PERBEDAAN UKURAN DAN BENTUK STOMATA TUMBUHAN AIR DAN TUMBUHAN DARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBEDAAN UKURAN DAN BENTUK STOMATA TUMBUHAN AIR DAN TUMBUHAN DARAT"

Transkripsi

1 PERBEDAAN UKURAN DAN BENTUK STOMATA TUMBUHAN AIR DAN TUMBUHAN DARAT M. Firdaus, Elsje Theodora Maasawet ABSTRAK Stomata merupakan celah pada epidermis organ tumbuhan yang berwarna hijau, terutama terdapat pada helaian daun permukaan sebelah bawah, yang dibatasi oleh dua sel penutup yang biasanya bentuknya berlainan dengan sel epidermis disekitarnya, misalnya berbentuk ginjal atau halter. Bentuk stomata bervariasi dari segi bentuk dan kerapatan berdasarkan lingkungan tumbuhan itu sendiri. Lestari (2005), menyatakan bahwa bentuk stomata yang berbeda ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri. Tanaman dengan kondisi kekurangan air memiliki stomata dengan kerapatan rendah serta memiliki sel buliform berukuran besar dengan kerapatan relatif besar, sedangkan pada kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan kerapatan tinggi.stomata dapat mengecil pada keadaan lingkungan yang kurang memungkinkan untuk bertaham hidup, dalam tumbuhan berlangsung secara teratur pertukaran berbagai gas yang diperlukannya. Permasalahan penelitian adalah bagaimana perbedaan ukuran dan bentuk stomata pada tumbuhan air dan tumbuhan darat. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan ukuran dan bentuk stomata pada tumbuhan air dan tumbuhan darat. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan sampel tumbuhan air dan tumbuhan darat. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan sampling Insidental, penentuan sampel berdasarkan kebetulan. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah ukuran dan bentuk stomata tumbuhan sebagai variabel terikat, sedangkan tumbuhan air dan tumbuhan darat sebagai variabel bebas Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kamera HP untuk dokumentasi berupa gambar.data hasil penelitian diamati (bentuk) dan diukur (panjang dan lebar) dengan pengamatan bentuk dan ukuran, diperoleh tumbuhan eceng gondok atau Eichhornia crassipes merupakan tumbuhan air yang memiliki ukuran lebih besar dari semua sampel tumbuhan yang diamati dan kedua bentuk stomata tumbuhan air dan tumbuhan darat terdapat perbedaan. Dengan demikian terdapat perbedaan ukuran dan bentuk stomata tumbuhan air dan tumbuhan darat. Kata kunci : Ukuran Stomata, Bentuk Stomata. LATAR BELAKANG Tumbuhan merupakan salah satu bagian dari mahkluk hidup. Tumbuhan sangat bervariasi dan beranekaragam dari tumbuhan tingkat rendah hingga tumbuhan tungkat tinggi. Habitat tumbuhan pun berbeda-beda ada yang hidup di air dan ada juga tumbuhan yang hidup di darat degan memiliki masing-masing cara untuk dapat beradaptasi dlingkungannya. Tumbuhan yang hidup di air merupakan bagian dari vegetasi penghuni bumi ini, yang media tumbuhnya adalah perairan. Penyebarannya meliputi perairan air tawar, payau sampai ke lautan dengan beraneka ragam jenis, bentuk dan sifatnya. Jika memperhatikan sifat dan posisi hidupnya di perairan, tumbuhan air dapat dibedakan dalam 4 jenis, yaitu: tanaman air yang hidup pada bagian tepian perairan, tumbuhan air yang hidup pada bagian permukaan perairan, tumbuhan air yang hidup melayang di dalam perairan, dan tumbuhan air yang tumbuh pada dasar perairan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuhan air itu terutama ialah suhu, udara, dan konsentrasi serta komposisi garam-garam dalam air. Ciri strukural yang paling mencolok pada daun-daun tumbuhan air adalah penyusutan jaringan-jaringan penunjang dan pelindung, berkurangnya jumlah jaringan pembuluh, khususnya xylem, dan adanya ruangan udara. 81

2 Tumbuhan yang hidup di daerah daratan sering mendapatkan masalah dari segi ketersediaan air untuk kelangsungan hidupnya, hal ini dapat mempengaruhi berbagai mekanisme seluler, biokimia, dan fisiologi tumbuhan dalam tubuhnya sendiri. Pada tingkat seluler kekeringan mengakibatkan kehilangan air protoplasmik sehingga konsentrasi ion meningkat, menghambat fungsi-fungsi metabolik, dan meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi antar molekul yang dapat menyebabkan denaturasi protein dan fusi membran. Pengaruh negatif cekaman kekeringan terhadap tumbuhan ditentukan oleh tingkat cekaman dan fase pertumbuhan saat mengalami cekaman. Tumbuhan juga mengalami dehidrasi atau cekaman air tidak hanya karena kondisi kekeringan dan salinitas tinggi, tetapi juga karena suhu rendah (frost). Tumbuhan menanggapi dan beradaptasi terhadap cekaman air untuk mempertahankan diri dari cekaman lingkungan tersebut. Cekaman air sering menyebabkan hambatan pertumbuhan, produksi, dan bahkan menyebabkan kematian. Agar tetap dapat hidup dalam kondisi kekurangan air, maka tanaman harus memiliki sistem pertahanan terhadap cekaman lingkungan tersebut (Widyasari et al., 2004). Tumbuhan memiliki beberapa organ penting diantaranya adalah akar, batang, dan daun. Organ-organ pada tumbuhan sangat berpengaruh untuk kelangsungan hidupnya. Organ seperti daun merupakan tempat yang pokok untuk melangsungkan kehidupan pada tumbuhan. Daun pada umumnya berbentuk tipis melebar, berwarna hijau, duduk daun pada batang menghadap ke atas. Bentuk daun umumnya tipis, datar dan diperkuat oleh tulang daun dan memiliki permukaan luas untuk menerima cahaya. Daun berfungsi untuk transportasi dan menangkap cahaya untuk fotosintesis, yaitu perubahan energi matahari menjadi energi kimia. Pertukaran gas ini terjadi melewati stomata. Stomata merupakan celah pada epidermis organ tumbuhan yang berwarna hijau, terutama terdapat pada helaian daun permukaan sebelah bawah, yang dibatasi oleh dua sel penutup yang biasanya bentuknya berlainan dengan sel epidermis disekitarnya, misalnya berbentuk ginjal atau halter. Bentuk stomata bervariasi dari segi bentuk dan kerapatan berdasarkan lingkungan tumbuhan itu sendiri (Syarif, 2009). Lestari (2005), menyatakan bahwa bentuk stomata yang berbeda ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri. Tanaman dengan kondisi kekurangan air memiliki stomata dengan kerapatan rendah serta memiliki sel buliform berukuran besar dengan kerapatan relative besar, sedangkan pada kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan kerapatan tinggi. Stomata dapat mengecil pada keadaan lingkungan yang kurang memungkinkan untuk bertaham hidup. dalam tumbuh-tumbuhan berlangsung secara teratur pertukaran berbagai gas yang diperlukannya. Pengatur dari gerakan-gerakan pergantian senyawa dari dalam keluar atau sebaliknya dari luar terjadi di dalam stomata. yang juga mengatur berlangsungnya penguapan, dalam pengertian mengatur agar tidak terjadi kekurangan air dalam tumbuhan. Pengaturan ini dilangsungkan melalui porus terletak diantara kedua sel pentutup. Gerakan-gerakan ini datang dari sel penutupnya yang mampu melakukan perubahan bentuk, karena memiliki dinding sel yang bersifat elastis. Perubahan bentuk dan gerakan pada sel-sel penutup ini terpengaruh oleh faktor-faktor dari luar, seperti pengaruh temperatur, tekanan air, dan zat-zat kimia (Sutrian, 2011). 82

3 Stomata sangat berperan dalam beberapa hal yang penting diantaranya dalam proses fotosintesis. Bila stomata pada tumbuhan rusak akibat polutan maka mengakibatkan dapat terhambatnya pertumbuhan tumbuhan. Ukuran, bentuk serta kerapatan suatu stomata dapat di pengaruhi oleh beberapa hal seperti intessitas cahaya dan kelembapan. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses metabolisme. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis (Annisa, 2008). Stoma pada daun memungkinkan terjadinya pertukaran gas. Hal ini berguna untuk CO 2 respirasi dan transpirasi. Tiap stoma terdiri atas porus (celah ), sel penutup dan sel tetangga pada stoma terdapat kloroplas yang berfungsi dalam proses fotosintesis, sedangkan sel tetangga yaitu sel-sel yang mengelilingi stoma biasanya dari dua sampai lima sel epidermis. Bentuk dan tipe stomata tiap tumbuhan berbeda. Tipe stomata tumbuhan dikotil terdiri dari Anomocytic, Anisocytic, Cyclocytic, Diacytic, Paracytic, Parallelocytic. Pada tumbuhan monokotil memiliki tipe stomata Gramineae, dan tipe mononjol. Selain tipetipe tersebut terdapat tipe-tipe stomata yang lain seperti tipe paneropor dan kriptopor, Heleborus, Mnium, dan Amaryllidaceae (Risfi, 2013). Haryani dan Tetrinica (2009), menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yaitu intensitas cahaya matahari, konsentrasi CO 2 dan hormon asam absisat (ABA). Melalui Cahaya matahari merangsang sel penutup menyerap ion K + dan air, sehingga stomata membuka pada pagi hari. Konsentrasi CO 2 yang rendah di dalam daun juga dapat menyebabkan stomata membuka. Faktor internal yaitu jam biologis memicu serapan ion pada pagi hari sehingga stomata membuka, sedangkan malam hari terjadi pembebasan ion yang menyebabkan stomata akan menutup. Stomata pada kondisi cekaman kekeringan akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya stomata adalah Asam Absisat (ABA). ABA merupakan senyawa yang berperan sebagai sinyal adanya cekaman kekeringan sehingga stomata segera menutup. Beberapa tanaman beradaptasi terhadap cekaman kekeringan dengan cara mengurangi ukuran stomata dan jumlah stomata. Mekanisme membuka dan menutup stomata pada tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan sangat efektif, sehingga jaringan tanaman dapat menghindari kehilangan air melalui penguapan dan Jumlah stomata yang lebih banyak pada permukaan bawah merupakan suatu mekanisme adaptasi pohon terhadap lingkungan darat (Champbell et al., 2003). Bagaimana perbedaan ukuran dan bentuk stomata pada tumbuhan air dan tumbuhan darat? METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskripstif, yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan sesuatu atau status fenomena, dimana hal ini penulis ingin mengetahui perbedaan stomata (ukuran dan bentuk) yang ada pada tumbuhan air dan tumbuhan darat di Samarinda 83

4 Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Pendidikan Biologi Fakultas FKIP Universitas Mulawarman Samarinda. Populasi dalam peneltian ini adalah tumbuhan air dan tumbuhan darat di Samarinda. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yangn dimiliki oleh populasi. Penelitian ini menggunakan purposiv sampling teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiono, 2011). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 10 jenis tumbuhan air dan 10 jenis tumbuhan darat. Variabel bebas adalah tumbuhan air dan tumbuhan darat, sedangkan variabel terikat adalah ukuran dan bentuk stomata tumbuhan air dan tumbuhan darat dalam hal ini adalah menlihat perbedaan ukuran dan bentuk stomata tumbuhan air dan tumbuhan darat. Ukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas. Menentukan ukuran panjang dan lebar pada stomata tumbuhan air dan tumbuhan darat dengan satuan milimikron (mm). Tumbuhan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah tumbuhan yang hidup di parit dan di kolam serta tumbuhan yang biasa dijumpai diatas genangan air seperti; tumbuhan teratai (Nymphaea), tumbuhan eceng gondok (Eichhornia crassipes), tumbuhan kangkung air (Ipomoea aquatic), tumbuhan talas (Colocasia esculanta), tumbuhan rumput teki (Cyperus rotundus L),tumbuhan apu-apu (Pistia stratiotes), tumbuhan melati air (Echinodorus palaefolius), tumbuhan rumput malela (Brachiaria mutica), tumbuhan genjer (Limnocharis flava), dan tumbuhan putri malu (Mimosa pudica). Tumbuhan darat adalah tumbuhan yang hidup di darat. Tumbuhan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah tumbuhan yang berada di area perpustakaan Universitas Mulawarman Samarinda seperti; tumbuhan mengkudu (Morinda citrifolia), tumbuhan mangga (Mangifera indica), tumbuhan jeruk nipis (Citrus aurantiifolia), tumbuhan terong (Solanum melongen), tumbuhan sepatu (Hibiscus rosasinensis L.), tumbuhan kamboja (Plumeria), tumbuhan ketapang (Terminalia catappa), tumbuhan palem raja (Roystone regia), tumbuhan beluntas (Pluchea indica), dan tumbuhan bunga kertas (Bougainvillae). Penelitian ini disusun dengan menggunakan metode komparatif atau metode perbandingan, yang membandingkan antara stomata tumbuhan air dengan stomata tumbuhan darat dalam segi bentuk dan ukuran, dengan masing-masing satu kali pengamatan dengan menggunakan mikroskop dan objek mikrometer. Alat dan Bahan 1. Alat: a. Mikroskop, b. Kamera HP c. Pipet tetes d. Silet e. Gelas benda dan penutup f. Mikrometer 2. Bahan: a. tissue 84

5 b. Air bersih c. Tumbuhan air : 1) Tumbuhan Teratai (Nymphaea) 2) Tumbuhan Eceng gondok (Eichhornia crassipes) 3) Tumbuhan Kangkung air (Ipomoea aquatic) 4) Tumbuhan Talas (Colocasia esculanta) 5) Tumbuhan Rumput Teki (Cyperus rotundus L) 6) Tumbuhan Apu apu (Pistia stratiotes) 7) Tumbuhan Melati Air (Echinodorus palaefolius) 8) Tumbuhan Rumput Malela (Brachiaria mutica) 9) Tumbuhan Genjer (Limnocharis flava) 10) Tumbuhan Putri Malu (Mimosa pudica) d. Tumbuhan darat : 1) Tumbuhan Mengkudu (Morinda citrifolia) 2) Tumbuhan Mangga (Mangifera indica) 3) Tumbuhan Jeruk nipis (Citrus aurantiifolia) 4) Tumbuhan Terong (Solanum melongen) 5) Tumbuhan Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) 6) Tumbuhan Kamboja (Plumeria) 7) Tumbuhan Ketapang (Terminalia catappa) 8) Tumbuhan Palem Raja (Roystone regia) 9) Tumbuhan Beluntas (Pluchea indica) 10) Tumbuhan Bunga Kertas (Bougainvillae) Prosedur Kerja a. Mengamati bentuk stomata 1) Dibersihkan daun dengan air, kemudian daun dikeringkan menggunakan tisu. 2) Disayat daun hingga tipis (jangan sampai robek). 3) Diletakkan sampel daun (tumbuhan air dan tumbuhan darat) di meja preparat, kemudian ditutup dengan gelas penutup. 4) Dilakukan pengamatan stomata dengan mikroskop dengan perbesaran kuat 40x10, sambil memperoleh visualisasi yang jelas kemudian mencatat tipe stomata (Simbolon, 2014). b. Menentukan ukuran stomata 1) Diganti gelas objek dengan obyek micrometer. 2) Menngganti lensa okuler yang biasa dengan lensa okuler yang berskala. 3) Dikalibrasikan dengan mencari bayangannya, bayangan skala okuler mikrometer ditepatkan pada bayangan panjang atau lebar. 4) Nilai panjang atau lebar porus stomata ditentukan dengan mengalikan jumlah bayangan skala panjang atau lebar tersebut dengan nilai peneraan okuler micrometer (Haryanti, 2009). Analisis Data a. Pengambilan Data Data yang diambil dan diamati dengan penelitian ini meliputi: 1. Menentukan ukuran stomata pada tumbuhan air dan darat dengan rumus: Panjang stomata = Hasil kalibrasi x Jumlah peneraan okuler. 85

6 2. Pengamatan bentuk pada stomata tumbuhan air dan tumbuhan darat dengan menggunakan kamera yang dideskripsikan dalam bentuk gambar. b. Analisis Data Analisis pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Deskriptif dilakukan dengan menerangkan datadata fisik stomata yang ada pada tumbuhan air dan darat. Setelah data-data tersebut terpenuhi maka data tersebut dibandingkan HASIL PENELITIAN Hasil pengamatan gambar dokumentasi dari stomata tumbuhan air dengan perbesaran yang digunakan adalah perbesaran 40x10. Tabel 1. Ukuran dan Bentuk Stomata Tumbuhan Air No. Nama Tumbuhan Ukuran Stomata Panjang Lebar Bentuk Stomata 1 Tumbuhan Teratai Merah (Nymphaea rubra) mm mm Menonjol 2 Tumbuhan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) mm mm Phaneropore 3 Tumbuhan kangkung air (Ipomoea aquatic) mm mm Parasitik 4 Tumbuhan Talas (Colocasia esculanta) 0.03 mm mm Anisositik 5 Tumbuhan Rumput Teki (Cyperus rotundus L) mm mm Graminae 6 Tumbuhan Apu-Apu (Pistia stratiotes) 0.02 mm mm Menonjol 7 Tumbuhan Melati Air (Echinodorus palaefolius) 0.05 mm mm Kriptopore 8 Tumbuhan Rumput malela (Brachiaria mutica) mm mm Graminae 9 Tumbuhan Genjer (Limnocharis flava) mm mm Amarylidaceae 10 Tumbuhan Putri Malu (Mimosa pudica) mm mm Diasitik Hasil pengamatan ukuran dan bentuk stomata pada tumbuhan darat dengan perbesaran 40x10. Tabel 2 Tabel 2. Ukuran dan Bentuk Stomata Tumbuhan Darat No. Nama Tumbuhan Ukuran Stomata Panjang Lebar Bentuk Stomata 1 Tumbuhan Mengkudu (Morinda citrifolia) mm mm Parasitik 2 Tumbuhan Mangga (Mangifera indica) 0.02 mm mm Anomositik 3 Tumbuhan Jeruk Nipis (Citrus aurantiifolia) mm mm Anisositik 4 Tumbuhan Terong (Solanum melongena) mm 0.01 mm Anomositik 5 Tumbuhan Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis. L) mm 0.02 mm Diasitik 6 Tumbuhan Kamboja (Plumeria) mm 0.02 mm Anomositik 7 Tumbuhan Ketapang (Terminalia catappa) mm mm Diasitik 8 Tumbuhan Palem (Arecaceae) mm mm Graminae 9 Tumbuhan Bunga kertas (Bougainvillae) mm 0.02 mm Anomositik 10 Tumbuhan Bluntas (Pluchea indica) mm mm Diasitik PEMBAHASAN Struktur dan fungsi pada tumbuhan merupakan derivat jaringan epidermis pada daun. Stomata berupa lubang-lubang yang masing-masing dibatasi oleh sel penutup, yaitu sel-sel epidermis yang telah mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Perhatikan Gambar 1. Stomata berfungsi untuk pertukaran gas. Adapun bagian-bagian stomata sebagai berikut. 86

7 Gambar 1. Epidermis pada daun 1. Sel Penutup (Guard Cell) Sel penutup disebut juga sel penjaga. Sel penutup terdiri dari sepasang sel yang kelihatannya simetris dan umumnya berbentuk ginjal. Sel-sel penutup merupakan sel-sel aktif (hidup). Pada sel-sel penutup terdapat kloroplas. 2. Celah (Aperture = porus) Di antara kedua sel penutup terdapat celah (porus) yang berupa lubang kecil. Sel penutup dapat mengatur menutup atau membukanya porus berdasarkan perubahan osmosisnya. 3. Sel Tetangga (Subsidiary Cell) Sel tetangga merupakan sel-sel yang berdampingan atau yang berada di sekitar sel-sel penutup. Sel-sel tetangga dapat terdiri dari dua buah atau lebih yang secara khusus melangsungkan fungsinya secara berasosiasi dengan selsel penutup. 4. Ruang Udara Dalam (Substomata Chamber) Ruang udara merupakan suatu ruang antarsel yang besar dan berfungsi ganda dalam fotosintesis, transpirasi, dan juga respirasi. Keadaan keempat bagian tersebut berbeda pada saat stomata terbuka dan tertutup. Perhatikan Gambar 2. berikut. Gambar 2. Stomata terbuka dan tertutup 87

8 Berdasarkan letak sel penutupnya, stomata dapat dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut. 1. Stomata fanerofor, yaitu stomata yang sel-sel penutupnya terletak pada permukaan daun (menonjol) sehingga memudahkan pengeluaran air, misalnya pada tumbuhan hidrofit. 2. Stomata kriptofor, yaitu stomata yang sel-sel penutupnya berada jauh di bawah permukaan daun (tersembunyi), fungsinya untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. Contohnya pada tumbuhan xerofit Tumbuhan yang hidup di air merupakan tumbuhan yang memiliki persedian air berlimpah karena media tumbuhnya adalah perairan. Penyebaranya meliputi perairan air tawar, payau sampai ke lautan dengan beraneka ragam jenis, bentuk dan sifatnya. Tumbuhan air ada yang hidup pada bagian permukaan perairan, yang hidup melayang di dalam perairan, dan yang tumbuh pada dasar perairan. Berlawanan dengan berbagai tipe habitat xerofitik, air meyediakan habitat yang seragam dan karena itu struktur anatomi tumbuhan air kurang bervariasi dibandingkan dengan xerofit. Faktorfaktor yang mempengaruhi tumbuhan air itu terutama ialah suhu, udara, dan konsentrasi serta komposisi garam dalam air. Ciri strukur yang paling mencolok pada daun-daun tumbuhan air adalah penyusutan jaringan-jaringan penunjang dan pelindung, berkurangnya jumlah jaringan pembuluh, khususnya xylem, dan adanya ruangan udara. Tumbuhan air memiliki cara untuk beradaptasi dengan lingkungannya seperti daun yang ada pada tumbuhan air lebih besar, akar yang tidak terlalu panjang, tidak mempunyai lapisan lilin, dan stomata yang pada umumnya besar serta letak stomatanya berada di atas permukaan daun (Eka, 2012). Daun yang lebar pada tumbuhan air dikarenakan stomata yang banyak sehingga hal ini dapat mempercepat proses fotosintesis. Lapisan lilin juga tidak dimiliki oleh daun pada tumbuhan air di karenakan lapisan lilin tersebut hanya akan memperlambat proses penguapan pada tumbuhan air dan letak stomata yang ada di bagian atas dikarenakan stomata tersebut langsung berhadapan dengan atmosfer sehingga mempercepat proses transpirasi (Eka, 2012). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan telah didapatkan 10 stomata tumbuhan air yang telah di identifikasi ukuran dan bentuknya seperti: teratai, eceng gondok, melati air, genjer, apu-apu, rumput teki, dan rumput malela. Masing- masing dari tumbuhan air tersebut memiliki ukuran stomata dan tipe yang berbeda. Tumbuhan teratai merah memiliki ukuran stomata dengan panjang mm dan lebar mm yang memiliki tipe menonjol. Tumbuhan eceng gondok, pada daun tumbuhan eceng gondok yang merupakan tumbuhan air, jumlah stomatanya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah stomata pada daun waru (tumbuhan darat). Hal ini dikarenakan adaptasi tumbuhan eceng gondok yang memerlukan stomata yang lebih banyak untuk membantu melakukan penguapan. mempunyai ukuran stomata dengan panjang mm dan lebar mm yang memiliki tipe phanerpore, tumbuhan kangkung air mempunyai ukuran stomata dengan panjang mm dan lebar mm yang memiliki tipe parasitik, tumbuhan talas memiliki ukuran stomata dengan panjang 0.03 mm dan lebar mm yang memiliki tipe anisositik, tumbuhan rumput teki dengan ukuran stomata panjang mm dan mm yang memiliki tipe graminae, tumbuhan apu-apu mempunyai ukuran stomata dengan panjang

9 mm dan lebar mm yang memiliki tipe menonjol, tumbuhan melati air mempunyai ukuran stomata dengan panjang 0.05 mm dan lebar mm yang memiliki tipe diasitik, tumbuhan rumput malela mempunyai ukuran stomata dengan panjang mm dan mm yang memiliki tipe graminae, tumbuhan genjer mempunyai ukuran stomata dengan panjang mm dan lebar mm yang memiliki tipe amarylidaceae, dan tumbuhan putri malu mempunyai ukuran stomata dengan panjang mm dan lebar mm yang memiliki tipe diasitik. Tanaman teratai tumbuh di permukaan air yang tenang. Tanaman teratai memiliki daun yang tumbuh mengambang di permukaan air. daun teratai keluar dari tangkai yang berasal dari rizoma yang berada di dalam lumpur pada dasar kolam, sungai atau rawa. Teratai putih (Nymphaea alba) satu diantara 50-an jenis teratai. Tangkai teratai terdapat di tengah-tengah daun. Daun berbentuk bundar atau bentuk oval yang lebar yang terpotong pada jari-jari menuju ke tangkai. Permukaan daun tidak mengandung lapisan lilin sehingga air yang jatuh ke permukaan daun tidak membentuk butiran air.. Teratai memiliki struktur anatomis yang berbeda dengan tumbuhan lainnya. Struktur tersebut merupakan hasil adaptasi dengan lingkungannya yang memiliki kelebihan dalam hal ketersediaan air dan kelembapan yang tinggi serta keadaan yang kekurangan oksigen. Teratai memiliki lebih banyak ruang-ruang udara untuk membantu pengapungan di permukaan air. Struktur Anatomi Daun Teratai (Nymphae sp.) Tidak memiliki kutikula, pada umumnya tumbuhan hidrofit memiliki kutikula yang sangat tipis bahkan tidak memiliki kutikula sama sekali.epidermis yang dimiliki hanya selapis. Fungsi epidermis lebih berperan dalam hal penyerapan gas dan nutrien. Sel-sel epidermis ini memiliki dinding yang tipis. Pada permukaan epidermis terdapat banyak stomata. Tipe stomata yang dimiliki adalah tipe menonjol keluar karena pada Nymphae sp. memiliki daun yang mengapung di atas air. Daun Nymphae sp. tergolong daun epistomatik karena stomata berada di permukaan atas daun (adaksial). Di bawah lapisan epidermis terdapat jaringan palisade yang didalamnya mengandung klorofil. Sementara itu, di bawah jaringan palisade terdapt jaringan bunga karang. Berdasarkan keberadaan dari jaringan palisade dan jaringan bunga karang, daun Nymphae sp. tergolong daun tipe dorsoventral. Pada bagian jaringan palisade, terdapat sklereid yang bercabang dan berujung runcing, dan percabangannya masuk ke ruang antar sel. Sklereid bertipe trikosklereid. Sklereid ini berfungsi sebagai penyokong dan terkait dengan sistem pengapungan tumbuhan Nymphae sp. ini. Selain pada palisade, trikosklereid juga terdapat pada jaringan spons, dimana ujung-ujung percabangannya masuk ke ruangruang antar sel. Trikomata tergolong trikoma non glanduler dimana ujungnya meruncing. Trikomata ini berfungsi sebagai pelindung dan mengurangi penguapan. Pada daun Nymphae sp., trikomata banyak dijumpai pada bagian permukaan bawah daun (abaksial). Pada bagian permukaan bawah daun terdapat epidermis bawah yang berjumlah selapis. Berdasarkan hasil penelitian tentang ukuran dan bentuk stomata ini, tumbuhan yang hidup di air mempunyai ukuran yang berbeda serta bentuk yang berbeda-beda. Perbedaan yang terlihat antara ukuran dan bentuk stomata tumbuhan diakibatkan oleh pengaruh lingkungan seperti cahaya dan kelembapan. Stomata mempunyai fungsi pada tumbuhan sebagai tempat yang dilalui oleh gas CO 2 dan O 2 dan hal ini berkaitan 89

10 dengan proses penguapan atau yang disebut dengan proses transpirasi. Lestari (2006), menyatakan bahwa proses transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor dalam yang mempengaruhi proses transpirasi antara lain: a. Lebar tidaknya bukaan porus pada stomata akan mempengaruhi sedikit banyaknya air yang keluar dari tubuh tumbuhan tersebut. faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata adalah tingkat cahaya dan kelembaban. Pada sebagian besar tumbuhan, cahaya menyebabkan stomata membuka. Pada tingkat kelembaban, sel-sel pengawal kehilangan turgornya mengakibatkan menutupnya stomata. b. Jumlah dan ukuran stomata yang dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan. c. Jumlah daun, makin luas daerah permukaan daun, makin lebar transpirasi. d. penggulungan atau pelipatan daun apabila lingkungan kurang menguntungkan. Ukuran dan Bentuk Stomata Tumbuhan Darat Tumbuhan yang hidup di daerah daratan sering mendapatkan masalah dari segi ketersediaan air untuk kelangsungan hidupnya, hal ini dapat mempengaruhi berbagai mekanisme seluler, biokimia, dan fisiologi tanaman dalam tubuhnya sendiri. Pada tingkat seluler kekeringan mengakibatkan kehilangan air protoplasmik sehingga konsentrasi ion meningkat, menghambat fungsi-fungsi metabolik, dan meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi antar molekul yang dapat menyebabkan denaturasi protein dan fusi membran. Pengaruh negatif cekaman kekeringan terhadap tanaman ditentukan oleh tingkat cekaman dan fase pertumbuhan tanaman saat mengalami cekaman. Tanaman juga mengalami dehidrasi atau cekaman air tidak hanya karena kondisi kekeringan dan salinitas tinggi, tetapi juga karena suhu rendah. Tumbuhan menanggapi dan beradaptasi terhadap cekaman air untuk mempertahankan diri dari cekaman lingkungan tersebut. Adaptasi yang terjadi pada tumbuhan yang yang hidup di daerah daratan yaitu dapat dilihat dari segi akar yang memanjang hal ini agar dapat menjangkau jauh air di dalam tanah. Tumbuhan darat memiliki lapisan lilin yang berfungsi untuk menghambat proses penguapan yang berlebihan serta memiliki ukuran stomata yang kecil bahkan mengecil disaat mengalami cekaman kekeringan yang berfungsi agar tumbuhan tetap bertahan hidup (Widyasari et al., 2004). Cekaman air sering menyebabkan hambatan pertumbuhan, produksi, dan bahkan menyebabkan kematian. Agar tetap dapat hidup dalam kondisi kekurangan air, maka tanaman harus memiliki sistem pertahanan terhadap cekaman lingkungan tersebut. Tumbuhan darat yang terpilih menjadi sampel ada 10 sampel seperti tumbuhan mangga, kembang sepatu, kamboja, palem, bluntas, bugenvil, terong, ketapang, mengkudu, dan jeruk. Masing masing dari tumbuhan tersebut seperti: Tumbuhan mengkudu mempunyai ukuran stomata dengan panjang mm dan lebar mm yang memiliki tipe parasitic, tumbuhan mangga mempunyai ukuran stomata dengan panjang 0.02 mm dan lebar mm yang memiliki tipe anomositik, tumbuhan jeruk nipis mempunyai ukuran stomata dengan panjang mm dan lebar mm yang memiliki tipe anomositik, tumbuhan terong mempunyai ukuran stomata dengan panjang mm dan lebar 0.01 mm yang memiliki tipe anomositik, tumbuhan bugenvil mempunyai ukuran stomata dengan panjang mm dan lebar 0.02 mm yang memiliki tipe anomositik, tumbuhan kamboja mempunyai ukuran stomata dengan panjang mm dan lebar 0.02 mm yang memiliki tipe anomositik, 90

11 tumbuhan ketapang mempunyai ukuran stomata dengan panjang mm dan lebar mm yang memiliki tipe diasitik, tumbuhan palem mempunyai ukuran stomata dengan panjang mm dan lebar mm yang memiliki tipe gramine, tumbuhan kembang sepatu mempunyai ukuran stomata dengan panjang mm dan lebar 0.02 mm yang memiliki tipe diasitik, dan tumbuhan bluntas mempunyai ukuran stomata dengan panjang mm dan lebar mm yang memiliki tipe diasitik. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka di peroleh ukuran dan bentuk stomata yang terdapat pada tumbuhan darat lebih kecil dibandingkan dengan ukuran stomata pada tumbuhan air. demikian juga terdapat perbedaan bentuk stomata pada masing-masing tumbuhan darat. Lestari (2006), menyatakan bahwa stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat (ABA). ABA merupakan senyawa yang berperan sebagai sinyal adanya cekaman kekeringan sehingga stomata segera menutup. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Terdapat perbedaan ukuran dan bentuk stomata pada tumbuhan air dan tumbuhan darat. 2. Ukuran stomata tumbuhan air Eceng gondok (Eichhornia crassipes) mempunyai ukuran yang lebih besar dibanding ukuran stomata tumbuhan air lainnya. 3. Bentuk-bentuk dari stomata tumbuhan air yaitu menonjol, Phaneropore, graminae, amarylidaceae, dan kriptopor. 4. Ukuran stomata tumbuhan darat bervariasi, tumbuhan Palem (Arecaceae) mempunyai ukuran yang lebih besar dibanding ukuran stomata tumbuhan darat lainnya. 5. Bentuk-bentuk stomata tumbuhan darat yaitu parasitik, anomositik, anisositik, diasitik, graminae, dan diasitik. SARAN Saran yang dapat penulis sampaikan yaitu bahwa masih begitu banyak tumbuhan air dan tumbuhan darat belum terdeteksi ukuran dan bentuk stomata, maka dari itu disarankan dapat meneruskan kegiatan meneliti ukuran dan bentuk tumbuhan air dan tumbuhan darat lainnya. DAFTAR RUJUKAN Annisa Fotosintesis. fotosintesis/. Diakses Tanggal 07 Desember Campbell, Niel et al Biologi Jilid III.Jakarta: Erlangga Eka Transpirasi Tumbuhan. Diakses Tanggal 12 November Guan ZJ, Zhang SB, Guan KY, Li SY, Hu H (2011) Leaf anatomical structures of Paphiopedilum and Cypripedium and their adaptive significance. Evolutionary 91

12 Association of Stomatal Traits with Leaf Vein Density in Paphiopedilum, Journal of Plant Research 124: Haryanti, S. dan Tetrinica Meirina, Jurnal Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata Daun Kedelai (Glycine max (L) Merril) Pada Pagi Hari Dan Sore. Laboratorium Biologi dan Struktur Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Diponegoro Semarang. Lestari, E.G Hubungan Antara Kerapatan Stomata Dengan Ketahanan Kekeringan Pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. Jurnal Biodiversitas. Volume 7 Nomor 1 Halaman Risfi, Pratiwi Sutrisno Laporan Praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan (Stomata). Sugiono, Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sutrian, Yayan Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan: Tentang Sel dan Jaringan. Jakarta: Rineka Cipta. Syarif Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan. Simbolon Pengukuran Kerapatan Stomata Pada Berbagai Jenis Tanaman. 92

ANALISIS STRUKTUR STOMATA PADA DAUN BEBERAPA TUMBUHAN HIDROFIT SEBAGAI MATERI BAHAN AJAR MATA KULIAH ANATOMI TUMBUHAN

ANALISIS STRUKTUR STOMATA PADA DAUN BEBERAPA TUMBUHAN HIDROFIT SEBAGAI MATERI BAHAN AJAR MATA KULIAH ANATOMI TUMBUHAN ANALISIS STRUKTUR STOMATA PADA DAUN BEBERAPA TUMBUHAN HIDROFIT SEBAGAI MATERI BAHAN AJAR MATA KULIAH ANATOMI TUMBUHAN Wina Dyah Puspita Sari dan Herkules Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Medan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN. Hubungan Antara Jumlah Stomata Dengan Kecepatan Transpirasi. Nama : Bani Nugraha.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN. Hubungan Antara Jumlah Stomata Dengan Kecepatan Transpirasi. Nama : Bani Nugraha. LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN Hubungan Antara Jumlah Stomata Dengan Kecepatan Transpirasi Nama : Bani Nugraha Nim : 1210702008 Tanggal Praktikum : 16 April 2012 Tanggal Pengumpulan : 23 April 2012

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN. Stomata

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN. Stomata LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN Stomata DISUSUN OLEH : Irwin Septian F05110003 Kelompok VII PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH STOMATA DENGAN KECEPATAN TRANSPIRASI

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH STOMATA DENGAN KECEPATAN TRANSPIRASI LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH STOMATA DENGAN KECEPATAN TRANSPIRASI Oleh: Ayu Agustini Juhari 1210702007 Tanggal Praktikum : 16 April 2012 Tanggal Pengumpulan : 23 April 2012

Lebih terperinci

PEMBUATAN PREPARAT STOMATA METODE LEAF CLEARING DAN PREPAPAT STOMATA SEGAR. Laporan Praktikum Mikroteknik. OLEH : : M. Rizqun akbar : J1C112031

PEMBUATAN PREPARAT STOMATA METODE LEAF CLEARING DAN PREPAPAT STOMATA SEGAR. Laporan Praktikum Mikroteknik. OLEH : : M. Rizqun akbar : J1C112031 PEMBUATAN PREPARAT STOMATA METODE LEAF CLEARING DAN PREPAPAT STOMATA SEGAR Laporan Praktikum Mikroteknik Nama NIM Kelompok Asisten OLEH : : M. Rizqun akbar : J1C112031 : II (dua) : Ana Fatmasari PROGRAM

Lebih terperinci

PRAKTIKUM VI I. ALAT DAN BAHAN II. CARA KERJA

PRAKTIKUM VI I. ALAT DAN BAHAN II. CARA KERJA PRAKTIKUM VI Topik : Epidermis dan Derivatnya Tujuan : Untuk mengamati bentuk-bentuk epidermis, trikoma dan stoma Hari/Tanggal : Kamis, 16 April 2011 Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN. Jaringan pada Daun Monokotil dan Dikotil

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN. Jaringan pada Daun Monokotil dan Dikotil LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN Jaringan pada Daun Monokotil dan Dikotil DISUSUN OLEH : Irwin Septian F05110003 Kelompok VII PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TIPE STOMATA PADA DAUN TUMBUHAN XEROFIT (Euphorbia splendens), HIDROFIT (Ipomoea aquatica), DAN MESOFIT (Hibiscus rosa-sinensis)

IDENTIFIKASI TIPE STOMATA PADA DAUN TUMBUHAN XEROFIT (Euphorbia splendens), HIDROFIT (Ipomoea aquatica), DAN MESOFIT (Hibiscus rosa-sinensis) Florea Volume 2 No. 2, Nopember 2015 (28-32) IDENTIFIKASI TIPE STOMATA PADA DAUN TUMBUHAN XEROFIT (Euphorbia splendens), HIDROFIT (Ipomoea aquatica), DAN MESOFIT (Hibiscus rosa-sinensis) Raras Setyo Retno

Lebih terperinci

Proses Membuka dan Menutupnya Stomata pada Tumbuhan

Proses Membuka dan Menutupnya Stomata pada Tumbuhan Proses Membuka dan Menutupnya Stomata pada Tumbuhan Sebagian besar proses transpirasi pada tanaman lewat stomata, stomata bagian terbesar berada pada permukaan bawah daun yang memungkinkan terjadinya pertukaran

Lebih terperinci

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN AKAR Mengokohkan tegaknya tumbuhan Menyerap air dan garam mineral serta mengalirkannya ke batang dan daun Menyimpan cadangan makanan Susunan anatomis akar dikotil

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.4 1. ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... Klorofil Kloroplas Hormon Enzim Salah satu faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN DISTRIBUSI STOMATA PADA TANAMAN MARGA Nymphaea ARTIKEL SKRIPSI

STRUKTUR DAN DISTRIBUSI STOMATA PADA TANAMAN MARGA Nymphaea ARTIKEL SKRIPSI STRUKTUR DAN DISTRIBUSI STOMATA PADA TANAMAN MARGA Nymphaea ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas

Lebih terperinci

MEKANISME AIR PADA TUMBUHAN

MEKANISME AIR PADA TUMBUHAN MEKANISME AIR PADA TUMBUHAN Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup. Air mempunyai peranan sangat penting karena air merupakan bahan pelarut bagi kebanyakan reaksi dalam tubuh makhluk

Lebih terperinci

STOMATA Biosintesis, Mekanisme Kerja Dan Peranannya Dalam Metabolisme AFIFUDDIN DALIMUNTHE

STOMATA Biosintesis, Mekanisme Kerja Dan Peranannya Dalam Metabolisme AFIFUDDIN DALIMUNTHE STOMATA Biosintesis, Mekanisme Kerja Dan Peranannya Dalam Metabolisme AFIFUDDIN DALIMUNTHE Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Stomata berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang ekstrim yang disertai peningkatan temperatur dunia yang mengakibatkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengelompokan tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengelompokan tanaman 29 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelompokan tanaman Hasil pengamatan yang telah dilakukan terhadap sampel daun untuk mengetahui ukuran stomata/mulut daun, dapat dilihat pada tabel 3. Pada tabel 3 ditunjukkan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.3 1. Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali... A. Air cahaya CO 2 O 2 Kunci Jawaban : D Bahan-bahan yang

Lebih terperinci

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5 ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN Pertemuan Ke-5 Bunga Buah Biji Daun Akar Batang AKAR Mengokohkan tegaknya tumbuhan Menyerap air dan garam mineral serta mengalirkannya ke batang dan daun Menyimpan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Pertumbuhan tanaman buncis Setelah dilakukan penyiraman dengan volume penyiraman 121 ml (setengah kapasitas lapang), 242 ml (satu kapasitas lapang), dan 363 ml

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan memiliki banyak fenomena biologi yang dapat digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan memiliki banyak fenomena biologi yang dapat digunakan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Lingkungan memiliki banyak fenomena biologi yang dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi. Di lingkungan sekitar kita tersedia sumber belajar yang murah

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN 3. JARINGAN DEWASA

POKOK BAHASAN 3. JARINGAN DEWASA POKOK BAHASAN 3. JARINGAN DEWASA 3.1 Pendahuluan Sel-sel yang menyusun jaringan dewasa merupakan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel meristem. Set-sel meristem setelah membelah mengalami pendewasaan yaitu

Lebih terperinci

PEMBUATAN PREPARAT WHOLE MOUNT EPIDERMIS BAWAH/ATAS DAUN

PEMBUATAN PREPARAT WHOLE MOUNT EPIDERMIS BAWAH/ATAS DAUN LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT WHOLE MOUNT EPIDERMIS BAWAH/ATAS DAUN Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Praktikum Mikroteknik Tahun Ajaran 2014/2015 Disusun Oleh : Litayani Dafrosa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT DAN PENGAMATAN STRUKTUR TUMBUHAN. DisusunOleh: Tribuana Maharani Muria XI MIPA 3 / 23 SMA NEGERI 2 WONOSARI

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT DAN PENGAMATAN STRUKTUR TUMBUHAN. DisusunOleh: Tribuana Maharani Muria XI MIPA 3 / 23 SMA NEGERI 2 WONOSARI LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT DAN PENGAMATAN STRUKTUR TUMBUHAN DisusunOleh: Tribuana Maharani Muria XI MIPA 3 / 23 SMA NEGERI 2 WONOSARI Jl. Ki AgengGiring 3 Telp / Fax (0274) 391158 Wonosari Gunungkidul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. letak lintang 55º U atau 55º S dan pada ketinggian sampai 2000 m di atas

BAB I PENDAHULUAN. letak lintang 55º U atau 55º S dan pada ketinggian sampai 2000 m di atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (G. max L.) dapat dibudidayakan di daerah katulistiwa sampai letak lintang 55º U atau 55º S dan pada ketinggian sampai 2000 m di atas permukaan laut. Suhu di

Lebih terperinci

Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa Tumbuhan Suku Orchidaceae. Diterima 2 April 2011, diterima untuk dipublikasikan 26 Juli 2011.

Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa Tumbuhan Suku Orchidaceae. Diterima 2 April 2011, diterima untuk dipublikasikan 26 Juli 2011. Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa Tumbuhan Suku Orchidaceae Yulanda Rompas 1), Henny L Rampe 2)*, Marhaenus J Rumondor 2) 1) Alumni Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 4 Jaringan Daun dan Sifat Totipotensi Tumbuhan

Kegiatan Belajar 4 Jaringan Daun dan Sifat Totipotensi Tumbuhan Kegiatan Belajar 4 Jaringan Daun dan Sifat Totipotensi Tumbuhan Dikembangkan oleh: Wiwit Febriani Dr. Hadi Suwono, M.Si Dra. Sunarmi, M.Pd Jurusan Biologi FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG April 2013 Modul

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI ANATOMI AKAR BATANG DAN DAUN

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI ANATOMI AKAR BATANG DAN DAUN LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI ANATOMI AKAR BATANG DAN DAUN Di susun oleh ; SYAYID NURROFIK 1404020003 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2015 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN 9. ORGAN DAUN

POKOK BAHASAN 9. ORGAN DAUN POKOK BAHASAN 9. ORGAN DAUN Daun merupakan organ yang berfungsi sebagai pusat fotosintesis. Secara morfologi bentuk, ukuran serta struktur daun sangat bervariasi. Daun dapat berbentuk tunggal atau majemuk.

Lebih terperinci

JARINGAN PARENKIM DAN PENYOKONGNYA ABSTRAK

JARINGAN PARENKIM DAN PENYOKONGNYA ABSTRAK JARINGAN PARENKIM DAN PENYOKONGNYA NURLILAYANTI 1407025059 Program Studi Biologi, Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda

Lebih terperinci

Secara morfologi, menurut Melcalfe & dua sel epidermis khusus yang disebut

Secara morfologi, menurut Melcalfe & dua sel epidermis khusus yang disebut Pendahuluan pengaruh Stomata adalah lubang - lubang kecil densitas (Mansfield, T.A. 1998). berbentuk lonjong dikelilingi oleh Secara morfologi, menurut Melcalfe & dua sel epidermis khusus disebut Chalk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam kelas Filicinae (Paku Sejati). Tumbuhan. Salviniaceae dan Marsiliaceae (Tjitrosoepomo, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam kelas Filicinae (Paku Sejati). Tumbuhan. Salviniaceae dan Marsiliaceae (Tjitrosoepomo, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak Kelas Hydropterides merupakan golongan tumbuhan paku yang termasuk dalam kelas Filicinae (Paku Sejati). Tumbuhan Hydropterides (paku air) hampir selalu hidup mengambang

Lebih terperinci

Perhatikan skema penampang melintang batang dikotil muda berikut! Yang berlabel nomor 3 dan 5 berturut-turut adalah.

Perhatikan skema penampang melintang batang dikotil muda berikut! Yang berlabel nomor 3 dan 5 berturut-turut adalah. 1. SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 20. FUNGSI JARINGAN, ORGAN TUMBUHAN DAN FOTOSINTESISLatihan Soal 20.2 Perhatikan skema penampang melintang batang dikotil muda berikut! http://primemobile.co.id/assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/ddpng

Lebih terperinci

TRANSPIRASI TUMBUHAN. Tujuan : - Mengukur laju transpirasi pada dua jenis tumbuhan, yaitu Acalypha sp. dan Bauhemia sp.

TRANSPIRASI TUMBUHAN. Tujuan : - Mengukur laju transpirasi pada dua jenis tumbuhan, yaitu Acalypha sp. dan Bauhemia sp. TRANSPIRASI TUMBUHAN Tujuan : - Mengukur laju transpirasi pada dua jenis tumbuhan, yaitu Acalypha sp. dan Bauhemia sp. - Membandingkan laju transpirasi pada dua jenis tumbuhan. - Mengamati jumlah stomata

Lebih terperinci

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH EKOFISIOLOGI TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN TANAH LINGKUNGAN Pengaruh salinitas pada pertumbuhan semai Eucalyptus sp. Gas-gas atmosfer, debu, CO2, H2O, polutan Suhu udara Intensitas cahaya, lama penyinaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia sebagai sumber utama

Lebih terperinci

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Pertemuan : Minggu ke 1 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Rumah tangga air pada tumbuhan Sub pokok

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Pertemuan : Minggu ke 1 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Rumah tangga air pada tumbuhan Sub pokok Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Pertemuan : Minggu ke 1 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Rumah tangga air pada tumbuhan Sub pokok bahasan : 1. Peran air dalam kehidupan tumbuhan 2. Penyerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Genus Cucumis pada dasarnya memiliki bermacam-macam jenis spesies

BAB I PENDAHULUAN. Genus Cucumis pada dasarnya memiliki bermacam-macam jenis spesies 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Genus Cucumis pada dasarnya memiliki bermacam-macam jenis spesies tanaman yang berbeda dari bentuk morfologi daunnya ataupun buahnya. Tanaman dari genus Cucumis ini

Lebih terperinci

PENYERAPAN AIR OLEH AKAR TANAMAN

PENYERAPAN AIR OLEH AKAR TANAMAN PENYERAPAN AIR OLEH AKAR TANAMAN PENYERAPAN AIR OLEH AKAR TANAMAN Penyerapan air pada tumbuhan dilakukan dengan dua cara yaitu penyerapan air secara aktif dan penyerapan air secara pasif. Penyerapan air

Lebih terperinci

Peta Konsep. Kata Kunci. fotosintesis. klorofil autothrof. 126 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Proses fotosintesis. Reaksi terang. Reaksi gelap.

Peta Konsep. Kata Kunci. fotosintesis. klorofil autothrof. 126 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Proses fotosintesis. Reaksi terang. Reaksi gelap. Peta Konsep Proses fotosintesis Reaksi terang Reaksi gelap Fotosintesis Faktor-faktor yang memengaruhi fotosintesis Air (H 2 O Karbondioksida (CO 2 Cahaya matahari Suhu Oksigen (O 2 Kata Kunci fotosintesis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gandaria adalah tanaman buah-buahan dari sub kelas Dycotiledoneae dan famili Anacardiaceae. Di Indonesia gandaria memiliki daerah penyebaran yang sempit,

Lebih terperinci

Panduan Praktikum. Botani. Tahun Akademik 2015/2016. Oleh : Nurcahyo Widyodaru Saputro, S.Si., M.Sc

Panduan Praktikum. Botani. Tahun Akademik 2015/2016. Oleh : Nurcahyo Widyodaru Saputro, S.Si., M.Sc Panduan Praktikum Botani Tahun Akademik 2015/2016 Oleh : Nurcahyo Widyodaru Saputro, S.Si., M.Sc PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG KARAWANG 2016 PENGAMATAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. 19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak

Lebih terperinci

FOTOSINTESIS. Pengertian Fotosintesis

FOTOSINTESIS. Pengertian Fotosintesis FOTOSINTESIS Pengertian Fotosintesis Fotosintesis merupakan proses yang dilakukan oleh organisme autotrof, dengan menggunakan energi dari cahaya matahari yang diserap oleh klorofil untuk membuat bahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. anatomi daun pada tumbuhan xerofit (yang diwakilkan oleh Euphorbia splendens

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. anatomi daun pada tumbuhan xerofit (yang diwakilkan oleh Euphorbia splendens BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai studi komparasi anatomi daun pada tumbuhan xerofit (yang diwakilkan oleh Euphorbia splendens

Lebih terperinci

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa. 6 3 lintas, ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu: 1. Apabila koefisien korelasi antara peubah hampir sama dengan koefisien lintas (nilai pengaruh langsung) maka korelasi tersebut menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAGAN DUDUK DAUN DAN ANATOMI DAUN MONOKOTIL DAN DIKOTIL DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2 ACICE (H ) HASTUTI (H411122) ANDI SITTI RAHMA (H411122)

BAGAN DUDUK DAUN DAN ANATOMI DAUN MONOKOTIL DAN DIKOTIL DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2 ACICE (H ) HASTUTI (H411122) ANDI SITTI RAHMA (H411122) STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN BAGAN DUDUK DAUN DAN ANATOMI DAUN MONOKOTIL DAN DIKOTIL DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2 ACICE (H41112012) HASTUTI (H411122) ANDI SITTI RAHMA (H411122) ABDI KHALIK DJ (H41112252)

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DAUN SAWI (Brassica juncea L.) Morfogenesis Tumbuhan - Yudrik Lathif Universitas Negeri Malang 2016

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DAUN SAWI (Brassica juncea L.) Morfogenesis Tumbuhan - Yudrik Lathif Universitas Negeri Malang 2016 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DAUN SAWI (Brassica juncea L.) Morfogenesis Tumbuhan - Yudrik Lathif Universitas Negeri Malang 2016 Latar Belakang Daun merupakan bagian dari tumbuh-tumbuhan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. porus, jadi stomata adalah lubang - lubang kecil berbentuk lonjong yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. porus, jadi stomata adalah lubang - lubang kecil berbentuk lonjong yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stomata 2.1.1 Pengertian Stomata Stomata berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau porus, jadi stomata adalah lubang - lubang kecil berbentuk lonjong

Lebih terperinci

A. Struktur Akar dan Fungsinya

A. Struktur Akar dan Fungsinya A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis

Lebih terperinci

RESUME FISIOLOGI TUMBUHAN PERTEMUAN KE 2

RESUME FISIOLOGI TUMBUHAN PERTEMUAN KE 2 RESUME FISIOLOGI TUMBUHAN PERTEMUAN KE 2 KESEIMBANGAN AIR DALAM TANAMAN Air berfungsi sebagai bahan dasar fotosintesis, mencegah tanaman agar tidak layu, mempertahankan tekanan turgor, membantu proses

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo 3 TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo Padi gogo adalah budidaya padi di lahan kering. Lahan kering yang digunakan untuk tanaman padi gogo rata-rata lahan marjinal yang kurang sesuai untuk tanaman. Tanaman padi

Lebih terperinci

3. KISI-KISI INSTRUMEN SOAL JARINGAN TUMBUHAN. Jenis sekolah. Kurikulum : 2013

3. KISI-KISI INSTRUMEN SOAL JARINGAN TUMBUHAN. Jenis sekolah. Kurikulum : 2013 3. KISI-KISI INSTRUMEN SOAL JARINGAN TUMBUHAN Jenis sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester : SMA : Biologi : XI / 2 (dua) Kurikulum : 2013 Kompetensi Dasar : 3.3 Menerapkan konsep tentang keterkaitan

Lebih terperinci

LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS

LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS LAPORAN KARYA TEKNOLOGI TEPAT GUNA LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS Oleh: Supratman, S.Pd. SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 BENGKULU 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fotosintesis berasal dari kata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata dalam penelitian ini dilakukan pada 9 varietas tumbuhan puring yang terdapat di Kota Gorontalo. Varietas puring ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allamanda merupakan salah satu genus dari famili Apocynaceae.

BAB I PENDAHULUAN. Allamanda merupakan salah satu genus dari famili Apocynaceae. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Allamanda merupakan salah satu genus dari famili Apocynaceae. Allamanda berasal dari Amerika tropis. Famili ini terdiri dari sekitar 1000 spesies yang tergolong dalam

Lebih terperinci

Keanekaragaman Organisme Kehidupan

Keanekaragaman Organisme Kehidupan Keanekaragaman Organisme Kehidupan Salah satu ciri makhluk hidup adalah tubuhnya tersusun atas sel. Sel merupakan satuan atau unit terkecil dari makhluk hidup, seperti pencernaan makanan, bernafas, ekskresi,

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pengamatan Sel Bawang Merah dan Daun Rhodiscolor

Laporan Hasil Pengamatan Sel Bawang Merah dan Daun Rhodiscolor Laporan Hasil Pengamatan Sel Bawang Merah dan Daun Rhodiscolor KATA PENGANTAR Puji syukur penulis penjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG

PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG A. DEFINISI PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG Pengairan dilakukan untuk membuat keadaan kandungan air dalam tanah pada kapasitas lapang, yaitu tetap lembab tetapi tidak becek.

Lebih terperinci

FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN

FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN 1: ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN Ayo belajar Disusun oleh: retno Safitri Dwi Sunarih 111134079/4a PGSD USD 2: ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SEMESTER Disusun oleh : Retno Safitri

Lebih terperinci

STRUKTUR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

STRUKTUR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN L/O/G/O STRUKTUR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN Oleh : Syubbanul Wathon, S.Si., M.S.i PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2016) Struktur & Perkembangan STRUKTUR BANGUNAN/ SUSUNAN PERKEMBANGAN BERUBAH

Lebih terperinci

GUTASI, TRANSPIRASI DAN EVAPORASI

GUTASI, TRANSPIRASI DAN EVAPORASI GUTASI, TRANSPIRASI DAN EVAPORASI PUBI INDAH SARI UMMU SYAUQAH A. VERAWATI WIWIK ASPIANTI T. PARAMITHA SARI LILI NUR ENDA IRA RABIAH NURLINA NUR SAKINAH ANDRE SUCI ALFIAH MUHAMMAD HANAFI LILIS DYA NENGSIH

Lebih terperinci

STRUKTUR & FUNGSI TUMBUHAN

STRUKTUR & FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR & FUNGSI TUMBUHAN Pokok bahasan : Struktur anatomi organ, pertumbuhan primer & sekunder tumbuhan tinggi. Beberapa proses fisiologi tumbuhan : 1. Transpor air 2. Translokasi fotosintat 3. Pertumbuhan

Lebih terperinci

Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata Daun Kedelai (Glycine max (L) merril) Pada Pagi Hari dan Sore

Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata Daun Kedelai (Glycine max (L) merril) Pada Pagi Hari dan Sore BIOMA, Juni 2009 ISSN: 1410-8801 Vol. 11, No. 1, Hal. 18-23 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata Daun Kedelai (Glycine max (L) merril) Pada Pagi Hari dan Sore Sri Haryanti, Tetrinica Meirina Laboratorium

Lebih terperinci

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan Bahan yang digunakan antara lain daun salak [Salacca zalacca (Gaertn.) Voss] kultivar Kedung Paruk,

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Sat. Pendidikan

LEMBARAN SOAL. Sat. Pendidikan LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran Sat. Pendidikan Kelas / Program : BIOLOGI : SMA : XI IPA PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia karena merupakan salah satu jenis sayuran buah

Lebih terperinci

TRANSPIRASI PADA DAUN TUMBUHAN

TRANSPIRASI PADA DAUN TUMBUHAN Hari/Tanggal : Jumat, 28 September 2012 Rekan Kerja : 1. Nur Kholifah NIM G741100 2. Sri Afriyani NIM G741100 3. Nurhasanah NIM G741100 LAPORAN BIOFISIKA UMUM TRANSPIRASI PADA DAUN TUMBUHAN DADI IRAWAN

Lebih terperinci

MODUL X FOTOSINTESIS

MODUL X FOTOSINTESIS 58 MODUL X FOTOSINTESIS TUJUAN Membuktikan fotosintesis menghasilkan karbohidrat dan oksigen. TEORI Fotosintesis merupakan suatu peristiwa penyusunan senyawa komplek dari senyawa sederhana dengan bantuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada November 2013-Mei 2014 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada November 2013-Mei 2014 di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada November 2013-Mei 2014 di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angsana (Pteracorpus Indicus Will) merupakan jenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angsana (Pteracorpus Indicus Will) merupakan jenis tanaman 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angsana (Pteracorpus Indicus Will) merupakan jenis tanaman penghasil kayu berkualitas tinggi dari familli Fabaceae, kayunya tergolong keras dan berat, tinggi mencapai

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek 5. PEMBAHASAN Pembahasan mengenai pengaruh waktu pemberian Giberelin (GA 3 ) terhadap induksi pembungaan dan pertumbuhan tanaman leek (Allium ampeloprasum L.) meliputi umur berbunga, tinggi tanaman, jumlah

Lebih terperinci

Latar belakang Seperti layaknya makhluk hidup yang lain tumbuhan pun memiliki organ-organ penyusun tubuh seperti akar, batang, daun, dan bunga.

Latar belakang Seperti layaknya makhluk hidup yang lain tumbuhan pun memiliki organ-organ penyusun tubuh seperti akar, batang, daun, dan bunga. Latar belakang Seperti layaknya makhluk hidup yang lain tumbuhan pun memiliki organ-organ penyusun tubuh seperti akar, batang, daun, dan bunga. Pada proses pembelahan, pembesaran dan diferensiasi sel-sel

Lebih terperinci

MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN SERTA PEMANFAATANNYA DALAM TEKNOLOGI

MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN SERTA PEMANFAATANNYA DALAM TEKNOLOGI MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN SERTA PEMANFAATANNYA DALAM TEKNOLOGI KELAS: VIII E KELOMPOK TIKUS NAMA ANGGOTA : I KADEK ANGGA PRIMANTARA PUTRA ( 1 ) NI PUTU BELDA KUSUMANING SRI DEWI ( 2

Lebih terperinci

BENTUK SEL EPIDERMIS STOMATA PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine soja) PADA TINGKAT NAUNGAN YANG BERBEDA

BENTUK SEL EPIDERMIS STOMATA PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine soja) PADA TINGKAT NAUNGAN YANG BERBEDA BENTUK SEL EPIDERMIS STOMATA PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine soja) PADA TINGKAT NAUNGAN YANG BERBEDA STOMATA EPIDERMIC CELL FORM IN SOYBEAN PLANT (Glycine soja) AT A DIFFERENT LEVEL SHADE Eka Sugianti 1,

Lebih terperinci

Transportasi Air, Nutrisi, dan Unsur Hara

Transportasi Air, Nutrisi, dan Unsur Hara Transportasi Air, Nutrisi, dan Unsur Hara Source dan Sink Source: bagian di mana fotosintat memulai proses transportasi (tempat produksi atau menyimpan) Sink: tempat di mana fotosintat di tempatkan (bagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan

Lebih terperinci

Kuliah III TRANSPIRASI

Kuliah III TRANSPIRASI Kuliah III TRANSPIRASI Tumbuhan statis : terestrial, epifit, akuatik tumbuhan terestrial: hubungan kontinum tanah (sumber air,source), tumbuhan, atmosfer (penampungan air,sink) Pergerakan air dan uap air

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bulan, mulai bulan Januari sampai dengan bulan April 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. bulan, mulai bulan Januari sampai dengan bulan April 2012. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biosistematika dan Laboratorium Histologi Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

PENGAIRAN KEDELAI PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PUSAT PELATIHAN PERTANIAN

PENGAIRAN KEDELAI PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGAIRAN KEDELAI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : PENGAIRAN KEDELAI Tujuan Berlatih

Lebih terperinci

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV N A M A : JHONI N I M : 111134267 ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV I Ayo Belajar IPA A. StandarKompetensi 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya B. KompetensiDasar

Lebih terperinci

Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau

Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau Laporan Praktikum Biologi : Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau Kelompok : 1 Aditya Dedi Setyawan 2 Ilhamsyah Dwi Kurniawan P 3 Junita Putri 4 Kezia Angelica Suharto 5 Michael Sugita Daftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh makhluk hidup yang disebut dengan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh makhluk hidup yang disebut dengan metabolisme BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Setiap makhluk hidup memiliki beberapa ciri atau sifat dasar salah satu yang utama adalah makhluk hidup perlu makanan dan mengeluarkan zat sisa. Apabila kita cermati

Lebih terperinci

ADAPTASI TUMBUHAN MANGROVE PADA LINGKUNGAN SALIN DAN JENUH AIR. berkembang pada daerah landai di muara sungai, dan pesisir pantai yang

ADAPTASI TUMBUHAN MANGROVE PADA LINGKUNGAN SALIN DAN JENUH AIR. berkembang pada daerah landai di muara sungai, dan pesisir pantai yang PENDAHULUAN ADAPTASI TUMBUHAN MANGROVE PADA LINGKUNGAN SALIN DAN JENUH AIR Hutan mangrove merupakan formasi tumbuhan yang tumbuh dan berkembang pada daerah landai di muara sungai, dan pesisir pantai yang

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 39 PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

Perbedaan Transpirasi dengan. Evaporasi

Perbedaan Transpirasi dengan. Evaporasi TRANSPIRASI Definisi Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel 80% air yang ditranspirasikan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan yang diampu oleh Drs.Dahlia, M.Pd Disusun oleh : Kelompok II/Offering A 1. Annas

Lebih terperinci

Praktikum Fisiologi Tumbuhan

Praktikum Fisiologi Tumbuhan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Pengaruh Luas Daun Terhadap Kecepatan Absorpsi Air Tanggal Praktikum : 29 Maret 2012 Tanggal Pengumpulan : 5 April 2012 Nama : Melin Amalia NIM : 1210702036 Semester : IV Kelas

Lebih terperinci

Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon

Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon PERKECAMBAHAN 1. Pengertian Perkecambahan merupakan proses metabolism biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah (plumula dan radikal). Definisi perkecambahan adalah jika sudah dapat

Lebih terperinci

luar yang mempengaruhi laju fotosintesis dan peranannya masing-masing 2. Mahasiswa mengetahui dan dapat menjelaskan faktorfaktor

luar yang mempengaruhi laju fotosintesis dan peranannya masing-masing 2. Mahasiswa mengetahui dan dapat menjelaskan faktorfaktor Pertemuan : Minggu ke 5 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Faktor-faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis Sub pokok bahasan : 1. Faktor-faktor dan dalam tubuh tumbuhan 2. Faktor-faktor dan lingkungan

Lebih terperinci

Deskripsi Anatomi Tanaman Katuk dan Patah Tulang

Deskripsi Anatomi Tanaman Katuk dan Patah Tulang Deskripsi Anatomi Tanaman Katuk dan Patah Tulang Anatomi Batang Patah Tulang Pengamatan anatomi secara mikroskopis pada tanaman patah tulang dilakukan untuk melihat susunan sel penyusun organ tanaman.

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1 1. Makhluk hidup yang dapat berfotosintesis adalah makhluk hidup... Autotrof Heterotrof Parasit Saprofit Kunci Jawaban : A Makhluk hidup autotrof

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Materi Alat dan Bahan Materi yang digunakan dalam penelitian yaitu sampel daun jambu semarang Buah Pink, Hijau Bulat, Unsoed, Merah Lebar', Kaget Merah, Camplong Putih, Irung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Varietas Burangrang berasal dari segregat silangan alam, diambil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Varietas Burangrang berasal dari segregat silangan alam, diambil II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Varietas Kedelai (1) Varietas Burangrang Varietas Burangrang berasal dari segregat silangan alam, diambil dari tanaman petani di Jember, Seleksi lini murni, tiga generasi asal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp. Spirulina sp. merupakan mikroalga yang menyebar secara luas, dapat ditemukan di berbagai tipe lingkungan, baik di perairan payau, laut dan tawar. Spirulina

Lebih terperinci

MORFOMETRIK STOMATA TUMBUHAN TREMBESI (Samanea saman Jacq.) DI SEKITAR PT. SEMEN PADANG. Yurike Yolanda, Lince Meriko, Elza Safitri

MORFOMETRIK STOMATA TUMBUHAN TREMBESI (Samanea saman Jacq.) DI SEKITAR PT. SEMEN PADANG. Yurike Yolanda, Lince Meriko, Elza Safitri MORFOMETRIK STOMATA TUMBUHAN TREMBESI (Samanea saman Jacq.) DI SEKITAR PT. SEMEN PADANG Yurike Yolanda, Lince Meriko, Elza Safitri Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 22

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 22 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 22 Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Alokasi Waktu : SMP Negeri 2 Pleret : Ilmu Pengetahuan Alam : VIII / Ganjil : 2.

Lebih terperinci