Sekilas Tentang Pembuatan Film 3

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sekilas Tentang Pembuatan Film 3"

Transkripsi

1 Sekilas Tentang Pembuatan Film 3 Dipublikasi pada Maret 6, 2010 oleh raff29 JOB DESCRIPTION FILM PRODUCTION I. PRODUCTION DEPARTMENT : Bagian yang menentukan batasan biaya dan menangani persiapan dan pelaksanaan atas segala keperluan dalam sebuah produksi. 1. Executive Produser: Orang ini disewa oleh sebuah studio untuk membantu mengelola setiap aspek dari sebuah Film / acara televisi. Produser eksekutif adalah bagian tingkat tertinggi pada suatu produksi Film / acara televisi. Executive Produser membawahi produser, sutradara dan aktor dan Crew. bertugas sebagai pencari dana, donatur, dan sponsor. Namun selain itu pada department produserial juga mengatur tentang keluar masuknya dana film. Jadi segala urusan tentang pendanaan produserial lah yang bertanggung jawab. 2. Produser: Sebutan ini untuk orang yang memproduksi sebuah film tetapi bukan dalam arti membiayai atau menanamkan investasi dalam sebuah produksi. Tugas seorang produser adalah memimpin seluruh tim produksi agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama, baik dalam aspek kreatif maupun manajemen produksi dengan anggaran yang telah disetujui oleh executive producer. Produser adalah pemain utama di televisi, film dan video industri. Permulaan ide dari sebuah proyek seringkali datang dari produser dan ia yang mengawasi proyek dari mulai perencanaan hingga selesai. Mereka terlibat dalam proses marketing dan distribusi seperti mereka memantau shooting. seorang produser harus mempunyai selera seni yang baik. Untuk itu seorang produser harus mempunyai wawasan yang luas tentang film, baik teknis maupun non teknis. Produser bekerja sama dengan sutradara dan staff produksi dalam proses shooting dan selalu terlibat di dalamnya.

2 Job description Singkatnya, seorang produser dapat membawa sebuah konsep cerita ke dalam layar. Orang yang dapat melakukan segala kemungkinan. Produser terlibat dalam setiap pertunjukan dalam sebuah program televisi, film atau video, dari awal proyek sampai akhir, baik di studio ataupun di luar studio. Dia adalah team leader yang paling penting dan bergantung pada ukuran proyek dan didukung oleh production assistant, koordinator fasilitas dan unit manager. Aktifitas khusus meliputi: 1. Membuat rencana anggaran biaya produksi 2. Mengembangkan konsep cerita yang akan diproduksi 3. Mengatur masalah-masalah yang timbul pada saat waktu shooting 4. Supervisi progress proyek dari produksi dan pasca produksi 5. Mengelola seluruh sumber daya (SDM, keuangan dsb) dengan baik agar pelaksanaan pembuatan suatu paket produksi dapat berjalan sesuai target 6. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan proses pembuatan paket produksi, intern maupun ekstern 7. Melakukan negoisasi harga dengan pemain 8. Mengantarkan sebuah produksi sesuai dengan budget 3. Associate Produser: Associate Producer membantu produser dalam setiap aspek produksi. Mereka berurusan dengan penjadwalan produksi, mempekerjakan kru dan memesan semua peralatan untuk kebutuhan Shooting. Ia juga bertanggung jawab akan semua aspek pasca produksi, termasuk editing gambar, musik score, judul sesi, koreksi warna akhir, semua audio editing dan final mixing. 4. Production Manager: Orang ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengatur jadwal produksi, bertindak sebagai penghubung informasi antara Executive Produser dan bagian lapangan, Orang yang bertanggung jawab atas detail produksi dari awal sampai produksi itu selesai. 5. Production Accountant Bertanggung jawab untuk mencatat semua biaya dan transaksi keuangan yang terjadi dalam pembuatan sebuah Film / acara televisi. Bekerja sama dengan UPM dalam mempersiapkan anggaran dan memantau pengeluaran anggaran produksi. Membuat laporan laporan yang menjelaskan Pengeluaran finansial sehari-hari. 6. Production Assistant ( Unit Produksi ) Bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi dilapangan selama proses produksi. Unit produksi mempunyai peran sebagai kunci dalam menjalankan proses produksi secara baik, membantu produser dalam mengatur proses produksi agar sesuai dengan jadwal serta budget. Unit produksi menjalankan proses administrasi terhadap produser dan director dan masuk ke dalam semua proses produksi dari pra produksi hingga post produksi.

3 Job description Unit Production Manager/UPM: Unit Production Manager / UPM: UPM telah dipekerjakan oleh produser untuk mengkoordinasikan dan mengawasi administrasi, keuangan, dan rincian teknis produksi televisi. Individu ini membantu produsen dalam mempekerjakan para kru dan membuat semua kontak pertama untuk tanggal, lokasi, dan biaya. Selama produksi, ia menyetujui perubahan dalam penjadwalan dan anggaran, berfungsi sebagai perantara antara produsen / manajemen dan kru, dan mengawasi kegiatan seluruh awak. Unit Produksi selalu terlibat dalam sebuah program dengan cara mengamati langsung di lapangan sebagai koordinator lapangan dan memastikan semua apa yang terjadi di lapangan. 1. Mengkoordinir dan mengkomunikasikan persiapan produksi & fasilitas yang dibutuhkan 2. Melakukan pengurusan hak cipta serta pembayaran royalti 3. Mengkoordinir perencanaan meeting serta mencatat hasil meeting 4. Membantu produser menyusun rencana anggaran biaya 5. Membantu produser menyusun schedule produksi 6. Mendistribusikan naskah kepada pemain dan kru yang membutuhkan 7. Mencari dan menghubungi calon pemain 8. Mengkoordinir akomodasi dan transportasi (bila diperlukan) 9. Surat menyurat (izin, kerja sama dll) 7. Marketing Manger (Humas ) Individu yang bertanggung jawab kepada produser dan perusahaan produksi untuk mempublikasikan dan memasarkan film / acara televisi di berbagai media cetak, radio, televisi, dll 8. Casting Director: Orang yang menemukan talent melalui audisi, dan melakukan negosiasi untuk jasa aktor. Dia memecah skrip menjadi peran-peran sesuai dengan karakteristik dan usia.. Menyusun daftar calon pemain potensial, mengecek ketersediaan mereka, kontak agen, dan jadwal semua panggilan audisi dan panggung. Seseorang yang dipekerjakan oleh satu atau lebih talent agency atau serikat pekerja untuk mewakili keanggotaan mereka dalam berbegosiasi kontrak individual yang termasuk gaji, kondisi kerja, dan keuntungan khusus yang tidak termasuk dalam standard guilds atau kontrak serikat kerja. Orang ini diharapkan oleh para aktor/aktris untuk mencarikan mereka pekerjaan dan membangun karir mereka Apakah orang yang bertanggung jawab untuk membantu mendapatkan pekerjaan bakat kreatif. Bakat ini biasanya meliputi: aktor, penulis, sutradara & produser. Mereka juga melakukan negosiasi kontrak dan memelihara karier klien mereka. 9. Dialogue Director Orang dalam set yang bertanggung jawab membantu para aktor/aktris dalam mempelajari kalimat mereka selama pembuatan film. Mungkin juga membantu pengaturan dialog saat pengambilan gambar

4 10. Director Orang yang mengontrol tindakan dan dialog di depan kamera dan bertanggung jawab untuk merealisasikan apa yang dimaksud oleh naskah dan produser. Visi sutradara adalah membimbing kru-nya dalam mencari lokasi yang tepat, melakukan casting, mendesain set dan lighting serta terlibat dalam proses editing dan dubbing. Oleh karena itu, hal yang terpenting adalah kemampuan dalam memimpin. Yang meliputi kemampuan dalam bekerjasama dengan banyak orang, pemilihan artistik, mengetahui masalah teknis serta mempunyai kemampuan dalam menangani perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan. Sutradara diharapkan dapat bekerja keras di bawah tekanan. Tidak ada latar belakang yang jelas mengenai darimana seorang sutradara mendapatkan ilmunya, beberapa dari mereka memiliki pengalaman dalam bidang produksi, kamera ataupun editing. Tapi yang paling utama adalah mereka harus memiliki pengalaman dalam bidang industri ini. Aktifitas khusus meliputi: 1. Merepresentasikan naskah 2. Brainstorming ide dengan produser dan penulis naskah 3. Mem-breakdown naskah ke dalam syuting list 4. Melakukan casting calon pemain 5. Memimpin crew produksi di lapangan 6. Bertanggung jawab terhadap proses pengambilan gambar 7. Mengarahkan para pemain di lapangan 8. Men-supervisi di bagian editing 11. Assistant Director ( Astrada ) Seorang asisten sutradara film yang memperhatikan administrasi, hal yang penting sehingga departemen produksi selalumengetahui perkembangan terbaru proses pengambilan film. Ia bertanggung jawab akan kehadiran aktor/aktris pada saat dan tempat yang tepat, dan juga untuk melaksanakan instruksi sutradara. - Bertanggung jawab untuk menjaga ketertiban dan disiplin di setiap setting Produksi, Bertanggung Jawab terhadap jadwal produksi agar tetap bisa terlaksana sesuai dengan penjadwalan, - Bertangung jawab akan kehadiran kru dan Calling Pemain, dan mengawasi pemilihan dan manajemen ekstra.. - menyiapkan dan mendistribusikan dokumen harian, Calling pemain, laporan produksi, SAG kontrak, dll - Bertanggung jawab pada kehadiran para pemeran dan kru agar berada di tempat yang tepat pada saat yang tepat,

5 - menjaga jadwal untuk setiap hari shooting, 12. Teleplay Writer ( Penulis scenario ) Seorang penulis yang diberi garis besar sebuah episode dan diperlukan untuk mengubah garis menjadi sebuah naskah. Mereka juga menciptakan karakter, dialog, situasi dramatis, dan aspek menulis Film / Acara Televisi. Naskah adalah blue print sebuah film, tugas diantaranya: 1. Melakukan survey dan riset awal suatu cerita 2. Menulis sebuah naskah film yang akan diproduksi 3. Melakukan brain-storming naskah dengan produser dan sutradara 4. Melakukan revisi naskah sesuai dengan hasil brain-storming 13. Script Supervisor ( Pencatat Adegan & Kleper ) Bertanggungjawab untuk mencatat seluruh adegan dan pengambilan gambar yang diproduksi. termasuk semua informasi yang diperlukan seperti durasi, arah gerakan, pengarahan mimik wajah, penempatan aktor/aktris dan properti, serta gerakan fisik yang harus disesuaikan aktor/aktris dalam semua cakupan yang berurutan untuk kemungkinan pengambilan gambar ulang. Semua informasi ini dimasukkan dalam salinan naskah milik supervisi naskah dan digunakan oleh editor ketika tahap editing. Dalam salinan ini juga dimasukkan catatan dari sutradara untuk editor. Memelihara naskah syuting yang akurat dan merekam secara rinci semua informasi yang berkaitan dengan adegan, nomor take, penempatan kamera, property, set pakaian, make-up, dan rambut untuk memberikan kontinuitas selama pengambilan gambar dan untuk memudahkan pengeditan. Membaca dan mempelajari naskah film Mencatat semua perekaman gambar di lapangan baik melalui VTR maupun Docking kamera berdasarkan form yang sudah dibuat Form script berisi No, Kaset, Scene, Shoot, Take, Timecode, Keterangan Membuat pencatatan ulang agar mudah dibaca oleh editor Memberikan label pada master shooting, nomor kaset sesuai dengan pencatatan 14. PU ( Pembantu Umum ) Membantu mempersiapkan kebutuhan kru (menyiapkan makan, minum, dll) Membersihkan tempat shooting setelah selesai II. ART DEPARTMENT : Bagian artistik. bertanggung jawab terhadap perancang set film. Seringkali bertanggung jawab untuk keseluruhan desain produksi. Tugasnya biasanya dilaksanakan dengan kerjasama yang erat antara sutradara dan cameraman. Yang termasuk di dalam Art Departement adalah setting, make up, wardrobe, property.

6 Untuk setting di sini bertugas sebagai pengatur dan pembuat setting lokasi sesuai dengan apa yang di inginkan dalam cerita. Di sini setting di tekan untuk membuat setting lokasi sedetail mungkin. Make Up juga harus bisa membuat suatu karakter dari talent lebih hidup. Wardrobe di sini tugasnya mencari baju dan kostum yang akan di gunakan oleh pemain. Property di sini erat sekali kaitanya dengan setting. Karena untuk menciptakan setting yang detail di butuhkan properti-properti guna untuk mendukungnya. 1. Production Designer Bekerja sama dengan produser dan sutradara untuk menentukan bagaimana mereka melihat sebuah film, dengan pilihan warna, tekstur, dan bahan-bahan yang menentukan dan berkontribusi terhadap nada emosi / rasa / jiwa dari sebuah film. Designer Produksi mengawasi pencarian lokasi, desain set, mengawasi penyusun cetak biru, seting bangunan dan kostum. 2. Art Director Bertugas sebagai Pengarah artistik dari sebuah produksi. Orang ini bekerja dengan studio dan produser eksekutif untuk menciptakan sebuah film yang indah dilihat dari berbagai aspek. Seperti pencahayaan, setting dll 3. Set Designer Bertanggung jawab atas pelaksanaan gambar rinci dari set dan konstruksi bagian-bagian dalam setting yang akan dibangun. Dia dapat mendeskripsikan gambar dari Produksi Designer atau Art Director dan kemudian mengawasi pembangunan konstruksi settting 4. Construction Coordinator Setelah menerima rencana set dari Set Designer, orang ini bertanggung jawab untuk mengelola kru yang membangun set. Mereka juga mengatur anggaran dalam pembangun Set dan memantau semua biaya ditetapkan. 5. Set Decorator Bekerja sama dengan Perancang Produksi ( Production Designer ) untuk mencapai tampilan visual seindah mungkin.. Ia yang menentukan set akan dihiasi dengan furnitur, gorden, tekstur, atau yang lainnya. 6. Property Master Bertugas untuk memastikan bahwa properti ada ditempat yang seharusnya pada saat dibutuhkan untuk suatu produksi. Orang yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan anggaran property, untuk memilih property, positioning property, dan memelihara semua property. Propertys adalah barang-barang yang dibawa atau ditangani oleh Actors, termasuk makanan dan minuman, kantor atau perlengkapan rumah tangga, uang, senjata, alat, mainan, permainan, dan sebagainya. 7. Costume Designer ( Wardrobe ) Bertanggungjawab atas pemilihan kostum yang akan dipergunakan untuk produksi. Orang yang bertanggung jawab untuk meneliti dan merancang kostum dan yang menyertai aksesori untuk para aktor & aktris dan mengawasi pembuatan pemasangan, akuisisi, dan penyewaan wardrobe.

7 8. Key Costumer Orang yang merancang dan memastikan produksi kostum secara sementara maupun permanen untuk sebuah film. Individu yang bertanggung jawab kepada perancang kostum ( Costumer Designer ) untuk pemilihan, akuisisi, sewa, dan perawatan dari semua wardrobe. Orang ini juga mempersiapkan kostum breakdown dan selalu berkonsultasi dengan perancang kostum dan manajer produksi. 9. Key Make-Up Artist Bagian yang bertanggung jawab terhadap penampilan aktor/aktris agar sesuai dengan kebutuhan skenario pada saat syuting. Individu yang bertanggung jawab dengan aplikasi makeup pada aktor, aktris, dan figuran. Make-up Artis juga bertanggung jawab untuk menyiapkan jadwal makeup dan untuk mengawasi dan berkoordinasi dengan anggota lain dari departemen makeup, termasuk asisten, body make up artis, efek khusus makeup dan penata rambut. 10. Key Hair Stylist Menata gaya rambut yang diperlukan sesuai dengan cerita, pemotongan, warna, dan mencuci rambut dan wig dari semua aktor dan aktris. Spesialis penata rambut untuk film. Seorang hairdresser mungkin bekerja dengan penata rambut laki-laki maupun perempuan. Bertanggungjawab atas kebutuhan rambut asli maupun wig untuk para aktor dan aktris. 11. Art & Property Membaca dan mempelajari naskah film Membreakdown naskah berdasarkan kebutuhan art dan property pada setiap scene Menyiapkan property pada saat shooting 12. Green Departement Bertanggungjawab untuk menyediakan pepohonan, semak, bunga, rumput, dan benda-benda hidup lainnya baik yang asli maupun buatan. 13. Composer / Music Scoring : Menata / mengaransemen musik scoring untuk meningkatkan rasa / jiwa / nada emosi dari sebuah Film. Bertanggungjawab dalam pengaturan atau menyediakan musik yang akan digunakan dalam film. 1. Director Of Photography ( DOP ) III. CINEMATOGRAPHY DEPARTMENT : Orang yang melaksanakan aspek teknis dari pencahayaan dan fotografi adegan. Sinematografer yang kreatif juga akan membantu sutradara dalam memilih sudut, penyusunan, dan rasa dari pencahayaan dan kamera. Bertanggung jawab terhadap pergerakan dan penempatan kamera dan juga pencahayaan dalam suatu adegan. Kecuali dalam unit produksi yang kecil, Penata Fotografi tidak melakukan pengoperasian kamera selama syuting yang sesungguhnya.

8 Bekerja sama dengan Sutradara dalam menerjemahkan naskah ke dalam gambar bergerak. Mereka mengatur pencahayaan, membingkai dan nwbganbil gambar dan selalu menjalin konsultasi yang erat dengan tiga awak pendukung kunci yaitu : Camera operator, Gaffer, dan Key Grip.. dia juga bertanggung jawab atas semua produksi fotografi. DOP harus selalu berdampingan dengan sutradara. Karena seorang DOP harus bisa memutuskan angel-angel, lighting, dan lainya selama produksi. Jadi bisa di bilang DOP juga harus mengerti apa yang di mau oleh sutradara. Di dalam DOP departement terdapat anggota-anggota. Diantaranya adalah : Cameraman, Lighting man, Sound man. 2. Cameraman Bertanggung jawab untuk memperoleh dan merawat semua peralatan kamera yang dibutuhkan untuk sebuah produksi Film. Juga bertanggung jawab untuk penanganan film, pengisian film, dan berhubungan dengan laboratorium pemrosesan. Cameraman dapat mengoperasionalkan kamera dalam setiap kondisi, menghasilkan sebuah gambar sesuai dengan permintaan Sutradra dengan menggabungkan antara skill yang dimiliki dengan teknologi. Seorang Cameraman, dibawah komando seorang DOP (Director of Photography) harus dapat mengasilkan shot terbaiknya. Membaca dan mempelajari naskah film Melakukan persiapan dan setting peralatan kamera, termasuk di dalamnya adalah tripod, monitor, lampu, kabel, headphone Memberikan masukan kepada DOP untuk menghasilkan shot terbaik dalam tiap scene Mempelajari naskah Menemukan solusi teknis bila menemui masalah di lapangan Selalu kreatif dan perhatian terhadap visual yang dihasilkan dari angle-angle shot Selalu siap melakukan inovasi dan melakukan ekperimen dengan berbagai macam ide Menghubungkan camera dengan berbagai fungsi dan peralatan lainnya Melakukan intruksi dari sutradra maupun DOP Berkoordinasi terus dengan kameraman lain termasuk dengan soundman dan lightingman serta aktor Selalu menjaga hubungan baik dengan asisten kamerawan Bekerja cepat, karena waktu sangat berharga pada saat produksi berjalan Selalu bertanggung jawab dalam situasi apapun yang berhubungan dengan hasil gambar Merencanakan pekerjaan dengan ketelitian. Ketika dalam sebuah scene ada adegan ledakan, maka hanya perencanaan yang matang dan ketelitian yang dapat menghantarkan adegan tersebut dapat menghasilkan gambar yang baik, mengingat adegan seperti ini sangat mahal Selalu mengikuti perkembangan teknis kamera dan peralatan lainnya 3. Camera Operator Mengoperasikan kamera dan bertanggung jawab kepada DOP untuk komposisi, fokus, gerakan kamera, dan apa yang ada dalam domain fotografi. 4. Gaffer: Bagian kelistrikan yang bertanggung jawab pada Director of Photography ( DOP ) dan

9 bertanggung jawab pada penyedian listrik untuk pencahayaan set, berbagai bentuk dan ukuran lampu yang digunakan dalam pencahayaan. Bekerja erat dengan DOP dan Key Grip dalam seleksi, penempatan, dan keseimbangan tingkat pencahayaan pada set atau lokasi. 5. Lightingman Membaca dan mempelajari naskah film Kepal Bagian Pencahayaan ( Chief Lighting ) mengikuti pra produksi agar mengetahui konsep setiap scene dan look secara keseluruhan film Melakukan perhitungan kebutuhan lampu untuk setiap produksi Mengatur setting lampu sesuai dengan permintaan sutradara di lapangan Berusaha untuk mengatasi masalah pencahayaan di lapangan dengan berbagai cara untuk menghasilkan tata cahaya yang diinginkan Melihat kebutuhan listrik dan mencari titik listrik pada setiap setting Jika harus menggunakan genset, maka order kebutuhan daya setting untuk kebutuhan lampu 6. Key Grip Orang yang memimpin para pekerja grip. Bertanggung jawab kepada DOP dan bertugas untuk menyediakan dan menempatkan semua peralatan untuk memfasilitasi pergerakan kamera,. Sebagai kepala dari kru, Key Grip mengawasi pengangkutan peralatan, tali-temali, menempatkan, operasi, pergerakan, mengangkat, membawa semua peralatan dan aksesoris, serta kadang-kadang membantu departemen lain dalam menangani dan memindahkan peralatan mereka. 7. Best Boy Grip: Asisten Gaffer atau asisten Key Grip. menangani peralatan, membawa tenaga kerja tambahan, pemesanan alat, persediaan alat, dll 8. Dolly Grip Dolly adalah sebuah tempat di mana kamera ditempatkan. Memiliki lengan hidrolik yang dapat menurunkan dan menaikkan camera, serta memiliki roda. Dolly grip adalah orang yang bertangung jawab dalam pengoperasian Dolly Sound Mixer Bertanggung jawab kepada Sutradara dan bertugas untuk merekam suara selama produksi. Dia mengoperasikan mixing console, mencatat hal-hal yang diperlukan dalam proses pengeditan. Membaca dan mempelajari naskah film Mempersiapkan jenis microphone Melakukan perekaman pada saat shooting Memantau kualitas sound pada saat shooting

10 10. Boom Operator Seorang yang mengoperasikan mikrofon boom. Orang yang bertanggung jawab memelihara mikrofon boom. 11. Still man, Photographer Bertanggungjawab atas publisitas dan pembuatan foto set serta lokasi. Hasil karyanya Dapat juga digunakan pada Design Cover 12. VTR Man Orang yang mengoperasikan VTR (Video tape Recorder) selama proses pembuatan Film / acara televisi IV. EDITORIAL DEPARTMEN : Divisi dimana semua potongan film yang telah dihasilkan digabungkan sehingga membentuk urutan yang koheren, kadang dengan bantuan asisten sutradara, sutradara atau produser. 1. Editor Sebutan bagi seseorang yang berprofesi sebagai ahli pemotongan gambar video dan audio Orang yang memilih dan merakit rekaman untuk menjadi sebuah cerita yang sesuai dengan visi sutradara.. Editor bekerja erat dengan sutradara dalam melihat skenario untuk menentukan apa yang diperlukan paling baik digunakan untuk bercerita. 2. Assistant Editor Orang yang menangani semua rincian breakdown script di ruang editing sehingga editor bebas untuk membuat keputusan kreatif.. Ini termasuk juga proses digitalisasi rekaman ke dalam sistem pengeditan, memastikan bahwa setiap hasil pengambilan gambar telah di capture, berurusan dengan laboratorium, dan penanganan semua masalah teknis yang mungkin terjadi dengan sistem penyuntingan. V. CONSUMPTION DEPARTMEN : Konsumsi di sini juga berperan penting dalam proses produksi. Sudah jelas bahwa konsumsi tugasnya menyediakan konsumsi buat para crew dan pemain. VI. TRANSPORTATION DEPARTMEN : Bertanggungjawab terhadap semua kendaraan yang digunakan oleh kru dan pemain selama syuting berlangsung. Dalam hal ini termasuk antar dan jemput kru atau pemain. Sumber :

11

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum Di sebuah stasiun televisi, Department Production and Facilities adalah pusat segala produksi acara televisi di dalam lingkungan internal televisi,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

PT. NUSANTARA MEDIA MANDIRI JOBDESK PRODUCTION FACILITIES DEPARTEMENT NO. PSM/JKO-HRD/04 DISAHKAN. Pada tanggal Randy Monthonaro Tampubolon

PT. NUSANTARA MEDIA MANDIRI JOBDESK PRODUCTION FACILITIES DEPARTEMENT NO. PSM/JKO-HRD/04 DISAHKAN. Pada tanggal Randy Monthonaro Tampubolon PT. NUSANTARA MEDIA MANDIRI JOBDESK PRODUCTION FACILITIES DERTEMENT NO. PSM/JKO-HRD/04 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal... 2015 Randy Monthonaro Tampubolon DIREKTUR UTAMA 1 PT NUSANTARA

Lebih terperinci

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3.

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Pasca Produksi (penyuntingan program) 1. Menemukan Ide/gagasan

Lebih terperinci

Beberapa jabatan dalam bidang film antara lain:

Beberapa jabatan dalam bidang film antara lain: Beberapa jabatan dalam bidang film antara lain: 1. Produser Eksekutif, merupakan seorang investor yang membiayai proyek film atau video yang diberikan kepada filmmaker (pembuat film) atau videoklipmaker.

Lebih terperinci

Modul ke: Divisi Produksi. Fakultas FIKOM. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting.

Modul ke: Divisi Produksi. Fakultas FIKOM. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting. Modul ke: Divisi Produksi Fakultas FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Departemen Operasional Produksi Stasiun televisi sekaligus menjadi provider content merupakan

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK BROADCASTING KOMPETENSI KEAHLIAN :

Lebih terperinci

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi MODUL PERKULIAHAN TV PROGRAMMING PRODUKSI PROGRAM TELEVISI Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting TatapMuka 03 Kode MK A31415EL DisusunOleh Gunanto Abstract Kompetensi Pembahasan Suatu program

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi. menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi.

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi. menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi. 144 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kajian dari Ilmu Komunikasi Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi. Yaitu: (1) komunikator dalam program

Lebih terperinci

JUDUL UNIT : Merancang dan Membuat Rencana Kerja Kamera

JUDUL UNIT : Merancang dan Membuat Rencana Kerja Kamera KODE UNIT : TIK.MM02.006.01 JUDUL UNIT : Merancang dan Membuat Rencana Kerja Kamera DESKRIPSI UNIT : Unit ini mendeskripsikan pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan untuk menginterpretasikan uraian

Lebih terperinci

Di sebuah produksi program acara terdapat kerabat kerja artistik produksi yang m engepalai para tukang yang bekerja dalam produksi set, yaitu...

Di sebuah produksi program acara terdapat kerabat kerja artistik produksi yang m engepalai para tukang yang bekerja dalam produksi set, yaitu... Seorang sutradara merupakan pemimpin sekaligus eksekutor dalam sebuah produksi pr ogram acara. Dibawah ini yang bukan merupakan tugas seorang sutradara adalah... A. Menginterpretasikan naskah ke dalam

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA A. Deskripsi Kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) Selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media, penulis didampingi oleh Ine Yudhawati selaku PA (production assistant)

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

Operasional Stasiun Penyiaran

Operasional Stasiun Penyiaran MODUL PERKULIAHAN Operasional Stasiun Penyiaran Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Disini diisi Fakultas Program

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Pictures Indonesia Yogyakarta yang pelaksanaannya pada: Tanggal : 01 Agustus 2016 sampai 02 September 2016

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Pictures Indonesia Yogyakarta yang pelaksanaannya pada: Tanggal : 01 Agustus 2016 sampai 02 September 2016 BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Metode Pelaksanaan Pelaksanaan Kerja Praktik berlangsung selama 30 (tiga puluh) hari. Dalam kurun waktu 1 (satu) bulan, program Kerja Praktik yang dilaksanakan pada Lookout

Lebih terperinci

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep Awal mula tim terbentuk, produser memiliki ide untuk membuat sebuah program kreativitas untuk menjalin hubungan erat antara ibu dan anak, dengan judul

Lebih terperinci

Produksi Iklan Audio _ Visual

Produksi Iklan Audio _ Visual Modul ke: Produksi Iklan Audio _ Visual Membuat Storyline Perancangan Produksi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Dudi Hartono, S. Komp, M. Ikom Program Studi MARCOMM & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id STORYLINE

Lebih terperinci

Sine n m e a m t a o t g o r g a r f a e f r e r Berpikir produksi

Sine n m e a m t a o t g o r g a r f a e f r e r Berpikir produksi Sinematografer Berpikir produksi Analisis Naratif Membaca skenario (final draft) dengan seksama Tangkap rasa apa yang ingin disampaikan oleh cerita (MOOD) Kira kira LOOK apa yang ingin dicapai Analisis

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

PROSES Sebagai rumah produksi layanan penuh, kami menyediakan semua dukungan produksi, dari hulu hingga hilir.

PROSES Sebagai rumah produksi layanan penuh, kami menyediakan semua dukungan produksi, dari hulu hingga hilir. PROSES Sebagai rumah produksi layanan penuh, kami menyediakan semua dukungan produksi, dari hulu hingga hilir. MODERN DAY PRODUCTION COMPANY & CONTENT STUDIO Riset Goal Penonton Ide Setelah mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR UMUM PERUSAHAAN

BAB III PROSEDUR UMUM PERUSAHAAN BAB III PROSEDUR UMUM PERUSAHAAN 3.1. Proses Pelaksanaan Umum Dalam operasional perusahaan setiap bagian divisi pekerjaan haruslah saling mendukung. Dalam perusahaan ini pembagian divisi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses produksi pengambilan gambar

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses produksi pengambilan gambar BAB V IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses produksi pengambilan gambar program acara Morning Tea, seperti yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini proses produksi pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Setelah melakukan persiapan dalam proses pra produksi, dimulainya tahap observasi tempat yang sesuai dengan tema lalu memilih lokasi pengambilan gambar. Setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

TATA ARTISTIK RISTIA KADIASTI

TATA ARTISTIK RISTIA KADIASTI TATA ARTISTIK RISTIA KADIASTI 085643055940 Tata artistik: seni dekorasi panggung Dengan mengedepankan konsep Estetika. Tata Artistik merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari tata kelola panggung,

Lebih terperinci

Kompetensi manajemen kamera departemen. Menangkap visual imaji untuk bioskop dan televisi

Kompetensi manajemen kamera departemen. Menangkap visual imaji untuk bioskop dan televisi Kompetensi manajemen kamera departemen Menangkap visual imaji untuk bioskop dan televisi Kamerawan Ahli fotografi dan bahasa Visual Pengetahuan Seni dan Teknologi Imaji Bergerak Fotografi meliputi pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat menjadikannya sebagai sarana hiburan utama. Hampir di setiap rumah memiliki televisi

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO TEKNIK EDITING EDITING Menggabungkan beberapa hasil pengambilan gambar dan suara dengan urutan urutan yang benar sesuai dengan naskah / script, dan juga menurut panjang dan irama tertentu yang tepat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kenyataan yang dipercaya benar adanya, meski mungkin hanya ilusi

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kenyataan yang dipercaya benar adanya, meski mungkin hanya ilusi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film merupakan suatu karya seni yang menggambarkan realita kehidupan secara nyata dengan dimensi waktu dan ruang yang tak terbatas. Film dapat membuat sebuah kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tata Artistik Televisi adalah bagian dari krutelevisi, di beberapa stasiun televisi, Tata Artistik masuk kedalam Departemen Artistik atau Art Department. Di dalam departemen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang 3.1 Metode Penelitian BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan BAB III TINJAUAN PUSTAKA Dalam Bab III, Tinjauan Pustaka, penulis akan menerangkan tentang penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan dengan Pengerjaan Iklan Layanan

Lebih terperinci

BAB III. GAMBARAN UMUM RUMAH PRODUKSI dan PERLAKUAN PPN ATAS PENYERAHAN PRODUK RUMAH PRODUKSI

BAB III. GAMBARAN UMUM RUMAH PRODUKSI dan PERLAKUAN PPN ATAS PENYERAHAN PRODUK RUMAH PRODUKSI BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH PRODUKSI dan PERLAKUAN PPN ATAS PENYERAHAN PRODUK RUMAH PRODUKSI A. Gambaran Umum Usaha Rumah Produksi 1. Perkembangan Usaha Kemunculan usaha rumah produksi atau biasa disebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI (AWAL) PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI (AWAL) PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU Mata Kuliah Jenjang : Broadcasing : SMK/MA KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI (AWAL) PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU A. KOMPETENSI PROFESIONAL Kompetensi Inti Guru 1) Menguasai teknik dasar elektronika

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. kualitatif dengan melakukan penyajian data dan analisis data, penulis

BAB IV PENUTUP. kualitatif dengan melakukan penyajian data dan analisis data, penulis BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis melakukan penelitian menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan melakukan penyajian data dan analisis data, penulis menemukan beberapa hal yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perfilman di Indonesia akhir-akhir ini berkembang sangat pesat seiring dengan majunya era globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia memiliki orang-orang kreatif

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab IV ini akan dijelaskan mengenai proses produksi hingga pasca

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab IV ini akan dijelaskan mengenai proses produksi hingga pasca BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab IV ini akan dijelaskan mengenai proses produksi hingga pasca produksi. Seperti yang telah terencana pada pra produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Di bagian pra

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Langkah langkah metodologi dan perancangan karya yang digunakan dalam Kerja praktik ini adalah : 3.1 Metode Penelitian. Metodologi penelitian merupakan sekumpulan

Lebih terperinci

BAB II PROFILE PERUSAHAAN

BAB II PROFILE PERUSAHAAN BAB II PROFILE PERUSAHAAN 2.1 Sejarah BCTV (Bussiness Channel Television) adalah salah satu televisi lokal di Surabaya, Indonesia. Memulai siarannya pada tanggal 7 Juli 2009 mulai pukul 08.00 24.00 WIB

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : A24.18407 / Produksi Program TV-1 Revisi ke : 2 Satuan Kredit Semester : 3 SKS Tgl revisi : 9 Maret 2013 Jml Jam kuliah dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya. ABSTRAK Televisi memiliki potensi yang besar sebagai sarana untuk menyampaikan isu-isu sejarah yang cenderung membosankan melalui penyajian tayangan news feature, yang bertujuan menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi dinamika teknologi dan industri multimedia kini telah berkembang pesat. Industri multimedia seperti desain brand, pembuatan video, dan pembuatan game berjalan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini. 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK 4.1 Peranan Praktikan Dalam pelaksanaan kerja praktek ini penulis di percaya untuk menempati posisi sebagai Cameraman di bulan pertama dan kedua yaitu pada Production Support

Lebih terperinci

Marketing Communication Management

Marketing Communication Management Modul ke: Marketing Communication Management Ruang Lingkup Marcomm/Advertising Agency Fakultas FIKOM Mujiono Weto, S.Ikom. Program Studi Advertising & Marketing Communication www.mercubuana.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

Lokasi Produksi FTV Benjang

Lokasi Produksi FTV Benjang Lokasi Produksi FTV Benjang 108 BENJANG 109 TRANSKIP WAWANCARA KEY INFORMAN Key Informan Job Deskription : Wibowo Mukti : Produser Tanggal : 27 April 2016 Waktu Durasi : 10.00 WIB : 20 Menit 1. Penulis

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum Proses hubungan kerja antar divisi PT. Cakrawala Andalas Televisi. Manajemen PT. Cakrawala Andalas Televisi (ANTV), melibatkan tujuh bidang atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilan dan persalinan. Masa kehamilan dan persalinan dideskripsikan oleh Bronislaw Malinowski menjadi fokus

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. penelitian ini adalah bagaimana proses produksi iklan di radio mandiri yang dimulai dari

BAB III PENYAJIAN DATA. penelitian ini adalah bagaimana proses produksi iklan di radio mandiri yang dimulai dari BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab ini peneliti menyajikan data yang diperoleh dari hasil wawancara proses produksi iklan di radio mandiri 98,3 FM Pekanbaru. Adapun yang menjadi kajian dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing ADA DUA MACAM EDITING LINEAR EDITING Proses pasca produksi yang masih menggunakan banyak peralatan editing profesional, player, recorder, monitor, ECU ( editing

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Offline Editing 1

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Offline Editing 1 BAB 5 EVALUASI 5.1 Pasca Produksi Setelah melalui tahapan pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahapan ini hasil shooting dan kumpulan hasil stock shoot dipilih dan

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. Budaya Lokal Betawi. Ondel-ondel. Bentuk Ondel-ondel. Data. Video, Artikel, Buku dan lain-lain. Macam-macam aplikasi ondel-ondel

II. METODOLOGI. Budaya Lokal Betawi. Ondel-ondel. Bentuk Ondel-ondel. Data. Video, Artikel, Buku dan lain-lain. Macam-macam aplikasi ondel-ondel II. METODOLOGI A. Kerangka Berpikir Studi Budaya Lokal Betawi Ondel-ondel Sejarah Ondel-ondel Bentuk Ondel-ondel Ornamen pada ondel-ondel dan pakaiannya. Data Ondel-ondel Boneka besar Topeng Rambut (kembang

Lebih terperinci

PsychoFilm Information

PsychoFilm Information PsychoFilm Information PSYCHOLOGY UIN MALANG GOES TO OLIMPIADE 2017 PSYCHOFILM A. Koordinator Official Team : Husnul Khatimah B. Member of Official Team : Faisholli Khoniansah Devia Astika Alvy Arimatul

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses, produksi dan pasca produksi dalam pembuatan film AGUS. Berikut ini adalah penjelasan proses pembuatan film yang berjudul AGUS, sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI. Gambar 5.1 Final Cut Pro

BAB V EVALUASI. Gambar 5.1 Final Cut Pro 64 BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melewati proses pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahap ini shooting dan stock shoot diseleksi dan di pisahkan sesuai

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

Editing Video Menggunakan Adobe Premiere Pro

Editing Video Menggunakan Adobe Premiere Pro Editing Video Menggunakan Adobe Premiere Pro Winastwan Gora S. redaksi@belajarsendiri.com BAB I. SEKILAS TENTANG PROSES PRODUKSI VIDEO Lisensi Dokumen : Hak Cipta 2006 BelajarSendiri.Com Seluruh dokumen

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini penjelaskan proses produksi dalam film yang berjudul Kesenian Reog Bulkio, sebagai berikut: 4.1 Produksi

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA. untuk menjalani magang di salah satu stasiun televisi nasional yaitu PT Indosiar

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA. untuk menjalani magang di salah satu stasiun televisi nasional yaitu PT Indosiar BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA A. Kegiatan Kuliah Kerja Media Pada pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM) penulis mendapat kesempatan untuk menjalani magang di salah satu stasiun televisi nasional

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan lebih rinci tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan tentang pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan Film Pendek Tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya. 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya. 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya NO Judul Program Isi Program 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis *Dipresenteri oleh satu presenter laki laki yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERSETUJUAN SIDANG... ii. HALAMAN PENGESAHAN SIDANG.. iii

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERSETUJUAN SIDANG... ii. HALAMAN PENGESAHAN SIDANG.. iii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.. HALAMAN JUDUL..... i HALAMAN PERSETUJUAN SIDANG... ii HALAMAN PENGESAHAN SIDANG.. iii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS MATERI.. iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH.....

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Dalam tahap pasca produksi ini dilakukan tahap editing dan mixing. Hasil shooting yang sebelumnya dilakukan selama 3 hari, disortir dan dibuat list yang setelah itu

Lebih terperinci

JUDUL UNIT : Merancang Dan Membuat Animasi

JUDUL UNIT : Merancang Dan Membuat Animasi KODE UNIT : TIK.MM02.046.01 JUDUL UNIT : DESKRIPSI UNIT : Unit ini mendeskripsikan ketrampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengintepretasikan karya kreatif secara singkat dan mengimplementasikan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 41 BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Dalam Bab IV ini akan dibahas mengenai deskripsi pekerjaan selama melakukan Kerja Praktik di Bios TV Surabaya. Pada pelaksaan Kerja praktik ini dilaksanakan secara sistematis

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person BAB 5 EVALUASI 5.1 Camera Person Sebuah program acara, seorang camera person sangat berperan penting dan bertanggung jawab atas semua aspek saat pengambilan gambar. Seperti pergerakan kamera, ukuran gambar,

Lebih terperinci

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide Dan Pengembangan Konsep

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide Dan Pengembangan Konsep BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide Dan Pengembangan Konsep Program yang akan dibuat oleh produser, pertama kali berasal dari Kharis Gustriviandi karena kegemarannya terhadap alat musik dan terinspirasi dari tutorialtutorial

Lebih terperinci

mari membuat video cara praktis membuat video dan foto

mari membuat video cara praktis membuat video dan foto mari membuat video cara praktis membuat video dan foto Edisi Pertama, versi Bahasa Indonesia 2010 Gede Sugiarta dan Yayasan IDEP Yayasan IDEP PO BOX 160 Ubud M e d i a U n i t @ i d e p f o u n d a t i

Lebih terperinci

BAB III STASIUN TELEVISI

BAB III STASIUN TELEVISI BAB III STASIUN TELEVISI 3.1 Stasiun Televisi Stasiun televisi adalah stasiun penyiaran yang menyebarkan siarannya dalam bentuk audio dan video secara bersama-sama ke televisi penerima. Stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya

Lebih terperinci

1. Creative Manager 2. Marketing 3. Photographer & Videographer 4. Graphic Design 5. Video Editor

1. Creative Manager 2. Marketing 3. Photographer & Videographer 4. Graphic Design 5. Video Editor Yogyakarta, 18 Maret 2017 JNR Creative, Home industri yang berfokus pada jasa pembuatan Buku Tahunan sebagai pelaksana kegiatan yang terkait dengan jasa desain, fotografi, dan jasa percetakan bagi kalangan

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Editing imovie

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Editing imovie BAB 5 EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah selesai tahapan pra produksi dan tahapan produksi maka tahapan selanjutnya adalah pasca produksi. Dimana dalam tahapan pasca produksi ini adalah sebuah tahapan

Lebih terperinci

BAB II PROFILE PERUSAHAAN. Timur. Atau J berarti Jawa Pos. Karena nama perusahaan ini adalah PT. Jawa

BAB II PROFILE PERUSAHAAN. Timur. Atau J berarti Jawa Pos. Karena nama perusahaan ini adalah PT. Jawa BAB II PROFILE PERUSAHAAN 2.1 Sejarah JTV! Begitu saja disebut. Terserah mau apa diartikan apa. J bisa diartikan dari Jawa Timur. Karena televisi ini didedikasikan dari dan untuk Jawa Timur. Atau J berarti

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti ingin menunjukan karya dari Daniel Alamsjah kepada masyarakat bahwa Bukit Rhema

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. berada di dalam tim program Rupa Indonesia. Keempat orang ini berperan penting

BAB III PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. berada di dalam tim program Rupa Indonesia. Keempat orang ini berperan penting BAB III PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Profile Informan Dalam melakukan penelitian, peneliti mewawancarai empat informan yang berada di dalam tim program Rupa Indonesia. Keempat orang ini berperan penting

Lebih terperinci

BAB II Produksi Film dan Studio Film

BAB II Produksi Film dan Studio Film BAB II Produksi Film dan Studio Film 2.1. Produksi Film 2.1.1. Tinjauan Produksi Film Kegiatan produksi film dan produk audio visual lainnya secara umum terdiri atas lima proses, seperti yang telah dijabarkan

Lebih terperinci

Merancang produk menetapkan produk sesuai keinginan/rencana yg ditetapkan.

Merancang produk menetapkan produk sesuai keinginan/rencana yg ditetapkan. Manajemen Produksi Manajemen Produksi adalah semua aktifitas/proses untuk mewujudkan suatu produk sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Proses manajemen ini berlaku POAC (Planning, Organizing, Actuating,

Lebih terperinci

JUDUL UNIT : Membaca dan Menafsirkan Naskah

JUDUL UNIT : Membaca dan Menafsirkan Naskah KODE UNIT : TIK.MM02.004.01 JUDUL UNIT : Membaca dan Menafsirkan Naskah DESKRIPSI UNIT : Unit ini menjelaskan keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk membaca naskah, identifikasi elemen dasar yang

Lebih terperinci

Program Dokumenter Drama. Modul ke: 12FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

Program Dokumenter Drama. Modul ke: 12FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Modul ke: Program Dokumenter Drama Fakultas 12FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Program Dokumenter Drama Dokumentasi drama (drama dokumenter), yakni suatu film atau drama televisi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Dalam Bab IV ini akan dibahas mengenai deskripsi pekerjaan selama melakukan kerja praktik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya. Pada

Lebih terperinci

Produksi dan Editing Teknik Green Screen. Film Pendek Dance. Untuk memenuhi tugas Penyuntingan Digital II

Produksi dan Editing Teknik Green Screen. Film Pendek Dance. Untuk memenuhi tugas Penyuntingan Digital II Produksi dan Editing Teknik Green Screen Film Pendek Dance Untuk memenuhi tugas Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu Mata Kuliah : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Oleh : Windy Junita (13 148 132) Azka Nabila

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi hingga proses pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan

Lebih terperinci

PRODUKSI MEDIA PEMBELAJARAN

PRODUKSI MEDIA PEMBELAJARAN PRODUKSI MEDIA PEMBELAJARAN PUNAJI SETYOSARI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti kegiatan, Anda diharapkan akan: 1. dapat menyusun rancangan

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Evaluasi Camera Person Evaluasi Audio

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Evaluasi Camera Person Evaluasi Audio BAB 5 EVALUASI 5.1 Evaluasi Camera Person 5.1.1 Evaluasi Audio Audio yang sudah diambil pada saat syuting hingga akhir, ada sebagian audio yang bocor dan noise. Oleh karena itu camera person melaporkan

Lebih terperinci

Kecepatan kamera dalam menangkap gambar yaitu terdapat pada... A. speed B. lensa C. view finder D. light meter E. aparture ANSWER: A

Kecepatan kamera dalam menangkap gambar yaitu terdapat pada... A. speed B. lensa C. view finder D. light meter E. aparture ANSWER: A Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengambilan gambar, kecuali... A. Teknik memegang kamera video B. Zoom C. keseimbangan putih, fokus, eksposure D. peraturan 5 detik E. editing Tujuan dari peraturan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 24 BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Pada bab 3 ini, menjelaskan tentang metode yang digunakan dan proses perancangan karya dalam proses pengolahan editing berita (pasca produksi) di LPP TVRI D.I.

Lebih terperinci

Produksi Media PR Audio-Visual

Produksi Media PR Audio-Visual Modul ke: Produksi Media PR Audio-Visual Kamera ENG EFP - Studio Fakultas FIKOM Eppstian Syah As ari Program Studi Broadcasting http://www.mercubuana.ac.id KAMERA ENG KAMERA EFP KAMERA STUDIO ENG (ELECTRONIC

Lebih terperinci

ACCOUNT MANAGEMENT Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran

ACCOUNT MANAGEMENT Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Modul ke: ACCOUNT MANAGEMENT Proses Produksi Iklan pada Media Tradisional dan Media Baru SUHENDRA, S.E., M.Ikom Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

www.sitimustiani.com Dari mana datangnya film? www.sitimustiani.com Darimana datangnya Film? Ya, tentu saja dari tangan-tangan kreatif yang bekerja sepenuh hati menghasilkan gabungan gambar bergerak dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Penulis: Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab penata kamera dalam

LAMPIRAN. Penulis: Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab penata kamera dalam LAMPIRAN Hasil Wawancara Penulis: Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab penata kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan program The Voice Indonesia dilihat dari segi berkualitas? Mohd. Fikri S.Sn

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR ASISTENSI LEMBAR ASITENSI KHUSUS KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR ASISTENSI LEMBAR ASITENSI KHUSUS KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR ASISTENSI LEMBAR ASITENSI KHUSUS KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menyebarkan sebuah motivasi, ide gagasan dan juga penawaran sebuah sudut pandang dibutuhkan sebuah media yang cukup efektif. Menurut Javandalasta (2011:1), dijelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Dalam halaman ini, membahas tentang langkah-langkah metodologi dan perancangan karya yang digunakan dalam menyelesaikan karya. 3.1 Metodologi Metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

: Teknik Produksi dan Penyiaran Program Pertelevisian

: Teknik Produksi dan Penyiaran Program Pertelevisian Mapel/Kompetensi Keahlian Jenjang : Teknik Produksi dan Penyiaran Program Peran : SMK Kompetensi Paedagogik 1. Menganalisis teori belajar dan prinsip-prinsip, serta karakteristik peserta didik. 2. Merencanakan

Lebih terperinci

Membuat film Pendek 1. Membuat Film Pendek Diki Umbara

Membuat film Pendek 1. Membuat Film Pendek Diki Umbara Membuat Film Pendek Diki Umbara Membuat film, terutama film pendek, saat ini sangat mudah tepatnya dimudahkan. Salah satunya adalah karena kecanggihan teknologi yang sudah mendukung para pembuat film,

Lebih terperinci