Gangguan Mood dan Afek ( Suasana Perasaan ) Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) Sept 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gangguan Mood dan Afek ( Suasana Perasaan ) Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) Sept 2013"

Transkripsi

1 Gangguan Mood dan Afek ( Suasana Perasaan ) Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) Sept

2 GANGGUAN MOOD dan AFEK Emosi : St Kompleks keadaan perasaan yg melibatkan kompo nen psikis; somatik; perilaku yg berhub dgn Afek dan Mood. St reaksi spontan manusia yg bila tidak diaksikan dengan perilaku, tidak dapat dinilai baik buruknya. Mood : St Emosi yg meresap dan tertahankan, dialami sec. subjektif, atau nada perasaan menyenangkan atau tidak yg menyertai suatu pikiran, Berlangsung lama, kurang disertai komponen fisiologis. Afek : Ekspresi Emosi yg terlihat atau manifestasi dari mood / perasaan dari dalam yg keluar, berlangsung tidak lama disertai banyak komponen fisiologis. 2

3 GANGGUAN MOOD dan AFEK Kelompok ini ditandai dengan adanya perubahan suasana perasaan ( mood ) atau afek, biasanya ke arah depresi (dengan/tanpa kecemasan) atau ke arah elasi, yang disertai dengan perubahan keseluruhan tingkat aktivitas. Gangguan Afektif dibedakan menurut ( PPDGJ III) : Episode tunggal atau multipel; Tingkat keparahan gejala : Mania dengan gejala psikotik mania tanpa gejala psikotik hipomania Depresi ringan, sedang, berat tanpa gejala psikotik berat dengan gejala psikotik Dengan atau tanpa gejala somatik 3

4 Epidemiologi Gangguan Mood Jenis Keterangan Depresi Unipolar Prevalensi % Komorbid. depresi dan siklotimik Prevalensi 1,5 2,5 % Depresi Pria : Wanita 1 : 2 Depresi yang menikah: tidak/pernah menikah << Etnis minoritas : Etnis majoritas >> Pisah/Cerai Pria : Wanita >> Status sosek Rendah : tinggi >> Depresi Rural : Urban << Onset gangguan Gangguan Bipolar murni thn, resiko menurun > 50 thn Sangat jarang 4

5 Lifetime Prevalence / Prevalensi Sepanjang Hidup Gangguan Bipolar I 0.5% - 1,6% Spektrum Bipolar 3 6 % Gangguan Bipolar II Mendekati 0,5 % Bipolar I / Bipolar II Rapid Cycling 5% - 15% of person w Bipolar Disorder Cyclothimic Disorder 0,4% - 1,0% 5

6 Subtipe dan bentuk Gangguan Mood 1. Gangguan Bipolar 2. Gangguan Depresi Mayor 3. Depresi Atipikal 4. Gangguan Distimia 5. Gangguan Siklotimia 6. Depresi pada keadaan premenstrual; selama kehamilan; post partum dan menopause 7. Gangguan Afektif Musiman 8. Depresi Sekunder/akibat kondisi penyakit medik-fisik 9. Gangguan Mood dibawah Ambang 10. Gangguan Mood masa Kanak 11. Gangguan Mood Geriatrik 6

7 Gangguan Bipolar Pada ggg ini didapatkan episode2 Mania dan Depresi Ggg Bipolar I bercirikan episode Manik dan Depresi Mayor Gangguan Bipolar II bercirikan keadaan Hipomanik dan episode Depresi Mayor 8

8 Bipolar Disorder Episode Depresi Rasa salah, cemas, marah, sedih, ggg tidur, hopelessness ggg nafsu makan, mudah lelah, anhedonia, loneliness, ggg konsente rasi, hilang selera seksual, hilang motivasi dll Episode Manik Mood >, ekspansif, iritabel, energi >, kebutuhan tidur <, bicara cepat dan >, perhat. dan konsent. <, mudah terlibat penya lahgu naan zat spt alkohol, kokain / stimulansia lain, ide2 kebesaran, dorongan seksual >, boros, terlibat perilaku2 yg penuh resiko. Episode Hipomanik Derajat Mania mild moderat, ditandai Optimisme, pembica raan dan aktivitas >>, kebut. tidur <<, iritabel, pengambilan kepu tusan buruk. Fungsi keseharian tidak terggg spt Mania, bahkan bisa menjadi lebih produktif, kreativitas >, shg seringkali sulit di D/ Episode Cam puran ( mixed affective ) Gejala Mania dan Depresi timbul bersamaan spt agitasi, ansietas, agresif, fatigue, impulsif, insomnia, iritabel, ide2 bunuh diri, bicara banyak dan cepat, tak mau diam dll 9

9 Afek meningkat Aktifitas fisik meningkat Banyak bicara Kebutuhan tidur berkurang Harga diri melambung Mudah tersinggung Mudah curiga Terlalu optimis Episode Manik 10

10 Episode Depresif Afek depresif Kehilangan minat & kegembiraan Mudah lelah Aktivitas menurun Konsentrasi & perhatian berkurang Harga diri & kepercayaan diri berkurang Rasa bersalah & tak berguna. Pandangan masa depan suram & pesimis. Nafsu makan menurun. Tidur terganggu. Gagasan bunuh diri. 11

11 Bipolar Disorder Manic- Depressive Disorder Bipolar Affective Disorder Manic Depression Merup. D/ dibid Psikiatri yg m gambarkan ggg Mood dgn adanya 1 /> episode meningkatnya energi, kognitif dan mood dgn / tanpa 1 / > episode depresi Peningkatan mood berupa Mania, Hipomania Biasanya individu yg mengalami episode Manik, diikuti episode Depresi atau episode Campur ( Mixed Episode ) Antara episode2 dipisah oleh periode Mood Normal 12

12 Kausa Faktor genetik Monozygo tic twins : 40% Dizygotic twins : 0 10% Lingkungan Recent life events Interpersonal relationships Neural processes : Pengal. traumatik dan abusive experiences : 1/3 1/2 BD Hipotesa : AbN struktur dan/fungsi sirkuit ttt di otak. Kel. Anatomi daerah Amigdala, Korteks Prefrontal & Hipokampus. Pelebar.Ventrik. Lat. HPA aksis Abnormal pd BD krn stres kehidupan Disfungsi Mitokondria di sel2 otak 13

13 Gangguan BD Onset Bipolar Disorder Late Adolescence Young Adulthood Sering tidak ter D/ under-d/ Salah D/ missed-d/ Karena banyak Px (mild ) dpt hidup nyaman bahkan berprestasi. Terbukti banyak pribadi yg sukses sebenarnya mengidap Ggg Bipolar 14

14 Bipolar Disorder Angka bunuh diri rata2/tahun Pria dan Wanita pada BD 0,4% X dibanding populasi umum. Dysphoric Mania Ide2 bunuh diri Bunuh Diri, Episode campur Agitated Depression Angka bunuh diri BD II > Besar Jenis ggg mental lainnya termsk depresi mayor 15

15 Gangguan yang sering menyerupai Bipolar disorder : Skizofrenia. Intoksikasi obat2an, Skizoafektif, Ggg skizofreniform, Ggg kepribadian Borderline Disregulasi emosi akibat stresor psikososial / in trapsikik pada ggg ini, timbul sec. tiba2 dan dra matis, dpt stop dlm bbrp menit, jam atau hari. Sedang ggg Bipolar, Mood Swings berlangsung dlm mingguan atau bulanan. 16

16 Diferensial Diagnosis : Skizofrenia. Intoksikasi Obat Skizoafektif Gangguan Skozofreniform Ggg kepribadian Borderline Disregulasi emosi akibat stresor psikososial / intrapsikik pada ggg ini, timbul sec. tiba2 dan dramatis, dpt stop dlm bbrp menit, jam atau hari. Sedang ggg Bipolar, Mood Swings berlangsung dlm mingguan atau bulanan. 17

17 Terapi dengan Anti depresi ( episode depresi ) Amitriptilin : tab 25 mg, mg/hari Imipramin : tab 25 mg, mg/hari Klomipramin : 25 mg, mg/hari Maprotilin : 10,25, 50, 75 mg, mg/hari Amoksapin : tab 100 mg, mg/hari Mianserin : tab 10, 30 mg, mg/hari Sertralin : 50 mg, mg/hari Fluoksetin : 20 mg, mg/hari Esitalopram : 10, 20 mg, mg/hari Venlafaksin : 75 mg, mg/hari Tianeptin : 25 mg, mg/hari 18

18 Terapi Bipolar Mood stabilizer : Lithium Carbonat ( tab 200, 400 mg, mg/hari ); Carbamazepin ( tab 200mg, mg/hari; Lamotrigin ( 50, 100 mg, mg/hari); Sodium valproat ( tab 250, 500 mg, mg/hari. Antipsikotik : Aripiprazol; Olanzapine; Risperidon; Quetiapine; Paliperidone; Haloperidol. Prognosis Lebih baik dibanding skizofrenia Lebih buruk dibanding gangguan mood. 19

19 Medikasi Mood Stabilizer Sodium Valproate Lithium Carbonate Luas dipakai utk terapi BD Yang I dikenal, sbg gold standard mood stabilizer. Superior dlm pencegahan episode mood pd Bipolar-I, dgn efektivitas yg dominan thdp mania Lamotrigine Carbamazepine Topiramate Antipsikotik Antikonvulsan I yg efektif utk Bip.Depression. Lamotrigine superior dlm pencegahan episode mood pd Bipolar-I, dgn efektivitas yg dominan thdp Depresi. Lebih efektif pd Rapid Cycling BD Mood stabilizer yg efektivitasnya minimal, efek samping penurunan fungsi kognitif 20

20 Klasifikasi dan Diagnosis menurut PPDGJ III F30 F39 Gangguan Suasana Perasaan ( Mood/Afektif) F30 Episode Manik F30.0 Hipomania F30.1 Mania tanpa gejala Psikotik F30.2 Mania dengan gejala Psikotik F30.8 Episode Manik lainnya F 30.9 Episode Manik YTT 21

21 Klasifikasi dan Diagnosis menurut PPDGJ III lanjutan... F31 Gangguan Afektif Bipolar F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, episode kini Hipomanik F31.1 Gangguan Afektif Bipolar, episode kini Manik tanpa gejala Psikotik F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, episode kini Manik dengan gejala Psikotik F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, episode kini Depresif ringan atau sedang.30 Tanpa Gejala Somatik.31 Dengan gejala Somatik F31.4 Gangguan Afektif Bipolar, episode kini Depresif berat tanpa gejala Psikotik F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, episode kini Depresif berat dengan gejala Psikotik F31.6 Gangguan Afektif Bipolar, episode kini Campuran F31.7 Gangguan afewktif Bipolar kini dalam remisi F31.8 Gangguan Afektif Bipolar lainnya F31.9 Gangguan Afektif Bipolar YTT 22

22 Klasifikasi dan Diagnosis menurut PPDGJ III lanjutan... F32 Episode Depresif F32.0 Episode Depresif ringan.00 Tanpa gejala Somatik.01 Dengan gejala Somatik F32.1 Episode Depresif sedang.10 Tanpa gejalaq Somatik.11 Denagan gejala Somatik F32.2 Episode Depresif berat tanpa gejala Psikotik F32.3 Episode Depresif berat dengan gejala Psikotik F32.8 Episode Depresif lainnya F32.9 Episode Depresif YTT 23

23 Klasifikasi dan Diagnosis menurut PPDGJ III lanjutan... F33 Gangguan Depresif Berulang F33.0 Gangguan Depresif bedrlang, episode kini ringan.00 Tanpa gejala Somatik.01 Dengan gejala Somatik F33.1 Gangguan Depresif berulang, episode kini sedang.10 Tanpa gejala Somatik.11 Dengan gejala Somatik F33.2 Gamgguan Depresif berulang, episode kini berat tanpa gejala Psikotik F33.3 Gangguan Depresif berulang, episode kini berat dgn gejala Psikotik F33.4 Ganggua Depresif berulang, kini dalam remisi F33.8 Gangguan Depresif berulang lainnya F33.9 Gangguan Depresif berulang YTT 24

24 Klasifikasi dan Diagnosis menurut PPDGJ III lanjutan... F34 Gangguan Suasana Perasaan ( Mood/Afektif) menetap F34.0 Siklotimia F34.1 Distimia F34.8 Gangguan suasana perasaan ( Mood/afektif ) menetap lainnya F34.9 Gangguan suasana perasaan ( Mood/Afektif ) menetap YTT F38 Gangguan Suasana Perasaan ( Mood/Afektif ) lainnya F38.0 Gangguan suasana perasaan ( Mood/Afektif ) tunggal lainnya.00 Episode Afektif Campuran F38.1 Gangguan suasana perasaan ( Mood/Afektif ) berulang lainnya.10 Gangguan Depresif singkat berulang F38.8 Gangguan suasana perasaan ( Mood/Afektif ) lainnya YDT F39 Gangguan Suasana Perasaan ( Mood/Afektif ) YTT. 25

25 F.30 EPISODE MANIK Kesamaan karakteristik: Afek yang meningkat Disertai peningkatan jumlah&kecepatan aktivitas fisik & mental Kategori ini hanya untuk satu episode tunggal Termasuk ggg afektif bipolar, episode manik tunggal Jika sebelumnya/sesudahnya ada episode depresi/manik/hipomanik termasuk ggg afektif bipolar F HIPOMANIA Derajat gangguan lebih ringan dari mania Afek yang meninggi/berubah Peningkatan aktivitas (menetap beberapa hari berturut-turut) Tidak disertai halusinasi atau waham Pekerjaan dan aktivitas sosial baik dan lancar sesuai dx. hipomania, tp bila kacau berat/menyeluruh D/. Mania DD : Hipertiroid, Anorexia nervosa Masa dini dari Depresi Agitasi 26

26 F.30.1 MANIA TANPA GEJALA PSIKOTIK Episode harus berlangsung >1 minggu cukup berat sampai mengacaukan seluruh/ hampir seluruh pekerjaan & aktivitas sosial Perubahan afek hrs disertai energi yang bertabah sehingga : terjadi aktivitas yang berlebihan Percepatan & kebanyakan bicara Kebutuhan tidur berkurang Grandiose ideas Terlalu optimis F MANIA DENGAN GEJALA PSIKOTIK Gambaran klinis > berat dari F Harga diri yang membumbung & gagasan kebesaran waham kebesaran (delusion of grandeur) ; iritabilitas & kecurigaan waham kejar (delusion of persecution). Waham & halusinasi sesuai dengan keadaan afek tsb (mood congruent) DD : Skizofrenia (F.20.-) Skizoafektif tipe manik (F.25.0) 27

27 F31 Gangguan Afektif Bipolar Episode manik bisa langsung disusul dg episode depresif Episode manik, normal lalu disusul dg episode depresif. Ggn ini tersifat oleh episode berulang (sekurang-kurangnya 2 episode) afek & tingkat aktivitas pasien terganggu. Pada waktu ttt pe afek disertai penambahan energi & aktivitas (mania atau hipomania). Pada waktu lain pe afek disertai penurunan energi & aktivitas (depresi) Khas : biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode Episode manik mulai tiba-tiba berlangsung 2 minggu Episode depresi lebih lama (rata-rata 6 bl -1 th) (keduanya sering terjadi setelah peristiwa hidup penuh stres atau trauma lain) Termasuk : gangguan atau psikosis manik depresif tidak termasuk : gangguan bipolar, episode manik tunggal (F.30) 28

28 F31.0 Ggg Afektif Bipolar, episode kini hipomanik Episode ini memenuhi kriteria hipomania (F30.0) Se-kurang2nya 1 episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau campuran ) di masa lampau F31.1 Ggg Afektif Bipolar, episode kini manik tanpa gejala Psikotik Episode ini memenuhi kriteria mania tanpa gejala psikotik(f30.1) Se-kurang2nya 1 episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau campuran ) di masa lampau F31.2 Ggg Afektif Bipolar, episode kini manik dgn gej. Psikotik Episode ini memenuhi kriteria mania dengan gejala psikotik(f30.2) Se-kurang2nya 1 episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau campuran ) di masa lampau 29

29 F31.3 Ggg Afektif Bipolar, episode kini Depresif ringan atau sedang Episode ini memenuhi kriteria untuk episode depresi ringan (F32.0) ataupun sedang (F32.1) Se-kurang2nya 1 episode afektif hipomanik, manik atau campuran di masa lampau F31.4 Ggg Afektif Bipolar, episode kini Depresif berat tanpa Gejala Psikotik Episode ini memenuhi kriteria untuk episode depresi Bewrat tanpa gejala Psikotik (F32.2) Se-kurang2nya 1 episode afektif hipomanik, manik atau campuran di masa lampau F31.5 Ggg Afektif Bipolar, episode kini Depresif berat dengan Gejala Psikotik Episode ini memenuhi kriteria untuk episode depresi Berat dengan gejala Psikotik (F32.3) Se-kurang2nya 1 episode afektif hipomanik, manik atau campuran di masa lampau 30

30 F31.6 Ggg Afektif Bipolar, episode kini Campuran Untuk episode ini menunjukkan gej.2 manik, hipomanik, dan depresif yg tercampur atau bergantian dgn cepat se-kurang2 nya 2 minggu Harus ada se-kurang2nya 1 episode afektif hipomanik, manik, atau campuran di masa lampau F31.7 Ggg Afektif Bipolar, kini dalam Remisi Sekarang tdk menderita ggg afektif yg nyata selm bbrp bulan terakhir, ttp pernah mengalami se-kurang2nya 1 episode afek tif hipomanik, manik, depresif atau campuran dimasa lampau dan ditambah se-kurang2nya 1 episode afektif lain ( hipoma nik, manik, depresif atau campuran ) 31

31 F32 Episode Depresif Gejala utama ( pd derajat ringan, sedang, berat ) Afek depresi Hilang minat dan kegembiraan Berkurangnya energi, mudah lelah shg menurunnya aktivitas Gejala lainnya a. Konsenterasi dan perhatian berkurang b. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang c. Gagasan ttg rasa salah dan tak berguna d. Pandangan masa depan yg suram dan pesimistis e. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri /bunuh diri f. Tidur terggg g. Nafsu makan berkurang 32

32 F32 Episode Depresif lanjutan... Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahantsb dibutukan masa se-kurang2nya 2 minggu utk penegakan diagnosis, akan ttp periode lbh pendek dpt dibenarkan jika gej.luar biasa beratnya dan berlangsung cepat Kategori diagnosis episode depresif ringan ( F32.0 ), sedang ( F32.1 ) dan berat ( F32.2 ) hanya digunakan utk episodedepresi tunggal ( yg pertama ). Episode depresi berikutnyahrs diklasifikasi dibawah salah satu diagnosis ggg depresif berulang ( F33.- ) 33

33 F32 Episode Depresif lanjutan... F32.0 Episode Depresif Ringan Se-kurang2nya hrs ada 2 dr 3 gej utama depresi spt tersebut diatas Ditambah se-kurang2nya 2 dari gej.lainnya ( a g ) Tidak ada gej yg berat diantaranya Lamanya seluruh epiode berlangsung Se-kurang2nya 2 minggu Hanya sedikit kesulitan dlm pekerjaan dan kegiatan sosial. Karakter kelima : -.00 Tanpa Gejala Somatik -.01 Dengan Gejala Somatik F32.1 Episode Depresif Sedang Se-kurang2nya hrs ada 2 dr 3 gej utama depresi spt pd episode depresi ringan (F30.0) Ditambah se-kurang2nya 3 dari gej.lainnya ( a g ) Lama episode minimum 2 minggu Kesulitan utk melaks kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga Karakter kelima : -.10 Tanpa Gejala Somatik -.11 Dengan Gejala Somatik 34

34 F32 Episode Depresif lanjutan... F32.2 Episode Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik 3 Gejala utama depresi harus ada Ditambah paling sedikit 4 dari gej. Lainnya dan bbrp diantaranya berintensitas berat Bila ada gej spt agitasi / retardasi psikomotor, Px mungkin tidak mampu menyatakan gejalanya secara rinci, maka penilaian secara menhyeluruh thdp episode depresif beratmasih dpt dibenarkan Episode depresifpaling sedikit 2 minggu, bila gej amat berat dan onset cepat kurang 2 minggu, diagnosis masih dibenarkan. Px tidak mampu/hanya terbatas untuk dapat melakukan kegiatan sosial, pekerjaan/urusan rumah tangga. F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik Episode depresi berat memenuhi kriteria Menurut F32.2 Adanya waham dosa,kemiskinan atau malapetaka dan Px merasa yg hrs bertanggungjawab. Halusinasi auditorik yg menghina/menuduh atau olfaktorik ttg bau kotoran/daging yg membusuk. Stupor depresif berupa retardasi psikomotor yg berat. 35

35 F33 Gangguan Depresif Berulang Pedoman Diagnostik : Gangguan ini merup. Episode berulang dari : Episode depresi ringan (F32.0) Episode depresi sedang (F32.1) Episode depresi berat (F32.2 dan F32.3) Episode masing2 rata2 lamanya 6 bulan, tp frekuensi lbh jarang drpd ggg bipolar Tidak ada riwayat peningkatan afek/hiperaktivitas dari kriteria mania (F30.1 dan F30.2), tp mungkin ada episode hipomania (F30.0) Pemulihan biasanya sempurna, namun kadang menjadi depresi menetap tu usia lanjut. Biasanya didahului dengan stres atau trauma mental lain. 36

36 F33 Gangguan Depresif Berulang lanjutan... F33.0 Gangguan Depresif Berulang episode kini ringan Memenuhi kriteria ggg depresif berulang (F33.-) Dan episode sekarang harus memenuhi kriteria utk episode depresif ringan (F32.0) Paling sedikit 2 episode telah berlangsung minimal 2 minggu dgn sela waktu bbrp bulan tanpa ggg afektif yg bermakna. Karakter kelima : -.00 tanpa gej. Somatik -.01 dengan gej. Somatik F33.1 Gangguan Depresif Berulang Episode kini sedang Memenuhi kriteria ggg depresif berulang (F33.-) Dan episode sekarang harus memenuhi kriteria utk memenuhi kriteria episode depresif sedang (F32.1) Paling sedikit 2 episode telah berlangsung minimal 2 minggu dgn sela waktu bbrp bulan tanpa ggg afektif yg bermakna. Karakter kelima : -.10 tanpa gej. Somatik -.11 dengan gej. Somatik 37

37 F33 Gangguan Depresif Berulang lanjutan... F33.2 Gangguan Depresif Berulang Episode kini berat tanpa Gejala Psikotik Memenuhi kriteria ggg depresif berulang (F33.-) Dan episode sekarang harus memenuhi kriteria utk episode depresif berat tanpa gejala psikotik (F32.2) Paling sedikit 2 episode telah berlangsung minimal 2 minggu dgn sela waktu bbrp bulan tanpa ggg afektif yg bermakna. F33.3 Gangguan Depresif Berulang Episode kini berat dengan Gejala Psikotik Memenuhi kriteria ggg depresif berulang (F33.-) Dan episode sekarang harus memenuhi kriteria utk episode depresif berat dengan gejala psikotik (F32.3) Paling sedikit 2 episode telah berlangsung minimal 2 minggu dgn sela waktu bbrp bulan tanpa ggg afektif yg bermakna. 38

38 F33 Gangguan Depresif Berulang lanjutan... F33.4 Gangguan Depresif Berulang kini dalam Remisi Kriteria ggg depresif berulang (F33.-) hrs pernah dipenuhi di masa lampau, keadaan sekarang tidak memenuhi kriteria episode depresif dgn derajat keparahan apapun atau ggglain apapundlm F30-F39, Paling sedikit2 episodetelah berlangsungminimal 2 minggudgn sela waktubbrp bulantanpa ggg afektifyang bermakna 39

39 F34 Gangguan Suasana Perasaan (Mood/Afektif) Menetap F34.0 Siklotimia ciri : ketidakstabilan menetap dari afek/suasana perasaan, meliputi banyak periode depresi ringan dan hipomania ringan yg tidak memenuhi kriteria Gangguan Bipolar ( F31.-) atau Gangguan Depresi Berulang (? F33.-) Mood swing tidak memenuhi kriteria kategori mania manapun di Episode Manik (F30.-) atau epidsode Depresi (F32.-) DD/ 1. Gangguan afektif Bipolar (F31.-) 2. Gangguan Depresi Berulang (F33.-) 40

40 F34 Gangguan Suasana Perasaan (Mood/Afektif) Menetap lanjutan... F34.1 Distimia Ciri : afek depresi yg berlangsungsangat lama yg tak pernah / jarang sekali cukup parah untuk memenuhi kriteria depresif berulang ringan atau sedang (F33.0 atau F33.1) Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung sekurang-kurangnyabbrp tahun, kadang untuk jangka waktu tak terbatas. DD/ 1.Ggg campuran ansietas dan depresi (F41.2) 2.Reaksi depresi berkepanjangan (F43.21) 3.Skizofrenia Residual ( F20.5) 41

41 Kepustakaan American Psychiatric Association; 2000; Dignostic Criteria from DSM-IV-TR; Arlington, VA USA Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III; Depkes RI Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa; Ed 2; 2009 Airlangga University Press Rusdi M. : Panduan praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, ed Sadock BJ and Sadock VA, 2007 Kaplan & Sadock s Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams & Wilkins 4/13/16 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 42

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS DEFINISI Gangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan, dan proses berfikir. Disebut Bipolar

Lebih terperinci

A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang

A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang mengalami kondisi atau episode dari depresi dan/atau manik,

Lebih terperinci

BIPOLAR. Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ

BIPOLAR. Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ BIPOLAR Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ Definisi Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta

Lebih terperinci

MOOD DISORDER. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A / YUNITA KURNIAWATI, S.Psi., M.Psi dita.lecture.ub.ac.id

MOOD DISORDER. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A / YUNITA KURNIAWATI, S.Psi., M.Psi dita.lecture.ub.ac.id MOOD DISORDER DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A / YUNITA KURNIAWATI, S.Psi., M.Psi dita.lecture.ub.ac.id dita.lecture@gmail.com PENGERTIAN & KARAKTERISTIK UTAMA gangguan yang melibatkan emosi yang berlebihan

Lebih terperinci

A. Pemeriksaan penunjang. - Darah lengkap

A. Pemeriksaan penunjang. - Darah lengkap A. Pemeriksaan penunjang - Darah lengkap Darah lengkap dengan diferensiasi digunakan untuk mengetahui anemia sebagai penyebab depresi. Penatalaksanaan, terutama dengan antikonvulsan, dapat mensupresi sumsum

Lebih terperinci

Gangguan Bipolar. Febrilla Dejaneira Adi Nugraha. Pembimbing : dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ

Gangguan Bipolar. Febrilla Dejaneira Adi Nugraha. Pembimbing : dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ Gangguan Bipolar Febrilla Dejaneira Adi Nugraha Pembimbing : dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ Epidemiologi Gangguan Bipolar I Mulai dikenali masa remaja atau dewasa muda Ditandai oleh satu atau lebih episode

Lebih terperinci

REFERAT Gangguan Afektif Bipolar

REFERAT Gangguan Afektif Bipolar REFERAT Gangguan Afektif Bipolar Retno Suci Fadhillah,S.Ked Pembimbing : dr.rusdi Efendi,Sp.KJ kepaniteraanklinik_fkkumj_psikiatribungar AMPAI Definisi gangguan pada fungsi otak yang Gangguan ini tersifat

Lebih terperinci

Gangguan Mood/Suasana Perasaan

Gangguan Mood/Suasana Perasaan Gangguan Mood/Suasana Perasaan Definisi: Merupakan kelompok gangguan yang melibatkan gangguan berat dan berlangsung lama dalam emosionalitas, yang berkisar dari kegirangan sampai depresi berat Major depressive

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Depresif Mayor Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing masing individu. Diagnostic

Lebih terperinci

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG - 121001419 LATAR BELAKANG Skizoafektif Rancu, adanya gabungan gejala antara Skizofrenia dan gangguan afektif National Comorbidity Study 66 orang Skizofrenia didapati

Lebih terperinci

EARLY-ONSET BIPOLAR DISORDERS. Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K)

EARLY-ONSET BIPOLAR DISORDERS. Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K) EARLY-ONSET BIPOLAR DISORDERS Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K) EPIDEMIOLOGI NCS (National Comorbidity Survey): ggn bipolar-i menurut DSM-III-R ± 0,4% pd usia 15-54 thn. Peter M.Lewinsohn dkk 1% (terutama ggn

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Gangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik depresif, yaitu gangguan kronik dari regulasi mood yang dihasilkan pada episode depresi dan mania. Gejala psikotik mungkin

Lebih terperinci

Sinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood yg disertai dengan sindroma man

Sinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood yg disertai dengan sindroma man Gangguan Suasana Perasaan Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU 1 Sinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood

Lebih terperinci

BIPOLAR. oleh: Ahmad rhean aminah dianti Erick Nuranysha Haviz. Preseptor : dr. Dian Budianti amina Sp.KJ

BIPOLAR. oleh: Ahmad rhean aminah dianti Erick Nuranysha Haviz. Preseptor : dr. Dian Budianti amina Sp.KJ BIPOLAR oleh: Ahmad rhean aminah dianti Erick Nuranysha Haviz Preseptor : dr. Dian Budianti amina Sp.KJ Definisi Bipolar Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai

Lebih terperinci

Gangguan Suasana Perasaan. Dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ

Gangguan Suasana Perasaan. Dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ Gangguan Suasana Perasaan Dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ Pendahuluan Mood : suasana perasaan yang pervasif dan menetap yang dirasakan dan memperngaruhi perilaku seseorang dan persepsinya terhadap dunianya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Depresi 1. Definisi Depresi Depresi merupakan perasaan hilangnya energi dan minat serta timbulnya keinginan untuk mengakhiri hidup. Depresi biasanya disertai perubahan tingkat

Lebih terperinci

GANGGUAN BIPOLAR PENDAHULUAN

GANGGUAN BIPOLAR PENDAHULUAN GANGGUAN BIPOLAR I. PENDAHULUAN Gangguan bipolar merupakan suatu gangguan yang ditandai dengan perubahan mood antara rasa girang yang ekstrem dan depresi yang parah. Pera penderita gangguan bipolar tidak

Lebih terperinci

GANGGUAN MOOD. dr. Moetrarsi SKF., DTM&H, Sp.KJ

GANGGUAN MOOD. dr. Moetrarsi SKF., DTM&H, Sp.KJ GANGGUAN MOOD dr. Moetrarsi SKF., DTM&H, Sp.KJ Gangguan Mood Mood adalah pengalaman emosional individual yang bersifat menyebar. Gangguan mood adalah suatu kelompok kondisi klinis yang ditandai oleh hilangnya

Lebih terperinci

Gangguan Afektif Bipolar episode Manik dengan Gejala Psikotik Muhammad Hazim Afif b Amirudin

Gangguan Afektif Bipolar episode Manik dengan Gejala Psikotik Muhammad Hazim Afif b Amirudin Gangguan Afektif Bipolar episode Manik dengan Gejala Psikotik Muhammad Hazim Afif b Amirudin Pendahuluan Definisi Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Pentingnya Pengetahuan tentang Gangguan Bipolar I. IDENTITAS Topik : Gangguan Bipolar Sub topik : Pertimbangan Dalam Penegakan Diagnosis dan Terapi Gangguan Bipolar Hari / tanggal

Lebih terperinci

Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III Demensia Delirium

Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III Demensia Delirium Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III Penggolongan diagnosis gangguan jiwa menurut PPDGJ III berdasarkan pada sistem hierarki penyakit yang tercantum paling atas mempunyai hierarki tertinggi dan

Lebih terperinci

GANGGUAN MOOD (ALAM PERASAAN)

GANGGUAN MOOD (ALAM PERASAAN) GANGGUAN MOOD (ALAM PERASAAN) Ns. Wahyu Ekowati, MKep., Sp.J Materi Kuliah Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) www.unsoed.ac.id 1 Tujuan Menjelaskan kembali pengertian gangguan mood Menjelaskan

Lebih terperinci

BUNUH DIRI DAN GANGGUAN BIPOLAR

BUNUH DIRI DAN GANGGUAN BIPOLAR BUNUH DIRI DAN GANGGUAN BIPOLAR Abstrak Gangguan bipolar adalah penyakit umum yang ditandai dengan peningkatan kematian prematur, tetapi mereka sering tetap tidak terujuk, tidak terdiagnosis, dan tidak

Lebih terperinci

CASE REPORT SESSION. Oleh: Denny Maulana Preseptor: Veranita Pandia, dr., SpKJ (K)

CASE REPORT SESSION. Oleh: Denny Maulana Preseptor: Veranita Pandia, dr., SpKJ (K) CASE REPORT SESSION Oleh: Denny Maulana 130112080106 Preseptor: Veranita Pandia, dr., SpKJ (K) SUB BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN RUMAH SAKIT DR. HASAN SADIKIN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Gangguan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Gangguan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1. Definisi Gangguan jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi,

Lebih terperinci

I. Definisi I. Epidemiologi I I. Etiologi 1. Genetik

I. Definisi I. Epidemiologi I I. Etiologi 1. Genetik I. Definisi Gangguan bipolar merupakan gangguan mood dengan kelainan berupa perubahan suasana perasaan atau afek, dimana pada waktu didapat kumpulan gejala yang terdiri dari depresi, dengan atau tanpa

Lebih terperinci

1. Gangguan Bipolar. A. Definisi

1. Gangguan Bipolar. A. Definisi 1. Gangguan Bipolar A. Definisi Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manic, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta dapat

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Penderita gangguan jiwa dari tahun ke tahun semakin bertambah. Sedikitnya 20% penduduk dewasa Indonesia saat ini menderita gangguan jiwa,, dengan 4 jenis penyakit

Lebih terperinci

Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III. Dr. Tribowo Tuahta Ginting S, SpKJ SMF Psikiatri RSUP Persahabatan

Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III. Dr. Tribowo Tuahta Ginting S, SpKJ SMF Psikiatri RSUP Persahabatan Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III Dr. Tribowo Tuahta Ginting S, SpKJ SMF Psikiatri RSUP Persahabatan Definisi Psikiatri : Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari mengenai emosi, persepsi, kognisi

Lebih terperinci

GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD[AFEKTIF])

GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD[AFEKTIF]) REFERAT GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD[AFEKTIF]) Disusun oleh : Feri Eka Supratanda Zelvi Ninaprilia Dokter Pembimbing : dr. Cahyaningsih Fibri R, Sp.KJ (K) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG KEPANITERAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran. Istilah kompulsi menunjuk pada dorongan atau impuls yang tidak dapat ditahan untuk melakukan

Lebih terperinci

GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI. Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ. disusun oleh: Ade Kurniadi ( )

GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI. Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ. disusun oleh: Ade Kurniadi ( ) GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ disusun oleh: Ade Kurniadi (080100150) DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI

Lebih terperinci

Gangguan Mental Terkait Trauma. Pusat Kajian Bencana dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI/RSCM

Gangguan Mental Terkait Trauma. Pusat Kajian Bencana dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI/RSCM Gangguan Mental Terkait Trauma Pusat Kajian Bencana dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI/RSCM Gangguan Mental setelah Trauma Trauma 2 minggu 1 bulan 2 bulan 6 bulan Reaksi stres akut Berkabung

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI Program Studi : Kedokteran Kode Blok : Blok 20 Blok : PSIKIATRI Semester : 5 Standar Kompetensi : Mampu memahami dan menjelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disertai suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktivitas. 1. Gangguan afektif bipolar adalah salah satu gangguan mood yang

BAB 1 PENDAHULUAN. disertai suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktivitas. 1. Gangguan afektif bipolar adalah salah satu gangguan mood yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gangguan mood merupakan perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, umumnya mengarah ke depresi, atau ke arah elasi (suasana perasaan yang meningkat) yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi

LAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi LAMPIRAN Depresi Teori depresi dalam ilmu psikologi, banyak aliran yang menjelaskannya secara berbeda.teori psikologi tentang depresi adalah penjelasan predisposisi depresi ditinjau dari sudut pandang

Lebih terperinci

Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/-

Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/- PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum: baik Kesadaran: compos mentis Tanda vital: TD: 120/80 mmhg Nadi: 84 x/menit Pernapasan: 20 x/menit Suhu: 36,5 0 C Tinggi Badan: 175 cm Berat Badan: 72 kg Status Generalis:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini depresi menjadi jenis gangguan jiwa yang paling sering dialami oleh masyarakat (Lubis, 2009). Depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan

Lebih terperinci

Gangguan Mental Organik (GMO) Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU

Gangguan Mental Organik (GMO) Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU Gangguan Mental Organik (GMO) Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU 1 PPDGJ I (1973) : disamakan dgn SOO PPDGJ II (1983) : dibedakan dgn SOO PPDGJ III (1993) : hanya dipakai nama GMO

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. penutupan rumah sakit jiwa dan cepatnya pengeluaran pasien tanpa

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. penutupan rumah sakit jiwa dan cepatnya pengeluaran pasien tanpa BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengasuh Skizofrenia Selama 50 tahun terakhir, munculnya perawatan berbasis komunitas, penutupan rumah sakit jiwa dan cepatnya pengeluaran pasien tanpa dukungan yang memadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencari penanganan yang tepat. Salah satu masalah kejiwaan yang masih kurang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencari penanganan yang tepat. Salah satu masalah kejiwaan yang masih kurang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyebab suatu penyakit tidak hanya dikarenakan kelainan pada fisiologi tubuh seseorang namun juga karena adanya gangguan psikologis. Gangguan psikologi atau

Lebih terperinci

PRESENTASI KASUS GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR

PRESENTASI KASUS GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR PRESENTASI KASUS GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Jiwa Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiyah Yogyakarta Disusun

Lebih terperinci

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA Artikel PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA Mardiya Depresi merupakan penyakit yang cukup mengganggu kehidupan. Saat ini diperkirakan ratusan juta jiwa penduduk di dunia menderita depresi. Depresi dapat terjadi

Lebih terperinci

PEDOMAN DIAGNOSTIK. Berdasarkan DSM-IV-TR, klasifikasi gangguan bipolar adalah sebagai berikut:

PEDOMAN DIAGNOSTIK. Berdasarkan DSM-IV-TR, klasifikasi gangguan bipolar adalah sebagai berikut: Lampiran 1 PEDOMAN DIAGNOSTIK Berdasarkan DSM-IV-TR, klasifikasi gangguan bipolar adalah sebagai berikut: 1. Gangguan bipolar I Ditandai oleh 1 atau lebih episode manik atau campuran, yang biasanya disertai

Lebih terperinci

PTSD POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER

PTSD POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER PTSD POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER Pembimbing: dr.ira Savitri Tanjung, Sp.KJ (K) Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Jiwa, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Periode

Lebih terperinci

Definisi Suatu reaksi organik akut dengan ggn utama adanya kesadaran berkabut (clouding of consciousness), yg disertai dengan ggn atensi, orientasi, m

Definisi Suatu reaksi organik akut dengan ggn utama adanya kesadaran berkabut (clouding of consciousness), yg disertai dengan ggn atensi, orientasi, m DELIRIUM Oleh : dr. H. Syamsir Bs, Sp. KJ Departemen Psikiatri FK-USU 1 Definisi Suatu reaksi organik akut dengan ggn utama adanya kesadaran berkabut (clouding of consciousness), yg disertai dengan ggn

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGGOLONGAN DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA

PEDOMAN PENGGOLONGAN DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA PEDOMAN PENGGOLONGAN DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA DAN MANFAATNYA TERHADAP KEPERAWATAN 1 PENDAHULUAN Linneacus (1707-1778) memulai klasifikasi yang teratur Thn 1853 dlm Kongres statistik internasional William

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Depresif Mayor Seperti DSM-III-R, DSM-IV penulisan kriteria diagnostik untuk gangguan depresif mayor secara terpisah dari kriteria diagnostik untuk diagnosis berhubungan

Lebih terperinci

MANFAAT REHABILITASI KETERGANTUNGAN NARKOBA (MANTAN) PECANDU TERHADAP KONDISI PSIKIS

MANFAAT REHABILITASI KETERGANTUNGAN NARKOBA (MANTAN) PECANDU TERHADAP KONDISI PSIKIS MANFAAT REHABILITASI KETERGANTUNGAN NARKOBA TERHADAP KONDISI PSIKIS (MANTAN) PECANDU Tri Wahyu Blok Elektif: Drug Abuse Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, Jakarta 2010 Latar belakang Narkoba (NAPZA)

Lebih terperinci

GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA

GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA Pembimbing : Dr. Prasilla, Sp KJ Disusun oleh : Kelompok II Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta cemas menyeluruh dan penyalahgunaan zat. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ABNORMALITAS. By : IkaSari Dewi

ABNORMALITAS. By : IkaSari Dewi ABNORMALITAS By : IkaSari Dewi DEFINISI Perilaku, pikiran & perasaan yg m bahayakan idv maupun org lain. Bentuk Bahayaspt : pengalaman yg tidak menyenangkan (cemas / depresi), tdk mampu berfungsi dlm suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Gangguan stres akut (juga disebut shock psikologis, mental shock, atau sekedar shock) adalah sebuah kondisi psikologis yang timbul sebagai tanggapan terhadap peristiwa yang mengerikan.

Lebih terperinci

LAPORAN PSIKIATRI GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR CAMPURAN

LAPORAN PSIKIATRI GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR CAMPURAN LAPORAN PSIKIATRI GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR CAMPURAN Disusun oleh : Ali Abdullah Sungkar S.Ked 0810221112 Dokter Pembimbing: Dr. Tribowo T. Ginting, Sp.KJ KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA FAKULTAS

Lebih terperinci

APLIKASI PROBABILITAS BAYES DALAM SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS GANGGUAN KEJIWAAN BIPOLAR

APLIKASI PROBABILITAS BAYES DALAM SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS GANGGUAN KEJIWAAN BIPOLAR APLIKASI PROBABILITAS BAYES DALAM SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS GANGGUAN KEJIWAAN BIPOLAR Chairisni Lubis 1), Agus Budi Dharmawan 2), Yulia Dewi, S. Kom 3) 1), 2),3) Teknik Informatika Universitas Tarumanagara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Gangguan Afek BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Kelainan fundamental dari kelompok gangguan ini adalah perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi, atau ke arah elasi (suasana

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, keduanya saling berkaitan, individu

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, keduanya saling berkaitan, individu BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Kesehatan mental adalah sama pentingnya dengan kesehatan fisik dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, keduanya saling berkaitan, individu dengan masalah kesehatan fisik sering mengalami

Lebih terperinci

Definisi & Deskripsi Skizofrenia DSM-5. Gilbert Richard Sulivan Tapilatu FK UKI

Definisi & Deskripsi Skizofrenia DSM-5. Gilbert Richard Sulivan Tapilatu FK UKI Definisi & Deskripsi Skizofrenia DSM-5 Gilbert Richard Sulivan Tapilatu FK UKI Latar Belakang DSM-IV Tahan uji Valid Memudahkan informasi klinis Gejala klinis beragam, subtipe, & kategori sangat minim

Lebih terperinci

DAFTAR KOMPETENSI KLINIK

DAFTAR KOMPETENSI KLINIK Panduan Belajar Ilmu Kedokteran Jiwa - 2009 DAFTAR KOMPETENSI KLINIK Target Kompetensi Minimal Masalah Psikiatrik Untuk Dokter Umum: 1. Mampu mendiagnosis dan melakukan penatalaksanaan kasus psikiatrik

Lebih terperinci

Diagnosis & Tatalaksana Gangguan Depresi & Anxietas di Layanan Kesehatan Primer Dr. Suryo Dharmono, SpKJ(K)

Diagnosis & Tatalaksana Gangguan Depresi & Anxietas di Layanan Kesehatan Primer Dr. Suryo Dharmono, SpKJ(K) Diagnosis & Tatalaksana Gangguan Depresi & Anxietas di Layanan Kesehatan Primer Dr. Suryo Dharmono, SpKJ(K) Yogyakarta, 11 Oct 2014 1 Prevalensi Ganguan Psikiatrik yang lazim di Komunitas dan Pelayanan

Lebih terperinci

MODUL KEPANITERAAN KLINIK ROTASI II BAGIAN PSIKIATRI

MODUL KEPANITERAAN KLINIK ROTASI II BAGIAN PSIKIATRI MODUL KEPANITERAAN KLINIK ROTASI II BAGIAN PSIKIATRI BAGIAN PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2016 DAFTAR MODUL Minggu Topik No Sub Topik Level Hal Modul Kompetensi I Gangguan Mental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depresi merupakan salah satu masalah psikologis yang sering terjadi pada masa remaja dan onsetnya meningkat seiring dengan meningkatnya usia (Al- Qaisy, 2011). Depresi

Lebih terperinci

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK CASE REPORT SESSION Senin, 20 Agustus 2007 SKIZOFRENIA HEBEFRENIK BSR 15 Agustus 2007 Disusun oleh : Robby Hermawan C11050199 Wulan Apriliani C11050258 Pembimbing : Dr. Tuti Wahmurti A.S., dr., Sp.KJ (K)

Lebih terperinci

Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) Oleh : Husna Nadia 1102010126 Pembimbing : dr Prasila Darwin, SpKJ DEFINISI PTSD : Gangguan kecemasan yang dapat terjadi setelah mengalami /menyaksikan suatu peristiwa

Lebih terperinci

GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA

GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun

Lebih terperinci

MULTIAKSIAL DIAGNOSIS & PENGANTAR PENULISAN STATUS PSIKIATRI. FK UII, 14 Januari 2016 Tika Prasetiawati KSM Psikiatri RS UGM

MULTIAKSIAL DIAGNOSIS & PENGANTAR PENULISAN STATUS PSIKIATRI. FK UII, 14 Januari 2016 Tika Prasetiawati KSM Psikiatri RS UGM MULTIAKSIAL DIAGNOSIS & PENGANTAR PENULISAN STATUS PSIKIATRI FK UII, 14 Januari 2016 Tika Prasetiawati KSM Psikiatri RS UGM Konsep Kesehatan Jiwa Sadar akan kemampuan diri Mampu mengatasi tekanan hidup

Lebih terperinci

DEPRESI. Oleh : dr. Moetrarsi, SKF, DTM&H, SpKJ

DEPRESI. Oleh : dr. Moetrarsi, SKF, DTM&H, SpKJ DEPRESI Oleh : dr. Moetrarsi, SKF, DTM&H, SpKJ Definisi Depresi ialah suatu penyakit episodik dimana gejala depresi dapat terjadi sendirian atau disertai oleh mania (penyakit manik-depresif atau bipolar)

Lebih terperinci

Gejala dan Diagnosis Gangguan Depresi

Gejala dan Diagnosis Gangguan Depresi RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMINO GONDOHUTOMO Gejala dan Diagnosis Gangguan Depresi Referat ILMU KESEHATAN JIWA Fernia Stevani (112012151) Pembimbing dr. Sri Woroasih Sp. KJ 08 September 2013 KEPANITERAAN

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SKIZOFRENIA Skizofrenia adalah suatu gangguan psikotik dengan penyebab yang belum diketahui yang dikarakteristikkan dengan gangguan dalam pikiran, mood dan perilaku. 10 Skizofrenia

Lebih terperinci

Gambaran Umum Depresi ABSTRAK Overview of Depression ABSTRACT

Gambaran Umum Depresi ABSTRAK Overview of Depression ABSTRACT Gambaran Umum Depresi Ni Nyoman Wistya Tri Mayasari Bagian/SMF Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar ABSTRAK Depresi adalah suatu gangguan keadaan tonus

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual

BAB 1. PENDAHULUAN. Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fourth Edition, Text Revision (DSM-IV-TR) agitasi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

KEHIDUPAN ACARA KHUSUS: GANGGUAN BIPOLAR DIBANDINGKAN DENGAN DEPRESI UNIPOLAR

KEHIDUPAN ACARA KHUSUS: GANGGUAN BIPOLAR DIBANDINGKAN DENGAN DEPRESI UNIPOLAR KEHIDUPAN ACARA KHUSUS: GANGGUAN BIPOLAR DIBANDINGKAN DENGAN DEPRESI UNIPOLAR PENDAHULUAN Peristiwa kehidupan yang penuh stres telah dikaitkan dengan depresi unipolar dan gangguan bipolar. Peristiwa stres

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Definisi

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Definisi BAB I PENDAHULUAN Pasca melahirkan adalah periode dimana ibu menjalani hari yang melelahkan. Kelelahan ini terkait dengan keadaan sang bayi maupun perubahan kondisi fisik dan psikis ibu, dan hal ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik

Lebih terperinci

Maramis (2005) memasukkan depresi sebagai gangguan afek dan emosi.

Maramis (2005) memasukkan depresi sebagai gangguan afek dan emosi. 1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Depresi 1. Definisi Depresi Depresi adalah satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan

BAB 1. PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan ketidakmampuan bagi pasien dan secara signifikan menimbulkan beban yang berat bagi dirinya sendiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penderita skizofrenia sekitar 1% dari populasi orang dewasa di Amerika Serikat, dengan jumlah keseluruhan lebih dari 2 juta orang (Nevid et al.,

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit psikiatrik yang luas.

BAB 1. PENDAHULUAN. Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit psikiatrik yang luas. BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit psikiatrik yang luas. Agitasi sering dijumpai di pelayanan gawat darurat psikiatri sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dalam aktivitas yang biasa dilakukan (Davison et al., 2007). Depresi

BAB II LANDASAN TEORI. dalam aktivitas yang biasa dilakukan (Davison et al., 2007). Depresi 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Depresi a. Pengertian Depresi Depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan kesedihan yang amat sangat mendalam, perasaan tidak berarti

Lebih terperinci

Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya

Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya Definisi : Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya Koma = keadaan bawah sadar dimana orang tsb tidak dapat dibangunkan

Lebih terperinci

Yayan A. Israr, S. Ked

Yayan A. Israr, S. Ked Author : Yayan A. Israr, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.tk 0 GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR 1. LATAR BELAKANG Gangguan

Lebih terperinci

DSM V : GANGGUAN BIPOLAR

DSM V : GANGGUAN BIPOLAR Textbook Reading DSM V : GANGGUAN BIPOLAR Gangguan Bipolar I Substansi/obat-obatan yang menginduksi gangguan bipolar Gangguan Bipolar dan yang terkait mengacu kepada kondisi medis lainnya OLEH: MAHYUNI

Lebih terperinci

GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA

GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA MAKALAH DISKUSI TOPIK GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA Disusun oleh: NUR RAHMAT WIBOWO I11106029 KELOMPOK: VIII KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Terapi Kognitif dan Perilaku Untuk Penderita Hipomania dan Mania

Terapi Kognitif dan Perilaku Untuk Penderita Hipomania dan Mania Materi ini merupakan salah satu Bahan kuliah online gratis Bagi anggota keluarga, relawan kesehatan jiwa Danperawat pendamping Terapi Kognitif dan Perilaku Untuk Penderita Hipomania dan Mania Oleh: TirtoJiwo,

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dengan karakteristik berupa gangguan pikiran (asosiasi longgar, waham),

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dengan karakteristik berupa gangguan pikiran (asosiasi longgar, waham), BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Skizofrenia adalah suatu kumpulan gangguan kepribadian yang terbelah dengan karakteristik berupa gangguan pikiran (asosiasi longgar, waham), gangguan persepsi (halusinasi), gangguan

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat mengganggu. Psikopatologinya melibatkan kognisi, emosi, persepsi dan aspek lain dari perilaku.

Lebih terperinci

PRESENTASI KASUS KEPANITERAAN KLINIK JIWA

PRESENTASI KASUS KEPANITERAAN KLINIK JIWA PRESENTASI KASUS KEPANITERAAN KLINIK JIWA Bi Polar Disorder Pembimbing : dr. Agnes, SpKJ Penyusun: Andrew Lukman / 07120110067 SANATORIUM DHARMAWANGSA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN 1 I.

Lebih terperinci

Gangguan Kepribadian. Mustafa M. Amin Departemen Psikiatri FK USU

Gangguan Kepribadian. Mustafa M. Amin Departemen Psikiatri FK USU Gangguan Kepribadian Mustafa M. Amin Departemen Psikiatri FK USU Gangguan Kepribadian Definisi: Suatu gangguan mental yang dikarakteristikkan dengan corak-corak maladaptif dari penyesuaian dirinya terhadap

Lebih terperinci

Bipolar Disorder Clinical Pathway Inpatient Ida Aju Kusuma Wardani Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Bipolar Disorder Clinical Pathway Inpatient Ida Aju Kusuma Wardani Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bipolar Disorder Clinical Pathway Inpatient Ida Aju Kusuma Wardani Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRACT Bipolar disorder is a severe psychiatric disease with

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bloom (1908 dalam Notoatmodjo 2003), pengetahuan merupakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bloom (1908 dalam Notoatmodjo 2003), pengetahuan merupakan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1. Defenisi pengetahuan Menurut Bloom (1908 dalam Notoatmodjo 2003), pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi jika seseorang melakukan penginderaan terhadap

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar menurut Diagnostic and Statistical Manual of

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar menurut Diagnostic and Statistical Manual of BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Bipolar I Gangguan bipolar menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Text Revision edisi yang ke empat (DSM IV-TR) ialah gangguan gangguan mood

Lebih terperinci

KESEHATAN MENTAL DLM KEHIDUPAN REMAJA

KESEHATAN MENTAL DLM KEHIDUPAN REMAJA KESEHATAN MENTAL DLM KEHIDUPAN REMAJA Pertemuan 12 Sri Hastuti Handayani, Psi, M.Si KESEHATAN MENTAL DLM KEHIDUPAN REMAJA Pendidikan seks Peran sekolah Kelompok resiko tinggi Kecemasan remaja Tugas perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang mempunyai gejala utama afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, dan kekurangan energi yang menuju meningkatnya

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Faktor-Faktor Pendulung..., Nisa Nur Fauziah, FPSI UI, 2008

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Faktor-Faktor Pendulung..., Nisa Nur Fauziah, FPSI UI, 2008 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perilaku abnormal adalah bagian dari kenyataan yang kita hadapi dalam kehidupan ini. Baik disadari ataupun tidak, perilaku abnormal banyak terjadi di sekitar kita. Ia

Lebih terperinci

Dr. Dharmawan Ardi, Sp.KJ

Dr. Dharmawan Ardi, Sp.KJ Oleh: Citra Aminah Purnamasari 1102009065 Pembimbing: Dr. Dharmawan Ardi, Sp.KJ F 60 : Gangguan Kepribadian Khas F 61 : Gangguan Kepribadian Campuran dan Lainnya F 62 : Perubahan Kepribadian yang Berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gejala negatif merupakan suatu gambaran defisit dari pikiran, perasaan atau perilaku normal yang berkurang akibat adanya gangguan otak dan gangguan mental (Kring et

Lebih terperinci

manusia. Bersifat ekstrim, penderita bisa menyiksa dirinya sendiri

manusia. Bersifat ekstrim, penderita bisa menyiksa dirinya sendiri TINGKAH LAKU ANEH STEP 1 - Waham paranoid: sebuah keyakinan yg salah, paranoid seperi org yg ingin menyakii - Halusinasi akusik phonema: halusinasi pendengaran (akoasma dan phonema). Akoasma: suara masih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah experimental double blind randomized clinical trial post-test group design. 2. Rancangan Penelitian

Lebih terperinci

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) Pilihlah salah satu pilihan yang sesuai dengan keadaan anda, beri tanda silang (X) pada kolom yang tersedia untuk setiap pertanyaan. 1. Keadaan perasaan sedih (sedih,

Lebih terperinci