BAB 8 Konsep Biaya Standar dan Analisa Variance

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 8 Konsep Biaya Standar dan Analisa Variance"

Transkripsi

1 BAB 8 Konsep Biaya Standar dan Analisa Variance Tujuan 1. Menjelaskan bagaimana perkembangan Biaya standar. 2. Menghitung dan menginterpretasikan varians untuk Direct material 3. Menghitung dan menginterpretasikan varians untuk direct labor 4. Menghitung dan menginterpretasikan varians MFO 5. Menghitung pengaruh terhadap keuangan perusahaan bila tingkat operasi lebih besar atau lebih rendah kapasitas terpasang. 6. Mendiskusikan bagaimana pendekatan management by exception diterapkan untuk menginvestigasi varians biaya standar 7. Menjelaskan mengapa favorable un-favorable varians dan bagaimana mengimprovisasinya. 1. Pendahuluan Pada pembahasan sebelumnya kita telah menggunakan biaya-biaya historis atau biaya-biaya yang sesungguhnya terjadi. Dengan menganalisa biaya-biaya historis ini kita dapat menilaikan apakah produksi kita efisien. Lazimnya, anallisa it berupa: a) Perbandingan selama waktu yang berbeda-beda Pada analisa ini kita mengumpulkan angka-angka diwaktu-waktu yang lampau ini maka kita dapat menilaikan apakah biaya tersebut secara relatif cukup efisien. b) Perbandingan dengan perusahaan lain yang sejenis dengan membandingkan biaya-biaya perusahaan yang bersangkutan denga biaya perusahaan lain yang sejenis maka dapat juga kita nilaikan effisien relatif perusahaan tersebut. Suatu kelemahan yang utama pada cara pengawasaan diatas, adalah bahasa dasar perbandingan atau patokannya sendiri (Biaya diwaktu yang lampau sedang maupun Biaya dari perusahaan lain sejenis), mungkin bukan suatu patokan yang baik. Mungkin di dalam patokannya sendiri juga terselip pemborosan (waste) dan ineffsiensi. Untuk mendapatkan suatu patokan biaya yang baik,kita harus mengetahui biayabiaya apa yang yang diperlukan dan berapa dari masing-masing biaya ini.oleh karena itu sebelum produksi dimulai,terlebih dahulu masing-masing komponen biaya (Bahan langsung,tenaga langung dan FOH) harus dianalisakan untuk mengetahui beberapa besarnya masing-masing biaya seharusnya.untuk ini diperlukan biaya standar yaitu biaya yang seharusnya dan yang ditetapkan secara ilmiah (scientifically predetermined costs). Biaya standar dapat dijadikan manajemen sebagai : (i) Alat pengawasan karena biaya standar merupakan target yang harus dituju dan sekaligus merupakan patokan yang dapat dipakai untuk mengukur dan menilai biaya sesungguhnya /biaya aktual. (ii) Dengan demikian, maka biaya standar dapat merupakan alat untuk meningkatkan motivasi staf karyawan.

2 129 (iii) Sebagai alat perencanaan karena penentuan biaya stndar harus didahului dengan analisa dan penelitian yang cermat khusus biaya pabrikasi dapat dianalisa secara detail. Cara yang sebaik-baiknya adalah untuk menggunakan Anggaran (budget) dan biaya standar secara bersama-sama,sehingga terdapat perencanaan dan pengawasan yang baik karena yang dijadikan sebagai dasar untuk rencana dalam hal ini anggaran dan untuk membuat penilaian adalah biaya yang ditentukan secara ilmiah.beda antara anggaran dan standar terletak pada ruang lingkup yang dituju,jika anggaran menyatakan biaya-biaya yang tidak boleh dilampaui sedangkan biaya standar menyatakan dengan positif berapa besar biaya itu seharusnya pada suatu operasi yang efisien 2. Cara-cara Menentukan Biaya Standar Penetapan biaya standar merupakan hasil kerja sama antara beberapa divisi teknik dan pengembangan ( R & D ),engineering, keua ngan dan akuntansi, pembelian. Biaya standar meliputi standar biaya bahan langsung,standar biaya tenaga kerjalangsung dan standar biaya FOH 1) Standar Biaya Bahan langsung Standar biaya bahan langsung terdiri dari standar mengenai kuantitas dan standar harga. Untuk menentukan STANDAR KUANTITAS oleh bagian engineering terlebih dahulu dianalisakan jenis dan kualitas bahan yang disepakati. Selanjutnya dari data diatas ditentukan ukuran, bentuk dan kualitas yang paling ekonomis. Dalam perhitungan ini harus dikalkulasikan juga waste,spoilage, shinkage, penguapan yang tidak dapat dihindarkan,sehingga secara wajar memang harus dimasukan sebagai unsur biaya dalam biaya standar. Dalam menentukan STANDAR HARGA dengan mengambil harga rata-rata masingmasing jenis bahan selama periode tertentu. Harga sering-sering merupakan faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable ). Oleh karena itu jika harga sesungguhnya lebih tinggi dari harga standar sehingga terdapat penyimpangan harga (price variance ), maka harus diselidiki apakah disebabkan kesalahan divisi pembelian atau memang disebabkan oleh faktor eksternal terjadi kenaikan harga. 2) Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar biaya tenaga kerja langsung juga terdiri dari standar kuantitas dan standar upah. Untuk menentukan KUANTITAS TENAGA KERJA yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk tertentu diperlukan keahlian khusus.pada tahap awal harus dianalisa proses untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan jumlah tenaga minimal dan waktu yang singkat dan secepat mungkin setelah diperhitungkan waktu untuk istirahat dan kebutuhan pribadi.terakhir tentukan hasil yang dapat dicapai oleh seorang pekerja dengan keahlian dan effort yang normal.untuk STANDAR UPAH juga tidak semuanya dapat dikendalikan oleh manajemen.namun secara teoritis untuk menetapkan standar upah dapat berpedoman pada upah masing pekerjaan periode sebelumnya setelah disesuaikan dengan indek biaya hidup atau tingkat UMR masing-masing daerah dalam periode tertentu.

3 130 3) Standar Biaya Overhead (Standar FOH) Dalam perusahaan dagang,jasa maupun pabrik biaya overhead terdiri dari biaya overhead tetap dan biaya overhead variabel. PERTAMA dengan overhead tetap maka pembebanan biaya overhead pada suatu produk atau jasa tergantung pada volume produksi /jasa yang dihasilkan.jika dalam suatu priode tertentu volume produksi/jasa besar maka biaya overhead tetap perunit akan rendah.sebaliknya bila dalam periode tersebut vulume produksi/jasa rendah maka biaya overhead perunti tetapkan tinggi,sehingga akan mengakibatkan biaya perunit perperiode akan berubah tergantung dari besar kecilnya volume. KEDUA Biaya overhead tetap juga akan mempengaruhi Biaya unit produk/jasa bulanan karena jumlah hari dalam satu bulan tidak sama (29 s/d 31 hari). KETIGA ada jenis biaya overhead tidak selalu ada setiap bulan (reparasi besar/turn up) sehingga akan mempengaruhi biaya produksi/jasa bulanan).oleh karena itu maka semua biaya overhead yang menurut taksiran akan terjadi selama selama satu tahun harus dikumpulkan lebih dahulu dan dibagi dengan volume produksi/jasa yang normal. FORMULA STANDAR DAN ANALISIS VARIAN (Adaptasi : James Jiambalvo Managerial Accounting ) COMPREHENSIVE FORMULA STANDARD COST VARIANCE I. Harga Bahan Varians = ( AP SP) AQ p AP = Harga aktual per unit bahan SP = Harga standar per unit bahan AQ = Jumlah aktual barang yang dibeli II. Kuantitas Bahan Varians = (AQ u -SQ) SP AQ = Kuantitas aktual bahan yang digunakan SQ = Kuantitas standar bahan untuk tingkat aktual produksi SP = Harga standar per unit bahan III. Rate Tenaga Kerja Varians = (AH - SH) SR AH = Rate Tenaga Kerja Aktual per jam SH = Rate Tenaga Kerja Standar per jam AH = Jam Kerja Aktual Efisiensi Tenaga Kerja varians = (AH - SH) SR AH = Jam Kerja Aktual SH = Jam Kerja Standar untuk tingkat aktual produksi SR = Rate Tenaga Kerja Standar per jam IV. Overhead Variance Controllable Overhead Variance = Aktual overhead Tingkat anggaran Flexible overhead aktual untuk tingkat diproduksi Overhead Volume Variance = Tingkat anggaran - Overhead diterapkan overhead Flexible Untuk tingkat aktual produksi untuk produksi dengan menggunakan Rate Overhead standar

4 PENYIMPANGAN BAHAN (MATERIALVARIANCE) Perbedaan antara standar bahan (Standard material cost) dan biaya aktual (Actual material cost) dapat dibagi ke dalam dua varian bahan (material varians) A. Perbedaan harga bahan (Price material varians) B. Perbedan kuantitas bahan ( material quantity varians) Formula yang digunakan untuk menghitung varian disajikan dalam ilustrasi dibawah ini Biaya Kuantitas Aktual Biaya Bahan Aktual di Harga Standar Bahan Standar (AQp x AP) (AQp x SP ) (SQ x SP) 200,000 ton x Rp ,000 ton x Rp10 180,000 ton xrp10 Rp Rp 2,000,000 Rp (AP-SP) AQp (Rp20.000) - baik Harga Varian bahan AQu x SP 181,000 x Rp10 Rp1,810,000 (AQu SQ) SP Rp10,000-tidak baik Kuantitas Varian bahan AQp = Kuantitas Aktual pembelian bahan AP = Harga aktual yang dibayar untuk bahan AQu = Kuantitas Aktual yang digunakan produksi SP = Harga standar bahan SQ = Kuantitas standar bahan untuk level aktual produksi Catatan: Dalam memasukkan harga bahan varian, gunakan Kuantitas aktual pembelian bahan (AQp) dan dalam memasukkan kuantitas varian bahan, gunakan Kuantitas aktual bahan yang digunakan (AQ). SELISIH HARGA BAHAN (Material Price Varians) A. Material Price Variance Material Price Variance adalah s selish antara harga aktual per unit bahan (AP) dengan harga standar per unit bahan (SP), kali dengan kualitas aktual bahan yang dibeli (AQᵖ).Sehingga dapat disaikan dengan Formula: Material Price Variance = (AP- SP) AQᵖ Cara menghitung penyimpangan material pabrikasi IGM dimana perusahaan membeli ton bahan dan dibayar dengan harga aktual Rp 9.90 per ton

5 132 dari harga standar Rp10. Dalam kasus ini, terdapat material Price variance yang menguntungkan sebesar Rp Berasal selisih harga bahan (Rp 10-Rp 9.90) dikalikan denagn kuantitas pembeliansebesar ton ( ton x Rp 0,10) Material Price Variance = (AP-SP) x Qᵖ = ($9.90-$10.00) = ($20.000) Favorable Baik Kesimpulan : Bila Harga Aktual (AP) atau Kuantitas Aktual ( AQu ) lebih besar dari standar maka disebut varian yang tidak menguntungkan atau unfavorable Bila Harga Aktual (AP) atau Kuantita s Aktual ( AQu ) lebih kecil dari standar maka disebut varian yang menguntungkan atau favorable. B. Material Quantity Variance Material Quantity Variance adalah selisih antara kuantitas aktual bahan yang digunakan (AQ ᵘ) dengan standar kuantitas bahan untuk aktual produksi (SQ) dikalikan dengan harga standar bahan (SP). Sehingga dapat disaikan dengan Formula: Material Quantity Variance = (AQᵘ-SQ) x SP Seandainya perusahaan pabrikasi IGM memproduksi 450 unit dari 50-galon drum. Standar kuantitas bahan adalah 400 ton per drum, standar kuantitas bahan yang diperbolehkan untuk 450 unit produksi adalah ton (berasal 450 drum x 400 ton, per drum). Dengan harga standar bahan adalah Rp 10 per ton. Jika, bahan aktual yang dipergunakan adalah ton maka kuantitas varians bahan adalah Rp Ini berarti terjadi penyimpangan yang tidak menguntungkan karena kuantitas aktual lebih besar dari kuantitas standar Material Quantity Variance Direct Labor Varians = (AQᵘ-SQ) SP = ( ) x Rp 10 = ton x Rp 10 = Rp Tidak Menguntungkan (unfavorable) Dua jenis penyimpangan tenaga kerja langsung (direct variance), A. Penyimpaangsn tarif upah tenaga kerja langsung (labor rate variance) B. Penyimpaangan efisiensi tenaga kerja langsung (labor efficiency variance) SR = tingkat upah standar per jam Formula menghitung semua penyimpangan tersebut disajikan pada ilustrasi 11-2 dan penjelasan dibawah ini.

6 133 Biaya tenaga kerja Kuantitas aktual pada standar biaya tenaga Aktual standar kerja (AH X AR) (AH X SR) (SH X SR) jam x Rp 15, jam x Rp Jam x Rp 15 Rp 26,350 Rp 25,500 Rp 27,000 Rp 850 tidak (Rp 1,500) Menguntungkan menguntungkan (AR - SR) AH (AH - SH) SR PenyimpanganTarif tenaga kerja Penyimpangan efisiensi tenaga kerja AH = jam bekerja AR = tingkat upah per jam SH = jam standar untuk tingkat sebenarnya produksi A. Labor Rate Variance Labor Rate Variance adalah selish antara tarif aktual tenaga kerja (AR) dengan tarif standar (SR) jam aktual, dikalikan dengan jumlah tenaga kerja (AH). Sehingga dapat disaikan dengan Formula: Labor Rate Variance = (AR- SR) AH Bagaimana cara menghitung selisih untuk perusahaan pabrikasi IGM dimana perusahaan denan tarif standar Rp 15 perjam tenaga kerja. Mengacu pada tarif aktual Rp 15,50 perjam tenaga kerja dan jumlah jam kerja yang digunakan maka mnghasilkan Rp 850 penyimpangan tarif yang tidak menguntungkan (unfavorable) dengan perhitungan dibawah ini: Labor Rate Variance = (AR-SR) x AH = (Rp 15,50 Rp 15 ) x 1700 = (Rp 0,50 x 1700) = = Rp 850 unfavorable Penyimpangan tidak menguntungkan B. Labor Efficiency Variance Labor Efficiency Variance adalah selisih antara Jumlah jam aktual tenaga kerja (AH) dengan t standar jam (SH) tenaga kerja, dikalikan dengan standar rate tenaga kerja (SR). Sehingga dapat disaikan dengan Formula: Labor Efficiency Variance = (AH - SH) x SR Bagaimana cara menghitung selisih untuk perusahaan pabrikasi IGM dimana perusahaan menggunakan 1700 jam kerja untuk memproduksi 450 unit. Ini berarti membutuhakn 4 jam perunits tarif. Mengacu pada tarif standar Rp 15,00 perjam tenaga kerja dengan standar jumlah jam kerja untuk 450 unit menjadi jumlah jam kerja yang digunakan (450 unit x 4 jam perunit maka mnghasilkan Rp penyimpangan menguntungkan (favorable) dengan Labor Efficiency Variance = (AH - SH) x SR = ( jam kerja) x Rp 15 = (100 jam x Rp 15) = Rp 1,500 Favorable Penyimpangan menguntugkan

7 134 C. OVERHEAD VARIANCES Total variance untuk manufacturing overhead dibedakan antara overhead applied terhadap persedian dengan biaya overhead standar dan aktual. Total overhead variance dapat dipisahkan menjadi: A. Controllable Overhead Variance B. Overhead Volume Variance Formula menghitung Manufacturing Overhead Variance disajikan pada ilustrasi 11-3 dan penjelasan dibawah ini. Biaya Overhead aktual Flexible Budget Overhead Overhead Applied dgn Tarif standar Rp Rp (Rp. 20 x 450) Rp. 50 x 450 Rp Rp (Rp 1.000) (Rp 1,500) menguntungkan Tidak menguntungkan Controllable Overhead Variance Overhead Volume Variance A. Controllable Overhead Variance Controllable Overhead Variance = Actual Overhead (Flexible budget level Of Overhead For actual level of production) Estimasi workshop IGM Fixed Overhead Rp Variabel overhead per-unit Rp 20. Dalam kasus ini Anggaran fleksibel untuk level produksi aktual (450 unit) adalah Rp (Rp (Rp 20 x 450). Selama perode ini Biaya Overhead aktual Rp Dengan demikian terdapat penyimpangan controllabel overhead yang menguntungkan (favorable) Controllable Overhead Variance = Actual Overhead (Flexible budget level Of Overhead For actual level of production) = Rp ( Rp (Rp 20 x 450 unit) = (Rp 1,000) (favorable) B. Overhead Volume Variance Formula Flexible budgeted level (-) Overhead Volume Variance = = Of overhead for actual Level of production = Rp (Rp 20 x 450) - (Rp ) Overhead applied to production using standard overhead rate (Rp 50* x 450 ) Overhead Volume Variance = Standar overhead rate (Rp ) = Rp Rp unfavorable * Dasar perhitungan Rp 50 adalah :

8 135 Kapasitas Produksi : 500 unit Standar overhead rate Kapasitas produksi applied 450 unit (i) Fixed manufacturing over head Rp (ii) Variable overhead Rp 20/ perunit (iii) Ekspektasi produksi 500 unit maka: Rp (Rp 20 x 500 unit) Standar overhead rate = Rp /500 unit = Rp 50 Terdiri dari: Variable cost per unit Rp 20 Fixed cost Rp /500 = Rp 30 Dasar Perhitungan : (i) Produsi Applied 450 unit (ii) Fixed cost applied Rp (iii) Fixed Cost Flexible budget Rp ====================== Standard cost applied 450 unit ====================== Variable cost = Rp (Rp 20x 450 unit) Fixed Cost = Rp (Rp 30x 450) = Rp =================== Flexible budget for 450 unit =================== Variable cost = Rp (Rp 20 x 450 unit) Fixed Cost = Rp = Rp ====================== (Difference ====================== 0 Rp Rp Standar overhead rate = Variable cost perunit Fixed cost per-unit = Rp 20,00 = Rp 33,33 (Rp /450 unit) = Rp 53,33 ILUSTRASI. VIII-1 PT.Indpo Global Mandiri memproduksi Storage kontainer dengan tipe 1000 kubik foot metal storage,harga jual per-unit Rp 25 juta. Dalam menghitung harga pokok PT IGM menggunakan biaya standar.komposisi biaya standar ditetapkan pada awal tahun dan realisasi tahun 2009 adalah:

9 136 Biaya Standar per-unit: Material (6 Metal sheets x Rp ) = Rp Direct Labor (10 jam x Rp ) = Rp FOH (Rp per-unit) = Rp Total = Rp Biaya Overhead Pabrik: PT.IGM pada awal tahun 2009 merencanakan produksi dan penjualan unit dengan perhitungan biaya FOH per-unit sebagai berikut : FOH Variabel Rp FOH Tetap Rp RP Rencana Produksi unit FOH Per-unit Rp / 6000 unit = Rp Berdasarkan rencana produksi dan penjualan,biaya standar dan informasi lain,maka disusunlah anggaran laba operasi tahun 2009 ( 6000 unit) sbb.: Nilai Jutaan Rupiah Penjualan Rp HPP Laba Kotor Rp Biaya penjualan, umum dan Adm Laba operasi Rp Selama 2009 PT IGM menerima pesanan khusus yang tidak diperkirakan sebanyak unit. sehingga meningkat produksi menjadi unit. Dari unit sebanyak unit dijual dengan harga per-unit Rp dan 1000 unit dijual dengan harga Rp per-unit Biaya produksi untuk memproduksi units adalah : Nilai Jutaan Rupiah Material dibeli dan digunakan ( metal sheetsxrp ) Rp Direct Labor ( jamx Rp ) FOH Variabel FOH Tetap Total Biaya Produksi aktual Rp Diminta: 1. Hitunglah: a. Material variance (Price dan Quantity variance) b. Labor Variance (Labor rate dan efesiensi variance) c. Controllable overhead variance d. Overhead volume variance 2. Hitunglah pengaruh dari spesial order unit

10 137 Jawab VIII-1 a. Production costs Material Price Variance Rumus: (Actual Price - Standard Price) x Actual Quantity (Rp Rp ) x = Material Quantity Variance Rumus: (Actual Quantity- Standard Quantity) x Standard Price ( ) x Rp = Rp Labor Rate variance Rumus: (Standard Rate - Actual Rate) x Actual Hours (Rp Rp ) x = Rp Labor Efisiensi variance Rumus: (Actual Hours- Standard Hours) x Standar rate ( ) x Rp = Rp Controllable Overhead variance Rumus: Actual Overhead Flexibble budget utk Produksi aktual = Rp (Rp unitx Rp ) = Rp Rp =Rp Overhead Volume Variance Rumus: Flexibel Budget utk produksi aktual Overhead applied (Rp unit x Rp ) - (6.000 unit x Rp ) (Rp Rp ) = Rp ( L) b. Pengaruh spesial order 1000 units Harga jual per- unit Rp Biaya Varibel standar Material Rp Labor Rp Foh Variabel Rp Rp Marjin Kontribusi-per-unit Rp Jumlah unit unit Incremental Profit (1000 unit x Rp ) = Rp Dengan demikian spesial order 1000 unit menciptakan Incremental Profit Rp 13 Milyar

11 138 LATIHAN Mandiri VIII.1.Teori 1. Biaya standar yaitu biaya yang seharusnya dan yang ditetapkan secara ilmiah (scientificallyn predetermined costs).... B/S 2. Biaya standar kurang dapat dipergunakan manajemen sebagai alat perencanaa karena penentuan biaya standar harus didahului dengan analisa dan penelitian yang cermat khusus biaya pabrikasi kurang dapat dianalisa secara detail... B/S 3. Material Price Variance sering disebut juga spending variance adalah Selisih antara harga yang sesungguhnya dengan harga standar dikalikan kuantitas sesungguhnya (Actual Quantity).... B/S 4. Penyimpangan efesiensi bahan disebut juga penyimpangan kuantitas bahan Yang sesungguhnya dengan kuantitas standar dikalikan standar harga... B/S 5 Rumus untuk mencari Controllable Overhead variance adalah ( Flexible budget utk produksi actual Overhead applied)... B/S 6. Jelaskan kegunaan biaya standar bagi pimpinan perusahaan : a. b. c. d. Problem 8-1 Anak perusahaan Indo Global Mandiri memproduksikan lemari besi yang tahan api. Perusahaan tersebut menggunakan sistem biaya standar dan setiap akhir bulan biaya sesungguhnya dibandingkan dengan biaya standar. Penyimpangan antara biaya sesungguhnya dan biaya standar dianalisakan dengan maksud untuk membantu Pengendalian manajemen. Komponen biaya Standar untuk memproduksi satu buah lemari besi adalah sebagai berikut 1. Bahan Langsung (Biaya Standar) 6 lembar plat besi ukuran Rp lembar plat besi ukuran Rp Tenaga Langsung 30 jam tukang potong dan las /jam 3. Biaya Overhead (atas dasar jumlah jam langsung) Variable Overhead : 30 Rp Fixed Overhead : 30 Rp Dalam bulan Juni 2010 ternyata telah diselesaikan 600 buah lemari besi. Selanjutnya, pembukuan perusahaan tersebut menunjukkan data sebagai berikut; Pembelian Material lembar plat baja ukuran Rp lembar plat baja ukuran Rp Pemakaian Material Selama bulan juni u ntuk produksi telah dikeluarkan dari gudang material : lembar plat baja ukuran lembar plat baja ukuran 16

12 139 Pemakain Jam Kerja Dalam bulan tersebut telah dipakai jam tenaga langsung denga upah Rp /jam Beban Biaya Everhead Biaya overhead dalam bulan tersebut adalah Fixed Overhead sebesar Rp (Kapasitas normal pabrik tersebut adalah 2280 jam langsung) dan Variable Overhead sebesar Rp Diminta : a. Hitunglah besarnya biaya Standar satu buah lemari besi b. Hitunglah Variance/Penyimpangan a. Material Price variance b. Penyimpangan Efesiensi bahan c. Penyimpangan tingkat upah d. Penyimpangan Efesiensi tenaga kerja c. FOH yang dapat dikendalikan (Controllable Variance) Jawab : a. MATERIALs PRICE VARIANCE Plat biaya ukuran 14 Biaya standard: x Rp = Rp Dibeli: x Rp = Rp Penyimpangan yang menguntungkan = RP Plat baja ukuran 16 Biaya Standard: x Rp = Rp Dibeli: x Rp = Rp Penyimpangan yang tak menguntungkan = (Rp ) Penyimpangan harga bahan bisa di sebabkan karena dua hal yaitu : 1) Pembelian yang efisien atau tidak efisien 2) Selama bulan tersebut ada kenaikan atau penurunan harga. Faktor kedua merupakan faktor eksternal yang jelas dan berada di luar kekuasaan b. Penyimpangan Efisiensi Bahan. Plat baja ukuran 14 Standar kwantitas: 600 x 6 lembar = 3600 lembar. Pemakaian sesungguhya = 3610 lembar. Penyimpangan yang tak menguntungkan: ( ) Rp = 10 x Rp = ( Rp ) (R) Penyimpangan yang tak menguntungkan sebesar Rp.7 juta Disebabkan karena cara bekerja yang tidak efisien harus dan di selidiki sebabsebabnya. Setelah diketahui sebab-sebabnya, maka dilakukan tindakan perbaikan (corrective action). Plat baja ukuran 16 Standar kwantitas 600 x 2 lembar = lembar

13 140 Pemakaian sesungguhnya = lembar Penyimpangan yang menguntungkan; ( ) lembar x Rp = 20 x Rp = Rp (L) Penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp. 12 juta disebabkan karena pekerjaan telah dilaksanakan dengan efisien. Hal ini juga harus diselidiki sebab-sebabnya dan sedapat mungkin digunakan sebagai contoh untuk pekerjapekerja yang lain. c. Penyimpangan Tingkat Upah Jumlah jam sesungguhnya x standar tingkat upah: x Rp = Rp Jumlah jam sesungguhnya x tingkat upah sesungguhnya: x Rp = Rp Penyimpangan tingkat upah yang menguntungkan: Rp Penyimpangan ini disebabkan karena tingkat upah sesungguhnya adalah lebih rendah dari tingkat upah yang diperkirakan. Penyimpangan yang menguntungkan ini mungkin adalah jasa Bagian Kepegawaian karena mereka telah pandai dalam melakukan perundingan dengan Serikat Buruh. Tetapi mungkin pula disebabkan semata-mata karena faktor-faktor Nasib Baik. Dengan kata lain penyimpangan tingkat upah adalah sesuatu yang tidak seluruhya controllable. d. Penyimpangan Efisiensi Tenaga Jumlah jam standard x tingkat upah standard: x Rp = Rp Jumlah jam sesungguhnya x tingkat upah standard: x Rp = Rp Penyimpangan yang tak menguntungkan: (Rp ) Penyimpangan ini disebabkan karena pemakaian jumlah jam sesungguhnya adalah lebih besar dari jumlah jam yang seharusnya menurut standard. Hal ini disebabkan karena cara bekerja yang tidak efisien dan harus diselidiki sebab-sebabnya untuk melakukan tindakan-tindakan perbaikan. Kini akan dihitung penyimpangan biaya overhead berdasarkan 2 Variance Methode. Menurut cara ini, maka kita akan menghitung Controllable Variance, dipecah menjadi budget variance dan effisiency variance. Volume Variance e. Penyimpangan yang dapat di kendalikan (Controllable Variance) Biaya Overhead menurut jumlah jam standar: Biaya variable: x Rp Rp Biaya Fixed Rp Rp Biaya Overhead sesungguhnya : Biaya variable: Rp Biaya Fixed Rp Rp Penyimpangan yang tak menguntungkan : Rp Rp = Rp

14 141 Karena biaya-biaya ini dapat di kendalikan (controllable), maka ada orang - orang tertentu yang bisa dimintai pertanggungan jawab. f. Spending Variance Biaya Overhead menurut jumlah jam sesungguhnya : Biaya variance x Rp = Rp Biaya Fixed Rp Rp Biaya Overhead sesungguhnya : Biaya variable: Rp Biaya Fixed Rp Rp Spending variance yang menguntungkan : Rp Rp = Rp Penyimpangan yang menguntungkan ini disebabkan karena baiaya overhead yang sesungguhnya adalah lebih rendah dari biaya overhead menurut standard rate dikalikan dengan jumlah jam yang sesungguhnya. Jadi, kalau kita melihat bahwa jumlah jam yang dipergunakan adalah jam, maka biaya overhead sebesar Rp ,- adalah rendah. Namun kita tau bahwa jumlah jam sebetulnya terlalu besar sehingga keuntungan diatas kurang riil. Hal ini akan terlihat pada perhitungan di bawah ini. g. Effisiency Variance Biaya Overhead menurut jumlah jam standar: Biaya variable : x Rp = Rp Biaya Fixed Rp Rp Biaya Overhead menurut jumlah jam sesungguhnya : Biaya variance x Rp = Rp Biaya Fixed Rp Rp Effisiency Variance yang tak menguntungkan : Rp Rp = Rp Penyimpangan yang tak menguntungkan ini disebabkan karena jumlah jam sesungguhnya terlalu besar jika dibandingkan dengan jumlah jam yang seharusnya. Dengan kata lain, disini terdapat ineffisiency sebesar 100 jam. h. Volume Variance Biaya Overhead menurut jumlah jam standar: Biaya variable : x Rp = Rp Biaya Fixed Rp Rp Biaya overhead yang dibebankan menurut biaya standar : 600 x (Rp jam) x (4000) RP Volume variance yang menguntungkan Rp

15 Variasi Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan Overhead Wansgard Manufacturing memiliki biaya lembar biaya standar sebagi berikut untuk salah satu produknya. Bahan baku langsung (2 $10 Tenaga kerja langsung (0.5 5 Overhead tetap (0.5 $2) 1 Overhead variabel (0.5 2 Biaya unit standar $18 *tarif berdasarkan pada aktivitas yang diperlukan, yaitu 2500 jam. Produksi unit Bahan baku langsung ( kaki dibeli dan digunakan) $ Tenaga kerja langsung (2.900 jam) Overhead tetap Ovehead variabel Diminta: Hitunglah variansi berikut ini; a. Variansi harga dan penggunaan bahan baku. b. Variansi tarif dan efisiensi tenaga kerja. c. Variansi pengeluaran dan efisiensi overhead variabel. d. Variansi pengeluaran dan volume overhead tetap. Jawaban 1. Variansi bahan baku : Kuantitas Input Aktual pada Harga Aktual a X $5,20 = $ Kuantitas Input Aktual pada Harga Standar x $ 5,00 $ Kuantitas Input Standar b pada Harga Standar x $5,00 = $ $2.350 U Variansi Harga $1.250 F Variansi Penggunaan a $ / = $ 5.20 = Harga aktual b 2 x = = Kuantitas Standar atau dengan menggunakan rumus berikut. MPV = (AP SP) AQ = ($5,20 - $5,00) = $ U MUV = (AQ SQ) SP = ( ) $5,00 = $1.250 F

16 Variansi Tenaga Kerja : Jam Aktual pada Tarif Aktual a x $10,20 = $ Jam Aktual pada Tarif Standar Jam Standar b pada Tarif Standar x $10,00 = $ $580 U Variansi Tarif $1.000 F Variansi Efisiensi a $ / = $10.20 = Harga aktual b 0,50 x = = Jam Standar atau dengan menggunakan rumus berikut: LRP = (AR SR) AH = ($10,20 - $10,00) = $580 U LEV = (AH SH) SR = ( ) $10,00 = $1.000 F 3. Variansi Overhead Vaiabel Overhead Variabel Aktual (AVOR X AH) $ Tarif Overhead Variabel yang Dilanggarkan (SVOR x AH) $4,00 x Ovrhead Variabel yang Dibebankan (SVOR x SH) $4,00 x 3.00 $1.100 F Variansi Pengeluaran $400 F Variansi Efriansi

17 Variansi Overhead Tetap Overhead Tetap Aktual $6.000 Overhead Tetap yang Dianggrakan $2.00 x Overhead Tetap yang Dibebankan $2,00 x $1.000 U Variansi Pengeluaran $1.000 F Variansi Volume

ACTIVITY BASED COSTING

ACTIVITY BASED COSTING Modul ke: Akuntansi Biaya ACTIVITY BASED COSTING Fakultas FEB Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S.,Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Manufacturing Costs Direct Direct Materials

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kinerja perusahaan ditentukan oleh bagaimana perusahaan mampu menerapkan fungsi pengendalian yang baik atas aktivitas perusahaan. Biaya produksi juga harus

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, sebagai berikut : 6.1. Mahasiswa mengetahui tentang standar unit. 6.2.

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, sebagai berikut : 7.1. Mahasiswa mengetahui tentang standar unit. 7.2.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Biaya 1. Pengertian Biaya Segala tindakan yang telah dipikirkan secara matang akan meminta pertimbangan antara manfaat dan pengorbanan. Begitu juga dalam sektor produksi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori. 2.1.1. Biaya Produksi. Biaya produksi (production cost) adalah biaya yang dibebankan dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). Menurut

Lebih terperinci

BAB 7 FLEXIBLE BUDGET (ANGGARAN LUWES)

BAB 7 FLEXIBLE BUDGET (ANGGARAN LUWES) 116 BAB 7 FLEXIBLE BUDGET (ANGGARAN LUWES) A. Anggaran Fleksibel (Flexible budget) Anggaran statis adalah suatu anggaran yang dibuat berdasarkan output produksi yang tetap, Jika output dari masa ke masa

Lebih terperinci

Analisa Varian Biaya Overhead Pabrik. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra

Analisa Varian Biaya Overhead Pabrik. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Analisa Varian Biaya Overhead Pabrik Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Biaya overhead pabrik (BOP): semua biaya pendukung proses manufacturing di luar biaya bahan baku

Lebih terperinci

BAB 10 Full Costing Dan Direct Costing

BAB 10 Full Costing Dan Direct Costing BAB 10 Full Costing Dan Direct Costing Tujuan : 1. Menguraikan konsep penetapan biaya obsorpsi dan biaya variabel 2. Menguraikan dan mengilustrasikan pelaporan laba menurut penetapan biaya Obsorpsi dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Klasifikasi Biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Klasifikasi Biaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Klasifikasi Biaya a. Pengertian Biaya Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom, dan insinyur. Akuntan telah mendefinisikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Laba merupakan tolok ukur paling sederhana untuk menentukan kesuksesan kinerja suatu usaha. Kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Biaya Informasi biaya dapat dijadikan sebagai ukuran manajemen dalam menilai apakah masukan yang dikorbankan memiliki nilai yang lebih rendah dari pada nilai keluarannya, sehingga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Pengertian Biaya Jenis-jenis Biaya

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Pengertian Biaya Jenis-jenis Biaya 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2006), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan

Lebih terperinci

Sistem Biaya Standar dan Analisa Varian Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra

Sistem Biaya Standar dan Analisa Varian Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Sistem Biaya Standar dan Analisa Varian Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Biaya standar vs. sistem biaya standar Biaya standar biaya

Lebih terperinci

SISTEM HARGA POKOK STANDAR

SISTEM HARGA POKOK STANDAR SISTEM HARGA POKOK STANDAR I. BIAYA STANDAR UNTUK BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA LANGSUNG Biaya Standar untuk Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung mencakup beberapa hal seperti dibawah ini : a. BIAYA STANDAR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2007:4) biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) Diah Aulia Iswanty Suhadak Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

SUATU TINJAUAN BIAYA STANDAR DALAM MENETAPKAN PRODUKSI

SUATU TINJAUAN BIAYA STANDAR DALAM MENETAPKAN PRODUKSI SUATU TINJAUAN BIAYA STANDAR DALAM MENETAPKAN PRODUKSI Oleh: Daulat Freddy Dosen FE-Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta daulat.freddy@indonusa.ac.id ABSTRACT Standard cost is the predetermined cost

Lebih terperinci

Standar Costing PENDAHULUAN

Standar Costing PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN Secara umum harga pokok dibagi 2 kategori : 1. Harga Pokok Historis : Harga pokok yang dihitung pada saat produksi selesai (Historical Cost) atau dalam suatu periode dan bermanfaat dalam

Lebih terperinci

PRODUCTION COST. Production cost itu ada yg: a. Direct, yaitu Direct material dan Direct labor b. Indirect, yaitu Factory Overhead (FOH)

PRODUCTION COST. Production cost itu ada yg: a. Direct, yaitu Direct material dan Direct labor b. Indirect, yaitu Factory Overhead (FOH) COST ACCOUNTING Akuntansi Biaya COST CONCEPT Cost = Biaya, spt living cost, overhead cost Cost = Harga perolehan, spt cost of equipment, cost of land, cost of building cost of investment Cost = Harga pokok,

Lebih terperinci

ANGGARAN FLEKSIBEL DAN HUBUNGAN STANDAR PENYELESAIAN

ANGGARAN FLEKSIBEL DAN HUBUNGAN STANDAR PENYELESAIAN ANGGARAN FLEKSIBEL DAN HUBUNGAN STANDAR PENYELESAIAN Tujuan pembelajaran : 1. Membedakan antara anggaran statis dengan anggaran fleksibel 2. Menghitung dan menggunakan rumus anggaran di dalam menyusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Produksi 2.1.1 Pengertian Biaya Pengertian biaya menurut Mulyadi (2000:8) adalah: Pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan moneter atau uang, yang telah terjadi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

Biaya statis disiapkan hanya untuk satu level tipe aktivitas

Biaya statis disiapkan hanya untuk satu level tipe aktivitas TUJUAN PEMBELAJARAN Membedakan antara biaya fleksibel dan anggaran induk statis. Menggunakan formula biaya fleksibel untuk menyusun biaya fleksibel berdasarkan volume penjualan Menggunakan formula biaya

Lebih terperinci

Standard Costing. 1

Standard Costing.  1 Standard Costing Harga Pokok Standar http://www.deden08m.com 1 STANDARD COSTING Biaya Standar (Standard Cost) adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya untuk membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya

Lebih terperinci

HARGA POKOK TAKSIRAN

HARGA POKOK TAKSIRAN HARGA POKOK TAKSIRAN Adalah Harga pokok yang ditentukan di muka sebelum proses produksi berjalan berdasarkan taksiran. Harga pokok taksiran mempunyai beberapa sifat yaitu : 1. Ditentukan sebelum proses

Lebih terperinci

1 STANDARD COSTING

1 STANDARD COSTING Standard Costing Harga Pokok Standar http://www.deden08m.com 1 STANDARD COSTING Biaya Standar (Standard Cost) adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya untuk membuat

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

ANALISIS PENYIMPANGAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT KONTROL EFISIENSI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TAPIOKA RJB LAMPUNG TIMUR

ANALISIS PENYIMPANGAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT KONTROL EFISIENSI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TAPIOKA RJB LAMPUNG TIMUR ANALISIS PENYIMPANGAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT KONTROL EFISIENSI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TAPIOKA RJB LAMPUNG TIMUR Misubargo Program Studi Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Lampung Timur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Biaya Produksi Standar Biaya standar merupakan biaya yang dianggarkan terlebih dahulu sebelum perusahaan memulai produksi. Biaya standar yang ditetapkan

Lebih terperinci

Daftar Isi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Populasi dan Sampel Populasi Sampel...

Daftar Isi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Populasi dan Sampel Populasi Sampel... iii PENGHARGAAN Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah dan selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.pada kesempatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

Manfaat Harga Pokok Standar untuk:

Manfaat Harga Pokok Standar untuk: STANDARD COSTING Biaya Standar (Standard Cost) adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu,

Lebih terperinci

MODUL 11 SISTEM HARGA POKOK STANDAR (STANDAR COSTING)

MODUL 11 SISTEM HARGA POKOK STANDAR (STANDAR COSTING) MODUL 11 SISTEM HARGA POKOK STANDAR (STANDAR COSTING) 1. Pengertian Sistem Harga Pokok Standar Sistem Harga Pokok Standar ialah salah satu sistem harga pokok yang ditentukan di muka untuk mengolah produk

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIGA SELISIH PADA PABRIK KACANG SANGRAI JAYA RAYA

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIGA SELISIH PADA PABRIK KACANG SANGRAI JAYA RAYA ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIGA SELISIH PADA PABRIK KACANG SANGRAI JAYA RAYA NAMA : SITI RAHAYU W NPM : 27212082 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI LATAR BELAKANG Mencari

Lebih terperinci

Standard Costing. Harga Pokok Standar. 1

Standard Costing. Harga Pokok Standar.  1 Standard Costing Harga Pokok Standar http://www.deden08m.com 1 STANDARD COSTING Biaya Standar (Standard Cost) adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya untuk membuat

Lebih terperinci

ANGGARAN FLEKSIBEL, VARIANS OVERHEAD PABRIK VARIABEL DAN ANALISIS TARIF BOP TETAP

ANGGARAN FLEKSIBEL, VARIANS OVERHEAD PABRIK VARIABEL DAN ANALISIS TARIF BOP TETAP AKUNTANSI MANAJEMEN Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis ANGGARAN FLEKSIBEL, VARIANS OVERHEAD PABRIK VARIABEL DAN ANALISIS TARIF BOP TETAP Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

Perhitungan Variance Biaya Produksi Proyek No PTC Pada PT Proserv Batam

Perhitungan Variance Biaya Produksi Proyek No PTC Pada PT Proserv Batam Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis vol. 2, no. 2, 2014, 230-239 ISSN: 2337-7887 (print version) Article History Received 13 October 2014 Accepted 17 November 2014 Perhitungan Variance Biaya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 75 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan maka penulis dapat menarik simpulan bahwa penerapan biaya standar dalam pengendalian biaya produksi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : standard cost, kos produksi, analisis selisih (variance). UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK. Kata kunci : standard cost, kos produksi, analisis selisih (variance). UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK Kelangsungan hidup suatu perusahaan sangat ditentukan oleh tingkat laba yang diperolehnya. Agar dapat memperoleh laba yang maksimal, perusahaan harus mengefisiensikan kos produksi dengan cara mengendalikan

Lebih terperinci

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA Amin Setio Lestiningsih Universitas BSI Bandung Jl. Sekolah Internasional No 1 6, Terusan Jalan Jakarta Antapani

Lebih terperinci

HARGA POKOK STANDAR Karakteristik Harga Pokok Standar : Proses penentuan harga pokok standar

HARGA POKOK STANDAR Karakteristik Harga Pokok Standar : Proses penentuan harga pokok standar HARGA POKOK STANDAR Adalah harga pokok yang ditentukan dimuka sebelum proses produksi berjalan dan merupakan harga pokok yang seharusnya untuk membuat suatu produk tertentu berdasarkan kondisi-kondisi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk BAB II BAHAN RUJUKAN 2.2 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi, serta membuat baik keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis di zaman sekarang ini kebutuhan konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis di zaman sekarang ini kebutuhan konsumen yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam dunia bisnis di zaman sekarang ini kebutuhan konsumen yang semakin kompleks meyebabkan semakin banyaknya persaingan pada perusahaan sejenis, khususnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan harus dapat menghadapi dan memenangkan persaingan, karena itu tugas perusahaan bukan sekedar memproduksi dan memasarkan produknya, namun mempertimbangkan besar kecilnya biaya yang akan

Lebih terperinci

Perhitungan Variance Biaya Produksi Proyek No PTC Pada PT Proserv Batam

Perhitungan Variance Biaya Produksi Proyek No PTC Pada PT Proserv Batam Perhitungan Variance Biaya Produksi Proyek No PTC-0213-2212 Pada PT Proserv Batam Seto Sulaksono Adi Wibowo 1), Maharani Anggi Lestari 2) 1) Politeknik Negeri Batam Jurusan Manajemen Bisnis Parkway Street,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien.

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri manufaktur di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini terbukti dengan semakin bertambahnya jumlah industri manufaktur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005:21), Data adalah faktafakta

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005:21), Data adalah faktafakta BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005:21), Data adalah faktafakta

Lebih terperinci

Tarif Biaya Overhead dan Analisis Variansi

Tarif Biaya Overhead dan Analisis Variansi Minggu 3 Tarif Biaya Overhead dan Analisis Variansi dianm@trisakti.ac.id Analisis Biaya Dian Mardi Safitri Faktor Faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam Memilih Dasar Tarif Overhead Dasar yang harus digunakan:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR PRODUK PINTU PADA MOULDING RYAN SAMARINDA BULAN APRIL 2010

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR PRODUK PINTU PADA MOULDING RYAN SAMARINDA BULAN APRIL 2010 http://www.karyailmiah.polnes.ac.id ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR PRODUK PINTU PADA MOULDING RYAN SAMARINDA BULAN APRIL 2010 E. Retno Maninggarjati (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda)

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. FACTORY OVERHEAD COSt Lanjutan. Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S.,Ak. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi

Akuntansi Biaya. FACTORY OVERHEAD COSt Lanjutan. Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S.,Ak. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi Modul ke: Akuntansi Biaya FACTORY OVERHEAD COSt Lanjutan Fakultas FEB Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S.,Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id FACTORY OVERHEAD COST Activity Level

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

Prosedur Penentuan Biaya Bahan Baku Standar

Prosedur Penentuan Biaya Bahan Baku Standar Definisi Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengambil tindakan yang tepat agar dapat. mempertahankan eksistensinya sesuai dengan konsep going concern.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengambil tindakan yang tepat agar dapat. mempertahankan eksistensinya sesuai dengan konsep going concern. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis yang makin ketat, mengharuskan perusahaan untuk mengambil tindakan yang tepat agar dapat mempertahankan eksistensinya sesuai

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PERHITUNGAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI UNTUK MENDUKUNG EFEKTIVITAS BIAYA PRODUKSI

PENERAPAN METODE PERHITUNGAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI UNTUK MENDUKUNG EFEKTIVITAS BIAYA PRODUKSI PENERAPAN METODE PERHITUNGAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI UNTUK MENDUKUNG EFEKTIVITAS BIAYA PRODUKSI (Studi Pada PT. Petronika Gresik Tahun 2010-2012) Presi YanogaArti Sri Mangesti

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA

PERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA PERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA Program Studi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words : Standard Cost, Cost Production Control. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key words : Standard Cost, Cost Production Control. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The cost of production is the most important in the company, therefore the cost of production needs to be planned and controlled. Management must be able to implement their functions in order

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan di berbagai bidang. Perkembangan dunia usaha yang bertambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi perekonomian pada umumnya menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi perekonomian pada umumnya menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan globalisasi perekonomian pada umumnya menyebabkan persaingan yang ketat dalam berbagai sektor perekonomian, antara lain bidang industri. Bidang

Lebih terperinci

Factory Overhead is generally defined as indirect materials, indirect labor, and all other factory costs that cannot be conveniently identified with

Factory Overhead is generally defined as indirect materials, indirect labor, and all other factory costs that cannot be conveniently identified with FACTORY OVERHEAD FACTORY BURDEN, PRODUCTION OVERHEAD, MANUFACTURING EXPENSE, MANUFACTURING OVERHEAD, FACTORY EXPENSE & INDIRECT MANUFACTURING /PRODUCTION COST Factory Overhead is generally defined as indirect

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Manfaat Sistem Biaya Standar. Setiap badan usaha yang bergerak dalam bidang produksi akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Manfaat Sistem Biaya Standar. Setiap badan usaha yang bergerak dalam bidang produksi akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Manfaat Sistem Biaya Standar Setiap badan usaha yang bergerak dalam bidang produksi akan mengeluarkan biaya produksi yang menunjang jalannya proses produksi. Perencanaan

Lebih terperinci

Modul ke: COST ACCOUNTING JOB ORDER COSTING. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi.

Modul ke: COST ACCOUNTING JOB ORDER COSTING. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi. Modul ke: COST ACCOUNTING JOB ORDER COSTING Fakultas Ekonomi dan Bisnis Riaty Handayani, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Job-Order Costing (Sistem perhitungan biaya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap 117 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap anggaran PT. X, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. PT. X telah menyusun

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Harga pokok produksi, metode job order costing, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik.

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Harga pokok produksi, metode job order costing, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penentuan harga pokok produksi dengan menggunakan metode job order costing. CV. X menerapkan metode job order costing dalam mengumpulkan biaya produksinya..

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku dan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Rasio Profit Margin

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan dalam penelitian ini adalah : 1. PT Sariyunika Jaya, telah menerapkan biaya standar untuk harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Maher Deakin (1996:6) pengertian akuntansi biaya adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Maher Deakin (1996:6) pengertian akuntansi biaya adalah suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Menurut Maher Deakin (1996:6) pengertian akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mencatat, mengukur, dan melaporkan informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan Dosen: Christian Ramos K COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan REFERENSI: Hongren, Charles T., Cost Accounting, Prentice Hall (BOOK) Vanderbeck, Principles of Cost Accounting, Cengage

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, berkembang pula dunia usaha dewasa ini, terbukti dengan berdirinya perusahaan besar, perusahaan menengah dan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Company that engaged in the industry requires a system that can be useful as a rawmaterial-usage-restrictions,

ABSTRACT. Company that engaged in the industry requires a system that can be useful as a rawmaterial-usage-restrictions, ABSTRACT Company that engaged in the industry requires a system that can be useful as a rawmaterial-usage-restrictions, labor, and factory overhead in achieving the efficiency and effectiveness within

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH ANGGARAN (VARIANCE ANALYSIS) DAN INTERPRETASI TERHADAP HASIL-HASILNYA. Marhakim *) ABSTRAK

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH ANGGARAN (VARIANCE ANALYSIS) DAN INTERPRETASI TERHADAP HASIL-HASILNYA. Marhakim *) ABSTRAK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH ANGGARAN (VARIANCE ANALYSIS) DAN INTERPRETASI TERHADAP HASIL-HASILNYA Marhakim *) ABSTRAK Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan, baik pada

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan Dosen: Christian Ramos K COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan REFERENSI: Hongren, Charles T., Cost Accounting, Prentice Hall (BOOK) Vanderbeck, Principles of Cost Accounting, Cengage

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

SKRIPSI PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA KONSTRUKSI DALAM MENINGKATKAN EFESIENSI KEGIATAN OPERASIONAL PADA PT. MANUNGGAL REZEKI PRATAMA

SKRIPSI PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA KONSTRUKSI DALAM MENINGKATKAN EFESIENSI KEGIATAN OPERASIONAL PADA PT. MANUNGGAL REZEKI PRATAMA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN SKRIPSI PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA KONSTRUKSI DALAM MENINGKATKAN EFESIENSI KEGIATAN OPERASIONAL PADA PT. MANUNGGAL REZEKI PRATAMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan terjadi hampir di semua sektor, tidak terkecuali sektor ekonomi yang melibatkan banyak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Biaya Produksi Standar Biaya standar merupakan biaya yang dianggarkan terlebih dahulu sebelum perusahaan memulai produksi. Biaya Standar yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 128 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah penulis menguraikan hasil penelitian dan melakukan pembahasan mengenai penerapan anggaran biaya produksi dalam mengefektifkan biaya produksi pada

Lebih terperinci

3. Menggunakan Konsep Penganggaran Fleksibel Dalam Evaluasi Kinerja

3. Menggunakan Konsep Penganggaran Fleksibel Dalam Evaluasi Kinerja BAB 11 ANGGARAN FLEKSIBEL DAN ANALISIS BIAYA OVERHEAD BAB 11 ANGGARAN FLEKSIBEL DAN ANALISIS BIAYA OVERHEAD A. ANGGARAN FLEKSIBEL 1. Karakteristik Anggaran Fleksibel Anggaran fleksibel memperhitungkan

Lebih terperinci

AKUNTANSI MANAJERIAL AGRI BISNIS [AMA]

AKUNTANSI MANAJERIAL AGRI BISNIS [AMA] AKUNTANSI MANAJERIAL AGRI BISNIS [AMA] Instruktur Djoni Tanopruwito Pengendalian Biaya Produksi BIAYA STANDAR [Standard cost] Biaya standar adalah sebuah benchmark atau norma yang dipergunakan untuk pengukuran

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Standard cost, production cost, efficiency. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords : Standard cost, production cost, efficiency. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT In today's business world of competition that occurs increasingly stringent among existing companies, especially the kind of company. This makes the manufacturing companies trying to create an

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV KUSUMA LOGAM BOYOLALI SKRIPSI OLEH: RATNA TRI KUMALA SARI

EVALUASI ATAS PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV KUSUMA LOGAM BOYOLALI SKRIPSI OLEH: RATNA TRI KUMALA SARI EVALUASI ATAS PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV KUSUMA LOGAM BOYOLALI SKRIPSI OLEH: RATNA TRI KUMALA SARI 08620054 JURUSAN AKUTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015 ABSTRAKSI

Lebih terperinci

ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI PADA PT APOLLO ANEKA PERSADA

ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI PADA PT APOLLO ANEKA PERSADA ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI PADA PT APOLLO ANEKA PERSADA TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III Oleh: FARIKA MITRA YEKTI 3110801085 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (DI UKM WINGKO BABAT IBU HJ.WIWIEK) Arena Ratna. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (DI UKM WINGKO BABAT IBU HJ.WIWIEK) Arena Ratna. Fakultas Ekonomi dan Bisnis ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (DI UKM WINGKO BABAT IBU HJ.WIWIEK) Arena Ratna Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang ABSTRACT In an

Lebih terperinci

Soal Pilihan Ganda (bobot 30)

Soal Pilihan Ganda (bobot 30) Soal Pilihan Ganda (bobot 30) 1. Akuntansi biaya kurang berperan dalam: a. Penetapan biaya bunga yang bisa dikapitalisasi* b. Penetapan metode perhitungan biaya c. Penentuan biaya produk d. Pemilihan di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Dan Jenis-Jenis Biaya Standar Setiap badan usaha yang bergerak pada bidang produksi akan mengeluarkan biaya produksi yang akan menunjang jalannya produksi. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan pada perusahaan Daiwatex mengenai peranan analisis laba kotor terhadap efisiensi dan efektifitas bagian produksi dan bagian

Lebih terperinci