hal ini akan menyebabkan ventilasi yang kurang baik. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, dalam beberapa hal udara yag diperlukan untuk ventilasi dimasukkan kedalam ruangan melalui saluran khusus. Mengingat karakteristik fan coil unit udara tersebut maka timbul kesulitan pengontrolan kelembaban pada all water system, sehingga udara ruangan dapat menjadi terlampau lembab atau terlampau kering. Kesulitan ventilasi dan pengaturan kelembaban akan menyebabkan jenis sistem tersebut tidak sesuai untuk melayani gedung yang besar, meskipun harga awalnya rendah. Keuntungan All Water System antara lain : 1. Tempat untuk sistem AC lebih kecil. 2. Lebih hemat listrik, suatu ruangan beban pendinginnya diatasi oleh satu FCU, jika ruangannya tidak dipakai FCU dapat dimatikan. Kerugian All Water Sistem : 1. Kebocoran pada sistem sulit dideteksi, 2. Rugi-rugi tekananya tinggi. 3. Banyak FCU yang harus dikontrol Sistem Udara-Air (Air-Water System) Air-water system adalah gabungan dari all water system dan all air system, dan dimaksudkan untuk melengkapi sistem air penuh dengan udara segar dari luar ruangan dengan jumlah atau debit tertentu sesuai dengan kebutuhan. Pengambilan kalor dari dalam ruangan dapat dilakukan oleh air 9

6 yang dialirkan pada fan coil unit dan oleh kiriman udara yang telah didinginkan dalam AHU kecil. Jadi, sistem ini terdiri atas: AHU, Saluran udara, dan FCU Sistem yang telah dibahas dalam sub bab sebelumnya, dimana kondisi ruangan sepenuhnya diatur oleh udara dari sistem pengkondisi udara sentral. Dalam sistem udara-air, fan coil unit atau unit induksi dipasang di dalam ruangan yang akan dikondisikan. Udara dialirkan ke dalam unit tersebut sehingga menjadi dingin. Selanjutnya udara tersebut bersirkulasi didalam ruangan. Gambar 2.3. Sistem Udara-Air (Sumber : 10

7 Keuntungan Sistem udara-air antara lain : 1. Untuk memindahkan sejumlah kalor yang sama, sistem ini membutuhkan daya pompa dan ukuran pipa yang lebih kecil dibandingkan terhadap sistem udara penuh. Ini disebabkan air mempunyai berat jenis dan panas spesifikasi yang lebih besar daripada udara. 2. Ruangan yang diperlukan untuk penempatan saluran udara lebih kecil. 3. Ukuran mesin dan daya yang diperlukan lebih kecil daripada sistem udara penuh. Kerugian dari sistem air-udara antara lain : 1. Biaya awal relatif lebih mahal karena diperlukan saluran khusus untuk mengalirkan air. 2. Instalasi lebih kompleks Sistem air-udara dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu : a. Fan Coil Unit Sistem (FCU) Fan-coil unit system (sistem unit koil-kipas udara) paling cocok digunakan untuk multy room building, seperti : hotel, rumah sakit dan apartemen. Fan coil unit adalah pengkondisi udara yang digunakan didalam ruangan, terdiri dari : kipas udara, koil pendingin, dan saringan udara yang terdapat pada satu unit. Air dingin disirkulasikan ke fan coil unit melalui pipa-pipa, sedangkan udara ruangan dan udara primer dihisap masuk oleh fan. Kemudian setelah melalui koil pendingin, udara tersebut dialirkan kembali ke dalam ruangan. Dan temperatur ruangan tetap dipertahankan oleh thermostat yang mengontol aliran air. Kesulitan sistem fan coil unit adalah dalam hal perawatan dan pemeliharaanya, karena kipas motor penggerak dan perlengkapan listrik lainnya berada dalam satu unit tersebut. 11

8 Outdoor primary air Recirculated air Supply air Window Conditioned Space Cooling coil Room air Recirculated air Outdoor air Gambar 2.4. Fan coil unit system (Sumber : Tassou, Savvas. Building Service Engineering, Air Conditioning part 2., 2001) b. Induction Unit System Induction unit system (sistem unit induksi) digunakan untuk perimeter room of multy-story, multy room buliding seperti gedung perkantoran, hotel, rumah sakit dan apartemen. Sistem ini dipasang didalam ruangan, terdiri dari koil pendingin (secondary water coil), saluran udara primer yang terdapat dalam satu unit. Air dingin disirkulasikan ke unit induksi melalui pipa-pipa, sedangkan udara primer berkecepatan tinggi dialirkan oleh beberapa nozzle. Karena adanya efek induksi dari pancaran udara koil pendingin sehingga didinginkan, kemudian dicampur dengan udara primer dan masuk kedalam ruangan yang akan dikondisikan. Sistem unit induksi perawatannya lebih mudah, karena tidak terdapat mesin yang bergerak. 12

9 Gambar 2.5 Air- water induction unit (Sumber : Tassou, Savvas. Building Service Engineering, Air Conditioning part 2., 2001) Gambar 2.4 di atas adalah contoh disain sistem udara air dengan cara induksi. Udara luar yang sudah dikondisikan oleh AHU (primary air) dicampur /diinduksi oleh udara hasil pendinginan dari FCU di dalam ruanga 13

10 Gambar. 2.6 Sistem induction unit dan proses psikrometrik air-water system (Sumber : Tassou, Savvas. Building Service Engineering, Air Conditioning part 2., 2001) Proses psikrometrik yang terjadi pada air-water system dapat dijelaskan dengan memperhatikan gambar 2.5 di atas. Udara luar ditandai dengan titik O, udara luar masuk melalui filter dan 14

11 kemudian mengalami pendinginan dan pengeringan melalui koil pendingin ditandai dengan titik C. Garis yang menghubungkan O- C merupakan proses cooling and dehumidication. Udara dingin dan kering tersebut disuplai ke dalam indunction unit. Dalam perjalanan menuju titik P, udara mengalami proses pemanasan sensibel yang berasal dari fan dan saluran udara. Udara ruangan yang ditandai denga titik R masuk ke dalam induction unit melalui koil pendingin dan mengalami proses pendinginan sensibel menuju titik B. Pada tahap ini, udara mengalami percampuran antara udara pada titik B dan udara pada titik P, dan udara hasil pencampuran/ udara yang disuplai ke ruangan ditandai dengan titik S Sistem Refrigeran-Langsung (Direct Refrigerant System) Pada sistem ini, udara langsung didinginkan oleh refrigeran dingin yang mengalir di dalam evaporator dari mesin refrigerasi. Aplikasi paling popular dari sistem ini adalah AC window dan AC split. Gambar 2.7 Sistem Refrigeran-Langsung (Sumber : dc615.4shared.com) 2.2 Proses Psikrometrik Proses yang dialami oleh udara secara umum ada 8 macam. Proses-proses tersebut biasa tergambarkan dalam diagram psikrometrik. Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.8. Kedelapan proses tersebut adalah 15

12 1. Proses 0-1 merupakan proses pemanasan sensibel dimana pemanasan tanpa penambahan atau pengurangan uap air. Hal tersebut terjadi pada udara yang melewati koil pemanas. 2. Proses 0-2 merupakan proses pemanasan dan humidifikasi dimana udara yang mengalami pemanasan dengan penambahan uap air. Hal tersebut terjadi pada udara yang mendapat semprotan air dengan temperatur lebih tinggi disbanding temperatur tabung kering udara. 3. Proses 0-3 merupakan humidifikasi dimana udara yang tidak mengalami pemanasan ataupun pendinginan tetapi terjdai penambahan uap air. Hal tersebut terjadi pada udara yang mendapat semprotan air dengan temperatur sama dengan temperatur tabung kering udara. Gambar 2.8 Proses-proses udara 4. Proses 0-4 merupakan pendinginan dan humidifikasi dimana udara mengalami pendinginan dan penambahan uap air. Proses ini terjadi pada udara yang mendapat semprotan air alami. 5. Proses 0-5 merupakan pendinginan sensibel dimana udara mengalami pendinginan tanpa penambahan atau pengurangan uap air. Proses ini terjadi pada udara yang didinginkan oleh koil yang temperaturnya lebih rendah dibandingkan temperatur tabung keringnya tetapi sama atau lebih tinggi daripada temperatur titik embunnya. 16

13 5. Proses 0-6 merupakan pendinginan dan dehumidifikasi dimana udara mengalami pendinginan dan pengurangan uap air. Proses ini terjadi pada udara yang didinginkan oleh koil yang temperaturnya lebih rendah dibandingkan temperatur titik embunnya. 6. Proses 0-7 merupakan dehumidifikasi dimana udara mengalami pengurangan uap air tampa pemanasan atau pendinginan. Proses ini terjadi pada udara yang melewati dehumidifier seperti silica gel. 7. Proses 0-8 merupakan pemanasan dan dehumidifikasi dimana udara mengalami pemanasan dan pengurangan uap air. Proses ini terjadi pada udara yang melewati koil pemanas dan dehumidifier. 2.3 Perhitungan Psikrometrik Dengan memanfaatkan diagram psikrometrik, maka perhitungan-perhitungan psikrometrik pada berbagai proses yang terjadi di udara dapat dilakukan Pendinginan dan Pemanasan Udara Pada proses pendinginan, udara akan mengalami penurunan temperatur tabung kering. q = Δh. (2-1) q = (h 2 h 1 ).....(2-2) dimana : q = daya yang dibutuhkan untuk pemanasan atau pendinginan(kw) = laju aliran masa udara (kg/s) Δh = selisih entalpi udara kondisi 1 dan 2 (kj/kg) h 1 = entalpi udara pada kondisi 1 (kj/kg) h 2 = entalpi udara pada kondisi 2 (kj/kg) Laju aliran masa udara dapat diperoleh dari : = ρ x Q. (2-3) = ρ x (V A)...(2-4) dimana : Q = debit, (m 3 /s) V = kecepatan aliran udara, (m/s) 17

14 A = luas permukaan, (m 2 ) ρ = massa jenis udara (kg/m 3 ) 2.4 Komponen-Komponen Beban Ruangan Beban ruangan terdiri atas 2 komponen, yaitu : a. Beban ruangan sensibel (room sensible heat gain, RSHG), meliputi beban konduksi melalui atap, beban konduksi melalui dinding, beban konduksi melalui kaca, beban radiasai matahari, beban lampu dan beban infiltrasi. RSHG = 1,23 x Q SA x (t RA t SA ) (2-5) dimana : RSHG = beban sensibel ruangan (Watt) Q SA = debit udara suplai ke ruangan (LPS) t RA = temperatur udara ruangan yang diinginkan ( o C) t SA = temperatur udara suplai ( o C) b. Beban ruangan laten (room latent heat gain, RLHG), meliputi beban laten penghuni, beban laten peralatan, dan beban laten infiltrasi. RLHG = 3,01 x Q SA x (w RA w SA ). (2-6) dimana : RLHG= beban laten ruangan (Watt) Q SA = debit udara suplai ke ruangan (LPS) w RA = rasio kelembaban udara ruangan yang diinginkan (g/kg da ) w SA = rasio kelembaban udara suplai (g/kg da ) Penjumlahan dari RSHG adan RLHG akan menghasilkan beban total ruangan (room total heat gain, RTHG). RTHG = RSHG +RLHG (2-7) dimana : RTHG = beban total ruangan (Watt) RSHG = beban sensible ruangan (Watt) 18

15 RLHG = beban laten ruangan (Watt) Rasio Beban Sensibel Ruangan (RSHR) Rasio perbandingan besarnya beban sensibel ruangan terhadap beban total ruangan dapat dihitung dengan rumus : RSHR = RLHG RSHG RSHG.(2-8) Jika terdapat beban laten pada ruangan maka nilai RSHR akan kurang dari 1. Semakin besar beban laten dalam ruangan maka nilai RSHR akan semakin kecil. 2.5 Faktor Kontak dan Bypass Udara yang akan melewati koil pendingin tidak seluruhnya bersentuhan dengan koil pendingin dan mengalami pendinginan dan dehumidifikasi. Bagian dari udara yang bersentuhan dengan koil pendingin dinyatakan dengan faktor kontak (contact factor) sementara bagian udara yang tidak bersentuhan dengan koil dinyatakan dengan faktor bypass (bypass factor). Kedua persamaan tersebut dinyatakan dengan : CF + BF = 1 (2-9) BF = dimana : T T EA LA T T ADP ADP..(2-10) CF = Contact Factor BF = Bypass Factor T LA = temperatur udara masuk koil ( o C) T EA = temperatur udara keluar koil ( o C) T ADP = temperatur rata-rata permukaan koil ( o C) 2.6 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Secara umum refrigerasi didefinisikan sebagai sebuah proses pemindahan kalor. Secara khusus refrigerasi merupakan suatu proses penarikan kalor dari 19

16 suatu benda atau ruangan sehingga temperatur benda atau ruangan tersebut lebih rendah dari lingkungan sekitarnya Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Dalam sistem refrigerasi, siklus refrigerasi kompresi uap merupakan siklus yang sering digunakan. Siklus kompresi uap sederhana dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 2.9 Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Dalam siklus kompresi uap sederhana terdapat empat proses yang berhubungan dengan perubahan fasa, yaitu 1. Proses 1-2 (Proses Kompresi) Pada proses kompresi, refrigeran ditekan sehingga tekanan dan temperaturnya naik pada saat masuk kondenser. Hal ini dimaksudkan agar temperatur refrigeran di kondenser menjadi lebih tinggi dari temperatur lingkungan sehingga mampu memindahkan kalor ke lingkungan dengan proses kondensasi. Pada siklus ideal proses kompresi berlangsung secara isentropic adiabatic. Dimana kondisi awal refrigeran pada saat masuk kompresor adalah uap jenuh bertekanan rendah setelah dikompresi menjadi uap bertekanan tinggi. Besarnya daya atau kerja kompresi yang dilakukan kompresor adalah W k = q w (2-11) 20

17 Sedangkan besarnya kerja persatuan massa refrigeran yang dikompresikan adalah q w = h 2 h 1...(2-12) dimana : W k = Daya atau kerja kompresor yang dilakukan(kw) h 1 = Entalpi refrigeran masuk kompresor (kj/kg) h 2= Entalpi refrigeran keluar kompresor (kj/kg) = Laju aliran refrigeran pada sistem (kg/s) q w = Besarnya kerja kompresi yang dilakukan (kj/kg) 2. Proses 2-3 (Proses Kondensasi/Pengembunan) Kondensasi adalah proses perubahan fasa refrigran dari fasa uap ke fasa cair. Perubahan fasa tersebut terjadi karena uap refrigran yang telah dimampatkan melepaskan kalor laten ke lingkungan. Proses kondensasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor; diantaranya tekanan kondensasi, luas permukaan kondensasi, dan koefisien konduktansi pipa kondenser. Besarnya kalor yang di buang di kondenser dapat dinyatakan dalam persamaan berikut : Q k = (h 2 h 3 ) (2-13) dimana : Qk = Besarnya kalor yang dibuang di kondeser (kw) h 2 = Entalpi refrigeran masuk kondenser (kj/kg) h 3 = Entalpi refrigeran keluar kompresor (kj/kg) = Laju aliran refrigeran pada sistem (kg/s) 3. Proses 3-4 (Proses Ekspansi) Proses ekspansi adalah proses penurunan tekanan secara isoenthalpy untuk mencapai tekanan evaporasi. Refrigeran berfasa cair dari condenser yang mengalir ke ekspansi akan diturunkan tekanan dan temperaturnya. Diharapkan temperatur yang terjadi lebih rendah dari temperatur lingkungan, sehingga dapat menyerap kalor pada saatberada di evaporator. Dalam proses ini tidak terjadi penerimaan atau pelepasan energi. 21

18 h 3 = h 4...(2-14) dimana: h 3 = Entalpi refrigeran masuk alat ekspansi (kj/kg) h 4 = Entalpi refrigeran keluar alat ekspansi (kj/kg) 4. Proses 4-1 (Proses Evaporasi/Penguapan) Setelah keluar dari alat ekspansi kemudian refrigeran yang berfasa campuran dialirkan ke evaporator. Pada kondisi ini refrigeran memiliki tekanan yang rendah, sehingga temperatur jenuhnya berada di bawah temperatur ruangan, lingkungan atau produk yang didinginkan. Kalor kemudian diserap oleh refrigeran kemudian refrigeran pun berubah fasa menjadi uap dan temperatur kabin, ruangan atau produk akan lebih dingin. Proses evaporasi pada siklus ideal terjadi secara isothermal dan isobar. Besarnya kalor yang diserap oleh refrigeran di evaporator dapat ditentukan berdasarkan persamaan berikut : Q e = (h 1 h 4 ).(2-15) dimana : Qe = Kalor yang diserap evaporator (kw) h 4 = Entalpi refrigeran masuk kevaporator (kj/kg) h 1 = Entalpi refrigeran keluar evaporator (kj/kg) = Laju aliran refrigeran pada sistem (kg/s) Kinerja Sistem Pendingin Dari proses yang terjadi pada siklus refrigeran diatas kita dapat mengetahui besarnya performansi sistem refrigerasi atau dikenal dengan istilah COP (coefficient of performance) baik COP aktual maupun COP Carnot. Karena COP aktual atau COP mesin refrigerasi merupakan hasil dari perbandingan antara energi yang termanfaatkan atau total kalor yang diserap oleh evaporator dengan besarnya energi yang dimanfaatkan sebagai kerja atau kerja kompresi sedangkan COP Carnot adalah COP maksimum yang dapat diperoleh pada temperatur kerja yang sama dengan 22

19 sistem refrigerasi yang sebenarnya. Besarnya COP aktual dan COP Carnot dapat juga dinyatakan juga dengan persamaan sebagai berikut : COP Q h e 4 1 aktual...(2-16) W h 3 h h 2 e COP Carnot...(2-17) T k T T e dimana : Qe = Kalor yang diserap evaporator (kw) W k = Daya atau kerja kompresor yang dilakukan(kw) T e = Temperatur Evaporasi (K) T k = Temperatur Kondensasi (K) Dan setelah kita mengetahui besar nilai COP, baik COP aktual dan COP Carnot kita dapat mengetahui nilai kinerja sistem refrigerasi dengan membandingkan nilai COP aktual terhadap nilai COP Carnot pada temperatur kerja yang sama yaitu nilai efisiensi refrigerasi. Besarnya nilai efisiensi refrigerasi dinyatakan sebagai berikut : COP aktual x100 % refrigeras i...(2-18) COP carnot 2.7 Komponen-komponen Utama Sistem Refrigerasi Komponen utama merupakan komponen yang sangat penting pada sistem refrigerasi kompresi uap. Oleh karena itu dalam sistem refrigerasi harus terdapat komponen utama. Sehingga apabila tidak ada salah satu komponen utama maka sistem refrigerasi tidak akan berjalan. 1. Kompresor Pada sistem refrigerasi kompresor bekerja untuk mengkompresi refrigeran agar tekanannya naik, sehinggga refrigeran dapat mengalir dari satu bagian ke bagian yang lain dari sistem. Karena adanya perbedaan tekanan antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah, maka refrigeran 23

20 cair dapat mengalir melalui alat pengatur bahan pendingin (TXV) atau pipa kapiler ke evaporator. Gambar 2.10 Kompresor ( Sumber : ) 2. Kondenser Kondenser berfungsi sebagai alat penukar kalor, menurunkan temperatur refrigeran, dan mengubah wujud refrigeran dari bentuk gas menjadi cair. Kalor yang dilepas kondenser berasal dari panas yang dihisap oleh evaporator dan proses kompresi. Menurut jenis media pendinginnya ada tiga media yang dapat digunakan sebagai media pendinginnya yaitu air, udara dan kombinasi keduanya. Gambar 2.11 Kondenser ( Sumber : 3. Alat Ekspansi Alat ekspansi merupakan alat yang berfungsi untuk mengatur jumlah refrigeran yang mengalir ke evaporator sesuai dengan beban evaporator dan mempertahankan efisiensi evaporator yang maksimum pada setiap keadaan beban evaporator yang berubah-ubah. 24

21 Gambar 2.12 Pipa Kapiler ( Sumber : ) 4. Evaporator Evaporator merupakan salah satu komponen dalam sistem refrigerasi dan AC yang berfungsi sebagai media penguapan cairan refrigeran yang berasal dari katup ekspansi. Ketika refrigeran keluar dari katup ekspansi, akan mengalami penambahan energi kalor (akibat temperatur refrigeran lebih rendah dari temperatur ruang yang didinginkan). Akibat penambahan energi tersebut, maka fasa cair refrigeran berubah menjadi uap, dan kondisi refrigeran saat keluar dari evaporator adalah uap jenuh. Gambar 2.13 Evaporator ( Sumber : ) 5. Refrigeran Refrigeran berfungsi sebagai media pendingin dengan cara kerja menyerap panas dari benda/udara/ruang dan membuang panas ke benda/bahan lain/udara luar umumnya dengan merubah fasa. Gambar 2.14 Refrigeran ( Sumber : ) 25

22 2.8 Komponen Pendukung Sistem Refrigerasi Komponen pendukung merupakan komponen tambahan sistem refrigerasi kompresi uap agar sistem dapat berjalan/ bekerja dengan baik, lancar,aman dan terkendali serta agar sistem bekerja sesuai dengan kondisi yang diinginkan.komponen pendukung terdiri dari komponen pendukung mekanik dan komponen pendukung kelistrikan Komponen Pendukung Mekanik 1. Strainer Strainer atau saringan berfungsi untuk menyaring refrigeran yang mengalir didalam sistem pendingin, agar refrigeran yg mengalir menjadi bersih. Strainer ada 2 macam, yaitu strainer tanpa isi silica gel dan strainer isi silica gel. Gambar 2.15 Strainer ( Sumber : ) 2. Sight Glass Sight Glass dipasang setelah strainer dimana alat ini berfungsi untuk mengamati apakah refrigeran yang melewati sight glass benar-benar cair atau tidak, juga berguna untuk melihat apakah refrigeran yang ada dalam sistem sudah cukup atau belum. Gambar 2.16 Sight Glass ( Sumber : ) 26

23 3. Accumulator Fungsi accumulator adalah sebagai penyimpan cairan refrigeran berasal dari evaporator untuk mencegah masuknya cairan tersebut kedalam kompresor dan meyakinkan yang masuk ke dalam kompresor berfasa uap. Cara kerja dari accumulator adalah keluaran dari evaporator masuk ke accumulator berfasa gas dengan cair yang berpisah, fasa gas berada diatas sedangkan fasa cair berada di bawah. Untuk accumulator itu sendiri saluran penyedotannya berada di atas atau di bagian fasa gas sehingga keluaran accumulator fasanya benar-benar uap/gas. Gambar 2.17 Accumulator ( Sumber : ) 4. HLP (High-Low Pressure switch) Saklar pemutus tekanan (High-Low Pressure Switch) berfungsi melindungi sistem refrigerasi dan air conditioner dari tekanan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, yaitu dengan membuka kontak/terminal listrik sehingga rangkaian listriknya terputus. Setelah sistem tekanannya tidak berbahaya lagi, titik kontak saklar pemutus tekanan akan menutup, sehingga kompresor dapat bekerja kembali. Gambar 2.18 HLP ( Sumber : ) 27

24 5. Thermostat Thermostat adalah alat untuk mengatur suhu dalam suatu ruangan, kabin atau produk agar dapat dipertahankan pada suhu yang konstan pada batas suhu yang telah ditentukan. Alat tersebut dapat secara automatik memutuskan dan menghubungkan kembali arus listrik dari saklar magnetik ke motor listrik, katup solenoid, pemanas listrik dan lain-lain. Saklar kontrol temperatur untuk mesin pendingin, apabila suhu ruangan turun, titik kontaknya akan membuka. Setelah suhu ruangan naik lagi, kontaknya akan menutup kembali. Diferensial dari saklar kontrol temperatur adalah perbedaan antara membuka dan menutupnya kontak listrik. Pengaturan besar diferensial tergantung dari keperluannya dan penempatan dari sensor termal. Gambar 2.19 Thermostat ( Sumber : ) 6. Pressure Gauge Pressure gauge atau disebut juga manifold gauge merupakan alat bantu mekanik yang berfungsi sebagai penunjuk tekanan kerja pada sistem namun tekanan yang diukur bukanlah tekanan absolut melainkan adalah tekanan gauge. Manifold gauge ini terdiri dari dua jenis, yaitu high pressure gauge dan low pressure gauge. Gambar 2.20 High and Low Pressure Gauge ( Sumber : ) 28

25 2.8.2 Komponen Pendukung Kelistrikan 1. MCB (Mini Circuit Breaker) MCB (Mini Circuit Breaker) digunakan untuk pengaman terhadap beban lebih atau arus hubung singkat. Maka jika terjadi arus beban yang berlebih / hubung singkat, maka MCB ini akan bekerja sesuai fungsinya yaitu memutuskan rangkaian dari sumber tegangan. Gambar 2.21 MCB ( Sumber : electric-mechanic.blogspot.com ) 2. Ampere-meter Ampere-meter berfungsi untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir pada sistem. Semakin tinggi perbedaan tekanan pada sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah pada sistem, maka arus yang terjadi akan semakin besar. Ampere-meter juga bisa digunakan untuk mengamati banyaknya refrigeran yang dimasukan ke kompresor. Gambar 2.22 Ampere Meter ( Sumber : ) 29

26 3. Volt-meter Volt-meter berfungsi untuk mengukur besarnya tegangan listrik yang dipakai pada sistem. Dalam hal ini besar tegangan listrik yang digunakan dalam sistem biasanya 220 volt. Gambar 2.23 Volt Meter ( Sumber : ) 4. Kapasitor Kapasitor atau kondensator adalah komponen listrik yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik dan secara sederhana terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan oleh bahan penyekat (bahan dielektrik), tiap konduktor disebut keping. Dalam pemakaian normal, satu keping diberi muatan positif dan keping lainnya diberi muatan negatif yang besarnya sama. Antara kedua keping tercipta suatau medan listrik yang berarah ke keping positif menuju keping negatif. Kapasitor berguna untuk : filter dalam catu daya (power supply). menyimpan energi dalam rangkaian penyala elektronik. Gambar 2.24 Kapasitor ( Sumber : ) 30

27 5. Saklar Togel (Toggle Switch) Toggle Switch adalah alat yang digunakan sebagai saklar untuk mematikan atau menghidupkan sistem. Switch yang digunakan dalam trainer ini merupakan switch jenis tuas dengan pengunci. Switch tersebut mempunyai satu pole atau dua pole. Gambar 2.25 Saklar Togel ( Sumber : ) 6. Lampu Indikator Lampu indikator digunakan sebagai lampu indikator bahwa sistem atau komponen yang dihubungkan paralel dengannya sudah bekerja. Gambar 2.26 Lampu Indikator ( Sumber : ) 7. Line Up Terminal Line Up Terminal pada dasarnya hanya berfungsi sebagai penghantar arus listrik dari dan menuju alat-alat kontrol. Alat ini memudahkan kita untuk menghubungkan kabel yang terlalu banyak jumlahnya. Gambar 2.27 Terminal ( Sumber : ) 31

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4 BAB II TEORI DASAR Sistem tata udara adalah suatu proses mendinginkan/memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan. Selain itu, mengatur aliran udara dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB II DASAR TEORI 2012 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Brine Sistem Brine adalah salah satu sistem refrigerasi kompresi uap sederhana dengan proses pendinginan tidak langsung. Dalam proses ini koil tidak langsung mengambil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur temperatur, sirkulasi, kelembaban, dan kebersihan udara didalam ruangan. Selain itu, air conditioner juga

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir BAB II TEORI DASAR

Laporan Tugas Akhir BAB II TEORI DASAR BAB II TEORI DASAR 2.1 Sistem Tata Udara Secara umum pengkondisian udara adalah suatu proses untuk mengkondisikan udara pada suatu tempat sehingga tercapai kenyamanan bagi penghuninya. Tata udara meliputi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split BAB II DASAR TEORI 2.1 AC Split Split Air Conditioner adalah seperangkat alat yang mampu mengkondisikan suhu ruangan sesuai dengan yang kita inginkan, terutama untuk mengkondisikan suhu ruangan agar lebih

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Untuk memperbaiki kualitas ikan, dibutuhkan suatu alat yaitu untuk menjaga kondisi ikan pada kondisi seharusnya dengan cara menyimpannya didalam sebuah freezer yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel Cooling Tunnel atau terowongan pendingin merupakan sistem refrigerasi yang banyak digunakan di industri, baik industri pengolahan makanan, minuman dan farmasi. Cooling

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Split Air Conditioner (AC) split merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondikan udara didalam ruangan sesuai dengan yang diinginkan oleh penghuni.

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara Sistem tata udara adalah suatu sistem yang digunakan untuk menciptakan suatu kondisi pada suatu ruang agar sesuai dengan keinginan. Sistem tata udara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (Indirect System)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (Indirect System) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (Indirect System) Melinder (2010) menjelaskan sistem refrigerasi tidak langsung yang menggunakan secondary refrigerant telah lama banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Batasan Rancangan Untuk rancang bangun ulang sistem refrigerasi cascade ini sebagai acuan digunakan data perancangan pada eksperiment sebelumnya. Hal ini dikarenakan agar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda BAB II DASAR TEORI 2.1 Benih Kedelai Penyimpanan benih dimaksudkan untuk mendapatkan benih berkualitas. Kualitas benih yang dapat mempengaruhi kualitas bibit yang dihubungkan dengan aspek penyimpanan adalah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel

BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel Cooling Tunnel atau terowongan pendingin merupakan penerapan sistem refrigerasi yang banyak digunakan di industri, baik industri pengolahan makanan, minuman dan farmasi.

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyimpanan Energi Termal Es merupakan dasar dari sistem penyimpanan energi termal di mana telah menarik banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir. Alasan terutama dari penggunaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap 4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pengkondisian Udara Pengkondisian udara adalah proses untuk mengkondisikan temperature dan kelembapan udara agar memenuhi persyaratan tertentu. Selain itu kebersihan udara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perencanaan pengkondisian udara dalam suatu gedung diperlukan suatu perhitungan beban kalor dan kebutuhan ventilasi udara, perhitungan kalor ini tidak lepas dari prinsip perpindahan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Blast Chiller Blast Chiller adalah salah satu sistem refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan suatu produk dengan cepat. Waktu pendinginan yang diperlukan untuk sistem Blast

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tata Udara [sumber : 5. http://ridwan.staff.gunadarma.ac.id] Sistem tata udara adalah proses untuk mengatur kondisi suatu ruangan sesuai dengan keinginan sehingga dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 diagram blok siklus Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 diagram blok siklus Sistem Refrigerasi Kompresi Uap BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Sistem refrigerasi kompresi uap merupakan suatu sistem yang menggunakan kompresor sebagai alat kompresi refrigeran, yang dalam keadaan bertekanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Refrigerasi adalah proses pengambilan kalor atau panas dari suatu benda atau ruang tertutup untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk dari energi,

Lebih terperinci

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC) Pertemuan ke-9 dan ke-10 Materi Perkuliahan : Kebutuhan jaringan dan perangkat yang mendukung sistem pengkondisian udara termasuk ruang pendingin (cool storage). Termasuk memperhitungkan spatial penempatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Latar Belakang Pengkondisian udaraa pada kendaraan mengatur mengenai kelembaban, pemanasan dan pendinginan udara dalam ruangan. Pengkondisian ini bertujuan bukan saja sebagai penyejuk

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Tugas Akhir Rancang Bangun Sistem Refrigerasi Kompresi Uap untuk Prototype AHU 4. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

BAB II DASAR TEORI. Tugas Akhir Rancang Bangun Sistem Refrigerasi Kompresi Uap untuk Prototype AHU 4. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Sistem Refrigerasi Kompresi Uap merupakan system yang digunakan untuk mengambil sejumlah panas dari suatu barang atau benda lainnya dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA.1 Teori Pengujian Sistem pengkondisian udara (Air Condition) pada mobil atau kendaraan secara umum adalah untuk mengatur kondisi suhu pada ruangan didalam mobil. Kondisi suhu yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut. BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi adalah suatu proses penarikan kalor dari suatu ruang/benda ke ruang/benda yang lain untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Florist Cabinet Florist cabinet merupakan suatu alat yang digunakan untuk proses pendinginan bunga. Florist cabinet sangat beragam dalam ukuran dan konstruksi. Biasanya florist cabinet

Lebih terperinci

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) Refrigeration, Ventilation and Air-conditioning RVAC Air-conditioning Pengolahan udara Menyediakan udara dingin Membuat udara

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN Kemas. Ridhuan 1), I Gede Angga J. 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Simulator Pengertian simulator adalah program yg berfungsi untuk menyimulasikan suatu peralatan, tetapi kerjanya agak lambat dari pada keadaan yg sebenarnya. Atau alat untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Freezer Freezer merupakan salah satu mesin pendingin yang digunakan untuk penyimpanan suatu produk yang bertujuan untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM : LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC Nama Praktikan : Utari Handayani NPM : 140310110032 Nama Partner : Gita Maya Luciana NPM : 140310110045 Hari/Tgl Percobaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Pompa Kalor (Heat Pump) Pompa kalor adalah mesin yang memindahkan panas dari satu lokasi (atau sumber) ke lokasi lainnya menggunakan kerja mekanis. Sebagian besar teknologi pompa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. Gambar 2.1 Florist Cabinet (Sumber Gambar: Althouse, Modern Refrigeration and Air Conditioning Hal.

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. Gambar 2.1 Florist Cabinet (Sumber Gambar: Althouse, Modern Refrigeration and Air Conditioning Hal. BAB II DASAR TEORI 2.1 Florist Cabinet Florist cabinet merupakan suatu alat yang digunakan untuk proses pendinginan bunga. Florist cabinet beragam dalam ukuran dan konstruksi. Biasanya florist cabinet

Lebih terperinci

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA Tujuan Instruksional Khusus Mmahasiswa mampu melakukan perhitungan dan analisis pengkondisian udara. Cakupan dari pokok bahasan ini adalah prinsip pengkondisian udara, penggunaan

Lebih terperinci

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013 1.2.3 AC Central AC central sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan ukuran ruangan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Air-Water System

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Air-Water System BAB II DASAR TEORI 2.1 Air-Water System Kekurangan pada all air system yaitu penggunaannya yang tidak dapat dikontol di tiap-tiap ruangan tertentu karena pada setiap ruangan menggunakan supply air yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem refrigerasi kompresi uap Sistem refrigerasi yang umum dan mudah dijumpai pada aplikasi sehari-hari, baik untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri adalah sistem

Lebih terperinci

UNJUK KERJA PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN HEAT PIPE PADA DUCTING DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN MASSA UDARA

UNJUK KERJA PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN HEAT PIPE PADA DUCTING DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN MASSA UDARA UNJUK KERJA PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN HEAT PIPE PADA DUCTING DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN MASSA UDARA Sidra Ahmed Muntaha (0906605340) Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyejuk udara atau pengkondisi udara atau penyaman udara atau erkon atau AC (air conditioner) adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara

Lebih terperinci

PENGARUH LAJU ALIRAN UDARA TERHADAP KINERJA SISTEM REFRIGERASI PADA TATA UDARA SENTRAL. M. Nuriyadi ABSTRACT

PENGARUH LAJU ALIRAN UDARA TERHADAP KINERJA SISTEM REFRIGERASI PADA TATA UDARA SENTRAL. M. Nuriyadi ABSTRACT M. Nuriyadi, Jurnal ROTOR, Volume 9 Nomor 2,November 16 PENGARUH LAJU ALIRAN UDARA TERHADAP KINERJA SISTEM REFRIGERASI PADA TATA UDARA SENTRAL M. Nuriyadi Staf Pengajar Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Refrigeran merupakan media pendingin yang bersirkulasi di dalam sistem refrigerasi kompresi uap. ASHRAE 2005 mendefinisikan refrigeran sebagai fluida kerja

Lebih terperinci

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING 3.1 Perngertian dan Standar Pengkondisian Udara Bangunan Pengkondisian udara adalah suatu usaha ang dilakukan untuk mengolah udara dengan cara mendinginkan,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Brine cooling

BAB II DASAR TEORI 2.1 Brine cooling BAB II DASAR TEORI 2.1 Brine cooling Brine cooling merupakan alat pendinginan, yang digunakan untuk mendinginkan produk dengan refrigeran sekunder sebagai media penyerap kalor, supaya terbentuk produk

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI SIMULATOR ALAT PENGKONDISI UDARA JENIS AIR-WATER SYSTEM

UJI PERFORMANSI SIMULATOR ALAT PENGKONDISI UDARA JENIS AIR-WATER SYSTEM TUGAS AKHIR UJI PERFORMANSI SIMULATOR ALAT PENGKONDISI UDARA JENIS AIR-WATER SYSTEM TEST OF PERFORMANCE OF AIR CONDITIONING DEVICE SIMULATOR AIR-WATER SYSTEM Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin Galuh Renggani Wilis, ST.,MT ABSTRAKSI Pengkondisian udara disebut juga system refrigerasi yang mengatur temperature & kelembaban udara. Dalam beroperasi

Lebih terperinci

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12 Suroso, I Wayan Sukania, dan Ian Mariano Jl. Let. Jend. S. Parman No. 1 Jakarta 11440 Telp. (021) 5672548

Lebih terperinci

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Prinsip Kerja Instalasi Instalasi ini merupakan instalasi mesin pendingin kompresi uap hibrida yang berfungsi sebagai mesin pendingin pada lemari pendingin dan pompa kalor pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Blood Bank Cabinet

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Blood Bank Cabinet BAB II DASAR TEORI 2.1 Blood Bank Cabinet Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan tentang beban pendinginan dan beberapa parameter yang berkaitan dengan kinerja sistem refrigerasi. Semua karakteristik, teori perhitungan

Lebih terperinci

Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage

Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage Sugiyono 1, Ir Sumpena, MM 2 1. Mahasiswa Elektro, 2. Dosen

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN Eko Budiyanto Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyan Metro Jl. KH. Dewantara No.

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL. Oleh : RIVALDI KEINTJEM

LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL. Oleh : RIVALDI KEINTJEM LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL Oleh : RIVALDI KEINTJEM 13021024 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI MANADO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO 2016 BAB

Lebih terperinci

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER No. Vol. Thn.XVII April ISSN : 85-87 KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER Iskandar R. Laboratorium Konversi Energi Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a. 3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian

Lebih terperinci

[LAPORAN TUGAS AKHIR]

[LAPORAN TUGAS AKHIR] BAB II DASAR TEORI 2.1 Udara 2.1.1 Komposisi Udara Udara yang mengandung uap air dinamakan udara lembab sedangkan udara yang tidak mengandung uap air dinamakan udara kering. Udara atmosfir terdiri dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tropis dengan kondisi temperatur udara yang relatif tinggi/panas.

BAB II LANDASAN TEORI. tropis dengan kondisi temperatur udara yang relatif tinggi/panas. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pendingin Sistem pendingin merupakan sebuah sistem yang bekerja dan digunakan untuk pengkondisian udara di dalam ruangan, salah satunya berada di mobil yaitu

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Vaksin Vaksin merupakan bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller BAB II DASAR TEORI 2.1 Blast Chiller Blast Chiller adalah salah satu sistem refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan suatu produk dengan cepat. Cara pendinginan produk pada Blast Chiller ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Sederhana Sistem refrigerasi kompresi uap sederhana merupakan sistem refrigerasi yang menggunakan kompresor sebagai alat pemompa refrigeran. Uap

Lebih terperinci

BAB VI PENGOLAHAN DATA dan ANALISIS DATA

BAB VI PENGOLAHAN DATA dan ANALISIS DATA BAB VI PENGOLAHAN DATA dan ANALISIS DATA Dalam pengambilan data perlu diperhatikan beberapa hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum pengambilan data dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu

II. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Tata Udara Hampir semua aktifitas dalam gedung seperti kantor, hotel, rumah sakit, apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu penerangan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

Pengaruh Debit Udara Kondenser terhadap Kinerja Mesin Tata Udara dengan Refrigeran R410a

Pengaruh Debit Udara Kondenser terhadap Kinerja Mesin Tata Udara dengan Refrigeran R410a Pengaruh Debit Udara Kondenser terhadap Kinerja Mesin Tata Udara dengan Refrigeran R410a Faldian 1, Pratikto 2, Andriyanto Setyawan 3, Daru Sugati 4 Politeknik Negeri Bandung 1,2,3 andriyanto@polban.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan atau untuk melepaskan kalor ke lingkungan. Sifat-sifat fisik

Lebih terperinci

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI Darwis Tampubolon *), Robert Samosir **) *) Staf Pengajar Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan **) Staf Pengajar Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan Abstrak Refrigerasi

Lebih terperinci

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin BAB II Prinsip Kerja Mesin Pendingin A. Sistem Pendinginan Absorbsi Sejarah mesin pendingin absorbsi dimulai pada abad ke-19 mendahului jenis kompresi uap dan telah mengalami masa kejayaannya sendiri.

Lebih terperinci

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada Siklus Kompresi Uap Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak digunakan dalam daur refrigerasi, pada daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), pengembunan( 2 ke 3), ekspansi (3

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisian udara merupakan modifikasi pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk mengkondisikan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T.

MODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T. MODUL PRAKTIKUM Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T. PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016 i ii KATA PENGANTAR Assalaamu

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap

Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap Azridjal Aziz 1,a* dan Boby Hary Hartanto 2,b 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini akan dilakukan studi literatur dan pendalaman

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengering Udara Pengering udara adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan air pada udara terkompresi (compressed air). Sistem ini menjadi satu kesatuan proses

Lebih terperinci

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL Disusun Oleh: KELOMPOK 9 Angga Eka Wahyu Ramadan (2113100122) Citro Ariyanto (2113100158) Ahmad Obrain Ghifari (2113100183) INSTITUT

Lebih terperinci

BAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA

BAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA BAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA Data analisa dan perhitungan dihitung pada jam terpanas yaitu sekitar jam 11.00 sampai dengan jam 15.00, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1. Prinsip Kerja Mesin Pendingin Penemuan siklus refrigerasi dan perkembangan mesin refrigerasi merintis jalan bagi pembuatan dan penggunaan mesin penyegaran udara. Komponen utama

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING Marwan Effendy, Pengaruh Kecepatan Udara Pendingin Kondensor Terhadap Kooefisien Prestasi PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING Marwan Effendy Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara

BAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara 24 BAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah usaha untuk mengatur temperatur dan kelembaban udara agar menghasilkan kenyamanan termal (thermal comfort) bagimanusia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Mesin Refrigerasi Secara umum bidang refrigerasi mencakup kisaran temperatur sampai 123 K Sedangkan proses-proses dan aplikasi teknik yang beroperasi pada kisaran temperatur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Dasar tentang Beban Pendinginan Kita ketahui bahwa tujuan utama dalam melakukan pentataan udara, adalah agar kenyamanan dalam suatu ruang dapat dicapai, sehingga manusia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Chiller atau mesin refrigerasi adalah peralatan yang biasanya menghasilkan media pendingin utama untuk bangunan gedung, dengan mengkonsumsi energi secara langsung

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk

BAB II DASAR TEORI. pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisi udara merupakan modifikasi pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk memberikan udara

Lebih terperinci

benar kering. Kandungan uap air dalam udara pada untuk suatu keperluan harus dibuang atau malah ditambahkan. Pada bagan psikometrik ada dua hal yang p

benar kering. Kandungan uap air dalam udara pada untuk suatu keperluan harus dibuang atau malah ditambahkan. Pada bagan psikometrik ada dua hal yang p BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Alat Pendingin Central Alat pendingin central merupakan alat yang digunakan untuk mengkondisikan udara ruangan, dimana udara dingin dari alat tersebut dialirkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner BAB III METODOLOGI PENELITIAN Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar operasi prosedur : 3.1 Data-Data Penelitian Spesifikasi : Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

Lebih terperinci

Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya

Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya Di era serba maju sekarang ini, kita pasti sudah sangat akrab dengan air conditioner. Kehidupan modern, apalagi di perkotaan hampir tidak bisa lepas dari pemanfaatan

Lebih terperinci

SISTEM TATA UDARA (AC) PADA BANGUNAN GEDUNG

SISTEM TATA UDARA (AC) PADA BANGUNAN GEDUNG SISTEM TATA UDARA (AC) PADA BANGUNAN GEDUNG Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2015 Sistem Pengkondisian Udara (AC) TATA UDARA Daerah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (Indirect Cooling System) Sistem pendinginan tidak langsung (indirect Cooling system) adalah salah satu jenis proses pendinginan dimana digunakannya

Lebih terperinci

Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika

Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika Oleh : Robbin Sanjaya 2106.030.060 Pembimbing : Ir. Denny M.E. Soedjono,M.T PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Lebih terperinci

STUDI KINERJA MESIN PENGKONDISI UDARA TIPE TERPISAH (AC SPLIT) PADA GERBONG PENUMPANG KERETA API EKONOMI

STUDI KINERJA MESIN PENGKONDISI UDARA TIPE TERPISAH (AC SPLIT) PADA GERBONG PENUMPANG KERETA API EKONOMI STUDI KINERJA MESIN PENGKONDISI UDARA TIPE TERPISAH (AC SPLIT) PADA GERBONG PENUMPANG KERETA API EKONOMI Ozkar F. Homzah 1* 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang Jl.

Lebih terperinci

Bagian V: PENGKONDISIAN UDARA

Bagian V: PENGKONDISIAN UDARA Bagian V: PENGKONDISIAN UDARA PRINSIP KERJA SISTEM AC (AIR CONDITIONING SYSTEM) Prinsip AC yaitu memindahkan kalor dari satu tempat ke tempat yang lain. AC sebagai pendingin memindahkan kalor dari dalam

Lebih terperinci

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER )

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER ) BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER ) A. Pengertian Dasar Tentang AC (Air Conditioner) Secara umum pengertian dari AC (Air Conditioner) suatu rangkaian mesin yang memiliki fungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi udara yang digunakan dengan tujuan untuk memberikan rasa nyaman bagi penghuni

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI MESIN PENDINGIN (AC SPLIT) 1PK DENGAN PENAMBAHAN ALAT AKUMULATOR MENGGUNAKAN REFRIGERAN MC-22 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci