KAJIAN PEMBUATAN KUE BOLU DARI TEPUNG KOMPOSIT MOCAF DAN TEPUNG PISANG UNTUK SUBSTITUSI TERIGU
|
|
- Widyawati Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KAJIAN PEMBUATAN KUE BOLU DARI TEPUNG KOMPOSIT MOCAF DAN TEPUNG PISANG UNTUK SUBSTITUSI TERIGU Besman Napitupulu *), Nurmalia dan Hendri F. Purba Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara Jl. Jend. Besar A.H. Nasution No. 1 B Medan Telp. (061) *) besmannapit@yahoo.com ABSTRAK Kajian pembuatan kue bolu dari tepung komposit mocaf dan tepung pisang dilakukan di laboratorium Pascapanen BPTP Sumut pada bulan Juli November Pengkajian bertujuan untuk mendapatkan formulasi tepung ubikayu lokal Simalungun hasil fermentasi (mocaf) yang dibuat sebagai tepung komposit dengan pisang varietas lokal Siberas Karo dalam pembuatan kue bolu untuk substitusi tepung terigu. Rancangan yang digunakan dalam kajian ini adalah rancangan acak lengkap dengan dua ulangan. Hasil kajian menunjukkan bahwa kadar protein dan rendemen produk mocaf yang terbaik diperoleh dengan cara fermentasi 12 jam dan irisan ubikayu setebal 2 mm. Dari segi rasa dan tekstur kue bolu, formulasi terbaik komposit mocaf dengan tepung pisang adalah mocaf 40% + tepung pisang 40%; dan mocaf 35% + tepung pisang 40%. Kedua formulasi tersebut cukup ditambah terigu dengan konsentrasi 20 25% pada pembuatan kue bolu. Dengan demikian, proses pembuatan kue bolu tersebut telah dapat mensubtitusi terigu 75 80%. Pengurangan penggunaan tepung terigu pada pembuatan kue bolu menghasilkan keuntungan yang lebih besar (Rp ) dibandingkan dengan penggunaan terigu 100% (Rp ) masingmasing dengan nilai R/C 1,32 dan 1,25. Kata kunci: tepung komposit, tepung mocaf, tepung pisang, kue bolu, terigu ABSTRACT Assessment on the preparation of sponge cake from the composite of cassava and banana flour as subtitution for wheat flour. The assessment was conducted at Postharvest Laboratory of North Sumatera Assessment Institute for Agricultural Technology on July thru November The objectives of the assessment was to find out the formulation of the composite flour from local Simalungun cassava flour produced by fermentation (called as modified cassava flour /mocaf) and local Siberas banana flour from Karo district for substitution of wheat flour. The experimental design used was Complete Randomized Design with 2 replications. The result of the assessment showed that the best protein content and rendement of mocaf was produced by fermentation for 12 hours and thickness of cassava slices 2 mm. Based on the taste and textures of sponge cake which was the best formulations of mocaf composite with banana flour were mocaf 40% + banana flour 40%; dan mocaf 35% + banana flour 40%. Both formulations can be added enough wheat flour 20 25%. Therefore, the processing of sponge cake was able to substitute wheat flour amount of 75 80%. The reduction of wheat flour application for preparation of spongi cake resulted in a higher benefits (Rp ) compared with the application of 100% wheat flour (Rp ) with each R/C value were 1.32 and Key words: Composite flour, mocaf, banana flour, spongi cake, wheat flour PENDAHULUAN Produksi ubikayu di Sumatera Utara sebesar ton pada tahun 2011, dan terbesar di Kabupaten Simalungun yang mencapai 30% dari produksi Sumatera Utara (Dinas Pertanian Prov. Sumut 2012). Meskipun bahan bakunya cukup, diversifikasi olahan ubikayu dalam bentuk tepung untuk meningkatkan nilai tambahnya belum berkembang. Sementara itu, produksi pisang di Sumatera Utara pada tahun 2011 sudah mencapai 574 Napitupulu et al.: Kajian Pembuatan Kue Bolu dari Tepung Komposit Mocaf dan Tepung Pisang
2 ton (Dinas Pertanian Prov. Sumut. 2012), termasuk pisang Siberas sebagai pisang olahan yang belum tercatat produksinya. Di daerah-daerah tertentu pisang tersebut digunakan sebagai tanaman pinggiran (border) pada pertanaman jeruk di Kabupaten Karo. Untuk meningkatkan nilai tambah ubikayu dan pisang yang produksinya cukup besar di Sumatera Utara, telah ada teknologi pengolahan dalam bentuk tepung sebagai produk antara. Salah satu teknologi proses produksi tepung kasava/ubikayu berkualitas adalah teknologi ubikayu termodifikasi secara biologi (Biologically Modified Cassava Flour /Bimo- CF). Penerapan teknologi Bimo-CF menghasilkan tepung yang dapat meminimalkan sifat yang kurang disukai oleh konsumen dan meningkatkan sifat fisiko-kimia tepung sehingga cocok untuk bahan baku berbagai produk olahan seperti kue basah, kue kering, roti tawar, mie dan lain-lain (Badan Litbang Pertanian 2011). Sementara itu, pisang juga layak digunakan sebagai bahan baku tepung. Kandungan karbohidrat tepung pisang cukup tinggi, berkisar antara 70 80%, sehingga dapat digunakan sebagai sumber kalori (Murtiningsih 1998). Rendemen tepung pisang Siberas Sumatera Utara rata-rata 30% dan kadar karbohidrat 90% (Agriawati et al. 2009). Pada tahun 2008 konsumsi tepung terigu nasional mencapai 3,8 juta ton, setara dengan 4,5 5 juta ton biji gandum yang seluruhnya masih harus diimpor. Subsidi tepung terigu telah dihapus oleh pemerintah, sehingga perlu dicari alternatif substitusinya bagi pengusaha mie, kue basah, kue kering, dan makanan lainnya. Pendayagunaan tepung komposit ubikayu dengan pisang merupakan salah satu upaya substitusi penggunaan terigu dalam pembuatan kue. Tujuan pengkajian ini adalah untuk mendapatkan formulasi tepung komposit mocaf dengan tepung pisang Siberas Karo dalam pembuatan kue bolu untuk substitusi tepung terigu. BAHAN DAN METODE Pembuatan Mocaf Sampel untuk pembuatan tepung ubikayu dengan cara fermentasi yang disebut modified cassava flour (mocaf) adalah ubikayu lokal varietas Gunting Saga yang berasal dari Desa Nagori Boluk, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun. Untuk mendapatkan mocaf terbaik dilakukan beberapa proses produksi yaitu: A = ubikayu diparut kemudian difermentasi, B = ubikayu diparut dan tanpa fermentasi, C = ubikayu diiris dengan ketebalan 2 mm kemudian difermentasi, D = ubikayu diiris dengan ketebalan 4 mm kemudian difermentasi, dan E = Ubikayu diiris dengan ketebalan 4 mm dan tanpa fermentasi. Fermentasi ubikayu menggunakan starter BIMO-CF dari BB Pascapanen. Jenis ubikayu yang digunakan adalah ubikayu putih Gunting Saga atau Ubi Roti. Ke dalam bak berisi air bersih, ditaburkan starter BIMO-C dengan dosis 100 g/100 liter air, diaduk hingga rata untuk merendam ubikayu yang telah dikupas/sawut. Perendaman selama 12 jam, kemudian ubikayu ditiriskan, dipress, dikeringkan pada sinar matahari selama 3 hari berturut-turut (18 jam), digiling/dihaluskan, dan diayak dengan saringan 80 mesh. Pembuatan Tepung Pisang Sampel pisang Siberas berasal dari Desa Tanjung Barus, Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Karo. Tepung pisang dibuat mengikuti metode Agriawati et al. (2009) dan modi- Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
3 fikasi dari Olaoye et al. (2006), yaitu pisang masak panen dicuci untuk menghilangkan kotoran dan getah yang menempel pada kulit, dikupas, diiris, dan diblansir menggunakan air panas, kemudian dikeringkan lalu ditepungkan dan diayak menggunakan saringan 80 mesh. Pengamatan tepung mocaf dan tepung pisang Siberas dilakukan terhadap sifat kimia meliputi kadar air (AOAC 1984), protein, serat kasar, dan analisis fisik yaitu daya serap air (Sudarmadji et al. 1989) serta rendemen. Rendemen (R) dihitung dengan rumus: Wt Wt : berat tepung pada kadar air (%) R = x 100% Wb : berat awal bahan Wb Pembuatan Kue Bolu Pembuatan kue bolu menggunakan bahan baku terigu yang disubstitusi dengan mocaf dan tepung pisang. Bahan baku kue bolu adalah tepung komposit yang terdiri dari berbagai tingkat penambahan mocaf (mocaf : tepung pisang : tepung terigu) dalam beberapa formula seperti : (A) 55:35:10; (B) 50:35:15; (C) 45:35:20; (D) 40: 35 : 25; (E) 50: 40: 10; (F) 45:40:15; (G) 40: 40:20; (H) 35:40:25; (I) 40 : 50: 10; (J) 35 : 50 : 15; (K) 30 : 50 : 20; (L) 25 : 50: 25; dan (M) 100% tepung terigu sebagai kontrol. Bahan lain yang digunakan selain 200 g tepung komposit adalah telur 6 butir (diambil kuning telur saja), susu 3 sendok makan, vanili 0,5 sendok teh, baking powder 1 sendok teh, gula 150 g dan mentega 200 g (Napitupulu dan Aryati 2007). Cara pembuatan kue bolu yang mengacu pada Napitupulu dan Aryati (2007) adalah sebagai berikut: 1) telur, gula, vanili dan baking powder dicampur menggunakan mixer hingga mengembang; 2) mentega (secara terpisah) dipanaskan hingga mencair, kemudian dimasukkan ke dalam adonan telur; 3) setelah adonan telur mengembang, masukkan mocaf, tepung pisang dan tepung terigu, aduk hingga adonan menyatu; 4) kemudian masukkan adonan ke dalam loyang yang sebelumnya telah diolesi margarine dan ditaburi tepung terigu; 5) adonan dibakar dalam oven-gas dengan suhu C selama 45 menit; dan 6) bolu siap dihidangkan. Uji organoleptik kue bolu terhadap aroma, rasa, tekstur, warna dan penampilan (Sukarto 1985), melibatkan 15 panelis yang telah dilatih sebelumnya dengan skor penilaian sebagai berikut: parameter rasa (5:sangat enak, 4:enak, 3:agak enak, 2: tidak enak, 1:sangat tidak enak); untuk parameter tekstur (5:sangat lunak/lembut, 5:lembut, 3:agak lembut, 2:tidak lembut, 1:sangat tidak lembut); parameter aroma, warna dan penampilan (5: sangat suka, 4: suka, 3: agak suka, 2:tidak suka, 1: sangat tidak suka/agak keras). Untuk mengetahui keuntungan dari penggunaan tepung komposit mocaf dengan tepung pisang Siberas dalam pembuatan kue bolu dilakukan analisis parsial usaha pembuatan kue bolu pada skala laboratorium. Data dari hasil pengujian ditabulasi, kemudian dianalisis secara deskriptif maupun analisis rancangan acak lengkap dua ulangan, dan uji lanjut berupa uji DMRT taraf 5%. 576 Napitupulu et al.: Kajian Pembuatan Kue Bolu dari Tepung Komposit Mocaf dan Tepung Pisang
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Kimia dan Fisik Mocaf dan Tepung Pisang Tepung mocaf terbaik diperoleh pada perlakuan C, yaitu ubikayu diiris dengan ketebalan 2 mm, kemudian difermentasi selama 12 jam (Tabel 1). Hal ini ditunjukkan oleh tingginya kadar protein dan rendemen tepung, masing-masing 2,33% dan 30,27%. Tingginya kadar protein mocaf pada perlakuan C kemungkinan disebabkan oleh irisan yang semakin tipis (2 mm) sehingga memudahkan mikrobia masuk ke dalam jaringan atau sel ubikayu. Pada proses pengepresan, pengeringan dan penepungan, protein dari mikrobia bakteri asam laktat yang terdapat pada starter BIMO-CF kemungkinan masih lebih banyak tertinggal dalam tepung mocaf dibandingkan dengan irisan ubikayu yang lebih tebal (4 mm). Tabel 1. Rata-rata hasil analisis tepung kasava Perlakuan Kadar air (%) Kadar protein (%) Kadar serat (%) Daya serap air (g/g) Rendemen tepung (%) A 14,84 b 0,53 c 0,45 c 7,44 a 16,42 c B 17,32 a 0,61 c 0,87 c 7,81 a 15,21 c C 10,20 c 2,33 a 1,73 b 7,12 a 30,27 a D 10,39 c 1,11 b 2,45 a 7,48 a 29,96 ab E c 0,54 c 2,87 a 6,88 a 28,12 b A = Ubikayu diparut kemudian difermentasi; B = Ubi kayu diparut dan tanpa fermentasi; C = Ubikayu diiris dengan ketebalan 2 mm kemudian difermentasi; D = Ubikayu diiris dengan ketebalan 4 mm kemudian difermentasi; dan E = Ubikayu diiris dengan ketebalan 4 mm dan tanpa fermentasi. Angka selajur yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji DMRT Tepung pisang Siberas memiliki kadar air 9,51%; kadar protein 3,32%; serat 1,49%; daya serap air 4,62 g/g, dan rendemen tepung 29,4%. Mocaf pada perlakuan C selanjutnya digunakan sebagai tepung komposit mocaf + pisang mensubstitusi terigu dalam pembuatan kue bolu. Uji Organoleptik Rasa kue bolu yang paling enak dibandingkan dengan kontrol (terigu 100%) didapati pada perlakuan G dengan komposisi tepung komposit kasava/mocaf : tepung pisang ; terigu = 40% : 40% : 20% diikuti perlakuan H (mocaf : tepung pisang : terigu = 35% : 40% : 25%), dan perlakuan F (mocaf : tepung pisang : terigu = 45% : 40% : 15%) (Tabel 2). Rasa bolu yang dihasilkan mendekati rasa bolu dari 100% terigu. Hasil kajian membuktikan bahwa pembuatan kue bolu dengan metode tersebut dapat mensubstitusi terigu 75 85%. Aroma kue bolu dari tepung komposit perlakuan D (mocaf : tepung pisang : terigu = 40% : 35% : 25%) sama dengan bolu dari 100% terigu (kontrol). Hal ini kemungkinan disebabkan karena komposisi tepung komposit ini memiliki aroma yang lebih disukai dibandingkan dengan tepung komposit yang lain. Tekstur kue bolu yang diperoleh sama dengan kue bolu menggunakan terigu 100% untuk perlakuan C, G, H, dan I. Rasa kue bolu yang lebih disukai diperoleh pada perlakuan G dan H. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh penggunaan mocaf 35 40% dan tepung pisang Siberas 40% dan terigu 20 25% telah dapat memberikan rasa kue bolu Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
5 yang lebih enak dibandingkan dengan kue bolu dengan penggunaan terigu 100%. Warna dan penampilan kue bolu dengan terigu 100% lebih disukai panelis. Tabel 2. Hasil Uji organoleptik kue bolu. Perlakuan Rasa Aroma Warna Tekstur Penampilan A : mocaf :tepung pisang : terigu = 55:35:10 3,26 c 2,96 b 3,06 b 3,03 bc 2,96 bc B : mocaf :tepung pisang :terigu =50 :35:15 2,93 d 3,06 b 3,16 b 3,19 b 2,86 c C : mocaf :tepung pisang :terigu =45:35:20 3,26 c 2,86 b 2,96 b 3,49 a 3,06 bc D : mocaf :tepung pisang :terigu = 40 :35:25 3,46 b 3,46 a 3,26 b 3,39 b 3,20 b E : mocaf :tepung pisang : terigu = 50 :40:10 3,43 bc 3,09 b 3,16 b 3,13 b 2,99 bc F : mocaf :tepung pisang : terigu = 45 :40:15 3,53 b 3,19 b 2,93 b 2,90 c 2,76 c G : mocaf :tepung pisang :terigu =40 :40:20 3,79 a 3,39 b 3,30 b 3,53 a 3,13 bc H : mocaf :tepung pisang :terigu =35 :40:25 3,69 a 3,33 b 3,43 b 3,54 a 3,29 b I : mocaf :tepung pisang :terigu =40 :50:10 3,46 b 3,39 b 3,33 b 3,53 a 3,13 bc J : mocaf :tepung pisang :terigu =35 :50:15 3,49 b 3,29 b 3,30 b 3,23 b 3,03 c K : mocaf :tepung pisang :terigu =30 :50:20 3,29 c 3,36 b 3,06 b 3,36 b 2,73 c L: mocaf :tepung pisang :terigu =25 :50:25 3,33 c 3,33 b 3,36 b 3,46 ab 2,96 c M : Terigu 100% (kontrol) 3,49 b 3,50 a 4,39 a 3,50 a 3,53 a Angka selajur yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji DMRT Data merupakan rata-rata dari 2 ulangan, dan setiap ulangan merupakan rata-rata dari 15 panelist Mengacu pada rasa dan tekstur kue bolu tersebut dapat disimpulkan bahwa campuran komposit mocaf dengan tepung pisang Siberas dapat mensubstitusi terigu 75 80%. Analisis Parsial Usaha Pembuatan Kue Bolu Analisis parsial usaha pembuatan kue bolu dengan penggunaan terigu 20% kemudian disubstitusi dengan mocaf 40% dan tepung pisang Siberas 40%, dibandingkan dengan kue bolu yang dibuat dengan terigu 100% (Tabel 3). Dalam 1 hari kerja (8 jam) dengan tenaga kerja 2 orang dapat dihasilkan 80 bungkus kue bolu, dengan total biaya Rp (di luar peralatan). Penggunaan terigu 100% (kontrol), pengeluaran sebesar Rp Penjualan 80 bungkus kue bolu dengan harga produsen Rp per bungkus (berat per bungkus 700 g) senilai Rp , sehingga keuntungan yang diperoleh dengan penggunaan tepung komposit mocaf dengan tepung pisang Siberas mencapai Rp , sedangkan penggunaan terigu 100% Rp Nilai R/C pembuatan kue bolu dengan substitusi tepung mocaf + pisang adalah 1,32, sementara dengan 100% terigu 1,25. Hal ini menunjukkan bahwa tepung komposit mocaf dengan tepung pisang cukup layak dikembangkan dalam industri kecil kue bolu untuk mensubtitusi penggunaan tepung terigu 80%. 578 Napitupulu et al.: Kajian Pembuatan Kue Bolu dari Tepung Komposit Mocaf dan Tepung Pisang
6 Tabel 3. Tabel analisis pembuatan kue bolu dari komposit mocaf dengan tepung pisang No Uraian biaya Volume/dosis Satuan harga (Rp) I Jenis Pengeluaran Jumlah (Rp) A Jumlah (Rp) B 1. Tepung kasava (mocaf) 6,4 kg Tepung pisang Siberas 6,4 kg Tepung terigu 20% 3,2 kg Tepung terigu 100% 16 kg Telur 480 butir Susu 80 sachet Vanili 80 bungkus Baking powder 40 sendok teh Gula 12 kg Mentega 80 bungkus Gas Elpiji 1 hari (10 hari pemakaian) 12. Kemasan kotak plastik 80 buah Tenaga kerja (sehari 8 jam) 2 orang Total Biaya pengeluaran (diluar biaya peralatan) II. Penjualan/Penerimaan (Berat 80 bungkus bolu 700 g per kemasan) III. Keuntungan R/C 1,32 1,25 A = jumlah biaya untuk pembuatan kue bolu dari tepung pisang siberas 40% + tepung kasava 40% + tepung terigu 20%; B = jumlah biaya untuk pembuatan kue bolu dari tepung terigu 100%. KESIMPULAN Pengurangan penggunaan tepung terigu hingga 80% dengan menggunakan tepung komposit mocaf dan pisang pada pembuatan kue bolu menghasilkan keuntungan lebih besar (Rp ) dibandingkan dengan penggunaan terigu 100% (Rp ) dengan nilai R/C masing-masing 1,32 dan 1,25. DAFTAR PUSTAKA Agriawati, Deliana P. Besman Napitupulu, Jintamin Saragih, Dorkas Parhusip Kajian Pengolahan Tepung Komposit Berbasis Pisang Substitusi Tepung Terigu di Sumatera Utara. Laporan Hasil Pengkajian Tahun Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara AOAC, Official Methods of Analysis. Association of Official Agric. Chemists. Washington DC Badan Litbang Pertanian., Teknologi produksi tepung Kassava Bimo. 10 halaman. Dinas Pertanian Prov. Sumut., (2012). Buku Lima Tahun Statistik Pertanian Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Medan. 148 Halaman. Murtiningsih, W Produk tepung sebagai upaya pemanfaatan pisang mendukung agroindustri. Balithi Jakarta. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 20(6): 2-3. Napitupulu, Besman dan V. Aryati Kajian Pembuatan Tepung dan Produk Olahannya Untuk Mendukung Agroindustri Pisang. Prosiding Seminar Nasional, hal Olaoye O. A., Onilude A. A., Idowu O. A Quality Characteristics of Bread Produced from Composite Flours of Wheat, Plantain and Soybeans. African J of Biotech 5(11): Sudarmadji, S., Haryono, dan B. Suhardi, (1989). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta. Sukarto, S.T., Penelitian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Pusat Pengembangan Teknologi Pangan. IPB-Press, Bogor. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama
TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN Untuk mengurangi ketergantungan terhadap terigu dan pengembangan pangan yang berbasis
Lebih terperinciSUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)
SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott) SUBSTITUTION OF GREEN BEAN FLOUR (Phaseolus radiathus L) IN MAKING KIMPUL BISCUIT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah industri kuliner atau makanan. Salah satu makanan yang sedang digemari oleh masyarakat
Lebih terperinciPEMBUATAN KUE BOLU DARI TEPUNG PISANG SEBAGAI SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN PENGAYAAN TEPUNG KEDELAI
PEMBUATAN KUE BOLU DARI TEPUNG PISANG SEBAGAI SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN PENGAYAAN TEPUNG KEDELAI (Preparation of Sponge Cake from Banana flour as Substitution for Wheat Flour with Soybean Flour Enrichment)
Lebih terperinciPENGOLAHAN UBI KAYU. Kue Pohong Keju
PENGOLAHAN UBI KAYU Ubi kayu segar adalah bahan pangan yang mudah rusak, oleh sebab itu setelah pemanenan petani segera menjual atau mengolah ubikayu segar sebelum menjadi rusak dan busuk. Ubikayu dapat
Lebih terperinciKajian Pembuatan Mie Basah Dari Tepung Ubi Jalar Putih Di Sumatera Utara. Study of Wet Noodle Making from Sweet Potato Flour White In North Sumatra
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Lampung 24 Mei 2014 ISBN 978-602-70530-0-7 halaman 409-418 Kajian Pembuatan Mie Basah Dari Tepung Ubi Jalar Putih Di Sumatera
Lebih terperinciPEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:
PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH: NEZLY NURLIA PUTRI No. BP 07117037 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : 1. Latar Belakang, 2. Identifikasi Masalah, 3. Maksud dan Tujuan Penelitian, 4. Manfaat Penelitian, 5. Kerangka Pemikiran, 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.
I PENDAHULUAN Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah berdasarkan latar belakang tertentu. Dengan maksud dan tujuan yang sudah jelas selanjutnya dikembangkan kerangka pemikiran
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu komoditas pangan yang patut dipertimbangkan untuk dikembangkan
13 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu komoditas pangan yang patut dipertimbangkan untuk dikembangkan di Indonesia adalah umbi-umbian seperti singkong atau ubi kayu. Sumatera Utara merupakan salah satu
Lebih terperincisampai matang 10. Tuang kembali adonan hijau sampai separuh adonan
Aneka Olahan Kue Tepung Kasava Tepung singkong dapat digunakan dalam pembuatan tepung campuran (composite flour), yakni tepung campuran antara tepung singkong dan tepung terigu. Tepung campuran tersebut
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pangan dan Gizi, Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Program Studi Ilmu
Lebih terperinciTabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu produk pertanian yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia adalah tepung terigu. Tepung terigu merupakan salah satu bahan dasar kebutuhan
Lebih terperinciPERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN
PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat tumbuh dengan mudah di Indonesia. Singkong juga mudah diolah menjadi berbagai olahan pangan, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tepung terigu digunakan untuk pembuatan mie, roti, kue sebagai bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Industri makanan di Indonesia tidak lepas dari bahan baku tepung terigu. Tepung terigu digunakan untuk pembuatan mie, roti, kue sebagai bahan utamanya. Hal ini menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa asupan kedalam tubuh. Beberapa asupan yang dibutuhkan oleh tubuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari manusia memerlukan beberapa asupan kedalam tubuh. Beberapa asupan yang dibutuhkan oleh tubuh manusia antara lain
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di
15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian analisis sifat fisik cookies berbahan baku tepung terigu dengan substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proses dan Pengolahan Pangan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Gunung Kidul, Yogyakarta; Laboratorium
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan
IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan penelitian utama dilaksanakan bulan Maret Juni 2017 di Laboratorium Teknologi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai : 1.1 Latar Belakang, 1.2 Identifikasi Masalah, 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian, 1.4 Manfaat Penelitian, 1.5 Kerangka Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BONGGOL. PISANG ( Musa paradisiaca ) TERHADAP DAYA SERAP AIR DAN DAYA TERIMA BROWNIES
ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BONGGOL PISANG ( Musa paradisiaca ) TERHADAP DAYA SERAP AIR DAN DAYA TERIMA BROWNIES Disusun Oleh : HANDISKAWATI J 300 090 012 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil singkong. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara penghasil singkong. Menurut Badan Pusat Statistik, produksi singkong nasional pada tahun 2010 adalah 24,08 juta ton/tahun dan
Lebih terperinciKAJIAN OPTIMALISASI SISTEM PRODUKSI TEPUNG UBI-UBIAN BERBASIS BIOINDUSTRI DI SUMATERA UTARA
KAJIAN OPTIMALISASI SISTEM PRODUKSI TEPUNG UBI-UBIAN BERBASIS BIOINDUSTRI DI SUMATERA UTARA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melakukan eksperimen, metode ini ditempuh dalam pembuatan Chiffon cake dengan subtitusi tepung kulit singkong 0%, 5%, 10%,
Lebih terperinciSUBTITUSI TEPUNG UBI JALAR DALAM PEMBUATAN BOLU GULUNG SWEET POTATO FLOUR SUBSTITUTION OF ROLL CAKE
SUBTITUSI TEPUNG UBI JALAR DALAM PEMBUATAN BOLU GULUNG SWEET POTATO FLOUR SUBSTITUTION OF ROLL CAKE 2) 1) Anton Ramadhan Ketra 1, Okta Wulandra 2 Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian UNIVED
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan
14 BAB III MATERI DAN METODE 3.1 Materi Penelitian Penelitian substitusi tepung suweg terhadap mie kering ditinjau dari daya putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PEMBUATAN ROTI MANIS DARI TEPUNG UBI JALAR PUTIH
PEMBUATAN ROTI MANIS DARI TEPUNG UBI JALAR PUTIH Haerani, dan Rusdi Alam Jurusan Pendidikan Keesejahteraan Keluarga, Universitas Negeri Makassar ABSTRAK Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui proses
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. KUALITAS BISKUIT DENGAN KOMBINASI TEPUNG PISANG KEPOK PUTIH (Musa paradisiaca forma typica) DAN TEPUNG TEMPE
NASKAH PUBLIKASI KUALITAS BISKUIT DENGAN KOMBINASI TEPUNG PISANG KEPOK PUTIH (Musa paradisiaca forma typica) DAN TEPUNG TEMPE Disusun oleh: Florencia Grace Ferdiana NPM : 120801253 UNIVERSITAS ATMA JAYA
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang
I PENDAHULUAN Cookies merupakan salah satu produk yang banyak menggunakan tepung. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang dihasilkan. Tepung kacang koro dan tepung
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENGOLAHAN TEPUNG CASSAVA UNTUK WIRAUSAHA
PENGEMBANGAN PENGOLAHAN TEPUNG CASSAVA UNTUK WIRAUSAHA Oleh: Rizqie Auliana Disampaikan dalam kegiatan pelatihan kewirausahaan Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Masyarakat Yogyakarta, 10 September 2013
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAN UJI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP DONAT SUBSTITUSI TEPUNG JALEJO HINGGA 50 PERSEN
KARAKTERISTIK DAN UJI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP DONAT SUBSTITUSI TEPUNG JALEJO HINGGA 50 PERSEN Muflihani Yanis, Noveria Sjafrina, Syarifah Aminah BPTP DKI Jakarta Jl raya ragunan no.30 ABSTRAK Tepung
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,
Bab 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Pangan tradisional adalah makanan yang dikonsumsi masyarakat golongan etnik dan wilayah spesifik, diolah dari resep yang dikenal masyarakat, bahanbahannya
Lebih terperinci1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.
1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis,
Lebih terperinciSUBSTITUSI TEPUNG COCOCAF PADA PEMBUATAN BROWNIES KUKUS SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TERIGU
SUBSTITUSI TEPUNG COCOCAF PADA PEMBUATAN BROWNIES KUKUS SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TERIGU Endah Sulistiawati 1*, Imam Santosa, Agus Aktawan 1 Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman bahan pangan yang melimpah. Bahan pangan memang melimpah namun Indonesia masih memiliki ketergantungan dengan impor
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen di bidang Teknologi Pangan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pembuatan cake rumput laut dan mutu organoleptik
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI ABSTRACT ABSTRAK
PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI Effect of Dough Mixing Speed on Bread Physical Characteristic Asih Priyati 1, Sirajuddin Haji Abdullah 1, Guyup Mahardhian Dwi Putra
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pisang merupakan salah satu buah tropis yang paling banyak ditemukan dan dikonsumsi di Indonesia. Produksi pisang di Indonesia adalah yang tertinggi dibandingkan dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor pertanian yang cukup besar. Berbagai komoditas pertanian memiliki kelayakan yang cukup baik
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI
PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI Effect of Dough Mixing Speed on Bread Physical Characteristic Asih Priyati 1,*), Sirajuddin Haji Abdullah 1, Guyup Mahardhian Dwi Putra
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PENGERINGAN KENTANG DAN PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG KENTANG TERHADAP MUTU COOKIES KENTANG
PENGARUH LAMA PENGERINGAN KENTANG DAN PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG KENTANG TERHADAP MUTU COOKIES KENTANG APRILIA S.K.Y. SIMAMORA 080305018 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciPERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR
PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Proses dan Pengolahan, Laboratorium Mikrobiologi dan Pangan, dan Laboratorium Kimia Pangan Lembaga Ilmu
Lebih terperinciINOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN
INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung dituntut harus selalu ambil bagian dan tanggap dalam mendukung
Lebih terperinciPENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG (Zea mays L.) DALAM PEMBUATAN COOKIES. ABSTRACT
Hardiyanti, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : 123-128 123 PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG (Zea mays L.) DALAM PEMBUATAN COOKIES Hardiyanti¹), Kadirman²), Muh. Rais 3 ) 1
Lebih terperinciPENDAHULUAN. terus melemah dan akhirnya tidak laku di pasaran. Menurut perkiraan United State Department of Agriculture (USDA)yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat Indonesia pada umumnya mengkonsumsi bahan pangan yang mudah didapat dipasaran dan cenderung memilih bahan pangan yang murah. Kecenderungan ini membuat banyak produsen
Lebih terperinciPEMBUATAN SPONGE CAKE BEBAS GLUTEN DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID
PEMBUATAN SPONGE CAKE BEBAS GLUTEN DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID SKRIPSI Oleh: RIRIS MARITO SIMATUPANG 100305017/ILMU DAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK CAKE BERAS DENGAN PROPORSI MARGARIN DAN KACANG TUNGGAK KUKUS SKRIPSI OLEH : STEPHANNIE
KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK CAKE BERAS DENGAN PROPORSI MARGARIN DAN KACANG TUNGGAK KUKUS SKRIPSI OLEH : STEPHANNIE 6103008078 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ketela pohon atau ubi kayu dengan nama latin Manihot utilissima merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia selain tanaman padi, jagung, kedelai, kacang
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Lampung, Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratoriun
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS YANG DIFORMULASI SEBAGIAN DENGAN TEPUNG SUKUN
ARTIKEL ILMIAH TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS YANG DIFORMULASI SEBAGIAN DENGAN TEPUNG SUKUN Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma Gizi
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di
16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1. Materi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sus atau dalam istilahnya disebut choux pastry merupakan adonan pastry yang diproses dengan perebusan adonan. Adonan yang dihasilkan berupa adonan lembut dan mengembang.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis. Negara Indonesia ini mempunyai kekayaan alam yang melimpah terutama pada jenis tanaman pangan lokal
Lebih terperinciKARAKTERISTIK ROTI TAWAR DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor (L) MOENCH) TERFERMENTASI DAN TANPA FERMENTASI
KARAKTERISTIK ROTI TAWAR DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor (L) MOENCH) TERFERMENTASI DAN TANPA FERMENTASI CHARACTERISTICS OF WHITE BREAD WITH FERMENTED AND UNFERMENTED SORGHUM FLOUR (Sorghum
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI TEPUNG KASAVA BIMO
AgroinovasI TEKNOLOGI PRODUKSI TEPUNG KASAVA BIMO Indonesia sebagai negara sangat subur. Berbagai komoditas tanaman dapat tumbuh subur, termasuk tanaman ubikayu. Tanaman ubi kayu tersebar di seantero Nusantara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,
I. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciHasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari 30 panelis. Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice. Warna
101 Panelis ke- Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari panelis Penilaian Brownies Roll Cake Kacang Hijau Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice Warna 2 Kurang soft, terlalu Warna mencolok
Lebih terperinciTabel 1. 1 Jumlah Wisatawan Kota Bandung. Wisatawan Tahun mancanegara domestik jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung memiliki banyak tempat wisata oleh karena itu banyak wisatawan yang datang mengunjungi kota Bandung, baik dari luar kota, luar pulau bahkan dari luar negeri.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7)
Lebih terperinci23. HASlL OLAHAN TEPUNG UBI JALAR
Kararnel Susu, Yoghurt Olahan Tepung Ubi Jalac Ebi (udang kering). Keju 23. HASlL OLAHAN TEPUNG UBI JALAR Tepung ubi jalar dapat digunakan sebagai bahan campuran pembuatan kue dan roti gandum. Adapun proses
Lebih terperinciDalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan
Lebih terperinciOatmeal Cheese Cookies
Variasi lain dari kaastengels yang membahana itu. Tambahkan oatmeal di dalamnya, maka jadilah ia krenyes plus kempus-kempus. Oatmeal Cheese Cookies Bahan A: 250 gr mentega 1 sdt garam 25 gr gula halus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tepung terigu sangat dibutuhkan dalam industri pangan di Indonesia. Rata-rata kebutuhan terigu perusahaan roti, dan kue kering terbesar di Indonesia mencapai 20 ton/tahun,
Lebih terperinciPengembangan Formulasi Mi Jagung Berbahan Baku Tepung Jagung Modifikasi. Development of Formulation Noodles Made from Raw Corn Starch Modified Corn
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Lampung 24 Mei 2014 ISBN 978-602-70530-0-7 halaman 524-530 Pengembangan Formulasi Mi Jagung Berbahan Baku Tepung Jagung Modifikasi
Lebih terperinciPEMBUATAN MIE DARI CAMPURAN UMBI SINGKONG, MODIFIED CASSAVA FLUOR (MOCAF) DAN TERIGU
PEMBUATAN MIE DARI CAMPURAN UMBI SINGKONG, MODIFIED CASSAVA FLUOR (MOCAF) DAN TERIGU Endah Sulistiawati 1* 1 Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan Jl. Prof.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
24 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cookies merupakan alternatif makanan selingan yang cukup dikenal dan digemari oleh masyarakat. Cookies dikategorikan sebagai makanan ringan karena dapat dikonsumsi setiap
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang
I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian.
Lebih terperinciPerbedaan Karakteristik Kimia dan Sensoris Keripik Simulasi dengan Bahan Dasar Tepung Jagung-Ubikayu
Perbedaan Karakteristik Kimia dan Sensoris Keripik Simulasi dengan Bahan Dasar Tepung Jagung-Ubikayu Wayan Trisnawati 1, Made Sugianyar 2 dan Ketut Ari Tantri Yanthi 2 1 Peneliti Pangan pada Balai Pengkajian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mie Berbahan Dasar Gembili
BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan mie gembili adalah sebagai berikut: 1. Alat yang digunakan: a. Panci b. Slicer c. Pisau d. Timbangan e. Screen 80 mesh
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gembili Menurut Nur Richana (2012), gembili diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh- tumbuhan) Divisio : Magnoliophyta ( tumbuhan berbiji
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TINGGI SERAT DARI AMPAS BENGKUANG DAN AMPAS JAGUNG TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK KUE KERING
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TINGGI SERAT DARI AMPAS BENGKUANG DAN AMPAS JAGUNG TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK KUE KERING Alsuhendra dan Ridawati 1) 1) Staf Pengajar PS Tata Boga Jur. IKK Fakultas.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu
I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciKAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Susy Lesmayati 1 dan Retno Endrasari 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan 2 Balai
Lebih terperinciPEMBUATAN CAKE TANPA GLUTEN DAN TELUR DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID
PEMBUATAN CAKE TANPA GLUTEN DAN TELUR DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID SKRIPSI OLEH : BOSVIN ABDALLA TAMBUNAN 100305047 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh kandungan racun yang disebut juga linamarin (senyawa sianoglukosida
TINJAUAN PUSTAKA Ubi Kayu Ubi kayu atau kasava (Manihot utilisima) merupakan tanaman yang banyak dijumpai di daerah tropis khususnya diindonesia. Ubi kayu merupakan tanaman yang mampu tumbuh pada lahan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Naan bread merupakan salah satu olahan roti tradisional dari daerah Timur Tengah yaitu India. Naan bread biasanya berbentuk bulat hingga agak lonjong, terbuat dengan
Lebih terperinciCONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN
CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN 1. Serealia ) Pengolahan jagung : a. Pembuatan tepung jagung (tradisional) Bahan/alat : - Jagung pipilan - Alat penggiling - Ember penampung
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Kimia dan Laboratorium Biondustri TIN IPB, Laboratorium Bangsal Percontohan Pengolahan Hasil
Lebih terperinciKARAKTERISASI TEPUNG KASAVA YANG DIMODIFIKASI DENGAN BAKTERI SELULOLITIK SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUK MIE DAN BISKUIT
KARAKTERISASI TEPUNG KASAVA YANG DIMODIFIKASI DENGAN BAKTERI SELULOLITIK SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUK MIE DAN BISKUIT SKRIPSI Oleh : SIMON PETRUS SEMBIRING 060305004/TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN DEPARTEMEN TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya beraneka ragam Jajanan Pasar merupakan kue tradisional beserta modifikasinya,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dan sumber kalori yang cukup tinggi, sumber vitamin (A, C,
Lebih terperinciDitulis oleh Rina Ariyani Minggu, 23 September :53 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 26 September :09
Resep kue brownies Resep kue brownies kali ini lengkap dari yang cara membuatnya sederhana, sampai tingkat mahir. Namun saya pastikan semua resep brownies disini enak enak dan ngga malu maluin kalo nanti
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kue Bolu. Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kue Bolu Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula, lemak, dan telur. Menurut Donald (2013), kue bolu merupakan produk yang di hasilkan dari tepung terigu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ubi kayu merupakan tanaman pangan yang banyak diproduksi di Indonesia. Produksi ubi kayu di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 23.436.384 ton (Badan Pusat Statistik,
Lebih terperinciResep kue basah : kue lumpur, tips dan variasinya
Resep kue basah : kue lumpur, tips dan variasinya Kue lumpur merupakan salah satu jajanan pasar yang sangat populer. Jika anda berkunjung ke berbagai wilayah di Indonesia anda akan menemukan dengan mudah
Lebih terperinciEVALUASI MUTU KUKIS YANG DISUBSTITUSI TEPUNG SUKUN
EVALUASI MUTU KUKIS YANG DISUBSTITUSI TEPUNG SUKUN (Artocarpus communis) BERBASIS MINYAK SAWIT MERAH (MSM), TEPUNG TEMPE DAN TEPUNG UDANG REBON (Acetes erythraeus) The Quality Evaluation Of Cookies Which
Lebih terperinciTeknologi Pengolahan PRODUK HORTIKULTURA SPESIFIK KALIMANTAN SELATAN
SPESIFIK KALIMANTAN SELATAN Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan pola hidup, masyarakat Indonesia dituntut untuk beraktivitas serba cepat. Pola hidup demikian
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan, (4) Manfaat dan Kegunaan Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang banyak melakukan impor tepung terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor gandum di Indonesia pada tahun 2012
Lebih terperinciEvaluasi Kualitas Sensoris Muffin Berbahan Baku Pisang Goroho (Musa acuminate sp.)
Evaluasi Kualitas Sensoris Muffin Berbahan Baku Pisang Goroho (Musa acuminate sp.) The Evaluation of Sensoric Quality of Muffin Made From Substitute Goroho Plantain (Musa acuminate sp). F. V. Albanjar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai sifat mudah rusak. Oleh karena itu memerlukan penanganan pascapanen yang serius
Lebih terperinciEVALUASI KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA DAN SENSORI ROTI DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS, UBI KAYU, KENTANG DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN XANTHAN GUM
EVALUASI KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA DAN SENSORI ROTI DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS, UBI KAYU, KENTANG DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN XANTHAN GUM SKRIPSI Oleh: FORIANUS WARUWU 090305025/ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biskuit merupakan makanan kecil (snack) yang termasuk ke dalam kue kering dengan kadar air rendah, berukuran kecil, dan manis. Dalam pembuatan biskuit digunakan bahan
Lebih terperinciPELATIHAN PEMBUATAN ANEKA CAKE DARI TEPUNG MOCAF SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN BAGI MANTAN TKI (TENAGA KERJA INDONESIA) DI KABUPATEN SUBANG
PELATIHAN PEMBUATAN ANEKA CAKE DARI TEPUNG MOCAF SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN BAGI MANTAN TKI (TENAGA KERJA INDONESIA) DI KABUPATEN SUBANG Dra. Nurlaila AM, Metty Muhariati dan Hamiyati Program Studi Pendidikan
Lebih terperinci