BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Hamzah, 2007: 12), sedangkan hasil belajar menurut (Sudjana, 2001: 22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan segala upaya yang menyangkut aktivitas otak (proses berfikir) terutama dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses berfikir ini ada enam jenjang, mulai dari yang terendah sampai dengan jenjang tertinggi (Arikunto, 2003: ).Hal ini dikuatkan lagi oleh Slameto yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jadi yang dimaksud hasil belajar adalah segala sesuatu baik berupa pikiran maupun yang lainnya yang diperoleh dari berusaha atau berlatih. Dalam hal ini yang dimaksud dengan berlatih adalah kegiatan belajar. Dengan berlatih atau belajar, segala sesuatu yang dulunya belum dimengerti akan dipahami. Hasil belajar tersebut tidak lepas dari kegiatan belajar mengajar yang merupakan tumpuan dari hasil yang diharapkan Tinjauan Materi PKn Kelas IV SD Pembaharuan pendidikan atau inovasi pendidikan adalah konsep yang sering didengar dalam dunia pendidikan Indonesia. Hal ini pula yang sejak lama sudah didambakan oleh masyarakat. Usaha kearah pembaharuan pendidikan dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dengan berbagai cara, antara lain melalui pengubahan kurikulum yang disesuikan dengan perkembangan zaman (Winataputra, 2006). Perubahan kurikulum telah terjadi beberapa kali, dan perubahan paling akhir adalah sesuai Peraturan Mendiknas ditetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 5

2 6 Kita sedang mengalami krisis dalam dunia pendidikan. Perubahan-perubahan yang cepat dan dahsyat di dunia luar merupakan tantangan-tantangan yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Dengan tingkat kecepatan yang sangat tinggi, kita sedang memasuki kehidupan sosial yang didasari oleh perkembangan tehnologi tingkat tinggi (Anita Lie, 2002 : 15). Pembelajaran PKN diharapkan bisa memberi andil dalam penanaman nilai moral siswa dalam menghadapi era globalisasi. Perlu adanya penanaman moral pada diri seseorang. Dengan demikian, orang tidak melakukan segala sesuatu sekehendak hatinya sendiri. Orang harus mentaati aturan dan berusaha menciptakan keharmonisan agar hidup bisa aman dan nyaman (Rini, 2006: iii) Globalisasi berasal dari kata global yang artinya secara keseluruhan.jadi globalisasi adalah proses bersatunya seluruh warga dunia secara menyeluruh menjadi sebuah kelompok masyarakat. Atau dapat diartikan cara pandang atau proses masuk ke ruang lingkup yang mendunia. Globalisasi bisa terjadi karena adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi begitu cepat. Tanda-tanda globalisasi adalah : (1) Pertumbuhan perekonomian yang sangat pesat; (2) Telekomunikasi yang semakin canggih; (3) Mudahnya mendapatkan informasi; (4) Alat transportasi yang terus berkembang. Contoh dampak globalisasi terhadap perilaku masyarakat adalah : (1) Sikap gaya hidup yang menghargai waktu; (2) Anak-anak lebih menyukai makanan capat saji; (3) Pakaian banyak yang meniru gaya dari luar; (4) Kehidupan asing menjadi hal yang wajar ditiru terutama para remaja; (5) Alat komunikasi menggunakan telepon seluler dan internet. Dengan adanya globalisasi kita harus dapat memilah milah mana yang membawa kebaikan bagi kita. Untuk itu kita harus dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari hari Model Pembelajaran JIGSAW ( Tim Ahli) Pembelajaran Jigsaw pertama kali di kembangkan oleh Elliot Aronson dan kawankawan di Universitas Texas pada tahun kurun waktu 1971 sampai Pembelajaran Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota dalam suatu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota kelompok lainya. (Arends, 1997 : 34).

3 7 Dalam model pembelajaran ini siswa dipandang sebagai Tim Ahli yang bekerja menurut tata aturan seorang ahli yang bekerja. Maka kegiatan diskusi dan tukar pendapat merupakan kegiatan dominan pada model pembelajaran JIGSAW ini. Langkah langkah pembelajaran yang digunakan pada model pembelajaran JIGSAW ( Tim Ahli ) adalah : 1) Siswa dikelompokkan kedalam = 4 anggota tim.( sesuai permasalahan yang akan dibahas). 2) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda. 3) Tiap orang dalam tim diberi materi sesuai yang ditugaskan ketua 4) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian / sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli ) untuk mendiskusikan sub bab mereka. 5) Setelah diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian menyampaikan hasil diskusi Tim Ahlinya kepada teman lain dalam satu kelompok dan anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh. 6) Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi. Dalam model pembelajaran JIGSAW ada tiga kegiatan pokok yang dilaksanakan siswa yaitu : 1) Pembentukan kelompok anggotanya disesuaikan dengan pokok permasalahan yang akan dibahas. Misalnya pada materi Globalisasi ada empat materi yang akan dibahas maka tiap kelompok beranggotakan lima siswa. Setiap kelompok mendapat tugas yang sama yaitu 4 permasalahan yang akan dibahas. Keempat tugas tersebut oleh ketua kelompok dibagikan pada masing-masing anggotanya. Jadi nantinya setiap anggota dari setiap kelompok mendapat satu tugas 2) Dari masing-masing kelompok yang mendapat tugas yang sama membentuk kelompok baru yang dinamakan kelompok Tim Ahli sesuai dengan tugasnya masingmasing. Jadi pada kelompok Tim Ahli nanti terbentuk 4 kelompok Tim Ahli,yang masing-masing Tim Ahli membahas tugas yang berbeda.

4 8 3) Setelah Tim Ahli selesai berdiskusi,maka mereka akan kembali kekelompok awal dengan membawa hasil diskusi masing-masing kelompok Tim Ahli untuk menginformasikannya kepada anggota kelompoknya. Jadi mereka sebagai duta dari masing-masing kelompok Langkah-Langkah Model Pembelajaran JIGSAW Untuk memudahkan mengetahui langkah-langkah model pembelajar JIGSAW, disajikan bagan pembentukan kelompok sebagai berikut: Langkah I. Pembentukan kelompok awal. Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel. 4 Langkah II. Pembentukan Tim Ahli dari masing-masing kelompok yang mendapat tugas yang sama. Anggota Tim Ahli tergantung banyaknya kelompok.

5 9 Tim Ahli 1. Tim Ahli. 2 Tim Ahli 3. Tim Ahli 4 Langkah III. Masing-masing anggota kembali ke kelompok awal untuk menginformasikan hasilnya. Dalam menginfomasikan tentunya tiap siswa berbeda kemampuannya. Maka untuk menyamakan persepsi perlu dilanjutkan langkah IV. presentasi pada masing-masing kelompok di depan kelas Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran JIGSAW Tidak ada model pembelajaran yang paling baik dan sesuai diterapkan untuk setiap kompetensi dasar yang akan diajarkan. Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model pembelajaran JIGSAW sebagai berikut : a) Melatih siswa untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya sebagai duta dari kelompoknya, sehingga dia benar-benar akan konsentrasi pada tugasnya.

6 10 Sebab jika tidak, ketika dia kembali ke kelompoknya dan tidak membawa apapun dia akan dimarahi oleh temannya. b) Melatih siswa mengemukakan gagasan, atau paling tidak berlatih menyampaikan amanat hasil diskusi Tim Ahli yang diikutinya kepada anggota kelompoknya. c) Dapat mengaktifkan semua anggota kelompok. Hal ini untuk menanggulangi siswa yang berkarakter pendiam dalam diskusi kelompok. Sebab mau tidak mau semua siswa akan aktif dalam tugasnya masing-masing dalam kelompok Tim Ahli. d) Dapat menyelesaikan materi yang cukup luas dalam waktu yang terbatas. Sebab setiap materi akan dibahas oleh Tim Ahli dalam waktu yang bersamaan. Namun setiap anggota kelompok nantinya juga akan mendapat semua materi ketika mereka kembali ke kelompok semula. Kekurangan model pembelajaran JIGSAW sebagai berikut : a) Siswa mungkin belum terbiasa, sehingga untuk tahap-tahap awal mereka masih perlu bimbingan. Di sini tugas guru untuk membimbing para siswa agar dalam kegiatan belajar mengajar lebih optimal. b) Jumlah siswa tidak selamanya merupakan kelipatan permasalahan yang akan dibahas, untuk itu diperlukan kebijaksanaan oleh guru tentang jumlah anggota tiap kelompok. Artinya supaya semua mendapat tugas sebagai ahli dapat disiasati dengan menambahkan sisa pada kelompok yang anggota siswanya dirasa kurang kemampuannya. Sehingga nantinya kelompok tersebut mengirimkan dutanya lebih dari satu siswa untuk satu kelompok Tim Ahli Penerapan Model pembelajaran JIGSAW Penerapan model pembelajaran JIGSAW pada pembelajaran PKn yang akan dilakukan oleh peneliti adalah dengan cara membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5 siswa setiap kelompoknya. Setelah membagi kelompok tersebut kemudian guru memberi penjelasan tentang materi globalisasi yang lebih terfokus. Setiap kelompok kemudian diberi tugas untuk mengidentifikasi alat peraga berupa gambar yang memberikan contoh-contoh globalisasi, kemudian setiap kelompok melaporkan hasil identifikasinya. Setelah melaporkan hasil identifikasinya guru membimbing siswa untuk

7 11 melakukan tanya jawab sehingga di dalam pembelajaran terjadi interaksi dua arah antara siswa dengan guru dan siswa ke siswa. Penggunaan banyak alat peraga berupa gambar dapat membuat siswa lebih memahami tentang globalisasi dan bagaimana pengaruhnya sehingga siswa dalam mengikuti pembelajaran akan lebih menyenangkan. Dengan cara seperti tersebut siswa lebih aktif dan menumbuhkan kerjasama di dalam pembelajaran sehingga hasil belajar tentang globalisasi dapat meningkat atau dapat dikatakan tuntas dengan hasil sesuai harapan. 2.2 Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan Penelitian dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar. Berbagai penelitian dengan menggunakan model pembelajaran JIGSAW hasilnya ternyata dapat meningkatkan prestasi siswa. Penelitian tersebut antara lain seperti yang dilakukan oleh peneliti berikut ini. a) Agus (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan metode JIGSAW dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Ngawen Kecamatan Cluwak terbukti bahwa dengan penerapan model pembelajaran JIGSAW dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar. b) Rofi atun (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Meningkatkan pemahaman siswa pada materi alat komunikasi melalui penerapan model pembelajaran JIGSAW kelas 4 SD juga terbukti benar meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami alat-alat komunikasi. c) Siswanto (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan kemampuan apresiasi drama melalui penerapan metode kooperatif JIGSAW pada siswa kelas V SDN Kudur Kec. Winong Kab. Pati terbukti benar meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi drama. 2.3 Kerangka Berpikir Pembelajaran PKn tentang Globalisasi dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Kudur, Kecamatan Winong selama ini menggunakan

8 12 model pembelajaran yang kurang sesuai. Dari model pembelajaran yang kurang sesuai tersebut berdampak pembelajaran yang kurang aktif sehingga hasil belajar PKn rendah. Berawal dari pemilihan model pembelajaran yang kurang sesuai tersebut peneliti berpikir melakukan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran PKn tentang dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa kelas 4 dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw. Model pembelajaran Jigsaw dipandang peneliti sesuai jika diterapkan pada pembelajaran PKn karena dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw siswa dibimbing dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 5 orang dan diajak berdiskusi sehingga pembelajaran lebih aktif. Pembelajaran tidak hanya didominasi oleh guru saja, tetapi dalam pembelajaran terjadi interaksi aktif antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa yang lain dalam berdiskusi tersebut. Jadi, dengan penerapan model pembelajaran Jigsaw diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar PKn tentang globalisasi dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa kelas 4 SD. Berdasarkan kajian pustaka di atas, yang menjadi kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri Kudur pada tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 dalam pembelajaran PKn tentang globalisasi banyak siswa yang kurang aktif. Selama pembelajaran berlangsung hampir tidak ada interaksi timbal balik antara guru dan siswa, sehingga pembelajaran hanya dikuasai oleh guru saja. Selama pembelajaran berlangsung, siswa banyak yang bicara sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru dan sewaktu diberi pertanyaan siswa diam tidak menjawab hal itu dikarenakan siswa tidak memahami materi yang diberikan. Dari sikap siswa seperti dijelaskan di atas berpengaruh juga terhadap hasil belajar siswa yang tidak mencapai ketuntasan. Untuk itu, dalam penelitian ini guru akan menerapkan model pembelajaran JIGSAW diharapkan hasil belajar PKn tentang globalisasi dapat meningkat dan mencapai ketuntasan.

9 13 Model Pembelajaran Jigsaw Langkah-langkah Siswa dikelompokkan kedalam 4 anggota tim Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda Tiap orang dalam tim diberi materi sesuai yang ditugaskan ketua Anggota tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka Tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan kemudian bergantian menyampaikan hasil diskusi tim ahlinya kepada teman lain Kesimpulan Siswa Mengetahui tujuan pembelajaran Memahami prosedur suatu pembelajaran Memperoleh pengetahuan Memperoleh pengetahuan Hasil yang di peroleh menyimpulkan Hasil belajar PKn dapat meningkat Pemahaman konsep tentang materi Globalisasi 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori, hasil-hasil penelitian yang relevan dan kerangka berpikir dalam penelitian ini, diduga penerapan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PKn tentang globalisasi dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa sehingga mencapai rata-rata batas ketuntasan minimal 75 dengan prosentase jumlah siswa yang tuntas lebih dari 86 %.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Hasil Belajar Pengertian belajar menurut Soejadi (1985: 34) bahwa belajar mengacu pada perubahan perilaku atau potensi individu sebagai hasil dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, perubahan-perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangantantangan yang harus dijawab

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Arthur T. Jersild menyatakan bahwa belajar adalah modification of behavior through experience

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Arthur T. Jersild menyatakan bahwa belajar adalah modification of behavior through experience BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Belajar Belajar merupakan komponen ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pendidikan Kewarganegaraan Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pendidikan Kewarganegaraan Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pendidikan Kewarganegaraan 2.1.1 Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini diberlakukan mempunyai tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini diberlakukan mempunyai tuntutan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini diberlakukan mempunyai tuntutan yang mendasar, yakni peningkatan kualitas pembelajaran karena sumber daya manusia diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Prasiklus Kondisi prasiklus merupakan titik awal munculnya penelitian tindakan kelas ini. Dalam pembelajaran awal pada mata pelajaran PKn tentang globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap bangsa karena melalui pendidikan warga negara akan siap dalam menghadapi setiap perubahan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Ada empat unsur utama dalam proses belajar-mengajar, yakni tujuanbahan-metode dan alat serta penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar

Lebih terperinci

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V Sri Rahyuni, Lukman Nadjamuddin, dan Abduh H. Harun Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia yang tersurat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia yang tersurat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semangat kebangsaan merupakan salah satu aspek yang ada dalam 18 nilai karakter yang menjadi acuan pembentukan karakter, sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar dan Hasil Belajar A. Pengertian belajar Belajar adalah upaya pemenuhan reaksi mental dan atau fisik terhadap penglihatan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini, membahas teori-teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, tinjauan pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini, membahas teori-teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, tinjauan pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini, membahas teori-teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, tinjauan pustaka yang berisi falsafah dasar, teori dan konsep, membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan, sebab siswa melakukan kegiatan belajar karena guru

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan, sebab siswa melakukan kegiatan belajar karena guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), memang merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan, sebab siswa melakukan kegiatan belajar karena guru mengajar, atau guru

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dari Sekolah Dasar sampai pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dari Sekolah Dasar sampai pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dari Sekolah Dasar sampai pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Ilmu Pengetahuan Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan sekolah dasar mata pelajaran bahasa Indonesia menyebutkan bahwa salah satu standar kompetensi untuk siswa kelas V

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar 1.1.Pengertian Belajar Pada pembelajaran Matematika penting sekali adanya upaya untuk mencapai ketuntasan pembelajaran, hal ini sesuai dengan pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu proses dalam rangka perubahan pada pembentukan sikap, dimana kepribadian dan keterampilan manusia menghadapi masa depan yang merupakan

Lebih terperinci

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 216 ISSN 2477-224 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA SD Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pendidikan pada umumnya dilaksanakan disetiap jenjang pendidikan melalui pembelajaran. Oleh karena itu, ada beberapa komponen yang menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia yang begitu pesat ditandai dengan kemajuan ilmu dan teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan antarnegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pendidikan. Terlebih lagi masalah pendidikan geografi, sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pendidikan. Terlebih lagi masalah pendidikan geografi, sudah banyak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pendidikan senantiasa menjadi topik perbincangan yang menarik, baik dikalangan masyarakat luas, lebih lagi bagi pakar pendidikan. Hal ini merupakan sesuatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu (1) informasi verbal; (2) keterampilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Prasiklus Kondisi prasiklus merupakan titik awal munculnya penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan pra tindakan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengawali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta mempelajari masalah-masalah yang ada di dalamnya. Mata

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta mempelajari masalah-masalah yang ada di dalamnya. Mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum. Mata pelajaran ini mengajarkan tentang berbagai tentang berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain pembelajaran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan mengajar yang diselenggarakan pada semua jenjang

Lebih terperinci

Jufri Lanasir, Anthonius Palimbong, dan Hasdin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Jufri Lanasir, Anthonius Palimbong, dan Hasdin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Metode Diskusi di Kelas III SDN Pembina Salakan Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan Jufri Lanasir, Anthonius Palimbong, dan Hasdin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan. Segai sebuah proses sengaja maka pendidikan harus dievaluasi

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan. Segai sebuah proses sengaja maka pendidikan harus dievaluasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input siswa untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini masih menjadi pembicaraan hangat dalam masalah mutu pendidikan adalah prestasi belajar siswa dalam suatu bidang tertentu. Menyadari hal tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam mewujudkan suatu negara yang maju, maka dari itu orang-orang yang ada di dalamnya baik pemerintah itu sendiri atau masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Maka dari iru tugas seorang

BAB V PEMBAHASAN. penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Maka dari iru tugas seorang BAB V PEMBAHASAN Tanggung jawab seorang pendidik sebagai orang yang mendidik yaitu dapat merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan proses pembelajaran pada berbagai mata pelajaran di Sekolah Dasar pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber daya yang lebih berkualitas.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II di MIN Sumberjati Kademangan Blitar pada mata pelajaran Fiqih dengan melalui penerapan model

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING CHIPS LILIK SUPRAPTI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING CHIPS LILIK SUPRAPTI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING CHIPS LILIK SUPRAPTI Kepala SDN Puri Kec. Puri Kab. Mojokerto Email : liliksuprapti07@gmail.com

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam memecahkan masalah bersama. Pembelajaran kooperatif adalah

TINJAUAN PUSTAKA. dalam memecahkan masalah bersama. Pembelajaran kooperatif adalah 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Salah satu model pembelajaran yang mengembangkan prinsip kerjasama adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif menekankan kepada siswa untuk

Lebih terperinci

manusia dalam mengembangkan dirinya sendiri sehingga mampu kreatif tanpa kehilangan identitas dirinya di masa depan. Pendidikan

manusia dalam mengembangkan dirinya sendiri sehingga mampu kreatif tanpa kehilangan identitas dirinya di masa depan. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembangunan di bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dan sangat menentukan dalam pembinaan sumber daya manusia. Pendidikan pada hakikatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak terlepas dari peran guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas. Namun secara khusus keberhasilan dalam belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa

Lebih terperinci

PROSES PEMBELAJARAN SHOLAT MELALUI METODE NHT. Siti Musta anah

PROSES PEMBELAJARAN SHOLAT MELALUI METODE NHT. Siti Musta anah Dinamika Vol. 5, No. 4, Oktober 2015 ISSN 0854-2172 SD Negeri 02 Sawangan Kab. Pekalongan Abstrak Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 02 Sawangan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan berbagai pihak yang terkait secara bersama-sama dan bersinergi

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan berbagai pihak yang terkait secara bersama-sama dan bersinergi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sarana untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Oleh karena itu pembangunan dalam bidang pendidikan harus melibatkan berbagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar. Nana Sudjana (1989:5) berpendapat: Belajar adalah sustu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw a. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Jigsaw dikembangkan pertama kali oleh Elliot Aronson dan koleganya diuniversitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pembelajaran Problem Posing Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa adalah menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam ilmu pengetahuan sebagai penggerak utama perubahan menuntut pendidikan untuk terus maju melakukan adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, ketika menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi kemajuan zaman, seperti era globalisasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu meningkatkan kualitas bangsa baik pada bidang ekonomi, politik, sosial budaya, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, setiap orang dihadapkan pada berbagai macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut maka setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan diadakannya perbaikan dalam bebagai bidang di dalam pendidikan baik itu perubahan kurikulun yang dilakukan oleh dinas pendidikan, perubahan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: VIVI AFRILIA SARI NIM AIDI09131

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: VIVI AFRILIA SARI NIM AIDI09131 ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS V SDN NO. 170/I KEHIDUPAN BARU Oleh: VIVI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini berawal dari keresahan penulis terhadap pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS masih dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dasar adalah proses perubahan sikap yang diterapkan sedini mungkin melalui pengajaran dan pelatihan. Adapun pendapat Abdul (2013. Hlm. 70 ) menyatakan pendidikan

Lebih terperinci

Oleh : SITI ROHANAH A

Oleh : SITI ROHANAH A UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII Semester 2 SMP Negeri 2 Jaten)

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Era Destiyandani, dkk) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dari proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Trimulyo 01 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. SD ini merupakan SD yang terletak di jalan pantura desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. latihan yang berlangsung di sekolah di sepanjang hayat, untuk mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. latihan yang berlangsung di sekolah di sepanjang hayat, untuk mempersiapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan nasional, pendidikan mendapatkan perhatian yang serius. Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di semua jenjang pendidikan terus dilakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian belajar. Menurut soddiq ( 2008 : 1 3 ) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial menjadi salah satu mata pelajaran yang diajarakan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial menjadi salah satu mata pelajaran yang diajarakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial menjadi salah satu mata pelajaran yang diajarakan disekolah yang nantinya sangat membantu peserta didik dalam menumbuhkan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam lampiran Permendiknas No 22 tahun 2006 di kemukakan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan. Dalam pembelajaran banyak faktor yang saling

BAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan. Dalam pembelajaran banyak faktor yang saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dikembangkan untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik termaktub dalam tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pelajaran yang wajib

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pelajaran yang wajib BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pelajaran yang wajib di pelajari peserta didik di sekolah Dasar (SD). Secara umum tujuan pelajaran PKn di SD adalah

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS TENTANG KENAMPAKAN ALAM MELALUI METODE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 JEMAWAN JATINOM, KLATEN TAHUN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS TENTANG KENAMPAKAN ALAM MELALUI METODE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 JEMAWAN JATINOM, KLATEN TAHUN NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS TENTANG KENAMPAKAN ALAM MELALUI METODE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 JEMAWAN JATINOM, KLATEN TAHUN 2013/2014 P Diajukan Oleh : ANITA CAHYANINGSIH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang akademik maupun non

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kualitas dan martabat kehidupan manusia Indonesia sehingga dapat mengatasi

I. PENDAHULUAN. kualitas dan martabat kehidupan manusia Indonesia sehingga dapat mengatasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan dan meningkatkan kemampuan, kualitas dan martabat kehidupan manusia Indonesia sehingga dapat mengatasi keterbelakangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sutikno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sutikno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Sutikno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami kemajuan yang pesat sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 serta otonomi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Model Pembelajaran Role Playing (model bermain peran) a Pengertian Role playing atau bermain peran menurut Zaini, dkk (2008:98) adalah suatu aktivitas pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi manusia. Pendidikan pada hakikatnya adalah sebuah proses bimbingan yang berisi keterampilan keterampilan hidup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Seting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas 6.B SDN Nampudadi yang beralamat di desa Nampudadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas proses dan hasil belajar para siswa disetiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas proses dan hasil belajar para siswa disetiap jenjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan lembaga sosial yang harus menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai perubahan serta kemajuan di sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor penentu dalam kehidupan manusia. Manusia sejak lahir memiliki fitrah untuk mencari tahu terhadap apa yang selama ini belum diketahuinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dapat memahami masalah-masalah yang berada dalam. lingkungan, baik yang berasal dari lingkungan sosial yang membahas

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dapat memahami masalah-masalah yang berada dalam. lingkungan, baik yang berasal dari lingkungan sosial yang membahas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengetahuan Sosial diberikan di sekolah memiliki tujuan untuk mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum sekolah dasar yang diajarkan mulai dari kelas I sampai kelas VI. IPS memuat tentang ilmu-ilmu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) a. Pengertian Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Pengertian prestasi belajar menurut Slameto (2003: 10) yaitu sebagai suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Perubahan ini meliputi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang tadinya berpusat pada guru (teacher centered), menjadi berpusat pada siswa (student centered),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menjamin keberhasilan pembangunan suatu bangsa. Peningkatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan tersendiri, namun memberi sumbangannya agar tercapai tujuan lembaga pendidikan yang

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran IPA. Selain itu mata pelajaran IPA sebagai objek penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran IPA. Selain itu mata pelajaran IPA sebagai objek penelitian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan merupakan modal suatu bangsa untuk dapat berkembang secara optimal.

Lebih terperinci

PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA

PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA 19 PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA Oleh : Agustin Rachmawati Purlina 1 Gantina Komalasari 2 Aip Badrujaman 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkwalitas, karena matematika merupakan sarana berfikir bagi siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkwalitas, karena matematika merupakan sarana berfikir bagi siswa untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan akan menciptakan manusia yang berkwalitas serta terjadi proses pendewasaan diri,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 2.1.1.1 Pengertian Model Menurut Salma(2009:33), istilah model diartikan sebagai design grafis, prosedur kerja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Kualitas sumber daya manusia ini hanya dapat diperoleh dari proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya berkembang sangat pesat. Perubahan yang sangat cepat dalam bidang ini merupakan fakta

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI 1 Oleh: Sri Mulyati SDN Kalisari 1 Kecamatan Sayung Kabuapaten Demak ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional dilakukan untuk memperbaharui, visi, misi dan strategi pembangunan. Pendidikan nasional mempunyai visi yaitu: Terwujudnya sistem

Lebih terperinci