GARIS-GARIS PEDOMAN KETAATAN HUKUM ANTI-KORUPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GARIS-GARIS PEDOMAN KETAATAN HUKUM ANTI-KORUPSI"

Transkripsi

1 GARIS-GARIS PEDOMAN KETAATAN HUKUM ANTI-KORUPSI KATA PENGANTAR Garis-garis pedoman ini disusun untuk menangani prosedur-prosedur, dan akan membantu anda dalam mengindentifikasi, hal-hal yang mencakup anti-korupsi. Jika anda tidak yakin atau kuatir pada situasi tertentu, segera hubungi Organisasi Hukum. KEBIJAKSANAAN PERUSAHAAN Sudah merupakan kebijaksanaan Perusahaan Marathon Oil dan mayoritas cabang-cabangnya ( Perusahaan ) untuk mentaati Undang-undang Anti-Korupsi, termasuk Peraturan Praktek Korupsi di Luar Negara Amerika Serikat, atau FCPA, dimanapun kami melakukan bisnis. Kedua Undang-undang ini secara umum melarang penyogokan terhadap pejabat-pejabat pemerintah atau wakilwakilnya. Sementara negara Amerika Serikat, seperti hampir seluruh negara-negara lainnya, melarang penyogokan terhadap pejabat-pejabat pemerintahnya, peraturan FCPA juga mengecam hal tersebut sebagai tindakan pidana dalam hal menyogok "pejabat-pejabat asing", istilah yang dapat didefinisikan secara luas. Dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak negara-negara yang telah menyetujui dengan perundangan-undangan yang serupa. Peraturan FCPA juga mengharuskan Perusahaan untuk menjalani pembukuan, pencatatan dan perhitungan disertai perinciannya, yang secara akurat dan terbuka memperlihatkan transaksi-transaksinya dengan luar negeri dan domestik. Perusahaan mewajibkan diadakannya pelatihan ketaatan pada FCPA dan antikorupsi yang menyeluruh bagi seluruh pegawai yang tanggung jawab kerjanya bersangkutan dengan ketaatan pada hukum-hukum FCPA dan anti-korupsi. LINGKUNGAN HUKUM FCPA diundang-undangkan pada tahun Dua puluh tahun kemudian, Organisasi Perkembangan dan Kerjasama Ekonomi ("OECD") yang mengangkat Konvensi dalam Pemberantasan Penyuapan Pejabat-pejabat Asing di pertemuan Transaksi Bisnis Internasional ( Konvensi OECD ), menyimpulkan bahwa penyuapan dalam transaksi bisnis internasional menimbulkan

2 keprihatinan moral dan politik yang serius, menjatuhkan kepemerintahan yang bersih dan perkembangan ekonomi, serta merusak syarat berkompetisi secara internasional. Seluruh anggota OECD setuju menegakkan perundang-undangan yang akan mempidana penyuapan terhadap pejabat-pejabat asing. Konvensi-konvensi serupa juga telah dipakai oleh badan-badan internasional lainnya, termasuk Konvensi Pemberantasan Korupsi PBB dan Konvensi Persatuan Afrika dalam Mencegah dan Memberantas Korupsi. Anggota-anggota Persatuan Afrika termasuk Angola, Equatorial Guinea, Gabon dan Libya. Selain FCPA dan konvensi-konvensi tersebut diatas, hampir seluruh negara melarang penyuapan terhadap pejabat-pejabat pemerintah mereka. Walaupun tindakan atau pembayaran tertentu dapat dianggap sah dibawah peraturan FCPA atau dibawah pelaksanaan perundang-undangan sebuah konvensi, mungkin saja tindakan tersebut melanggar hukum setempat. PENYOGOKAN Peraturan FCPA melarang untuk menerima tawaran, pembayaran, janji untuk membayar atau otorisasi pembayaran berbentuk uang, hadiah, atau barang berharga lainnya, kepada pejabat asing yang tujuan-tujuannya dapat a. mempengaruhi tindakan atau keputusan pejabat asing, b. membujuk pejabat tersebut untuk melakukan pelanggaran hukum dalam menjalankan tugasnya yang absah, c. menjamin keuntungan sepihak yang tak layak, atau d. membujuk pejabat tersebut untuk menggunakan pengaruhnya dengan pemerintah asing. dengan maksud membantu untuk memperoleh atau mempertahankan bisnis yang telah berlangsung. Elemen dalam memperoleh atau mempertahankan bisnis ini dapat diinterpretasikan secara luas yang meliputi keuntungankeuntungan berbisnis, misalnya dalam memperoleh ijin atau pengurangan pajak. Konvensi OECD mengharuskan negara-negara anggotanya untuk melarang penerimaan tawaran, janji atau pemberian dalam bentuk apapun yang bersifat uang ataupun keuntungan lainnya bagi pejabat pemerintah, dengan maksud agar pejabat tersebut menahan kelakuan atau tindakannya yang berhubungan dengan pendayagunaan jabatannya, atau dengan maksud untuk memperoleh atau mendapatkan bisnis ataupun keuntungan tak layak lainnya didalam melakukan bisnis internasional.

3 SIAPA YANG MENJADI SASARAN PERATURAN FCPA? Peraturan FCPA berlaku untuk pihak-pihak penerbit dan masyarakat yang berkepentingan. Pihak-pihak penerbit adalah semua perusahaan yang punya tingkat keamanan tertentu atau yang diharuskan untuk melapor rutin dibawah Undang-undang Pertukaran Keamanan. Masyarakat yang berkepentingan adalah perorangan baik warga negara nasional maupun yang tinggal di Amerika Serikat, atau perusahaan yang bisnis utamanya berada di Amerika Serikat ataupun yang bisnis perusahaannya dijalankan dibawah undang-undang negara bagian Amerika Serikat. Peraturan FCPA juga berlaku untuk semua petugas, direktur, pegawai atau wakil pihak penerbit atau masyarakat yang berkepentingan atau pemegang saham yang bertindak atas namanya sendiri. Meskipun secara tehnik FCPA tak berlaku bagi cabang-cabang perusahaan dari pihak penerbit maupun masyarakat yang berkepentingan, pejabat-pejabat pelaksana Amerika Serikat bekerja sangat agresif dalam mempertalikan tindaktanduk cabang-cabang perusahaan asing dengan induk perusahaannya. Ditambah lagi, pihak penerbit yang memiliki lebih dari 50% perusahaan afiliasi asing harus memastikan bahwa perusahaan afiliasinya mematuhi peraturan akuntasi yang dibuat oleh FCPA. Oleh karena itu, di dalam kebijaksanaan perusahaan, mayoritas semua perusahaan yang memiliki afiliasi diwajibkan untuk patuh pada peraturan FCPA. SIAPA YANG DISEBUT PEJABAT ASING? FCPA mendefinisi sebutan pejabat asing secara luas. Seorang pejabat asing adalah pejabat atau pegawai pemerintah asing, atau organisasi masyarakat internasional (atau departemen, perwakilan atau personil yang menjalankannya), atau perorangan yang bertugas dalam kapasitasnya sebagai pejabat bertindak untuk dan atas nama suatu pemerintahan atau organisasi masyarakat internasional (atau departemen, perwakilan atau personil yang menjalankannya). Seorang pejabat asing termasuk bukan saja sebagai seseorang yang menjalankan pemerintahan secara tradisionil atau fungsi-fungsi administrasi, tetapi juga sebagai pegawai suatu perusahaan atau perusahaan perseroan lainnya dimana badan pemerintah punya saham kepemilikan. Seorang pegawai tertentu dapat dikualifikasikan sebagai pejabat asing walaupun orang tersebut akan lebih cenderung menjalankan kegiatan perdagangan daripada tugas pemerintahan. Organisasi-organisasi masyarakat internasional termasuk organisasi-organisasi yang antara lainnya Dana Moneter Internasional (IMF). KERJASAMA DENGAN MITRA DAN PARA KONTRAKTOR Ada kemungkinan Perusahaan tidak lagi menggunakan saluran dalam menyogok pejabat-pejabat pemerintah melainkan menyogok secara langsung. Perusahaan dapat dituntut tanggung jawabnya jika Perusahaan mengetahui

4 adanya penyuapan yang dilakukan oleh mitra kerja-sama perusahaan atau kontraktornya, dimana Perusahaan gagal dalam mengambil langkah-langkah pencegahan penyuapan, yang kemudian secara tak langsung mengijinkan penyogokan. Pengetahuan yang cukup untuk membuat Perusahaan bertanggung jawab didefinisikan sebagai termasuk yang percaya bahwa pembayaran tak layak secara substantial terjadi atau bahwa terdapat kemungkinan besar akan terjadi. Seseorang tak dapat menghindari tanggung jawabnya hanya dengan menengok kearah lain, atau dengan menguburkan kepalanya ke dalam pasir. Kontrak-kontrak kerja yang dibuat untuk mitra kerja-sama yang beroperasi diluar Amerika Serikat, Kanada dan Eropa Barat (misalnya perjanjian kerja sama atau perjanjian pemegang saham) akan menimbulkan masalah-masalah khusus. Anda dianjurkan untuk melibatkan ahli hukum anda pada saat-saat awal penanganan proyek. Pemeriksaan berkala mungkin akan diwajibkan disamping ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan pertimbangan dalam etikabisnis harus pula dicantumkan di dalam kontrak khusus. Tersedia pula garis-garis pedoman anti-korupsi tersendiri yang dipakai dalam proses mempekerjakan kontraktor yang akan ditempatkan di negara-negara di luar Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa Barat. Jika salah satu dari benderabendera merah berikut terpampang, maka garis-garis pedoman ini butuh pemeriksaan ulang. Hubungi Organisasi Hukum mana saja jika ada pertanyaan mengenai keberadaan bendera merah, dan jika demikian keadaannya, tindakantindakan apa saja yang harus diambil. 1. Pihak kontraktor akan mewakili Perusahaan dalam berurusan dengan pemerintah, perwakilan pemerintah atau badan usaha milik pemerintah. Beberapa contoh misalnya perantara pabean, perusahaan pengangkutan, atau konsultan yang digaji untuk melobi atau untuk berhubungan dengan pemerintah, perwakilan pemerintah, atau badan usaha milik pemerintah. 2. Pihak kontraktornya adalah yang dianjurkan oleh pemerintah, perwakilan pemerintah, atau badan usaha milik pemerintah. 3. Anda mengetahui atau mempunyai alasan untuk percaya bahwa pemilik perusahaan kontraktor adalah pejabat pemerintah atau sanak-keluarga dari pejabat pemerintah tersebut. 4. Pihak kontraktor mengajukan permintaan-permintaan yang tak layak yaitu dengan pembayaran uang tunai dimuka yang mana jumlahnya tidak dialokasikan untuk pembelian alat berat, bahan baku atau untuk pembayaran jasa-jasa yang mereka pakai setelah menyelesaikan pekerjaan tertentu. 5. Pihak kontraktor mengajukan syarat-syarat yang berlawanan hukum.

5 Sebagai contoh misalnya, kadang-kadang pembayaran dilakukan ke rekening bank luar negeri atau kadang pembayaran dilakukan dalam bentuk mata uang asing yang mungkin dapat melanggar hukum-hukum lokal pertukaran mata uang. Bahkan seandainya dengan contoh-contoh seperti tersebut diatas bendera merah tak juga muncul, maka dibutuhkan perubahan pada garis-garis pedoman tersebut yaitu dengan menambahkan kalimat-kalimat yang menyatakan antikorupsi didalam kontrak perjanjian dengan pihak kontraktor. Selain itu, pengawasan yang wajar pada mitra kerja-sama dan kontraktor perlu dilakukan. Faktur-faktur perlu diperiksa secara hati-hati dan bila terdapat keadaan yang mencurigakan, harus segera dilaporkan pada Organisasi Hukum. PROSEDUR-PROSEDUR PEROLEHAN/LEVERANSIR Saat menjalankan bisnis diluar Amerika Serikat, Kanada dan Eropa Barat, hal yang penting bagi perusahaan adalah untuk dapat menunjukkan bahwa keputusan dalam memakai perusahaan lokal sebagai leveransir adalah berdasarkan prestasi, dan keputusan ini diambil bukan untuk mempengaruhi pejabat pemerintah dengan tak pantas. Oleh sebab itu prosedur-prosedur untuk memilih perusahaan leveransir lokal harus diterapkan untuk memastikan bahwa keputusan itu diambil berdasarkan prestasi dan perlu didokumentasikan secara baik. PROSEDUR KETENAGA KERJAAN Saat menjalankan bisnis diluar Amerika Serikat, Kanada dan Eropa Barat, hal lain yang penting bagi Perusahaan yaitu untuk dapat menunjukkan bahwa keputusan dalam memakai tenaga kerja lokal adalah berdasarkan prestasi, dan keputusan ini diambil bukan untuk mempengaruhi pejabat pemerintah dengan tak pantas. Oleh sebab itu prosedur-prosedur dalam memakai tenaga kerja lokal harus diterapkan untuk memastikan bahwa keputusan itu diambil berdasarkan prestasi dan perlu didokumentasikan secara baik. Tambahan kewaspadaan harus dipakai ketika mempekerjakan sanak-keluarga dari Pejabat Senior Pemerintah. Dalam memperjelas maksud tujuan dari garisgaris pedoman ini, sanak-keluarga didefinisikan yaitu sebagai yang berhubungan dengan keturunan darah yang sama atau yang sederajat lebih dekat dari saudara sepupu pertama (contohnya, sepupu pertama, kemenakan laki-laki/perempuan, paman/bibi, saudara laki-laki/perempuan, anak lakilaki/perempuan, dan ayah/ibu). Pejabat Pemerintah Senior didefinisikan sebagai pejabat pemerintah yang memegang jabatan yang sama dengan

6 menteri atau yang lebih tinggi dari menteri. Tak seorangpun dari sanak-keluarga Pejabat Pemerintah Senior yang boleh diperkerjakan tanpa mendapat persetujuan dari Organisasi Hukum dan pimpinan yang berdedudukan di Houston, kepada siapa manajer residen (atau yang sama posisinya) yang bermukim di negara tersebut melapor. Pimpinan yang berkedudukan di Houston dan Organisasi Hukum harus mendasarkan putusan-putusan mereka pada kenyataan apakah sanak-keluarga dari Pejabat Pemerintah Senior tersebut adalah calon yang terbaik untuk posisi pekerjaan itu. Tambahan kewaspadaan juga harus dipakai apabila terdapat tekanan (sesuatu yang melebihi rekomendasi biasa yang didasarkan pada prestasi tertentu) yang diterima dari pejabat pemerintah sewaktu meperkerjakan orang tertentu. Orang tersebut sebaiknya tidak diperkerjakan tanpa mendapat persetujuan lebih dulu dari Organisasi Hukum dan pimpinan yang berdedudukan di Houston, kepada siapa manajer residen (atau yang sama posisinya) yang bermukim di negara tersebut melapor. Sebagai tambahan, harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan Badan Hukum Perusahaan sebelum seseorang dipekerjakan atau dipindahkan ke posisi nonadministrasi yang berhubungan dengan kepemerintahan. Selain itu, pemeriksaan harus dilaksanakan untuk menentukan apakah orang tersebut masih memiliki hubungan saudara dengan pegawai senior pemerintah HADIAH-HADIAH DAN HIBURAN Hadiah-hadiah yang diberikan kepada pejabat-pejabat pemerintah dan organisasi- organisasi badan pemerintah, amal, dan organisasi lainnya dimana seorang pejabat asing terlibat atau mungkin terlibat, kemungkinan besar hal ini akan menyebabkan terjadinya pelanggaran peraturan FCPA. Oleh karena itu, hadiah-hadiah tersebut, selain dari hadiah-hadiah yang bernilai nominal rendah yang memakai logo Perusahaan, tidak boleh diberikan tanpa ditinjau lebih dulu oleh Organisasi Hukum, yang mana akan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut; 1) apakah hadiah tersebut dapat ditafsirkan ada hubungannya dengan permintaan untuk menjalankan tugas tertentu; 2) berapa nilai dari hadiah itu sendiri; 3) apakah hadiah itu diberikan sebagai basa-basi atau sebagai tanda hormat; 4) apakah hadiah itu sesuai dengan hukum dan kebiasaan yang berlaku di negara yang bersangkutan; 5) apakah terjadi pola kebiasaan yang sering dalam memberikan hadiah kepada orang atau organisasi yang sama; dan 6) jika penerima hadiah adalah sebuah organisasi, apa hubungannya dengan pejabat asing tersebut. Hadiah berbentuk uang yang diberikan kepada pejabat-pejabat asing umumnya dilarang. Dalam kasus apapun, pengeluaran-pengeluaran biaya harus dicatat secara benar dan akurat di dalam pembukuan dan catatan Perusahaan.

7 Ada aturan-aturan yang beralasan dalam mengatur hiburan bagi pejabat-pejabat asing. Rangkaian tingkah-laku yang tak pantas dalam menyediakan hiburan secara terus-menerus kepada seorang pejabat yang memberikan bantuan khususnya pada Perusahaan, dapat menimbulkan masalah. Ditambah lagi, pengeluaran-pengeluaran biaya tersebut harus diijinkan oleh hukum setempat. Dalam kasus apapun, pengeluaran-pengeluaran biaya harus dicatat secara benar dan akurat di dalam pembukuan dan catatan Perusahaan. BIAYA PERJALANAN DAN PENGINAPAN Dibawah peraturan FCPA, Perusahaan boleh membayar kembali pengeluaranpengeluaran uang pejabat-pejabat asing atas ongkos-ongkos yang layak (tidak mewah atau berlebihan) untuk sejumlah biaya perjalanan dan penginapan yang dapat dipercaya, yang secara langsung berhubungan dengan : a. Pengadaan promosi, demonstrasi, atau penjelasan produk atau jasa; atau b. Pelaksanaan atau penandatanganan kontrak dengan pemerintah asing atau perwakilan yang ditunjuk. Sangat dianjurkan agar Perusahaan membayar ongkos-ongkos pengeluaran ini secara langsung, kalau mungkin, daripada membayar kembali pengeluaran biaya-biaya tersebut kepada perseorangan, dan juga sangat dianjurkan agar Perusahaan memberitahu pemerintah yang bersangkutan atau perwakilan permerintah tersebut bahwa biaya-biaya tersebut akan dibayar oleh Perusahaan. Seringkali pemerintah atau perwakilan pemerintah memberikan amanat untuk membayar ongkos-ongkos perjalanan dalam bentuk uang harian. Praktek ini dapat diterima sepanjang jumlahnya cukup masuk akal dan sesuai dengan biaya, namun Perusahaan tidak membayar kembali ongkos-ongkos pengeluaran tersebut. Disamping pertimbangan- pertimbangan dari peraturan FCPA ini, hukum-hukum setempat mungkin akan melarang atau menyesuaikan aturanaturan dalam pembayaran kembali pengeluaran uang untuk ongkos perjalanan dan penginapan. Oleh sebab itu, jangan sampai anda setujui pembayaran kembali pengeluaran ongkos-ongkos perjalanan dan penginapan dari pejabatpejabat asing tanpa lebih dulu mendapatkan persetujuan dari Organisasi Hukum. Selain itu, didalam pencatatan dokumen-dokumen Perusahaan, termasuk permintaan inspeksi atau laporan pengeluaran biaya, perusahaan harus mendokumentasikan (i) tujuan dari pembayaran; (ii) identitas dari siapa-siapa yang menerima pembayaran tersebut; (iii) dan jumlah uang yang terlibat.

8 PEMBAYARAN FASILITASI ATAU PELANCAR FCPA memperbolehkan pembayaran fasilitasi atau pelancar kepada pejabat asing ketika tujuan pembayaran tersebut adalah untuk mempercepat atau menjamin kinerja tindakan pemerintah rutin. Tindakan pemerintah melibatkan penggunaan kebijaksanaan atau memandang persyaratan hukum bukan merupakan suatu tindakan pemerintah rutin. Kadangkala ditujukan sebagai pembayaran pelicin, pembayaran fasilitasi maupun pelancar merupakan jenis pembayaran skala kecil untuk mendorong pegawai pemerintah di tingkat-bawah untuk melakukan apa yang harus mereka lakukan; misalnya, memberikan perlindungan polisi, mengirim surat, jadwal inspeksi, menyediakan layanan telepon atau memproses dokumen pemerintah. Meskipun diperbolehkan oleh FCPA, ada sejumlah masalah yang terkait dengan pembayaran fasilitasi atau pelancar, meliputi hal-hal berikut: 1) Beberapa karyawan adalah warna negara atau penduduk negara yang melarang penyuapan di luar negeri tetapi tidak membuat pengecualian untuk pembayaran fasilitasi maupun pelancar. 2) Pembayaran fasilitasi atau pelancar mungkin hal yang illegal menurut hukum setempat. 3) Garis antara tindakan rutin dan tidak rutin dapat menjadi sulit untuk dijelaskan. 4) Konsep bahwa menyuap dengan nilai besar adalah buruk namun menyuap dengan nilai kecil tidak masalah, dan ini adalah standar ganda. 5) Pembayaran fasilitasi atau pelancar merusak kepatuhan hukum. 6) Pembayaran fasilitasi atau pelancar mendorong perilaku korupsi. Oleh karena itu, pembayaran fasilitasi atau pelancar seharusnya hanya dilakukan seperlunya untuk melindungi kesehatan dan keselamatan manusia. Pembayaran atau pelancar apapun yang dibuat untuk melindungi kesehatan dan keselamatan manusia harus dicatat secara akurat dan wajar di dalam buku Perusahaan dan harus dilaporkan kepada Manajer Perlindungan Karyawan dan Eksekutif serta Hukum Organisasi sesegera mungkin. MELAKUKAN BISNIS DENGAN PEJABAT-PEJABAT ASING Pada hakekatnya tidak terjadi pelanggaran hukum dalam melakukan bisnis dengan seorang pejabat asing, dengan sanak-keluarga pejabat asing tersebut, dengan perusahaan swasta atau dengan perusahaan lainnya yang dimiliki oleh seorang pejabat asing atau oleh sanak-keluarganya, atau dengan suatu perusahaan yang mempekerjakan seorang pejabat asing, akan tetapi situasi demikian akan dianggap berbahaya (pertanda bendera merah) dan harus diatasi dengan tindakan yang waspada. Bisnis demikian harus dijalankan dengan menjaga jarak, bebas dari maksud untuk mempengaruhi tindakan-tindakan yang

9 bisa diambil pejabat asing itu dalam kapasitas jabatannya, dan pada awalnya telah ditinjau dan disetujui oleh Organisasi Hukum. MALATIH PEJABAT-PEJABAT ASING Kemungkinan Perusahaan dapat memberikan pelatihan kepada pejabat-pejabat asing yang maksudnya ditujukan untuk membangun kapasitas pegawai-pegawai pemerintah setempat. Walaupun peserta-peserta program pelatihan ini mungkin dinominasi oleh pemerintah, Perusahaan harus menetapkan aturan dan menentukan kebutuhan minimum orang-orang yang dinominasi dengan maksud untuk menjamin kualitas para peserta latihan. Program pelatihan sudah harus tersusun dan para peserta juga diwajibkan untuk mengikuti pelatihan dengan penuh ketekunan. Setelah pelatihan selesai, Perusahaan harus membuktikan bahwa para peserta kembali bekerja untuk menjalankan tugas-tugasnya di pemerintahan, dan Perusahaan harus melapor pada Organisasi Hukum jika para peserta tidak kembali ke tugasnya masing-masing. Pelatihan hanya boleh diberikan kepada pejabat-pejabat asing yang telah mendapat persetujuan dari Organisasi Hukum dan dari Pimpinan yang berkedudukan di Houston, kepada siapa Manajer Residen (atau yang sama posisinya) yang bermukim di negara tersebut melapor. KEWAJIBAN-KEWAJIBAN AKUNTING Pihak penerbit, seperti misalnya Marathon, diwajibkan untuk memegang pembukuan, bukti-bukti pembayaran, dan rekening-rekening yang mana dalam perincian yang sebenarnya akan menunjukkan keakuratan dan kejujuran semua transaksi, baik internasional maupun domestik. Pihak penerbit juga diwajibkan untuk menggunakan sistim pengontrolan akunting internal yang cukup untuk memberikan jaminan-jaminan yang masuk akal: A. Semua transaksi dilaksanakan sesuai dengan manajemen umum dan otorisasi khusus; B. Semua transaksi dicatat untuk kemudian dibuatkan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip umum akuntansi, dan untuk terus diperhitungkan seluruh jumlah assetnya; C. Akses terhadap seluruh asset hanya diijinkan bila dilengkapi dengan surat otorisasi manajer; dan D. Catatan perhitungan untuk seluruh asset tersebut perlu dicocokkan dengan jumlah asset-asset yang sebenarnya dalam selang waktu yang cukup dan jika terdapat perbedaan-perbedaan, harus segera diambil

10 tindakan yang sesuai. Jika pihak penerbit memiliki lebih dari 50% perusahaan afiliasi baik domestik maupun asing, kepatuhan pada peraturan harus yakin akan diterapkan. Oleh sebab itu, peraturan-peraturan tersebut diatas diterapkan pada Marathon Oil Corporation dan pada mayoritas anak-anak perusahaannya. Jika penerbit memegang lebih atau kurang dari 50% perusahaan afiliasi baik domestik ataupun asing, kewajiban dari penerbit, dengan melihat pembukuan akuntansi dari perusahaan afiliasi itu, harus dilanjutkan maksud baiknya dengan menggunakan pengaruhnya, sampai pada selang waktu yang cukup untuk meneruskan sistim akunting dengan mengikuti peraturan-peraturan diatas. MEMERIKSA PEMBUKUAN/MENGAUDIT Perusahaan memeriksa pembukuan demi untuk meyakinkan kepatuhan dalam melaksanakan undang-undang anti-korupsi. TIDAK MEMATUHI HUKUM Kegagalan dalam mematuhi undang-undang anti-korupsi dapat merugikan Perusahaan secara serius. Dibawah peraturan FCPA, penaltinya bisa mencapai sampai sejumlah $2,000,000. Dibawah Garis-garis Pedoman Hukum Federal, suatu perusahan dapat didenda sampai tiga kali besarnya dari hasil kerugian yang disebabkan oleh pelanggaran hukum. Namun yang lebih serius lagi adalah rusaknya reputasi sebuah perusahaan; reputasinya dalam berhubungan dengan pemerintah asing dan domestik, hubungannya dengan mitra kerja-sama dengan perusahaan lain, dengan para investor, para kontraktor, para pemberi pinjaman dan para pegawai tetap ataupun baru. Reputasi suatu perusahaan dengan mudah dihancurkan, namun sangat sulit untuk dipulihkan kembali. Bagi perseorangan, tidak mematuhi hukum berarti suatu kehancuran. Hukuman untuk pelanggar peraturan FCPA adalah 5 tahun penjara dan denda $100,000. Ditambah lagi, melanggar hukum berarti melakukan tindak pidana. Bagi para pelanggar hukum di Amerika Serikat mereka tak punya hak pilih, tak dapat atau akan sulit mendapatkan lisensi profesional, dan akan sulit mendapatkan pekerjaan, apapun jenis pekerjaan itu. Disamping itu bagi yang bukan warga negara Amerika Serikat, mereka akan dideportasi dan kemungkinannya akan dihalang untuk masuk kembali ke Amerika Serikat nantinya. Walaupun pemerintah Amerika Serikat tidak mengambil tindakan hukum pada perseorangan, akibatnya akan tetap merugikan. Pelanggaran atas undangundang anti-korupsi kemungkinannya akan membuat seorang pegawai terpaksa dipecat. Pemerintah tertarik untuk terus mengamati apakah suatu perusahaan akan mengambil keputusan dengan cepat dan mengambil tindakan yang tegas ketika terungkapnya sebuah pelanggaran hukum. Biasanya salah satu

11 pertanyaan yang ditanyakan oleh penegak hukum adalah: Sudahkah pihakpihak yang bertanggung jawab dipecat? KETAATAN PADA HUKUM Jadi, apa yang harus anda lakukan ketika anda menghadapi situasi yang tidak nyaman atau anda ragu-ragu dalam mematuhi undang-undang antikorupsi? Jawabannya sederhana: "Tanyakan pada Organisasi Hukum." Dan ini juga merupakan tindakan yang cerdik. Biarkan Organisasi Hukum yang membuat keputusan apakah situasi tertentu melanggar hukum atau tidak, dan biar Organisasi Hukum itu yang bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya. Pihak penegak hukum biasanya akan mengambil tindakan keras terhadap perseorangan (dan perusahaan dia bekerja) yang melakukan kesalahan tanpa mengetahui apa-apa, dibandingkan dengan perseorangan (dan perusahaan dia bekerja) yang sudah tahu tetapi mendapatkan anjuran yang salah. Jangan ambil resiko bila tindak pidana melawan hukum dilibatkan. Tidak ada manfaatnya.

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI Kebijakan Kepatuhan Global Maret 2017 Freeport-McMoRan Inc. PENDAHULUAN Tujuan Tujuan dari Kebijakan Antikorupsi ini ("Kebijakan") adalah untuk membantu memastikan kepatuhan oleh Freeport-McMoRan Inc ("FCX")

Lebih terperinci

KEBIJAAKAN ANTI-KORUPSI

KEBIJAAKAN ANTI-KORUPSI Kebijakan Kepatuhan Global Desember 2012 Freeport-McMoRan Copper & Gold PENDAHULUAN Tujuan Tujuan dari Kebijakan Anti-Korupsi ( Kebijakan ) ini adalah untuk membantu memastikan kepatuhan oleh Freeport-McMoRan

Lebih terperinci

Kebijakan Antisuap Goodyear 8 Mei 2017

Kebijakan Antisuap Goodyear 8 Mei 2017 Kebijakan Antisuap Goodyear 8 Mei 2017 1 Kebijakan Antisuap Pendahuluan Sebagai bagian dari komitmen kami di seluruh dunia terhadap kejujuran, integritas, dan rasa hormat, Goodyear tidak akan mendapatkan

Lebih terperinci

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc. VESUVIUS plc Kebijakan Anti-Suap dan Korupsi PERILAKU BISNIS UNTUK MENCEGAH SUAP DAN KORUPSI Kebijakan: Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Tanggung Jawab Perusahaan Penasihat Umum Versi: 2.1 Terakhir diperbarui:

Lebih terperinci

Undang-undang Praktik Korupsi Asing/Kebijakan Anti-Korupsi

Undang-undang Praktik Korupsi Asing/Kebijakan Anti-Korupsi Undang-undang Praktik Korupsi Asing/Kebijakan Anti-Korupsi Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk memastikan bahwa Nature Sunshine Products, Inc. ( NSP ) mematuhi Undang-undang Praktik Korupsi Asing (

Lebih terperinci

KEBIJAKAN HADIAH, HIBURAN DAN PEMBERIAN. 1. Untuk Pelanggan, Pemasok, Mitra bisnis dan Pemangku kepentingan Eksternal.

KEBIJAKAN HADIAH, HIBURAN DAN PEMBERIAN. 1. Untuk Pelanggan, Pemasok, Mitra bisnis dan Pemangku kepentingan Eksternal. KEBIJAKAN HADIAH, HIBURAN DAN PEMBERIAN Pemberian Hadiah/Penyediaan Hiburan 1. Untuk Pelanggan, Pemasok, Mitra bisnis dan Pemangku kepentingan Eksternal. 1. Semua pemberian hadiah harus sesuai dengan kebijakan

Lebih terperinci

Kebijakan Antisuap & Antikorupsi Global, Berlaku Sejak: 1 Juli 2017

Kebijakan Antisuap & Antikorupsi Global, Berlaku Sejak: 1 Juli 2017 Pendahuluan Kebijakan Antisuap & Antikorupsi Global, Berlaku Sejak: 1 Juli 2017 21st Century Fox ( Perusahaan ) berkomitmen untuk menjalankan bisnis di seluruh dunia dengan integritas dan transparansi,

Lebih terperinci

PROSEDUR STANDAR NO. PROSEDUR: REVISI: 02 HALAMAN: 1 dari 10 PROSEDUR ANTI-KORUPSI DAN ANTI-SUAP GLOBAL KENNAMETAL INC.

PROSEDUR STANDAR NO. PROSEDUR: REVISI: 02 HALAMAN: 1 dari 10 PROSEDUR ANTI-KORUPSI DAN ANTI-SUAP GLOBAL KENNAMETAL INC. REVISI: 02 HALAMAN: 1 dari 10 Pemberitahuan: Informasi yang tertera dalam prosedur ini merupakan properti Kennametal Inc. dan/atau anak perusahaan Kennametal Inc. dan dapat memuat informasi kepemilikan

Lebih terperinci

Kebijakan Anti Korupsi di Seluruh Dunia

Kebijakan Anti Korupsi di Seluruh Dunia Kebijakan Anti Korupsi di Seluruh Dunia I. TUJUAN Undang-undang sebagian besar negara di dunia menetapkan bahwa membayar atau menawarkan pembayaran atau bahkan menerima suap, kickback atau pun bentuk pembayaran

Lebih terperinci

Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014

Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014 Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kode Perilaku Pemasok... 3 Pendahuluan... 3 Hak Asasi Manusia dan Tenaga

Lebih terperinci

Memastikan Kepatuhan yang Teliti dengan Peraturan-peraturan Anti-Gratifikasi

Memastikan Kepatuhan yang Teliti dengan Peraturan-peraturan Anti-Gratifikasi Yang terhormat Mitra Usaha, Memastikan Kepatuhan yang Teliti dengan Peraturan-peraturan Anti-Gratifikasi Dengan perluasan bisnis lintas batas di dunia, peraturan-peraturan terkait gratifikasi diperkuat

Lebih terperinci

Pelatihan Anti-Korupsi dan Kepatuhan untuk Pihak Ketiga X-RITE AND PANTONE

Pelatihan Anti-Korupsi dan Kepatuhan untuk Pihak Ketiga X-RITE AND PANTONE Pelatihan Anti-Korupsi dan Kepatuhan untuk Pihak Ketiga X-RITE AND PANTONE Bahasa Indonesia Versi 2 1 Pelatihan Anti-Korupsi dan Kepatuhan untuk Pihak Ketiga X-RITE AND PANTONE Distributor, Penyalur, &

Lebih terperinci

Etika dan integritas. Kepatuhan: Pedoman bagi pihak ketiga

Etika dan integritas. Kepatuhan: Pedoman bagi pihak ketiga Etika dan integritas Kepatuhan: Pedoman bagi pihak ketiga i Pihak ketiga berarti orang atau perusahaan yang memasok barang atau jasa kepada Syngenta atau atas nama kami. ii pejabat publik dapat mencakup,

Lebih terperinci

PERATURAN PELAKSANAAN

PERATURAN PELAKSANAAN T E RJEMAH A N R ES MI AKASTOR PERATURAN PELAKSANAAN - Halaman 1 - Kepada Rekan-Rekan Sejawat Kita semua harus merasa bangga karena kita bekerja untuk sebuah perusahaan dengan standar etika yang tinggi.

Lebih terperinci

dengan pilihan mereka sendiri dan hak perundingan bersama. 2.2 Pihak perusahaan menerapkan sikap terbuka terhadap aktivitas-aktivitas serikat

dengan pilihan mereka sendiri dan hak perundingan bersama. 2.2 Pihak perusahaan menerapkan sikap terbuka terhadap aktivitas-aktivitas serikat Kode Etik Pemasok Kode Etik Pemasok 1. KEBEBASAN MEMILIH PEKERJAAN 1.1 Tidak ada tenaga kerja paksa atau wajib dalam bentuk apa pun, termasuk pekerjaan terikat, perdagangan manusia, atau tahanan dari penjara.

Lebih terperinci

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;

Lebih terperinci

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original Tata Tertib Semua unit Misi KONE adalah untuk meningkatkan arus pergerakan kehidupan perkotaan. Visi kita adalah untuk Memberikan pengalaman terbaik arus pergerakan manusia, menyediakan kemudahan, efektivitas

Lebih terperinci

Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis

Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis Tanggal Mulai Berlaku: 2/28/08 Menggantikan: 10/26/04 Disetujui Oleh: Dewan Direksi TUJUAN PEDOMAN Memastikan bahwa praktik bisnis Perusahaan Mine Safety Appliances ("MSA")

Lebih terperinci

Kode Etik Pemasok. Pendahuluan

Kode Etik Pemasok. Pendahuluan KODE ETIK PEMASOK Kode Etik Pemasok Pendahuluan Sebagai peritel busana internasional yang terkemuka dan berkembang, Primark berkomitmen untuk membeli produk berkualitas tinggi dari berbagai negara dengan

Lebih terperinci

Indorama Ventures Public Company Limited

Indorama Ventures Public Company Limited Indorama Ventures Public Company Limited Kebijakan Anti Korupsi (Sebagaimana yang telah disetujui oleh pertemuan anggota Direksi No.1/2014 tertanggal 12 January 2014) Revisi 1 (Sebagaimana yang telah disetujui

Lebih terperinci

KODE ETIK PEMASOK. Etika Bisnis

KODE ETIK PEMASOK. Etika Bisnis KODE ETIK PEMASOK Weatherford telah membangun reputasinya sebagai organisasi yang mengharuskan praktik bisnis yang etis dan integritas yang tinggi dalam semua transaksi bisnis kami. Kekuatan reputasi Weatherford

Lebih terperinci

pedoman perilaku dan etika Membangun Kepercayaan

pedoman perilaku dan etika Membangun Kepercayaan pedoman perilaku dan etika Membangun Kepercayaan Pesan dari Chairman: Di Laureate, kita bangga atas reputasi kita yang mendunia dalam hal integritas dan perilaku beretika Melalui perilaku kita, kita berhasil

Lebih terperinci

Kode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"

Kode Etik. .1 Yang Harus Dilakukan Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN ANTI PENIPUAN, KORUPSI, DAN ANTI SUAP

BAB VII KEBIJAKAN ANTI PENIPUAN, KORUPSI, DAN ANTI SUAP BAB VII KEBIJAKAN ANTI PENIPUAN, KORUPSI, DAN ANTI SUAP 1 Tujuan Tujuan dari kebijakan ini yaitu untuk memberikan kontrol dalam pemenuhan kepatuhan dengan semua peraturan korupsi dan anti suap yang dapat

Lebih terperinci

KEBIJAKAN GLOBAL ANTI KORUPSI PPG

KEBIJAKAN GLOBAL ANTI KORUPSI PPG Pengantar KEBIJAKAN GLOBAL ANTI KORUPSI PPG Sebagai perusahaan global yang beroperasi di lebih dari enam puluh negara, PPG diwajibkan untuk mematuhi sejumlah undang-undang dan peraturan untuk menjalankan

Lebih terperinci

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20% Kode Perilaku 2 Vesuvius / Kode Perilaku 3 Pesan dari Direktur Utama Kode Perilaku ini menegaskan komitmen kita terhadap etika dan kepatuhan Rekan-rekan yang Terhormat Kode Perilaku Vesuvius menguraikan

Lebih terperinci

PERSYARATAN PEMBELIAN (BARANG DAN JASA)

PERSYARATAN PEMBELIAN (BARANG DAN JASA) PERSYARATAN PEMBELIAN (BARANG DAN JASA) 1. PENGERTIAN Shopper atau GSK berarti badan GSK Indonesia yang ditunjukkan pada halaman muka Pesanan. "Supplier" berarti orang, firma atau perusahaan kepada siapa

Lebih terperinci

Kode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"

Kode Etik. .1 Yang Harus Dilakukan Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri

Lebih terperinci

MEMBINA HUBUNGAN BISNIS YANG SUKSES Harapan Cisco terhadap Mitra Bisnisnya

MEMBINA HUBUNGAN BISNIS YANG SUKSES Harapan Cisco terhadap Mitra Bisnisnya MEMBINA HUBUNGAN BISNIS YANG SUKSES Harapan Cisco terhadap Mitra Bisnisnya Cisco Systems, Inc. dan semua entitas afiliasinya di seluruh dunia (Cisco) berkomitmen menjunjung standar integritas bisnis tertinggi

Lebih terperinci

Kode Etik Bisnis Styron. Etika dan Kebijakan Kepatuhan. [Type text]

Kode Etik Bisnis Styron. Etika dan Kebijakan Kepatuhan. [Type text] Kode Etik Bisnis Styron Etika dan Kebijakan Kepatuhan [Type text] DAFTAR ISI PENDAHULUAN AMANAT DARI CEO pg 2 KODE ETIK BISNIS STYRON 1. NILAI-NILAI STYRON pg 3 Responsible Care pg 3 Rasa Hormat dan Integritas

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU BAGI MITRA BISNIS

PEDOMAN PERILAKU BAGI MITRA BISNIS PEDOMAN PERILAKU BAGI MITRA BISNIS LORD Corporation ( LORD ) berkomitmen untuk menjalankan bisnis dengan integritas dan standar etika tertinggi. Kami juga berkomitmen untuk mematuhi semua hukum dan peraturan

Lebih terperinci

Kode Etik Mitra. I. Pendahuluan

Kode Etik Mitra. I. Pendahuluan Kode Etik Mitra I. Pendahuluan Di Hewlett Packard Enterprise (HPE), kami bekerja secara kolaboratif dengan Mitra kami untuk berbisnis dengan penuh semangat untuk pelanggan dan produk kami, menghormati

Lebih terperinci

Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama

Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama POL-GEN-STA-010-00 Printed copies of this document are uncontrolled Page 1 of 9 Kode Etik PT PBU & UN Global Compact Sebagai pelopor katering di Indonesia, perusahaan

Lebih terperinci

Indorama Ventures Public Company Limited. Kode Etik Pemasok

Indorama Ventures Public Company Limited. Kode Etik Pemasok Indorama Ventures Public Company Limited Kode Etik Pemasok Kode Etik Pemasok Indorama Ventures Public Company Limited dan anak perusahaan / afiliasi (secara kolektif disebut sebagai Perusahaan) berkomitmen

Lebih terperinci

Pedoman Perilaku Bisnis dan Etika

Pedoman Perilaku Bisnis dan Etika Pedoman Perilaku Bisnis dan Etika Komitmen Terhadap Keunggulan di Tempat Kerja Daftar Isi Surat dari Ketua Umum 2 Keunggulan di Tempat Kerja serta Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis FedEx 3 Perilaku Sesuai

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS PERNYATAAN DAN PRINSIP KEBIJAKAN Sesuai dengan Undang-undang Intelijen Keuangan dan Anti Pencucian Uang 2002 (FIAMLA 2002), Undang-undang Pencegahan Korupsi 2002

Lebih terperinci

DASAR ANTI RASUAH RGIS

DASAR ANTI RASUAH RGIS DASAR ANTI RASUAH RGIS I. KENYATAAN DASAR Ia adalah menjadi dasar RGIS Holdings, LLC ( RGIS atau Syarikat ) menjalankan operasi di seluruh dunia secara beretika dan mematuhi undang-undang A.S. dan undang-undang

Lebih terperinci

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII.

Lebih terperinci

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608]

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608] UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608] BAB XV KETENTUAN PIDANA Pasal 103 (1) Setiap Pihak yang melakukan kegiatan di Pasar Modal tanpa izin, persetujuan, atau pendaftaran

Lebih terperinci

Kode Etik PENGANTAR KETAATAN TERHADAP HUKUM

Kode Etik PENGANTAR KETAATAN TERHADAP HUKUM - 1 - Kode Etik PENGANTAR Standar tertinggi perilaku individu dituntut pada setiap waktu dari setiap anggota Direksi dan staf Tupperware Brand Corporation dan serta perusahaan-perusahaan yang terafiliasi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN. 2.1 Kejujuran, integritas, dan keadilan

KEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN. 2.1 Kejujuran, integritas, dan keadilan Kebijakan Pedoman Perilaku dan Etika KEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN Juni 2014 1. Pendahuluan Amcor mengakui tanggung jawabnya sebagai produsen global dalam bidang layanan dan materi pengemasan,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Kebijakan tentang rantai pasokan yang berkelanjutan

Kebijakan tentang rantai pasokan yang berkelanjutan 1/5 Keberlanjutan merupakan inti dari strategi dan kegiatan operasional usaha Valmet. Valmet mendorong pelaksanaan pembangunan yang dan berupaya menangani masalah keberlanjutan di seluruh rantai nilainya

Lebih terperinci

Syarat dan ketentuan penerimaan dan penguasaan informasi nasabah

Syarat dan ketentuan penerimaan dan penguasaan informasi nasabah Syarat dan ketentuan penerimaan dan penguasaan informasi nasabah Definisi Istilah-istilah berawalan huruf kapital dalam ketentuan-ketentuan ini akan memiliki arti sebagai berikut, kecuali konteks kalimatnya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths Kode Smiths Pengantar dari Philip Bowman, Kepala Eksekutif Sebagai sebuah perusahaan global, Smiths Group berinteraksi dengan pelanggan, pemegang saham, dan pemasok di seluruh dunia. Para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

Standar Tanggung Jawab untuk Para Pemasok

Standar Tanggung Jawab untuk Para Pemasok Standar Tanggung Jawab untuk Para Pemasok 2017 PENGADAAN GLOBAL Keyakinan Kami Kami percaya bahwa tanggung jawab kami yang pertama adalah terhadap para dokter, perawat dan pasien; para ibu dan bapak dan

Lebih terperinci

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

CODE OF CONDUCT. PT. BARATA INDONESIA (Persero)

CODE OF CONDUCT. PT. BARATA INDONESIA (Persero) 1 CODE OF CONDUCT PT. BARATA INDONESIA (Persero) TUJUAN Penyusunan Code of Conduct dimaksudkan untuk memberikan pedoman berperilaku yang wajar, patut dan dapat dipercaya bagi seluruh insan PT. Barata Indonesia

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PERILAKU MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

UU No. 8/1995 : Pasar Modal UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik

Lebih terperinci

RANCANGAN PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

RANCANGAN PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG 47 RANCANGAN PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG I. UMUM Pembangunan rezim anti pencucian uang di Indonesia yang

Lebih terperinci

TRINSEO S.A. KEBIJAKAN PERDAGANGAN ORANG DALAM

TRINSEO S.A. KEBIJAKAN PERDAGANGAN ORANG DALAM TRINSEO S.A. KEBIJAKAN PERDAGANGAN ORANG DALAM Dewan Direktur Trinseo S.A. (bersama dengan anak perusahaannya, Perusahaan atau Trinseo ) telah mengambil Kebijakan Perdagangan Orang Dalam ini ( Kebijakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 4 PRESEDEN PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA.

LAMPIRAN 4 PRESEDEN PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. LAMPIRAN 4 PRESEDEN PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (versi lengkap) DAFTAR ISI Para Pihak dan Latar Belakang 1. Definisi dan Interpretasi

Lebih terperinci

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 2 K-189: Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN Peraturan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai isinya harap merujuk kepada teks aslinya.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

S P E E THE CODE OF M Y BUSINESS CONDUCT J E P A S S

S P E E THE CODE OF M Y BUSINESS CONDUCT J E P A S S N T R E S P E O J E M Y N E THE CODE OF BUSINESS CONDUCT N O I S S C T P A PESAN UNTUK SELURUH KARYAWAN HEINEKEN telah berkembang menjadi produsen bir global terkemuka dan Heineken menjadi merek bir paling

Lebih terperinci

Kebijakan Pedoman Perilaku dan Etika Perusahaan

Kebijakan Pedoman Perilaku dan Etika Perusahaan Kebijakan Pedoman Perilaku dan Etika Perusahaan KEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN 1. Pendahuluan Amcor mengakui tanggung jawabnya sebagai produsen global dalam bidang layanan dan materi pengemasan,

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 9 /PBI/2012 TENTANG UJI KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 9 /PBI/2012 TENTANG UJI KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) BANK PERKREDITAN RAKYAT PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 9 /PBI/2012 TENTANG UJI KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

Standar Etika Berbisnis PerkinElmer

Standar Etika Berbisnis PerkinElmer Standar Etika Berbisnis PerkinElmer NILAI-NILAI BISNIS DAN ETIKA PERKINELMER Tujuan Standar Etika Berbisnis PerkinElmer ("Standar Etika") adalah nilai dan prinsip yang memandu hubungan bisnis kita. Kita

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku

Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku April 1, 2013 Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku Sulzer 1/12 Sulzer berkomitmen dan mewajibkan para karyawannya untuk menjalankan kegiatan bisnisnya berdasarkan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk kepentingan negara

Lebih terperinci

Memahami Ketentuan Standar bagi Organisasi Nonpemerintah di luar AS. James Banihashemi, Esq. National Academy of Sciences

Memahami Ketentuan Standar bagi Organisasi Nonpemerintah di luar AS. James Banihashemi, Esq. National Academy of Sciences Memahami Ketentuan Standar bagi Organisasi Nonpemerintah di luar AS James Banihashemi, Esq. National Academy of Sciences Memahami Bantuan versus Perolehan Bantuan Perolehan Apa tujuannya Untuk memberi

Lebih terperinci

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI Yth. 1. Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi; dan 2. Pengguna Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

Naskah Terjemahan Lampiran Umum International Convention on Simplification and Harmonization of Customs Procedures (Revised Kyoto Convention)

Naskah Terjemahan Lampiran Umum International Convention on Simplification and Harmonization of Customs Procedures (Revised Kyoto Convention) Naskah Terjemahan Lampiran Umum International Convention on Simplification and Harmonization of Customs Procedures (Revised Kyoto Convention) BAB 1 PRINSIP UMUM 1.1. Standar Definisi, Standar, dan Standar

Lebih terperinci

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN ETIKA DALAM BERHUBUNGAN DENGAN PARA SUPPLIER

PEDOMAN ETIKA DALAM BERHUBUNGAN DENGAN PARA SUPPLIER PEDOMAN ETIKA DALAM BERHUBUNGAN DENGAN PARA SUPPLIER 2 PALYJA GDF SUEZ - Pedoman Etika Dalam Berhubungan Dengan Supplier GDF SUEZ berjuang setiap saat dan di semua tempat untuk bertindak baik sesuai dengan

Lebih terperinci

II. PIHAK YANG WAJIB MELALUI PROSES PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN

II. PIHAK YANG WAJIB MELALUI PROSES PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN Yth. Direksi Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 57 /SEOJK.04/2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2 / 6 /PBI/2000 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2 / 6 /PBI/2000 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2 / 6 /PBI/2000 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa bank sebagai badan usaha yang menghimpun dan menyalurkan

Lebih terperinci

ADENDUM TERHADAP KETENTUAN PEMBELIAN DALAM BBSLA UNTUK SELURUH TOKO RIME

ADENDUM TERHADAP KETENTUAN PEMBELIAN DALAM BBSLA UNTUK SELURUH TOKO RIME ADENDUM TERHADAP KETENTUAN PEMBELIAN DALAM BBSLA UNTUK SELURUH TOKO RIME 1. RUANG LINGKUP & APLIKASI 1.1. Perjanjian Lisensi BlackBerry Solution ("BBSLA") berlaku untuk seluruh distribusi (gratis dan berbayar)

Lebih terperinci

KODE ETIK BISNIS TRINSEO

KODE ETIK BISNIS TRINSEO KODE ETIK BISNIS TRINSEO* PENGANTAR Pesan dari CEO KODE ETIK BISNIS TRINSEO 1. NILAI-NILAI UTAMA Kepedulian yang Bertanggung Jawab Rasa Hormat dan Integritas Akuntabilitas dan Penciptaan Nilai Inovasi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22/ POJK.04 / 2014 TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH OLEH PENYEDIA JASA KEUANGAN DI SEKTOR PASAR MODAL

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22/ POJK.04 / 2014 TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH OLEH PENYEDIA JASA KEUANGAN DI SEKTOR PASAR MODAL OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22/ POJK.04 / 2014 TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH OLEH PENYEDIA JASA KEUANGAN DI SEKTOR PASAR MODAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Standar Etika Berbisnis PerkinElmer

Standar Etika Berbisnis PerkinElmer Agar sesuai dengan perubahan dalam perundang-undangan dan peraturan yang berlaku, penerapan terbaik terhadap tata tertib perusahaan, serta untuk memperbarui informasi kontak dan prosedur pelaporan masalah

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. b. c. d. bahwa penyelenggara

Lebih terperinci

PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU. Kita selalu mengikuti aturan di mana pun kita berada.

PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU. Kita selalu mengikuti aturan di mana pun kita berada. PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU Kita selalu mengikuti aturan di mana pun kita berada. ISI 4 KATA PENGANTAR OLEH DEWAN EKSEKUTIF ATURAN KITA 6 RUANG LINGKUP 7 PRINSIP UMUM DAN KEWAJIBAN 8 PRINSIP EMPAT MATA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

KODE ETIK GLOBAL TAKEDA

KODE ETIK GLOBAL TAKEDA KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Pendahuluan Prinsip-prinsip Dasar dan Penerapannya Sudah merupakan komitmen kuat Takeda Pharmaceutical Company Limited dan semua perusahaan yang terafiliasi (secara bersama-sama,

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /POJK.03/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /POJK.03/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /POJK.03/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang :

Lebih terperinci

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949

K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949 K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949 2 K-95 Konvensi Perlindungan Upah, 1949 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki

Lebih terperinci

MENGHARGAI SESAMA DAN MASYARAKAT PENDEKATAN ANZ TERHADAP HAK ASASI MANUSIA

MENGHARGAI SESAMA DAN MASYARAKAT PENDEKATAN ANZ TERHADAP HAK ASASI MANUSIA DAN MASYARAKAT 24 08 2010 PENDEKATAN ANZ TERHADAP HAK ASASI MANUSIA DAFTAR ISI PENDAHULUAN 3 BAGAIMANA KAMI MENERAPKAN STANDAR KAMI 4 STANDAR HAK ASASI MANUSIA KAMI 4 SISTEM MANAJEMEN KAMI 6 3 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Prinsip Perilaku. Prinsip Perilaku April

Prinsip Perilaku. Prinsip Perilaku April Prinsip Perilaku Prinsip Perilaku April 2016 1 Prinsip Perilaku April 2016 3 DAFTAR Isi Transaksi bisnis legal dan etis Kepatuhan terhadap hukum dan kebijakan Givaudan... 6 Penyuapan dan korupsi... 6 Hadiah

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan No.289, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Pasar Modal. Kegiatan. Penilai. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6157) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan

Lebih terperinci

PT PUPUK SRIWIDJAJA. K A N T O R P U S A T Jalan Mayor Zen Palembang

PT PUPUK SRIWIDJAJA. K A N T O R P U S A T Jalan Mayor Zen Palembang PT PUPUK SRIWIDJAJA K A N T O R P U S A T Jalan Mayor Zen Palembang - 30118 Telepon : (0711) 712111, 712222 Website: http://www.pusri.co.id Faksimili : (0711) 712100 SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT. PUPUK SRIWIDJAJA

Lebih terperinci

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15A Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15A/ 1 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN ESTA KAPITAL FINTEK

SYARAT DAN KETENTUAN ESTA KAPITAL FINTEK SYARAT DAN KETENTUAN ESTA KAPITAL FINTEK Selamat datang di Situs Esta Kapital Fintek (www.estakapital.com) Syarat & Ketentuan yang ditetapkan di bawah ini mengatur pemakaian jasa yang ditawarkan oleh PT.

Lebih terperinci

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15B Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15B/ 1 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mewujudkan kegiatan Pasar

Lebih terperinci