BAB II KAJIAN TEORITIS. adalah kecakapan yang terdiri dari 3 jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORITIS. adalah kecakapan yang terdiri dari 3 jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Hakekat Kemampuan Menjelaskan Isi Puisi Pengertian Kemampuan Kemampuan adalah suatu proses perbuatan atau cara meningkatkan usaha dengan didasari kesanggupan kekuatan untuk melakukan suatu potensi yang dimilikinya. Menurut Slameto (2010:56) mengemukakan bahwa kemampuan adalah kecakapan yang terdiri dari 3 jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui menggunakan konsep-konsep yang abstrak, secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. sedangkan menurut Danim (1994:12) Kemampuan adalah perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Kemampuan sangat erat terkait dengan anak sebagai individu yang mempunyai konsep diri, penghargaan terhadap diri sendiri (self esteem), dan mengatur diri sendiri (self regulation). Anak memahami tuntunan lingkungan terhadap dirinya, dan penyesuaian tingkah lakunya. Dari beberapa pendapat tersebut maka dapa disimpulkan bahwa kemapuan adalah kecakapan atau kesanggupan yang dimiliki oleh setiap individu untuk melakukan sesuatu, merupakan suatu potensi yang dimiliki sejak lahir dan perlu dikembangkan dengan latihan atau praktek dalam suatu proses pembelajaran. 7

2 8 Berdasarkan kemampuan yang dikemukakan maka yang dimaksud dengan kemampuan dalam penelitian ini adalah kesanggupan atau potensi siswa di SDN 2 Tapa dalam menjelaskan isi puisi Pengertian Menjelaskan Menjelaskan menurut JJ. Hasibuan dan Moedjiono (2006:70) berarti menyajikan informasi lisan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan. Penekanan memberikan penjelasan adalah proses penalaran siswa, dan bukan indoktrinasi. Sementara menurut Soetomo kegiatan menjelaskan dapat diartikan sebagai usaha penyajian informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan, misalnya antara sebab akibat, antara yang sudah diketahui dengan yang belum diketahui, antara hukum teori, dalil, definisi yang berlaku umum dengan bukti-bukti atau contoh seharihari, dan juga kegiatan menjelaskan ini diberikan khususnya dalam menyampaikan bab/materi baru kepada siswa. Sedangkan yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu, siswa kelas 2 mampu menjelaskan secara sederhana materi puisi melalui pembelajaran pengalaman atau kehidupan anak Menjelaskan Puisi Guru dalam melaksanakan pembelajaran membaca puisi sesuai dengan jenjang kelas SD berdasarkan Kurikulum Pendidikan dan Garis-garis Besar Program Pengajaran Bahasa Indonesia. Ruang lingkup mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia meliputi penguasaan kebahasaan, kemampuan memahami, mengapresiasikan sastra, dan kemampuan menggunakan bahasa Indonesia.

3 9 Perbandingan bobot pembelajaran bahasa dan sastra sebaiknya seimbang dan dapat disajikan secara terpadu. Dalam pembelajaran membaca puisi di SD hal yang perlu diperhatikan adalah siswa, sasaran, metode dan evaluasi. Setelah persiapan pembelajaran dilakukan, dilaksanakan pembelajaran membaca puisi melalui pendekatan metode demonstrasi dengan langkah pra membaca, saat membaca, dan pasca membaca. Pada langkah pra membaca siswa diajak memahami puisi yang akan dibacakan dengan membicarakan kosakata yang dianggap sukar bagi siswa. Kemudian dilanjutkan dengan memberi tanda jeda pada baris-baris puisi, guna mengatur pernafasan. Pada langkah saat membaca siswa diajak menyimak model yang mendemonstrasikan pembacaan puisi, dengan tidak lupa mendiskusikan apa yang siswa saksikan. Pada pasca membaca siswa dapat menerapkan keterampilannya dengan pembacaan puisi yang lain atau bahkan prosa dengan aspek-aspek yang telah dipelajari dalam membaca puisi Pengertian Puisi Secara etimologi kata puisi berasal dari bahasa Yunani poema yang berarti membuat, poesis yang berarti pembuat pembangun, atau pembentuk. Pengertian puisi sampai saat ini masih diperbincangkan oleh berbagai kalangan. Tidak konsistennya pengertian puisi lebih disebabkan oleh perkembangan puisi yang semakin hari semakin beragam dan mengakibatkan lahirnya jenis-jenis puisi baru. Hal tersebut yang menimbulkan kesulitan menyimpulkan apa pengertian puisi yang bisa dikenakan pada berbagai jenis puisi pada berbagai zaman. Samuel Taylor Colerige (dalam Pradopo 2005:6), mengemukakan puisi itu kata-kata terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang

4 10 setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangta erat hubungannya, dan sebagainya. Shelley (dalam Pradopo 2005: 6), mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup. Kata-kata adalah kata-kata itu sendiri, sehingga ia harus dibebaskan dari beban makna maupun metafora. Setiap kata mengandung berbagai makna sehingga mampu mewakili berbaris-baris kalimat yang hendak diungkapkan penulisnya. Hal ini pulalah yang membuat penafsiran terhadap sebuah puisi menjadi bermacam-macam. Akan tetapi, pada dasarnya karya sastra termasuk puisi memang multiinterpretable. Karena, pada hakekatnya, semua puisi adalah sama, yaitu menyampaikan sesuatu secara tidak langsung. Semua puisi adalah ungkapan perasaan dan pemikiran penyairnya yang ingin dikomunikasikan itu tidak lain adalah manusia, hidup, kemanusiaan, dan kehidupan. Berdasarkan beberapa definisi puisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Puisi adalah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu meningkatkan kesadaran orang akan suatu pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan makna khusus. Adapula yang mengatakan puisi adalah karangan bahasa yang khas yang memuat pengalaman yang disusun secara khas pula. Pengalaman batin yang terkandung dalam puisi disusun dari peristiwa yang telah diberi makna yang ditafsirkan secara estetik.

5 Unsur-Unsur Puisi Secara umum orang mengatakan bahwa sebuah puisi dibangun oleh dua unsur penting, yakni bentuk dan isi. Istilah bentuk dan isi tersebut oleh para ahli dinamai berbeda-beda, diantaranya unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaktik puisi (Dick Hartoko), tema dan struktur (M.S. Hutagalung), bentuk fisik dan bentuk batin (Marjorie Boulton), hakikat dan metode (I.A. Richards). Menurut Sayuti (2002:41), pada hakikatnya puisi merupakan sebuah kesatuan, yakni kesatuan semantis dan bentuk formalnya, pilihan dan pengendepanan salah satu dasar ekspresi penciptaan akan berpengaruh pada bahasa berikut semua aspek yang melekat padanya, yang menjadi media ekspresinya. Puisi merupakan suatu kesatuan yang akan membentuk makna yang indah. Puisi adalah bentuk ungkapan ekspresi dari penyairnya. Unsur-unsur puisi tidaklah berdiri sendiri-sendiri tetapi merupakan sebuah struktur. Seluruh unsur merupakan kesatuan dan unsur yang satu dengan unsur lainnya menunjukkan diri secara fungsional, artinya unsur-unsur itu berfungsi bersama unsur lain dan di dalam kesatuan dengan totalitasnya. Untuk memberikan pengertian yang lebih memadai berikut ini dikemukakan uraian mengenai unsurunsur pembangun puisi. a. Struktur Fisik Puisi 1) Diksi Diksi adalah bentuk serapan dari kata diction diartikan sebagai choice and use of words. Diksi menurut Sayuti (2002 : 143), merupakan salah satu unsur yang ikut membangun keberadaan puisi berarti pemilihan kata yang

6 12 dilakukan oleh penyair untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan-perasaan yang bergejolak dan menggejala dalam dirinya. Sayuti (2002:144) 2). Pengimajian Menurut Sayuti (2002: ), dalam proses penikmatan (membaca atau mendengarkan), apalagi pemahaman puisi, kesadaran terhadap kehadiran salah satu unsur puisi yang menyentuh atau mengguagah indera seringkali begitu mengedepan. Pengalaman keinderaan itu juga dapat disebut sebagai kesan yang terbentuk dalam rongga imajinasi yang disebabkan oleh sebuah kata atau oleh serangkaian kata. Serangkaian kata yang mampu menggugah pengalaman keinderaan itu, dalm puisi, disebut citraan (Sayuti 2002 : 170). Oleh penyair imaji diberi peran untuk mengintensifkan, menjernihkan, dan memperkaya pikiran. Imaji yang tepat akan lebih hidup, lebih segar terasakan, lebih ekonomis, dan dekat dengan hidup kita sehingga diharapkan pembaca atau pendengar turut merasakan dan hidup dalam pengalaman batin penyair. Coombes (dalam Pradopo 2005: 42-43), mengatakan bahwa dalam tangan seorang penyair yang baik, imaji itu segar dan hidup, berada dalam puncak keindahannya untuk mengintensifkan, menjernihkan, memperkaya, dan sebuah imaji yang berhasil menolong orang merasakan pengalaman penyair terhadap objek dan situasi yang dialaminya, memberi gambaran yang setepatnya, hidup, kuat. Menurut Alternbernd (dalam Pradopo 2005 : 80), citraan dapat dihasilkan dengan jalan menampilkan nama-

7 13 nama, deskripsi-deskripsi, irama-irama, asosiasi intelektual atau beberapa cara di atas tampil bersama-sama. 3). Kata kongkret Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk menggambarkan lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca.. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dan lain-lain. Sedangkan kata kongkret rawa-rawa dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dan lain-lain. 4). Bahasa figuratif pada dasarnya adalah bentuk penyimpangan dari bahasa normatif, baik dari segi makna maupun rangkaian katanya, dan bertujuan untuk mencapai arti dan efek tertentu. Pada umumnya, bahasa figuratif digunakan oleh pengarang untuk menghidupkan atau lebih mengekspresikan perasaan yang diungkapkan sebab kata-kata saja belum cukup jelas untuk menerangkan lukisan tersebut. Sementara itu, menurut Pradopo (2005: 61), menyamakan kiasan dengan bahasa figuratif (figurative language) dan memasukkan metafora sebagai salah satu bentuk kiasan. Alternbernd (dalam Pradopo 2005: 62), mengelompokkan bahasa figuratif menjadi 7 jenis, yaitu simile, metafora, epic-simile, personifikasi, mitonimi, sinekdoks dan allegori.

8 14 5) Tipografi Menurut Sayuti (2002:329), tipografi merupakan aspek bentuk visual puisi yang berupa tata hubungan dan tata baris. Dalam puisi, tipografi dipergunakan untuk mendapatkan bentuk yang menarik supaya indah dipandang mata. Tipografi merupakan pembeda yang paling awal dapat dilihat dalam membedakan puisi dengan prosa fiksi dan drama. Tipografi merupakan pembeda yang sangat penting. Dalam prosa (baik fiksi maupun bukan) baris-baris kata atau kalimat membentuk sebuah periodisitet. Namun, dalam puisi tidak demikian halnya. Baris-baris dalam puisi membentuk sebuah periodisitet yang disebut bait. Baris-baris puisi tidak diawali dari tepi kiri dan berakhir ditepi kanan. Tepi sebelah kiri maupun kanan sebelah baris puisi tidak harus dipenuhi oleh tulisan, tidak seperti halnya jika kita menulis prosa. Atas dasar hal demikian itu, maka muncul bebagai macam tipe atau bentuk puisi. Ada bentuk-bentuk tradisional dan ada pula bentuk-bentuk yang menyimpang dari pola tradisional. Bentuk-bentuk tradisional diantaranya dapat dilihat pada puisi-puisi pujangga baru. 6). Versifikasi Versifikasi yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya dan (3) pengulangan

9 15 kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi. b. Struktur Bathin Puisi 1) Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan. 2) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya. 3) Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dan lainlain.

10 16 4) Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya Puisi Anak Menyeleksi puisi anak-anak terutama untuk bahan ajar merupakan salah satu tugas guru yang tidak mudah. Seorang guru harus mempertimbangkan minat dan kebutuhan anak-anak, pengalaman anak sebelumnya berkaitan dengan puisi dan tipe-tipe puisi yang menarik bagi mereka (Huck, 1987). Puisi dapat diibaratkan nyanyian tanpa notasi. Puisi merupakan karya sastra yang paling imajinatif dan mendalam mengenai alam sekitar dan diri sendiri termasuk hubungan manusia dan Tuhan yang Maha Kuasa. Puisi memiliki irama yang indah, ringkas dan tepat menyentuh perasaan dan juga sangat menyenangkan. Penyair memilih setiap kata dengan hati-hati sehingga menimbulkan dampak segala yang dikatakannya dan yang menjadi maksudnya menakjubkan pembaca atau pendengar Karakteristik Puisi Anak Istilah puisi anak-anak memiliki dua pengertian yaitu (1) puisi yang ditulis oleh orang dewasa untuk anak-anak dan (2) puisi yang ditulis oleh anak-anak untuk konsumsi mereka sendiri. Tampaknya dari dua pengertian itu tidak menjadi masalah apakah puisi tersebut ditulis oleh orang dewasa atau bukan ataukah oleh anak-anak sendiri, selama puisi tersebut bertutur kepada mereka tentang alam kehidupannya dalam bahasa puisi (Huck, 1987:396). Pada dasarnya puisi anak

11 17 dan orang dewasa hanya sedikit perbedaannya. Hal utama yang membedakannya adalah dari segi bahasa, tema dan ungkapan gejolak emosi yang digambarkan. Puisi anak dilihat dari dunia citraannya digambarkan dalam things dan sign yang sesuai dengan dunia pengalaman anak. Jika dicermati keduanya memiliki implikasi presfektif dan pengungkapan terhadap dunia anak dengan cukup tajam. Orang dewasa cenderung memandang dan menyikapi dunia anak secara normative-evaluatif daripada anak-anak sendiri yang lebih deskriptif objektif dalam mengungkapkan diri mereka sendiri. Pada dasarnya puisi anak memiliki karakteristik antara lain (1) bahasanya sederhana, (2) bentuknya naratif, (3) berisi dimensi kehidupan yang bermakna dan dekat dengan dunia anak, dan (4) mengandung unsur bahasa yang indah dengan panduan bunyi pilihan kata dan satuan-satuan makna. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik puisi untuk anak-anak adalah bahwa a) bahasa yang digunakan harus sederhana, b) bentuknya naratif, c) berisi demensi kehidupan yang bermakna dan dekat dengan dunia anak, d) mengandung unsur bahasa yang indah dengan paduan bunyi pilihan kata, satuan-satuan makna Materi Menjelaskan Isi Puisi SD Kelas II Materi puisi di kelas II sebenarnya masih sangat sederhana dan mendasar yaitu dari melengkapi puisi berdasarkan gambar, menulis puisi sederhana, menuliskan kembali puisi dengan bahasa yang baik, dan membaca puisi dengan lafal, artikulasi dan intonasi yang benar. Secara umum materi puisi dan Bahasa

12 18 Indonesia pada umumnya disajikan secara tematik sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. 2.2 Pelaksanaan dan proses pembelajaran Pelaksanaan dalam proses pembelajaran pada umumnya disajikan secara tematik sesuai dengan materi yang diteliti pada pelajaran bahasa indonesia kelas II. Dimana siswa di harapkan mampu menjelaskan isi puisi dengan baik yang bertemakan kehidupan sehari-hari seperti contoh puisi di bawah ini: LIBURAN TELAH TIBA Pagi yang cerah Ku bergegas menuju sekolah Suara gemuruh Lonceng sekolah Ku nikmati masa-masa yang indah Hangat sapa Bersama Teman Memupuk tawa bersama kawan Menuntut ilmu ku kerahkan Demi meraih masa depan Kemampuan otak terkuras lemah Terdiam suntuk merasa lelah Menanti hari-hari yang indah Dan ku sambut libur sekolah Puisi diatas berjudul Liburan Telah Tiba, dimana siswa menyambut datangnya libur yang mereka nantikan setelah sekian lama belajar dan menuntut ilmu di sekolah. Puisi diatas mengandung makna/pesan yang baik dimana siswa

13 19 diajak untuk berpikir bahwa sekolah merupakan tempat menimbah ilmu agar bisa menjadi manusia yang lebih baik dan berguna bagi bangsa dan negara. Puisi diatas menggunakan diksi atau pilihan kata sederhana sehingga mudah dipahami oleh siswa karena mengingat siswa yang diteliti masih kelas II dan masih pada tahapan membaca permulaan. Bentuk puisi yaitu berbentuk naratif dimana puisi terdiri dari serangkaian peristiwa dari waktu ke waktu mulai dari pagi yang indah dan dilanjutkan menuju sekolah pada saat sekolah sampai dengan menyambut libur sekolah. Isi puisi ini juga menarik karena dekat dengan dimensi kehidupan dunia anak sehingga dapat memudahkan guru untuk memancing keaktifan anak dalam proses pembelajaran dan interaksi yang baik antar siswa. 2.3 Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian yang berjudul tentang meningkatkan kemampuan siswa menjelaskan isi puisi telah banyak diteliti oleh peneliti sebelumnya. Namun penelitian sebelumnya adalah penelitian tindakan kelas, yang mengidentifikasi hasil belajar siswa dengan menggunakan metode cotextual teaching learning, salah satu contohnya adalah penelitian oleh Slamet Sabar Riyadi (2013) PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS PUISI MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CTL PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI RANDUGUNTING 6 KOTA TEGAL. Universitas Negeri Semarang. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti di atas, dari 20 orang siswa yang diteliti, 19 siswa telah mencapai hasil yang memuaskan.

14 20 Penelitian yang telah diuraikan di atas memiliki kesamaan judul dan metode dengan penelitian kali ini, yang dilaksanakan di SDN 2 Tapa Bone Bolango ini dalam bentuk penelitian deskrptif kualitatif, yang berjudul Kemampuan Siswa Menjelaskan Isi Puisi di Kelas II SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango.

P U I S I PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

P U I S I PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli P U I S I A. PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984) Pengertian Puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, matra serta

Lebih terperinci

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Pengertian dan Unsur-unsurnya Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. penelitian yang relevan. Penelitian-penelitian tersebut antara lain sebagai berikut.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. penelitian yang relevan. Penelitian-penelitian tersebut antara lain sebagai berikut. BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Sebelum melakukan penelitian ini, dilakukan penelusuran terhadap beberapa penelitian yang relevan. Penelitian-penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Untuk mengetahui penelitian tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum karya sastra terbagi atas tiga jenis yaitu puisi, prosa dan drama. Menurut Kosasih (2012:1), ketiga jenis karya sastra tersebut dibedakan berdasarkan

Lebih terperinci

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING) BAB III Metodologi Penelitian A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian bisa dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V Oleh: Aida Azizah Universitas Islam Sultan Agung Semarang ABSTRAK Peserta didik Sekolah Dasar/Madrasah

Lebih terperinci

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ketrampilan Menulis Puisi Keterampilan menulis puisi adalah kemampuan untuk mengungkapkan gagasan atau ide berupa rangkaian kata-kata indah yang memilik makna

Lebih terperinci

ANALISIS BUNYI, KATA, DAN CITRAAN DALAM PUISI ANAK. Oleh: Itaristanti, M.A.

ANALISIS BUNYI, KATA, DAN CITRAAN DALAM PUISI ANAK. Oleh: Itaristanti, M.A. ANALISIS BUNYI, KATA, DAN CITRAAN DALAM PUISI ANAK Oleh: Itaristanti, M.A. Abstrak Tulisan ini mendeskripsikan hasil analisis bunyi, kata, dan citraan terhadap beberapa puisi anak. Tujuannya bukan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Rusyana (dalam Cahyani dan Rosmana, 2006: 97) Menulis adalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Rusyana (dalam Cahyani dan Rosmana, 2006: 97) Menulis adalah BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Menulis Menurut Rusyana (dalam Cahyani dan Rosmana, 2006: 97) Menulis adalah mengutarakan sesuatu secara tertulis dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORETIS. menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu

BAB 2 LANDASAN TEORETIS. menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1. Puisi Pengertian puisi Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. meneliti tentang lirik lagu Umi karya Hayashi Ryuuha dan Omocha No

BAB II LANDASAN TEORI. meneliti tentang lirik lagu Umi karya Hayashi Ryuuha dan Omocha No BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sebelumnya Berdasarkan penelitian terdahulu, belum ada seorang pun yang meneliti tentang lirik lagu Umi karya Hayashi Ryuuha dan Omocha No Chachacha karya Nosaka Akiyuki

Lebih terperinci

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012 Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012 Untuk memahami Penulisan Kreatif, sebelumnya cobalah pahami perihal manajemen bahasa berikut ini Manajemen bahasa adalah SENI dan ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang digunakan dalam puisi cenderung dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Puisi Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis yang berarti penciptaan. Tetapi arti yang semula ini lama kelamaan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan sastra memiliki hubungan yang erat. Kekuatan sastra berada pada kekuatan dan cara pengarang menggunakan bahasa. Melalui bahasa, seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Keterampilan Menulis Puisi a. Hakikat Menulis Tarigan (1994:3) memberikan pengertian bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pada dasarnya setiap individu mempunyai pengalaman tentang suatu peristiwa. Pengalaman itu dapat berupa: kesenangan, kesedihan, keharuan, ketragiasan, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sebagai hasil seni,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sebagai hasil seni, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sebagai hasil seni, sastra merupakan hasil cipta manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan bernalar dan berimajinasi serta kemampuan untuk mengapresiasi

Lebih terperinci

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER Vivien Fidiawati 6 Abstrak. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yakni (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, (4) keterampilan menulis.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. kembali dan pembacaan sandi (a recording and dekoding process),

BAB II KAJIAN TEORI. penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. kembali dan pembacaan sandi (a recording and dekoding process), 8 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Membaca Puisi 1. Membaca a. Pengertian membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN BAHASA (LANGUAGE GAMES) Tutin Mulyati NIM : 08210086 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

APRESIASI SASTRA DALAM MENINGKATKAN GEMAR MEMBACA SISWA SEKOLAH DASAR DI DESA COGREG DAN DESA CAYUR KECAMATAN CIKATOMAS, KABUPATEN TASIKMALAYA

APRESIASI SASTRA DALAM MENINGKATKAN GEMAR MEMBACA SISWA SEKOLAH DASAR DI DESA COGREG DAN DESA CAYUR KECAMATAN CIKATOMAS, KABUPATEN TASIKMALAYA Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat ISSN 1410-5675 Vol. 2, No. 1, Mei 2013: 51-59 APRESIASI SASTRA DALAM MENINGKATKAN GEMAR MEMBACA SISWA SEKOLAH DASAR DI DESA COGREG DAN DESA CAYUR KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menjadi salah satu kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan salah satu pokok yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah, pelajaran bahasa Indonesia juga merupakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG Dwi Sulistyorini Abstrak: Dalam kegiatan pembelajaran menulis, siswa masih banyak mengalami kesulitan

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memahami sebuah karya sastra pada dasarnya bukanlah persoalan mudah, karena pemahaman sastra berkaitan erat dengan proses sifat karya sastra itu sendiri. Maka

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir dari perasaan penyair dan diungkapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003: 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Lirik Lagu Sebagai Genre Sastra Lirik mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah karya imajinatif yang menggunakan media bahasa yang khas (konotatif) dengan menonjolkan unsur estetika yang tujuan utamanya berguna dan menghibur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lagu merupakan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal biasanya diiringi dengan alat musik untuk menghasilkan gubahan musik yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat keyakinan dalam suatu bentuk konkret yang membangkitkan pesona

Lebih terperinci

Kajian Stilistika dalam Karya Sastra

Kajian Stilistika dalam Karya Sastra Kajian Stilistika dalam Karya Sastra Gaya diartikan sesuai dengan tujuan dan efek yang ingin dicapainya. Dalam kreasi penulisan sastra, efek tersebut terkait dengan upaya pemerkayaan makna, baik penggambaran

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS XI SMA TUT WURI HANDAYANI CIMAHI

PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS XI SMA TUT WURI HANDAYANI CIMAHI PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) ABSTRAK PADA SISWA KELAS XI SMA TUT WURI HANDAYANI CIMAHI TAHUN AJARAN 2012-2013 DIWI PRATIWI OKTARIANI 09210112

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM 09080240 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia, tanpa bahasa komunikasi akan lumpuh. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan ide,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Indonesia, yakni tidak memiliki aturan yang baku. Menurut Dresden (dalam

BAB II KAJIAN TEORI. Indonesia, yakni tidak memiliki aturan yang baku. Menurut Dresden (dalam BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Puisi Puisi dalam sastra Jawa mencakup beberapa jenis, salah satunya adalah geguritan. Geguritan memiliki ciri yang sama dengan puisi dalam bahasa Indonesia, yakni tidak

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN 2011-2012 Septiana Dwi Lestari 0821.0176 alka_dira@yahoo.co.id STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disemua jenjang pendidikan. Sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan bahasa indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Struktur Puisi Pesanku Karya Asmara Hadi dan Puisi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Struktur Puisi Pesanku Karya Asmara Hadi dan Puisi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian tentang Struktur Puisi Pesanku Karya Asmara Hadi dan Puisi Pesan Prajurit Karya Trisno Sumardjo dan Perbandingannya, Belum pernah diteliti

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG David Maulana Muhammad*)1 Wahyudi Siswanto)*2 Email davidmuhammad7@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menjadi sebuah proses belajar bahasa yang berada pada fase paling penting bagi penguasaan bahasa siswa, karena siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan peserta didik melalui proses pelatihan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan BAB II LANDASAN TEORI Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan Alternatif Penerapannya dalam Pembelajaran Gaya Bahasa Puisi di SMA Kelas X Semester I berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan penting karena tidak hanya untuk membina keterampilan komunikasi melainkan untuk penguasaan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaya bahasa menimbulkan efek keindahan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Efek keindahan gaya bahasa berkaitan dengan selera pribadi pengarang dan kepekaannya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 289 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian sebagaimana perumusan masalah yang telah diajukan di bagian pendahuluan, maka peneliti menyimpulkan berikut ini. 1. Aspek-aspek

Lebih terperinci

TEKNIK MENULIS PUISI Panduan Menulis Puisi untuk Siswa, Mahasiswa, Guru dan Dosen

TEKNIK MENULIS PUISI Panduan Menulis Puisi untuk Siswa, Mahasiswa, Guru dan Dosen 202 Judul Bab 204 TEKNIK MENULIS PUISI Panduan Menulis Puisi untuk Siswa, Mahasiswa, Guru dan Dosen Oleh : Sigit Mangun Wardoyo, M.Pd. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar penggunaan bahasa dalam sastra bukan sekedar paham, tetapi yang penting adalah keberdayaan kata untuk meninggalkan kesan kepada pembaca atau pendengarnya. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif

Lebih terperinci

BAB 5 RANCANGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS DI KELAS VIII MTS AL- FATAH CIKEMBANG

BAB 5 RANCANGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS DI KELAS VIII MTS AL- FATAH CIKEMBANG 185 BAB 5 RANCANGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS DI KELAS VIII MTS AL- FATAH CIKEMBANG Setelah penelitian mengenai kreativitas dalam kepenulisan dari Penyair Jawa Barat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi yang diciptakan oleh sastrawan melalui kontemplasi dan suatu refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang sastra dalam kurikulum adalah agar (1) peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. Sehubungan dengan masalah yang akan diteliti, maka kerangka teori yang relevan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. Sehubungan dengan masalah yang akan diteliti, maka kerangka teori yang relevan 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang diuraikan dalam penelitian ini pada dasarnya dijadikan sebagai acuan untuk mendukung dan memperjelas penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI 0 ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan 1 I. PENDAHULUAN Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan mengenai latar belakang penelitian mengenai gaya bahasa dalam kumpulan puisi Doa Untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra

Lebih terperinci

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kegiatan pembelajaran yang mengedepankan proses dan hasil. Menulis merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan unik yang menuntut sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. Ungkapan tersebut berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, semangat, dan keyakinan dalam suatu kehidupan, sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada karya sastra, bahasa yang dipergunakan berbeda dengan karya ilmiah. Dalam karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu bentuk seni yang diciptakan melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan karya sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan

BAB II LANDASAN TEORI. Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan BAB II LANDASAN TEORI A. Lirik Lagu Sebagai Genre Sastra Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) adalah susunan sebuah nyanyian (Moeliono

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 55 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian, yakni metode penelitian, teknik pengumpulan data, data dan sumber data

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING Shinta Nuryatna NIM 08210029 nuryatnashinta2@yahoo.com Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN  A. Bahasa Karya Sastra BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan itu beraneka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Apresiasi Puisi 1. Definisi Belajar Pengertian belajar menurut Dimyati dkk (2002 : 5), menyebutkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X F SMA NEGERI 1 SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA FOTO KEINDAHAN ALAM SKRIPSI

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X F SMA NEGERI 1 SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA FOTO KEINDAHAN ALAM SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X F SMA NEGERI 1 SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA FOTO KEINDAHAN ALAM SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang menjawab tantangan masa depan menurut Semi (2008:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang menjawab tantangan masa depan menurut Semi (2008: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang menjawab tantangan masa depan menurut Semi (2008: 137) adalah pendidikan yang memberikan kebebasan berpikir, pertimbangan, perasaan, dan imajinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, batasan masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepustakaan yang Relevan Penulisan suatu karya ilmiah merupakan suatu rangkaian yang saling berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan agar sebuah karya ilmiah lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai salah satu unsur kesenian yang mengandalkan kreativitas pengarang melalui penggunaan bahasa sebagai media. Dalam hal ini, sastra menggunakan

Lebih terperinci

PENGAJARAN PUISI BAHASA JERMAN DENGAN METODE JIGSAW. Bungaran Butarbutar Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

PENGAJARAN PUISI BAHASA JERMAN DENGAN METODE JIGSAW. Bungaran Butarbutar Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan. 1 PENGAJARAN PUISI BAHASA JERMAN DENGAN METODE JIGSAW Bungaran Butarbutar Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan Abstrak Salah satu metode pembelajaran yang cocok dalam pembelajaran bahasa Jerman

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK UBAH CATATAN HARIAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK UBAH CATATAN HARIAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK UBAH CATATAN HARIAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Agustina Sulis C.R Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK KATA KUNCI DENGAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VII G SMP NEGERI 1 PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan seluruh bangsa. Oleh sebab itu, bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan diri baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat pemersatu bangsa indonesia dan diperjelas didalam isi sumpah pemuda yang berbunyi kami

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah banyak dilakukan salah satunya, penelitian pengajaran sastra dapat peneliti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirim kepribadian, kecerdasan, sikap sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirim kepribadian, kecerdasan, sikap sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO Oleh: Farida Tuzzaman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian penting dalam kerangka pengembangan pendidikan nasional yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Kemampuan Menulis a. Pengertian Kemampuan Menulis Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Koentjaraningrat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah sastra atau karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah sastra atau karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah sastra atau karya sastra yakni prosa atau puisi. Dengan membaca karya sastra, kita akan memperoleh

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan Bab 2 Landasan Teori Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian kali ini. Teori tersebut mencangkup teori semantik dan teori pengkajian puisi. Teori

Lebih terperinci