BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN PENULISAN SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN PENULISAN SKRIPSI"

Transkripsi

1 BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN PENULISAN SKRIPSI LEMBAGA PENGEMBANGAN RISET DAN TEKNOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) MUHAMMADIYAH KUNINGAN 2016

2 SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) MUHAMMADIYAHKUNINGAN Nomor : 012/KEP/II.3.AU.0/E/2016 Tentang PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI Bismillahirrahmanirrahim Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan setelah : Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka melaksanakan salah satu Catur Dharma Perguruan Tinggi dan kelancaran proses dalam bimbingan dan penyusunan karya tulis ilmiah dipandang perlu membuat pedoman penulisan makalah, artikel jurnal ilmiah, proposal skripsi/skripsi, maka dipandang perlu segera ditetapkan Pedoman Penulisan Skripsi bagi mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan; 2. Bahwa sehubungan dengan butir 1 di atas, maka perlu ditetapkan Surat Keputusan Ketua tentang Pedoman Penulisan Skripsi bagi mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 430); 2. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157), Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2013 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia; 5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi; 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi; 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi; 8. Statuta Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan. Memperhatikan : Usulan Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian pada Masyarakat (LP3M) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan.

3 MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) MUHAMMADIYAH KUNINGAN TENTANG PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI. Pertama : Menetapkan Pedoman Penulisan Skripsi bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan mulai tahun akademik 2015/2016; Kedua : Pedoman Penulisan Skripsi ditetapkan untuk dijadikan pedoman pelaksana kegiatan penelitian dosen di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan; Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Kuningan Pada Tanggal : 22 Rabiul Akhir 1437 H. 02 Februari 2016 M. Ketua, Kasdar Al Ade Saputra, MA NIK/NIDN / Tembusan Yth : 1. Wakil Ketua I Bidang Akademik. 2. Ketua Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LP3M). 3. Para Ketua Prodi. 4. Arsip.

4 SAMBUTAN KETUA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) MUHAMMADIYAH KUNINGAN Assalamualaikum Wr, Wb. Puji dan syukur kami sampaikan, semoga kita senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT, sehingga dengan rahmatnya kita bisa menyelesaikan buku pedoman penulisan skripsi ini untuk mahasiswa STKIP Muhammadiyah Kuningan. Sebagaimana di maklumi bersama, bahwa proses pendidikan pada jenjang Strata 1 (S1) seluruh mahasiswa yang berada di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan tidak lepas dari kegiatan penulisan tugas akhir yaitu penulisan skripsi. Dalam penulisan skripsi tersebut ada tata cara penulisan untuk menjamin tercapainya kualitas penulisan dan penyajian yang sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan ilmiah yang benar sehingga STKIP Muhammadiyah Kuningan melakukan revisi buku pedoman ini agar sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan tersebut dan mengingat bahwa STKIP Muhammadiyah Kuningan memiliki visi Menjadi Perguruan Tinggi Islami yang Unggul dan Berdaya Saing di Tinggkat Nasional pada Tahun 2020 semua hal yang dilakukan harus mengarah pada visi tersebut. Semoga buku pedoman edisi revisi ini berguna bagi mahasiswa khususnya dan civitas akademika STKIP Muhammadiyah Kuningan pada umumnya saya sebagai Ketua STKIP Muhammadiyah Kuningan mengucapkan terima kasih kepada tim penyususn atas terselesaikannya buku pedoman penulisan skripsi ini semoga amal baik kita semua mendapat balasan yang sesuai dari Allah SWT Amin. Nasrum minallahi wafathun qarieb Wssalamualaikum Wr, Wb.

5 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah dan taupiqnya sehingga Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Mugammadiyah Kuningan dapat menyelesaikan buku pedoman penyusunan proposal dan skripsi edisi revisi. Buku ini merupakan buku pedoman penyusunan skripsi yang meliputi peraturan umum penyusunan proposal dan panduan penulisan skripsi dan teknik bimbingan, disamping itu buku ini berisi tentang tuntunan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian dan penulisan skripsi, disamping itu buku ini juga sebagai pegangan dosen pembimbing untuk memberikan arahan kepada mahasiswa yang dibimbingnya. Buku pedoman ini merupakan revisi dari buku pedoman sebelumnya yang disusun oleh LP3M yang sekarang berganti nama menjadi Lembaga Ristek dibuat sesuai dengan ruang lingkup Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan dengan tetap mengacu pada kaidah-kaidah penulisan skripsi. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan masih adanya beberapa kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan masukan dari semua pihak selalu diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaannya. Kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi demi terwujudnya buku pedoman ini kami ucapkan terima kasih. Kuningan, Februari 2017 Tim Penulis

6 Daftar Isi Kata Pengantar Hal Daftar Isi Bab I Penulisan Proposal Skripsi... 1 A. Penentuan Bidang Kajian... 1 B. Penentuan Masalah yang akan Diteliti... 1 C. Penentuan Pendekatan yang akan Diteliti... 1 D. Sistematika Penulisan Proposal dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Pendekatan Kuantitatif Pendekatan Kualitatif... 6 E. Sistematika Penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas. 14 Bab II Penulisan Skripsi A. Pengertian Skripsi B. Karakteristik Skripsi C. Fungsi dan Kedudukan Skripsi D. Wilayah Penelitian Skripsi E. Bimbingan Skripsi Bab III Teknik Penulisan Skripsi A. Ketentuan Umum B. Ketentuan Khusus Bab VI Bimbingan Skripsi A. Prinsip Bimbingan B. Kesepakatan Bimbingan Skripsi C. Frekuensi Bimbingan D. Model Interaksi pembimbing dengan Mahasiswa E. Ketidak Puasan Selama Bimbingan Skripsi F. Kualifikasi Pembimbing G. Hak dan Kewajiban Pembimbing H. Hak dan Kewajiban Mahasiswa I. Penggantian Pembimbing Skripsi J. Perbedaan Pendapat Bab V Ujian Skripsi A. Tujuan Kegiatan B. Ruang Lingkup C. Definisi D. Referensi E. Ketententuan Umum F. Persyaratan G. Tata Cara Pelaksanaan H. Perbaikan dan Ujian Ulangan Skripsi I. Kegiatan Ujian Skripsi dalam Diagram Air Lampiran Penilaian Ujian Proposal, Penilaian Skripsi dan Ujian Skripsi Lampiran Contoh-Contoh Cover luar, Cover Dalam, Pengesahan, Pernyataan, Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi.

7 BAB I PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI A. PENENTUAN BIDANG TOPIK Yang pertama harus dipikirkan oleh mahasiswa ketika akan menyusun proposal skripsi adalah topik skripsi, bukan judul skripsi. Untuk menentukan topik skripsi mahasiswa harus memilih yang sesuai dengan disiplin keilmuanya pada program studi masing-masing contohnya Program Studi PGSD dalam Program Studi PGSD ada konsentrasi IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PKN, dan Matematika mahasiswa bisa menentukan dalam konsentrasi tersebut apakah akan meneliti dalam model-model pembelajaran, media pembelajaran, kurikulum, administrasi pendidikan, kebijakan pendidikan dan lain-lain. B. PENENTUAN PERMASALAHAN YANG AKAN DITELITI Setelah menentukan topik baru mahasiswa bisa menentukan masalah yang akan diteliti sehingga penelitian itu benar-benar ilmiah, mahasiswa sebagai penulis proposal harus benar-benar menguasai permasalahan yang akan diteliti dan dipahami oleh calon peneliti sendiri, masalah yang akan diteliti bukan dibuatkan oleh orang lain, oleh karena yang akan melakukan penelitian adalah mahasiswa sendiri. Tanpa menguasai permasalahan mahasiswa tidak akan bisa menulis dan menyususun proposal yang akan dijadikan bahan untuk penelitian atau penulisan skripsi, masalah bisa bersumber dari lembaga pendidikan (sekolah dan dinas pendidikan), guru/kepala sekolah, kurikulum, media pembelajaran, materi pelajaran, administrasi pendidikan, model pembelajaran, undang-undang yang berkaitan dengan pendidikan, siswa, sarana prasarana sekolah dan isu-isu pendidikan C. PENENTUAN PENDEKATAN Penulisan proposal skripsi harus menentukan pendekatan penelitian yang akan digunakan dengan menggunakan salah satu dari dua pendekatan penelitian yang tawarkan di STKIP Muhammadiyah Kuningan yaitu; pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif dan mahasiswa yang akan mengajukan proposal skripsi wajib menentukan pendekatan penelitian yang akan dilakukan, adapun Proposal skripsi terdiri dari tiga BAB; BAB I (Pendahuluan), BAB II (Kajian Teori) dan BAB III (Metodologi Penelitian) D. SISTEMATIKA PROPOSAL DENGAN PENDEKATAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF I. PROPOSAL SKRIPSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN KUANTITATIF 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagian latar belakang merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas (landasan Yuridis, landasan Teoritis, landasan Empiris dan solusi) B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan suatu cara bagaimana kita melihat, menduga, memperkirakan, dan menguraikan serta menjelaskan apa yang menjadi masalah dalam penelitian. 1

8 C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah merupakan batasan ruang lingkup masalah peneliti yang terlalu luas/lebar agar penelitian lebih fokus dan terarah. Batasan masalah berati pemilihan masalah penelitian yang sudah teridentifikasi. Batasan masalah dalam arti lain menegaskan atau memperjelas yang menjadi masalah penelitian yang akan diteliti oleh penelitian. D. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabelvariabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh: Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam mata pelajaran Matematika? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika. F. Manfaat Penelitian Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan. 2). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif kajian teori merupakan suatu hal yang sangat krusial dan wajib ada, oleh karena hakikat pendekatan kuantitatif adalah mengujikan teori. Oleh karena itu teori harus relevan dengan masalah rencana penelitian dengan semakin banyak buku referensi yang sesuai dengan masalah rencana penelitian itu semakin baik. 2

9 B. Penelitian yang Relevan Peneliti harus melampirkan penelitian yang sama dengan permasalahan yang akan kita teliti dengan menuliskan judul skripsinya, hasil penelitianya, nama penelitinya, asal perguruan tingginya. C. Definisi Oprasional Definisi istilah atau definisi operasional diperlukan apabila diperkirakan akan timbul perbedaan pengertian atau kekurang jelasan makna. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi, tesis, atau disertasi. Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Definisi istilah lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti. Definisi istilah dapat berbentuk definisi operasional variabel yang akan diteliti. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel. Contoh definisi operasional dari variabel prestasi aritmatika adalah kompetensi dalam bidang aritmatika yang meliputi menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, dan menggunakan desimal. Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan karena teramatinya konsep atau konstruk yang diselidiki akan memudahkan pengukurannya. Di samping itu, penyusunan definisi operasional memungkinkan orang lain melakukan hal yang serupa sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain. D. Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi) tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan. Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran dalam sebuah penelitian kuantitatif, sangat menentukan kejelasan dan validitas proses penelitian secara keseluruhan. Melalui uraian dalam kerangka berpikir, peneliti dapat menjelaskan secara komprehensif variabel-variabel apa saja yang diteliti dan dari teori apa variabel-variabel itu diturunkan, serta mengapa variabel-variabel itu saja yang diteliti. Uraian dalam kerangka berpikir harus mampu menjelaskan dan menegaskan secara komprehensif asal-usul variabel yang diteliti, sehingga variabelvariabel yang tercatum di dalam rumusan masalah dan identifikasi masalah semakin jelas asal-usulnya. Pada dasarnya esensi kerangka pemikiran berisi: (1) Alur jalan pikiran secara logis dalam menjawab masalah yang didasarkan pada landasan teoretik dan atau hasil penelitian yang relevan. (2) Kerangka logika (logical construct) yang mampu menunjukan dan menjelaskan masalah yang telah dirumuskan dalam kerangka teori. (3) Model penelitian yang dapat disajikan secara skematis dalam bentuk gambar atau model matematis yang menyatakan hubunganhubungan variabel penelitian atau merupakan rangkuman dari kerangka pemikiran 3

10 yang digambarkan dalam suatu model. Sehingga pada akhir kerangka pemikiran ini terbentuklah hipotesis. Dengan demikian, uraian atau paparan yang harus dilakukan dalam kerangka berpikir adalah perpaduan antara asumsi-asumsi teoretis dan asumsiasumsi logika dalam menjelaskan atau memunculkan variabel-variabel yang diteliti serta bagaimana kaitan di antara variabel-variabel tersebut, ketika dihadapkan pada kepentingan untuk mengungkapkan fenomena atau masalah yang diteliti. Di dalam menulis kerangka berpikir, ada tiga kerangka yang perlu dijelaskan, yakni: kerangka teoritis, kerangka konseptual, dan kerangka operasional. Kerangka teoritis atau paradigma adalah uraian yang menegaskan tentang teori apa yang dijadikan landasan (grand theory) yang akan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diteliti. Kerangka konseptual merupakan uraian yang menjelaskan konsep-konsep apa saja yang terkandung di dalam asumsi teoretis yang akan digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan) unsurunsur yang terkandung di dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan di antara konsep-konsep tersebut. Kerangka operasional adalah penjelasan tentang variabel-variabel apa saja yang diturunkan dari konsep-konsep terpilih tadi dan bagaimana hubungan di antara variabel-variabel tersebut, serta hal-hal apa saja yang dijadikan indikator untuk mengukur variabel-variabel yang bersangkutan. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka dalam menyusun kerangka berpikir kita harus memulainya dengan menegaskan teori apa yang dijadikan landasan dan akan diuji atau digambarkan dalam penelitian kita. Lalu dilanjutkan dengan penegasan tentang asumsi teoretis apa yang akan diambil dari teori tersebut sehingga konsep-konsep dan variabel-variabel yang diteliti menjadi jelas. Selanjutnya, kita menjelaskan bagaimana cara mengoperasionalisasikan konsep atau variabel-variabel tersebut sehingga siap untuk diukur. Walaupun dalam kerangka berpikir itu harus terkandung kerangka teoretis, kerangka konseptual, dan kerangka operasional, tetapi cara penguraian atau cara pemaparannya tidak perlu kaku dibuat per sub bab masing-masing. Hal yang penting adalah bahwa isi pemaparan kerangka berpikir merupakan alur logika berpikir kita mulai dari penegasan teori serta asumsinya hingga munculnya konsep dan variabel-variabel yang diteliti. Agar peneliti benar-benar dapat menyusun kerangka berpikir secara ilmiah (memadukan antara asumsi teoretis dan asumsi logika dalam memunculkan variabel) dengan benar, maka peneliti harus intens dan eksten menelurusi literaturliterarur yang relevan serta melakukan kajian terhadap hasil penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, sehingga uraian yang dibuatnya tidak semata-mata berdasarkan pada pertimbangan logika. Untuk itu, dalam menjelaskan kerangka teoretisnya, peneliti mesti merujuk pada literatur atau referensi serta laporanlaporan penelitian terdahulu. Selanjutnya secara sederhana penyusunan kerangka berpikir dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut: 4

11 1. Menentukan paradigma atau kerangka teoretis yang akan digunakan, kerangka konseptual dan kerangka operasional variabel yang akan diteliti. 2. Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antarvariabel penelitian. Tahapan berpikir deduktif meliputi tiga hal yaitu: (a) Tahap penelaahan konsep (conceptioning), yaitu tahapan menyusun konsepsi-konsepsi (mencari konsep-konsep atau variabel dari proposisi yang telah ada, yang telah dinyatakan benar). (b) Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu tahapan penyusunan ketentuan-ketentuan (mendukung atau menentukan masalah akibat pada konsep atau variabel dependen). (c) Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu pemikiran yang menyatakan hal-hal yang berlaku pada teori, berlaku pula bagi hal-hal yang khusus. 3. Memberikan argumen teoritis mengenai hubungan antar variabel yang diteliti. Argumen teoritis dalam kerangka pemikiran merupakan sebuah upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah. Dalam prakteknya, membuat argumen teoritis memerlukan kajian teoretis atau hasil-hasil penelitian yang relavan. Hal ini dilakukan sebagai petunjuk atau arah bagi pelaksanaan penelitian. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, oleh karena argumen teoritis sebagai upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah, maka hasil dari argumen teoritis ini adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian. Sehingga pada akhirnya produk dari kerangka pemikiran adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah (hipotesis). E. Hipotesis Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) sekripsi agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, maka di dalam latar belakang masalah sudah harus ada paparan tentang kajian pustaka yang relevan dalam bentuknya yang ringkas. Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antarvariabel, melainkan telah ditunjukan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: Ada hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam mata pelajaran Matematika. Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi: Siswa SMP yang tingkat kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam matapelajaran Matematika dibandingkan dengan yang tingkat kecerdasannya sedang. Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pertanyaan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris. 5

12 3). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneliti harus menjelaskan menggunakan metode apa dalam melakukan proses penelitian sehingga nampak jelas dan tidak samar, dari beberapa metode yang ada dalam pendekatan kauntitatif seperti exsperimen, expost facto, evaluasi, survey, action research. Peneliti memilih salah satu dari metode dalam pendekatan kuantitatif tersebut dan terus dijalankan sampai penelitian selesai sehingga peneliti konsisten. B. Populasi dan Sampel Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental. Dalam survai, sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau subjek tergantung pada cara pengambilan datanya. Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap populasinya. Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan kakarteristik populasinya, maka semakin besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya. Jadi, hal-hal yang dibahas dalam bagian Populasi dan Sampel adalah (a) identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, serta (c) besarnya sampel. C. Instrumen Penelitian Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen pengumpulan data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini akan terlihat apakah instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya. Sebuah instrumen yang baik juag harus memenuhi persyaratan reliabilitas. Dalam tesis, terutama disertasi, harus ada bagian yang menjelaskan proses validasi instrumen. Apabila instrumen yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti, tetap ada kewajiban untuk melaporkan tingkat validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan. Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan/pernyataan. Untuk alat dan bahan harus disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai. Dalam ilmu eksakta istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang tepat karena belum mencakup keseluruhan hal yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, subbab instrumen penelitian dapat diganti dengan Alat dan Bahan. D. Teknik Pengumpulan Data Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat 6

13 dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data. Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang, dan hal lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian. E. Teknik Analisis Data Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan statistik nonparametrik. Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. F. Jadwal Penelitian Jadwal penelitian harus jelas dan jadwal ini merupakan agenda peneliti yang harus dilaksanakan setiap bulanya selama satu semester sebagaimana tabel di bawah ini dan peneliti menulis agendanya sendiri-sendiri selama proses penelitian dengan berurutan dan diberi tanda atau warna: N0 Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli G. Daftar Rujukan Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan daftar rujukan. Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi: 1. nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik, 2. tahun penerbitan 3. judul, termasuk subjudul 4. kota tempat penerbitan, dan 5. nama penerbit. (Lihat Contoh cara membuat rujukan) II. PROPOSAL SKRIPSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN KUALITATIF 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh. B. Fokus Penelitian Fokus penelitian adalah untuk memberikan batasan agar dalam proses pengungkapan masalah peneliti tidak melebar jauh yang mengakibatkan ketidak jelasan dan membuat 7

14 bingung peneliti sendiri, Fokus penelitian memuat rincian pernyataan tentang cakupan atau topik-topik pokok yang akan diungkap/digali dan peneliti fokus dalam permasalahan yang akan ditelitinya sehingga peneliti nampak konsisten dalam melakukan penelitian dan terus fokus dalam masalah tersebut dari awal sampai akhir C. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaanpertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabelvariabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh: Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam mata pelajaran Matematika? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian pertanyaan yang diajukan harus didukung oleh alasan-alasan mengapa hal tersebut ditampilkan. Alasan-alasan ini harus dikemukakan secara jelas, sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang listik, induktifini, sesuai dengan fokus yang telah dirumuskan. E. Manfaat Penelitian Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam sub bab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan. 2). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu teori. B. Penelitian yang Relevan Peneliti harus melampirkan penelitian yang sama dengan permasalahan yang akan kita teliti dengan menuliskan judul skripsinya, hasil penelitianya, nama penelitinya, asal perguruan tingginya. 3). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode, dan alasan menggunakan metode Peneliti harus menyebutkan metode apa yang akan dipakai dalam pendekatan kualitatif oleh karena dalam pendekatan kualitatif metodenya bisa memakai metode 8

15 grounded theory, metode etnografi, fenomenologi, histori dan studi kasus kualitatif dan memilih salah satu metode yang ada dalam pendekatan kualitatif tersebut. Setelah menentukan metode, lalu jelaskan alasan memilih metode tersebut. B. Tempat Penelitian Dalam poin ini peneliti menyebutkan tempat yang akan dijadikan penelitian dengan rinci sehingga penelitian yang akan dirancang jelas. Uraian lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan alasan memilih lokasi serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tersebut. Lokasi hendaknya diuraikan secara jelas, misalnya letak geografis, bangunan fisik (jika perlu disertakan peta lokasi), struktur organisasi, program, dan suasana sehari-hari. Pemilihan lokasi harus didasarkan pada pertimbanganpertimbangan kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian dengan topik yang dipilih. Dengan pemilihan lokasi ini, peneliti diharapkan menemukan hal-hal yang bermakna dan baru. Peneliti kurang tepat jika megutarakan alasan-alasan seperti dekat dengan rumah peneliti, peneliti pernah bekerja di situ, atau peneliti telah mengenal orang-orang kunci. C. Sampel dan Sumber Data Penelitian Peneliti mengungkapkan siapa yang menjadi sampel dan sumber data penelitian, ketika peneliti sudah menyebutkan tempat penelitianya maka akan tergambar dengan jelas siapa yang akan dijadikan sampel penelitian maka dengan sendirinya sampelnya adalah mereka yang ada atau terkait dengan tempat penelitian tersebut. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Pengamatan 2. Wawancara Mendalam 3. Focus Group Discution (FGD) 4. Dokumentasi (kamera, perekam, vidio) E. Instrumen Penelitian Dalam penelitin pendekatan kualitatif instrumen penelitianya adalah peneliti sendiri dan penelitian dengan pendekatan kualitatif tidak menggunakan instrumen dalam bentuk angket untuk mengumpulkan data tetapi data tersebut ada dalam catatan lapangan. F. Teknik Analisis Data Proses analisis data kualitatif merupakan suatu prosedur yang berkelanjutan dan berulang secara siklis dimulai dari mengorganisasi data dan melakukan pemeriksaan data dengan cermat dan pada tahap ini peneliti memilah dan memilih data, selanjutnya peneliti melakukan pemeriksaan ulang terhadap data, selanjutnya dilakukan pemeriksaan apakah sudah melakukan pengecekan keabsahan data dan melakukan pengkodean terhadap data. Contoh: dalam catatan lapangan ada 26 paragraf paragraf yang berisi guru di beri kode GURU paragraf yang berisi murid diberi kode MURID G. Pengujian Keabsahan Data Harus dilakukan dengan Cara Sebagai Berikut: 1. Credibility a. Perpanjang pengamatan b. Peningkatan ketekunan pengamatan c. Triangulasi d. Pengecekan teman sejawat e. Pengecekan anggota 9

16 f. Analisis kasus negatif g. Kecukupan referensial 2. Transferability (keteralihan) memanfaatkan hasil penelitian ditempat yang berbeda 3. Dependability (Ketergantungan) audit komprehensif proses 4. Corfirmability (kepastian) membangun kesepahaman dengan partisipan H. Jadwal Penelitian Jadwal penelitian harus jelas dan jadwal ini merupakan agenda peneliti yang harus dilaksanakan setiap bulanya selama satu semester sebagaimana tabel di bawah ini dan peneliti menulis agendanya sendiri-sendiri selama proses penelitian dengan berurutan dan diberi tanda atau warna: N0 Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli I. Daftar Rujukan/Daftar Pustaka Bahan pustaka yang dimasukan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan daftar rujukan. Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi: nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik, tahun penerbitan, judul (termasuk subjudul), kota tempat penerbitan, dan nama penerbit. 10

17 Contoh Catatan Lapangan Catatan lapangan dalam pendekatan kualitatif bersifat wajib tanpa cacatan lapangan dalam pendekatan kualitatif tidak sah, oleh karena semua data ada dalam catatan lapangan. CATATAN LAPANGAN/.../NAMA TEMPAT PENELITIAN... Hari dan tanggal : Tempat : Waktu : Mata Pelajaran/Hal yang dibicarakan : Guru : Murid : CATATAN DESKRIPTIF CATATAN REPLEKTIF

18 Sistematika Proposal Skripsi Kuantitatif BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Pembatasan Masalah D. Perumusan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori B. Penelitian Sebelumnya C. Definisi Operasional D. Kerangka Berfikir E. Hipotesis BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode B. Populasi dan Sampel C. Instrumen Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data E. Teknik Analisis Data F. Jadwal Penelitian DAFTAR PUSTAKA 12

19 Sistematika Proposal Skripsi Kualitatif BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian B. Fokus Penelitian C. Perumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori B. Penelitian Sebelumnya BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode B. Tempat Penelitian C. Sampel dan Sumber Data Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data E. Instrumen Penelitian F. Teknik Analisis Data G. Pengujian Keabsahan Data H. Jadwal Penelitian DAFTAR PUSTAKA 13

20 E. SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam latar belakang masalah yang diteliti menjelaskan beberapa hal, yaitu: 1. Mengapa masalah yang diteliti itu penting; 2. Kondisi yang diharapkan dan kondisi yang ada sehingga jelas adanya kesenjangan yang merupakan masalah yang menuntuk untuk dicari pemecahaannya secara tepat melalui PTK; 3. Kemukakan secara jelas bahwa masalah yang akan diteliti terjadi dan faktual dalam PBM; 4. Minyinggung teori yang merujuk pada variabel yang akan diteliti; 5. Apa yang membuat resah peneliti ketika masalah itu tidak ditelit; 6. Gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan; 7. Kerugian dan keuntungan apa yang terjadi jika masalah tersebut tidak diteliti; 8. Masalah yang akan diteliti bersifat penting dan mendesak untuk dipecahkan; 9. Menjelaskan tindakan yang akan dikenakan pada subjek pelaku tindakan; 10. Pemaparan menggunakan pendekatan deduksi (dari umum ke khusus). B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan suatu cara bagaimana kita melihat, menduga, memperkirakan, dan menguraikan serta menjelaskan apa yang menjadi masalah dalam PTK. C. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.. D. Cara Memecahkan Masalah Cara memecahkanmasalah adalah cara atau tindakan yang akan digunakan dalam pemecahan masalah dalam PTK. Dalam cara memecahkan masalah dalam PTK uraikan alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti hendaknya sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas. Cara pemecahan masalah ditentukan berdasarkan pada akar penyebab permasalah dalam bentuk tindakan secara jelas dan terarah. Contoh cara memecahkan masalah PTK: Cara pemecahan masalah yang akan digunakan dalam PTK ini yaitu metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dengan metode ini diharapkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS akan meningkat. 14

21 E. Hipotesis Tindakan Rumusan hipotesis tindakan berdasarkan pada cara memecahkan masalah dalam PTK. Contoh hipotesis tindakan PTK: 1. Dengan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mata pelajaran IPS di SD Dukuhbadag. 2. Dengan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di SD Dukuhbadag. F. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian pertanyaan yang diajukan harus didukung oleh alasan-alasan mengapa hal tersebut ditampilkan. G. Manfaat Penelitian Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam sub bab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan BAB II. KAJIAN TEORI Teori-teori relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis) serta penyusunan instrument penelitian. Kajian teori sangat penting untuk membangun penelitian kerangka berfikir atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Kajian teori dapat berupa kutipan teori, berbagai definisi dari variabel, dan temuan penelitian sebelumnya. Uraikan dengan jelas kajian teori, temuan, dan penelitian lain yang relevan dan mendukung pilihan tindakan untuk memecahkan permasalahan PTK tersebut. Contoh kerangka teoridari julul PTK Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Motivasi Sisawa dala Pembelajaran Pengetahuan Sosial melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas V SDN 1 Dukuhbadag Kecamatan Cibingbin Kabupaten Kuningan : A. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative Learning) Tipe Jigsaw 1. Pembelajaran kooperatif ( Coopertive Learning) 2. Tipe Jigsaw B. Hakikat Hasil Belajar dan Motivasi Siswa dalam Pembelajaran IPS SD 1. Hakikat Hasil Belajar 2. Hakikat Motivasi Siswa dalam Pembelajaran IPS SD BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Seeting Penelitian Menjelaskan tentang tempat dan waktu PTK dilakukan serta berapa siklus PTK yang akan dilakukan. 1. Tempat penelitian Contoh: Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN kalibaru 01 jakarta utara untuk mata pelajaran pengetahuan sosial kelas v 15

22 2. Waktu penelitian Contoh: Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru 2014/2017, yaitu bulan juli sampai dengan November Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dikelas. 3. Siklus PTK Contoh: PTK ini dilaksanakan melalui tiga siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran pengetahuan sosial melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD B. Persiapan PTK Dalam persiapan PTK peneliti menjelaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar (KI/KD pada kurtilas) yang dijadikan PTK. Peneliti juga menguraikan instrument yang diperlukan dalam PTK (Lembar observasi, RPP, Lembar evaluasi, LKS, dan lainlain). Contoh: Sebelum pelaksanaan PTK dibuat berbagai input instrumental yang akan digunakan untuk member perlakuan dalam PTK, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK, Kompetensi Dasar (KD) a. kemampuan menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia; b. kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di Indonesia. Selain itu, juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang berupa 1) lembar kerja siswa; 2) lembar pengamatan diskusi; 3) lembar evaluasi. Dalam persiapan juga akan disusun daftar nama kelompok diskusi yang dibuat secara heterogen. C. Subjek Penelitian PTK dilaksanakan dikelas mana dan jumlah siswa yang menjadi sasaran PTK. Contoh: Dalam PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas tujuh yang terdiri dari 40 siswa dengan komposisi perempuan 21 siswa dan laki-laki 19 siswa. D. Sumber Data Sumber data dalam PTK, seperti siswa, guru, teman sejawat dan lain-lain. Contoh sumber data PTK: 1. Siswa Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar 2. Guru Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran kooperatif dengan tipe jigsaw dan hasil belajar serta aktivitas siswa dalam proses pembelajaran 3. Teman sejawat dan kolaborator Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru. 16

23 E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Prinsip pengumpulan data dalam PTK tidak jauh berbeda dengan penelitian formal. Dalam PTK umumnya dikumpulkan dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data tersebut digunakan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi, baik perubahan kinerja siswa, kinerja guru, dan perubahan suasana kelas. Contoh data kuantitatif adalah angka hasil belajar siswa. Contoh data kualitatif adalah kalimatkalimat yang menggambarkan ekspresi siswa tentang tingkat pemahamannya (kognitif), antusiasnya, kepercayaan diri, dan motivasinya. Data kuantitatif dapat dianalisis dengan deskriptif persentase, sedangkan data kualitatif dapat dianalisis secara kualitatif. Data yang baik adalah data yang valid dan reliable. Data yang demikian diperoleh dari instrument sebagai alat pengumpul data yang juga valid dan reliable. Instrument yang valid adalah instrument yang mengukur apa yang seharusnya diukur. Contoh timbangan adalah instrument yang valid untuk mengukur berat bukan untuk mengukur tinggi suatu benda. Sementara itu, intrumen yang reliable adalah instrument yang konsisten (ajeg, tepat, dan akurat) untuk mengukur yang seharusnya diukur. Contoh sebuah penggaris dikatakan sebagai instrument yang tidak reliable jika penggaris tersebut lentur dan skalanya rusak sehingga hasil pengukuran selalu berubah-berubah padahal barang-barang yang diukur adalah sama. Untuk mendapatkan data yang akurat perlu disusun suatu instrument yang valid dan reliable. Instrmen yang valid adalah instrument yang mampu dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur. Jika ingin mengukur minat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA, harus disiapkan instrument yang mampu mengukur minat siswa, bukan untuk mengukur kecerdasan atau pendapat siswa. Peneliti PTK harus selalu hatihati dengan data dan harus yakin bahwa data yang dikumpulkan memanng valid. Dalam rangka memperoleh data yang akurat dan objektif dalam PTK, guru (peneliti) juga perlu melakukan trungualis, yaitu menggunakan berbagai sumber untuk meningkatkan mutu data dengan cara cek silang. Dalam kaitan ini student feedback (umpan balik dari siswa) dapat dijadikan sarana untuk pengumpulan data, asalkan siswa diberdayakan sebagai partisifan aktif. Ada beberapa macam tringualis antara lain: (1) theoretical triangualation atau triangulasi teori, yakni menggunakan teori dalam upaya menelaah sesuatu; (2) data triangulation atau triangulasi data, yakni mengambil data dari berbagai suasana, waktu, tempat, dan jenis; (3) source triangulation atau triangulasi sumber, yakni mengambil data dari berbagai sumber; (4) method triangulation atau triangulasi metode, yakni menggunakan berbagai metode pengumpulan data; (5) instrumental triangulation atau triangulasi instrument, yakni dengan menggunaka berbagai jenis alat atau instrument; (6) analytic triangulation atau triangulasi analitik, yakni menggunakan berbagai metode atau cara analisis. Suatu hal yang perlu diingat bahwa dalam PTK guru atau peneliti (bila berkolaborasi bersama tim) yang merancang penelitian, dan dia sendiri yang melaksanakan tindakan, dan dia sendiri juga yang melakukan pengumpulan data termasuk menganalisis hasil data yang diperoleh. Oleh karena itu, guru (peneliti) PTK harus sadar betul bahwa manipulasi data sangat tidak diperbolehkan (dilarang). Sebab, bila dilakukan manipulasi data sehingga hasil penelitiannya bias, guru peneliti tidaka akan dapat memperbaiki masalah pembelajaran dikelas. 17

24 Dalam PTK guru peneliti dapat menggunakan berbagai sumber data seperti: dokumen (catatan hasil belajar) dan ortofolio, buku harian, jurnal, video, foto-foto, laporan pengamatan, wawancara, angket, dan tes. Ccontoh tekhnik alat pengumpulan data dalam PTK sebagai berikut: 1. Teknik pengumpulan data PTK a. Tes: dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa b. Observasi: dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam PBM dan implementasi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw c. Wawancara: untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw d. Angket: digunakan untuk mengumpulkan data tentang persepsi tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw e. Diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus PTK 2. Alat pengumpulan data PTK a. Tes: menggunakan butir soal/instrument soal untuk mengukur hasil belajar siswa b. Observasi: menggunakan lembar observasi untuk mengykur tingkat altivitas siswa dalam proses belajar mengajar matematika c. Wawancara: menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw d. Kuesioner: untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw e. Diskusi: menggunakan lembar hasil pengamatan F. Indikator Kinerja Indikator kinerja adalah suatu criteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu PBM di kelas. Indikator kinerja harus realistik dan dapat diukur (jelas cara mengukurnya). Contoh indikator kinerja misalnya: 1. Siswa a. Tes: rata-rata nilai ulangan harian. Misalnya sekurang-kurangnya 80% siswa dapat mengerjakan dengan benar soal-soal tentang peta, lebih dari 75% siswa dapat membaca dan membuat peta sesuai kaidah-kaidah kartografis. b. Observasi: keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. 2. Guru a. Dokumentasi: kehadiran siswa. b. Observasi: Hasil observasi. G. Analisis Data Tahapan sesudah pengumpulan data adalah analisis data. Dalam penelitian tindakan kelas, analisis dilakukan peneliti sejak awal, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Pada waktu dilakukan pencatatan lapangan melalui observasi atau pengamatan tentang kegiatan pembelajaran di kelas, peneliti dapat langsung menganalisis apa yang diamatinya, situasi dan suasana kelas, cara guru mengajar, hubungan guru dengan siswa, interaksi antara siswa dengan siswa dan lain-lain. Kegiatan pengumpulan data yang benar dan tepat merupakan jantungnya PTK, sedangkan analisis data akan 18

25 memberi kehidupan dalam kegiatan PTK. Oleh karena itu, seorang peneliti perlu memahami tekhnik analisis data yang tepat agar manfaat penelitiannya memiliki nilai ilmiah yang tinggi. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, yakni: 1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif. Misalnya, mencari nilai rerata, presentase keberhasilan belajar, dan lain-lain. 2. Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat dengan tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif, pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya, dapat dianalisis secara kualitatif. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar: dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Aktivitas siswa dalam PBM dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam PBM tersebut. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Implementasi pembelajaran dengan menganalisis tingkat keberhasilannya, kemudian diketegorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil. H. Prosedur Penelitian Siklus 1 PTK: a. Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK, antara lain sebagai berikut. 1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa. 2) Membuat rencana pelaksana pembelajaran. 3) Membuat media pembelajaran dalam rangka implementasi PTK. 4) Uraikan alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka pemecahan masalah. 5) Membuat lembar kerja siswa. 6) Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK. 7) Menyusun alat evaluasi pembelajaran. b. Pelaksanaan tindakan, yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan. c. Pengamatan atau observasi, yaitu prosedur perekaman data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan yang dirancang. Penggunaan instrumen yang telah disiapkan sebelumnya perlu diungkap secara rinci dan lugas termasuk cara perekamannya. 19

26 d. Analisis dan refleksi. Berupa uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan, serta criteria dan rencana bagi tindakan siklus berikutnya. Siklus 2 PTK: 1. Perencanaan Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama. 2. Pelaksanaan Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama. 3. Pengamatan Tim peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran. 4. Refleksi Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menyusun rencana (replaning) untuk siklus ketiga. Siklus 3 PTK: 1. Perencanaan Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua. 2. Pelaksanaan Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus kedua. 3. Pengamatan Tim peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran. 4. Refleksi Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus ketiga dan menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan dengan melaksanakan tindakan (treatment) tertentu. I. Personalia Penelitian Sebutkan tim peneliti yang terlibat dalam PTK disertai dengan rincian dan beban tugas masing-masing anggota PTK. Tabel 4.2 Pembagian Tugas Tim Penelitian Tindakan Kelas (PTK) No. Nama Tugas Jam Kerja Per Minggu 1. Guru peneliti (Pelaksana) a. 10 jam b. c. 2. Kolaborator( Mitra) a. 5 jam b. c. 20

27 J. Rencana Pembiayaan Rencana pembiayaan berupa uraian yang mengungkap semua biaya yang diperlukan untuk melakukan PTK. Rencana pembiayaan PTK ini akan lebih baik bila ditampilkan dalam bentuk tabel sehingga mudah dipahami oleh pihak yang berkepentingan. Rencana pembiayaan digunakan sebagai transparansi penggunaan biaya penelitian dan mengarahkan peneliti agar berhati-hati dalam mengeluarkan biaya penelitian. Juga digunakan sebagai pertanggungjawaban kepada sponsor atau pihak yang memberikan dana penelitian. Tabel 4.3 Rencana Pembiayaan No. Jenis penggunaan Jumlah (Rp.) Keterangan 1. ATK Rp. 2. Transportasi Rp. 3. Foto Kopi Rp. 4. Pengumpulan data Rp. 5. Analisis Data Rp. 6. Penyusunan draft awal Rp. 7. Seminar Rp. 8. Perbaikan laporan Rp. 9. Penggandaan laporan Rp. Catatan: Rencana pembiayaan ini dicantumkan apabila kegiatan PTK dibiayai oleh pihak lain atau sponsor. K. Rencana Kerja Rencana kerja berupa urut-urutan kerja mulai dari awal kegiatan sampai penyusunan laporan PTK. Urutan kegiatan tersebut mencakup jenis kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan kapan akan dilaksanakan. Rencana kerja berfungsi mengarahkan peneliti agar penelitian dapat diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Tabel 4.4 Rencana Kerja Penelitian Tindakan Kelas (PTK) No. Jenis Kegiatan Bulan ke 1. Penyusunan Proposal 2. Pelaksanaan X Siklus 1 3. Pelaksanaan X siklus 2 4. Pelaksanaan Siklus 3 X 5. Tabulasi dan X X X X analisis data 6. Penyusunan laporan PTK X 7. Seminar hasil X PTK 21

28 8. Perbaikan X Laporan PTK 9. Penjilidan X L. Daftar Pustaka Disusun berdasarkan abjad nama pengarang atau penulis. Dalam pnyusunan daftar pustaka tersebut dapat digunakan model MILA (Modern Language Association), modl APA (American Psychological Association), atau model lain yang biasa digunakan oleh masyarakat akademik. Gunakan referensi terbaru dan referensi yang dimasukkan dalam daftar pustaka hanyalah referensi yang digunakan untuk PTK. Prinsip penyusunan daftar pustaka model APA (Andreas,2001) adalah sebagai berikut. a. Baliklah semua nama pengarang dan gunakan nama inisial. Bila ada dua atau tiga pengarang gunakan tanda (&). Pisahkan nama dengan koma. Susun daftar sesuai alphabet. b. Sebutkan semua nama pengarang, jangan menggunakan dkk. c. Tempatkan tahun penerbitan segera setelah nama pengarang. d. Garis bawahi judul dan subjudul untuk buku, pakai huruf besar untuk nama judul dan subjudul, lainnya semua huruf kecil. Contoh: Patterson, F., & Linden, E. (1980). The Education of KOKO, New York: HoltRinehart and Winston. M. Lampiran Bahan-bahan yang perlu dilampirkan adalah: a. Instrumen penelitian, b. Data-data penting, c. Daftar riwayat Hidup Tim Peneliti (Curriculum Vitae), d. Dan hal lain yang diperlukan dalam proposal PTK. DAFTAR PUSTAKA 22

29 Sistematika Penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Perumusan Masalah D. Cara Memecahkan Masalah E. Hipotesis Tindakan F. Tujuan Penelitian G. Manfaat Penelitian BAB II. KAJIAN TEORI A.... B.... BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian B. Persiapan PTK C. Subjek Penelitian D. Sumber Data E. Teknik dan Alat Pengumpul Data F. Indikator Kinerja G. Teknik Analisis Data H. Prosedur Penelitian DAFTAR PUSTAKA 23

30 BAB II PENULISAN SKRIPSI A. Pengertian Skripsi Skripsi adalah karya ilmiah resmi seorang mahasiswa untuk mernyelesaikan program Sarjana (S1) dan memperoleh gelar sarjana pada program studi yang ditekuninya. Skripsi merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam penelitian yang berhubungan dengan bidang keahliannya. Penyusunan skripsi didasarkan pada kajian ilmiah yang didahului oleh penelitian pustaka dan atau penelitian lapangan, serta hasil akhir dipertanggungjawabkan secara resmi dan terbuka kepada komunitas ilmiah dalam sidang skripsi. B. Karakteristik Sebagai karya ilmiah, skripsi memiliki karakteristik yang membedakannya dengan karya ilmiah lain. Skripsi disusun dengan karakteristik sebagai berikut: 1. mengarahkan pada eksplorasi permasalahan atau pemecahan masalah dan topik-topik bidang keilmuan yang sesuai dengan program studi yang ditempuh; 2. ditulis atas dasar hasil penelitian lapangan dan /atau penelitian pustaka yang relevan; 3. ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar; 4. skripsi berbobot 6 SKS ; C. Fungsi dan Kedudukan Skripsi Skripsi berfungsi sebagai media publikasi hasil penelitian ilmiah masyarakat perguruan tinggi dalam rangka pengembangan ilmu, khususnya dalam ilmu pendidikan. Dalam jangkauan yang lebih luas, skripsi juga dapat menjadi media komunikasi dalam masyarakat ilmiah pada umunya, apabila memenuhi syarat untuk dipublikasikan secara luas. D. Wilayah Penelitian Skripsi Wilayah kajian setiap jurusan secara umum disesuaikan dengan visi dan misi jurusan, dan memperhatikan kontekstualisasi pendidikan dan perkembangannya. E. Bimbingan Skripsi 1. Persyaratan a. Telah lulus minimal 75% dari seluruh mata kuliah dengan IPK minimal 2,75 b. Telah lulus mata kuliah Metodologi Penelitian dengan nilai minimal 2,0. 2. Prosedur bimbingan a. Tahap persiapan b. Pemilihan wilayah kajian hendaknya didiskusikan tersebih dahulu dengan dosen pembimbing akademik. c. Mahasiswa menyusun proposal skripsi sesuai dengan wilayah kajian yang sudah disetujui ketua prodi dan berkonsultasi dengan dosen wilayah kajian, selanjutnya menjadi dosen pembimbing skripsi. d. Selain dengan dosen wilayah kajian yang telah ditunjuk, mahasiswa dianjurkan juga untuk berkonsultasi dengan dosen lain yang ahli pada bidang yang relevan dengan masalah penelitian dalam proposal itu untuk mempertajam rumusan masalah dan mendapatkan rancangan skripsi yang lebih lengkap. e. Setelah mendapat persetujuan dosen wilayah kajian, mahasiswa mengajukan prosposal kepada ketua prodi masing-masing untuk diseminarkan. 24

31 f. Dalam seminar proposal, mahasiswa akan mendapatkan masukan yang berguna untuk penyempurnaan proposal skripsi. g. Proposal ytang telah disetujui diajukan kepada ketua prodi untuk mendapatkan penentapan dan penunjukan pembiimbing I dan II. h. Pembimbing resmi akan ditetapkan dengan SK Puket I. bersaaam dengan itu, mahasiswa juga mendapatkan surat pengantar untuk melakukan penelitian ke lokasi yang telah ditentukan. 25

32 BAB III TEKNIK PENULISAN SKRIPSI A. Ketentuan Umum Beberapa ketentuan umum yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa dalam menulis Skripsi adalah: 1. Isi Skripsi a. Bagian Awal. Bagian awal Skripsi meliputi Cover dalam, Lembar pernyataan Keaslian Skripsi, Lembar Persetujuan Pembimbing, Lembar Pengesahan (setelah ujian), Biodata Diri, Abstrak, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran. b. Bagian Isi/Bab. Bagian isi Skripsi berisi Bab I (Proposal/Pendahuluan), Bab II, Bab III, Bab IV dan Bab V (Penutup). c. Bagian Akhir. Bagian akhir Skripsi berisi daftar pustaka, lampiran- Tebal Skripsi. 2. Penggunaan Bahasa. Bahasa yang dipakai Skripsi adalah bahasa Indonesia baku dengan gaya bahasa keilmuan yang bercirikan antara lain: a. Berpedoman pada pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Untuk Skripsi yang berbahasa Inggris diserahkan kepada masing-masing pembimbing. b. Penulisan Skripsi harus menggunakan bahasa baku (formal) yaitu bahasa yang tidak berbelit-belit, sistematis dan logis serta mudah dapat dipahami. c. Penggunaan kata dan istilah harus mengacu pada Kamus Umum Bahasa Indonesia atau kamus lain yang relevan dan otoritatif. d. Kalimat dan paragraf tidak terlalu panjang. e. Format dan tata cara penulisan harus konsisten. f. Penulisan nama, kata atau kalimat yang berasal dari bahasa Arab yang belum diadopsi dalam bahasa Indonesia harus berpedoman pada sistem transliterasi. g. Tanda baca seperti titik, koma, titik dua, tanda seru, tanda tanya, tanda persen, tanda penghubung, garis miring dan lainnya harus mengikuti pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. h. Untuk penulisan kata atau kalimat Arab yang belum diadopsi ke dalam bahasa Indonesia, gunakanlah sistem transliterasi (sebagaimana dijelaskan di bawah). B. Ketentuan Khusus 1. Cover Skripsi dibuat dari kertas tebal (hard cover) dengan warna merah tua. Pada sampul tersebut dicetak judul Skripsi, nama lengkap mahasiswa S-1, baris SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH KUNINGAN dan tahun penyelesaian. Judul Skripsi, nama lengkap mahasiswa dan baris SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH KUNINGAN ditulis dengan huruf kapital dan dicetak tebal. Judul Skripsi, kata SKRIPSI, nama mahasiswa, NIM, dan Program Studi ditulis dengan huruf Time New Roman Capital ukuran 12 cetak tebal (bold). Kata oleh ukuran 12, cetak tebal. 2. Logo STKIP yang tercantum dalam Cover bentuknya transparan warna hitam-putih berukuran 4,5 cm. 3. Kertas yang digunakan untuk pengetikan menggunakan kertas putih jenis HVS 80 gram ukuran A4 (210 mm x 297 mm). 26

33 4. Jenis huruf yang digunakan Times New Roman dengan ukuran huruf (front size) 12. Khusus untuk penulisan Bab dan Sub Bab ditulis dengan huruf Kapital yang tebal (Bold), dan diletakkan di tengah-tengah kertas (aligment center). 5. Batas pengetikan (Margins) a. Batas Atas/Top Margin = 4 cm. b. Batas Bawah/Bottom Margin = 3 cm. c. Batas Kiri/Left Margin = 4 cm.batas Kanan/Right Margin = 3 cm. d. Batas Header = 2 cm. e. Batas Footer = 2 cm. 6. Spasi dan Paragraf : a. Penulisan Skripsi dari Bab I dan Bab V adalah 2 spasi. b. Abstrak ditulis dengan 1 spasi, tidak lebih dari satu halaman dan memuat secara singkat latar belakang, rumusan masalah tujuan penelitian, metodologi penelitian, dan temuan penelitian. c. Kata Pengantar Skripsi ditulis 1 ½ spasi. d. Awal Paragaraf (paragraph ideantation) atau alenia baru diketik menjorok = 1 tab atau 7 ketukan dari kiri. 7. Penomoran Halaman (Page Numbers) a. Penomeran halaman bagian awal Skripsi diletakkan di bagian bawah tengan (buttomcentre) dengan menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv, dan seterusnya). b. Penomeran halaman bagian isi dan bagian akhir Skripsi diletakkan di bagian bawah kanan dengan angka 1, 2, 3 dan seterusnya, kecuali pada setiap halaman pertama Bab. Penomeran pada halaman pertama/awal setiap Bab diletakkan di bagian bawah tengah. 8. Numbering Bab, Sub bab dan sub dari sub bab. a. Penomoran Bab menggunakan angka Romawi besar (I, II, III, dst). b. Penomoran sub bab menggunakan Huruf Besar (A, B, C, dst). c. Penomoran sub dari sub bab menggunakan angka (1, 2, 3, dst). d. Jika di dalam sub dari sub bab masih terdapat perincian, penomoran menggunakan huruf latin kecil (a, b, c, dst). e. Apabila di dalam perincian tersebut masih terdapat perincian, penomoran menggunakan angka yang diberi tanda kurung tutup 1). 2), 3), dst. Secara lebih detail penjelasan penomoran Bab, sub bab, dan sub dari sub bab dapat dilihat pada contoh di bawah ini: Gambar 2.1. Contoh Penomoran BAB I PENDAHULUAN A. Sub Bab 1. Sub dari sub bab a. Rincian sub dari sub bab 1). a).. 9. Pengetikan naskah pada setiap alinea ditulis sejajar dengan judul sub bab atau sub dari sub bab 27

34 Gambar 2.2. Contoh Pengetikan Naskah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Memperhatikan adanya tingkat kesulitan yang cukup signifikan dalam usaha meningkatkan kedisiplinan mahasiswa, terutama yang berhubungan dengan berpakaian rapi berkerah dan harus bersepatu..dst. Kondisi di atas menunjukkan bahwa kehadiran itelektual muslim masi sebatas wacana bagi generasi muda yang seharusnya menjadi pelopor dst. Dst. 10. Huruf Kapital (besar). Penulisan huruf kapital (besar) ditulis pada setiap : a. Bab dan judul bab. b. Setiap huruf awal dalam kalimat pada subbab, kecuali dan dan yang. c. Setiap huruf awal dalam kalimat pada judul tabel, judul gambar, dan judul lampiran, kecuali dan dan yang. d. Serta nama-nama lain yang dianggap penting, seperti nama orang dan kota. 11. Penulisan Terjemahan a. Terjemahan al-qur an, hadis dan teks-teks asing ditulis miring / italic. Terjemahan diawali dan diakhir dengan tanda kutip ganda ( ). Setiap terjemahan diberi keterangan Artinya: dan ditulis satu spasi. b. Khusus untuk al-qur an diberi keterangan surat dan ayat diakhir terjemah seperti ini, (Q.S. al-baqarah [2]:30) dan untuk hadis diberi keterangan perawinya, (H.R. Bukhari). Sedangkan terjemahnya juga diawali dengan kata Artinya. Contoh: Artinya:...Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-nya. (QS. al-maidah [5]: 2). c. Setiap terjemahan Al-Qur an dan hadis atau teks-teks asing yang panjang ditulis secara menjorok rata dengan satu kali TAB. Contoh: Artinya: Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi. (Q.S. Al- Mâ idah *5+:30). d. Potongan ayat yang tidak lengkap menggunakan tanda elipsis titik tiga (...) dan di akhiri tanda titik. Jadi, ada empat titik (...[.]). 12. Kutipan Sebagai suatu kajian yang bersifat analitis dan kritis, karya ilmiyah sangat membutuhkan kutipan-kutipan. Paling tidak ada dua fungsi kutipan. Pertama, sebagai bukti keterbukaan dan kejujuran ilmiah seorang peneliti/penulis. Kedua, kutipan juga dibutuhkan sebagai konfirmasi bagi yang melakukan penelitian dalam rangka pengayaan analisis. Kutipan ada dua macam: a. Kutipan langsung yaitu kutipan yang sama persis dengan sumber asli, baik dari segi struktur kalimat maupun tanda baca yang digunakan. Kutipan langsung harus mengikuti aturan sebagai berikut: 28

35 1) Kutipan tidak boleh melebihi satu halaman. 2) Kutipan digunakan hanya untuk hal-hal yang penting saja seperti arti bahasa, definisi, komentar, atau pendapat pakar. 3) Kutipan yang panjangnya kurang dari 6 baris ditulis dua spasi, diberi tanda petik rangkap pada awal dan akhir kutipan dan dimasukkan ke dalam teks. 4) Kutipan yang panjangnya enam baris lebih diketik satu spasi (untuk huruf latin) tanpa tanda petik rangkap di awal dan akhir kutipan. Baris pertama ditulis menjorok (dengan TAB), begitu seterusnya pada awal-awal baris. 5) Kutipan terjemah al-qur an, hadis Nabi atau teks-teks lainnya dianggap seperti kutipan langsung yang panjangnya enam baris ke atas, meskipun kurang dari enam baris ditulis miring, berspasi satu serta tidak perlu menuliskan artinya. 6) Kutipan ayat-ayat al-qur an dan hadis ditulis dengan huruf Arab sebagaimana aslinya, khusus untuk ayat-ayat al-qur an perlu disebutkan nama dan nomor surat serta nomor ayat yang dikutip dan dituliskan di antara tanda kurung. Sedangkan kutipan hadis harus dilengkapi dengan sanad dan perawinya. 7) Kutipan baik Arab, Inggris maupun Latin harus ditulis satu spasi dan dipisahkan dari teks. 8) Anotasi atau keterangan pendek dapat disisipkan sesudah kata-kata ungkapan kalimat yang diberi keterangan itu, dituliskan di antara tanda kurung. Apabila anotasi itu sampai mencapai satu baris atau lebih dituliskan sebagai catatan kaki. 9) Kalimat elipsis adalah kalimat yang bagiannya ada yang dibuang Kutipan yang berbentuk kalimat elipsis dimasukkan dalam bagian teks karya tulis dan diberi tanda titik tiga ( ) baik di awal, di tengah maupun diakhir. b. Kutipan tidak langsung yaitu kutipan yang didasarkan pada ide atau pokok pikirannya saja. Aturan penulisan kutipan tidak langsung biasanya mengikuti aturan sebagai berikut: 1) Kutipan ini dapat berbentuk saduran, ringkasan, atau kesimpulan. 2) Penulis atau peneliti tidak perlu diberi tanda petik. 3) Pokok pikiran yang dikutip ditulis seperti teks biasa dengan menyebut sumber rujukannya, dan catatan pengutipannya diletakkan di bagian akhir kutipan. 4) Sumber kutipan harus merujuk pada tulisan atau pandangan pakar atau ilmuan yang ahli dalam bidangnya. Sumber kutipan bukan berupa buku daras untuk para pelajar SD, SMP dan SMU, meskipun subtansinya sama. 5) Untuk memberi bobot akademik dan sebagai bukti penguasaan bahasa harus mencakup minimal dua sumber/buku yang berbahasa Arab atau berbahasa Inggris yang terkait dengan pokok bahasan, tidak termasuk kamus atau ensiklopedi. 6) Kutipan dapat pula bersumber dari situs internet atau CD dengan mencantumkan nama situs, tanggal akses, dan menunjukkan print outnya secara lengkap (bila diperlukan). 13. Penulisan referensi/kutipan menggunakan catatan tubuh (Bodynote) Adalah cara mempertanggungjawabkan sumber/referensi yang digunakan secara langsung ditulis dalam teks. Caranya adalah data tentang referensi dimaksud ditulis di akhir kutipan. 29

36 Data referensi itu meliputi 3 unsur, yaitu: Nama pengarang, angka tahun publikasi, dan nomor halaman. Contoh 1 : Kekerasan fisik akibat penganiyaan adalah apabila didapati perlukaan bukan karena kecelakaan (non-accident). Batasan intensitas kekerasan fisik tersebut sangat relatif, karena dapat ditinjau dari akibat kekerasan dan cara melakukan kekerasan (Herkutanto, 2000: 269). Contoh 2 : Menurut Herkutanto (2000: 269), kekerasan fisik akibat penganiyaan adalah apabila didapati perlukaan bukan karena kecelakaan (non-accident). Batasan intensitas kekerasan fisik tersebut sangat relatif, karena dapat ditinjau dari akibat kekerasan dan cara melakukan kekerasan. 14. Catatan akhir (Endnote) Catatan akhir adalah salah satu cara mempertanggungjawabkan referensi yang digunakan dengan cara menuliskan data referensi itu pada bagian akhir karangan (setelah kesimpulan). Data referensi yang harus ditulis adalah sama dengan data referensi pada sistem catatan kaki. Perbedaannya dengan catatan kaki hanyalah pada letak saja. Yang satu di kaki halaman sedangkan yang satunya di akhir karangan. 1 Penggunaan istilah efektif di sini lebih dimaknai pada analisis fungsional, sehingga sesuatu dikatakan efektif apabila sesuatu tersebut dapat menjalankan fungsinya sesuai sistem yang dikehendaki oleh sesuatu tersebut, sedangkan sistem itu sendiri lebih mengarah pada sebuah tatanan. 2 Susanne K. Langer, Phylosopy in A New Key, (New York: New American Library, 1955), p Joel M. Charon, Symbolic Interactionism: An Introduction, An Interpratation, and An Integration, (Englewood, New Jersey: Prentice Hall, 1989), p Susanne K. Langer, Op. Cit., p. 51. Untuk penulisan referensi skripsi di STKIP Muhammadiyah Kuningan menggunakan catatan tubuh (Bodynote). 15. Penyajian Tabel, Gambar dan Lampiran a. Ketentuan penyajian tabel : 1) Nomor dan judul ditulis di atas tabel di di tengah atas, simetris dengan tabel tersebut. Ketentuannya adalah nomor (bab, kemudian nomor urut), titik, kemudian judul tabel. 2) Untuk penomoran tabel, disesuaikan dengan pada bab berapa tabel tersebut berada dan ditulis secara berurutan, misalnya Tabel.2.5. artinya tabel ke 5 di Bab 2. 3) Apabila judul tabel lebih dari satu baris, maka baris kedua ditulis sejajar dengan judul tabel tersebut, di mana spasi antara baris pertama dengan baris kedua adalah 1 spasi. 4) Apabila terdapat sumber tabel, maka sumber tabel tersebut ditulis di bagian bawah tabel sejajar dengan tabel dari sebelah kiri. 5) Setiap awal kata pada judul tabel ditulis dengn huruf besar. 30

37 b. Ketentuan penyajian gambar 1) Nomor dan judul ditulis di bawah, tengah, simetris (justify) dengan gambar tersebut. Ketentuannya adalah nomor (bab, kemudian nomor urut), titik, kemudian judul gambar. 2) Untuk penomoran gambar, disesuaikan dengan pada bab berupa gambar tersebut berada dan ditulis secara berurutan, misalnya gambar ke 12 di Bab 4. Gambar Alur Kesulitan Memaksa Mahasiswa Disiplin 3) Apabila judul gambar lebih dari satu baris, maka baris kedua ditulis sejajar dengan judul gambar tersebut, di mana spasi antara baris pertama dengan baris kedua adalah 1 spasi. 4) Apabila terdapat sumber gambar, maka sumber gambar tersebut ditulis setelah judul gambar. 5) Setiap awal kata pada judul gambar ditulis dengan huruf besar. c. Ketentuan penyajian lampiran : 1) Nomor dan judul ditulis di atas lampiran di sebelah kiri, sejajar dengan lampiran tersebut. Ketentuannya adalah nomor (bab, kemudian nomor urut), titik, kemudian judul lampiran. 2) Khusus untuk nomor lampiran, ditulis secara berurutan tanpa nomor bab, misalnya: Lampiran 9 : Jumlah Mahasiswa Bersendal dan Berkaos Oblong 3) Apabila judul lampiran lebih dari satu baris, maka baris kedua ditulis sejajar dengan judul lampiran tersebut, di mana spasi antara baris pertama dengan baris kedua adalah 1 spasi. 4) Setiap awal kata pada judul lampiran ditulis dengan huruf besar. 16. Penulisan Daftar Pustaka a. Daftar pustaka diurut berdasarkan huruf abjad nama pengarang. b. Untuk setiap huruf abjad yang sama, diurutkan lagi berdasarkan huruf kedua dari huruf pertama nama pengarang. Contoh : Abdul Hamid,. Ahmad Rodoni, c. Ketentuan penulisan daftar pustaka secara berurutan yaitu ; 1) Nama pengarang (tanpa gelar), koma, kemudian tanda kutip. 2) Judul buku, ditulis dengan huruf miring (Italic), tanda kutip, koma. 3) Edisi buku dan cetakan keberapa, kemudian tanda koma. 4) Percetakan, kemudian tanda koma. 5) Nama daerah tempat percetakan, kemudian tanda koma. 6) Tahun kemudian titik. 7) Nama pengarang dari luar negeri, ketentuannya adalah; nama belakangnya (biasanya family name) ditulis di depan, kemudian nama depannya. Jika buku tersebut dikarang oleh lebih dari satu orang, maka untuk nama pengarang selanjutnya ditulis seperti adanya. 31

38 8) Khusus untuk pengarang dari dalam negeri, jika nama belakang pengarang tersebut sudah pasti adalah nama marga, maka ketentuannya sama dengan ketentuan pada penulisan nama pengarang dari luar negeri. d. Jarak antara baris pertama dengan baris kedua jika satu buku kutipan lebih dari satu baris, berjarak 1 spasi. e. Baris kedua dimulai pada ketukan ke-7 1) Jarak antara satu judul buku dengan judul buku lainnya adalah 2 spasi. 2) Setiap huruf awal dari seluruh kalimat pada daftar pustaka ditulis dengan huruf kapital (huruf besar). Daftar Pustaka merupakan rangkuman sumber-sumber bacaan yang digunakan dalam suatu tulisan. Sumber kepustakaan diupayakan bersumber pada buku-buku edisi terakhir, kecuali ditentukan lain oleh pembimbing dan dapat pula berupa jurnal, hasil penelitian, dan laporan/dokumen lain yang relevan. C. Beberapa Contoh Penulisan Daftar Pustaka: Ahmadi, Iif Khoiru dkk Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka Aminuddin Stilistika: Pengantar Memahami Bahasa dalam Karya Sastra. Semarang: IKIP Semarang Press. Fraenkel, J.R. and Wallen, N.E How to Design and Evaluate Research in Education. New York: Mc Graw-Hil Inc. Hermintoyo, M Metafora dalam Lirik Lagu Indonesia Populer Kajian Atas Jenis, fungsi, dan Implikaturnya. Tesis S2 Program Pasca Sarjana Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Semarang. Nugraheni, Novi Tri Analisis Lirik Lagu Jamrud karya Aziz M.S. Suatu Tinjauan Stilistika. Skripsi S1 Fakultas Sastra Universitas Diponegoro: Semarang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Nurgiyantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Nurgiyantoro, Burhan Penilaian Pembelajaran Bahasa.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Oemarjati, Boen S Dengan Sastra Mencerdaskan Siswa: Memperkaya Pengalaman dan Pengetahuan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan 32

39 BAB VI BIMBINGAN SKRIPSI Pembimbing bertanggung jawab untuk mengarahkan, membimbing danmengawasi semua tahap kegiatan dalam proses penyusunan skripsi sampaidengan tersusunnya skripsi yang memenuhi syarat. Apabila pembimbing terdiri dari dua orang, keduanya secara bersama-sama bertanggung jawab dalam proses pembimbingan serta saling mengisi guna mendapatkan hasil yang optimal. Pembimbing I dalam proses pembimbingan lebih bertanggungjawab pada aspek metode penelitian dan keilmuan yang diteliti. Sedangkan Pembimbing II lebih bertanggung jawab dalam aspek metode penulisan ilmiah. Pembagian ini tidak bersifat mutlak sehingga saling mengisi/melengkapi antar pembimbing akan sangat menguntungkan dalam pengembangan wawasan keilmuan serta pola pikir ilmiah mahasiswa yang dibimbing. A. Prinsip Bimbingan Bimbingan skripsi hendaknya didasarkan kepada prinsip-prinsip sebagai berikut. 1. Ramah dan saling menghargai. 2. Jujur, adil dan obyektif. 3. Komitmen bersama untuk mutu. 4. Menghindari bentuk kekerasan verbal maupun fisik. 5. Tidak terlihat konflik kepentingan. 6. Tidak terlibat personal affair. 7. Tidak menerima/memberi gratifikasi dalan bentuk apapun selama proses bimbingan. B. Kesepakatan Bimbingan Skripsi Kesepakatan antara pembimbing dan mahasiswa selama satu semester tertuang dalam lembar kesepakatan bimbingan skripsi yang memuat: 1. jadwal pertemuan berkala, sekurang-kurangnya 2 kali dalam sebulan; 2. rencana kerja selama penelitian berlangsung; 3. mekanisme pemberian respon atau feedback, baik dalam hal waktu maupun metodenya (via atau hard copy); 4. jadwal pengembalian perbaikan setelah mendapatkan feed back; 5. harapan dan peran masing-masing pihak (dosen pembimbing dan mahasiswa). Lembar kesepakatan bimbingan skripsi merupakan alat untuk: 1. memfasilitasi hubungan antara pembimbing dan mahasiswa dalam memastikan perkembangan penulisan skripsi mahasiswa; 2. memperjelas harapan, peran dan kewajiban dari mahasiswa dan pembimbing; 3. memberikan pedoman mengenai proses pembimbingan; 4. menjaga penelitian agar tetap pada tujuannya; 5. memastikan kualitas penelitian sesuai dengan jadwal. C. Frekuensi Bimbingan Proses bimbingan mahasiswa harus dilakukan secara berkala. Pertemuan ini hendaknya merupakan sebuah forum interaktif dan konstruktif untuk berdiskusi seputar penelitian skripsi dengan materi bimbingan skripsi meliputi : 1. latar belakang; 2. batasan dan perumusan masalah; 3. Outline (garis besar) tujuan dan manfaat penelitian; 33

40 4. landasan teoritis (theoretical framework) dan kerangka berpikir; 5. metodologi; 6. analisis data; 7. hasil dan pembahasan; 8. kesimpulan; 9. referensi. D. Model Interaksi Pembimbing skripsi dan Mahasiswa Interaksi antara pembimbing skripsi dan mahasiswa dilakukan melalui tatap muka dan dapat dikembangkan komunikasi melalui telepon, sms, atau . E. Ketidakpuasan Selama Proses Bimbingan Ketidakpuasan yang terjadi selama proses bimbingan berlangsung antara pembimbing dan mahasiswa bimbingan dapat disesuaikan melalui mekanisme arbitrase oleh Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan atau yang ditunjuk. F. Kualifikasi Pembimbing Selama proses penyusunan dan penulisan skripsi, mahasiswa harus dibimbing oleh sekurang-kurangnya satu orang pembimbing yang memiliki persyaratan sebagai berikut. 1. Bergelar Magister S Menguasai topik penelitian skripsi mahasiswa yang dibimbing. 3. Menguasai metodologi penelitian. 4. Memiliki track record yang sangat baik bagi yang sudah membimbing. G. Hak dan Kewajiban Pembimbing 1. Hak Pembimbing a. Memperoleh insentif dan layanan yang layak. b. Mendapatkan fasilitas yang diperlukan untuk melakukan bimbingan (ruang kerja, komputer, telpon, internet, rak buku, dan lain-lain. c. Memperoleh kredit dan penghargaan setara dengan mengampu mata kuliah sekurangkurangnya 6 sks untuk setiap mahasiswa. d. Menolak penugasan menjadi pembimbing skripsi jika topik skripsi diluar bidang keilmuannya atau alasan-alasan lain yang disetujui ketua Prodi. e. Mengembalikan mandatnya sebagai pembimbing skripsi mahasiswa tertentu kepada ketua prodi jika mahasiswa bersangkutan tidak melaksanakan kesepakatan yang sudah ditandatangani dalam jangka waktu tertentu. 2. Kewajiban Pembimbing terhadap Mahasiswa a. Pembimbing harus menjelaskan sedini mungkin ekspektasinya kepada mahasiswa, komitmen mahasiswa dan hal-hal lain yang dipandang perlu. b. Menginformasikan hak-hak mahasiswa selama program bimbingan skripsi. c. Membantu mahasiswa mengklarifikasi topik permasalahan dan tujuan penelitian. d. Menjaga agar selalu mengacu kepada norma-norma ilmiah. e. Mematuhi kesepakatan yang telah ditandatangani. f. Memberi dukungan dan semangat kepada mahasiswa untuk bekerja keras. g. Menyediakan waktu yang memadai untuk bimbingan. h. Mengarahkan mahasiswa kepada informasi yang berkaitan langsung dengan topik 34

41 penelitian dan sumber-sumber literatur yang dapat dijangkau. i. Memberikan bimbingan terhadap metodologi dan teknik penelitian yang tepat. j. Membantu mahasiswa menyusun desain penelitian. k. Melarang plagiatisme. l. Memonitor kerja mahasiswa dengan menggunakan catatan bimbingan khusus. m. Memastikan jadual penelitian (timetable) mahasiswa terlaksana dengan baik. n. Memberikan feedback tertulis kepada mahasiswa secara kritis, konstruktif, sportif dan membangun yang disampaikan sekurang-kurangnya 2 minggu setelah draft awal diberikan. o. Memberi arahan tentang gaya dan teknik penulisan, penggunaan bahasa, serta pemakaian referensi yang baik dan benar. p. Membantu mahasiswa memperoleh beasiswa, atau bantuan lain yang mendukung penyelesaian skripsi. q. Mendorong dan memfasilitasi mahasiswa untuk mempublikasikan/ mempresentasikan hasil skripsinya di luar lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan. 3. Kewajiban Pembimbing terhadap Prodi dan Pembimbing lain a. Memberikan progress report bimbingan skripsi secara berkala kepada Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan. b. Melakukan komunikasi yang efektif secara reguler. c. Menyepakati tugas bimbingan dengan jelas. d. Perbedaan pendapat yang mungkin timbul harus diselesaikan secara musyawarah dan mufakat sehingga tidak merugikan mahasiswa. H. Hak dan Kewajiban Mahasiswa 1. Hak Mahasiswa a. Mendapat layanan bimbingan berkualitas dan dukungan penyelesaian skripsitepat waktu. b. Memperoleh nilai secara obyektif. c. Mendapatkan pembimbing yang sesuai dengan topik penelitian. d. Mengusulkan pergantian pembimbing jika pembimbing berhalangan atau tidak menunaikan tugas sesuai kesepakatan. e. Menyampaikan harapan kepada pembimbing. 2. Kewajiban Mahasiswa terhadap Pembimbing a. Memiliki komitmen untuk menyelesaikan skripsi yang berkualitas dan tepat waktu. b. Mematuhi isi lembar kesepakatan yang telah ditandatangani bersama pembimbing. c. Melaksanakan jadual penelitian (timetable) dengan baik. d. Memberikan progress report penelitian skripsi secara berkala kepada pembimbing. e. Berinisiatif merencanakan pertemuan atau komunikasi dengan pembimbing. f. Mempersiapkan materi pertemuan yang akan didiskusikan dengan pembimbing. g. Memperbaiki draf sesuai feedback dari pembimbing. h. Mencari informasi yang berkaitan langsung dengan topik penelitian dari literature lain. i. Menggunakan gaya dan teknik penulisan, bahasa, serta pemakaian referensi yang 35

42 baik dan benar. j. Mencari sumber daya yang mendukung penyelesaian skripsi jika diperlukan. k. Mengupayakan publikasi penelitiannya dalam bentuk buku atau jurnal I. Penggantian Pembimbing Skripsi Tugas pembimbing skripsi dapat dialihkan kepada pembimbing lain jika 1. Pembimbing sakit keras atau meninggal dunia. 2. Pembimbing mendapat tugas visiting scholar, visiting professor, post-doctoral atau tugas negara dalam waktu lebih dari enam bulan. 3. Pembimbing pindah kerja. 4. Pembimbing tidak melaksanakan tugasnya lebih dari 5 bulan berturut-turut. 5. Pembimbing mengundurkan diri. 6. Terjadi perubahan arah penelitian mahasiswa di luar bidang keilmuan pembimbing. 7. Terdapat konflik antara pembimbing dan mahasiswa yang dapat diterima oleh Ketua Prodi Mekanisme penggantian pembimbing skripsi dilakukan sesuai prosedur yang berlaku di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan. J. Perbedaan Pendapat Jika terjadi perbedaan pendapat antara pembimbing dan mahasiswa, pembimbing harus melakukan hal sebagai berikut. 1. Melihat kembali peran dan kewajiban pembimbing berdasarkan kesepakatan bimbingan yang sudah ditandatangani, apakah keputusan terhadap hal yang menjadi konflik merupakan tanggung jawab mahasiswa atau pembimbing. 2. Mengkomunikasikan secara jelas kepada mahasiswa. 3. Memberikan alternatif yang dapat diterima mahasiswa. 4. Jika perbedaan tidak dapat dikomunikasikan lagi, pembimbing harus berinisiatif melakukan mediasi dengan bantuan pihak ketiga, yaitu Ketua Prodi atau pejabat yang ditunjuk. Pada kasus dimana terdapat pembimbing lebih dari satu, perbedaan pendapat yang terjadi hendaknya: 1. Dikomunikasikan antara pembimbing I dan pembimbing II; 2. Tidak merugikan mahasiswa. Jika proses komunikasi tidak menghasilkan mufakat, baik pembimbing I maupun pembimbing II dapat mengkomunikasikan masalah tersebut dengan Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan. 36

43 BAB V UJIAN SKRIPSI A. Tujuan Kegiatan Proses ujian skripsi disiapkan untuk memberi penjelasan kepada mahasiswa, dosen pembimbing dan dosen program studi di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan tentang tata cara pelaksanaan kegiatan ujian skripsi. B. Ruang Lingkup Prosedur ini dipergunakan sebagai petunjuk dalam persiapan dan pelaksanaan ujian skripsi yang meliputi: 1. Tujuan dan persyaratan ujian skripsi 2. Pelaksanaan 3. Aspek penilaian C. Definisi 1. Ujian Skripsi Ujian yang menguji kemampuan mahasiswa dalam mempertanggungjawabkan skripsi yang ditulis dan pengetahuan dasar-dasar ilmu pendidikan yang telah diperoleh sewaktu kuliah. 2. Dosen Pembimbing Dosen yang membimbing mahasiswa dalam penulisan skripsi 3. Dosen Penguji Para dosen yang diundang memberi tanggapan tentang skripsi yang ditulis mahasiswa dan menguji dasar-dasar ilmu pendidikan mahasiswa. D. Referensi 1. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 2. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. 3. Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. 4. Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. 5. UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. 6. SK Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan No. 002/KEP/I.3.1/PTM/B/2014 tentang Peraturan Sistem Organisasi dan Tata Kerja 7. STANDAR MUTU Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan E. Ketentuan Umum Setelah mahasiswa melaksanakan seminar proposal skripsi dan mendapatkan beberapa saran perbaikan atau rekomendasi tambahan dari dosen penguji, maka mahasiswa menyelesaikan penulisan skripsi tersebut. Setelah skripsi mendapat persetujuan oleh dosen pembimbing, mahasiswa dapat mengajukan ujian skripsi kepada Prodi. Ujian dihadiri oleh dosen pembimbing dan dosen penguji. Untuk melaksanakan ujian skripsi ini peserta harus memenuhi persyaratan-0 37

44 1. Menguji mahasiswa dalam mempertahankan skripsi yang ditulisnya maupun dan bersedia menerima secara akademik terhadap berbagai kelemahan dari penulisan skripsi tersebut. 2. Menguji kemampuan mahasiswa dalam dasar-dasar ilmu pendidikan. 3. Menguji kemampuan mahasiswa tentang pengetahuan dan ketrampilan yang terkait dengan penelitiannya. F. Persyaratan Untuk dapat mengikuti ujian skripsi, mahasiswa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Ujian skripsi diadakan paling lambat pada akhir semester kedua belas dan dilaksanakan dalam forum tertutup yang dihadiri oleh panitia ujian skripsi. a. Panitia ujian skripsi 1) Ketua Lembaga Pengembangan Riset dan teknologi (LPRistek) mengusulkan kepada Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan untuk membentuk panitia ujian skripsi yang terdiri atas dosen pembimbing dan anggota penguji lainnya untuk menguji mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan. 2) Panitia ujian skripsi beranggotakan 4 (empat) orang yang terdiri atas ketua/sekretaris Prodi sebagai ketua panitia, dosen pembimbing dan dua orang dosen penguji. 3) Apabila ketua/sekretaris Prodi berhalangan, maka ujian skripsi dapat dilanjutkan dengan menunjuk dosen pembimbing sebagai ketua ujian skripsi. 4) Ujian skripsi dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang penguji. Apabila dosen penguji berhalangan hadir, maka ketua panitia ujian skripsi menunjuk dosen penguji pengganti. 5) Pembiayaan panitia ujian skripsi ditanggung oleh Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan. b. Tugas panitia ujian skripsi 1) Panitia ujian skripsi bertugas menilai hasil penulisan skripsi sesuai dengan bidang ilmunya masing-masing; 2) Panitia ujian skripsi dapat memberikan masukan perbaikan skripsi; 3) Penilaian ujian skripsi dilaksanakan atas kesesuaian usulan proposal skripsi yang telah disetujui. 2. Menyelesaikan semua mata kuliah pada Prodi di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan dan syarat-syarat sebagai berikut. a. IPK minimal 3,00 b. Telah mengikuti seminar minimal 4 kali, dengan pokok bahasan sesuai dengan keilmuan di masing-masing prodi. c. Telah lulus TOEFL 400 lebih d. Lulus ujian Komprehensif 3. Skripsi telah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing dan Ketua/Sekretaris Prodi. 4. Memenuhi kewajiban administrasi yang berlaku. 5. Menyusun skripsi sesuai dengan format yang telah ditentukan 38

45 6. Mendapat konfirmasi tanggal dan pelaksanaan ujian skripsi oleh panitia ujian skripsi serta mendapat kelulusan dari Wakil Ketua I Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan. 7. Undangan skripsi diusulkan selambat-lambatnya 1(satu) minggu dari tanggal ujian skripsi. 8. Undangan ujian skripsi sudah harus beredar dan diterima oleh panitia ujian skripsi selambatlambatnya 5 (lima) hari sebelum ujian dilaksanakan 9. Menyerahkan skripsi yang akan diujikan kepada seluruh panitia ujian skripsi. G. Tata Cara Pelaksanaan Tata cara pelaksanaan ujian antara lain: 1. Ujian skripsi berlangsung sekitar 90 menit, dengan alokasi waktu sebagai berikut: a. 40 menit untuk ujian skripsi b. 40 menit untuk ujian pengetahuan dasar-dasar ilmu pendidikan. c. 10 menit untuk usulan atau tanggapan dari panitia ujian, pada saat ini ketua panitia ujian membacakan kesimpulan dari tanggapan, komentar dan saran perbaikan skripsi, serta pengumuman hasil ujian skripsi. 2. Nilai dan kelulusan ujian skripsi akan ditentukan oleh panitia ujian skripsi yang meliputi: a. Kemampuan dalam memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan b. Penampilan dan sikap dalam ujian skripsi. c. Cara menjawab dan penggunaan bahasa dalam menjawab pertanyaan. 3. Penilaian ujian skripsi antara lain: a. Lulus tanpa perbaikan b. Lulus dengan perbaikan c. Tidak lulus dan kesempatan mengulang satu atau tiga bulan d. Nilai kelulusan minimal B H. Perbaikan dan Ujian Ulangan Skripsi 1. Mahasiswa yang dinyatakan lulus dengan perbaikan diberi kesempatan melakukan perbaikan skripsi di bawah bimbingan dosen pembimbing dan diselesaikan selambatlambatnya 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal lulus ujian skripsi. 2. Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus pada ujian skripsi diberi kesempatan mengulang 1 (satu) kali ujian ulangan dengan kriteria: a. Apabila nilai ujian skripsi yang diperoleh adalah D, maka mahasiswa berhak meminta ujian ulangan 1 bulan yang akan datang. b. Apabila nilai ujian skripsi yang diperoleh adalah E, maka mahasiswa berhak meminta ujian ulangan 3 bulan yang akan datang. 39

46 4. Kegiatan Ujian Skripsi Dalam Diagram Alir PELAKSANAAN PROSES Mulai Mahasiswa Pengusulan Ujian oleh Mahasiswa Prodi tidak BAAK BAUK Memenuhi Persyaratan? Ya RISTEK Penentuan Panitia Ujian Skripsi Panitia Ujian Skripsi BAAK BAUK Penentuan Hari Ujian Skripsi WK I STKIP Muhammadiyah Kuningan Persetujuan Hari Ujian Skripsi Mahasiswa Penyerahan Undangan Ujian ke Panitia Ujian A B Mahasiswa Ujian Skripsi Mahasiswa Lulus / Gagal Ujian Gagal Lulus Selesai 40

47 Daftar Rujukan: Alek A. dan H. Achmad HP Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Kencana. Borg, W.R. and Gall, M.D Educational research. An introduction. New York: Longman. Keppel, G. and Zedeck, S Data analysis for research designs. Analysis of variance and multiple regression/correlation approaches. New York: W.H. Freeman and Company. Maimunah, Siti Annijat Bahasa Indonesia: untuk Perguruan Tinggi. Malang : UIN - Maliki Press. McMillan, J.H. and Schumacher, S Research in education. A conceptual introduction (Second Edition). Glenview, Illinois: Scott, Foresman and Company. Prayitno, Harun Joko, dkk Pembudayaan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Muhammadiyah University Press Robson, Colin (1993). Real World Research. A Resource for Sosial Scientists and Practitioner-Researchers. Oxford: Blackwell Publishers, Ltd. Surakhmad, Winarno Paper Skripsi Thesis Disertasi. Bandung : Tarsito. STAIN Cirebon Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Cirebon: STAIN Press STKIP Muhammadiyah Kuningan Pedoman Penulisan Skripsi. Kuningan: STKIP Muhammadiyah Tanjung, Bahdin Nur dan Ardial Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Universitas Negeri Malang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Edisi ke-iv. Malang: Biro Administrasi dan Akademik, Perencanaan dan Sistem Informasi. 41

48 Lampiran FORMAT PENILAIAN UJIAN PROPOSAL PENELITIAN STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN 1. Nama : 2. NIM : 3. Program Studi : No. Komponen Penilaian Interval Skor Skor 1. Judul Penelitian 0-15 a. Kekinian b. Ketepatan c. Relevansi bidang ilmu 2. Ketepatan Latar Belakang dan Rumusan Masalah Ketepatan teori dengan variabel penelitian Ketajaman analisis dalam penyusunan kajian teori Ketepatan Metodologi Penelitian Ketepatan dalam penyusunan indikator variabel 0-10 Penelitian 7. Keterkinian Referensi dalam rancangan penelitian Penggunaan Bahasa yang baik dan benar 0-10 JUMLAH Angka Huruf Bobot Mutu Mutu A A- 3, B+ 3, B B- 2, C+ 2, C D E 0 Kuningan. Penguji, 42

49 Lampiran FORMAT PENILAIAN UJIAN SIDANG SKRIPSI STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN 1. Nama : 2. NIM : 3. Program Studi : No. Komponen Penilaian Interval Skor Skor 1. Penguasaan materi Analisis data Kedalaman dan keluasan pembahasan hasil penelitian Penarikan kesimpulan, implikasi, dan saran Ketepatan jawaban Kemampuan mempertahankan argumen Teknik mengemukakan pendapat Penguasaan bahasa 0-10 JUMLAH Angka Huruf Bobot Mutu Mutu A A- 3, B+ 3, B B- 2, C+ 2, C D E 0 Kuningan, Penguji, 43

50 Lampiran FORMAT PENILAIAN SKRIPSI STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN 1. Nama : 2. NIM : 3. Program Studi : No. Komponen Penilaian Interval Skor Skor 1. Sistematika Penulisan Argumentasi Teoretis dalam Menyusun Kerangka 0-15 Berpikir 3. Kedalaman dan keluasan teori Keilmuan yang Relevan Ketepatan dalam pengambilan Data Relevansi Teori Dengan Bidang Keahlian Ketetapan penggunaan Teknik Pengumpulan Data/Teknik 0-20 Analisis Data/Indikator variabel dan Instrumen Penelitian 7. Penggunaan Bahasa yang baik dan benar 0-15 JUMLAH Angka Huruf Bobot Mutu Mutu A A- 3, B+ 3, B B- 2, C+ 2, C D E 0 Kuningan, Penguji, 44

51 Contoh Halaman Sampul Luar PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI CERITA BERGAMBAR PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B TK PGRI CINIRU Ukuran Hurup 12 SKRIPSI Ukuran Hurup 12 Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Ukuran Hurup 12 Oleh LENA HERAWATI NIM Ukuran Hurup 12 4,5 cm x 4,5 cm SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH KUNINGAN 2017 Ukuran Hurup 12 45

52 Contoh Halaman Sampul Dalam PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI CERITA BERGAMBAR PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B TK PGRI CINIRU SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Oleh LENA HERAWATI NIM SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH KUNINGAN

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI)

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI) PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI) Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman

Lebih terperinci

Proposal Penelitian Kualitatif (Skripsi)

Proposal Penelitian Kualitatif (Skripsi) 1 Proposal Penelitian Kualitatif (Skripsi) Penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistic-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti

Lebih terperinci

MODEL PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF UNTUK PENYUSUNAN SKRIPSI Drs. M.Jusuf Effendy)*

MODEL PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF UNTUK PENYUSUNAN SKRIPSI Drs. M.Jusuf Effendy)* MODEL PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF UNTUK PENYUSUNAN SKRIPSI Drs. M.Jusuf Effendy)* I. PENDAHULUAN Proposal Penelitian adalah: pedoman yang beisikan kegiiatankegiatan dan langkah-langkah sistematis yang

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI Pendahuluan Skripsi Propsal Penelitian adalah sebuah konsep rencana pra penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa untuk mempersiapkan berbagai prosedur yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD N Ampih yang beralamat di Jalan HM Sarbini, kilometer 4,5, Dukuh Krajan, Desa Ampih, RT: 01 RW:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tamanwinangun yang beralamat di Jalan Bocor Nomor 54, Kelurahan Tamanwinangun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN )

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN ) BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI Skripsi, tesis, dan disertasi hasil penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan. Ditinjau dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Miri, dengan subyek penerima tindakan kelas adalah siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Lokasi Penelitian Subjek penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah siswa kelas XI IPS di SMA PGII 2 Bandung. Sekolah tersebut terletak di Jalan Pahlawan

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF (SKRIPSI)

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF (SKRIPSI) PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF (SKRIPSI) Penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistickontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 4 Tamanwinangun, Kelurahan Tamanwinangun, Kecamatan Kebumen, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen. Sekolah ini terdiri dari enam

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI DAN ARTIKEL ILMIAH

PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI DAN ARTIKEL ILMIAH PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI DAN ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG 2017 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 1 BAB 1 RUANG LINGKUP DAN KODE ETIK PENULISAN SKRIPSI & ARTIKEL... 4

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah satu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah satu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran resiliensi pada istri yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dengan menggunakan kajian fenomenologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran sehari-hari dikelas, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran sehari-hari dikelas, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Permasalahan yang muncul pada penelitian ini berasal dari kegiatan pembelajaran sehari-hari dikelas, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

4) Judul Penelitian. 1) Latar Belakang Masalah. 2) Indikasi Masalah. 3) Batasan Masalah

4) Judul Penelitian. 1) Latar Belakang Masalah. 2) Indikasi Masalah. 3) Batasan Masalah 4) Judul Penelitian 1) Latar Belakang Masalah 2) Indikasi Masalah 3) Batasan Masalah Bertolak dari masalah Pada penelitian kuantitatif judul menunjukkan variabel yang akan diteliti terutama variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian 3.1.1.1 Lokasi Tempat penelitian adalah SD 6 Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus yang terletak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan 60 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan persiapan yang sesuai dengan prosedur penelitian. Persiapan-persiapan ini akan membantu kelancaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kutosari yang terletak di tengah pusat Kota Kebumen, tepatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran, oleh karena itu metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action Research

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR). Hermawan

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA REVISI TAHUN 2016 PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL TUGAS AKHIR Setiap mahasiswa yang akan mengerjakan Tugas Akhir sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2008)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Tamanwinangun Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. Sarana dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analitis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analitis 65 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analitis dengan didukung metode penelitian kualitatif. Alasan mengapa dipilihnya metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Jrakahpayung 01 Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang sebanyak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Boyolali,

Lebih terperinci

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 4 Tamanwinangun Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. SDN $ Tamanwinangun

Lebih terperinci

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA MATERI: 13 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) MENULIS KARYA ILMIAH 1 Kamaruddin Hasan 2 arya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (ya ng berupa hasil pengembangan) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh seorang peneliti yang bertujuan untuk memecahkan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh seorang peneliti yang bertujuan untuk memecahkan suatu BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian berasal dari kata metode dan penelitian. Metode adalah cara mendapatkan data secara ilmiah untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan penelitian merupakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Candiwulan, UPT Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen, tepatnya di jalan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi

BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi Karya tulis ilmiah memiliki kedudukan yang sangat penting. Mahasiswa harus menghasilkan karya ilmiah, baik berupa tugas akhir, skripsi atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SD Negeri Kebumen yang beralamat di Jalan Kaswari nomer 2 Kelurahan Kebumen

Lebih terperinci

4) Judul Penelitian. 1) Latar Belakang Masalah. 2) Indikasi Masalah. 3) Batasan Masalah

4) Judul Penelitian. 1) Latar Belakang Masalah. 2) Indikasi Masalah. 3) Batasan Masalah 4) Judul Penelitian 1) Latar Belakang Masalah 2) Indikasi Masalah 3) Batasan Masalah 1 Bertolak dari masalah Pada penelitian kuantitatif judul menunjukkan variabel yang akan diteliti terutama variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 04 Ngringo. SD Negeri 04 Ngringo ini berlokasi di jalan Cempaka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat penelitian Sekolah Dasar Negeri 4 Kutosari dahulu berdiri pada tahun 1951 dengan nama PR Kebumen 1 atau Sekolah Perempuan Kebumen 1. Nama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas berjudul Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Media Konkret dalam Peningkatan Pembelajaran Bangun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Bendar Kabupaten Pati. Letak desa Bendar berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN Simbangdesa 01 Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang. Pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Beberapa permasalahan telah dikemukakan di depan, dan untuk menjawabnya dibutuhkan metode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) enis penelitian, (2) subjek

Lebih terperinci

BAGIAN 1 PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI. A. Proposal Skripsi

BAGIAN 1 PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI. A. Proposal Skripsi BAGIAN 1 PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI Proses penulisan skripsi dilalui dalam beberapa tahapan, diantaranya adalah sebagai berikut: pengajuan judul, pengajuan proposal seminar proposal, penelitian dan bimbingan,

Lebih terperinci

PEDOMAN STRUKTUR DAN SUBSTANSI SISTEMATIKA USULAN DAN LAPORAN PTK PRODI PGSD JURUSAN PEDAGOGIK FIP UPI

PEDOMAN STRUKTUR DAN SUBSTANSI SISTEMATIKA USULAN DAN LAPORAN PTK PRODI PGSD JURUSAN PEDAGOGIK FIP UPI 1 PEDOMAN STRUKTUR DAN SUBSTANSI SISTEMATIKA USULAN DAN LAPORAN PTK PRODI PGSD JURUSAN PEDAGOGIK FIP UPI A. DEFINISI Penelitian Tindakan pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang

Lebih terperinci

KIAT MENULIS LAPORAN ILMIAH. Oleh: Khaerudin Kurniawan

KIAT MENULIS LAPORAN ILMIAH. Oleh: Khaerudin Kurniawan KIAT MENULIS LAPORAN ILMIAH Oleh: Khaerudin Kurniawan Tujuan penulisan karya ilmiah adalah menyampaikan seperangkat keterangan, informasi, dan pikiran secara tegas, ringkas, dan jelas (ABC = accurate,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Pasundan 4 Bandung yang berlokasi di Jalan Kebon Jati No. 31. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tingkat metodologi, sejak awal pertumbuhan ilmu-ilmu sosial sudah dikenal ada dua mazhab penelitian sosial. Dalam konteks ini Sanapiah Faisal membaginya menjadi 2

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan ini ditentukan berdasarkan pertimbangan bahwa penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan implementasi strategi pembelajaran langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Karangsari yang beralamat di Jalan Cincin Kota No. 15 Karangsari

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik penelitian tindakan kelas (action research). Dalam penelitian tindakan kelas, guru dapat meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan berbatasan dengan Kecamatan Sagalaherang. orang siswa yang terdiri 106 siswa laki laki dan 107 siswa perempuan

BAB III METODE PENELITIAN. dan berbatasan dengan Kecamatan Sagalaherang. orang siswa yang terdiri 106 siswa laki laki dan 107 siswa perempuan 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian SD Negeri Puncak terletak di Desa Jambelaer Kecamatan Dawuan Kabupaten Subang, berada di lingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan Dawuan. Lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab metode penelitian ini akan diuraikan mengenai pendekatan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab metode penelitian ini akan diuraikan mengenai pendekatan dan 31 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab metode penelitian ini akan diuraikan mengenai pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti dan lokasi penelitian, data dan sumber data, instrumen penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang memberikan gambaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang memberikan gambaran 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DESAIN, LOKASI, DAN SUBJEK PENELITIAN 1. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang memberikan gambaran mengenai kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas merupakan langkah-langkah sistematis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas merupakan langkah-langkah sistematis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan penelitian merupakan cara penelitian yang akan digunakan dalam rangka proses pemecahan masalah. Penelitian disini menggunakan Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini akan dibahas mengenai prosedur yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk lebih jelasnya maka akan dijabarkan sebagai berikut: A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Suharsimi A. (2004 dalam Sukajati, 2008) ada tiga kata yang

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (PTK) sebenarnya diawali dari istilah action research atau penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (PTK) sebenarnya diawali dari istilah action research atau penelitian BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Jenis Penelitian Munculnya istilah classroom action research atau penelitian tindakan kelas (PTK) sebenarnya diawali dari istilah action research atau penelitian tindakan.

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN. Isah Cahyani

PROPOSAL PENELITIAN. Isah Cahyani PROPOSAL PENELITIAN Isah Cahyani Proposal = rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja Penelitian = kegiatan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan, dan penyajian data yang dilakukan secara

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG. PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG Oleh Kurniawan Ade Eka Saputra Email : kurniawan.ade155@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 3 PATIHAN SIDOHARJO SRAGEN PADA MATA PELAJARAN IPS TAHUN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Bab metode penelitian ini akan diuraikan mengenai : (A) pendekatan dan jenis penelitian, (B) kehadiran peneliti, (C) lokasi penelitian, (D) sumber data, (E) instrument penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari kata Yunani methodos yang merupakan sambungan kata depan meta (secara harfiah berarti menuju, melalui, mengikuti sesudah) dan kata benda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. Metode yang digunakan disesuaikan dengan permasalahan yang ditemui di kelas VIII E SMP Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Desain Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang pelaksanaannya direncanakan dalam dua siklus.

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN PENGEMBANGAN

PROPOSAL PENELITIAN PENGEMBANGAN PROPOSAL PENELITIAN PENGEMBANGAN Kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan pengembangan ditekankan pada pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 3 Karangdowo yang berlokasi di desa Kupang, kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian mengenai Peningkatan Kinerja Guru di Sekolah Dasar Gugus Diponegoro di Kecamatan Ungaran Barat melalui workshop Penyusunan Proposal Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Data yang diperoleh melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Data yang diperoleh melalui 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Kegiatan penelitian didasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut; III. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Dan Prosedur Penelitian. Dalam penelitian ini akan digunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP Negeri 12 Bandung Jalan Dr. Setiabudhi No. 195 untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran segala sesuatu hal selayaknya dilakukan dengan tahapan yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, penting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan rangkaian kegiatan pelaksanaan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran kooperatif Tipe NHT Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Untuk menemukan hubungan antara kemampuan berpikir matematis dengan perbedaan gender, dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan butir-butir rumusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini adalah SMA Batik 1 Surakarta. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pada pertimbangan sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yg dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Bab ini mengaitkan tentang masalah dan prosedur yang akan di gunakan yaitu tentang penelitian tindakan kelas melalui penerapan metode Cooperative Script untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Bandung, yaitu sebagai

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITTIAN

BAB III METODE PENELITTIAN 17 BAB III METODE PENELITTIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian SD Negeri Weton Kulon terletak di desa Weton Kulon, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen dengan letak geografis di wilayah dataran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 68 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode penelitian Metode penelitian, secara umum diartikan sebagai cara ilmiah dalam memperoleh dan menganaisis data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Hermawan, dkk,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jika akar permasalahan sudah diketahui, alternatif berikutnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jika akar permasalahan sudah diketahui, alternatif berikutnya adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tindakan yang mungkin dilakukan oleh guru terkait dengan permasalahan dalam proses pembelajaran adalah mencari akar permasalahan. Jika akar permasalahan sudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangkuyudan No.2. Lokasi sekolah berada di jalan Samanhudi No.32 Kelurahan Purwosari,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum 2013

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Labuhan Ratu pada tahun pelajaran 2014/2015. Adapun alasan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. Mamba ul Ulum Corogo Jogoroto Jombang ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. Mamba ul Ulum Corogo Jogoroto Jombang ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang berjudul Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Mata Pelajaran IPA Materi Sistem Pernafasan dengan Menggunakan Media Kotak Nilai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas XI IS 2 SMA Negeri 3 Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016, yang beralamat di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 10 BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN Simbangdesa 01 Kecamatan Tulis Kabupaten Batang sebanyak 2 siklus,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, secara khusus

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, secara khusus BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai penerapan metode proyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 6 Karanganyar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian yang akan dilaksanakan dengan mempergunakan tindakan kelas (PTK) dalam mengambangkan green behavior melalui kegiatan farming and gardening di Sekolah Dasar pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN Simbangdesa 01 Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang sebanyak 2 siklus,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Ada dua hal yang akan dideskripsikan dalam sub judul ini, yakni seting penelitian dan karakteristik subjek penelitian. Seting penelitian

Lebih terperinci