UJI STATISTIK NON PARAMETRIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJI STATISTIK NON PARAMETRIK"

Transkripsi

1 UJI STATISTIK NON PARAMETRIK Oleh: Ade Heryana, SST, MKM Prodi Kesehatan Masyarakat, FIKES Univ. Esa Unggul atau PENGERTIAN HIPOTESIS Penarikan kesimpulan secara statistik terhadap parameter populasi dapat dilakukan melalui pengukuran estimasi (uji estimasi), juga dapat dilakukan dengan uji hipotesa. Sebelum membahas tentang uji hipotesa, ada baiknya kita memahami pengetian dari hipotesa, serta mengapa hipotesa harus diuji. Hipotesis atau hipotesa merupakan suatu penyataan yang sifatnya sementara, atau kesimpulan sementara atau dugaan yang bersifat logis tentang suatu populasi. Dalam ilmu statistik, hipotesis merupakan pernyataan parameter 1 populasi. Parameter populasi ini menggambarkan variabel yang ada dalam populasi, dihitung menggunakan statistik sampel. Dari manakah seorang peneliti menentukan sebuah hipotesis? Hipotesis bisa berasal dari: 1) hasil penelitian; atau 2) pengalaman. Misalnya seorang ahli Kesmas menyatakan bahwa penderita ISPA di sebuah Puskesmas 5%, atau seorang petugas Promosi Kesehatan memperkirakan jumlah peserta yang mengikuti edukasi tentang HIV/Aids rata-rata 30 orang per bulan. Kedua pernyataan tersebut masih berupa dugaan namun sifatnya logis karena bisa berasal dari hasil penelitian atau data-data serta pengalaman yang ada. UJI HIPOTESIS Hipotesis memiliki sifat yang sementara, sehingga sebuah hipotesis bisa benar dan bisa juga salah. Maka nilai hipotesis ini harus dibandingkan dengan nilai statisik sampel. Prosedur membandingkan ini disebut dengan Uji hipotesis. 1 Pengertian parameter adalah sebuah bilangan nyata, dimana bilangan ini menyatakan sebuah karakteristik dari populasi. Contoh: mean, varians, atau simpangan baku dari populasi. Sedangkan karakteristik pada suatu sampel disebut statistik. 1

2 Pada uji hipotesis tersebut, jika: a. Perbedaan antara nilai statistik sampel dengan nilai hipotesis cukup besar, maka hipotesis tersebut ditolak (atau tepatnya menolak hipotesis); dan b. Perbedaan antara nilai statistik sampel dengan nilai hipotesis kecil, maka hipotesis tersebut diterima (atau tepatnya gagal menolak hipotesis) 2. Kadang kala kita menemukan hal meragukan. Misalnya (Budiarto, 2001), ratarata jumlah pengunjung per hari sebanyak 60 orang. Maka kita akan menemukan tiga kemungkinan: 1. Dalam kenyataannya kita mendapatkan rata-rata pengunjung adalah 56 orang, maka secara sepintas kita menerima hipotesis (gagal menolak); 2. Dalam kenyataannya kita mendapatkan rata-rata pengunjung adalah 85 orang, maka secara sepintas kita menolak hipotesis; dan 3. Dalam kenyataannya kita mendapatkan rata-rata penunjung adalah 48 orang, maka pada kondisi seperti ini kita tidak mungkin menerima hipotesis, namun untuk menolak hipotesis juga tidak cukup besar. Karena kemungkinan akan timbul kondisi pada nomor (3) tersebut, maka hipotesis harus diuji menggunakan kriteria tertentu, agar dapat ditarik kesimpulan secara obyektif. Perlu ditekankan di sini bahwa ilmu statistik tidak melakukan pembuktian hipotesis, sehingga kesimpulan atau hasil dari uji hipotesis secara statistik hanya menolak dan menerima hipotesis saja. Dengan demikian, tujuan dilakukannya pengujian hipotesis adalah menghasilkan keputusan tentang perbedaan antara nilai statistik sampel dengan nilai parameter populasi. 2 Sampai saat ini belum ada metode statistik untuk menolak hipotesis, sehingga istilah menerima hipotesis sebenarnya adalah tidak menolak hipotesis. Adapun istilah menerima hipotesis hanyalah kesepakatan saja. 2

3 PERNYATAAN UJI HIPOTESIS Hipotesis selalu dinyatakan dengan hipotesis nol 3 atau dengan simbol H0. Pada dasarnya H0 merupakan parameter yang akan kita uji (nilai sementara atau dugaan sementara). Misalnya jika kita akan menguji hipotesis yang menyatakan bahwa ratarata kadar gula darah adalah 100, maka dapat ditulis dengan: H 0 : μ = 100 Simbol di atas menyatakan bahwa 100 adalah hipotesis nol rata-rata populasi. Simbol di atas memiliki beda pengertian dengan simbol berikut: μ H 0 Simbol tersebut menyatakan rata-rata nilai hipotesis populasi. Simbol ini ditulis jika nilai hipotesis rata-rata populasi dinyatakan dalam perhingan statistik. Misalnya jika ditulis μ H 0 = 100 Berarti dikatakan bahwa rata-rata nilai hipotesis nol parameter populasi sama dengan 100. Seperti disebutkan di atas sebuah hipotesis berdasarkan hasil uji statistik yang sesuai, dapat ditolak atau diterima (gagal menolak), sehingga: - Bila kesimpulan hasil uji hipotesis adalah menerima hipotesis nol, maka secara statistik dapat dikatakan bahwa: a) tidak terdapat perbedaan antara variabel yang diperbandingkan; atau b) kedua variabel yang dibanding sama dengan 0 (nol). - Bila kesimpulan hasil uji hipotesis adalah menolak hipotesis nol, maka secara statistik dapat dikatakan bahwa a) terdapat perbedaan antara variabel yang diperbandingkan; atau b) variabel satu lebih besar/kecil dibanding variabel lain 3 Bukan Hipotesis o (dengan huruf o) 3

4 Kesimpulan untuk menolak hipotesis nol juga berarti kita menerima hipotesis lain, yang disebut dengan hipotesis alternatif (Ha). Sifat dari hipotesis ini berlawanan dengan hipotesis nol. Misalnya proporsi penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK) pada sebuah Puskesmas adalah 10%, maka pernyataan hipotesisnya adalah: a. Hipotesis nol ditulis dengan H0 : = 10% penderita PJK b. Hipotesis alternatif dapat ditulis sebagai berikut: 1) Ha : 10% penderita PJK; atau 2) Ha : > 10% penderita PJK; atau 3) Ha : < 10% penderita PJK Sehingga berdasarkan contoh di atas, bila kita menolak hipotesis nol, maka terdapat tiga kemungkinan hipotesis alternatif. Namun bila menolak hipotesis alpa, maka kita hanya menolak satu kemungkinan hipotesis nol. Ketiga jenis hipotesis alternatif dan hipotesis nol tersebut di atas, bila digambarkan dengan kurva normal akan terlihat sebagai berikut: a. Uji hipotesis dua sisi atau two tail, dengan pernyataan H0 : = x dan Ha : x, sehingga H0 tidak sama dengan Ha atau terdapat nilai yang lebih besar atau lebih kecil dari batas kritis. Dari gambar tersebut, terdapat dua daerah penolakan hipotesis nol, dan secara statistik disebut pengujian dua arah atau dua pihak. Daerah penerimaan Batas kritis Daerah kritis Batas kritis Daerah kritis Gambar 1. Gambaran Uji Hipotesis 2 Arah pada Kurva Normal 4

5 b. Uji hipotesis satu sisi atau one tail, dengan pernyataan H0 : = x dan Ha : > x, sehingga H0 lebih besar dari Ha atau terdapat nilai yang lebih besar dari batas kritis. Dari gambar tersebut, terdapat satu daerah penolakan hipotesis nol di kanan, dan secara statistik disebut pengujian satu arah atau satu pihak. Daerah penerimaan Batas kritis Daerah kritis Gambar 2. Gambaran Uji Hipotesis 1 Arah (kanan) pada Kurva Normal c. Uji hipotesis satu sisi atau one tail, dengan pernyataan H0 : = x dan Ha : < x, sehingga H0 lebih kecil dari Ha atau terdapat nilai yang lebih kecil dari batas kritis. Dari gambar tersebut, terdapat satu daerah penolakan hipotesis nol di kiri, dan secara statistik disebut pengujian satu arah atau satu pihak. Batas kritis Daerah kritis Daerah penerimaan Gambar 3. Gambaran Uji Hipotesis 1 Arah (kiri) pada Kurva Normal Bagaimana sebaiknya menentukan ketiga jenis Ha tersebut di atas? Pedoman yang bisa dipakai adalah: 5

6 1. Bila kita tidak mengetahui sama sekali kondisi populasi yang akan diuji maka sebaiknya menggunakan uji hipotesis dua pihak; 2. Bila kita memiliki perkiraan bahwa nilai hasil perhitungan statistik sampel lebih besar atau lebih kecil dari batas tertentu, maka sebaiknya menggunakan uji hipotesis satu sisi. PROSEDUR UJI HIPOTESIS Uji hipotesis merupakan rangkaian prosedur yang sistematik dan wajib diikuti oleh peneliti dalam menguji dugaan penelitian. Prosedur tersbut terdiri dari: 1. Rumuskan hipotesis penelitian dengan baik Tujuan merumuskan hipotesis adalah agar dapat dihitung statistik sampelnya (seperti: rata-rata, proporsi, dsb). a. Untuk pengujian terhadap satu populasi/kelompok, perumusan dinyatakan dengan: H 0 : μ = a Dimana a = statistik sampel (rata-rata, proporsi, varians, simpangan baku) b. Untuk pengujian terhadap dua populasi, perumusan dinyatakan dengan: H 0 : μ 1 = μ 2 Dimana 1 = rata-rata populasi 1 dan 2 = rata-rata populasi 2. Misalnya peneliti akan menguji perbedaan tinggi badan siswa SD negeri dan swasta. 2. Tentukan nilai yang akan digunakan Nilai disebut juga kesalahan tipe 1 atau derajat kemaknaan atau siginificance level. Nilai ini harus dibuat saat merencanakan penelitian. Untuk penelitian di bidang kesehatan umumnya menggunakan 0,05 dan 0,01. Nilai digunakan untuk menentukan kriteria batas penolakan atau penerimaan hipotesis nol yang dinyatakan dalam bentuk luas area dalam kurva distribusi normal yaitu area di luar daerah penerimaan. Daerah tersebut disebut juga daerah penolakan atau daerah kritis (lihat gambar 4 di bawah). Pada daerah 6

7 ini juga terdapat peluang untuk terjadinya kesalahan (error) untuk menerima dan menolak hipotesis. Jadi sebenarnya nilai ini menentukan apakah antara nilai statistik dengan parameter populasi benar-benar berbeda atau karena faktor kebetulan saja (chance factors). Untuk menjelaskan pengertian nilai kita anggap telah dilakukan pengujian hipotesis sebanyak 100 kali (atau 100 x penelitian) terhadap sebuah fenomena kesehatan. Dengan menggunakan niai sebesar 0,05 atau 5%, maka akan terdapat 5 kali uji hipotesis (5 = 100 x 5%) yang nilai pengukuran statistiknya terletak di luar daerah penerimaan atau terletak di daerah penolakan. Bila kejadian tersebut sebanyak 8 kali (lebih besar dari 5%), maka dianggap terlalu banyak untuk menolak hipotesis nol. Kenapa terjadi error (kesalahan)? Dan apakah selalu terjadi kesalahan? Kesalahan bisa dan mungkin saja terjadi karena kita menggunakan statistik sampel untuk menilai parameter populasi sehingga tidak mungkin tepat benar dengan parameter populasi. Daerah penolakan dan penerimaan uji hipotesis dengan nilai = 0,05 disajikan pada gambar 4 berikut ini. Daerah penerimaan Batas kritis Daerah kritis (0,025) 0,95 = 95% Batas kritis Daerah kritis (0,025) Gambar 4. Daerah Penolakan dan Penerimaan Uji Hipotesis dengan Nilai = 0,05 Untuk menolak atau menerima hipotesis dapat pula membandingkan nilai p (p value) dengan nilai. P value adalah peluang nilai sampel terletak di luar daerah penerimaan atau di dalam daerah kritis. Bila p value lebih kecil dari maka 7

8 kesimpulannya hipotesis nol ditolak atau ada perbedaan antara statistik sampel dengan parameter populasi. Semakin besar nilai maka semakin sempit daerah penerimaan hipotesis, sehingga semakin sering hipotesis ditolak walaupun hipotesis benar atau peluang untuk menolak hipotesis yang benar (disebut kesalahan tipe 1 dengan simbol ). Sebaliknya semakin kecil nilai maka semakin luas daerah penerimaan hipotesis, sehingga semakin sering hipotesis diterima walaupun hipotesis tersebut salah atau peluang untuk menerima hipotesis yang salah (disebut kesalahan tipe 2 dengan simbol ). Hubungan kesalahan tipe 1 dan kesalahan tipe 2 disajikan pada tabel berikut. Tabel 1. Kesalahan Tipe 1 dan Kesalahan Tipe 2 Kesimpulan Hipotesis Benar Salah Menerima Hipotesis Tidak ada kesalahan Kesalahan Tipe 2 ( ) Menolak Hipotesis Kesalahan Tipe 1 ( ) Tidak ada kesalahan 3. Tentukan nilai atau kesalahan tipe 2. Umumnya dilakukan saat melakukan perhitungan jumlah sampel. Nilai 4. Menentukan metode statistik yang digunakan Sebelum memilih metode statistik yang sesuai, maka perlu dilakukan uji kesesuaian distribusi, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jenis distribusi statistik pada data, misalnya uji normalitas. Bila hasil uji statistik menunjukkan distribusi normal, maka uji statistik yang cocok adalah uji statistik parametrik. Sedangkan jika data menunjukkan tidak terdistribusi normal, maka uji statistik menggunakan statistik non parametrik. 5. Menentukan kriteria untuk menolak dan menerima hipotesis nol (H0) sesuai dengan nilai yang sudah ditentukan pada prosedur ke-2 di atas; 6. Buatlah kesimpulan sesuai dengan hasil uji statistik dengan benar. 8

9 STATISTIK NON PARAMETRIK Seperti dijelaskan di muka bahwa jika hasil uji normalitas menunjukkan data tidak terdistribusi normal maka uji statistik yang cocok digunakan adalah statistik non parametrik atau distribution free. Dalam kenyataannya di lapangan, banyak sekali populasi yang terdistribusi tidak normal bahkan tidak diketahui sama sekali. Misalnya: data lamanya penyakit, atau beratnya penyakit. Disamping itu dalam penelitian di bidang kesehatan, terutama kedokteran, sering penarikan kesimpulan untuk uji hipotesa dilakukan dengan jumlah sampel yang kecil, sehingga uji statistik non parametrik sering dipakai dalam dalam penelitian bidang kesehatan, karena uji ini tidak bergantung pada jenis distribusi. Gambar 5 berikut menyajikan diagram alir untuk menentukan apakah uji statistik menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Gambar 5. Diagram Alir Pemilihan Uji Statistik (Parametrik vs Non Parametrik) 9

10 KEKUATAN DAN KELEMAHAN STATISTIK NON PARAMETRIK Uji statistik non parametrik memiliki keunggulan-keunggulan dibanding statistik parametrik. Beberapa keunggulan tersebut adalah: 1. Tidak membutuhkan asumsi normalitas distribusi populasi; 2. Umumnya mudah dikerjakan dan dimengerti karena tidak membutuhkan perhitungan matematika yang rumit; 3. Dapat mengganti data numerik dengan ordinal; 4. Kadang tidak dibutuhkan urutan atau jenjang secara formal, karena sering dijumpai hasil pengamatan dengan nilai kualitatif seperti lebih besar dibanding yang lain. Pada penelitian perilaku kesehatan hal tersebut sering dijumpai; 5. Dilakukan secara langsung pada pengamatan yang nyata; dan 6. Dapat digunakan pada populasi berdistribusi normal Walaupun demikian, metode ini tidak sempurna dan banyak kelemahankelamahannya seperti: 1. Mengabaikan beberapa informasi tertentu. Misalnya kita mengurutkan data IPK mahasiswa dari 3,90 lalu 3,84 lalu 3,80 lalu 3,78 lalu 3,70 dan seterusnya. Pada statistik non parametrik data-data tersebut dikelompokkan menurut rangking 1,2,3,4,5 dan seterunya. Jika ada perubahan informasi nilai IPK misalnya 3,80 menjadi 3,82 maka hal tersebut tidak dihiraukan karena tetap ada di urutan Hasil uji statistik tidak setajam statistik parametrik. Interval estimasi dengan statistik non paramatrik pada confidence interval 95% bisa dua kali lebih besar dibanding statistik parametrik; 3. Tidak dapat diekstrapolasi atau digeneralisir ke populasi. Pada penelitian klinis yang hanya membanding dua kelompok atau lebih dengan sampel kecil hal ini tidak masalah, namun pada penelitian Kesmas yang melibatkan masyarakat hal ini bisa menjadi catatan khusus. 10

11 JENIS UJI STATISTIK NON PARAMETRIK Pemilihan jenis uji statistik non parametrik ditentukan oleh jenis penelitian, jumlah kelompok/sampel, hubungan antar kelompok/sampel, tujuan penelitian, dan jenis data. Secara ringkas pemilihan jenis uji statistik non parametrik disajikan pada tabel 2. Sebagaimana terlihat pada tabel 2, untuk menentukan pemakaian uji statistik non parametrik yang tepat pertimbangan yang utama adalah jenis penelitian. Terdapat empat jenis penelitian yang perlu diperhatikan yaitu Deskriptif, Komparatif, dan Asosiatif, dan Kausal. Penelitian Desktiptif adalah penelitian yang dilakukan untuk tujuan mendeskripsikan atau menganalisis satu atau lebih variabel tanpa membuat perbandingan atau tanpa menghubungkan antara variabel yang satu dengan yang lain. Alat analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif yaitu mean, median, modus, standar deviasi, dan sebagainya. Contoh: penelitian untuk menganalisis kualitas pelayanan puskesmas, menganalisis prestasi kinerja perawat, menganalisis pertumbuhan jumlah kunjungan pasien, dan lain-lain. Hipotesis pada penelitian ini bersifat deskriptif (tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variabel lainnya). Misal: kualitas pelayanan RS pemerintah baik, Prestasi kerja perawat ruang rawat inap baik, Pertumbuhan kunjungan poli penyakit dalam tinggi. Penelitian komparatif adalah penelitian yang dilakukan untuk tujuan membandingkan sampel/kelompok satu dengan sampel/kelompok lainnya, baik sampel bebas atau berpasangan (paired). Dengan demikian, hipotesis penelitian komparatif sifatnya membandingkan. Misalnya pada sampel yang bersifat bebas: 1) kualitas pelayanan RS swasta lebih baik dibandingkan kualitas pelayanan RS pemerintah; 2) Prestasi kinerja dokter spesialis lebih baik dibandingkan dengan dokter umum. Sedangkan pada sampel yang bersifat berpasangan: 1) perilaku mencuci tangan anak SD setelah diberikan penyuluhan lebih tinggi dibanding sebelum 11

12 diberikan penyuluhan; 2) Motivasi kerja karyawan lebih tinggi setelah mengikuti outbond dibanding sebelum mengikuti outbond. Penelitian korelasional dan kausal termasuk dalam penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk tujuan menganalisis hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih. Jika hanya bertujuan menganalisis hubungan antarvariabel maka disebut penelitian korelasional. Jika penelitian hanya bertujuan menganalisis pengaruh antar variabel disebut dengan penelitian kausal. Hubungan yang korelasional artinya di antara dua variabel atau lebih yang diuji bersifat setara dan simetris artinya tidak ada yang berfungi sebagai variabel bebas atau tidak bebas. Namun pada penelitian kausal, variabel yang diteliti bukan melihat simetris atau kesetaraannya, melainkan mengetahui apakah ada yang berfungsi sebagai variabel bebas atau tidak bebas. Contoh penelitian korelasional: 1) penelitian menganalisis hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas pelayanan bagian admission RS; 2) penelitian menganalisis hubungan antara perilaku safety riding dengan pengetahuan supir. Contoh penelitian kausal: 1) Penelitian menganalisis pengaruh promosi kesehatan terhadap perubahan perilaku pasien; 2) penelitian menganalisis pengaruh pelatihan kerja dengan kinerja pada karyawan. Hipotesis pada penelitian korelasional contohnya: 1) terdapat hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas pelayanan petugas admission RS; 2) terdapat hubungan antara nilai akademik mahasiswa dengan kegiatas esktrakurikuler. Hipotesis pada penelitian kausal: 1) terdapat pengaruh promosi kesehatan terhadap perubahan perilaku sehat pasien; 2) terdapat pengaruh pelatihan terhadap prestasi kerja. Disamping itu perlu diperhatikan jenis hubungan sampel/kelompok yang terbagi menjadi dua yaitu dependen (berpasangan, paired) atau independen (bebas, impaired). Hubungan sampel dependen yaitu 1) satu sampel dilakukan pengukuran sebanyak dua kali (sebelum dan sesudah intervensi); atau 2) Dua sampel atau lebih diukur dalam waktu yang bersamaan dengan mengontrol variabel yang diteliti (yang 12

13 diberi intervensi atau tidak diberi intervensi), umumnya pada penelitian eksperimen. Sedangkan hubungan sampel independen yaitu dua sampel atau lebih yang tidak saling berkaitan diukur dua kali atau lebih, umumnya pada penelitian survey. Contoh data sampel berpasangan: 1) penelitian membandingkan perilaku sehat anak SD sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan; 2) penelitian membandingkan prestasi kerja perawat sebelum dan sesudah diberi motivasi kerja. Contoh data sampel bebas: 1) Penelitian membandingkan kualitas pelayanan RS pemerintah dengan RS swasta; atau 2) Penelitian membandingkan prestasi kinerja dokter umum dengan dokter spesialis. 13

14 Tabel 2. Pedoman Pemilihan Uji Statistik Non Parametrik (Dikutip dan dimodifikasi dari: Suliyanto, 2014) NO JENIS PENELITIAN JUMLAH GRUP SAMPEL KETERANGAN JENIS DATA TEKNIK STATISTIK 1 DESKRIPTIF (mendeskripsikan) SATU 1. Tujuan: Uji Statistik Nominal Uji Binomial Ordinal Uji Runs 2. Tujuan: Uji Kesesuaian Distribusi Nominal Uji Chi-square 1 Sampel Ordinal Uji Kolmogorov-Smirnov 1 Sampel 2 KOMPARASI (membandingkan) DUA 1. Hubungan antar grup: Dependen Nominal Uji McNemar Ordinal Uji Tanda Uji Wilcoxon 2. Hubungan antar grup: Independen Nominal Uji Fisher Exact Probability Uji Chi-square 2 Sampel Ordinal Uji Median Uji Mann-Whitney (Uji U) Uji Kolmogorov-Smirnov 2 Sampel Uji Wald-Wolfowitz TIGA 1. Hubungan antar grup: Dependen Nominal Uji Cochran's Q Uji Chi-square k sampel dependen Ordinal Uji Friedman Uji Kendall W 14

15 NO JENIS PENELITIAN JUMLAH GRUP SAMPEL KETERANGAN JENIS DATA TEKNIK STATISTIK 2. Hubungan antar grup: Independen Nominal Uji Chi-square k sampel Ordinal Uji Median Ekstensi Uji Kruskal Wallis One Anova Uji Jonckheere-Terpstra 3 KORELASI (mencari hubungan) Nominal Uji Koefisien Kontingensi Ordinal Uji Rank Spearman Uji Kendall 4 KAUSAL (sebab-akibat) Nominal Uji Regresi variabel dummy Ordinal Uji Partial least square 15

16 REFERENSI Budiarto, Eko (2012). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Suliyanto (2014). Statistika Non Parametrik dalam Aplikasi Penelitian, Yogyakarta: Andi LATIHAN SOAL 1. Dari 36 mobil ambulans yang beroperasional di sebuah Rumah Sakit, 11 diantaranya rutin masuk bengkel. Peneliti ingin mengetahui apakah proporsi ambulans rutin tidak masuk bengkel lebih besar daripada rutin masuk bengkel, dengan = 5%. Uji statistik non parametrik apakah yang cocok untuk menguji hipotesa tersebut? A. Uji binomial B. Uji Runs C. Uji Chi-square D. Uji Wilcoxon E. Uji McNemar Alasan Dalam suatu kantin di rumah sakit, terdapat sekelompok karyawan wanita yang sedang makan siang. Dari sekelompok karyawan itu ada 18 orang diambil secara random, selanjut diwawancarai, kapan akan mengambil cuti hamil. Dalam pertanyaan itu disediakan dua alternative jawaban yaitu akan mengambil cuti besar sebelum melahirkan (kode 1) atau sesudah melahirkan (kode 0). Wawancara dilakukan secara berurutan, yaitu mulai dari No.1 dan berakhir No.18. Jika peneliti ingin mengetahui atau menguji apakah pengumpulan data tersebut dilakukan benar-benar dilakukan secara random, uji apakah yang sesuai? A. Uji binomial B. Uji Runs 16

17 C. Uji Chi-square D. Uji Wilcoxon E. Uji McNemar Alasan Seorang mahasiswa ingin mengetahui pengaruh mengkonsumsi banyak sayur dan buah dengan berat badan warga suatu desa. Dipilih 25 orang warga, lalu ditimbang BB nya dengan katagori indeks massa tubuh (IMT) <23 normal dan IMT >=23 tidak normal. Warga dianjurkan untuk konsumsi banyak buah dan sayur (tidak semua sampel mengkonsumsi banyak buah dan sayur). Hasil pemeriksaan IMT pre dan post intervensi adalah sebagai berikut: Nomor Sebelum Sesudah Jika mahasiswa tersebut ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan antara IMT sebelum dan sesudah intervensi (diet konsumsi buah sayur), uji statistik non parametrik apakah yang sesuai? A. Uji McNemar B. Uji Fisher Exact C. Uji Median D. Uji Median Ekstensi E. Uji Koefisien kontingensi ALASAN... 17

18 4. Suatu survey ingin mengetahui apakah ada hubungan Asupan Lauk dengan kejadian Anemia pada penduduk desa X. Kemudian diambil sampel sebanyak 120 orang yang terdiri dari 50 orang asupan lauknya baik dan 70 orang asupan lauknya kurang. Setelah dilakukan pengukuran kadar Hb ternyata dari 50 orang yang asupan lauknya baik, ada 10 orang yang dinyatakan anemia. Sedangkan dari 70 orang yang asupan lauknya kurang ada 20 orang yang anemia. Jika peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan proporsi anemia pada kedua kelompok tersebut, uji statistik apakah yang cocok? A. Uji Chi-square 2 sampel B. Uji Chi-square 1 sampel C. Uji Median D. Uji Mann-Whitney E. Uji Wilcoxon Alasan Dua metode promosi kesehatan untuk mengubah perilaku merokok diperkenalkan. Metode pertama dengan penyuluhan di ruang kelas dan metode kedua menggunakan media film dokumenter tentang bahaya rokok. Jumlah responden sebanyak 50 laki-laki dewasa kemudian dibandingkan tingkat perubahannya. Jika penelitian dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan antara kedua kelompok tersebut, uji statistik apakah yang sesuai? A. Uji Wilcoxon B. Uji Chi-square 2 sampel C. Uji Mann-Whitney D. Uji Fisher Exact E. Uji Kolmogorov Smirnov 2 sampel Alasan... 18

19 6. Sebuah Puskesmas tertarik melakukan pengukuran kinerja perawat berdasarkan motivasi mereka untuk bekerja, dengan cara melakukan pengukuran terhadap motivasi kerja dan kinerja terhadap 10 perawat. Jika pimpinan Puskemas ingin mengetahui apakah ada hubungan antara nilai skor motivasi dengan skor kinerja, maka uji statistik apa yang cocok? A. Uji Rank Spearman B. Uji Median Ekstensi C. Uji Kruskal Wallis D. Uji Friedman E. Uji Chi-square 2 sampel Alasan... 19

UJI STATISTIK NON PARAMETRIK

UJI STATISTIK NON PARAMETRIK UJI STATISTIK NON PARAMETRIK Oleh: Ade Heryana, SST, MKM Prodi Kesehatan Masyarakat, FIKES Univ. Esa Unggul e-mail: heryana@esaunggul.ac.id atau ade.heryana24@gmail.com PENGERTIAN HIPOTESIS Penarikan kesimpulan

Lebih terperinci

Statistik & Hipotesis

Statistik & Hipotesis Hypothesis testing Widya Rahmawati Statistik & Hipotesis Statistik tidak hanya membantu dalam menggambarkan atau menampilkan data saja, tapi juga untuk menguji kebenaran suatu hipotesis Hipotesis adalah

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KUANTITATIF

ANALISIS DATA KUANTITATIF 1 ANALISIS DATA KUANTITATIF Analisis data merupakan proses pengolahan, penyajian, dan interpretasi yang diperoleh dari lapangan agar data yang disajikan mempunyai makna. A. Tujuan Analisis Data 1. Menjawab

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KUANTITATIF Disusun oleh: Ressy Rustanuarsi ( ) Bertu Rianto Takaendengan ( ) Mega Puspita Sari ( )

ANALISIS DATA KUANTITATIF Disusun oleh: Ressy Rustanuarsi ( ) Bertu Rianto Takaendengan ( ) Mega Puspita Sari ( ) ANALISIS DATA KUANTITATIF Disusun oleh: Ressy Rustanuarsi (16709251033) Bertu Rianto Takaendengan (16709251034) Mega Puspita Sari (16709251035) Diresume oleh: Sumbaji Putranto A. PENGERTIAN ANALISIS DATA

Lebih terperinci

HIPOTESIS ASOSIATIF KORELASI PRODUCT MOMENT -YQ-

HIPOTESIS ASOSIATIF KORELASI PRODUCT MOMENT -YQ- HIPOTESIS ASOSIATIF KORELASI PRODUCT MOMENT -YQ- PENGERTIAN Hipotesis asosiatif adalah hipotesis yang menunjukkan dugaan adanya hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih. Contoh: Rumusan masalah:

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN PERTEMUAN KE-6 STATISTIKA NON-PARAMETRIK (UNTUK UJI NORMALITAS DAN DATA KUALITATIF) PROF.DR.KRISHNA PURNAWAN CANDRA JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAPERTA UNMUL 2016 ANALISIS DATA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Pertemuan ke-4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

METODE PENELITIAN Pertemuan ke-4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN METODE PENELITIAN Pertemuan ke-4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN DATA PENELITIAN Kualitatif Macam Data Diskrit Kuantitatif Ordinal Kontinum Interval Ratio Data Kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Setiap universitas berusaha meningkatkan mutu lulusannya agar mereka mampu bersaing di era globalisasi. (USU) merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri di kota Medan

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Hipotesis statistik Sebuah pernyataan tentang parameter yang menjelaskan sebuah populasi (bukan sampel). Statistik Angka yang dihitung dari sekumpulan sampel.

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI. dr. Hadi Sarosa, M.Kes Bagian Fisiologi F.K Unissula Semarang

KORELASI DAN REGRESI. dr. Hadi Sarosa, M.Kes Bagian Fisiologi F.K Unissula Semarang KORELASI DAN REGRESI dr. Hadi Sarosa, M.Kes Bagian Fisiologi F.K Unissula Semarang Korelasi Hipotesis asosiatif merupakan dugaan adanya hubungan antar variabel dalam populasi Korelasi merupakan angka yang

Lebih terperinci

Penggolongan Uji Hipotesis

Penggolongan Uji Hipotesis Penggolongan Uji Hipotesis Macam Data Deskriptif (1 sampel) Komparatif (2 sampel) Macam Hipotesis Komparatif (k sampel) Asosiatif Berpasangan Independen Berpasangan Independen Berpasangan Independen Nominal

Lebih terperinci

KULIAH 2 : UJI NON PARAMETRIK 1 SAMPEL. Tim Pengajar STATSOS Lanjutan

KULIAH 2 : UJI NON PARAMETRIK 1 SAMPEL. Tim Pengajar STATSOS Lanjutan KULIAH : UJI NON PARAMETRIK 1 SAMPEL Tim Pengajar STATSOS Lanjutan What is Statistics Science of gathering, analyzing, interpreting, and presenting data Branch of mathematics Facts and figures Measurement

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KUANTITATIF. Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnawati, M.

ANALISIS DATA KUANTITATIF. Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnawati, M. ANALISIS DATA KUANTITATIF Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnawati, M.Pd Disusun oleh : Kelompok 7 PMAT B Ressy Rustanuarsi (16709251033)

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. 2,5% (Ho ditolak) 2,5% ( Ho ditolak )

PENGUJIAN HIPOTESIS. 2,5% (Ho ditolak) 2,5% ( Ho ditolak ) PENGUJIAN HIPOTESIS 1. Pengertian Hipotesis Hypo = Sementara Thesis = Jawaban Jadi hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu pernyataan ( pejabat, mahasiswa, pegawai dan lain sebagainya.contoh : 1.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Pengertian dan Kegunaan Statistika

BAB 1 PENDAHULUAN Pengertian dan Kegunaan Statistika BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengertian dan Kegunaan Statistika Statistik dapat berarti tiga hal. Pertama statistik bisa berarti kumpulan data. Ada buku bernama Buku Statistik Indonesia (Statistical Pocketbook

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat penelitian pembelajaran ini dilakukan di SD Negeri Sindang Panon I Tangerang yang beralamatkan Kp.Kendal Desa Sindang Panon Kecamatan

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS Imam Gunawan

PENGUJIAN HIPOTESIS Imam Gunawan PENGUJIAN HIPOTESIS Imam Gunawan HIPOTESIS.??? Sudut pandang statistik: Pernyataan statistik tentang parameter populasi. Taksiran terhadap parameter populasi melalui data sampel. Sudut pandang penelitian:

Lebih terperinci

Materi KBK sem 7 Prinsip data Prinsip statistik dalam penelitian Statistik deskriptif Statistik inferensial

Materi KBK sem 7 Prinsip data Prinsip statistik dalam penelitian Statistik deskriptif Statistik inferensial Dr. Arlinda Sari Wahyuni, MKes Materi KBK sem 7 Prinsip data Prinsip statistik dalam penelitian Statistik deskriptif Statistik inferensial Apa statistik??? Statistik Disiplin ilmu yang mempelajari metode

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS DESKRIPTIF (Satu sampel) Wahyu Hidayat, M.Pd

PENGUJIAN HIPOTESIS DESKRIPTIF (Satu sampel) Wahyu Hidayat, M.Pd PENGUJIAN HIPOTESIS DESKRIPTIF (Satu sampel) Wahyu Hidayat, M.Pd Definisi Pengujian hipotesis deskriptif pada dasarnya merupakan proses pengujian generalisasi hasil penelitian yang didasarkan pada satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistik sangat sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dalam dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. Statistik inferensia salah satunya, merupakan satu

Lebih terperinci

STATISTIKA INFERENSIAL RASIONAL

STATISTIKA INFERENSIAL RASIONAL STATISTIKA INFERENSIAL RASIONAL Kondisi riil pengolahan informasi (Data): Karena keterbatasan waktu, biaya dan tenaga tidak memungkinkan mengumpulkan dan mengolah seluruh informasi yang ada di masyarakat

Lebih terperinci

Uji McNemar dan Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon data berpasangan Ade Heryana, SST, MKM

Uji McNemar dan Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon data berpasangan Ade Heryana, SST, MKM UJI MCNEMAR DAN UJI WILCOXON (Uji Hipotesa Non-Parametrik Dua Sampel Berpasangan) Oleh: Ade Heryana, SST, MKM Prodi Kesmas FIKES Univ. Esa Unggul Email: heryana@esaunggul.ac.id atau ade.heryana24@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran langkah-langkah secara sistematis untuk memudahkan menganalisa masalah yang dihadapi sehingga penelitian menjadi jelas dan sesuai

Lebih terperinci

JUDUL PENELITIAN DAN STATISTIK YANG DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS

JUDUL PENELITIAN DAN STATISTIK YANG DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS JUDUL PENELITIAN DAN STATISTIK YANG DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS 1. CONTOH 1 a. Judul Penelitian PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X SMA N 1 BUKITTINGGI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistik Non Parametrik Penelitian di bidang ilmu sosial seringkali menjumpai kesulitan untuk memperoleh data kontinu yang menyebar mengikuti distribusi normal. Data penelitian

Lebih terperinci

DATA DAN METODA ANALISA DATA

DATA DAN METODA ANALISA DATA DATA DAN METODA ANALISA DATA Pendahuluan Disain penelitian menentukan teknik statistik ; bukan sebaliknya teknik statistik menentukan disain penelitian Statistika dipakai untuk melayani dan sebagai alat

Lebih terperinci

STATISTIK NON PARAMTERIK

STATISTIK NON PARAMTERIK STATISTIK NON PARAMTERIK PROSEDUR PENGOLAHAN DATA : PARAMETER : Berdasarkan parameter yang ada statistik dibagi menjadi Statistik PARAMETRIK : berhubungan dengan inferensi statistik yang membahas parameterparameter

Lebih terperinci

STATISTIKA UJI NON-PARAMETRIK

STATISTIKA UJI NON-PARAMETRIK STATISTIKA UJI NON-PARAMETRIK DISUSUN OLEH : Jayanti Syahfitri DOSEN PENGAMPU : Dr. Risnanosanti, M.Pd PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI (S-2) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Uji Z atau t Uji Z Chi- square

Uji Z atau t Uji Z Chi- square UJI FRIEDMAN SEBAGAI PENDEKATAN ANALISIS NONPARAMETRIK UNTUK MENGUJI HOMOGENITAS RATA-RATA retnosubekti@uny.ac.id Pendahuluan Uji parametrik memerlukan pemenuhan asumsi-asumsi tentang distribusi populasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nonparametrik, pengujian hipotesis, One-Way Layout, dan pengujian untuk lebih dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nonparametrik, pengujian hipotesis, One-Way Layout, dan pengujian untuk lebih dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Untuk melakukan pembahasan mengenai materi di skripsi ini, diperlukan teoriteori yang mendukung. Pada bab ini akan diuraikan beberapa teori yang mendukung penulisan

Lebih terperinci

1.1 Contoh Soal dan Pembahasan Uji 1 Sampel a. Uji Binomial Untuk kasus ukuran sampel 25 Dilakukan penelitian untuk mengetahui kecenderungan

1.1 Contoh Soal dan Pembahasan Uji 1 Sampel a. Uji Binomial Untuk kasus ukuran sampel 25 Dilakukan penelitian untuk mengetahui kecenderungan 1.1 Contoh Soal dan Pembahasan 1.1.1 Uji 1 Sampel a. Uji Binomial Untuk kasus ukuran sampel 5 Dilakukan penelitian untuk mengetahui kecenderungan masyarakat dalam memilih perawatan kecantikan. Berdasarkan

Lebih terperinci

METODOLOGI O OG PENELITIAN KUANTITATIF. Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

METODOLOGI O OG PENELITIAN KUANTITATIF. Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN METODOLOGI O OG PENELITIAN KUANTITATIF A Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 PENGANTAR Pertanyaan yang perlu dikemukakan dalam mengungkap kebenaran empirik, yaitu

Lebih terperinci

Seorang Ahli Gizi. Diskusi Soal SP Nutrition Biostatistics 31/01/2014 NUTRITIONAL CARE PROCESS. Assessmet (Data Collection) Monitoring & Evaluation

Seorang Ahli Gizi. Diskusi Soal SP Nutrition Biostatistics 31/01/2014 NUTRITIONAL CARE PROCESS. Assessmet (Data Collection) Monitoring & Evaluation Diskusi Soal SP Nutrition Biostatistics Seorang Ahli Gizi Monitoring & Evaluation Assessmet (Data Collection) Intervention NUTRITIONAL CARE PROCESS Diagnosa (Hypothesis) Berhubungan dengan berbagai macam

Lebih terperinci

signed-ranks digunakan untuk menggantikan uji t single-sample bila data yang

signed-ranks digunakan untuk menggantikan uji t single-sample bila data yang WILCOXON SIGNED-RANK TEST SINGLE-SAMPLE (Uji Peringkat Wilcoxon Satu Sampel) Oleh: Ade Heryana, SST, MKM Prodi Kesehatan Masyarakat, FIKES Univ. Esa Unggul PENDAHULUAN Uji Wilcoxon signed-rank atau signed-rank

Lebih terperinci

Oleh: Ali Muhson. Tujuan Analisis Data

Oleh: Ali Muhson. Tujuan Analisis Data Teknik Analisis Data Oleh: Ali Muhson Tujuan Analisis Data Menjelaskan sebab akibat dari sebuah fenomena Menghubungkan penelitian dengan dunia nyata Memprediksi fenomena nyata berdasarkan penelitian Menemukan

Lebih terperinci

[Uji Hipotesis Komparatif & Korelatif]

[Uji Hipotesis Komparatif & Korelatif] Handout STATISTIK NONPARAMETRIK [Uji Hipotesis Komparatif & Korelatif] [Statistik Non Parametrik tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang dianalisis TIDAK harus Berdistribusi Normal.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari pasti kita dihadapi oleh suatu pilihan dan masalah pengambilan keputusan. Salah satu ilmu yang dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini secara teknis mengalami kesulitan untuk melakukan sensus

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini secara teknis mengalami kesulitan untuk melakukan sensus BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Penelitian ini secara teknis mengalami kesulitan untuk melakukan sensus dikarenakan jumlah elemen populasi yang akan diteliti sulit dihitung. Populasi adalah

Lebih terperinci

Statistik Non Parametrik

Statistik Non Parametrik Statistik Non Parametrik STATISTIK PARAMETRIK DAN NON PARAMETRIK Statistik parametrik, didasarkan asumsi : - sampel random diambil dari populasi normal atau - ukuran sampel besar atau - sampel berasal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Teori Umum Keselamatan Pertumbuhan sepeda motor yang sangat pesat di tanah air membawa perubahan drastis di dalam sistem pengoperasian lalu lintas jalan. Dalam kurun waktu kurang

Lebih terperinci

Analisis Data kategorik tidak berpasangan skala pengukuran numerik

Analisis Data kategorik tidak berpasangan skala pengukuran numerik Analisis Data kategorik tidak berpasangan skala pengukuran numerik Uji t dengan 2 kelompok Uji t Tidak Berpasangan Uji t dikembangkan oleh William Sealy Gosset. Dalam artikel publikasinya, ia menggunakan

Lebih terperinci

Pengertian statistik Ruang lingkup statistik Pengertian & jenis data Variabel & skala pengukuran. Konsep Dasar Statistik - 2

Pengertian statistik Ruang lingkup statistik Pengertian & jenis data Variabel & skala pengukuran. Konsep Dasar Statistik - 2 Pengertian statistik Ruang lingkup statistik Pengertian & jenis data Variabel & skala pengukuran Konsep Dasar Statistik - 2 Statistik sebagai data Yaitu kumpulan bahan keterangan yang berupa angka / kumpulan

Lebih terperinci

kelompok data. Atau Bila seorang peneliti ingin mengetahui apakah parameter dua

kelompok data. Atau Bila seorang peneliti ingin mengetahui apakah parameter dua A. PENGERTIAN UJI BEDA DUA MEAN : UJI T, UJI Z Uju Beda Dua Mean adalah Uji statistik yg membandingkan mean kelompok data. Atau Bila seorang peneliti ingin mengetahui apakah parameter dua populasi berbeda

Lebih terperinci

BAB 9 PENGGUNAAN STATISTIK NON-PARAMETRIK DALAM PENELITIAN

BAB 9 PENGGUNAAN STATISTIK NON-PARAMETRIK DALAM PENELITIAN BAB 9 PENGGUNAAN STATISTIK NON-PARAMETRIK DALAM PENELITIAN Istilah nonparametrik pertama kali digunakan oleh Wolfowitz, pada tahun 94. Metode statistik nonparametrik merupakan metode statistik yang dapat

Lebih terperinci

Utriweni Mukhaiyar MA2281 Statistika Nonparametrik Kamis, 5 Februari 2015

Utriweni Mukhaiyar MA2281 Statistika Nonparametrik Kamis, 5 Februari 2015 Utriweni Mukhaiyar MA2281 Statistika Nonparametrik Kamis, 5 Februari 2015 Prosedur Uji Hipotesis Uji Z Parametrik Uji t ANOVA one way UJI MENYANGKUT RATAAN Asumsi distribusi normal Uji Tanda Uji Rang Tanda

Lebih terperinci

Statistik Non Parameter

Statistik Non Parameter Statistik Non Parameter A. Pengertian Non Parametrik Istilah nonparametrik sendiri pertama kali digunakan oleh Wolfowitz, 1942. Istilah lain yang sering digunakan antara lain distribution-free statistics

Lebih terperinci

UJI CHI-SQUARE. 1. Skala pengukuran. ada 4 jenis skala pengukuran yaitu nominal, ordinal (bertingkat), interval, rasio

UJI CHI-SQUARE. 1. Skala pengukuran. ada 4 jenis skala pengukuran yaitu nominal, ordinal (bertingkat), interval, rasio UJI CHI-SQUARE Ada fenomena mhs keperawatan yg sedang skripsi sakit kepala karena tidak tahu bagaimana mengolah data hasil penelitian, apalagi kalau jenis penelitiannya korelasi atau eksperimen. Walaupun

Lebih terperinci

DR. Dr. Windhu Purnomo, M.S.

DR. Dr. Windhu Purnomo, M.S. UJI HIPOTESIS DR. Dr. Windhu Purnomo, M.S. FKM Unair 2007 HIPOTESIS Pernyataan/jawaban sementara (berdasarkan keterangan dari data yg diamati) tentang hubungan antar konsep (variabel) pada sebuah populasi

Lebih terperinci

Siklus Pengambilan Keputusan

Siklus Pengambilan Keputusan Siklus Pengambilan Keputusan Masalah ROI Metode Analisis Kebijakan / Strategi Sample Data Validasi P-Value / Parameter Output SPSS Hipotesa Uji Hipotesis Teori Keputusan Definisi-Definisi Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

CONTOH DATA YANG DIANALISIS DENGAN ANAVA SATU JALUR CONTOH DATA YANG DIANALISIS DENGAN ANAVA DUA JALUR

CONTOH DATA YANG DIANALISIS DENGAN ANAVA SATU JALUR CONTOH DATA YANG DIANALISIS DENGAN ANAVA DUA JALUR CONTOH DATA YANG DIANALISIS DENGAN ANAVA SATU JALUR Data Sampel I Data Sampel II Data Sampel III 5 4 7 9 8 5 9 4 6 CONTOH DATA YANG DIANALISIS DENGAN ANAVA DUA JALUR Kategori Data Sampel I Data Sampel

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN DATA PENELITIAN. Oleh: Bambang Avip Priatna Martadiputra

LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN DATA PENELITIAN. Oleh: Bambang Avip Priatna Martadiputra LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN DATA PENELITIAN Oleh: Bambang Avip Priatna Martadiputra PERSIAPAN PENELITIAN 1) Menyusun instrumen penelitian berdasarkan dimensi dan indikator yang dirujuk. 2) Uji validitas

Lebih terperinci

Oleh: Endang Mulyatiningsih

Oleh: Endang Mulyatiningsih Oleh: Endang Mulyatiningsih Macam-macam statistik Statistik Inferensial Deskriptif Parametrik Non parametrik Sampel Penjelasan Sampel Populasi Inferensial Digunakan untuk mengambil kesimpulan pada populasi,

Lebih terperinci

ANALISIS NON-PARAMETRIK UJI KOEFESIEN KONTINGENSI. Oleh: M. Rondhi, SP, MP, Ph.D

ANALISIS NON-PARAMETRIK UJI KOEFESIEN KONTINGENSI. Oleh: M. Rondhi, SP, MP, Ph.D ANALISIS NON-PARAMETRIK UJI KOEFESIEN KONTINGENSI Oleh: M. Rondhi, SP, MP, Ph.D Analisis non-parametrik merupakan alat analisis yang digunakan jika data yang digunakan memiliki distribusi nominal atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistika sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia, tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan tapi penerapannya juga sangat aplikatif di dunia sehari-hari. Salah satunya

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISIS KORELASI. Pertemuan 9. Teknik Analisis Korelasi_M. Jainuri, M.Pd 1

TEKNIK ANALISIS KORELASI. Pertemuan 9. Teknik Analisis Korelasi_M. Jainuri, M.Pd 1 TEKNIK ANALISIS KORELASI Pertemuan 9 1 Korelasi merupakan teknik pengukuran asosiasi/hubungan (measures of association). Pengukuran asosiasi adalah teknik dalam statistik bivariat/ multivariat yang digunakan

Lebih terperinci

STATISTIKA. Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll.

STATISTIKA. Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll. STATISTIKA Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll. Statistika deskriptif: pencatatan dan peringkasan hasil

Lebih terperinci

Pengantar. Perlunya Statistik dalam Pemecahan masalah Proses. Masalah yg harus diselesaikan

Pengantar. Perlunya Statistik dalam Pemecahan masalah Proses. Masalah yg harus diselesaikan 1 Pengantar Definisi Statistik Ada 2 pendekatan untuk menganalisis informasi berdasarkan jenis informasi yang diperoleh, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. kuantitatif/analisis data kuantitatif

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH APLIKASI SPSS Psikologi

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH APLIKASI SPSS Psikologi 1 Statistik Deskriptif, Statistik Inferensia dan Komputer Statistik (SPSS) statistik deskriptif dan inferensi; statistik parametrik, statistik non parametrik dan metode-metode yang termasuk didalamnya

Lebih terperinci

A. Metode Statistik Deskriptif. B. Metode Statistik Inferensia STATISTIK DESKRIPTIF STATISTIK INFERENSIAL. Penyajian Data Statistik Deskriptif

A. Metode Statistik Deskriptif. B. Metode Statistik Inferensia STATISTIK DESKRIPTIF STATISTIK INFERENSIAL. Penyajian Data Statistik Deskriptif MG V KERANGKA ANALISIS DATA PENELITIAN KUANTITATIF Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, MAgr. Dr. Ir. Tati Budiarti, MS Dr. Kaswanto, SP, MSi Materi Kuliah MK Metode Penelitian Arsitektur Lanskap [ARL 30] TA

Lebih terperinci

Wilcoxon Signed-Rank Test Single-Sample (Ade Heryana, SST, MKM) April 16, 2017

Wilcoxon Signed-Rank Test Single-Sample (Ade Heryana, SST, MKM) April 16, 2017 BINOMIAL SIGN TEST FOR A SINGLE-SAMPLE (Uji Tanda Binomial untuk Satu Sampel) Oleh: Ade Heryana, SST, MKM Prodi Kesehatan Masyarakat, FIKES Univ. Esa Unggul PENDAHULUAN Uji Binomial Sign Single-sample

Lebih terperinci

Statistik Parametrik. Saptawati Bardosono

Statistik Parametrik. Saptawati Bardosono Statistik Parametrik Saptawati Bardosono Analisis statistik bergantung pada: Pertanyaan penelitian/tujuan/hipotesis Skala pengukuran Metode sampling Besar sampel Uji statistik parametrik: z-test t-test

Lebih terperinci

Skala pengukuran dan Ukuran Pemusatan. Ukuran Pemusatan

Skala pengukuran dan Ukuran Pemusatan. Ukuran Pemusatan Skala Pengukuran Nominal (dapat dikelompokkan, tidak punya urutan) Ordinal (dapat dikelompokkan, dapat diurutkan, jarak antar nilai tidak tetap sehingga tidak dapat dijumlahkan) Interval (dapat dikelompokkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Statistik dalam penelitian terdiri dari 2 dua jenis, statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif merupakan statistik yang berfungsi untuk mendeskrpsikan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetuan Populasi Penelitian Populasi penelitian dapat diartikan sebagai sekumpulan individu dengan karakteristik yang khas yang akan menjadi perhatian dalam suatu penelitian.

Lebih terperinci

Pertemuan 9 II. STATISTIKA INFERENSIAL

Pertemuan 9 II. STATISTIKA INFERENSIAL Pertemuan 9 II. STATISTIKA INFERENSIAL Tujuan Setelah perkuliahan ini mhs. diharapkan mampu: Menjelaskan pengertian statistika inferensial Menjelaskan konsep sampling error Menghitung tingkat kepercayaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment) dengan model one-group-pretest-posttest design, artinya penulis

Lebih terperinci

BAB 7 STATISTIK NON-PARAMETRIK

BAB 7 STATISTIK NON-PARAMETRIK BAB 7 STATISTIK NON-PARAMETRIK Salah satu bagian penting dalam ilmu statistika adalah persoalan inferensi yaitu penarikan lesimpulan secara statistik. Dua hal pokok yang menjadi pembicaraan dalam statistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang di gunakan adalah dengan mengunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang di gunakan adalah dengan mengunakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang di gunakan adalah dengan mengunakan metode case control yaitu suatu penelitian (survey) analitik yang menyangkut bagaimana faktor

Lebih terperinci

Statistik& Hipotesis. Hypothesis testing. HipotesisNull (H 0 ) Widya Rahmawati

Statistik& Hipotesis. Hypothesis testing. HipotesisNull (H 0 ) Widya Rahmawati Statistik& Hipotesis Hypothesis testing Widya Rahmawati Statistik tidak hanya membantu dalam menggambarkanataumenampilkandata saja, tapi juga untuk menguji kebenaran suatu hipotesis Hipotesisadalahsuatupernyataanyang

Lebih terperinci

Penggunaan Statistika dalam Penelitian

Penggunaan Statistika dalam Penelitian Penggunaan Statistika dalam Penelitian Yusuf Hartono FKIP Unsri Disajikan pada Pelatihan Metodologi Penelitian Palembang, 17 Mei 2017 Yusuf Hartono (FKIP Unsri) Penggunaan Statistika dalam Penelitian 1

Lebih terperinci

Statistika Nonparametrik

Statistika Nonparametrik Statistika Nonparametrik Oleh Prof. Drs. Suryo Guritno, M.Stats., Ph.D. 1 Asumsi2 Parametrik Observasinya harus independen Observasinya harus diambil dari populasi normal, kecuali ukuran sampel cukup besar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Statistik Menurut Sofyan (2013) pengertian statistik berasal dari bahasa Latin, yaitu status yang berarti negara dan digunakan untuk urusan negara. Pada mulanya, statistik

Lebih terperinci

Statistika Nonparametrik dengan SPSS, Minitab, dan R

Statistika Nonparametrik dengan SPSS, Minitab, dan R i Statistika Nonparametrik dengan SPSS, Minitab, dan R 017 ii USU Press Art Design, Publishing & Printing Gedung F Jl. Universitas No. 9, Kampus USU Medan, Indonesia Telp. 061-813737; Fax 061-813737 Kunjungi

Lebih terperinci

Meneliti yuu...k. Wagiran Fakultas Teknik UNY

Meneliti yuu...k. Wagiran Fakultas Teknik UNY Meneliti yuu...k Wagiran Fakultas Teknik UNY maswagiran@yahoo.com Disampaikan dalam acara Sekolah Riset, diselenggarakan oleh BEM UNY tanggal 13 April 2014 Nilai PDB per Kapita (USD) Jumlah Peneliti &

Lebih terperinci

15/04/2013. Deskriptif. Statistik. Parametris. Inferensial. Non Parametris. Gambar : Macam-macam statistik (Sugiyono, 2003)

15/04/2013. Deskriptif. Statistik. Parametris. Inferensial. Non Parametris. Gambar : Macam-macam statistik (Sugiyono, 2003) Statistik Deskriptif Inferensial Parametris Non Parametris Gambar : Macam-macam statistik (Sugiyono, 2003) 1 Ilmu statistika yang mempertimbangkan jenis sebaran/distribusi data, yaitu apakah data menyebar/berdistribusi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pretest dan posttest

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pretest dan posttest 26 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pretest dan posttest design. Pemeriksaan dilakukan sebelum melakukan senam aerobik dan setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan mendirikan negara kebangsaan Indonesia yang merdeka adalah Mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lebih terperinci

UJI NONPARAMETRIK. Gambar 6.1 Menjalankan Prosedur Nonparametrik

UJI NONPARAMETRIK. Gambar 6.1 Menjalankan Prosedur Nonparametrik 6 UJI NONPARAMETRIK Bab ini membahas: Uji Chi-Kuadrat. Uji Dua Sampel Independen. Uji Beberapa Sampel Independen. Uji Dua Sampel Berkaitan. D iperlukannya uji Statistik NonParametrik mengingat bahwa suatu

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISIS DATA PENELITIAN

TEKNIK ANALISIS DATA PENELITIAN TEKNIK ANALISIS DATA PENELITIAN DR. Dwi Anita Suryandari, M.Biomed Departemen Biologi Kedokteran FKUI TAHAP PENELITIAN Masalah penelitian : Ide penelitian Tujuan : Ingin Menyelesaikan Masalah Hipotesis

Lebih terperinci

Resume Regresi Linear dan Korelasi

Resume Regresi Linear dan Korelasi Rendy Dwi Ardiansyah Putra 7410040018 / 2 D4 IT A Statistika Resume Regresi Linear dan Korelasi 1. Regresi Linear Regresi linear merupakan suatu metode analisis statistik yang mempelajari pola hubungan

Lebih terperinci

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI 7 BAB ΙΙ LANDASAN TEORI Berubahnya nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya, bisa saja berubahnya nilai suatu variabel disebabkan oleh adanya perubahan nilai pada variabel lain yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu agar bisa dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang dapat menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik variabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan sebab-akibat, dan untuk meneliti pengaruh dari

Lebih terperinci

ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI

ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI 1 ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI A. Pengujian Hipotesis 1. Estimasi dan Probabilitas Pernyataan hipotesis merupakan ekspektasi peneliti mengenai karakteristik populasi yang didukung oleh logika teoritis.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Regresi Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton. Beliau memperkenalkan model peramalan, penaksiran, atau pendugaan,

Lebih terperinci

Statistik Non-Parametrik. Saptawati Bardosono

Statistik Non-Parametrik. Saptawati Bardosono Statistik Non-Parametrik Saptawati Bardosono Uji statistik non-parametrik: Chi-square test Fisher-test Kolmogorov-Smirnov McNemar test Korelasi rank Mann Whitney Wilcoxon Chi-squared test tabel 2X2 Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keuntungan dari menggunakan metode non parametrik adalah : APLIKASI TEST PARAMETRIK TEST NON PARAMETRIK Dua sampel saling T test

BAB I PENDAHULUAN. Keuntungan dari menggunakan metode non parametrik adalah : APLIKASI TEST PARAMETRIK TEST NON PARAMETRIK Dua sampel saling T test BAB I PENDAHULUAN Metode statistik yang banyak dilakukan adalah dengan menggunakan metode parametrik (seperti t-test, z test, Anova, regresi, dan lainnya) dengan menggunakan parameter-parameter seperti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Metode Statistik Nonparametrik Metode statistik nonparametrik adalah metode yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat mengenai parameter-parameter populasi yang merupakan induk

Lebih terperinci

STATISTIK NON PARAMETRIK (2) Debrina Puspita Andriani /

STATISTIK NON PARAMETRIK (2) Debrina Puspita Andriani    / STATISTIK NON PARAMETRIK (2) 13 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id 2 Outline Uji Korelasi Urutan Spearman Statistik Non Parametrik 3 Uji Korelasi Urutan Spearman

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KUANTITATIF

ANALISIS DATA KUANTITATIF Fasilkom UIGM 2015 BACKGRUND ANALISIS DATA KUANTITATIF ANALISIS DATA KUANTITATIF Dalam suatu penelitian seringkali peneliti membutuhkan proses analisis data hasil penelitian untuk menarik suatu kesimpulan

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR ANALISIS DATA SECARA DESKRIPTIF UNTUK DATA NUMERIK. Dr. Heru Santoso Wahito Nugroho, CPMC

KEGIATAN BELAJAR ANALISIS DATA SECARA DESKRIPTIF UNTUK DATA NUMERIK. Dr. Heru Santoso Wahito Nugroho, CPMC KEGIATAN BELAJAR ANALISIS DATA SECARA DESKRIPTIF UNTUK DATA NUMERIK Dr. Heru Santoso Wahito Nugroho, CPMC Published by: Forum Ilmiah Kesehatan (Forikes) Ponorogo, Indonesia 2014 1 DESKRIPSI MATERI KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional, yaitu setiap variabel diobservasi hanya satu kali saja dan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 56 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1.Jenis Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari hasil penelitian Pengembangan Surveilans Faktor Risiko Penyakit dan

Lebih terperinci

CAPAIAN PEMBELAJARAN (Learning outcome) : Mampu menganalisis data dengan metode statistika yang sesuai

CAPAIAN PEMBELAJARAN (Learning outcome) : Mampu menganalisis data dengan metode statistika yang sesuai CAPAIAN PEMBELAJARAN (Learning outcome) : Mampu menganalisis data dengan metode statistika yang sesuai Penguasaan Pengetahuan 5.1 Dapat menjelaskan konsep teoritis statistika non parametrik 5.2 Mampu memformulasikan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA PENELITIAN KEBIJAKAN

ANALISIS DATA PENELITIAN KEBIJAKAN ANALISIS DATA PENELITIAN KEBIJAKAN PUSAT PENELITIAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 DAFTAR ISI I PENDAHULUAN...1 II PENGERTIAN DAN PENGELOMPOKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang mempengaruhi penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2011).

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang mempengaruhi penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2011). 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah sebuah rancangan penelitian yang menjadi pedoman peneliti untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan,

Lebih terperinci

STATISTIK Hypothesis Testing 2 Contoh kasus

STATISTIK Hypothesis Testing 2 Contoh kasus STATISTIK Hypothesis Testing 2 Contoh kasus Chapter 6 Sulidar Fitri, M.Sc Analisis Data Deskriptif Menghitung ukuran tendensi central (mean, median dan modus) dan ukuran dispersi (range, mean deviasi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN Rawa Kidang Kecamatan Sukadiri Kabupaten Tangerang. Penelitian ini diawali dengan observasi lokasi pada bulan

Lebih terperinci

Uji Statistik Hipotesis

Uji Statistik Hipotesis Modul 8 Uji Statistik Hipotesis Bambang Prasetyo, S.Sos. D PENDAHULUAN alam Modul 7, Anda sudah diperkenalkan pada inferensi. yang mencakup estimasi dan uji hipotesis. Dalam Modul 7, Anda juga sudah belajar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain penelitian Cross Sectional, dimana data antara variabel independen dan dependen akan

Lebih terperinci