BAB I Pendahuluan. Visi dan Misi BKPM & PPT Provinsi Sumatera Barat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I Pendahuluan. Visi dan Misi BKPM & PPT Provinsi Sumatera Barat"

Transkripsi

1 BAB I Pendahuluan 1.1 Informasi Umum Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencana Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat, sebagaimana telah diubah tiga kali, terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat. BKPM dan PPT Provinsi Sumatera Barat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi. Dalam menyelenggarakan sebagaimana dimaksud, BKPM dan PPT Provinsi Sumatera Barat mempunyai fungsi : 1. Perumusan Kebijakan Teknis dibidang Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi; 2. Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintahan provinsi dibidang koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi; 3. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi; 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan. Visi dan Misi BKPM & PPT Provinsi Sumatera Barat Visi merupakan gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah. Visi juga merupakan suatu keadaan yang ingin diwujudkan SKPD pada akhir periode Renstra SKPD sesuai dengan tugas fungsi SKPD sejalan dengan pernyataan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam RPJMD. 1

2 Visi BKPM PPTP Tahun dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi serta harapan-harapan (impian) yang ingin dicapai oleh BKPM & PPT Provinsi Sumatera Barat dengan rumusan visi sebagai berikut : Menjadikan Sumatera Barat Sebagai Daerah Tujuan Investasi yang Lebih Mudah dan Menarik Pada Tahun 2015 Menjadikan Provinsi Sumatera Barat sebagai tujuan investasi yang mudah dan menarik pada Tahun 2015, harus didukung dengan kebijakan yang mendorong masuknya investasi serta adanya upaya-upaya pemerintah daerah untuk peluang investasi yang akan dipromosikan harus diupayakan, baik kesiapan sumber daya atau potensi dan sarana prasarana daerah. Untuk mewujudkan visi BKPM & PPT Provinsi Sumatera Barat ditetapkan misi yang merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh instansi pemerintah sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan, misi juga merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan sesuai dengan tugas fungsi dalam rangka mewujudkan visi SKPD, misi yang telah ditetapkan adalah : - Menciptakan iklim penanaman modal yang lebih kondusif; - Meningkatkan efektifitas promosi dan kerjasama penanaman modal; - Meningkatkan pemanfaatan potensi sumberdaya sebagai peluang penanaman modal. Misi yang telah ditetapkan di atas merupakan prioritas yang harus dicapai untuk pencapaian visi BKPM & PPT Provinsi Sumatera Barat terutama dalam peningkatan investasi dan pemberian pelayanan yang prima kepada calon investor. Pencapaian misi tersebut ditindaklanjuti pula dengan membuat peraturan daerah dan kebijakan yang jelas untuk medukung dan menarik investor untuk berinvestasi di Sumatera Barat. Dalam menarik minat investor untuk investor untuk berinvestasi diperlukan pula informasi dan data yang akurat yang didukung oleh promosi yang tepat sasaran serta dilakukannya kerjasama investasi dengan para investor baik didalam maupun luar negeri serta kerjasama dengan provinsi tetangga dan negara lain. Mendukung semua kegiatan investasi, optimalisasi tugas dan fungsi BKPM & PPT Provinsi Sumatera Barat serta penguatan kelembagaan perlu dilakukan segera serta peran organisasi akan lebih terlihat dengan jelas sebagai badan koordinasi. Peningkatan SDM terus dilakukan karena 2

3 tuntutan pelayanan yang baik oleh dunia usaha semakin kuat dan untuk itu kesiapan aparat baik yang menyangkut ilmu pengetahun dan keterampilan perlu ditingkatkan melalui pelatihan pelatihan maupun dengan mengikuti pemagangan di BKPM RI dan lembaga terkait. 1.2 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Reformasi manajemen keuangan negara, ditandai dengan diluncurkannya satu paket perundangundangan bidang keuangan negara yakni UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara membawa implikasi diperlukannya sistem pengelolaan keuangan negara yang transparan dan akuntabel. Kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara harus dilaksanakan dengan tertib, terkendali, efisien dan efektif. Upaya konkrit mewujudkan akuntabilitas dan transparansi dilingkungan pemerintah, mengharuskan setiap pengelola keuangan negara menyampaikan laporan pertanggung jawaban pengelolaan keuangan dengan cakupan yang lebih luas dan tepat waktu. Laporan harus disajikan dalam bentuk Laporan Keuangan yang disusun berdasarkan proses akuntansi dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Seiring hal tersebut, Laporan Keuangan Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan disusun dimaksudkan sebagai bentuk pertanggung jawaban atas pelaksanaan APBD Tahun Anggaran Sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, Laporan Keuangan yang disusun, meliputi : 1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 2. Neraca 3. Laporan Operasional (LO) 4. Catatan atas Laporan Keuangan. 5. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) Laporan keuangan disusun bertujuan menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik dengan : 3

4 - Menyediakan informasi mengenai penerimaan dan pembiayaan dalam periode berjalan. - Menyediakan informasi mengenai cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan. - Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah serta hasil-hasil yang telah dicapai. - Menyediakan informasi mengenai bagaimana pemerintah daerah mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya. - Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi pemerintah daerah berkaitan dengan sumber penerimaannya. - Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan akibat kegiatan yang dilakukan dalam satu periode pelaporan. Dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berupa Laporan Keuangan ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berpedoman kepada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan untuk penerapannya mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri No 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah. Selanjutnya mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 238/PMK-05/2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintah maka disusunlah Kebijakan Akuntansi, Sistem Akuntansi dan Bagan Akun Standar Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yaitu: Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2014 tentang Penyusutan Barang Milik Daerah berupa Aset Tetap sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 81 Tahun 2015 tanggal 31 Desember 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun Peraturan Gubernur Nomor 43 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi, Sistem Akuntansi dan Bagan Akun Standar Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 82 Tahun 2015 tanggal 31 Desember 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 43 Tahun Dalam penyusunan, pelaksanaan dan pelaporan penjabaran realisasi APBD TA 2015, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman 4

5 Pengelolaan Keuangan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Guna mengurangi perbedaan struktur akun pendapatan dan belanja pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah maka dalam proses penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan dilakukan langkah pemetaan atau konversi. Konversi dilakukan dengan cara menelusuri kembali (trace back) pos-pos Laporan keuangan menurut Permendagri Nomor 13/2006 dengan pos-pos Laporan Keuangan menurut SAP. 1.3 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Landasan hukum yang mendasari penyusunan Laporan Keuangan tahun 2015 adalah seperangkat ketentuan perundang-undangan berikut : Undang-Undang Dasar Republik Indonsia 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Undang-Undang Nomor 61 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau Jo Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 5

6 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2012 tentang Hibah Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah; Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2014 tentang Penyusutan Barang Milik Daerah berupa Aset Tetap sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 81 Tahun 2015 tanggal 31 Desember 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun Peraturan Gubernur Nomor 43 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi, Sistem Akuntansi dan Bagan Akun Standar Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 82 Tahun 2015 tanggal 31 Desember 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 43 Tahun Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan merupakan penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Catatan atas Laporan Keuangan dan Laporan Perubahan Ekuitas. Catatan atas Laporan Keuangan mencakup informasi tentang Kebijakan Akuntansi yang dipergunakan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta informasi lainnya yang diperlukan. Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan tahun anggaran 2015 meliputi hal-hal berikut : 6

7 BAB. I. PENDAHULUAN 1.1 Informasi Umum 1.2 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.3 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan 1.4 Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan BAB.II. EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD 2.1 Ekonomi Makro 2.2 Kebijakan Keuangan 2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD BAB.III. IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 3.1. Ikhtisar Realisasi pencapaian Target Kinerja Keuangan 3.2. Pendapatan 3.3. Belanja 3.4. Hambatan dan Kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan BAB.IV. KEBIJAKAN AKUNTANSI 4.1. Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan Keuangan Daerah 4.2. Basis Akuntansi yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan 4.3. Basis Pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan 4.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintah Daerah BAB V. PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN 5.1. Penjelasan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Pendapatan LRA Belanja 5.2. Penjelasan Neraca Aset Kewajiban Ekuitas Dana 7

8 5.3. Penjelasan Laporan Operasional (LO) Pendapatan LO Beban 5.4. Penjelasan Laporan Perubahan Ekuitas 5.5. Pengungkapan atas Pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas. BAB VI. PENJELASAN ATAS INFORMASI NON KEUANGAN 6.1. Tugas Pokok dan Fungsi 6.2. Struktur Organisasi 6.3. Aspek Strategis BKPM & PPT Provinsi Sumatera Barat BAB VII. PENUTUP 7.1 Kesimpulan 7.2 Saran 8

9 BAB II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan serta Pencapaian Target Kinerja APBD 2.1 Ekonomi Makro 2.1 Ekonomi Makro Visi pemerintah daerah provinsi Sumatera Barat Tahun di dalam RPJM Daerah Provinsi Sumatera Barat adalah : Terwujudnya Masyarakat Sumatera Barat Madani yang adil, Sejahtera dan Bermartabat. Misi pembangunan jangka menengah daerah Provinsi Sumatera Barat, adalah sebagai berikut : 1. Mewujudkan tata kehidupan yang harmonis, agamais, beradat, dan berbudaya berdasarkan falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah ; 2. Mewujudkan tata-pemerintahan yang baik, bersih, dan profesional; 3. Mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman, dan berkualitas tinggi; 4. Mewujudkan ekonomi masyarakat yang tangguh, produktif, berbasis kerakyatan, berdaya saing regonal dan global; 5. Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Tujuan yang hendak dicapai pada misi 2 yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi BKPM dan PPT Provinsi Sumatera Barat adalah terwujudnya pelayanan publik yang prima. Adapun sasarannya adalah meningkatnya kualitas pelayanan satu pintu dan meningkatnya kapasitas sumberdaya manusia pelayanan satu pintu. Tujuan yang hendak dicapai oleh pemerintah daerah dari misi 4 yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi BKPM dan PPT Provinsi Sumatera Barat adalah berkembangnya industri olahan, perdagangan, UMKMK dan iklim investasi. Dalam meningkatkan iklim investasi, diperlukan arah kebijakan sebagai berikut : 1. Mengembangkan pemberian insentif bagi para investor. 2. Meningkatkan informasi peluang investasi bagi calon investor 3. Mengembangkan pelayanan satu pintu yang prima dalam penanaman modal. 9

10 Dalam Rencana Kerja BKPM & PPT Sumatera Barat Tahun 2015, tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan tugas dan fungsi BKPM & PPT Sumatera Barat, dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun kedepan adalah: 1. Meningkatkan koordinasi, pelayanan, pembinaan dan pengendalian penanaman modal serta perumusan kebijakan yang mendukung investasi. 2. Meningkatkan pelaksanaan promosi dan kerjasama investasi yang efektif. 3. Meningkatkan analisa potensi sumber daya dan penyediaan data dan informasi penanaman modal yang akurat. Tujuan yang akan dicapai tersebut dijabarkan dalam sasaran yang akan dicapai BKPM dan PPT Sumatera Barat dalam tahun 2015, adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya Investasi di Sumatera Barat : Jumlah persetujuan investasi sebanyak 24 persetujuan pada Tahun Jumlah realisasi PMDN sebesar 700 milyar rupiah dan realisasi PMA sebesar 25 juta US$ pada Tahun Jumlah investor yang menanamkan modalnya di Sumatera Barat sebanyak 33 calon investor pada Tahun 2015 dan jumlah kesepakatan investasi sebanyak 2 MoU pada tahun Tersedianya analisa potensi sumberdaya sebanyak 2 kajian pada Tahun 2015 serta data dan informasi penanaman modal yang akurat. Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran BKPM dan PPT Sumatera Barat Tahun 2015 telah disusun Rencana Kerja dalam bentuk program dan kegiatan yang dituangkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran (DPPA) Tahun Kebijakan Keuangan Kebijakan keuangan BKPM dan PPT Provinsi Sumatera Barat dalam mengelola APBD tahun anggaran 2015 adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas belanja daerah. Kebijakan di bidang pengeluaran ditempuh dengan menentukan prioritas dan rasionalitas belanja baik belanja operasi maupun modal melalui penghematan yang diiringi dengan rasionalisasi anggaran. Namun demikian, efisiensi yang dilaksanakan tidak mengurangi kinerja yang ditargetkan pada masing-masing progam 10

11 dan kegiatan walaupun ada perubahan pada fisik barang jasa dan bangunan dalam DPPA Adapun garis besar kebijakan umum dalam aspek belanja daerah adalah sebagai berikut: Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan anggaran. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengalokasian belanja daerah dengan prioritas utama kepada program dan kegiatan yang memberikan dampak besar kepada masyarakat dan investor baik dalam maupun luar negeri. Meningkatkan perencanaan dan pengawasan pelaksanaan belanja daerah. Meningkatkan pengelolaan keuangan yang dilaksanakan dalam suatu sistim yang terintegrasi serta mewujudkan pengelolaan yang transparansi serta efektifitas dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. 2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD Penyusunan anggaran BKPM dan PPT Tahun 2015, ditempuh pendekatan budget is a plan, a plan is budget, dimana rencana kerja dan anggaran disusun secara terintegrasi. Alokasi anggaran disesuaikan dengan indikator hasil yang akan dicapai. Program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam satu tahun anggaran telah diformulasikan dengan jelas dan dilengkapi dengan indikator kinerja. Adapun pencapaian target kinerja program dan kegiatan BKPM dan PPT Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015 adalah sebagai berikut: A. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Pada program ini telah disusun dan dilaksanakan 12 (dua belas) kegiatan, dengan indikator pencapaian target kinerja kegiatannya sebagai berikut : 1. Terselenggaranya surat menyurat Badan selama satu tahun. 2. Terpenuhinya kebutuhan komunikasi, sumber daya air dan listrik kantor selama satu tahun. 3. Tersedianya jasa kebersihan kantor selama satu tahun. 4. Tersedianya alat tulis Badan untuk satu tahun. 5. Tersedianya barang catakan dan penggandaan Badan untuk satu tahun. 6. Tersedianya Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor. 7. Tersedianya peralatan dan perlengkapan kantor sebanyak 5 (lima) unit. 11

12 8. Tersedianya bahan bacaan dan Peraturan Perundang-undangan 4 (empat) surat kabar lokal dan 1 (satu) surat kabar nasional selama satu tahun. 9. Terwujudnya penyediaan makanan dan minuman rapat kantor selama satu tahun. 10. Terlaksananya Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke luar daerah dan dalam daerah sebanyak 81 kali selama satu tahun. 11. Terlaksananya pengamanan kantor selama 12 (dua belas) bulan 12. Terlaksananya wirid dan senam bagi aparatur 13 kali dan 44 kali. B. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Pada program ini telah disusun dan dilaksanakan 7 (tujuh) kegiatan, dengan indikator pencapaian target kinerja kegiatannya sebagai berikut: 1. Tersedianya meubeleur kantor sebanyak 4 (empat) unit. 2. Terlaksananya penambahan komputer dan jaringan komputerisasi sebanyak 3 (tiga) unit. 3. Terlaksanannya pemeliharaan rutin/berkala Gedung Kantor 4. Terpeliharanya Kendaraan dinas Operasional untuk 4 (empat) unit roda empat dan 2 (dua) unit roda dua selama satu tahun. 5. Terlaksananya Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan perlengkapan kantor sebanyak 5 (lima) jenis peralatan dan perlengkapan gedung kantor. 6. Terlaksananya pemeliharaan rutin/berkala meubeleur sebanyak 11 (sebelas) unit. 7. Terlaksananya pengelolaan, pengawasan dan pengendalian asset SKPD selama satu tahun. 8. Terlaksananya Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor. C. Program Peningkatan Disiplin Aparatur Pada program ini telah disusun dan dilaksanakan kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas beserta kelengkapannya. Indikator pencapaian target kinerjanya: tersedianya pakaian dinas beserta perlengkapannya sebanyak 49 stel. D. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program ini dimaksudkan untuk menciptakan Aparatur yang siap untuk menciptakan kinerja yang tepat guna dan hasil guna setelah mengikuti berbagai Pelatihan baik didalam Propinsi maupun diluar Propinsi untuk 21 (dua puluh satu) Aparatur tahun ini. 12

13 E. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Pada program ini telah disusun dan dilaksanakan 4 (empat) kegiatan, dengan indikator pencapaian target kinerja kegiatannya sebagai berikut: 1. Tersedianya Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD sebanyak 3 (tiga) jenis laporan. 2. Terlaksananya Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran SKPD 3 jenis laporan selama satu tahun. 3. Terlaksananya monitoring dan Evaluasi Program dan Kegiatan SKPD pada 19 Kabupaten/kota selama satu tahun dan tersedianya buku laporan monitoring program kegiatan sebanyak 5 buku. 4. Terlaksananya penatausahaan Keuangan SKPD selama satu tahun. 5. Tersedianya Rancangan Rencana dan Strategi SKPD sebanyak 1 (satu) rancangan. F. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Pada program ini telah disusun dan dilaksanakan 7 (tujuh) kegiatan, dengan indikator pencapaian target kinerja kegiatannya sebagai berikut: 1. Terlaksananya keikutsertaan BKPM dan PPT Provinsi Sumatera Barat pada berbagai promosi investasi yang dilaksanakan di Batam, Medan, Jakarta, Jogjakarta, Surabaya dan Bandung sebanyak 9 kali. 2. Terlaksananya Gelar Potensi Daerah dan Temu Usaha untuk 67 orang calon investor diikuti 4 kabupaten/kota yang dilaksanakan BKPM dan PPT Provinsi Sumatera Barat yang diadakan di Jakarta. 3. Terlaksananya koordinasi promosi dan misi investasi dengan terfasilitasinya 6 calon investor dalam dan luar negeri. Pertemuan Koordinasi promosi dengan calon investor dengan dunia usaha dalam 10 (sepuluh) kali pertemuan dengan calon investor. 4. Tersedianya bahan 5 jenis materi promosi untuk calon investor sebanyak 200 buku profil investasi berbahasa inggris, 300 buah tas promosi, 500 buah map investasi, 2 buah Banner dan 50 buah souvenir eksklusif. 5. Terlaksananya peningkatan kerjasama investasi 2 kali pertemuan antara pelaku usaha dengan perusahaan diikuti masing-masing 20 pelaku usaha setiap pertemuan. 6. Terlaksananya kesepakatan kerjasama strategis antara usaha besar dengan UMKMK sebanyak 2 kesepakatan. 13

14 7. Tersebarnya informasi Penanaman Modal Sumatera Barat pada masyarakat dan dunia usaha melalui media elektronik TV Nasional 1 kali dan TV lokal 5 kali dan media cetak 7 kali. G. Program Penyiapan Potensi Sumber Daya Daerah Pada program ini telah disusun dan dilaksanakan 2 (dua) kegiatan, dengan indikator target kinerja kegiatannya sebagai berikut : 1.Tersedianya 100 buku Feasibility Study Proyek Investasi Sektor Industri. 2. Tersedianya 200 buku Feasibility Study Proyek Investasi Sektor Pariwisata. H. Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal Pada program ini telah disusun dan dilaksanakan 13 (tiga belas) kegiatan, dengan indikator pencapaian target kinerja kegiatannya sebagai berikut : 1. Terlaksanannya efektifitas dan efisiensi Pelayanan Perizinan melalui PTSP dengan terbitnya perizinan penanaman modal sebanyak 500 perizinan/non perizinan, 5 sektor dan 1 laporan. 2. Terlaksanya fasilitasi pemecahan masalah Penanaman Modal yang dihadapi perusahaan PMA/PMDN di Sumatera Barat sebanyak 4 PMA/PMDN bermasalah dalam 4 kali pertemuan dan 1 (satu) kali pertemuan Bimbingan Teknis Penyelesaian Permasalahan Investasi untuk 50 orang aparatur Kabupaten/kota dan Provinsi Sumatera Barat. 3. Terciptanya Harmonisasi Perencanaan dan Kebijakan, Promosi Perizinan dan Pengendalian Penanaman Modal Provinsi, Regional dan Nasional dengan lahirnya masingmasing 3 rumusan rekomendasi dengan diikuti 80 orang. 4. Dimanfaatkannya buku data perkembangan realisasi investasi fasilitas dan non fasilitas di Sumatera Barat bagi pengambil kebijakan dan dunia usaha sebanyak 100 buku. 5. Tersedianya System Informasi Spasial Penanaman Modal dalam data spasial dasar dan tematik terbaru sebanyak 1 unit dan peta investasi sebanyak 150 lembar. 6. Terciptanya peningkatan penyampaian LKPM oleh Perusahaan PMA/PMDN dan pelaksanaan kegiatan investasi sesuai dengan ketentuan berlaku sebanyak 22 perusahaan PMA/PMDN pada 15 kabupaten/kota. 14

15 7. Terciptanya pemahaman aparatur provinsi dan kabupaten/kota dunia usaha dan tokoh masyarakat tentang kebijakan dibidang penanaman modal sebanyak 140 orang 2 kali pertemuan. 8. Terlaksananya peningkatan pemahaman 60 orang peserta terkait pengendalian dan pelaksanaan penanaman modal. 9. Terlaksananya sertifikasi Sistem Manajemen Mutu SNI ISO pada BKPM dan PPT Provinsi Sumatera Barat. 10. Terciptanya koordinasi penyelenggara PTSP se-sumatera dan PTSP Kabupaten/Kota di Sumatera Barat dengan terlaksananya kegiatan Forum PTSP Regional Sumatera diikuti 65 orang dan Forum PTSP Kabupaten/Kota se-smatera Barat diikuti 58 orang. 11. Terciptanya pemahaman aparatur penanaman modal Provinsi dan Kabupaten/kota tentang SPIPISE sebanyak 50 orang. 12. Terciptanya pemahaman aparatur terkait penanaman modal sebanyak 50 orang aparatur provinsi dan Kabupaten/kota. 15

16 BAB III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan 1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Dalam Tahun Anggaran 2015, Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Barat merencanakan Belanja sebesar Rp ,00 yang bersumber dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD Perubahan), yang direncanakan untuk membiayai: Belanja Pegawai Rp ,00 Belanja Barang dan Jasa Rp ,00 Belanja Modal Rp ,00 Capaian kinerja keuangan dalam pelaksanaan dan pengelolaan APBD tahun 2015 dapat diuraikan sebagai berikut : Total realisasi belanja BKPM dan PPT Sumatera Barat dalam tahun anggaran 2015 tercatat sebesar Rp ,00. Jumlah tersebut mencapai 94,35% dari jumlah yang dianggarkan sebesar Rp ,00. Meskipun realisasi seluruh komponen belanja daerah berada dibawah anggaran namun sudah memenuhi prinsip 3E. Realisasi belanja pegawai sebesar Rp ,00 atau 96,57%, belanja barang dan jasa sebesar Rp ,00 atau 91,73% dan belanja modal sebesar Rp ,00 atau 98,02% dari jumlah anggarannya. 2. Pendapatan Dari hasil pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2015 diperoleh realisasi Pendapatan BKPM dan PPT Provinsi Sumatera Barat sebesar Rp ,00. Pendapatan ini dari realisasi retribusi daerah yang dikelola oleh BKPM dan PPT yang terdiri dari Retribusi Izin Perikanan sebesar Rp ,00 dan Retribusi Perpanjangan Izin Memperkerjakan Tenaga Asing (IMTA) sebesar Rp ,00. BKPM dan PPT Provinsi Sumatera Barat menganggarkan pendapatan yang bersumber dari penerimaan retribusi daerah mulai tahun 2015 ini sebesar Rp ,00 dengan rincian Retribusi Izin Perikanan sebesar Rp ,00 dan Retribusi Perpanjangan Izin Memperkerjakan Tenaga Asing sebesar Rp ,00 16

17 3. Belanja Daerah Sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, penyajian belanja dan pengeluaran dalam Laporan Keuangan dikelompokkan menjadi belanja operasi dan belanja modal yang dapat diuraikan sbb: URAIAN ANGGARAN REALISASI % LEBIH/KURANG B BELANJA , ,00 94, ,00 I BELANJA OPERASI , ,00 94, ,00 1 Belanja Pegawai , ,00 96, ,00 2 Belanja Barang , , ,00 II BELANJA MODAL , ,00 98, ,00 1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin , ,00 97, ,00 2 Belanja Modal Gedung dan Bangunan , ,00 98, ,00 Seluruh realisasi belanja BKPM dan PPT Sumatera Barat pada tahun 2015 mencapai 94.35% dari yang dianggarkan. Realisasi belanja tiap program dan kegiatan telah mencapai target kinerja yang ditetapkan. Pencapaian realisasi keuangan atas program dan kegiatan yang telah dialokasikan dalam DPA dan DPPA BKPM dan PPT tahun 2015 adalah sebagai berikut: A. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi Rp ,00. Pada umumnya pelaksanaan kegiatan pada program ini telah efisien dan efektif, hal ini dapat dilihat dari realisasi belanja 96,50%, hanya beberapa kegiatan yang tidak tercapai targetnya dengan rincian kegiatan sebagai berikut: 1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 96.76%. Kegiatan Jasa Penyediaan Surat Menyurat dimaksudkan untuk mendukung operasional kantor dalam pelayanan jasa surat menyurat. Seluruh kebutuhan akan penyelesaian surat menyurat kantor selama tahun 2015 dan penyusunan beberapa laporan berbagai kegiatan rutin serta surat dinas lainnya dapat terpenuhi. 17

18 2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 88,25%. Kegiatan ini dimaksudkan agar sarana komunikasi, sumber daya air, listrik dan internet kantor dapat digunakan untuk mendukung aktifitas kantor. Kegiatan ini berjalan sesuai dengan target kinerja yang ditetapkan dengan terpenuhinya pembayaran jasa komunikasi telepon, listrik dan internet kantor selama tahun Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 100%. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendukung operasional kantor meliputi penyediaan jasa pelayanan kebersihan kantor dan lingkungan kantor. Selama Tahun 2015 penyediaan jasa pelayanan kebersihan kantor dapat terwujud pada kantor BKPM dan PPT.Sumatera Barat 4. Penyediaan Alat Tulis Kantor Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 99,89%. Penyediaan alat tulis kantor selama tahun anggaran 2015 dapat dilaksanakan, bahkan menyisakan persediaan untuk tahun anggaran berikutnya. 5. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 97,05%. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan selama tahun anggaran 2015 beberapa macam dapat dilaksanakan, dan menyisakan persediaan untuk digunakan tahun anggaran berikutnya. 6. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 99,97 %. Penyediaan komponen installasi listrik/penerangan bangunan kantor selama tahun anggaran 2015 dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan dan target yang ditetapkan. 7. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 94,74%. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor selama tahun anggaran 2015 terdiri dari 1 (satu) unit filling kabinet, 4 (empat) unit AC dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan target yang ditetapkan. 8. Penyediaan Bahan bacaan dan Peraturan Perundang-undangan Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 99,85%. Dari kegiatan ini dapat disediakan bacaan berupa surat kabar/koran harian lokal sebanyak 4 (empat) macam dan koran. 18

19 9. Penyediaan Makanan dan Minuman Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 99,94 %. Penyediaan makanan dan minuman rapat selama tahun 2015 dapat disediakan. Penyediaan makanan dan minuman rapat pelaksanaannya sesuai dengan agenda rapat yang dilaksanakan dan disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. 10. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar dan Dalam Daerah Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 99,66 %. Selama tahun anggaran 2015 BKPM dan PPT mengikuti rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar dan dalam daerah sesuai undangan serta event kegiatan sesuai dengan aturan yang berlaku. 11. Penyediaan Jasa Pengaman Kantor Anggaran Rp ,00 dengan realisasi Rp ,00 atau sebesar 100 %. Kegiatan Penyediaan Jasa Pengaman Kantor terlaksana sesuai target kinerja yang ditetapkan yaitu pembayaran jasa, penyediaan pakaian kerja dan makan minum petugas pengaman kantor. 12. Penyediaan Jasa Pembinaan Fisik dan Mental Aparatur Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 92,54%. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendukung peningkatan fisik dan mental Aparatur dengan menyediakan jasa instruktur senam dan jasa penceramah agama bagi aparatur BKPM dan PPT agar dapat mengikuti senam pagi dan wirid pengajian agama di kantor setiap minggu. Pada kegiatan ini tidak terpenuhi target kinerja yang ditetapkan yaitu pelaksanaan senam pagi dan wirid pengajian bagi aparatur di kantor yang direncanakan sebanyak 13 kali dan 51 kali. B. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi Rp ,00. Pada umumnya pelaksanaan kegiatan pada program ini telah efisien dan efektif, hal ini dapat dilihat dari realisasi belanja 97,33% hanya beberapa kegiatan yang tidak tercapai targetnya, dengan rincian masingmasing kegiatan sebagai berikut: 1. Pengadaan Meubeleur Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau 95%. Kegiatan ini terlaksana sesuai target kinerja ditetapkan yaitu untuk pembelian/pengadaan meubeleur 2 (dua) unit rak buku dan 2 (dua) unit lemari buku dari kayu sesuai dengan kebutuhan Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumbar. 19

20 2. Pengadaan Komputer dan Jaringan Komputerisasi Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 98,07%. Kegiatan ini terlaksana sesuai target kinerja ditetapkan dengan telah dilaksanakan pengadaan/pembelian 1 (satu) unit komputer Notebook, 1 (satu) unit komputer PC, dan 1(satu) unit monitor komputer. 3. Pemeliharaan Rutin/berkala Gedung Kantor Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 99,58%. Telah dilaksanakan pemeliharaan gedung kantor sesuai dengan kebutuhan dan anggaran tersedia. 4. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional. Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 90,71 %. Pemeliharaan kendaraan dinas operasional tahun 2015 dapat dipenuhi sesuai dengan target terpeliharanya sebanyak 4 (empat) unit kendaraan roda empat dan 2 unit kendaraan roda 2. Realisasi keuangan kegiatan pemeliharaan dilakukan sesuai kebutuhan dan jumlah kendaraan dinas pada Tahun Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan Perlengkapan Kantor Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 99,99%. Pemeliharaan peralatan dan perlengkapan kantor yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 antara lain adalah pemeliharaan dan perbaikan AC, komputer, printer dan gorden sesuai dengan target yang ditetapkan. 6. Pemeliharaan Rutin/Berkala Meubeleur. Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 100%. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala meubeleur dialokasikan untuk 11 unit meubeleur kantor yang memerlukan pemeliharaan. 7. Pengelolaan, Pengawasan dan Pengendalian Aset SKPD Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 98,84 %. Kegiatan pengelolaan, pengawasan dan pengendalian aset SKPD telah terlaksana sesuai target kinerja ditetapkan, sebagian besar merupakan belanja pegawai / honorarium pengelola aset SKPD. 8. Rehab Sedang / Berat Gedung Kantor Anggaran Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 98,21%. Kegiatan Rehab Sedang/Berat gedung kantor dilaksanakan sesuai target kinerja ditetapkan yaitu rehab ruangan dan atap sehingga termanfaatkannya ruangan untuk pelayanan terpadu satu pintu sesuai standar pelayanan publik. 20

21 C. Program Peningkatan disiplin Aparatur Anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 100%, pelaksanaannya telah efisien dan efektif dengan rincian kegiatan sebagai berikut: 1. Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengkapan Sipil Harian (PSH) Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 100%. Telah dilaksanakan pengadaan pakaian dinas sebanyak 49 stel sesuai dengan target kinerja yakni sesuai dengan jumlah pegawai yang ada. D. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 99,55%, pelaksanaannya telah efisien dan efektif, dengan rincian kegiatan sebagai berikut: 1. Kegiatan Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-undangan. Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 99,55 %. Telah diikutsertakannya sebanyak 21 orang pejabat/staf keluar provinsi dalam rangka pelatihan serta Bimbingan Teknis yang diadakan oleh BKPM, serta Instansi terkait lainya. F. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan Anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 93,99%, pelaksanaannya telah efisien dan efektif dengan rincian kegiatan sebagai berikut : 1. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Iktisar Realisasi Kinerja SKPD Anggaran Rp ,00 dengan realisasi Rp ,00 atau sebesar 100 %. Kegiatan ini telah terlaksana dengan realisasi output sesuai target, yaitu tersusunnya 4 (empat) macam laporan sebagai berikut : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 10 eksamplar, Bahan LKPJ Kepala Daerah dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) 12 eksamplar, serta Laporan Keuangan SKPD 6 eksamplar selama satu tahun. 2. Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran SKPD Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 85,92%. Kegiatan Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran SKPD menyediakan dana untuk proses penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD dengan output tersedianya dokumen penganggaran SKPD selama 1 (satu) tahun. Kegiatan ini telah dilaksanakan dengan realisasi pembuatan Renja SKPD 8 buku, RKA 20, DPA 10 dan DPPA 10 eksamplar. 21

22 3. Monitoring dan Evaluasi Program dan Kegiatan SKPD Anggaran Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 93,13%. Kegiatan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan SKPD telah dilaksanakan dengan tersedianya buku laporan pemantauan dan penilaian terhadap pelaksanaan program /kegiatan BKPM dan PPT Penatausahaan Keuangan SKPD Anggaran Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau 99,05 %. Telah terlaksananya penatausahaan keuangan untuk tahun Kegiatan ini sebagian besar merupakan penyediaan honor pengelola keuangan SKPD seperti Honor PA, KPA, PPK, PPTK dan Bendahara Pengeluaran dan telah dibayar honor dimaksud sesuai dengan Peraturan Gubernur tentang Standar Biaya Tahun Penyusunan Rencana dan Strategi SKPD Anggaran Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 88,30%. Kegiatan Penyusunan Rencana dan Strategi SKPD dimaksudkan untuk menghasilkan dokumen perencanaan BKPM dan PPT periode 5 tahun. Kegiatan dilaksanakan sesuai target kinerja ditetapkan dengan output 1 (satu) dokumen Rencana dan Strategi SKPD BKPM dan PPT Tahun dan terlaksananya workshop Renstra SKPD yang dihadiri 38 perserta aparatur Penanaman Modal Kabupaten/Kota dan Provinsi Sumatera Barat dari 50 orang yang direncanakan. E Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi Rp ,00. Pelaksanaan kegiatan pada program ini sudah memenuhi efisiensi dan efektifitas, hal ini dapat dilihat dari realisasi belanja sebesar 93,86% dan pada umumnya target kinerja dapat tercapai, dengan rincian kegiatan sebagai berikut : 1. Promosi Investasi Anggaran sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 87,49 %. Maksud dan tujuan diadakan promosi investasi adalah agar potensi dan peluang investasi Sumatera Barat dapat dikenal oleh dunia usaha/investor sehingga menjadikan Sumatera Barat sebagai tujuan investasi, untuk menarik minat dari calon investor yang ingin berinvestasi di Sumatera Barat dan membangun citra positif yang dapat menimbulkan kepercayaan investor terhadap Sumatera Barat sebagai daerah tujuan investasi yang 22

23 menguntungkan. Kegiatan ini terlaksana sesuai dengan target kinerja kegiatan meliputi promosi investasi ke dalam dan luar negeri dengan mengikuti beberapa event promosi investasi di dalam negeri dengan anggaran yang ditetapkan, yaitu: Pameran Produk Unggulan, Perdagangan dan Investasi (Batam PPI) di Mega Mall Batam, Gelar Potensi Investasi Daerah (GPID) dan Regional Investment Forum (RIF) Tahun 2015 di Medan, Indo Water 2015 Expo dan Forum di JCC Jakarta, Pameran Peluang Investasi Produk Unggulan Indonesia 2015 (Invesda Expo 2015) di Jogjakarta, Launching Apkasi Internastional Trade and Investment Summit (AITIS 2015) Jakarta, Trade, Tourism, and Investment Seminar di Jakarta, Wonderful Indonesia Pesona Ranah Minang di Jogjakarta, Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition 2015 di Surabaya, dan Jabar TIT ( Trade, Investmen, Tourisme di Bandung. 2. Gelar Potensi dan Temu Usaha Anggaran sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp, ,00 atau sebesar 87,68%. Maksud dan tujuan kegiatan adalah untuk memfasilitasi daerah 4 Kabupaten/kota untuk pengembangan ekonomi daerah dan investasi melalui sektor Pariwisata, Energi, Industri Hilir dan Infrastruktur dan untuk menarik minat calon investor baik nasional maupun internasional untuk berinvestasi di Sumatera Barat. Kegiatan ini terlaksana sesuai target kinerja yang telah ditetapkan yaitu terlaksananya pertemuan gelar potensi dan temu usaha dengan calon investor difasilitasi oleh BKPM dan PPT Provinsi Sumatera Barat dengan mengikutsertakan Kabupaten/kota untuk mempromosikan peluang investasi di daerah yang berlangsung di Jakarta, diilkuti oleh 65 orang. 3. Koordinasi Promosi dan Misi Investasi dengan Dunia Usaha Anggaran sebesar Rp ,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau sebesar 85,15 %. Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah untuk mengkoordinasikan rencana promosi dan hasil promosi Sumatera Barat secara terintegrasi baik yang dilakukan oleh provinsi maupun kabupaten/kota. Target kegiatan ini terlaksana yaitu jumlah calon investor yang difasilitasi sebanyak 6 calon investor baik dalam maupun luar negeri dengan jumlah peserta yang mengikuti pertemuan koordinasi promosi investasi sebanyak 150 orang dari yang ditargetkan sebanyak 60 peserta. Sedangkan koordinasi/pertemuan bidang promosi yang diikuti sebanyak 10 kali pertemuan dari 6 kali yang ditargetkan dan terlaksananya koordinasi promosi investasi dan penjajakan dengan 7 (tujuh) kabupaten / kota. 23

24 4. Pembuatan Materi Promosi Investasi Anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau 97,74 %. Kegiatan Pembuatan Materi Promosi Investasi dimaksudkan agar bahan informasi tentang potensi dan peluang investasi Sumatera Barat tersedia lengkap dengan data terkini dan cukup untuk keperluan promosi agar pengguna atau calon investor tahu apa yang menjadi peluang untuk berinvestasi di Sumatera Barat dan menyediakan bahan penunjang pelaksanaan promosi investasi. Pelaksanaan kegiatan ini tahun 2015 sesuai target kinerja yang telah ditetapkan yaitu 3 bahan materi promosi yaitu buku profil investasi berbahasa inggeris,tas promosi, map investasi banner dan souvenir eksklusif. 5. Peningkatan Kerjasama Investasi dengan Lembaga Terkait dan Dunia Usaha Anggaran sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 84,57%. Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan Sumatera Barat sedemikian rupa sehingga mampu menjadi wadah bagi pertumbuhan dan perkembangan investasi dan memasarkannya kepada dunia luar secara strategis, sistematis dan efisien dan menarik investor khususnya investor asing, untuk melakukan kegiatan penanaman modal di Sumatera Barat. Kegiatan ini terlaksana sesuai target kinerja yang ditetapkan dengan terselenggaranya pertemuan kerjasama Investasi investasi antara pelaku usaha dengan perusahaan sebanyak 2 kali pertemuan di Kab. Solok dan Kota Payakumbuh masing-masing peserta 20 orang. 6. Peningkatan kerjasama strategis antar Usaha Besar dengan UMKMK. Anggaran sebesar Rp ,00 direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 88,82%. Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah agar terlaksananya kemitraan usaha di daerah antara UMKMK dengan pengusaha ditingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional. Kegiatan terlaksana sesuai target kinerja yaitu terselenggaranya MOU di Kota Sawah bekerjasama dengan BPMD-PTSP Kota Sawah Lunto dengan peserta 40 orang dari UMKMK potensial kota Payakumbuh dengan PT. Semen Padang. Hasil kegiatan terdapat 23 (dua puluh tiga) kesepakatan kerjasama/kemitraan antara UMKMK dengan Usaha Besar dari 2 MOU yang ditargetkan. 24

25 7. Publikasi dan Sosialisasi Informasi Penanaman Modal. Anggaran sebesar Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp atau sebesar 98,84%. Maksud dan tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk memberitahukan perkembangan penanaman modal Sumatera Barat kepada masyarakat luas melalui media cetak dan media elektronik. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai target kinerja yaitu dilaksanakan penyebaran informasi kegiatan dan perkembangan penanaman modal melalui media cetak 7 kali dan media elektronik 5 kali baik pada TVRI Nasional maupun TV lokal.hasil kegiatan ini adalah meningkatnya informasi penanaman modal Provinsi Sumatera Barat kepada masyarakat dan dunia usaha sebanyak 12 (dua belas) kali. F. Program Penyiapan Potensi Sumber Daya Daerah Anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi Rp ,00. Pelaksanaan 2 kegiatan pada program ini sudah memenuhi efisiensi dan efektifitas, hal ini dapat dilihat dari realisasi belanja sebesar 91,90 %, sementara target kinerja dapat tercapai. Adapun rincian kegiatan sebagai berikut : 1. Penyusunan Feasibility Study Proyek Investasi Sektor Pariwisata di Sumatera Barat Anggaran Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 89,33%. Kegiatan Penyusunan Feasibility Study Proyek Investasi Sektor Pariwisata di Sumatera Barat dimaksudkan untuk memberikan informasi peluang investasi di sektor pariwisata, sedangkan tujuannya agar tersusun suatu dokumen telaahan ekonomi di sektor pariwisata sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan promosi investasi. Kegiatan terlaksana sesuai target kinerja dengan tersedianya buku FS Proyek Investasi Sektor Pariwisata di Sumatera Barat sebanyak 200 buku untuk ditawarkan kepada calon investor. 2. Penyusunan Feasibility Study Proyek Investasi Sektor Industri di Sumatera Barat Anggaran Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 94,52%. Kegiatan Penyusunan Feasibility Study Proyek Investasi Sektor Industri di Sumatera Barat dimaksudkan untuk memberikan informasi peluang investasi di sektor industri, sedangkan tujuannya agar tersusun suatu dokumen telaahan ekonomi di sektor industri pakan ikan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan promosi investasi. Kegiatan terlaksana sesuai target kinerja dengan tersedianya buku FS Proyek Investasi Sektor industri di Sumatera Barat sebanyak 100 buku untuk ditawarkan kepada calon investor. 25

26 G. Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal Anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi Rp ,00. Sebelas kegiatan pada program ini sudah terlaksana dan memenuhi efisiensi dan efektifitas, hal ini dapat dilihat dari realisasi belanja sebesar 88,48%, target kinerja dapat tercapai. Adapun rincian kegiatan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Anggaran Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 95,86%. Kegiatan ini mendukung penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu untuk pelayanan penerbitan perizinan penanaman modal dan non perizinan sektor. Hal ini telah berjalan dengan baik setelah adanya Struktuk Organisasi dan Tata Kerja dengan terbitnya Perda dan Pergub Tentang PTSP yang bertujuan untuk pelayanan Perizinan Penanaman Modal di Sumatera Barat. Target kinerja jumlah perizinan yang diterbitkan sebanyak 500 Perizinan/Non Perizinan terealisasi 685 izin / Non Perizinan dengan rincian 665 izin dan 20 rekomendasi. untuk 15 sektor dari 5 sektor yang direncanakan. 2. Penyelesaian Permasalahan Investasi. Anggaran Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 77,82%. Kegiatan bertujuan untuk menyelesaikan berbagai Permasalahan yang terjadi pada Perusahaan Baik PMA maupun PMDN dilingkungan Provinsi Sumatera Barat. Ditetapkan target kinerja output kegiatan 4 perusahaan PMA/PMDN untuk diselesaikan permasalahanya dan 4 kali rapat terealisasi sebanyak 6 perusahaan PMA/PMDN untuk difasilitasi permasalahannya. Disamping itu ditargetkan 1 kali Bimtek Penyelesaian Permasalahan Investasi untuk 50 orang dari Kabupaten / kota dan provinsi terlaksana sesuai target. 3. Konsolidasi Perencanaan dan Pelaksanaan Penanaman Modal Propinsi Sumatera Barat Anggaran Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 71,41%. Kegiatan bertujuan untuk memperoleh rumusan permasalahan Investasi dan pemecahan masalahnya dengan terciptanya berbagai perumusan tentang permasalahan investasi di Sumatera Barat disertai pemecahan masalahnya baik ditingkat Provinsi maupun Nasional. Kegiatan Konsolidasi Perencanaan PM ini telah dilakukan sesuai dengan target kinerja, yaitu penyelenggaraan pertemuan Konsolidasi Perencanaan dan Pelaksanaan Penanaman Modal dengan peserta 80 orang perangkat daerah Kabupaten/Kota dan Bappeda se- Sumatera Barat di 26

27 Bukittinggi. Disamping itu telah diikuti Rapat Koordinasi Perencanaan dan Pelaksanaan Penanaman Modal Nasional (KP3MN) di Surabaya. Dari pelaksanaan kegiatan diperoleh masing-masing 3 rumusan rekomendasi terkait permasalahan/kendala di bidang perencanaan dan kebijakan, promosi, perizinan dan pengendalian penanaman modal di tingkat Provinsi Sumatera Barat dan Nasional. 4. Penyusunan Buku Data Perkembangan Penanaman Modal Sumatera Barat. Anggaran Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 94,56%. Kegiatan bertujuan menyediakan data dan informasi tentang penanaman modal yang up to date serta informatif bagi pengguna sebagai dasar untuk perencanaan, pengembangan, pengendalian dan penyusunan kebijakan daaerah mengenai penanaman modal. Kegiatan telah berjalan dengan baik dengan adanya Pembuatan dan pencetakan buku data perkembangan Investasi Sumatera Barat Tahun 2014/2015 sebanyak 100 examplar. 5. Updating Informasi Spasial Penanaman Modal. Anggaran Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00, atau sebesar 96,86%. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan untuk mendorong pengembangan dan penyempurnaan penyelenggaraan sistem informasi spasial penanaman modal. Kegiatan telah berjalan sesuai dengan target yaitu tersedianya data spasial dasar dan tematik yang terbaru sebanyak 1 unit dan perbanyakan peta investasi sebanyak 150 lembar sehingga diharapkan dapat meningkatkan penyediaan sistem informasi spasial penanaman modal. 6. Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal. Anggaran Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 84,22 %. Kegiatan pengawasan pelaksanaan penanaman modal dilakukan guna mencegah dan mengurangi terjadinya penyimpangan terhadap ketentuan pelaksanaan Penanaman Modal dan penggunaan fasilitas penanaman modal. Hasil kegiatan telah dilakukan kunjungan ke 22 perusahaan PMA/PMDN; meliputi pengawasan dan pembinaan terhadap 12 perusahaan dan pembuatan BAP Penerbitan dan Pencabutan izin prinsip/sp terhadap 10 (sepuluh) perusahaan baik PMA maupun PMDN yang ada di Wilayah Operasional Sumatera Barat. 27

28 7. Sosialisasi Kebijakan Penanaman Modal Anggaran Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 79,68%. Kegiatan terlaksana sesuai target kinerja dengan diselenggarakannya 2 (dua) kali pertemuan sosialisasi tentang kebijakan dibidang penanaman modal yang dilaksanakan di Kab. Solok dan Kab. Sijunjung total peserta sebanyak 136 orang aparatur provinsi dan kabupaten/kota dunia usaha dan tokoh masyarakat 8. Bimbingan dan Penyuluhan Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal Anggaran Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 73,43 %. Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan dan meningkatkan pemahaman terhadap pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal Perusahaan PMA/PMDN dilingkungan Provinsi Sumatera Barat kepada perusahaan PMA/PMDN. Kegiatan ini telah dillaksanakan sesuai dengan target kinerja dengan mengundang peserta sosialisasi sebanyak 60 (enam puluh) orang pelaku usaha pemanfaat jasa pelayanan PTSP dari perusahaan PMA/PMDN dilingkungan Provinsi Sumatera Barat. 9. Forum PTSP Anggaran Rp ,00 realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 75,94%. Maksud dan tujuan kegiatan terlaksananya Pertemuan Forum Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Regional Tahun 2015 dan Forum PTSP Se-Sumatera Barat Tahun 2015, bertujuan untuk mewujudkan komitmen bersama antara pemerintah provinsi dilingkup regional Sumatera, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dengan pemerintah daerah Kabupaten/kota dalam rangka mendorong untuk menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif di wilayah Regional Sumatera dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui penyelenggaraan PTSP yang merupakan lembaga penyelenggara pelayanan perizinan dan non perizinan terpadu yang menjadi urusan Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota. Target kinerja kegiatan tercapai dengan terlaksananya Pertemuan Forum PTSP Regional dan Forum PTSP se-sumatera Barat. Jumlah Peserta yang mengikuti Forum dalam rangka penyelenggaraan PTSP di Regional Wilayah Sumatera dengan jumlah 58 Orang dan Jumlah Peserta yang mengikuti Forum dalam rangka penguatan kelembagaan dan pembinaan PTSP se Sumatera Barat dengan jumlah 65 Orang. 28

29 10. Pelatihan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE). Anggaran Rp ,00 realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 98,10%. Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan dan meningkatkan pemahaman terhadap Aplikasi Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) yang digunakan untuk penerbitan perizinan penanaman modal. Kegiatan ini telah dillaksanakan sesuai dengan target kinerja dengan mengundang peserta sosialisasi sebanyak 50 orang (lima puluh) orang aparatur penanaman modal dan perizinan Kabupaten / Kota dan Provinsi dilingkungan Provinsi Sumatera Barat. 11. Pelatihan Teknis Penanaman Modal Anggaran Rp ,00 realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 97,63%. Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan dan meningkatkan pemahaman terhadap teknis Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian Penanaman Modal untuk aparatur penanaman modal Kabupaten/Kota dan Provinsi di lingkungan Prov. Sumatera Barat. Kegiatan ini telah dillaksanakan sesuai dengan target kinerja dengan mengundang peserta sosialisasi sebanyak 50 (lima puluh) orang dilaksanakan di Bukittinggi. 12. Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu SNI ISO Anggaran Rp ,00 realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 90,75%. Maksud dan tujuan kegiatan meningkatnya kualitas pelayanan Satu Pintu dan Realisasi Investasi. Target kinerja kegiatan tercapai dengan terlaksananya sertifikasi Manajemen Mutu SNI ISO 9001;2008 dan terwujudnya sistem operasional pelayanan perizinan PTSP Sumatera Barat sesuai standar. 4. Hambatan dan Kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan. Pada dasarnya, dalam pencapaian target yang telah ditetapkan pada anggaran tahun 2015 ini boleh dikatakan hampir tidak ada hambatan dan kendala, dari target yang telah ditetapkan hanya 7.68 % keuangan yang tidak terealisasi. Pada umumnya hal ini disebabkan karena adanya efisiensi penggunaan anggaran dan ada beberapa kegiatan yang tidak tercapai targetnya tetapi sasaran dari kegiatan tersebut tercapai. Kegiatan-kegiatan yang realisasinya dibawah 90%, sebagai berikut : 29

30 a) Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air dan Listrik. Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 88,25%. Kegiatan ini dimaksudkan agar sarana komunikasi, sumber daya air, listrik dan internet kantor tersedia untuk mendukung aktifitas kantor. Kegiatan ini berjalan sesuai dengan target kinerja yang ditetapkan dengan terpenuhinya pembayaran jasa komunikasi telepon, listrik dan internet kantor selama tahun Realisasi keuangan sebesar 88,21 % disebabkan efesiensi pemakaian energi listrik dan telepon kantor dibandingkan tahun lalu. b) Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran SKPD Anggaran Rp ,00 dan realisasi Rp ,00 atau sebesar 85,92%. Kegiatan Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran SKPD menyediakan dana untuk proses penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD dengan output tersedianya dokumen penganggaran SKPD selama 1 (satu) tahun. Kegiatan ini telah dilaksanakan dengan realisasi fisik 100 % yaitu pembuatan Renja SKPD 8 buku, RKA 20, DPA 10 dan DPPA 10 eksamplar. Realisasi keuangan dibawah 90% disebabkan efisiensi penggunaan anggaran perjalanan dinas luar daerah. c) Penyusunan Rencana dan Strategi SKPD Anggaran Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 88,30%. Kegiatan Penyusunan Rencana dan Strategi SKPD dimaksudkan untuk menghasilkan dokumen perencanaan BKPM dan PPT periode 5 tahun. Kegiatan dilaksanakan sesuai target kinerja ditetapkan dengan output 1 (satu) dokumen Rencana dan Strategi SKPD BKPM dan PPT Tahun dan terlaksananya workshop Renstra SKPD. Realisasi keuangan dibawah 90% disebabkan efisiensi penggunaan anggaran belanja bahan pakai habis dan perjalanan dinas dalam daerah. d) Promosi Investasi Anggaran sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 87,49 %. Realisasi fisik kegiatan tercapai 100%. Kegiatan ini terlaksana sesuai dengan target kinerja kegiatan meliputi promosi investasi di dalam negeri. Realisasi keuangan dibawah 90% disebabkan kegiatan promosi investasi ke Singapura tidak dapat dilaksanakan karena izin berangkat keluar negeri dari Kementerian Dalam Negeri tidak keluar. 30

31 e) Gelar Potensi dan Temu Usaha Anggaran sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp, ,00 atau sebesar 87,68%. Realisasi fisik kegiatan mencapai 100% dan kegiatan ini terlaksana sesuai target kinerja yang telah ditetapkan yaitu terlaksananya pertemuan gelar potensi dan temu usaha dengan calon investor difasilitasi oleh BKPM dan PPT Provinsi Sumatera Barat dengan mengikutsertakan Kabupaten/Kota untuk mempromosikan peluang investasi di daerah yang berpotensi. Realisasi keuangan dibawah 90 % disebabkan efisiensi penggunaan anggaran antara lain dari biaya makan minum /paket meeting acara pertemuan GPTU di Hotel Balairung, Jakarta. f) Peningkatan Kerjasama Investasi dengan Lembaga Terkait atau Dunia Usaha Anggaran sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 84,57%. Realsasi fisik kegiatan mencapai 100%. Kegiatan ini terlaksana sesuai target kinerja yang ditetapkan dengan terselenggaranya pertemuan kerjasama Investasi investasi antara pelaku usaha dengan perusahaan di Kab. Solok dan Kota Payakumbuh. Realisasi keuangan dibawah 90% merupakan efisiensi penggunaaan anggaran biaya Bahan Bakar Minyak dan Belanja makan minum rapat kegiatan dan belanja perjalanan dinas luar daerah (sisa tiket dan penginapan). g) Peningkatan kerjasama strategis antar Usaha Besar dengan UMKMK Anggaran sebesar Rp ,00 direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 84,57%. Realisasi fisik kegiatan 100% dengan terlaksananya kemitraan usaha di daerah antara UMKMK dengan pengusaha ditingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional. Kegiatan terlaksana sesuai target kinerja yaitu terselenggaranya MOU di Kota Sawahlunto dan Kota Payakumbuh dengan peserta 40 orang dari UMKMK potensial dengan PT.Semen Padang. Realisasi keuangan dibawah 90% disebabkan efisiensi penggunaan anggaran Belanja Bahan Bakar Minyak (BBM) kegiatan dan belanja perjalanan dinas. h) Penyusunan Feasibility Study Proyek Investasi Sektor Pariwisata di Sumatera Barat Anggaran Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 89,32%. Kegiatan terlaksana sesuai target kinerja dengan tersedianya buku FS Proyek Investasi Sektor Pariwisata di Sumatera Barat sebanyak 200 buku untuk ditawarkan kepada calon investor. Realisasi keuangan dibawah 90% disebabkan efisiensi penggunaan anggaran belanja barang dan jasa, yaitu sisa belanja jasa lembaga pendidikan yang melaksanakan kegiatan penyusunan FS. 31

32 i) Penyelesaian Permasalahan Investasi Anggaran Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 77,82%. Realisasi fisik kegiatan tercapai 100% dan target kinerja tercapai sesuai yang dilaksanakan. Realisasi keuangan dibawah 90 % disebabkan efisiensi penggunaan anggaran belanja barang dan jasa, antara lain belanja akomodasi perjalanan dinas luar daerah dan tidak ada pembahasan di daerah sehinga belanja perjalanan dinas dalam daerah untuk pembahasan di daerah tidak dapat dicairkan. j) Konsolidasi Perencanaan dan Pelaksanaan Penanaman Modal Provinsi Sumatera Barat Anggaran Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 71,40%. Kegiatan Konsolidasi Perencanaan PM ini telah dilakukan sesuai dengan target kinerja dan fisik kegiatan tercapai 100% dan tidak ada hambatan dalam pelaksanaan kegiatan, realisasi keuangan dibawah 90 % disebabkan rendahnya realisasi penggunaan anggaran belanja perjalanan dinas dalam daerah karena tidak ada undangan terkait perencanaan penanaman modal ke kabupaten / kota dan menghadiri undangan terkait perencanaan penanaman modal ke pusat dari 5 OK yang dicadangkan terealisasi 3 OK dan sisa tiket perjalanan dinas luar daerah. k) Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal Anggaran Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 84,22 %. Kegiatan pengawasan pelaksanaan penanaman modal dilakukan guna mencegah dan mengurangi terjadinya penyimpangan terhadap ketentuan pelaksanaan Penanaman Modal dan penggunaan fasilitas penanaman modal. Realisasi fisik kegiatan tercapai 100 % sesuai target. Realisasi keuangan dibawah 90 % disebabkan efisiensi penggunaan anggaran belanja perjalanan dinas luar daerah (sisa tiket dan penginapan) dan belanja perjalanan dinas dalam daerah karena perubahan jumlah personil yang dibolehkan mengikuti perjalanan dinas. l) Sosialisasi Kebijakan Penanaman Modal Anggaran Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 79,68%. Kegiatan terlaksana sesuai target kinerja dengan diselenggarakannya 2 (dua) kali pertemuan sosialisasi tentang kebijakan dibidang penanaman modal yang dilaksanakan di Kab. Solok dan Kab. Sijunjung total peserta sebanyak 136 orang aparatur provinsi dan kabupaten/kota dunia usaha dan tokoh masyarakat. Realisasi keuangan dibawah 90 % disebabkan efisiensi penggunaan anggaran belanja 32

33 belanja perjalanan dinas dalam daerah karena undangan dari daerah terkait kegiatan sosialisasi tidak sesuai yang direncanakan dan sisa belanja makan minum kegiatan. m) Bimbingan dan Penyuluhan Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Anggaran Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 73,43 %. Kegiatan ini tercapai realisasi fisiknya 100% dan telah dillaksanakan sesuai dengan target kinerja. Realisasi keuangan dibawah 90 % disebabkan efisiensi penggunaan anggaran belanja perjalanan dinas luar daerah, antara lain belanja transportasi dan akoodasi narasumber dari pusat tidak dapat direalisasikan karena menggunakan dana sendiri. n) Forum PTSP Anggaran Rp ,00 realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 75,94%. Target kinerja kegiatan tercapai dengan terlaksananya Pertemuan Forum PTSP Regional dan Forum PTSP se- Sumatera Barat. Realisasi keuangan dibawah 90% disebabkan efisiensi penggunaan anggaran belanja BBM dan biaya transportasi narasumber dari pusat (BKPM RI dan Kemendagri) tidak direalisasikan karena memakai biaya instansi sendiri dan dan sisa honor narasumber pusat dan daerah yang tidak hadir. 33

34 BAB IV Kebijakan Akuntansi Kebijakan akuntansi meliputi dasar pengakuan, pengukuran dan pelaporan atas aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, belanja dan pembiayaan serta penyajian laporan keuangan. Dalam penyusunan laporan keuangan tahun 2015, Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Barat mengacu kepada ketentuan umum tentang penyajian Laporan Keuangan instansi pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2011 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2014 tentang Penyusutan Barang Milik Daerah berupa Aset Tetap sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 81 Tahun 2015 tanggal 31 Desember 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2014 serta Peraturan Gubernur Nomor 43 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi, Sistem Akuntansi dan Bagan Akun Standar Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 82 Tahun 2015 tanggal 31 Desember 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 43 Tahun Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan Keuangan Daearh Entitas Akuntansi merupakan unit pada pemrintahan yang mengelola anggaran, kekayaan dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya. Entitas pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyajikan laporan keuangan yaitu pemerintah daerah dan satuan organisasi di lingkungan pemerintah daerah atau organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan. Dalam menetapkan entitas pelaporan, perlu dipertimbangkan syarat pengelolaan, pengendalian, dan penguasaan suatu entitas pelaporan terhadap aset, yurisdiksi, tugas dan misi tertentu, dengan bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari entitas pelaporan lainnya. 34

35 2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan Basis Akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah daerah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan LRA, belanja transfer dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan pendapatan LO, beban dan pos-pos luar biasa dalam Laporan Operasional dan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca. Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan LRA diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Daerah atau oleh entitas pelaporan dan belanja serta transfer diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum daerah atau entitas pelaporan. Penentuan sisa pembiayaan anggaran baik lebih ataupun kurang untuk setiap periode tergantung pada selisih realisasi penerimaan dan pengeluaran. Basis Akrual untuk laporan operasional bahwa Pendapatan LO diakui pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening Kas Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah daerah dan beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah atau Entitas Pemerintah Daerah. Sedangkan untuk Neraca berarti bahwa, aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah daerah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Entitas pelaporan yang menyajikan Laporan Kinerja Keuangan dan Laporan Perubahan Ekuitas, menyelenggarakan akuntansi dan penyajian laporan keuangan dengan menggunakan sepenuhnya basis akrual, baik dalam pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan, maupun dalam pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dana. Namun demikian, penyajian Laporan Realisasi Anggaran tetap berdasarkan basis kas. 3. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan Adapun basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai berikut: Pengukuran/Penilaian Aset a. Kas Kas dicatat sebesar nilai nominal. Nilai Nominal artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam bentuk valuta asing, dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah bank 35

36 sentral pada tanggal neraca. Dalam saldo kas juga termasuk penerimaan yang harus disetorkan kepihak ketiga berupa utang PFK b. Piutang Pengukuran Piutang Pendapatan adalah sebagai berikut : Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang ditetapkan berdasarkan surat ketetapan kurang bayar yang diterbitkan; atau Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang telah ditetapkan terutang oleh Pengadilan Pajak untuk Wajib Pajak (WP) yang mengajukan banding; atau Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang masih proses banding atas keberatan dan belum ditetapkan oelh majelis tuntutan ganti rugi. Pengukuran piutang pendapatan diakui setelah diterbitkan surat tagihan dan dicatat sebesar nilai nominal yang tercantum dalam tagihan. Secara umum unsur utama piutang karena ketentuan perundang-undangan ini adalah potensi pendapatan. Artinya piutang ini terjadi karena pendapatan yang belum disetor ke kas daerah oleh wajib setor. Oleh karena setiap tagihan oleh pemerintah daerah wajib ada keputusan, maka jumlah piutang yang menjadi hak pemerintah daerah sebesar nilai yang tercantum dalam keputusan atas penagihan yang bersangkutan. c. Investasi Jangka Pendek Pengukuran Investasi Jangka Pendek : a. Investasi dalam bentuk surat berharga : 1). Apabila terdapat nilai biaya perolehannya, maka dicatat sebesar biaya perolehan yang didalamnya mencakup harga investasi, komisi, jasa bank, dan biaya lainnya. 2). Apabila tidak terdapat biaya perolehannya, maka dicatat sebesar nilai wajar atau harga pasarnya b. Investasi dalam bentuk non saham dicatat sebesar nilai nominalnya, misalnya deposito berjangka waktu 6 bulan. 36

37 d. Persediaan disaji kan sebesar : Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan.. Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri. Harga pokok produksi persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang diproduksi dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara sistematis Nilai Wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi. Harga nilai/wajar persediaan meliputi nilai tukar asset atau penyelesaian kewajiban antar pihak yang memahami dan berkeinginan melakukan transfer wajar e. Tanah Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak seperti biaya pengukuran sertifikat, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang akan dimusnahkan yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut. Apabila perolehan tanah pemerintah daerah dilakukan oleh panitia pengadaan/pembebasan tanah, belanja barang dan belanja perjalanan dinas dalam rangka perolehan tanah tersebut. f. Gedung dan Bangunan Gedung dan bangunan dinilai dengan biaya perolehan. Biaya perolehan gedung dan bangunan meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproleh gedung dan bangunan sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian atau biaya konstruksi, termasuk biaya pengurusan IMB, Notaris, dan Pajak. Apabila penilaian Gedung dan Bangunan dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar/taksiran pada saat perolehan. g. Peralatan dan Mesin Peralatan dan Mesin dinilai dengan biaya perolehan atau nilai wajar pada saat aset tetap tersebut diperoleh. Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah 37

38 dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai.biaya ini antara lain meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan. h. Jalan, Irigasi dan Jaringan Jalan, Irigasi, dan Jaringan dinilai dengan biaya perolehan. Biaya perolehan jalan, irigasi dan jaringan meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi dan jaringan sampai siap pakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, irigasi dan jaringan tersebut siap pakai. i. Aset Tetap Lainnya Aset Tetap Lainnya dinilai dengan biaya perolehan. Biaya perolehan Aset Tetap Lainnya (ATR) yang diperoleh melalui kontrak meliputi pengeluaran nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, pajak, serta biaya perizinan. Biaya perolehan Aset Tetap Lainnya yang diadakan melalui swakelola, misalnya untuk Aset tetap Renovasi, meliputi biaya langsung dan tidak langsung, yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, pajak dan jasa konsultan. j. Penyusutan Aset Tetap dan Amortisasi Berdasarkan Pergub No. 5 Tahun 2014 tanggal 24 Januari 2014 tentang Penyusutan Barang Milik Daerah (BMD) berupa Aset Tetap, maka Aset Tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan Aset Tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset. Penyusutan Aset Tetap dilakukan untuk : 1. Menyajikan nilai Aset Tetap secara wajar sesuai dengan manfaat ekonomi aset dalam laporan keuangan pemerintah daerah 2. Mengetahui potensi BMD dengan memperkirakan sisa masa manfaat suatu BMD yang masih dapat diharapkan dapat diperoleh dalam beberapa tahun kedepan 3. Memberikan bentuk pendekatan yang lebih sistematis dan logis dalam menganggarkan belanja pemeliharaan/belanja modal untuk mengganti atau menambah aset tetap yang sudah dimiliki. Penyusutan dilakukan terhadap aset tetap berupa Gedung dan bangunan ; peralatan dan mesin ; 38

39 jalan, irigasi dan jaringan ; Aset Tetap Lainnya berupa Aset Tetap Renovasi, alat musik modern dan alat olahraga. 4. Penerapan Kebijakan Akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintah Secara umum kebijakan akuntansi yang diterapkan pada pos-pos laporan keuangan telah sesuai dengan ketentuan Standar Akuntansi Pemerintahan. Pada tahun anggaran 2005, dilaksanakan penyusunan neraca awal Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, seiring hal tersebut dilaksanakan penilaian kembali atas seluruh aset-aset tetap daerah. Untuk pengadaan jenis aset yang masa perolehan/pengadaan setelah tahun anggaran 2005 penyajiannya telah berdasarkan biaya perolehan atau pertukaran (at cost), dan untuk pertamakali dilakukan penyusutan terhadap nilai buku per 31 Desember 2013 untuk Aset Tetap yang diperoleh sampai dengan 31 Desember

40 BAB V Penjelasan Pos-pos Pelaporan Keuangan 5.1. PENJELASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA) PENJELASAN POS-POS PENDAPATAN No Perkiraan Anggaran 2015 Realisasi 2015 % Tahun Retribusi Daerah , ,00 150,93 0,00 1. Pendapatan Retribusi Daerah Jumlah tersebut merupakan anggaran dan realisasi Pendapatan dari Retribusi Daerah di Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan dalam tahun 2015 yang berasal dari penerimaan Retribusi Daerah 1zin Perikanan sebesar Rp ,00 dan Retribusi Perpanjangan Izin Memperkerjakan Tenagakerja Asing (IMTA) sebesar Rp ,00 yang dianggarkan dalam dokumen anggaran (DPA tahun anggaran 2015). Untuk realisasi Tahun 2015 mencapai 150,93 % dari anggarannya. Tahun 2014 realisasi Rp.0,00 karena belum dianggarkan. Rincian pendapatan sesuai table terlampir pada lampiran 2 Laporan Keuangan ini. Pendapatan ini terdiri dari: (rincian objek pendapatan) No Perkiraan Anggaran 2015 Realisasi 2015 % 1 2 Pendapatan Retribusi Daerah Pemberian izin usaha Perikanan kepada Orang Pribadi Pemberian Perpanjangan IMTA kepada Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing , , , , , ,00 150,93 102,39 151,86 Penerimaan pendapatan retribusi daerah pada BKPM - PPT dilaksanakan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 tentang Retribusi Perizinan Tertentu dan Peraturan Gubernur Nomor 14 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Retribusi Perpanjangan Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing dan Peraturan Gubernur Nomor 48 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Izin Usaha Perikanan. 40

41 PENJELASAN POS-POS BELANJA 1. Belanja Operasi No Perkiraan Anggaran 2015 Realisasi 2015 % Tahun 2014 Belanja Pegawai , ,00 96, ,00 a. Belanja Pegawai Jumlah tersebut merupakan anggaran dan realisasi Belanja Pegawai Tahun Anggaran 2015 dan Untuk realisasi Tahun 2015 mencapai 96,57 % dari anggarannya. Dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2014 terdapat kenaikan/penurunan sebesar Rp ,00 Belanja Pegawai ini terdiri dari belanja tidak langsung berupa Gaji dan Tunjangan, Tambahan Penghasilan PNS dan Insentif Pemungutan Retribusi Daerah Saldo / jumlah belanja pegawai tersebut diatas adalah jumlah netto dan tidak ada pengembalian belanja pegawai selama tahun 2015,yaitu sejumlah Rp ,00 yang terdiri dari : Belanja Gaji dan Tunjangan Rp ,00, Belanja Tambahan Penghasilan PNS Rp ,00 dan Insentif Pemungutan Retribusi daerah Rp ,00. No Perkiraan Anggaran 2015 (Rp) ,00 1. Belanja Gaji dan ,00 Tunjangan 2. Belanja ,00 Tambahan Penghasilan PNS 3. Insentif ,00 Pemungutan Retribusi Daerah Realisasi 2015 (Rp) , , , ,00 % Tahun ,57 97,11 87,89 95, , , ,00 0,00 41

42 b. Belanja Barang & Jasa No Perkiraan Anggaran 2015 Realisasi 2015 % Tahun 2014 Belanja Barang dan Jasa , ,00 96, ,00 Jumlah tersebut merupakan anggaran dan realisasi Belanja Barang Tahun Anggaran 2015 dan Untuk realisasi Tahun 2015 mencapai 96,57% dari anggarannya. Dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2014 terdapat kenaikan/penurunan sebesar Rp ,00 Belanja Barang dan Jasa ini terdiri dari : No Perkiraan Anggaran 2015 Realisasi 2015 % Tahun Belanja Barang dan Jasa Belanja Bahan Pakai Habis Belanja Jasa Kantor Belanja Perawatan Kendr.Bermotor Belanja Cetak dan Penggandaan B. Sewa Rmh/Gedung/Gdg/Parkir Belanja Makanan dan Minuman B. Pakaian Dinas dan Atributnya Belanja Pakaian Kerja Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Jasa Konsultansi Belanja Kursus, Pel.Sos, Bimbingan Teknis dan Magang PNS Honorarium PNS Honorarium Non PNS Belanja Vakasi/Verifikasi Belanja Jasa Konsultansi Belanja Jasa Lembaga Belanja Kontribusi , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,00 96,57 89,06 87,18 90,96 95,55 96,25 89,03 100,00 100,00 89,60 99,40 99,14 94,16 97,30 92,43 80,77 99,14 94,89 95, , , , , , , , , , , , , , , , ,00 0, ,00 Saldo/jumlah belanja barang dan jasa tersebut diatas adalah jumlah netto setelah dikuranginya pengembalian belanja barang dan jasa selama tahun 2015 sejumlah Rp ,00 yang terdiri dari : Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah, Kegiatan Publikasi dan Informasi Penanaman Modal. 42

43 Dari realisasi belanja barang ini, sejumlah Rp dikapitalisir menjadi Aset Tetap dan Aset Lainnya dengan rincian sebagai berikut : (lampiran 23) Ke Aset Lainnya ,00 - Update Data SISPM ,00 Dikapitalisirnya belanja barang tersebut sesuai dengan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Nomor 43 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi, Sistem Akuntansi dan Bagan Akun Standar Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 82 Tahun 2015 tanggal 31 Desember 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 43 Tahun Belanja Modal No Perkiraan Anggaran 2015 Realisasi 2015 % Tahun Belanja Modal , ,00 98, , Jumlah tersebut merupakan anggaran dan realisasi belanja modal tahun 2015 dan Realisasi tahun 2015 mencapai 98,02% dari anggarannya. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 terdapat penurunan sebesar Rp ,00. Belanja Modal terdiri dari, Belanja Modal Peralatan dan Mesin dan Belanja Modal Gedung dan Bangunan, dengan rincian sebagai berikut : BM. Peralatan & mesin BM. gedung & Bangunan , , , ,00 97,14 98, , ,00 No Perkiraan Anggaran 2015 Realisasi 2015 % Tahun BM. Pealatan & mesin , ,00 97, ,00 a. Belanja Modal Peralatan dan Mesin Jumlah tersebut merupakan anggaran dan realisasi belanja modal Peralatan dan Mesin tahun 2015 dan Realisasi tahun 2015 mencapai 97,14 % dari anggarannya. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 terdapat penurunan sebesar Rp ,00 Adapun rincian objek belanja modal peralatan dan mesin terdiri dari: 43

44 No Perkiraan Anggaran 2015 Realisasi 2015 % Tahun BM. Peralatan & mesin BM. Pengadaan Peralatan Kantor Belanja Modal Pengadaan Alat Rumah Tangga Belanja Modal Pengadaan Komputer Belanja Modal Pengadaaan meja & kursi kerja / rapat pejabat BM. Pengadaan Perlengkapan Kantor BM. Pengadaan alat alat studio , , , , ,00 0,00 0, , , , , ,00 0,00 0,00 97, ,57 98,07 95,00 0,00 0, , , , , , , ,00 Belanja Modal Pengadaan Peralatan dan mesin tersebut diatas, dapat dirinci sebagai berikut : No. Uraian Harga Satuan Jumlah Unit Total Harga 1. Filling Kabinet , ,00 2. Air Conditioner (AC) , ,00 3. Air Conditioner (AC) , ,00 4. Rak Buku Kayu , ,00 5. Lemari Buku Kayu , ,00 6. Komputer / PC , ,00 7. Notebook , ,00 8. Monitor , ,00 9. Air Conditioner (AC) , , ,00 No Perkiraan Anggaran 2015 Realisasi 2015 % Tahun BM. Gedung dan bangunan b. Belanja Modal Gedung dan Bangunan , ,00 98, ,00 Jumlah tersebut merupakan anggaran dan realisasi belanja modal Gedung dan Bangunan tahun 2015 dan Realisasi tahun 2015 mencapai 98,20 % dari anggarannya. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 terdapat peningkatan sebesar Rp ,00 44

45 Adapun rincian objek belanja modal Gedung dan Bangunan terdiri dari: No Perkiraan Anggaran 2015 Realisasi 2015 % Tahun BM. Gedung dan bangunan , ,00 98, ,00 Dari realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan ini, semuanya dikapitalisir menjadi aset tetap. No Perkiraan Anggaran 2015 Realisasi 2015 % Tahun Belanja Modal Pengadaan Bangunan Gedung Kantor , ,00 98, ,00 Daftar Belanja Modal Tahun 2015 dapat dilihat pada Lampiran 21 dan Daftar Belanja Modal yang tidak dikapitalisir dapat dilihat pada Lampiran 22. Tidak dikapitalisirnya belanja modal tersebut sesuai dengan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Nomor 43 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi, Sistem Akuntansi dan Bagan Akun Standar Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 82 Tahun 2015 tanggal 31 Desember 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 43 Tahun

46 5.2. PENJELASAN POS-POS NERACA Aset Aset Lancar Perkiraan (Restatement) Kas di Bendahara Pengeluaran 0,00 0,00 1. Kas di Bendahara Pengeluaran Rp.0,00 Rp.0,00 Jumlah tersebut merupakan saldo kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2015 dan Sampai dengan 31 Desember 2015, sisa UYHD sebesar Rp ,00, telah disetorkan ke Kas Daerah pada tanggal 31 Desember Semua pengembalian belanja dan pajak yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran telah disetorkan ke Kas daerah pada akhir tahun Rincian sisa UYHD dan penyetorannya dapat dilihat pada Lampiran 5. Perkiraan (Restatement) Kas di Bendahara Penerimaan 0,00 0,00 2. Kas di Bendahara Penerima Rp 0,00 Rp.0,00 Jumlah tersebut merupakan saldo Kas di Bendahara Penerimaan per 31 Desember 2015 dan Tidak ada penerimaan pada Bendahara Penerimaan yg belum disetorkan ke Kas Daerah per 31 Desember Perkiraan (Restatement) Persediaan , ,00 3. Persediaan Rp ,00 Rp ,00 Jumlah tersebut merupakan saldo Persediaan per 31 Desember 2015 dan 2014, yaitu : - Persediaan Bahan Pakai Habis Rp ,00 Rp ,00 - Persediaan Bahan/Material Rp ,00 Rp ,00 Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

47 Aset Tetap Perkiraan (Restatement) Peralatan dan mesin , ,00 4. Peralatan dan Mesin Rp ,00 Rp ,00 Jumlah tersebut merupakan saldo nilai Peralatan dan Mesin milik Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang terdaftar pada BKPM & PPT Prov. Sumatera Barat per 31 Desember 2015 dan ) Dasar Penilaian a. Neraca Awal 2005 Rp ,00 b. Harga Perolehan 2006 sd 2015 Rp ,00 Daftar Peralatan dan Mesin BKPM & PPT Provinsi Sumatera Barat per 31 Desember 2015 dalam bentuk KIB B, dapat dilihat pada Buku Inventaris BKPM & PPT Provinsi Sumatera Barat yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Catatan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Tahun ) Mutasi Tambah Kurang Saldo Audited 2014 Rp ,00 Mutasi Tambah Belanja Modal tahun 2015 Rp ,00 Total Mutasi Tambah Rp ,00 Mutasi Kurang Reklasifikasi Rp ,00 Total Mutasi Kurang Rp ,00 Total Mutasi ( ) Saldo per 31 Des 2015 Rp ,00 Penjelasan Mutasi Tambah a) Belanja Modal Peralatan dan Mesin sebesar Rp ,00 telah diuraikan dalam penjelasan Pos-Pos LRA - Belanja Modal Peralatan dan Mesin. Penjelasan Mutasi Kurang a) Reklasifikasi senilai Rp ,00 yaitu ke aset lainnya karena peralatan dan mesin tersebut merupakan aset yang sudah tidak dapat digunakan/rusak terdiri dari: aset tidak bermanfaat senilai Rp ,00 Rekapitulasi/daftar mutasi tambah dan kurang aktiva tetap Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015 dapat dilihat pada Lampiran 17 47

48 Perkiraan (Restatement) Gedung dan Bangunan ,00 5. Gedung dan Bangunan Rp. 0,00 Rp. 0,00 Jumlah tersebut merupakan saldo nilai Gedung dan Bangunan milik Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang terdaftar pada BKPM & PPT Prov. Sumatera Barat per 31 Desember 2015 dan ) Dasar Penilaian a. Neraca Awal 2005 Rp b. Harga Perolehan 2006 sd 2015 Rp Daftar Gedung dan Bangunan BKPM & PPT Provinsi Sumatera Barat per 31 Desember 2015 dalam bentuk KIB A, dapat dilihat pada Buku Inventaris BKPM & PPT Provinsi Sumatera Barat yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Catatan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Tahun ) Mutasi Tambah Kurang Saldo Audited 2014 Rp. 0,00 Mutasi Tambah Belanja Modal tahun 2015 Rp ,00 Total Mutasi Tambah Rp ,00 Mutasi Kurang Reklasifikasi Total Mutasi Kurang (Rp ,00) (Rp ,00) Total Mutasi Rp. 0,00 Saldo per 31 Des 2015 Rp. 0,00 Penjelasan Mutasi Tambah Belanja Modal Gedung dan Bangunan sebesar Rp ,00 telah diuraikan dalam penjelasan Pos-Pos LRA - Belanja Modal Gedung dan Bangunan. Penjelasan Mutasi Kurang Reklasifikasi senilai Rp ,00, merupakan reklasifikasi ke aset tetap lainnya karena nilai gedung dan bangunan akan diserahkan ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat sehingga direklas ke aset tetap lainnya. Rekapitulasi/ daftar mutasi tambah dan kurang aktiva tetap Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2015 dapat dilihat pada Lampiran

49 Perkiraan (Restatement) Jalan, Irigasi dan Jaringan ,00 6. Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp.0,00 Rp.0,00 Jumlah tersebut merupakan saldo nilai Jalan Irigasi dan Jaringan milik Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang terdaftar pada BKPM & PPT Provinsi Sumatera Barat per 31 Desember 2015 dan Perkiraan (Restatement) Aset Tetap Lainnya , ,00 7. Aset Tetap Lainnya , ,00 Jumlah tersebut merupakan saldo nilai Aset Tetap Lainnya milik Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang terdaftar pada BKPM & PPT Provinsi Sumatera Barat per 31 Desember 2015 dan ) Dasar Penilaian a. Neraca Awal 2005 Rp. 0,00 b. Harga Perolehan 2006 sd 2015 Rp ,00 Daftar Aset Tetap Lainnya BKPM & PPT Provinsi Sumatera Barat per 31 Desember 2015 dalam bentuk KIB E, dapat dilihat pada Buku Inventaris BKPM & PPT Provinsi Sumatera Barat yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Catatan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Tahun ) Mutasi Tambah Kurang Saldo Audited ,00 Mutasi Tambah Reklasifikasi Total Mutasi Tambah Mutasi Kurang Mutasi antar SKPD Total Mutasi Kurang Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Total Mutasi 0,00 Saldo per 31 Des

50 Penjelasan Mutasi Tambah a) Reklasifikasi senilai Rp ,00, merupakan reklas dari gedung dan bangunan ke aset tetap lainnya, karena pada akhir tahun akan diserahkan nilainnya ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. Penjelasan Mutasi Kurang 1) Mutasi antar SKPD senilai Rp ,00 berdasarkan Berita Acara Serah Terima tanggal 31 Desember 2015 dan Surat BKPM & PPT Provinsi Sumatera Barat tgl 31 Desember 2015 yaitu: Rehab Aset Tetap Gedung kantor kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat, karena gedung yang digunakan BKPM & PPT Provinsi Sumatera Barat merupakan aset Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. Rekapitulasi/daftar mutasi tambah dan kurang aktiva tetap Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2015 dapat dilihat pada Lampiran 17. Perkiraan (Restatement) Konstruksi dalam Pengerjaan 0,00 0,00 8. Konstruksi dalam Pengerjaan 0,00 0,00 Jumlah tersebut merupakan saldo nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan milik Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang terdaftar di SKPD BKPM & PPT Provinsi Sumatera Barat per 31 Desember 2015 dan Perkiraan (Restatement) Akumulasi Penyusutan ( ,14) ( ,00) 9. Akumulasi Penyusutan ( ,14) ( ,00) Terdiri dari : Akumulasi Penyusutan Peralatan & Mesin ( ,14) ( ,00) Jumlah tersebut merupakan saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap posisi 31 Desember 2015 dan Akumulasi Penyusutan ini terdiri dari Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin. Berikut dijelaskan mutasi tambah dan kurang akumulasi penyusutan tersebut : 50

51 Uraian SALDO AKM PENYUSUTAN PER 31 DES 2014 (NERACA RESTATEMENT) JUMLAH KOREKSI TAMBAH: Peralatan & Gedung & Jln Irigasi & Aset Tetap Mesin Bangunan Jaringan Lainnya ,00 0,00 0,00 0,00 o Koreksi + Saldo Awal ,00 0,00 0,00 JUMLAH KOREKSI KURANG: BEBAN PENYUSUTAN ,71 0,00 0,00 0,00 TAHUN 2015 SALDO AKHIR AKM ,14 0,00 0,00 0,00 PENYUSUTAN PER 31 DES 15 Penjelasan tentang mutasi tambah dan mutasi kurang Akumulasi Penyusutan ini dapat dilihat pada Lampiran 30. ASET LAINNYA Perkiraan (Restatement) Aset Tidak Berwujud , , Aset Tidak Berwujud , ,00 Jumlah tersebut merupakan saldo Aset Tidak Berwujud sampai dengan posisi 31 Desember 2015 dan Dasar penilaian Aset Tidak Berwujud senilai Rp ,00 dinilai berdasarkan harga perolehan dari tahun 2006 sampai dengan tahun Saldo Audited ,00 Mutasi Tambah Belanja Barang dan Jasa tahun ,00 Total Mutasi Tambah ,00 Mutasi Kurang 0,00 Total Mutasi Kurang 0,00 Total Mutasi ,00 Saldo per 31 Des ,00 Penjelasan Mutasi Tambah 1) Belanja Barang dan Jasa yang dikapitalisir menjadi aset senilai Rp ,00 yaitu terdiri dari: Updating Sistem Informasi Spasial Penanaman Modal senilai Rp ,00 Rekapitulasi Mutasi Tambah dan kurang Aset Tidak Berwujud dapat dilihat pada Lampiran

52 Perkiraan (Restatement) Aset Lain-Lain 0,00 0, Aset Lain-Lain 0,00 0,00 Jumlah tersebut merupakan saldo Aset Lain-Lain yang sampai dengan posisi 31 Desember 2015 dan Aset Lain-lain terdiri dari Aset Tidak Bermanfaat senilai Rp. 0,00. Selanjutnya dapat dijelaskan untuk masing-masing Aset Lain-lain sebagai berikut: 1) Aset Tidak Bermanfaat Aset Tidak Bermanfaat senilai Rp. 0,00 tersebut dicatat berdasarkan nilai buku per 31 Des Keterangan Harga Perolehan Akm Nilai Buku Penyusutan Saldo Audited ,00 0,00 0,00 Mutasi Tambah 0,00 0,00 0,00 Mutasi antar SKPD 0,00 0,00 0,00 Reklasifikasi , ,00 0,00 Koreksi Akm Penyusutan 0,00 0,00 0,00 Total Mutasi Tambah , ,00 0,00 Mutasi Kurang 0,00 0,00 0,00 Penghapusan 0,00 0,00 0,00 Mutasi antar SKPD 0,00 0,00 0,00 Reklasifikasi 0,00 0,00 0,00 Koreksi Akm Penyusutan 0,00 0,00 0,00 Total Mutasi Kurang 0,00 0,00 0,00 Total Mutasi , ,00 0,00 Saldo per 31 Des , ,00 0,00 Penjelasan Mutasi Tambah a) Reklasifikasi senilai Rp ,00 dengan rincian sebagai berikut: Dari peralatan dan mesin senilai Rp ,00 berdasarkan Rekonsiliasi Aset Semester I tahun 2015 karena peralatan dan mesin tersebut dalam keadaan rusak sehingga tidak dapat dimanfaatkan dalam kegiatan BKPM & PPT Provinsi Sumatera Barat. Telah dilakukam usulan penghapusan untuk aset tersebut dengan Surat Kepala 52

53 KEWAJIBAN BKPM & PPT Provinsi Sumatera Barat No. 028/164/BKPM & PPT-2015 tentang Usulan Penghapusan BMD Tahun 2015 tanggal 30 April Rekaptulasi Mutasi Tambah dan kurang Aset Tidak Bermanfaat dapat dilihat pada Lampiran 18. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Perkiraan (Restatement) Utang Perhitungan Pihak Ketiga 0,00 0, Utang Perhitungan Pihak Ketiga 0,00 0,00 Jumlah tersebut merupakan saldo Utang Perhitungan Pihak Ketiga per 31 Desember 2015 dan Utang PFK muncul karena masih adanya pungutan atau potongan rekening pihak ketiga oleh Bendahara Pengeluaran yang belum disetorkan ke rekening Kas Negara sampai akhir tahun anggaran per 31 Desember 2015 dan Daftar pungutan pajak yang telah diterima dan disetorkan tahun 2015 oleh Bendahara Pengeluaran dapat dilihat pada Lampiran 12. Perkiraan (Restatement) Pendapatan Diterima Dimuka 0,00 0, Pendapatan Diterima Dimuka 0,00 0,00 Jumlah tersebut merupakan saldo Pendapatan Diterima Dimuka per 31 Desember 2015 dan Daftar pendapatan diterima dimuka dapat dilihat pada Lampiran 10. Perkiraan (Restatement) Utang Belanja ,00 0, Utang Belanja ,00 0,00 Jumlah tersebut merupakan saldo Utang Belanja yang harus dibayar oleh Pemerintah Daerah kepada pemberi jasa dan PNS per 31 Desember 2015 dan Utang belanja ini terdiri dari Utang belanja pegawai dan utang belanja barang dan jasa dengan rincian: Utang belanja pegawai Rp ,00 Yaitu utang belanja tambahan penghasilan kepada PNS atas kinerjanya yang telah dilaporkan untuk bulan November sebesar Rp ,00 dan bulan Desember sebesar Rp ,00. Pengakuan utang ini sesuai dengan Peraturan Gubernur No. 12 tgl 24 Februari 2015 tentang Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat pasal 9 ayat (1) yang menyatakan bahwa tambahan penghasilan pegawai dibayarkan berdasarkan laporan harian PNS pada 2 bulan sebelumnya. 53

54 Utang belanja barang dan Jasa Rp ,00 Yaitu utang belanja telp, listrik, air, internet yang merupakan pemakaian bulan Desember 2015 yang dibayarkan bulan Januari Pada Laporan Keuangan 2014 (restatement), utang belanja barang dan jasa berupa telepon, listrik, air, internet disajikan pada Utang Jangka Pendek. Selengkapnya rincian utang belanja ini dapat lihat pada Lampiran 13. Perkiraan (Restatement) Utang Jangka Pendek 0, , Utang Jangka Pendek 0, ,00 Jumlah tersebut merupakan saldo Utang Jangka Pendek yang harus dibayar oleh Pemerintah Daerah kepada pemberi jasa per 31 Desember 2015 dan Pada Laporan Keuangan 2014 (restatement), utang belanja telp, listrik, air, internet disajikan pada Utang Jangka Pendek sedangkan pada tahun 2015, disajikan pada Utang Belanja. EKUITAS Perkiraan (Restatement) Ekuitas , , Ekuitas , ,00 Jumlah tersebut merupakan saldo Ekuitas Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan per 31 Desember 2015 dan Ekuitas ini terdiri dari: Ekuitas ,00 Surplus/Defisit LO ( ,14) Perubahan SAL ,00 Surplus/Defisit LRA ( ,00) RK/PPKD ,00 Secara lengkap perubahan Ekuitas dilaporkan dalam Laporan Perubahan Ekuitas. Surplus/Defisit LO adalah selisih antara pendapatan LO dengan Beban LO yang dijelaskan pada penjelasan Pos-Pos Laporan Operasional. Perubahan SAL adalah rekening penyeimbang Pendapatan LRA dan Belanja LRA. Surplus/Defisit LRA adalah selisih antara Pendapatan LRA dan Belanja LRA yang dijelaskan pada Laporan Realisasi Anggaran. Sedangkan RK/PPKD adalah rekening penghubung antara SKPD dengan PPKD yang akan dieliminasi saat menyusun Laporan Konsolidasi. 54

55 5.3. PENJELASAN LAPORAN OPERASIONAL (LO) PENDAPATAN-LO 1. Pendapatan Retribusi Daerah -LO Perkiraan 2015 Pendapatan Retribusi Daerah ,00 Jumlah tersebut merupakan Saldo Pendapatan Retribusi Daerah-LO dalam Tahun Pendapatan ini terdiri dari: - Retribusi Izin Perikanan Rp ,00 - Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing Rp ,00 Adapun perbedaan jumlah Pendapatan-LRA dengan Pendapatan-LO dapat dijelaskan sbb: Objek Pendapatan LRA/LO Pendapatan-LRA Pendapatan-LO Selisih +/- Pendapatan Pajak 0,00 0,00 0,00 Daerah Pendapatan , ,00 0,00 Retribusi Daerah Jumlah , ,00 0, BEBAN Beban Operasi Perkiraan 2015 Beban Pegawai ,00 a. Beban Pegawai Jumlah tersebut merupakan saldo Beban Pegawai Tahun Beban Pegawai ini terdiri dari beban gaji dan tunjangan-lo, Beban tambahan penghasilan PNS-LO dan Insentif Pemungutan Retribusi Daerah. Adapun perbedaan jumlah Belanja Pegawai- LRA dengan beban pegawai-lo dapat dijelaskan sbb: 55

56 Objek Belanja LRA/LO Belanja Pegawai Beban Pegawai LRA LO Selisih +/- Gaji dan tunjangan , ,00 - Tambahan Penghasilan PNS , , ,00 Insentif Pemungutan Retribusi Daerah , ,00 - Jumlah , , ,00 Penjelasan selisih: a Penyesuaian untuk mengakui beban Tambahan Penghasilan PNS-LO bulan November sebesar Rp ,00 dan bulan Desember 2015 sebesar Rp ,00 berdasarkan hasil verifikasi Laporan Harian PNS yang telah bekerja bulan November dan Desember 2015 dan akan dibayarkan oleh Pemerintah Provinsi pada Januari dan Februari 2016 sehingga dicatat sebagai utang belanja pegawai per 31 Des Perkiraan 2015 Beban Barang & Jasa ,00 b. Beban Barang & Jasa Jumlah tersebut merupakan saldo Beban Barang dan Jasa Tahun Beban Barang dan Jasa ini terdiri dari : Perkiraan 2015 Beban Bahan Pakai Habis ,00 Beban Jasa Kantor ,00 Beban Perawatan Kendaraan Bermotor ,00 Beban Bahan/Material ,00 Beban Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir ,00 Beban Makanan dan Minuman ,00 Beban Pakaian Dinas dan Atributnya ,00 Beban Perjalanan Dinas ,00 Beban Pemeliharaan ,00 Beban Jasa Konsultasi ,00 Beban kursus, pelatihan, sosialisasi dan bimbingan teknis PNS ,00 Beban Honorarium Non Pegawai ,00 Honorarium PNS ,00 56

57 Honorarium Non PNS ,00 Beban Jasa Lembaga ,00 Beban Kontribusi ,00 Beban Vakasi/Verifikasi ,00 Beban Penyusutan dan Amortisasi ,14 Jumlah ,00 Saldo/jumlah beban barang dan jasa tersebut diatas adalah jumlah netto setelah dikuranginya pengembalian beban barang dan jasa selama tahun 2015 sejumlah Rp ,00 yang terdiri dari :beban perjalanan dinas dalam daerah sejumlah Rp ,00. Adapun perbedaan jumlah Belanja Barang dan Jasa- LRA dengan beban barang dan Jasa-LO dapat dijelaskan sbb: Objek Belanja LRA/LO Beban Bahan Pakai Habis Belanja Brg&Jasa LRA Beban Brg&Jasa LO Selisih +/ , , ,00 Beban Jasa Kantor , , ,00 Beban Perawatan Kendaraan Bermotor , ,00 0,00 Beban Bahan/Material , , ,00 Beban Sewa Rumah/Gedung/Gudang /Parkir , ,00 0,00 Beban Makanan dan Minuman , ,00 0,00 Beban Pakaian Dinas dan Atributnya , ,00 0,00 Beban Pakaian Kerja , , Beban Perjalanan Dinas , ,00 0,00 Beban Pemeliharaan , ,00 0,00 Beban Jasa Konsultasi , , ,00 Beban kursus, pelatihan, sosialisasi dan bimbingan teknis PNS , ,00 0,00 Beban Honorarium Non Pegawai , ,00 0,00 Honorarium PNS , ,00 0,00 Honorarium Non PNS , ,00 0,00 Beban Jasa Lembaga , ,00 0,00 57

58 Beban Kontribusi , ,00 0,00 Beban Vakasi/Verifikasi , ,00 0,00 Beban Penyusutan dan Amortisasi 0, , ,14 Jumlah , , ,00 Penjelasan selisih: a Penyesuaian menambah beban barang dan Jasa Penyesuaian mengakui pemakaian beban bahan pakai habis pada Smtr 1 dan Smtr 2 berdasarkan berita acara opname persediaan Smtr 1 dan Smtr 2 yaitu : Smtr 1 Smtr 2 Rincian Objek Beban Jml + + Beban Persediaan ATK ,00 ( ,00) ,00 Beban persediaan perangko, materai dan , ,00 benda pos lainnya Beban persediaan peralatan kebersihan dan , ,00 bahan pembersih Beban peralatan/perlengkapan , ,00 pakai habis Jumlah , , ,00 Penyesuaian mengakui pemakaian beban bahan material pada Smtr 1 dan Smtr 2 berdasarkan berita acara opname persediaan Smtr 1 dan Smtr 2 yaitu : Rincian Objek Smtr 1 Smtr 2 Jml Beban + + Cetak , , ,00 Jumlah , , ,00 Penyesuaian mengakui utang belanja barang dan jasa per 31 Desember 2015 yaitu untuk pemakaian listrik, telp, air, internet bulan Desember yang dicatat sebagai utang belanja Barang dan Jasa per 31 Desember

59 Rincian Objek Beban Smtr 2 + Jml Beban Jasa Telepon , ,00 Beban Jasa Listrik , ,00 Beban Jasa Kawat/ faksimili/internet Jumlah , ,00 Penyesuaian mengakui beban barang jasa yang dikapitalisir, yakni berupa update data Sistem Informasi Spacial Penanaman Modal pada Semester 2 yaitu : Rincian Objek Beban Smtr 1 + Smtr 2 + Jml Beban Jasa , ,00 Konsultasi Design Jumlah , ,00 b Penyesuaian mengurangi beban barang dan jasa Penyesuaian pembayaran utang belanja barang dan jasa/ utang jangka pendek tahun 2014 yang lalu sebesar Rp ,00 yaitu beban jasa telepon, beban jasa listrik dan beban jasa kawat/faksimili/internet. Rincian Objek Beban Smtr 1 Jml - Beban Jasa Kantor , ,00 Jumlah , ,00 Penyesuaian untuk koreksi utang tahun lalu sebesar Rp.0,00. Perkiraan 2015 Beban Penyusutan dan Amortisasi ,14 c. Beban Penyusutan dan Amortisasi Jumlah tersebut merupakan saldo Beban Penyusutan Tahun Beban Penyusutan dan Amortisasi ini terdiri dari : Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin : Rp ,00 Beban Amortisasi Aset Tidak Berwujud : Rp ,00 59

60 Beban Penyusutan untuk Aset Tetap dan Aset Lainnya serta beban amortisasi Aset Tidak Berwujud untuk masing-masing kelompok Aset dihitung berdasarkan Peraturan Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2014 tentang Penyusutan Barang Milik Daerah berupa Aset Tetap sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 81 Tahun 2015 tanggal 31 Desember 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2014 serta Peraturan Gubernur Nomor 43 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi, Sistem Akuntansi dan Bagan Akun Standar Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 82 Tahun 2015 tanggal 31 Desember 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 43 Tahun Selengkapnya beban penyusutan per kode barang, dapat dilihat pada Kib B,C,D daftar inventaris SKPD yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini. Rekapitulasi Aset Tetap beserta Akumulasi Penyusutan dan Beban Penyusutannya dapat dilihat pada Lampiran

61 5.4. PENJELASAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (LPE) Perkiraan Ekuitas Awal ,00 Koreksi Akm Penyusutan Pertamakali ( ) 2. Surplus/Defisit LO ( ,14) 3. RK PPKD ,00 4. Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar 0,00 5. Ekuitas Akhir ,86 Penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Ekuitas Awal sebesar Rp ,00 adalah saldo Ekuitas berdasarkan Neraca Restatement per 31 Des 2014, dengan uraian sebagai berikut: Ekuitas Audited ,00 Akm. Penyusutan Peralatan& Mesin pertama kali ( ,00) Akm. Amortisasi ATB pertama kali ( ,00) Ekuitas Restatement ,00 2. Surplus/Defisit LO sebesar Rp. ( ,14) adalah selisih antara Pendapatan LO dan Beban LO Tahun RK PPKD sebesar Rp ,00 adalah akun penghubung transaksi SKPD dan PPKD tahun 2015 yang akan dieliminasi saat disusun Laporan Konsolidasi. 4. Ekuitas Akhir sebesar Rp ,86 adalah saldo Ekuitas BKPM & PPT Provinsi Sumatera Barat per 31 Desember

62 4.5. Pengungkapan atas Pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas. Dengan diterapkannya penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis akrual sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, mulai tahun 2015 ini, maka terdapat akun-akun baru pada Neraca sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja yaitu : 1. Penyisihan Piutang 2. Beban Dibayar Dimuka 3. Pendapatan Diterima Dimuka 4. Utang Belanja Sedangkan pada Laporan Operasional : 1. Beban Penyusutan dan Amortisasi 2. Beban Penyisihan Piutang Rekonsiliasi antara Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dengan basis kas dengan Laporan Operasional (LO) dengan basis akrual, dapat dijelaskan dalam tabel berikut: Jenis Pendapatan/ Belanja LRA LO Selisih Pendapatan Daerah , ,00 0,00 Pendapatan Pajak ,00 Pendapatan Retribusi , ,00 0,00 Lain-lain PAD Yg Sah ,00 Jumlah Pendapatan , ,00 0,00 Belanja Operasi , , ,14 Belanja Pegawai , , ,00 Belanja Brg & Jasa , , ,00 Belanja Modal ,00 0, ,00 Beban Penyusutan & 0, , ,14 Amortisasi Beban Penyisihan ,00 Piutang Jumlah Beban Operasi , , ,14 Penjelasan selisih antara LRA dan LO sudah dijelaskan pada penjelasan Laporan Operasional (LO) dan rekapitulasinya dapat dilihat pada Lampiran

63 BAB VI Penjelasan atas Informasi-informasi Non Keuangan 6.1 Tugas Pokok dan Fungsi Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat No. 95 Tahun 2009, BKPM dan PPT mempunyai tugas pokok membantu Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam penyelenggaraan Penanaman Modal. Didalam penyelenggaraan tugas pokok tersebut BKPM dan PPT mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Perumusan kebijakan teknis bidang Koordinasi Penanaman Modal Provinsi; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sumatera Barat; c. Pembinaan dan fasilitasi bidang Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sumatera Barat lingkup Provinsi dan Kabupaten/Kota; d. Pelaksanaan urusan tata usaha Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sumatera Barat; e. Pelaksanaan tugas di bidang perencanaan, promosi dan kerjasama, pelayanan dan pengendalian; f. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang Koordinasi Penanaman Modal Provinsi; g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. 6.2 Struktur Organisasi Struktur Organisasi Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Barat terdiri dari : 1. Kepala Badan 2. Sekretariat terdiri dari : 1). Sub Bagian Umum 2). Sub Bagian Kepegawaian 3). Sub Bagian Keuangan 3. Bidang Perencanaan terdiri dari : 1). Sub Bidang Analisa Program 2). Sub Bidang Data dan Informasi 63

64 4. Bidang Promosi dan Kerjasama terdiri dari : 1). Sub Bidang Promosi dan Pengembangan 2). Sub Bidang Koordinasi dan Kerjasama 5. Bidang Pengendalian dan Pembinaan terdiri dari : 1). Sub Bidang Pengendalian dan Penanaman Modal 2). Sub Bidang Pembinaan dan Penanaman Modal 6. Bidang Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan 1). Sub. Bidang Pelayanan Perizinan 2). Sub. Bidang Pelayanan Non Perizinan Adapun jumlah Pegawai Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Barat per 31 Desember 2015 berjumlah 55 orang, dengan susunan sebagai berikut : a. Jumlah Pegawai per Bidang : Tabel 1. Jumlah Pegawai per Bidang NO BIDANG JUMLAH 1. Sekretariat 19 orang 2. Bidang Perencanaan 9 orang 3. Bidang Promosi dan Kerjasama 8 orang 4. Bidang Pengendalian dan Pembinaan 8 orang 5. Bidang Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan 11 orang Jumlah 55 orang Tabel di atas dapat disajikan dalam diagram berikut : 64

65 Sementara itu berdasarkan jabatan struktural adalah sebagai berikut: 1. Eselon II a : 1 (satu) orang 2. Eselon III a : 5 (lima) orang 3. Eselon IV a : 11 (sebelas) orang Staf : 38 ( tiga puluh delapan orang) b. Jumlah Pegawai berdasarkan pangkat/golongan: Tabel 2. Jumlah pegawai berdasarkan Pangkat/Golongan No Golongan Jumlah 1 I/a - 2 I/b - 3 I/c - 4 I/d - 5 II/a 2 orang 6 II/b 3 orang 7 II/c 7 orang 8 II/d 1 orang 9 III/a 3 orang 10 III/b 13 orang 11 III/c 7 orang 12 III/d 8 orang 13 IV/a 7 orang 14 IV/b 3 orang 15 IV/c - 16 IV/d 1 orang 17 IV/e - Jumlah 55 orang Tabel di atas dapat juga disajikan dalam diagram berikut : 65

BAB I PENDAHULUAN 1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan BAB I PENDAHULUAN 1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Reformasi manajemen keuangan negara, ditandai dengan diluncurkannya satu paket perundang-undangan bidang keuangan negara yakni UU No.

Lebih terperinci

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Rencana Kinerja (Renja) BPPTPM Prov.Kep.Babel TA.2016 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Visi BKPM dalam periode 2015-2019 adalah sebagai

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Program Utama Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sesuai visi misi Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal maka ditentukan oleh ketersedian anggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka

Lebih terperinci

BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BADAN PELAYANAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL RENCANA STRATEGIS (RENSTRA 214-218) BAB 1 : PENDAHULUAN BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 1.1.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 PERENCANAAN KINERJA 2.1. PERENCANAAN STRATEGIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintah Daerah berjalan secara efisien dan efektif

Lebih terperinci

SKPD : BADAN PERIZINAN TERPADU

SKPD : BADAN PERIZINAN TERPADU : BADAN PERIZINAN TERPADU Kode Program/ Keluaran 1 URUSAN WAJIB 1 16 BIDANG URUSAN PENANAMAN MODAL 1 16 01 Program Pelayanan Cibinong Terwujudnya - - 1,702,753,000 1,702,753,000 1,876,900,000 Administrasi

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB PENANAMAN MODAL

URUSAN WAJIB PENANAMAN MODAL 4.1.16 URUSAN WAJIB PENANAMAN MODAL 4.1.16.1 KONDISI UMUM Proses pembangunan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan perekonomian ditentukan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah

Lebih terperinci

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan. Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan. Indikator Kinerja Program (outcomes) dan Kegiatan (output)

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan. Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan. Indikator Kinerja Program (outcomes) dan Kegiatan (output) Tabel 5.1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Kantor Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Kabupaten Provinsi Sulawesi Selatan Tujuan Sasaran Indikator

Lebih terperinci

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis Negeri atas tugas pokok dan fungsinya dengan memperhatikan visi, misi, dan arah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan, serta kondisi obyektif dan dinamika lingkungan strategis,

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Program dan Kegiatan adalah cara untuk melaksanakan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan serta

Lebih terperinci

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT BAB I PENDAHULUAN

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Informasi Umum. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera adalah Lembaga Teknis Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 1 TAHUN 201 31 December 201 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

URAIAN sebelum perubahan

URAIAN sebelum perubahan URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : 1.16. - PENANAMAN MODAL : 1.16.01. - BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KODE REKENING 1.16.1.16.01.00.00.4. 1.16.1.16.01.00.00.8. 1.16.1.16.01.00.00.4.1.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENJA SKPD KOTA TANGERANG LATAR BELAKANG, MAKSUD DAN TUJUAN Latar Belakang Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Kota Tangerang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG NO DPA SKPD 1.16 01 02 05 5 2 URUSAN PEMERINTAHAN 1.16. 1.16 Urusan Wajib Penanaman Modal ORGANISASI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK

PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK INSPEKTORAT DAERAH Jalan Panglima Sudirman No. 284 Nganjuk Kode Pos 64412 Telp. (0358) 321196 & 321712 Fax (0358) 321196 Email : inspektorat@nganjukkab.go.id CATATAN ATAS LAPORAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD), adalah dokumen perencanaan

Lebih terperinci

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW)

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW) 1 RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW) Renja Bagian Pertanahan Tahun 2015 (Review) Page 1 2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT Rencana Kerja Bagian Pertanahan Sekretariat

Lebih terperinci

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang disempurnakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak diundangkannya Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 30 Tahun 2005 tanggal 16 Nopember 2005, maka Nomenklatur Badan Pengawas Daerah Kabupaten Banyuasin

Lebih terperinci

Evaluasi Hasil Renja SKPD Perangkat Daerah : Dinas Kebudayaan dan Priwisata Kota Bima Periode Pelaksanaan: 2016

Evaluasi Hasil Renja SKPD Perangkat Daerah : Dinas Kebudayaan dan Priwisata Kota Bima Periode Pelaksanaan: 2016 ( Dalam Juta Rupiah) NO / BIDANG DAN / INDIKATOR (OUTPUT) 1 2 3 4 1 Urusan Wajib 1.17 Bidang Kebudayaan 1. 1.17.01 PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN 1.17.01.01 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 1.17.01.02

Lebih terperinci

RENCANA KELITBANGAN TAHUN 2019

RENCANA KELITBANGAN TAHUN 2019 RENCANA KELITBANGAN TAHUN 2019 Landasan Hukum Balitbang Daerah 1. UU No. 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2. UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanahkan Pemerintah Daerah untuk menyusun perencanaan pembangunan sesuai dengan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2017

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2017 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2017 DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MINAHASA TENGGARA RENJA 2017 DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU 1 DAFTAR ISI BAB I

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN PERTANAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MALANG BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA BAGIAN PERTANAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MALANG BAB I PENDAHULUAN 1 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN PERTANAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR : 188.45/ /KEP/421.014/2015 TENTANG PENGESAHAN RENCANA KERJA BAGIAN PERTANAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MALANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD), adalah dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG Tahun Anggaran 2017

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG Tahun Anggaran 2017 DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir DPA SKPD 2.2 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG Tahun Anggaran 207 Urusan Pemerintahan : 2. 2 URUSAN WAJIB BUKAN PELAYANAN DASAR Penanaman

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya yang selanjutnya disingkat RENJA, adalah dokumen perencanaan Dinas Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya untuk

Lebih terperinci

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Singkat Organisasi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sumedang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan diterbitkan Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008 yang dijabarkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

Rencana Kerja Perubahan Tahun 2016

Rencana Kerja Perubahan Tahun 2016 Lampiran Tahun 2016 Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Bontang BAB I P E N D A H U L U A N I.1. LATAR BELAKANG Dengan ditetapkannya UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

Catatan Penting Program/Kegiatan. Kebutuhan Dana/ Target Capaian Kinerja

Catatan Penting Program/Kegiatan. Kebutuhan Dana/ Target Capaian Kinerja PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013 SKPD : BADAN PERIZINAN TERPADU Indikator Rencana Tahun 2013 Prakiraan Maju Rencana Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode Kinerja Program

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1 Rencana Program Dan Kegiatan Peran strategis Kecamatan di Kota Bandung menuntut adanya peningkatan pelayanan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Assalamualaikum Wr. Wb.

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Assalamualaikum Wr. Wb. KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga Rancangan Rencana Kerja (RENJA) Dinas Penanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita Bangsa Bernegara.

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2015 SATUAN KERJA : BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL & PELAYANAN TERPADU SASARAN NO

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1 Rencana Program Dan Kegiatan Peran strategis Kecamatan di Kota Bandung menuntut adanya peningkatan pelayanan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2016

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2016 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2016 BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU KABUPATEN MINAHASA TENGGARA DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang.. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan.

Lebih terperinci

RENJA TAHUN 2017 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2018

RENJA TAHUN 2017 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2018 RENJA TAHUN 2017 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2018 Organisasi/SUB SKPD : 2.12.01.01 - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu KODE Urusan/Bidang Urusan Pemerintah Daerah dan Program/Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN. Pelayanan prima dituangkan pada visi dan misi nasional Indonesia,

BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN. Pelayanan prima dituangkan pada visi dan misi nasional Indonesia, BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN A. Sejarah Ringkas Pelayanan prima dituangkan pada visi dan misi nasional Indonesia, menunjukkan bahwa tuntutan masyarakat terhadap pelayanan prima aparatur

Lebih terperinci

TABEL XIV (Tabel 5.1)

TABEL XIV (Tabel 5.1) TABEL XIV (Tabel 5.1) Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Banda Aceh Indikator Data Target Kinerja Program

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENJA SKPD KOTA TANGERANG LATAR BELAKANG, MAKSUD DAN TUJUAN Latar Belakang Badan Pelayanan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPPMPT) Kota Tangerang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas

Lebih terperinci

PROGRAM, DAN KEGIATAN

PROGRAM, DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja BPMPT Tahun 2014 dan Capaian Renstra BPMPT

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja BPMPT Tahun 2014 dan Capaian Renstra BPMPT BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA BPMPT TAHUN 204 2. Evaluasi Pelaksanaan Renja BPMPT Tahun 204 dan Capaian Renstra BPMPT Pada pelaksanaan Rencana Kerja Tahun 204 telah diperoleh berbagai gambaran kinerja

Lebih terperinci

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI 1. VISI BPM-P2TSP KAB. KEDIRI Visi merupakan cara pandang jauh ke depan dari suatu lembaga/institusi yang harus dibawa

Lebih terperinci

DATA DAN INFORMASI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN (BPMP) KABUPATEN SUBANG TAHUN 2016

DATA DAN INFORMASI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN (BPMP) KABUPATEN SUBANG TAHUN 2016 DATA DAN INFORMASI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN (BPMP) KABUPATEN SUBANG TAHUN 2016 A. INFORMASI TENTANG PROFIL PEJABAT STRUKTURAL DI BPMP KAB. SUBANG Terlampir B. INFORMASI TERKAIT TRANSPARANSI

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional RKPD Tahun disusun dengan memperhatikan arah kebijakan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berkaitan dengan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional yang dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsi Inspektorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja OPD (Renja OPD) adalah dokumen perencanaan OPD untuk periode satu tahun, yang memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan

Lebih terperinci

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 16. URUSAN WAJIB PENANAMAN MODAL Salah satu sumber dana utama guna memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar dalam melaksanakan pembangunan diperoleh melalui kegiatan penanaman modal atau investasi. Mengingat

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan. Target Kinerja (kuantitatif) Lokasi Kegiatan

Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan. Target Kinerja (kuantitatif) Lokasi Kegiatan Halaman : DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 0 Formulir DPPA - SKPD. Urusan Pemerintahan Organisasi :.0. - OTONOMI DAERAH,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG 1. LATAR BELAKANG Ringkasan Renja 2015 Seiring dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KECAMATAN ANGSANA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Bagan... iv Daftar Singkatan... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2016

enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2016 Kata Pengantar enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 206 ini didasarkan pada Undang-undang Nomor 23 Tahun 204 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA SKPD TAHUN 2017

RENCANA KERJA SKPD TAHUN 2017 RENCANA KERJA SKPD TAHUN 2017 BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2017 0 A. PENDAHULUAN Rencana Kerja (RENJA ) BPKAD Provinsi Bali Tahun 2017 Penyusunan Rencana Kerja (RENJA) merupakan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan posisinya yang strategis sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah, dan berada pada jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa, serta merupakan koridor pembangunan Jawa

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016 RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KECAMATAN ANGSANA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Bagan... iv Daftar Singkatan... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Bagian Pembangunan Tahun 2015 RENCANA KINERJA

Rencana Kinerja Bagian Pembangunan Tahun 2015 RENCANA KINERJA RENCANA KINERJA BAGIAN PEMBANGUNAN SETDA KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015 1 KATA PENGANTAR Dengan Mengucap puji syukur Kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmatnya akhirnya dapat disusun Rencana Kinerja Bagian

Lebih terperinci

Kami ucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang membantu Rencana Kerja (RENJA) Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Lamandau Tahun 2011.

Kami ucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang membantu Rencana Kerja (RENJA) Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Lamandau Tahun 2011. Rencana Kerja (RENJA) Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu 2011 Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa akhirnya penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Tahun Anggaran 2011 Kantor Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi perubahan yang sedang dan akan terjadi akhir-akhir ini dimana setiap organisasi publik diharapkan lebih terbuka dan dapat memberikan suatu transparansi

Lebih terperinci

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2015 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2016 KABUPATEN PULANG PISAU. Target Capaian Kinerja

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2015 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2016 KABUPATEN PULANG PISAU. Target Capaian Kinerja RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2015 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2016 KABUPATEN PULANG PISAU Nama SKPD : BAPPEDA Kode Dana/Pagu BELANJA LANGSUNG 9.704.000.000,00 9.704.000.000,00 11.212.000.000,00

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kantor Arsip, dan Dokumentasi Kota sebagai unit pelaksana teknis daerah bidang kearsipan, dan dokumentasi telah dibentuk pada tanggal 19 Desember 2008 melalui Peraturan

Lebih terperinci

Program Pelayanan Meningkatnya KPPTSP 12 bulan 488,445, ,308,380

Program Pelayanan Meningkatnya KPPTSP 12 bulan 488,445, ,308,380 TABEL VII Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2017 dan Prakiraan Maju Tahun 2018 Kota Banda Aceh Nama SKPD : Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Lembar 1 dari 5 Rencana Tahun 2017

Lebih terperinci

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Yang menjadi dasar hukum dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) B PMPT Provinsi Jawa Barat sebagai

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2009 BKPM. Indikator. Kinerja Utama PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR : 1/P/2009 TENTANG PENETAPAN DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN

Lebih terperinci

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II BAB. II PERENCANAAN KINERJA Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam system akuntabilitas

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU TAHUN ANGGARAN DPA - SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan Organisasi : : 1.16 - PENANAMAN MODAL 1.16.01 - Dan REKAPITULASI

Lebih terperinci

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2013 dan Prakiraan Maju Tahun 2014 Kabupaten Bogor

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2013 dan Prakiraan Maju Tahun 2014 Kabupaten Bogor Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2013 dan Prakiraan Maju Tahun 2014 Kabupaten Bogor SKPD : INSPEKTORAT Indikator Rencana Tahun 2013 1 20 01 Program Pelayanan Administrasi 931,909,000 APBD

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2015 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2015 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 05 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN PESISIR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Rencana Kerja (Renja) Kecamatan Nanggalo Tahun 2015 merupakan gambaran program pembangunan di Kecamatan Nanggalo yang direncanakan mengacu pada Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

Bertambah/(berkurang) Jumlah (Rp) KODE REKENING. URAIAN sebelum perubahan DASAR HUKUM. setelah perubahan. (Rp) LAMPIRAN III

Bertambah/(berkurang) Jumlah (Rp) KODE REKENING. URAIAN sebelum perubahan DASAR HUKUM. setelah perubahan. (Rp) LAMPIRAN III LAMPIRAN III : RANCANGAN PERATURAN DAERAH NOMOR : TANGGAL : PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Tahun

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah pada Perubahan Renja-SKPD Tahun 2016 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah

Tabel 3.1 Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah pada Perubahan Renja-SKPD Tahun 2016 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Tabel 3.1 Rencana Program Kegiatan Prioritas pada Perubahan Renja-SKPD Tahun 2016 Dinas Pendapatan Indikator Kinerja Keterangan No. Urusan/Big Urusan Pemerintahan Dan Program/Kegiatan Prioritas Sasaran

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) ( B A P P E D A )

PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) ( B A P P E D A ) PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) 2011 2016 ( B A P P E D A ) LUWUK, 2011 KATA PENGANTAR Puji Syukur Kami Panjatkan Kehadirat Tuhan yang Maha

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Penyusunan rancangan Rencana Kerja SKPD merupakan tahap awal dari proses perencanaan.

BAB I. PENDAHULUAN. Penyusunan rancangan Rencana Kerja SKPD merupakan tahap awal dari proses perencanaan. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk periode satu (1) tahun, yang memuat

Lebih terperinci

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berkaitan dengan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional yang dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsi Inspektorat

Lebih terperinci

Rencana Strategis (Renstra) Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung

Rencana Strategis (Renstra) Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Adanya peningkatan pelayanan publik ditandai dengan ekspektasi masyarakat terhadap kualitas pelayanan pada

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam rangka mewujudkan good governance, maka Pemerintah melalui. setiap Satuan kerja Perangkat Daerah secara konsisten dan optimal

KATA PENGANTAR. Dalam rangka mewujudkan good governance, maka Pemerintah melalui. setiap Satuan kerja Perangkat Daerah secara konsisten dan optimal RENCANA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (BPKAD) PROVINSI JAMBI TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Dalam rangka mewujudkan good governance, maka Pemerintah melalui setiap Satuan kerja Perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2015 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Sumatera Selatan Nomor 22 Tahun 2014 tentang

Lebih terperinci

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Maksud penyusunan Laporan Keuangan Dinas Dikpora Provinsi NTB adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan

Lebih terperinci

RENCANA kerja DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA ( DISPORA ) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2011 PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA ( DISPORA )

RENCANA kerja DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA ( DISPORA ) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2011 PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA ( DISPORA ) RENCANA kerja KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2011 PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU Alamat : Kompleks Perkantoran Pemda Bukit Hibul Nanga Bulik Tahun 2011 RENCANA strategik KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2009-2013 PEMERINTAH

Lebih terperinci

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013 SKPD : DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN BARANG DAERAH Indikator Rencana Tahun 2013 1 URUSAN WAJIB 1 20 BIDANG URUSAN OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM,

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN KABUPATEN LAMANDAU TAHUN ANGGARAN 2014

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN KABUPATEN LAMANDAU TAHUN ANGGARAN 2014 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN KABUPATEN LAMANDAU TAHUN ANGGARAN 2014 NO NAMA PROGRAM / KEGIATAN SASARAN APBD APBD PROV DAK TP DEKON UB 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 VOLUME / TARGET LOKASI SUMBER PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016 DAFTAR ISI Daftar Isi i Pernyataan Tanggung Jawab ii Ringkasan Eksekutif 5 A. Laporan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Lampiran : I 1. Nama Organisasi : Badan Koordinasi Penanaman Modal 2. Tugas : Melaksanakan koordinasi kebijakan dan pelayanan di bidang penanaman berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. G. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. G. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan BAB II PROFIL PERUSAHAAN G. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan Sesuai dengan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menegaskan bahwa tujuan

Lebih terperinci

Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional

Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional Formulir Evaluasi Hasil Renja SKPD SKPD DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET Periode Kegiatan Tahun 2016 Triwulan I No Kode Program / Kegiatan 1 2 3 Program Pelayanan Administrasi 1 1.20.01

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra Proses penyusunan suatu perencanaan berkaitan erat dengan proses evaluasi, dari hasil

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN KUDUS BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN KUDUS BAB I PENDAHULUAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN KUDUS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan Laporan Keuangan SKPD menyajikan informasi mengenai jumlah sumber daya

Lebih terperinci

NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR PROGRAM FORMULASI INDIKATOR

NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR PROGRAM FORMULASI INDIKATOR Indikator Kinerja Individu Sekretaris Kecamatan Turi Jabatan : Sekretaris Kecamatan Tugas : Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi serta memberikan dukungan pelayanan

Lebih terperinci

KELURAHAN BERBAS PANTAI KECAMATAN BONTANG SELATAN

KELURAHAN BERBAS PANTAI KECAMATAN BONTANG SELATAN RENCANA KERJA SKPD (RENJA SKPD) TAHUN 2015 KOTA BONTANG BESSAI BERINTA KELURAHAN BERBAS PANTAI KECAMATAN BONTANG SELATAN KOTA BONTANG KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) Tahun 2015 merupakan tahun keempat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Muara Beliti, 2014 Kepala Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas

KATA PENGANTAR. Muara Beliti, 2014 Kepala Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 merupakan perwujudan dari Pelaksanaan Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci