ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG WISATA AGRO GUNUNG MAS CISARUA BOGOR (PTPN VIII)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG WISATA AGRO GUNUNG MAS CISARUA BOGOR (PTPN VIII)"

Transkripsi

1 ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG WISATA AGRO GUNUNG MAS CISARUA BOGOR (PTPN VIII) SKRIPSI FRANS THOMAS MANURUNG H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 RINGKASAN FRANS THOMAS MANURUNG. Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor (PTPN VIII). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dibawah bimbingan LUKMAN M BAGA. Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro). Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan kita bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya, contoh seperti pada Objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor dalam periode 2 tahun (Januari 2001 sampai dengan Desember 2002) relatif tidak stabil jumlahnya apabila dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata lainnya. Beberapa objek wisata agro lain mampu menyerap wisatawan dengan jumlah kunjungan yang relatif di bawah objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Objek agrowisata ini mampu menyerap puluhan ribu dalam jangka waktu 2 tahun, sedangkan objek wisata agro lain belum mampu mencapai jumlah tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis perilaku tingkat kepuasan pengunjung pada objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor untuk mempertahankan atau meningkatkan kinerja dalam memberikan kepuasan kepada pengunjung. Tujuan penelitian ini : 1) Menganalisis tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. 2) Mengidentifikasi proses pengambilan keputusan pembelian jasa pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor, 3) Menganalisis atribut yang harus diperbaiki dan ditambahkan oleh pengelola Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Penelitian diwisata Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor ini dilakukan dengan pendekatan Convenience sample dimana contoh diambil berdasarkan pengunjung yang datang ke lokasi penelitian. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 100 orang. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, analisis IPA (Importance Performance Analysis), CSI (Customer satisfaction Index (CSI). Berdasarkan hasil Karakteristik Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor, Umur Pengunjung didominasi oleh umur sekitar tahun yaitu sebanyak 42%. Berdasarkan sebaran jenis kelamin didominasi laki-laki sebanyak 74%, Tingkat Pendidikan yaitu berpendidikan Sarjana (46%), Status pernikahan cenderung belum menikah (53%), Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan yang paling tinggi yaitu pegawai swasta (31%), pendapatan dan pengeluaran sebagian besar tingkat pendapatan pengunjung berkisar Rp dengan persentase (26%), Kota Asal kedatangan sebagian pengunjung (93%) berasal dari daerah Jabodetabek.

3 Berdasarkan hasil proses keputusan sebagian besar pengunjung menyatakan bahwa sebagian besar pengunjung (36%) datang bersama keluarga, jenis wisata yang di sukai mengarah pada suasana yang tenang dan alamai seperti objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor, dimana jenis wisata yang lebih disukai pengunjung mengarah pada wisata yang mengandung nilai pendidikan dan manfaat yang diharapkan pengunjung adalah refresing dan ketenangan, umumnya pengunjung memperoleh informasi mengenai objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor berasal dari teman, pengunjung objek wisata Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor menyatakan bahwa alasan mereka berkunjung ke lokasi Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor karena dekat dengan tempat tinggal, alat transportasi yang digunakan pengunjung untuk mencapai objek Wisata Agro Gunung Mas adalah dengan menggunakan kendaraan pribadi. Sebagian besar pengunjung telah merasa puas dengan kunjungan mereka dengan persentase (91%) sehingga tidak akan mempengaruhi frekuensi kedatangan apabila mengalami kenaikan harga yang telah lama ditentukan. Hasil dari analisis tingkat kepuasan pengunjung dengan metode IPA (Importance Performance Analysis) dibagi menjadi 4 kuadran, akan tetapi pada kuadran 1 dianggap penting dalam meningkatkan atributnya. Pada kuadran 1 telah disebutkan bahwa terdapat 10 atribut yaitu Kondisi jalan menuju wisata agro, Kebersihan, Sarana dan prasarana di wisata agro, Lahan parkir, Kondisi jalan di wisata agro, Tingkat kebersihan toilet, ketersediaan toilet, Keamanan diwisata agro, jaminan rasa aman dalam menggunakan permainan yang ditawarkan oleh wisata agro dan penanganan keluhan pengunjung. Atribut-atribut ini perlu mendapatkan perhatian khusus atau lebih diprioritaskan karena keberadaan faktor faktor ini dinilai sangat penting bagi pengunjung.

4 ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG WISATA AGRO GUNUNG MAS CISARUA BOGOR (PTPN VIII) FRANS THOMAS MANURUNG H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

5 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor (PTPN VIII) adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini. Bogor, Agustus 2011 Frans Thomas Manurung H

6 Judul Skripsi Nama NIM : Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor (PTPN VIII) : Frans Thomas Manurung : H Disetujui, Dosen Pembimbing Ir. Lukman M Baga MA.Ec Diketahui, Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus:

7 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di kota Loksukon, Aceh Utara Propinsi Nangro Aceh Darusalam pada tangal 24 April Penulis adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara, Putra Bapak M.Manurung dan Ibu M.Silalahi. Penulis mengawali pendidikannya pada Tahun 1996 disekolah Dasar Negeri 4 Cot Girek Aceh Utara. Seusai menamatkan pendidikan sekolah dasar penulis melanjutkan pendidikan disekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Sunggal Medan Sumatra Utara, dan pada Tahun 2005 lulus dari Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Methodist 1 Medan Sumatra Utara. Selepas menyelesaikan pendidikan di SLTA, penulis berkesempatan melanjutkan pendidikannya di Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta (LPP Yogyakarta) sebagai mahasiswa Program Studi Diploma Budidaya Tanaman Perkebunan dan memperoleh gelar Ahli Madya pada Tahun Pada Tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan pada jenjang Strata Satu (S1) Program Sarjana Ekstensi Agribisnis, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

8 UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, Penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Ir. Lukman M Baga MA.Ec selaku dosen pembimbing, atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 2. Febriantina Dewi, SE, M.Sc selaku dosen evaluator Kolokium yang telah banyak memberikan saran dan kritikan pada skripsi ini. 3. Dr. Ir Rita Nurmala, MS selaku dosen penguji utama dalam sidang skripsi yang telah memberikan saran dan masukan dalam menyempurnakan skripsi ini. 4. Ir. Juniar Atmakusuma, MS selaku dosen komite akademik dalam sidang skripsi yang telah memberikan saran dan masukan dalam menyempurnakan skripsi ini. 5. Kepada Wakil Manajer Objek Wisata Agro Gunung Mas Bapak Wachyuni Hoesni, BSc. 6. Keluarga Besar Objek Wisata Agro Gunung Mas PTPN VIII Bogor yang tidak dapat disebutkan satu persatu.. 7. Ayahanda M. Manurung dan Ibunda M. Silalahi tercinta yang telah memberi dukungan moril maupun materil kepada penulis sehingga untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Teman-teman seperjuangan bimbingan Bapak Ir. Lukman M Baga MA.Ec (Dedek, Kiki, Judo, Reza, Rory dan Windi) yang telah bersama-sama dalam menyelesaikan bimbingan skripsi ini. Bogor, Agustus 2011 Frans Thomas Manurung

9 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, dengan udul Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor (PTPN VIII). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganilisis sejauh mana tingkat kepuasan pengunjung yang datang ke Objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor yang dikelola oleh PTPN VIII. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala keterbatasan yang ada, skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak dan mampu memberikan kontribusi dalam pembangunan pertanian di Indonesia. Bogor, Agustus 2011 Frans Thomas Manurung

10 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Kegunaan Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian... 8 II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Pariwisata Agrowisata Manfaat Agrowisata Beberapa Penelitian Terdahulu III KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Karakteristik Pengunjung Perilaku Konsumen Tahapan Proses Keputusan Pembelian Presepsi Nilai Kepuasan Pelanggan Faktor Faktor Kepuasan Konsumen Alat Analisis dan Teknik Mengukur Kepuasan Konsumen Indeks Kepuasan Konsumen Importance Performance Analysis (IPA) Customer satisfaction Index (CSI) Kerangka Pemikiran Operasional IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan pengumpulan data Metode pengambilan sampel Metode Pengolahan Data Analisis Deskiptif IPA (Importance Performance Analysis) Customer satisfaction Index (CSI) Atribut-Atribut iii vi vi III

11 V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan Sejarah Singkat Wisata Agro Keadaan fisik dan Geografis Tanah dan Sumber Air Kondisi Infrastruktur Sarana dan Prasarana Wisata Agro Gunung Mas Visi dan Misi PTP Nusantara Gunung Mas Struktur Organisasi PTPN VIII Gunung Mas VI HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Umur Pengunjung Jenis Kelamin Tingkat pendidikan Status Pernikahan Jenis Pekerjaan Pendapatan dan Pengeluaran Kota Asal Kedatangan VI I PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG Pengenalan Kebutuhan Kedatangan Pengunjung Tipe Wisata yang di Sukai Jenis wisata yang lebih disukai Manfaat yang Diharapkan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Berkunjung Pengambilan Keputusan Evaluasi Pasca Kunjungan VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA Kuadran 1 (Prioritas Utama) Kuadran 2 (Pertahankan Prestasi) Kuadran 3 (Berlebihan) Kuadran 4 (Prioritas Rendah) IX KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN IV

12 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Perbandingan Jumlah Kunjungan Wisatawan kebeberapa Kawasan Agrowisata di Indonesia Selama Bulan Januari 2001 s/d Desember Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Bogor Tahun Skor Pengukuran Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Rentang Skala terhadap Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Skala untuk Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Terhadap Atribut Kriteria Nilai Customer satisfaction Index ( Indeks Kepuasan ) Atribut Atribut Penelitian Fasilitas yang Tersedia di Gunung Mas Karakterisitik Responden Berdasarkan Usia Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan karakteristik Responden Berdasarkan Kota Asal Kedatangan Sebaran Responden Berdasarkan Kedatangan ke Wisata Agro Gunung Mas Sebaran Responden Berdasarkan Tipe Wisata yang Disukai Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Wisata yang disukai Sebaran responden Berdasarkan Manfaat yang Diharapkan oleh Pengunjung Objek Wisata Agro Gunung Mas Puncak Bogor Sebaran Responden Berdasarkan Pencarian Informasi Sebaran Responden Berdasarkan Pihak yang Mempengaruhi V

13 22. Sebaran Responden Berdasarkan Objek Wisata yang Pernah Dikunjungi Sebaran Responden Berdasarkan Prioritas Utama Objek Wisata Agro Gunung Mas Sebaran responden Berdasarkan Cara Memutukan Berkunjung Sebaran Responden Menurut Sumber yang Mempengaruhi Keputusan untuk Berkunjung ke Agro Wisata Gunung Mas Sebaran Responden Berdasarkan Waktu Perjalanan Wisata ke Gunung Mas Sebaran Responden Berdasarkan Alasan Kunjungan ke Objek Wisata Agro Gunung Mas Sebaran Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ke Objek Wisata Agro Gunung Mas Sebaran responden Berdasarkan Alat Transportasi yang Digunakan Untuk Mencapai Objek Wisata Agro Gunung Mas Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan Pengunjung Terhadap Objek Wisata Agro Gunung Mas Sebaran Responden Berdasarkan Niat Berkunjung Kembali Tingkat Kepentingan dan Kinerja Responden CSI Tabel Hasil IPA Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan Responden VI

14 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor - Faktor yang Mempengaruhinya Tahapan Proses Keputusan Pembelian Tahap Antara Evaluasi, Alternatif dan Keputusan Membeli Konsep Kepuasan Konsumen Kerangka Pemikiran Operasional Diagram Kartesius Struktur Organisasi Unit I Wisata Agro Gunung Mas Diagram Pemetaan IPA VII

15 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Kuisioner Analisis Deskriptif Bukti Surat Keterangan Loyalitas Pelanggan Data Kunjungan Wisatawan Gunung Mas Tahun Struktur Organisasi Unit 1 Wisata Agro Gunung Mas Peta Rute Tea Walk Wisata Agro Gunung Mas Peta Lokasi Penginapan W isata Agro Gunung Mas VIII

16 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar dominasi untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau untuk mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas pariwisata menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar masyarakat maju. Indonesia merupakan negara tropis dengan sumberdaya alam hayati yang sangat beraneka ragam. Oleh karena itu banyak tempat yang dapat dijadikan objek wisata. Pariwisata telah menjadi industri yang mendunia dan juga suatu bisnis yang semakin berkembang. Pariwisata menjadi faktor penting dalam pengembangan ekonomi karena kegiatannya mendorong perkembangan beberapa sektor ekonomi nasional. Dalam UUD No 9 Tahun 1990 menyatakan bahwa salah satu tujuan penyelenggaraan kepariwisataan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Peningkatan populasi juga dapat memungkinkan bahwa pariwisata menjadi salah satu komoditi yang dapat meningkatkan pendapatan bagi negara. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati (Biodiversity) nomor 3 terbesar di dunia kekayaan alam yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber plasma nutfah/genetik dan sebagai areal wisata. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, peluang untuk mengembangkan berbagai komoditas pertanian pun semakin besar dengan menerapkan sistem pengelolaan lahan yang sesuai. Hal ini tercemin pada berbagai teknologi pertanian lokal yang berkembang di masyarakat menyesuaikannya dengan tipologi lahan. Keunikan-keunikan tersebut merupakan aset yang dapat menarik bangsa lain untuk berkunjung dan berwisata ke Indonesia. Pariwisata dikembangkan oleh banyak negara di dunia termasuk Indonesia. Sebagai suatu produk wisata agro merupakan salah satu daya tarik penting, banyak negara bergantung dari industri pariwisata sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh organisasi non pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata. 1

17 Tirtawinata dan Fachruddin (1996) menjelaskan bahwa Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan kita bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumberdaya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (Indigenous Knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya. Pada era otonomi daerah, agrowisata dapat dikembangkan dimasing-masing daerah tanpa perlu ada persaingan antar daerah, mengingat kondisi wilayah dan budaya masyarakat di Indonesia sangat beragam. Masing-masing daerah bisa menyajikan atraksi agrowisata yang lain daripada yang lain. Pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat sekitarnya akan arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengembangan agrowisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat pedesaan, sehingga dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini. Manfaat yang dapat diperoleh dari agrowisata adalah melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat sekitar lokasi wisata. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Menyadari pentingnya nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakat atau petani setempat perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan kelestarian lingkungannya. Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan 2

18 untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar dilingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan. Kebutuhan untuk agrowisata sangat terkait dengan masalah iklim dan kondisi lingkungan hidup ditempat tinggal, biasanya orang yang berdiam di daerah panas atau dikawasan yang tingkat polusi tanah, air, udara suara sangat tinggi memiliki kebutuhan untuk mencari tempat wisata yang beriklim sejuk dan tingkat pencemaran yang minimal. Penduduk Jakarta setiap akhir pekan datang ke puncak pada setiap hari libur dan hari hari besar ke agaman. Waktu luang, uang, sarana dan prasarana merupakan permintaan potensi wisata, permintaan potensi ini harus ditransformasikan menjadi permintaan riil, yaitu pengambilan keputusan wisata. Tabel 1. Perbandingan Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Beberapa Kawasan Agrowisata di Indonesia Selama Bulan Januari 2001 sampai dengan Desember 2002 Nama Objek Agrowisata Perkebunan Malabar Perkebunan Rancabali Perkebunan Gunung Mas Taman Buah Mekarsari Agrowisata Pagilaran Agrowisata Tlogo Agrowisata Kusuma Wisata Alam Bukit Lawang Komoditi Lokasi Nama Pengelola Teh Teh Teh Aneka Buah Teh Karet,Kopi Cengkeh Apel, Jeruk Arboretum Pangelangan, Bandung,jawa barat Ciwidey,Bandung,Jawa barat Puncak, Bogor Jawa Barat Cileungsi Bogor, Jawa Barat Blado,Batang, Jawa Tengah Tuntang, Semarang Jawa barat Batu Malang Jawa Timur Deli Serdang, Langkat Sumatra utara Jumlah Kunjungan (%) 2 Tahun Rata Rata Per Bulan PTPN XII ,19 PTPN VIII ,35 Direksi PTPN VIII PT.Mekar Unggul Sari PT. Pagilaran Perusda Perkebunan Tlogo PT. Kusuma Satria Dinasari Wisatajaya Direksi PTPN II , , , , , ,99 TOTAL Sumber : Dinas Pertanian RI

19 Tabel 1. memperlihatkan bahwa wisatawan yang mengunjungi kawasan Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor dalam periode 2 tahun (Januari 2001 sampai dengan Desember 2002) relatif kurang stabil jumlahnya apabila dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata lainnya. Beberapa objek agrowisata lain mampu menyerap wisatawan dengan jumlah kunjungan yang relatif dibawah objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor, objek wisata agro ini mampu menyerap puluhan ribu dalam jangka waktu dua tahun, sedangkan objek wisata agro lain belum mampu mencapai jumlah tersebut. Beraneka ragam pilihan jasa pariwisata membuat pengunjung bebas memilih dan memperkirakan penawaran mana akan menghasilkan nilai tertinggi bagi mereka, sedangkan dalam sektor pariwisata hampir semua pesaing secara virtual menawarkan nilai yang sama yaitu keindahan alam dan atribut-atribut yang ditawarkan. Untuk itu pengetahuan presepsi pengunjung terhadap nilai-nilai apa yang sesungguhnya penting dan diharapkan pada jasa suatu pariwisata termasuk agrowisata sangat dibutuhkan untuk meningkatkan jumlah pengunjung. Tabel 2. Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Bogor Tahun Tahun Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara Jumlah Pertumbuhan Jumlah Wisatawan (2,50) (15,30) , , ,37 Sumber: Dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Bogor (2007) Perkebunan teh Gunung Mas Puncak, merupakan salah satu Perkebunan teh terluas di Jawa Barat yang dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) atau disingkat PTPN VIII (Persero), yang berlokasi di Jl. Raya Puncak Km.87 Cisarua Bogor. Menuju kawasan ini dibutuhkan waktu berkisar 1,5 hingga 2 jam perjalanan via Tol Jagorawi dari Jakarta atau berjarak kurang lebih 87 Km, atau persisnya berada diposisi setelah pertigaan Taman Safari Indonesia dan sebelum Mesjid Atta'awun Puncak Pas yang berada di Km 90 Jl. Raya Puncak. Berada didaerah pegunungan yang berhawa sejuk dengan ketinggian berkisar 800 4

20 hingga 1200 meter diatas permukaan laut, tentunya akan memberikan kenyamanan kepada setiap pengunjung yang bersinggah ke tempat ini, bukan saja untuk berekreasi tetapi juga untuk beristirahat. Menikmati alam pegunungan yang disajikan dengan aroma perkebunan teh yang sangat luas, penuh kesejukan, serta panoramanya yang sangat memukau tentunya menjadikan kebahagiaan bagi setiap pengunjung yang datang, apalagi kebahagiaan ini bersama keluarga atau temanteman. Tentunya tidak mengherankan bila dihari libur akhir pekan dan libur nasional kawasan wisata Puncak Bogor dan Cipanas Cianjur, Jawa Barat selalu ramai dikunjungi wisatawan, terutama warga Jabodetabek dan sekitarnya. Selain karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dari Ibukota Jakarta, kawasan yang memiliki udara yang sejuk, memiliki panorama pegunungan yang indah, daya tarik lain yang menjadi alasan kawasan ini ramai, karena banyak menyimpan tempat-tempat wisata yang menarik serta wisata kulinernya yang sangat beragam dan menarik. Berbagai tawaran wisata alam yang diberikan oleh tempat-tempat wisata dikawasan ini dengan berbagai macam fasilitas, dari aneka aktifitas wisata, tempat penginapan, arena olahraga, tempat pertemuan (meeting room), wisata pendidikan (wisata edukasi), arena bermain anak-anak dan berbagai fasilitas menarik lainnya. Semua disajikan dengan menu alam wisata pegunungan dengan sejuta keindahannya yang memberikan kenyamanan dan suasana rileks bagi yang berkunjung, dengan aroma udara segar, bersih dan sejuk Perumusan Masalah Indonesia memiliki sumber daya pariwisata yang tidak kalah menariknya bila dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asean. Pemanfaatan daerah yang memiliki potensi wisata alam seperti Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor yang berada di Puncak Bogor yang tetap mengedepankan wisata alam dan memanfaatkan peran masyarakat sekitar. Kebun ini terletak pada daerah sejuk dengan ketinggian 800 hingga 1200 m diatas permukaan laut. Suhu udaranya rata-rata 12 hingga 22 Derajat Celcius, sehingga tempat ini nyaman untuk beristirahat atau sekedar merelaksasi melepas kepenatan dari rutinitas sehari-hari. Berjarak kurang lebih 80 km dari Jakarta ke arah Puncak, membuat lokasi ini begitu singkat untuk ditempuh. Berdasarkan 5

21 konsep awal pengembangan kawasan wisata agro terbagi menjadi dua jenis yaitu, wisata agro yang sejak awal direncanakan sebagai kawasan wisata agro dan wisata agro yang dikembangkan sebagai produk tambahan berupa jasa wisata (Tritawinata dan Frachrudin 1996). Wisata Agro Gunung Mas sudah mulai dirintis sejak tahun Perkebunan Nusantara VIII mulanya adalah Perkebunan teh yang kemudian diresmikan menjadi kawasan wisata agro pada Tahun Jumlah pengunjung yang datang mengalami peningkatan pada tahun-tahun pertama sejak Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor dibuka, akan tetapi pada tahun tahun tertentu mengalami penurunan. Kecenderungan penurunan angka pengunjung wisata Agro Gunung Mas sebesar 8,04 persen disebabkan oleh kurang puasnya pengunjung terhadap objek wisata Agro Gunung Mas dan dapat berakibat menurunnya tingkat loyalitas, tingkat pembelian dan pengeluaran uang oleh para wisatawan untuk membelanjakan uangnya. Ketidakpuasan dan menurunnya tingkat kepuasan pengunjung wisata Agro Gunung Mas dapat menyebabkan pengunjung mencari alternatif objek wisata yang lain, oleh karena itu perlu mengetahui tingkat kepuasan pengunjung yang berwisata. Peningkatan atau perkembangan jumlah pengunjung dipengaruhi oleh layanan jasa yang diberikan oleh pengelola wisata agro. Apabila pemberian layanan jasa tersebut dapat memuaskan para pengunjung maka pengunjung dapat menanggapinya dengan positif yaitu dengan datangnya pengunjung secara berlanjut selain itu akan ada informasi dari pengunjung kepada para pengunjung yang lain tentang tempat objek wisata dan layanan jasa yang diberikan oleh kawasan objek wisata agro. Pengunjung merupakan konsumen yang memiliki keinginan dan kebutuhan yang beraneka ragam, keinginan dan kebutuhan tersebut bergantung pada karakteristik pengunjung seperti daerah asal, tingkat pendidikan, umur, status perkawinan, suku, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan. Adanya perbedaaan dan ciri karateristik pengunjung tersebut akan berbeda juga dalam melakukan proses pengambilan keputusan untuk memilih paket wisata yang ditawarkan di kawasan Wisata Agro Gunung Mas Puncak Bogor. 6

22 Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi : 1. Bagaimana tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor? 2. Bagaimana proses tingkat pengambilan keputusan terhadap jasa? 3. Atribut apa saja yang dapat diperbaiki dan di tambahkan oleh pengelola kawasan Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah penelitian yang telah diuraikan maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor 2. Mengidentifikasi proses pengambilan keputusan pembelian jasa dan tingkat loyalitas pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. 3. Menganalisis atribut yang harus diperbaiki dan ditambahkan oleh Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini, diharapkan akan memberikan masukan dan pertimbangan yang berguna bagi : 1. Pihak manajeman dan pengelola Wisata Agro Gunung Mas Puncak Bogor dijadikan sebagai referensi dalam memahami pengunjung dan merencanakan strategi untuk mencapai kepuasan pengunjung. 2. Bagi penulis atau mahasiswa dapat menjadi sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dibidang perilaku konsumen, dan menambah wawasan dan pengembangan kemampuan menganalisis karakteristik pengunjung wisata agro. 3. Bagi pihak lain dapat menjadi referensi, masukan dan informasi yang ingin meneliti lebih lanjut. 7

23 1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian analisis tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor (PTPN VIII) memiliki keterbatasan antara lain : 1. Responden dibatasi hanya pengunjung yang pernah datang ke Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor minimal satu kali kunjungan. 2. Penelitian hanya dilakukan untuk pengunjung yang telah berusia 15 tahun ke atas, hal ini dipertimbangkan bahwa pada usia ini pengunjung dapat memahami pertanyaan yang akan diberikan. 8

24 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pariwisata Pariwisata telah menjadi industri yang mendunia, suatu bisnis yang semakin berkembang. Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan untuk mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olah raga atau istrahat dari semua kegiatan rutinitas. Pariwisata juga merupakan kegiatan orang yang melakukan perjalanan dan tinggal disuatu tempat diluar lingkungan kesehariannya untuk jangka waktu tidak lebih dari setahun untuk bersantai (Leisure). Lebih jauh Morley mengatakan permintaan akan pariwisata tergantung pada ciri-ciri wisatawan seperti penghasilan, umur, motivasi, dan watak. Ciri-ciri ini masing-masing akan mempengaruhi kecendrungan orang untuk bepergian mencari kesenangan, kemampuannya untuk bepergian dan pilihan tempat tujuan perjalanannya. Indonesia memiliki sumber daya wisata yang amat kaya dengan asset alam, budaya, flora dan fauna dengan ciri khas Asia dan Australia disetiap wilayah perairan dan pulau di Indonesia. Menurut Wahab (1992), manfaat pariwisata bagi suatu Negara, yaitu sebagai berikut : 1. Pariwisata bagi suatu negara merupakan salah satu faktor penting untuk menggalang persatuan bangsa dan rakyatnya memiliki daerah yang berbeda, dialek, adat istiadat, dan cita rasa yang sangat beraneka-ragam. 2. Pariwisata menjadi faktor penting dalam pembangunan ekonomi, karena kegiatannya mendorong perkembangan beberapa sektor ekonomi nasional. 3. Pariwisata internasional sangat berguna sebagai sarana untuk meningkatkan saling pengertian internasioal dan sebagai alat penenang dalam ketegangan politik karena apabila orang-orang dari berbagai warga bertemu dan saling memperhatikan pola kehidupan rumah tangga, maka tentunya mereka akan saling berpengertian lebih baik. 4. Pariwisata juga berperan meningkatkan kesehatan serta menjauhkan diri dari segala kehidupan rutin sehari-hari, semua ini akan menambah daya tahan dan sangat menurunkan ketegangan saraf. 9

25 2.2 Agrowisata Agrowisata merupakan bentuk wisata yang memanfaatkan usaha pertanian sebagai objek dan daya tarik wisata yang berhubungan dengan wisatawan dan pengunjung yang tinggal disuatu desa atau tempat tertentu. Agrowisata juga merupakan suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata No. 47/W.004/MPPT-89 dan No.204/Kpts/HK050/4/1989, tentang koordinasi pengembangan agrowisata bahwa defenisi agrowisata adalah suatu bentuk kegiatan yang memanfaatkan pertanian sebagai objek wisata dengan tujuan memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian Manfaat Agrowisata Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata alam yaitu kegiatan perjalanan dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar dilingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan. Pengembangan agrowisata sesuai dengan kapasitas, topologi dan fungsi ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelesatarian sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Agrowisata dapat berfungsi sebagai pusat informasi setempat untuk mengetahui, mengenal, memahami dan menghayati peristiwa kehidupan suatu kelompok, sebagai pusat promosi pariwisata setempat atau pariwisata regional, sebagai pemusatan kegiatan kelompok masyarakat yang dapat diarahkan dan mewakili semua sektor kehidupan bersama yang dibutuhkan kelompok tersebut dan juga sebagai arena pendorong tumbuh dan berkembangnya aspirasi seni dan budaya masyarakat setempat ( Ridjal, 1997 ). Pada era otonomi daerah, agrowisata dapat dikembangkan dimasingmasing daerah tanpa perlu ada persaingan antar daerah, mengingat kondisi wilayah dan budaya masyarakat di Indonesia sangat beragam. Masing-masing daerah bisa menyajikan atraksi agrowisata yang lain daripada yang lain. Pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi ekologis 10

26 lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat sekitarnya akan arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengembangan agrowisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat pedesaan, sehingga dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini. Manfaat yang dapat diperoleh dari agrowisata adalah melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan petani atau masyarakat sekitar lokasi wisata. Melestarikan sumber daya alam agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Menyadari pentingnya nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakat dan petani setempat perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan kelestarian lingkungannya. Pengembangan agrowisata dapat diarahkan dalam bentuk ruangan tertutup (seperti museum), ruangan terbuka, atau kombinasi antara keduanya. Tampilan agrowisata ruangan tertutup dapat berupa koleksi alat-alat pertanian yang khas dan bernilai sejarah atau naskah dan visualisasi sejarah penggunaan lahan maupun proses pengolahan hasil pertanian. Agrowisata ruangan terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan kapabilitas dan tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem usahatani yang efektif dan berkelanjutan. Komponen utama pengembangan agrowisata ruangan terbuka dapat berupa flora dan fauna yang dibudidayakan maupun liar, teknologi budidaya dan pasca panen komoditas pertanian yang khas dan bernilai sejarah, atraksi budaya pertanian setempat, dan pemandangan alam berlatar belakang pertanian dengan kenyamanan yang dapat dirasakan. Agrowisata ruangan terbuka dapat dilakukan dalam dua versi atau pola, yaitu alami dan buatan. Objek agrowisata ruangan terbuka alami ini berada pada 11

27 areal di mana kegiatan tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai dengan kehidupan keseharian mereka. Masyarakat melakukan kegiatannya sesuai dengan apa yang biasa mereka lakukan tanpa ada pengaturan dari pihak lain. Untuk memberikan tambahan kenikmatan kepada wisatawan, atraksi-atraksi spesifik yang dilakukan oleh masyarakat dapat lebih ditonjolkan, namun tetap menjaga nilai estetika alaminya. Sementara fasilitas pendukung untuk pengamanan wisatawan tetap disediakan sejauh tidak bertentangan dengan kultur dan estetika asli yang ada, seperti sarana transportasi, tempat berteduh, sanitasi, dan keamanan dari binatang buas. Contoh agrowisata terbuka alami adalah kawasan Suku Baduy di Pandeglang dan Suku Naga di Tasikmalaya, Jawa Barat, Suku Tengger di Jawa Timur; Bali dengan teknologi subaknya, dan Papua dengan berbagai pola atraksi pengelolaan lahan untuk budidaya umbi-umbian. Untuk membantu meningkatkan masyarakat petani yang berada di pedesaan, prioritas pengembangan agrowisata hendaknya lebih diarahkan pada pengembangan agrowisata ruang terbuka (Subowo, 1996). Tirtawinata dan Facahrudin (1996) mengungkapkan beberapa manfaat dari agrowisata yaaitu : 1. Memberikan nilai estetika dan keindahan alam, keindahan visual dapat diperoleh dari topografi, jenis folora dan fauna, warna dan arsitek bangunan yang tersusun dalam tata ruang yang serasi dengan alam. 2. Memberikan nilai rekreasi, rekreasi ditengah alam yang indah dan kenyamanan perlu didukung oleh fasilitas pengunjung serta paket acara. 3. Mendapatkan keuntungan ekonomi, baik bagi pengelola, masyarakat, pemerintah, daerah maupun negara Beberapa Penelitian Terdahulu Penelitian yang berhubungan dengan analisis perilaku pengunjung wisata Agro yaitu salah satunya adalah Rury Kurnia Herlita (2008), melakukan penelitian mengenai Analisis dan Preferensi dan Perilaku Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif dengan bantuan tabulasi deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA), model angka ideal serta Custumer Satisfaction Index (CSI). Alat 12

28 analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai situasi sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi dan suatu sistem pemikiran ataupun kilasan peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 2003). Analisis deskiptif digunakan untuk menganalisis karateristik umum konsumen dan proses keputusan konsumen untuk Berkunjung ke Wisata Agro Gunung Mas. Analisis model angka ideal memberikan informasi berkenaan dengan bagaimana produk atau jasa yang sudah ada dipandang oleh konsumen. Dalam model angka ideal, konsumen diminta untuk menunjukkkan sampai sejauh mana mereka percaya suatu produk atau jasa ditempatkan pada skala yang menggambarkan berbagai derajat atau tingkat atribut yang menonjol. Andika (2007) melakukan penelitian mengenai Analisis tingkat kepuasan pengunjung Agrowisata Little Farmes Cisarua Kabupaten Bandung Utara dengan alat analisis yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA), Costumer Satisfaction Index (CSI), nilai Costumer Satisfaction Index (CSI) sebesar 79,12 persen menunjukkan bahwa konsumen merasa puas dengan kinerja pelayanan yang diberikan Agrowisata Little Farmes. Perusahaan perlu meningkatkan kinerja pada atribut kebersihan pada lokasi dan pelayanan informasi. Ritonga (2004) melakukan penelitian mengenai Analisis Motivasi Presepsi dan Tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agrokusuma, Batu Malang Jawa Timur, dengan metode pengolahan data deskriptif, model angka ideal dan Importance Performance Analysis (IPA). Dari hasil penelitian dengan menggunakan model angka ideal diperoleh hasil persepsi pengunjung terhadap atribut yang paling penting adalah manfaat kunjungan, keamanan dan kebersihan, Importance Performance Analysis (IPA) menunjukkan bahwa kepuasan konsumen terjadi pada atribut kenyamaan, kebersihan, manfaat kunjungan, keamanan dan paket wisata. Oktaviani (2006) dalam penelitiannya mengenai Analisis kepuasan pengunjung terhadap kinerja Kebun Wisata Pasirmukti Bogor dan implikasinya terhadap bauran pemasaran. Penelitiannya mengunakan alat analisis Importance Performance Analysis (IPA), Costumer Satisfaction Index (CSI), dan analisis 13

29 GAP untuk melihat tingkat kepentingan atribut-atribut kinerja pelayanan Kebun Raya. Baehaqie (2003) meneliti tentang Analisis tingkat preferensi pengunjung pada Agrowisata Taman Buah Mekar Sari, Cileungsi, Bogor. Metode analisis yang digunakan adalah Importance Performance Analysis (IPA) dan Thurstone, secara umum dalam hal perilaku diperoleh bahwa yang menjadi alasan kuat bagi pengunjung untuk berkunjung ke Taman Buah Mekar Sari adalah kemudahan atau akses untuk mencapai lokasi. Tujuan utama dari pengunjung adalah untuk berlibur atau berekreasi, dan kunjungan yang dilakukan oleh para responden mayoritas selalu bersama dengan teman teman. Keputusan untuk melakukan kunjungan didasarkan atas suatu rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya dan biaya yang dikeluarkan untuk satu kali kunjungan berkisar antara Rp sampai Rp

30 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Karakteristik Pengunjung Pengunjung merupakan seorang yang memakai atau menikmati barang ataupun jasa yang diinginkannya. Karakterisitik pengunjung akan berbeda satu dengan yang lain dan dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan bagi para pengunjung, diantaranya yaitu : a. Usia Menurut Hurlock (1980), masa dewasa dibagi menjadi empat yaitu : masa dewasa dini (18-40 tahun), dewasa madya awal (40-59 tahun), dewasa madya lanjut ( 60 tahun - kematian), usia dewasa madya merupakan masa penuh stress. b. Tingkat Pendidikan Menurut Suprijanto (2007) pendidikan dibedakan menjadi 9 jenis yaitu : pendidikan massal, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan penyuluhan, pengembangan masyarakat, pendidikan orang deawas, masyarakat seumur hidup, masyarakat belajar, dan pendidikan formal dan informal. Pendidikan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup seseorang, tingkat pendidikan yang tinggi akan mempermudah seseorang untuk menyerap informasi dan mengimplikasikannnya dalam prilaku dan gaya hidup sehari hari. c. Tingkat Pendapatan Tingkat pendapatan merupakan kenaikan kotor atau garis dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelayanan jasa kepada klien, penyewaan harta, penyimpanan uang dan semua kegiatan yang bertujuan memperoleh penghasilan. d. Jenis Kelamin Jenis kelamin diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku. Di dalam Women s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa jenis kelamin adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat perbedaan dalam hal peran, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. 15

31 e. Status Perkawinan Status perkawinan dibedakan menjadi belum menikah, menikah, cerai hidup dan cerai mati. Perkawinan adalah mereka yang terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan baik tinggal bersama maupun tinggal terpisah Perilaku Konsumen Engel, Blackwee dan Miniard (1994) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk produk jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut. Hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan bahwa masing-masing konsumen memiliki perbedaan selera dan keinginan. Swastha dan Handoko (1997) mengemukakan bahwa usaha mengenalkan dan merumuskan keinginan dan kebutuhan konsumen adalah awal dari kegiatan pemasaran suatu perusahaan. Selanjutnya dari keinginan dan kebutuhan tersebut dirumuskan dan disusun suatu kombinasi dan kebijaksanan produk, harga, promosi dan distribusi setepat tepatnya agar kebutuhan para konsumennya dapat dipenuhi secara memuaskan. Umar (2000) menyatakan bahwa perilaku konsumen terbagi menjadi 2 bagian yaitu perilaku yang tampak dan yang tak tampak, variabel-variabel perilaku yang tampak antara lain jumlah pembelian, waktu pembelian, karena siapa, dengan siapa, dan bagaimana konsumen melakukan pembelian. Sedangkan perilaku konsemen yang tak tampak adalah ingatan terhadap informasi, perasaan kepemilikan konsumen dan presepsi. Perilaku konsumen menunjuk kepada perbedaan perilaku individu dalam bagaimana mereka mendapatkan, mengolah, dan menggunakan informasi dari berbagai sumber dan situasi pembelian, mengkonsumsi dan berkomunikasi tentang merek, produk dan kelompok produk. Defenisi perilaku konsumen dapat disimpulkan sebagai kegiatan yang secara langsung ditujukan untuk mendapatkan, mengkonsumsi suatu produk atau jasa dimana keputusan yang mengawali dan mengikuti kegiatan tersebut berbeda untuk setiap individuanya dan dapat berubah karena pengaruh dari berbagai pihak seperti lingkungan, individu dan sebagainya. 16

32 Pengaruh Lingkungan Budaya Kelas Sosial Pengaruh Pribadi Keluarga Situasi Perbedaan Individu Sumberdaya Konsumen Motivasi & Keterlibatan Pengetahuan Sikap Kepribadian & Gaya Hidup Demografi Proses Keputusan Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Pembelian Hasil Proses Psikologis Pemrosesan Informasi Pembelajaran Perubahan Sikap Strategi Pemasaran Harga Produk Promosi Distribusi Gambar 1. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor - Faktor yang Mempengaruhinya Sumber : Engel et al (1994) Pengunjung pada dasarnya adalah konsumen yang menikmati jasa wisata yang ditawarkan yaitu wisata agro. Wisata alam (Agrowisata) merupakan suatu bentuk industri pariwisata yang mempunyai segmen pasar terbatas, artinya orang orang yang melakukan kegiatan wisata alam adalah orang-orang tertentu dan biasanya oleh orang-orang yang pada umunya usia produktif. Berbagai keputusan mengenai aktifitas sering kali harus dilakukan oleh setiap konsumen pada setiap hari. Perilaku konsumen menyatakan bahwa konsumen berusaha memahami bagaimana mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa. Disiplin perilaku konsumen juga berusaha mempelajari bagaimana konsumen mengambil keputusan dan memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan yang terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut ( Sumarwan, 2002 ). 17

33 Kltoter (2002) menyatakan perilaku konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu, rumah tangga yang membeli produk untuk konsumen personal. Pengertian Kloter tentang perilaku konsumen ini lebih menekankan pada produk yang dikonsumsi. Peter dan Olson (1999) pada buku American Marketing Association, mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Terdapat 3 ide penting dalam definisi tersebut yaitu : 1. Perilaku Konsumen adalah Dinamis Definisi tersebut menekankan bahwa perilaku konsumen adalah dinamis yang berarti bahwa seorang konsumen, grup konsumen serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen, demikian pula pada pengembangan strategi pemasaran. Salah satu implikasinya dalam perilaku konsumen adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk satu jangka waktu tertentu, produk dan individu atau grup tertentu. 2. Perilaku Konsumen Melibatkan Interaksi Hal kedua yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen adalah keterlibatan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian disekitar. Ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat harus memahami apa yang dipikirkan oleh konsumen (kognisi) dan yang konsumen rasakan (pengaruh), apa yang konsumen lakukan (perilaku) dan apa serta dimana (kejadian disekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa dan dilakukan konsumen. 3. Perilaku Konsumen Melibatkan Pertukaran Hal terakhir yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen adalah pertukaran diantara individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang juga menekankan pertukaran. Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus karena berbagai alasan termasuk bagi para pemasar. Engel et al (1994) mendefinisikan perilaku 18

34 konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut. Terdapat beberapa faktor yang mendasari keputusan konsumen yang saling berhubungan yang terdiri dari faktor lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis Tahapan Proses Keputusan Pembelian Proses yang dapat mempengaruhi suatu keputusan konsumen untuk memperoleh produk dan jasa meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi pasca kunjungan, faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian yaitu pengaruh lingkungan meliputi budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, sikap dan situasi, kedua perbedaan individu yang meliputi sumberdaya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap dan kepribadian gaya hidup dan demografis dan ketiga faktor proses psikologis meliputi pengelolaan informasi, pembelanjaan dan perubahan sikap dan perilaku. Menurut Engel, Blackwell terdapat lima proses dalam pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen: Pengenalan kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi Alternatif Pembelian hasil Gambar 2. Tahapan Proses Keputusan Pembelian Sumber: Engel et al (1994) a. Pengenalan Kebutuhan Proses membeli diawali saat konsumen menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkan. Kebutuhan yang terdapat didalam diri konsumen dapat disebabkan oleh rangsangan internal yaitu kebutuhan normal seseorang yang meningkat hingga suatu tingkat tertentu dan berubah menjadi dorongan. Selain itu pengalaman masa lampau seseorang belajar menangani motivasi terhadap suatu produk untuk memuaskan keinginannya. Sedangkan rangsangan eksternal berasal dari interaksi langsung dengan keadaan lingkungan yang memberikan suatu penawaran sesuai dengan keinginan konsumen (Kotler, 2000). 19

35 b. Pencarian Informasi Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak mengenai produk yang akan kemudian dikonsumsi. Pencarian informasi dapat dibedakan menjadi dua tingkat yaitu perhatian yang meningkat dengan pengertian pencarian informasi sangat standar dimana konsumen akan lebih bersikap menerima informasi tentang suatu produk, perhatian pada iklan dan pembicaraan mengenai produk yang akan dikonsumsi. Tingkat yang kedua yaitu mencari informasi secara aktif dimana konsumen akan mencari bahan bacaan yang berhubungan dengan produk, menelpon teman dan melakukan kegiatan untuk mempelajari komputer lain sebagai perbandingan. Umumnya jumlah aktivitas pencarian konsumen akan meningkat bersamaan dengan konsumen berpindah dari situasi pemecahan masalah terbatas menjadi pemecahan masalah yang ekstensif. Sumber sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu : 1. Sumber pribadi : Keluarga, Teman, Tetangga, Kenalan 2. Sumber komersil : Iklan, Pameran, Penyalur tenaga penjualan 3. Sumber umum : Media massa, Organisasi konsumen 4. Sumber pengalaman :Pernah menangani, Menguji, Menggunakan produk Secara umum konsumen menerima informasi terbanyak dari suatu produk dari sumber komersil yaitu sumber yang didominasi oleh para pemasar tetapi informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi. Setiap sumber informasi melaksanakan suatu fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Informasi komersil umumnya melaksanakan fungsi memberitahu, sedangkan sumber pribadi melaksanakan fungsi legitimasi atau evaluasi. Dengan mengumpulkan informasi, konsumen belajar tentang merek yang bersaing dan ciri masing-masing merek (Kotler, 2002). c. Evaluasi Alternatif Menurut Kotler (2002), informasi yang didapatkan oleh konsumen akan diproses untuk menentukan pilihan dan membuat keputusan akhir. Hal ini membutuhkan proses evaluasi yang tidak sederhana yang dilakukan oleh satu orang konsumen atau seluruh konsumen pada situasi membeli. Kebanyakan model 20

36 dari proses evaluasi konsumen bersifat kognitif yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional. Konsumen akan berusaha untuk memuaskan suatu kebutuhan dan mencari manfaat manfaat tertentu pada suatu produk. Konsumen melihat setiap produk sebagai himpunan dari sifat sifat atau ciri ciri tertentu dengan kemampuan yang beragam dalam memberikan manfaat dan memuaskan kebutuhan. Konsumen membedakan ciri produk yang relevan dan menonjol, konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada produk yang memberikan manfaat yang dicari. Konsumen mungkin akan mengembangkan seperangkat kepercayaan merek tentang dimana setiap merek berbeda pada ciri masing masing yang akan menimbulkan citra dari suatu merek. Kepercayaan merek konsumen akan beragam sesuai dengan pengalamannya dan sesuai dengan akibat dari perhatian selektif. Konsumen akan sampai pada sikap, pendapat atau preferensi terhadap alternatif merek melalui beberapa prosedur evaluasi dalam membuat keputusan diantara atribut obyek yang banyak (Kotler, 2002). d. Pembelian Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli yang ditunjukkan pada Gambar 3. Penelitian Alternatif Tujuan Membeli Sikap Orang Lain Faktor Keadaan Tidak Terduga Keputusan Membeli Gambar 3. Tahap Antara Evaluasi, Alternatif dan Keputusan Membeli Sumber : Kotler (2002). 21

37 Faktor yang pertama adalah sikap orang lain yang akan mempengaruhi keputusan seseorang untuk membeli. Sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang tergantung pada intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Tujuan pembelian juga akan dipengaruhi oleh faktor faktor keadaan yang tidak terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor faktor seperti pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli. Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau menghindari keputusan membeli akan sangat dipengaruhi oleh resiko yang diperkirakan. Konsumen tidak dapat merasa pasti mengenai hasil pembelian yang mengakibatkan kecemasan. Jumlah resiko yang diperkirakan akan bervariasi dengan jumlah uang yang dikeluarkan, jumlah atribut yang tidak pasti dan besarnya rasa percaya diri konsumen. Seorang konsumen yang memutuskan untuk melaksanakan tujuan pembelian akan dihadapkan pada membuat 5 sub keputusan membeli yaitu keputusan merek, keputusan mengenai penjualan, keputusan mengenai jumlah, keputusan kapan akan membeli dan keputusan metode membayar. Pada sisi lain pembelian produk yang dilakukan setiap hari akan melibatkan keputusan dan pertimbangan yang lebih sedikit. Engel at al (1994) menyatakan perilaku pengunjung adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan barang dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang didahuluinya dan mengikuti tindakan tersebut. Munculnya kebutuhan berwisata adalah didorongya oleh kegiatan faktor ekonomi, sosial, psikologi. Pertimbangan-pertimbangan lain yang dilakukan oleh pengunjung sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan wisata yaitu biaya, daerah tujuan wisata, akomodasi yang digunakan, hiburan, waktu dan lamanya berwisata, yaitu diantaranya : 1. Umur, pengaruh pribadi dari setiap umur diduga berpengaruh terhadap keinginan untuk berkunjung ketempat wisata. Perbedaan umur juga berpengaruh akan pemilihan tempat dan objek wisata 22

38 2. Pendidikan, tingkat pendidikan berpengaruh dalam menentukan tempat wisata, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka wawasannya semakin luas. 3. Jenis kelamin, jenis kelamin antara wanita dan pria akan mampu mempengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk memilih tempat wisata yang akan dikunjungi, perbedan jenis kelamin terkait dengan keberanian dalam menghadapi rintangan. 4. Tingkat pendapatan, pendapatan merupakan penghasilan yang diterima seseorang. Jumlah pendapatan yang diterima akan mempengaruhi keinginan untuk melakukan perjalanan wisata, semakin tinggi jumlah pendapatan seseorang maka kemungkinan akan semakin tinggi untuk melakukan kegiatan wisata. Preferensi merupakan bagian dari perilaku konsumen preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada, preferensi ini terbentuk dari presepsi terhadap produk, preferensi konsumen berhubungan dengan harapan konsumen akan suatu produk yang disukainya. Harapan konsumen diyakini mempunyai peranan yang besar dalam menentukan kualitas produk (barang atau jasa) dan kepuasan pelanggan. Konsep preferensi menyatakan bahwa jika seseorang menyatakan bahwa dia lebih menyukai A daripada B, ini berarti segala kondisi dibawah A tersebut lebih disukai daripada dibawah pilihan B. Evaluasi alternatif adalah tahapan dimana konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih. Teori preferensi konsumen digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan bagi konsumen. Suatu produk atau jasa pada dasarnya adalah kumpulan atribut-atribut dari setiap produk, baik barang ataupun jasa dapat menjadi penilaian tersendiri bagi konsumen terhadap suatu produk. Preferensi dan perilaku konsumen dalam wisata agro memiliki keterkaitan, dengan mengetahui perilaku konsumen terhadap suatu objek wisata serta preferensi konsumen terhadap objek wisata agro, dengan tujuan agar dapat memaksimalkan kepuasan pengunjung, mengingat pengunjung memegang peranan penting dalam keberadaan suatu objek wisata. 23

39 3.1.4 Presepsi Nilai A. Pengertian Presepsi Presepsi merupakan salah satu faktor fisiologis yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan pilihan pembelian. Menurut Kloter (2002) pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor utama yaitu motivasi, presepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian. Presepsi adalah kesan atau pandangan seseorang terhadap objek tertentu. Presepsi seseorang tergantung seberapa jauh suatu objek membuat arti terhadap seseorang. Presepsi juga melibatkan derajat pengertian kesadaran, suatu arti atau suatu penghargaan terhadap objek tersebut dan merupakan suatu proses aktif, komunikator menyerap, mengatur dan menafsirkan pengalamannya secara selektif. B. Presepsi Pelanggan Tentang Nilai Nilai adalah alat untuk memprediksi pilihan pelanggan. Pelanggan akan membeli jasa atau produk yang dia rasakan memberikan nilai tertingi. Pelanggan akan menimbang keuntungan yang mungkin didapat dibandingkan dengan biaya yang sedang dan mungkin dikeluarkan. Pelanggan yang memutuskan apakah suatu nilai telah diciptakan atau ditambahkan. Secara sederhana segmen pelanggan yang berbeda menghargai kombinasi hal yang berbeda beda dalam menafsir daya tarik dari penawaran barang dan jasa. Berikut ini merupakan komponen atau bentuk bentuk dari nilai. a. Nilai Basis Harga Produk Nilai basis harga produk merupakan sumber nilai paling dasar. Nilai ini ditandai oleh pelanggan yang akan beralih kepesaing yang menawarkan harga lebih murah. Pandangan berupa harga ini mungkin terjadi ketika pelanggan lebih memusatkan perhatian pada jasa inti daripada keseluruhan penawaran sebuah perusahaan, khususnya ketika poduk atau jasa inti tersebut tidak berbeda dengan produk perusahaan lain. b. Nilai Kemudahan atau Akses Bentuk nilai ini tercipta ketika perusahaan membuat pelanggan mereka mudah untuk mengakses produk atau jasa mereka dan untuk berhubungan dengan 24

40 mereka. Nilai kemudahan dan akses diciptakan dengan bersikap terbuka terhadap bisnis yang diinginkan pelanggan, menyediakan lokasi yang nyaman dan menawarkan berbagai cara untuk mengakses pelayanan. c. Nilai Berbasis Pilihan Nilai berbasis pilihan memberi pelanggan kesempatan untuk menyeleksi berbagai pilihan yang tersedia atau bagaimana mereka mengakses pilihan tersebut. Pilihan ini tidak berkembang hanya sampai pada seleksi produk atau jasa yang ditawarkan, tetapi juga pilihan bagaimana pelanggan dapat berurusan dengan perusahaan, bagaimana pelanggan dapat membayar apa yang mereka beli atau bagaimana pelanggan menerima informasi. d. Nilai Berbasis Kariawan Jenis nilai ini berkaitan dengan level dan tipe pelayanan yang diterima pelanggan dari kariawan seringkali membawa pelanggan kembali dan kualitas ini sering dihubungkan dengan tindakan dan sikap dari para kariawan. e. Nilai Informasi Sering kali pelangan tidak menyadari adanya pilihan pilihan yang tersedia bagi mereka, ketika informasi diberikan kepada pelanggan, mereka dapat membuat keputusan berbasis pengetahuan yang meningkatkan kenyamanan mereka dalam mengambil keputusan. f. Nilai Asosiasi Pelanggan terkadang mengalami kepuasan dan kenyamanan karena menjadi pelanggan dari penyedia jasa tertentu yang mereka asosiasikan positif dalam nilai atau atribut. g. Nilai Keunikan Pelanggan Nilai jenis ini tercipta ketika perusahaan memperlakukan mereka sebagai seorang individu, pelayanan disesuaikan dengan kepribadian pelanggan. h. Nilai Hubungan Hal ini mengacu pada nilai yang tercipta ketika sebuah perusahan membuat pelanggannya merasa lebih nyaman dalam berhubungan dengan perusahaan. Nilai jenis ini tidak langsung terkait dengan produk dari sebuah perusahan dan harga produk tersebut, namun lebih kepada aspek yang lebih halus yaitu interaksi dengan pelanggan. 25

41 i. Nilai yang Memuaskan Banyak penyedia jasa yang dihargai bukan hanya produk atau jasa inti mereka, namun karena produk atau jasa tersebut memampukan mereka melakukan sesuatu. j. Nilai Kejutan Hal ini mengacu pada keuntungan yang dapat mengejutkan pelanggan dengan memberikan berita baik atau perlakuan istimewa. Hal ini mengharuskan penyedia jasa untuk mencari kesempatan untuk membuat pelanggan terkesan dengan program dan tindakan yang tidak terduga. k. Nilai Komonitas Nilai ini mengacu pada kontribusi yang diberikan pada ekonomi lokal dan komonitas tempat perusahaan tersebut beroperasi. Ini adalah keuntungan yang tercipta secara tidak langsung melalui donasi dan sponsorship dan melalui fakta bahwa perusahaan mempekerjakan banyak orang. l. Nilai Ingatan Nilai ini tercipta ketika pelanggan terlibat dalam suatu peristiwa atau pengalaman yang melekat dalam ingatan mereka selama bertahun tahun. m. Nilai pengalaman Sangat terkait dengan konsep nilai ingatan adalah penciptaan pengalaman bagi pelanggan. Nilai pengalaman tercipta jika pelanggan terlibat Kepuasan Pelanggan Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara presepsi atau kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan harapannya. Kepuasan merupakan fungsi dari kinerja dan harapan. Jika kinerja dibawah harapan berarti pelanggan tidak puas, jika kinerja memenuhi harapan berarti pelanggan amat puas dan senang. Menurut Drucker dan Usmara, 2000, mengatakan bahwa keberhasilan usaha tidak ditentukan oleh produsen melainkan oleh pelanggan, pelangganlah yang menilai apakah produk yang diciptakan oleh produsen memenuhi kebutuhannya atau tidak. Tujuan akhir dari analisis pelanggan adalah menjabarkan kebutuhan masyarakat menjadi 26

42 peluang usaha yang menguntungkan. Konsep kepuasan konsumen dapat dilihat pada gambar 4 Tujuan Perusahaan Kebutuhan dan Keinginan Konsumen Produk Nilai Produk Bagi Konsumen Harapan Konsumen Terhadap Poduk Tingkat Kepuasan Konsumen..Gambar 4. Konsep Kepuasan Konsumen Sumber : Rangkuti (2002) Seorang pelanggan yang puas adalah pelanggan yang mendapatkan value dari produsen atau penyedia jasa. Value biasanya berasal dari produk, pelayanan atau sesuatu yang bersifat emosi. Kalau pelanggan mengatakan bahwa value adalah produk yang berkualitas maka kepuasan terjadi jika pengunjung mendapatkan produk yang berkualitas. Kalau value bagi pelanggan adalah kenyamanan maka kepuasan terjadi apabila pelayanan yang diperoleh benar-benar nyaman. Oleh karena itu baik pelangan maupun produsen akan sama-sama diuntungkan apabila kepuasan terjadi, dengan melihat hubungan ini jelas bahwa kepuasan pelanggan haruslah menjadi satu tujuan dari setiap produsen. Pada prinipnya kepuasan konsumen dapat diukur, pengukuran kepuasan pelanggan menyangkut penentuan tiga faktor yaitu pilihan tentang ukuran kinerja yang tepat, proses pengukuran secara normatif dan instrument dan teknik pengukuran yang digunakan untuk menciptakan suatu indikator. 27

43 3.1.6 Faktor Faktor Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen ditentukan oleh prespsi konsumen atas performance produk atau jasa dalam memenuhi harapan konsumen. Salah satu faktor yang menentukan kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan mengenai kualitas jasa yang berfokus pada lima dimensi jasa yaitu : 1. Tagibles ( Berwujud ) Dimensi ini mencakup kondisi fisik, peralatan serta penampilan pekerja. Jasa tidak dapat diamati secara langsung, maka pelanggan sering kali berpedoman pada kondisi yang terlihat mengenai jasa dalam melakukan evaluasi seperti karpet, tempat duduk, penampilan pekerja, keramahan pekerja, dan lain-lain. 2. Reliability ( Keandalan ) Dimensi ini menunjukkan perusahan untuk memberikan pelayanan secara akurat dan handal, dapat dipercaya, bertanggung jawab atas apa yang dijanjikan, tidak pernah memberikan janji yang berlebihan dan selalu memenuhi janjinya. 3. Responsivenes (Daya Tanggap) Dimensi ini mencakup keinginan untuk membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat, selalu memperoleh definisi yang tepat dan segera mengenai pelanggan. Dimensi ini merefleksikan komitmen perusahaan untuk memberikan pelayanannya tepat pada waktunya 4. Assurance ( Jaminan) Dimensi ini mencakup Competency, yaitu kepemilikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan, Courtesy merupakan kesopanan, rasa hormat, perhatian dan keramahan pelayanan, Credibility merupakan kepercayaan terhadap dan kejujuran dari pembeli jasa dan Security hal ini mencakup kebebasan dari bahaya, resiko atau keragu raguan. Dimensi assurance mencakup pengetahuan dan kesopanan pekerja serta kemampuannya untuk memberikan kepercayaan kepada pelanggan, dimensi ini merefleksikan kompetensi perusahaan, keramahan kepada pelanggan dan keamanan operasinya. 5. Empaty Dimensi ini terdiri dari 3 hal yaitu a) Accessibility mencakup kemudahan untuk mendekati dan menghubungi. b) Communication Skills hal ini mencakup pemberian informasi kepada pelanggan dengan bahasa yang dapat dimengerti dan 28

44 mendengarkan tanggapan dan pertanyaan pelanggan. c) Understanding the costumer hal ini mencakup perlunya usaha untuk mengetahui pelanggan dan kebutuhan khususnya Alat Analisis dan Teknik Mengukur Kepuasan Konsumen Ada beberapa teknik mengukur kepuasan konsumen yaitu indeks kepuasan, analisis kesenjangan, importance perpomence analisis, benchmarking, analisis diskriminan, amalisis klaster, structural equation modeling dan lain-lain. Pengukuran sangat penting dilakukan oleh perusahan untuk keberlangsungan usaha yang dijalankan. Kegunaan pengukuran kepuasan antara lain untuk mengevaluasi posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan pesaing dan pengguna akhir, serta menemukan bagian atau atribut apa yang membutuhkan peningkatan. Kemampuan untuk memahami kepuasan dan memenuhi harapan pelanggan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan Indeks Kepuasan Konsumen. Cara yang paling sederhana untuk mewakili skor kinerja tiap konsumen terhadap suatu produk adalah dengan merata-ratakan semua skor kinerja tiap atribut produk tersebut. Kelemahan rata rata ini adalah bahwa setiap atribut kinerja dianggap memiliki nilai atau bobot (tingkat kepentingan) yang sama. Sementara itu dalam kenyataannya pelanggan sangat mungkin memberikan bobot yang berbeda untuk tiap kinerja atribut. Kelemahan rata-rata itu dapat diatasi dengan mengitung rata-rata pertimbangannya yaitu dengan memperhitungkan bobotnya. Keunggulan dari indeks kepuasan yaitu perusahaan dapat mengetahui tingkat kepuasan secara keseluruhan dari atribut-atriut suatu produk. Perusahaan dapat mengetahui secara umum berada direntang skala kriteria mana tingkat kepuasan konsumennya. Kelemahan indeks kepuasan adalah nilai indek kepuasan hanya dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan secara keseluruhan dari kinerja suatu produk. Perusahaan tidak dapat membuat perumusan strategi yang tepat hanya dari nilai indeks kepuasan Importance Performance Analysis (IPA) Importance Performance Analysis (IPA) adalah analisis yang membandingkan antara tingkat kepentingan dan kinerja dan atribut suatu produk 29

45 menggunakan gambar yang terdiri dari empat kuadran. Tingkat kepentingan suatu atribut dibuat pada sumbu horizontal dan tingkat kinrja suatu atribut pada sumbu vertikal. Keunggulan dari IPA yaitu dari hasil analisis ini perusahaan dapat membuat perumusan strategi yang tepat untuk memperbaiki kinerja produksinya. Perusahaan memiliki sumberdaya yang terbatas untuk menjalankan strategi pemasaran yang telah dirumuskan. Dari hasil Importance Performance Analysis (IPA) dapat prioritas rendah, atribut yang perlu dipertahankan dan atribut yang kinerjanya dianggap berlebihan oleh konsumen Customer satisfaction Index (CSI) Metode index kepuasan konsumen merupakan indeks yang mengukur tingkat kepuasan konsumen atau pengunjung berdasarkan atribut-atribut tertentu. Hal ini tergantung pada kebutuhan informasi yang ingin didapatkan perusahaan terhadap konsumen. Atribut yang diukur dapat dibedakan untuk masing-masing industri, bahkan untuk masing-masing perusahaan. 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian mengenai Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor membahas mengenai sejauh mana presepsi tingkat kepuasan pengunjung terhadap wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Langkah pertama yang ditempuh dalam penelitian ini adalah melakukan pengamatan terhadap fasilitas-fasilitas yang terdapat di Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor untuk meningkatkan jumlah pengunjung dalam berwisata di Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis deskipsi yaitu dengan melihat kepuasan pengunjung terhadap produk atau jasa objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor oleh pengunjung. Hal ini penting untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang keadaan umum pengunjung yang berkaitan dengan keadaan Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Variabel yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan pengunjung objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor meliputi umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan daerah asal. 30

46 Objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor Permasalahan : Tingkat Kepuasan Pengunjung Karakteristik Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Perilaku Pengunjung Atribut Atribut objek Wisata Agro Gunung mas Karakteristik pengunjung Usia Jenis kelamin Tingkat pendidikan Tingkat pendapatan Jenis pekerjaan Status perkawinan Domisili Suku Proses Pengambilan Keputusan Mengenal kebutuhan Pencarian informasi Keputusan pembelian Evaluasi pasca kunjungan Dimensi kepuasan pengunjung Tangible Reability Responsiveness Assurance Empathy Analisis Deskriptif Important Performance Analysis dan Customer satisfaction Index (CSI) Pengembangan usaha dan rekomendasi objek Wisata Agro Gunung Mas Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional 31

47 IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dikawasan Wisata Agro Perkebunan Nusantara Gunung Mas yang terletak di Seda Tugu, kecamatan Cisarua kabupaten Bogor. Pemilihan tempat penelitian dikarenakan kawasan Wisata Agro Perkebunan Nusantara Gunung Mas merupakan salah satu objek wisata di kawasan Cisarua dan Kabupaten Bogor dengan pemandangan alam yang cukup indah dan sejuk. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa Wisata Agro Gunung Mas terletak dilokasi yang sangat strategis serta banyak dikunjungi wisatawan. Pengambilan data dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei Jenis dan Pengumpulan Data Data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder baik yang bersifat kualitatif, yang dijelaskan sebagai berikut : 1. Data Primer Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari pra-survey, pengamatan dilapang (observasi), penyebaran kuisioner kepada pengunjung dan wawancara langsung pada pihak pengelola Objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Kuisioner yang diberikan kepada responden berupa pertanyaan yang diberikan kebebasan jawaban dari responden. Sedangkan pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang disediakan alternatif jawabannya dalam hal diperlakukan untuk mengetahui karakteristik pengunjung. 2. Data Sekunder Data sekunder berupa laporan bulanan dan tahunan pengunjung yang datang dan diperoleh dari pihak pengelola. Selain itu data diperoleh juga dari instansi lainnya, internet, buku buku dan studi literatur yang terkait dengan penelitian. 32

48 4.3. Metode pengambilan sampel Pengambilan contoh sampel dilakukan dengan pendekatan Convenience sample dimana contoh diambil berdasarkan pengunjung yang datang ke lokasi penelitian. Responden yang dipilih adalah penunjung yang datang ke Gunung Mas selama waktu penelitian. Sebelum pengisian kuisioner dan wawancara, reponden yang sedang melakukan kunjungan terlebih dahulu ditanyai kesediaannya untuk menjadi responden dan apabila pengunjung tersebut bersedia baru dilakukan pengisian kuisioner dan wawancara. Dalam pengambilan sampel dilakukan pada jam kerja dan hari libur dan disesuaikan pada waktu buka dan tutup tempat objek wisata Gunung Mas. Dengan adanya pengambilan sampel ini dapat mewakili populasi sebenarnya dari pengunjung objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Pada tahap pelaksanan penelitian, pengambilan sampel ditentukan jumlah respondennya. Untuk mempermudah dalam perhitungan maka jumlah reponden yang diambil dapat dibulatkan, ini didasarkan dari penentuan sampel yang dilakukan pada kawasan objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam penentuan responden. 4.4 METODE PENGOLAHAN DATA Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis deskiptif dengan bantuan tabulasi deskiptif, Importance Performance Analysis (IPA), Customer satisfaction Index (CSI) Analisis Deskiptif Analisis deskiptif adalah analisis yang berkaitan dengan pengumpulan data dan penyajian suatu gugus data sehinga memberikan informasi yang berguna. Analisis deskiptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik umum dan aspek perilaku pengunjung serta untuk mengetahui proses pengambilan keputusan pengunjung untuk ke objek wisata Gunung Mas Cisarua Bogor. Karakteristik dan proses pengambilan keputusan tersebut diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner kepada pengunjung yang berkunjung ke objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuisioner dan wawancara yang ditabulasikan dalam kerangka tabel yang telah disiapkan. 33

49 Karakteristik yang dilihat meliputi jenis kelamain, status perkawinan, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, domisili dan pendidikan terakhir. Sedangkan analisisnya mengenai proses pengambilan kebutuhan pengunjung, pencarian informasi yang dilakukan pengunjung terhadap tempat wisata, evaluasi alternatif, evaluasi hasil pengunjung terhadap tempat objek agrowisata Importance Performance Analysis (IPA) Metode penggunaan alat analisis IPA (Importance Performance Analysis) merupakan teknik untuk mengukur tingkat kepentingan dari atribut produk menurut pandangan konsumen dan tingkat kinerja yang berguna untuk pengembangan usaha yang dijalankan. Penggunaan metode IPA dimaksudkan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen, penilaiannya menggunakan skala Likert dengan skor 1 sampai 5 untuk mengukur tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Skor Pengukuran Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Skor Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja 1 Sangat Tidak Penting Sangat Tidak Baik 2 Tidak Penting Tidak Baik 3 Kurang Penting Kurang Baik 4 Penting Baik 5 Sangat Penting Sangat Baik Berdasarkan skor pengukuran tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dengan skor 1 sampai 5 maka untuk menginterpretasikan penilaian atribut secara keseluruhan digunakan rentang skala dengan rumus : Rentang Skala = Keterangan : m = skor nilai tertinggi n = skor nilai terendah b = jumlah kelas atau kategori maka rentang skala yang digunakan berdasarkan rumus adalah Rentang Skala = = 0,8 Berdasarkan hasil perhitungan terhadap rentang skala maka kriteria kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada Tabel 4. 34

50 Tabel 4. Rentang Skala terhadap Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Rentang Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja Skala 1 1,79 Sangat Tidak Penting Sangat Tidak Baik 1,80 2,59 Tidak Penting Tidak Baik 2,60 3,39 Kurang Penting Kurang Baik 3,40 4,19 Penting Baik 4,20 5,00 Sangat Penting Sangat Baik Dalam metode IPA (Importance Performance Analysis) setelah rentang skala diketahui maka langkah selajutnya adalah penggunaan diagram kartesius yang terdiri dari sumbu X yaitu tingkat pelaksanaan dan Y yaitu tingkat kepentingan. Penilaian berdasarkan hasil yang dirata ratakan dari tingkat kepentingan dan kinerja dengan jumlah responden yang digunakan yaitu 100. Rumus yang digunakan untuk penilaian ini adalah : X j = X Y j = Keterangan : X j = Skor rata-rata tingkat kinerja untuk atribut ke-j Y j = Skor rata-rata tingkat kepentingan untuk atribut ke-j X ij = Skor tingkat kinerja dari responden ke-i atribut ke-j Y ij = Skor tingkat kepentingan dari responden ke-i atribut ke-j n = Jumlah responden Diagram Kartecius menggunakan empat kuadran dalam penggunaannya, hasil dari penghitungan skor dimasukkan dalam diagram kartesius. Kuadran yang terdiri dari sumbu yang menunjukkan tingkat kinerja dan sumbu yang menunjukkan tingkat kepentingan. Rumus yang digunakan yaitu : = Keterangan : = = Rata-rata dari rata-rata skor bobot tingkat kinerja = Rata-rata dari skor rata-rata bobot tingkat kepentingan k = Banyaknya atribut 35

51 Nilai hasil dari perhitungan tersebut akan dimasukkan dalam kuadran kartesius yang ditunjukkan pada Gambar 6. High Importance High Leverage Attributes to Improve Kuadaran 1 ( priorotas utama) Attributes to Maintain Kuadran III (prioritas rendah) Maintain Performance Kuadran II (pertahankan prestasi) Low Leverage Main Priority Kuadran IV (berlebihan) LowPerformance High Gambar 6. Diagram Kartesius Sumber : Rangkuti (2006) Diagram kartesius memiliki empat kuadran dengan keadaan yang berbeda beda pada masing masing kuadran 1. Kuadran1 Menggambarkan atribut yang dianggap penting oleh konsumen tetapi pihak perusahaan belum melaksanaan sesuai dengan keinginan konsumen. Pada kuadran ini pihak perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja untuk kepuasaan konsumen. 2. Kuadran 2 Menggambarkan atrtibut atribut yang dianggap penting oleh konsumen dan telah dijalankan dengan baik oleh perusahaan sehingga konsumen puas. Dalam kuadran ini pihak perusahaan harus mempertahankannya. 3. Kuadran 3 Menunjukkan atribut atribut yang dianggap kurang penting oleh konsumen sehingga pelaksanaan oleh pihak perusahan kurang diperhatikan. Dalam hal ini atribut yang kurang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. 36

52 4. Kuadran 4 Menggambarkan atribut atribut yang dianggap kurang penting oleh konsumen tetapi perusahaan menjalankan dengan baik sehingga penilaian konsumen terlalu berlebihan terhadap tindakan perusahaan. Tabel 5. Skala untuk Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja terhadap Atribut Nilai skala Arti dalam tingkat kepentingan Arti dalam tingkat kinerja 1 Tidak penting Tidak baik 2 Kurang penting Kurang baik 3 Cukup penting Cukup baik 4 Penting Baik 5 Sangat penting Sangat baik Sumber : Supranto, Customer satisfaction Index (CSI) Metode index kepuasan konsumen merupakan index yang mengukur tingkat kepuasan konsumen atau pengunjung berdasarkan atribut-atribut tertentu. Atribut yang diukur dapat berbeda untuk masing masing industri, bahkan untuk masing-masing perusahaan. Hal ini tergantung pada kebutuhan informasi yang ingin didapatkan perusahan terhadap konsumen. Menurut Dickson Febuari 2004 terdapat empat langkah dalam penghitungan Customer satisfaction Index (CSI) yaitu : 1. Mementukan Mean Importance score (MIS) dan Mean Satisfaction Score (MSS). Nilai ini berasal dari rata rata tingkat kepentingan dan kinerja tiap responden. 2. Membuat Wight Favtors (WF) bobot ini merupakan persentase nilai MIS per atribut terhadap total MIS seluruh atribut. 3. Membuat Weight Score (WS) bobot ini merupakan perkalian antara Weight Factor (WF) dengan tingkat kepuasan (Mean Satisfaction Score=MSS). 37

53 Tabel 6. Kriteria Nilai Customer satisfaction Index (Indeks Kepuasan) Nilai CSI Kriteria CSI 0,81-1,00 Sangat Puas 0,66-0,80 Puas 0,51-0,65 Cukup Puas 0,35-0,50 Kurang Puas 0,00-0,34 Tidak Puas Sumber : Paduan Survai Kepuasan Konsumen PT. Sucofindo dalam Fhebruanti 4.5 Atribut-Atribut Atribut poduk adalah unsur produk yang dianggap penting oleh konsumen dan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Suatu produk pada dasarnya adalah kumpulan atribut-atribut dan setiap produk barang dan jasa dapat dideskripsikan dengan menyebut atribut-atributnya. Atribut dapat menjadi penilaian tersendiri bagi konsumen terhadap produk atau jasa. Didalam mengukur evaluasi tersebut terdapat 2 sasaran pengukuran yang penting yaitu mengidentifikasi kriteria evaluasi yang mencolok dan memperkirakan dari masing-masing atribut (Engel, Blackwell dan Miniar,1994). Dalam pemilihan atribut untuk mengetahui kinerja pengelola dalam meningkatkan tingkat kepuasan dari pengunjung objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor adalah dengan mengumpulkan atibut yang ada di sistem pengelolaan dari objek Wisata Agro Gunung Mas. Pemilihan atribut didasarkan dari ke lima dimensi untuk meningkatkan kepuasan pengunjung yaitu Tangible, Reability, Responsive, Assurance dan Emphaty. Untuk itu dapat dilihat pada tabel 7. 38

54 Tabel 7. Atribut Atribut Penelitian No Atribut Servqual Atribut - Atribut 1 Tangibel (Bukti Fisik) 1. Harga tiket 2. Keindahan alam 3. Kondisi jalan 4. Kebersihan lokasi 5. Sarana dan prasarana 6. Area parkir 7. Area tea walk 8. Penampilan kariawan 9. Kondisi jalan menuju wisata agro 2 Reability (Keadaan) 1. Keunikan 2. Kebersihan kawasan 4. Even even di lokasi bjek wisata 5. Kegiatan produksi the 6. Kegiatan berkuda 7. Kemudahan mencapai lokasi wisata 8. Kegiatan outbond yang ditawarkan 3 Responsive(Ketanggapan) 1. Pelayanan 2. Promosi 3. Penanganan keluhan pengunjung 4 Assurance (Jaminan) 1. Keamanan 2. Keramahan pegawai 3. Jaminan rasa aman dala menggunakan fasilitas 5 Emphaty (Keperdulian) 1. Keragaman paket wisata 2. Petunjuk penggunaan outbond 3. Papan keterangan 4. Fasilitas toilet 5. Tempat istrahat 6. Paket wisata yang ditawarkan 7. Pemandu wisata 8. Pusat informasi 39

55 V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah Singkat PTPN VIII Gunung Mas Puncak Bogor Perkebunan Gunung Mas didirikan pada Tahun 1910 merupakan salah satu unit usaha PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) yang berlokasi di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Awalnya terdapat 2 Perkebunan yaitu Perkebunan Gunung Mas dan Perkebunan Cikopo Selatan yang kemudian pada Tahun 1972 digabung dengan nama Perkebunan Gunung Mas. Perkebunan Cikopo Selatan mulai beroperasi pada Tahun 1912 oleh perusahaan Jerman dengan nama NV. CULTUR TJIKOPO ZSUID pada Tahun 1949 perkebunan tersebut diambil alih oleh Pemerintah Belanda karena Pemerintah Jerman mengalami kekalahan pada Perang Dunia II, kemudian pengelolaannya diserahkan atau dikelola oleh Pusat Perkebunan Negara. Pada Tahun 1963 dilakukan reorganisasi dan dimasukkan dalam PPN antan VII dan pada Tahun 1971 dimasukkan dalam PNP XII. Perkebunan Gunung Mas mulai beroperasi pada Tahun 1910 oleh sebuah maskapai Perancis dengan nama Goenoeng Mas Prancoise Nederlandise de Culture Etde Commerse, dan pada Tahun 1954 pengelolahannya diserahkan pada Perusahaan Belanda yaitu NV TIEDEMAN K VAN KERCHEM (TVK). Yang memiliki kantor pusat di Bandung. Tahun 1958 perkebunan ini diambil alih oleh Pemerintah Repoblik Indonesia (Nasionalisasi) dan dimasukkan dalam PPN Baru kesatuan Jabar II. Tahun 1963 diadakan reorganisasi perusahaan dan perkebunan Gunung Mas dimasukkan dalam PPN Antan VII. Status PPN Antan VII hanya berlangsung 7 tahun untuk selanjutnya dengan kebijaksanaan Perusahaan negara menjadi PNP XII. Sejak tanggal 1 Agustus 1971 status PNP XII berubah lagi menjadi PT Perkebunan XII (Persero), kemudian terhitung tanggal 11 Maret 1996 diadakan penggabungan (merger) 3 PTP (PTP XI, PTP XII dan PTP XIII) menjadi PT Perkebunan Nusantara VII yang meliputi wilayah Propinsi Jawa Barat, Banten sehingga Perkebunan Gunung Mas dibawah manajemen PTP Nusantara VII yang berkantor pusat di Jalan Sindangsirna No.4 Bandung. 40

56 PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) didirikan berdasarkan akta notaris Harun Kamil, SH No 41 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan SK No. C2/8336 HT TH tanggal 08 Agustus 1996, sebagai tindak lanjut dari peraturan Pemerintah repobilk Indonesia No.13 tahun 1996 tentang peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PTP XI, PTP XII dan PTP XIII menjadi PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero). 5.2 Sejarah Singkat Wisata Agro. Wisata Agro Gunung Mas didirikan secara bertahap di awali dengan pendirian wisma Ir. H. Achmad Affandi, sekitar Tahun 1983 yang terletak disekitar areal kompleks perkantoran dan pabrik pengolahan teh. Wisma ini pada awalnya hanya digunakan oleh kalangan sendiri yakni tamu dari Departemen Pertanian, serta dinas dinas yang terkait atau kepentingan internal perusahaan, misalnya untuk pendidikan dan pelatihan, rapat, seminar dan berbagai kegiatan lainnya. Menyadari potensi yang dimiliki oleh perkebunan tersebut untuk dimanfaatkan sebagai salah satu sumber penghasilan bagi perusahaan, pada Tahun 1992 lokasi ini mulai berkembang untuk daerah tujuan wisata. Menunjang kegiatan Pemerintah sebagai pelaksanaan surat keputusan bersama antara Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi, di Perkebunan Gunung Mas telah diusahakan bidang pariwisata yang telah menjadi salah satu daerah tujuan wisata (DWT). Tahun 1993, Direksi PTPN VIII (pada waktu itu masih PTP XII) mengeluarkan SK No.4:1:1-040/1993 Tanggal 23 Febuari 1993, tentang pembentukan bagian wisata agro di Perkebunan Gunung Mas beserta kepala bagian. Saat itu kantor wisata agro mulai dibuka dengan ditunjukkannya beberapa biro perjalanan. Pengelola wisata agro semula dikelola oleh Pusat Koperasi Kariawan (Puskopar), namun sesuai dengan surat Direksi E1/SK/247/1995 pada tanggal 1 Febuari 1995 pengelolaan wisata agro di Perkebunan Gunung Mas ditangani oleh seorang kepala urusan yang bertanggung jawab pada kepala administrasi. Perkebunan Gunung Mas juga telah memiliki izin kepariwisataan dengan nomor 53.SK.005.diparda/0691. Tahun 1996 dengan pertimbangan jumlah pengunjung yang cenderung meningkat dan pengelolaan yang baik Wisata Agro Gunung Mas mendapat penghargaan Adhi Karya Utama Propinsi Jawa Barat. 41

57 5.3 Keadaan fisik dan Geografis Perkebunan Gunung Mas terletak pada ketinggian lebih kurang meter diatas permukaan laut, terletak di 2 Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Mega Mendung Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Perkebunan Gunung Mas terletak sekitar 80 Km dari Ibu kota Jakarta atau sekitar 90 Km dari kota Bandung. Menurut klasifikasi Schimd dan Ferguson iklim di Perkebunan Gunung Mas termasuk iklim sedang dengan curah hujan cukup tinggi sepanjang tahun antara sampai mm per tahun. Kawasan ini memiliki temperatur minimum 15 sampai 18 C. Salah satu unsur iklim adalah curah hujan. Curah hujan bulanan sebesar 50 mm lebih dari 2 bulan. Rata-rata curah hujan dalam 10 tahun terakhir yang sesuai dengan tanaman teh adalah >2.000 mm per tahun, bulan kemarau kurang dari 60 mm setiap tahun ± 2 bulan serta tidak ada bulanan yang sama sekali tidak hujan. Menurut data laporan manajemen, selama 5 tahun terakhir (1998 sampai 2002), curah hujan rata-rata Kebun Gunung Mas adalah mm per tahun, rata rata bulan basah ( 100mm/bulan) 10 bulan.rata-rata jumlah hari hujan per tahun adalah 200 hari dengan sebaran 15 hari hujan per bulan. Pola sebaran curah hujan per tahun di Kebun Teh Gunung Mas memiliki dua puncak hujan yaitu terjadi pada bulan Febuari dan pada bulan November. Pola sebaran curah hujan merupakan tipe hujan Simple Woves atau monomodal atau pola tunggal. Pola seperti ini memiliki perbedaan yang jelas antara jumlah curah hujan pada musim penghujan dengan musim kemarau. Bulan basah dengan rata-rata jumlah curah hujan >250 mm per bulan dan rata-rata jumlah hari hujan 10 per bulan terdiri dari bulan Januari, Febuari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Oktober, November dan Desember merupakan bulan lembab dengan jumlah curah hujan rata-rata 80 mm per bulan. Tingkat kelembapan nisbi ratra-rata kebun teh Gunung Mas adalah 85,8%, 3 unsur radiasi yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman teh adalah intensitas, kualitas dan lamanya penyinaran matahari. Perkebunan Gunung Mas mempunyai luas areal sekitar 1.703,65 Ha. Luas areal yang diusahakan sebagai kawasan wisata agro adalah 300 Ha yang terdiri 42

58 dari areal pertanaman teh, hutan wisata dan lapangan untuk kegiatan seperti tea walk, hiking, olah raga alam bebas, berkemah dan lain-lain. 5.4 Tanah dan Sumber Air Tipe tanah areal penanaman teh di Indonesia, khususnya diareal kebun teh milik PTPN didomisili oleh jenis tanah Andosol dan Latosol dan Regosol, tekstur tanah untuk tanaman teh mulai dari pasir hingga liat berat, ruang pori lebih dari 40% dengan jumlah air tersedia pada jarak 4 sampai 20 cm untuk setiap meter kedalaman tanah. Tanah yang sesuai untuk tanaman teh adalah subur, kandungan bahan organik tinggi (minimal 8 persen) kedalaman solum tanah lebih 40 cm, lapisan tanah cukup tebal tidak bercadas mudah meresap air dan kemiringan lahan < 35 persen. ( Wibowo 1997 dan Lembaga Pendidikan Perkebunan 2002). Kebun teh Gunung Mas (2003) tanah tanah areal penanaman teh umumnya bertekstur pasir dan bersuktur remah dengan ketebalan solum tanah 10 cm sampai dengan lebih dari 20 cm. Topografi areal penanaman teh Kebun Gunung Mas lebih kurang 15 persen. Klasifikasi tanah kebun teh Gunung Mas adalah sebagai berikut: 1. Keasamaan tanah (ph) berkisar antara 4,5-6,0 2. Kondisi tanah cukup gembur,drainase cukup baik, tidak berkapur. 3. Jenis tanah terdiri dari Andosol (330,87 Ha-57 persen), Latosol (116,31 Ha-20 persen) dan Regosol 132,92 Ha-23 persen) Tinggi tempat seluruh areal kebun Gunung Mas berkisar antara 600 sampai 2000 meter di atas permukaan laut. Ketinggian tempat untuk penanaman teh antara 800 sampai 1400 meter diatas permukaan laut dimana afdeling Gunung Mas 1 dan II terletak pada elevasi 800 sampai 1000 meter diatas permukaan laut. Sumber air bersih yang digunakan untuk keperluan wisata agro, budidaya teh dan perumahan kariawan adalah berasal dari 3 sumber air terjun yang dialirkan ke bangunan DAM, jarak antara air terjun dan bangunan DAM adalah 500 meter, dari bangunan dan disalurkan air ketempat bangunan penyaringan satu dengan penyaringan 2 berjarak 900 meter, terdapat 50 bak pengontrol dengan ukuran (1m x 1m x 1,5m), bak pengontrol terdapat diantara bak penyaringan satu dengan dua sebanyak 20 buah, antara bak penyaringan 2 dan 3 sebanyak 20 bak dan antara bak 3 dan bak 4 terdapat 10 bak, dari bak penyaringan 4 kemudian 43

59 disalurkan kebagian wisata agro dan pabrik, sedangkan untuk kebutuhan budidaya teh memanfaatkan air rembesan permukaan tanah. 5.5 Kondisi Infrastruktur PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas selain terdapat hamparan teh juga terdapat sarana dan prasarana yang disediakan untuk membantu kelancaran kegiatan sistem produksi agar menjadi lebih baik dan lancar sehingga produk yang dihasilkan bisa bermutu dan mampu bersaing dipasaran. Sarana dan prasarana yang tersedia tersebut antara lain : 1. Bangunan emplasmen yang terdiri dari rumah adminitratur, rumah sinder, rumah kariawan, kantor afdeling, kantor induk, gudang, sarana pabrik, kesenian dan mesjid. 2. Sarana jalan, air,diesel, tempat penitipan anak. 3. Sarana pendidikan (TK, Madrasah, dan Sekolah Dasar). 4. Sarana kesehatan. 5. Sarana pemenuhan kesejahtraan yaitu koperasi serta organisasi keluarga kariawan. 6. Kantor wisata Agro yang berada di Afdeling Gunung Mas 1. Keberadaan kantor wisata agro merupakan salah satu sarana penunjang berkaitan dengan diresmikannya kebun Gunung Mas sebagai tempat wisata dan dibuka untuk umum. Keberadan kebun Gunung Mas sebagai tempat wisata telah memiliki izin usaha kepariwisataan berdasarkan surat No 503/SK.005/Diperda/0691 bahwa Perkebunan Gunung Mas dapat dijadikan objek wisata. Wisata agro didirikan sebagai penunjang kegiatan perusahaan dan pelaksana SK bersama antara Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi. 44

60 5.6 Sarana dan Prasarana Wisata Agro Gunung Mas Fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki Wisata Agro Gunung Mas adalah: 1. Kawasan terbuka yang terdiri dari areal pertanaman teh, hutan wisata dan lapangan untuk pelaksanaan kegiatan seperti tea walk atau jalan santai di areal Gunung Mas dengan jalur lintasan yang ditawarkan adalah 4 km, 6 km, dan 10 km. Penggunaan areal ini hanya dikenakan biaya tarif masuk, tanda pemasanagan dan pemandu bila dibutuhkan. 2. Pabrik pengolahan teh hitam CTC (Crushing, Tearing, Cutting) dan pengepakan teh untuk wisata ilmiah. 3. Penginapan terdiri dari: Wisma Affandi terdiri dari 8 kamar, antara lain satu kamar khusus bagi pejabat esolon satu, 3 kamar VIP setaraf dengan kamar hotel bintang 4 dan kamar standar. Bungalow terdiri dari 3 rumah antara lain 1 rumah dengan 5 kamar, 1 rumah dengan 7 kamar dan satu rumah dengan 3 kamar. Pondokan terdiri dari 21 masing-masing memiliki fasilitas 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi. 4. Ruang pertemuan yang terdiri dari aula wisma, aula camelia, aula pondokan. Kapasitas padepokan sebanyak 100 hingga 300 orang. 5. Lapangan olahraga tenis, bola voli, bulu tangkis, sepak bola areal berkuda dan areal kemping. 6. Tea corner, tea cafe dan cafe tirta mas yaitu tempat yang menjual produk teh baik teh celup teh hitam berkualitas ekspor juga menjual minuman teh seduh dan makanan lainnya 7. Katering yang terdiri dari box, snack, sarapan dan lain-lain yang dikelola oleh IKBI (Ikatan Keluarga Besar Ibu-Ibu) Gunung Mas. 8. Perlengkapan untuk kegiatan seperti sound system, OHP, listrik, tenda unit, kursi, meja, spanduk, dan umbul-umbul. 9. Areal parkir dan sarana komunikasi (telepon umum dan faksimil) serta musholla. 10. Petugas keamanan dan pemandu. 45

61 5.7 Visi dan Misi PTP Nusantara Gunung Mas PTP Nusantara VII (persero) Gunung Mas memiliki visi untuk menjadi perusahaan perkebunan yang tangguh dalam bidang agribisnis, agroindustri, dan agrowisata untuk memuaskan stakeholder antara lain pelanggan, pemilik saham, karyawan, dan masyarakat serta peduli akan lingkungan. Perusahaan ini memiliki misi untuk turut melaksanakan dan menunjang kebijakan program pemerintahan dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di sub sektor perkebunan dalam arti seluas-luasnya. Misi tersebut kemudian diimplementasikan sebagai berikut: 1. Sebagaimana tercantum dalam Tri Dharma Perkebunan yaitu: Menghasilkan devisa maupun rupiah bagi negara dengan cara seefisiennya. Memenuhi fungsi sosial yang diantaranya berupa penyediaan dan penambahan lapangan kerja bagi warga negara Indonesia. Memelihara kekayaan alam berupa memelihara dan peningkatan kesuburan tanah, sumber air dan tanahnya. 2. Agent of Develompment (wahana pembangunan) 3. Pengabdian kepada masyarakat ( pembinaan ekonomi lemah koperasi) Pencapaian misi tersebut maka perusahaan menerapakan strategi cara peningkatan pertumbuhan perusahaan menetapkan strategi untuk memperkuat care business, melalui peningkatan kualitas (produktivitas) dan mutu produk serta mengembangan dan meningkatkan potensi sumberdaya sebagai aset perusahaan. Tabel 8. Fasilitas yang Tersedia di Gunung Mas Tea Walk Tea Corner dan Tea Cafe Olah Raga Terbang Layang Areal Bermain Berkuda Areal Kemping Kolam Renang Penginapan Mata Air Ciburial Kolam Renang ATV Ruang Pertemuan Flying Fox Catering Kunjungan Kebun Teh Pabrik Teh Melakukan Pengujian Mutu Teh Sumber : Gunung Mas PTPN VIII 46

62 5.8 Struktur Organisasi PTPN VIII Gunung Mas Wakil Manajer Unit I Wachyuni Hoesni, BSc Kepala Operasional Kepala Sarana dan Prasarana Kepala Administrasi Koordinator Kebersihan/Teknik Koordinator Penginapan,Aula Perlengkapan Musik Koordinator Tabin Kebersihan & Pamel Teknik Front Office Cafe/Corner Wisma Bungalaw Pondokan Perlengkapan Kasir Gudang Umum/pengadaan Tata Usaha Retribusi Gambar 7. Struktur Organisasi Unit I Wisata Agro Gunung Mas 47

63 VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR 6.1 Karakteristik Pengunjung Karakteristik pengunjung dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, lokasi dan tempat tinggal, status perkawinan, umur, suku dan agama, pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan, alat transportasi yang digunakan dan tingkat pendapatan tiap bulan. Pengunjung yang puas menyebabkan pengunjung tertarik untuk melakukan kunjungan lagi dan pengunujung yang puas tersebut diharapkan akan menjadi sarana yang paling efektif dalam mempromosikan kepada pengunjung lain. Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas merupakan sasaran utama perusahan dalam pemasaran produk jasanya, karena keberadaan suatu objek wisata sangat tergantung pada banyaknya pengunjung yang datang, dengan banyaknya pengunjung yang datang maka pendatang yang akan diperoleh oleh perusahaan juga meningkat. Pemahaman akan pengunjung sangatlah penting, dengan pemahaman ini dapat membantu perusahaan untuk mengetahui segmen pasar yang akan dilayani dan mengetahui bagaimana perilaku pengunjung terhadap objek wisata yang disediakan. Hal ini juga dapat menbantu perusahan dalam menentukan kebijakan kebijakan yang tepat dalam melayani pengunjung dan dapat memberikan pelayanan terbaik pada pengunjung. Responden pengunjung Wisata Agro Gunung Mas adalah pengunjung yang sedang melakukan kunjungan, jumlah responden secara keseluruhan berjumlah 100 orang. Pengunjung memegang peranan penting dalam keberadaan suatu objek wisata, sehingga kepuasan pengunjung akan suatu objek wisata sangat penting untuk diperhatikan. Pengunjung yang puas menyebabkan pengunjung tertarik untuk melakukan kunjungan kembali dan pengunjung yang puas tersebut diharapkan akan menjadi sarana yang paling efektif dalam mempromosikan kepada pengunjung lain. 48

64 6.1.1 Umur Pengunjung Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas yang datang berasal dari berbagai tingkat usia. Pemilihan responden dilakukan terhadapa pengunjung yang berusia 17 tahun keatas dengan pertimbangan bahwa pengunjung yang berusia 17 tahun sudah dapat mengerti dan memahami jenis pertanyaan yang diberikan. Umur berpengaruh secara langsung terhadap proses pengambilan keputusan untuk berekreasi, hal ini di karenakan umur dapat menggambarkan kepuasan fisik. Kegiatan rekreasi merupakan suatu kegiatan yang dibutuhkan oleh segala usia, untuk anak-anak umumnya kegiatan rekreasi sangat digemari karena mereka senang bermain, pada usia dewasa dan usia lanjut kegiatan rekreasi diluar ruangan masih tetap dibutuhkan walaupun intensitasnya berkurang. Sebagian besar pengunjung yang datang ke kawasan objek Wisata Agro Gunung Mas didominasi oleh umur sekitar 20 hingga 25 tahun yaitu sebanyak 42 persen, sedangkan persentase yang paling kecil ada pada umur sekitar 36 hingga 45 yaitu 10 persen, adapun 12 persen pengunjung yang berusia diatas 46 tahun. Pada umur 20 hingga 25 tahun tersebut pengunjung menyukai jenis wisata yang menyajikan konsep alam terbuka dan wisata agro, sehingga kawasan Wisata Agro Gunung Mas Cusarua Bogor sangat cocok karena menyajikan konsep wisata alam. Dengan adanya sebaran usia ini menunjukkan bahwa wisata ini diminati oleh berbagai usia serta sangat berpotensi sebagai tempat rekreasi yang cocok untuk berbagai kalangan usia. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Karakterisitik Responden Berdasarkan Usia Kelompok Usia Jumlah ( Orang) Persentase (%) > Total

65 6.1.2 Jenis Kelamin Berdasarkan Tabel 10 diketahui sebaran pengunjung jenis kelamin laki-laki 74 persen dan perempuan 26 persen. Banyaknya pengunjung laki-laki dikarenakan kaum laki-laki memilki jiwa petualang yang tinggi, hal ini disebabkan kawasan Wisata Agro Gunung Mas juga menawarkan fasilitas dan suasana wisata yang lebih banyak di minati kaum pria, dimana pengunjung bisa terlibat langsung pada kegiatan yang yang ada di lokasi Wisata Agro Gunung Mas, sedangkan para wanita lebih disibukkan untuk mengawasi anak-anak mereka selama melakukan kegiatan di Wisata Agro Gunung Mas sehingga para wanita kurang menikmati kegiatan yang ada di lokasi wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Hasil analisis karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase ( % ) Laki laki Perempuan Total Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan responden yang dimaksud adalah pendidikan terakhir atau pendidikan yang sedang ditempuh pada saat ini. Tingkat pendidikan seseorang berkaitan dengan kelas sosialnya. secara langsung juga mempengaruhi pilihan seseorang dalam memilih kegiatan rekreasi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang berarti informasi yang dimiliki semakin banyak sehingga akan mempengaruhi keputusan dalam memilih objek wisata. Tingginya tingkat pendidikan belum tentu dapat menunjukkan besarnya pendapatan yang diperoleh oleh para pengunjung, karena dengan tingginya pendidikan seseorang maka belum tentu mendapatkan penghasilan yang tinggi sesuai dengan tingkat pendidikan yang diperolehnya. Selain itu ketertarikan akan perkebunan teh membuat sebagian pelajar dan mahasiswa melakukan penelitian di Wisata Agro Gunung Mas. Sebagian besar tingkat pendidikan pengunjung yaitu berpendidikan Sarjana (46 persen), sedangkan yang paling rendah adalah 50

66 pengunjung yang berpendidikan SD (3 persen) dan SLTP (4 persen). Sebaran pengunjung berdasarkan Tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Karakteristik RespondenBerdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase ( % ) SD 3 3 SLTP 4 4 SMU D S Total Status Pernikahan Status pernikahan berkaitan dengan keputusan seseorang terhadap kegiatan rekreasi, karena bagi pengunjung yang sudah berkeluarga dimana keluarga dapat memberikan pengaruh yang cukup besar dalam menentukan objek wisata yang akan dikunjungi, pengunjung yang telah berkeluarga biasanya melakukan kunjungan beserta dengan seluruh anggota keluarga. Dengan adanya informasi status perkawinan diharapkan pihak pengelola memahami apa yang sebaiknya dilakukan agar dapat memuaskan pengunjung baik yang sudah berkeluarga maupun yang belum berkeluarga. Sebagian besar pengunjung abjek wisata Agro Gunung Mas cenderung belum menikah sebesar 53 persen dibandingkan dengan yang sudah menikah sebesar 47 persen. Pengunjung yang belum menikah cenderung lebih menyukai jenis wisata yang menawarkan fasilitas yang dapat diminati oleh seluruh pengunjung, hal ini dikarenakan musim liburan yang sedang terjadi ketika dilakukan sebaran kuisioner. Kedatangan pengunjung yang sebagian besar bersama sama dengan teman teman sekolah dan pasangan harus lebih diperhatikan salah satu cara adalah dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang lengkap untuk area berkumpul dengan teman teman. Sebaran pengunjung berdasarkan status pernikahan dapat dilihat pada Tabel

67 Tabel 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan. Status Pernikahan Jumlah (orang) Persentase ( % ) Belum menikah Menikah Total Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan seseorang secara umum mencerminkan tingkat pendapatan dan kelas sosial. Berdasarkan sebaran responden pengunjung Agro Gunung Mas memiliki jenis pekerjaan yang beragam diantaranya pegawai negeri, pegawai swasta, ibu rumah tangga, wirausaha, pelajar dan mahasiswa dll. Persentasi Jenis pekerjaan yang paling tinggi yaitu pegawai swasta (31 persen), sedangkan persentase pekerjaan yang paling kecil adalah ibu rumah tangga yaitu (5 persen). Dilihat dari Tabel 13 menunjukkan bawah pekerjaan pegawai swasta memiliki banyak waktu luang yang cukup untuk melakukan kunjungan ke objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor dikarenakan tidak ada ikatan jam yang pasti didalam pekerjaannya, sedangkan ibu rumah tangga hanya memiliki waktu yang sedikit untuk meluakan kunjungan hal ini dikarenakan ibu rumah tangga sibuk untuk mengurus rumah tangga dan hanya bisa melakukan kunjungan ketika ada waktu luang dengan keluarga. Sebaran pengunjung berdasarkan Jenis pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase ( % ) Pegawai Negeri 9 9 Pegawai swasta Wiraswasta Pelajar/mahasiswa Ibu rumah tangga 5 5 Lain lain 7 7 Total

68 6.1.6 Pengeluaran Pengeluaran yang dimaksud adalah pengeluaran rata rata per bulan yang dikeluarkan pengunjung, untuk ibu rumah tangga yang dimaksudkan pengeluaran disini adalah besarnya pengeluaran yang dikeluarkan dari rumah tangga per bulan, sedangkan untuk mahasiswa adalah pengeluaran yang dikeluarkan perbulan dari uang saku, makin besar tingkat pengeluaran yang diperoleh seseorang maka makin besar pula daya beli terhadap barang atau jasa yang ditawarkan, tingkat pengeluaran juga mempengaruhi pilihan seseorang dalam memilih sarana rekreasi yang sesuai untuk dirinya dan keluarga. Pengeluaran rata-rata pengunjung ratarata berkisar Rp sampai dengan Rp perbulannya, sebagian besar tingkat pengeluaran pengunjung berkisar Rp hingga dengan persentase (26 persen), sedangkan persentase terkecil adalah < Rp dengan persentase hanya 5 persen. Sebaran pengunjung berdasarkan pengeluaran dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Pengeluaran / Bulan (Rupiah) Jumlah (Orang) Persentase ( % ) < > Total Kota Asal Kedatangan Sebagian besar pengunjung sebesar 93 persen berasal dari daerah Jabodetabek hal ini dikarenakan lokasi Wisata Agro Gunung Mas cukup dekat dan mudah dijangkau dari kawasan Jabodetabek, pengunjung yang berasal dari Jabodetabek jarang sekali mendapatkan udara segar dan memiliki mobilitas yang cukup tinggi dengan berbagai aktivitas pekerjaan yang cukup menguras pikiran waktu dan tenaga dan daerah tersebut merupakan daerah yang sangat dekat dengan objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor, serta aksesnya yang relatif mudah. 53

69 Pada saat melakukan penelitian ada 4 persen yang berasal dari Palembang, persentase dari pengujung tersebut relatif kecil dibandingkan dengan yang berasal dari Jabodetabek, pengunjung tersebut datang ke lokasi objek wisata karena sedang musim liburan sekolah, disisi lain jarak antara objek wisata dengan asal kedatangan pengunjung yang berasal dari Palembang tersebut yang relatif sangat jauh. Hal ini yang menyebabkan persentase jumlah pengunjung yang datang dari Palembang relatif lebih kecil dan sedikit. Sebaran pengunjung berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Karakteristik Responden Berdasarkan Kota Asal Kedatangan Kota asal kedatangan Jumlah (Orang) Persentase ( % ) Jakarta Bogor Depok 4 4 Cisarua 4 4 Cibinong 2 2 Lampung 1 1 Palembang 4 4 Tangerang 3 3 Cianjur Bandung 9 9 Bekasi 2 2 Total

70 VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS Keputusan pengunjung untuk melakukan pembelian jasa dilakukan dengan mempertimbangkan terlebih dahulu kemudian memutuskan untuk melibatkan diri atau tidak. Proses pembelian jasa terbagi atas lima tahap yaitu dimulai dari kesadaran akan kebutuhan lalu ditindak lanjuti dengan pencarian jasa-jasa yang dapat memenuhi kebutuhan, selanjutnya dilakukan proses evaluasi atas alternatif jasa tersebut, tahap selanjutnya adalah keputusan pembelian pada jasa yang dianggap cocok untuk konsumen, tahap selanjutnya adalah tahap evaluasi atas produk atau jasa yang di konsumsi, setiap individu memiliki variasi yang berbeda dalam menentukan tahapan untuk menentukan jasa apa yang akan mereka gunakan. (Umar. H,2000). 7.1 Pengenalan Kebutuhan Proses pengenalan kebutuhan adalah tahap awal dari proses keputusan kunjungan. Pada tahap ini konsumen mengenali suatu kebutuhan atau apa yang mereka butuhkan. Kesadaran akan suatu kebutuhan mendorong konsumen untuk mengenal produk atau jasa apa yang ditawarkan Kedatangan Pengunjung Kedatangan pengunjung yang dimaksud adalah orang yang datang berkunjung ke objek Wisata Agro Gunung Mas, pengunjung kemungkinan datang bersama dengan keluarga, teman, pasangan ataupun sendiri. Sebagian besar responden (36 persen) yang datang adalah bersama dengan keluarga, karena berlibur dengan keluarga memiliki kepuasan tersendiri dibandingkan dengan berlibur bersama dengan teman atau sendiri. Berdasarkan informasi tersebut diharapkan pihak pengelola wisata Agro Gunung Mas harus menambah fasilitas-fasilitas seperti menambah wahana permainan bagi anak-anak.serta membuat paket-paket wisata bagi keluarga dan anak-anak. 55

71 Tabel 16. Sebaran Responden Berdasarkan Kedatangan ke Wisata Agro Gunung Mas Cara Kedatangan Jumlah Orang) Persentase ( % ) Sendiri 2 2 Keluarga Rekan bisnis Teman Pasangan Lain lain 3 3 Total Disisi lain jumlah kedatangan bersama dengan pasangan yaitu sebesar 25 persen, semua ini menunjukkan bahwa objek Wisata Agro Gunung Mas merupakan objek wisata yang cocok untuk didatangi oleh pasangan maupun keluarga Tipe Wisata yang di Sukai Jenis wisata yang lebih di minati oleh para pengunjung sangatlah berbeda, sesuai dengsn tingkatan umur. Responden yang berusia dewasa dan yang sudah berkeluarga lebih menyukai jenis wisata yang mengarah pada suasana yang tenang dan alami seperti objek Wisata Agro Gunung Mas. Berdasarkan Tabel 17 menunjukkan bahwa wisata agro Gunung Mas merupakan wisata yang paling disukai dan digemari oleh para pengunjung yang sebagian besar berdomisili dikawasan Jabodetabek dimana udara dikawasan tersebut kurang baik sehingga mereka cenderung lebih menyukai objek wisata yang menawarkan kualitas udara yang lebih segar dan baik disertai dengan pemandangan yang alami dan indah. Dua hal tersebut merupakan karekteristik umum yang dimiliki wisata agro. Jenis wisata yang kurang diminati pengunjuung adalah wisata belanja, hal ini diduga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan pengunjung dan biaya hidup dikawasan Jabodetabek yang relatif tinggi, sehingga wisata belanja kurang diminati kerena membutuhkan biaya yang relatif mahal. 56

72 Tabel 17. Sebaran RespondenBerdasarkan Tipe Wisata yang Disukai Tipe wisata Jumlah (orang) Persentase ( % ) Wisata Agro Wisata Sejarah Wisata Kuliner Wisata Belanja 5 5 Wisata Budaya 7 7 Wisata lainnya 0 0 Total Jenis Wisata yang Lebih Disukai Jenis wisata yang lebih disukai oleh pengunjung berbeda-beda sesuai dengan hati pengunjung. Tidak menjadi patokan pada umur dan pendapatan ketika pengunjung dihadapkan pada pilihan jenis wisata apa yang mereka inginkan. Berdasarkan Tabel 18 dapat dilihat jenis wisata apa yang lebih disukai dan diminati oleh para pengunjung adalah jenis wisata yang lebih mengarah pada wisata yang mengandung nilai pendidikan. Pada objek Wisata Agro Gunung Mas memiliki dan mengenalkan pada semua pengunjung tentang bagaimana melakukan penanaman hingga produksi dan penjualan dan pengenalan tentang tanaman teh yang benar. Sebaran Responden dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Wisata yang disukai Jenis wisata Jumlah (Orang) Persentase ( % ) Mendukung Konservasi lingkungan Paket Wisata yang ditawarkan Nilai Pendidikan Kelengkapan Sarana dan Prasarana Kebudayaan 8 8 Masyarakat Setempat Lainnya 1 1 Total

73 7.1.4 Manfaat yang Diharapkan Pada Tabel 19 dapat disimpulkan bahwa mayoritas pengunjung datang ke objek Wisata Agro Gunung Mas mempunyai tujuan untuk refresing. Ternyata setelah melakukan kunjungan kelokasi mayoritas pengunjung mendapatkan suasana yang nyaman dan tenang setelah sepekan melakukan aktifitas bekerja. dilihat dari persentase kedatangan pengunjung yang lebih banyak adalah 67 persen manfaat yang diharapkan pengunjung adalah refresing dan persentase yang paling kecil adalah pada pencarian pengalaman. Berdasarkan hasil data diatas kebanyakan pengunjung datang ke objek Wisata Agro Gunung Mas adalah untuk refresing dikarenakan kepenatan yang selama 1 pekan sudah beraktifitas, dan hanya sedikit reponden yang ingin datang ke objek wisata ini untuk mencari pengalaman. Tabel 19. Sebaran responden Berdasarkan Manfaat yang Diharapkan oleh Pengunjung Objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Manfaat yang diharapkan Jumlah (Orang) Persentase ( % ) Bersantai Kesehatan 9 9 Kesenangan hati 9 9 Pengetahuan Pengalaman 2 2 Lainnya 3 3 Total Pencarian Informasi Pencarian informasi merupakan tahap 2 dalam proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian. Sebagian besar pencarian akan membutuhkan informasi yang dimilikinya. Menurut Ktloter (1995), pencarian informasi tergantung kepada kekuatan dorongan dan stimulasi untuk mendapatkan informasi, jumlah informasi yang telah dimiliki, kemudahan untuk memperoleh informasi tambahan serta nilai yang diberikan oleh informasi tambahan. Sebagian besar pengunjung datang pada umumnya memperoleh informasi mengenai objek wisata Agro Gunung Mas dari teman sebesar 95,8 persen sementara sebagian kecil pengunjung mendapatkan informasi juga bisa dari media elektronik dengan persentase (9 persen). Hal ini dapat diduga 58

74 pengunjung tidak terbiasa mengakses internet, selain itu pihak pengelola kurang gencar melakukan promosi tentang objek wisata Agro Gunung Mas. Pengunjung sebagian besar berasal dari kawasan Jabodetabek, selain itu diduga pihak pengelola beranggapan bahwa kawasan puncak sudah tidak asing lagi bagi para pengunjung, pengunjung dengan mudah dapat mengetahui objek Wisata Agro Gunung Mas yang letaknya stretegis dan dapat dengan mudah dilihat. Dari paparan diatas telah dijelaskan mengenai pencarian informasi yang dilakukan oleh pengunjung, maka dapat disimpulkan bahwa media informasi melalui mulut ke mulut relatif lebih efektif jika dibandingkan media informasi lainnya, serta menjadi salah satu media promosi yang sangat efektif dan kuat untuk mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan untuk melakukan perjalanan wisata. Tabel 20. Sebaran Responden Berdasarkan Pencarian Informasi Sumber Informasi Jumlah (Orang) Persentase ( % ) Orang lain Teman Keluarga Media elektronik 9 9 Total Berdasarkan pengamatan dapat disimpulkan bahwa sumber informasi yang sangat berpengaruh adalah teman. Hal ini disebabkan rasa percaya terhadap seseorang teman atas pengalaman yang telah mereka dapatkan setelah melakukan kunjungan ke objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Pihak yang paling mempengaruhi untuk melakukan kunjungan adalah teman dengan persentase (50 persen), sedangkan yang paling kecil adalah bisa dari pihak mana saja dengan persentase (6 persen), dimana pengunjung bisa dipengaruhi oleh apa saja untuk melakukan kunjungan, contonhya bisa dari pasangan dan undangan acara-acara tertentu. Tabel 21 menampilkan distribusi yang mempengaruhi responden melakukan kunjungan. 59

75 Tabel 21. Sebaran Responden Berdasarkan Pihak yang Mempengaruhi Berkunjung Pihak yang mempengaruhi Jumlah (orang) Persentase ( % ) Diri sendiri Teman Keluarga lainnya 6 6 Total Evaluasi Alternatif Evaluasi alternatif merupakan tahap ke tiga dalam proses keputusan pembelian. Pada tahap ini pengunjung mengevaluasi berbagai alternatif dan membuat pertimbangan nilai terbaik untuk memenuhi kebutuhan. Hal ini dievaluasi dan dianalisis mencakup pada pertimbangan responden dalam memilih objek wisata yang akan dikunjungi. Setelah pengunjung memiliki informasi yang cukup tentang tentang hal-hal yang berkaitan dengan objek wisata mana yang akan dipilih maka mereka akan melakukan evaluasi alternatif. Kotler (1995) mengatakan bahwa pengunjung yang melakukan evaluasi alternatif berusaha memuaskan kebutuhan dan mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Pengunjung akan memandang produk sebagai serangkaian produk dengan atribut yang berbeda. Pada tahap ini konsumen memilih kriteria-kriteria tertentu yang relevan dengan keinginan dan kebutuhan pengunjung dalam mengkonsumsi suatu produk di tempat tertentu. Berdasarkan hasil analisis dalam mengevaluasi alternatif suatu tempat wisata sebagian besar responden telah melakukan kunjungan ke Taman Bunga Nusantara dengan persentase (50 persen), kemudian diikuti oleh responden yang telah melakukan kunjungan ke Taman Bunga Nusantara dengan persentase (10 persen) dan melakukan kunjungan ke Kebun Raya Bogor dengan persentase (34 persen). Daerah wisata agro alternatif dapat dilihat pada Tabel

76 Tabel 22. Sebaran Responden Berdasarkan Objek Wisata yang Pernah dikunjungi Cara kedatangan Jumlah (Orang) Persentase ( % ) Taman Bunga nusantara Wisata agro little farmers cisarua Rumah Strowberry 4 4 Kebun Raya Bogor Lainnya 2 2 Total Wisata Agro Gunung Mas menjadi prioritas utama pengunjung (57 persen) dalam pemilihan objek wisata agro yang akan dikunjungi. Hal ini disebabkan wisata Agro Gunung mas merupakan objek wisata yang paling dekat bagi sebagian besar pengunjung yang berdomisili dikawasan Jabodetabek. Wisata Agro Gunung Mas merupakan satu satunya wisata yang menawarkan konsep perkebunan teh yang relatif dekat lokasinya dengan pengunjung sehingga tidak membutuhkan biaya trasportasi yang mahal, biaya yang di keluarkan relatif lebih murah, beberapa hal tersebut diduga menjadi penyebab pengunjung lebih memprioritaskan wsata Agro Gunung Mas. Sebagian besar responden memprioritaskan wisata Agro Gunung Mas dengan persentase (57 persen). Hal ini disebabkan karena beragam wisata agro yang ditawarkan menyebabkan pengunjung lebih leluasa dalam menentukan pilihan. Hal tersebut harus menjadi perhatian pihak pengelola dalam meningkatkan kinerja. Tabel 23. Sebaran Responden Berdasarkan Prioritas Utama objek Wisata Agro Gunung Mas Prioritas Utama Jumlah (orang) Persentase ( % ) Ya Tidak Total

77 7.4 Keputusan Berkunjung Keputusan berkunjung merupakan tahap 4 dalam proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian barang atau jasa. Pada tahap ini konsumen mengambil keputusan mengenai kapan suatu produk atau jasa akan digunakan dimana dan bagaimana membayarnya. Hal yang dievaluasi atau dianalisis mencakup pada mengambil keputusan, waktu dalam melakukan perjalanan, objek yang diminati dalam berwisata dan cara menuju lokasi tersebut Pengambilan Keputusan Keputusan berkunjung merupakan tahap 4 dalam proses pengambilan keputusan pembelian produk atau jasa. Pada tahap ini pengunjung mengambil keputusan mengenai kapan suatu produk atau jasa akan digunakan, dimana dan bagaimana membayarnya. a. Cara memutuskan berkunjung Berdasarkan Tabel 24 diketahui bahwa sebagian besar pengunjung memutuskan untuk berkunjung dengan melihat waktu luang dengan persentase (30 persen) dan, hal ini menunjukkan bahwa waktu luang merupakan faktor utama seseorang melakukan kunjungan dikarenakan dengan banyaknya waktu luang yang dimiliki oleh seorang pengunjung maka akan berdampak pada lamanya pengunjung untuk berwisata dan menginap dilokasi objek wisata tersebut dan berperan penting dalam mempengaruhi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata. Disamping itu juga ada pengunjung yang segaja datang untuk berkunjung secara mendadak atau singgah ke objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Pengunjung tersebut secara kebetulan kebetulan melewati jalur Puncak kermudian singgah ke Gunung Mas setelah melihat papan reklame yang ada dipinggir jalan Raya Puncak. Tabel 24. Sebaran responden Berdasarkan Cara Memutukan Berkunjung Cara memutukan berkunjung Jumlah (orang) Persentase ( % ) Terencana Mendadak Waktu Luang Tergantung Situasi Lainya 2 2 Total

78 b. Mempengaruhi Kunjungan Pada tahap ini konsumen mengambil keputusan dengan cara siapa yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk berkunjung ke objek wisata. Pada Tabel 25 diketahui bahwa pengunjung wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor sekitar (49 persen) melakukan perjalanan dipengaruhi oleh keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga sangat berperan penting dalam mempengaruhi seseorang dalam melakukan perjalanan wisata dan biasanya dilakukan pada saat waktu luang ada. Sedangkan yang paling kecil untuk mempengaruhi seseorang melakukan perajalan kunjungan wisata adalah pengaruh dari teman dengan persentase (1 persen), hal ini bisa dikarenakan bahwa pengaruh dari teman bisa membuat pilihan yang lebih sulit dikarenakan banyaknya pilihan yang ditawarkan dan tidak seteliti ketika seseorang dipengaruhi oleh keluarga. Tabel 25. Sebaran Responden Menurut Sumber yang Mempengaruhi Keputusan untuk Berkunjung ke Wisata Agro Gunung Mas Yang mempengaruhi Jumlah (orang) Persentase ( % ) Keluarga Sendiri Media iklan Teman 1 1 Lainnya 7 7 Total c. Waktu Perjalanan Wisata Salah satu pertimbangan lain dalam melakukan wisata adalah waktu yang digunakan untuk melakukan wisata. Berdasarkan data yang disajikan pengunjung yang melakukan perjalanan wisata lebih besar pada akhir minggu jika dibandingkan dengan hari lainnya. Hal ini dimungkinkan pada akhir minggu lebih banyak yang melakukan kunjungan wisata dikarenakan di kawasan puncak yang ramai membuat suasana menjadi lebih enak untuk dikunjungi. Akhir minggu yang diluangkan oleh para pengunjung untuk melakukan perjalanan wisata adalah untuk bisa berkumpul dengan keluarga dan teman-teman, hal ini dikarenakan tidak semua orang mempunyai waktu luang yang cukup untuk melakukan perjalanan wisata dikarenakan aktivitas yang tidak pasti, mereka meluangkan waktu pada akhir minggu karena semua orang pada saat itu tidak bekerja dan 63

79 dapat berkumpul dengan keluarga dan saudara untuk melakukan perjalanan wisata. Disamping itu juga kawasan Puncak Bogor selalu ramai dengan pengunjung ketika akhir pekan tiba. Tabel 26. Sebaran Responden Berdasarkan Waktu Perjalanan Wisata ke Wisata Agro Gunung Mas Kebutuhan Jumlah (orang) Persentase ( % ) Libur sekolah Libur nasional Akhir minggu Hari kerja 4 4 Lainnya Total c. Alasan Berkunjung Pengunjung objek wisata Agro Gunung Mas menyatakan bahwa alasan mereka berkunjung ke lokasi wisata Agro Gunung Mas ada berbagai macam alasan. Sebagian besar pengunjung dengan persentase (38 persen) berkunjung dengan alasan karena dekat dengan tempat tinggal, sedangkan yang paling sedikit adalah pada alasan lainnya dengan persentase (2 persen) hal ini disebabkan tidak semua orang mempunyai alasan yang sama untuk berkunjung, ada pengunjung yang datang dari luar propinsi tanpa melihat jarak dan waktu tempuh yang dilalui. Tabel 27. Sebaran Responden Berdasarkan Alasan Kunjungan ke Objek Wisata Agro Gunung Mas Kebutuhan Jumlah (orang) Persentase ( % ) Dekat dengan tempat tinggal Pelayanan memuaskan Tidak terencana Kebun teh Lainnya 2 2 Total d. Frekuensi Kunjungan di Objek Wisata Agro Gunung Mas Berdasarkan hasil pengamatan sebagian besar responden wisata Agro Gunung Mas kebanyakan menjawab pada pilihan lainnya, hal ini kebanyakan responden atau pengunjung baru pertama kali berkunjung ke Gunung Mas Cisarua Bogor, oleh sebab itu pihak pengelola Gunung Mas harus memberikan pelayaan yang baik kepada pengunjung, hal ini disebabkan pengunjung yang datang 64

80 pertama kali merupakan calon media promosi bagi objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor, jika mereka merasa nyaman dan puas selama melakukan kunjungan maka mereka akan member informasi kepada teman dan keluarga mereka. Tabel 28. Sebaran Responden berdasarkan frekuensi kunjungan ke Objek Wisata Agro Gunung Mas Frekuensi Kunjungan Jumlah (orang) Persentase (%) 1 kali sebulan kali sebulan kali sebulan Setiap saat 1 1 Lainnya Total e. Alat Transportasi yang digunakan untuk Mencapai objek Wisata Gunung Mas Pengunjung objek Wisata Agro Gunung Mas menyatakan bahwa alat transportasi yang digunakan untuk mencapai lokasi bisa dengan berbagai macam alat transportasi. Sebagian besar menggunakan mobil pribadi ini disebabkan karena pengunjung berwisata dengan keluarga sehingga lebih ekonomis jika menggunakan mobil pribadi. Disamping itu dengan menggunakan mobil pribadi memungkinkan pengunjung lebih leluasa melakukan kegiatan berwisata jika dibandingkan dengan kendaraan umum. Dengan demikian pihak pengelola lebih memperhatikan kondisi jalan dan lahan parkir yang memadai untuk tempat mobil.. Data ini dapat dilihat pada Tabel 29. Sedangkan persentase yang paling kecil tampak pada jenis angkutan kota hai ini dikarenakan pengunjung lebih merasa nyaman dan lebih cepat menggunakan transportasi pribadi. Tabel 29. Sebaran Responden Berdasarkan Alat Transportasi Yang Digunakan untuk Mencapai Objek Wisata Agro Gunung Mas Alat Transportasi yang Jumlah (orang) Persentase ( % ) digunakan Mobil pribadi Bus 6 6 Sepeda motor Angkutan kota 1 1 Lainnya 0 0 Total

81 7.5 Evaluasi Pasca Kunjungan Evaluasi pasca kunjungan merupakan tahap akhir dalam proses keputusan pembelian, dimana pada tahap ini konsumen akan mengevaluasi pembelian atau pemakaian jasa yang mereka gunakan, jika konsumen merasa puas dengan apa yang mereka rasakan maka akan terbentuk respon dan berpengaruh positif untuk pembelian atau pemakaian jasa untuk selanjutnya. Kepuasan pengunjung akan berfungsi untuk memperkuat loyalitas pengunjung, sementara ketidakpuasan yang dirasakan pengunjung akan mengakibatkan keluhan dan dapat menyebabkan pengunjung tidak memakai produk atau jasa tersebut. Berdasarkan tabel 30 diketahui bahwa sebagian besar pengunjung telah merasa puas dengan kunjungan mereka dengan persentase (91 persen), sedangkan yang merasa tidak puas hanya sedikit dengan persentase (9 persen). Menurut para pengunjung kepuasan yang mereka rasakan itu dikarenakan keindahan alam dan ketertarikan akan mempelajari tentang perkebunan teh serta kesejukan yang diperoleh pengunjung dan lokasi yang strategis untuk berwisata. Berdasarkan data tersebut pihak pengelola sebaiknya tetap mempertahankan dan meningkatkan pelayanan di Wisata Gunung Mas. Tabel 30. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan Pengunjung Terhadap Objek Wisata Agro Gunung Mas Tingkat kepuasan Jumlah (orang) Persentase ( % ) Puas Tidak puas 9 9 Total Berdasarkan informasi pada Tabel 30 yang sebagian besar pengunjung merasa puas dengan hasil kunjungannya, menyebabkan sebagian besar pengunjung bersedia untuk melakukan kunjungan kembali ke Wisata Gunung Mas, hal ini terlihat pada Tabel 31 bahwa pengunjung merasa puas dengan apa yang mereka dapatkan dan mereka rasakan selama berada dikawasan Wisata pengunjung bersedia untuk mempromosikannya kepada orang lain. Tabel 31. Sebaran Responden Berdasarkan Niat Berkunjung Kembali Niat Berkunjung Kembali Jumlah (orang) Persentase ( % ) Ya Tidak 3 3 Total

82 VIII. ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR Penilaian tingkat kepentingan dan kinerja suatu perusahaan sangat penting untuk merumuskan strategi pemasaran yang efektif, jika kinerja Gunung Mas sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengunjung maka dapat dikatakan bahwa pengunjung merasa puas, puas atau tidaknya pengunjung terhadap kinerja Gunung Mas dapat diukur dengan menggunakan skala penilaian tertentu terhadap atribut - atribut yang melekat pada Gunung Mas tersebut. Karakteristik dan preferensi akan kebutuhan konsumen yang berbeda-beda membuat konsumen bisa saja merasa puas pada 1 atribut tetapi belum tentu puas terhadap atribut yang lain. Dengan analisis metode Importance Performance Analysis (IPA) diharapkan berguna bagi pihak pengelola dan pengusaha di objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor untuk mengetahui hal-hal apa saja yang masih harus ditingkatkan guna mencapai kepuasan para pengunjung yang datang ke objek wisata Agro Gunung Mas. Melalui analisis ini dapat pula diketahui apa yang telah dirasakan dan bagaimana pihak pengelola bisa membuat perumusan strategi yang tepat untuk memperbaiki kinerja pelayanannya. Berdasarkan hasil IPA pada pengunjung Wisata Agro Gunung Mas dapat dirata-rata skor tingkat kepentingan dan kinerja yang dapat dilihat pada Tabel

83 Tabel 32. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Responden No Tingkat Kepentingan (Y) Tingkat Kinerja (X) RATA RATA IWS(%) RATA RATA WSS 1 3,73 3, ,52 10, ,44 3, ,89 14, ,77 3, ,31 10, ,75 3, ,24 9, ,98 3, ,25 10, ,74 3, ,37 10, ,28 3, ,85 9, , ,86 9, ,93 3, ,92 9, ,36 3, ,95 10, ,35 3, ,13 11, ,18 3, ,08 10, ,92 3, ,94 9, ,1 3, ,24 10, ,17 3, ,38 11, ,28 3, ,8 9, ,38 3, ,08 10, ,34 3, ,32 11, ,44 3, ,99 10, ,43 3, ,96 10, ,4 3, ,95 10, ,99 3, ,19 10, ,93 3, ,87 9, ,04 3, , ,1 3, ,46 11, ,08 3, ,35 11, ,28 3, ,41 11, ,2 3, ,13 10, ,37 3, ,23 11, ,35 2, ,83 7, , ,5 315, ,

84 Tabel 33. Tabel Hasil IPA Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan Responden No Atribut Tingkat Kepentingan (Y) Tingkat Kinerja (X) 1 Harga Tiket 3,73 3,52 2 Keindahan Alam 4,44 3,89 3 Kegiatan Outbound yang ditawarkan 3,77 3,31 4 Kegiatan Berkuda 3,75 3,24 5 Kegiatan Produksi Teh 3,98 3,25 6 Area Tea Walk 3,74 3,37 7 Kondisi Jalan Menuju Wisata Agro 4,28 2,85 8 Keragaman Jenis Paket Wisata yang ditawarkan objek Wisata Agro 4 2,86 9 Keunikan yang ada di wisata agro 3,93 2,92 10 Kebersihan di Wisata Agro 4,36 2,95 11 Sarana dan Prasarana di Wisata Agro 4,35 3,13 12 Lahan Parkir 4,18 3,08 13 Promosi yang dilakukanwisataagro 3,92 2,94 14 Kemudahan Mencapai Lokasi Wisata Agro 4,1 3,24 15 Papan Keterangan di Wisata Agro 4,17 3,38 16 Kondisi jalan di Wisata Agro 4,28 2,8 17 Tingkat Kebersihan Toilet 4,38 3,08 18 Sarana Peribadatan 4,34 3,32 19 Toilet 4,44 2,99 20 Keamanan di Wisata Agro 4,43 2,96 21 Jaminan rasa aman dalam menggunakan permainan yang di tawarkan oleh Wisata Agro 4,4 2,95 22 Petunjung Fasilitas Outbond 3,99 3,19 23 Even even yang di adakan oleh Wisata Agro 3,93 2,87 24 Adanya pusat informasi di Wisata Agro 4, Pelayanan 4,1 3,46 26 Penampilan Para Pegawai 4,08 3,35 27 Keramahan Pegawai 4,28 3,41 28 Penanganan Keluhan Pengunjung 4,2 3,13 29 Kebersihan tempat istrahat yang disediakan oleh Wisata Agro 4,37 3,23 30 Pemandu Wisata 3,35 2,83 Rata-rata 4, ,15 69

85 Berdasarkan Tabel 33, skor tingkat kepentingan paling tinggi berasal dari atribut keindahan alam yang berada di kawasan objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor dan skor paling rendah adalah pada pemandu wisata yang dilakukan oleh objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Kedua atribut tersebut yaitu keindahan alam berada pada variabel Tangibel dan sedangkan atribut pemandu wisata berada pada variabel Emphaty. Dimana atribut keindahan alam pada atribut Tangible, yang mana pada variabel ini atribut yag diartikan sebagai bukti fisik yang setiap saat dapat dilihat oleh para pengunjung dan langsung bisa dirasakan oleh para pengunjung dan menjadi kebutuhan pengunjung ketika berkunjung ke Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Pada tingkat kinerja nilai yang paling diprioritaskan adalah dari atribut keindahan alam yang berada pada kawasan objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor sedangkan nilai yang paling terendah yaitu pada atribut kondisi jalan pada lokasi wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Atribut keindahan alam dan kondisi jalan di wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor berada pada variabel yang sama yaitu Tangible, oleh karena itu perlu mendapatkan perhatian dari tingkat kinerjanya, karena atribut tersebut seharusnya salig mendukung satu sama lain dalam pemenuhan kebutuhan para pengunjung. Dengan demikian hasil analisis tingkat kepentingan dan tingkat kinerja, atribut Tanggibel dan atribut Emphaty perlu mendapatkan perhatian lebih dalam memenuhi kepuasan pengunjung, karena pada kedua variabel tersebut terdapat 2 nilai terendah dari hasil perhitungan IPA. Dengan demikin tingginya nilai yang diperoleh maka semakin tinggi pula pemenuhan kebutuhan yang diinginkan oleh para pengunjung dalam memenuhi tingkat kepuasannya, demikian sebaliknya semakin rendah nilai yang didapat maka tingkat kebutuhannya kurang diprioritaskan oleh para pengunjung. Dengan analisis kuadran dapat diketahui atribut-atribut yang terdapat pada kuadran 1, kuadran 2, kuadran 3 dan kuadran 4 serta implementasi dari hasil tersebut. Atribut atribut yang terdapat pada masing-masing kuadran dapat dilihat pada Gambar 8. 70

86 Gambar 8. Diagram Pemetaan IPA DIAGRAM PEMETAAN IPA Tingkat Kepentingan (Y) I III II IV Tingkat Kinerja (X) Keterangan : 1. Harga tiket 17. Tingkat kebersihan toilet 2. Keindahan alam 18. Sarana peribadatan 3. Kegiatan outbound yang ditawarkan 19. Toilet 4. Kegiatan berkuda 20. Keamanan di wisata agro 5. Kegiatan produksi teh 21. Jaminan rasa aman dalam menggunakan permainan yang di tawarkan oleh wisata agro 6. Area tea walk 22. Petunjung fasilitas outbond 7. Kondisi jalan menuju wisata agro 23. Even even yang di adakan oleh wisata agro 8. Keragaman jenis paket wisata yang 24. Adanya pusat informasi di wisata agro ditawarkan objek wisata agro 9. Keunikan yang ada di wisata agro 25. Pelayanan 10. Kebersihan di wisata agro 26. Penampilan para pegawai 11. Sarana dan prasarana di wisata agro 27. Keramahan pegawai 12. Lahan parkir 28. Penanganan keluhan pengunjung 13. Promosi yang dilakukan wisata agro 29. Kebersihan tempat istrahat 14. Kemudahan mencapai lokasi wisata 30. Pemandu wisata agro 15. Papan keterangan di wisata agro 16. Kondisi jalan di wisara agro 71

87 8.1 Kuadran 1 ( Prioritas Utama) Atribut pada kuadran ini sebaiknya menjadi prioritas utama objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor untuk meningkatkan kepuasan pengunjung karena memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan tingkat kinerja yang rendah. Atribut yang berada pada kuadran 1 adalah kondisi jalan menuju wisata agro, kebersihan, sarana dan prasarana diwisata agro, lahan parkir, kondisi jalan diwisata agro, tingkat kebersihan toilet, toilet, keamanan diwisata agro, jaminan rasa aman dalam menggunakan permainan yang ditawarkan oleh wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor dan penanganan keluhan pengunjung. Atribut-atribut ini perlu mendapatkan perhatian khusus atau lebih diprioritaskan karena keberadaan faktor faktor ini dinilai sangat penting bagi pengunjung, tetapi kinerja pegelola belum dapat memuaskan pengunjung. a. Kondisi Jalan Menuju Objek Wisata Agro Gunung Mas. Berdasarkan penilaian pengunjung atribut ini memiliki kepentingan dengan bobot rata rata berarti sangat penting dan tingkat kinerjanya bisa dikatakan cukup baik. Kondisi jalan menuju area objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor ini berdasarkan penilaian pengunjung bahwa atribut ini dinilai sudah memenuhi kepuasan walaupun begitu perlu adanya perbaikan sehingga dapat meningkatkan kepuasan pengunjung dalam melakukan perjalanan menuju objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. b. Kebersihan Toilet Berdasarkan penilaian pengunjung kebersihan toilet di objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor belum memenuhi harapan pengunjung dan kurang bersih ini dapat dilihat dari banyaknya pasir yang ada didalam bak mandi, dilihat pada tingkat kepentingannya sangat penting dan tingkat kinerjanya baik hal ini dikarenakan kebersihan toilet sangat diperhatikan oleh pihak pengelola. Oleh sebab itu tingkat kebersihan toilet oleh pihak pengelola sangat dijaga sehingga meningkatkan tingkat kepuasan bagi para pengunjungnya. Selain itu juga akan meningkatkan jumlah kedatangan kunjungan. 72

88 c. Kebersihan di lokasi wisata Agro Gunung Mas Berdasarkan penilaian dari pengunjung atribut ini memiliki tingkat kepentingan yang sangat penting dan tingkat kinerja yang cukup baik karena pada saat berada di lokasi sampah sudah tidak terlalu banyak yang ditinggalkan oleh pengunjung dan dibuang pada tempat sampah, hal ini dikarenakan tempat pembuangan sampah yang ada pada lokasi objek wisata dan lokasi tempat pembuangan sampah yang sudah cukup tersedia pada setiap area wisata, serta para pekerja kebersihan diobjek wisata sudah cukup tersedia hal ini akan meningkatkan tingkat kepuasan bagi para pengunjung yang berkunjung ke lokasi objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. d. Sarana dan Prasarana Kelengkapan sarana dan prasarana merupakan salah satu cara perusahaan agar kegiatan dalam berwisata menjadi tidak terganggu. Tingkat kepentingan pada saran dan prasarana berarti sangat penting dan tingkat kinerjanya cukup baik, hal ini dikarenakan kepuasan pengunjung akan puas atau tidak puas dapat dilihat dari kelengkapan sarana dan prasarana yang disediakan oleh pihak pengelola. Seperti area bermain anak yang kurang lengkap dan area untuk para ibu untuk berkumpul dengan anak dan untuk keluarga. Pengunjung sudah merasa puas dengan atribut sarana dan parasarana yang disediakan oleh pihak pengelola. e. Lahan Parkir Berdasarkan penilaian pengunjung pada atribut ini memiliki tingkat kepentingan yang cukup penting dan memiliki tingkat kinerja yang cukup baik. Lokasi area parkir yang disediakan oleh pihak pengelola sudah merata pada setiap area wisata yang ada di dalam objek wisata dan tertata dan keberadaanya sangat dibutuhkan oleh setiap pengunjung untuk dapat parkir kendaraanya dengan baik dan aman. Area parkir ini sangat diharapkan diberikan perhatian yang cukup agar dapat meningkatkan jumlah kedatangan pengunjung khususnya bagi pengunjung yang menggunakan bus dan sepeda motor. 73

89 f. Kondisi Jalan di Wisata Agro Gunung Mas Berdasarkan penilaian konsumen pada atribut ini memiliki tingkat kepentingan yang sangat penting dengan rata-rata tingkat kepentingan yang cukup tinggi dan tingkat kinerja yang cukup baik. Kondisi jalan di area wisata agro sangat penting karena dibuat untuk jalur keluar masuknya angkutan pengunjung. Sebagian jalan terbuat dari batu-batuan pegunungan dan kondisi jalan yang sudah cukup baik. hal ini dikarenakan jalan dibuat dari batu batuan pegunungan agar lebih terlihat lebih alami karena lokasi berada dikawasan pegunungan. Hal ini perlu mendapatkan perhatian dari pihak pengelola agar jalan diarea wisata Gunung Mas dijaga agar meningkatkan tingkat kepuasan pengunjung yang berkunjung ke objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. g. Toilet Pada atribut ini keberadaan toilet sangat dibutuhkan oleh setiap pengunjung yang ada objek wisata. Atribut ini memiliki tingkat kepentingan yang sangat penting dengan rata rata tingat kepentingan yang sangat tinggi dan memiliki tingkat kinerja yang cukup baik. Keberadaan toilet sangat diperlukan oleh pengunjung, tidak sedikit pengunjung ketika membutuhkan toilet harus mencari toilet pada lokasi yang lain. Sangat diharapkan bagi pihak pengelola untuk menambah jumlah toilet disetiap area lokasi wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. h. Keamanan di Lokasi Wisata Agro Gunung Mas Pada atribut ini memiliki tingkat kepentingan yang sangat penting dan tingkat kinerja yang cukup baik, pengujung merasakan keamanan yang di berikan oleh pihak pengelola maupun pihak PTPN sudah cukup baik dan puas, penjaga terdapat pada setiap lokasi seperti di depan gerbang masuk dan I pos penjagaan yang berada di depan kantor wisata agro, pihak pengelola merasa kemananan pengunjung sangat di prioritaskan agar memberikan rasa aman dan nyaman pengunjung dan pihak pengelola sangat mementingkan rasa aman dan dengan adanya petugas di setiap area wisata Agro Gunung Mas bisa membuat rasa aman bagi pengunjug agar pengunjung tidak terganggu dan mendapatkan rasa aman yang diberikan oleh pengunjung. 74

90 i. Jaminan rasa Aman Menggunakan Peralatan Permainan Pada atribut ini dianggap sangat penting oleh pengunjung dan tingkat kinerja yang cukup baik. Berdasarkan analisis pengunjung menilai jaminan rasa aman ketika memakai dan menggunakan peralatan permainan sangat diperlukan karena menyangkut dengan keselamatan dan nyawa seseorang. 8.2 Kuadran II (Pertahankan Prestasi) Dalam atribut-atribut yang termasuk kedalam kuadran II merupakan atribut-atribut yang dianggap penting bagi pengunjung dan pihak pengelola yang telah melaksakanan kinerja sesuai dengan harapan pengunjung.dalam kuadran ini terdapat lima atribut diantaranya keindahan alam, papan keterangan di lokasi objek wisata Agro Gunung Mas, Sarana peribadatan, keramahan kariawan dan kebersihan tempat istahat yang disediakan pengelola. Berdasarkan dimensi kepuasan pengunjung terdapat 2 atribut yang berada pada variabel Tanggibel (keindahan alam dan kebersihan lokasi), sedangkan variabel Emphaty terdapat 2 atribut yaitu (papan keterangan dan sarana peribadatan) dan variabel Assurance terdapat satu atribut yaitu (keramahan pegawai). a. Keindahan Alam Keindahan alam merupakan satu keunggulan yang dimiliki oleh objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor, kebun teh yang dimiliki Gunung Mas menjadi daya tarik utama bagi pengunjung, sehingga tidak terlalu memerlukan pengolahan yang cukup besar kondisi keindahan alam ini sudah memberikan kepuasan tersendiri bagi pengunjung. Atribut ini berarti sangat penting dan tingkat kinerja yang baik. Pengunjung merasa puas dan pengelola diharapkan menjaga dan mempertahankan keindahan alam agar tidak rusak. b. Papan Keterangan Papan keterangan dianggap penting oleh pengunjung dan tingkat kinerja yang baik. Hal ini terlihat dari sudah lengkapnya papan keteragan yang ada pada setiap area yang berada pada ojek wisata Agro Gunung Mas sehingga pengunjung tidak merasa kebingungan dan kehilangan arah ketika berada di dalam area objek 75

91 wisata. Pengunjung merasa puas dengan atribut ini sehingga harus dipertahankan dan dijaga. c. Sarana Peribadatan Sarana peribadatan merupakan bagian dari indikator keperdulian (Emphaty) yang menujukkan bahwa perusahaan perduli terhadap kebebasan beragama dan perduli akan rasa nyaman untuk menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Oleh sebab itu pihak pengelola membangun dan menyediakan sarana peribadatan bagi para pengunjung yang ingin melakukan ibadah disela-sela waktu berwisata, seperti mesjid dan aula bagi non muslim. Atribut ini dilihat dari tingkat kepentingannya sangat penting dan tingkat kinerjanya cukup baik. d. Keramahan Kariawan Keramahan kariawan merupakan bagian dari indikator jaminan (Assurance) perusahaan menjamin terhadap layanan yang ramah kepada pengunjung yang mana bagi para pengunjung merupakan atribut yang sangat penting. Karena dengan kariawan yang ramah memberikan rasa nyaman kepada pengunjung ketika bertegur sapa dengan pihak pengelola dan pegawai membuat pengunjung dapat menikmati kegiatan berwisata yang ada di objek wisata agro dengan nyaman. e. Kebersihan Tempat Istrahat Kebersihan tempat istrahat merupakan bagian dari indikator Tanggibel ( bukti fisik). Kebersihan tempat istrahat bagi para pengunjung dilihat dari tingkat kepentingan adalah sangat penting dan dari tingkat kinerjanya sudah cukup baik. Atribut pada indikator ini mencerminkan kebersihan tempat istrahat bagi pengunjung sangat diperlukan keberadaanya. Perusahaan diminta untuk memaksimalkan dari tingkat kebersihan tempat istirahat. Pengunjung yang lelah dalam melakukan wisata akan mencari tempat yang nyaman dan bersih. Dengan demikian pengunjung menilai bahwa kebersihan tempat istrahat di objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor sangat penting dan sudah sudah baik. 76

92 8.3 Kuadran III (Berlebihan) Dalam atribut atribut yang termasuk dalam kuadran III merupakan atribut atribut yang dianggap penting oleh pengunjung dan pihak pengelola yang telah melaksanakan kinerja sesuai dengan harapan pengunjung. Dalam kuadran III terdapat 5 kuadran yaitu keragaman jenis paket wisata yang ditawarkan, keunikan yang ada diwisata agro, even-even yang diadakan dan pusat informasi promosi. Dari masing masing atribut pada kuadran ini memiliki tingkat kepentingan yang cukup penting sama halnya seperti pada atribut atribut yang lain dan kinerjanya juga cukup baik. Berdasarkan dimensi tingkat kepuasan pengunjung terdapat 2 atribut yang terdapat pada variabel Empahaty (keragaman jenis paket wisata yang ditawarkan dan promosi) dan terdapat 2 atribut pada variabel Reability (keunikan dan even even yang dilakukan), 1 atribut pada variabel Responsive yaitu (promosi). Bagi para pengunjung dari semua atribut yang berada pada kuadran 3 memiliki tingkat kepentingan dan kinerjanya sudah puas dan baik. Atribut-atribut ini bagi sebagian pengunjung tidak terlalu penting karena kebanyakan pengunjung datang untuk menikmati keindahan alam dan kesejukan yang ada di objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor dan hanya sebagian kecil saja dari para pengunjung yang menginap dikawasan wisata ini, sebagian besar pengunjung hanya sesaat berada di kawasan wisata ini. 8.4 Kuadran IV (Prioritas Rendah) Dalam atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran IV merupakan kuadran yang dianggap kurang penting oleh pengunjung dan pada kenyataanya kinerjanya juga kurang istimewa. Peningkatan atribut-atribut yang ada didalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh pengunjung sangat kecil. Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini ada 9 atribut yaitu (harga tiket, kegiatan outbond, kegiatan berkuda, kegiatan produksi teh, area tea walk, kemudahan mencapai lokasi, petunjuk vasilitas outbond, pelayanan dan penampilan). Diantara 9 atribut ini terdapat beberapa variabel yaitu Tanggibel ( harga tiket, area tea walk, penampilan pegawai), Reability ( kegiatan berkuda, kegiatan produksi teh, kemudahan mencapai lokasi), Emphaty (petunjuk vasilitas outbond), Responsive ( pelayanan dan penampilan). 77

93 IX. Kesimpulan dan Saran 9.1. Kesimpulan 1. Berdasarkan analisis mengenai karakteristik pengunjung wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor di dominasi oleh pengunjung dengan jenis kelamin laki-laki dengan umur sekitar 21 sampai 25 tahun dengan status sosial belum menikah atau masih lajang, tingkat pendidikan yang dienyam adalah Sarjana (S1) dengan pekerjaan Pegawai Swasta dengan pengeluaran rata-rata Rp sampai dengan Rp dengan asal kedatangan yaitu berasal dari Kawasan Bogor. 2. Dalam perilaku pengambilan keputusan sebagian besar pengunjung menyatakan bahwa motivasi utama berkunjung ke wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor adalah untuk berwisata dan menikmati keindahan alam dengan proses kedatangan bersama sama dengan keluarga, dengan jenis wisata yang lebih disukai oleh pengunjung adalah wisata alam, dan jenis wisata yang lebih digemari adalah wisata dengan konsep yang mengandung nila pendidikan dengan alasan kedatangan untuk mencari kenyamanan dan mendapatkan kesenangan hati dan manfaat yang diharapkan datang ke objek wisata Agro Gunung Mas ini adalah untuk refresing. Informasi yang didapat oleh pengunjung kebanyakan berasal dari teman dimana sumber informasi itu kebanyakan pengujung lebih banyak mempertimbangkan untuk berkunjung ke objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor dengan yang mempegaruhi berkunjung yaitu kebanyakan berasal dari teman-teman. yang menjadi alasan terbesar para pengunjung memilih tempat ke objek Agro Gunung Mas Cisarua Bogor ini adalah dikarenakan dekat dengan tempat tinggal para pengunjung dengan meluangkan waktu disaat memiliki waktu luang yang cukup, dimana waktu luang itu kebanyakan pengunjung berada pada akhir minggu dengan tingkat kunjungan yang tergantung situasi dan kondisi para pengunjung. Dengan tingkat kepuasan setelah pasca kunjungan ke wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor menyatakan puas sehingga tidak akan mempengaruhi kenaikan harga yang sudah ditentukan, walaupun kenaikan harga 78

94 diterapkan pengunjung tetap akan datang kembali ke objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor dikarenakan pengunjung merasa puas dengan tingkat kinerja pihak pengelola. 3. Hasil dari analisis tingkat kepuasan pengunjung dengan metode IPA dibagi menjadi empat kuadran. Pada kuadran 1 dianggap paling penting dalam meningkatkan atributnya. Berdasarkan perhitungan nilai CSI sebanyak 94 persen pengunjung merasa puas terhadap objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. 9.2 Saran 1. Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor diminati oleh pengujung yang belum berkeluarga dengan cara datang bersama keluarga, hal ini menjadi perhatian bagi pihak pengelola dengan cara melakukan pembenahan terhadap fasilitas-fasilitas yang ada. Untuk itu perlu adanya penambahan dan penambahan sarana dan paket paket wisata yang ditawarkan, seperti arena bermain anak-anak dan tempat untuk istirahat yang cukup dimana tempat istrahat yang dimaksud bisa berupa pondokan-pondokan kecil terbuka disampaing untuk tempat beristirahat bisa digunakan sebagai tempat berteduh dari panas dan hujan jika datang. 2. Kepuasan pengunjung pada suatu objek wisata sangatlah penting, mengingat tanpa adanya pengunjung yang datang ke objek wisata tersebut maka kawasan wisata itu tidak akan berarti apa-apa. Beberapa analisis IPA ada sejumlah atribut yang perlu menjadi prioritas utama dan perlu diperbaiki kinerjanya, seperti kondisi jalan dan promosi dan even-even yang diadakan di wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. 79

95 DAFTAR PUSTAKA Andika.M 2007 Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Agrowisata Little Farmes Cisarua Kabupaten Bogor Utara. Skripsi. Bogor. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Baehaqie, S Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Objek Agrowisats Taman Buah Mekarsari Cileungsi Bogor. Skripsi Jurusan Ilmu Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Badan Pusat Statistik Kota Bogor Dalam Rangka Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor.Bogor. Direktorat Pengembangan Usaha Agrowisata. Departemen Pertanian. Jakarta. Direktori Profil Wisata Agro : Perkebunan Gunung Mas PTP XII (PTPN VIII) Perkebunan Gunung Mas PTP XII (PTPN VIII) Pusat Data dan Informasi Pertanian Departemen Pertanian Repoblik Indonesia. Engel JF, B, RD, M, PW Perilaku Konsumen. Edisi Ketujuh. Jilid 1 dan 2. Jakarta Binarupa Aksara. Herlita, R, K Analisis Preferensi dan Perilaku Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Skripsi Fakultas Pertanian IPB ( Tidak dipublikasikan).bogor. Kotler, P Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. PT. Prenhallindo. Jakarta. Nazir, Mohammad Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta Oktaviani, R, W Analisis Kepuasan Pengunjung Terhadap Kinerja Kebun Raya Wisata Pasir Muksti Bogor dan Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran. Skripsi. Bogor. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Rangkuti, Freddy Measuring Custumer Satisfaction. Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Ritonga, Veva Analisis Motivasi Preferensi dan Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Kusuma Batu Malang, Jawa Timur. Skipsi. Jurusan Ilmu Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 80

96 Sri Mulyani Analisis Perilaku dan Kepuasan Pengunjung Taman Wisata Alam (TWA) Telaga Warna Cisarua Bogor. Skripsi Fakultas Pertanian. Institut Pertanaian Bogor. Tirtawinata, Reza dan Fachrudin, Lisdiana Daya Tarik dan Pengelolaan Agrowisata. PT Penebar Swadaya. Jakarta. Umar, H Risert Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT Gramedia Utama Bekerja Sama dengan Jakarta Business Research Center (JGRC). Jakarta. Undang-Undang No.5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Departemen Kehutanan. 81

97 Lampiran 1. Kuisoner Analisis Deskriptif Kuisioner Penelitian Analisis Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Pengunjungg Wisata Agro Gunung Mas Puncak Bogor Tanggal Survei : No Kuisioner : Saya, Frans Thomas Manurung adalah mahasiswa Ekstensi Agribisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) yang sedang melakukan penelitian untuk pengumpulann data yang akan digunakan dalam pembuatan skripsi dengan judul Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Saya mohon kesediaan bapak/ibu/saudara/i untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner penelitian ini secara lengkap dan benar sehingga hasilnya dapat dipertanggun ng jawabkan dan memberikan hasil yang diinginkan. Informasi yang diterima dari kuisoner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Atas bantuanya sayaa ucapkan terima kasih. Screening Berilah tanda (X) pada jawaban yang anda pilih. 1. Apakah anda sebelumnya pernah berkunjung ke objek Agrowisata Gunung Mas Cisarua Bogor? a. Ya ( Silahkan Lanjutkan ke pertanyaan selanjutnya) b. Tidak (Stop, terima kasih atas partisipasi anda) 2. Kapan terakhir kali anda berkunjung ke objek agrowisata gunung mas puncak bogor? a. Kurang dari sebulan yang lalu b. Lebih dari sebulan yang lalu Identitas Responden 1. Nama 2. Umur 3. Alamat 4. Asal kedatangan 5. Suku 6. Jenis kelamin a. Laki laki 7. Status Pernikahan a. Sudah menikah 8. Pendidikan terakhir a. SD b.sltp 9. Pekerjaan a. Pegawai Negeri b. Pegawai swasta :. :..Tahun :. :. :. b. Perempuan b. Belum menikah c. SMU e. Sarjana d. Diploma f.lainnya, sebutkan... c. Wiraswasta e. Ibu rumah tangga d. Pelajar/Mahasiswa f. Lainnya, sebutkan... 82

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar dominasi untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau untuk mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU DAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM (TWA) TALAGA WARNA CISARUA - BOGOR

ANALISIS PERILAKU DAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM (TWA) TALAGA WARNA CISARUA - BOGOR ANALISIS PERILAKU DAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM (TWA) TALAGA WARNA CISARUA - BOGOR SKRIPSI SRI MULYANI H 34066118 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS Keputusan pengunjung untuk melakukan pembelian jasa dilakukan dengan mempertimbangkan terlebih dahulu kemudian memutuskan untuk

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang melimpah. Kekayaan hayati Indonesia dapat terlihat dari banyaknya flora dan fauna negeri ini. Keanekaragaman sumber

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG SKRIPSI IMAM WAHYUDI H34066064 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG SKRIPSI HESTI FANNY AULIA SIHALOHO H34066060 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Potensi kepariwisataan di Indonesia sangat besar. Sebagai negara tropis dengan sumberdaya alam hayati terbesar ketiga di dunia, sangat wajar bila pemerintah Indonesia memberikan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dikawasan Wisata Agro Perkebunan Nusantara Gunung Mas yang terletak di Seda Tugu, kecamatan Cisarua kabupaten Bogor. Pemilihan

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR 6.1 Karakteristik Pengunjung Karakteristik pengunjung dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, lokasi dan tempat tinggal, status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau untuk mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia yang merupakan negara agraris, memiliki wilayah yang luas untuk usaha pertanian. Selain diperuntukkan sebagai budidaya dan produksi komoditi pertanian serta perkebunan,

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

VIII. ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR VIII. ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR Penilaian tingkat kepentingan dan kinerja suatu perusahaan sangat penting untuk merumuskan strategi pemasaran yang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini dilakukan untuk melihat perilaku konsumen yang melakukan aktivitas pembelian di DKI Jakarta khususnya. Aktivitas pembelian yang dilakukan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011) I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang harus dimanfaatkan dan dilestarikan. Indonesia diberikan anugerah berupa kekayaan alam yang

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA SKRIPSI MUHAMMAD SALIM R H34076107 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian terfokus kepada peningkatan produksi, terutama pada peningkatan produksi tanaman pangan, khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. subur, dan mendapat julukan sebagai Negara Agraris membuat beberapa. memiliki prospek yang menjanjikan dan menguntungkan.

BAB I PENDAHULUAN. subur, dan mendapat julukan sebagai Negara Agraris membuat beberapa. memiliki prospek yang menjanjikan dan menguntungkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak di negara beriklim tropis, memiliki tanah yang cukup subur, dan mendapat julukan sebagai Negara Agraris membuat beberapa wilayah di Indonesia cukup

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR SKRIPSI EGRETTA MELISTANTRI DEWI A 14105667 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir slogan back to nature semakin populer di kalangan masyarakat. Hal ini kemudian memunculkan trend baru yaitu dijadikannya sektor pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR Oleh : Dini Vidya A14104008 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya tujuan sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan yang puas. Sejalan dengan itu berbagai upaya telah dilakukan untuk menyusun rangka teoritis untuk

Lebih terperinci

KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H

KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H34066014 PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO

ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO SKRIPSI ARDIAN SURBAKTI H34076024 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan berbagai kemudahan komunikasi dan informasi yang mengakibatkan kondisi persaingan bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi dibandingkan beberapa wilayah lainnya di Pulau Jawa. Tingkat kehidupan Jakarta dan sekitarnya

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H34052032 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR Oleh : NOVA RESKI SEPTINA K A14104117 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

Oleh : Slamet Heri Winarno

Oleh : Slamet Heri Winarno Oleh : Slamet Heri Winarno PENDAHULUAN Pariwisata telah menjadi sektor strategis dalam memperkuat perekonomian negara Pariwisata ini merupakan sektor penghasil utama devisa negara nonmigas. 2 Pariwisata

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR Titik Hidayati A14102584 PROGRAM STUDI SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, sehingga keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, sehingga keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tiga terbesar di dunia. Kekayaan alam yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata telah berkembang pesat seiring perubahan pola pikir, bentuk, dan sifat kegiatan warga masyarakat. Perkembangan ini menuntut industri pariwisata agar

Lebih terperinci

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR. Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR. Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A 14103540 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN DAN AGROWISATA. Jika kita tinjau lebih dalam arti dari Pariwisata itu menurut asal katanya, pari

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN DAN AGROWISATA. Jika kita tinjau lebih dalam arti dari Pariwisata itu menurut asal katanya, pari BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN DAN AGROWISATA 2.1. Pengertian Pariwisata Jika kita tinjau lebih dalam arti dari Pariwisata itu menurut asal katanya, pari yang berarti banyak, berkali-kali,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini menganalisis tentang preferensi konsumen terhadap paket wisata Kusuma Agrowisata. Kerangka pemikiran teoritis disusun berdasarkan penelusuran

Lebih terperinci

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari II TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata didefinisikan sebagai kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata serta usaha lainnya yang terkait. Pembangunan kepariwisataan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan atau pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan suatu kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidupnya. Seiring dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya pada sektor pariwisata. Pembangunan dibidang pariwisata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata dan Rekreasi Undang- Undang No.9 Tahun 1990 mendefinisikan wisata sebagai perjalanan atau sebagian dari kegiatan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Konsumen Sumarwan (2004) menyatakan bahwa konsumen terdiri dari dua yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh

Lebih terperinci

VII PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKET WISATA KUSUMA AGROWISATA

VII PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKET WISATA KUSUMA AGROWISATA VII PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKET WISATA KUSUMA AGROWISATA Keputusan pembelian dalam mengkonsumsi barang atau jasa ditentukan oleh perilaku konsumen yang bersangkutan. Perilaku proses keputusan selalu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuan penyelenggaraan agrowisata

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuan penyelenggaraan agrowisata I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuan penyelenggaraan agrowisata adalah untuk memperluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan antar produsen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya hayati tropis yang tidak hanya sangat beragam tetapi juga unik. Keragaman

BAB I PENDAHULUAN. daya hayati tropis yang tidak hanya sangat beragam tetapi juga unik. Keragaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam terutama sumber daya hayati tropis yang tidak hanya sangat beragam tetapi juga unik. Keragaman dan keunikannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA TLOGO DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA TLOGO DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA TLOGO DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia wisata di Indonesia saat ini sedang mengalami peningkatan, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya tempat wisata yang berdiri dimasing-masing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini mengambil kerangka pemikiran dari berbagai penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian, serta metode-metode atau

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA DAN TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP BAURAN PEMASARAN BNI GIRO (Kasus BNI Kantor Layanan Bumi Serpong Damai)

ANALISIS KINERJA DAN TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP BAURAN PEMASARAN BNI GIRO (Kasus BNI Kantor Layanan Bumi Serpong Damai) ANALISIS KINERJA DAN TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP BAURAN PEMASARAN BNI GIRO (Kasus BNI Kantor Layanan Bumi Serpong Damai) Oleh : DARMA SAUT PARULIAN SITUMORANG A 14105660 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan pada pertengahan bulan November 2016 hingga awal bulan Desember 2016. 1.2 Materi

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perkembangan sektor industri pariwisata di dunia saat ini sangat pesat dan memberi kontribusi yang besar terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.2. Kelayakan Proyek Perkembangan kepariwisataan di Indonesia saat ini semakin penting, tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1 I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber penghasil devisa potensial selain sektor migas. Indonesia sebagai suatu negara kepulauan memiliki potensi alam dan budaya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pariwisata alam dewasa ini memiliki prospek yang sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan hayati dan non hayati yang sangat

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG Pengunjung yang berwisata di TRKWC memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Latar belakang atau karakteristik

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor) EKO SUPRIYANA A.14101630 PROGRAM STUDI EKSTENSI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan memiliki lebih dari 18.000 pulau, memiliki luasan hutan lebih dari 100 juta hektar dan memiliki lebih dari 500 etnik

Lebih terperinci

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya BAB III Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya Potensi pariwisata di Indonesia sangat tinggi, dari Aceh hingga Papua dengan semua macam obyek pariwisata, industri pariwisata Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Riksa Alhadi, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Riksa Alhadi, 2016 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota pada dasarnya adalah tempat bermukim bagi suatu komunitas dalam jumlah yang besar. Namun selain tempat bermukim suatu komunitas, kota juga merupakan tempat dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat berarti terhadap pembangunan, karena melalui pariwisata dapat diperoleh dana dan jasa bagi

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI Pengunjung restoran yang mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Restoran Khaspapi memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbedabeda. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan kekayaan pariwisata dan budayanya. Kepariwisataan di Indonesia tumbuh dan berkembang menjadi salah satu industri besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang di luar tempat tinggalnya, bersifat sementara untuk berbagai tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber penghasilan suatu daerah. Dengan pengelolaan yang baik, suatu obyek wisata dapat menjadi sumber pendapatan yang besar.menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagai buah dari usaha ekonomi nasional yang mandiri maka mengembangkan industri pariwisata merupakan suatu keniscayaan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan nasional dan mempunyai peranan besar dalam perekonomian. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

Oleh ELLA RAHMANIA H

Oleh ELLA RAHMANIA H ANALISIS PERILAKU DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PERFORMANCE RESTORAN PASTEL & PIZZA RIJSTTAFEL DI KOTA BOGOR SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen

Lebih terperinci

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 17.270 kunjungan, sehingga dari hasil tersebut didapat nilai ekonomi TWA Gunung Pancar sebesar Rp 5.142.622.222,00. Nilai surplus konsumen yang besar dikatakan sebagai indikator kemampuan pengunjung yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Taman Nasional adalah Kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Taman Nasional adalah Kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Taman Nasional Taman Nasional adalah Kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor pariwisata bagi suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi perekonomian masyarakatnya. Tidak heran jika dewasa ini banyak masyarakat bersikap positif untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian

Lebih terperinci

DAN PEMASARAN NENAS BOGOR BOGOR SNIS SKRIPSI H

DAN PEMASARAN NENAS BOGOR BOGOR SNIS SKRIPSI H ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PEMASARAN NENAS BOGOR Di Desa Sukaluyu, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor SKRIPSI ERIK LAKSAMANA SIREGAR H 34076059 DEPARTEMEN AGRIBIS SNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata kedua di Indonesia setelah Bali. DIY juga menjadi salah satu propinsi yang menjadi pusat pengembangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kepuasan telah banyak dilakukan sebelumnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Nanang (2010) penelitian tentang Analisis Hubungan kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekayaan sumber daya alam Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh setiap daerah merupakan modal penting untuk meningkatkan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP KONSUMEN DAN KINERJA ATRIBUT TEH HIJAU SIAP MINUM MEREK NU GREEN TEA ORIGINAL DI KOTA JAKARTA. Dhita Aditya Ayuningtyas H

ANALISIS SIKAP KONSUMEN DAN KINERJA ATRIBUT TEH HIJAU SIAP MINUM MEREK NU GREEN TEA ORIGINAL DI KOTA JAKARTA. Dhita Aditya Ayuningtyas H ANALISIS SIKAP KONSUMEN DAN KINERJA ATRIBUT TEH HIJAU SIAP MINUM MEREK NU GREEN TEA ORIGINAL DI KOTA JAKARTA Dhita Aditya Ayuningtyas H34066034 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PREFERENSI DAN KEPUASAN PETANI TERHADAP BENIH PADI VARIETAS LOKAL PANDAN WANGI DI KABUPATEN CIANJUR. Oleh : AMATU AS SAHEDA A

PREFERENSI DAN KEPUASAN PETANI TERHADAP BENIH PADI VARIETAS LOKAL PANDAN WANGI DI KABUPATEN CIANJUR. Oleh : AMATU AS SAHEDA A PREFERENSI DAN KEPUASAN PETANI TERHADAP BENIH PADI VARIETAS LOKAL PANDAN WANGI DI KABUPATEN CIANJUR Oleh : AMATU AS SAHEDA A14105511 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR Oleh : DIKUD JATUALRIYANTI A14105531 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam banyak perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK YOU C 1000 (Studi Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut Pertanian Bogor) Oleh : Prawira Atma Negara A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK YOU C 1000 (Studi Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut Pertanian Bogor) Oleh : Prawira Atma Negara A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK YOU C 1000 (Studi Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut Pertanian Bogor) Oleh : Prawira Atma Negara A 14105587 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan sektor pariwisata terjadi secara global dalam beberapa tahun belakangan ini. Sektor pariwisata menjadi tulang punggung suatu negara, dalam arti salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang dalam bisnis pariwisata, karena saat ini semua orang butuh berwisata. Berbagai tujuannya yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Memahami keinginan konsumen dan mempelajari perilaku konsumen sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan untuk mengetahui bagaimana perilaku

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Studi Kasus: Kemitraan PT X di Yogyakarta)

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Studi Kasus: Kemitraan PT X di Yogyakarta) ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Studi Kasus: Kemitraan PT X di Yogyakarta) SKRIPSI MEYLANI LESTARI H34066081 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN VEGETARIAN KARUNIA BARU BOGOR. Oleh DESMAN MANURUNG A

KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN VEGETARIAN KARUNIA BARU BOGOR. Oleh DESMAN MANURUNG A KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN VEGETARIAN KARUNIA BARU BOGOR Oleh DESMAN MANURUNG A 14104663 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A

PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A 14103696 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci