A.3. Apakah terdapat peternakan yang sejenis disekitar IKH? Ada Tidak ada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "A.3. Apakah terdapat peternakan yang sejenis disekitar IKH? Ada Tidak ada"

Transkripsi

1 61 Lampiran 1 Kuesioner untuk penilaian IKH A. LOKASI IKH A.1. Berapa jarak IKH dari pelabuhan pemasukan? <50 km km >100 km A.2. Berapa jarak lalu lintas umum dengan IKH? <100 m m >500 m A.3. Apakah terdapat peternakan yang sejenis disekitar IKH? Ada ada A.4. Berapa jarak IKH dengan peternakan sejenis? <500 m m >1000 m A.5. Berapa jarak IKH dengan pemukiman penduduk? <500 m m >1000 km A.6. Berapa tinggi pagar keliling yang terdapat di IKH? 1 meter 1 2 meter > 2 meter B. KANDANG IKH B.1. Berapa kapasitas kandang pengamatan IKH? <100 ekor ekor ekor >1000 ekor

2 62 B.2. Terbuat dari apakah lantai kandang pengamatan tersebut? Semen Kayu Tanah Keramik Lain-lain, sebutkan.. B.3. Terbuat dari apakah atap kandang pengamatan tersebut? Asbes Seng Genteng Lain-lain, sebutkan. B.4. Apakah ada saluran pembuangan limbah? Ada ada, sebutkan alasannya.. B.5. Dimanakah tempat pembuangan akhir limbah? Sungai Parit Bendungan/tempat penampungan limbah Lain-lain, sebutkan.. B.6. Apakah terdapat pengolahan limbah pada IKH tersebut? Ada ada B.7. Bagaimana pengolahan limbah yang dilakukan di IKH tersebut? Dilakukan fermentasi Dikeringkan Dipanaskan Lain-lain, sebutkan B.8. Apakah IKH dilengkapi dengan kandang isolasi khusus? B.9. Berapa jarak kandang isolasi dari kandang pengamatan? <25 m m >30 m

3 63 B.10. Apakah IKH dilengkapi dengan generator set untuk cadangan listrik? B.11. Dari manakah sumber air yang digunakan untuk keperluan IKH (minum ternak,membersihkan kandang, dll)? Sungai/Kali Sumur Ledeng/PDAM Lain-lain, sebutkan.. B.12. Apakah setiap kendaraan yang mengangkut hewan yang akan keluar- masuk IKH dilakukan disinfeksi menggunakan sprayer/dipper terlebih dahulu? B.13. Dimana perlakuan sprayer/dipper dilakukan? Sebelum pembongkaran hewan Tepat ditempat pembongkaran Pintu gerbang IKH Lain-lain, sebutkan. B.14..Apakah sprayer/dipper yang dilakukan di IKH menggunakan disinfektan? B.15.. Sebutkan jenis disinfektan yang digunakan? Formalin Cresols, Phenol, Iodophors Air detergen Quaternary Amonium Lain-lain, sebutkan.. B.16. Berapa kali frekuensi penggantian disinfektan pada sprayer/dipper untuk kendaraan/alat angkut dilakukan? 1-2x dalam sebulan 3-4x dalam sebulan Setiap hari Setiap dilakukan tindakan karantina pernah Lain-lain, sebutkan..

4 64 B.17. Apakah setiap orang/pengunjung yang yang akan keluar- masuk IKH dilakukan disinfeksi menggunakan sprayer/dipper terlebih dahulu? B.18. Dimana perlakuan sprayer/dipper dilakukan? Sebelum masuk kandang IKH Pintu gerbang IKH Lain-lain, sebutkan. B.19. Apakah sprayer/dipper yang dilakukan menggunakan disinfektan? B.20. Sebutkan jenis disinfektan yang digunakan? Formalin Cresols, Phenol, Iodophors Air detergen Quaternary Amonium Lain-lain, sebutkan B.21. Berapa kali frekuensi penggantian disinfektan pada sprayer/dipper untuk orang/pengunjung dilakukan? 1-2x dalam sebulan 3-4x dalam sebulan Setiap hari Setiap dilakukan tindakan karantina pernah Lain-lain, sebutkan.. B.22. Apakah di IKH terdapat hewan ternak lain selain sapi? (langsung ke pertanyaan B.24) B.23. Sebutkan hewan apa saja yang ada selain sapi? Kuda Babi Kerbau Kambing dan Domba Lain-lain, sebutkan

5 65 B.24. Apakah IKH mempunyai petugas kebersihan untuk menjaga kebersihan kandang? (langsung ke pertanyaan B.26) B.25. Jika Ya berapa jumlah petugas kebersihan yang ada? 1 (satu) pekerja 2 (dua) pekerja 3 (tiga) pekerja 4 (empat) pekerja > 5 (lima) pekerja B.26. Apakah IKH memiliki kendaraan alat angkut pakan sendiri? Lain-lain, sebutkan.. B.27. Jika Ya berapa jumlah alat angkut pakan yang dimiliki? 1-3 kendaraan 4-5 kendaraan > 5 kendaraan Lain-lain, sebutkan B.28. Apakah IKH memiliki peralatan sendiri untuk melakukan tindakan karantina? B.29. Jika Tidak sebutkan alasan nya? Meminjam dari tempat/peternakan lain Peralatan digunakan untuk keperluan beberapa IKH Lain-lain, sebutkan C. LAIN-LAIN C.1.Pada saat kapan pemeriksaan klinis hewan pertama kali dilakukan? Diatas alat angkut sebelum hewan keluar tempat pemasukan Pada saat tiba di IKH Satu atau dua hari setelah hewan tiba di IKH Tiga hari setelah hewan tiba di IKH pernah dilakukan pemeriksaan klinis

6 66 C.2.Apakah dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi penyakit selama tindakan karantina di IKH? (langsung ke pertanyaan C.4) C.3.Pemeriksaan apa saja yang dilakukan? Sebutkan.. NO. JENIS PENYAKIT YA TIDAK JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM 1 Paratuberkulosis 2 IBR 3 Brucellosis 4 BLV 5 Q-Fever 6 BVD 7 Antraks 8 SE 9 Lain-lain C.4.Apakah dilakukan tindakan lain selain pemeriksaan laboratorium untuk mencegah penyebaran penyakit di IKH? (langsung ke pertanyaan C.6) C.5.Tindakan apa saja yang dilakukan? Sebutkan. NO. JENIS PENYAKIT YA TIDAK TINDAKAN (1=vaksinasi, 2=pengobatan, 3=test and slaughter) 1 Paratuberkulosis 2 IBR 3 Brucellosis 4 BLV 5 Q-Fever 6 BVD 7 Anthraks 8 SE 9 Lain-lain

7 67 C.6.Berapa besaran sampel yang diambil untuk keperluan pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi penyakit selama masa karantina di IKH? Seluruh hewan yang masuk 10% dari jumlah hewan 50% dari jumlah hewan pernah dilakukan Lain-lain, sebutkan C.7.Pengambilan sampel yang rutin di ambil selama masa karantina adalah? (Jawaban boleh lebih dari satu) Darah Feces Urine Swab hidung Swab anus Lain-lain, sebutkan C.8. Apakah pernah terdeteksi penyakit selama masa karantina di IKH? C.9.Penyakit apa saja yang pernah terdeteksi? Sebutkan. NO. JENIS PENYAKIT YA TIDAK WAKTU KEJADIAN 1 Paratuberkulosis 2 IBR 3 Brucellosis 4 BLV 5 Q-Fever 6 BVD 7 Anthraks 8 SE 9 Lain-lain C.10.Apakah IKH menerapkan program pengendalian serangga (lalat/kecoa/dll)? (langsung ke pertanyaan C.12)

8 68 C.11.Bagaimana pengendalian serangga yang dilakukan di IKH? Menggunakan insektisida Menggunakan perangkap Lain-lain, sebutkan.. C.12.Apakah di IKH dilakukan pengendalian hama tikus (pest control)? (langsung ke pertanyaan C.14) C.13.Bagaimana pengendalian hama tikus yang dilakukan di IKH? Menggunakan racun Menggunakan perangkap Menggunakan hewan pemangsa (kucing dll) Lain-lain, sebutkan.. C.14.Apakah IKH rutin dilakukan evaluasi dan pembinaan oleh Badan Karantina Pertanian? (langsung ke pertanyaan C.16) C.15.Jika Ya berapa kali dalam setahun evaluasi dan pembinaan dilakukan Badan Karantina Pertanian? 1-2 kali 3-4 kali > 5 kali oleh C.16.Apakah dilakukan pengawasan secara ketat terhadap kendaraan atau pengunjung yang akan memasuki IKH? (langsung ke pertanyaan C.18) C.17.Apa yang dilakukan untuk melakukan pengawasan terhadap keluar masuknya kendaraan dan pengunjung di IKH? (jawaban boleh lebih dari satu) Membuat papan peringatan Mendirikan pos jaga di pintu depan IKH Menambah petugas jaga Hanya yang berkepentingan yang bisa masuk IKH Lain-lain, sebutkan.. C.18.Apakah dilakukan pengendalian secara teratur terhadap satwa liar yang masuk IKH? (langsung ke pertanyaan C.20)

9 69 C.19.Bagaimana pengendalian terhadap satwa liar yang dilakukan di IKH? Membuat pagar yang tinggi dan kokoh membiarkan sisa pakan dan minum yang dapat mengundang satwa liar Membuat perangkap Lain-lain, sebutkan. C.20.Jika ada pengunjung datang ke IKH, pengawasan apa yang dilakukan? Mencuci tangan, menggunakan sepatu boot dan mencelupkan ke bak yang berisi disinfektan sebelum masuk IKH Pengunjung harus mengunakan sepatu boot yang telah disediakan dilakukan pengawasan Lain-lain, sebutkan C.21.Pernahkah selama ini terdapat keluhan penduduk sekitar mengenai keberadaan IKH? Pernah pernah (pertanyaan selesai sampai disini) C.22.Jika Pernah sebutkan keluhan apa yang disampaikan? Bau Lalat Pencemaran air Lain-lain, sebutkan C.23. Kepada siapa biasanya keluhan tersebut disampaikan? Langsung kepada penanggung jawab IKH Kepada aparat pemerintah setempat Lain-lain, sebutkan C.24.Adakah usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut? Ada, sebutkan.. ada, sebutkan alasannya.

10 70 Lampiran 2 Checklist penilaian IKH Nama IKH : Alamat : No telp/fax : Kelurahan : Kecamatan : Tanggal Observasi : Nama Enumerator : NO KONDISI SAAT OBSERVASI YA TDK KET. SANITASI 1 Apakah terdapat tempat khusus untuk mencuci tangan petugas? 2 Apakah setiap petugas atau pengunjung yang masuk ke IKH mengganti pakaian dan alas kaki (sepatu)? 3 Apakah kandang IKH secara umum terjaga kebersihannya? 4 Apakah tempat pakan secara umum terjaga kebersihannya? 5 Apakah tempat minum secara umum terjaga kebersihannya? 6 Apakah secara umum halaman sekitar kandang terjaga kebersihannya? 7 Apakah peralatan yang digunakan secara umum terjaga kebersihannya? 8 Apakah sistem drainase berfungsi dengan baik? 9 Apakah IKH memiliki tempat penampungan limbah? 10 Apakah dilakukan pengolahan terhadap limbah IKH? ISOLASI 11 Apakah dipintu masuk IKH di lengkapi dengan tanda peringatan? 12 Apakah terdapat pos jaga di pintu masuk IKH? 13 Apakah IKH dikelilingi pagar setinggi 2 meter? 14 Apakah IKH mempunyai kandang isolasi khusus? 15 Apakah jarak IKH dari pelabuhan pemasukan 100 km?

11 NO KONDISI SAAT OBSERVASI YA TDK KET. ISOLASI 16. Apakah jarak IKH dengan lalu lintas umum 100 meter? 17. Apakah jarak IKH dengan peternakan sejenis 500 meter? 18. Apakah jarak IKH dengan pemukiman penduduk 500 meter? 19. Apakah jarak kandang isolasi dengan kandang pengamatan 25 meter? 20. Apakah terdapat burung liar di sekitar IKH? 21. Apakah terdapat hewan lain di dalam area IKH? 22. Apakah IKH memungkinkan terdapat adanya rodensia? 23. Apakah disekitar IKH terdapat banyak serangga/vektor (lalat, caplak, nyamuk dll)? LALU LINTAS 24 Apakah setiap kendaraan dan pengunjung yang keluar masuk IKH dilakukan disinfeksi atau dipping? 25 Apakah IKH memiliki fasilitas alat angkut pakan sendiri? 26 Apakah IKH memiliki peralatan sendiri untuk keperluan tindakan karantina? 27 Apakah hewan yang baru datang diketahui daerah asalnya dan berasal dari daerah bebas penyakit hewan menular? 28 Apakah alat angkut hewan tidak memasuki daerah gedung kantor? 29 Apakah alat angkut pakan dalam kondisi bersih dan tidak memasuki daerah kandang hewan? 30 Apakah di IKH senantiasa tersedia obatobatan yang memadai? 31 Apakah di IKH dibuat jadwal pemberian pakan dan minum pada sapi selama masa karantina? 32 Apakah petugas IKH selalu mencatat (recording) setiap tindakan yang dilakukan selama masa karantina? 71

12 NO KONDISI SAAT OBSERVASI YA TDK KET. LAIN-LAIN 33 Apakah pernah dilakukan analisa dampak lingkungan pada IKH oleh instansi yang terakreditasi? 34 Apakah masyarakat sekitar pernah mengeluh mengenai keberadaaan IKH? 35 Apakah IKH mempunyai ijin rekomendasi dari pemerintah daerah setempat? 36 Apakah setiap pengunjung yang datang ke IKH diwajibkan mengisi buku tamu? 37 Apakah petugas IKH rutin dilakukan pemeriksaan kesehatan? 38 Apakah IKH memiliki sumber air yang cukup? 39 Apakah IKH memiliki penerangan yang cukup? 40 Apakah IKH memiliki tempat khusus bedah bangkai? 41 Apakah IKH dilengkapi dengan bangunan laboratorium? 42 Apakah IKH memiliki gudang pakan khusus? 43 Apakah IKH memiliki insenerator atau tempat khusus penguburan dan pembakaran bangkai hewan? 44 Apakah IKH dilengkapi fasilitas MCK yang memadai? 45 Apakah terdapat area parkir yang memadai? 46 Apakah terdapat kantor untuk administrasi di IKH? 47 Apakah IKH memiliki loading deck yang memadai? 48 Apakah IKH memiliki gang way yang memadai? 49 Apakah IKH memiliki kandang jepit yang memadai untuk tindakan karantina? 50 Apakah IKH dilengkapi dengan timbangan? 51 Apakah IKH dilengkapi dengan generator set? 72

13 73 Lampiran 3 Kuesioner untuk dokter hewan A.KARAKTERISTIK DOKTER HEWAN A.1.Nama : A.2.Umur : A.3.Jenis Kelamin : A.4.Alamat / No HP : A.5.Jabatan : A.6.Lama menjabat sebagai dokter hewan karantina? < 1 tahun 1-2 tahun 3-5 tahun diatas 5 tahun A.7.Apakah anda pernah mengikuti pelatihan/seminar mengenai penilaian IKH? A.8.Apakah anda pernah menjadi anggota tim penilai studi kelayakan IKH? A.9.Apakah anda pernah mengikuti pelatihan/seminar tentang biosekuriti? A.10.Apakah anda pernah ditugaskan untuk melakukan tindakan karantina sapi impor di IKH? (pertanyaan selesai sampai disini) A.11.Dalam satu bulan, berapa kali anda ditugaskan untuk melakukan tindakan karantina di IKH? Setiap hari 1-2 kali 3-4 kali Lain-lain, sebutkan

14 74 B.BIOSEKURITI B.1 Apakah anda selalu mencuci tangan sebelum dan setelah menangani hewan yang sakit? (langsung ke pertanyaan B.4) B.2 Jika Ya apakah menggunakan disinfektan? Lain-lain, sebutkan. B.3 Jenis disinfektan apa yang anda sering gunakan? Phenol Chlorin Quaternary Amonium Alkohol Lain-lain, sebutkan... B.4 Apakah anda pada saat masuk ke IKH menggunakan sepatu khusus/boot? (langsung ke pertanyaan B.6) B.5 Pada saat memasuki kandang pengamatan, apakah sepatu boot yang anda gunakan selalu dilakukan dipping dalam disinfektan? B.6 Apakah anda pada saat melakukan tindakan karantina di IKH menggunakan pakaian khusus (cattle pack, masker dan sarung tangan? B.7 Apakah peralatan medis sebelum digunakan dalam keadaan steril? B.8 Untuk menjaga kebersihan peralatan medis di IKH apa yang anda lakukan? Mencuci setiap habis dipakai dengan disinfektan Mensterilkan menggunakan alat sterilisasi Menggunakan peralatan steril sekali pakai tidak pernah lain-lain, sebutkan.

15 75 B.9 Apakah anda terlibat langsung dalam melakukan kontrol/pengawasan terhadap penggunaan disinfektan di IKH? (langsung ke pertanyaan B.11) B.10.Sebutkan jenis disinfektan apa yang anda gunakan di IKH? No. Jenis Disinfektan Aplikasi (1=sprayer, 2=dipping, 3=cuci tangan, 4=kandang, 5=peralatan, tempat pakan dan minum) 1 Alkohol 2 Chlorin 3 Formaldehid 4 Phenol 5 Quaternary Amonium 6 Lain-lain, sebutkan B.11 Apakah anda terlibat langsung dalam melakukan kontrol/pengawasan terhadap penggunaan insektisida di IKH? (langsung ke pertanyaan B.13) B.12.Sebutkan jenis insektisida apa yang anda gunakan di IKH? No. Jenis Insektisida Cara penggunaan 1 Senyawa Organofosfor 2 Senyawa Organochlorin 3 Karbamat 4 Pirethrin 5 Methoprene 6 Fumigan 7 Lain-lain, sebutkan. 8.. B.13.Apakah anda memberian obat/vitamin pada hewan selama melakukan tindakan karantina?

16 76 B.14.Bagaimana anda melakukan aplikasi pemberian obat/vitamin tersebut? (jawaban boleh lebih dari satu) IM SC Intravena Dicampur dalam air minum Lain-lain, sebutkan. B.15.Apa yang anda sarankan untuk menangani dan mengolah limbah ternak (feses) yang ada di IKH? Dikumpulkan dan ditempatkan dalam karung untuk dijadikan pupuk Dikeringkan dan kemudian dijadikan pupuk Ditampung dan kemudian difermentasikan untuk dijadikan pupuk Dimusnahkan Lain-lain, sebutkan... B.16.JIka ada hewan yang sakit tindakan apa yang anda lakukan? Mengisolasi hewan dan menempatkan pada kandang isolasi Menempatkan pada kandang isolasi dan menyatukan kembali ke kandang lama setelah hewan sehat Hewan tetap disatukan dengan hewan sehat Lain-lain, sebutkan.. B.17.Berapa lama anda menyarankan hewan sakit di tempatkan pada kandang isolasi? 1-3 hari Satu minggu Dua minggu tentu tergantung penyakit yang diderita lain-lain, sebutkan B.18.Apabila ada hewan yang sakit apakah rutin dilakukan pengambilan sampel untuk tes laboratorium sebagai penunjang diagnosa? (langsung ke pertanyaan B.21) B.19. Sampel apa yang biasa digunakan untuk uji laboratorium? (jawaban boleh lebih dari satu) Darah Feces Urine Lain-lain, sebutkan.

17 77 B.20. Metode/teknik apa yang biasa anda gunakan untuk uji laboratorium? (jawaban boleh lebih dari satu) Mikroskopis Serologis, sebutkan Isolasi dan Identifikasi Biologimolekuler, sebutkan.. Lain-lain, sebutkan. B.21.Apakah anda selalu melakukan konfirmasi pengujian terhadap hasil uji laboratorium yang positif? (langsung ke pertanyaan B.23) B.22.Dimana anda melakukan uji konfirmasi tersebut? Laboratorium pemerintah yang sudah terakreditasi Laboratorium swasta yang sudah terakreditasi Laboratorium karantina yang sudah terakreditasi Lain-lain, sebutkan.. B.23. Jika ada ternak yang mati, apa yang anda lakukan untuk menangani bangkai hewan tersebut? Mengubur Membakar Lain-lain, sebutkan.. B.24.Jika ada kendaraan atau pengunjung yang masuk tanpa ijin apa yang anda lakukan? Memberikan peringatan Menyuruh petugas keamanan untuk memberikan peringatan Menyuruh keluar dari area IKH Lain-lain, sebutkan. B.25. Jika melihat ada hewan lain (ayam, anjing, kucing, kerbau, kambing, domba dll) di area IKH apa yang anda lakukan? Menyuruh petugas menangkapnya dan mengeluarkan dari IKH Mengusir keluar area IKH Lain-lain, sebutkan.. B.26.Jika melihat ada banyak serangga (lalat, nyamuk dll) di IKH apa yang anda lakukan? Menyuruh petugas untuk membasminya Mengendalikan menggunakan insektisida Melakukan fogging Lain-lain, sebutkan..

18 78 B.27.Jika melihat rodensia (tikus) di IKH apa yang anda lakukan? Menyuruh petugas untuk membasminya Mengendalikan menggunakan racun Membuat jadwal rutin pembasmian rodensia Lain-lain, sebutkan.. B.28.Jika ada burung liar di IKH apa yang anda lakukan? Menyuruh petugas untuk mengusirnya Meningkatkan program sanitasi yang sudah ada Membuat jadwal rutin pengawasan terhadap burung liar Lain-lain, sebutkan.. B.29.Apakah setiap hewan yang masuk IKH diketahui asal usul dan status kesehatannya? (langsung ke pertanyaan B.31) B.30.Jika Ya bagaimana anda mengetahuinya? (jawaban boleh lebih dari satu) Surat Keterangan Kesehatan Asal Ternak Laporan Hasil Pemeriksaaan Laboratorium Daerah Asal Ternak Bapak/Ibu ikut serta dalam pemeriksaan hewan di daerah asal lain-lain, sebutkan.. B.31. Apakah peralatan medis yang anda digunakan pernah meminjam dari IKH atau peternakan lain? Pernah pernah, sebutkan alasannya B.32.Jika pernah apakah yang anda lakukan sebelum mengunakan peralatan tersebut? Membersihkan dengan disinfektan lalu menggunakannya Membersihkan tanpa disinfektan lalu menggunakannya Langsung menggunakannya Lain-lain, sebutkan.. B.33.Prioritas apa yang anda lakukan pada saat masuk kandang IKH? Kandang pengamatan lalu kandang isolasi Kandang isolasi lalu kandang pengamatan memperhatikan urutan Lain-lain, sebutkan..

19 79 LAIN-LAIN B.34.Bagaimana anda menyarankan pakan yang akan digunakan untuk hewan selama masa karantina? Membeli sendiri dengan alat angkut pakan milik sendiri Membeli pakan dan diantar hanya sampai depan pintu masuk IKH Membeli pakan dan diantar hanya sampai di depan kandang IKH Lain-lain, sebutkan B.35. Bagaimana anda membuat jadwal pemberian pakan pada hewan di IKH dalam sehari selama masa karantina? 1 x sehari 2 x sehari 3 x sehari ad libitum B.36. Bagaimana anda membuat jadwal pemberian minum pada hewan di IKH dalam sehari selama masa karantina? 1 x sehari 2 x sehari 3 x sehari ad libitum B.37.Apakah jenis pakan yang anda berikan pada ternak? Konsentrat Hijauan Konsentrat dan Hijauan Lain-lain, sebutkan..

20 80 C. KUISIONER PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) DOKTER HEWAN TERHADAP BIOSEKURITI. Untuk mengetahui pengetahuan anda mengenai biosekuriti IKH, anda dimohon untuk membaca pernyataan-pernyataan berikut secara hati-hati. Setelah membaca pernyataan, anda dapat memberikan tanggapan yang paling sesuai menurut pendapat anda pada kolom yang tersedia disebelah kanan setiap pernyataan. Cara penilaian dilakukan dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom BENAR, SALAH atau TIDAK TAHU. NO PERNYATAAN BENAR SALAH 1. Biosekuriti yang baik mempunyai tujuan mencegah penularan penyakit infeksius dan mencegah kontaminasi agen penyakit pada hewan sehingga dapat terhindar dari risiko tertular penyakit menular yang merugikan. 2. Tindakan sanitasi pada prinsipnya adalah untuk mencegah kontak dengan agen penyakit dan kontaminasi terutama oleh feses. 3. Selain oleh feses, urine dan sisa pakan yang berceceran, rodensia, burung liar, dan hewan pelihara lain dapat berisiko tinggi mengkontaminasi sumber air pada suatu peternakan. 4. Tindakan cleaning sudah cukup untuk menghindari kontak dengan agen penyakit tanpa tindakan disinfeksi. 5. Sistem drainase yang tidak memadai akan memicu timbulnya penyakit dan bau yang tidak sedap akibat adanya amonia (NH 4 ) dan Hidrogen sulfida (H 2 S) sehingga mengganggu lingkungan sekitarnya (pencemaran udara). 6. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas suatu disinfektan yaitu konsentrasi, jenis mikroorganisme, waktu kontak, tanggal kadaluarsa dan memerlukan kondisi ph yang bersifat basa dan netral. TIDAK TAHU

21 81 NO PERNYATAAN BENAR SALAH 7. Sumber penularan penyakit paratuberkulosis di IKH adalah melalui feces, inhalasi, darah dan gigitan vektor nyamuk. 8. Gejala klinis penyakit bovine leukosis virus dapat di amati pada hewan yang baru terinfeksi dan akan terlihat jelas pada hari ke-14 setelah infeksi. 9. Penyakit bovine viral diarrhea tidak bersifat persistently infected dan sangat efektif dengan vaksinasi sebagai tindakan pencegahan, 10. Status kesehatan hewan perlu diketahui terhadap hewan yang baru datang salah satunya adalah dapat mencegah penyakit BVD. 11. Penggunaan antibiotik broad spectrum sangat tepat untuk mengantisipasi infeksi sekunder karena dapat membunuh semua jenis bakteri. 12. Penyakit tuberkulosis manusia dapat menular kepada ternak sapi secara kontak langsung sehingga pemeriksaan kesehatan petugas perlu di monitor setiap saat. 13. Program vaksinasi merupakan salah satu tindakan biosekuriti yang sangat efektif akan tetapi tidak dapat mengurangi kejadian kasus penyakit. 14. Manfaat lokasi IKH berada di tempat yang lebih tinggi dari lokasi pemukiman penduduk adalah untuk mengatasi gangguan bau dan lalat. 15. Pencatatan terhadap adanya pengunjung, hewan yang masuk dan peralatan merupakan salah satu tindakan isolasi agar penyakit tidak dapat menyebar ke dalam area peternakan. TIDAK TAHU

22 82 NO PERNYATAAN BENAR SALAH 16. Bangunan IKH yang didirikan jauh dari pemukiman penduduk dan peternakan lain merupakan suatu usaha untuk menjaga sanitasi lingkungan agar tetap terpelihara dengan baik. 17. Penerapan karantina merupakan tindakan biosekuriti yang penting dan fasilitas bangunan yang memadai hanya merupakan pelengkap untuk memperlancar tindakan karantina. 18. Lingkungan yang nyaman, kondisi cuaca, kualitas pakan merupakan manajemen pemeliharaan dan tidak termasuk komponen biosekuriti. 19. Sapi, kambing, domba dan unggas dapat menularkan penyakit Q-fever ke manusia melalui ingesti produk hewan (susu, telur), selain itu penyakit Q-fever dapat ditransmisikan melalui caplak dan lalat. 20. Tindakan pencegahan penularan penyakit yang dibawa oleh alat angkut, hewan selain ternak (kuda, anjing, kucing, hewan liar, rodensia dan burung) dan pengunjung merupakan bagian dari tindakan isolasi. TIDAK TAHU

23 83 D. KUISIONER SIKAP (ATTITUDE) DOKTER HEWAN TERHADAP BIOSEKURITI. Untuk mengetahui sikap anda mengenai biosekuriti IKH, anda dimohon untuk membaca pernyataan-pernyataan berikut secara hati-hati. Setelah membaca pernyataan, anda dapat memberikan tanggapan yang paling sesuai menurut pendapat anda pada kolom yang tersedia disebelah kanan setiap pernyataan. Cara penilaian dilakukan dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom SETUJU, RAGU-RAGU atau TIDAK SETUJU. NO PERNYATAAN SETUJU 1. Menurut pendapat saya, biosekuriti yang baik mempunyai tujuan mencegah penularan penyakit infeksius dan mencegah kontaminasi agen penyakit pada hewan sehingga dapat terhindar dari risiko tertular penyakit menular yang merugikan. 2. Menurut pendapat saya, tindakan sanitasi pada prinsipnya adalah untuk mencegah kontak dengan agen penyakit dan kontaminasi terutama oleh feses. 3. Saya setuju, selain oleh feses, urine dan sisa pakan yang berceceran, rodensia, burung liar, dan hewan pelihara lain dapat berisiko tinggi mengkontaminasi sumber air pada suatu peternakan. 4. Menurut pendapat saya, tindakan cleaning sudah cukup untuk menghindari kontak dengan agen penyakit tanpa tindakan disinfeksi. 5. Saya yakin bahwa sistem drainase yang tidak memadai akan memicu timbulnya penyakit dan bau yang tidak sedap akibat adanya amonia (NH 4 ) dan Hidrogen sulfida (H 2 S) sehingga mengganggu lingkungan sekitarnya (pencemaran udara). 6. Saya menganggap, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas suatu disinfektan yaitu konsentrasi, jenis mikroorganisme, waktu kontak, tanggal kadaluarsa dan memerlukan kondisi ph yang bersifat basa dan netral. RAGU- RAGU TDK STJ

24 84 NO PERNYATAAN SETUJU 7. Menurut saya, sumber penularan penyakit paratuberkulosis di IKH adalah melalui feses, inhalasi, darah dan gigitan vektor nyamuk. 8. Dengan melihat gejala klinis, saya yakin bahwa penyakit bovine leukosis virus dapat di amati pada hewan yang baru terinfeksi dan akan terlihat jelas pada hari ke-14 setelah infeksi. 9. Menurut saya, penyakit bovine viral diarrhea tidak bersifat persistently infected dan sangat efektif dengan vaksinasi sebagai tindakan pencegahan, 10. Saya setuju bahwa status kesehatan hewan perlu diketahui terhadap hewan yang baru datang salah satunya adalah dapat mencegah penyakit BVD. 11. Saya menganggap bahwa penggunaan antibiotik broad spectrum sangat tepat untuk mengantisipasi infeksi sekunder karena dapat membunuh semua jenis bakteri. 12. Menurut saya, penyakit tuberkulosis manusia dapat menular kepada ternak sapi secara kontak langsung sehingga pemeriksaan kesehatan petugas perlu di monitor setiap saat. 13. Saya setuju bahwa program vaksinasi merupakan salah satu tindakan biosekuriti yang sangat efektif akan tetapi tidak dapat mengurangi kejadian kasus penyakit. 14. Menurut pendapat saya, manfaat lokasi IKH berada di tempat yang lebih tinggi dari lokasi pemukiman penduduk adalah untuk mengatasi gangguan bau dan lalat. 15. Saya setuju bahwa pencatatan terhadap adanya pengunjung, hewan yang masuk dan peralatan merupakan salah satu tindakan isolasi agar penyakit tidak dapat menyebar ke dalam area peternakan. RAGU- RAGU TDK STJ

25 85 NO PERNYATAAN SETUJU 16. Menurut saya, bangunan IKH yang didirikan jauh dari pemukiman penduduk dan peternakan lain merupakan suatu usaha untuk menjaga sanitasi lingkungan agar tetap terpelihara dengan baik. 17. Saya setuju, penerapan karantina merupakan tindakan biosekuriti dan fasilitas bangunan yang memadai hanya merupakan pelengkap untuk memperlancar tindakan karantina. 18. Menurut saya, lingkungan yang nyaman, kondisi cuaca, kualitas pakan merupakan manajemen pemeliharaan dan tidak termasuk komponen biosekuriti. 19. Menurut saya, sapi, kambing, domba dan unggas dapat menularkan penyakit Q-fever ke manusia melalui ingesti produk hewan (susu, telur), selain itu penyakit Q-fever dapat ditransmisikan melalui caplak dan lalat. 20. Menurut saya tindakan pencegahan penularan penyakit yang dibawa oleh alat angkut, hewan selain ternak (kuda, anjing, kucing, hewan liar, rodensia dan burung) dan pengunjung merupakan bagian dari tindakan isolasi. RAGU- RAGU TDK STJ

26 86 Lampiran 4 Kuesioner untuk paramedik A.KARAKTERISTIK PARAMEDIK A.1. Nama : A.2. Umur : A.3. Jenis Kelamin : A.4. Alamat/No HP : A.5. Jabatan : A.6. Pendidikan formal? SMU STPP SNAKMA SPP Lain-lain, sebutkan. A.7. Lama menjabat sebagai paramedik pada instansi karantina? < 1 tahun 1-2 tahun 3-5 tahun diatas 5 tahun A.8. Apakah anda pernah mengikuti pelatihan/seminar mengenai penilaian IKH? A.9. Apakah anda pernah menjadi anggota tim penilai studi kelayakan IKH? A.10.Apakah anda pernah mengikuti pelatihan/seminar tentang biosekuriti? A.11. Apakah anda pernah ditugaskan untuk melakukan tindakan karantina sapi impor di IKH? (pertanyaan selesai sampai disini)

27 87 A.12. Dalam satu bulan, berapa kali anda ditugaskan untuk melakukan tindakan karantina di IKH? Setiap hari 1-2 kali 3-4 kali Lain-lain, sebutkan B.BIOSEKURITI B.1 Apakah anda selalu mencuci tangan sebelum dan setelah menangani hewan yang sakit? (langsung ke pertanyaan B.4) B.2 Jika Ya apakah anda menggunakan disinfektan? (langsung ke pertanyaan B.4) Lain-lain, sebutkan. B.3 Jenis disinfektan apa yang anda sering gunakan? Phenol Chlorin Quaternary Amonium Alkohol Lain-lain, sebutkan... B.4 Apakah anda pada saat masuk ke IKH menggunakan sepatu khusus/boot? (langsung ke pertanyaan B.6) B.5 Pada saat memasuki kandang pengamatan, apakah sepatu boot yang anda gunakan selalu dilakukan dipping dalam disinfektan? B.6 Apakah anda pada saat melakukan tindakan karantina di IKH menggunakan pakaian khusus (cattle pack, masker dan sarung tangan)? B.7 Apakah peralatan medis sebelum digunakan dalam keadaan steril?

28 88 B.8 Untuk menjaga kebersihan peralatan medis di IKH apa yang anda lakukan? Mencuci setiap habis dipakai dengan disinfektan Mensterilkan menggunakan alat sterilisasi Menggunakan peralatan steril sekali pakai pernah Lain-lain, sebutkan. B.9.Apakah anda selalu melakukan pengawasan terhadap kebersihan kandang IKH pada masa karantina?, sebutkan alasan nya.. Lain-lain, sebutkan. B.10.Apa yang anda lakukan untuk menjaga agar kandang IKH tetap terjaga kebersihannya? Menyuruh petugas kandang untuk menyapu kandang setiap hari Menyuruh petugas kandang untuk mencuci kandang dengan disinfektan Turun langsung dalam membersihkan kandang di IKH Lain-lain, sebutkan B.11.Apakah anda senantiasa melakukan pengawasan terhadap kebersihan tempat pakan?, sebutkan alasan nya.. B.12.Untuk menjaga kebersihan tempat pakan di IKH apa yang anda dilakukan? Kontrol terhadap petugas agar membersihkan dan mencuci tempat pakan jika telah kotor selama masa karantina Membersihkan dan mencuci sendiri tempat pakan selama masa karantina Kontrol terhadap petugas agar mencuci tempat pakan sebelum dan setelah masa karantina pernah Lain-lain, sebutkan B.13. Apakah anda senantiasa menggunakan disinfektan untuk menjaga kebersihan tempat pakan? (langsung ke pertanyaan B.16)

29 89 B.14. Jika Ya jenis disinfektan apa yang digunakan? Formalin Cresols, Phenol, Iodophors Air detergen Vircon Lain-lain, sebutkan. B.15.Bagaimana cara anda menggunakan disinfektan tersebut? Sesuai petunjuk dokter hewan penanggung jawab IKH Sesuai petunjuk yang terdapat pada kemasan Hanya menggunakan perkiraan sesuai keinginan Lain-lain, sebutkan. B.16. Apakah anda senantiasa melakukan pengawasan terhadap kebersihan tempat minum di IKH? (langsung ke pertanyaan B.20) B.17.Untuk menjaga kebersihan tempat minum di IKH apa yang anda lakukan? Kontrol terhadap petugas agar membersihkan dan mencuci tempat minum jika telah kotor selama masa karantina Membersihkan dan mencuci sendiri tempat minum selama masa karantina Kontrol terhadap petugas agar mencuci tempat minum sebelum dan setelah masa karantina pernah Lain-lain, sebutkan B.18.Apakah anda senantiasa menggunakan disinfektan untuk membersihkan tempat minum? (langsung ke pertanyaan B.20) B.19.Jika Ya jenis disinfektan apa yang digunakan? Formalin Cresols, Phenol, Iodophors Air detergen Quaternary Amonium Lain-lain, sebutkan.

30 90 B.20. Apakah anda senantiasa melakukan pengawasan untuk menjaga kebersihan peralatan di IKH? (langsung ke pertanyaan B.24) B.21.Untuk menjaga kebersihan peralatan di IKH apa yang anda lakukan? Kontrol terhadap petugas agar mencuci peralatan jika telah kotor selama masa karantina Mencuci sendiri peralatan selama masa karantina Kontrol terhadap petugas agar mencuci peralatan sebelum dan setelah masa karantina pernah Lain-lain, sebutkan B.22.Pada saat membersihkan peralatan apakah menggunakan disinfektan? (langsung ke pertanyaan B.24) B.23.Jika Ya jenis disinfektan apa yang digunakan? Formalin Cresols, Phenol, Iodophors Air detergen Quaternary Amonium Lain-lain, sebutkan. B.24.Apakah anda senantiasa melakukan pengawasan terhadap kebersihan tempat penyimpanan/gudang pakan di IKH? (langsung ke pertanyaan B.26) B.25. Apa yang anda lakukan untuk menjaga kebersihan tempat penyimpanan pakan/gudang pakan di IKH? Menyuruh petugas membersihkan dua kali sebulan Menyuruh petugas membersihkan satu kali sebulan Membersihkan sendiri setiap akan dilakukan tindakan karantina pernah Lain-lain, sebutkan B.26.Apakah kotoran ternak di IKH senantiasa dilakukan penanganan? (langsung ke pertanyaan B.28)

31 91 B.27.Apa yang anda sarankan untuk menangani kotoran ternak (feses) di IKH? Dikumpulkan kemudian dimasukkan ke karung dijadikan pupuk Ditimbun di atas tanah dibelakang kandang Dikumpulkan dan ditimbun di atas tanah di luar kandang Dibuang ke lingkungan perkebunan sekitar agar tanah menjadi subur Lain-lain, sebutkan.. B.28.Apa yang anda lakukan terhadap ternak pada saat pertama kali masuk IKH? Diistirahatkan dan ditempatkan pada kandang pengamatan Ditimbang kemudian diistirahatkan Pemeriksaan klinis dilakukan 3 hari kemudian pernah dilakukan pemeriksaan klinis Lain-lain, sebutkan. B.29.Apakah pernah terlihat gejala hewan sakit pada masa karantina? B.30.Apa yang anda lakukan terhadap ternak yang sakit pada masa karantina? melakukan apa-apa Dipisahkan dari hewan sehat dan diobati Melapor/memberitahu kepada dokter hewan penanggung jawab IKH Lain-lain, sebutkan. B.31. Apakah dalam pengamatan ternak dilakukan urutan atau prioritas antara hewan sehat dan sakit? B.32.Bagaimana urutan atau prioritas pengamatan ternak selama masa karantina? ng sakit dulu, baru yang sehat ng sehat dulu, baru yang sakit Lain-lain, sebutkan. B.33.Apa yang anda lakukan jika terdapat tikus di dalam IKH? melakukan apa-apa Dibuat perangkap tikus Digunakan racun tikus Lain-lain, sebutkan.

32 92 B.34.Apa yang anda lakukan jika di IKH terdapat banyak lalat/kecoa/serangga? melakukan apa-apa Dikendalikan dengan perangkap Dikendalikan dengan racun (insektisida) Lain-lain, sebutkan B.35.Apa yang anda lakukan jika terdapat burung liar di dalam IKH? melakukan apa-apa Meningkatkan sanitasi IKH Menyuruh petugas untuk mengusir burung liar Lain-lain, sebutkan. B.36. Apa yang anda lakukan jika di IKH terdapat hewan lain (anjing, kucing, ayam, kambing, domba dll)? melakukan apa-apa Menyuruh petugas menangkap dan mengusir hewan tersebut Menangkap sendiri hewan tersebut dan mengusir keluar IKH Lain-lain, sebutkan B.37. Jika ada ternak yang mati, apa yang dilakukan untuk menangani bangkai hewan tersebut? Dikubur Dibakar Lain-lain, sebutkan.. B.38. Apakah anda pernah dalam sehari mengunjungi peternakan lain atau dua IKH yang berbeda? Pernah pernah B.39. Persiapan apa yang anda lakukan sebelum memasuki IKH untuk melakukan tindakan karantina? Mengganti pakaian dan alas kaki Hanya mengganti pakaian Hanya mengganti alas kaki Lain-lain, sebutkan.... B.40.Apakah peralatan yang digunakan pernah meminjam dari IKH atau peternakan lain? Pernah pernah, sebutkan alasannya

33 93 B.41.Jika pernah apakah yang dilakukan sebelum mengunakan peralatan tersebut? Membersihkan dengan disinfektan lalu menggunakannya Membersihkan tanpa disinfektan lalu menggunakannya Langsung menggunakan Lain-lain, sebutkan. B.42.Apa yang anda lakukan terhadap lalu lintas pakan di IKH? Menyuruh petugas menjaga ketat di pintu masuk IKH Pakan yang berasal dari luar IKH boleh dicampur dengan pakan yang sudah ada di IKH Pakan yang berasal dari luar IKH dapat masuk di area kandang IKH Lain-lain, sebutkan..

34 94 C. KUESIONER PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) PARAMEDIK TERHADAP BIOSEKURITI Untuk mengetahui pengetahuan anda mengenai biosekuriti IKH, anda dimohon untuk membaca pernyataan-pernyataan berikut secara hati-hati. Setelah membaca pernyataan, anda dapat memberikan tanggapan yang paling sesuai menurut pendapat anda pada kolom yang tersedia disebelah kanan setiap pernyataan. Cara penilaian dilakukan dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom BENAR, SALAH atau TIDAK TAHU NO PERNYATAAN BENAR SALAH 1. Biosekuriti adalah tindakan untuk mencegah tertularnya penyakit diantara hewan yang merupakan bagian dari manajemen suatu peternakan. 2. Feses merupakan media yang dapat digunakan untuk dijadikan pupuk sebagai penyubur pertumbuhan tanaman di IKH. 3. Untuk mencegah masuknya penyakit ke dalam IKH perlu dilakukan disinfeksi terhadap kandang, peralatan, kendaraan dan pekerja yang ada di dalam maupun yang keluar masuk IKH. 4. Pembersihan (cleaning) dan disinfeksi kandang, peralatan dapat dilakukan secara rutin dengan cara pertama yaitu membersihkan dan mencuci menggunakan detergen untuk menghilangkan zat non organik dan kemudian menggunakan dengan disinfektan. 5. Menciptakan suatu lingkungan yang terlindungi dari suatu penyakit yang berasal dari manusia, hewan lain, fomites, hewan yang terinfeksi, udara, dan air merupakan tindakan sanitasi. TIDAK TAHU

35 95 NO PERNYATAAN BENAR SALAH 6. Cara lain dalam pengelolaan limbah adalah membuat saluran pembuangan limbah yang langsung di alirkan ke sungai/parit/kebun di sekitar IKH yang dapat menurunkan risiko terhadap penularan penyakit bagi ternak. 7. Menjaga jarak lokasi IKH dengan peternakan sejenis, pemukiman penduduk, lalu lintas sekitar merupakan tindakan kontrol lalu lintas dalam rangka mencegah penyebaran penyakit. 8. Cara lain untuk mengontrol lalu lintas agar pergerakan manusia dan hewan lain dapat di minimalkan adalah pembuatan pagar keliling setinggi 2 meter yang terbuat dari bahan kuat dan tidak mudah rusak. 9 Memisahkan hewan berdasarkan berat, umur dan memisahkan hewan yang sakit adalah tindakan untuk kontrol lalu lintas pada saat pengamatan dan pemeriksaan hewan selama masa karantina. 10. Mengendalikan/kontrol pergerakan terhadap manusia, hewan, peralatan dan kendaraan yang keluar masuk adalah tindakan isolasi yang dilakukan untuk mencegah penyakit masuk dan menyebar di IKH. 11. Tindakan Isolasi dapat dilakukan dengan tidak mengijinkan pengunjung dan kendaraan yang tidak berkepentingan masuk ke dalam area IKH sehingga dapat meminimalkan risiko penularan penyakit. TIDAK TAHU

36 96 NO PERNYATAAN BENAR SALAH 12. Kontrol lalu lintas untuk mencegah tertularnya penyakit pada ternak dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pemeriksaan dari hewan yang sehat kemudian yang sakit dan juga dari hewan yang berumur tua ke hewan yang masih muda. 13. Tanda peringatan dan pintu gerbang yang dijaga dengan pengawasan ketat adalah salah satu tindakan biosekuriti untuk mengontrol lalu lintas keluar masuknya manusia dan hewan. 14. Rodensia merupakan agen pembawa penyakit infeksius seperti salmonella yang dapat megkontaminasi pakan dan lingkungan yang akan mengakibatkan kasus diare pada ternak. 15. Pakan tidak dapat menularkan salmonella akan tetapi memungkinkan perkembangan jamur dan kapang seperti aspergillus yang dapat mnyebabkan pneumonia pada ternak dan mikotoksin yang mengandung racun berbahaya. 16. Cleaning dan Disinfeksi merupakan istilah yang mempunyai pengertian sama yaitu suatu usaha bertujuan untuk menghilangkan debu, tanah, dan bahan organik seperti darah, sekresi dan mikroorganisme. 17. Sumber dan jenis air yang digunakan untuk keperluan IKH dapat mempengaruhi daya kerja beberapa zat disinfektan sehingga akan mengurangi kemampuan untuk membunuh mikroorganisme yang merugikan. 18. Daya kerja disinfektan akan lebih baik pada suhu dingin dibanding pada suhu hangat yang dapat menyebabkan kerusakan zat aktif yang terkandung dalam disinfektan tersebut. TIDAK TAHU

37 97 NO PERNYATAAN BENAR SALAH 19. Composting merupakan suatu metode pengelolaan limbah peternakan yang aman, mengurangi bau tidak sedap dan mencegah polusi air. 20. Pergerakan hewan perlu dibatasi di area IKH agar meminimalkan risiko penyebaran penyakit. TIDAK TAHU D. SIKAP (ATTITUDE) PARAMEDIK TERHADAP BIOSEKURITI Untuk mengetahui sikap anda mengenai biosekuriti IKH, anda dimohon untuk membaca pernyataan-pernyataan berikut secara hati-hati. Setelah membaca pernyataan, anda dapat memberikan tanggapan yang paling sesuai menurut pendapat anda pada kolom yang tersedia disebelah kanan setiap pernyataan. Cara penilaian dilakukan dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom SETUJU, RAGU-RAGU atau TIDAK SETUJU. NO PERNYATAAN SETUJU 1. Menurut pendapat saya, biosekuriti adalah tindakan untuk mencegah tertularnya penyakit diantara hewan yang merupakan bagian dari manajemen suatu peternakan. 2. Saya yakin bahwa feses merupakan media yang dapat digunakan untuk dijadikan pupuk sebagai penyubur pertumbuhan tanaman di IKH. 3. Saya setuju untuk mencegah masuknya penyakit ke dalam IKH perlu dilakukan disinfeksi terhadap kandang, peralatan, kendaraan dan pekerja yang ada di dalam maupun yang keluar masuk IKH. RAGU- RAGU TDK STJ

38 98 NO PERNYATAAN 4. Menurut pendapat saya pembersihan (cleaning) dan disinfeksi kandang, peralatan dapat dilakukan secara rutin dengan cara pertama yaitu membersihkan dan mencuci menggunakan detergen untuk menghilangkan zat non organik dan kemudian menggunakan dengan disinfektan. 5. Saya setuju menciptakan suatu lingkungan yang terlindungi dari suatu penyakit yang berasal dari manusia, hewan lain, fomites, hewan yang terinfeksi, udara, dan air merupakan tindakan sanitasi. 6. Menurut pendapat saya cara lain dalam pengelolaan limbah adalah membuat saluran pembuangan limbah yang langsung di alirkan ke sungai/parit/kebun di sekitar IKH yang dapat menurunkan risiko terhadap penularan penyakit bagi ternak. 7. Saya yakin menjaga jarak lokasi IKH dengan peternakan sejenis, pemukiman penduduk, lalu lintas sekitar merupakan tindakan kontrol lalu lintas dalam rangka mencegah penyebaran penyakit. 8. Menurut pendapat saya cara lain untuk mengontrol lalu lintas agar pergerakan manusia dan hewan lain dapat di minimalkan adalah pembuatan pagar keliling setinggi 2 meter yang terbuat dari bahan kuat dan tidak mudah rusak. 9 Saya setuju memisahkan hewan berdasarkan berat, umur dan memisahkan hewan yang sakit adalah tindakan untuk kontrol lalu lintas pada saat pengamatan dan pemeriksaan hewan selama masa karantina. SETUJ U RAGU - RAGU TDK STJ

39 99 NO PERNYATAAN SETUJU 10. Menurut pendapat saya mengendalikan/kontrol pergerakan terhadap manusia, hewan, peralatan dan kendaraan yang keluar masuk adalah tindakan isolasi yang dilakukan untuk mencegah penyakit masuk dan menyebar di IKH. 11. Menurut pendapat saya tindakan isolasi dapat dilakukan dengan tidak mengijinkan pengunjung dan kendaraan yang tidak berkepentingan masuk ke dalam area IKH sehingga dapat meminimalkan risiko penularan penyakit. 12. Saya yakin kontrol lalu lintas dilakukan untuk mencegah tertularnya penyakit pada ternak dengan melakukan pengamatan dan pemeriksaan dari hewan yang sehat kemudian yang sakit dan juga dari hewan yang berumur tua ke hewan yang masih muda. 13. Saya setuju bahwa tanda peringatan dan pintu gerbang yang dijaga dengan pengawasan ketat adalah salah satu tindakan biosekuriti untuk mengontrol lalu lintas keluar masuknya manusia dan hewan. 14. Menurut saya rodensia merupakan agen pembawa penyakit infeksius seperti salmonella yang dapat megkontaminasi pakan dan lingkungan yang akan mengakibatkan kasus diare pada ternak. RAGU- RAGU TDK STJ

40 100 NO PERNYATAAN SETUJU 15. Menurut saya, pakan tidak dapat menularkan salmonella akan tetapi memungkinkan perkembangan jamur dan kapang seperti aspergillus yang dapat mnyebabkan pneumonia pada ternak dan mikotoksin yang mengandung racun berbahaya. 16. Menurut saya,cleaning dan Disinfeksi merupakan istilah yang mempunyai pengertian sama yaitu suatu usaha bertujuan untuk menghilangkan debu, tanah, dan bahan organik seperti darah, sekresi dan mikroorganisme. 17. Saya yakin sumber dan jenis air yang digunakan untuk keperluan IKH dapat mempengaruhi daya kerja beberapa zat disinfektan sehingga akan mengurangi kemampuan untuk membunuh mikroorganisme yang merugikan. 19. Saya percaya bahwa Composting merupakan suatu metode pengelolaan limbah peternakan yang aman, mengurangi bau tidak sedap dan mencegah polusi air. 20. Menurut saya pergerakan hewan perlu dibatasi di area IKH agar meminimalkan risiko penyebaran penyakit. RAGU- RAGU TDK STJ

TINJAUAN PUSTAKA Instalasi Karantina Hewan

TINJAUAN PUSTAKA Instalasi Karantina Hewan TINJAUAN PUSTAKA Instalasi Karantina Hewan Instalasi karantina hewan (IKH) adalah bangunan berikut peralatan, lahan dan sarana pendukung lainnya yang diperlukan sebagai tempat pelaksanaan tindakan karantina

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Instalasi Karantina Hewan Sapi Impor

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Instalasi Karantina Hewan Sapi Impor HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Instalasi Karantina Hewan Sapi Impor Instalasi karantina hewan (IKH) merupakan suatu bangunan berikut peralatan dan bahan serta sarana pendukung yang diperlukan sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit adalah ayam penghasil telur tetas fertil yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit adalah ayam penghasil telur tetas fertil yang digunakan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pembibit Broiler Ayam pembibit adalah ayam penghasil telur tetas fertil yang digunakan untuk ditetaskan menjadi DOC (Suprijatna dkk., 2005). Ayam pembibit menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler pembibit merupakan ayam yang menghasilkan bibit ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler pembibit merupakan ayam yang menghasilkan bibit ayam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Pembibit Ayam broiler pembibit merupakan ayam yang menghasilkan bibit ayam broiler (Sudaryani dan Santosa, 2003). Pembibitan ayam merupakan suatu kegiatan pemeliharaan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2007

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2007 2 Menimbang : BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN UNGGAS DI PEMUKIMAN MASYARAKAT BUPATI CIREBON a. bahwa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN Nomor : 499/Kpts/PD /L/12/2008 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN Nomor : 499/Kpts/PD /L/12/2008 TENTANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN Nomor : 499/Kpts/PD.670.210/L/12/2008 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI KARANTINA HEWAN UNTUK DAY OLD CHICK (DOC) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kriteria aspek higiene dan sanitasi terdiri dari 7 pernyataan. Total nilai aspek ini berjumlah 7. Penilaian mengenai aspek higiene dan sanitasi yaitu: Aspek dinilai buruk jika nilai < 3 Aspek dinilai cukup

Lebih terperinci

KAP MENGENAI BIOSEKURITI PADA INSTALASI KARANTINA HEWAN (IKH) DOC BBKP SOEKARNO HATTA

KAP MENGENAI BIOSEKURITI PADA INSTALASI KARANTINA HEWAN (IKH) DOC BBKP SOEKARNO HATTA LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner untuk manajer IKH DOC BBKP Soekarno Hatta KAP MENGENAI BIOSEKURITI PADA INSTALASI KARANTINA HEWAN (IKH) DOC BBKP SOEKARNO HATTA No. kuisioner : Enumerator : Waktu : Mulai

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA (AI) DI RW02 KELURAHAN PANUNGGANGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANUNGGANGAN KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN Kontrol

KUISIONER PENELITIAN Kontrol KUISIONER PENELITIAN Kontrol KAJIAN FAKTOR RISIKO TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA PADA SEKTOR 4 DI PROPINSI LAMPUNG Tanggal tanggal bulan tahun : - - Nomor Kuisioner : - Waktu mulai : Waktu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 50/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN UNGGAS DI PEMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 50/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN UNGGAS DI PEMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 50/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN UNGGAS DI PEMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN 69 GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN INFLUENZA DI KELURAHAN WANGUNSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEMBANG KECAMATAN LEMBANG TAHUN 2007 1. Nama : 2. Alamat : Kelurahan

Lebih terperinci

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI Lampiran 1. LEMBAR KUESIONER UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI A. IDENTITAS INFORMAN Nama :. Alamat : Usia :.Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Pendidikan terakhir : Unit Kerja : Masa kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pembibit Bibit merupakan ayam muda yang akan dipelihara menjadi ayam dewasa penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi dan daya

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Tatalaksana Kesehatan Peternakan Sapi Perah Rakyat di KTTSP Baru Sireum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

Lampiran 1 Kuesioner Tatalaksana Kesehatan Peternakan Sapi Perah Rakyat di KTTSP Baru Sireum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor Lampiran 1 Kuesioner Tatalaksana Kesehatan Peternakan Sapi Perah Rakyat di KTTSP Baru Sireum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor 19 No. Kuesioner : Enumerator : Tanggal : Waktu : PERNYATAAN PERSETUJUAN Nama

Lebih terperinci

PEDOMAN BUDI DAYA BURUNG PUYUH YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN BUDI DAYA BURUNG PUYUH YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN 5 A. Latar Belakang LAMPIRAN: PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 33/Permentan/OT.140/2/2014 TANGGAL: 24 Februari 2014 PEDOMAN BUDI DAYA BURUNG PUYUH YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN Burung

Lebih terperinci

FAKTOR DAN AGEN YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT & CARA PENULARAN PENYAKIT

FAKTOR DAN AGEN YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT & CARA PENULARAN PENYAKIT FAKTOR DAN AGEN YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT & CARA PENULARAN PENYAKIT LATAR BELAKANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT KESEHATAN KUNCI SUKSES USAHA BUDIDAYA PETERNAKAN MOTO KLASIK : PREVENTIF > KURATIF

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penetasan telur ada dua cara, yaitu melalui penetasan alami (induk ayam)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penetasan telur ada dua cara, yaitu melalui penetasan alami (induk ayam) 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mesin Tetas Penetasan telur ada dua cara, yaitu melalui penetasan alami (induk ayam) dan melaui penetasan buatan (mesin tetas) (Paimin, 2000). Penetasan buatan dilakukan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/Permentan/PK.320/12/2015 TENTANG PEMBERANTASAN PENYAKIT HEWAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/Permentan/PK.320/12/2015 TENTANG PEMBERANTASAN PENYAKIT HEWAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/Permentan/PK.320/12/2015 TENTANG PEMBERANTASAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 2

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 2 No.1866, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Hewan. Penyakit. Pemberantasan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/Permentan/PK.320/12/2015 TENTANG PEMBERANTASAN PENYAKIT HEWAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pada peternakan ayam ras petelur di Desa Gulurejo adalah metode deskripsi.

METODE PENELITIAN. pada peternakan ayam ras petelur di Desa Gulurejo adalah metode deskripsi. III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian analisis kondisi biosekuriti pada peternakan ayam ras petelur di Desa Gulurejo adalah metode deskripsi. Menurut Sugiyono (2016) metode

Lebih terperinci

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN I. UMUM Pengaturan pengendalian dan penanggulangan Penyakit Hewan menjadi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA BURUNG PUYUH YANG BAIK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA BURUNG PUYUH YANG BAIK PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA BURUNG PUYUH YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI KOTA DUMAI Hasil Rapat Bersama DPRD Tanggal 21 Juli 2008 LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI Nomor : 10 Tahun 2008 Seri : D Nomor 06 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMELIHARAAN TERNAK DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2030, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Karatina Hewan. Instalasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/Permentan/KR.100/12/2015 TENTANG INSTALASI KARANTINA

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5543 LINGKUNGAN HIDUP. Penyakit Hewan. Peternakan. Pengendalian. Penanggulangan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 130) PENJELASAN ATAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Desa Kaliyoso terdapat di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah barat

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA AYAM PEDAGING DAN AYAM PETELUR YANG BAIK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA AYAM PEDAGING DAN AYAM PETELUR YANG BAIK PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA AYAM PEDAGING DAN AYAM PETELUR YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil 30 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil penelitian ini disajikan dalam 3 bagian yang diharapkan dapat memenuhi tujuan dan hipotesis penelitian yaitu : (1) distribusi sampel penelitian untuk mengetahui jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan ayam merupakan salah satu sektor yang penting dalam memenuhi kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging dan telur

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran

2 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran No.1018, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTAN. Pembibitan. Itik Lokal. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/Permentan/OT.140/7/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.130, 2014 LINGKUNGAN HIDUP. Penyakit Hewan. Peternakan. Pengendalian. Penanggulangan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5543) PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/Permentan/OT.140/7/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN ITIK LOKAL YANG BAIK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/Permentan/OT.140/7/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN ITIK LOKAL YANG BAIK PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/Permentan/OT.140/7/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN ITIK LOKAL YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembibitan Ayam Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler konsumsi yang memiliki produksi unggul. Bibit- bibit yang bisa dikembangkan di Indonesia

Lebih terperinci

Dokumentasi SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) S P O Sanitasi

Dokumentasi SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) S P O Sanitasi Dokumentasi SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) S P O Sanitasi HANDOUT MATA KULIAH : REGULASI PANGAN (KI 531) OLEH : SUSIWI S JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA F P M I P A UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organisasi Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama dalam suatu pembagian kerja untuk mencapai tujuan bersama (Moekijat, 1990). Fungsi struktur

Lebih terperinci

PEDOMAN BUDI DAYA KELINCI YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN BUDI DAYA KELINCI YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN 2014, No.262 4 A. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/Permentan/OT.140/2/2014 TANGGAL: 24 Februari 2014 PEDOMAN BUDI DAYA KELINCI YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Pengolahan Tanah Dosis Waktu Aplikasi Sebelum diolah beri pupuk organik dari limbah panen / limbah ternak ataupun sampah kota yang diolah dengan

Pengolahan Tanah Dosis Waktu Aplikasi Sebelum diolah beri pupuk organik dari limbah panen / limbah ternak ataupun sampah kota yang diolah dengan 1 Menggemburkan dan menyehatkan tanah 2 Meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang positif di dalam tanah 3 Menyehatkan benih dan bibit tanaman Daun, bunga & buah tidak mudah rontok 4 Menekan hama & penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang cukup, kehidupan manusia akan terganggu sehingga

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang cukup, kehidupan manusia akan terganggu sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan bahan pokok yang penting dalam kehidupan manusia. Sebagai salah satu kebutuhan pokok, makanan dan minuman dibutuhkan manusia untuk hidup,

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Pengembangan pembibitan

Lebih terperinci

Studi tentang Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas 4 dan 5 Dalam Pencegahan Flu Burung SDN Cisalak 1 Kecamatan Sukmajaya Kota Depok tahun 2009

Studi tentang Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas 4 dan 5 Dalam Pencegahan Flu Burung SDN Cisalak 1 Kecamatan Sukmajaya Kota Depok tahun 2009 1 P a g e Studi tentang Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas 4 dan 5 Dalam Pencegahan Flu Burung SDN Cisalak 1 Kecamatan Sukmajaya Kota Depok tahun 2009 I. IDENTITAS RESPONDEN Nama Lengkap : Kelas:

Lebih terperinci

2014, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 140, Tamba

2014, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 140, Tamba No.260, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTAN Budi Daya. Itik. Pedaging. Petelur. Pedoaman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBIBITAN ITIK LOKAL YANG BAIK

PEDOMAN PEMBIBITAN ITIK LOKAL YANG BAIK PEDOMAN PEMBIBITAN ITIK LOKAL YANG BAIK KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK 2014 PEDOMAN PEMBIBITAN ITIK LOKAL YANG BAIK DIREKTORAT PERBIBITAN

Lebih terperinci

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : KUESIONER HIGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA PERALATAN MAKAN DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A THALIB KABUPATEN KERINCI TAHUN 0 I. Data Responden Penjamah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA ITIK PEDAGING DAN ITIK PETELUR YANG BAIK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA ITIK PEDAGING DAN ITIK PETELUR YANG BAIK PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA ITIK PEDAGING DAN ITIK PETELUR YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK

Lebih terperinci

MATRIKS DOMESTIK MASUK MEDIA PEMBAWA HPHK BKP KELAS II GORONTALO

MATRIKS DOMESTIK MASUK MEDIA PEMBAWA HPHK BKP KELAS II GORONTALO MATRIKS DOMESTIK MASUK MEDIA PEMBAWA HPHK BKP KELAS II GORONTALO NO JENIS MEDIA PEMBAWA PEMERIKSAAN DOKUMEN TINDAKAN KARANTINA HEWAN PEMERIKSAAN TEKNIS MASA KARANTINA KETERANGAN 1. HPR 14 hari Bagi HPR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media pertumbuhan mikroorganisme. Daging (segar) juga mengandung enzim-enzim

BAB I PENDAHULUAN. media pertumbuhan mikroorganisme. Daging (segar) juga mengandung enzim-enzim 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging adalah salah satu pangan asal hewan yang mengandung zat gizi yang sangat baik untuk kesehatan dan pertumbuhan manusia, serta sangat baik sebagai media pertumbuhan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar

Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar LAMPIRAN 47 Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar KUISIONER PETERNAK SAPI PERAH Wilayah Kabupaten : Kecamatan : Tanggal Wawancara : Nama Enumerator : I.Identitas Peternak 1. Nama Pemilik : 2.

Lebih terperinci

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012 Lampiran 1 Lembar Observasi Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012 Nama : No. sampel : Lokasi : Jenis kelamin : Umur : Lama

Lebih terperinci

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Lampiran KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA MAKANAN DI RUMAH MAKAN KHAS MINANG JALAN SETIA BUDI KELURAHAN TANJUNG REJO KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 2 Manfaat Penelitian... 2 Hipotesis... 2

DAFTAR ISI. PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 2 Manfaat Penelitian... 2 Hipotesis... 2 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii i PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 2 Manfaat Penelitian... 2 Hipotesis... 2 TINJAUAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Tempat Penjualan Daging Ayam Sampel daging ayam yang diteliti diperoleh dari pasar-pasar di Kota Tangerang Selatan. Selama pengambilan kuisioner terdapat 24 pedagang

Lebih terperinci

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANTRAKS. 1. Defenisi Penyakit Antraks

BAB 4 ANTRAKS. 1. Defenisi Penyakit Antraks BAB 4 ANTRAKS 1. Defenisi Penyakit Antraks Kuman antraks pertama kali di isolasi oleh Robert Koch pada tahun 1877. Meskipun penyakit alaminya sudah banyak berkurang, antraks menarik perhatian karena dapat

Lebih terperinci

UJI KOMPETENSI SEMESTER I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban yang paling tepat!

UJI KOMPETENSI SEMESTER I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban yang paling tepat! UJI KOMPETENSI SEMESTER I Latihan 1 Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban yang paling tepat! 1. Berikut ini yang bukan merupakan syarat rumah yang bersih dan sehat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perkarantinaan hewan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PEMELIHARAAN UNGGAS DAN PENGENDALIAN PENYAKIT FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) DENGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam petelur dikenal oleh sebagian masyarakat dengan nama ayam negeri yang mempunyai kemampuan bertelur jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan ayam ayam

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISIS RISIKO PEMASUKAN SAPI BIBIT BALI YANG DIKIRIM DARI LOMBOK- NTB KE MAKASSAR TERHADAP PENYAKIT ANTHRAKS

LAPORAN ANALISIS RISIKO PEMASUKAN SAPI BIBIT BALI YANG DIKIRIM DARI LOMBOK- NTB KE MAKASSAR TERHADAP PENYAKIT ANTHRAKS LAPORAN ANALISIS RISIKO PEMASUKAN SAPI BIBIT BALI YANG DIKIRIM DARI LOMBOK- NTB KE MAKASSAR TERHADAP PENYAKIT ANTHRAKS Oleh : 1. Drh. Muhlis Natsir NIP 080 130 558 2. Drh. Sri Utami NIP 080 130 559 BALAI

Lebih terperinci

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia PENYEDIAAN AIR BERSIH 1. Pendahuluan Air bersih merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan di rumah sakit. Namun mengingat bahwa rumah sakit

Lebih terperinci

Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis

Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis Leptospirosis adalah penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh bakteri Leptospira interrogans sensu lato. Penyakit ini dapat menyerang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

Deteksi Virus Avian Influenza pada Lingkungan dan Unggas yang Datang di Tempat Penampungan Ayam (TPnA) di DKI Jakarta

Deteksi Virus Avian Influenza pada Lingkungan dan Unggas yang Datang di Tempat Penampungan Ayam (TPnA) di DKI Jakarta Laporan Akhir Deteksi Virus Avian Influenza pada Lingkungan dan Unggas yang Datang di Tempat Penampungan Ayam () di DKI Jakarta 2008 Kerjasama : Wageningen International Departemen Pertanian Republik Indonesia

Lebih terperinci

Produksi Daging Unggas yang Sehat dan Higienis

Produksi Daging Unggas yang Sehat dan Higienis Produksi Daging Unggas yang Sehat dan Higienis Pasar merupakan tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Secara umum berdasarkan kelas mutu pelayanan terbagi menjadi

Lebih terperinci

Prosedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat menjaga dirinya sendiri dan

Prosedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat menjaga dirinya sendiri dan SOP PENGELOLAAN LIMBAH No : CSU/STI/05 Tanggal pembuatan : 10 FebruarI 2007 Tanggal peninjauan kembali : 10 FebruarI 2008 TUJUAN : Prosedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat

Lebih terperinci

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah A. Karakteristik Responden 1. Nama :. Umur :. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : B. Pertanyaan 1. Apakah ibu/bapak sebelum dan sesudah bekerja mengolah selalu

Lebih terperinci

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 Rizka Firdausi Pertiwi, S.T., M.T. Rumah Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan Kelompok rumah

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.

Lebih terperinci

Keberadaan mikroorganisme patogen pada makanan umumnya tidak menyebabkan perubahan fisik

Keberadaan mikroorganisme patogen pada makanan umumnya tidak menyebabkan perubahan fisik Prerequisite Program #7 Pencegahan Kontaminasi Silang Pencegahan, pengendalian, deteksi kontaminasi; kontaminasi mikrobiologik, fisik, dan kimiawi Bahaya biologis: cacing, protozos, bakteri, cendawan/fungi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 1 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN AVIAN INFLUENZA (AI)/ FLU BURUNG DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung Kombinasi Jumlah Tabung yang Positif 1:10 1:100 1:1000 APM per gram atau ml 0 0 0

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

INFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN

INFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN 1 INFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN PENGERTIAN Infeksi adalah proses ketika seseorang rentan (susceptible) terkena invasi agen patogen/infeksius dan menyebabkan sakit. Nosokomial berasal

Lebih terperinci

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN PENDAHULUAN Tanah yang terlalu sering di gunakan dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan persediaan unsur hara di dalamnya semakin berkurang, oleh karena itu pemupukan merupakan suatu keharusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh manusia, baik dalam bentuk segar maupun sudah diproses dalam bentuk produk. Susu adalah bahan pangan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Partisipasi Responden Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di instalasi karantina hewan (IKH) day old chick (DOC) milik Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Perkandangan Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam

Lebih terperinci

*37679 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 82 TAHUN 2000 (82/2000) TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

*37679 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 82 TAHUN 2000 (82/2000) TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright (C) 2000 BPHN PP 82/2000, KARANTINA HEWAN *37679 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 82 TAHUN 2000 (82/2000) TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Menimbang PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN RABIES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, : a. bahwa rabies merupakan

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI

PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI I. DATA UMUM : Tanggal Konseling : No. Rekam Medik : Nama : Umur : Nama orang tua/kk : Pekerjaan : Alamat RT/RW/RK : Kelurahan/Desa : II. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA

BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Mengapa Keamanan Pangan Penting? Melindungi

Lebih terperinci

PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR

PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR 62 PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR A. Data Umum 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Umur : 4. Jenis Kelamin : a.

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.214, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Peternakan. Kesehatan. Veteriner. Hewan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5356) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

HIGIENE DAN SANITASI SARANA PP - IRT

HIGIENE DAN SANITASI SARANA PP - IRT HIGIENE DAN SANITASI SARANA PP - IRT BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Pendahuluan Sanitasi : pencegahan penyakit dengan menghilangkan/mengatur

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA KELINCI YANG BAIK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA KELINCI YANG BAIK PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA KELINCI YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

MENERAPKAN HIGIENE SANITASI

MENERAPKAN HIGIENE SANITASI BAHAN AJAR PELATIHAN JURU SEMBELIH HALAL KODE UNIT KOMPETENSI : A. 016200.006.01 MENERAPKAN HIGIENE SANITASI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 1 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :.

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :. b.. CONTOH FORMULIR RM.. PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN. Nama rumah makan/restoran :.. Alamat :... NamaPengusaha/penanggungjawab :.. Jumlah karyawan :... orang. Jumlah penjamah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 34/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTALASI KARANTINA HEWAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 34/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTALASI KARANTINA HEWAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 34/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTALASI KARANTINA HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG Volume, Nomor, Tahun 0, Halaman 535-54 Online di http://ejournals.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HYGIENE PERAWAT DAN FASILITAS SANITASI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 1. DATA UMUM A.

Lebih terperinci

Bagian XIII Infeksi Nosokomial

Bagian XIII Infeksi Nosokomial Bagian XIII Infeksi Nosokomial A. Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan pengertian infeksi nosokomial 2. Menjelaskan Batasan infeksi nosocomial 3. Menjelaskan bagaimana proses terjadinya infeksi nosocomial

Lebih terperinci

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN Nama Rumah Makan/Restoran : Alamat : Nama Pengusaha : Jumlah Karyawan : Jumlah Penjamah Makanan : Nomor Izin Usaha :

Lebih terperinci

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja 2. Polusi Air Polusi Air Terjadinya polusi

Lebih terperinci