BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Alasan Pemilihan Teori Dalam penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori kualitas pelayanan dari Zeithaml, Parasuraman and Berry (1990). Peneliti menggunakan ini karena peneliti berpendapat bahwa komponen-komponen kualitas pelayanan menurut Zeithaml, Parasuraman and Berry sesuai dalam membahas fenomena yang sedang diteliti. 2.2 Persepsi Pengertian Persepsi Manusia dalam kehidupannya selalu berhadapan dengan stimulus atau rangsang yang ada di lingkungan sekitarnya atau dari dalam diri manusia itu sendiri, semua itu akan disertai dengan proses persepsi. Definisi persepsi menurut beberapa orang ahli antara lain: Morgan cs mendefinisikan persepsi adalah apa yang dialami langsung oleh manusia. Dengan demikian, persepsi menunjukkan bagaimana dunia itu terlihat, terdengar, terasa. Jadi apa yang dialami seseorang secara langsung mengenai dunia ini. Markin (1974) mengemukakan bahwa persepsi adalah suatu proses yang kompleks, di mana seseorang menyeleksi, mengorganisasi dan menginterpretasi stimuli sensori ke dalam suatu gambaran berarti tentang dunia. Selanjutnya, ia mengemukakan bahwa dalam menyeleksi, 10

2 11 mengorganisir dan memberi makna tersebut bagaimanapun juga dipengaruhi oleh apa yang diketahui dan apa yang telah dialami sebelumnya. J.P. Chaplin mendefinisikan persepsi sebagai proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan alat indera. C.R Milton (1981) mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses pemilihan, pengorganisasian dan penafsiran (pemaknaan) suatu stimulus yang berasal dari lingkungan atau dunia. Kotler (1995) mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses di mana individu memilih informasi dan memberi interpretasi terhadap informasi-informasi yang masuk, untuk menciptakan gambaran dunia luar bagi dirinya. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti terhadap objek yang diterima dengan melalui tahap penyeleksian, pengorganisasian yang ditangkap oleh panca indera dan menginterpretasikannya menjadi sesuatu yang bermakna. Perilaku seseorang tergantung pada seberapa luas pengetahuannya tentang dunia sekitar, berasal dari persepsi yang masuk melalui proses penginderaan. Stimulus yang masuk ke dalam individu melalui penginderaannya kemudian secara kognitif diorganisasikan menjadi suatu kerangka yang berarti bagi dirinya. Hasil penginderaan ini dirubah dan dimaknai sesuai dengan hasil proses belajar atau pengalaman yang lalu, daya ingat, harapan, fantasi, kepercayaan, sistem nilai, persepsi yang telah ada dan kepribadian yang dimiliki, yang memiliki struktur kognitif dalam diri individu.

3 Proses Pembentukan Persepsi Proses persepsi tidak semudah seperti yang dibayangkan, karena melibatkan aspek-aspek spesifik yang berkaitan dengan pemaknaan seseorang terhadap suatu objek. Sejak individu dilahirkan, mulai saat itulah dirinya secara langsung berhubungan dengan dunia sekitarnya, menerima secara langsung stimulus atau rangsang dari luar, di samping menerima rangsang dari dalam dirinya sendiri yang diterima oleh alat indera. Proses pembentukan persepsi ini terjadi karena adanya perhatian terhadap objek yang dibutuhkan, sehingga hanya hal tertentu saja yang akan diperhatikan. Objek yang mendapat perhatian individu merupakan stimulus bagi individu tersebut. Proses stimulus yang mengenai alat indera dinamakan proses fisik. Stimulus yang diterima alat indera diteruskan oleh syaraf sensorik menuju otak yang dinamakan proses fisiologis. Stimulus tersebut diproses oleh otak sehingga individu menyadari apa yang diterima oleh alat indera tadi sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterimanya, proses ini dinamakan proses psikofisiologis. Udai Pareek (1991) (dalam skrispi Vivi Sylviani, 2002) menyatakan bahwa proses persepsi memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Proses penerimaan rangsang Proses penerimaan rangsang dari berbagai sumber merupakan hal yang pertama kali dihadapi individu dalam mempersepsi. Kebanyakan sumber diterima individu melalui panca indera yang dimilikinya dan memberikan respon sesuai dengan penilaian dan pemberian arti terhadap stimulus.

4 13 2. Proses penyeleksian rangsang Kita ketahui bahwa rangsang yang diterima individu banyak sekali ragamnya, untuk itu diperlukan proses seleksi terhadap rangsang-rangsang tersebut. Dalam proses seleksi ini terdapat dua faktor yang menentukan, yaitu: Faktor Internal Beberapa faktor dalam diri seseorang yang mempengaruhi proses persepsi antara lain kebutuhan, motivasi, proses belajar dan kepribadiannya. Semua faktor itu akan membentuk adanya perhatian terhadap suatu objek sehingga menimbulkan persepsi yang didasarkan pada kompleksitas fungsi psikologis. Kompleksitas ini selaras dengan proses pemahaman atau belajar dan motivasi yang dipunyai oleh masingmasing individu. Selain faktor belajar yang dapat membentuk persepsi, faktor lainnya adalah motivasi dan kepribadian. Motivasi biasanya berhubungan dengan adanya berbagai macam kebutuhan. Kita cenderung melihat hal yang dapat memenuhi kebutuhan, dengan kata lain hal yang berguna dan bermanfaat, baik untuk masa sekarang maupun yang akan datang. Faktor Eksternal Faktor luar yang terdiri dari berbagai pengaruh lingkungan adalah sebagai berikut: a) Intensitas Intensitas dari suatu perhatian dapat diperlihatkan, yaitu dengan semakin besar intensitas stimulus dari luar, semakin besar pula perhatian terhadap stimulus tersebut.

5 14 b) Kontras Stimulus atau suatu hal yang berlawanan, biasanya akan lebih menarik perhatian. c) Pengulangan Suatu stimulus atau hal yang sering diulang-ulang akan mendapat perhatian yang lebih besar. d) Hal yang baru Suatu hal atau stimulus yang belum pernah diketahui atau dilihat akan lebih menimbulkan keinginan untuk lebih diperhatikan. 3. Proses pengorganisasian Setelah rangsang diseleksi, selanjutnya rangsangan yang terseleksi tersebut diorganisasikan dalam suatu bentuk. 4. Proses penafsiran Setelah rangsang diterima dan diatur, selanjutnya individu melakukan penafsiran rangsang yang diterima itu dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa terjadinya persepsi setelah rangsangan tadi ditafsirkan. Persepsi pada pokoknya memberikan arti pada berbagai data dan informasi yang diterima. 5. Proses pengecekan Merupakan suatu proses pemeriksaan yang dilakukan untuk meyakinkan bahwa penafsiran itu benar atau salah. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dari waktu ke waktu untuk menegaskan apakah penafsiran persepsi dibenarkan atau sesuai dengan hasil persepsi selanjutnya.

6 15 6. Reaksi Proses persepsi dapat dikatakan sempurna apabila proses tersebut menimbulkan reaksi. Reaksi yang dihasilkan dapat secara tertutup dan terbuka. Reaksi tertutup berupa pembentukan sikap dan pendapat, sedangkan reaksi terbuka berupa tindakan nyata atau tingkah laku yang dapat dilihat Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Persepsi Konsep seleksi dalam persepsi adalah penting, karena sejumlah informasi diterima dan di proses. Individu akan memilih informasi yang mendukung dan memuaskan bagi dirinya. Dalam mengamati suatu objek yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, terkadang akan dipersepsikan berlainan. Penafsiran tergantung pada pengalaman yang lalu dan sistem nilai khusus dari tiap individu serta kecenderungan untuk berpikir dan atau bertindak dalam suatu cara tertentu untuk menafsirkan berbagai stimulus. Menurut George & Jones (1996), persepsi seseorang tergantung pada komponen-komponen yang mempengaruhi pembentukan persepsi, yaitu: 1. Perceiver, yaitu orang yang mencoba untuk melakukan interpretasi terhadap suatu observasi atau input tertentu. 2. Target of perception, yaitu apapun yang sedang perceiver pikirkan. Target bisa berupa orang lain, suatu peristiwa, situasi, suatu ide atau apa saja yang difokuskan oleh perceiver. 3. Situation, suatu konteks tempat di mana persepsi berada.

7 16 Pengaruh perceiver terhadap pembentukan persepsi menurut Fiske & Taylor yang dikutip dari Richard L. Oliver (1997), tergantung pada karakter dirinya sendiri, yaitu: a) Schema: the perceiver s knowledge base, pengalaman dan pengetahuan yang terorganisasi dalam bentuk skema pada memori seseorang akan mempengaruhi interpretasi perceiver terhadap target of perception. Skema mempengaruhi untuk memilah input mana yang akan diperhatikan dan yang akan diabaikan. b) The perceiver s motivational state, kebutuhan, nilai dan keinginan perceiver pada saat akan memberikan persepsi mempengaruhi persepsinya terhadap target of perception. c) The perceiver s mood, perasaan perceiver pada saat akan memberikan persepsi mempengaruhi persepsinya terhadap target of perception. Persepsi juga bergantung pada karakteristik target of perception, seperti: a) Ambiguity, target of perception yang kurang jelas akan menyulitkan perceiver dalam memberikan persepsinya. b) Social status, jika yang menjadi target adalah orang, maka adakalanya status target sosial akan mempengaruhi persepsi perceiver. c) Impression management by the target, upaya target (jika target adalah orang) untuk mengendalikan dirinya akan mempengaruhi akurasi persepsi perceiver terhadapnya. Sedangkan karakter situasi yang mempengaruhi persepsi adalah: a) Additional information, informasi tambahan yang akan memperjelas perceiver dalam melakukan interpretasi kepada target.

8 b) Salience, penonjolan target diantara kelompok target lainnya akan mempengaruhi persepsi Faktor-faktor yang Menyebabkan Perbedaan dalam Persepsi Menurut Charles R. Milton (1981), hal ini terjadi karena adanya perbedaan yang disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1. The Person Perceived (Orang yang diamati) Setiap individu berusaha membuat penilaian terhadap tingkah laku orang yang diamati, dengan memberikan perhatian (attention) pada orang tersebut. Namun seringkali individu tidak menyadari faktor yang mempengaruhi penilaian seseorang dan selanjutnya mempengaruhi perilakunya dalam berhubungan dengan orang lain. 2. The Situation (Situasi) Aspek-aspek dari situasi atau seperti pekerjaan dan atribut-atribut lain yang melekat pada diri seseorang yang melakukan persepsi, akan mempengaruhi pengamatannya terhadap objek, situasi atau manusia lainnya. Karena itu masingmasing individu mempunyai persepsi yang berbeda dalam mengamati lingkungan. 3. Perceiver (Pengamat) Persepsi juga dipengaruhi oleh kondisi individual dari pengamat. Salah satu aspek internal yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah faktor kebutuhan. Seseorang cenderung mengarahkan perhatiannya pada hal-hal yang dapat memenuhi kebutuhannya.

9 18 4. Self Perception (Persepsi Diri) Untuk memahami perilaku orang lain, seseorang harus mengetahui bagaimana ia mengamati dirinya sendiri atau konsep diri. Konsep diri dinyatakan sebagai gambaran mental mengenai apa pendapat kita tentang diri kita sendiri. Konsep diri tentu saja unik, tetapi juga bersifat menetap dalam diri individu, sehingga setiap diri individu cenderung mempunyai gaya hidup tersendiri yang khas, bereaksi, berpikir dan bertindak dengan cara tertentu yang membedakannya dengan orang lain. 5. Self Perception and Perceiving Other (Persepsi diri dan pengamatan terhadap orang lain) Dengan mengenal dan memahami diri kita sendiri memudahkan kita untuk memahami orang lain dengan tepat dan lebih sedikit membuat kesalahan menilai orang lain. Bila sekarang mau menerima dirinya sendiri, maka ia cenderung dapat melihat aspek-aspek positif dari orang lain yang berarti akan memperluas pandangannya dalam melihat dan menilai orang lain. 6. Personal Characteristics (Karakteristik pribadi) Karakteristik seseorang mempengaruhi karakterisitik yang akan dilihat pada orang lain. Kategori-kategori yang digunakan dalam melukiskan orang lain cenderung digunakan pula dalam menggambarkan diri sendiri. 2.3 Kualitas Pelayanan Pengertian Kualitas Kualitas suatu produk merupakan fokus utama dalam suatu perusahaan. Kualitas dimulai dari kebutuhan konsumen dan berakhir pada persepsi konsumen

10 19 (Kotler, 1995). Citra kualitas yang baik adalah berdasarkan sudut pandang atau persepsi konsumen, bukan berdasarkan sudut pandang atau persepsi produsen. Konsep kualitas sering dianggap sebagai ukuran relatif dari suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk mampu memenuhi fungsi spesifikasi produk yang telah ditetapkan. Dalam mendefiniskan kualitas, ada beberapa pakar yang memberikan definisi yang berbeda-beda, antara lain: Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Goetsh & David, 1994). Kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan harus benar-benar dapat memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang akan dihasilkan (Deming, 1982:176). Kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Suatu produk akan dikatakan berkualitas apabila dapat memberikan kualitas sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharakan konsumen akan suatu produk (Feigenbaum, 1986: 7). Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia atau tenaga kerja, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Selera atau harapan konsumen pada suatu produk selalu berubah sehingga kualitas suatu produk juga harus berubah atau disesuaikan. Dengan perubahan kualitas tersebut, diperlukan perubahan atau

11 20 peningkatan keterampilan tenaga kerja, perubahan proses produksi dan tugas, serta perubahan lingkungan perusahaan agar produk dapat memenuhi atau melebihi harapan konsumen (Garvin, 1998). Definisi kualitas berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Cara yang terbaik bagi setiap perusahaan adalah menggunakan perpaduan antara beberapa perspektif kualitas dan secara aktif menyesuaikannya setiap saat dengan kondisi yang dihadapi Pengertian Pelayanan Pelayanan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain (konsumen, pelanggan, tamu, klien, pasien, penumpang, nasabah) yang tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani maupun yang dilayani (Endar S., 1999: 36). Pelayanan adalah aktifitas atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Produksinya mungkin terikat atau tidak pada produk fisik (Kotler, 1995: 467). Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang lain yang langsung diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah setiap aktifitas yang menyertai penjualan suatu produk atau jasa, di mana kegiatan ini ditujukan untuk memberi kemudahan kepada konsumen dalam rangka menigkatkan kepuasan dalam penggunaan barang dan atau jasa yang ditawarkan perusahaan (Moenir, 1995: 16).

12 21 Pelayanan sangat tergantung pada penilaian konsumen terhadap penampilan dari produk barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan, dalam hal ini adalah penilaian terhadap baik-buruknya pelayanan terhadap konsumen tersebut. Pelayanan memiliki 5 (lima) karakter utama, yaitu: 1. Tidak berwujud. Sifat pelayanan tidak berwujud (service intangibility) artinya jasa dapat dilihat, dikecap, dirasakan, didengar atau dicium sebelum dibeli. Misalnya, orang yang akan memenuhi kebutuhan dasarnya (makan) tidak akan terpenuhi hasratnya sebelum membeli makanan, pengguna kereta api hanya memiliki tiket dan janji untuk diberangkatkan dan tiba dengan selamat dan tepat waktu, dan sebagainya. 2. Tidak sama. Interaksi yang dimiliki produsen dengan konsumennya memliki suatu standar kualitas yang pada dasarnya sama. Namun penerapan pelayanannya dimungkinkan berbeda (service heterogeneous) antara masingmasing produsen penghasil produk atau jasa yang diberikan kepada konsumennya. 3. Tidak terpisahkan. Barang fisik diproduksi kemudian disimpan, selanjutnya dijual, dan baru nantinya dikonsumsi. Sebaliknya, pelayanan dijual terlebih dahulu, kemudian diproduksi, dan dikonsumsi bersamaan. Pada umumnya pelayanan dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Pelayanan tak terpisahkan (service inseparability), berarti bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dari penyedianya, baik penyedianya itu manusia atau mesin. Bila karyawan pelayanan menyediakan pelayanan karyawan, maka karyawan itu adalah bagian dari pelayanan. Karena konsumen juga hadir ketika pelayanan diberikan, interaksi penyedia pelanggan-pelanggan adalah sifat khusus dari

13 22 pelayanan. Baik penyedia pelayanan maupun pelanggan mempengaruhi hasil pelayanan tadi. 4. Keanekaragaman. Keanekaragaman pelayanan (service variability) berarti bahwa mutu pelayanan tergantung pada siapa yang menyediakan pelayanan, disamping waktu, tempat, dan bagaimana disediakan. 5. Tidak tahan lama. Pelayanan tidak tahan lama (service perishability) berarti bahwa pelayanan tidak dapat disimpan untuk dijual atau dipakai kemudian. Beberapa dokter meminta bayaran kepada pasien yang tidak memenuhi janji karena nilai pelayanan hanya ada pada saat itu dan hilang ketika pasien tersebut tidak muncul Kualitas Pelayanan Pelayanan akan dipersepsikan oleh seorang konsumen setelah ia mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan dari suatu perusahaan. Pelayanan akan dinilai oleh konsumen yang meliputi tindakan-tindakan yang dilakukan suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen tersebut. Zeithaml, Parasuraman & Berry (1990: 19) mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai the extent of discrepancy between customer s expectation or desire and their perception (besarnya perbedaan antara harapan konsumen dan persepsi konsumen). Konsumen akan menilai kualitas pelayanan dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan persepsi mereka akan kualitas pelayanan yang diterimanya. Dalam konteks kualitas pelayanan dan kepuasan, harapan konsumen memiliki peranan yang besar sebagai standar perbandingan dalam evaluasi

14 23 kualitas maupun kepuasan. Harapan konsumen merupakan keyakinan pelanggan sebelum mencoba atau membeli suatu produk, yang dijadikan standar atau acuan dalam menilai kinerja produk tersebut. Adapun faktor yang mempengaruhi harapan dari konsumen seperti yang dijelaskan Zeithaml, Parasuraman & Berry (1990) adalah: 1. Word-of-mouth communication (komunikasi dari mulut ke mulut), 2. Personal needs (kebutuhan pribadi), 3. Past experience (pengalaman masa lalu), dan 4. External communications (komunikasi eksternal), antara lain dilakukan melalui promosi-promosi yang dilakukan pihak perusahaan. Zeithaml, Parasuraman & Berry (1990), menjelaskan dan mengidentifikasikan lima komponen utama untuk mengukur kualitas jasa yang disebut sebagai model servqual, yaitu tangible, empathy, responsiveness, reliability, dan assurance. Lima komponen tersebut sebagaimana yang dipaparkan sebagai berikut: 1. Tangible, berkenaan dengan penampilan fisik, fasilitas yang tersedia, material komunikasi, serta sumber daya manusia. 2. Empathy, merupakan suatu sikap yang memahami apa yang dirasakan konsumen, diantaranya dengan cara memperhatikan konsumen secara individu, memiliki kepedulian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan. 3. Responsiveness, berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan penyedia layanan untuk membantu konsumen dan merespon permintaan dengan segera.

15 24 4. Reliability, merupakan komponen yang paling penting karena berhubungan langsung dengan konsumen. Reliability berarti bagaimana suatu produk atau jasa mewujudkan janji-janji yang diberikan kepada konsumen. 5. Assurance, merupakan keterampilan karyawan dalam bekerja serta kemampuan untuk menumbuhkan kepercayaan dan keyakinan. Zeithaml, Parasuraman & Berry mengidentifikasikan lima kesenjangan yang mengakibatkan kegagalan penyampaian pelayanan yang bermutu, seperti dijelaskan sebagai berikut: 1. Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen. Kesenjangan ini terjadi karena perusahaan tidak selalu memahami secara tepat atau meremehkan kepentingan untuk memahami harapan konsumennya. 2. Kesenjangan antara persepsi manajemen akan harapan konsumen dan spesifikasi dari kualitas pelayanan yang diberikan. Kesenjangan ini terjadi karena perusahaan tidak menetapkan suatu standar kerja yang spesifik, walaupun mungkin sudah memahami secara tepat keinginan konsumennya. 3. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas pelayanan dan pelayanan yang diberikan secara nyata. Kesenjangan ini terjadi karena karyawan yang kurang terlatih atau tidak mampu atau tidak mau memenuhi kualitas standar pelayanan, atau dihadapkan pada standar yang berlawanan. 4. Kesenjangan antara pelayanan yang diberikan dan komunikasi eksternal. Kesenjangan ini terjadi karena perusahaan menolak memberi informasi kepada konsumen akan kualitas sesungguhnya, seperti apa yang disampaikan oleh sales representative atau dijanjikan melalui iklan tidak dirasakan oleh konsumen.

16 25 5. Kesenjangan antara pelayanan yang diharapkan dan pelayanan yang dialami. Kesenjangan ini terjadi apabila konsumen memiliki persepsi yang keliru tentang kualitas pelayanan tersebut. 2.4 Kerangka Pikir Dalam kehidupannya manusia selalu menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan ini merupakan suatu hal yang mutlak agar dapat bertahan hidup. Kebutuhan utama manusia adalah kebutuhan primer yang mencakup kebutuhan biologis, makan, pakaian dan tempat berteduh. Sedang kebutuhan lainnya merupakan kebutuhan sekunder, di mana dapat ditunda sementara waktu pemenuhannya. Setiap universitas saling berlomba untuk memenuhi berbagai kebutuhan mahasiswanya melalui berbagai penawaran, dilihat dari visi yang dimiliki Universitas Islam Bandung yaitu menjadi motor penggerak perubahan mutu dalam membangkitkan budaya akademik unggul dan kompetitif di bidang pendidikan, penelitian, dan pelayanan publik yang berlandaskan nilai-nilai Islam, dimana terdapat ikatan yang saling menguntungkan antara universitas dengan mahasiswa. Universitas bergerak dalam bidang jasa. Salah satu kunci keberhasilan akan sangat bergantung pada kualitas pelayanan tenaga nonpendidik yang diberikan universitas kepada mahasiswa. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1, BAB 1 Ketentuan Umum, tenaga nonpendidik adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Atau juga bisa diartikan merupakan tenaga yang bertugas merencanakan dan

17 26 melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Persepsi adalah suatu pross penerimaan, pemilihan, pengorganisasian dan penafsiran (pemaknaan) suatu stimulus yang berasal dari lingkungan atau dunia (Charles R Milton, 1981). Dalam memberikan penilaian atau persepsi, setiap individu memiliki penilaian yang berbeda, bahkan untuk satu objek persepsi. Pelayanan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain yang tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani maupun yang dilayani (Endar S.: 1999). Persepsi terhadap kualitas pelayanan merupakan penilaian seseorang (mahasiswa) tentang tindakan yang dilakukan oleh Universitas Islam Bandung dalam rangka memenuhi kebutuhan mahasiswa. Kualitas pelayanan yang diberikan universitas merupakan hal penunjang yang penting dalam menilai pemenuhan kebutuhan mahasiswa. Sebagaimana yang diutarakan dalam teori Delivering Quality Sevice-Balancing Customer Perception and Expectation, dimana terdapat beberapa aspek yang dikategorikan untuk menilai kualitas pelayanan tenaga nonpendidik Universitas Islam Bandung, yaitu: Mahasiswa merasa kurang puas dengan sikap tenaga nonpendidik yang kurang simpatik dalam melayani urusan pelayanan administratif mahasiswa. Mahasiswa menjadi menunda untuk mengurus yang seharusnya segera diuruskan. Menurut mereka ketika berhadapan dengan beberapa tenaga nonpendidik Universitas Islam Bandung seringkali para tenaga nonpendidik tersebut memperhatikan penampilan mahasiswa dari atas sampai bawah dan

18 27 memperhatikan dengan wajah yang sinis sebelum melayani kebutuhan mahasiswa. Mahasiswa merasa bahwa tenaga nonpendidik Universitas Islam Bandung tidak ramah. Ini termasuk ke dalam aspek empathy, di mana aspek yang tergambar adalah sikap pengertian terhadap apa yang dibutuhkan dan dirasakan oleh mahasiswa. Aspek ini berkaitan dengan tenaga nonpendidik bagaimana mereka (tenaga nonpendidik) dapat memberikan pelayanan administrasi dengan membangun suasana pelayanan yang membuat mahasiswa nyaman ketika melakukan pelayanan administrasi. Mahasiswa mengeluhkan bahwa hal yang paling kurang dalam kualitas pelayanan tenaga nonpendidik Universitas Islam Bandung adalah mengenai informasi-informasi penting, seperti registrasi dan pesantren. Informasi registrasi meliputi informasi perpanjangan waktu dan registrasi yang mendadak. Mahasiswa seringkali tidak mengetahui informasi terbaru mengenai registrasi. Informasi mengenai perpanjangan waktu terutama, seringkali ini dilakukan ketika hari terakhir registrasi yang sudah ditentukan. Ini termasuk ke dalam aspek responsiveness Responsiveness, di mana aspek yang tergambar adalah kesigapan pihak universitas (tenaga nonpendidik) untuk membantu mahasiswa dalam melakukan pelayanan administrasi. Pengurusan surat-surat seperti pembuatan surat penelitian, pengajuan surat peminjaman tempat, pengurusan cuti, mahasiswa merasa dipersulit akan hal tersebut. Pertama, lamanya pembuatan surat dan lamanya keluar izin. Pembuatan surat ini sering tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Ini termasuk ke dalam aspek reliability. Reliability, di mana aspek yang tergambar adalah kemampuan pihak universitas (tenaga nonpendidik) untuk memberikan

19 28 pelayanan adminitrasi yang dijanjikan. Aspek ini melihat pembuktian janji-janji yang diberikan pihak universitas (tenaga nonpendidik), bahwa pelayanan administrasi tepat, bertanggungjawab dan kualitas hasil kerjanya memuaskan. Assurance, di mana aspek yang tergambar adalah keterampilan serta kemampuan tenaga nonpendidik Universitas Islam Bandung menggunakan komunikasi dan penggunaan teknologi saat membantu mahasiswa melakukan pelayanan admnistrasi. Dalam aspek ini mahasiswa mengeluhkan bahwa nilainya yang tidak terdata di sistem online. Beberapa dari mereka mengatakan juga bahwa nilai-nilai yang ada tercampur dengan nilai mata kuliah dari fakultas lain. Selain itu, ada yang mengeluhkan bahwa terdapat kesalahan pada identitas nama orang tua. Ketika mahasiswa menggunakan suatu jasa, sebelumnya mereka akan mempunyai harapan-harapan terhadap jasa tersebut. Harapan itu muncul dari berbagai informasi dan pengalaman masing-masing individu. Setelah menggunakan jasa tersebut, mahasiswa akan mempersepsikan jasa yang telah digunakan baik negatif maupun positif. Persepsi akan positif apabila respon terhadap apa yang diterimanya sesuai. Sebaliknya persepsi akan menjadi negatif apabila respon terhadap apa yang diterimanya tidak sesuai. Mahasiswa merasakan dan menggunakan berbagai jenis layanan dari jasa yang ditawarkan oleh universitas (tenaga nonpendidik), yang kemudian akan dinilai oleh mahasiswa itu sendiri. Jika mahasiswa merasakan respon yang positif, ini merupakan keuntungan bagi Universitas Islam Bandung dan mahasiswa itu sendiri. Karena jasa yang diberikan oleh tenga nonpendidik Universitas Islam Bandung memberikan

20 29 manfaat dan keuntungan bagi mahasiswa. Sebaliknya jika mahasiswa merasakan respon yang negatif, kerugian yang akan didapatkan oleh Universitas Islam Bandung dan hal ini akan berdampak buruk bagi Universitas Islam Bandung di mata publik.

21 Visi UNISBA: menjadi motor penggerak perubahan mutu dalam membangkitkan budaya akademik unggul dan kompetitif di bidang pendidikan, penelitian, dan pelayanan publik yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Mahasiswa UNISBA 1. Mahasiswa merasa bahwa tenaga nonpendidik Universitas Islam Bandung tidak ramah 2. Mahasiswa kurang mengetahui informasi-informasi terbaru 3. Mahasiswa mendapatkan data tidak sesuai dengan waktu yang telah di tentukan 4. Mahasiswa sering mendapatkan data yang tidak lengkap saat melakukan layanan adminitrasi 5. Data mahasiswa yang ada pada sistem online tidak sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Persepsi Positif Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 5 Aspek Kualitas Pelayanan: 1. Tangible 2. Empathy 3. Responsiveness 4. Reliability 5. Assurance Persepsi Negatif 30

Studi Deskriptif Mengenai Persepsi Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Tenaga Nonpendidik UNISBA

Studi Deskriptif Mengenai Persepsi Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Tenaga Nonpendidik UNISBA Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Persepsi Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Tenaga Nonpendidik UNISBA 1) Mira Mariani, 2) Suhana 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Menurut Encyclopedia Americana 1978, pendidikan adalah proses yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Menurut Encyclopedia Americana 1978, pendidikan adalah proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Encyclopedia Americana 1978, pendidikan adalah proses yang digunakan setiap individu untuk mendapatkan pengetahuan, wawasan serta mengembangkan sikap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen Menurut Dewi (2013:1), konsumen adalah seseorang yang menggunakan produk dan atau jasa yang dipasarkan. Sedangkan kepuasan konsumen adalah sejauh mana harapan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Jasa Dunia usaha yang ada dalam kehidupan manusia sehari-hari dapat berkaitan dengan industri jasa dimana pada setiap tahunnya mengalami kemajuan yang cukup pesat seiring

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Jasa (Pelayanan) Menurut Kotler (2008) Jasa atau pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Dalam kehidupan sehari-hari ada sebuah proses dimana saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY Dwi Novirani 1), Hendang Setyo R 2), Ali Muchtar 3) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Jasa merupakan pemberian kinerja atau tindakan tidak kasat mata yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Jasa merupakan pemberian kinerja atau tindakan tidak kasat mata yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Jasa 2.1.1 Definisi Jasa Jasa merupakan pemberian kinerja atau tindakan tidak kasat mata yang diberikan dari satu pihak ke pihak yang lainnya. Definisi jasa banyak diungkapkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah lembaga. Gerakan revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan yang tidak boleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini dilakukan oleh: Nurmaya Sari (2009). Nurmaya Sari (2009) mengkaji Kepuasan Mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup berarti, dikarenakan begitu kayanya alam Indonesia dengan keindahan yang tiada habisnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Menurut Kotler yang dikutip oleh Kurniasari (2013:17) Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maraknya persaingan bisnis baik di pasar domestik maupun di pasar nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Kotler, Philip dan Gary Armstrong (2008:6) Definisi tersebut memunculkan pengertian bahwa tujuan pemasaran adalah untuk

II. LANDASAN TEORI. Menurut Kotler, Philip dan Gary Armstrong (2008:6) Definisi tersebut memunculkan pengertian bahwa tujuan pemasaran adalah untuk II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti Pentingnya Pemasaran Pemasaran memiliki fungsi untuk menghubungkan antara kebutuhan masyarakat sebagai konsumen akan suatu produk atau jasa dengan organisasi ataupun industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan, Citra Perusahaan Dan Loyalitas Pelanggan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut William J. Stanton dalam Swastha (2008), menyatakan bahwa Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran dalam suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting, karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jasa Banyak ahli yang telah mendefinisikan pengertian jasa sesuai dengan sudut pandang mereka masing-masing, diantaranya: Definisi jasa menurut Kotler dan Keller

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengkajian terhadap fenomena ataupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Jasa Pemasaran jasa merupakan disiplin ilmu yang masih relatif baru. Industri jasa pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan tumbuh sangat

Lebih terperinci

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi P-ISSN X Volume 11, No 2, September 2016 E-ISSN

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi P-ISSN X Volume 11, No 2, September 2016 E-ISSN EKSPEKTASI DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PENDIDIKAN PADA UNIVERSITAS SOERJO NGAWI Rozalina Novianty 1 Lina Sugiyanto 2 Istiana Wijayanti Mala 3 Universitas Soerjo Ngawi Korespondensi : roza_nov@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan memasarkan produk suatu kelompok atau individu untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan memperoleh keuntungan. Maka pemasaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak dan pada dasarnya tidak terwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produksinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan 2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Menurut Goetsh dan Davis (dalam Tjiptono, 2002:51) Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Service menurut Gronroos (1990). A SERVICE IS AN ACTIVITY OR SERIES OF ACTIVITY OF MORE OR LESS INTANGIBLE

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Service menurut Gronroos (1990). A SERVICE IS AN ACTIVITY OR SERIES OF ACTIVITY OF MORE OR LESS INTANGIBLE BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Service (jasa) Pengertian Service menurut Gronroos (1990). A SERVICE IS AN ACTIVITY OR SERIES OF ACTIVITY OF MORE OR LESS INTANGIBLE NATURE THAT NORMALLY, BUT NOT NECESSARILY,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Secara sederhana, dapat diartikan sebagai pemenuhan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peta dunia karena berada di jalur yang ramai, hal ini dikarenakan letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. peta dunia karena berada di jalur yang ramai, hal ini dikarenakan letak geografis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan suatu negara besar dengan letak yang strategis dalam peta dunia karena berada di jalur yang ramai, hal ini dikarenakan letak geografis

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I Oleh : NILA HIDAYATI K100040056 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah : 12 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah : Pemasaran adalah suatu proses sosial dengan nama individu dan kelompok mendapatkan apa yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terlebih dahulu dasar-dasar yang akan digunakan nantinya. Dasar-dasar teori

BAB II LANDASAN TEORI. terlebih dahulu dasar-dasar yang akan digunakan nantinya. Dasar-dasar teori BAB II LANDASAN TEORI Dalam membuat sebuah aplikasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar yang akan digunakan nantinya. Dasar-dasar teori tersebut akan digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global yang berkembang saat ini, muncul berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global yang berkembang saat ini, muncul berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam era persaingan global yang berkembang saat ini, muncul berbagai industri jasa seperti pelayanan jasa transportasi, kesehatan, konsultasi, dan jasa perbankan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan harapan pelanggan (Kotler, 2000). Sedangkan kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan harapan pelanggan (Kotler, 2000). Sedangkan kepuasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pelanggan A.1 Definisi Kepuasan Pelanggan kepuasan secara umum dapat didefinisikan sebagai perasaan seseorang mengenai kesenangan atau kepuasan atau hasil yang mengecewakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pengertian manajamen pemasaran sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pengertian manajamen pemasaran sebagai berikut : BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Kotler dan Amstrong dikutip oleh Buchari Alma (2009 : 130) pengertian

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. serta menukarkan produk yang bernilai satu sama lain (Kotler dan AB. Susanto,

II. LANDASAN TEORI. serta menukarkan produk yang bernilai satu sama lain (Kotler dan AB. Susanto, II. LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Sikap 2.1.1 Pengertian Sikap Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan dan menawarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dewasa ini berkembang dengan cepat dan pesat, terlebih

I. PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dewasa ini berkembang dengan cepat dan pesat, terlebih 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi perekonomian dewasa ini berkembang dengan cepat dan pesat, terlebih pada masa globalisasi seperti sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Kepuasan Pelanggan 2.1.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa pelanggan adalah seseorang yang beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kepuasan Konsumen Kotler (2004) mengatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pelayanan 2.1.1 Pengertian Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap tindakan atas kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pemasaran dan Konsep Pemasaran Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang maksimal. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempromosikan produk secara efektif, mendistribusikan produk serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempromosikan produk secara efektif, mendistribusikan produk serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu faktor penting dalam suatu siklus yang bermula dan berakhir dengan kebutuhan. Pemasar harus dapat menafsirkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan sebuah investasi yang tak ternilai harganya. Pada saat ini begitu banyaknya berdiri rumah sakit-rumah sakit maupun tempat perawatan kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan pelaku usaha ataupun perusahaan dalam mempertahankan eksistensi dan kelangsungan kemajuan perusahaan itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah masalah dalam bidang ekonomi, karena hal ini menyangkut kehidupan manusia baik secara individu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kualitas Pelayanan ( Service Quality) Service Quality adalah skala berbagai item secara singkat dengan keandalan dan validitas baik yang dapat digunakan oleh pengecer

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Parasuraman et al. (1988) menyatakan bahwa kualitas pelayanan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Parasuraman et al. (1988) menyatakan bahwa kualitas pelayanan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pepelayanan Parasuraman et al. (1988) menyatakan bahwa kualitas pelayanan didasarkan pada perbandingan antara apa yang seharusnya ditawarkan dan apa yang disediakan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Persepsi Konsumen Persepsi adalah suatu proses memilih, mengatur dan menginterpretasikan informasi mengenai suatu produk barang atau jasa oleh konsumen. Persepsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penelitian ini bermaksud untuk mempelajari pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan dan kualitas pelayanan terhadap

Lebih terperinci

Pertemuan 12 STRATEGI KEPUASAN PELANGGAN

Pertemuan 12 STRATEGI KEPUASAN PELANGGAN Pertemuan 12 STRATEGI KEPUASAN PELANGGAN I. KONSEP KEPUASAN PELANGGAN Ada beberapa pakar yang memberikan definisi mengenai kepuasan/ketidakpuasan pelanggan. Fandy Tjiptono (2000:24) 1. Day menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian dari Tantrisna dan Prawitasari (2006) dengan judul Analisa

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian dari Tantrisna dan Prawitasari (2006) dengan judul Analisa BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian dari Tantrisna dan Prawitasari (2006) dengan judul Analisa Harapan dan Persepsi Penumpang terhadap Kualitas Makanan yang disediakan oleh Maskapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut perusahaan agar dapat lebih melakukan inovasi dalam melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut perusahaan agar dapat lebih melakukan inovasi dalam melakukan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam era pasar bebas saat ini, persaingan dunia usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan agar dapat lebih melakukan inovasi dalam melakukan usahanya. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelanggan Pelanggan adalah orang yang menjadi pembeli produk yang telah dibuat dan dipasarkan oleh sebuah perusahaan, dimana orang ini bukan hanya sekali membeli produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang word of mouth

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang word of mouth BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam era pasar bebas saat ini, persaingan dunia usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan agar dapat lebih melakukan inovasi dalam melakukan usahanya. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persepsi Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memiih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Menurut Mursid (2010:26), menyatakan bahwa pengertian dari Pemasaran yaitu pemasaran tidak lain daripada suatu proses perpindahan barang atau jasa dari tangan produsen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan teknologi, mengakibatkan perubahan yang luar biasa yang ditandai revolusi teknologi informasi dan komunikasi pada kehidupan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENURUNAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENURUNAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENURUNAN HIPOTESIS A. Pengertian Jasa Jasa merupakan salah satu sektor perekonomian yang saat ini semakin pesat peningkatannya. Peningkatan pertumbuhan dalam industri jasa

Lebih terperinci

CHAPTER 8 MANAGING SERVICES FOR BUSINESS MARKETS. Dr. AMA Suyanto

CHAPTER 8 MANAGING SERVICES FOR BUSINESS MARKETS. Dr. AMA Suyanto CHAPTER 8 MANAGING SERVICES FOR BUSINESS MARKETS Dr. AMA Suyanto JASA adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK RACHMAT HIDAYAT, MPA PRODI ADMINISTRASI NEGARA FISIP UNIVERSITAS JEMBER

MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK RACHMAT HIDAYAT, MPA PRODI ADMINISTRASI NEGARA FISIP UNIVERSITAS JEMBER MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK COURSE MATERIAL: ANALISA SERVQUAL (Service Quality) RACHMAT HIDAYAT, MPA PRODI ADMINISTRASI NEGARA FISIP UNIVERSITAS JEMBER 2012 Model ServQual Metode ServQual adalah metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Dalam menjalankan suatu bisnis, pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah penting dalam kehidupan manusia adalah kesehatan. Pada prinsipnya kesehatan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan setiap manusia, terdapat moment-moment khusus yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan setiap manusia, terdapat moment-moment khusus yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan setiap manusia, terdapat moment-moment khusus yang dirasakan memiliki arti dan makna mendalam, sehingga manusia menggelar acara acara untuk merayakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Minat Beli Ulang Hal yang penting bagi perusahaan adalah mempengaruhi pelanggan agar mereka mengambil keputusan untuk membeli produk atau jasa yang disediakan. Pembelian sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minat pelanggan terhadap produk (barang) yang ditawarkan. Sesuai. Sehingga makin luas sektor bisnis yang berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. minat pelanggan terhadap produk (barang) yang ditawarkan. Sesuai. Sehingga makin luas sektor bisnis yang berusaha untuk memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Biasanya pemasaran dikenal hanya sebatas pada penawaran produk (barang). Oleh sebab itu, dukungan usaha untuk mengembangkan pemasaran sangatlah dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan Karakteristik Jasa Jasa mempunyai banyak arti, mulai pelayanan personal (personal service) sampai jasa sebagai suatu produk. Sejauh ini sudah banyak pakar pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi yang terjadi dewasa ini, dengan dimulainya era perdagangan bebas dapat menyebabkan situasi dunia bisnis yang semakin terbuka dan kompetitif.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing 2.1.1 Pengertian Marketing Kita dapat membedakan antara definisi pemasaran secara sosial dan secara manajerial. Definisi sosial menunjukan peran yang dimainkan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri (manufaktur), jasa, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Banyaknya persaingan dalam dunia usaha baik industri barang atau jasa menyebabkan perusahaan menentukan strategi pemasaran yang dapat memberikan kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan yang sangat besar, hal ini dapat dilihat dari berbagai strategi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan yang sangat besar, hal ini dapat dilihat dari berbagai strategi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia perbankan di Indonesia baik swasta dan pemerintah mengalami perubahan yang sangat besar, hal ini dapat dilihat dari berbagai strategi pemasaran yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN PUSTAKA. kepemilikan sesuatu (Kotler, 1999 : 195). Selanjutnya menurut Kotler, Bowen,

BAB II LANDASAN PUSTAKA. kepemilikan sesuatu (Kotler, 1999 : 195). Selanjutnya menurut Kotler, Bowen, BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Konsep Layanan Layanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para wisatawan asing maupun domestik. Keindahan kotanya, makanan khasnya, dan letaknya yang strategis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Anjar Rahmulyono (2008) dalam penelitiannya yang menguji pengaruh tingkat kualitas pelayanan jasa terhadap kepuasan pasien dengan membagi variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kepuasan pelanggan.perusahaan yang mampu bersaing dalam pasar adalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kepuasan pelanggan.perusahaan yang mampu bersaing dalam pasar adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Era globalisasi membuat persaingan bisnis menjadi sangat ketat, baik di pasar domestik maupun internasional.kualitas pelayanan yang bermutu dapat menciptakan kepuasan

Lebih terperinci

perusahaan-perusahaan jasa. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan jasa. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada kondisi persaingan bisnis yang semakin meningkat intensitasnya, kunci keberhasilan suatu perusahaan untuk tetap hidup dan berkembang sangat tergantung pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individual dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan konsumen terhadap pembelian suatu barang atau jasa semakin bertambah. Khususnya pada jasa transportasi, kenyamanan, keamanan, pelayanan yang prima, harga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena konsumen terdiri dari beberapa segmen, gaya hidup dan kepribadian yang

BAB I PENDAHULUAN. karena konsumen terdiri dari beberapa segmen, gaya hidup dan kepribadian yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Memahami perilaku konsumen merupakan permasalahan yang kompleks karena konsumen terdiri dari beberapa segmen, gaya hidup dan kepribadian yang berbeda. Levitt (1983)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Abdullah (2014), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kualitas layanan (Stemvelt 2004) menyatakan bahwa konsep kualitas layanan adalah suatu persepsi tentang revolusi kualitas secara menyeluruh yang terpikirkan dan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Rahmi, 2012:1 ) (Rahman, 2005:1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Rahmi, 2012:1 ) (Rahman, 2005:1) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam situasi perekonomian yang semakin meningkat, perusahaanperusahaan berupaya untuk menunjukan kemampuan dan kualitas diri diantara para pesaingnya. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Jasa Keunggulan suatu jasa akan sangat ditentukan oleh kualitas, keunikan dan manfaat yang diberikan oleh jasa tersebut, apakah sesuai dengan yang diharapkan oleh pelanggan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan). BAB II LANDASAN TEORI A. Jasa Jasa adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran 2.1.1 Definisi Manajemen Pemasaran Menurut Daryanto (2011:1), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. JASA 1. Pengertian Jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. termasuk diantaranya rumah sakit. Rumah sakit merupakan satu jenis bisnis yang

I. PENDAHULUAN. termasuk diantaranya rumah sakit. Rumah sakit merupakan satu jenis bisnis yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan di bidang perekonomian selama ini telah banyak membawa akibat perkembangan yang cukup pesat dalam bidang usaha. Tidak terkecuali bidang usaha jasa layanan kesehatan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Ada beberapa pengertian persepsi menurut para ahli, yaitu: Persepsi menurut Pride dan Ferrel dalam Fadila dan Lestari (2013:45), persepsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperusahaan nasional maupun perusahaan asing. Perusahaan berlomba-lomba untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. diperusahaan nasional maupun perusahaan asing. Perusahaan berlomba-lomba untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi bisnis saat ini telah berubah dengan sangat cepat. Perkembangan teknologi telah membawa banyak kemajuan dalam upaya pengenalan produk baru dan perkembangannya.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa a. Konsep Jasa Jasa merupakan sarana aktivitas yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Di Indonesia perkembangan usaha sektor jasa berlangsung cukup pesat, meskipun keadaan perekonomian di Indonesia sedang mengalami masa yang cukup sulit pada saat sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, perkembangan bisnis sekolah berbasis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, perkembangan bisnis sekolah berbasis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun belakangan ini, perkembangan bisnis sekolah berbasis Internasional di Indonesia menjadi bagian penting dalam dunia pendidikan. Hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan meningkatkan sumber daya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum membahas mengenai pengertian manajemen produksi dan operasi, terlebih dahulu perlu diketahui bahwa manajemen produksi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pemasaran 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pemasaran Kotler dan Amstrong (2007) menyatakan bahwa pemasaran merupakan proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, setiap orang semakin disibukkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, setiap orang semakin disibukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan jaman, setiap orang semakin disibukkan dengan berbagai macam aktivitas yang tentunya menyita waktu mereka. Kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

PERSEPSI INTI KOMUNIKASI. Rizqie Auliana

PERSEPSI INTI KOMUNIKASI. Rizqie Auliana PERSEPSI INTI KOMUNIKASI Rizqie Auliana rizqie_auliana@uny.ac.id Pengertian Persepsi atau perception adl hal sederhana dari getaran apapun dari pikiran sehat kita. Persepsi sebagai proses yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kualitas pelayanan (service quality) dipandang sebagai salah satu alat

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kualitas pelayanan (service quality) dipandang sebagai salah satu alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini kualitas pelayanan (service quality) dipandang sebagai salah satu alat untuk tetap berkompetisi secara kompetitif dalam pemasaran jasa (Lassar

Lebih terperinci