TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit
|
|
- Doddy Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan dapat diklasifikasikan ke dalam, ordo Palmales; Famili Palmae; Sub-famili Cocoidae; Genus Elaeis; Spesies: 1. Elaeis guineensis Jacq. (kelapa sawit Afrika) dan 2. Elaeis melanococca atau Corozo oleifera. Varietas/tipe dibedakan berdasarkan: 1. tebal tipisnya cangkang (endocarp) yaitu Dura, Pisifera, dan Tenera, dan 2. warna buah yaitu Nigrescens, Virescens dan Albescens (Setyamidjaja, 1998). Tipe dura memiliki daging buah (mesocarp) yang tebalnya 2-6 mm, sedangkan cangkang (pericarp) tebal (2-5 mm). Pisifera memiliki daging buah yang tebal (5-10 mm) tetapi tidak memiliki cangkang. hasil persilangan Dura dan Pisifera disebut Tenera yang memiliki daging buah yang tebal (3-10 mm) dan cangkang yang tipis dengan ketebalan mm (Adiwiganda, 2007). Menurut Pahan (2008) buah nigrescens berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi jingga kehitam hitaman pada waktu matang. Tipe buah nigrescens hampir dominan ditemukan pada varietas tenera yang ditanam secara komersial di Indonesia. Buah virescens berwarna hijau pada waktu muda dan ketika matang warnanya berubah menjadi jingga kemerahan, tetapi ujungnya tetap kehijau hijauan. Buah albescens berwarna keputih putihan, sedangkan setelah matang berubah menjadi kekuning kuningan dan ujungnya tetap kehijau hijauan. Menurut Mangoensoekarjo dan Tojib (2005) daun pertama yang keluar pada stadium benih berbentuk lanset (lanceolate), beberapa minggu kemudian terbentuk daun berbelah dua (bifurcate) dan setelah beberapa bulan terbentuk daun seperti bulu (pinnate) atau menyirip. Pahan (2008) menyatakan bahwa daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian, sebagai berikut: a. Kumpulan anak daun (leaflets) yang mempunyai helaian (lamina) dan tulang anak daun (midrib). b. Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat. c. Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang. d. Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai pelindung kuncup bunga dan memberi kekuatan pada batang. Batang mempunyai tiga fungsi utama, yaitu 1. sebagai struktur yang mendukung daun, bunga, dan buah; 2. sebagai sistem pembuluh yang mengangkut
2 4 hara dan air dari akar keatas serta hasil fotosintesis dari daun kebawah; serta 3. kemungkinan juga berfungsi sebagai organ penimbunan zat makanan (Pahan, 2008). Pembengkakan pangkal batang (bole) terjadi karena ruas batang dalam masa awal pertumbuhan tidak memanjang, sehingga pangkal-pangkal pelepah daun yang tebal berdesakan. Bongkol batang ini membantu memperkokoh posisi pohon pada tanah agar dapat berdiri tegak (Mangoensoekarjo dan Tojib, 2005). Pemanjangan batang berlangsung lambat, tinggi pohon bertambah cm per tahun (Mangoensoekarjo dan Tojib, 2005; Pahan, 2008). Batang diselimuti oleh pangkal pelepah daun tua sampai kira-kira umur tahun sehingga setelah itu bekas pelepah daun mulai rontok (Pahan 2008). Lubis (1992) menyatakan bahwa dari akar primer tumbuh akar sekunder yang tumbuh horisontal dan dari akar sekunder tumbuh akar tersier dan kuarter yang berada dekat pada permukaan tanah. Akar tersier dan kuarter yang paling aktif mengambil air dan hara dari dalam tanah. Menurut Mangoensoekarjo dan Tojib (2005) dari pangkal batang (bole) tumbuh akar primer yang ribuan jumlahnya. Akar primer yang mati segera diganti dengan yang baru. Diameter akar primer berkisar antara 8 dan 10 mm, panjangnya dapat mencapai 18 m, akar sekunder tumbuh dengan diameter 2-4 mm, akar tersier tumbuh dengan diameter 0,1-0,5 mm dengan panjang 1-4 mm. Pahan (2008) menyatakan bahwa sistem perakaran kelapa sawit merupakan sistem akar serabut, terdiri dari akar primer, sekunder, tersier, dan kuarter. Tanaman kelapa sawit di lapangan mulai berbunga pada umur bulan, sebagian dari tandan bunga akan gugur sebelum atau sesudah antesis. Kelapa sawit adalah tumbuhan berumah satu (monoecious), artinya tandan bunga (inflorescence) jantan dan betina berada pada satu pohon, tetapi tidak dalam tandan yang sama. Semua bakal tandan bunga berisikan bakal bunga jantan dan betina, namun pada awal perkembangannya salah satu jenis kelamin menjadi rudimenter dan berhenti tumbuh, sehingga yang berkembang hanya satu jenis kelamin saja (Mangoensoekarjo dan Tojib, 2005). Menurut Mangoensoekarjo dan Tojib (2005) buah kelapa sawit termasuk jenis buah keras (drupe), menempel dan bergerombol pada tandan buah. Jumlah per tandan dapat mencapai 1600, berbentuk lonjong sampai membulat. Panjang
3 5 buah 2 5 cm, beratnya sampai 30 gram. Bagian bagian buah terdiri atas eksokarp atau kulit buah, mesokarp atau sabut, dan biji. Eksokarp dan mesokarp disebut perikarp. Biji terdiri atas endokarp atau cangkang, dan inti (kernel). Inti sendiri terdiri atas endosperm (endosperm) atau putih lembaga dan embrio. Dalam embrio terdapat bakal daun (plumula), haustorium dan bakal akar (radicle). Budidaya Kelapa Sawit Kegiatan budidaya kelapa sawit adalah kegiatan yang harus dilaksanakan mulai dari pratanam hingga pasca panen, berikut beberapa kegiatan dalam budidaya kelapa sawit. Pembibitan Pembibitan kelapa sawit merupakan langkah permulaan yang sangat menentukan keberhasilan penanaman di lapangan, sedangkan bibit unggul merupakan modal dasar dari perusahaan untuk mencapai produktivitas dan mutu minyak kelapa sawit yang tinggi (Mangoensoekarjo dan Tojib, 2005). Hakim (2007) menambahkan bahwa pembibitan dibagi dua jenis berdasarkan sifatnya, yaitu: pembibitan permanen dan pembibitan terpisah. Pada pembibitan permanen kegiatan menjadi lebih efisien karena semua kegiatan terpusat di satu tempat, sehingga pengawasan akan lebih mudah. Kendala pembibitan permanen, top soil harus diambil dari luar areal pembibitan karena habis digunakan untuk mengisi polybag kecil dan besar yang ada di areal. Menurut Lubis (1992), beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki oleh calon lahan untuk pembibitan, antara lain : 1. Dekat dengan sumber air dan bebas dari banjir. 2. Mudah diawasi dan dikunjungi. 3. Dekat dengan areal untuk penanaman dan mudah dijangkau 4. Tanahnya cukup top soil, subur dan gembur. 5. Letaknya berdekatan dengan sumber tenaga kerja. 6. Areal datar sampai dengan agak bergelombang. 7. Perencanaan luas bibitan disesuaikan dengan rencana penanaman.
4 6 Persiapan areal dan Penanaman Lubis (1992) mengemukakan bahwa kegiatan untuk persiapan areal dan penanaman terdiri atas: merintis dan mengukur, pembukaan areal, pemberantasan alang-alang, penanaman penutup tanah, pengajiran, pembuatan petakan, dan pembuatan lubang tanam. Bersamaan dengan kegiatan tersebut, biasanya dilakukan pembuatan jalan dan sarana penunjang lainnya. Kegiatan survei di lapangan dilakukan untuk mengetahui: bentuk areal, batas-batas areal, topografi tanah, jenis vegetasi dan keadaan lapangan lainnya sebagai pedoman perencanaan kegiatan selanjutnya dalam bentuk peta yang lebih terinci. Pembukaan areal mencakup babat pendahuluan, pengimasan dan penebangan pohon. Babat pendahuluan dan pengimasan dilakukan dengan membersihkan semak belukar dan pohon kecil yang berdiameter 10 cm, sedangkan penebangan pohon dilakukan dengan gergaji (chain saw) atau kapak pada pohon berdiameter lebih dari 10 cm (Lubis, 1992). Petakan pada areal dengan kemiringan lahan mencapai 20, dibuat dengan sistem teras untuk mengurangi erosi dan memperbesar daya infiltrasi air ke tanah (Mangoensoekarjo dan Tojib, 2005). Lebar teras dibuat berkisar tiga sampai empat meter, sedangkan lebar penghubung antartanaman satu meter (Pahan, 2008). Pahan (2008) menyatakan bahwa untuk mendapatkan pertanaman yang teratur, sebelum penanaman bibit di lapangan dilakukan pengajiran untuk mengatur jarak tanam, jarak antar baris dan kerapatan tanaman (Tabel 1). hal ini berguna dalam menentukan tempat bibit akan ditanam serta jalan dan sarana lainnya akan dibuat.
5 7 Tabel 1. Jarak Tanam, Jarak Antar Baris dan Kerapatan Tanaman per Hektar Jarak tanam (m) Jarak antar baris (m) Kerapatan tanaman/ha 8,8 8,8 8,8 7, ,0 9,0 9,0 7, ,2 9,2 9,2 7, ,5 9,5 9,5 8, ,0 10,0 10,0 8, Sumber: Pahan (2008) Menurut Mangoensoekarjo dan Tojib (2005) sebelum penanaman, lubang tanam sudah harus disiapkan minimal dua minggu sebelumnya. Lubang tanam dibuat dengan ukuran cm. Sewaktu menggali lubang, tanah atas (topsoil) diletakkan di sebelah kanan dan tanah bawah (subsoil) di sebelah kiri. Untuk setiap blok penanaman harus dibuat satu peta. Pahan (2008) menambahkan bahwa pembuatan lubang tanam dapat dilakukan secara manual dan mekanis dengan menggunakan post hole digger. Sistem tanam yang dianjurkan yaitu membuat lubang tanam satu bulan sebelum tanam. Selain untuk tempat meletakkan bibit di lapangan, pembuatan lubang tanam juga bertujuan untuk menggemburkan struktur tanah sehingga penyerapan unsur hara yang diberikan menjadi lebih cepat dan mudah tersedia bagi tanaman. Sebelum penanaman dilakukan penanaman penutup tanah kacangan (PTK) atau legume cover crop (LCC) di gawangan untuk mencegah limpasan air permukaan serta pertumbuhan alang-alang (Mangoensoekarjo dan Tojib, 2005). Kebutuhan benih campuran penutup tanah kacangan sebanyak 10 kg/ha (Hakim, 2007). Dengan kebutuhan benih sebanyak 10 kg/ha maka dibutuhkan empat kilogram Pueraria javanica (PJ), empat kilogram Calopogonium mucunoides (CM), dan dua kilogram kg Centrosema pubescens (CP) dengan perbandingan PJ:CM:CP sebesar 2:2:1 (Mangoensoekarjo dan Tojib, 2005). Pupuk NPK ( ) dengan dosis 30 gram untuk tiap enam meter jalur pada umur satu minggu setelah perkecambahan biji digunakan untuk pemeliharaan. Pemupukan dilakukan saat daun LCC dalam kondisi kering, karena bila dalam kondisi basah akan mengakibatkan daun terbakar. Penaburan rock phosphate (RP) masing masing
6 8 dengan dosis 80 kg/ha pada umur tiga bulan; 120 kg/ha pada umur enam bulan; dan selanjutnya diberikan setiap tahun selama dua tahun dengan dosis kg/ha (Mangoensoekarjo dan Tojib, 2005). Mangoensoekarjo dan Tojib (2005) menyatakan bahwa dua minggu sebelum tanam dilakukan pemotongan akar bibit yang keluar dari kantung plastik. Pangkal batang bibit kelapa sawit harus rata dengan permukaan tanah, karena bila terlalu dalam, pertumbuhan pohon akan terhambat, sedangkan jika terlalu dangkal maka pohon akan tumbuh miring. Dasar kantung plastik dan salah satu pinggirnya ditoreh dengan pisau atau silet. Polybag dimasukkan ke dalam lubang tanam, setelah berada di lubang tanam, kantung plastik dilepaskan secara hati-hati dan dikeluarkan dari lubang tanam. Penimbunan dilakukan secara bertahap, subsoil kemudian topsoil. Pada saat penanaman dilakukan pemupukan dengan pupuk rock phosphate (RP) sebanyak 500 gram/lubang tanam, dengan cara setengah bagian dimasukkan ke dasar lubang dan sisanya dicampur dengan topsoil. Tanah di sekitar bibit dipadatkan dengan tangan mulai dari tepi menuju tengah lubang (Mangoensoekarjo dan Tojib, 2005). Pemeliharaan Menurut Mangoensoekarjo dan Tojib (2005) kegiatan pemeliharaan meliputi: penyulaman, kastrasi, pengendalian HPT, pengendalian gulma, dan penunasan, dan pemupukan (Mangoensoekarjo dan Tojib, 2005). Hakim (2007) menyatakan bahwa penyulaman dilakukan setelah melihat hasil sensus pohon setiap tahun pada areal TBM (Tanaman Belum Menghasilkan). Tanaman yang perlu disulam adalah TBM tahun I dan TBM tahun II. TBM tahun III dapat disulam jika daerah yang harus disulam terdapat di areal yang cukup luas atau mengelompok. Kastrasi pada TBM adalah kegiatan membuang bunga baik jantan maupun betina yang dilakukan sejak tanaman mengeluarkan bunga sampai dengan enam bulan sebelum tanaman dipanen. Kastrasi dilakukan sebulan sekali. Kastrasi bermanfaat untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif, keseragaman tanaman dan meningkatkan kandungan minyak pada mesocarp (Hakim, 2007).
7 9 Upaya mendeteksi hama dan penyakit pada waktu yang lebih dini mutlak harus dilaksanakan, untuk mempermudah tindakan pencegahan dan pengendalian. Deteksi dini juga bertujuan agar tidak terjadi ledakan serangan yang tidak terkendali/terduga. Biaya pengendalian melalui deteksi dini jauh lebih rendah daripada pengendalian serangan hama/penyakit yang sudah menyebar luas (Pahan, 2008). Menurut Hakim (2007), pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara mekanis (fisik), biologis atau kimiawi (pestisida). Selanjutnya Pahan (2008) menambahkan bahwa penyakit yang sering menyerang tanaman kelapa sawit diantaranya penyakit daun di pembibitan, penyakit busuk pangkal batang (ganoderma), penyakit busuk tandan buah (Marasmius), dan penyakit pucuk busuk (spear rot). Adapun hama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit diantaranya ulat api dan ulat kantung, tikus, rayap, larva kumbang pemakan daun (Apogonia dan Adoretus), serta babi hutan. Pahan (2008) menyatakan bahwa pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha untuk meningkatkan daya saing tanaman utama dan melemahkan daya saing gulma. Keunggulan tanaman utama harus ditingkatkan sedemikian rupa sehingga gulma tidak mampu mengembangkan pertumbuhannya secara berdampingan atau pada waktu bersamaan dengan tanaman utama. Menurut Hakim (2007) pemangkasan daun atau penunasan dilakukan secara periodik untuk membuang pelepah yang kering dan lebih rendah. Pahan (2008) menambahkan bahwa tujuan dari penunasan adalah: mempermudah pekerjaan potong buah (melihat dan memanen tandan buah segar yang matang), menghindari tersangkutnya brondolan pada ketiak pelepah, dan memperlancar proses penyerbukan alami. Pemupukan Kelapa Sawit Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur unsur yang diperlukan oleh tanaman, sedangkan pemupukan adalah proses, cara, perbuatan memupuk (Pusat Bahasa, 2008). Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dibagi atas unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah banyak. Ada enam unsur hara makro, yaitu Nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Unsur mikro
8 10 dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit. Namun, unsur ini harus selalu tersedia di dalam jaringan tanaman. Unsur mikro itu adalah besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), boron (Bo), Molibdenum (Mo), klorida (Cl), dan seng (Zn) (Pahan, 2008). Nitrogen (N). Sebagian besar senyawa kimia tumbuhan mengandung nitrogen. Protein dan enzim tersusun atas asam amino yang mengandung nitrogen. Kekurangan nitrogen memberikan gejala perubahan warna daun daun bawah menjadi kekuningan (Mangoensoekarjo dan Tojib, 2005). Tanaman mengabsorpsi nitrogen dalam bentuk nitrat (NO - 3 ), walaupun ternyata ammonium (NH + 4 ) dapat juga langsung diabsorpsi tanaman. Efisiensi relatif absorpsi ammonium dan nitrat dipengaruhi oleh ph tanah (Hakim, 2007). Fosfor (P). Menurut Mangoensoekarjo dan Tojib (2005) fosfor merupakan bagian dari senyawa yang mengatur pertumbuhan tanaman. Asam nukleat dan senyawa yang mengatur pernapasan dan pematangan juga mengandung fosfor. Kekurangan fosfor menghambat pertumbuhan tanaman. Pahan (2008) menambahkan bahwa unsur fosfor diserap tanaman dalam bentuk kation P 5+. Kalium (K). Fungsi utama kalium adalah sebagai katalisator (pendorong dan mempercepat reaksi reaksi biokimia). Fungsi lainnya untuk mengatur kegiatan fotosintesis, transpirasi, serta reaksi biokimia dalam daun dan titik tumbuh. Kekurangan kalium dapat mengurangi produksi buah (Mangoensoekarjo dan Tojib, 2005). Unsur kalium (K) diserap oleh tanaman dalam bentuk kation K + (Pahan, 2008). Magnesium (Mg). Mangoensoekarjo dan Tojib (2005) menyatakan bahwa magnesium merupakan bagian dari molekul klorofil dan berasosiasi dengan fosfor (P) dalam proses pembentukan senyawa senyawa fosfolipid yang merupakan bagian dari minyak yang diproduksi. Kekurangan magnesium ditandai dengan gejala klorosis (warna kekuningan). Magnesium dari jaringan tua ditransfer ke jaringan yang lebih muda, sehingga gejala klorosis terlihat pada daun daun tua (daun bawah). Pahan (2008) menambahkan bahwa magnesium diserap oleh tanaman dalam bentuk kation Mg 2+. Belerang (S). Belerang merupakan bagian dari protein, penelitian tentang belerang masih kurang karena kasus kekurangan belerang jarang ditemui dimana
9 11 unsur belerang sudah tersedia dalam pupuk lain seperti pupuk ZA (ammonium sulfat) (Mangoensoekarjo dan Tojib, 2005). Unsur belerang diserap oleh tanaman dalam bentuk anion SO 2-4. Defisiensi unsur belerang (S) terjadi pada daun kelapa sawit yang termuda dengan gejala yang terjadi yaitu daun menjadi hijau kekuningan dengan tulang daun kekuning kuningan (Pahan, 2008). Kalsium (Ca). Menurut Mangoensoekarjo dan Tojib (2005) kalsium merupakan bagian dari dinding sel dan kandungan kalsium terbesar terdapat pada daun. Kalsium berguna untuk menjaga membran membran dalam sel tetap berfungsi; berperan dalam bagian bagian meristem tanaman; dan mendorong pertumbuhan akar. Kalsium memiliki kemampuan menekan aktivitas kalium (K) dan mempengaruhi penyerapan unsur nitrogen. Pahan (2008) menambahkan bahwa unsur kalsium (Ca) diserap oleh tanaman dalam bentuk kation Ca 2+. Unsur hara yang diberikan kepada tanaman kelapa sawit pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM) adalah pupuk organik dan pupuk anorganik. Bahan organik memberikan unsur hara bagi tanaman dan dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki struktur tanah (Tabel 2). Menurut Adiwiganda (2007) pupuk organik (hayati) yang berasal dari limbah padat berupa tandan buah kosong dan limbah cair dari kelapa sawit digunakan untuk mengurangi pemakaian pupuk anorganik. Pahan (2008) menambahkan bahwa umumnya bahan organik merupakan produk limbah sehingga tersedia secara murah, terutama bila diaplikasikan dekat dengan tempat pembuatannya. Menurut Mangoensoekarjo dan Tojib (2005) pemupukan pada tanaman kelapa sawit tidak mengikuti formula pemupukan yang umum. Jenis tanah, tingkat kesuburan, sifat kimia dan fisika tanah, faktor iklim dan lain lain bervariasi antar lokasi tanaman yang satu dengan yang lain, sehingga formula pupuknya akan berbeda beda dan bersifat spesifik untuk tiap lokasi. Disamping itu potensi genetik, umur tanaman dan cara kultur teknik yang diterapkan juga turut mempengaruhi jenis dan dosis pupuk untuk suatu periode tertentu (Tabel 3 dan Tabel 4).
10 12 Tabel 2. Jenis Pupuk/Limbah Organik di Perkebunan Kelapa Sawit No Sumber pupuk/limbah Jenis Pupuk/Limbah Bentuk 1 Limbah a. Sisa sisa tanaman Pelepah kelapa sawit perkebunan Daun kacangan b. Kompos Campuran dari sisa sisa tanaman yang telah terdekomposisi c. Pupuk hijau Kacangan atau tumbuhan lain yang dibenam dari dalam tanah d. Pupuk kandang Kotoran ternak seperti sapi, ayam, dan lain lain 2 Limbah dari a. Padat Janjang kosong proses (Wet) Decanter solid pengolahan b. Cair Palm oil mill effluent kelapa sawit (POME) 3 Inokulan tanah a. Bakteri pengikat legum N Rhyzobium sp. b. Bakteri pengikat Azotobacter sp. nonlegum pengikat N Beijerincka sp. Clostridium sp. Achromobacter sp. Pseudomonas sp. c. Cendawan pengikat P Mycorhiza sp. Glomus sp. Sumber: Pahan (2008)
11 Tabel 3. Kisaran Dosis dan Jumlah Aplikasi Pupuk Kelapa Sawit TBM pada Umur Tertentu (kg/pohon/tahun) No Unsur hara Jenis Pupuk Umur 1 tahun Umur 2 tahun Umur 3 tahun Juml. Apl. Min Maks. Juml. Apl. Min Maks. Juml. Apl. Min Maks. 1 N Urea, atau ZA P RP* atau TSP K MOP Mg Kiesrite B Boraks, atau HGFB Total *) Dosis pupuk RP sudah termasuk pupuk untuk lubang tanam 0,50 kg/pohon. Sumber : Pahan (2008) Tabel 4. Kisaran Dosis dan Jumlah Aplikasi Pupuk Kelapa Sawit TM pada Umur Tertentu (kg/pohon/tahun) No Unsur hara Jenis Pupuk Umur 3-5 tahun Umur 6-15 tahun Umur >15 tahun Juml. Apl. Min Maks. Juml. Apl. Min Maks. Juml. Apl. Min Maks. 1 N Urea ZA P RP TSP K MOP Mg Kiesrite Abu Janjang B HGFB Total Sumber : Pahan (2008) 13
TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan
TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Arecaceae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae
Lebih terperinciPUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur UNSUR
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia
Lebih terperinci4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman
PUPUK Out line 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman 4. Jenis pupuk 5. Proses pembuatan pupuk 6. Efek penggunaan pupuk dan lingkungan Definisi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut :
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida Kelas : Angiospermae Sub Kelas : Monocotyledoneane
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT
MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT. SARI ADITYA LOKA I (PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk) KABUPATEN MERANGIN, PROVINSI JAMBI SILVERIUS SIMATUPANG A24050072 DEPARTEMEN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya di Brazil. Spesies E. oleifera dan E. odora berasal dari kawasan Amerika
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili
Lebih terperinciPUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya dari Brasilia. Di Brasilia tanaman ini tumbuh secara liar atau setengah liar
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit diperkirakan berasal dari Afrika Barat dan Amerika Selatan. Tanaman ini lebih berkembang di Asia Tenggara. Bibit kelapa sawit pertama kali masuk ke Indonesia
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa Sawit Pohon kelapa sawit terdiri dari pada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersial dalam pengeluaran minyak kelapa sawit.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. taksonomi dapat diklasifikasikan sebagai berikut, yaitu :
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Palm oil) termasuk tanaman monokotil yang secara taksonomi dapat diklasifikasikan sebagai berikut, yaitu : Ordo : Palmales Famili : Palmae
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Kelapa Sawit 2.1.1 Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya tumbuh menjadi tanaman. Susunan buah kelapa sawit dari lapisan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas
24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan
Lebih terperinciKELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani dan Morfologi Kelapa sawit termasuk tanaman jangka panjang. Tinggi kelapa sawit dapat mencapai 13-18 meter. Tanaman kelapa sawit termasuk ke dalam tanaman berbiji satu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil yang secara taksonomi diklasifikasikan ke dalam ordo Palmales, Famili Palmae, Subfamili Cocoidae,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap
TINJAUAN PUSTAKA Pembibitan Kelapa Sawit Pada budidaya kelapa sawit dikenal dua sistem pembibitan, yaitu pembibitan satu tahap dan pembibitan dua tahap, namun yang umum digunakan saat ini adalah pembibitan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Akar tanaman kelapa sawit tidak berbuku, ujungnya runcing, dan berwarna
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit
3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Padi Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung atau ruang kosong. Panjang tiap ruas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae)
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit 1. Akar Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah disebut radikula
Lebih terperinciSYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO
SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun
11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang mempunyai potensi untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman dalam pot. Dari ribuan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Jumlah Tandan Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah tandan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar
Lebih terperinciVII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN
VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN Ubi kayu menghasilkan biomas yang tinggi sehingga unsur hara yang diserap juga tinggi. Jumlah hara yang diserap untuk setiap ton umbi adalah 4,2 6,5 kg N, 1,6 4,1 kg 0 5 dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman sayuran buah termasuk Famili
13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Melon Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman sayuran buah termasuk Famili Cucurbitaceae. Melon tersebar ke seluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis
Lebih terperinciII. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat,
II. TINJUAN PUSTAKA 2.1.Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat, tetapi dapat dikembangkan diluar daerah asalnya termasuk Indonesia. Pada tahun 1848
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom: Plantae,
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kacang tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Rosales, Famili: Leguminosea,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah salah satu jenis
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang merah termasuk dalam faimili Liliaceae yang termasuk tanaman herba, tanaman semusim yang tidak berbatang, hanya mempunyai batang semu yang merupakan kumpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ketanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit diduga berasal dari Afrika Barat dan Amerika Selatan, tepatnya Brasilia. Kelapa sawit memiliki struktur tanaman yang terdiri atas akar, batang, daun,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman Gladiol 2.1.1 Taksonomi Tanaman Gladiol Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. melanococca. Kemudian digolongkan berdasarkan tebal tipisnya cangkang
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit dalam sistematika diklasifikasikan dalam Ordo Palmales, Family Falmae, Genus Elaeis, Spesies Elaeis guineensis dan Elaeis melanococca.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang semu (pseudostem). Tanaman ini memiliki tinggi bervariasi,
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sifat Botani Tanaman Pisang Tanaman pisang merupakan salah satu jenis tanaman buah yang berbentuk semak dan memiliki batang semu (pseudostem). Tanaman ini memiliki tinggi bervariasi,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan
18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menguntungkan untuk diusahakan karena
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Semangka Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Cucurbitaceae sehingga masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan melon (Cucumis melo
Lebih terperinciMenurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili
Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai (Capsicum sp.) berasal dari Amerika dan menyebar di berbagai negara di dunia. Cabai termasuk ke dalam famili terong-terongan (Solanaceae). Menurut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong yang berpotensi untuk dibudidayakan secara intensif. Prospek agribisnis
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran
Lebih terperinciPEMBAHASAN Prosedur Gudang
44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. perkebunan. Karena Mucuna bracteata memiliki kelebihan dibandingkan dengan
TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata Legum yang berasal dari india ini termasuk tanaman jenis baru yang masuk ke Indonesia untuk digunakan sebagai tanaman penutup tanah di areal perkebunan. Karena Mucuna
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil
I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Buncis Sistem perakaran berbagai jenis buncis tidak besar atau ekstensif, percabangan lateralnya dangkal. Akar tunggang yang terlihat jelas biasanya pendek, tetapi pada tanah
Lebih terperinciTI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit
4 TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini dikembangkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Botani Tanaman Jagung Manis. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan tumbuh
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Jagung Manis Akar primer awal memulai pertumbuhan tanaman setelah perkecambahan. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan tumbuh menyamping.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat toleran terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik. Namun, untuk menghasilkan pertumbuhan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq)
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani dan Morfologi Klasifikasi kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) Kingdom Divisi Subdivisi Klas Ordo Famili Subfamily Genus Species : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis) bukan merupakan tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari Afrika. Kelapa sawit di Afrika diklasifikasikan oleh Jacquin pada tahun 1763 sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Cucurbitales, Famili: Cucurbitaceae,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit merupakan sub keluarga cocoideae yang paling besar habitusnya. Klasifikasi tanaman
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Kondisi tanah di Indonesia yang merupakan negara tropis basah. tahunnya diperlukan penambahan unsur hara yaitu untuk lahan kering sekitar
PENDAHULUAN Latar Belakang Kondisi tanah di Indonesia yang merupakan negara tropis basah menyebabkan terjadinya pengikisan unsur hara yang berada pada lapisan top soil. Setiap tahunnya terjadi pengikisan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan
4 TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman (Hadisuwito, 2008). Tindakan mempertahankan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :
Lebih terperinciPertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh
45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas Angiospermae, subkelas Monocotyledonae, ordo Palmales, famili Palmae, genus Elaeis,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah
TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang tanah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Umum Tanaman Cabai Tanaman cabai mempunyai daya adaptasi yang cukup luas. Tanaman ini dapat diusahakan di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai ketinggian 1400
Lebih terperinciMENINGKATKAN KUALITAS BUAH DURIAN DENGAN PEMUPUKAN TEPAT DAN BERIMBANG
MENINGKATKAN KUALITAS BUAH DURIAN DENGAN PEMUPUKAN TEPAT DAN BERIMBANG Durian memiliki sensasi rasa yang unik dan aroma khas yang menjadi daya tarik setiap konsumen untuk kembali tertantang makan durian,
Lebih terperinciFungsi Hara bagi Tanaman AGH 322
Fungsi Hara bagi Tanaman AGH 322 Esensialitas Hara bagi Tanaman Hara Esensial: Tanpa kehadiran hara tersebut maka tanaman tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya. Fungsi hara tersebut tidak dapat digantikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim
12 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu dari sekian banyak jenis bawang yang ada didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam hal bentuk daunnya. Tanaman selada cepat menghasilkan akar tunggang diikuti
Lebih terperinciMODUL BUDIDAYA KELAPA SAWIT
MODUL BUDIDAYA KELAPA SAWIT I. PENDAHULUAN Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang berorientasi pasar lokal maupun global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan kelestarian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. m yang mempunyai batang di bawah tanah atau rhizom. Bonggol (Corm) mempunyai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Pisang Barangan Pisang merupakan tanaman monokotil dan herba perennial dengan tinggi 2-9 m yang mempunyai batang di bawah tanah atau rhizom. Bonggol (Corm) mempunyai pucuk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak varietasnya (Rukmana, 2005). Kedudukan tanaman kacang hijau
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Bibit (cm) Dari hasil sidik ragam (lampiran 4a) dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah dalam taksonomi adalah: Kingdom Divisi Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq) berasal dari Nigeria, Afrika
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelapa Sawit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Morfologi Kedelai Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji. Biji umumnya berbentuk bulat atau bulat pipih sampai bulat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk
62 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan dan menjaga keseimbangan hara di dalam tanah. Upaya peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan
TINJAUAN PUSTAKA Bahan Tanaman (Bibit ) Faktor bibit memegang peranan penting dalam upaya peningkatan produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan menghasilkan pada 3 4 tahun
Lebih terperinci