BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) BBLR masih merupakan penyebab utama kematian neonatus.
|
|
- Ivan Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) BBLR masih merupakan penyebab utama kematian neonatus. BBLR dapat terjadi karena berbagai sebab sehingga terkadang agak sulit dilakukan pencegahan. BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. 10 BBLR dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu : a. Berat bayi lahir rendah, dengan berat kurang dari 2500 gram b. Berat bayi lahir sangat rendah, dengan berat gram c. Berat bayi lahir amat sangat rendah, dengan berat kurang dari 1000 gram. 14 Sejak tahun 1961, WHO mengganti istilah Premature dengan Low Birth Weights Infants (bayi dengan berat badan lahir rendah). Hal ini dikarenakan tidak semua bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram merupakan bayi prematur. 15 Untuk mendapatkan keseragaman, pada Kongres European Perinatal Medicine ke II di London (1970) telah diusulkan definisi sebagai berikut : a. Bayi kurang bulan atau preterm ialah bayi dengan kehamilan kurang dari 37 minggu (< 259 hari) b. Bayi cukup bulan atau aterm ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai 42 minggu (259 sampai 293 hari)
2 c. Bayi lebih bulan atau postterm ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih) 16 Berdasarkan alasan di atas, maka bayi dengan BBLR dapat dikategorikan menjadi dua yaitu prematuritas murni dan dismaturitas/kecil Masa Kehamilan (KMK) Prematuritas Murni Prematuritas murni yaitu neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai untuk masa kehamilannya atau biasa disebut Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NKB-SMK) Dismaturitas/Kecil Masa Kehamilan (KMK) Yaitu berat bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari semestinya untuk masa gestasi, dengan batasan yang diajukan oleh Battaglia dan Lubhenco (1967) yakni dibawah percentil ke 10 dilihat dari kurva pertumbuhan dan perkembangan yang dapat merupakan bayi preterm, aterm, atau postterm. Istilah lain yang digunakan adalah Small for Gestational Age (SGA). Penyebab dismaturitas ialah janin mengalami gangguan pertumbuhan didalam uterus atau Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) sehingga pertumbuhan janin mengalami hambatan. KMK dibagi atas : a. Simetri, adalah janin yang menderita distres yang lama, dimana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum lahir sehingga tampak pertumbuhan otak dan tulang rangka terganggu dan seringkali berkaitan dengan hasil akhir perkembangan syaraf yang buruk.
3 b. Asimetri, terjadi akibat distres sub-akut. Gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari sebelum janin lahir. Pertumbuhan jantung, otak dan tulang rangka tampak paling sedikit terpengaruh, sedangkan ukuran hati, limpa, timus sangat berkurang dan berat tidak sesuai dengan masa gestasi. 17 Pertumbuhan alat-alat dalam tubuh bayi prematur kurang sempurna, karena itu bayi sangat peka terhadap gangguan pernapasan, infeksi, trauma kelahiran, hipotermi dan sebagainya. Sedangkan bayi dismatur dapat lebih mudah hidup setelah berada di luar rahim karena alat-alat tubuh lebih berkembang dibandingkan bayi prematur dengan berat badan yang sama. Dalam jangka panjang bayi BBLR dapat mengalami gangguan pertumbuhan, perkembangan, penglihatan, pendengaran serta penyakit paru kronik Neonatus dengan Risiko Tinggi Pengertian neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang berusia 0-28 hari. Sedangkan pengertian neonatus dengan risiko tinggi adalah neonatus yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami kematian atau menjadi sakit berat dalam masa neonatal. Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian neonatus, maka perlu sekali mengenali neonatus dengan risiko tinggi sedini mungkin. Istilah neonatus risiko tinggi menyatakan bahwa bayi harus mendapatkan pengawasan ketat oleh para tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir. Lama pengawasan dapat berkisar dari beberapa jam sampai beberapa minggu. 15
4 Berdasarkan Riskesdas tahun 2007, sebagian besar (78,5%) kematian terjadi pada minggu pertama kehidupan (0-6 hari). Mengingat besarnya risiko kematian pada minggu pertama, setiap bayi baru lahir harus mendapatkan pemeriksaan sesuai standar lebih sering dalam minggu pertama untuk mendeteksi adanya penyakit atau tanda bahaya sehingga dapat dilakukan intervensi sedini mungkin untuk mencegah kematian. 6 Beberapa keadaan neonatus yang termasuk kategori risiko tinggi : a. Lahir sebelum minggu ke-37 atau sesudah minggu ke-42 kehamilan. b. Mempunyai berat badan kurang dari 2500 gram atau lebih dari 4000 gram. c. Dilahirkan dari ibu yang mengalami berbagai penyakit infeksi, ketuban pecah dini, permasalahan sosial yang berat misalnya kehamilan usia muda, kecanduan obat dan lain-lain. d. Kehamilan kembar dan kehamilan yang terjadi lagi setelah tiga bulan kehamilan sebelumnya. e. Persalinan melalui tindakan pembedahan atau kelahiran yang disertai dengan suatu penyakit misalnya hidramnion, solusio plasenta, plasenta previa dan lain-lain. f. Dilahirkan dari ibu yang mengalami stres berat selama kehamilan. g. Kehamilan dimana ibu mengalami anemia dan adanya ketidakcocokan golongan darah ibu dan janin. 18
5 2.3 Epidemiologi BBLR Distribusi Frekuensi BBLR Menurut Orang Tinggi rendahnya risiko dalam proses kehamilan dan persalinan sangat bergantung pada faktor usia ibu. Usia reproduksi yang optimal bagi seorang ibu adalah usia tahun, di bawah dan di atas usia tersebut akan terjadi peningkatan risiko kehamilan dan persalinan. Menurut Manik yang dikutip oleh Jumirah, dkk (2001) usia ibu < 20 tahun berisiko 14 kali lebih besar dan usia 35 tahun berisiko 4 kali lebih besar melahirkan bayi BBLR dibandingkan usia tahun. 19 Penelitian Purmono dan Putro (2009), menunjukkan bahwa kejadian BBLR lebih sering dijumpai pada ibu dengan pendidikan yang rendah (6,4%) disusul dengan ibu dengan pendidikan sedang (4,8%). Ibu dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi lebih mudah menyerap informasi yang diberikan sehingga dapat melahirkan bayi dengan berat badan yang normal Distribusi Frekuensi BBLR Menurut Tempat Kejadian BBLR di beberapa Provinsi bervariasi pada 5 tahun terakhir dari tahun , yang tertinggi terdapat di Provinsi Maluku Utara (11,3%), sedangkan di Provinsi Sumatera Utara (3,3%) dan yang terendah terdapat di Provinsi Bengkulu (2,5%). 20 Di Kota Medan, angka kejadian BBLR pada tahun 2008 adalah sebesar 0,14% (64 dari kelahiran hidup) Distribusi Frekuensi BBLR Menurut Waktu 8 Di Sumatera Utara, angka kejadian BBLR pada tahun 2003 adalah sebesar 1,62% dari bayi yang lahir hidup dan pada tahun 2007 terdapat 0,73% bayi
6 dengan BBLR dari jumlah kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2008 terdapat 0,50% kasus BBLR dari jumlah kelahiran hidup Faktor Risiko BBLR a. Paritas Paritas merupakan jumlah persalinan yang pernah dialami ibu sebelum kehamilan/persalinan tersebut. Pengelompokan paritas terdiri dari 4 kelompok, yaitu golongan nullipara (ibu dengan paritas 0), primipara (ibu dengan paritas 1), multipara (ibu dengan paritas 2-3) dan grandemultipara (ibu dengan paritas 4). 21 Kejadian BBLR yang tinggi pada kelompok ibu dengan paritas rendah dihubungkan dengan faktor umur ibu yang masih terlalu muda, dimana organ-organ reproduksi ibu belum tumbuh secara sempurna dan kondisi psikis ibu yang belum siap. Sementara pada paritas tinggi, hal yang mungkin terjadi adalah gangguan kesehatan seperti anemia, kurang gizi ataupun gangguan pada rahim. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan janin sehingga meningkatkan risiko terjadinya BBLR. 13 Banyak studi menunjukkan bahwa kehamilan kedua dan ketiga adalah paling tidak menyulitkan, sedangkan komplikasi meningkat setelah anak ketiga. Dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, persentase kematian neonatal tinggi pada anak pertama dan pada ibu dengan jumlah paritas 3 atau lebih. 22 Menurut penelitian Cipta (2002) di RSU Pirngadi Medan, kejadian BBLR lebih tinggi ditemukan pada ibu dengan paritas nullipara (paritas 0) yaitu sebesar 76,3% dan paritas multipara (paritas 2-3) sebesar 9,1%. 23
7 b. Umur Kehamilan Semakin pendek umur kehamilan maka pertumbuhan janin semakin belum sempurna, baik itu organ reproduksi dan organ pernapasan oleh karena itu mengalami kesulitan untuk hidup diluar uterus ibunya. Teori Beck dan Roshental menyatakan bahwa berat badan bayi bertambah sesuai dengan masa kehamilan. Apabila bayi lahir pada umur kehamilan yang pendek, maka berat bayi belum mencapai berat badan normal dan pertumbuhannya belum sempurna. 24 Dari hasil penelitian Marbun (2005) di RSU Pirngadi Medan, ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR lebih tinggi dijumpai pada ibu dengan umur kehamilan minggu (61,8%) dibandingkan dengan umur kehamilan 37 minggu (38,2%). 25 c. Jarak Kehamilan Ibu hamil dengan jarak kehamilan dari anak terkecil kurang dari 2 tahun akan meningkatkan risiko terjadinya BBLR. Jarak kehamilan sebaiknya lebih dari 2 tahun. Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu punya waktu yang singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya. 26 Pernyataan di atas sesuai dengan penelitian Kasim, dkk (2008) di RS Immanuel Bandung yang mengemukakan bahwa kejadian BBLR lebih tinggi ditemukan pada ibu dengan jarak kehamilan kurang dari 2 tahun yaitu sebanyak 69 kasus dari 112 kelahiran (61,6%). 27 d. Riwayat Kehamilan Terdahulu Riwayat kehamilan dan persalinan seorang ibu memberikan gambaran mengenai keadaan bayi yang sedang dikandungnya. Angka lahir mati atau kejadian
8 BBLR cenderung meningkat pada ibu-ibu yang mempunyai riwayat kehamilan buruk. Ibu dengan riwayat obstetrik yang buruk (BBLR, abortus, kelainan genetik, lahir mati) sebelumnya cenderung akan berulang pada kehamilan berikutnya. 30 Dari hasil penelitan Ginting (2002) di RSU Pirngadi Medan, kejadian BBLR lebih sering dialami oleh ibu dengan riwayat obstetrik yang buruk (86,8%). 23 e. Komplikasi Kehamilan Beberapa komplikasi dari kehamilan yaitu hiperemis gravidarum, preeklamsi dan eklamsi, kehamilan ektopik, kelainan plasenta previa, solusio plasenta, oligohidromnion, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini, anemia. Komplikasikomplikasi pada kehamilan ini dapat mengganggu kesehatan ibu dan pertumbuhan janin dalam kandungan sehingga meningkatkan risiko bayi dengan BBLR. 26 Pada penelitian Elizawarda (2003) di RSU Pirngadi Medan, didapatkan hasil bahwa pada ibu yang mengalami preeklamsi/eklamsi mempunyai risiko melahirkan bayi BBLR sebesar 6,947 lebih besar dibandingkan ibu yang tidak mengalami preeklamsi/eklamsi. 31 f. Kadar Hb Hendaknya ibu hamil mengkonsumsi makanan yang mengandung jumlah dan mutu gizi yang baik dan cukup. Bila makanan ibu sewaktu hamil tidak mencukupi kebutuhannya baik secara kuantitas maupun kualitas, akan berakibat pada kemunduran kesehatan janin. Kekurangan zat gizi yang diperlukan saat pertumbuhan dapat mengakibatkan semakin tingginya kehamilan prematur atau BBLR dan cacat bawaan. 16
9 Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil, antara lain dengan mengukur kadar Hb. Pengukuran kadar Hb dimaksudkan untuk mengetahui kondisi seorang ibu apakah mengalami anemia gizi. Batas ambang kadar Hb normal adalah 11 gr%. 18 Penelitan oleh Syarifuddin (2011) dengan menggunakan desain Case Control menunjukkan bahwa ibu hamil yang anemia berisiko melahirkan bayi BBLR 3,21 kali lebih besar dengan ibu hamil yang tidak anemia. 33 g. Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care (ANC)) Ibu hamil rentan terhadap risiko kehamilan. Pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC) adalah salah satu cara untuk menyiapkan fisik maupun mental ibu di dalam masa kehamilan sehingga mampu mehadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Pemeriksaan rutin saat hamil merupakan salah satu cara mencegah terjadinya bayi lahir dengan BBLR. Kunjungan ANC dilakukan 4 kali selama masa kehamilan. Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu), satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28) dan dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu ke-36) dan pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu. Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan angka kecacatan dan kematian baik ibu maupun janin, juga memantau berat badan janin. 34 Hasil penelitian Ernawati, dkk (2010) dengan menggunakan desain Case Control, hasil analisis statatistik menunjukkan bahwa ibu yang melakukan kunjungan ANC minimal 4 kali selama kehamilan mempunyai peluang untuk tidak
10 melahirkan bayi dengan BBLR sebesar 1,8 kali dibandingkan ibu yang melakukan ANC kurang dari 4 kali. 35 Sejalan dengan penelitian Purmono dan Putro (2009), menunjukkan bahwa ibu yang tidak memeriksakan kehamilannya mempunyai persentase lebih tinggi (9,1%) untuk terjadi BBLR dibandingkan dengan ibu yang memeriksakan kehamilannya (4,6%). 20 h. Rokok Merokok meningkatkan faktor risiko aborsi spontan, placental disorders, kelainan kongenital, kematian janin dan BBLR. Carbon monoksida dan nikotin adalah dua bahan kimia yang paling berpengaruh terhadap janin dan terdapat pada rokok. CO menurunkan kemampuan membawa oksigen yang cukup pada jaringan janin. Nikotin meningkatkan tekanan darah janin dan menurunkan angka pernapasan, Nikotin berefek pada sistem syaraf pusat genitalia, saluran cerna, dan sistem urinari janin. Dampak rokok bukan hanya dirasakan pada perokok aktif tetapi juga pada perokok pasif. Orang yang tidak merokok atau perokok pasif yang terpapar asap rokok akan mengirup dua kali lipat racun yang dihembuskan oleh perokok aktif. 36 Menurut penelitan dari Sirajuddin, dkk (2011) menunjukkan bahwa jika seseorang merokok lebih dari 25 batang per hari atau lebih dari 1 bungkus per hari maka sudah dapat menyebabkan berat bayi lahir < 2500 gram. 37 Penelitian yang dilakukan oleh Hegaard, dkk (2005) juga menunjukkan ibu hamil yang terpapar asap rokok di rumah maupun diluar rumah lebih dari 2 jam per hari, akan melahirkan bayi rata-rata 79 gram lebih rendah dari ibu hamil yang tidak terpapar asap rokok. 38
11 i. Alkohol Konsumsi kronis alkohol dalam jumlah besar oleh ibu pada waktu hamil menyebabkan hambatan pertumbuhan janin dan seringkali disertai malformasi fisik dan gangguan intelektual di kemudian hari. 39 Menurut penelitan yang dilakukan oleh Patra, dkk (2011) menyatakan bahwa konsumsi alkohol rata-rata 1 kali sehari atau lebih akan meningkatkan risiko BBLR dan mengonsumsi alkohol dengan rata-rata 3 kali sehari pada masa kehamilan akan menaikkan risiko prematur sebesar 23% daripada ibu yang tidak meminum alkohol Komplikasi BBLR 14,16,17 Masalah yang terjadi pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) terutama yang prematur terjadi karena ketidakmatangan sistem organ pada bayi tersebut. Masalah pada BBLR yang sering terjadi adalah gangguan pada sistem pernapasan, susunan syaraf pusat, kardiovaskuler, gastrointestinal, hematologi, penglihatan, perkemihan. a. Sistem Pernapasan Bayi dengan BBLR umumnya mengalami kesulitan untuk bernapas segera setelah lahir disebabkan oleh jumlah alveoli yang berfungsi masih sedikit, kekurangan surfaktan (zat di dalam paru yang melapisi bagian dalam alveoli, sehingga alveoli tidak kolaps pada saat respirasi), lumen sistem pernapasan yang kecil, kolaps atau obstruksi jalan napas, insufisiensi kalsifikasi dari tulang thoraks. Hal-hal inilah yang menganggu usaha bayi untuk bernapas dan sering mengakibatkan gawat napas (distres pernapasan). Gangguan napas yang sering terjadi adalah
12 Sindrom Gangguang Napas (SGN) dikenal juga sebagai penyakit Membran Hialin dan Asfiksia. Membran Hialin dapat mengenai bayi dismatur yang preterm, terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu. b. Sistem Neurologi (Susunan Syaraf Pusat) Bayi dengan BBLR umumnya mudah sekali terjadi trauma susunan syaraf pusat yang disebabkan antara lain; perdarahan intracranial karena pembuluh darah yang rapuh, trauma lahir, perubahan proses koagulasi, hipoksia dan hipoglikemia. Sementara itu asfiksia berat yang terjadi pada BBLR juga sangat berpengaruh pada sistem susunan syaraf pusat yang diakibatkan karena kekurangan oksigen dan kekurangan perfusi/iskemia. c. Sistem Kardiovaskuler Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah masalah yang sering terjadi pada bayi prematur. Sebelum lahir, arteri besar yang disebut ductus arteriosus memungkinkan darah tidak mengaliri paru-paru bayi. Ductus biasanya menutup setelah lahir sehingga darah dapat mengalir ke paru-paru dan mengambil oksigen. Ketika ductus tidak menutup dengan benar dapat menyebabkan gagal jantung. d. Sistem Gastrointestinal Bayi dengan BBLR terutama yang kurang bulan umumnya saluran pencernaannya belum berfungsi seperti bayi yang cukup bulan. Hal ini diakibatkan antara lain karena tidak adanya koordinasi mengisap dan menelan sampai usia gestasi minggu, kurangnya cadangan beberapa nutrisi seperti kurang dapat menyerap lemak dan mencerna protein, jumlah enzim yang belum mencukupi, waktu
13 pengosongan lambung yang lambat dan penurunan/tidak adanya motilitas dan meningkatkan risiko EKN (Enterokolitis Nekrotikans). e. Sistem Hematologi Bayi dengan BBLR lebih cenderung mengalami masalah hematologi yaitu gangguan pada sistem pembentukan darah. Penyebabnya terutama pada bayi prematur adalah usia sel darah merahnya lebih pendek, pembentukan sel darah merah yang lambat, pembuluh darah kapiler mudah rapuh yang dapat menyebabkan terjadinya anemia, hiperbilirubinemia, Hemmoragic Disease of the Newborn (HDN). f. Sistem Penglihatan Sistem penglihatan bayi BBLR dapat terganggu karena ketidakmatangan retina yang dapat menyebabkan Retinopathy Of Prematurity (ROP). ROP disebabkan karena adanya pertumbuhan pembuluh darah retina abnormal yang dapat menyebabkan perlukaan atau lepasnya retina. ROP dapat berlangsung ringan dan membaik dengan sendirinya, tetapi bisa juga menjadi serius dan mengakibatkan kebutaan. Semua bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram atau usia kehamilan kurang dari 32 minggu berisiko mengalami ROP. Semakin rendah berat lahir atau usia kehamilan maka semakin tinggi pula risiko terjadinya ROP. Bayi dengan ROP berisiko besar terjadi strabismus (juling), katarak, kelainan refraksi (rabun jauh) sampai kebutaan. g. Sistem Perkemihan Terdapatnya masalah pada sistem perkemihan, dimana ginjal bayi tersebut belum matang sehingga tidak mampu mengelola air, elektrolit dan asam-basa, tidak
14 mampu mengeluarkan hasil metabolisme dan obat-obatan dengan memadai serta tidak mampu memekatkan urin. 2.5 Pemeriksaan Bayi Baru Lahir 18 Pemeriksaan bayi baru lahir dilakukan segera setelah bayi lahir untuk melihat kondisi bayi apakah menderita suatu kelainan atau tidak. Upaya yang dapat dilakukan adalah : a. Penilaian APGAR Merupakan sebuah metode untuk menilai kondisi umum bayi sesaat setelah kelahiran yang dilakukan pada menit pertama dan kelima pasca kelahiran dan untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Hal yang dinilai pada skor APGAR adalah usaha napas, warna kulit, denyut jantung, tonus otot dan reaksi terhadap rangsang. Setiap penilaian diberi angka 0,1,2. Dari hasi penilaian dapat diketahui apakah bayi normal (7-10), asfiksia ringan (4-6) atau asfiksia berat (0-3). b. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dilakukan pada bayi dengan BBLR yaitu dengan berat badan bayi < 2500 gram. Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai tanda-tanda prematuritas seperti tulang rawan telinga belum terbentuk, refleks lemah, jaringan lemak bawah kulit sedikit, kulit tipis, merah dan transparan atau terdapatnya tandatanda bayi KMK seperti tengkorak kepala keras, gerakan cukup aktif dan tangisan cukup kuat, daya mengisap cukup kuat, kulit keriput, lemak bawah kulit tipis.
15 2.6 Pencegahan BBLR Pencegahan Primer 14,41 Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat mencegah kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum terjadi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kejadian BBLR : a. Meningkatkan pengetahuan calon ibu mengenai kehamilan yang sehat. b. Makan-makanan yang bergizi guna menjaga gizi ibu maupun janin yang dikandung. c. Setiap ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan antenatal minimal sebanyak empat kali yaitu satu kali pada trisemester I, satu kali pada trisemester II dan dua kali pada trisemester III. Dengan melakukan pemeriksaan antenatal segala bentuk kelainan ataupun gangguan pada ibu dan janin dapat dideteksi sedini mungkin. d. Menghindari perilaku berisiko tinggi seperti merokok, minum-minuman beralkohol karena dapat mengganggu pertumbuhan janin Pencegahan Sekunder a. Menegakkan diagnosa pada bayi BBLR 18 Menegakkan diagnosa BBLR adalah dengan dilakukan pemeriksaan anamnesis untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR dan pemeriksaan penunjang. a.1 Pemeriksaan anamnesis Pada anamnesis dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus, lahir mati, pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan, pergerakan janin yang
16 pertama terjadi lebih lambat, pertambahan berat badan ibu sangat lambat, dijumpai kehamilan dengan oligohidromnion, hipermesis gravidarum dan perdarahan antepartum. a.2 Pemeriksaan penunjang a.2.1 Pemeriksaan skor ballard untuk menentukan usia gestasi bayi baru lahir melalui penilaian neuromuskular dan fisik. a.2.2 Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan untuk melihat ada tidaknya sindrom gawat napas. a.2.3 Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan terjadi sindrom gawat napas. a.2.4 USG kepala terutama pada bayi dengan kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 2 hari unutk mengetahui adanya hidrosefalus atau perdarahan intracranial. b. Penatalaksanaan bayi BBLR 34,42 b.1 Pengaturan suhu tubuh/termoregulasi Bayi BBLR akan cepat mengalami kehilangan panas badan atau suhu tubuh dan dapat menjadi hipotermia atau hipertermia. Hal ini disebabkan oleh pusat pengaturan suhu tubuh belum berfungsi dengan baik atau sistem metabolisme yang rendah. Hipotermia adalah penurunan suhu di bawah 36,5 0 C sedangkan hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh > 37,5 0 C. Suhu tubuh normal terjadi jika ada keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya panas. Suhu tubuh dijaga pada suhu 36,5 37,5 0 C.
17 Diperlukannya penanganan yang tepat untuk mencegah terjadinya hipotermia atau hipertermia serta menjaga suhu tubuh tetap berada dalam keadaan normal, yaitu dengan cara proteksi termal/warm chain. Jika sudah terjadi perubahan suhu badan bayi, dilakukan penangan yang lebih khusus yakni dengan cara penggunaan inkubator, radiant warmer atau dengan cara metode kangguru. b.2 Pengaturan makanan/nutrisi Pemberian makanan terbaik bagi bayi adalah ASI (Air Susu Ibu). Pemberian makanan secara dini akan mengurangi risiko hipoglikemia, dehidrasi dan hiperbilirubinemia. Pada bayi dengan masa gestasi 32 minggu atau kurang atau berat badan kurang dari 1500 gram terlalu lemah untuk bisa mengisap secara efektif atau tidak mempunyai refleks menelan yang memadai, ASI dapat diberikan dengan menggunakan sonde lambung. b.3 Mencegah infeksi Bayi BBLR mempunyai daya tahan tubuh yang rendah dan sistem imun yang belum matang menyebabkan bayi BBLR sangat rentan dengan infeksi. Hal ini dapat dicegah dengan memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi pada bayi seperti mencuci tangan sebelum memegang bayi, membersihkan tempat tidur bayi, membersihkan kulit dan tali pusat bayi Pencegahan Tersier 18 Pencegahan tersier adalah mencegah terjadinya cacat, kematian, serta usaha rehabilitasi pada bayi BBLR, yaitu dengan cara : a. Pengawasan berat badan secara ketat untuk melihat perkembangan kenaikan berat badan bayi
18 b. Pemberian imunisasi untuk meningkatkan kekebalan c. Pemberian vitamin K untuk mencegah terjadinya pendarahan pada bayi baru lahir d. Menjaga tali pusar tetap bersih untuk mencegah terjadinya infeksi 2.7 Kerangka Konsep Karakteristik Ibu dan Bayi BBLR 1. Faktor Sosiodemografi Ibu : Umur Agama Pekerjaan 2. Faktor Risiko Medis Ibu Paritas Umur kehamilan Jarak kehamilan Kadar Hb Riwayat kehamilan terdahulu Jenis komplikasi dari kehamilan 3. Status Pasien 4. Klasifikasi Bayi BBLR 5. Komplikasi BBLR 6. Lama Rawatan Rata-rata Ibu 7. Lama Rawatan Rata-rata Bayi 8. Keadaan Ibu Sewaktu Pulang 9. Keadaan Bayi Sewaktu Pulang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibatnya sering terjadi komplikasi yang berakhir dengan kematian. Bulan Sesuai untuk Masa Kehamilan (NKB-SMK).
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kematian Bayi BBLR Menurut Departemen Kesehatan (1999) bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram, sehingga
Lebih terperinciPENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g
ASUHAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH By. Farida Linda Sari Siregar, M.Kep PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 2.1.1. Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Menurut Saifuddin (2001), Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Prematur Persalinan merupakan suatu diagnosis klinis yang terdiri dari dua unsur, yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persalinan preterm (prematur) merupakan persalinan yang berlangsung pada umur kehamilan 20-37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan Kesehatan Dunia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian bayi di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari
Lebih terperinciBAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Telaah Pustaka Usia ibu
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1 Usia ibu Menurut Wiknjosastro (2005) usia wanita dapat dibagi menjadi 4 bagian 1. Bayi wanita 2. Masa kanak-kanak 3. Masa pubertas Pubertas merupakan masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia lebih dari 20 juta setiap tahunnya dilahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). Di negara berkembang kejadian BBLR 16,5%, 2 kali lebih tinggi dibandingkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram) (Prawiroharjo, 2010).
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi Berat Lahir Rendah 2.1.1 Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, baik pada tatanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 gram. 1 Berdasarkan data dari WHO dan United
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
16 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PARITAS 2.1.1 PENGERTIAN PARITAS Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara
Lebih terperinciLBM 1 Bayiku Lahir Kecil
LBM 1 Bayiku Lahir Kecil STEP 1 1. Skor Ballard dan Dubowitz : penilaian dilakukan sebelum perawatan bayi, yang dinilai neurologisnya dan aktivitas fisik 2. Kurva lubschenko dan Nellhause : 3. Hyaline
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanpa memandang masa kehamilan. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Definisi BBLR Berat Badan Lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram (Pantiawati, 2010). BBLR adalah bayi yang lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asfiksia neonatorum merupakan kegawatdaruratan bayi baru lahir berupa gagal nafas secara spontan dan teratur beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan hipoksemia,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kehamilan Kehamilan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir pada saat permulaan persalinan (Sarwono, 2007). Menurut Sylviati (2008)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan pertama kehidupan merupakan masa paling kritis dalam kelangsungan kehidupan anak. Dari enam juta anak yang meninggal sebelum ulang tahunnya yang ke lima di tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ibu hamil mempunyai peran yang sangat besar dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kehamilan Risiko Tinggi Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun terhadap janin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelahiran prematur adalah kelahiran yang berlangsung pada umur kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. 1 Kelahiran prematur merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Preeklampsia adalah sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel (Angsar, 2010).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Definisi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah apabila berat badannya kurang dari 2500 gram (Manuaba, 2007). Sebelum tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan atau perkembangan fisik dan mental anak. Seseorang yang sejak didalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan potensi dasar dan alami dari setiap individu yang sangat diperlukan pada awal kehidupan dan pertumbuhan manusia. Apabila unsur dasar tersebut tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diabetes, penyakit lupus, atau mengalami infeksi. Prematuritas dan berat lahir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bayi yang dilahirkan sebelum masa gestasi 38 minggu dianggap sebagai bayi prematur. Ada banyak alasan yang menyebabkan kelahiran prematur, beberapa faktor seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Di dunia, setiap menit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan suatu negara adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Di dunia, setiap menit seorang perempuan meninggal
Lebih terperinciKOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta
KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS 1. Ketuban pecah Dini 2. Perdarahan pervaginam : Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta Intra Partum : Robekan Jalan Lahir Post Partum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko mengalami permasalahan pada sistem tubuh, karena kondisi tubuh yang tidak stabil. Kematian perinatal
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang dilahirkan dengan berat badan normal. (Depkes RI, 2005)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian BBLR BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan umur kehamilan. BBLR merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh
Lebih terperinciMei Vita Cahya Ningsih
Mei Vita Cahya Ningsih ASKEP BBLR PENGERTIAN BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan < 2500 gr. Gangguan pertumbuhan dan pematangan (maturitas) organ. Kematian PEMBAGIAN BBLR 1. Bayi kurang bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan prematur adalah persalinan yang dimulai setiap saat setelah awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney, 2007). Persalinan prematur
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR Mei Vita Cahya Ningsih D e f e n I s i Sejak tahun1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low birth weight baby ( bayi berat lahir
Lebih terperinciSmall for Gestational Age: What We Have Worried about?
Small for Gestational Age: What We Have Worried about? DR. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA (K) Terminologi small for gestational age (SGA) mengacu pada ukuran bayi pada saat lahir, yaitu bayi yang lahir
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme, karena itu kebutuhan
BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 KEBUTUHAN GIZI PADA IBU HAMIL Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut
Lebih terperinciPengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.
Pengertian Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak telah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak telah menjadi prioritas utama dari pemerintah, bahkan sebelum Millenium Development Goal's 2015 ditetapkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan pemilihan metode keluarga berencana merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan dan berhubungan dengan kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kehamilan Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan pada ibu maupun lingkungannya. Dengan adanya kehamilan maka seluruh sistem genetalia wanita mengalami
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1 jam pertama
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1 jam pertama setelah lahir (Kosim, 2008). Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan prematur merupakan suatu komplikasi persalinan yang dapat menyebabkan mortalitas dan morbiditas pada bayi. Angka kelahiran prematur di seluruh dunia menunjukan
Lebih terperinciHubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul
Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul Rudi Harjanto 1 dan Alfaina Wahyuni 2 1 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Lebih terperinciASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF BBL PADA BY I DENGAN BBLR HARI KE-2 DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Dini Novia Sari**
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF BBL PADA BY I DENGAN BBLR HARI KE-2 DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2015 Ida Susila* Dini Novia Sari** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum RS Toto Kabila RS Toto Kabila Kabupaten Bonebolango terletak di desa permata kecamatan tilongkabila memiliki luas tanah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara atau daerah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang kesehatan terutama kesehatan perinatal. BBLR terdiri atas BBLR kurang bulan dan BBLR cukup bulan/lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 gram. Prevalensi global berat badan lahir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) didefenisikan WHO (2011, hal. 1) sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 gram. Prevalensi global berat badan lahir rendah (BBLR) adalah
Lebih terperinciPENDAHULUAN BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan
PENDAHULUAN BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan neonatal. Kematian neonatus merupakan komponen utama penyebab
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi prematur atau bayi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
33 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian a. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2016 di RSUD dr. Iskak Tulungagung. Data hasil penelitian didapatkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa Plasenta merupakan bagian dari kehamilan yang penting, mempunyai bentuk bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500 gram. Plasenta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Berat Badan Lahir Rendah Berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (berat lahir adalah
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. bersalin umur sebanyak 32 ibu bersalin (80%). Ibu yang hamil dan
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Umur Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi ibu berdasarkan karakteristik umur saat bersalin di RSUD Sukoharjo didapatkan hasil ibu bersalin umur 20-35
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BBLR penting diperhatikan karena sangat erat berkaitan dengan kelangsungan hidup bayi tersebut selanjutnya. BBLR akan meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan neonatus merupakan bagian dari perawatan bayi yang berumur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan neonatus merupakan bagian dari perawatan bayi yang berumur antara 0 sampai 28 hari. Perawatan yang lazim diberikan pada neonatus adalah pertolongan segera
Lebih terperinciPENGARUH PERAWATAN BAYI LEKAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PENGARUH PERAWATAN BAYI LEKAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok adalah suatu kebiasaan yang sudah umum dan meluas di masyarakat, dan pada faktanya kebiasaan merokok susah untuk dihilangkan. Merokok telah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berat badan kurang dari 2500 gram pada saat lahir (Hasan & Alatas, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penyebab kematian pada bayi dan anak ialah BBLR (Berat Badan Bayi Lahir Rendah) selain gangguan selama perinatal. BBLR (Berat Badan Bayi Lahir Rendah) adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. lahir kurang dari 2500 gram. Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.4. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 2.4.1. Pengertian Berat Badan Lahir Rendah Bayi berat lahir rendah adalah bayi yang baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500
Lebih terperinciAsfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur
Asfiksia Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur 1 Tujuan Menjelaskan pengertian asfiksia bayi baru lahir dan gawat janin Menjelaskan persiapan resusitasi bayi baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan. Pelayanan kesehatan neonatal dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan, persalinan dan nifas merupakan suatu keadaan yang alamiah. Dimulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas yang secara berurutan berlangsung
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, disiplin ilmu yang dipakai adalah obstetri dan ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian per kelahiran hidup. (Kemenkes RI 2015,h.104). Pada tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan peningkatan Angka Kematian Ibu yang signifikan yaitu 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (WHO, 2011). Angka kematian neonatal sejak lahir sampai usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi di negara ASEAN dan SEARO tahun 2009 berkisar 2 sampai 68 per 1000 kelahiran hidup dimana negara Kamboja dan Myanmar memiliki angka kematian bayi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Berat Badan Lahir Cukup (BBLC) a. Definisi Berat badan lahir adalah berat badan yang didapat dalam rentang waktu 1 jam setelah lahir (Kosim et al., 2014). BBLC
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu kejadian yang fisiologis/alamiah, namun dalam prosesnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 1.1 Kajian Pustaka 1.1.1 Bayi Berat Lahir Rendah 2.1.1.2 Definisi Bayi Berat Lahir Rendah Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang umum karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. selama beberapa tahun terakhir. Penurunan kematian bayi dari tahun 1990 hingga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian neonatus masih cukup tinggi dan tidak ada perubahan selama beberapa tahun terakhir. Penurunan kematian bayi dari tahun 1990 hingga 2012 sebesar 3,4%,
Lebih terperinciPertumbuhan Janin Terhambat. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi
Pertumbuhan Janin Terhambat Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi Janin dengan berat badan kurang atau sama dengan 10 persentil, atau lingkaran perut kurang atau sama dengan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Berat Bayi Lahir 2.1.1. Pengertian Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang di timbang dalam waktu 1 jam pertama setelah lahir. Hubungan antara berat lahir dengan umur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi dilahirkan setelah dikandung kurang lebih 40 minggu dalam rahim ibu. Pada waktu lahir bayi mempunyai berat badan sekitar 3 Kg dan panjang badan 50 cm (Pudjiadi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Konsep Dasar Asfiksia pada Bayi Baru Lahir Lahir asfiksia merupakan penyebab terbesar kelima kematian anak balita (8,5%) setelah pneumonia, diare, infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diawali dari proses konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan calon bayi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena tanpa kesehatan yang optimal manusia tidak dapat melakukan semua aktifitas kesehariannnya dengan sempurna.perilaku
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan bukanlah suatu nilai akhir melainkan lebih merupakan nilai instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari tercapainya tujuan yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sampai dengan saat kelahiran dihitung dari pertama haid terakhir. Berat Lahir adalah
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masa Gestasi atau Masa Kehamilan 7 Masa Gestasi atau umur kehamilan adalah Masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan saat kelahiran dihitung dari pertama haid terakhir. Berat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang bulan (prematur), masih merupakan problem dunia dan nasional karena mempunyai angka kematian yang
Lebih terperinciBAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap
BAB Ι PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap wanita, menurut Depkes RI kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Pada masa ini ibu harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahunnya, terjadi peningkatan angka kehamilan secara signifikan. Pada tahun 2012 sekitar 18,8 juta kehamilan terjadi di Asia Tenggara. 1 Tingginya angka kehamilan
Lebih terperinci2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan. 3. Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi
2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan konseling kepada ibu hamil mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan sebagai deteksi dini ibu hamil risiko tinggi dalam rangka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. 1. perkembangan, dan peningkatan kualitas anak berperan penting sejak masa dini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Indonesia, diantara negara
Lebih terperinciDr. Baruch Djaja, SpOG
Kenali Risiko Pada Kehamilan Anda Dr. Baruch Djaja, SpOG Pendahuluan Kehamilan dan persalinan : prosesalami, bagian dari fungsi tubuh manusia Ada risiko pada proses kehamilan, persalinan dan nifas Derajat
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Hubungan antara Berat Badan Lahir Rendah dengan Kematian Bayi. CI=18, ,438) sehingga dapat diartikan bahwa bayi dengan BBLR
BAB V PEMBAHASAN A. Hubungan antara Berat Badan Lahir Rendah dengan Kematian Bayi di Kabupaten Boyolali Ada hubungan antara berat badan lahir rendah dengan kematian bayi (p-value=0,000). Nilai OR yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang berat badannya kurang dari 2500 gram disebut Bayi Berat Lahir Rendah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) mendefinisikan bahwa bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2500 gram disebut Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Hal ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan suami istri. Setiap pasangan menginginkan kehamilan berlangsung dengan baik, bayi
Lebih terperinciGANGGUAN NAPAS PADA BAYI
GANGGUAN NAPAS PADA BAYI Dr R Soerjo Hadijono SpOG(K), DTRM&B(Ch) Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi BATASAN Frekuensi napas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukkan satu atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis
Lebih terperinciB AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa
B AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi morbiditas,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi berat lahir rendah ialah berat badan bayi yang lahir kurang dari 2500
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Berat Badan Bayi Lahir Rendah ( BBLR ) Definisi dari bayi berat badan lahir rendah menurut Saputra (2014), bayi berat lahir rendah ialah berat badan bayi yang lahir kurang dari
Lebih terperinciSTATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN
2003 Zulhaida Lubis Posted: 7 November 2003 STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN Oleh :Zulhaida Lubis A561030051/GMK e-mail: zulhaida@.telkom.net Pendahuluan Status gizi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran prematur merupakan masalah kesehatan perinatal yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelahiran prematur merupakan masalah kesehatan perinatal yang penting di seluruh dunia khususnya pada negara berkembang terutama di Afrika dan Asia Selatan serta
Lebih terperinciGAMBARAN FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA ASFIKSIA NEONATURUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG PERINATALOGI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN
GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA ASFIKSIA NEONATURUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG PERINATALOGI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Adriana Palimbo 1, RR. Dwi Sogi Sri Redjeki 2, Arum Kartikasari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat 2010-2015 dilakukan pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa. Pemerintah memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 25 per-1000 kelahiran hidup dengan Bayi Berat Lahir. Rendah (BBLR) penyebab utamanya. 2 Kematian bayi baru lahir di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kematian bayi usia 0 hingga 28 hari atau kematian neonatal di negara-negara berkembang sampai saat ini angka kejadiannya masih tinggi. 1 Di Negara Indonesia angka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa yang rawan kesehatan, baik kesehatan ibu maupun janin yang dikandungnya sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara
Lebih terperinci