Kalimantan Selatan. Pasar Terapung Muara Kuin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kalimantan Selatan. Pasar Terapung Muara Kuin"

Transkripsi

1 418 Penghitungan Indeks Indonesia Kalimantan Selatan Pasar Terapung Muara Kuin Pasar Terapung Muara [Sungai] Kuin atau Pasar Terapung Sungai Barito adalah pasar terapung tradisional yang berada di atas Sungai Barito di muara Sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pasar Terapung Muara Kuin merupakan pusaka saujana Banjarmasin. Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar. Pasar ini dimulai setelah salat Subuh sampai selepas pukul tujuh pagi. Matahari terbit memantulkan cahaya di antara transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari kampung-kampung sepanjang aliran Sungai Barito dan anak-anak sungainya.

2 Profil Kalimantan Selatan Ibu : Banjarmasin Luas Wilayah : km 2 Jumlah Penduduk : 3,63 juta Kepadatan Penduduk : 101 jiwa/km 2 PDRB/Kapita 2) : Rp 9,3 juta IPM : 67,63 Angka Pengangguran 3) : 3,8% Koefisien Gini 4) : 0, Profil Laporan Provinsi 419 Jumlah Rumah Tangga Miskin : Jumlah Penduduk Miskin : Angka : 35,3% Keparahan : 40,20% Indeks : 0,142 Karakter Perbandingan 86,3% 29,6% 85,6% 15,7% 77,1% 14,6% ,2% 35,9% 13,6% 1,1% ,5% 24,0% 40,3% 40,0% 33,2% 0,175 IKM 0,096 Keterangan Simbol RT Miskin Persentase Penduduk Miskin Penduduk Miskin IKM Keparahan Indeks Keterangan 1) Semua perhitungan kecuali pada jumlah penduduk miskin IKM menggunakan standar rumah tangga 2) PDRB/kapita tanpa Migas 3) Data Agustus ) Data 2013

3 420 Penghitungan Indeks Indonesia Peta Provinsi Kalimantan Selatan 2013 TABALONG 18 BARITO KUALA KOTA BANJARMASIN HULU SUNGAI UTARA KOTA BANJAR BARU TANAH LAUT 28 HULU SUNGAI SELATAN TAPIN BANJAR BALANGAN HULU SUNGAI TENGAH 36 TANAH BUMBU KOTABARU 37 Keterangan RT Miskin (%) > <20 n.a. Jumlah RT Miskin (dalam ribu) Keterangan Simbol Karakteristik Akses air bersih Sanitasi Pembantu Kelahiran Gizi Seimbang Anak Balita Partisipasi Sekolah Melek Huruf Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Bahan Bakar untuk Memasak Sumber Penerangan Kondisi Atap Lantai Dinding Kepemilikan Aset Rumah

4 Analisis Kalimantan Selatan Laporan Provinsi 421 Profil Di Kalimantan Selatan, jumlah rumah tangga dan penduduk yang tergolong miskin multidimensi secara bertahap terus menurun dalam kurun waktu Penurunan yang konsisten ini terutama didorong oleh penurunan jumlah rumah tangga dan penduduk miskin di perdesaan. Sementara di perkotaan, jumlah rumah tangga miskinnya justru bertambah pada tahun Tabel 1 menunjukkan bahwa pada 2012, jumlah rumah tangga miskin di provinsi ini tercatat sekitar rumah tangga atau sekitar 1,64 juta penduduk. Jumlah tersebut terus berkurang, hingga pada 2014, tinggal sekitar rumah tangga dan 1,46 juta penduduk yang tergolong miskin multidimensi. Demikian pula di perdesaan, jumlah rumah tangga dan penduduk miskin telah berkurang sehingga pada 2014 tercatat sekitar rumah tangga dan 1,05 juta penduduk yang masih tergolong miskin. Selama kurun waktu tiga tahun, penduduk miskin di perdesaan terlah berkurang sekitar 16,38 persen. Namun, wilayah ini masih tetap menjadi kantong kemiskinan terbesar di Kalimantan Selatan. Pada 2014, tidak kurang dari 71 persen penduduk yang tergolong miskin multidimensi berada di wilayah perdesaan. Jumlah tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya, yang mencapai 76 persen. Sementara itu, di perkotaan, jumlah rumah tangga dan penduduk miskin justru meningkat kembali pada 2014 setelah turun pada tahun sebelumnya. Pada 2013, jumlah rumah tangga yang tergolong miskin sebanyak rumah tangga. Namun, setahun berikutnya, meningkat menjadi lebih dari rumah tangga. Jumlah penduduk yang tergolong miskin pun meningkat dari penduduk menjadi sekitar penduduk. Dalam kurun waktu , Indeks Kalimantan Selatan terus menurun. Penurunan ini didorong oleh turunnya angka kemiskinan. Angka kemiskinan Tabel 1 Profil Kalimantan Selatan Keterangan Jumlah Rumah Tangga Miskin Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Angka (%) Keparahan (%) Indeks ,1 25,0 42,5 47,4 22,0 36,7 43,5 24,0 35,3 41,2 39,7 40,8 41,3 39,2 40,8 40,3 40,0 40,2 0,227 0,099 0,174 0,196 0,086 0,150 0,175 0,096 0,142

5 422 Penghitungan Indeks Indonesia provinsi ini terus menurun sepanjang tiga tahun tersebut. Pada 2014, tercatat sebanyak 35,3 persen penduduk masih tergolong miskin multidimensi. Selain angka kemiskinan yang menurun, keparahan kemiskinan yang cenderung menurun juga berkontribusi mendorong turunnya indeks kemiskinan. Memang, pada 2013, keparahan kemiskinan provinsi ini tetap bergeming pada angka 40,8 persen. Namun, tahun berikutnya, telah turun hingga menjadi 40,2 persen. Angka Angka kemiskinan multidimensi Provinsi Kalimantan Selatan terbilang tinggi pada awal periode Namun, kemudian, angka kemiskinan provinsi ini terus menurun pada tahun-tahun berikutnya. Sementara kemiskinan moneter juga cenderung menurun. Angka kemiskinan moneter pada 2014 masih lebih rendah dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya. Namun, yang perlu diwaspadai ialah meningkatnya angka kemiskinan ini dari tahun sebelumnya. Grafik 1 menunjukkan bahwa pada 2012, lebih dari 42 persen rumah tangga di Provinsi Kalimantan Selatan tergolong miskin multidimensi. Tahun berikutnya, angka kemiskinan ini turun sekitar 6 persen sehingga tinggal sekitar 36,7 persen rumah tangga yang dikategorikan miskin. Pada 2014, angka kemiskinan ini kembali turun, namun penurunannya tidak sebesar tahun sebelumnya. Saat itu, angka kemiskinan tercatat sekitar 35,3 persen. Kalimantan Selatan berada di peringkat ke-16 tertinggi dalam hal angka kemiskinan di antara provinsi lainnya. Sementara itu, angka kemiskinan moneter provinsi ini sebenarnya tergolong rendah. Hanya sekitar 5 dari 100 penduduk Kalimantan Selatan yang tergolong miskin dari sisi pengeluarannya. Artinya, mereka ini lah yang tingkat pengeluaran individunya masih lebih rendah daripada garis kemiskinan di provinsi ini. Angka ini pun cenderung menurun dari 2012 hingga Pada 2014, angka kemiskinan moneter tercatat sekitar 4,81 persen. Angka kemiskinan multidimensi Kalimantan Selatan dalam kurun waktu masih lebih tinggi daripada angka kemiskinan nasional. Namun, pergerakan angka kemiskinan provinsi ini serupa dengan nasional, yakni terus menurun sepanjang tiga tahun tersebut. Sedikit berbeda dengan nasional, penurunan angka kemiskinan Kalimantan Selatan terutama didorong oleh penurunan angka kemiskinan di perdesaan. Grafik 2 menunjukkan bahwa pada Grafik 1 Perbandingan Angka dengan Angka Moneter (%) 45,0% 40,0% 35,0% 30,0% 25,0% 20,0% 15,0% 10,0% 5,0% 0,0% 42,5% 36,7% 35,3% 5,0% 4,8% 4,8% Tahun Angka Angka Moneter (BPS)

6 Laporan Provinsi terdapat lebih dari separuh rumah tangga di perdesaan yang tergolong miskin. Namun, pada tahun-tahun berikutnya, angka tersebut terus menurun. Hingga 2014, angka kemiskinan perdesaan di provinsi ini tercatat sebesar 43,5 persen. Sementara angka kemiskinan perkotaan memiliki tren yang berbeda. Setelah turun pada 2013, angka kemiskinan di wilayah ini meningkat menjadi 24 persen. Penurunan angka kemiskinan multidimensi di perdesaan yang konsisten dalam kurun waktu tersebut menunjukkan adanya perbaikan kualitas penduduk dalam aspek pendidikan, kesehatan, ataupun standar kualitas hidup. Sementara itu, fluktuasi angka kemiskinan perkotaan mengindikasikan belum konsistennya perbaikan aspek-aspek tersebut di perkotaan. Hal ini membuat masyarakat perkotaan justru cenderung lebih rentan dibandingkan dengan masyarakat perdesaan. Keparahan Keparahan kemiskinan multidimensi Provinsi Kalimantan Selatan memiliki pergerakan yang berbeda dibandingkan dengan Grafik 2 Angka (%) menurut - 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 68,4 61,2 57,5 37,0 35,0 57,4 37,1 53,1 50,4 47,6 42,2 40,8 22,2 19,4 18,5 35,0 30,8 29, , Kalimantan Tengah Nasional Grafik 3 Keparahan (%) menurut 0,440 0,430 0,420 0,410 0,400 0,390 0,413 0,412 0,403 0,400 0,397 0,392 0,408 0,408 0,402 0,434 0,427 0,427 0,424 0,418 0,418 0,403 0,400 0, ,380 0, Kalimantan Selatan Nasional

7 424 Penghitungan Indeks Indonesia pergerakan keparahan kemiskinan nasional. Meski demikian, keparahan kemiskinan provinsi ini dan nasional sama-sama cenderung menurun dalam kurun waktu Pada tahun 2013, keparahan kemiskinan Kalimantan Selatan bergeming pada angka 40,8 persen. Hal ini disebabkan oleh naiknya keparahan kemiskinan di perdesaan yang diimbangi oleh penurunan di perkotaan. Kemudian, setahun berikutnya, keparahan kemiskinan provinsi ini dapat diturunkan sebab angka kemiskinan di perdesaan dan perkotaan sama-sama menurun. Dibandingkan dengan nasional, keparahan kemiskinan provinsi ini masih lebih rendah dalam kurun waktu tersebut. Kemudian, apabila antara desa dan kota dibandingkan, ketimpangan keparahan kemiskinan di Kalimantan Selatan masih lebih rendah dibandingkan dengan nasional. Bahkan, ketimpangan tersebut semakin berkurang dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014, keparahan kemiskinan antara perdesaan dan perkotaan di provinsi ini hanya berbeda sedikit. Indeks Sejalan dengan pergerakan angka kemiskinan multidimensi, Indeks Kalimantan Selatan terus menurun dalam kurun waktu tiga tahun tersebut. Penurunan tersebut terutama didorong oleh penurunan indeks kemiskinan di perdesaan. Pada 2012, indeks kemiskinan perdesaan masih sebesar 0,227. Namun, dua tahun berikutnya, indeks kemiskinan di wilayah ini turun menjadi 0,175. Sementara itu, indeks kemiskinan perkotaan justru cenderung bertahan pada kisaran 0,10. Meski turun menjadi 0,086 pada 2013, indeks kemiskinan wilayah ini kembali meningkat menjadi 0,10 pada tahun berikutnya. Kondisi ini membuat laju penurunan indeks kemiskinan Kalimantan Selatan pada 2014 tidak secepat laju penurunan pada tahun sebelumnya, seperti terlihat pada Grafik 4. Dibandingkan dengan indeks kemiskinan nasional, Indeks provinsi ini masih lebih tinggi. Kondisi serupa berlaku untuk indeks kemiskinan perdesaan dan perkotaan. Dalam hal peringkat, Indeks Kalimantan Selatan merupakan yang tertinggi ke-17 dari semua provinsi di Indonesia pada Artinya, provinsi ini berada di posisi menengah di tingkat nasional. Dibandingkan dengan provinsi-provinsi tetangganya di wilayah Kalimantan, Indeks merupakan yang tertinggi ke-3 setelah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Di tingkat kabupaten dan kota, secara umum, indeks kemiskinan kota masih lebih Grafik 4 Indeks menurut - 0,250 0,200 0,150 0,100 0,227 0,196 0,174 0,175 0,150 0,142 0,099 0,086 0,096 0,207 0,180 0,174 0,149 0,129 0,124 0,090 0,077 0,074 0, Kalimantan Selatan Nasional

8 Laporan Provinsi 425 rendah dibandingkan dengan indeks kemiskinan kabupaten. Banjarbaru dan Banjarmasin merupakan dua daerah dengan indeks kemiskinan terendah, yakni masing-masing sebesar 0,057 dan 0,063. Indeks tersebut hanya sekitar sepertiga dari indeks kemiskinan provinsi pada tahun yang sama. Sementara itu, Kabupaten Barito Kuala merupakan daerah dengan indeks kemiskinan yang tertinggi. Pada 2014, indeks kemiskinan kabupaten yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Banjar dan berpenduduk lebih dari jiwa ini, mencapai 0,267. Indeks ini sekitar 1,8 kali lipat dari indeks provinsi pada periode yang sama. Setelah Barito Kuala, daerah dengan indeks kemiskinan tertinggi di Kalimantan Selatan ialah Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Keduanya termasuk wilayah pedalaman yang didominasi rawa-rawa. Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan Pengukuran kemiskinan dengan pendekatan pengeluaran per kapita menunjukkan hanya satu dari 20 penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan yang dikategorikan miskin. Namun, dengan pendekatan multidimensi, terlihat bahwa lebih dari sepertiga masyarakat di provinsi ini masih mengalami deprivasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor dalam lingkup yang lebih luas. Provinsi Kalimantan Selatan dikenal sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam. Namun, kondisi tersebut belum menjamin kesejahteraan masyarakatnya. Ketersediaan infrastruktur yang memadai menjadi persoalan krusial yang memengaruhi kesejahteraan. Provinsi Kalimantan Selatan merupakan daerah kaya batu bara, tetapi ironisnya daerah ini masih belum dapat keluar dari krisis listrik. Di provinsi ini, dimensi standar kualitas hidup dan kesehatan merupakan faktor yang paling dominan membuat kemiskinan multidimensi Kalimantan Selatan masih relatif tinggi. Sumber penerangan dan bahan bakar untuk memasak dalam dimensi standar kualitas hidup masih jadi persoalan terbesar rumah tangga miskin di provinsi ini. Selain itu, persoalan terkait air bersih dan sanitasi dalam dimensi kesehatan juga turut mewarnai karakteristik kemiskinan multidimensi. Secara umum, kondisi masyarakat Kalimantan Selatan terkait dengan keempat persoalan tersebut cenderung membaik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin berkurangnya rumah tangga miskin yang mengalami persoalan tersebut. Misalnya, dalam hal bahan bakar untuk memasak. Pada 2012, masih ada sekitar 93,9 persen rumah tangga miskin yang memiliki persoalan ini. Namun, dua tahun kemudian, jumlahnya berkurang hingga tinggal sekitar 85,3 persen. Kondisi serupa terjadi pada tiga indikator lainnya. Rumah tangga miskin yang masih memiliki persoalan dalam sumber penerangan, akses air bersih, dan sanitasi, kian menurun dalam kurun waktu Memang, jumlahnya masih di atas 60 persen. Namun, tren yang menurun ini menunjukkan adanya perbaikan dalam persoalan-persoalan tersebut. Hal lain yang juga penting ialah, persoalan asupan gizi yang seimbang bagi anak balita serta kepemilikan rumah oleh rumah tangga miskin. Sepanjang tiga tahun tersebut, rumah tangga miskin yang memiliki anak balita dengan asupan gizi yang tidak seimbang terus meningkat. Pada 2012, baru terdapat sekitar 38,6 persen rumah tangga miskin yang memiliki persoalan ini. Namun, pada 2014, angka tersebut melonjak menjadi 43,8 persen pada Hal serupa terjadi pada kepemilikan rumah. Pada 2014, rumah tangga miskin yang tidak memiliki rumah tercatat sekitar 29,9 persen, padahal dua tahun sebelumnya masih sekitar 25,4 persen. Rekomendasi Kebijakan Dalam menyusun program kerja untuk penanggulangan kemiskinan multidimensi yang tepat sasaran, perlu ada identifikasi masyarakat miskin multidimensi. Fakta bahwa penduduk miskin perdesaan yang jumlahnya dua kali lebih besar daripada pen-

9 426 Penghitungan Indeks Indonesia duduk miskin perkotaan sebaiknya menjadi pertimbangan pemerintah dalam menyusun program kebijakan. Usaha penanggulangan kemiskinan akan memberikan dampak yang lebih besar apabila difokuskan kepada daerah-daerah yang sangat membutuhkan bantuan pemerintah. Daerah-daerah pedalaman dengan indeks kemiskinan yang tinggi, seperti Kabupaten Barito Kuala, perlu mendapat perhatian khusus. Sebagai provinsi dengan potensi ekonomi yang tinggi serta kondisi masyarakat dalam hal keuangan yang relatif baik, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan memiliki potensi besar untuk mengatasi permasalahan kemiskinan multidimensi. Pemerintah perlu mengoptimalkan program-program pengembangan infrastruktur secara merata di daerah serta mengimplementasikan program-program peningkatan kesejahteraan yang berbasis masyarakat. Misalnya, perbaikan sanitasi dan sarana air bersih terutama bagi masyarakat miskin yang sebagian besar masih belum layak. Di sisi lain, pemahaman masyarakat mengenai pentingnya pola hidup bersih dan sehat juga perlu ditingkatkan. Di luar program pemerintah yang telah dijalankan ataupun yang masih dalam tahap perencanaan, banyaknya perusahaan berskala besar di provinsi ini memberi peluang bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui mekanisme corporate social responsibility (CSR). Mekanisme ini perlu diselaraskan dengan program-program pemerintah agar tidak saling tumpang tindih, terutama di sekitar wilayah operasi perusahaan-perusahaan tersebut. Dengan pola pengembangan seperti ini, usaha untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat akan semakin cepat dan berdampak luas. Dengan memperhatikan permasalahan utama dalam kemiskinan multidimensi Provinsi Kalimantan Selatan, upaya penanggulangan kemiskinan multidimensi di provinsi ini perlu dijalankan dengan prioritas sebagai berikut: 1. Percepatan pembangunan infrastruktur listrik agar masyarakat miskin mendapat akses listrik untuk sumber penerangan yang memadai di Kabupaten Banjar, Barito Kuala, baru, dan Hulu Sungai Tengah. 2. Peningkatan dan perbaikan akses air bersih bagi rumah tangga miskin di Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Tanah Bambu, dan baru. 3. Perbaikan sanitasi di permukiman masyarakat miskin di Kabupaten Barito Kuala, Banjar, baru, dan Hulu Sungai Tengah. 4. Peningkatan jaringan distribusi gas yang mampu menjangkau rumah tangga miskin di Kabupaten Barito Kuala, Banjar, baru, dan Tanah Bumbu. 5. Perbaikan asupan gizi seimbang pada anak balita melalui optimalisasi peran posyandu, puskesmas, dan organisasi masyarakat adat setempat di Kabupaten Tanah Bumbu, baru, Banjar, dan Banjarmasin.

10 Laporan Provinsi 427 Lampiran 1 Jumlah RT Miskin menurut Dimensi dan Indikator Indikator

11 428 Penghitungan Indeks Indonesia Lampiran 2 menurut Kabupaten/ 2012 Kode KABUPATEN/KOTA Jumlah RT Miskin Angka (%) Keparahan (%) Indeks 6301 Kab. Tanah Laut ,63 40,8 0, Kab. Baru ,78 42,3 0, Kab. Banjar ,13 41,5 0, Kab. Barito Kuala ,27 41,2 0, Kab. Tapin ,66 41,1 0, Kab. Hulu Sungai Selatan ,40 40,8 0, Kab. Hulu Sungai Tengah ,59 39,6 0, Kab. Hulu Sungai Utara ,43 42,0 0, Kab. Tabalong ,40 40,2 0, Kab. Tanah Bumbu ,67 41,3 0, Kab. Balangan ,99 41,6 0, Banjarmasin ,89 37,8 0, Banjarbaru ,56 37,7 0, KALSEL Lampiran 3 menurut Kabupaten/ 2013 Kode KABUPATEN/KOTA Jumlah RT Miskin Angka (%) Keparahan (%) Indeks 6301 Kab. Tanah Laut ,19 41,0 0, Kab. Baru ,42 41,7 0, Kab. Banjar ,42 40,4 0, Kab. Barito Kuala ,86 41,7 0, Kab. Tapin ,96 40,1 0, Kab. Hulu Sungai Selatan ,68 42,2 0, Kab. Hulu Sungai Tengah ,41 40,3 0, Kab. Hulu Sungai Utara ,52 40,7 0, Kab. Tabalong ,43 41,5 0, Kab. Tanah Bumbu ,47 41,4 0, Kab. Balangan ,03 40,6 0, Banjarmasin ,52 38,3 0, Banjarbaru ,50 37,0 0, KALSEL

12 Laporan Provinsi 429 Lampiran 4 Karakteristik ,2 29,9 28,8 1,1 0,8 1,2 13,6 9,2 10,2 15,7 14,5 15,0 14,6 17,3 17,3 29,6 32,5 30,2 35,9 33,7 32,0 77,1 78,5 78,4 70,2 73,0 73,0 86,3 91,4 94,7 85,6 89,7 90,8 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,

13 430 Penghitungan Indeks Indonesia Lampiran 5 Jumlah RT Miskin menurut Karakteristik 2012 (Ribu) KABUPATEN/ KOTA Jumlah RT Miskin Dimensi Kesehatan Dimensi Pendidikan Dimensi Standar Kualitas Hidup Kab. Tanah Laut Kab. Baru 37,6 23,8 35,2 7,8 11,1 8,1 4,1 9,2 33,8 37,6 0,9 5,0 40,0 26,6 30,2 8,9 17,6 4,3 5,1 15,4 37,1 39,8 0,4 9,2 Kab. Banjar 65,5 49,9 56,6 11,2 21,8 12,2 6,1 20,3 60,0 56,1 0,5 18,3 Kab. Barito Kuala 55,5 49,5 48,5 9,9 12,8 5,4 7,0 13,8 53,6 53,4 0,5 11,0 Kab. Tapin 23,8 17,7 19,6 5,6 6,4 4,5 1,8 6,9 22,9 23,6 0,6 3,4 Kab. Hulu Sungai 35,7 30,8 28,0 5,5 9,2 4,7 3,3 8,7 33,4 35,5 0,3 9,7 Selatan Kab. Hulu Sungai 33,3 26,3 25,2 2,2 9,7 5,0 2,6 8,2 32,4 33,0 0,1 8,3 Tengah Kab. Hulu Sungai 29,0 24,6 19,1 5,2 13,4 4,3 3,2 7,3 28,6 28,4-7,2 Utara Kab. Tabalong 21,2 11,6 17,1 3,8 7,9 3,2 2,3 8,2 19,1 20,5-4,3 Kab. Tanah Bumbu 39,2 20,2 35,8 8,6 11,8 5,4 4,9 13,5 33,5 38,4 0,7 14,0 Kab. Balangan 14,9 10,1 10,8 4,7 3,3 3,1 2,3 4,4 14,4 14,1 1,2 2,3 Banjarmasin 31,9 23,0 8,8 2,2 11,0 4,7 1,8 13,3 21,5 27,4-24,6 Banjarbaru 12,3 6,8 9,9 0,4 5,0 0,9 0,4 3,3 9,2 8,7-9,5 KALSEL 439,8 320,9 344,9 76,1 140,8 65,9 44,9 132,6 399,5 416,4 5,1 126,7

14 Laporan Provinsi 431 Lampiran 6 Jumlah RT Miskin menurut Karakteristik 2013 (Ribu) KABUPATEN/ KOTA Jumlah RT Miskin Dimensi Kesehatan Dimensi Pendidikan Dimensi Standar Kualitas Hidup Kab. Tanah Laut Kab. Baru 27,4 17,2 21,6 6,4 9,4 4,1 1,9 11,7 25,0 24,9 0,1 6,9 37,3 27,6 28,1 9,5 15,2 4,7 3,1 12,0 33,6 36,8 0,6 8,8 Kab. Banjar 58,9 43,1 50,2 11,7 14,9 11,0 7,7 17,9 54,8 46,9 0,6 14,5 Kab. Barito Kuala 51,3 46,8 44,3 8,7 13,3 6,2 6,0 14,4 49,6 48,6 0,8 9,2 Kab. Tapin 19,9 14,7 15,5 3,7 5,9 2,8 1,3 7,0 19,1 19,0 0,2 2,8 Kab. Hulu Sungai 30,0 25,9 23,0 3,2 9,4 4,7 2,8 7,5 28,9 29,6 0,1 11,5 Selatan Kab. Hulu Sungai 33,9 27,1 27,5 1,2 11,8 4,9 2,0 11,9 31,3 33,4 0,4 6,3 Tengah Kab. Hulu Sungai 28,0 23,0 20,9 5,6 10,0 3,9 2,4 5,6 27,0 27,2-7,2 Utara Kab. Tabalong 18,2 12,4 13,9 3,7 6,3 3,6 2,2 6,9 17,0 17,3-2,9 Kab. Tanah Bumbu 36,3 16,4 34,4 9,2 15,8 4,0 3,0 14,2 26,7 34,5 0,3 15,0 Kab. Balangan 11,9 7,6 9,7 3,4 3,0 2,1 1,9 3,7 11,5 10,8-1,7 Banjarmasin 30,2 21,0 11,5 1,3 13,9 4,6 1,9 12,2 20,2 23,2-22,7 Banjarbaru 9,8 4,2 7,9 0,4 3,6 0,5-2,5 7,9 7,1 0,0 8,3 KALSEL 393,1 287,1 308,6 68,0 132,5 57,2 36,2 127,6 352,7 359,4 3,2 117,6

15 432 Penghitungan Indeks Indonesia Lampiran 7 Peta Indikator Indikator KABUPATEN/KOTA Barito Kuala Banjar baru Hulu Sungai Tengah Banjar Barito Kuala Tanah Bumbu baru Tanah Bumbu baru Banjar Banjarmasin Banjar Barito Kuala baru Hulu Sungai Tengah Barito Kuala Banjar baru Tanah Bumbu

Kalimantan Tengah. Jembatan Kahayan

Kalimantan Tengah. Jembatan Kahayan 402 Penghitungan Indeks Indonesia 2012-2014 Kalimantan Tengah Jembatan Kahayan Jembatan Kahayan adalah jembatan yang membelah Sungai Kahayan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Indonesia. Jembatan ini

Lebih terperinci

Gorontalo. Menara Keagungan Limboto

Gorontalo. Menara Keagungan Limboto Laporan Provinsi 509 Menara Keagungan Limboto Menara ini dibangun tahun 2001 dan berlokasi di Limboto, ibu kota Kabupaten. Menara Kea gungan yang menjadi kebanggaan ma syarakat ini memiliki daya tarik

Lebih terperinci

Sumatera Barat. Jam Gadang

Sumatera Barat. Jam Gadang Laporan Provinsi 123 Sumatera Barat Jam Gadang Jam gadang adalah nama untuk menara jam yang terletak di pusat Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Menara jam ini memiliki jam dengan ukuran besar di

Lebih terperinci

Kalimantan Timur. Lembuswana

Kalimantan Timur. Lembuswana Laporan Provinsi 433 Kalimantan Timur Lembuswana Lembuswana adalah hewan dalam mitologi rakyat Kutai yang hidup sejak zaman Kerajaan Kutai. Lembuswana menjadi lambang Kerajaan Kutai hingga Kesultanan Kutai

Lebih terperinci

Sumatera Selatan. Jembatan Ampera

Sumatera Selatan. Jembatan Ampera Laporan Provinsi 169 Sumatera Selatan Jembatan Ampera Jembatan Ampera adalah sebuah jembatan di Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Jembatan Ampera, yang telah menjadi semacam lambang kota,

Lebih terperinci

Sumatera Utara. Rumah Balai Batak Toba

Sumatera Utara. Rumah Balai Batak Toba , Laporan Provinsi 105 Sumatera Rumah Balai Batak Toba Rumah Balai Batak Toba adalah rumah adat dari daerah Sumatera. Rumah ini terbagi atas dua bagian, yaitu jabu parsakitan dan jabu bolon. Jabu parsakitan

Lebih terperinci

Sulawesi Tenggara. Tugu Persatuan

Sulawesi Tenggara. Tugu Persatuan 494 Penghitungan Indeks Indonesia 2012-2014 Sulawesi Tenggara Tugu Persatuan Tugu Persatuan dibangun di atas lahan yang dulu dipakai Musabaqoh Tilawatir Quran (MTQ) Nasional ke- 21 tahun 2006. Karena itu,

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2013 No.65/11/63/Th XVII/6 November 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2013 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kalimantan Selatan keadaan Agustus 2013 sebesar 69,08 persen. Mengalami

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2011 No.061/11/63/Th. XV, 7 November 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2011 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Selatan keadaan Agustus 2011 mencapai 1,92 juta orang, mengalami peningkatan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2012 No. 63/11/63/Th XVI /05 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2012 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kalimantan Selatan keadaan Agustus 2012 sebesar 71,93 persen.

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2014 No.66 /11/ 63 / Th XVIII / 05 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2014 Pada bulan Agustus 2014, jumlah angkatan kerja mencapai 1,94 juta orang atau terjadi penambahan sebesar

Lebih terperinci

Nomor 16 Tahun. (PBB) mengenai. yang telah dilatih. Sensus Penduduk. yang diperoleh dari. dari. setinggi tingginya

Nomor 16 Tahun. (PBB) mengenai. yang telah dilatih. Sensus Penduduk. yang diperoleh dari. dari. setinggi tingginya Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang Undang Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010 (Population and Housing Census Round 2010), BPS menyelenggarakan

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Selatan Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Selatan Agustus 2017 Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Selatan 2017 No. 064/11/63/Th. XIX, 06 November 2017 Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Selatan 2017 Kalimantan Selatan mengalami TPT sebesar 4,77 persen. Jumlah angkatan

Lebih terperinci

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Nomor : 015/02/63/Th. XIX, 16 Februari 2015 Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan tiga kali dalam sepuluh tahun. Berdasarkan hasil Podes

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 No. 28/05/63/Th.XXI/5 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Kalimantan Selatan Tahun 2016 Pembangunan manusia di Kalimantan Selatan pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No. 33/06/63/Th. XX/15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Kalimantan Selatan Tahun 2015 Pembangunan manusia di Kalimantan Selatan pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 06 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 06 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pembangunan

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pembangunan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sebagai suatu proses berencana dari kondisi tertentu kepada kondisi yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pembangunan tersebut bertujuan

Lebih terperinci

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD 143 2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD 2.2.1 Evaluasi Indikator Kinerja Utama Pembangunan Daerah Kinerja pembangunan Jawa Timur tahun 2013 diukur

Lebih terperinci

Analisis Dan Perhitungan Pembanding Kemiskinan Di Provinsi Lampung

Analisis Dan Perhitungan Pembanding Kemiskinan Di Provinsi Lampung Analisis Dan Perhitungan Pembanding Kemiskinan Di Provinsi Lampung Dari kajian terdahulu memberi kesimpulan bahwa tingginya persentase dan jumlah penduduk miskin Lampung lebih disebabkan oleh masih tingginya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dipecahkan terutama melalui mekanisme efek rembesan ke bawah (trickle down

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dipecahkan terutama melalui mekanisme efek rembesan ke bawah (trickle down BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pada mulanya pembangunan selalu diidentikkan dengan upaya peningkatan pendapatan per kapita atau populer disebut sebagai strategi pertumbuhan ekonomi (Kuncoro, 2010:

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 31/04/Th. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan

Lebih terperinci

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 4.1. Dinamika Disparitas Wilayah Pembangunan wilayah merupakan sub sistem dari pembangunan koridor ekonomi dan provinsi dan merupakan bagian

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 39/07/32/Th.XVII, 17 Juli 2017 TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT MARET 2017 SEBESAR 8,71 PERSEN DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN SEBESAR 0,403 Selama periode September 2016 Maret 2017

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 39/07/32/Th.XVII, 17 Juli 2017 TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT MARET 2017 SEBESAR 8,71 PERSEN DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN SEBESAR 0,403 Selama periode September 2016 Maret 2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

PROFIL PEMBANGUNAN KALIMANTAN SELATAN

PROFIL PEMBANGUNAN KALIMANTAN SELATAN 1 PROFIL PEMBANGUNAN KALIMANTAN SELATAN A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH Secara geografis Provinsi Kalimantan Selatan terletak di antara 114 19" 33" BT - 116 33' 28 BT dan 1 21' 49" LS 1 10" 14" LS,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang bersifat multidimensional yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah dalam pembangunan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a

Lebih terperinci

PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN: KEMISKINAN, GINI RASIO, PENGANGGURAN DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN: KEMISKINAN, GINI RASIO, PENGANGGURAN DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN: KEMISKINAN, GINI RASIO, PENGANGGURAN DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA CAPAIAN DAN TARGET ANGKA KEMISKINAN PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN KEMISKINAN, GINI RASIO, PENGANGGURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara sederhana pembangunan dapat dimaknai sebagai usaha atau proses untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam pelaksanaannya, pembangunan memiliki

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 49 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis dan Administratif Pulau Jawa merupakan salah satu dari lima pulau besar di Indonesia, yang terletak di bagian Selatan Nusantara yang dikenal sebagai

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan. UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan.  UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan 2010-2020 BADAN PUSAT STATISTIK UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013 No. 45/08/Th.XVIII, 4 Agustus 2014 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 5.094 TON, CABAI RAWIT SEBESAR 2.624 TON A. CABAI BESAR Produksi cabai besar

Lebih terperinci

KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2017

KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2017 No. 47/07/71/Th. XX, 17 Juli 2017 KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2017 Angka-angka kemiskinan yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik ini merupakan angka yang dihasilkan melalui

Lebih terperinci

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1 1 indikator kesejahteraan DAERAH provinsi kalimantan selatan sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia Jl. Kebon Sirih No. 14 Jakarta Pusat

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH No. 45/08/63/Th.XVII, 1 Agustus 2013 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2012, PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 5.448 TON, CABAI RAWIT SEBESAR 2.192 TON A. CABAI BESAR Produksi cabai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan yang diharapkan itu adalah kemajuan yang merata antarsatu

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan yang diharapkan itu adalah kemajuan yang merata antarsatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan sarana untuk mendorong kemajuan daerahdaerah. Kemajuan yang diharapkan itu adalah kemajuan yang merata antarsatu wilayah dengan wilayah yang lain,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i ii v viii I. PENDAHULUAN 1 7 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Rasional 4 1.3. Perumusan Masalah 5 1.4. Tujuan dan Manfaat Studi 5 1.4.1.

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROFIL KEMISKINAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROFIL KEMISKINAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015 BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 01/10/1204/Th. XIX, 12 Oktober 2016 PROFIL KEMISKINAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015 Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tapanuli Tengah pada Tahun 2015 mencapai

Lebih terperinci

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau 2013-2018 Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau i Kata Pengantar Kepala Bappeda Kabupaten Pulang Pisau iii Daftar Isi v Daftar Tabel vii Daftar Bagan

Lebih terperinci

VISI PAPUA TAHUN

VISI PAPUA TAHUN ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2013-2018 ototus Oleh : DR.Drs. MUHAMMAD MUSAAD, M.Si KEPALA BAPPEDA PROVINSI PAPUA Jayapura, 11 Maret 2014 VISI PAPUA TAHUN 2013-2018 PAPUA BANGKIT PRINSIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Kemiskinan menurut PBB didefenisikan sebagai kondisi di mana

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Kemiskinan menurut PBB didefenisikan sebagai kondisi di mana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bappenas (2005) mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak dasarnya untuk

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Wonogiri di bagian tenggara, Kabupaten Klaten di bagian timur laut,

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Wonogiri di bagian tenggara, Kabupaten Klaten di bagian timur laut, BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Profil Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu dari 34 provinsi di Indonesia yang terletak di pulau jawa bagian selatan tengah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan, yang dilakukan setiap negara ataupun wilayah-wilayah administrasi dibawahnya, sejatinya membutuhkan pertumbuhan, pemerataan dan keberlanjutan. Keberhasilan

Lebih terperinci

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1. Tanah laut , , , ,

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1. Tanah laut , , , , LUAS PANEN, HASIL PER HEKTAR DAN PRODUKSI PADI SAWAH PER KABUPATEN AREA HARVESTED, YIELD RATE AND PRODUCTION OF WET LAND PADDY BY DISTRICT District Panen Ha Produksi Panen Ha Panen Ha Panen Ha 1. Tanah

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 08 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 08 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 08 TAHUN 2016 TENTANG BAGI HASIL PENERIMAAN PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR UNTUK PEMERINTAH PROVINSI DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PERIODE BULAN OKTOBER

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH No. 45/08/Th.XIX, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014, PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 7.418 TON, CABAI RAWIT SEBESAR 3.606 TON DAN BAWANG MERAH SEBESAR 474 TON A.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara Lintang

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara Lintang 56 BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN A. Letak Wilayah dan Luas Wilayah Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 Lintang selatan dan 104 48-108 48 Bujur Timur, dengan luas

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017 NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN AGUSTUS SEBESAR 95,82 ATAU NAIK 0,44 PERSEN No. 51/09/63/Th.XXI, 4 September PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS A. PERKEMBANGAN NILAI

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 024 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 024 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 024 TAHUN 2016 TENTANG BAGI HASIL PENERIMAAN PAJAK AIR PERMUKAAN UNTUK PEMERINTAH PROVINSI DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PERIODE BULAN JANUARI SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

I. PENDAHULUAN. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Di banyak negara syarat utama bagi terciptanya penurunan kemiskinan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 043 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 043 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 043 TAHUN 2016 TENTANG BAGI HASIL PENERIMAAN PAJAK AIR PERMUKAAN UNTUK PEMERINTAH PROVINSI DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PERIODE BULAN APRIL SAMPAI DENGAN BULAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA Selaku SEKRETARIS TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KOTA SURAKARTA

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA Selaku SEKRETARIS TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KOTA SURAKARTA KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 54 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Kelayakan Pembentukan Kabupaten Mamasa 5.1.1 Analisis Kelayakan Pembentukan Kab. Mamasa Berdasarkan Syarat Teknis PP. No. 78 Tahun 2007 Pembentukan daerah otonom

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 47/08/32/Th.XVIII, 5 Agustus 2016 TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT MARET 2016 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Jawa Barat pada bulan Maret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan reformasi sosial politik di Indonesia. Reformasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan reformasi sosial politik di Indonesia. Reformasi tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem desentralistik atau otonomi daerah merupakan salah satu keberhasilan reformasi sosial politik di Indonesia. Reformasi tersebut dilatarbelakangi oleh pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM INTAN BANJAR KABUPATEN BANJAR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu wilayah meningkat dalam jangka panjang (Sukirno,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Profil Provinsi Kepulauan Bangka belitung. Bangka dan Pulau Belitung yang beribukotakan Pangkalpinang.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Profil Provinsi Kepulauan Bangka belitung. Bangka dan Pulau Belitung yang beribukotakan Pangkalpinang. BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Provinsi Kepulauan Bangka belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung atau yang disingkat Babel adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua pulau kecil yaitu

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. 220/12/21/Th. V, 1 Desember 20 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN AGUSTUS 20 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI SEMAKIN TURUN Jumlah angkatan

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROFIL KEMISKINAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROFIL KEMISKINAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013 BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 04/09/1204/Th. XII, 30 September 2014 PROFIL KEMISKINAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013 Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tapanuli Tengah pada Tahun 2013 mengalami

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Bulan Oktober 2017

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Bulan Oktober 2017 No. 060/11/63/Th. XXI, 01 November 2017 Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Bulan Oktober 2017 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Oktober 2017 sebesar 96,56 atau naik 0,49 persen. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dengan tujuan mencapai kehidupan yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dengan tujuan mencapai kehidupan yang lebih baik dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang dilaksanakan secara berkesinambungan dengan tujuan mencapai kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Tujuan utama

Lebih terperinci

Angka Kemiskinan Kabupaten Sekadau 2016

Angka Kemiskinan Kabupaten Sekadau 2016 Angka Kabupaten Sekadau 2016 No. 01/06/6109/Th. III, 6 Juni 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEKADAU Angka Kabupaten Sekadau 2016 Angka kemiskinan Kabupaten Sekadau pada periode

Lebih terperinci

Alamat : Jln.Brigjen H. Hasan Basri No.40, Banjarmasin - Kalimantan Selatan 70124, Telp. : Fax. :

Alamat : Jln.Brigjen H. Hasan Basri No.40, Banjarmasin - Kalimantan Selatan 70124, Telp. : Fax. : BALAI BESAR POM DI BANJARMASIN Email : bbpom_banjarmasin@yahoo.com; bpom_banjarmasin@pom.go.id; Alamat : Jln.Brigjen H. Hasan Basri No.4, Banjarmasin - Kalimantan Selatan 7124, Telp. : 511-334286 Fax.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan

BAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan 55 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Lampung terletak pada kedudukan 103º40 (BT) Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan sampai 6º45 (LS)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penanganan yang tepat agar dapat segera teratasi. Indonesia merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. penanganan yang tepat agar dapat segera teratasi. Indonesia merupakan salah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemiskinan menjadi permasalahan sosial yang sangat komplek, dimana kemiskinan sering menjadi isu Global maupun Nasional yang menimbulkan keprihatinan oleh banyak pihak,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017 No. 24/05/63/Th.XXI, 2 Mei PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN APRIL TURUN 0,67 PERSEN Pada April NTP

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 023 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 023 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 023 TAHUN 2016 TENTANG BAGI HASIL PENERIMAAN PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR UNTUK PEMERINTAH PROVINSI DAN PEMERINTAH KABUPATEN/ PERIODE BULAN JANUARI SAMPAI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN FEBRUARI 2017 NAIK 0,33 PERSEN No. 16/03/63/Th.XXI, 1 Maret

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum...... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 5 1.4. Sistematika Dokumen RKPD... 5 1.5. Maksud dan Tujuan... Hal BAB II EVALUASI HASIL

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG IV. DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG 4.1. Provinsi Lampung 4.1.1. Gambaran Umum Provinsi Lampung meliputi wilayah seluas 35.288,35 kilometer persegi, membentang di ujung selatan pulau Sumatera, termasuk pulau-pulau

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN MARET TURUN 1,20 PERSEN No. 20/04/63/Th.XXI, 3 April Pada Maret NTP

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 05/01/32/Th. XIX, 3 Januari 2017 TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2016 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Jawa Barat pada September

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012 RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 1 Halaman Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kata Pengantar... 3 Indikator Makro Pembangunan Ekonomi... 4 Laju Pertumbuhan Penduduk...

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

KINERJA PENANGGULANGAN KEMISKINAN NASIONAL DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

KINERJA PENANGGULANGAN KEMISKINAN NASIONAL DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH KINERJA PENANGGULANGAN KEMISKINAN NASIONAL DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH SUDARNO SUMARTO Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan JAKARTA, 13 MEI 2014 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

KINERJA PERKEMBANGAN GAPOKTAN PUAP DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS DI KALIMANTAN SELATAN

KINERJA PERKEMBANGAN GAPOKTAN PUAP DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS DI KALIMANTAN SELATAN Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 KINERJA PERKEMBANGAN GAPOKTAN PUAP DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS DI KALIMANTAN SELATAN Sholih Nugroho Hadi, Harun Kurniawan dan Achmad

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir.

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir. 37 BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu 1. Wilayah Pembentukan Kabupaten Indragiri Hulu pada awainya ditetapkan dengan UU No. 12 Tahun 1956 tentang pembentukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 telah menggariskan bahwa Visi Pembangunan 2010-2014 adalah Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa merupakan unit terkecil dalam sistem pemerintahan di Indonesia namun demikian peran, fungsi dan kontribusinya menempati posisi paling vital dari segi sosial dan

Lebih terperinci

A. Keadaan Geografis Dan Topografi

A. Keadaan Geografis Dan Topografi BAB II GAMBARAN UMUM PROVINSI GORONTALO Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Provinsi Gorontalo di bentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 tahun 2000, maka secara administratif sudah terpisah dari Provinsi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN SEPTEMBER 2016 NAIK 0,66 PERSEN No. 54/10/63/Th.XIX, 3 Oktober

Lebih terperinci

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya INDIKATOR KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI ACEH 2016 Nomor Publikasi : 11522.1605 Katalog BPS : 4102004.11 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : xvii + 115 Halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB IV TINJAUAN EKONOMI 2.1 STRUKTUR EKONOMI Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau

Lebih terperinci

BAB IV. DINAMIKA KABUPATEN/KOTA PESISIR DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PEMP

BAB IV. DINAMIKA KABUPATEN/KOTA PESISIR DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PEMP BAB IV. DINAMIKA KABUPATEN/KOTA PESISIR DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PEMP Analisis deskriptif dan kuadran dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara ataupun daerah. Pertumbuhan

Lebih terperinci