BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Pendapatan 1.1 Definisi Pendapatan Pendapatan merupakan unsur penting bagi kelangsungan suatu perusahaan mengharapkan laba bagi kegiatan operasionalnya. Menurut Kieso dan Weygant (2012), Pendapatan adalah arus masuk aktiva dan atau penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atas Produksi barang, pemberian jasa, atau kegiatan menghasilkan laba lainnya yang membentuk operasi utama atau inti perusahaan yang berkelanjutan selama suatu periode. Disamping definisi yang dinyatakan oleh Kieso dan Weygant, pendapatan menurut Niswonger, Fess dan Warren (2000), Pendapatan adalah kenaikan kotor (gross) dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagang, pelaksanaan jasa kepada pelanggan atau klien, penyewa harta, peminjam uang dan semua kegiatan usaha serta profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan. Sedangkan menurut ED PSAK 23 (2009) menjelaskan tentang pendapatan adalah sebagai berikut : Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu prtiode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan eukitas yang tidak berasal dari konstribusi penanaman modal. 8

2 9 Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan hasil dari kegiatan usaha dagang maupun jasa yang diukur dengan satuan harga dan dapat meningkatkan aktiva dan equitas. Biasanya diperoleh saat kegiatan perusahaan normal seperti penyerahan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan utama lainnya. 1.2 Sumber sumber Pendapatan Pendapatan merupakan sumber pemasukan persahaan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan. Kegiatan perusahaan yang dimaksud seperti dagang, jasa maupun manufaktur. Melalui kegiatan tersebut, perusahaan dapat menerima pendapatan untuk keberlangsungan usaha. Adapun sumber-sumber pendapatan menurut Anis dan Imam Ghozali (2007) adalah sebagai berikut: a. Pendapatan operasional (operating revenue), yaitu perusahaan yang berasal dari kegiatan normal atau aktivitas utama perusahaan. b. Pendapatan dari luar operasional (non-operational revenue), yaitu pendapatan yang berasal dari kegiatan diluar normal perusahaan, seperti penyewaan mesin atau gedung.

3 10 c. Pendapatan luar usaha (extra ordinary item), yaitu pendapatan yang tidak normal atau tidak sering terjadi (transaksi yang bersangkutan diharapkan tidak terulang dimasa yang akan datang), misalnya keuntungan yang didapat dari penjualan aktiva tetap perusahaan. Sedangkan IAI melalui PSAK 23 (2009) mengungkapkan sumber pendapatan adalah sebagai berikut : a. Penjualan barang b. Penjualan jasa c. Bunga, royalti dan dividen d. Pertukaran barang dan jasa 1.3 Proses Pendapatan Menurut Suwardjono (2013) ada dua konsep lain yang sangat erat hubungannya dengan masalah proses pendapatan yaitu konsep pembentukan pendapatan(earning Process) dan proses realisasi pendapatan (Realization Process). a. Proses pembentukan pendapatan (Earning Process) Proses pembetukan pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya pendapatan. Konsep ini berdasarkan pada asumsi bahwa semua kegiatan operasi yang diperlukan dalam rangka mencapai hasil, yang meliputi semua tahap kegiatan produksi, pemasaran, maupun pengumpulan piutang, memberikan

4 11 konstribusi tehadap hasil akhir pendapatan berdasarkan perbandingan biaya yang terjadi sebelum perushaan tersebut melakukan kegiatan produksi. b. Proses realisasi pendapatan (Realization Process) Proses realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau terbentuk sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual atas kontrak penjualan. Jadi pendapatan dimulai dengan tahap terakhir kegiatan produksi, yaitu pada saat barang atau jasa dikirimkan atau diserahkan kepada pelanggan dan jika kontrak penjualan mendahului produksi barang atau jasa maka pendapatan belum dapat dikatakan terjadi, karena belum terjadi proses penghimpunan pendapatan. Proses realisasi pendapatan ditandai oleh dua kejadian berikut ini : 1) Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain melalui proses penjualan yang sah 2) Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan diperolehnya aset lancar (kas, setara kas, atau piutang) 1.4 Pengukuran Pendapatan Jumlah pendapatan yang timbuk karena adanya transaksi dari aktivitas perusahaan biasanya ditentukan oleh kesepakatan antara penjual dan pembeli berupa barang atau jasa. Untuk mengukur

5 12 jumlah pendapatan tersebut, IAI melalui PSAK 23 (2009) mengungkapkan pengukuran pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima. Nilai wajar yang dimaksud adalah jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaiakan anatar pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar. 1.5 Pengakuan Pendapatan Pengakuan adalah proses untuk mencatat atau memasukan secara formal suatu pos dalam akun dan laporan keuangan entitas. Pengakuan tidak sama dengan realisasi, walaupun keduanya digunakan dalam bebeapa literatur akuntansi. Pengakuan pendapatan menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2012) The revenue recognition principle indicates that revenue is recognitionprinciple indicates that revenue is recognized when it is probable that theeconomic benefits will flow in the company and the benefits can bemeasured reliably Yang artinya, prinsip pengakuan pendapatan mengindikasikan bahwa pendapatan diakui ketika ada kemungkinan memberikan keuntungan ekonomi kepada perusahaan dan keuntungan tersebut dapat diukur dengan andal.gambar dibawah ini adalah yang menggambarkan pengakuan pendapatan yang diklasifikasikan berdasarkan sifat transaksi.

6 13 Gambar. 2.1 Revenue Recognition Classified by Nature of Transaction Sumber: Kieso, Weygandt, Warfield (2012) Empat transaksi pengakuan pendapatan telah diakui sesuai dengan prinsip berikut ini: 1) Perusahaan mengakui pendapatan dari penjualan produk pada tanggal penjualan. Tanggal ini biasanya diartikan sebagai tanggal pengiriman ke pelanggan. 2) Perusahaan mengakui pendapatan dari jasa yang diberikan, pada saat jasa telah dilakukan dan ditagih 3) Perusahaan mengakui pendapatan dari perijinan orang lain untuk menggunakan aset perusahaan, seperi bunga, sewa, dan royalty, seiring berjalannya waktu atau sebagai aset yang digunakan. 4) Perusahaan mengakui pendapatan dari membuang aset selain produk pada tanggal penjualan.

7 14 2. Akuntansi Jasa Konstruksi 2.1 Jasa Konstruksi Menurut UU No. 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi dan PP No. 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Serta Masyarakat Jasa Konstruksi, adalah : Keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain, termasuk perawatannya. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi ini disebut perusahaan kontraktor. Perusahaan kontraktor biasanya akan bekerja sesuai kontrak yang telah disepakati oleh pihak pemberi kerja dan kedua belah pihak telah menyetujuinya. Pembangunan yang terjadi di lokasi proyek telah ditentukan dalam kontrak yang sering membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga memakan waktu lebih dari satu periode akuntansi. 2.2 Standar Akuntansi Jasa Konstruksi Perlakuan pendapatan jasa konstruksi dalam Standar Akuntansi Keuangan dapat dijelaskan melalui aspek ruang lingkup pekerjaan, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya, dan taksiran kerugian. Prinsip akuntansi dalam Standar Akuntansi Keuangan

8 15 mengenai pendapatan jasa konstruksi tertuang dalam PSAK No.34 tentang Kontrak Konstruksi. Menurut IAI (2010) Tujuan dari PSAK 34 adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi, karena sifat dan aktivitas yang dilakukan pada kontrak konstruksi, tanggal saat aktivitas kontrak mulai dilakukan dan tanggal saat aktivitas tersebut diselesaikan biasanya jatuh pada periode akuntansi yang berlainan. 2.3 Sumber Pendapatan Jasa Konstruksi Sumber pendapatan perusahaan konstruksi berasal dari kegiatan perusahaan berupa penjualan jasa perencanaan konstruksi, pelaksanaan konstruksi dan pengawasan konstruksi. Pendapatan dari penjualan jasa dalam usaha konstruksi disebut dengan Pendapatan KontrakKonstruksi. Dalam PSAK 34 (2010) kontrak konstruksi dijelasakan sebagai berikut : Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khuus untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang berhubungan erat satu sama laina tau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunanaan. Menurut PSAK 34 (2010:04) Akuntansi Kontrak Konstruksi diklasifikasikan sebagai berikut: a. Kontrak biaya-plus adalah kontrak konstruksi yang mana kontraktor mendapatkan penggantian untuk biaya-biaya yang

9 16 telah diizinkan atau telah ditentukan, ditambah imbalan dengan persentase terhadap biaya atau imbalan tetap. Hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara handal jika semua kondisi berikut ini terpenuhi: 1) Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan kontrak tersebut akan mengalir ke entitas; dan 2) Biaya kontrak yang dapat diatribusi pada kontrak, apakah dapat ditagih atau tidak ke pelanggan, dapat diidentifikasi dengan jelas dan diukur secara handal. b. Kontrak harga tetap adalah kontrak konstruksi dengan syarat bahwa kontraktor telah menyetujui nilai kontrak yang telah ditentukan, atau tarif tetap yang telah ditentukan per unit output, yang dalam beberapa hal tunduk pada ketentuanketentuan kenaikan biaya. Dalam hal kontrak harga tetap, hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal jika semua kondisi berikut ini dapat terpenuhi: 1) Total pendapatan kontrak dapat diukur secara andal; 2) Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan kontrak tersebut akan mengalir ke entitas; 3) Baik biaya kontrak untuk menyelesaikan kontrak maupun tahap penyelesaian kontrak pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal; dan

10 17 4) Biaya kontrak yang dapat diatribusi pada kontrak dapat diidentifikasi dengan jelas dan diukur secara andal sehingga biaya kontrak aktual dapat dibandingkan dengan estimasi sebelumnya. 2.4 Pendapatan KontrakKonstruksi Menurut PSAK No.34 (2010) pendapatan kontrak terdiri atas: a. Nilai pendapatan semula yang disetujui dengan kontrak b. Penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim dan pembayaran insentif: 1) Sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan; 2) Dapat diukur secara andal Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima. Pengukuran pendapatan kontrak dipengaruhi oleh beragam ketidakpastian yang bergantung pada hasil dari peristiwa di masa depan. Estimasi sering kali perlu untuk direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya ketidakpastian. Oleh karena itu jumlah pendapatan kontrak dapat meningkat atau menurun dari satu periode ke periode berikutnya, misalnya: a. Kontraktor dan pelanggan mungkin menyetujui penyimpangan atau klaim yang meningkatkan atau menurunkan pendapatan

11 18 kontrak pada periode setelah periode dimana kontrak pertama kali disetujui. b. Nilai pendapatan yang disetujui dalam kontrak dengan nilai tetap dapat meningkat karena ketentuan-ketentuan kenaikan biaya. c. Nilai pendapatan kontrak dapat menurun karena denda yang timbul akibat keterlambatan kontraktor dalam penyelesaian kontrak tersebut, atau d. Jika dalam kontrak harga tetap terdapat harga tetap per unit output, pendapatan kontrak meningkat apabila jumlah unit meningkat. 2.5 Biaya Kontrak Biaya kontrak adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka mendukung pekerjaan konstruksi, terdiri dari : a. Biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu, diantaranya: 1) Biaya pekerja lapangan; 2) Biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi; 3) Penyusutan sarana dan peralatan yang digunakan dalam kontrak tersebut; 4) Biaya pemindahan sarana, peralatan dan bahan-bahan dari dan ke lokasi pelaksanaan kontrak;

12 19 5) Biaya penyewaan sarana dan peralatan; 6) Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung berhubungan dengan kontrak; 7) Estimasi biaya pembetulan dan jaminan pekerjaan, termasuk yang mungkin timbul selama masa jaminan; dan 8) Klaim dari pihak ketiga. b. Biaya yang dapat diatribusikan pada akitivitas kontrak secara umum dan dapat dialokasikan pada kontrak tersebut, diantaranya: 1) Asuransi; 2) Biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung berhubungan dengan kontrak tertentu; dan 3) Overhead konstruksi. c. Biaya lain yang secara khusus dapat ditagihkan ke pelanggan sesuai isi kontrak, dapat mencakup beberapa biaya administrasi umum dan biaya pengembangan yang penggantiannya ditentukan dalam persyaratan kontrak 2.6 Metode Pengakuan Pendapatan Jasa Konstruksi Menurut PSAK No. 34 Paragraf 21 mengenai kontrak konstruksi, jika hasil konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak danbiaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui masing masing sebagai

13 20 pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan. Sedangkan menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2012) terdapat 2 (dua) metode akuntansi pengakuan pendapatan dan beban untuk kontrak konstruksi. Kedua metode tersebut adalah : a. Metode Kontrak Selesai Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2012) metode pengakuan pendapatan dengan kontrak selesai dapat digunakan hanya pada saat tertentu, yaitu jika: 1. jika suatu entitas terutama mempunyai kontrak jangka pendek, 2. jika syarat-syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat dipenuhi 3. jika terdapat bahaya yang melekat dalam kontrak itu di luar risiko bisnis yang normal dan berulang Metode kontrak selesai umumnya digunakan untuk proyek yang masa kontraknya relatif singkat atau selesai dalam 1 periode akuntansi.metode kontrak selesai ini juga dapat digunakan jika syaratsyarat metode persentase penyelesaian tidak dapat dipenuhi dan jika terdapat bahaya yang melekat di dalam kontrak tersebut di luar resiko bisnis yang normal dan berulang-ulang.

14 21 Menurut metode ini, pendapatan kontrak pemborongan baru diakui pada saat penjualan yaitu pada saat pekerjaan telah selesai seluruhnya.suatu proyek dikatakan selesai apabila biaya yang masih harus dikeluarkan atau segala biaya yang tak terduga merupakan jumlah yang tidak material, untuk mengatasi hal ini sebaiknya biaya umum dan administrasi dialokasikan sebagai proyek sehingga terdapat penandingan beban dan pendapatan yang lebih baik.namun bila perusahaan memiliki banyak kontrak dan pada setiap tahun selalu terdapat kontrak yang selesai maka biaya umum dan administrasi dapat dibebankan sebagai biaya untuk satu periode. Keunggulan utama metode kontrak selesai adalah bahwa pendapatan dilaporkan berdasarkan hasil akhir dan bukan atas dasar estimasi pekerjaan yang belum dilaksanakan. Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah tidak mencerminkan kinerja masa berjalan apabila metode kontrak mencakup lebih dari satu periode akuntansi namun pendapatan baru akan dilaporkan pada tahun penyelesaian sehingga meninmbulkan distorsi laba. Adapun jurnal yang digunakan dalam kontrak jangka pendek atau metode kontrak selesai menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2012) adalah: a) Untuk mencatat biaya yang terjadi : Kontrak dalam pelaksaaan..xxx

15 22 Kas, persediaan, lain-lain xxx b) Untuk mencatat faktur yang dikirim : Piutang Kontrak jangka pendek...xxx Harga kontrak Termin..xxx c) Untuk mencatat penerimaan kas dari faktur yang ditagihkan Kas dan bank....xxx Piutang Kontrak xxx Ayat jurnal diatas digunakan untuk kontrak jangka pendek dan jangka panjang sedangkan untuk pencatatan pengakuan pendapatan proyek metode kontrak selesai adalah d) Pencatatan pada saat proyek telah selesai pelaksanaannya: Harga kontrak..xxx Pendapatan kontrak xxx Untuk semua kontrak di mana termin melebihi biaya yang terjadi ditambah laba yang diakui (dikurangi kerugian yang diakui). b. Metode Persentase Penyelesaian Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2012) menyatakan bahwa pada metode persentase penyelesaian pendapatan dan laba kotor diakui setiap periode berdasarkan kemajuan proses konstruksi, yaitu, persentase penyelesaian. Biaya konstruksi ditambah laba kotor yang dihasilkan sampai

16 23 hari ini diakumulasikan dalam sebuah akun persediaan (konstruksi dalam proses), dan termin diakumulasi dalam akun kontra persediaan (tagihan atas konstruksi dalam proses). Menurut metode ini suatu perusahaan akan mengakui pendapatan dan biaya dari suatu kontrak sesuai dengan kemajuan persentase proyek, tidak menunggu sampai proyek selesai. Karena pengukuran pendapatan didasarkan pada tingkat kemajuan proyek maka laba atau rugi suatu proyek dapat ditentukan walaupun proyek belum selesai. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam metode persentase penyelesaian adalah: 1) Kontrak ini secara jelas menetapkan hak-hak yang dapat dipaksakan pemberlakuannya mengenai barang dan jasa yang akan diberikan dan akan diterima oleh yang terlibat didalam kontrak, imbalan yang akan dipertukarkan, serta syarat dan cara penyelesaiannya. 2) Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi kewajiban dalam kontrak. 3) Kontraktor dapat diharapkan melaksanakan kewajiban kontraktual tersebut. Ada dua pendekatan dalam metode persentase penyelesaian yangdapat digunakan untuk mengakui pendapatan, yaitu:

17 24 1) Pendekatan fisik Metode pendekatan fisik merupakan suatu metode pendekatan yangdigunakan untuk menentukan besarnya persentase penyelesaian atas pelaksanaankontrak jangka panjang berdasarkan kemajuan fisik yang sudah dicapai ataspekerjaan yang dilaksanakan.dengan pendekatan fisik, ukuran dibuat berdasarkandengan hasil yang telah dicapai (output measures). Terdapat dua (2) kemungkinan yang dapat digunakan untuk menetapkanbesarnya persentase penyelesaian yang didasarkan pada pendekatan fisik, menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2012) yaitu dihitung dengan cara membandingkan unit yang telah dihasilkan dengan totalvolume kegiatan atau pekerjaan menurut perjanjian kontrak. Kemungkinan inibiasanya digunakan untuk jenis kontrak yang setiap kegiatannya atau setiapunit hasilnya dapat diidentifikasi dengan mudah.yang kedua ditentukan berdasarkan laporan ahli, yaitu arsitek atau insinyur yang ditugasiuntuk mengawasi dan menaksir tingkat kemajuan pekerjaan.kemungkinanini biasanya digunakan untuk jenis kontrak yang sulit dalam menspesikasiunit hasil atau kuantitasnya.

18 25 Dua alternatif kemungkinan diatas masing masing digunakan untuk kondisitertentu.kelemahan dari metode persentase penyelesaian dari pendekatan fisik adalahbesarnya pendapatan yang diakui selama periode berjalan hanya didasarkan padakemajuan fisik (hasil yang telah dicapai) saja, tidak memperhatikan besarnya biayayang telah dikeluarkan selama proyek dalam periode berjalan. 2) Pendekatan biaya Pendekatan biaya menggunakan metode biaya ke biaya (cost to cost method). Pada metode ini persentase tingkat penyelesaian diukur dengan membandingkan biaya yang terjadi dengan taksiran total biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: Biaya yang diakui : Biaya yang terjadi sampai saat ini = Persentase Estimasi paling akhir total biaya selesai Penyelesaian Pendapatan yang diakui : Persentase penyelesaian x Estimasi total pendapatan Pendapatan periode berjalan : Pendapatan yang diakui sampai saat ini Pendapatan yang diakui pada periode sebelumnya

19 26 Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2012) ayat jurnal pencatatan yang diperlukan dalam metode persentasi penyelesaian adalah : a) Untuk mencatat biaya yang terjadi : Kontrak dalam pelaksanaan xxx Kas, persediaan, lain-lain...xxx b) Untuk mencatat termin yang dikirim : Piutang-kontrak jangka panjang...xxx Penagihan konstruski...xxx c) Untuk mencatat penerimaan kas dari faktur yang ditagihkan Kas dan bank...xxx Piutang-kontrak jangka panjang.xxx d) Untuk mencatat pengakuan pendapatan pada setiap akhir periode akuntansi perusahaan : Harga kontrak difakturkan.. xxx Pendapatan kontrak jangka panjang.xxx 2.7 Pengungkapan Laporan Jasa Konstruksi Menurut PSAK No 34 (revisi 2010), Entitas mengungkapkan: a. Jumlah Pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan pada periode;

20 27 b. Metode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak yang diakui pada periode; c. Metode yang digunakan untuk menentukan tahap penyelesaian kontrak. Entitas Mengungkapkan hal hal berikut untuk pekerjaan dalam proses penyelesaian pada akhir periode pelaporan: a. Jumlah akumulasi biaya yang terjadi dan laba yang diakui (dikurangi kerugian yang diakui) sampai tanggal pelaporan; b. Jumlah uang muka yang diterima; c. Jumlah retensi. Pengertian retensi adalah jumlah termin yang tidak dibayar hingga pemenuhan kondisi yang ditentukan dalam kontrak untuk pembayaran jumlah tersebut atau hingga telah diperbaiki.sedangkan, pengertian termin adalah jumlah yang ditagih untuk pekerjaan yang dilakukan dalam suatu kontrak, baik yang telah dibayar ataupun yang belum dibayar oleh pelanggan.uang muka adalah jumlah yang diterima oleh kontraktor sebelum pekerjaan dilakukan.

21 28 3. Laba 3.1 Definisi Laba Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007) dalam bukunya mendefinisikan bahwa laba adalah jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain, dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi Sedangkan menurut Soemarso, S. R (2005) dalam bukunya mendefinisikan bahwa laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Dari kedua pengertian laba di atas dapat disimpulkan bahwa laba adalah selisih lebih antara pendapatan dan beban yang timbul baik dalam kegiatan operasional maupun nonoperasional perusahaan selama satu periode. Menurut PSAK No. 34 Kontraktor menentukan tahap penyelesaian kontrak dengan perhitungan proporsi biaya kontrak yang terjadi untuk pekerjaan dilakukan sampai saat ini sampai estimasi total biaya kontrak yang terakhir. Berikut contoh rangkuman data keuangan selama periode konstruksi sebagai berikut:

22 29 TABEL 2.1 Rangkuman Data Keuangan Periode Konstruksi (Tiga Tahun) Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Jumlah semua pendapatan yang xxx xxx xxx disetujui dalam kontrak Penyimpangan - xx xx Total pendapatan kontrak xxx xxx xxx Biaya kontrak yang terjadi saat in xxx xxx xxx Biaya kontrak untuk menyelesaikan xxx xxx - Total estimasi biaya kontrak xxx xxx xxx Estimasi laba xxx xxx xxx Tahap penyelesaian xx% xx% xxx% Sumber : PSAK No.34 Revisi 2010 Maka dari rangkuman data keuangan di atas telah dirincikan secara terpisah estimasi pembebanan biaya dan pendapatan selama tiga tahun periode konstruksi, sehingga dapat dihitung jumlah pendapatan, beban, dan laba yang diakui dalam laporan laba rugi dalam jangka waktu tiga tahun adalah sebagai berikut:

23 30 TABEL 2.2 Laporan Laba Rugi Periode Konstruksi (Tiga Tahun) Saat ini Diakui pada tahun sebelumnya Diakui pada tahun sekarang Tahun 1 Pendapatan (xxx Xxx%) xxxx - xxxx Beban (xxx Xxx%) xxxx - xxxx Laba xxx - xxx Tahun 2 Pendapatan (xxx X xx%) xxxx xxxx xxxx Beban (xxx X xx%) xxxx xxxx xxxx Laba xxx xxx xxx Tahun 3 Pendapatan (xxx X xx%) xxxx xxxx xxxx Beban (xxxx X xx%) xxxx xxxx xxxx Laba xxxx xxx xxx Sumber : PSAK No.34 Revisi Jenis-Jenis Laba Adapun laba yang dapat dibedakan dari jenis-jenis yang digolongkan dalam penetapan pengukuran laba pada suatu laporan keuangan. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007) Adapun penjelasan jenis-jenis laba adalah sebagai berikut : 1. Laba kotor adalah perbedaan antar pendapatan bersih dan penjualan dengan harga pokok penjualan. 2. Laba dari operasi adalah selisih antara laba kotor dengan total beban operasi.

24 31 3. Laba bersih adalah angka terakhir dalam perhitungan laporan laba rugi dimana untuk mencerminkan laba operasi ditambah pendapatan lain-lain dikurangi beban lain-lain. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap jenis laba mempunyai suatu perhitungan sendiri, dan dapat disimpulkan pula bahwa istilah laba berbeda-beda, namun pada dasarnya mempunyai maksud yang sama 3.3 Pengukuran Laba Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba yang optimal, karena dengan adanya laba maka manajemen dapat memprediksi, apakah perusahaan tersebut akan terus berjalan atau justru harus berhenti. Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2012) ada dua pendekatan sebagai berikut : a. Pendekatan Transaksi dalam Pengukuran Laba Dalam pendekatan ini, pencatatan laba melibatkan pencatatan perubahan dalam penilaian kewajiban hanya bila ini merupakan hasil dari transaksi internal dan eksternal. b. Pendekatan Aktivitas dalam Pengukuran Laba Dalam pendekatan aktivitas, laba diasumsikan timbul bila aktivitasaktivitas atau kejadian tertentu terjadi, tidak hanya sebagai hasil dari transaksi spesifik.

25 Hubungan Antara Metode Pengakuan Pendapatan dan Laba Dalam suatu kontrak konstruksi, perusahaan melakukan pencatatan atas pendapatan dalam pelaksanaan kontrak yang telah disepakati. Pengakuan pendapatan dalam kontrak konstruksi dapat dilakukan dengan metode persentase penyelesaian maupun metode kontrak selesai. Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2012) menyatakan bahwa perbedaan metode persentase penyelesaian dengan metode kontrak selesai pada kontrak konstruksi jangka panjang adalah : Dalam metode persentase penyelesaian, perusahaan mengenali pendapatan dan laba kotor masing-masing peride berdasar pada kemajuan dari konstruksi itu. Sedangkan dalam metode kontrak selesai, perusahaan mengakui pendapatan dan laba kotor hanya pada saat kontrak telah selesai. Pengakuan pendapatan dengan menggunakan metode persentasepenyelesaian maupun metode kontrak selesai mengakui pendapatan dan juga labakotor.yang membedakan adalah pada waktu pengakuan, menurut metode persentase penyelesaian pendapatan dan laba kotor diakui pada masing-masing periode sedangkan menurut metode kontrak selesai diakui hanya pada saat kontrak telah selesai dikerjakan. Laba kotor yang diakui oleh kedua metode tersebut, merupakan laba kotor dari pekerjaan kontrak konstruksi.dalam satu periode, suatu perusahaan dapat mengerjakan lebih dari satu kontrak konstruksi. Oleh karena itu laba kotor dari masing-masing kontrak konstruksi akan dikumpulkan dan menjadi satu dalam

26 33 laporan keuangan laba rugi bersama dengan laba operasi dan laba bersih. Perusahaan memiliki laporan keuangan untuk keseluruhan kegiatan perusahaan yang salah satu tujuannya untuk mengetahui laba operasi perusahaan yakni kinerja operasi yang dilakukan perusahaan yang dilakukan dengan perhitungan selisih antara laba kotor dengan beban operasi.laba kotor perusahaan merupakan kumpulan dari laba kotor kontrak konstruksi masing-masing kartu proyek pembangunan. B. Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapahasil penelitian terdahulu sebagai berikut : Ratunuman (2013) dengan judul Analisis Pengakuan Pendapatan Dengan Persentase Penyelesaian Dalam Penyajian Laporan Keuangan pada PT. Pilar Dasar.Penelitian ini bertujuan mengetahui penerapan pengakuan pendapatandengan metode persentase penyelesaian dalam rangka penyajian laporankeuangan. Setelah menganalisis, menurut Ratunuman (2013), Perusahaan lebih baik menggunakan metode pendekatan cost-to-cost dalam mengakui pendapatandan laba periode berjalan karena dengan metode cost-to-cost pendapatan, beban dan laba konstruksi yang dilaporkan dapat diatribusikan menurut penyelesaian

27 34 pekerjaan kontrak secara proporsional sehingga menghasilkan penyajian laporankeuangan yang wajar bagi perusahaan. Rahayu dan Kardina (2012) dengan judul Analisis Pengakuan Pendapatan Jasa Konstruksi Pada CV. Samudera Konstruksi Palembang, berdasarkan PSAK No.34, menjelaskan bahwa CV. Samudera Konstruksi Palembang sebaiknya menggunakan metode persentase penyelesaian dalam mengakui pendapatan untuk proyek jangka panjang. Jika dengan metode persentase penyelesaian perusahaanakan mengakui pendapatan setiap tahunnya, laporan laba rugi yang dihasilkanmenjadi akurat dan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.34 tentang Kontrak Konstruksi. Dengan demikian maka laporan laba rugi yang disajikan oleh perusahaan akan memberikan informasi yang tepat untuk pengambilan keputusan perusahaan. Gustati, Haryadi dan Santi (2011) dengan judul Pengaruh Pengakuan Pendapatan Dalam Penerapan Akuntansi Kontrak Konstruksi (PSAK No. 34) TerhadapPenentuan Laba / Rugi Periodik. Menurut Gustati, Haryadi dan Santi, Agar dapat menghasilkan Laporan Keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan atau standar akuntansi yang berlaku, sebaiknya perusahaan kontrak konstruksi ditangani oleh akuntan yang berkompeten dibidangnya, sehinggalaporan keuangan yang dihasilkan mencerminkan aktivitas perusahaan yang sebenarnya dalam suatu periode. Hal ini ditujukan agar pemakai dapat menilai kinerja

28 35 perusahaan dalam suatu periode dan tidak keliru dalam pengambilan keputusan. C. Kerangka Pemikiran Model komprehensif yang dimaksud adalah model yang memberikan gambaran mengenai pengakuan pendapatan antara yang berdasarkan PSAK 34 dan pengakuan pendapatan pada PT. X, kemudian menganalisis dampakpenerapan pengakuan berdasarkan PSAK 34 dalam meningkatkan laba perusahaan. Pendapatan yang diakui perusahaan konstruksi adalah pada saat Pelaksanaan suatu proyek dilakukan setelah adanya permintaan dari pihak pemberi kerja. Menurut PSAK 34 menjelaskan bahwa jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui sebagai pendapatan dan biaya dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan, dalam penyelesaian pekerjaan proyek konstruksi bisa dalam waktu satu tahun atau lebih dari satu tahun, maka dalam pengakuan pendapatan harus akurat dan menggunakan metode yang tepat. GAMBAR 2.1 Model Penelitian Pengakuan Pendapatan Laba Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 34 Tentang Kontrak Jasa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan unsur penting bagi kelangsungan suatu perusahaan mengharapkan laba bagi kegiatan operasionalnya. Besar kecilnya laba perusahaan ditentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendapatan 2.1.1. Definisi Pendapatan Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah : Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas yang normal dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - Teori 1. Pengertian Pendapatan Menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:236) mengemukakan bahwa pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa yang dibebankan kepada pelanggan/pihak

Lebih terperinci

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN Novi Nugrahani Politeknik Negeri Malang nugrahani19@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan BAB II DASAR TEORI A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Setiap perusahaan tentunya menginginkan agar usahanya berjalan dengan baik. Oleh karena itu perusahaan dapat memberi kepuasan kepada konsumen melalui

Lebih terperinci

MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI

MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI Kelompok : 2 (Dua) Program Studi : Akuntansi Mata Kuliah Dosen : Standar Akuntansi Keuangan Indonesia : Yunan Helmi., Ak. Disusun Oleh : Raihan Prasetyo (023134122)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah Perusahaan yang baru didirikan maupun yang sedang berjalan mempunyai sebuah tujuan atau target yang akan dicapainya baik untuk jangka pendek, jangka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pernyataan PSAK No.34 2.1.1. Tujuan Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi. Karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 tentang Kontrak Konstruksi disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pendapatan 2.1.1.1 Pengertian Pendapatan berikut: Menurut ED PSAK 23 menjelaskan tentang pendapatan adalah sebagai Pendapatan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Seiring dengan terkenalnya kota Yogyakarta sebagai kota pelajar, maka semakin banyak bermunculan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Seiring dengan terkenalnya kota Yogyakarta sebagai kota pelajar, maka semakin banyak bermunculan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

01 Pernyataan ini harus diterapkan pada akuntansi untuk kontrak konstruksi di dalam laporan keuangan kontraktor.

01 Pernyataan ini harus diterapkan pada akuntansi untuk kontrak konstruksi di dalam laporan keuangan kontraktor. PSAK No. 34 - AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI PENDAHULUAN Tujuan Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi. Karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 Secara umum pendapatan dapat diartikan sebagai peningkatan penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan BAB II LANDASAN TEORI II.1 II.1.1 Kerangka Teori dan Literatur Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) Pada dasarnya, sebuah perusahaan baru akan mengakui pendapatannya pada saat penjualan terjadi (proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini, pertama penulis akan menjelaskan perbedaan PSAK 34 sebelum revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan dengan penerapan persentase

Lebih terperinci

Suci Anggreani Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

Suci Anggreani   Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING, Tbk. DAN ENTITAS ANAK TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI BERDASARKAN PSAK NO. 23 & NO. 34 ABSTRAK Suci Anggreani email : sucianggreani17@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teori Tentang Permasalahan Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada

Lebih terperinci

.KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI. Sri Supadmini *) Abstrak

.KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI. Sri Supadmini *) Abstrak .KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI Sri Supadmini *) Abstrak Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Beberapa pandangan teoretis mengenai akuntansi, pendapatan, biaya, laporan keuangan, dan akuntansi kontrak konstruksi dapat menjadikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atau menetapkan kewajiban bagi yang ingkar janji disertai sanksi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. atau menetapkan kewajiban bagi yang ingkar janji disertai sanksi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kontrak Konstruksi Kontrak adalah suatu perjanjian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dan akibat pengingkaran atau pelanggaran atasnya hukum memberikan pemulihan atau menetapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 SAK merupakan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase penyelesaian (percentage of completion) yang dilakukan PT. TPHE dengan menggunakan pendekatan fisik. Penulis juga akan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan posisi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan posisi 6 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan keuangan 2.1.1.1 Pengertian laporan keuangan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan No. 1 menyatakan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan konstruksi adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan konstruksi adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembangunan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan konstruksi adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembangunan dimana pekerjaan mereka secara umum adalah membangun, membuat, memperbaiki, atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pendapatan a. Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hal yang penting dalam operasi suatu perusahaan, karena didalam melakukan suatu aktivitas usaha,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pendapatan 1. Definisi Pendapatan Teori akuntansi menyatakan bahwa pendapatan mempresentasikan capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil mempunyai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas perusahaan dalam suatu periode. Pendapatan merupakan hal yang penting karena pendapatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Dalam buku analisis kritis atas laporan keuangan (Sofyan syafri, 2013 : 59) Kieso, et al. mengemukakan : Akuntansi sebagai suatu sistem

Lebih terperinci

Standar Akuntansi Keuangan. Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 30 November 2010 oleh

Standar Akuntansi Keuangan. Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 30 November 2010 oleh ED PSAK No. Oktober 00 (revisi 00) exposure draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Kontrak Konstruksi Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan atas exposure draft

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Asuransi Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip Darmawi (2000 : 4) adalah: Perjanjian antara dua pihak atau lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendapatan Akuntansi bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh berbagai pihak, baik pihak eksternal maupun pihak internal yang erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada

BAB II LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teori Tentang Permasalahan Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG EVALUASI PERHITUNGAN DAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA KONSTRUKSI PADA PT MEDI PUTRA BUNGSU (PROYEK PERUMAHAN PESONA ALAM KETEGUHAN) TERHADAP PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 34 Oleh Nama : Yosiana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di dalam usahanya. Setiap perusahaan yang didirikan baik itu secara perorangan maupun kelompok,

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang Pendapatan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Pendapatan Definisi pendapatan menurut PSAK No. 23 paragraph 07(2015) adalah arus kas bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal

Lebih terperinci

Pendapatan Kontrak Konstruksi PSAK 34. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Pendapatan Kontrak Konstruksi PSAK 34. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Pendapatan Kontrak Konstruksi PSAK 34 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 3 Metode presentase penyelesaian untuk kontrak jangka panjang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

Analisis Pengakuan Pendapatan Jasa Konstruksi Pada CV. Samudera Konstruksi Palembang Berdasarkan PSAK No. 34

Analisis Pengakuan Pendapatan Jasa Konstruksi Pada CV. Samudera Konstruksi Palembang Berdasarkan PSAK No. 34 Analisis Pengakuan Pendapatan Jasa Konstruksi Pada CV. Samudera Konstruksi Palembang Berdasarkan PSAK No. 34 Rahayu (rahayuendang803@yahoo.co.id) Kardinal (kardinal@stmik-mdp.net) Jurusan Akuntansi STIE

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kontrak Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kontrak Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini, Pertama penulis akan membahas mengenai apakah pengakuan pendapatan dengan menggunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan pendekatan fisik yang digunakan oleh PT.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendapatan 2.1.1 Pengertian Pendapatan BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam melaksanakan kegiatan penjualan baik barang maupun jasa, perusahaan akan pendapatkan pendapatan yang kemudian akan menyebabkan laba

Lebih terperinci

ANALISIS METODE PENGAKUAN PENDAPATAN KONSTRUKSI PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI

ANALISIS METODE PENGAKUAN PENDAPATAN KONSTRUKSI PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI hal. 81-92 ANALISIS METODE PENGAKUAN PENDAPATAN KONSTRUKSI PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI Benny Prawiranegara Fakultas Ekonomi Universitas Galuh Ciamis benny.feunigal@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi Berbagai pendapat telah dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian dari koperasi. Berdasarkan ilmu yang dipelajari beserta asumsi masing-masing, pengertian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Salah satu pertimbangan yang paling mendasar bagi pihak yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Salah satu pertimbangan yang paling mendasar bagi pihak yang akan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rerangka Teori dan Literatur 2.1.1 Pendapatan Salah satu pertimbangan yang paling mendasar bagi pihak yang akan mengambil keputusan memasuki sebuah bisnis adalah jumlah pendapatan

Lebih terperinci

PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN PENDEKATAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PT. BENTAN SONDONG TANJUNGPINANG

PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN PENDEKATAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PT. BENTAN SONDONG TANJUNGPINANG PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN PENDEKATAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PT. BENTAN SONDONG TANJUNGPINANG AYU PRATIWI PANGESTU WINDYANTO 100462201264 Jurusan Akuntansi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. satu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. satu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendapatan Menurut Kieso, Weygant, dan Warfield (Intermediate Accounting, 2011: 955) Pendapatan adalah gross inflow of economic benefits during the period arising in the ordinary

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accounting (AICPA) mendefinisikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accounting (AICPA) mendefinisikan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Akuntansi Weygandt et al (2011:4) mengungkapkan karakteristik dari akuntansi adalah identifikasi, pengukuran, dan komunikasi dari informasi keuangan mengenai entitas ekonomi kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan dan beban merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, kedua pos

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan dan beban merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, kedua pos BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendapatan dan beban merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, kedua pos tersebut merupakan unsur utama yang akan disajikan dalam laporan laba rugi, dimana pendapatan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TANGGAL AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat berbeda-beda tergantung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat berbeda-beda tergantung BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendapatan 2.1.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva kedalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

Lebih terperinci

Pengakuan Pendapatan

Pengakuan Pendapatan Pengakuan Pendapatan Pengakuan Pendapatan Lingkungan Terkini Pengakuan Pendapatan saat Penjualan Pengakuan Pendapatan sebelum Pengiriman Pengakuan Pendapatan setelah Pengiriman Pedoman Pengakuan Pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyedia kebutuhan manusia. Indonesia merupakan negara maritim yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyedia kebutuhan manusia. Indonesia merupakan negara maritim yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian suatu negara tak lepas oleh sumber daya alam sebagai penyedia kebutuhan manusia. Indonesia merupakan negara maritim yang sebagian besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, dalam buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomer 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain paragraf 5 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Profil Perusahaan PT Langgeng Prima Trireka merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi yang diakui pembaharuan secara

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pendapatan Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas perusahaan dalam suatu periode. Pendapatan merupakan hal yang penting karena pendapatan adalah objek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan dan Biaya 1. Pengertian pendapatan Pendapatan merupakan unsur penting dalam menjalankan kegiatan usaha dimana perusahaan mengharapkan laba atas kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Pendapatan II.1.1. Pengertian Pendapatan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 23, pengertian pendapatan adalah: Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat

Lebih terperinci

2. Pendapatan Menurut Ilmu Akuntansi

2. Pendapatan Menurut Ilmu Akuntansi 2.1 Pendapatan Pendapatan memiliki pengertian yang bermacam-macam tergantung dari sisi mana untuk meninjau pengertian pendapatan tersebut. Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersifat kuantitatif. Hal ini disebabkan keputusan-keputusan yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersifat kuantitatif. Hal ini disebabkan keputusan-keputusan yang akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Pendapatan 1.Pengertian Pendapatan Akuntansi sebagai suatu sistem informasi harus mampu memberikan data ekonomi yang bersifat kuantitatif. Hal ini disebabkan keputusan-keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB IV. yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam

BAB IV. yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam penelitian ini. Adapun penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lagi bahwa akuntansi disebut sebagai bahasa dari keputusan-keputusan. Hal ini

BAB II LANDASAN TEORI. lagi bahwa akuntansi disebut sebagai bahasa dari keputusan-keputusan. Hal ini BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis. Tetapi alangkah lebih baik lagi bahwa akuntansi disebut sebagai bahasa dari keputusan-keputusan.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR

Lebih terperinci

Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada CV Citra Nusa Bakti Palembang

Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada CV Citra Nusa Bakti Palembang Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada CV Citra Nusa Bakti Palembang Amelia Haryanto ( haryantoamelia@rocketmail.com) Rizzal Effendi ( Rizaleffendi31@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori - Teori 1. Pengertian Asuransi Jiwa Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, dalam buku Abdulkadir, Hukum Asuransi Indonesia (2015:18) pengertian

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN -------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB X KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

BAB X KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN BAB X KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN A. UMUM 1. Definisi Konstruksi dalam pengerjaan adalah aset-aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan. 2. Klasifikasi Konstruksi Dalam Pengerjaan

Lebih terperinci

MAKALAH TEORI AKUNTANSI PENDAPATAN

MAKALAH TEORI AKUNTANSI PENDAPATAN MAKALAH TEORI AKUNTANSI PENDAPATAN Oleh: 1. Yogi Afrianto ( 21207194 ) 2. Dini Tri Wardani ( 20207343 ) SARMAG AKUNTANSI 1 UNIVERSITAS GUNADARMA 2010 PENDAPATAN Pengertian Menurut PSAK No. 23 paragraf

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN LAMPIRAN IX PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi Konstruksi Dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi yang dikemukakan oleh James M. Reeve. et. al (2009 : 4) menyatakan bahwa : Suatu sistem informasi yang menyediakan laporan

Lebih terperinci

EVALUASI AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA JAMBI

EVALUASI AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA JAMBI Volume 13, Nomor 1, Hal. 19-24 ISSN 0852-8349 Januari Juni 2011 EVALUASI AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA JAMBI Fitrini Mansur Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM ) Balai Kartini Jakarta, 16 Juni 2016 Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI. I B R A H I M STIE-YPUP Makassar

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI. I B R A H I M STIE-YPUP Makassar ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI I B R A H I M STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui metode pengakuan pendapatan yang diterapkan PT KPBKaltim.Membandingkan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN PSAP No.0 Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 AKUNTANSI KONSTRUKSI

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan BAB II URAIAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan ekuitas pemilik yang diakibatkan oleh proses penjualan barang atau jasa kepada pembeli.

Lebih terperinci

BAB II AKUNTANSI SEWA

BAB II AKUNTANSI SEWA BAB II AKUNTANSI SEWA 2.1. PENGERTIAN SEWA Pada awalnya sewa lebih dikenal dengan istilah leasing, leasing itu sendiri berasal dari kata lease yang berarti sewa atau yang lebih umum diartikan sebagai sewa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan pengukuran, penetapan waktu dalam konteks sistem pembukuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan pengukuran, penetapan waktu dalam konteks sistem pembukuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendapatan, Biaya, dan Laba 1. Pengertian Pendapatan Konsep mengenai pendapatan belum dapat dirumuskan dengan jelas dalam literatur akuntansi, karena pendapatan ini

Lebih terperinci

PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN A. Pengertian Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode yang mengakibtakan kenaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. International Accounting Standards (IAS) / International Financial. Reporting Standards (IFRS)

BAB II LANDASAN TEORI. International Accounting Standards (IAS) / International Financial. Reporting Standards (IFRS) BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting Standards (IAS) / International Financial Reporting Standards (IFRS) Menurut Raja Adri Satriawan Surya (2012:4), akuntansi adalah persoalan praktis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsultan ahli tehnik. Pada usaha ini perusahaan melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. konsultan ahli tehnik. Pada usaha ini perusahaan melakukan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dewasa ini banyak perusahaan yang bergerak dibidang arsitek dan konsultan ahli tehnik. Pada usaha ini perusahaan melakukan pembangunan sekolah, gedung, taman, dll.

Lebih terperinci

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto PSAK 24 IMBALAN KERJA Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita 2015271115 Dicky Andriyanto 2015271116 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 I. PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Persediaan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. guna mencapai tujuan perusahaan tersebut. Dalam operasional perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. guna mencapai tujuan perusahaan tersebut. Dalam operasional perusahaan, 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Dalam era globalisasi saat ini dimana persaingan usaha semakin ketat, sebagai perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan asing agar dapat bertahan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian PSAK Menurut PSAK No. 1, paragraf 5, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 Suatu perjanjian dari bentuk legalnya mungkin bukan merupakan perjanjian sewa, namun secara substansi dapat mengandung sewa. Untuk

Lebih terperinci

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH X.1 ASET TETAP A. Definisi Aset Tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa, disewakan kepada pihak

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 A. Pengertian Akuntansi Keuangan BAB II LANDASAN TEORI Menurut Charles T Horrgren Walter T Harrison Jr dan Linda Smith Bamber (2006 : 4) mendefinisikan akuntansi adalah Sistem informasi yang mengukur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah suatu kegiatan jasa (Service Activity)yang berfungsi untuk. memilih di antara beberapa alternatif.

BAB II LANDASAN TEORI. adalah suatu kegiatan jasa (Service Activity)yang berfungsi untuk. memilih di antara beberapa alternatif. BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Informasi Akuntansi Menurut Accounting Principle Board Statement No. 4: Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa (Service Activity)yang berfungsi untuk memberikan informasi kuantitatif,

Lebih terperinci