BAB III LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Elektrikal Listrik sangat membahayakan dan dapat membuat kebakaran serta membahayakan jiwa orang apabila jaringan listrik tersebut tidak baik. Sekitar 60% kasus kebakaran gedung disebabkan oleh korsleting listrik. Beberapa kejadian fatal tersebut timbul karena kurangnya kesadaran masyarakat akan bahayanya kebakaran akibat listrik. Banyak sekali kejadian orang yang tersengat listrik atau luka bakar dan bahkan sengatan listrik yang tidak fatal dapat menyebabkan kecelakaan atau luka permanen. Bahaya listrik tidak bisa dideteksi dengan kasat mata dan orang awam Audit Elektrikal Audit Elektrikal sangat berguna untuk mengetahui keadaan dan kondisi kelistrikan secara sistim, jaringan dan juga penggunaannya, sehingga didapat pengetahuan mengenai kualitas dari jaringan listrik tersebut apakah dalam kondisi aman dan terproteksi atau tidak. Dan memastikan bahwa semua instalasi dan peralatan listrik pada kondisi baik, aman dan sesuai standar dan peraturan yang berlaku. Audit Elektrikal dapat mendeteksi timbulnya kebakaran akibat gedung pada instalasi listrik, panel, penangkal petir, grounding dan peralatan listrik serta mengevaluasi keandalan sistem kelistrikan yang terpasang. 12

2 13 Batasan Audit Thermography Elektrikal: Genset Trafo KWH Meter PLN Panel Listrik dan Panel Kontrol Kapasitor Bank Kabel Listrik Penyebab Kondisi Tidak Aman Adapun yang menyebabkan kondisi instalasi listrik menjadi tidak aman adalah sebagai berikut: Kabel terlalu kecil daripada beban terpasang akhirnya panas dan terbakar. Proteksi tidak berfungsi ketika terjadi korsleting listrik sehingga kabel dapat terbakar. Sambungan kabel tidak sempurna, ketika ada arus sambungan kabel akan panas dan jika dibiarkan terlalu lama dapat menyebabkan kabel terbakar. Terminasi kabel panel kendor. Peralatan listrik rusak dapat menyebabkan korsleting listrik dan terjadi kebakaran. Tegangan dibawah standar yang sudah ditetapkan.

3 Penyebab Listrik Tidak Handal Adapun yang menyebabkan instalasi listrik menjadi tidak handal adalah sebagai berikut: Genset bermasalah dan kapasitas terlalu kecil. Sambungan daya PLN terlalu rendah. Tegangan listrik tidak normal. Sistem grounding tidak baik. Penangkal petir tidak baik. Sistem proteksi tidak baik. Sistem distribusi listrik tidak baik Penyebab Pemborosan Akibat Listrik Adapun di bawah ini hal-hal yang menyebabkan pemborosan listrik yaitu: Power faktor di bawah 0.85, sehingga dikenakan denda biaya kvarh. Tegangan harmonik yang tinggi, dapat menyebabkan penambahan beban trafo atau genset. Tegangan listrik yang rendah, dapat membuat peralatan listrik menjadi cepat rusak dan rugi-rugi daya menjadi semakin besar. Sistem operasi peralatan listrik yang kurang baik.

4 Prosedur Audit Elektrikal Di bawah ini merupakan blok diagram prosedur audit elektrikal: Gambar 3.1 Blok Diagram Prosedur Audit Elektrikal Uraian Kerja Audit Elektrikal Keselamatan Berikut ini adalah uraian kerja audit elektrikal keselamatan. Tabel 3.1 Uraian Kerja Audit Elektrikal Keselamatan No Item Audit Tujuan Data Instrumen Pengukuran Mendeteksi 1 Temperatur Panel, kemungkinan akan Photo Visual dan Thermography Kabel, Terminal terjadi kebakaran Thermography Infra Red kabel, dan peralatan akibat listrik 2 Mengecek kondisi fisik Instalasi listrik dan tata letak perangkat listrik Untuk mengetahui apakah instalasi listrik masih layak pakai dan sesuai dengan kaidah kelistrikan Photo Visual Camera 3 Pengukuran arus beban listrik tiap Sebagai bahan analisa jika terjadi panas Data pengukuran arus dan Tang Ampere panel diatas normal tegangan

5 Infra Merah (Infra Red) Mata kita adalah sebuah detektor yang dirancang untuk melihat cahaya tampak (visible radiations). Terdapat jenis-jenis lain dari cahaya atau radiasi yang tidak mampu dilihat oleh mata manusia. Mata manusia hanya mampu melihat sedikit bagian dari spektrum elektromagnetik yang lebar. Mata manusia tidak mampu melihat sinar ultra violet dan sinar infra red. Spektrum cahaya Infra merah berada antara cahaya terlihat dan cahaya gelombang pendek (microwave) seperti ditunjukkan pada gambar 3.2. Dan sumber utama dari cahaya infra merah adalah panas atau radiasi termal. Gambar 3.2 Spektrum cahaya Setiap benda yang memiliki temperatur diatas 0 K (-273 C) akan menghasilkan cahaya infra merah, termasuk benda-benda yang kita anggap dingin seperti es, makin hangat suatu benda maka makin besar radiasi sinar infra merahnya.

6 Kamera Infra Merah Sinar infra merah yang datang ke kamera akan difokuskan oleh susunan optik dan diteruskan ke detektor infra merah. Sinar Infra merah dari detektor akan diteruskan ke sensor elektronik yang kemudian akan merubahnya menjadi gambar infra merah (thermal imaging). Dan gambar infra merah ini kemudian ditampilkan pada layar LCD yang bisa dilihat oleh mata manusia. Sedangkan Infra red Thermography adalah suatu teknologi untuk merubah gambar infra merah menjadi besaran radiometric yang memungkinkan kita untuk membaca suhu setiap titik pada gambar Keuntungan Menggunakan Kamera Infra Merah Kamera infra merah bisa mengambil titik-titik temperatur hingga titik setiap kali pengukuran, tergantung resolusi dari kameranya. Sehingga tidak akan ada titik yang tidak terdeteksi. Bandingkan jika kita menggunakan termometer infra merah biasa, maka hanya akan didapatkan satu titik suhu per kali pengukuran. Titik panas yang memiliki temperatur diatas normal mengindikasikan adanya suatu masalah. Masalah itu bisa saja merupakan tanda-tanda dari kerusakan sekaligus juga tingkat kerusakannya, atau hanya sekedar penyimpangan yang jika dibiarkan akan menimbulkan kegagalan pada komponen peralatan. Keuntungan lain dari kamera infra merah adalah kecepatan pengukurannya dengan tingkat akurasi yang tinggi. Dibutuhkan waktu hanya

7 18 beberapa menit untuk melakukan pengukuran dengan penggunaan alat yang mudah Jenis Kamera Infra Merah Jenis kamera infra merah yang digunakan dalam audit kelistrikan di Bank Permata adalah FLIR tipe T seri 335. Kamera merek FLIR dibuat oleh pabrikan Belanda dan merupakan salah satu dari dua merk kamera infra merah paling terkenal didunia, yang lainnya adalah FLUKE dari Amerika. Gambar dari Kamera FLIR T seri 335 bisa dilihat pada gambar 3.3. Gambar 3.3 Kamera Infra Merah FLIR T Variabel Pengukuran Beberapa variabel yang umum digunakan dalam membaca gambar hasil bidikan kamera infra merah adalah sebagai berikut:

8 19 Maksimum Temperatur: adalah temperatur paling tinggi yang terdeteksi pada subjek pengukuran, misalnya panel listrik. Minimum Temperatur: adalah temperature paling rendah yang terdeteksi pada subyek pengukuran, misalnya panel listrik. Emissivity: adalah karakteristik suatu benda yang berhubungan dengan kemampuannya untuk memancarkan energi panas. Setiap benda mempunya angka emissivity yang berbeda-beda, karena angka variable ini ditentukan oleh jenis material penyusunnya. Besaran Emissivity bisa dirubah-rubah pada kamera infra merah. Karena Panel listrik terdiri dari kabel dan mcb yang terbuat dari plastik, maka angka emissivity yang dipilih adalah 0.95 (sesuai untuk plastik) RAT (Reflected Apparent Temperature): adalah besarnya temperature dari benda-benda yang memantulkan sinar infra merah. Pada panel benda yang memantulkan sinar infra merah adalah alumunium yang digunakan sebagai kotak pelindung Panel listrik. Distance: adalah besarnya jarak antara kamera dan objek pengukuran pada saat pengambilan gambar. Relative Humidity: adalah kelembaban relatif dari udara disekitar objek pengukuran. Atmospheric Temperature: temperatur udara di sekitar objek pengukuran. Temperature Rating: selisih antara temperatur tertinggi dan terendah.

9 Thermography Thermography atau thermal imaging adalah suatu teknik dimana energi infra merah yang tidak terlihat secara kasat mata, dipancarkan oleh objek kemudian diubah menjadi gambar panas secara visual. Infra red Thermography dapat dianggap sebagai pemetaan panas tanpa sentuhan dan analisa pola panas pada permukaan objek. Peralatan Audit Infra red Thermography merupakan kamera yang berfungsi untuk mengukur temperatur benda untuk mendeteksi adanya problem atau masalah, seperti pada sambungan kabel instalasi listrik, dinding boiler, pipapipa uap panas, kebocoran dari area HVAC dengan menampilkan gambar infra merah dari benda yang diukur yang mencantumkan besar nilai temperaturnya, yang akan langsung tersimpan pada memori eksternal yang ada pada alat tersebut. Berikut merupakan gambar dari alat kamera thermography : (a) (b) Gambar 3.4 Tampak depan alat Thermography (a) Tampak samping alat Thermography (b)

10 21 Berikut merupakan proses dan hasil pengambilan gambar dari alat kamera thermography: (a) (b) Gambar 3.5 Proses pengambilan gambar (a) Hasil gambar (b) Kegunaan Thermography Thermography juga dapat digunakan sebagai cara untuk menginspeksi peralatan listrik atau mekanis untuk menentukan ketidaknormalan fungsi dengan memperoleh pola panasnya. Metode Inspeksi ini didasarkan pada kenyataan sebagian besar komponen di dalam suatu sistem yang akan menunjukkan kenaikan atau penurunan temperatur jika terjadi malfungsi. Peningkatan temperatur dalam rangkaian listrik mungkin disebabkan oleh koneksi kendor atau sekring yang mengalami beban lebih. Dengan Thermography kita dapat mengamati pola panas pada saat komponen sistem beroperasi, kerusakan atau gangguan dapat dilokalisir dan keparahannya dapat

11 22 langsung dievaluasi. Kontak secara fisik terhadap sistem tidak lagi diperlukan, inspeksi dengan Thermography dapat dilakukan dalam kondisi beroperasi penuh tanpa menghasilkan kerugian operasi atau menghentikan operasi tersebut Aplikasi Teknologi Infra Merah untuk Gedung/Bangunan a. Untuk mengetahui kondisi thermal insulation of wall b. Untuk mengetahui kondisi thermal insulation of surface c. Untuk mengetahui titik-titik losses dan Air Conditioning d. Untuk mengetahui titik-titik terjadi Thermal Bridges e. Untuk mengetahui kondisi lembab dan moisture penetrations f. Untuk mengetahui kondisi baik atau kerusakan water proofing g. Untuk mendeteksi seluruh kondisi electrical equipments, losses energi listrik, life time material dan titik potensial terjadinya kebakaran h. Untuk mendeteksi seluruh kondisi mechanical equipments seperti pompa, genset, chiller/ahu, plumbing, lift, escalator dll. i. Untuk building diagnostic: - Diagnosa pembungkus/pengamanan suatu bangunan dengan mengukur panas/dingin yang hilang. - Mendeteksi adanya celah-celah pada penyekat. - Mendeteksi kondisi kantung air dibawah membrane atap dan menentukan luas area water proofing yang rusak. - Menganalisa/monitor losses dan efisiensi HVAC sistem.

12 23 - Mendiagnosa area kerusakan atap yang diakibatkan oleh air secara cepat dan akurat. - Menentukan penggantian water proofing. - Untuk data kebenaran masalah Keuntungan Investigasi dengan Infra Merah Thermal Imaging Radiometers a. Dapat menunjukan kelemahan dan kehandalan peralatan/sistem. b. Dapat mengetahui/memprediksi kondisi dini kerusakan yang akan terjadi pada peralatan. c. Dapat melihat kondisi peralatan yang tidak dapat diraba dan dilihat oleh mata manusia. d. Sangat membantu para teknisi maintenance untuk menentukan prioritas perbaikan suatu peralatan/instalasi. e. Dari hasil data investigasi infra merah maka dapat dibuat perencanaan waktu perbaikan, penggantian suku cadang, overhoule dan jumlah teknisi yang dibutuhkan untuk perbaikan. f. Akan menghasilkan suatu sistem perawatan/perbaikan yang lebih tepat dan terarah. g. Dapat memperkecil timbulnya kerusakan dan kerugian serta bahaya kebakaran yang disebabkan oleh kondisi peralatan/instalasi yang tidak sesuai dengan standar teknik dan keselamatan, dan peralatan yang rusak serta harus sudah diganti.

13 24 h. Dapat membantu menekan loss energi listrik yang timbul sebagai akibat kebocoran daya listrik pada sambungan antara peralatan, penghantar dan rangkaian listrik. i. Dapat menciptakan rasa aman kepada pemakai peralatan/instalasi dan pengelola gedungkarena kehandalan peralatan/instalasi sudah diketahui dengan pasti. j. Menaikkan waktu produksi, menurunkan down time, meningkatkan efisiensi perawatan, meningkatkan life time peralatan dan keselamatan. k. Dapat memprediksi gejala dini dan titik potensial yang akan menyebabkan terjadinya kebakaran yang ditimbulkan oleh peralatan/instalasi listrik. l. Meningkatkan mutu penampilan/citra perusahaan pada pemakai jasa/konsumen. 3.4 Dasar Teori Audit Elektrikal Perhitungan Daya P S Q Φ = Daya Guna (Watt) = Daya Semu/Daya Pembangkit (KVA) = Daya Reaktif (KVAR) = Sudut fasa (Derajat) Gambar 3.6 Segitiga Daya

14 Daya Guna (P) Daya guna adalah daya yang benar-benar terpakai oleh konsumen dan terukur pada kwh meter. Untuk menghitung daya guna satu fasa dapat menggunakan rumus: P 1 = V p x I x Cos θ... (3.1) Untuk menghitung daya guna tiga fasa dapat menggunakan rumus: P 3 = 3 x V L x Cos θ... (3.2) Dari rumus 3.1 dan 3.2 maka: P 3 Φ = P 1 Φ... (3.3) Dimana: P = Daya Guna (Watt) V p = Tegangan fasa (220 Volt) V L = Tegangan L-L (380 Volt) I = Arus listrik (Ampere) Cos θ = Faktor Daya Daya Semu (S) Daya Semu adalah daya yang ditanggung oleh pembangkit listrik yang dipengaruhi oleh pemakaian daya konsumen dan kondisi faktor daya pada jaringan listrik. Untuk menghitung daya semu satu fasa dapat ditentukan dengan rumus : S 1 = V p x I... (3.4)

15 26 Untuk menghitung daya semu tiga fasa dapat ditentukan dengan rumus : S 3 = 3 x V L x I... (3.5) Dimana: S = Daya Semu (KVA) V p = Tegangan fase (220 Volt) V L = Tegangan L L (380 Volt) I = Arus Listrik (Ampere) Daya Reaktif (Q) Daya Reaktif adalah daya yang timbul akibat faktor daya rendah atau jelek. Daya reaktif ini merupakan kerugian dan harus di minimalis dengan menggunakan kapasitor bank. Untuk menghitung daya reaktif satu fasa dapat menggunakan rumus: Q 1 = P 1 x Tan θ... (3.5) Untuk menghitung daya reaktif satu fasa dapat menggunakan rumus: Q 3 = P 3 x Tan θ... (3.6) Dimana: Q P = Daya Reaktif (KVAR) = Daya Guna (KW) Tan θ = Tangen sudut fasa Untuk perhitungan kapasitor bank bisa menggunakan rumus: Q = P x 0,8... (3.7)

16 Perbaikan Faktor Daya Dengan Kapasitor Bank Q = P x K... (3.8) Dimana : Q = Besarnya kapasitor bank untuk kompensasi beban reaktif (KVAR) P = Total daya aktual (KW) K = Faktor pengali perbaikan faktor daya Perhitungan Faktor Daya Faktor daya atau Cos θ adalah benda sudut fasa tegangan dan arus listrik. Pengeseran sudut fasa ini disebabkan karena perubahan beban dan sifat beban itu sendiri. Sifat beban ada yang induktif (Trafo, Balast, UPS, Drive) dan kapasitif (Kapasitor) Gambar 3.7 Pergeseran sudut fasa Untuk mengetahui faktor daya adalah dengan metode pengukuran langsung, dengan asumsi atau dengan menggunakan rekening listrik. Faktor daya atau Cos θ idealnya mendekati 1. PLN membatasi nilai minimum faktor daya adalah 0,85. Jika kurang dari nilai tersebut maka konsumen didenda untuk membayar biaya kvarh atau biaya beban reaktif.

17 Perhitungan Kapasitor Bank Cara menghitung kapasitor bank adalah: KVAR = P x K... (3.9) Dimana: KVAR = Daya reaktif (KVAR) P K = Daya terukur atau actual load (KW) = Faktor pengali perbaikan cos θ

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) 4.1 Pola Penggunaan Energi Daya listrik yang dipasok oleh PT PLN (Persero) ke Gedung AUTO 2000 Cabang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Pada dasarnya penggunaan energi listrik di industri dibagi menjadi dua pemakaian yaitu pemakaian langsung untuk proses produksi dan pemakaian untuk penunjang proses produksi.

Lebih terperinci

Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kw) dengan daya nyata (kva) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r.

Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kw) dengan daya nyata (kva) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r. Kehidupan modern salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya energi atau beban listrik yang dipakai ditentukan oleh reaktansi (R), induktansi (L) dan capasitansi (C). Besarnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Gedung Keuangan Negara Yogyakarta merupakan lembaga keuangan dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat serta penyelenggaraan

Lebih terperinci

Analisis Pemasangan Kapasitior Daya

Analisis Pemasangan Kapasitior Daya Analisis Pemasangan Kapasitior Daya Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 274 5354 giriwiyono@uny.ac.id Analisis Pemasangan Kapasitor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Maksud Penelitian Penelitian yang dimaksud yaitu melakukan pengamatan, observasi dan pengambilan data dilokasi kerja dan melihat kondisi lapangan panel tegangan rendah PT.

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT THERMOGRAPHY PERMATA BANK. Tujuan dengan pendekatan HSE (Health Safety and Environment)

BAB IV AUDIT THERMOGRAPHY PERMATA BANK. Tujuan dengan pendekatan HSE (Health Safety and Environment) BAB IV AUDIT THERMOGRAPHY PERMATA BANK 4. Tujuan Audit Thermography Tujuan dengan pendekatan HSE (Health Safety and Environment) Tujuan dari audit ini adalah mengidentifikasi bahaya kelistrikan yang tidak

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara cara untuk

BAB II DASAR TEORI. konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara cara untuk 6 BAB II DASAR TEORI 2.1. AUDIT ENERGI Audit energi adalah teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara cara untuk penghematan. Tujuan suatu audit

Lebih terperinci

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

Tarif dan Koreksi Faktor Daya Tarif dan Koreksi Faktor Daya Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 274 5354 giriwiyono @uny.ac.id Tujuan: Mahasiswa dapat: 1.

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem distribusi tenaga listrik di gedung Fakultas Teknik UMY masuk pada sistem distribusi tegangan menengah, oleh karenanya sistim distribusinya menggunakan

Lebih terperinci

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere.

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere. LVMDP / PUTR Low Voltage Main Distribution Panel / Panel Utama Tegangan Rendah = Pemutus sirkit utama tegangan rendah, kapasitas dalam ampere. Trafo Transformator step down dari tegangan menengah ke tegangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kuliah Kerja Praktek adalah sebuah mata kuliah yang mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kuliah Kerja Praktek adalah sebuah mata kuliah yang mengharuskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kuliah Kerja Praktek adalah sebuah mata kuliah yang mengharuskan mahasiswa atau mahasiswi untuk melakukan kegiatan perkuliahan di luar kampus. Kegiatan kuliah

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT ELEKTRIKAL

BAB IV AUDIT ELEKTRIKAL BAB IV AUDIT ELEKTRIKAL Audit Elektrikal adalah pekerjaan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kelistrikan secara sistim, jaringan dan juga penggunaannya, sehingga didapat pengetahuan mengenai kualitas

Lebih terperinci

BAB II AUDIT DAN MANAJEMEN ENERGI LISTRIK

BAB II AUDIT DAN MANAJEMEN ENERGI LISTRIK BAB II AUDIT DAN MANAJEMEN ENERGI LISTRIK 2.1. KONSUMSI ENERGI PADA BANGUNAN BERTINGKAT Peningkatan jumlah konsumsi energi oleh bangunan bertingkat seperti gedung perbelanjaan, perkantoran, rumah sakit,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGOLAHAN DATA

BAB III METODE PENGOLAHAN DATA BAB III METODE PENGOLAHAN DATA 3.1 Pengumpulan Data Salah satu kegiatan studi kelayakan penggunaan dan penghematan energi listrik yang paling besar dan paling penting adalah pengumpulan data dan data yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda 25 BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA 3.1 Pengertian Faktor Daya Listrik Faktor daya (Cos φ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (watt) dan daya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 3.1 TAHAP PERANCANGAN DISTRIBUSI KELISTRIKAN Tahapan dalam perancangan sistem distribusi kelistrikan di bangunan bertingkat

Lebih terperinci

BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA

BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA 3.1 Sistem Kelistrikan Sejak tahun 1989 PT Maju Jaya melakukan kontrak pasokan listrik dari PLN sebesar 865 KVA dengan tegangan kerja 20 KV, 3 phasa. Seluruh sumber listrik

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT

BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT 4.1. Perancangan Instalasi dan Jenis Koneksi (IEEE std 18-1992 Standard of shunt power capacitors & IEEE 1036-1992 Guide for Application

Lebih terperinci

BAB III PERAN SISTEM AMR DALAM MENURUNKAN SUSUT / LOSSES DISTRIBUSI

BAB III PERAN SISTEM AMR DALAM MENURUNKAN SUSUT / LOSSES DISTRIBUSI BAB III PERAN SISTEM AMR DALAM MENURUNKAN SUSUT / LOSSES DISTRIBUSI Pada bab ini akan dibahas peran sistem AMR dalam upaya penurunan susut / losses distribusi. Perlu kita ketahui manfaat yang dapat diperoleh

Lebih terperinci

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR M. Hariansyah 1, Joni Setiawan 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL Abdullah Iskandar 1), Agus Supriyadi 2) 1) Dosen Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan 2) Program Studi Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN 4.1 ANALISA SISTEM DISTRIBUSI Dalam menghitung arus yang dibutuhkan untuk alat penghubung dan pembagi sumber utama dan sumber tambahan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan tenaga listrik demikian pesatnya seiring dengan begitu

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan tenaga listrik demikian pesatnya seiring dengan begitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan tenaga listrik demikian pesatnya seiring dengan begitu cepatnya perkembangan di industri. Pada industri PT Kusumaputra Santosa Karanganyar membutuhkan

Lebih terperinci

Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow

Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow 1 Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow Dendy Yumnun Wafi, Ir. Sjamsjul Anam, MT, Heri Suryoatmojo, ST. MT. Ph.D. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data Sebelum dilakukan perhitungan dalam analisa data, terlebih dahulu harus mengetahui data data apa saja yang dibutuhkan dalam perhitungan. Data data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini BAB III MEODE PENELIIAN III.. Peralatan yang Digunakan Dalam mengumpulkan data hasil pengukuran, maka dilakukan percobaan pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS 4.1 Perancangan UPS 4.1.1 Menghitung Kapasitas UPS Uninterruptible Power Supply merupakan sumber energi cadangan yang sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencana (arsitek, struktur & MEP) dan tim pelaksana (lapangan). Tim perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. perencana (arsitek, struktur & MEP) dan tim pelaksana (lapangan). Tim perencanaan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Pada suatu proyek pembangunan gedung bertingkat (high rise building) terdapat tim-tim untuk mendukung suskesnya proyek pembangunan tersebut seperti tim perencana

Lebih terperinci

COS PHI (COS φ) METER

COS PHI (COS φ) METER COS PHI (COS φ) METER Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Alat Ukur Dan Pengukuran Listrik Dosen Pengampu Achmad Hardito, B.Eng., M.Kom. Disusun Oleh kelompok 3 kelas LT 1D : 1. 2. 3.

Lebih terperinci

ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN

ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN Sylvia Handriyani 2200109034 LATAR BELAKANG Rendahnya faktor daya listrik pada KUD Tani Mulyo Lamongan Besarnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,

Lebih terperinci

² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri

² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 1 Efisiensi Daya Pada Beban Dinamik Dengan Kapasitor Bank Dan Filter Harmonik Bambang Wahyono ¹, Suhariningsih ², Indhana Sudiharto 3 1 Mahasiswa D4 Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di Lab Lama Teknik Elektro FPTK UPI dengan perencanaan rangkaian listrik yang dipasang beberapa beban listrik. Pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN 3.1 FLOWCHART Mulai Lampu TL yang digunakan 10 watt, 20 watt dan 40 watt Perhitungan kapasitor daya untuk tiap-tiap lampu TL yang paling baik Pengujian Faktor Daya Kapasitor

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL 16 Jurnal Program Studi Teknik Elektro JE-Unisla EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL Suharijanto 1), Abdullah Iskandar 2), Agus Supriyadi 3) 11) Dosen Fakultas Teknik Prodi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan audit ini dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2017 hingga 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan audit ini dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2017 hingga 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan audit ini dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2017 hingga 26 Januari 2017 dan mengambil tempat di Blok A Gedung Keuangan Negara Yogyakarta.

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Daya Listrik Peningkatan terhadap kebutuhan dan konsumsi energi listrik yang baik dari segi kualitas dan kuantitas menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan utilitas

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pengertian Energi Energi adalah suatu yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan tapi dapat dirasakan keberadannya. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Energi merupakan

Lebih terperinci

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF BAB III PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF 3.1. Perancangan Perbaikan Faktor Daya ( Power Factor Correction ) Seperti diuraikan pada bab terdahulu, Faktor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Listrik merupakan suatu kebutuhan penting bagi manusia dalam menjalankan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Listrik merupakan suatu kebutuhan penting bagi manusia dalam menjalankan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Listrik merupakan suatu kebutuhan penting bagi manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, dimana pada yang zaman modern ini sudah banyak alat pendukung kehidupan

Lebih terperinci

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik Rita Prasetyowati Jurusan Pendidikan Fisika-FMIPA UNY ABSTRAK Masyarakat luas mengenal alat penghemat listrik sebagai alat yang dapat menghemat

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 32 BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perancangan ini, penulis akan merancang genset dengan penentuan daya genset berdasar beban maksimum yang terukur pada jam 14.00-16.00 WIB

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB 4 ANALISIS HASIL PENGUKURAN BAB 4 ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk melihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan menggunakan KWh-meter analog 3 fasa dan KWh-meter digital 3 fasa. Perbandingan yang dilihat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari hasil data yang di peroleh saat melakukan penelitian di dapat seperti pada table berikut ini. Tabel 4.1 Hasil penelitian Tahanan (ohm) Titik A Titik

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lama semakin pesat. Seiring dengan itu konsumsi daya listrik pun semakin besar.

BAB I PENDAHULUAN. lama semakin pesat. Seiring dengan itu konsumsi daya listrik pun semakin besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan gedung bertingkat di Indonesia semakin lama semakin pesat. Seiring dengan itu konsumsi daya listrik pun semakin besar. Konsumsi daya

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK. MEMENUHI PENAMBAHAN BEBAN 300 kva TANPA PENAMBAHAN DAYA PLN

ANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK. MEMENUHI PENAMBAHAN BEBAN 300 kva TANPA PENAMBAHAN DAYA PLN ANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK MEMENUHI PENAMBAHAN BEBAN 300 kva TANPA PENAMBAHAN DAYA PLN 1. Ir. H. Mohammad Amir., M.Eng 2. Aji Muharam Somantri Konsentrasi Teknik Tenaga Listrik, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Solar PV System Users Maintenance Guide

Solar PV System Users Maintenance Guide Solar PV System Users Maintenance Guide Solar Surya Indonesia Komplek Ruko GreenVile Blok A No 1-2 Jl. Green Vile Raya, Duri Kepa Jakarta Barat 11510 Telp: 021-566.2831 Pedoman Pemilik Solar PV System

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. side) A unit 10 yang diambil oleh pihak CBM ( condition based maintenance) termography infrared sebanyak 2 buah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. side) A unit 10 yang diambil oleh pihak CBM ( condition based maintenance) termography infrared sebanyak 2 buah. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diambil pada panel listrik 3 fasa Generator A.C sealing oil pump motor (air side) A

Lebih terperinci

KOMPONEN INSTALASI KOMPONEN UTAMA

KOMPONEN INSTALASI KOMPONEN UTAMA KOMPONEN INSTALASI KOMPONEN UTAMA KABEL INSTALASI Kabel instalasi merupakan komponen utama instalasi listrik dimana akan mengalirkan tenaga listrik yang akan digunakan pada peralatan listrik. SAKLAR. Saklar

Lebih terperinci

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, Maret Oleh: Fariz M.

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, Maret Oleh: Fariz M. PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, 24-26 Maret 2015 Oleh: Fariz M. Rizanulhaq Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) TUJUAN DAN SASARAN Peserta memahami berbagai macam alat proteksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya Pada desain fasilitas penunjang Bandara Internasional Kualanamu adanya tuntutan agar keandalan sistem tinggi, sehingga kecuali

Lebih terperinci

ANALISIS UPAYA PENURUNAN BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA LAMPU PENERANGAN

ANALISIS UPAYA PENURUNAN BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA LAMPU PENERANGAN SSN: 1693-6930 39 ANALSS UPAYA PENUUNAN BAYA PEMAKAAN ENEG LSTK PADA LAMPU PENEANGAN Slamet Suripto Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhamadiyah Yogyakarta Abstrak Keterbatasan sumber

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Gedung Twin Building Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Gedung Twin Building Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Prinsip Kerja Alat Pada penelitian ini pengukuran dilakukan pada sebuah gedung di salah satu kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dimana penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Umum Untuk menganalisa kegagalan pengasutan pada motor induksi 3 fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung ( visual ) terhadap motor induksi

Lebih terperinci

Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow

Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow Sidang Tugas Akhir (Genap 2011-2012) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow Nama : Dendy Yumnun Wafi NRP : 2209 105 094 Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODE PENGUMPULAN DATA Agar tujuan penelitian ini tercapai, perlu diketahui penggunaan konsumsi daya yang ada di hotel Permai ini, data-data yang akan dicari adalah data-data

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan selama 2 bulan mulai tanggal 1 November 2016 sampai tanggal 30 Desember

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL No. 11 / Tahun VI. April 2013 ISSN 1979-2409 IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Akhmad Saogi Latif Pusat Teknologi

Lebih terperinci

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III KEBUTUHAN GENSET BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.

Lebih terperinci

Konservasi Energi Pada Sistem Kelistrikan. Prasetyo Roem Amaris Tendean, 4 Februari 2014

Konservasi Energi Pada Sistem Kelistrikan. Prasetyo Roem Amaris Tendean, 4 Februari 2014 Konservasi Energi Pada Sistem Kelistrikan Prasetyo Roem Amaris Tendean, 4 Februari 2014 Potensi Penghematan Listrik di Gedung komersial Porsi beban % Penghematan % Hasil Total % AC 60 20 12 Pompa 15 10

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pembangkit Listrik Tenaga Uap merupakan pembangkit yang memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik. Pembangkit

Lebih terperinci

PENGARUH PEMASANGAN KAPASITOR SHUNT TERHADAP KONSUMSI DAYA AKTIF INSTALASI LISTRIK

PENGARUH PEMASANGAN KAPASITOR SHUNT TERHADAP KONSUMSI DAYA AKTIF INSTALASI LISTRIK Abstract PENGARUH PEMASANGAN KAPASITOR SHUNT TERHADAP KONSUMSI DAYA AKTIF INSTALASI LISTRIK Oleh : Winasis, Azis Wisnu Widhi Nugraha Program Sarjana Teknik Unsoed Purwokerto The application of shunt capacitor

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (PT ASTRA INDONESIA)

BAB II DESKRIPSI GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (PT ASTRA INDONESIA) BAB II DESKRIPSI GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (PT ASTRA INDONESIA) 2.1. Gambaran Umum AUTO 2000 adalah jaringan jasa penjualan, perawatan, perbaikan dan penyediaan suku cadang Toyota yang manajemennya

Lebih terperinci

EVALUASI POWER PLANT UNTUK PEMASTIAN KEHANDALAN SISTEM OPERASIONAL LOKATOR DI KAMAL BANDARA SOEKARNO HATTA TANGERANG

EVALUASI POWER PLANT UNTUK PEMASTIAN KEHANDALAN SISTEM OPERASIONAL LOKATOR DI KAMAL BANDARA SOEKARNO HATTA TANGERANG EVALUASI POWER PLANT UNTUK PEMASTIAN KEHANDALAN SISTEM OPERASIONAL LOKATOR DI KAMAL BANDARA SOEKARNO HATTA TANGERANG Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS DAYA LISTRIK GEDUNG UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

IDENTIFIKASI KUALITAS DAYA LISTRIK GEDUNG UNIVERSITAS PGRI SEMARANG DENTFKAS KUALTAS DAYA LSTRK GEDUNG UNVERSTAS PGR SEMARANG Adhi Kusmantoro 1 Agus Nuwolo Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas PGR Semarang Jl. Sidodadi Timur No.4 Dr.Cipto Semarang 1 Email

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA 3.1 Bendungan Gambar 3.1 Ilustrasi PLTMH cinta mekar (sumber,ibeka, 2007) PLTMH Cinta Mekar memanfaatkan aliran air irigasi dari sungai Ciasem yang berhulu di Gunung

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 AUDIT ELEKTRIKAL Audit atau pemeriksaan menurut sumber Wikipedia dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama dari sebagian besar bidang teknik tenaga listrik adalah untuk menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. utama dari sebagian besar bidang teknik tenaga listrik adalah untuk menyediakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kualitas hidup manusia menuntut peningkatan kebutuhan dari manusia itu sendiri, seperti kebutuhan akan daya listrik. Oleh karena itu, tujuan utama dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam merancang bangun, yaitu : 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam perancangan Variable

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan yang membahas seluruh materi yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan yang membahas seluruh materi yang BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan yang membahas seluruh materi yang berkaitan dengan judul project work yang disajikan yaitu : latar belakang, permasalahan, batasan masalah, tujuan, serta

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik

Gambar 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik 30%. 1 Alat penghemat daya listrik bekerja dengan cara memperbaiki faktor daya Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik Alat penghemat daya listrik adalah suatu

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu contoh energi yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut, energi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEOR. Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik Gangguan dapat mengakibatkan kerusakan yang cukup besar pada sistem tenaga listrik. Banyak sekali studi, pengembangan alat dan desain sistem perlindungan

Lebih terperinci

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 39 BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 3.1 Sistem Distribusi Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTP dan yang lainnya, dengan tegangan yang

Lebih terperinci

Koreksi Faktor Daya. PDF created with FinePrint pdffactory trial version

Koreksi Faktor Daya. PDF created with FinePrint pdffactory trial version Bab 10 Koreksi Faktor Daya Apa yg dimaksud faktor daya arus listrik yang digunakan oleh hampir semua perlengkapan arus listrik bolak-balik dapat dibedakan menjadi dua bagian : q arus listrik yang dikonversikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan berita resmi Badan Pusat Statistik No. 81/11/Th. XVII, 2014

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan berita resmi Badan Pusat Statistik No. 81/11/Th. XVII, 2014 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan berita resmi Badan Pusat Statistik No. 81/11/Th. XVII, 2014 pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan III-2014 naik sebesar 4,96 persen

Lebih terperinci

Menurunkan Biaya Pemakaian Listrik 8 Unit Gedung Melalui Perbaikan Faktor Daya dan Profil Tegangan

Menurunkan Biaya Pemakaian Listrik 8 Unit Gedung Melalui Perbaikan Faktor Daya dan Profil Tegangan Juli - Desember 2013 88 Menurunkan Biaya emakaian Listrik 8 Unit Gedung Melalui erbaikan Faktor Daya dan rofil Tegangan Rafael Sri Wiyardi Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran Gunungpati

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daya 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Diagram Satu Garis Sistem Distribusi Tenaga Listrik Pada Hotel Bonero Living Quarter Jawa

Lebih terperinci

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI INSTALASI CAHAYA HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI JENIS INSTALASI LISTRIK Menurut Arus listrik yang dialirkan 1. Instalasi Arus Searah (DC) 2. Instalasi Arus Bolak-Balik (AC) Menurut Pemakaian

Lebih terperinci

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH 216 217 Pekerjaan instalasi listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak serta merta langsung boleh dioperasikan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN. Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan,

BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN. Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan, BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN 4.1 Analisis dan Pembahasan Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan, maka diperlukan pemeriksaan terhadap instalasi listrik tersebut. Hal

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN CAPACITOR BANK BESERTA IMPLEMENTASINYA UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA LISTRIK DI POLITEKNIK KOTA MALANG

ANALISIS KEBUTUHAN CAPACITOR BANK BESERTA IMPLEMENTASINYA UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA LISTRIK DI POLITEKNIK KOTA MALANG M. Fahmi Hakim, Analisis Kebutuhan Capacitor Bank, Hal 105-118 ANALISIS KEBUTUHAN CAPACITOR BANK BESERTA IMPLEMENTASINYA UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA LISTRIK DI POLITEKNIK KOTA MALANG Muhammad Fahmi Hakim

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA 4.1. Sistem Kelistrikan Dalam mengevaluasi kelistrikan yang ada di gedung PT Sambuja Lestari di jalan Pluit Raya, Jakarta Utara hal yang harus diperhitungkan adalah jumlah

Lebih terperinci