PEMAHAMAN REDAKTUR BERITASATU.COM TERKAIT KODE ETIK JURNALISTIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMAHAMAN REDAKTUR BERITASATU.COM TERKAIT KODE ETIK JURNALISTIK"

Transkripsi

1 PEMAHAMAN REDAKTUR BERITASATU.COM TERKAIT KODE ETIK JURNALISTIK Hastuti Viana Putri Jurusan Marketing Communication, School of Communication, Bina Nusantara University. Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat, Telp. (62-21) , Hastuti Viana Putri, Gayes Mahestu S.Kom.,MM ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah diharapkan untuk mengetahui bagaimana pemahaman redaktur BeritaSatu.com terkait Kode Etik Jurnalistik dan untuk mengetahui kendala apa yang sering terjadi terkait Kode Etik Jurnalistik. Pada penelitian ini metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus di mana peneliti melakukan wawancara semiterstruktur untuk mendapatkan informasi atau data yang valid. Dalam penelitian ini informan yang diwawancarai adalah redaktur dari Beritasatu.com dengan menggunakan validasi data triangulasi sumber. Hasil yang dicapai dari penelitian ini menunjukan bahwa redaktur BeritaSatu.com memahami Kode Etik Jurnalistik. Hal ini terlihat dari redaktur BeritaSatu.com yang dapat memberikan penjelasan terkait pasal Kode Etik Jurnalistik sesuai dengan penafsiran yang sudah ditetapkan dan dari pemahamannya masing-masing. Kemudian kendala yang sering terjadi terkait dengan Kode Etik Jurnalistik adalah seringnya terjadi pelanggaran terkait Pasal 1 tentang independensi karena adanya intervensi pihak tertentu dan ketidakseimbangan berita karena mengabaikan prinsip cover both sides serta Pasal 6 terkait penyalahgunaan profesi dalam bentuk suap ataupun memeras. (HVP) Kata kunci: Beritasatu.com, Kode Etik Jurnalistik, Redaktur, Pemahaman. ABSTRACT The purpose of this research is to describe comprehension of the editors of BeritaSatu.com towards Journalism Code Of Ethics and to know what are the common problems towards Journalism Code of Ethics. The methodology that was used in this research was qualitative with case study methods where the observer used semi-structured interview in order to get enough valid data or information. On this research, the observer interviewed the editors of Beritasatu.com using data triangulation with aim the data validity. The result of this research shows that journalist of BeritaSatu.com can give appropriate explanation towards Journalism Code Of Ethics by using their own comprehension. Regarding the most common problems towards Journalism Code Of Ethics, there are still violations that are happening in every day s life. Those violations are related to article number 1 which is independency, news imbalance because lack of covering both sides and 1

2 article number 6 which is profession misuse such as bribing and blackmailing. Keywords: Beritasatu.com, Comprehension, Code Of Ethics, Editors. PENDAHULUAN Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menyebabkan terjadinya perubahan era dari manual ke digital, hal ini juga terjadi pada media massa. Informasi yang semula disajikan melalui media cetak atau elektronik kini juga beralih ke media online. Kehadiran media online membantu masyarakat untuk mengakses informasi dari manapun dengan biaya yang tidak mahal dan bisa didapat kapan saja selama mereka memiliki koneksi pada internet. Hal ini menjadikan media online lambat laun mulai mengalahkan eksistensi media konvensional dan menjadi salah satu pilihan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi. Media online itu sendiri merupakan media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia atau biasa disebut dengan istilah lain yaitu media siber. Kehadiran media online pun memunculkan generasi baru dalam jurnalisme yaitu jurnalisme online. Sekalipun belum lama kehadirannya dibandingkan dengan media massa lainnya, namun media online tergolong memiliki pertumbuhan yang sangat cepat. Beradasarkan buku Jurnalistik Suatu Pengantar (Suryawati, 2014), disebutkan bahwa salah satu keunggulan media online adalah bersifat real time yang berarti bahwa informasi yang sedang terjadi dapat disajikan secara langsung tanpa harus memakan waktu yang lama. Karena hal tersebutlah yang mendasari keunggulan media online dalam proses pencarian berita hingga berita tersebut sampai kepada publik. Namun karena proses bekerja redaksi di sebuah media online yang singkat, kemajuan serta perkembangan pola kerja redaksi kian menggeser perubahan nilai-nilai moral dan etika redaksi dalam melakukan tugasnya. Dari data Laporan Dewan Pers Periode , pada tahun 2012 pengaduan langsung yang diterima oleh Dewan Pers cukup tinggi yaitu sebanyak 470 pengaduan. Dari jumlah pengaduan tersebut, pengaduan terhadap media online sebanyak 90 pengaduan. Kemudian dilanjutkan dengan data Dewan Pers bahwa sebanyak 86 persen dari pengaduan tersebut adalah pelanggaran Kode Etik Jurnalistik. Dari data Dewan Pers selanjutnya, meski pengaduan atas media cetak lebih banyak dibanding pengaduan atas media online, namun justru pengaduan terkait pemberitaan media online meningkat dibanding tahun sebelumnya. Menurut catatan dewan pers, sepanjang tahun 2010 hingga 2011 kenaikan pengaduan terbanyak dialami oleh media online 13 persen dibandingkan dengan media elektronik yang hanya mengalami kenaikan 2 persen dan media cetak justru mengalami penururan pengaduan sebanyak 14 persen. Berbicara masalah etika khususnya dalam aktivitas jurnalistik, ada berbagai aturan keprofesian sudah disepakati dan harus ditaati oleh pihak yang berkecimpung di dalamnya. Aturan tersebut sudah dituliskan atas persetujuan organisasi kewartawawan yang di mana salah satunya adalah Kode Etik Jurnalistik. Seorang yang terlibat di sebuah media massa selain harus menaati aturan internal perusahaan tempatnya bekerja juga harus menjadikan Kode Etik Jurnalistik sebagai pedoman dalam bekerja. Secara fungsinya Kode Etik Jurnalistik adalah penentu dan pengawalan pekerja di media massa dalam hal ini media online, serta memberi arah tentang apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya ditinggalkan. Sehingga berita yang disajikan memiliki kualitas, kapabilitas dan kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan dari audience. Kode etik jurnalistik tersebut tidak hanya dilakukan oleh seorang reporter saat di lapangan, namun juga harus ditaati oleh tim redaksional sebuah media massa. Salah satu elemen komunikasi massa yang disebutkan dalam Pengantar Komunikasi Massa (Nurudin, 2011), adalah gatekeeper. Dalam organisasi media massa dimana pun mempunyai sejumlah gatekeeper yang memiliki kewenangan memainkan peranan dalam beberapa fungsi. Mereka dapat menghapus pesan, mereka bahkan bisa memodifikasi dan menambah pesan yang akan disebarkan. Dalam hal inilah seorang redaktur atau editor yang biasa melaksanakan fungsi gatekeeping. Gatekeeper sangatlah penting peranannya, karena apabila tidak adanya gatekeeper maka bahan-bahan, peristiwa, atau data secara mentah dan disiarkan kepada masyarakat melalui media massa. Disinilah gatekeeper berfungsi sebagai pemilahan, pemilihan, dan penyesuaian dengan media yang bersangkutan. Melalui berbagai informasi yang disajikan kepada masyarakat luas, redaksi memiliki kekuatan besar dalam mempengaruhi, mengubah perilaku dan menggerakkan masyarakat dengan cara memilah berita berita yang akan disajikan kepada masyarakat, dalam hal ini melalui media online. Oleh karena itu setiap redaktur ataupun editor yang berfungsi sebagai gatekeeper dalam sebuah media massa harus melandasi pekerjaannya dengan hal yang paling mendasar 2

3 yaitu memahami kaidah Kode Etik Jurnalistik supaya mereka tetap dapat menyajikan informasi yang bermutu dan mendidik masyarakat. BeritaSatu.com merupakan situs berita yang sedang berkembang pesat di bawah BeritaSatu Media Holdings dengan menyediakan berita melalui internet dan dapat diakses tanpa ada batasan waktu. Perkembangan pesat ini ditandai data yang didapat melalui situs alexa.com, BeritaSatu.com mengalami kenaikan sebanyak 3320 peringkat di tingkat global. Pada Tahun 2011, di Indonesia sendiri BeritaSatu.com menduduki peringkat ke 6004 dan pada tahun 2015 menduduki peringkat 133. Walaupun baru beroperasi selama empat tahun dibandingkan dengan situs berita lainnya, namun BeritaSatu.com telah mengalami kenaikan lebih dari 1000% dalam jumlah pengunjung. Hal itu menandakan bahwa situs Beritasatu.com telah sukses mendapatkan perhatian oleh masyarakat. Dalam situs BeritaSatu.com menjelaskan bahwa mereka memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan. Setiap media yang berada di bawah BeritaSatu Media Holdings salah satunya, Beritasatu.com menyatakan bahwa jurnalisme yang mereka terapkan adalah jurnalisme positif, yakni adalah aktivitas jurnalistik yang dijalankan dengan baik dan benar sesuai kaidah jurnalistik dan asas kemanusiaan agar berita juga mampu membangitkan optimism dan perilaku positif para pembaca. BeritaSatu Media Holdings menjelaskan bahwa jurnalisme positif muncul sebagai reaksi terhadap jurnalisme negatif, yakni jurnalisme yang menyuguhkan beritaberita tentang peristiwa dan pendapat dari sisi negatif. Dengan menonjolkan sisi positif dan menawarkan alternatif pemecahan, berita dalam jurnalisme positif diharapkan mampu membangkitkan optimisme dan perilaku positif pada diri pembaca. Maka dari itu pentingnya untuk seorang yang berfungsi sebagai gatekeeper di sebuah media massa harus memiliki pemahaman dasar terkait dengan aturan yang sudah disepakat supaya mereka tetap bekerja sesuai dengan aturan dan mengutamakan kepentingan publik. Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pemahaman tim redaksional seperti Redaktur Pelaksana, Asisten Redaktur serta Editor BeritaSatu.com terkait dengan pedoman dasar bagi para praktisi jurnalistik yaitu Kode Etik Jurnalistik. Penelitian ini hanya akan meneliti sebatas pemahaman redaktur terhadap konsep Kode Etik Jurnalistik saja. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti merupakan metodologi kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk membangun atau menjelaskan makna dibalik sebuah realita. Penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposif, teknik pengumpulan data dilakukan wawancara semiterstruktur, kemudian dilakukan dengan cara triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini karena penelitian ini membutuhkan hal hal yang bersifat detail, intensif dan seksama, yaitu bagaimana pemahaman redaktur terkait kode etik jurnalistik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian studi kasus. Studi kasus dipilih karena pada penelitian ini nantinya peneliti akan mendalami secara rinci tentang sebuah sistem dan pola yang ada pada objek penelitian. Peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus karena peneliti akan mendekati seorang kelompok yang bekerja sesuai ruang lingkup penelitan. Penelitian ini terdapat 4 informan yakni satu Redaktur Pelaksana, satu Asisten Redaktur dan empat Editor yang berasal dari tim redaksional Beritasatu.com. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampling dengan tujuan tertentu. Penelitian ini akan menggunakan wawancara semiterstruktur untuk mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur dilakukan dengan cara menyusun pertanyaan kepada informan untuk menentukan permasalahan secara lebih terbuka di mana informan akan diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam penelitian ini pertanyaan dibuat secara terbuka yang kemudian pendengar akan secara teliti dan mencatat apa dikemukakan oleh narasumber. Analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam proses mencari dan menyusun secara sistemasis diperoleh dari hasil wawancaraadalah pencodingan hasil wawancara. Dalam bukunya Metodologi Penelitian karya Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati menjelaskan bahwa koding data adalah kegiatan peneliti untuk mengelompokkan data dan memberi kode berdasarkan kesamaan data. Teknik koding menurut Straus dan Corbin terdiri open coding, axial coding, selective coding. Keabsahan data melewat sebuah alat ukur yang sah dalam penelitian kualitatif yaitu: Kredibilitas, 3

4 Transferabilitas, Ketergantungan dan Konfirmabilitas. Dari penjelasan tersebut peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber. HASIL DAN BAHASAN Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti diperoleh hasil bahwa pemahaman tentang kode etik jurnalistik tidak lepas dari cara informan memaknai kode etik jurnalistik sebaai landasan profesinya. Berdasarkan data hasil penelitian yang telah peneliti gabungkan, dapat ditarik secara garis besar bahwa masing-masing informan memiliki pemahaman mengenai kode etik jurnalistik yaitu sebuah aturan atau panduan bagi seorang jurnalis bekerja dan bersifat mengatur jurnalis supaya para jurnalis tetap bekerja sesuai dengan jalur yang benar dan memiliki integritas profesi. Berdasarkan hasil temuan peneliti terhadap keenam informan, hampir seluruh informan tersebut paham setiap pasal dalam Kode Etik Jurnalistik dan menafsirkannya dengan bahasa masing-masing. Terkait dengan Pasal 1 yang menyebutkan tentang independensi, seluruh informan mengatakan bahwa independensi seorang adalah jurnalis tidak boleh memihak dan tidak ada intervensi dari pihak apapun yang membuat kenetralan jurnalis tersebut diragukan. Begitu juga dengan berimbang yang di mana para jurnalis mengedepankan prinsip cover both sides, informan berpendapat bahwa jika ada suatu kasus di mana terkait dengan dua pihak atau lebih maka jurnalis tersebut harus mengulas isu tersebut dari pihak lawan. Hal ini juga bertujuan untuk supaya para pihak yang terkait tidak merasa dirugikan atau disudutkan. Kemudian terkait profesionalisme di Pasal 2 Kode Etik Jurnalistik informan menjelaskan bahwa terkadang saat bekerja seorang jurnalis dihadapi oleh beberapa masalah terkait dengan kesusahan menghubungi narasumber dan hal tersebut dijadikan jurnalis sebagai kesempatan untuk mencari jalan pintas untuk mendapatkan informasi. Seperti yang diutarakan oleh beberapa informan bahwa bahwa profesionalisme tersebut berarti jurnalis dalam melaksanakan tugas jurnalistik dengan menggunakan caracara tertentu untuk dipertimbangkan dalam peliputan berita selama tidak menyalahi hukum. Sedangkan menurut informan lainnya menjelaskan bahwa sikap professional yang dimaksud adalah hal yang terkait dengan berita yang dihasilkannya. Berita yang dihasilkan oleh jurnalis tersebut harus berdasarkan fakta dan berasal dari narasumber yang dapat dipercaya atau ahli pada bidangnya. Ditambahkan bahwa profesionalisme seorang jurnalis tidak melakukan plagiat atau tidak menyatakan karya miliki orang lain sebagai karya miliknya. Terkait dengan Pasal 3 Kode Etik Jurnalistik keenam informan dapat memberikan pemahaman terhadap pasal ini. Setiap berita yang akan dipublikasikan kepada masyarakat harus diuji kebenarannya terlebih dahulu agar tidak ada kesalahan dari berbagai pihak. Untuk itu seluruh jurnalis yang bekerja harus verifikasi berita tersebut. Bahwa seorang jurnalis harus selalu memverifikasi sebuah pemberitaan yang ada dengan menghubungi narasumbernya secara langsung jika memungkinkan atau bisa juga dengan cara mencari narasumber lain yang relevan. Bersikap kritis saat narasumber memberi pernyataan adalah hal yang dapat dilakukan oleh jurnalis. Bersikap kritis dengan cara tidak mudah menerima atau menolak satu pernyataan dari narasumber ditunjukkan untuk menggali lebih dalam isu baru jika sudah teruji kebenarannya maka berita tersebut layak dipublikasikan. Pemahaman informan mengenai fakta dan opini yang menghakimi adalah keenam informan memahami bahwa tugas jurnalis adalah memberitakan berita sesuai fakta dan tidak boleh ada opini di dalamnya. Karena tugas jurnalis adalah seseorang yang memberitakan hal sesuai fakta maka di dalam sebuah pemberitaan jurnalis tidak boleh menyertakan opini pribadi terhadap suatu kasus. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari jurnalis menggiring pola pikir pembaca sesuai dengan apa yang jurnalis inginkan. Tidak boleh menyertakan opini juga diartikan bahwa terkadang narasumber memberitakan pernyataan yang singkat terhadap sebuah kasus, namun karena singkatnya pernyataan itu maka jurnalis kekurangan informasi untuk diberitakan. Maka yang terjadi adalah jurnalis menambahkan informasi yang secara tidak langsung adalah opininya jurnalis itu sendiri supaya berita tersebut terlihat banyak. Namun kemudian ditekankan bahwa hal ini biasanya terjadi pada jurnalis junior. Kemudian pada Pasal 4 Kode Etik Jurnalistik menitikberatkan pada pemberitaan yang tidak benar. Pemahaman informan yang terkait adalah ada jurnalis yang memelintir sebuah berita dengan menambahkan atau mengurangi informasi awal dan jadinya tidak sesuai dengan fakta yang terjadi. Kemudian pemahaman yang terkait pemberitaan sadis dan cabul mengerucutkan bahwa penggunaan kata dan bahasa yang pantas. Terkait dengan Pasal 6 Kode Etik Jurnalistik, keenam informan berpendapat bahwa saat ini masih ada jurnalis yang dengan sengaja menyalahgunakan profesinya dan menerima uang. 4

5 Penyalahgunaan itu terkait dengan jurnalis yang mengambil keuntungan pribadi. Kemudian berkaitan dengan penerimaan uang suap, keenam informan menganggap bahwa penerimaan uang suap itu masih sering terjadi namun informan masih menganggap bahwa hal tersebut adalah hal yang tidak pantas karena akan mempengaruhi independensi jurnalis. Kemudian saat membahas tentang Pasal 8 Kode Etik Jurnalistik, Informan berkata pasal ini terkait dengan penulisan berita yang menyinggung beberapa kelompok tertentu. Pemilihan tema untuk hal-hal yang berkaitan dengan suatu kelompok tertentu supaya diperhatikan agar tidak ada kelompok yang merasa dipojokkan. Sedangkan dalam Pasal 9, informan memahami bahwa jurnalis harus bisa membedakan mana kehidupan pribadi dan mana kehidupan publik narasumber. Jurnalis harus membedakan bahwa kehidupan publik yang dimaksud adalah jabatan yang diemban narasumber sebagai pejabat atau tokoh publik dan jurnalis berhak mengkritisi pekerjaanya. Namun di luar hal itu adalah hal yang termasuk dalam kehidupan pribadinya. Di samping itu Informan yang lain tidak setuju dengan adanya wartawan infotainment yang justru sangat bertolak belakang dengan pasal ini. Sedangkan terkait dengan Pasal 10 dan 11 terkait kesalahan pemberitaan dan hak jawab. Terkait kedua hal tersebut, informan mengaku bahwa kesalahan dalam pemberitaan di BeritaSatu.com itu pernah terjadi sebelumnya. Namun kesalahan tersebut adalah murni karena ketidaksengajaan, bukan semata-mata untuk menyudutkan pihak tertentu. Dijabarkan oleh informan, jika ada kesalahan dalam sebuah pemberitaan, keenam informan sepakat menjawab bahwa informan pasti akan meralat atau mengubah berita tersebut jika memang terbukti ada kesalahan. Oleh karena itu keenam informan itu merasa bahwa hak jawab dan hak koreksi akan membantu mereka jika memang ada kekeliruan. Kemudian kendala yang paling sering ditemui terkait dengan Kode Etik Jurnalistik setiap informan memberikan pendapatnya masing-masing-masing. Informan 1, Informan 2 dan Informan 4 berpendapat bahwa praktek penyalahgunaan profesi itu masih sering terjadi. Penyalahgunaan dalam bentuk menerima suap ataupun memeras pihak-pihak tertentu. Informan 3, Informan 5 dan Informan 6 mengatakan masalah yang sering terjadi terkait kode etik adalah tidak cover both sides sehingga pemberitaan tidak berimbang. Informan 6 memperjelas bahwa ketidakberimbangan di sini adalah objektivitas sebuah pemberitaan karena adanya konglomerasi media. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis yang dibahas pada bab sebelumnya, penulis mendapatkan hasil yang berupa simpulan. Simpulan ini dapat digunakan untuk menjawab permasalahan pada pertanyaan penelitian, berikut adalah kesimpulan yang diambil pada proses penelitian: Kode Etik Jurnalistik dianggap penting bagi seluruh redaktur sebagai ketentuan agar para praktisi jurnalistik tetap berada di dalam jalur dan tidak merugikan pihak tertentu. Perannya sebagai gatekeeper sebuah media massa online, redaktur Beritasatu.com sudah memahami aturan yang sudah disepakati yaitu Kode Etik Jurnalistik. Pemahaman diukur dari kemampuan informan untuk menerjemahkan, menginterpretasi dan menyimpulkan pasal-pasal dalam Kode Etik Jurnalistik sesuai dengan penafsiran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Pemahaman tersebut kemudian dikaitkan kepada hal-hal yang mereka lakukan saat bekerja. Serta kendala yang seringkali terjadi di dunia jurnalistik yang terkait dengan Kode Etik Jurnalistik. Kendala tersebut ada beberapa hal. Yaitu Pasal 1 tentang independensi karena adanya intervensi pihak tertentu dan ketidakseimbangan berita karena mengabaikan prinsip cover both sides. Serta Pasal 6 terkait penyalahgunaan profesi dalam bentuk suap ataupun memeras. Adapun saran yang dapat peneliti berikan untuk peneliti selanjutnya dalam penelitian ini, saran bagi praktis yang berkaitan dengan objek yang diteliti dan saran untuk masyarakat umum. 1. Saran Akademis Bagi peneliti yang ingin meneliti tema ini baik replika maupun dengan studi kasus yang berbeda pada penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan untuk memilih sampel sebagai objek penelitian yang lebih variatif untuk mendapatkan temuan yang lebih dalam. 2. Saran Praktis Saran bagi Beritasatu.com yaitu untuk mensosialisasikan Kode Etik Jurnalistik kepada praktisi jurnalistik. Sosialisasi dapat dilakukan dengan cara mencantumkan Kode Etik Jurnalistik pada situs Beritasatu.com. Disosialisasikannya Kode Etik Jurnalistik melalui situs Beritasatu.com ditujukan supaya hasil kerja tim 5

6 redaksional Beritasatu.com dapat dipantau langsung oleh audience. Karena ideologi institusi media dalam bekerja harus sesuai Kode Etik Jurnalistik dan mengutamakan kepentingan publik, bukan pihak pihak tertentu. 3. Saran Umum Disarankan agar masyarakat juga ikut mengkritisi berita sebuah media siber. Agar ruang lingkup media siber yang tidak sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik tidak semakin berkembang. Dan masyarakat bisa mendapatkan hasil kerja dari redaksional yang akurat, bisa dipercaya kebenarannya sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik. 6

7 REFERENSI Buku Baran, Stanley J., Davis dan Dennis K. (2010). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Empat. Bloom, Benjamin S., George F. Madaus, dan J. Thomas Hastings. (1981). Evaluation to Imporove Learning. US: McGraw-Hill Book, Inc. Emzir. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Indrawan, Rully dan Poppy Yaniawati. (2014). Metodologi Penelitian. Bandung: PT Refika Aditama Iskandar, Dudi Sabil. (2015). Keruntuhan Jurnalisme. Jakarta: Lentera Ilmu Cendikia. Kusumaningrat, Hikmat & Kusumaningrat, Purnama. (2005). Jurnalistik Teori & Remaja Rosdakarya. Praktik.Bandung: PT McQuail, Denis. (2011). Teori Komunikasi Massa Buku 1. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. Mulyana, Deddy. (2008). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Moleong, Lexy J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurudin. (2011). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Nasrullah, Rulli. (2015). Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Soekanto, Soerjono. (2014). Sosiologi Suatu Pegantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Suryawati, Indah. (2011). Jurnalistik Suatu Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia. Jurnal Juditha, Christiany. (2013). Akurasi Berita dalan Jurnalisme Online. Jurnal Pekommas, Volume 16 No.3. Kovacic, Melita Poler, Karmen Erjavec dan Katarina Štular. (2010). Credibility of Traditional vs. Online News Media: A Historical Changes In Journalist Perceptions. Academic Journal of Media Research. Tatipang, Raynal A. (2013). Fenomena Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 12 Tahun 2008 Di Media Online Manado Post. Jurnal Pekommas, Volume II. No. 4. Tahun Wibawa, Annisa A, Dadang Rahmat Hidayat dan Dandi Supriadi. (2012). Etika dan prinsip Jurnalisme Media Siber Detikcom Mengenai Mekanisme Pemberitaan Tewasnya WNI di Kerusuhan Mesir. Jurnal Universitas Padjajaran. Witschge, Tamara dan Gunnar Nygren. (2009). Journalism: A Profession Under Pressure?. Journal of Media Business Studies: Goldsmiths. Skripsi Sutan Z.W, Achmad Maula Dhika. (2014). Pola Komunikasi Akomodasi Pra Pelaksanaan Event (Studi Kasus Divisi Maromm BeritaSatu Media Holdings Periode Maret-Juni 2014). Skripsi Sarjana pada Bina Nusantara University: tidak diterbitkan. Sandi, Eviera Paramita. (2013). Pemahaman Wartawan Terhadap Etika Profesi (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Wartawan Koran Lokal Denpasar-Bali). Skripsi Sarjana pada Universitas Brawijaya: tidak diterbitkan. Internet 7

8 Beritasatu Media Holding. (2014). BeritaSatu Media Holding Brands. Diperoleh 2 Juni 2015, dari Dewan Pers. (2008). Kode Etik Jurnalistik. Diperoleh 3 Juni 2015, dari Beritasatu.com. (2015). Susunan Redaksi Beritasatu.com. Diperoleh 2 Juni 2015, dari RIWAYAT PENULIS Hastuti Viana Putri, lahir di kota Surabaya pada 29 Januari Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantaa dalam bidang ilmu Komunikasi Pemasaran dengan peminatan Digital Journalism pada tahun

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State Of The Art) Dalam penelitian ini disertakan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang berfungsi sebagai referensi sebagai perbandingan. Perbandingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi massa. Wilbur Scramm menggunakan ide yang telah dikembangkan oleh seorang psikolog, yaitu Charles

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk mengetahui sesuatu hal yang belum diketahui dengan cara metode sistematis dan terarah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, media baru (internet) berkembang dengan pesat setiap tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan ketersediaan infrastruktur

Lebih terperinci

Kode Etik Jurnalistik

Kode Etik Jurnalistik Kode Etik Jurnalistik KEPRIBADIAN WARTAWAN INDONESIA Pasal 1 Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang dan tidak bertindak buruk. Penafsiran a. Independen berarti

Lebih terperinci

Media Siber. Imam Wahyudi Anggota Dewan Pers

Media Siber. Imam Wahyudi Anggota Dewan Pers Media Siber Imam Wahyudi Anggota Dewan Pers 2013-2016 Bagian 1 Platform Pers Cetak Radio Televisi Online UU 40/1999 tentang Pers Kode Etik Jurnalistik Pedoman Pemberitaan Media Siber Media Siber Kegiatan

Lebih terperinci

KAJIAN SERTIFIKASI PADA PROFESI JURNALIS. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

KAJIAN SERTIFIKASI PADA PROFESI JURNALIS. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 KAJIAN SERTIFIKASI PADA PROFESI JURNALIS Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. peneliti menemukan makna-makna atas pelanggaran-pelanggaran kode etik

BAB IV PENUTUP. peneliti menemukan makna-makna atas pelanggaran-pelanggaran kode etik BAB IV PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dan dianalisis menggunakan metode semiotika Charles Sanders Peirce mengenai representasi etika jurnalistik dalam drama Pinocchio,

Lebih terperinci

KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI

KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI (Analisis Framing Media Kompas.com dan Republika.co.id Periode 20 Februari 20 Maret 2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. tanggungjawab sosial memiliki asumsi utama bahwa di dalam kebebasan terkandung

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. tanggungjawab sosial memiliki asumsi utama bahwa di dalam kebebasan terkandung BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Teori tanggungjawab sosial dapat diterapkan secara luas karena teori ini meliputi beberapa jenis media massa dan lembaga siaran publik, salah satunya yaitu media

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. lokal harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan berita masing-masing media

BAB IV PENUTUP. lokal harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan berita masing-masing media BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Melalui penelitian ini penulis mencoba menjawab pertanyaan bagaimana permasalahan yang dihadapi jurnalis media lokal dalam menjalankan tugas jurnalistiknya. Penulis memilih

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Perkembangan jurnalisme media siber yang kian hari semakin pesat dan kehadirannya yang semakin diminati, membuat media ini semakin popular dan menjadi preferensi utama masyarakat

Lebih terperinci

Media dan Revolusi Mental. Nezar Patria Anggota Dewan

Media dan Revolusi Mental. Nezar Patria Anggota Dewan Media dan Revolusi Mental Nezar Patria Anggota Dewan Pers @nezarpatria Konvensi Media, HPN 2016, Mataram, Lombok, 8 Februari 2016 Big Bang Reformasi 1998: Mental Baru Pers Indonesia? Terbukanya ruang demokrasi

Lebih terperinci

ETIKA JURNALISTIK IJTI JURNALISME POSITIF

ETIKA JURNALISTIK IJTI JURNALISME POSITIF ETIKA JURNALISTIK IJTI JURNALISME POSITIF 1 Haris Jauhari IKN (Institut Komunikasi Nasional) Materi Internal Pelatihan Jurnalistik IJTI JURNALISTIK TV Jurnalistik ialah kegiatan meliput, mengolah, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas, yaitu media baru atau yang lebih dikenal dengan media online.

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas, yaitu media baru atau yang lebih dikenal dengan media online. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya hidup serba instan membuat masyarakat kini gemar dengan hal-hal yang serba cepat. Selain aktualitas dan akurasi, masyarakat juga membutuhkan kecepatan

Lebih terperinci

Etika Jurnalistik Dalam Media Komunitas

Etika Jurnalistik Dalam Media Komunitas Etika Jurnalistik Dalam Media Komunitas (Analisis Isi Penerapan Etika Jurnalistik pada Berita Daerah Istimewa Yogyakarta di Portal Komunitas Suarakomunitas.net periode Januari Desember 2013) Yosephine

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. elemen yang saling membutuhkan. Dalam menjalankan kewajibannya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. elemen yang saling membutuhkan. Dalam menjalankan kewajibannya sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa telah begitu erat dengan masyarakat. Keduanya merupakan elemen yang saling membutuhkan. Dalam menjalankan kewajibannya sebagai pembawa berita, media

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) HUKUM DAN KODE ETIK JURNALISTIK

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) HUKUM DAN KODE ETIK JURNALISTIK RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) HUKUM DAN KODE ETIK JURNALISTIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2016 A. PENDAHULUAN 1. Latar belakang Ketika media

Lebih terperinci

Bab IV Penutup. hingga akhirnya sampai pada tahapan akhir yaitu kesimpulan. Kesimpulan ini

Bab IV Penutup. hingga akhirnya sampai pada tahapan akhir yaitu kesimpulan. Kesimpulan ini 90 Bab IV Penutup Penelitian mengenai penerapan kode etik jurnalistik dalam pemberitaan mengenai penyerangan Mapolres OKU oleh anggota TNI pada surat kabar harian umum Oku Ekspres periode Januari Maret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi jurnalis di era globalisasi teknologi informasi memiliki peran penting bagi masyarakat. Peran jurnalis melalui lembaga pers dianggap sebagai penyempurna demokrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat langsung tersampaikan kepada khalayak dalam waktu singkat.

BAB I PENDAHULUAN. dapat langsung tersampaikan kepada khalayak dalam waktu singkat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media memiliki peran penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Hal ini tergambarkan dalam salah satu fungsi media massa sebagai penyebar informasi

Lebih terperinci

Etika Jurnalistik dan UU Pers

Etika Jurnalistik dan UU Pers Etika Jurnalistik dan UU Pers 1 KHOLID A.HARRAS Kontrol Hukum Formal: KUHP, UU Pers, UU Penyiaran Tidak Formal: Kode Etik Wartawan Indonesia 2 Kode Etik Jurnalistik Kode Etik Jurnalistik dikembangkan sebagai

Lebih terperinci

National Press Photographers Association ethics morality morals principles standards ethics in photojournalism

National Press Photographers Association ethics morality morals principles standards ethics in photojournalism National Press Photographers Association, founded in 1947. The organization is based in Durham, North Carolina and is mostly made up of still photographers, television videographers, editors, and students

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi menjadi suatu kebutuhan yang tidak lepas dari kehidupan manusia, apalagi pada zaman sekarang yang sudah semakin modern membuat kebutuhan akan informasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian ini, meliputi tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunanya. Dengan munculnya internet, orang-orang semakin bebas berekspresi di

BAB I PENDAHULUAN. penggunanya. Dengan munculnya internet, orang-orang semakin bebas berekspresi di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah mengubah perilaku media dan para penggunanya. Dengan munculnya internet, orang-orang semakin bebas berekspresi di dunia maya.

Lebih terperinci

KODE ETIK JURNALISTIK

KODE ETIK JURNALISTIK KODE ETIK JURNALISTIK APA ITU KODE ETIK JURNALISTIK? Acuan moral yang mengatur tindak tanduk seorang wartawan. Kode etik jurnalistik bisa berbeda dari satu organisasi ke organisasi yang lain, dari koran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya

BAB I PENDAHULUAN. menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kata infotainment merupakan neologisme, atau kata bentukan baru yang menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya infotainment adalah informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis, dan mengevaluasi media massa. Pada dasarnya media literasi

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis, dan mengevaluasi media massa. Pada dasarnya media literasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara sederhananya media literasi atau yang juga dikenal dengan melek media adalah kemampuan untuk memilih, menggunakan, memahami, menganalisis, dan mengevaluasi

Lebih terperinci

Priska / Birowo. Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Priska / Birowo. Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Atma Jaya Yogyakarta PEMBERITAAN GEBRAKAN 100 HARI JOKOWI-BASUKI DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM (Studi Analisis Isi Fungsi Media pada Pemberitaan Gebrakan 100 Hari Jokowi-Basuki dalam Liputan Khusus di Media Online Kompas.com)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan tipe penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan tipe penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan manusia dalam berbagai hal, salah satunya kebutuhan akan informasi. Informasi adalah data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam konteks penelitian ini, penelitian yang dilakukan termasuk jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam konteks penelitian ini, penelitian yang dilakukan termasuk jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam konteks penelitian ini, penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dimana dalam proses penelitian yang digunakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian yang berjudul IMPLEMENTASI INTRANET SEBAGAI SALURAN KOMUNIKASI INTERNAL BERBASIS CYBER-PR (SUATU STUDI PADA ASTRANET PT ASTRA INTERNATIONAL

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian, peneliti dapat menyimpulkan : 1. Menurut indikator Tipe

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian, peneliti dapat menyimpulkan : 1. Menurut indikator Tipe BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian, peneliti dapat menyimpulkan : 1. Menurut indikator Tipe Media, secara jangkauan pemberitaan mengenai Pemkot Surabaya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian 3.1.1 Deskripsi Latar Objek penelitian ini adalah program Farhan Asri In The Morning yang menjadi program unggulan di radio 99.1

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. baik media cetak maupun elektronik. Demikian pula hal tersebut berlaku bagi

BAB IV PENUTUP. baik media cetak maupun elektronik. Demikian pula hal tersebut berlaku bagi BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Kode Etik Jurnalistik Indonesia adalah pedoman bagi setiap insan pers dalam melakukan tugasnya. Kode etik Jurnalistik pun berlaku untuk semua jenis berita, baik media cetak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab III ini penulis akan memberikan data dalam metodologi penelitian yang terdiri dari jenis dan pendekatan penelitian, penentuan lokasi, sumber data, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah atau natural setting.

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah atau natural setting. 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bertujuan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya eksperimen). Obyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Undang-undang Pers No. 40 tahun 1999 merupakan salah satu undang-undang yang paling unik dalam sejarah Indonesia. Dilatarbelakangi dengan semangat reformasi, undangundang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Denzim dan Licoln (1994) penelitian kualitatif bertujuan untuk mencapai pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan komunikasi membuat informasi menjadi aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan komunikasi membuat informasi menjadi aspek yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan komunikasi membuat informasi menjadi aspek yang sangat krusial dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat merasa perlu mengetahui apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar

BAB I PENDAHULUAN. yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan) merupakan isu publik yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar politisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Proses pelaksanaan penelitian ini penulis menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Proses pelaksanaan penelitian ini penulis menggunakan pendekatan 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. Proses pelaksanaan penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, menggunakan jenis penelitian fenomenologi. Alasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pun mulai bebas mengemukakan pendapat. Salah satunya adalah kebebasan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. pun mulai bebas mengemukakan pendapat. Salah satunya adalah kebebasan di bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Runtuhnya orde baru dan beralih menjadi era reformasi di Indonesia telah memberikan kebebasan, dalam arti wartawan bebas memberikan suatu informasi. Masyarakat pun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public relations atau humas merupakan suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya bergerak di dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan deskripsi dari objek penelitian. Metodologi penelitian merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan deskripsi dari objek penelitian. Metodologi penelitian merupakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah aspek yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama untuk mengumpulkan data. Sebab data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan merupakan cara mendekati atau menjinakkan, sehingga hakikat objek dapat diungkap sejelas mungkin. Pendekatan memegang peranan pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. penting dalam peta perkembangan informasi bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. penting dalam peta perkembangan informasi bagi masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menunjukan pada mereka apa yang penting, absah dan masuk akal. Sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menunjukan pada mereka apa yang penting, absah dan masuk akal. Sebagai 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana yang dikutip Dedy Mulyana, menurut Patton paradigm tertanam

Lebih terperinci

Penaatan Kode Etik di Kalangan Jurnalis Peliput Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Setelah Penghapusan Amplop Jurnalis

Penaatan Kode Etik di Kalangan Jurnalis Peliput Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Setelah Penghapusan Amplop Jurnalis Penaatan Kode Etik di Kalangan Jurnalis Peliput Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Setelah Penghapusan Amplop Jurnalis Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh,

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 42 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode penelitian berisi tahap-tahap yang akan dilakukan dalam proses penelitian. Metode penelitian yang akan dilakukan, yaitu metode penelitian kualitatif. A. Metode

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 115 BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan pemberitaan Harian Sore Surabaya Post terhadap Prabowo-Hatta selama kampanye pilpres 2014 menunjukan tingkat objektivitas

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang seharusnya dikemukakan dan kaidah-kaidah apa yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang seharusnya dikemukakan dan kaidah-kaidah apa yang 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma menggariskan apa yang seharusnya dipelajari, penyataanpernyataan apa yang seharusnya dikemukakan dan kaidah-kaidah apa yang seharusnya

Lebih terperinci

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam suatu penelitian.1 Oleh karena itu metode penelitian membahas tentang konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. HalinisesuaidenganpendapatSugiyonoyangmendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai berikut: 69

BAB III METODE PENELITIAN. HalinisesuaidenganpendapatSugiyonoyangmendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai berikut: 69 60 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif karena menyajikan data dalam bentuk kata-kata. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa khusus atau yang lebih dikenal dengan sebutan event menjadi kegiatan yang meliputi peresmian gedung, pekan raya, pawai, upacara, peringatan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Basrowi, 2008: 21) mendefinisikan kualitatif sebagai prosedur penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dimana metode ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang faktafakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara ideal. Namun dalam dunia globalisasi, masyarakat internasional telah

BAB I PENDAHULUAN. secara ideal. Namun dalam dunia globalisasi, masyarakat internasional telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara demokrasi, yang mana kebebasan berpendapat dijunjung tinggi. Masyarakat bebas untuk mengeluarkan pendapat baik secara lisan maupun tulisan, sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci

Bab III. Metode Penelitian

Bab III. Metode Penelitian Bab III Metode Penelitian 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian pada produk kertas fotokopi yang dilakukan di PT Cakrawala Mega Indah yang melakukan perluasan merek atau brand extension menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Peneliti akan menggunakan metode kualitatif karena metode tersebut

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Peneliti akan menggunakan metode kualitatif karena metode tersebut BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Pendekatan Penelitian Peneliti akan menggunakan metode kualitatif karena metode tersebut dianggap relevan untuk menjelaskan secara terperinci mengenai kewajiban yang dimiliki

Lebih terperinci

Public Relations Humas Simetris & Objektivitas Pemberitaan Oleh: Rachmat Kriyantono, Ph.D

Public Relations Humas Simetris & Objektivitas Pemberitaan Oleh: Rachmat Kriyantono, Ph.D Public Relations Humas Simetris & Objektivitas Pemberitaan Oleh: Rachmat Kriyantono, Ph.D Hasil wawancara di atas adalah situasi yang terjadi secara umum di lembaga kehumasan dan media massa dalam aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan suatu cara untuk mencari kebenaran secara ilmiah berdasarkan pada data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan suatu cara untuk mencari kebenaran secara ilmiah berdasarkan pada data 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian ilmiah dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya apabila menggunakan suatu metode yang sesuai dengan kajian penelitian. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masyarakat kian tergantung dengan media massa, yang menjadi salah satu sumber informasi yang sangat dibutuhkan khalayak. Terlebih dengan kecanggihan teknologi di mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa politik selalu menarik perhatian media massa sebagai bahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa politik selalu menarik perhatian media massa sebagai bahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa politik selalu menarik perhatian media massa sebagai bahan untuk pemberitaan. Berita-berita tentang kegiatan, kebijakan atau pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara sederhana jurnalistik adalah proses kegiatan meliput, membuat, dan menyebarluaskan berita dan pandangan kepada khalayak melalui saluran media massa (Romli: 2009:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu: A. Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita cukup penting peranannya bagi kehidupan kita sehari-hari. Berita dapat digunakan sebagai sumber informasi atau sebagai hiburan bagi pembacanya. Saat

Lebih terperinci

Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam

Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam bahasa Prancis yang berarti hari (day). Asalmuasalnya dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak orang terutama kaum awam (karena tidak tahu) bahwa pers memiliki sesuatu kekhususan dalam menjalankan Profesi nya yaitu memiliki suatu Kemerdekaan dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan analisa dengan menggunakan analisis framing model Robert N.Entman dan Urs Dahinden terhadap teks berita di okezone.com dan kompas.com pada bab

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMP Negeri 13 Kota Magelang yang beralamat di Jln. Pahlawan 167, Potrobangsan,

BAB III METODE PENELITIAN. SMP Negeri 13 Kota Magelang yang beralamat di Jln. Pahlawan 167, Potrobangsan, 54 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2017 di SMP Negeri 13 Kota Magelang yang beralamat di Jln. Pahlawan 167,

Lebih terperinci

kepada masyarakat (dalam hal ini publik), seorang praktisi Public Relations

kepada masyarakat (dalam hal ini publik), seorang praktisi Public Relations 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Public Relations membutuhkan wartawan dan wartawan membutuhkan Public Relations. Ungkapan ini tidak salah karena pada kenyataannya, dalam kegiatan sehari hari, media

Lebih terperinci

PERAN PRODUSER DALAM PROGRAM BERITA INDONESIA TERKINI DI LPP TVRI

PERAN PRODUSER DALAM PROGRAM BERITA INDONESIA TERKINI DI LPP TVRI PERAN PRODUSER DALAM PROGRAM BERITA INDONESIA TERKINI DI LPP TVRI TEGUH HERI SANDI Universitas Bina Nusantara Jl Rawa Papan Rt04/003 no 17 A (081219701890) Dosen Pembimbing : Drs. Raden Damianus Cosmas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mencermati hasil analisis data dan pembahasan mengenai profesionalisme wartawan / jurnalis pada stasiun televisi lokal

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mencermati hasil analisis data dan pembahasan mengenai profesionalisme wartawan / jurnalis pada stasiun televisi lokal BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mencermati hasil analisis data dan pembahasan mengenai profesionalisme wartawan / jurnalis pada stasiun televisi lokal Batu Televisi (Batu TV) Kota Batu Jawa Timur pada bulan

Lebih terperinci

Penerapan Kode Etik Jurnalistik dalam Jurnalisme Online (Studi Deskriptif pada Detikcom) Wulan Widyasari, S.Sos, MA

Penerapan Kode Etik Jurnalistik dalam Jurnalisme Online (Studi Deskriptif pada Detikcom) Wulan Widyasari, S.Sos, MA Penerapan Kode Etik Jurnalistik dalam Jurnalisme Online (Studi Deskriptif pada Detikcom) Wulan Widyasari, S.Sos, MA DAMPAK MEDIA BARU? KOMUNIKAS I INTERAKTIF MAKNA JARAK GEOGRAFIS POLA KOMUNIKAS I KECEPATAN

Lebih terperinci

STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19

STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19 STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19 Guntamas Halim Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN ialah untuk mengetahui bagaimana strategi produksi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media. The Journalist: Edisi Revisi.

DAFTAR PUSTAKA. Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media. The Journalist: Edisi Revisi. 107 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Assegaff, Djaffar, H. 1982. Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia. Azwar,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Hasil dari penelitian yang diperoleh peneliti mengenai objektivitas pemberitaan sosok Ahok dan Rizieq di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Hasil dari penelitian yang diperoleh peneliti mengenai objektivitas pemberitaan sosok Ahok dan Rizieq di BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Hasil dari penelitian yang diperoleh peneliti mengenai objektivitas pemberitaan sosok Ahok dan Rizieq di koran Kompas adalah objektif pada pemberitaan kedua sosok

Lebih terperinci

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) Karina Pinem 100904046 Abstrak Penelitian ini berjudul Literasi Media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini adalah penelitian pendidikan, maka metode penelitian pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siaran atau tayangan berita. Menurut Charnley dalam Wahyudi (1996:27) News is

BAB I PENDAHULUAN. siaran atau tayangan berita. Menurut Charnley dalam Wahyudi (1996:27) News is BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa khususnya pers memiliki beberapa fungsi bagi masyarakat yaitu fungsi memberikan informasi, fungsi edukasi, fungsi koreksi, fungsi rekreasi, dan

Lebih terperinci

PANDANGAN SUMBER BERITA TERHADAP KINERJA JURNALIS SKRIPSI

PANDANGAN SUMBER BERITA TERHADAP KINERJA JURNALIS SKRIPSI PANDANGAN SUMBER BERITA TERHADAP KINERJA JURNALIS (Studi Pada Dinas Pekerjaan Umum Bali) SKRIPSI Diajukan kepada fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN 30 BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, Menurut Sugiyono (2010:14) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Citizen Journalism atau JW (untuk selanjutnya akan disebut sebagai JW) dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Citizen Journalism atau JW (untuk selanjutnya akan disebut sebagai JW) dalam beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citizen Journalism atau JW (untuk selanjutnya akan disebut sebagai JW) dalam beberapa tahun terakhir semakin sering terdengar. Khususnya di Indonesia, banyak media-media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan komunikasi, lisan maupun tulisan. Seiring perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DA SARAN

BAB V KESIMPULAN DA SARAN 1 BAB V KESIMPULAN DA SARAN 5.1 Kesimpulan Perubahan perilaku yang dialami oleh warga RT 36 Taman, Yogyakarta tidaklah terjadi dengan sendirinya. Perubahan tersebut terjadi seiring dengan aktifnya warga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan, untuk mendukung berbagai aktifitas sosialisasi di kehidupan para remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan, untuk mendukung berbagai aktifitas sosialisasi di kehidupan para remaja 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada era global ini peran serta informasi dari media massa telah menjadi kebutuhan, untuk mendukung berbagai aktifitas sosialisasi di kehidupan para remaja Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULLUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULLUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULLUAN 1.1 Latar Belakang Roger Fowler dalam Language in The News (Routledge dalam Anggoro, 2012:106) menyampaikan bahwa news is not simply reported by the media, it is created by the media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk

Lebih terperinci