Sasaran Strategis I Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan dan Akuntabel. Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sasaran Strategis I Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan dan Akuntabel. Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)"

Transkripsi

1 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH MAHKAMAH AGUNG TAHUN 2016 i

2

3 RINGKASAN EKSEKUTIF Mahkamah Agung Republik Indonesia mempunyai kedudukan dan peran strategis dalam melaksanakan prioritas pertama RPJMN yaitu reformasi birokrasi dan tatakelola. Untuk itu, seluruh program kerja Mahkamah Agung Republik Indonesia didasarkan pada tujuan, sasaran strategis dan target kinerja yang telah ditetapkan baik pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun , Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Kontrak Kinerja Mahkamah Agung Republik Indonesia dengan Presiden, serta Rencana Strategis (Renstra) Mahkamah Agung Republik Indonesia Tahun secara konsisten, terus menerus dan berkesinambungan. Mahkamah Agung Republik Indonesia telah menetapkan 7 (tujuh) sasaran strategis yang akan dicapai dalam tahun Ketujuh sasaran strategis tersebut selanjutnya diukur dengan mengaplikasikan 31 indikator kinerja dan 33 target kinerja. Secara umum dapat disimpulkan bahwa dari tujuh sasaran strategis yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2016, terdapat enam Sasaran Strategis yang berhasil dilaksanakan dengan baik ( 100%), yaitu Sasaran Strategis Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel, Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan, Terwujudnya sistem manajemen informasi yang terintegrasi dan menunjang sistem peradilan yang sederhana, tranparan dan akuntabel, Terwujudnya pelaksanaan pengawasan kinerja aparat peradilan secara optimal baik internal maupun eksternal, Terwujudnya transparansi pengelolaan SDM lembaga peradilan berdasarkan parameter obyektif, sedangkan dua sasaran strategis lainnya belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik ( 100%), yaitu Sasaran Strategis Meningkatnya penyederhanaan proses penanganan perkara melalui pemanfaatan teknologi informasi dan Meningkatnya pengelolaan manajerial lembaga peradilan secara akuntabel, efektif dan efisien. Secara keseluruhan, tingkat pencapaian kinerja Mahkamah Agung RI adalah sebesar 105,4%. Rincian capaian kinerja masing-masing indikator tiap sasaran strategis tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun 2016 ii

4 Sasaran Strategis I Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan dan Akuntabel Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase produktivitas memutus perkara 70% 87,3% 124,73 Clearance Rate (Rasio Penyelesaian Perkara) 100% 125,80% 125,80 Persentase penyelesaian perkara tepat waktu 85% 93,80% 110,35 Persentase penurunan tunggakan perkara 15% 54,61% 364,04 Presentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum: 1. Banding 90% 99,27% 110,3 2. Kasasi 70% 32,44% 46,34 3. Peninjauan Kembali 60% 71,45% 119,08 Persentase perkara pidana melalui sistem peradilan pidana terpadu Persentase perkara pidana melalui sistem peradilan pidana anak 2% N.A N.A 50% 3% 6 Persentase kepatuhan atas keputusan perkara perdata berkekuatan hukum tetap yang dieksekusi 50% 99% 198 Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis I 133,85 Sasaran Strategis II Meningkatkan Penyederhanaan Proses Penanganan Perkara Melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui Small Claim Court 70% 68% 97 Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui mediasi 5% 3,84% 76,8 Persentase percepatan penyelesaian perkara melalui pengaturan delegasi panggilan/pemberitahuan 70% N.A N.A Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis II 86,9 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun 2016 iii

5 Sasaran Strategis III Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya/prodeo 90% 100% 111,11 Persentase perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling/zitting plaat baik di dalam negeri maupun di luar negeri 93% 86,25% 92,74 Persentase perkara yang dilayani melalui posyankum 100% 100% 100 Persentase identitas hukum yang terpenuhi 100% 102% 102 Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis III 101,5 Sasaran Strategis IV Terwujudnya Sistem Manajemen Sistem Informasi Yang Terintegrasi dan Menunjang Sistem Peradilan Yang Sederhana, Transparan dan Akuntabel Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Integrasi informasi perkara secara elektronik 100% 100% 100 Transparansi kinerja peradilan dan manajerial secara efektif dan efesien (penguatan regulasi) 100% 100% 100 Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis IV 100 Sasaran Strategis V Terwujudnya Pelaksanaan Pengawasan Kinerja Aparat Peradilan Secara Optimal Baik Internal Maupun Eksternal Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti 100% 100% 100 Persentase temuan yang ditindaklanjuti 100% 100% 100 Persentase pemanfaatan database untuk pemeriksaan baik oleh Badan Pengawasan maupun Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) 100% N.A N.A Persentase penurunan pelanggaran kode etik oleh aparat peradilan 50% N.A N.A Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis V 100 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun 2016 iv

6 Sasaran Strategis VI Terwujudnya Transparansi Pengelolaan SDM Lembaga Peradilan Berdasarkan Parameter Obyektif Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase jabatan yang sudah memenuhi standar kompetensi sesuai dengan parameter obyektif Persentase hakim yang telah memiliki sertifikasi spesialisasi keahlian Persentase pegawai yang telah mendapatkan pengembangan kompetensi Pedoman persentase SDM yang promosi dan mutasi berdasarkan parameter obyektif 90% 85,25% 94,7 90% 99,73% 110,8 50% 97,19% 194,3 90% 98,9% 101 Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis VI 135,16 Sasaran Strategis VII Meningkatnya Pengelolaan Manajerial Lembaga Peradilan Secara Akuntabel, Efektif dan Efisien Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase terpenuhinya kebutuhan standar sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan pelayanan prima Persentase peningkatan produktifitas kinerja SDM (SKP dan penilaian kinerja) Ditetapkan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung tentang Penerapan Restrukturisasi Organisasi Mahkamah Agung 75% 59,63% 79,51 85% 98,39% 115,75 100% 0% 0 Terpenuhinya Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 100% N.A N.A Persentase hasil monev dan review yang dijadikan feedback untuk analisa kebijakan Persentase tercapainya target kegiatan prioritas yang mendukung pelayanan prima peradilan 75% N.A N.A 90% 100% 100 Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis VII 80,4 Rata-rata capaian kinerja keseluruhan 105,4 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun 2016 v

7 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i RINGKASAN EKSEKUTIF... ii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL. DAFTAR GRAFIK... vi vii xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Kedudukan, Wewenang dan Fungsi... 2 BAB II PERENCANAAN KINERJA MAHKAMAH AGUNG RI... 6 A. Rencana Strategis Tahun B. Perjanjian Kinerja Tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN A. Capaian Kinerja Tahun B. Realisasi Anggaran BAB IV PENUTUP LAMPIRAN Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun 2016 vi

8 DAFTAR TABEL Tabel Keterangan Hal 2.1 Perjanjian Kinerja Mahkamah Agung RI Tahun Pengukuran Kinerja Mahkamah Agung RI Tahun Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan dan Akuntabel Persentase Produktivitas Memutus Perkara Rincian Rasio Produktivitas Memutus Perkara dan Sisa Perkara Pada Masing-Masing Perkara Tahun Clearance Rate (Rasio Penyelesaian Perkara) Rasio Penyelesaian Perkara Tahun 2016 Berdasarkan Jenis Perkara Persentase Penyelesaian Perkara Tepat Waktu Rerata waktu Memutus Perkara Pada Mahkamah Agung RI Tahun Persentase Penurunan Tunggakan Perkara Rerata Waktu Minutasi Pada Mahkamah Agung RI tahun Data Keadaan Perkara Periode Perkara Aktif Pada Akhir Tahun Keadaan Perkara yang Sudah Putus tetapi Belum Diminutasi Berusia di atas Satu Tahun Persentase Perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Perbandingan Keadaan Perkara yang Diterima Pengadilan Tingkat Pertama Empat Lingkungan peradilan Seluruh Indonesia Tahun Keadaan Perkara Seluruh Pengadilan Tingkat Pertama Tahun 2016 dari Masing-Masing Lingkungan Peradilan Perbandingan Keadaan Perkara yang Diterima Pengadilan Tingkat Banding 4 (Empat) Lingkungan Peradilan Seluruh Indonesia Tahun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun 2016 vii

9 3.18 Keadaan Perkara Seluruh Pengadilan Tingkat Banding Tahun 2016 Dari Masing-Masing Lingkungan Peradilan Perbandingan Keadaan Perkara Pada Pengadilan Seluruh Indonesia Tahun Perbandingan Perkara yang diterima Mahkamah Agung RI Tahun 2015 dan 2016 Berdasarkan Jenis Perkara dan Kewenangannya Persentase Perkara Pidana melalui Sistem Peradilan Pidana Terpadu Persentase Perkara Pidana Melalui Sistem Peradilan Pidana Anak Jumlah Perkara Pidana Khusus Anak Tahun Persentase Kepatuhan Atas Putusan Perkara Perdata Berkekuatan Hukum Tetap yang Dieksekusi Data Putusan Perkara Perdata yang telah BHT dan yang mengajukan Eksekusi Tahun 2015 dan Meningkatnya Penyederhanaan Proses Penanganan Perkara melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi Persentase Keberhasilan Penyelesaian Perkara melalui Small Claim Court Persentase Keberhasilan Penyelesaian Perkara melalui Mediasi Persentase Percepatan Penyelesaian Perkara melalui Pengaturan Delegasi Panggilan/Pemberitahuan Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan Persentase Perkara yang Diselesaikan melalui Pembebasan Biaya/Prodeo Persentase Perkara yang diselesaikan melalui Sidang Keliling/Zitting Plaats baik di dalam negeri maupun di luar negeri Persentase Perkara yang terlayani melalui Posyankum Persentase Identitas Hukum yang Terpenuhi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun 2016 viii

10 3.35 Terwujudnya Sistem Manajemen Sistem informasi yang Terintegrasi dan menunjang Sistem Peradilan yang Sederhana, Transparan dan Akuntabel Jumlah Pengadilan yang menggunakan SIPP Integrasi Informasi Perkara secara Elektronik Transparansi Kinerja Peradilan dan Manajerial secara Efektif dan Efisien (Penguatan Regulasi) Terwujudnya Pelaksanaan Pengawasan Kinerja Aparat Peradilan secara 0ptimal baik Internal maupun eksternal Persentase Pengaduan yang ditindaklanjuti Penanganan Pengaduan Masyarakat Tahun Persentase Temuan yang ditindaklanjuti Pengelompokan LHP Hukuman Disiplin Berdasarkan Inspektorat Wilayah Penjatuhan Hukuman Disiplin yang dipublikasikan Tahun Persentase Pemanfaatan Database untuk Pemerikasaan baik oleh Badan Pengawasan maupun Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Persentase Penurunan Pelanggaran Kode etik oleh Aparat Peradilan Terwujudnya Transparansi Pengelolaan SDM Lembaga Peradilan Berdasarkan Parameter Objektif Persentase Jabatan yang sudah Memenuhi Standar Kompetensi sesuai dengan Parameter Objektif Jabatan yang sudah dilakukan Fit and Proper Test Tahun Rincian Jabatan dan Formasi Pada Seleksi Pimpinan Jabatan Tinggi Tahun Persentase Hakim yang telah memiliki Sertifikasi Spesialisasi Keahlian Program Diklat Sertifikasi Hakim Persentase Pegawai yang telah mendapatkan Pengembangan Kompetensi Diklat Teknis Yudisial Non Yudisial Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun 2016 ix

11 3.55 Persentase SDM yang Promosi dan Mutasi Berdasarkan Parameter Objektif Pengangkatan Pejabat Fungsional Tertentu Promosi Mutasi Pegawai Non Teknis Promosi/Mutasi Tenaga Teknis Peradilan Rapat Tim Promosi Mutasi dan Rapat Pimpinan Mutasi Badimiltun Promosi Badimiltun Menigkatnya Pengelolaan Manajerial Lembaga Peradilan secara Akuntabel, Efektif dan Efisien Persentase Terpenuhinya Kebutuhan Standar Sarana dan Prasarana yang mendukung Peningkatan Pelayanan Prima Gedung Kantor yang telah Prototipe dan Belum Prototipe Pada Lingkungan Peradilan Persentase Peningkatan Produktivitas Kinerja SDM Penilaian Prestasi Kerja PNS Mahkamah Agung RI Tahun Realisasi ditetapkannya Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Tentang Restrukturisasi Organisasi Mahkamah Agung Terpenuhinya Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Opini BPK atas Laporan Keuangan Mahkamah Agung RI Tahun Persentase Hasil Monev dan Hasil Review yang dijadikan Feedback untuk Analisa Kebijakan Persentase Tercapai Target kegiatan Prioritas yang mendukung Pelayanan Prima Peradilan Laporan Realisasi Penyerapan Anggaran Per Program Tahun Realisasi Penyerapan Anggaran Per Jenis Belanja Tahun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun 2016 x

12 DAFTAR GRAFIK Grafik Keterangan Hal 3.1 Perkambangan Rasio Poduktivitas Memutus dan Rasio Sisa Perkara Mahkamah Agung RI Tahun Persentase Putusan Pengadilan Perkara Perdata Berkekuatan Hukum Tetap yang ditindaklanjuti (dieksekusi) Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun 2016 xi

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kapasitas dan kapabilitas kinerja organisasi merupakan hasil yang diharapkan pada reformasi birokrasi di area akuntabilitas. Untuk itu perlu adanya pengukuran pada tiap sasaran strategis sehingga bisa diperoleh gambaran progres kerja yang mencerminkan kinerja lembaga. Pada tahap akhir dari rangkaian proses kerja adalah pendokumentasian sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban yang kemudian dievaluasi secara komprehensif untuk memberikan umpan balik pada perencanaan kinerja tahun berikutnya. Penyusunan LKjiP Mahkamah Agung mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, dan secara teknis berpedoman pada Peraturan Kementerian PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Peningkatan kinerja instansi pemerintah melalui tata kelola pemerintahan yang baik (good corporate governance) merupakan faktor penting dalam meningkatkan pelayanan publik. Langkah untuk mewujudkan hal tersebut telah dituangkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang diantaranya adalah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Dalam mewujudkan hal tersebut di atas, Mahkamah Agung telah berupaya meningkatkan kualitas SAKIP untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja lembaga peradilan yang baik dan dipercaya. Sasaran yang diinginkan dalam akuntabilitas kinerja adalah menjadikan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya akuntabel dalam melaksanakan aktivitas, responsif, transparan dan dipercaya masyarakat dalam pelaksanaan penegakan hukum nasional. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

14 B. Kedudukan, Wewenang dan Fungsi 1. Kedudukan Mahkamah Agung Mahkamah Agung sebagai Pengadilan tertinggi di Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 Jo Undang- Undang No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung mengatur organisasi, administrasi dan keuangan serta membawahi beberapa lingkungan peradilan: a. Peradilan Umum, dengan kategori: Pidana (Umum, Khusus/Korupsi), Kelautan, Perdata (Umum, Niaga/Khusus/PHI). b. Peradilan Agama. c. Peradilan Tata Usaha Negara dan Peradilan Pajak. d. Peradilan Militer. Penegakan Hukum di Mahkamah Agung RI, tidak dapat terlepas dari birokrasi dalam penyelenggaraan kekuasaan kehakiman. Birokrasi bertugas mengelola pelayanan dan melaksanakan berbagai keputusan politik ke dalam berbagai kebijakan politik baik secara teknis maupun dalam kegiatan operasional. 2. Wewenang dan Fungsi Mahkamah Agung a. Wewenang 1) Memeriksa dan memutus permohonan kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undangundang. 2) Memeriksa dan memutus sengketa kewenangan mengadili dan peninjauan kembali. 3) Memberikan pertimbangan terhadap permohonan grasi. 4) Memberi keterangan, pertimbangan dan nasihat hukum kepada lembaga negara dan lembaga pemerintahan. 5) Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan peradilan di semua lingkungan peradilan dalam penyelenggaraan kekuasaan kehakiman. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

15 6) Mengelola organisasi, administrasi dan finansial Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya. b. Fungsi Mahkamah Agung sebagai lembaga peradilan tertinggi di Indonesia mempunyai enam fungsi utama lembaga yaitu: 1) Fungsi Peradilan (Pasal 28 Undang-undang No. 3 Tahun 2009) : a) Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, merupakan pengadilan kasasi yang bertugas membina kepastian dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali untuk menjaga agar semua hukum dan undang-undang di seluruh wilayah negara RI diterapkan secara adil, tepat dan benar. b) Memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir : Sengketa tentang kewenangan mengadili (Pasal 33 Undang- Undang No. 3 Tahun 2009). Permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (Pasal 34 Undang- Undang No. 3 Tahun 2009). Sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya oleh kapal perang Republik Indonesia berdasarkan peraturan yang berlaku (Pasal 33 ayat (2) Undang-Undang No. 3 Tahun 2009). c) Hak uji materiil, yaitu wewenang menguji/menilai secara materiil peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang tentang hal apakah suatu peraturan ditinjau dari isinya (materinya) bertentangan dengan peraturan dari tingkat yang lebih tinggi (Pasal 31A No. 3 Tahun 2009). 2) Fungsi Pengawasan (Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang No. 3 Tahun 2009) Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

16 Pengawasan tertinggi terhadap jalannya peradilan di semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan yang dilakukan pengadilan diselenggarakan dengan seksama dan wajar dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan dalam memeriksa dan memutus perkara. 3) Fungsi Mengatur Menerbitkan SEMA atau PERMA untuk mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam undang-undang tentang Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk mengisi kekurangan atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan. Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana dianggap perlu untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur undang-undang. 4) Fungsi Nasihat Mahkamah Agung dapat memberi nasihat-nasihat atau pertimbanganpertimbangan dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain (Pasal 22 ayat (1) Undang-Undang No. 48Tahun 2009). Mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari dan memberi petunjuk kepada pengadilan di semua lingkungan peradilan dalam rangka pelaksanaan ketentuan Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman (Pasal 38 Undang-Undang No. 3 Tahun 2009). 5) Fungsi Administratif (Pasal 5 dan Pasal 9 Undang-Undang No. 49 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 2 Tahun 1986 Peradilan Umum). Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

17 Mahkamah Agung mengusulkan kenaikan kelas pengadilan dan pembentukan pengadilan baru. Badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan peradilan Tata Usaha Negara) sebagaimana dimaksud Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 secara organisatoris, administratif dan finansial saat ini dialihkan di bawah kekuasaan Mahkamah Agung. Mahkamah Agung berwenang mengatur tugas serta tanggung jawab, susunan organisasi dan tata kerja Mahkamah Agung dan Jajaran Peradilan di bawahnya (Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman). 6) Fungsi Lain-lain Berdasarkan Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 serta Pasal 39 Undang-Undang No. 3 Tahun 2009, Mahkamah Agung dapat diserahi tugas dan kewenangan lain berdasarkan undangundang. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

18 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Tahun Rencana kinerja Mahkamah Agung menjadi titik awal dari rangkaian kegiatan kerja yang tidak terlepas dari semangat visi Mahkamah Agung yaitu Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang Agung. Untuk mencapai visi tersebut Mahkamah Agung menetapkan misi sebagai berikut : a. Menjaga kemandirian badan peradilan. b. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan. c. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan. d. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan. Potensi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dianalisa untuk menunjang perencanaan yang tepat sehingga akan mendorong peningkatan kinerja khususnya dari segi akuntabilitas. 1. Tujuan dan Sasaran Strategis a. Tujuan Strategis Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan visi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1-5 tahun. Tujuan strategis yang termuat di dalam rencana strategis adalah sebagai berikut : 1) Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan melalui proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel. 2) Terwujudnya penyederhanaan proses penanganan perkara melalui pemanfaatan teknologi informasi. 3) Terwujudnya peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan. 4) Terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

19 b. Sasaran Strategis Untuk mendukung tercapainya tujuan dengan terukur maka Mahkamah Agung menetapkan sasaran strategis sebagai berikut : 1) Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel. 2) Meningkatkan penyederhanaan proses penanganan perkara melalui pemanfaatan teknologi informasi. 3) Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan. 4) Terwujudnya sistem manajemen informasi yang terintegrasi dan menunjang sistem peradilan yang sederhana, transparan dan akuntabel. 5) Terwujudnya pelaksanaan pengawasan kinerja aparatur peradilan secara optimal baik internal maupun eksternal. 6) Terwujudnya transparansi pengelolaan SDM lembaga peradilan berdasarkan parameter objektif. 7) Meningkatnya pengelolaan manajerial lembaga peradilan secara akuntabel, efektif dan efisien. 2. Program Utama dan Kegiatan a. Program Utama Ketujuh sasaran tersebut merupakan sasaran yang akan dicapai Mahkamah Agung RI dalam tahun Untuk mewujudkan visi dan misi serta sasaran strategis, maka Mahkamah Agung mempunyai program, sebagai berikut : 1) Program Penyelesaian Perkara Mahkamah Agung. 2) Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum. 3) Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama. 4) Program Peningkatan Manajemen Peradilan Tata Usaha Negara dan Militer. 5) Program Pendidikan dan Pelatihan Mahkamah Agung. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

20 6) Program Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya. 7) Program Sarana dan Prasarana Aparatur Negara Mahkamah Agung. 8) Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara Mahkamah Agung RI. b. Kegiatan Pokok 1) Panitera Mahkamah Agung melaksanakan dukungan di bidang teknis dan administrasi yustisial kepada majelis Hakim Agung dalam memeriksa, mengadili, dan memutus perkara. Dalam tugas dan fungsi ini mempunyai indikator kinerja outcome antara lain: perkara yang diselesaikan di Mahkamah Agung, pemberian pertimbangan grasi, pemberian fatwa, dan peraturan atau surat edaran. 2) Para Direktorat Jenderal (peradilan umum, agama, TUN dan militer) melaksanakan : a) Pembinaan tenaga teknis, dalam tusi ini mempunyai indikator outcome antara lain: perkara yang tidak diajukan upaya hukum banding, dan kasasi. b) Pembinaan administrasi peradilan, mempunyai indikator kinerja outcome antara lain : persentase satker yang tertib administrasi perkara dalam mengajukan banding, dan jumlah satker yang tertib administrasi perkara pada pengadilan tingkat pertama dan banding. c) Direktorat Pranata dan Tata Laksana Perkara melaksanakan tugas penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, serta penelaahan perangkat kelengkapan formal dan pengiriman berkas perkara yang telah lengkap ke Kepaniteraan, mempunyai indikator outcome : perkara yang ditindaklanjuti untuk di registrasi. 3) Badan Pengawasan sebagai pelaksana pengawasan terhadap pelaksanaan tugas (baik tugas administrasi umum dan administrasi peradilan, perencanaan dan realisasi anggaran, teknis peradilan, serta semua tugas lainnya) di lingkungan Mahkamah Agung dan jajaran peradilan di bawahnya, mempunyai indikator outcome yaitu pengaduan yang ditindaklanjuti dan temuan yang ditindaklanjuti. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

21 4) Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan, Pelatihan Hukum dan Peradilan sebagai pelaksana pengembangan kualitas sumber daya manusia di lingkungan Mahkamah Agung dan jajaran peradilan di bawahnya, menghasilkan indikator kinerja outcome : pegawai yang lulus diklat teknis yudisial dan non yudisial, serta pejabat yang lulus fit and proper test dalam rangka promosi. Memperkuat fungsi penelitian dan pengembangan, mempunyai indikator kinerja outcome menghasilkan naskah penelitian dan pengembangan yang dijadikan kebijakan lembaga. 5) Badan Urusan Administrasi sebagai perencana, penyusunan anggaran, dan sarana dan prasarana dapat meningkatkan anggaran dan sarana maupun prasarana untuk Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya, sehingga tercapainya anggaran, sarana dan prasarana yang layak untuk Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya. Unit ini mempunyai indikator outcome website yang diakses oleh masyarakat pencari keadilan, dan alokasi anggaran yang diberikan untuk prodeo, bantuan hukum, sidang keliling maupun alokasi pemeliharaan perangkat teknologi informasi untuk menunjang proses penyelesaian perkara. B. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Perjanjian kinerja Mahkamah Agung Tahun 2016 tidak terlepas dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2016 dan Kebijakan Umum Mahkamah Agung RI dalam rangka penggunaan anggaran tahun Hasil reviu Renstra belum sepenuhnya disesuaikan dengan Indikator Kinerja Utama Mahkamah Agung, namun Perjanjian Kinerja Mahkamah Agung Tahun 2016 telah diselaraskan dengan sasaran-sasaran hasil reviu yang akan dicapai Mahkamah Agung RI pada tahun Perjanjian sasaran kinerja Tahun 2016 disinkronisasi mengacu pada IKU tersebut serta mengembangkan sasaran-sasaran yang menjadi isu strategis Mahkamah Agung RI pada tahun 2016 serta target yang ada pada Rencana Kinerja Tahun 2016 yang telah disesuaikan, maka dapat diperinci sebagai berikut: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

22 Tabel 2.1: Perjanjian Kinerja Mahkamah Agung RI Tahun 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 1 Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel a. Persentase produktivitas memutus perkara 70% b. Clearance Rate (Rasio Penyelesaian Perkara) 100% c. Persentase penyelesaian perkara tepat waktu 85% d. Persentase penurunan tunggakan perkara 15% e. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum: 1) Banding 90% 2) Kasasi 70% 3) Peninjauan Kembali 60% 2 Meningkatkan penyederhanaan proses penanganan perkara melalui pemanfaatan teknologi informasi 3 Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan f. Persentase perkara pidana melalui Sistem Peradilan Pidana Terpadu g. Persentase perkara pidana melalui Sistem Peradilan Pidana Anak h. Persentase kepatuhan atas putusan perkara perdata berkekuatan hukum tetap a. Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui Small Claim Court b. Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui mediasi c. Persentase percepatan penyelesaian perkara melalui pengaturan delegasi panggilan/ pemberitahuan a. Persentase perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya/prodeo b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui siding keliling/zitting plaats baik di dalam negeri maupun di luar negeri c. Persentase perkara yang terlayani melalui posyankum 2% 50% 50% 70% 5% 70% 90% 93% 100% d. Persentase identitas hukum yang terpenuhi 100% 4 Terwujudnya sistem manajemen sistem informasi yang terintegrasi dan menunjang sistem peradilan yang sederhana, transparan dan akuntabel 5 Terwujudnya pelaksanaan pengawasan kinerja aparat peradilan secara optimal baik internal maupun eksternal a. Integrasi informasi perkara secara elektronik 100% b. Transparansi kinerja peradilan dan manajeria secara efektif dan efisien (penguatan regulasi) 100% a. Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti 100% b. Persentase temuan yang ditindaklanjuti 100% c. Persentase pemanfaatan database untuk pemeriksaan baik oleh Badan Pengawasan maupun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 100% Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

23 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 6 Terwujudnya transparansi pengelolaan SDM lembaga peradilan berdasarkan parameter obyektif 7 Meningkatnya pengelolaan manajerial lembaga peradilan secara akuntabel, efektif dan efisien d. Persentase penurunan pelanggaran kode etik oleh aparat peradilan a. Persentase jabatan yang sudah memenuhi standar kompetensi sesuai dengan parameter obyektif b. Persentase Hakim yang telah memiliki sertifikasi spesialisasi keahlian c. Persentase pegawai yang telah mendapatkan pengembangan kompetensi d. Pedoman persentase SDM yang promosi dan mutasi berdasarkan parameter obyektif a. Persentase terpenuhinya kebutuhan standar sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan pelayanan prima b. Persentase peningkatan produktifitas kinerja SDM (SKP dan Penilaian Prestasi Kinerja) c. Ditetapkan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung tentang Penerapan Restrukturisasi Organisasi Mahkamah Agung d. Terpenuhinya Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) e. Persentase hasil monev dan hasil review yang dijadikan feedback untuk analisa kebijakan 50% 90% 90% 50% 90% 75% 85% 100% 100% 75% f. Persentase tercapainya target kegiatan prioritas yang mendukung pelayanan prima peradilan Sasaran strategis tersebut akan dicapai melalui program, dengan rincian sebagai berikut : 1. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung RI Rp ,- 2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung RI Rp ,- 3. Penyelesaian Perkara Mahkamah Agung RI Rp ,- 4. Peningkatan Manajemen Peradilan Umum Rp ,- 5. Peningkatan Manajemen Peradilan Agama Rp ,- 6. Peningkatan Manajemen Peradilan TUN Rp ,- 7. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Mahkamah Agung RI Rp ,- 8. Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Mahkamah Agung RI Rp ,- Total anggaran seluruh program Mahkamah Agung RI sejumlah Rp ,- 90% Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

24 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2016 A. Capaian Kinerja Tahun 2016 Capaian kinerja Mahkamah Agung tahun 2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran dan membandingkan capaian kinerja Mahkamah Agung tahun 2016 dengan rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1: Pengukuran Kinerja Mahkamah Agung RI Tahun 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) 1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, tranparan dan akuntabel a. Persentase produktivitas memutus perkara b. Clearance Rate (Rasio Penyelesaian Perkara) c. Persentase penyelesaian perkara tepat waktu d. Persentase penurunan tunggakkan perkara e. Persentase Perkara yang tidak mengajukan upaya hukum 1) Banding 2) Kasasi 3) Peninjauan Kembali f. Persentase perkara pidana melalui sistem peradilan pidana terpadu g. Persentase perkara pidana melalui sistem peradilan Pidana Anak 70% 87,31% 124,73 100% 125,80% 125,80 85% 93,80% 110,35 15% 54,61% 364,04 90% 99,27% 110,3 70% 32,44% 46,34 60% 71,45% 119,08 2% N.A N.A 50% 3% 6 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

25 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) 2. Meningkatanya penyederhanaan proses penanganan perkara melalui pemanfaatan teknologi informasi 3. Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan 4. Terwujudnya sistem manajemen informasi yang terintegrasi dan menunjang sistem peradilan yang sederhana, transparan dan akuntabel 5. Terwujudnya pelaksanaan pengawasan kinerja aparat peradilan secara optimal baik internal h. Persentase Kepatuhan Atas Putusan perkara perdata berkekuatan hukum tetap yang dieksekusi a. Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui Small Claim Court b. Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui mediasi c. Persentase percepatan penyelesaian perkara melalui pengaturan delegasi panggilan/pemberitahu an a. Persentase perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya/ prodeo b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui siding keliling/zitting plaats baik di dalam negeri maupun di luar negeri c. Persentase perkara yang terlayani melalui posyankum d. Persentase identitas hukum yang terpenuhi a. Integrasi informasi perkara secara elektronik b. Transparansi kinerja peradilan dan manajerial secara efektif dan efisien (penguatan regulasi) a. Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan yang ditindaklanjuti 50% 99% % 68% 97 5% 3,84% 76,8 70% N.A N.A 90% 100% 111,11 93% 86,25% 92,74 100% 100% % 102% % 100% % 100% % 100% % 100% 100 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

26 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) maupun eksternal c. Persentase pemanfaatan database untuk pemeriksaan baik oleh Badan Pengawasan maupun Badan Pemeriksaan Keuangan d. Persentase penurunan pelanggaran kode etik oleh aparat peradilan 100% N.A N.A 50% N.A N.A 6. Terwujudnya transparansi pengelolaan SDM lembaga peradilan berdasarkan parameter objektif a. Persentase jabatan yang sudah memenuhi standar kompetensi sesuai dengan parameter obyektif b. Persentase Hakim yang telah memiliki sertifikasi spesialisasi keahlian c. Persentase pegawai yang telah mendapatkan pengembangan kompetensi d. Pedoman persentase SDM yang promosi dan mutasi berdasarkan parameter obyektif 90% 85,20% 94,7 90% 99,73% 110,8 50% 97,19% 194,3 90% 98,9% Meningkatnya pengelolaan manajerial lembaga peradilan secara akuntabel, efektif, dan efisien a. Persentase terpenuhinya kebutuhan standar sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan pelayanan prima b. Persentase peningkatan produktivitas kinerja SDM (SKP dan Penilaian Prestasi Kerja) 75% 59,63% 79,51 85% 98,39% 115,75 c. Ditetapkannya Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung tentang Restrukturisasi Organisasi Mahkamah Agung 100% 0% 0 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

27 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) d. Terpenuhinya Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) e. Persentase hasil monev dan hasil review yang dijadikan feedback untuk analisa kebijakaan f. Persentase tercapai target kegiatan prioritas yang mendukung pelayanan prima peradilan 100% N.A N.A 75% N.A N.A 90% 100% 100 * Capaian (%) : Realisasi Target X 100% Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing indikator kinerja pada tiap sasaran strategis: Sasaran 1 : Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel Sasaran ini ditetapkan untuk mengukur keberhasilan Mahkamah Agung RI dalam memberikan peradilan yang pasti, trasnparan dan akuntabel. Sasaran ini terdiri dari delapan indikator, sebagaimana digambarkan pada tabel di bawah ini: Tabel 3.2: Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) 1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, tranparan dan akuntabel a. Persentase produktivitas memutus perkara b. Clearence Rate (Ratio Penyelesaian Perkara) c. Persentase penyelesaian perkara tepat waktu 70% 87,31% 124,73 100% 125,80% 125,80 85% 93,80% 110,35 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

28 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) d. Persentase penurunan tunggakkan perkara 15% 54,61% 364,04 e. Persentase Perkara yang tidak mengajukan hukum 1) Banding 2) Kasasi 3) Peninjauan Kembali 90% 70% 60% 99,27% 32,44% 71,45% 110,3 46,34 119,08 f. Persentase perkara pidana melalui sistem peradilan pidana terpadu g. Persentase perkara pidana melalui sistem peradilan pidana anak h. Persentase Kepatuhan Atas Putusan perkara perdata berkekuatan hukum tetap yang dieksekusi 2% N.A N.A 50% 3% 6 50% 13% 26 Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini sebagai berikut: Sasaran 1 Indikator kinerja ke - 1: Persentase Produktivitas Memutus Perkara. - Persentase produktivitas memutus perkara adalah perbandingan jumlah perkara yang diputus dengan jumlah beban perkara. - Indikator kinerja ini bertujuan untuk mengambarkan produktivitas memutus perkara kasasi dan peninjauan kembali selama tahun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

29 Tabel 3.3: Persentase Produktivitas Memutus Perkara Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase produktivitas memutus perkara Capaian (%) % 87,31% 124,73 112,19 109,46 Mahkamah Agung RI memiliki tugas pokok menerima, memeriksa, mengadili dan memutus pekara yang menjadi kewenangannya. Untuk mengukur kinerjanya, Mahkamah Agung RI mengunakan indikator produktivitas memutus perkara, yang tergambarkan dalam rasio produktivitas memutus perkara. Rasio produktivitas memutus (case-deciding productivity rate) di atas 70% dari beban perkara. Rasio produktivitas memutus adalah perbandingan antara jumlah perkara putus dengan jumlah beban perkara pada satu periode. Beban perkara Mahkamah Agung tahun 2016 berjumlah perkara, terdiri sisa perkara tahun 2015 sebanyak dan perkara yang diterima tahun 2016 sebanyak perkara. Mahkamah Agung telah memutus sebanyak perkara sehingga sisa perkara berjumlah perkara. Rasio jumlah perkara yang telah diputus dengan jumlah beban perkara (rasio produktivitas memutus perkara) adalah sebesar 87,31%, sedangkan rasio jumlah sisa perkara sebesar 12,69%. Dengan demikian, kinerja Mahkamah Agung dalam memutus perkara di tahun 2016 telah melampaui target kinerja memutus perkara di atas 70%. Sejak tahun 2014 terdapat peningkatan capaian kinerja dari 109,46% menjadi 112,19% pada tahun 2015 kemudian pada tahun 2016 menjadi 124,73%. Realisasi dalam rasio produktivitas memutus perkara tahun 2016 meningkat 8,78% dari tahun 2015 yang memiliki rasio produktivitas sebesar 78,53%. Jumlah sisa perkara tahun 2016 adalah perkara, berkurang 40,33% dibandingkan dari tahun 2015 yang berjumlah perkara. Rasio produktivitas memutus dan sisa perkara tahun 2016 melampaui capaian kinerja tahun 2015 dan merupakan capaian tertinggi dalam sejarah Mahkamah Agung. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

30 Grafik 3.1: Perkembangan Rasio Produktivitas Memutus dan Rasio Sisa Perkara Mahkamah Agung tahun Rasio produktivitas memutus dan sisa perkara pada masing-masing jenis perkara yang diadili oleh Mahkamah Agung pada tahun 2016 sebagaimana tabel berikut: JENIS PERKARA Tabel 3.4: Rincian Rasio Produktivitas Memutus dan Sisa Perkara Pada Masing-Masing Perkara Tahun 2016 SISA 2015 MASUK 2016 JUMLAH BEBAN PUTUS SISA AKHIR PUTUS v BEBAN (%) SISA v BEBAN (%) Perdata ,99 16,01 Perdata Khusus ,80 8,20 Pidana ,35 14,65 Pidana Khusus ,68 17,32 Perdata Agama ,00 0,00 Pidana Militer ,77 27,23 Tata Usaha ,80 2,20 Negara Jumlah ,31 12,69 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

31 Sasaran 1 Indikator kinerja ke - 2: Clearance Rate (Rasio Penyelesaian Perkara). - Rasio Penyelesaian Perkara (Clearance Rate) adalah perbandingan jumlah perkara yang masuk ke Mahkamah Agung dengan perkara yang dikirim ke pengadilan pengaju. - Indikator ini untuk mengukur tingkat capaian kinerja dalam rasio penyelesaian perkara. Clearance Rate Tabel 3.5: Clearance Rate (Rasio Penyelesaian Perkara) Indikator Kinerja Target Realisasi (Rasio Penyelesaian Perkara) Capaian (%) % 125,80% 125,80 101, Sejak tahun 2014 terdapat peningkatan capaian kinerja dari 100% menjadi 101,40% pada tahun 2015 kemudian pada tahun 2016 menjadi 125,80%. Tahun 2016 Mahkamah Agung menerima perkara dan berhasil menyelesaikan perkara. Perbandingan antara jumlah perkara yang diterima dengan yang diminutasi/dikirim kembali ke pengadilan pengaju di tahun 2016 menunjukkan nilai clearance rate sebesar 125,80%. Dengan demikian, rasio penyelesaian perkara telah mencapai target kinerja clearance rate di atas 100%. Rasio penyelesaian perkara pada masing-masing jenis perkara sebagaimana tabel berikut: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

32 Tabel 3.6: Rasio Penyelesaian Perkara Tahun 2016 Berdasarkan Jenis Perkara No Jenis Perkara Masuk Kirim % 1 Perdata ,87 2 Perdata Khusus ,82 3 Pidana ,42 4 Pidana Khusus ,15 5 Perdata Agama ,02 6 Pidana Militer ,73 7 TUN ,68 Jumlah ,80 Sasaran 1: Indikator kinerja ke - 3: Persentase penyelesaian perkara tepat waktu. - Persentase penyelesaian perkara tepat waktu adalah perbandingan antara perkara yang diselesaikan (diputus dan diminutasi/dikirim ke pengadilan pengaju) dalam jangka waktu yang telah ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan perkara yang diselesaikan tidak tepat waktu. - Indikator ini untuk mengukur waktu dalam penyelesaian perkara. Tabel 3.7 : Persentase Penyelesaian Perkara Tepat Waktu Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase penyelesaian perkara tepat waktu 85% 93,80% 110,35 96,39 94 Pada tahun 2014 capaian kinerja sebesar 94%, terjadi peningkatan pada tahun 2015 menjadi 96,39%, tahun 2016 menjadi 110,35%. Jumlah perkara yang diputus Mahkamah Agung pada tahun 2016 sebanyak perkara, yang diselesaikan tepat waktu sebanyak perkara (93,80%). Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

33 Ketentuan jangka waktu penanganan perkara di Mahkamah Agung bagi perkara yang diterima mulai tahun 2015 diatur dalam Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor 214/KMA/SK/XII/2014 tanggal 30 Desember Berdasarkan Surat Keputusan tersebut, jangka waktu penanganan perkara di Mahkamah Agung adalah 250 hari (8 bulan) terhitung mulai berkas diterima di Mahkamah Agung sampai perkara tersebut dikirim kembali ke pengadilan pengaju. Tahapan utama dalam proses penanganan perkara adalah tahapan pembacaan berkas perkara/memutus perkara dan minutasi perkara. Tahapan memutus perkara ditetapkan paling lama 3 (tiga) bulan sedangkan minutasi perkara ditetapkan paling lama 3,7 bulan. Rerata waktu memutus diperoleh dengan menghitung selisih antara tanggal distribusi dengan tanggal putus, sedangkan rerata waktu minutasi diperoleh dengan menghitung selisih antara tanggal putus dan tanggal pengiriman ke pengadilan pengaju. Rerata waktu memutus perkara pada masing-masing jenis perkara sebagaimana tabel berikut: Tabel 3.8 : Rerata Waktu Memutus Perkara Pada Mahkamah Agung Tahun 2016 No Jenis Perkara Lamanya Proses Pemeriksaan (dalam bulan) 1 sd 3 3 s.d 6 6 sd sd 24 > 24 Jumlah 1 Perdata Perdata Khusus Pidana Pidana Khusus Perdata Agama Pidana Militer Tata Usaha Negara Jumlah % 80,75% 13,05% 5,33% 0,72% 0,15% % 87,50% 12,50% Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

34 Sasaran 1 Indikator kinerja ke - 4: Persentase penurunan tunggakan perkara. - Persentase penurunan tunggakan perkara adalah perbandingan selisih tunggakan perkara tahun lalu dengan tunggakan perkara tahun ini dibandingkan dengan tunggakan perkara tahun lalu. - Indikator ini untuk mengukur penurunan sisa tunggakan perkara. Tabel 3.9: Persentase Penurunan Tunggakan Perkara Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase penurunan tunggakan perkara 15% 54,61% ,53 206,87 Tunggakan perkara adalah yang melebihi 250 hari (8 bulan) terdiri dari: 1. Perkara yang sudah putus tetapi belum diminutasi 2. Perkara yang belum putus Ad 1. Jumlah perkara yang sudah putus tetapi belum diminutasi pada akhir Desember 2016 sebanyak perkara. Jumlah perkara yang dikategorikan sebagai tunggakan perkara sebanyak 799 perkara (9,27%). Ad 2. Jumlah perkara sisa yang belum putus perkara, yang dikategorikan tunggakan perkara berjumlah 151 perkara (6.41%). Maka total tunggakan perkara tahun 2016 berjumlah 950 perkara (8,65%). Sisa perkara tahun 2015 berjumlah perkara, yang menjadi tunggakan berjumlah perkara (53,01%), Maka realisasinya 54.61%, sehingga capaiannya %. Pada tahun 2015 penyelesaian perkara di konsentrasikan terhadap perkara yang baru masuk di tahun berjalan sedangkan tahun 2016 dikonsentrasikan pada tunggakan perkara sehingga persentase penurunan tunggakan perkara meningkat secara signifikan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

35 Jumlah tunggakan perkara yang melebihi waktu yang ditentukan berdasarkan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor 214/KMA/SK/XII/2014 tanggal 30 Desember 2014, tahun 2016 sebesar perkara. Jumlah perkara yang telah selesai diminutasi pada tahun 2016 sebanyak perkara. Sebanyak perkara (21,92%) dari perkara yang diminutasi tersebut merupakan perkara yang diregister tahun Sebanyak perkara (50,63%) merupakan perkara yang diregister tahun 2015 dan sebanyak perkara (27,45%) adalah perkara yang diregister sebelum tahun Jumlah perkara yang diminutasi sesuai dengan jangka waktu penanganan perkara sebanyak perkara (14,92%). Rerata waktu minutasi perkara selengkapnya sebagaimana tabel berikut: Tabel 3.10: Rerata Waktu Minutasi Pada Mahkamah Agung Tahun 2016 No Jenis Perkara Lamanya Proses Minutasi (dalam bulan) 1 sd 3 3 s.d 6 6 sd sd 24 > 24 Jumlah 1 Perdata Perdata Khusus Pidana Pidana Khusus Perdata Agama Pidana Militer Tata Usaha Negara Jumlah % 14,92% 19,75% 34,94% 28,08% 2,31% a. Keadaan sisa perkara Sisa perkara tahun 2016 sebanyak perkara, berkurang 40,33% dibandingkan tahun 2015 yang berjumlah perkara. Rasio jumlah sisa perkara dibandingkan dengan jumlah beban perkara tahun 2016 adalah sebesar 12,69%. Rasio sisa perkara ini berkurang 8,78% dari tahun 2015 yang berjumlah 21,47%. Dengan demikian, jumlah sisa maupun persentase sisa dibandingkan jumlah beban perkara tahun 2016 mengalami penurunan yang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya dan menjadi sisa terendah dalam sejarah Mahkamah Agung. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

36 No Tahun Tabel 3.11: Data Keadaan Perkara Periode Sisa Tahun Lalu Masuk Tahun ybs Jumlah Beban Perkara Putus Sisa Akhir Sisa vs Beban (%) , , , , , , , , , , , , b. Keadaan perkara aktif Perkara aktif adalah perkara yang statusnya masih dalam proses penyelesaian di Mahkamah Agung yang terdiri dari tiga kondisi yakni: perkara tersebut belum putus, atau, sudah putus tetapi belum diminutasi atau sudah diminutasi tetapi belum dikirim ke pengadilan pengaju. Jumlah perkara aktif pada akhir tahun 2016 sebanyak perkara, yang terdiri dari perkara belum putus sebanyak perkara dan perkara yang sudah putus tetapi belum minutasi sebanyak perkara. Tabel 3.12: Perkara Aktif Pada Akhir Tahun 2016 No Kategori Belum Putus Sudah Putus Belum Minutasi Sudah Minutasi Belum Kirim 0 0 Jumlah ) Perkara belum putus Perkara yang belum diputus atau sisa perkara pada akhir Desember 2016 sebanyak perkara.berdasarkan ketentuan jangka waktu penanganan perkara, sisa perkara yang dikategorikan sebagai perkara tunggakan adalah perkara yang usianya di atas 8 bulan. Dari sisa Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

37 perkara yang berjumlah perkara, 151 perkara (6,4%) berusia di atas 8 bulan. 2) Perkara sudah putus belum minutasi/dikirim Jumlah perkara yang sudah putus tetapi belum diminutasi pada akhir Desember 2016 sebanyak perkara. Jumlah perkara yang dikategorikan sebagai perkara tunggakan sebanyak 799 perkara (9,27%). Jumlah tunggakan perkara tahun 2016 berkurang 61,84% dari tahun 2015 yang berjumlah perkara. Keadaan perkara sudah putus tetapi belum minutasi yang sudah melewati satu tahun sebagaimana tabel berikut: No Tabel 3.13: Keadaan Perkara yang Sudah Putus tetapi Belum Diminutasi Berusia di atas Satu Tahun Jenis Perkara Putus Belum Minutasi/Kirim (Dalam Bulan) 1 sd 3 3 s.d 6 6 sd sd 24 > 24 Jumlah 1 Perdata Perdata Khusus Pidana Pidana Khusus Perdata Agama Pidana Militer Tata Usaha Negara Jumlah % 42,00% 24,10% 24,63% 8,44% 0,82% Sasaran 1 Indikator kinerja ke - 5: Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum. - Persentase Perkara yang tidak mengajukan upaya hukum adalah perbandingan antara putusan pengadilan yang tidak mengajukan upaya hukum oleh pencari keadilan dengan putusan yang mengajukan upaya hukum. - Indikator ini untuk mengukur capaian kinerja hakim dalam memutus perkara yang diterima oleh masyarakat pencari keadilan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

38 Tabel 3.14: Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Tingkat Banding 90% 99,27% 110,3 110,4 110,4 Tingkat Kasasi 70% 32,44% 46, ,6 Tingkat Peninjauan kembali 60% 71,45% 119,08 126,16 127,76 Analisis Capaian sebagai berikut: 1. Pencari keadilan yang tidak mengajukan upaya hukum banding: Sejak tahun 2014, 2015 dan 2016 capaian kinerja pencari keadilan yang tidak mengajukan upaya hukum banding berkisar 110%. Perkara yang diputus Pengadilan tingkat pertama tahun 2016 sebanyak perkara, perkara yang masuk Pengadilan tingkat banding tahun 2016 sebanyak perkara (0,73%), maka yang tidak melakukan upaya hukum banding sebanyak perkara atau 99,27%, sehingga capaian kinerja pada perkara yang tidak mengajukan hukum pada tingkat banding di tahun 2016 adalah 99,27%. 2. Pencari keadilan yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi: Pada tahun 2014 capaian kinerja mencapai 77.6% terjadi penurunan pada tahun 2015 menjadi 74% sedangkan tahun 2016 capaian kinerja semakin menurun menjadi 46,34%. Hal ini menggambarkan pencari keadilan kurang puas atas putusan tingkat banding, serta mudahnya para pencari keadilan dalam mengajukan upaya hukum kasasi. 3. Pencari keadilan yang tidak mengajukan upaya hukum peninjauan kembali: Pada tahun 2014 capaian kinerja mencapai % terjadi penurunan pada tahun 2015 menjadi % sedangkan tahun 2016 capaian kinerja semakin menurun menjadi %. Hal ini menggambarkan pencari keadilan kurang puas atas putusan tingkat kasasi, serta mudahnya para pencari keadilan dalam mengajukan upaya hukum peninjauan kembali. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

39 Perkara yang diputus pengadilan tingkat banding tahun 2016 sebanyak perkara, perkara yang masuk pengadilan tingkat kasasi tahun 2016 sebanyak perkara atau 67,56% (perkara yang mengajukan upaya hukum kasasi), maka yang tidak melakukan upaya hukum kasasi sebanyak perkara atau 32,44%, sehingga capaian kinerja pada perkara yang tidak mengajukan hukum pada tingkat kasasi di tahun 2016 adalah 46,34%. Tingkat peninjauan kembali : Jumlah perkara yang diputus tingkat kasasi tahun 2016 sebanyak perkara, perkara yang masuk Pengadilan tingkat peninjauan kembali tahun 2016 sebanyak perkara atau 28,55% (perkara yang mengajukan upaya hukum peninjauan kembali), maka yang tidak melakukan upaya hukum peninjauan kembali sebanyak perkara atau 71,45%, sehingga capaian kinerja pada perkara yang tidak mengajukan hukum pada tingkat peninjauan kembali di tahun 2016 adalah 119,08%. Berikut ini adalah keadaan perkara pada Mahkamah Agung RI pada tahun 2016: 1) Tingkat Pertama Pengadilan tingkat pertama di seluruh Indonesia selama tahun 2016 menerima sebanyak perkara, sisa perkara tahun 2015 sebanyak perkara, sehingga beban perkara yang diadili berjumlah perkara. Perkara yang telah diputus sebanyak perkara dan dicabut sebanyak perkara. Jumlah perkara yang diterima tahun 2016 menurun 15,91% dibandingkan penerimaan tahun 2015 sebanyak perkara. Jumlah perkara putus menurun 17,11% dibandingkan dengan beban perkara sebesar 95%. Rasio sisa perkara dibandingkan dengan beban perkara sebesar 4,58%. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

40 Tabel 3.15: Perbandingan Keadaan Perkara yang Diterima Pengadilan Tingkat Pertama Empat Lingkungan Peradilan Seluruh Indonesia Tahun Tahun Sisa Masuk Jumlah Putus Cabut Sisa Rasio Perbandingan -3,01% -16,27% -15,91% -17,11% -44,82% 28,83% Keadaan perkara seluruh pengadilan tingkat pertama tahun 2016 dari masing-masing lingkungan peradilan sebagai berikut: Tabel 3.16: Keadaan Perkara Seluruh Pengadilan Tingkat Pertama Tahun 2016 Dari Masing-Masing Lingkungan Peradilan No Lingkungan Peradian Sisa 2015 Masuk 2016 Jumlah Putus Cabut Sisa 1 Umum Agama Militer TUN Jumlah ) Tingkat Banding Pengadilan tingkat banding di seluruh Indonesia tahun 2016 menerima sebanyak perkara, sisa perkara tahun 2015 sebanyak perkara, sehingga jumlah beban pemeriksaan perkara sebanyak perkara. Perkara yang telah putus sebanyak perkara dan dicabut sebanyak 9 perkara. Sisa perkara pada akhir tahun 2016 sebanyak perkara. Jumlah perkara yang diterima berkurang 1,38% dari tahun 2015 yang menerima sebanyak perkara. Jumlah perkara putus menurun 29,01% dari tahun 2015 yang berjumlah perkara. Rasio jumlah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

41 perkara putus dibandingkan dengan beban perkara adalah 54,78%. Rasio jumlah sisa perkara dibandingkan dengan beban adalah 45,19%. Tabel 3.17: Perbandingan Keadaan Perkara yang Diterima Pengadilan Tingkat Banding 4 (Empat) Lingkungan Peradilan Seluruh Indonesia Tahun Tahun Sisa Masuk Jumlah Putus Cabut Sisa Rasio Perbandingan -82,09% -1,38% -29,83% -29,01% -78,05% - 30,69% Keadaan perkara seluruh pengadilan tingkat banding tahun 2016 berdasarkan rincian pada masing-masing lingkungan peradilan, sebagaimana tabel berikut: No Tabel 3.18: Keadaan Perkara Seluruh Pengadilan Tingkat BandingTahun 2016 Dari Masing-Masing Lingkungan Peradilan Lingkungan Peradilan Sisa 2015 Masuk 2016 Jumlah Putus Cabut Sisa 1 Umum Agama Militer TUN Pengadilan Pajak Jumlah ) Perbandingan Keadaan Perkara pada Pengadilan Seluruh Indonesia Tabel 3.19: Perbandingan Keadaan Perkara Pada Pengadilan Seluruh Indonesia Tahun 2016 Tingkat Peradilan Sisa 2015 Masuk 2016 Jumlah Putus Dicabut Sisa Tk. Pertama Tk. Banding Jumlah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

42 4) Perbandingan keadaan perkara yang diterima Mahkmah Agung RI Berdasarkan Jenis Kewenangannya Tabel 3.20: Perbandingan Perkara yang diterima Mahkamah Agung 2015 dan 2016 Berdasarkan Jenis Perkara dan Kewenangannya NO JENIS PERKARA Masuk 2015 Jumlah Masuk2016 Kasasi Pk Grasi Hum Jumlah Kasasi Pk Grasi Hum Jumlah 2016 vs 2015 (%) 1 Perdata ,82 2 Perdata ,83 3 Khusus Pidana ,75 4 Pidana ,78 5 Khusus Perdata ,77 6 Agama Pidana ,61 7 Militer Tata ,23 Total Usaha ,67 Sasaran 1 Indikator kinerja ke - 6: Persentase perkara pidana melalui sistem peradilan pidana terpadu. Persentase perkara pidana melalui sistem peradilan pidana terpadu adalah perbandingan jumlah perkara pidana yang diselesaikan melalui sistem peradilan pidana terpadu dengan jumlah perkara pidana yang belum diselesaikan melalui sistem peradilan pidana terpadu. Indikator ini untuk mengukur keberhasilan proses penanganan perkara pidana terpadu. Tabel 3.21: Persentase Perkara Pidana melalui Sistem Peradilan Pidana Terpadu Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase perkara pidana melalui sistem peradilan pidana terpadu 2% N.A N.A N.A N.A SPPT merupakan satu kesatuan sistem penanganan perkara pidana yang terintegrasi mulai dari proses penyelidikan, penyidikan, penuntutan, persidangan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

43 dan pelaksanaan putusan. Penerapan sistem ini merupakan kerja sama antara Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan dan Lembaga Pemasyarakatan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam komunikasi data yang terkait dengan penyelenggaran peradilan pidana, yang tujuannya sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas penegakan hukum. 2. Memberikan keadilan bagi para pencari keadilan. 3. Mempermudah, meringankan pekerjaan aparatur di masing-masing komponen. 4. Prosedur dan administrasi penahanan, penyitaan, pengiriman petikan putusan dan pelaksanaan putusan/eksekusi lebih ekonomis, efisien dan efektif. 5. Meningkatkan kepercayaan publik. Pada tahun 2016 ditargetkan untuk penandatanganan kerja sama penyelesaian perkara pidana umum antara Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan dan Lembaga Pemasyarakatan. Sementara penentuan pilot project satuan kerja ditetapkan pada tahun Sasaran 1 Indikator kinerja ke - 7: Persentase perkara pidana melalui sistem peradilan pidana anak. Persentase perkara pidana melalui sistem peradilan pidana anak adalah perbandingan jumlah perkara pidana anak yang diselesaikan melalui diversi dengan jumlah perkara pidana anak. Tabel 3.22: Persentase Perkara Pidana Melalui Sistem Peradilan Pidana Anak Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase perkara pidana melalui system peradilan anak 50% 3% 6 8 N.A Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

44 Pada tahun 2015 capaian kinerjanya mencapai 8% sedangkan pada tahun 2016 turun menjadi 6% hal ini dikarenakan kurang akurat dalam menafsirkan target yang terdapat dalam matrik renstra. Tabel 3.23: Jumlah Perkara Pidana Khusus Anak Tahun 2016 No Perkara Jumlah 1. Sisa Masuk Putus Sisa Diversi Berhasil Diversi Gagal Banding Kasasi Peninjauan Kembali 2 Jumlah perkara anak yang diselesaikan secara diversi sebanyak 315 perkara dibandingkan dengan jumlah sisa perkara pidana anak tahun 2015 sebanyak perkara dan jumlah perkara pidana anak yang masuk pada tahun 2016 sebanyak perkara sehingga total jumlah perkara pidana anak sebanyak perkara. Realisasi persentase perkara pidana melalui Sistem Peradilan Pidana Anak adalah 3% dengan persentase capaian sebesar 128%. Sasaran 1 Indikator kinerja ke - 8: Persentase kepatuhan atas putusan perkara perdata berkekuatan hukum tetap yang dieksekusi. Persentase kepatuhan atas putusan perkara perdata berkekuatan hukum tetap yang dieksekusi adalah perbandingan antara putusan perkara perdata yang telah berkekuatan hukum tetap dibandingkan dengan putusan perkara perdata yang telah dieksekusi. Indikator ini untuk mengukur kepatuhan para pencari keadilan terhadap amar (isi) putusan pengadilan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

45 Tabel 3.24: Persentase Kepatuhan Atas Putusan Perkara Perdata Berkekuatan Hukum Tetap yang Dieksekusi Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase kepatuhan atas putusan perkara perdata berkekuatan hukum tetap yang dieksekusi 50% 99% N.A Pada tahun 2015 perkara BHT sebesar perkara, yang mengajukan eksekusi (tidak patuh) 321 perkara, sehingga realisasinya (patuh) adalah perkara (94%), dengan target 75% maka capaian kinerjanya adalah %. Pada tahun 2016 perkara BHT sebesar perkara, yang mengajukan eksekusi (tidak patuh) 455 perkara, sehingga realisasinya (patuh) perkara (99%) sedangkan target 50% maka capaian kinerja 198%. Hal ini disebabkan belum adanya data dukung yang akurat sebagai perbandingan dalam menetapkan target. Tabel 3.25: Data Putusan Perkara Perdata yang telah BHT dan yang mengajukan Eksekusi Tahun 2015 dan 2016 Perkara Perdata Tahun 2015 Tahun 2016 Perkara Perdata Berkekuatan Hukum Tetap Permohonan Eksekusi Pada tahun 2015 perkara BHT sebesar perkara sedangkan yang mengajukan eksekusi (yang tidak patuh) 321 perkara realisasi yang patuh perkara (94%) sedangkan target 75% maka capaian kinerja %. Pada tahun 2016 perkara BHT sebesar perkara yang mengajukan eksekusi (yang tidak patuh) 455 perkara realisasi yang patuh perkara (99%) sedangkan target 50% maka capaian kinerja 198% Hal ini disebabkan belum adanya data dukung yang akurat sebagai perbandingan dalam menetapkan target. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

46 Grafik 3.2: Persentase Putusan Pengadilan Perkara Perdata Berkekuatan Hukum Tetap Yang Ditindaklanjuti (dieksekusi) Sasaran 2: Meningkatkan Penyederhanaan Proses Penanganan Perkara melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi Untuk meningkatkan percepatan proses penyelesaian perkara, Mahkamah Agung RI menerapkan penyederhanaan proses perkara. Sasaran ini memiliki tiga indikator, sebagai berikut: Tabel 3.26: Meningkatnya Penyederhanaan Proses Penanganan Perkara Melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Meningkatanya penyederhanaan proses penanganan perkara melalui pemanfaatan teknologi informasi a. Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui Small Claim Court b. Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui mediasi c. Persentase percepatan penyelesaian perkara melalui pengaturan delegasi panggilan / pemberitahuan 70% 68% 97 5% 3,84% 76,8 70% N.A N.A Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

47 Sasaran 2 Indikator kinerja ke - 1: Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui Small Claim Court. Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui Small Claim Court adalah perbandingan keberhasilan penyelesaian perkara melalui peradilan yang sederhana dengan nilai di bawah 200 juta dalam waktu 25 hari dengan perkara yang diajukan melalui Small Claim Court. Indikator ini untuk mengukur perkara yang diselesaikan secara Small Claim Court (nilai di bawah 200 juta dalam waktu 25 hari). Tabel 3.27: Persentase Keberhasilan Penyelesaian Perkara Melalui Small Claim Court Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui Small Claim Court 70% 68% N.A Penyelesaian perkara melalui small claim court diatur berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung No. 2 tahun 2015 tanggal 7 Agustus 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana. Jumlah perkara gugatan sederhana yang masuk tahun 2016 sebesar 754 perkara sisa tahun 2015 sebesar 12 perkara sehingga total perkara gugatan sederhana sebesar 766 perkara. Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui Small Claim Court (putus) sebesar 520 perkara atau 68% dengan persentase capaian sebesar 97%. Jika dibandingkan dengan tahun 2015 Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui Small Claim Court di tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 9%. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

48 Sasaran 2 Indikator kinerja ke - 2: Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui mediasi. Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui mediasi adalah perbandingan antara keberhasilan penyelesaian perkara melalui mediasi dengan yang tidak berhasil diselesaikan melalui mediasi. Indikator ini untuk mengukur keberhasilan penyelesaian perkara melalui mediasi. Tabel 3.28: Persentase Keberhasilan Penyelesaian Perkara Melalui Mediasi Sasaran Strategis Target Realisasi Capaian(%) Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui mediasi 5% 3,84% N.A Pada tahun 2016 perkara yang diselesaikan secara mediasi dilingkungan peradilan tingkat pertama target 5% realisasi 3,84% maka capaian kinerjanya 76.8%. Terdapat kenaikan capaian kinerja tahun 2015 sebanyak 67.1% menjadi 76.8% pada tahun Perkara yang diselesaikan secara mediasi pada pengadilan tingkat pertama terdiri dari : 1. Peradilan Umum (Perkara Perdata Gugatan) 2. Peradilan Agama (Perkara Perdata Gugatan) Ad 1. Jumlah perkara perdata gugatan yang masuk pada pengadilan tingkat pertama tahun 2016 sebesar perkara berhasil dimediasi sebesar 571 perkara (2%) maka capaian sebesar 40%. Dibandingkan dengan tahun 2015 realisasi sebesar 1% dengan capaian sebesar 20%, tahun 2016 mengalami kenaikan capaian sebesar 20%. Ad 2. Perkara yang diterima Pengadilan tingkat pertama tahun 2016 sebanyak perkara, perkara yang berhasil dimediasi tahun 2016 sebanyak perkara atau 5,69%, maka perkara yang tidak berhasil dimediasi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

49 sebanyak perkara atau 94.31%, sehingga capaian kinerja penyelesaian perkara melalui mediasi di tahun 2016 adalah 5,69 %. Untuk lebih mengoptimalkan penyelesaian perkara melalui mediasi, Mahkamah Agung setelah hampir tiga tahun bekerja merancang revisi Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, Pokja Mediasi yang dibentuk oleh Ketua Mahkamah Agung melalui SK KMA Nomor KMA/SK/VII/2013 tanggal 26 Juli 2013, berhasil merampungkan tugas dan tanggungjawab yang diamanatkan kepada Pokja tersebut dengan lahirnya Perma Nomor 1 Tahun 2016 tanggal 3 Februari 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan. Beberapa hal baru yang diatur dalam Perma Mediasi ini adalah mengenai ketentuan mediasi dijalankan dengan iktikad baik. Jika penggugat tidak beriktikad baik dalam mediasi, maka perkaranya dinyatakan tidak dapat diterima oleh majelis hakim. Sedangkan jika tergugat yang tidak beriktikad baik, maka ia akan dihukum untuk membayar biaya mediasi. Selain itu, aturan baru lainnya adalah mengenai kesepakatan sebagian yang dianggap sebagai keberhasilan mediasi. Jangka waktu pelaksanaan mediasi juga sekarang ditentukan menjadi 30 hari dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan sampai 30 hari berikutnya. Keterlibatan tokoh masyarakat dan kemungkinan pejabat pengadilan non-hakim untuk menjadi mediator juga diakomodasi dalam Perma ini. Perma ini diharapkan dapat meningkatkan akses terhadap keadilan bagi masyarakat melalui penyelesaian sengketa, sebagai salah satu alternatif penyelesaian sengketa yang saling menguntungkan kedua belah pihak melalui mediasi di pengadilan. Kemudian untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan mediasi yang lebih berdaya guna dan mampu meningkatkan keberhasilan mediasi, pada tanggal 17 Juni 2016 KMA mengeluarkan SK KMA Nomor 108/KMA/SK/VI/2016 tentang Tata Kelola Mediasi di Pengadilan. SK KMA ini mengandung berbagai instrumen dan petunjuk teknis yang detail mengenai pelaksanaan mediasi. Diharapkan dengan telah terbitnya aturan-aturan terkait mediasi tersebut, tingkat keberhasilan mediasi dapat meningkat dari tahun ke tahun. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

50 Sasaran 2 Indikator kinerja ke - 3: Persentase percepatan penyelesaian perkara melalui pengaturan delegasi panggilan/pemberitahuan. Persentase percepatan penyelesaian perkara melalui pengaturan delegasi panggilan/pemberitahuan adalah perbandingan relaas (surat panggilan sidang) secara delegasi dengan pengembalian relaas atas permohonan delegasi oleh pengadilan pengaju di luar wilayah hukum. Indikator ini mengukur keberhasilan pemanggilan sidang/pemberitahuan terkait dengan proses peradilan atas permohonan delegasi oleh pengadilan pengaju di luar wilayah hukum. Tabel 3.29: Persentase Percepatan Penyelesaian Perkara Melalui Pengaturan Delegasi Panggilan/Pemberitahuan Sasaran Strategis Target Realisasi Capaian (%) Persentase percepatan penyelesaian perkara melalui pengaturan delegasi panggilan/pemberitahuan 70% N.A N.A N.A N.A Pada tahun 2016 percepatan penyelesaian perkara melalui pengaturan delegasi panggilan/pemberitahuan belum dapat diukur. Percepatan penyelesaian perkara melalui pengaturan delegasi panggilan/pemberitahuan pada pengadilan tingkat pertama terdiri dari: 1. Peradilan Umum 2. Peradilan Agama Ad 1. Data pada indikator kinerja ini tersedia pada Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum tersedia data permintaan delegasi dari 271 pengadilan tingkat pertama berjumlah panggilan pada tahun 2016 sedangkan pada tahun 2015 datanya belum maksimal hanya sebanyak 58 panggilan. Ad 2. Data pada indikator kinerja ini tersedia pada Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama tersedia data permintaan delegasi dari 359 pengadilan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

51 tingkat pertama berjumlah panggilan pada tahun 2016 sedangkan pada tahun 2015 datanya belum ada. Sasaran 3 : Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin Terpinggirkan Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap keadilan terutama bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan, Mahkamah Agung RI berupaya keras untuk memberikan solusi yang berkeadilan bagi masyarakat pencari keadilan melalui indikator-indikator di bawah ini: Tabel 3.30: Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan a. Persentase perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya/ prodeo b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling/zitting plaats baik di dalam negeri maupun di luar negeri c. Persentase perkara yang terlayani melalui posyankum d. Persentase identitas hukum yang terpenuhi 90% 100% 111,11 93% 86,25% 92,74 100% 100% % 102% 102 Sasaran 3 Indikator kinerja ke - 1: Persentase perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya / prodeo Persentase perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya / prodeo adalah perbandingan antara biaya yang dialokasikan APBN dengan pencari keadilan yang mengajukan penyelesaian perkara prodeo. Indikator ini untuk mengukur kemampuan APBN dalam membiayai perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya / prodeo (yang dialokasikan). Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

52 Tabel 3.31: Persentase Perkara Yang Diselesaikan Melalui Pembebasan Biaya/ Prodeo Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya/ prodeo 90% 100% N.A Pada tahun 2015 capaian perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya/prodeo adalah 100% dan tahun 2016 meningkat menjadi 111,11%. Pada indikator perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya/ prodeo terdiri dari: 1. Peradilan Umum (Perkara Perdata) 2. Peradilan Agama 3. Peradilan Tata Usaha Negara Ad 1. Jumlah perkara yang diajukan untuk mendapat pembebasan biaya perkara (prodeo) adalah perkara dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- dan direalisasikan sejumlah Rp ,- (68%), capaian kinerjanya 100% karena perkara dibiayai oleh APBN. Ad 2. Jumlah perkara yang diajukan untuk mendapat pembebasan biaya perkara (prodeo) adalah perkara dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- dan direalisasikan sejumlah Rp ,- (94.36%), capaian kinerjanya 100% karena perkara dibiayai oleh APBN. Ad 3. Jumlah perkara yang diajukan untuk mendapat pembebasan biaya perkara (prodeo) adalah 12 perkara dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- dan direalisasikan sejumlah Rp (10.5%), capaian kinerjanya 100% karena 12 perkara dibiayai oleh APBN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

53 Sasaran 3 Indikator kinerja ke 2: Persentase perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling/zitting plaats baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Persentase perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling/zitting plaats baik di dalam negeri maupun di luar negeri adalah perbandingan antara perkara yang diselesaikan di luar gedung pengadilan dengan anggaran sidang di luar gedung pengadilan yang dialokasikan APBN. Indikator ini untuk mengukur perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling/zitting plaats baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang dialokasikan APBN. Tabel 3.32: Persentase Perkara yang diselesaikan melalui Sidang Keliling/Zitting Plaats baik di dalam negeri maupun di luar negeri Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling/zitting plaats baik di dalam negeri maupun di luar 93% 86,25% 92,74 142, Pada tahun 2014 indikator kinerja perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling/zitting plaats baik di dalam negeri maupun di luar capaian kinerjanya 143%, tahun 2015 menjadi 142,85% dan tahun 2016 menjadi 92,74%. Pada indikator perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling/zitting plaats baik di dalam negeri maupun di luar terdiri dari: 1. Peradilan Umum (Perkara Perdata) 2. Peradilan Agama 3. Peradilan Militer Ad 1. Jumlah perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling/zitting plaats baik di dalam negeri maupun di luar negeri sebanyak perkara dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- dan direalisasikan sejumlah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

54 Rp ,- (95.76%), capaian kinerjanya 100% karena perkara dibiayai oleh APBN. Ad 2. Jumlah perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling/zitting plaats baik di dalam negeri maupun di luar negeri sebanyak perkara dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- dan direalisasikan sejumlah Rp ,- (98.93%), capaian kinerjanya 100% karena perkara dibiayai oleh APBN. Ad 3. Jumlah perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling/zitting plaats sebanyak 354 sidang perkara yang diputus 208 perkara dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- dan direalisasikan sejumlah Rp ,- (96.32%), capaian kinerjanya 58.76% karena 354 perkara belum seluruhnya dibiayai oleh APBN. Sasaran 3 Indikator kinerja ke - 3: Persentase perkara yang terlayani melalui posyankum. Persentase perkara yang terlayani melalui posyankum adalah perbandingan antara kegiatan pelayanan hukum melalui posyankum dengan anggaran posyankum yang dialokasikan APBN. Indikator ini untuk mengukur kegiatan pelayanan hukum melalui posyankum yang dialokasikan APBN. Tabel 3.33: Persentase Perkara yang terlayani melalui Posyankum Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase perkara yang terlayani melalui posyankum 100% 100% Capaian Persentase perkara yang terlayani melalui posyankum tahun tetap 100%. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

55 Pada indikator pelayanan hukum yang terlayani melalui posyankum terdiri dari: 1. Peradilan Umum 2. Peradilan Agama 3. Peradilan Tata Usaha Negara Ad 1. Jumlah pelayanan hukum yang terlayani melalui posyankum dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- dan direalisasikan sejumlah Rp ,- (96.84%), target layanan jam layanan, realisasi jam layanan (99.10%) dengan capaian kinerjanya 100% karena jam layanan telah dibiayai oleh APBN. Ad 2. Jumlah pelayanan hukum yang terlayani melalui posyankum dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- dan direalisasikan sejumlah Rp ,- (99.6%), target layanan jam layanan, realisasi jam layanan (194.25%) dengan capaian kinerjanya 100% karena jam layanan telah dibiayai oleh APBN. Ad 3. Jumlah pelayanan hukum yang terlayani melalui posyankum dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- dan direalisasikan sejumlah Rp ,- (74.33%), target layanan jam layanan, realisasi jam layanan (74.33%) dengan capaian kinerjanya 100% karena jam layanan telah dibiayai oleh APBN. Sasaran 3 Indikator kinerja ke 4 : Persentase identitas hukum yang terpenuhi. Persentase identitas hukum yang terpenuhi adalah perbandingan antara pemohon identitas hukum dengan identitas hukum yang terpenuhi. Indikator ini untuk mengukur keberhasilan pemberian identitas hukum bagi yang mengajukan permohonan identitas hukum. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

56 Tabel 3.34: Persentase Identitas Hukum yang Terpenuhi Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase identitas hukum yang terpenuhi 100% 102% 102 N.A N.A Permohonan identitas hukum dilaksanakan pada lingkungan peradilan agama. Jumlah identitas hukum yang terpenuhi ditargetkan perkara dan telah direalisasikan sejumlah perkara (102%), maka capaiannya adalah 102%. Permohonan identitas hukum yang terpenuhi tersebut dihimpun dari 362 lokasi yang dilakukan secara terpadu antara pengadilan agama dengan pemerintah daerah dan Kementerian Agama. Sasaran 4 : Terwujudnya Sistem Manajemen Sistem Informasi yang Terintegrasi dan Menunjang Sistem Peradilan yang Sederhana, Transparan dan Akuntabel Untuk meningkatkan kemudahan akses terhadap layanan peradilan, Mahkamah Agung dan Pengadilan telah membangun Sistem Informasi Administrasi Perkara. Peradilan Umum menggunakan SIPP (Sistem Informasi Penelusuran Perkara), Peradilan Agama SIADPA (Sistem Informasi Administrasi Perkara Peradilan Agama), Peradilan Tata Usaha Negara SIADTUN (Sistem Informasi Administrasi Perkara Peradilan Tata Usaha Negara) dan Peradilan Militer SIADMIL (Sistem Informasi Administrasi Perkara Peradilan Militer). Mulai tahun 2015 Mahkamah Agung menerapkan kebijakan pengintegrasian sistem informasi perkara di seluruh lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung. Data dan informasi perkara dari seluruh lingkungan peradilan akan disajikan melalui platform dan versi yang sama dengan tetap memelihara karakteristik penyelesaian perkara yang ada di masing-masing lingkungan peradilan. Sistem tersebut adalah Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP). Sejak terbentuknya hingga kini, SIPP terus mengembangkan dan memperbaiki Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

57 sistem-sistem yang ada agar lebih memudahkan masyarakat dalam mencari informasi perkara mereka. Sistem Informasi terintegrasi dibutuhkan untuk meningkatkan sistem peradilan yang sederhana, transparan dan akuntabel. Sistem informasi yang terintegrasi diharapkan akan memudahkan masyarakat dalam memantau secara langsung proses pemeriksaan perkaranya di Pengadilan. Tabel 3.35: Terwujudnya Sistem Manajemen Sistem Informasi yang Terintegrasi dan Menunjang Sistem Peradilan Yang Sederhana, Transparan dan Akuntabel Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Terwujudnya sistem manajemen sistem informasi yang terintegrasi dan menunjang sistem peradilan yang sederhana, transparan dan akuntabel a. Integrasi informasi perkara secara elektronik b. Transparansi kinerja peradilan dan manajerial secara efektif dan efisien (penguatan regulasi) 100% 100% % 100% 100 Sasaran strategis ke empat kinerja Mahkamah Agung adalah Terwujudnya sistem manajemen sistem informasi yang terintegrasi dan menunjang sistem peradilan yang sederhana, transparan dan akuntabel. Untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut, terdapat 2 (dua) indikator dan capaian kinerja Mahkamah Agung yang akan dijelaskan, yaitu terintegrasinya informasi perkara secara elektronik dan tranfaransi kinerja dan manajerial secara efektif dan efisien (penguatan regulasi). Sasaran 4 Indikator kinerja ke- 1: Integrasi informasi perkara secara elektronik Indikator kinerja terintegrasinya informasi perkara secara elektronik adalah terwujudnya sistem yang dapat memberikan informasi tentang pemeriksaan perkara di seluruh pengadilan di bawah Mahkamah Agung, yang jumlahnya sebanyak 825 pengadilan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

58 Sejak tahun 2015 Mahkamah Agung telah menerapkan sistem administrasi perkara yang terintegrasi. Kebijakan penerapan Sistem Informasi Penelusuan Perkara (SIPP) pada semua pengadilan baik lingkungan peradilan umum, agama, militer dan TUN bertujuan antara lain: - Mendorong penggunaan sistem informasi administrasi perkara di seluruh pengadilan. - Memudahkan pimpinan Mahkamah Agung melakukan monitoring dan evaluasi atas kinerja pengadilan dan aparatur yang terlibat di dalamnya seperti Hakim, Panitera dan staf Kepaniteraan. - Menjaga keamanan data perkara pengadilan, dengan sistem sinkronisasi data pengadilan dengan data di Mahkamah Agung. - Mengintegrasikan data perkara sejak dari Pengadilan tingkat pertama hingga di Pengadilan tingkat banding. Untuk mengukur terlaksananya integrasi informasi perkara secara elektronik dapat dilakukan dengan perbandingan antara jumlah pengadilan yang menerapkan SIPP dalam jumlah pengadilan yang dapat dijelaskan dalam tabel di bawah. No Tabel 3.36: Jumlah Pengadilan yang menggunakan SIPP Lingkungan Peradilan Jumlah Pengadilan Jumlah Pengadilan yang menggunakan SIPP 1. Umum Agama Militer TUN Jumlah Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa prosentase pengadilan baik tingkat pertama maupun tingkat banding yang jumlah sebanyak 825 satuan kerja telah 100% menerapkan SIPP. Rincian pengadilan berdasarkan lingkungan peradilan dapat dijelas sebagai berikut: - Lingkungan peradilan umum sebanyak 382, terdiri dari pengadilan tingkat pertama sebanyak 352 satuan kerja dan Pengadilan Tingkat Banding % Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

59 sebanyak 30 satuan kerja, 100% telah menerapkan Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP). - Lingkungan peradilan agama sebanyak 388, terdiri dari pengadilan tingkat pertama sebanyak 359 satuan kerja dan Pengadilan Tingkat Banding sebanyak 29 satuan kerja, 100% telah menerapkan Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP). - Lingkungan peradilan milter sebanyak 23, terdiri dari pengadilan tingkat pertama sebanyak 19 satuan kerja dan Pengadilan Tingkat Banding sebanyak 4 satuan kerja, 100% telah menerapkan Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP). - Lingkungan peradilan TUN sebanyak 32, terdiri dari pengadilan tingkat pertama sebanyak 28 satuan kerja dan Pengadilan Tingkat Banding sebanyak 4 satuan kerja, 100% telah menerapkan Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP). Perbandingan capaian kinerja pada indikator ini dari tahun , dapat tergambarkan pada tabel di bawah ini: Tabel 3.37: Integrasi Informasi Perkara secara Elektronik Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Integrasi informasi perkara secara elektronik 100% 100% Sasaran 4 Indikator kinerja ke - 2: Transparansi kinerja peradilan dan manajerial secara efektif dan efisien (penguatan regulasi). Indikator kinerja transparansi kinerja peradilan dan Transparansi kinerja peradilan dan manajerial secara efektif (penguatan regulasi) terwujudnya sistem yang dapat memantau kinerja pengadilan dan aparatur yang terlibat di dalamnya dalam melaksanakan tugas pemeriksaan dan penyelesaian perkara di pengadilan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

60 Dalam SIPP kinerja aparatur peradilan seperti hakim dan panitera yang berada di 825 pengadilan dapat dipantau oleh pimpinan kinerja peradilan dan transparansi manajerial yang efektif. Fitur yang dibuat dalam SIPP MA akan membantu pimpinan dalam memantau kinerja pengadilan, hakim dan panitera di seluruh Indonesia, sebagaimana terlihat pada screenshoot di bawah ini: Untuk mengetahui kinerja Pengadilan Untuk mengetahui kinerja Hakim Untuk mengetahui kinerja Panitera Pengganti Fitur kinerja pada SIPP adalah fitur yang dibuat untuk dapat memberikan informasi yang tepat dan akurat bagi pimpinan untuk melihat kinerja pengadilan dan aparaturnya, sehingga dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan pimpinan dalam mengambil kebijakan, khususnya dalam manajemen sumber daya manusia. Tabel 3.38: Transparansi Kinerja Peradilan dan Manajerial Secara Efektif dan Efisien (Penguatan Regulasi) Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Transparansi kinerja peradilan dan manajerial secara efektif dan efisien (penguatan regulasi) 100% 100% 100 N.A N.A Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

61 Sasaran 5 : Terwujudnya Pelaksanaan Pengawasan Kinerja Aparat Peradilan Secara Optimal Baik Internal Maupun Eksternal Pengawasan merupakan salah satu faktor kunci guna meningkatan kepercayaan publik kepada pengadilan, untuk mewujudkan hal tersebut Mahkamah Agung secara terus menerus berupaya membuat kebijakan baru guna memberikan pelayanan yang ideal, efektif dan efisien yang dapat memperkuat fungsi pengawasan. Dengan adanya oknum peradilan yang terkena operasi tangkap tangan oleh KPK, Mahkamah Agung perlu melakukan evaluasi kebijakan yang ada dan menetapkan kebijakan baru yang mampu memperbaiki kondisi yang ada. Sesuai dengan amanat cetak biru dalam rangka penegakan disiplin kerja hakim dan seluruh aparatdi lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan, Mahkamah Agung menerbitkan Perma Nomor 7 Tahun 2016 dengan maksud menegakkan disiplin khususnya terhadap hakim karena sejak dikeluarkannya PP Nomor 94 Tahun 2012 tentang Hak Keuangan dan Fasilitas Hakim, terjadi penurunan disiplin hakim yang diantaranya disebabkan karena tidak ada aturan yang mewajibkan hakim untuk datang tepat waktu dan mengisi absensi sehingga dengan terbitnya Perma Nomor 7 Tahun 2016 terwujudnya keseragaman penegakan disiplin baik terhadap hakim maupun non hakim. Berdasarkan SK KMA Nomor 096/KMA/SK/X/2006 tanggung jawab pengawasan hanya dibebankan kepada Ketua Pengadilan Tingkat Banding dan Ketua Pengadilan Tingkat Pertama, sehingga pengawasan melekat tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehubungan dengan hal tersebut dalam rangka mengefektifkan pengawasan Mahkamah Agung menerbitkan Perma Nomor 8 Tahun 2016 yang memberikan tanggung jawab pengawasan, pembinaan dan pengendalian kepada setiap pemangku jabatan struktural di lingkungan Mahkamah Agung maupun seluruh jajaran peradilan di bawahnya. Dengan penetapan tanggung jawab tersebut dalam hal tidak dipenuhinya kewajiban pengawasan dan pembinaan oleh atasan langsung merupakan pelanggaran yang dapat dikenakan sanksi berupa penjatuhan hukuman disiplin. Pelaksanaan pemeriksaan dan pemberian sanksi tersebut berlaku bagi pemangku jabatan tanpa terkecuali, sehingga kepada pimpinan Mahkamah Agung pun dapat Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

62 dilakukan pemeriksaan dan dijatuhi hukuman disiplin apabila berdasarkan hasil pemeriksaan terbukti adanya pelanggaran. Sasaran strategis Terwujudnya pelaksanaan pengawasan kinerja aparat pengadilan secara optimal baik internal maupun eksternal, memiliki 4 (empat) indikator, dimana capaian kinerja untuk masing-masing indikator tergambarkan dalam tabel berikut: Tabel 3.39: Terwujudnya Pelaksanaan Pengawasan Kinerja Aparat Peradilan Secara Optimal Baik Internal Maupun Eksternal Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Terwujudnya pelaksanaan pengawasan kinerja aparat peradilan secara optimal baik internal maupun eksternal a. Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan yang ditindaklanjuti c. Persentase pemanfaatan database untuk pemeriksaan baik oleh Badan Pengawasan maupun Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) d. Persentase penurunan pelanggaran kode etik oleh aparat peradilan 100% 100% % 100% % N.A N.A 50% N.A N.A Sasaran 5 Indikator kinerja ke 1 : Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti. Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti adalah perbandingan antara pengaduan yang diterima Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di Bawahnya dengan pengaduan yang tindak lanjuti. Indikator kinerja ini untuk mengukur kinerja dalam menindak lanjuti pengaduan yang diterima Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di Bawahnya yang dilaksanakan dan dikoordinir Badan Pengawasan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

63 Tabel 3.40: Persentase Pengaduan yang Ditindaklanjuti Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti 100% 100% Pengaduan masyarakat yang masuk tahun 2016 sejumlah pengaduan telah direalisasi 100%, maka capaian kinerjanya 100%. Dalam proses pencapaian target kinerja telah dilakukan pengukuran pencapaian kinerja pertriwulan, sebagaimana tabel berikut: Penanganan Pengaduan Tabel 3.41: Penanganan Pengaduan Masyarakat Tahun 2016 Target Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Realisasi (%) Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) Target Realisasi Diperiksa Badan Pengawasan Dijawab dengan surat Delegasi Pengadilan Tk. Banding Delegasi Pengadilan Tk. Pertama Delegasi Internal Proses telaah Proses penyelesaian Jumlah Dari surat pengaduan yang masuk sejumlah pengaduan di arsipkan sejumlah 328 (544) pengaduan (Kriteria surat yang diarsipkan adalah surat yang identitas pelapor dan terlapor tidak jelas, tidak disertai data dukung dan tidak menunjuk substansi secara jelas seperti tidak menyebutkan nama pengadilan atau nomor perkara dimaksud) dan ditindaklanjuti sejumlah (1.822) pengaduan, yang dapat diuraikan penanganannya sebagai berikut : - Diperiksa Badan Pengawasan: 240 pengaduan. Dibuat SK Tim Pemeriksa oleh Kepala Badan Pengawasan, Tim Pemeriksa melakukan pemeriksaaan bertempat pada satker dimana pengaduan berasal. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang disampaikan kepada Ketua kamar Pengawasan dalam bentuk surat, bila setuju (%) Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

64 dengan rekomendasi dari Tim Pemeriksa maka diteruskan kepada Ketua Mahkamah Agung dan bila disetujui maka kembali lagi ke Badan Pengawasan untuk dibuatkan surat pengantar kepada Ditjen terkait untuk diterbitkan SK Hukuman Disiplin. - Dijawab dengan surat: 717 pengaduan. Surat pengaduan yang masuk Badan Pengawasan tidak semuanya merupakan pengaduan sesuai dengan syarat yang sudah ditentukan, tetapi ada pengaduan yang berisi subtansi dari perkara yang sedang berjalan pada peradilan tingkat pertama, Banding, Kasasi dan PK. Surat pengaduan yang berisi hal tersebut dijawab langsung dengan surat kepada yang bersangkutan. - Delegasi Pengadilan Tk. Banding: 97 pengaduan. Surat pengaduan yang masuk Badan Pengawasan dilakukan telaahan oleh Hakim Tinggi Pengawas, bila penanganan surat tersebut dapat diselesaikan dan dilakukan pemeriksaan oleh pengadilan tingkat banding maka surat tersebut didelegasikan dan hasil pemeriksaan atau LHP nya dikirim ke Badan Pengawasan untuk penyelesaian selanjutnya. - Delegasi Pengadilan Tk. Pertama: 391 pengaduan. Surat pengaduan yang masuk Badan Pengawasan dilakukan telaahan oleh Hakim Tinggi Pengawas, bila penanganan surat tersebut dapat diselesaikan dan dilakukan pemeriksaan oleh pengadilan tingkat pertama maka surat tersebut didelegasikan dan hasil pemeriksaan atau LHP nya dikirim ke Badan Pengawasan untuk penyelesaian selanjutnya. - Delegasi Internal: 377 pengaduan. Surat pengaduan yang masuk bukan permasalahan yang ditangani oleh Badan Pengawasan tetapi oleh satker lain seperti Ditjen atau Kepaniteraan, maka surat tersebut diteruskan oleh Badan Pengawasan kepada satker bersangkutan sesuai dengan permasalahan yang disampaikan. - Masih proses telaah: 208 pengaduan. Surat pengaduan yang masuk pada bulan terakhir tahun bersangkutan, sehingga telaahannya belum selesai dan dilanjutkan pada tahun berikutnya. - Masih dalam proses penyelesaian: 8 pengaduan. Memorandum yang disampaikan kepada Ketua Mahkamah Agung untuk mendapatkan persetujuan atau pendapat lain, yang belum kembali kepada Badan Pengawasan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

65 Dari uraian di atas, pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti langsung oleh Badan Pengawasan sejumlah pengaduan, yaitu melalui pemeriksaan Tim Badan Pengawasan 240 pengaduan, dijawab dengan surat 717 pengaduan dan dalam masih proses telaah 208 pengaduan. Secara keseluruhan jumlah pengaduan yang ditindaklanjuti oleh Badan Pengawasan tahun 2016 sejumlah pengaduan mengalami kenaikan yang signifikan sebanyak 653 pengaduan dari pada tahun 2015 sejumlah 512 pengaduan, diuraikan sebagai berikut : 1. Diperiksa Badan Pengawasan tahun 2016 sejumlah 240 pengaduan mengalami kenaikan sejumlah 75 pengaduan dari pada tahun 2015 sejumlah 165 pengaduan, ini dikarena adanya penambahan Hakim Tinggi dan hakim yustisial pada Badan Pengawasan, sebagai komitmen untuk meningkatkan kinerja Badan Pengawasan dalam menyelesaikan pengadauan masyarakat secara cepat, tepat dan transparan. 2. Dijawab dengan surat tahun 2016 sejumlah 717 pengaduan mengalami kenaikan yang signifikan sejumlah 462 pengaduan daripada tahun 2015 sejumlah 255 pengaduan, ini merupakan indikasi dimana semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada Badan Pengawasan dalam menindaklanjuti pengaduan. 3. Masih proses telaah tahun 2016 sejumlah 208 pengaduan mengalami kenaikan yang signifikan sejumlah 116 pengaduan daripada tahun 2015 sejumlah 92 pengaduan, kenaikan yang signifikan terjadi karena adanya surat pengaduan yang masuk pada bulan-bulan terakhir tahun bersangkutan, sehingga telaahannya belum selesai dan dilanjutkan pada tahun berikutnya Dari uraian di atas dapat dilihat terdapat trend peningkatan/kenaikan pada masing-masing bagian, hal ini mencerminkan sikap positif masyarakat dalam menyikapi kemudahan dalam penyampaian pengaduan sebagai akibat dari keterbukaan informasi pada lembaga peradilan. Sasaran 5 Indikator kinerja ke 2 : Persentase temuan yang ditindaklanjuti. Persentase temuan yang ditindaklanjuti adalah perbandingan antara jumlah temuan dengan temuan yang ditindaklanjuti. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

66 Indikator kinerja ini mengukur keberhasilan dalam menindaklanjuti hasil temuan yang dilakukan pemeriksaan oleh Badan Pengawasan dan pemeriksaan yang didelegasikan. Tabel 3.42: Persentase Temuan yang ditindaklanjuti Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase temuan yang ditindaklanjuti 100% 100% Temuan yang ditindaklanjuti tahun 2016 berjumlah 240 LHP temuan yang diperiksa langsung oleh Badan Pengawasan sebanyak 240 LHP (100%), maka capaian kinerjanya 100%. Perbandingan LHP pengaduan yang diperiksa langsung oleh Badan Pengawasan 3 (tiga) tahun terakhir diuraikan sebagai berikut: - Tahun 2014 LHP pengaduan yang diperiksa langsung oleh Badan Pengawasan sejumlah 116 LHP dibandingkan dengan tahun 2015 sejumlah 186 LHP, terjadi kenaikan sejumlah 70 LHP. - Tahun 2015 yang dijatuhi hukuman disiplin sejumlah 186 LHP dibandingkan dengan tahun 2016 sejumlah 240 LHP, mengalami kenaikan sejumlah 54 LHP. Dari data di atas terlihat bahwa pada tahun 2014 tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 70 LHP pengaduan yang diperiksa langsung oleh Badan Pengawasan, dimana pada tahun 2015 tahun 2016 juga terjadi kenaikan sebanyak 54 LHP, hal tersebut dikarenakan semakin efektifnya tim pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan. Dari 240 LHP tersebut, ditutup 139LHP karena berdasarkan hasil pemeriksaan tidak terbukti adanya pelanggaran disiplin maupun kode etik dan 101 LHP ditindaklanjuti dengan penjatuhan hukuman disiplin, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.43: Pengelompokkan LHP Hukuman Disiplin Berdasarkan Inspektorat Wilayah Wilayah I Wilayah II Wilayah III Wilayah IV Jumlah 28 LHP 44 LHP 21 LHP 8 LHP 101 LHP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

67 Dari 101 LHP tersebut yang dikenakan penjatuhan hukuman disiplin sejumlah 150 orang, yang diuraikan pada tabel berikut: Penanganan Pengaduan Penjatuhan Hukuman Disiplin Tabel 3.44: Penjatuhan Hukuman Disiplin yang dipublikasi Tahun 2016 Triwulan III dan Triwulan I Triwulan II Triwulan IV Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi 100% 100% 100% 100% 100% 100 % Penjatuhan Hukuman Disiplin pada triwulan I ditargetkan 100% (34 dokumen), realisasi 100%. Penjatuhan Hukuman Disiplin pada triwulan II ditargetkan 100% (58 dokumen), realisasi 100%. Penjatuhan Hukuman Disiplin pada triwulan III dan IV ditargetkan 100% (58 dokumen), realisasi 100%. Perbandingan penjatuhan hukuman disiplin 3 (tiga) tahun terakhir diuraikan sebagai berikut: - Tahun 2014 yang dijatuhi hukuman disiplin sejumlah 209 orang dibandingkan dengan tahun 2015 sejumlah 266 orang, terjadi kenaikan sejumlah 57 orang. - Tahun 2015 yang dijatuhi hukuman disiplin sejumlah 266 orang dibandingkan dengan tahun 2016 sejumlah 150 orang, mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebanyak 116 orang. Dari data di atas terlihat bahwa pada tahun terjadi kenaikan penjatuhan hukuman disiplin akan tetapi pada tahun terjadi penurunan yang signifikan, hal tersebut dikarenakan adanya komitmen dari pimpinan Mahkamah Agung yang bertekad untuk meningkatkan pengawasan dan membasmi segala bentuk praktik-praktik yang melanggar kode etik, karena sistem pengawasan yang baik adalah prasyarat penting dalam mendukung terwujudnya Visi Cetak Biru Pembaruan peradilan, yaitu Mewujudkan Badan Peradilan Yang Agung dan empat Misi nya yaitu menjaga kemandirian badan peradilan, memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan bagi pencari keadilan, meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan, dan meningkatkan transparansi badan peradilan. Mahkamah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

68 Agung juga membuka diri sepenuhnya atas kerjasama dengan pihak eksternal, baik itu sesama lembaga negara yang memiliki kewenangan terkait, ataupun unsur masyarakat sipil untuk memberantas mafia peradilan. Mahkamah Agung RI menjelang akhir tahun 2016 meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Pengawasan Mahkamah Agung (SIWAS MARI), untuk menjawab amanat Undang-Undang No 14. Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan mendukung pelaksanaan PERMA Nomor 9 Tahun 2016 serta dalam rangka memberikan pelayanan penanganan pengaduan yang ideal, efektif dan efisien, dan upaya pencegahan pelanggaran serta mempercepat pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme. Sasaran 5 Indikator kinerja ke - 3: Persentase pemanfaatan database untuk pemeriksaan baik oleh Badan Pengawasan maupun Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK). Persentase pemanfaatan database untuk pemeriksaan baik oleh Badan Pengawasan maupun Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) adalah perbandingan antara jumlah database dengan database yang dimanfaatkan pemeriksaan oleh Badan Pengawasan dan BPK. Indikator ini untuk mengukur database yang dimanfaatkan untuk pemeriksaan oleh Badan Pengawasan dan BPK. Tabel 3.45: Persentase Pemanfaatan Database untuk Pemeriksaan baik oleh Badan Pengawasan maupun Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase pemanfaatan database untuk pemeriksaan baik oleh Badan Pengawasan maupun Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) 100% 100% Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

69 Pada tahun 2014 s.d. 2016, pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Pengawasan (Bawas) dan BPK telah memanfaatkan ketersediaan database, sehingga pada indikator ini capaiannya 100%. Database yang telah dimanfaatkan oleh pemeriksaan, sebagai berikut: 1. Database Keuangan dan Aset 2. Database Kepegawaian 3. Database Perkara Indikator kinerja ke 4 : Sasaran 5 Persentase penurunan pelanggaran kode etik oleh aparat peradilan. Persentase penurunan pelanggaran kode etik oleh aparat peradilan adalah perbandingan antara jumlah pelanggaran kode etik oleh aparatur peradilan tahun ini dengan tahun sebelumnya. Indikator ini untuk mengukur indeks penurunan pelanggaran kode etik oleh aparatur peradilan. Tabel 3.46: Persentase Penurunan Pelanggaran Kode Etik oleh Aparat Peradilan Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase penurunan pelanggaran kode etik oleh aparat peradilan 50% N.A N.A N.A N.A Data indikator kinerja penurunan pelanggaran kode etik oleh aparat peradilan belum tersedia. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

70 Sasaran 6 : Terwujudnya Transparansi Pengelolaan SDM Lembaga Peradilan Berdasarkan Parameter Objektif Tabel 3.47: Terwujudnya Transparansi Pengelolaan SDM Lembaga Peradilan Berdasarkan Parameter Objektif Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Terwujudnya transparansi pengelolaan SDM lembaga peradilan berdasarkan parameter objektif a. Persentase jabatan yang sudah memenuhi standar kompetensi sesuai dengan parameter obyektif b. Persentase Hakim yang telah memiliki sertifikasi spesialisasi keahlian c. Persentase pegawai yang telah mendapatkan pengembangan kompetensi d. Pedoman persentase SDM yang promosi dan mutasi berdasarkan parameter obyektif 90% 85,25% 94,7 90% 99,73% 110,8 50% 97,19% 194,3 90% 98,9% 101 Sasaran 6 Indikator kinerja ke 1 : Persentase jabatan yang sudah memenuhi standar kompetensi sesuai dengan parameter obyektif. Persentase jabatan yang sudah memenuhi standar kompetensi sesuai dengan parameter obyektif adalah perbandingan antara jabatan yang sudah memenuhi standar kompetensi sesuai dengan parameter obyektif dengan semua jabatan. Indikator kinerja ini untuk mengukur pengisian jabatan baik teknis dan non teknis yang sesuai dengan standar kompetensi yang dibutuhkan. Pengisian jabatan teknis yang memenuhi standar kompetensi diukur berdasarkan fit and proper test, sedangkan jabatan non teknis diukur berdasarkan seleksi jabatan pimpinan tinggi. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

71 Tabel 3.48: Persentase Jabatan yang sudah memenuhi Standar Kompetensi sesuai dengan Parameter Obyektif Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase jabatan yang sudah memenuhi standar kompetensi sesuai dengan parameter obyektif 90% 85,25% 94,7 81,7 N.A Pada tahun 2016 Mahkamah Agung telah melaksanakan fit and proper test untuk jabatan tenaga teknis yang diikuti oleh 397 peserta, dan jumlah peserta yang lulus sebanyak 293 peserta. Sehingga realisasinya sebesar 73,8%, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.49: Jabatan yang sudah dilakukan Fit And Proper Test Tahun 2016 Fit and Proper Test Jumlah Peserta Jumlah peserta yang lulus Realisasi (%) Keterangan Hakim Peradilan Umum Panitera Peradilan Umum Calon Wakil Ketua PA ,89 Peradilan Agama Calon Wakil Ketua PA Klas IB Peradilan Agama Calon Wakil Ketua PA Klas IB ,5 Peradilan Agama Gel II Calon Asisten Hakim Agung ,67 Peradilan Agama Calon Panitera PTA ,13 Peradilan Agama Hakim Yustisial (PP) pada Peradilan TUN kamar TUN Panitera PT TUN ,54 Peradilan TUN Panitera PTUN ,58 Peradilan TUN Jumlah ,80 Seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi: Mahkamah Agung melaksanakan Seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama (Eselon I.a dan II.a) untuk jabatan struktural. Jumlah formasi yang harus diisi adalah 91 Jabatan, dan sampai dengan akhir tahun 2016 terealisasi sebanyak 88 Jabatan (96,7%). Jabatan yang tidak terealisasi pada tahun 2016 sebagai berikut: 1. Sekretaris Mahkamah Agung RI: belum ditentukan pemenang. 2. Kepala Biro Umum BUA Mahkamah Agung RI: belum ditentukan pemenang. 3. Sekretaris Pengadilan Tinggi Maluku Utara : mengundurkan diri. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

72 Adapun rincian jabatan dan jumlah formasinya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.50: Rincian Jabatan dan Formasi pada Seleksi Pimpinan Jabatan Tinggi Tahun 2016 No. Nama Jabatan Jumlah Peserta Jumlah Formasi Formasi Yang Terisi 1. Direktur Jenderal Badan Peradilan Militer dan Peradilan TUN Kepala Badan Pengawasan Inspektur Wilayah I Badan Pengawasan Inspektur Wilayah II Badan Pengawasan Inspektur Wilayah III Badan Pengawasan Direktur Pembinaan Tenaga Teknis Peradilan Umum Direktur Pembinaan Tenaga Teknis dan Administrasi Peradilan Militer Sekretaris Jenderal Direkrorat Jenderal Badan Peradilan Militer dan Tata usaha Negara Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi BUA Sekretaris Pengadilan Tingkat Banding Eselon II.a Sekretaris Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama Klas I A Khusus Eselon II.b Sekretaris Mahkamah Agung RI Kepala Biro Umum Badan Urusan Administrasi Jumlah Berdasarkan tabel-tabel di atas, maka pencapaian pada indikator persentase jabatan yang sudah memenuhi standar kompetensi sesuai dengan parameter obyektif sebesar 85,25%, hasil ini merupakan akumulasi realisasi fit and proper test dan Seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi. Sasaran 6 Indikator kinerja ke 2: Persentase Hakim yang telah memiliki sertifikasi spesialisasi keahlian. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

73 Persentase Hakim yang telah memiliki sertifikasi spesialisasi keahlian adalah perbandingan jumlah hakim yang lulus pelatihan sertifikasi spesialisasi keahlian dengan jumlah hakim yang mengikuti pelatihan sertifikasi spesialisasi keahlian. Indikator kinerja ini bertujuan mengukur hakim yang memiliki spesialisasi keahlian tertentu. Capaian persentase hakim yang telah memiliki sertifikasi spesialisasi keahlian tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.51: Persentase Hakim yang telah memiliki Sertifikasi Spesialisasi Keahlian Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase Hakim yang telah memiliki sertifikasi spesialisasi keahlian 90% 99,73% 110,8 110,58 116,52 No. Analisis Capaian: Tahun 2016, rencana awal jumlah hakim yang mengikuti pelatihan sertifikasi sebanyak 425 orang tetapi kemudian berubah menjadi 754 orang, karena adanya output program pendidikan dan pelatihan calon hakim terpadu yang tidak dilaksanakan di tahun 2016 sehingga anggarannya (revisi/optimalisasi) untuk menambah output peserta pelatihan sertifikasi sebanyak 329 orang. Dari 754 orang ditargetkan 90% (671 peserta) dapat lulus dan memperoleh sertifikasi spesialisasi keahlian. Dalam pelaksanaannya, pelatihan sertifikasi dihadiri 751 orang dan yang lulus sebanyak 749 orang atau sebesar 99,73% sehingga capaiannya adalah 110,8% jumlah ini meningkat dari capaian tahun ,58%. Rincian jenis dan jumlah peserta pelatihan sertifikasi dapat dilihat pada tabel berikut: Jenis Diklat Tabel 3.52: Program Diklat Sertifikasi Jumlah Peserta Semula Revisi Hadir Lulus Realisasi 1. Sertifikasi Hakim Tipikor ,16% 2. Sertifikasi Hakim Mediator ,67% 3. Sertifikasi Hakim PHI % Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

74 Jumlah Peserta No. Jenis Diklat Hadir Lulus Realisasi Semula Revisi 4. Sertifikasi Hakim PHI Ad Hoc ,22% 5. Sertifikasi Sistem Perikanan % 6. Sertifikasi Hakim Lingkungan Hidup ,50% 7. Sertifikasi Hakim Sistem Peradilan ,66% Pidana Anak (SPPA) 8. Sertifikasi Hakim Ekonomi Syariah ,50% Jumlah ,73% Mahkamah Agung telah melaksanakan program diklat sertifikasi bagi Hakim khusus atau Hakim bersertifikat yang bertujuan menyiapkan Hakim yang memiliki kompetensi dan terlatih dalam menangani perkara yang memerlukan keahlian khusus seperti tindak pidana korupsi, hubungan industrial, perikanan, dan sistem peradilan pidana anak melalui pola sertifikasi. Pelatihan Ekonomi Syariah mulai tahun 2016 dilaksanakan dengan pola sertifikasi sesuai arahan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 5 Tahun 2016 tentang Sertifikasi Hakim Ekonomi Syariah. Sasaran 6 Indikator kinerja ke 3: Persentase pegawai yang telah mendapatkan pengembangan kompetensi. Persentase pegawai yang telah mendapatkan pengembangan kompetensi adalah perbandingan jumlah pegawai yang lulus diklat teknis non yudisial (diasumsikan telah mendapatkan pengembangan kompetensi dengan jumlah peserta yang mengikuti diklat teknis non yudisial. Indikator kinerja ini untuk mengukur pegawai yang telah mendapatkan pengembangan kompetensi melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh Balitbang Diklat Kumdil. Capaian persentase pegawai yang telah mendapatkan pengembangan kompetensi tahun 2016 berdasarkan pegawai yang lulus diklat non yudisial, seperti pada tabel di bawah ini: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

75 Tabel 3.53: Persentase Pegawai yang telah mendapatkan Pengembangan Kompetensi Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase pegawai yang telah mendapatkan pengembangan kompetensi 50% 97,19% 194,3 97,19 96,83 Jumlah peserta diklat non teknis yudisial tahun 2016 sebanyak orang, dengan jumlah peserta lulus orang (97,19%) sehingga capaiannya adalah 194,3%. Rincian jumlah peserta diklat non teknis yudisial adalah sebagai berikut: Nama Pelatihan Tabel 3.54: Diklat Non Teknis Yudisial Tahun 2015 Jumlah Peserta Tahun 2016 Jumlah Peserta Diklat (hingga tahun 2016) Diklat Prajabatan Golongan III Diklat Prajabatan Golongan II Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Diklat Kepemimpinan Tingkat III Diklat Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Diklat Akuntansi Berbasis Akrual Diklat Pengadaan Barang dan Jasa Diklat Sertifikasi Bendahara Diklat Penyusunan LkjIP Diklat Penyusunan Angka Kredit Widyaiswara TOT Manajemen SAKIP Diklat Teknis Perencana Jumlah Peserta yang Mengikuti Diklat Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

76 Sasaran 6 Indikator kinerja ke 4: Persentase SDM yang promosi dan mutasi berdasarkan parameter obyektif. Persentase SDM yang promosi dan mutasi berdasarkan parameter obyektif adalah persentase SDM yang dipromosi dan mutasi berdasarkan standar dan kompetensi yang berlaku. Indikator ini untuk mengukur kelayakan dan kecakapan SDM yang dipromosi dan mutasi. Capaian pada indikator ini tergambar pada tabel di bawah ini: Tabel 3.55: Persentase SDM yang Promosi dan Mutasi Berdasarkan Parameter Obyektif Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase SDM yang promosi dan mutasi berdasarkan parameter obyektif 90% 98,9% 101 N.A N.A Mahkamah Agung telah melakukan promosi dan mutasi bagi pegawai baik di struktural maupun fungsional. Bagi pejabat fungsional, promosi dan mutasi dilaksanakan dengan melakukan tiga kegiatan, yakni pengangkatan, kenaikan jabatan dan pengangkatan kembali. Capaian persentase pegawai yang telah mendapatkan promosi dan mutasi tahun 2016 dapat dilihat pada uraian berikut: 1. Pengangkatan Pejabat Fungsional Tertentu Mahkamah Agung Pada tahun 2016, Mahkamah Agung telah mengangkat Pejabat Fungsional Tertentu sebanyak 32 orang dari target sebanyak 50 orang dengan realisasi 64%. Hal Ini dikarenakan pengusulan untuk jabatan fungsional masih belum memenuhi persyaratan dalam pengumpulan Penetapan Angka Kredit (PAK) jabatan fungsional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

77 Nama Jabatan Fungsional Tertentu Tabel 3.56: Pengangkatan Pejabat Fungsional Tertentu Pengangkatan Kenaikan Jabatan Pengangkatan Kembali Jumlah Analis Kepegawaian Arsiparis Auditor Perawat Perawat Gigi Pranata Komputer Pustakawan Widyaiswara JUMLAH Pengangkatan dan Pemindahan dalam Jabatan Mahkamah Agung pada tahun 2016 telah melaksanakan mutasi dan promosi bagi pegawai, sebagai berikut: a. Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung Badan Urusan Administrasi telah melaksanakan promosi dan mutasi sebanyak 882 orang dengan rincian sebagaimana tabel berikut: Tabel 3.57: Promosi Mutasi Pegawai Non Teknis Promosi/ Mutasi Pegawai Non Teknis Jumlah Target Pengangkatan CPNS-PNS 244 orang 250 Pengangkatan Jabatan Struktural (Eselon III dan IV) 137 orang 150 Kenaikan Pangkat 357 orang 500 Mutasi 94 orang 100 Pindah Melimpah 25 orang 30 Pemberhentian Jabatan Struktural 25 orang 20 Total 882 orang b. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Pada tahun 2016 Ditjen Peradilan Umum melaksanakan promosi/mutasi Hakim dan Panitera dengan rincian sebagaimana tabel di bawah ini: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

78 Tabel 3.58: Promosi/Mutasi Tenaga Teknis Peradilan Tenaga Teknis Jumlah Hakim Panitera Pengganti 962 Total c. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama telah melaksanakan 5 kali Rapat Tim Promosi dan Mutasi dan Rapat Pimpinan dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.59: Rapat Tim Promosi Mutasi dan Rapat Pimpinan No TPM / Rapat pimpinan Jumlah 1 TPM Rapat pimpinan Rapat pimpinan TPM Rapat pimpinan 3 2 Jumlah d. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara Berdasarkan hasil TPM bulan September 2016 telah dilakukan Mutasi Hakim TUN sebanyak 134 orang, Promosi Hakim TUN sebanyak 17 orang dan Juru Sita Pengganti sebanyak 4 orang. Tabel 3.60: Mutasi Badilmiltun No. Jabatan Jumlah MILITER 1 Hakim Sektim Bawas 1 orang 2 Hakim Militer Tinggi 2 orang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

79 No. Jabatan Jumlah 3 Hakim Tinggi Yustisial Balitbangdiklatkumdil 1 orang 4 Hakim Militer 17 orang 5 Panmud Hukum 2 orang 6 Panitera Pengganti 2 orang TUN 1 Hakim Tinggi TUN 14 orang 2 Ketua PTUN 18 orang 3 Waka PTUN 6 orang 4 Hakim PTUN 96 orang No Militer Lama Tabel 3.61: Promosi Badilmiltun Jabatan Baru Jumlah 1 Kadilmiltama Dirjen Badilmiltun 1 orang 2 Hakim Militer Utama 3 Kadilmilti Waka Dilmiltama Hakim Militer Utama 1 orang 1 orang 4 Waka Dilmilti Kadilmilti 1 orang 5 Hakim Militer Tinggi 6 Kadilmil 7 Kadilmil Type B Wakadilmilti Hakim Militer Tinggi Waka Dilmil Type A 1 orang 3 orang 2 orang 8 Hakim Militer Kadilmil Type B 4 orang 9 Hakim Militer Waka Dilmil Type B 7 orang 10 Pama Panmud/PP 3 orang 11 Pama Mabes TNI Panitera 4 orang 12 Staf PP 1 orang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

80 Tata Usaha Negara 1 Ketua PTUN Hakim Tinggi 5 orang 2 Wakil Ketua PTUN Ketua PTUN 7 orang 3 Hakim PTUN Wakil Ketua PTUN 3 orang 4 Staf PTUN Juru Sita Pengganti 4 orang Sasaran 7 : Meningkatnya Pengelolaan Manajerial Lembaga Peradilan secara Akuntabel, Efektif dan Efesien Untuk meningkatkan layanan peradilan, Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada dibawahnya secara berkesinambungan meningkatkan pengelolaan lembaga peradilan secara akuntabel, efektif dan efisien. Dalam upaya mewujudkan sasaran ini, diperlukan 6 indikator sebagai berikut: 1. Persentase terpenuhinya kebutuhan standar sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan pelayanan prima. 2. Persentase peningkatan produktivitas kinerja SDM (SKP dan Penilaian Prestasi Kerja). 3. Ditetapkannya Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung tentang Restrukturisasi Organisasi Mahkamah Agung. 4. Terpenuhinya Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). 5. Persentase hasil monev dan hasil review yang dijadikan feedback untuk analisa kebijakaan. 6. Persentase tercapai target kegiatan prioritas yang mendukung pelayanan prima peradilan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

81 Tabel 3.62: Meningkatnya Pengelolaan Manajerial Lembaga Peradilan secara Akuntabel, Efektif dan Efesien Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Meningkatnya pengelolaan manajerial lembaga peradilan secara akuntabel, efektif, dan efisien a. Persentase terpenuhinya kebutuhan standar sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan pelayanan prima b. Persentase peningkatan produktivitas kinerja SDM (SKP dan Penilaian Prestasi Kerja) c. Ditetapkannya Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung tentang Restrukturisasi Organisasi Mahkamah Agung d. Terpenuhinya Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) e. Persentase hasil monev dan hasil review yang dijadikan feedback untuk analisa kebijakaan f. Persentase tercapai target kegiatan prioritas yang mendukung pelayanan prima peradilan 75% 59,63% 79,51 85% 98,39% 115,75 100% 0% 0 100% N.A N.A 75% N.A N.A 90% 100% 100 Indikator kinerja ke - 1: Sasaran 7 : Persentase terpenuhinya kebutuhan standar sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan pelayanan prima. Persentase terpenuhinya kebutuhan standar sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan pelayanan prima adalah perbandingan gedung dan bangunan yang sudah prototipe dengan yang belum prototipe. Terpenuhinya kebutuhan standar sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan pelayanan prima adalah terstandarisasinya sarana dan prasarana Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

82 pengadilan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan dalam pengelolaan dan penatausahaan barang milik negara yang terdiri dari tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya, konstruksi dalam pengerjaan, aset tetap tak berwujud dan aset tetap yang tidak digunakan. Indikator ini untuk mengukur tingkat dukungan layanan manajeman terhadap standarisasi gedung dan bangunan pengadilan yang telah sesuai dengan prototype atau telah memenuhi kebutuhan tata ruang layanan pengadilan (akses disabilitas, peradilan anak dan lain sebagainya). Capaian pada indikator ini tergambar pada tabel di bawah ini: Tabel 3.63: Persentase Terpenuhinya Kebutuhan Standar Sarana dan Prasarana yang mendukung Peningkatan Pelayanan Prima Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase terpenuhinya kebutuhan standar sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan pelayanan prima 75% 59,63% 79,51 N.A N.A Jumlah pengadilan yang berada di bawah Mahkamah Agung dari 4 lingkungan badan peradilan adalah sebanyak 825 pengadilan. Dalam rencana strategis 5 tahun, Mahkamah Agung telah menetapkan 75% dari 825 pengadilan (619 pengadilan) sebagai target pemenuhan standardisasi sarana dan prasarana pengadilan yang sesuai prototipe. Standardisasi sarana dan prasarana pengadilan meliputi pemenuhan kebutuhan untuk sidang perkara pidana anak, ruang mediasi dan fasilitas bagi penyandang disabilitas. Tahun 2016 pemenuhan standardisasi sarana dan prasarana pengadilan yang sesuai prototipe telah dilaksanakan di 492 pengadilan. Maka penghitungan realisasinya adalah 59,63% dan capaiannya 79,51%. Gedung kantor pengadilan yang telah prototipe hingga tahun 2016 adalah sebagai berikut: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

83 No Tabel 3.64: Gedung Kantor yang Telah Prototipe dan Belum Prototipe Pada 4 Lingkungan Peradilan Ruang Lingkup Peradilan Prototipe Jumlah Belum Prototipe Jumlah Pengadaan 1. Peradilan Umum Peradilan Agama Peradilan Militer Peradilan Tata Usaha Negara Jumlah Sasaran 7: Indikator kinerja ke - 2: Persentase peningkatan produktivitas kinerja SDM (SKP dan Penilaian Prestasi Kerja). Persentase peningkatan produktivitas kinerja SDM (SKP dan Penilaian Prestasi Kerja) adalah perbandingan jumlah pegawai yang memiliki nilai prestasi kerja yang sangat baik, baik dan cukup dengan jumlah pegawai yang sudah menginput SKP ke dalam aplikasi SIKEP. Indikator ini untuk mengukur kinerja sumber daya manusia yang memiliki produktivitas kinerja baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Mahkamah Agung. Capaian persentase produktifitas kinerja SDM dilihat dari SKP dan penilaian kinerja tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut, yaitu: Tabel 3.65: Persentase Peningkatan Produktivitas Kinerja SDM (SKP dan Penilaian Prestasi Kerja) Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase peningkatan produktivitas kinerja SDM (SKP dan Penilaian Prestasi Kerja) 85% 98,39% 115,75 114,86 91,42 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

84 Data pengukuran tersebut diperoleh dari aplikasi SIKEP yang sudah terintegrasi dengan aplikasi SIMARI. Pengisian data SKP tahun 2015 sebanyak pegawai atau 84% dari pegawai. Sementara yang belum menginput data di SKP sebanyak 8,5%. Tahun 2016, pegawai yang menginput SKP sebanyak atau 34,29% dari pegawai, dan yang belum mengisi sebanyak pegawai atau sebanyak 65,70% yang rinciannya dapat diihat pada tabel berikut: Tabel 3.66: Penilaian Prestasi Kerja PNS Mahkamah Agung RI tahun 2016 No Uraian Tahun Tahun Jumlah Pegawai Jumlah Penilaian Prestasi Kerja a. Sangat Baik b. Baik c. Cukup d. Kurang 19 9 e. Buruk Sudah Input Belum Input Ket Sasaran 7 : Indikator kinerja ke - 3: Ditetapkannya Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung tentang Restrukturisasi Organisasi Mahkamah Agung Tabel 3.67: Realisasi Ditetapkannya Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Tentang Restrukturisasi Organisasi Mahkamah Agung Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Ditetapkannya Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung tentang Restrukturisasi Organisasi Mahkamah Agung 100% 0% 0 50 N.A Tujuan dari restrukturisasi organisasi Mahkamah Agung adalah menuju organisasi yang tepat ukuran dan tepat fungsi sehingga menghasilkan struktur organisasi yang ramping, fleksibel, responsif, dan efisien. Tim restrukturisasi organisasi telah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

85 dibentuk sejak tahun 2013 berdasarkan Surat Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung Nomor 43/SEK/SK/II/2013. Pada tahun 2015 diusulkan 2 konsep restrukturisasi organisasi, yaitu restrukturisasi organisasi Mahkamah Agung dan restrukturisasi organisasi Peradilan, kemudian di bulan Oktober tahun 2015 Ketua Mahkamah Agung telah menetapkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan. Sedangkan untuk konsep restrukturisasi organisasi Mahkamah Agung hingga saat ini belum ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung. Sasaran 7 Indikator kinerja ke - 4: Terpenuhinya Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) adalah opini yang diterbitkan atas hasil audit laporan keuangan yang dianggap memberikan informasi yang bebas dari salah saji material. Indikator kinerja ini ditetapkan untuk mengukur keberhasilan Mahkamah Agung dalam menyajikan laporan keuangan berdasarkan bukti-bukti materil yang dikumpulkan. Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan pernyataan profesional BPK mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan berdasarkan empat kriteria, yaitu: 1. Kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan 2. Kecukupan pengungkapan (edquate disclosures) 3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan 4. Efektivitas sistem pengendalian intern Auditor meyakini berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan, pemerintah telah menyelenggarakan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum dengan baik, dan kalaupun ada kesalahan, kesalahannya dianggap tidak material dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan. Strategi dan upaya yang dilakukan dalam meraih opini WTP sebagai berikut: 1. Membangun komitmen dan integritas pimpinan, para pengelola dan para pelaksana kegiatan. 2. Pembenahan pengelolaan kas/sistem akuntansi. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

86 3. Perbaikan penatausahaan PNBP. 4. Penataan rekening pemerintah. 5. Peningkatan kualitas proses pengadaan barang/jasa. 6. Pembenahan penatausahaan BMN. 7. Penguatan kapasitas SDM. 8. Penguatan sistem pengendalian internal (SPI). 9. Penguatan monitoring dan evaluasi. 10. Perbaikan penyusunan dan penyampaian laporan keuangan. 11. Peningkatan kualitas pengawasan. 12. Percepatan penyelesaian tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan (LHP). Tabel 3.68: Terpenuhinya Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Terpenuhinya Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 100% N.A N.A Mahkamah Agung sebagai Lembaga Tinggi Negara telah berhasil mendapat predikat tertinggi dalam pengelolaan keuangan negara yaitu opini wajar tanpa pengecualian 4 tahun berturut-turut sejak tahun 2012 sampai dengan 2015, namun pada tahun 2016 masih dalam proses pemeriksaan BPK. Tabel 3.69: Opini BPK atas Laporan Keuangan Mahkamah Agung Tahun No Tahun Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Masih Dalam Proses Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

87 Sasaran 7 Indikator kinerja ke - 5 : Persentase hasil monev dan hasil review yang dijadikan feedback untuk analisa kebijakaan. Persentase hasil monev dan hasil review yang dijadikan feedback untuk analisa kebijakan adalah perbandingan antara jumlah monev dan review yang dilakukan dengan hasil review atas monev yang menjadi dasar ditetapkannya kebijakan. Indikator ini bertujuan untuk mengukur keberhasilan Mahkamah Agung dalam mengeluarkan kebijakan yang didasarkan pada hasil review atas pelaksanaan monev di pengadilan. Tujuan dari monev dan review hasil monev adalah untuk mengetahui permasalahan dihadapi dan kelemahan yang dimiliki pengadilan dalam menjalankan fungsi administrasi. Tabel 3.70: Persentase Hasil Monev dan Hasil Review yang dijadikan Feedback untuk Analisa Kebijakaan Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase hasil monev dan hasil review yang dijadikan feedback untuk analisa kebijakan 75% N.A N.A N.A N.A Pada indikator kinerja hasil monev dan hasil review yang dijadikan feedback untuk analisa kebijakanbelum ada data sejak tahun Sasaran 7 Indikator kinerja ke - 7: Persentase tercapai target kegiatan prioritas yang mendukung pelayanan prima peradilan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

88 Tabel 3.71: Persentase Tercapai Target Kegiatan Prioritas Yang Mendukung Pelayanan Prima Peradilan Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase tercapai target kegiatan prioritas yang mendukung pelayanan prima peradilan 90% 100% Pada tahun 2016 Mahkamah Agung mempunyai kegiatan prioritas yang mendukung pelayanan prima peradilan yaitu: 1. Pemberian bantuan biaya perkara 2. Pemberian pelayanan hukum 3. Pelaksanaan sidang di luar gedung pengadilan 4. Pelayanan informasi 5. Pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung peradilan anak, mediasi dan disabilitas. Kegiatan prioritas yang mendukung pelayanan prima peradilan nomor 1 s.d. 3 telah dilaksanakan dan penjelasannya ada pada sasaran strategis 3 indikator kinerja nomor 1 s.d. 3. Kegiatan prioritas pada nomor 4 telah dilaksanakan dan penjelasannya ada pada sasaran strategis 4 indikator kinerja nomor 1. Pengadaan Sarana dan Prasarana yang mendukung peradilan anak, mediasi dan disabilitas telah dilaksanakan dan penjelasannya ada pada sasaran strategis 1 indikator kinerja nomor 7, sasaran strategis 2 indikator nomor 2, dan sasaran strategis 7 indikator kinerja nomor 1. B. Realisasi Anggaran Laporan realisasi anggaran Mahkamah Agung Tahun Anggaran 2016 dari pagu anggaran sebesar Rp ,- sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 telah terealisasi sebesar Rp ,- mencapai 93,90% dengan perincian sebagai berikut: 1) Laporan Realisasi Penyerapan Anggaran Mahkamah Agung Tahun 2016 Per program: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

89 Tabel 3.72: Laporan Realisasi Penyerapan Anggaran Per Program Tahun 2016 NO PROGRAM Dukungan Manajeman dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Peningkatan Sarana dan Prasarana MA RI Penyelesaian Perkara MA RI Penigkatan Manajemen Peradilan Umum Peningkatan Manajemen Peradilan Agama Peningkatan Manajemen Peradilan Militer dan TUN Pendidikan dan Pelatihan Aparatur MA Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur MA RI PAGU (Rp) REALISASI SISA ANGGARAN (Rp) (%) (Rp) (%) , , , , , , , , , , , , , , , ,32 Jumlah , ,10 2) Laporan Realisasi Penyerapan Anggaran Mahkamah Agung Tahun 2016 Per jenis belanja. Tabel 3.73: Realisasi Penyerapan Anggaran Per Jenis Belanja Tahun 2016 NO BELANJA PAGU (Rp) REALISASI (Rp) % SISA ANGGARAN (Rp) % 1 BELANJA PEGAWAI , ,54 2 BELANJA BARANG , ,95 3 BELANJA MODAL , ,52 JUMLAH , ,10 * sumber data : per 31 Desember 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

90 Pada tabel di atas dapat terlihat adanya sisa anggaran yang tidak terserap. Hal ini dikarenakan: a. Belanja Pegawai 1) Adanya self-blocking belanja pegawai sebesar Rp ,- berdasarkan Inpres Nomor 8 Tahun 2016 tentang langkah-langkah Penghematan Belanja kementerian/lembaga dalam rangka pelaksanaan APBNP 2016; 2) Sisa Tunjangan Kinerja; 3) Sisa Belanja Pegawai. b. Belanja Barang 1) Kegiatan yang kurang optimal, sehingga mempengaruhi penyerapan; 2) Target alokasi biaya perkara yang lebih dan tidak tercapai; 3) Posbakum yang terkendala dengan syarat-syarat. c. Belanja Modal : 1) Adanya self-blocking belanja modal sebesar Rp ,- berdasarkan Inpres Nomor 8 Tahun 2016 tentang langkah-langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga dalam rangka pelaksanaan APBNP 2016; 2) Adanya revisi di bulan Oktober, sehingga tidak memungkinkan waktunya untuk pelaksanaan; 3) Sisa-sisa kontrak belanja modal sehingga mempengaruhi penyerapan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

91 BAB IV PENUTUP Berbagai kebijakan yang telah diambil oleh Mahkamah Agung pada periode tahun 2016 serta program dan kegiatan yang sudah dilaksanakan telah membuktikan bahwa Mahkamah Agung bertekad kuat untuk menjaga integritas dan akuntabilitasnya sebagai lembaga yudikatif sekaligus mengemban kepercayaan publik sebagai benteng terakhir penegakan keadilan. Di bidang teknis peradilan hal ini ditunjukkan dengan kinerja yang luar biasa dalam penanganan perkara yang merupakan core business dari lembaga peradilan. Hal tersebut juga diimbangi dengan semakin meningkatnya kinerja akses terhadap keadilan dengan terbitnya beberapa regulasi dalam penanganan masalah hukum bagi perempuan dan anak, kemudahan berusaha dan gugatan sederhana (small claim court). Selain itu Mahkamah Agung tetap konsisten dalam memberikan pelayanan hukum pembebasan biaya perkara kepada masyarakat miskin, sidang keliling dan pelayanan terpadu bagi penyandang disabilitas. Di bidang Non Teknis peradilan, Mahkamah Agung juga selalu berusaha melakukan penyempurnaan dan peningkatan kinerja yang mencakup aspek SDM, Pembinaan SDM, Pengelolaan Keuangan, Aset dan Teknologi Informasi. Dari 31 Indikator Kinerja Mahkamah Agung, lebih dari 50% telah memenuhi target yang ditetapkan sebelumnya. Walaupun beberapa indikator tidak mampu mencapai target, namun secara keseluruhan hasilnya tidak terlalu jauh. Belum tercapainya target tersebut dikarenakan adanya kendala teknis atau pun prediksi yang kurang tepat terhadap suatu keadaan atau jumlah yang bersifat dinamis atau cepat berubah. Permasalahan yang mempengaruhi pencapaian target tersebut selanjutnya akan menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun berikutnya. Adapun rangkuman capaian kinerja Mahkamah Agung di tahun 2016 yang hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat (outcome) adalah sebagai berikut: a. Percepatan Penyelesaian Perkara Kepailitan dan PKPU. b. Pembebasan biaya perkara. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

92 c. Pelayanan hukum melalui sidang keliling. d. Penyediaan website bagi penyandang tunanetra. e. Pengaduan keluhan melalui aplikasi SIWAS. f. Inovasi peradilan (e-skum dan ATR). Mahkamah Agung berupaya untuk meningkatkan kualitas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dengan melakukan rekomendasi dari Kementerian PAN dan RB atas LKjIP Tahun lalu, sehingga penyajian berbagai keberhasilan maupun kegagalan capaian dari perjanjian kinerja yang telah diperjanjikan yang merupakan laporan atas capaian pelaksanaan kinerja Mahkamah Agung Tahun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Mahkamah Agung Tahun 2016 ini, menggambarkan berbagai capaian strategis yang tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU), maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran. Kegiatan penyusunan LKjIP Tahun 2016 ini sebagai salah satu wujud komitmen dan tekad yang kuat untuk melaporkan pelaksanaan manajemen kinerja organisasi yang berorientasi pada hasil, baik berupa output maupun outcome dan juga sebagai pengejawantahan prinsip transparansi dan akuntabilitas yang merupakan pilar penting dalam pelaksanaan reformasi birokrasi dalam mewujudkan visi yang sudah ditetapkan yaitu Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung. Langkah strategis Mahkamah Agung sebagai Pengadilan tertinggi di Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 secara organisasi, administrasi dan finansial yang membawahi 4 (empat) lingkungan peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Tata Usaha Negara dan Peradilan Militer) telah melakukan review Rencana Strategis (Renstra) Mahkamah Agung Tahun disesuaikan antara tujuan dan sasaran dengan Indikator Kinerja Utama (IKU). Berdasarkan review oleh Tim dalam Surat Keputusan Kepala Badan Pengawasan No. 13A/BP/SK/I/2016, hasil capaian kinerja sasaran yang ditetapkan secara umum dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Meskipun demikian, berbagai pencapaian target indikator kinerja Mahkamah Agung memberikan gambaran bahwa keberhasilan capaian kinerja tersebut secara keseluruhan sangat ditentukan oleh komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

93 segenap komponen aparatur peradilan, masyarakat, dan civil society sebagai bagian integral dari pembaharuan peradilan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) diharapkan benar-benar menjadi salah satu instrument obyektif yang tidak berpihak dan juga mata rantai yang tidak terpisahkan dari kesempurnaan instrumen lainnya (renstra, indikator kinerja utama, perjanjian kinerja dan evaluasi LKjIP). Dalam rangka peningkatan kinerja Mahkamah Agung, informasi capaian dan permasalahan yang dituangkan dalam laporan kinerja akan menjadi bahan perbaikan di tahun berikutnya. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

94 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA MAHKAMAH AGUNG RI TAHUN 2016 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 1 Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel a. Persentase produktifitas memutus perkara b. Clearance Rate (rasio penyelesaian perkara) c. Persentase penyelesaian perkara tepat waktu d. Persentase penurunan tunggakan perkara e. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum: 70% 100% 85% 15% 1) Banding 90% 2) Kasasi 70% 3) Peninjauan Kembali 60% f. Persentase perkara pidana melalui Sistem Peradilan Pidana Terpadu g. Persentase perkara pidana melalui Sistem Peradilan Pidana Anak 2% 50% 2 Meningkatkan penyederhanaan proses penanganan perkara melalui pemanfaatan teknologi informasi h. Persentase kepatuhan atas putusan perkara perdata berkekuatan hukum tetap yang dieksekusi a. Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui Small Claim Court b. Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui mediasi 50% 70% 5% Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

95 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 3 Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan c. Persentase percepatan penyelesaian perkara melalui pengaturan delegasi panggilan/ Pemberitahuan a. Persentase perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya/prodeo b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling/zitting plaats baik didalam negeri maupun di luar negeri 70% 90% 93% c. Persentase perkara yang terlayani melalui posyankum d. Persentase identitas hukum yang terpenuhi 100% 100% 4 Terwujudnya sistem manajemen sistem informasi yang terintegrasi dan menunjang sistem peradilan yang sederhana, transparan dan akuntabel 5 Terwujudnya pelaksanaan pengawasan kinerja aparat peradilan secara optimal baik internal maupun eksternal 6 Terwujudnya transparansi pengelolaan SDM lembaga peradilan berdasarkan parameter obyektif a. Integrasi informasi perkara secara elektronik b. Transparansi kinerja peradilan dan manajerial secara efektif dan efisien (penguatan regulasi) a. Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan yang ditindaklanjuti c. Persentase pemanfaatan database untuk pemeriksaan baik oleh Badan Pengawasan maupun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 100% 100% 100% 100% 100% d. Persentase penurunan 50% pelanggaran kode etik oleh aparat peradilan a. Persentase jabatan yang sudah 90% memenuhi standar kompetensi sesuai dengan parameter obyektif b. Persentase Hakim yang telah 90% memiliki sertifikasi spesialisasi keahlian c. Persentase pegawai yang telah 50% Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

96 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 7 Meningkatnya pengelolaan manajerial lembaga peradilan secara akuntabel, efektif dan efisien mendapatkan pengembangan kompetensi d. Pedoman persentase SDM yang promosi dan mutasi berdasarkan parameter obyektif a. Persentase terpenuhinya kebutuhan standar sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan pelayanan prima b. Persentase peningkatan produktifitas kinerja SDM (SKP dan Penilaian Prestasi Kinerja) c. Ditetapkan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung tentang Penerapan Restrukturisasi Organisasi Mahkamah Agung d. Terpenuhinya Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) e. Persentase hasil monev dan hasil review yang dijadikan feedback untuk analisa kebijakan f. Persentase tercapainya target kegiatan prioritas yang mendukung pelayanan prima peradilan 90% 75% 85% 100% 100% 75% 90% Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

97 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Agung RI Tahun

Sasaran Strategis I Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel. Indikator Kinerja Target Realisasi

Sasaran Strategis I Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel. Indikator Kinerja Target Realisasi LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH MAHKAMAH AGUNG TAHUN 2016 i i RINGKASAN EKSEKUTIF Mahkamah Agung Republik Indonesia mempunyai kedudukan dan peran strategis dalam melaksanakan prioritas pertama RPJMN

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN TINGGI PALANGKA RAYA TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN TINGGI PALANGKA RAYA TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari program dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis yang akan dilaksanakan

Lebih terperinci

REVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

REVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) REVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PENGADILAN TINGGI PALANGKA RAYA TAHUN 2015 2019 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PENGADILAN TINGGI PALANGKA RAYA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PENGADILAN TINGGI PALANGKA RAYA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI/TIPIKOR/HUBUNGAN INDUSTRIAL PALANGKA RAYA KELAS I A

PENGADILAN NEGERI/TIPIKOR/HUBUNGAN INDUSTRIAL PALANGKA RAYA KELAS I A PENGADILAN NEGERI/TIPIKOR/HUBUNGAN INDUSTRIAL PALANGKA RAYA KELAS I A Jalan P. Diponegoro Nomor 21 Kode Pos 73111 Palangka Raya - Kalimantan Tengah Telepon / Fax (0536) 3221940 Website : www.pn-pangkaraya.go.id

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI/TIPIKOR/HUBUNGAN INDUSTRIAL PALANGKA RAYA KELAS I A

PENGADILAN NEGERI/TIPIKOR/HUBUNGAN INDUSTRIAL PALANGKA RAYA KELAS I A PENGADILAN NEGERI/TIPIKOR/HUBUNGAN INDUSTRIAL PALANGKA RAYA KELAS I A Jalan P. Diponegoro Nomor 21 Kode Pos 73111 Palangka Raya - Kalimantan Tengah Telepon / Fax (0536) 3221940 Website : www.pn-pangkaraya.go.id

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) REVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH -2019 PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH KELAS II 1 K A T A P E N G A N T A R Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang

Lebih terperinci

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73 C. Pengelolaan Keuangan... 67 BAB IV PENUTUP... 73 Kesimpulan... 73 LAMPIRAN : - Pernyataan Telah Direviu - Formulir Checklist Reviu - Reviu Matrik Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Jakarta Tahun 2010-

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun Pengadilan Negeri Kota Agung Kelas II www.pn-kotaagung.go.id Jl. Jendral Suprapto Komplek Pemda Tanggamus Kab. Tanggamus. Lampung info.pnkta@gmail.com

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.... i DAFTAR ISI... ii EXECUTIVE SUMMARY... 1-4 BAB I PENDAHULUAN..... 5 A. Latar Belakang... 5 B. Kedudukan,Tugas dan Fungsi Pengadilan Tinggi Yogyakarta... 5-7 C. Organisasi

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI PENGADILAN AGAMA JAKARTA UTARA KATA PENGANTAR

REFORMASI BIROKRASI PENGADILAN AGAMA JAKARTA UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Keterpihakan Pengadilan Agama Jakarta Utara serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Mahkamah Agung Republik Indonesia merupakan suatu amanah yang harus diikuti

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 2.1. Visi Visi merupakan cara pandang jauh kedepan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Agama Banyuwangi. Visi Pengadilan Agama Banyuwangi mengacu

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI/TIPIKOR/HUBUNGAN INDUSTRIAL PALANGKA RAYA KELAS I A

PENGADILAN NEGERI/TIPIKOR/HUBUNGAN INDUSTRIAL PALANGKA RAYA KELAS I A PENGADILAN NEGERI/TIPIKOR/HUBUNGAN INDUSTRIAL PALANGKA RAYA KELAS I A Jalan P. Diponegoro Nomor 21 Kode Pos 73111 Palangka Raya - Kalimantan Tengah Telepon / Fax (0536) 3221940 Website : www.pn-pangkaraya.go.id

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN Nomor : W13-A7/2/OT.00/SK/I/2016

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN Nomor : W13-A7/2/OT.00/SK/I/2016 SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN Nomor : W13-A7/2/OT.00/SK/I/2016 TENTANG : REVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN TAHUN 2016 KETUA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN Menimbang :

Lebih terperinci

Wassalam, Jakarta, 26 Januari 2016 Ketua. Dr. H. KHALILURRAHMAN NIP LKjIP Tahun 2015 Pengadilan Tinggi Agama Jakarta

Wassalam, Jakarta, 26 Januari 2016 Ketua. Dr. H. KHALILURRAHMAN NIP LKjIP Tahun 2015 Pengadilan Tinggi Agama Jakarta Assalamu alaikum wr. wb. Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah Nya Laporan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) tahun 2015 Pengadilan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA NGANJUK Nomor : W13-A22/25/OT.00/SK/I/2015

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA NGANJUK Nomor : W13-A22/25/OT.00/SK/I/2015 SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA NGANJUK Nomor : W13-A22/25/OT.00/SK/I/2015 TENTANG : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN AGAMA NGANJUK TAHUN 2015 KETUA PENGADILAN AGAMA NGANJUK Menimbang

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO

PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO NOMOR W26-A/1237/OT.01.2/XII/2016 TENTANG REVIU RENCANA STRATEGIS PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO TAHUN 2015-2019 KETUA

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Drs. H. Thabrani,

Lebih terperinci

LKjIP 2017 PENGADILAN NEGERI PEKANBARU

LKjIP 2017 PENGADILAN NEGERI PEKANBARU i KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas ridho serta rahmat dan karunia-nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Negeri Pekanbaru

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI SAMBAS

PENGADILAN NEGERI SAMBAS PENGADILAN NEGERI SAMBAS PENGADILAN NEGERI SAMBAS Jl. Pembangunan Sambas Kalbar 79462 Telp. 0562-392342 Fax. 0562-392323 Email: info@pn-sambas.go.id Website: www.pn-sambas.go.id D A F T A R I S I KATA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH 1 i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Muara Teweh Tahun 2015-2019.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 217 218 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGADILAN NEGERI SAUMLAKI TAHUN 217. Pengadilan Negeri Saumlaki Website : www.pn-saumlaki.go.id 1/3/218 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) PENGADILAN

Lebih terperinci

8. Peraturan Pemerintah Nomor : 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

8. Peraturan Pemerintah Nomor : 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN Nomor : W13-A7/25/OT.00/SK/I/2015 TENTANG : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN TAHUN 2015 KETUA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012 PENGADILAN AGAMA SOLOK. Jl. KAPTEN BAHAR HAMID LAING KOTA SOLOK

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012 PENGADILAN AGAMA SOLOK. Jl. KAPTEN BAHAR HAMID LAING KOTA SOLOK PENGADILAN AGAMA SOLOK LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012 PENGADILAN AGAMA SOLOK Jl. KAPTEN BAHAR HAMID LAING KOTA SOLOK PENGADILAN AGAMA SOLOK TAHUN 2012 IKHTISAR EKSEKUTIF Tersusunnya

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA KABANJAHE SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA KABANJAHE NOMOR : W2-A14/396/OT.00/VI/2016

PENGADILAN AGAMA KABANJAHE SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA KABANJAHE NOMOR : W2-A14/396/OT.00/VI/2016 PENGADILAN AGAMA KABANJAHE SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA KABANJAHE NOMOR : W2-A14/396/OT.00/VI/2016 TENTANG REVIU II PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN AGAMA KABANJAHE KETUA PENGADILAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN NEGERI RANGKASBITUNG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS KINERJA TAHUN 2015 2019 PENGADILAN NEGERI RANGKASBITUNG PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY ( IKHTISAR EKSEKUTIF )

EXECUTIVE SUMMARY ( IKHTISAR EKSEKUTIF ) EXECUTIVE SUMMARY ( IKHTISAR EKSEKUTIF ) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) tahun 2017 Pengadilan Negeri Sungguminasa, merupakan LKjIP dari Renstra tahun 2015-2019. Laporan ini disusun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIP 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Pengadilan Negeri Tangerang Jl. T.M.P Taruna Tangerang No. 7 www.pn-tangerang.go.id KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, telah tersusun

Lebih terperinci

REVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN NEGERI KLAS IB LHOKSEUMAWE TAHUN 2016

REVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN NEGERI KLAS IB LHOKSEUMAWE TAHUN 2016 REVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 PENGADILAN NEGERI KLAS IB LHOKSEUMAWE TAHUN 2016 1 REVIU RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI KLAS IB LHOKSEUMAWE TAHUN 2015-2019 Dalam sistem akuntabilitas

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun RINGKASAN EKSKUTIF Pengadilan Tinggi Agama Samarinda telah menetapkan 6 (enam) sasaran strategis yang akan dicapai dalam tahun berdasarkan Rencana Strategis (Renstra)

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2018

RENCANA KERJA TAHUN 2018 RENCANA KERJA TAHUN 2018 PENGADILAN AGAMA BENGKULU KELAS IA MATRIK RENCANA KINERJA JL. BASUKI RAHMAT NO.11, KOTA BENGKULU Website : www.pa-bengkulukota.go.id Email : info@pa-bengkulukota.go.id, pa_bengkulu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 26 2 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2. Pengadilan Negeri Saumlaki Website : www.pn-saumlaki.go.id /2/26 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) PENGADILAN NEGERI SAUMLAKI TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM Kantor Pengadilan Tinggi Jakarta yang terletak di Jalan Letnan Jendral Suprapto, Jakarta Pusat diresmikan pada tanggal 26 Pebruari 1983 oleh Menteri Kehakiman RI. Gedung

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tabanan, 04 Januari 2017 Pengadilan Agama Tabanan, Drs. Zainal Arifin, M.H. NIP

KATA PENGANTAR. Tabanan, 04 Januari 2017 Pengadilan Agama Tabanan, Drs. Zainal Arifin, M.H. NIP KATA PENGANTAR Sehubungan dengan usaha penguatan akuntabilitas kinerja sebagaimana diatur dalam Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN AGAMA SAROLANGUN

RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN AGAMA SAROLANGUN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015 2019 PENGADILAN AGAMA SAROLANGUN KATA PENGANTAR Dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pelayanan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan bahwa setiap lembaga pemerintah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... i. Kata Pengantar... ii

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... i. Kata Pengantar... ii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... i Kata Pengantar... ii BAB I Pendahuluan A. Kondisi Umum... 1 B. Potensi dan Permasalahan... 3 BAB II Visi, Misi dan Tujuan A. Visi... 11 B. Misi... 12 C. Tujuan dan Sasaran

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG JL. BY PASS KM 24 ANAK AIR PADANG

PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG JL. BY PASS KM 24 ANAK AIR PADANG PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG JL. BY PASS KM 24 ANAK AIR PADANG KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim Dengan memanjatkan puji serta syukur ke hadirat Allah SWT, atas berkah dan hidayahnya kami telah

Lebih terperinci

BAB II. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB II. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB II. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA Rencana Strategis Pengadilan Tata Usaha Negara Kupang Tahun 2010 2014 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM Kantor Pengadilan Tinggi Jakarta yang terletak di Jalan Letjen. Suprapto Cempaka Putih Jakarta Pusat diresmikan pada tanggal 26 Pebruari 1983 oleh Menteri Kehakiman RI.

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI SAMBAS

PENGADILAN NEGERI SAMBAS PENGADILAN NEGERI SAMBAS RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2010-2014 KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirahim Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya,

Lebih terperinci

A. RENCANA STRATEGIS

A. RENCANA STRATEGIS A. RENCANA STRATEGIS 2010-2014 Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategik merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI

RENCANA KERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI RENCANA KERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH TAHUN ANGGARAN 2017 Jl. Yetro Sinseng No. 08 Muara Teweh Email : pnmuarataweh1@gmail.com Website : www.pn-muarateweh.go.id K A T A P E N G A N T A R

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran Pengadilan Negeri Pangkajene dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya dibidang administrasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Pengadilan Negeri Kelas II Menggala secara geografis terletak di Kota Menggala yang beralamat di Jalan Cemara Komplek Perkantoran Pemda Tuba. Wilayah hukum Pengadilan

Lebih terperinci

Assalamu alaikum wr. wb.

Assalamu alaikum wr. wb. Assalamu alaikum wr. wb. Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah Nya Laporan Akuntabilitas Instasi Pemerintah (LAKIP) tahun 2014 Pengadilan

Lebih terperinci

PEN NGADILAN NEGE ERI MANNA

PEN NGADILAN NEGE ERI MANNA PEN NGADILAN NEGE ERI MANNA JALAN AFFAN BACHSIN NO.109 MANNA TELP/FAX : (0739) 22894 M A N N A - B E N G K U L U S E L A T A N REVlU REN NCANA STRATEGIS (RENSTR RA) TAHUN 2015-2019 TAHUN 2015 KATA PENGATAR

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIP 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Pengadilan Negeri Tangerang Jl. T.M.P Taruna Tangerang No. 7 www.pn-tangerang.go.id KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, telah tersusun

Lebih terperinci

menjadi kewenangan Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan

menjadi kewenangan Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan karunianya kami dapat menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2015

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2015 KATA PENGANTAR Upaya Peningkatan Kinerja Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum dilaksanakan melalui Penilaian Kinerja terhadap Pengadilan Negeri di seluruh Indonesia telah dimulai tahun 2014 yang lalu.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 2017 PENGADILAN NEGERI SAROLANGUN Komplek Perkantoran Gunung Kembang Kabupaten Sarolangun Telp/Fax : 0745 91006 Website : www.pn-sarolangun.go.id LKjIP PENGADILAN

Lebih terperinci

D A F T A R I S I. Kata Pengantar Daftar Isi. 1.1 Latar Belakang Ruang Lingkup Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 3

D A F T A R I S I. Kata Pengantar Daftar Isi. 1.1 Latar Belakang Ruang Lingkup Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 3 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, seiring dengan perubahan rumusan Visi dan Misi Mahkamah Agung Rl tahun 2010. Pengadilan Negeri Kota Timika menyusun kembali

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA BANGLI

PENGADILAN AGAMA BANGLI PENGADILAN AGAMA BANGLI LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015 i KATA PENGANTAR Sehubungan dengan usaha penguatan akuntabilitas kinerja sebagaimana diatur dalam Intruksi Presiden Nomor

Lebih terperinci

Reviu Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Tinggi Palembang 2016

Reviu Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Tinggi Palembang 2016 Reviu Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Tinggi Palembang 2016 Mewujudkan Pengadilan Tinggi Palembang Yang Agung Pengadilan Tinggi Palembang Jl. Jend. Sudirman KM: 3,5 Palembang Telp: (0711) 311666,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN MAHKAMAH SYAR IYAH LHOKSUKON. Jl. Imam Bonjol No 1 Lhoksukon

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN MAHKAMAH SYAR IYAH LHOKSUKON. Jl. Imam Bonjol No 1 Lhoksukon RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015 2019 MAHKAMAH SYAR IYAH LHOKSUKON Jl. Imam Bonjol No 1 Lhoksukon KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, telah tersusun Reviu Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM. BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM. Pengadilan Tinggi Manado sebagai salah satu kawal depan Mahkamah Agung RI, tentunya beban tugaspun menjadi sangat berat, baik yang berkaitan dengan pembangunan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Intensitas tantangan dunia peradilan ke depan cenderung semakin meningkat dan komplek. Dampak dari perkembangan teknologi informasi dan tingginya tuntutan masyarakat

Lebih terperinci

KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT Nomor: W9-A1/93/OT.01.3/I/2015 TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT TAHUN 2015-2019 KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI GIANYAR TAHUN

PENGADILAN NEGERI GIANYAR TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN NEGERI GIANYAR TAHUN 2015-2019 PENGADILAN NEGERI GIANYAR Jalan Ciung Wanara No. 1B Gianyar - Bali Telp./Fax. (0361 ) 943016 http://www. pn-gir.go.id Pengadilan Negeri

Lebih terperinci

BAB I - PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I - PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I - PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Manajemen peradilan yang baik akan terwujud apabila ditata dalam suatu sistem perencanaan yang akuntabel, yaitu perencanaan yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

REVIU RENSTRA

REVIU RENSTRA PENGADILAN NEGERI PRAYA REVIU RENSTRA 2015-2019 REVIU RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI PRAYA TAHUN 2016 Jl. Diponegoro No. 2 Praya Telp. (0370) - 654082 Fax. (0370) - 653143 Kode Pos 83511 www.pn-praya.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM Kantor Pengadilan Tinggi Jakarta yang terletak di Jalan Letnan Jendral Suprapto, Jakarta Pusat diresmikan pada tanggal 26 Pebruari 1983 oleh Menteri Kehakiman RI. Gedung

Lebih terperinci

Reviuw Renstra Pengadilan Agama Tebing Tinggi BAB I PENDAHULUAN

Reviuw Renstra Pengadilan Agama Tebing Tinggi BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen menyatakan dengan tegas sifat dan karakter kekuasaan kehakiman bahwa Kekuasaan kehakiman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM Kantor Pengadilan Tinggi Jakarta yang terletak di Jalan Letnan Jendral Suprapto, Jakarta Pusat diresmikan pada tanggal 26 Pebruari 1983 oleh Menteri Kehakiman RI. Gedung

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN TINGGI SULAWESI TENGGARA 2015 Rencana Strategi (Renstra) Tahun 2015-2019 REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 PENGADILAN TINGGI SULAWESI TENGGARA Jl. Mayjend D.I Panjaitan No. 165

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA DEMAK

PENGADILAN AGAMA DEMAK PENGADILAN AGAMA DEMAK KELAS 1-B RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) HASIL REVIU TAHUN 2010-2014 PENGADILAN AGAMA DEMAK JL. Sultan Trenggono No. 23 Demak Telp. (0291) 6904046 Fax. (0291) 685014 1 DAFTAR ISI Kata

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI SUNGAILIAT KELAS IB JL. PEMUDA NO. 12 KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA Website :

PENGADILAN NEGERI SUNGAILIAT KELAS IB JL. PEMUDA NO. 12 KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA Website : PENGADILAN NEGERI SUNGAILIAT KELAS IB JL. PEMUDA NO. 12 KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA Website : www.pn-sungailiat.go.id E-mail : pn_sungailiat@yahoo.co.id Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Lubuk Sikaping 1

Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Lubuk Sikaping 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran Pengadilan Negeri Lubuk Sikaping dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya, dibidang Administrasi,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 PENGADILAN MILITER UTAMA JL. RAYA PENGGILINGAN CAKUNG TELP/FAX. 48703673 JAKARTA TIMUR Email : dilmiltama1@yahoo.com KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN NEGERI SEMARAPURA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN NEGERI SEMARAPURA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN NEGERI SEMARAPURA 2015-2019 SEMARAPURA 2014 KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, telah tersusun Rencana Strategis (Renstra)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. engan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

KATA PENGANTAR. engan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat KATA PENGANTAR D engan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Reviu Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KERJA A. RENCANA STRATEGIS Mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 201 Mahkamah Agung RI telah mencanangkan Rencana Strategis 5 tahunan yang berarti tahun 2011 merupakan tahun

Lebih terperinci

REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN NEGERI WONOSARI JALAN TAMAN BHAKTI NO.01 WONOSARI, GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN NEGERI WONOSARI JALAN TAMAN BHAKTI NO.01 WONOSARI, GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015 2019 PENGADILAN NEGERI WONOSARI JALAN TAMAN BHAKTI NO.01 WONOSARI, GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tahun 2016 Pengadilan Tinggi Agama Mataram

KATA PENGANTAR. Tahun 2016 Pengadilan Tinggi Agama Mataram KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Alhamdulillah dengan rahmat dan inayah Allah SWT, laporan kinerja Pengadilan Tinggi Agama Mataram tahun 2016 dapat tersusun. Dalam rangka mengejawantahkan visi misi : Badan

Lebih terperinci

PENGADILAN MILITER III-17 MANADO Jln. SamRatulangi No. 16 Manado No. Telp/Fax ;

PENGADILAN MILITER III-17 MANADO Jln. SamRatulangi No. 16 Manado No. Telp/Fax ; PENGADILAN MILITER III-17 MANADO Jln. SamRatulangi No. 16 Manado No. Telp/Fax ; 0431-860179 e-mail : dilmil317manado@gmail.com RENCANA STRATEGI (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 PENGADILAN MILITER III-17 MANADO

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN. Laporan Tahunan Pengadilan Agama Kotabumi

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN. Laporan Tahunan Pengadilan Agama Kotabumi Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN Pengadilan Agama Kotabumi dalam melaksanakan tugas dan wewenang selalu berupaya mewujudkan peningkatan kinerja terutama dalam memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Pengadilan Negeri Muara Enim beralamat di jalan Jenderal Ahmad Yani No. 17 A Kota Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Pengadilan Negeri sebagai

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI SEKAYU

PENGADILAN NEGERI SEKAYU PENGADILAN NEGERI SEKAYU RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Jl. MERDEKA LK. VII No.485 Telp. (0714) 321281 Kode Pos 30711 Email : pengadilannegeri.sekayu@yahoo.co.id SEKAYU i KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGADILAN NEGERI DENPASAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGADILAN NEGERI DENPASAR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGADILAN NEGERI DENPASAR TAHUN ANGGARAN 2014 Kata Pengantar Sebagai umat beriman dan bertakwa, sudah sepatutnya kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 216 217 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 216. Pengadilan Negeri Saumlaki Website : www.pn-saumlaki.go.id 1/26/217 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) PENGADILAN NEGERI SAUMLAKI TAHUN 216

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 PENGADILAN NEGERI SUNGGUMINASA Jl. Usman Salengke No. 103, Sungguminasa, Kab. Gowa 92111 Telp./Fax 861089-861129 Website : www.pn-sungguminasa.go.id KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN NEGERI TANGERANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN NEGERI TANGERANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN NEGERI TANGERANG Tangerang - Banten 15118 Telp. Tangerang 0215524157 - Banten Fax. 0215524158 www.pn-tangerang.go.id e-mail : pn_tangerang@yahoo.com INDIKATOR KINERJA

Lebih terperinci

SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA 041/SEK/SK/VIII/2012

SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA 041/SEK/SK/VIII/2012 SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 041/SEK/SK/VIII/2012 TENTANG PENETAPAN REVIEW INDIKATOR KINERJA UTAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman Nomor 4 Tahun 2004 dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman Nomor 4 Tahun 2004 dan Undang- BAB I PENDAHULUAN A. Kebijakan Umum Peradilan Mahkamah Agung adalah sebuah lembaga pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan peradilan pada semua badan peradilan yang berada di bawahnya dalam menyelenggarakan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG NOMOR :W3-A/085a/OT.01.2/I/2012

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG NOMOR :W3-A/085a/OT.01.2/I/2012 PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG Jl. By Pass Km 24 Anak Air, Batipuh Panjang, Koto Tangah Telp.(0751) 7054806 fax (0751) 40537 Website: www.pta-padang.go.id Email: admin@pta-padang.go.id PADANG 25179 SURAT

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH TAHUN ANGGARAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH TAHUN ANGGARAN RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH TAHUN ANGGARAN 2016 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanggungjawaban Renstra kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu

Lebih terperinci

RENSTRA PENGADILAN AGAMA JAKARTAA PUSAT

RENSTRA PENGADILAN AGAMA JAKARTAA PUSAT RENSTRA PENGADILAN AGAMA JAKARTAA PUSAT Jl. KH. Mas Mansyur/Awaluddin II No. 2 Tanah Abang Jakarta Pusat 10230 Telp. 021-31927910 Fax. 021-3161118 e-mail: pa.jakartapusat@gmail.com website: pa-jakartapusat.go.id

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017 LKJiP PENGADILAN TATA USAHA NEGARA BENGKULU 2017 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017 PENGADILAN TATA USAHA NEGARA BENGKULU JL R.E Martadinata No. 01, Kecamatan Kampung Melayu, Kelurahan Kandang,

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI AGAMA PONTIANAK PENYEMPURNAAN / REVIU RENCANA STRATEGIS PENGADILAN TINGGI AGAMA PONTIANAK TAHUN

PENGADILAN TINGGI AGAMA PONTIANAK PENYEMPURNAAN / REVIU RENCANA STRATEGIS PENGADILAN TINGGI AGAMA PONTIANAK TAHUN PENGADILAN TINGGI AGAMA PONTIANAK PENYEMPURNAAN / REVIU RENCANA STRATEGIS PENGADILAN TINGGI AGAMA PONTIANAK TAHUN 2015 2019 Jalan Ahmad Yani Nomor 252 Pontianak Kalimantan Barat Telp. 0561 736157 Fax.

Lebih terperinci

Administrasi, Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Agama Brebes, merupakan lingkungan Peradilan Agama di bawah Mahkamah Agung Republik

Administrasi, Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Agama Brebes, merupakan lingkungan Peradilan Agama di bawah Mahkamah Agung Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran Pengadilan Agama Brebes dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya, dibidang Administrasi, Organisasi,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MADIUN TAHUN

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MADIUN TAHUN INSTANSI : Pengadilan Agama Kabupaten Madiun VISI : Terwujudnya Kesatuan Hukum dan Aparatur Pengadilan Agama yang profeional dan Ankuntabel menuju Badan Peradilan Indonesia Yang Agung MISI : 1. Menjaga

Lebih terperinci

Pengadilan Tinggi Medan. Jl. Pengadilan No. 10 Medan Telp pt-medan.go.id

Pengadilan Tinggi Medan. Jl. Pengadilan No. 10 Medan Telp pt-medan.go.id Pengadilan Tinggi Medan Jl. Pengadilan No. 10 Medan Telp. 061-4518804 - 4538659 http://www. pt-medan.go.id D engan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, penyusunan Laporan Kinerja Instansi

Lebih terperinci

Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Negeri Gorontalo merupakan

Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Negeri Gorontalo merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran Pengadilan Negeri Gorontalo dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya, dibidang Administrasi,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI SAMBAS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015-2019

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI SAMBAS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015-2019 MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 PENGADILAN NEGERI SAMBAS Jl. Pembangunan Sambas Kalbar 79462 Telp/Fax. (0562) 392323, 392342 Email: indo@pn-sambas.go.id Website: www.pn-sambas.go.id

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. lingkungan yang terus berubah, yakni lingkungan internal dan eksternal.

KATA PENGANTAR. lingkungan yang terus berubah, yakni lingkungan internal dan eksternal. KATA PENGANTAR Suatu organisasi yang dinamis akan dihadapkan pada dua jenis lingkungan yang terus berubah, yakni lingkungan internal dan eksternal. Semakin besar organisasi tersebut, semakin kompleks kondisi

Lebih terperinci

RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN

RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN PENGADILAN AGAMA LAMONGAN RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN TAHUN 2010-2014 KATA PENGANTAR Sehubungan dengan usaha penguatan akuntabilitas kinerja sebagaimana diatur dalam Intruksi

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN FOTO PENGADILAN AGAMA PINRANG KELAS I B RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2010-2014 PENGADILAN PINRANG KELAS I B JL. BINTANG NO... PINRANG 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah

Lebih terperinci