BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dewasa ini, pelaku usaha menerapkan berbagai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dewasa ini, pelaku usaha menerapkan berbagai"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dewasa ini, pelaku usaha menerapkan berbagai macam strategi bisnis untuk berkompetisi di pasar global. Salah satu strategi bisnis adalah dalam kerangka penetapan harga produk dan/atau jasa yang dipasarkan (Pricing Strategy). Dalam lingkungan perusahaan multinasional atau konglomerasi, salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah dalam format penetapan harga transfer (Transfer Pricing) untuk transaksi antar perusahaan dalam kelompok multinasional/konglomerasi. Strategi penentuan harga transfer ini digunakan sebagai salah satu cara untuk memenangkan pasar global dan untuk memaksimalkan pendapatan kelompok usaha secara global. Penentuan harga transfer dapat digunakan untuk menetapkan harga produk/jasa yang kompetitif dalam memenangkan pasar global. Dengan kualitas barang/jasa yang sama, perusahaan multinasional/ konglomerasi dapat menetapkan harga yang lebih rendah dari harga pasar karena penetapan harga transfer dari hulu ke hilir (integrasi vertikal). Perusahaan konglomerasi dapat mempertahankan margin yang sama dengan saingannya tapi dengan harga pasar yang lebih murah. Strategi ini menjadi pertimbangan konsumen dalam belanja dan dengan demikian menjadi salah satu faktor perusahaan dalam memenangkan pasar global. Dengan margin yang sama dengan saingannya, tetapi dalam harga produk yang lebih murah pada kualitas yang sama, maka pangsa pasar yang lebih besar dapat dimenangkan. 1

2 2 Strategi penetapan harga transfer ini tidak dapat dilakukan oleh perusahaan individu (single entity) atau perusahaan skala kecil. Dengan demikian, perbedaan ini akan menciptakan kondisi persaingan yang tidak sehat yang pada akhirnya akan mematikan usaha perusahaan skala kecil. Bagaimana aturan hukum dan perangkat yang ada saat ini dapat mengatasi kondisi ini terkait penetapan harga transfer? Apakah perlu perbaikan dalam aturan hukum dan perangkatnya untuk memperkuat penegakan hukum dalam mekanisme penetapan harga transfer? Selain itu penentuan harga transfer digunakan juga untuk memaksimalkan pendapatan kelompok usaha secara global. Hal ini dapat terjadi apabila transaksi kelompok usaha dilakukan dengan pihak yang berada di negara yang memiliki tarif pajak yang lebih rendah dari tarif yang berlaku di Indonesia. Penetapan harga transfer yang lebih rendah dari harga pasar ke negara yang memiliki tarif pajak lebih rendah menyebabkan pengalihan keuntungan ke negara pajak murah tersebut. Sehingga pengenaan pajak secara global akan lebih rendah dibandingkan penetapan harga sesuai pasar. Tindakan penghindaran dan pengurangan pajak sering terjadi di manapun, terutama di negara dengan tarif pajak lebih tinggi. Selain alasan-alasan tersebut di atas, penetapan harga transfer menjadi penting karena alasan-alasan berikut ini:

3 3 a. Penentuan harga transfer dapat memungkinkan kelompok perusahaan multinasional memindahkan dananya di berbagai negara, terutama pada negara yang tidak ketat pengawasan moneternya. b. Penentuan harga transfer memungkinkan kelompok perusahaan multinasional mengendalikan pembatasan atas pengalihan keuntungan antar negara, serta pembatasan fiskal lainnya. c. Hal ini juga dapat digunakan untuk mengurangi pendapatan pemegang saham lokal atau saham minoritas. d. Cara ini dapat juga digunakan untuk menghindari perhatian publik yang terkait dengan keuntungan yang besar yang dihasilkan oleh perusahaan multinasional di suatu negara. Kondisi tersebut di atas dapat menyebabkan terciptanya iklim persaingan usaha yang tidak sehat, terutama dengan perusahaan yang tidak tergabung dalam konglomerasi/multinasional dan antara pemegang saham mayoritas dan minoritas. Iklim persaingan yang tidak sehat ini dapat menyebabkan ketimpangan dalam mendorong iklim usaha, terutama dalam upaya mendorong dunia usaha di Indonesia. Sejauh ini belum banyak peraturan yang diterapkan untuk pengaturan penetapan harga transfer dalam kerangka penciptaan iklim persaingan usaha yang sehat. Peraturan yang diterapkan kebanyakan berkaitan dengan penghindaran pengalihan pajak ke negara yang memiliki tarif pajak lebih rendah. Penelitian ini akan dilakukan untuk melakukan tinjauan yuridis atas mekanisme penetapan harga transfer dalam kerangka persaingan usaha di Indonesia. Apakah penetapan

4 4 harga dalam sistem hukum yang berlaku saat ini mendukung terciptanya iklim persaingan usaha yang sehat. B. Perumusan Masalah Kondisi yang dijelaskan pada bagian latar belakang permasalahan di atas mendorong dilakukannya penelitian untuk menjawab permasalahan berikut ini: 1. Bagaimana mekanisme penetapan harga transfer ( Transfer Pricing ) yang dapat diterapkan sesuai dengan peraturan persaingan usaha di Indonesia? Apakah peraturan yang ada dapat mengakomodasi mekanisme yang terbaik (best practice of transfer pricing)? 2. Bagaimana efektifitas peraturan perundangan di Indonesia dalam mengatur penerapan mekanisme penetapan harga transfer dan pengungkapannya dalam rangka good corporate governance dan penciptaan iklim persaingan yang sehat? 3. Bagaimana fakta penegakan hukum dalam pencegahan dampak negatif mekanisme penetapan harga transfer terhadap persaingan usaha di Indonesia? 1. Mekanisme penetapan harga transfer: Seperti yang dijelaskan pada bagian terdahulu, peraturan tentang penetapan harga transfer lebih banyak mengatur metode penetapan harga dalam kaitannya dengan perpajakan. Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-43/PJ/2010, tentang Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi Antara Wajib Pajak Dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan

5 5 Istimewa, ditetapkan bahwa penentuan harga antar perusahaan dengan hubungan istimewa ditetapkan dengan arms-length basis. Dalam hal ini, suatu harga ditentukan pada harga yang akan dicapai dari negosiasi oleh pihak-pihak yang independen. Dalam peraturan tersebut direkomendasikan beberapa metode penetapan harga, sebagai berikut: 1. Metode perbandingan harga antara pihak yang independen (comparable uncontrolled price/cup); 2. Metode harga penjualan kembali (resale price method/rpm) atau metode biaya-plus (cost plus method/cpm); 3. Metode pembagian laba (profit split method/psm) atau metode laba bersih transaksional (transactional net margin method/tnmm). Metode tersebut di atas dijabarkan secara rinci pada Bab II berkaitan dengan Tinjauan Pustaka. Dalam Undang-Undang Persaingan Usaha, penetapan harga diatur pada pasal 6 sebagai berikut: Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian yang mengakibatkan pembeli yang satu harus membayar dengan harga yang berbeda dari harga yang harus dibayar oleh pembeli lain untuk barang dan atau jasa yang sama. Dalam OECD rule yang dijadikan acuan negara-negara yang tergabung dalam organisasi kerjasama ekonomi dan pembangunan tersebut (Organization for Economic Cooperation and Development), ditentukan aturan sebagai berikut: 1 1 OECD, OECD Transfer Pricing Guidelines for Multinational Enterprises and Tax Administration, 22 July 2010, Chapter 1, paragraf 1.15

6 6 The arm s length principle seeks to ensure that transfer prices between member of a multinational enterprise ( controlled transactions ), which are the effect of special relationships between the enterprises, are either eliminated or reduced to a large extent. It is required that, for tax purposes, the transfer prices of controlled transactions should be similar to those of comparable transactions between independent parties in comparable circumstances ( uncontrolled transactions ). Dari rumusan tersebut kita dapat melihat adanya ketimpangan dalam mekanisme penetapan harga transfer dengan peraturan persaingan usaha. Peraturan yang ada lebih mengatur mekanisme harga transfer untuk menghindari adanya tax avoidance. Sedangkan peraturan yang berkaitan dengan persaingan usaha dalam bentuk larangan yang tentunya sangat membatasi ruang bagi pelaku bisnis. Kondisi ini perlu segera diatur secara jelas untuk penerapan peraturan persaingan usaha secara efektif dan konsisten. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian parameter-parameter yang relevan dalam menciptakan kondisi persaingan usaha terkait dengan mekanisme penetapan harga transfer. 2. Efektifitas peraturan penetapan harga transfer dalam kerangka good corporate governance Seperti yang dijelaskan pada penjabaran sebelumnya, peraturan penetapan harga transfer yang ada saat ini masih terpaut dengan perpajakan. Peraturan penetapan harga transfer belum banyak terkait upaya penciptaan iklim persaingan yang sehat dan pengungkapan dalam rangka good corporate governance. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian parameter-parameter yang terkait dengan hal tersebut. Penelitian dapat dilakukan dengan melakukan perbandingan dengan penerapan yang dilakukan di negara lain.

7 7 Perkebangan peraturan penetapan harga transfer banyak dipengaruhi oleh peranan dan kontribusi dari OECD. Pedoman ( Guideline ) yang disepakati oleh negara-negara yang tergabung dalam OECD pada tahun 1995 merupakan dokumen penting dalam perkembangan peraturan penetapan harga transfer di berbagai negara. Tabel berikut ini menunjukkan perkembangan penerapan peraturan terkait penetapan harga transfer ( transfer pricing ) pada berbagai negara sejak tahun Tabel 1: Perkembangan Penerapan Peraturan Penetapan Harga Transfer Secara Global Thailand Portugal Peru India Taiwan Hungary Colombia Malaysia Thailand Portugal Peru India Poland Norway Kazakhstan Singapore Vietnam Ecuador Denmark Taiwan Hungary Colombia Malaysia Thailand Portugal Peru India Switzerland Chile Finland Ireland Israel Spain Philippines Sweden Turkey Kenya Austria Poland Norway Kazakhstan Singapore Vietnam Ecuador Denmark Taiwan Hungary Colombia Malaysia Thailand Portugal Peru India Indonesia Luxembourg Switzerland Chile Finland Ireland Israel Spain Philippines Sweden Turkey Kenya Austria Poland Norway Kazakhstan Singapore Vietnam Ecuador Denmark Taiwan Hungary Colombia Malaysia Thailand Portugal Peru India

8 8 Germany Russia Belgium Venezuela Argentina Canada UK China Slovakia Brazil Japan Italy New Zealand Mexico Korea France Australia South Africa USA Netherland Germany Russia Belgium Venezuela Argentina Canada UK China Slovakia Brazil Japan Italy New Zealand Mexico Korea France Australia South Africa USA Netherland Germany Russia Belgium Venezuela Argentina Canada UK China Slovakia Brazil Japan Italy New Zealand Mexico Korea France Australia South Africa USA Netherland Germany Russia Belgium Venezuela Argentina Canada UK China Slovakia Brazil Japan Italy New Zealand Mexico Korea France Australia South Africa USA Netherland Germany Russia Belgium Venezuela Argentina Canada UK China Slovakia Brazil Japan Italy New Zealand Mexico Korea France Australia South Africa USA Netherland Germany Russia Belgium Venezuela Argentina Canada UK China Slovakia Brazil Japan Italy New Zealand Mexico Korea France Australia South Africa USA Sumber: Transfer Pricing Law and Practice in India, 2 nd edition, Deloitte 2 Meskipun pedoman OECD dijadikan acuan dalam penerapan di berbagai negara, pelaksanaannya disesuai dengan karakteritik dan kondisi pada negaranegara yang bersangkutan. Oleh karena itu, sebagai acuan dalam memahami parameter yang akan diteliti, maka penulis akan menggali parameter yang jadikan acuan sesuai OECD Guideline 1995 dan penyesuaian yang sudah dilakukan di berbagai Negara. 3. Penegakan hukum dalam pencegahan dampak negatif mekanisme penetapan harga transfer Dengan memahami penerapan peraturan penetapan harga transfer yang baik pada bagian-bagian sebelumnya, penulis akan meneliti beberapa kasus yang 2 Deloitte Touche Tohmatsu India PVT, Transfer Pricing Law and Practices in India, 2 nd edition, November 2009

9 9 ada di pengadilan dan mengevaluasi penegakan hukum yang diterapkan. Penelitian ini tentunya perlu diperdalam dengan melakukan studi pustaka sehingga dapat dicapai gambaran yang lebih jelas. Dengan pendekatan ini, penulis berharap akan dapat memberikan masukan untuk perbaikan dalam rangka pencegahan dampak negatif mekanisme penetapan harga transfer. C. Keaslian Penelitian Berdasarkan hasil observasi atas penelitian tentang mekanisme penetapan harga transfer (transfer pricing), ditemukan beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebagai berikut ini: 1. Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Badan dan Pengaruhnya Terhadap Harga Tranfer (Transfer Pricing). Vinna Dien Asmady Putri; S2 Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan UGM; The Effectiveness of Transfer Pricing Strategy; Adhiningtyas Galuh Purwitasari; Akuntansi UGM; Analisis Penentuan Harga Pasar Wajar Dalam Transfer Pricing Atas Royalti Dalam Industri Consumer Goods (kasus PT Unilever Indonesia Tbk.); I Gusti Ngurah Agung Sanathana Dharma; S2 Magister Manajemen UGM; Nilai Pasar Wajar Saham PT Aqua Golden Missisipi Tbk. Pasca Indikasi Transfer Pricing; Imam Sudirman, S.E.; S2 Magister Ekonomi Pembangunan UGM; 2011

10 10 5. Penyidikan Sebagai Tindakan Represif Terhadap Rekayasa Transaksi Keuangan Internasional; Yumanto; S2 Magister Hukum UGM; Advance Pricing Agreement dan Implikasinya Terhadap Perencanaan Pajak Dalam Rangka Meminimalisasi Potensi Risiko Kerugian Akibat Beban Pajak: Studi Kasus Pada PT XYZ; Widiyanto; Magister Manajemen UGM; Studi Eksperimen: Pengaruh Information Asymmetry dan Incentive Terhadap Keputusan Tranfer dan Outcome Manajer Dalam Negotiated Market-based Transfer Pricing; Naibaho Dameria; S2 Akuntansi UGM; Penelitian yang sudah dilakukan tersebut atas belum membahas permasalahan yang akan diteliti dalam penulisan ini. Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa penelitian ini merupakan penelitian yang keasliannya dapat dipertanggungjawabkan. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memformulasikan mekanisme penetapan harga transfer (transfer pricing) yang lebih transparan dan memenuhi kaidah hukum dalam rangka terciptanya iklim persaingan usaha yang sehat. Formulasi tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dalam memperbaiki peraturan yang berkaitan dengan penciptaan iklim persaingan usaha yang sehat.

11 11 E. Manfaat dan Kegunaan Penelitian 1. Diharapkan hasil Penelitian ini dapat memberikan kontribusi atau menambah khasanah terhadap ilmu pengetahuan Hukum pada umumnya dan khususnya bidang Hukum Persaingan Usaha di Indonesia 2. Diharapkan hasil Penelitian ini dapat menjadi rujukan dan referensi terhadap peneliti selanjutnya untuk lebih baik dan objektif dalam penelitiannya, berkaitan dengan prinsip persaingan usaha yang sehat, dan 3. Diharapkan hasil Penelitian ini berguna bagi masyarakat dan dunia usaha untuk dapat memahami permasalahan prinsip persaingan usaha, terutama dalam penerapan strategi penetapan harga transfer (transfer pricing strategy).

12 12 F. Kerangka Berpikir Judul Latar belakang Kajian Yuridis Terhadap Mekanisme Penetapan Harga Transfer (Transfer Pricing) Dalam Kerangka Persaingan Usaha Produsen Konsumen Negara Penguasaan pangsa pasar Pendapatan maksimal Pasar persaingan yang sehat Harga yang efisien Iklim usaha yang kondusif Pendapatan Negara yang optimal Perilaku produsen dalam penetapan harga Perilaku konsumen dalam pasar Intervensi regulasi Persaingan yang sehat Pasar yang efisien Pertumbuhan ekonomi Tujuan Penelitian Hipotesis Pembuktian Hipotesis 1. Memahami mekanisme penetapan harga transfer yang dapat mendukung terciptanya iklim persaingan yang sehat dan terciptanya pasar yang efisien; 2. Menganalisa kecukupan perangkat peraturan hukum dan penegakannya demi terlaksananya mekanisme penetapan harga transfer yang efektif; 3. Memberikan saran yang diperlukan untuk melengkapi perangkat peraturan hukum dan penegakannya dalam rangka penerapan mekanisme penetapan harga transfer yang efektif. Peraturan hukum yang ada belum memadai untuk mengatur terciptanya mekanisme penetapan harga transfer yang secara efektif mendukung persaingan usaha yang sehat demi terciptanya pasar yang efisien dan iklim usaha yang sehat. Aspek-aspek yang diperlukan untuk terciptanya persaingan usaha yang sehat, terutama berkaitan penetapan harga Perilaku para pemangku kepentingan dalam menyikapi penetapan harga transfer. Peraturan hukum yang diperlukan (Parameter) Metode Penelitian Perbedaan Saran dan usulan penyempurnaan Peraturan hukum yang telah diterapkan pada saat ini

PASAL 4 PENENTUAN STATUS PENDUDUK

PASAL 4 PENENTUAN STATUS PENDUDUK PASAL 4 PENENTUAN STATUS PENDUDUK No Negara Perorangan Badan 1 Algeria a. tempat tinggal; tata cara persetujuan bersama b. kebiasaan tinggal; c. hubungan pribadi dan ekonomi. 2 Australia a. tempat tinggal;

Lebih terperinci

Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)

Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) Perjanjian Penghindaran Berganda (P3B) Perjanjian Penghindaran Berganda (P3B) adalah perjanjian internasional di bidang perpajakan antar kedua negara guna menghindari pemajakan ganda agar tidak menghambat

Lebih terperinci

PASAL 5 AGEN TIDAK BEBAS YANG DAPAT MENIMBULKAN BUT BAGI SUATU PERUSAHAAN

PASAL 5 AGEN TIDAK BEBAS YANG DAPAT MENIMBULKAN BUT BAGI SUATU PERUSAHAAN PASAL 5 AGEN TIDAK BEBAS YANG DAPAT MENIMBULKAN BUT BAGI SUATU PERUSAHAAN No Negara Memiliki wewenang untuk menutup kontrak atas nama Menyimpan dan melakukan pengiriman barang atau barang dagangan milik

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

DIREKTUR JENDERAL PAJAK, PERATURAN DIRJEN PAJAK NOMOR PER-43/PJ/2010 TANGGAL 6 SEPTEMBER 2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEWAJARAN DAN KELAZIMAN USAHA DALAM TRANSAKSI ANTARA WAJIB PAJAK DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

Lebih terperinci

PRODUKSI PANGAN DUNIA. Nuhfil Hanani AR

PRODUKSI PANGAN DUNIA. Nuhfil Hanani AR 49 PRODUKSI PANGAN DUNIA Nuhfil Hanani AR Produksi Pangan dunia Berdasarkan data dari FAO, negara produsen pangan terbesar di dunia pada tahun 2004 untuk tanaman padi-padian, daging, sayuran dan buah disajikan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2011 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2011 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-43/PJ/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEWAJARAN DAN KELAZIMAN USAHA DALAM TRANSAKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mewajibkan warga negaranya untuk mendapat pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Transfer pricing digunakan untuk mengukur efektifitas departemen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Transfer pricing digunakan untuk mengukur efektifitas departemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transfer pricing awalnya merupakan salah satu cara pengusaha dalam menjalankan bisnisnya untuk mengukur kinerja per departemen dalam suatu perusahaan. Transfer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari sudut pandang perencanaan pajak, pajak dari keuntungan sebuah perusahaan multinasional di banyak negara dibagi menjadi dua prinsip yang utama, yaitu the company-by-company

Lebih terperinci

Bilingual Boarding School Mitra Kerja PASIAD-Turki di Sragen Penekanan Desain Arsitektur Post Modern Berkelanjutan

Bilingual Boarding School Mitra Kerja PASIAD-Turki di Sragen Penekanan Desain Arsitektur Post Modern Berkelanjutan LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Bilingual Boarding School Mitra Kerja PASIAD-Turki di Sragen Penekanan Desain Arsitektur Post Modern Berkelanjutan Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PASAL 11 & 12 TARIF PPh PASAL 26 ATAS BUNGA DAN ROYALTI UNTUK P3B YANG SUDAH BERLAKU EFEKTIF MAUPUN YANG BARU DIRATIFIKASI

PASAL 11 & 12 TARIF PPh PASAL 26 ATAS BUNGA DAN ROYALTI UNTUK P3B YANG SUDAH BERLAKU EFEKTIF MAUPUN YANG BARU DIRATIFIKASI PASAL 11 & 12 TARIF PPh PASAL 26 ATAS BUNGA DAN ROYALTI UNTUK P3B YANG SUDAH BERLAKU EFEKTIF MAUPUN YANG BARU DIRATIFIKASI NO NEGARA BUNGA ROYALTI Umum Khusus* Umum Khusus* 1 2 3 4 5 6 1. Algeria 15% -

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Landasan Teori Tax Avoidance OECD sendiri tidak memberikan definisi tax avoidance secara tegas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Landasan Teori Tax Avoidance OECD sendiri tidak memberikan definisi tax avoidance secara tegas. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Tax Avoidance OECD sendiri tidak memberikan definisi tax avoidance secara tegas. OECD hanya memberikan gambaran bahwa tax avoidance biasanya dipergunakan

Lebih terperinci

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 30 SEPTEMBER 2015

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 30 SEPTEMBER 2015 JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 30 SEPTEMBER 2015 NO NEGARA LAKI-LAKI PEREMPUAN Total 1 A F R I K A 2 0 2 2 AFGHANISTAN 61 61 122 3

Lebih terperinci

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015 JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015 NO NEGARA LAKI-LAKI PEREMPUAN Total 1 A F R I K A 2 0 2 2 AFGHANISTAN 61 63 124 3 ALJAZAIR

Lebih terperinci

PP 60, pasal 2 ayat 3

PP 60, pasal 2 ayat 3 1 PP 60, pasal 2 ayat 3 TUJUAN SPIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita makin dominan sehingga

BABl PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita makin dominan sehingga - ',' BABl PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun terakhir 1m, penerimaan pajak dalam pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita makin dominan sehingga diharapkan

Lebih terperinci

METODE PENETAPAN HARGA WAJAR TERHADAP PRAKTIK TRANSFER PRICING DI KPP PRATAMA BATAM

METODE PENETAPAN HARGA WAJAR TERHADAP PRAKTIK TRANSFER PRICING DI KPP PRATAMA BATAM METODE PENETAPAN HARGA WAJAR TERHADAP PRAKTIK TRANSFER PRICING DI KPP PRATAMA BATAM TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III Oleh : Muhammad Fadli 3110911009 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan perhatian

Lebih terperinci

JASO Presentasi. PROMOSPAIN SERVICES LTD., Pondok Indah Office Tower I, 3rd floor, room 304. Jakarta, Indonesia

JASO Presentasi. PROMOSPAIN SERVICES LTD., Pondok Indah Office Tower I, 3rd floor, room 304. Jakarta, Indonesia JASO Presentasi 1 1. Profil perusahaan 2. Peralatan Konstruksi JASO 3. Kualifikasi 4. Gallery 5. Kontak Kami 2 1. Profil Perusahaan Perusahaan Spanyol dengan pengalaman lebih dari 50 tahun Ekspor 90 %

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA TRANSFER

PENENTUAN HARGA TRANSFER PENENTUAN HARGA TRANSFER PENGERTIAN HARGA TRANSFER PERTUKARAN INTERNAL YANG DIUKUR OLEH HARGA TRANSFER, MENGHASILKAN: 1. PENDAPATAN BAGI PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN YANG MENYERAHKAN (DIVISI PENJUALAN) 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa transfer pricing dilakukan antara

BAB I PENDAHULUAN. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa transfer pricing dilakukan antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya perusahaan multinasional membuat transfer sumber daya (baik berupa barang, jasa, laba, maupun aset) tidak hanya dilakukan antardivisi namun juga antarperusahaan

Lebih terperinci

Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan)

Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan) Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan) Badan Kebijakan Fiskal Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Februari 2014 Tema Undang-undang Perindustrian Sebagai

Lebih terperinci

Realokasi Kursi Bukan Menambah Kursi Oleh. Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi

Realokasi Kursi Bukan Menambah Kursi Oleh. Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi Realokasi Kursi Bukan Menambah Kursi Oleh. Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi Menambah jumlah kursi DPR menjadi wacana baru dalam formulasi Rancangan Undang- Undang Penyelenggaraan Pemilu (RUU Pemilu)

Lebih terperinci

PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN KORUPSI MELALUI KOORDINASI & SUPERVISI (KORSUP) Indraza Marzuki Direktorat Dikyanmas Komisi Pemberantasan Korupsi

PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN KORUPSI MELALUI KOORDINASI & SUPERVISI (KORSUP) Indraza Marzuki Direktorat Dikyanmas Komisi Pemberantasan Korupsi PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN KORUPSI MELALUI KOORDINASI & SUPERVISI (KORSUP) Indraza Marzuki Direktorat Dikyanmas Komisi Pemberantasan Korupsi The Global Competitiveness Index 2013-2014 rankings GCI 2013-2014

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang bersifat netral dan pengertian yang bersifat pejorative. Pengertian netral

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang bersifat netral dan pengertian yang bersifat pejorative. Pengertian netral 13 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Transfer Pricing 2.1.1 Pengertian Transfer Pricing Pengertian transfer pricing dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengertian yang bersifat netral dan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN PAJAK PASCA TAX AMNESTY

PEMERIKSAAN PAJAK PASCA TAX AMNESTY PEMERIKSAAN PAJAK PASCA TAX AMNESTY DISAMPAIKAN PADA SEMINAR NASIONAL : PEMERIKSAAN PAJAK PASCA TAX AMNESTY, 27 JULI 2017 Program Studi Akuntansi STIE AMA SALATIGA Disampaikan oleh : SUGENG, M.SI., Ak.,

Lebih terperinci

TIANSHI GROUP Mr. Li Jin Yuan

TIANSHI GROUP Mr. Li Jin Yuan Bisnis utamanya yang bergerak dalam bidang bioteknologi canggih, Tianshi juga aktif dalam bidang finansial, pengembangan komplek hunian (real estate), pendidikan, pertukaran budaya dan logistik modern.

Lebih terperinci

Bagian II. Bab III Proses Eksekusi Anggaran

Bagian II. Bab III Proses Eksekusi Anggaran Bagian II Bab III Proses Eksekusi Anggaran Bab ini menyajikan gambaran prosedur dasar yang diikuti setiap pemerintah dalam mengeksekusi anggaran dan dokumen-dokumen yang diperlukan pemerintah untuk mencatat

Lebih terperinci

Transfer Pricing: Problematika dan Tantangannya 1

Transfer Pricing: Problematika dan Tantangannya 1 Transfer Pricing: Problematika dan Tantangannya 1 Yustinus Prastowo yustinus.prastowo@cita.or.id jpras07@gmail.com http://www.cita.or.id Dalam dunia perpajakan, transfer pricing (TP) boleh jadi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan yang dihadapi di era globalisasi ini, menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan yang dihadapi di era globalisasi ini, menuntut perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan yang dihadapi di era globalisasi ini, menuntut perusahaan untuk melakukan pengembangan pasar untuk meningkatkan permintaan pasar. Permintaan pasar

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA TRANSFER ATAS TRANSAKSI INTERNASIONAL DARI PERSPEKTIF PERPAJAKAN INDONESIA. Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan ABSTRAK

PENENTUAN HARGA TRANSFER ATAS TRANSAKSI INTERNASIONAL DARI PERSPEKTIF PERPAJAKAN INDONESIA. Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan ABSTRAK PENENTUAN HARGA TRANSFER ATAS TRANSAKSI INTERNASIONAL DARI PERSPEKTIF PERPAJAKAN INDONESIA Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan ABSTRAK Salah satu terobosan Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka mengamankan

Lebih terperinci

tem Pen Ma Sist dali men ian n Modu digun Abstract Kompetensi Tatap Muka Kode MK Program Administrasi Transfer Ekonomi dan Bisnis

tem Pen Ma Sist dali men ian n Modu digun Abstract Kompetensi Tatap Muka Kode MK Program Administrasi Transfer Ekonomi dan Bisnis MODUL PERKULIAHAN Sist tem Pen ngend Ma anajem dali men ian n Modu ul Standar untuk digun nakann dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi S-1 Tatap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneletian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu terkait dengan penelitian saat ini adalah sebagai berikut: 1. Dwi Noviastika et al (2016) Penelitian ini bertujuan untuk meneliti

Lebih terperinci

Potensi Indonesia dinyatakan oleh berbagai studi dan kajian independen, seper[ McKinsey (2012): Unleashing Indonesia s Poten[al

Potensi Indonesia dinyatakan oleh berbagai studi dan kajian independen, seper[ McKinsey (2012): Unleashing Indonesia s Poten[al Potensi Indonesia dinyatakan oleh berbagai studi dan kajian independen, seper[ McKinsey (2012): Unleashing Indonesia s Poten[al #16 2012 PDB Nasional (US$ tn) 16 12 8 4 0 #3 12.0 8.0 4.0 0.0 15.1 US Indonesia

Lebih terperinci

Elaun - Tugas Rasmi Luar Negara

Elaun - Tugas Rasmi Luar Negara Elaun - Tugas Rasmi Luar Negara Gred Elaun Makan Hotel Lodging Utama/Khas A keatas 370.00 Actual (Standard Suite) Appendix 1 Utama/Khas B dan C 340.00 Actual (Standard Room) Appendix 1 53 to 54 320.00

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. batas negara yang telah membawa dampak pada kemajuan yang pesat di segala

BAB I PENDAHULUAN. batas negara yang telah membawa dampak pada kemajuan yang pesat di segala BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menyebabkan perekonomian berkembang tanpa mengenal batas negara yang telah membawa dampak pada kemajuan yang pesat di segala bidang. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna (Effendy, 2006:9).

BAB 2 LANDASAN TEORI. sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna (Effendy, 2006:9). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Definisi Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari bahasa iatin: communicatio dan bersumber dari kata communis yang

Lebih terperinci

Transfer Pricing dan Risikonya Terhadap Penerimaan Negara. Oleh: Hadi Setiawan 1

Transfer Pricing dan Risikonya Terhadap Penerimaan Negara. Oleh: Hadi Setiawan 1 Pendahuluan Transfer Pricing dan Risikonya Terhadap Penerimaan Negara Oleh: Hadi Setiawan 1 Beberapa waktu yang lalu kita dihebohkan dengan kasus yang menimpa Google di Inggris, Starbucks Inggris, Amazon

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum Tentang Akuntansi Pajak II.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu system informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak

Lebih terperinci

A. Kakitangan (Bagi kerja lapangan,seminar,bengkel & dll) / Academic staff (workshop,fieldwork,seminar and others)

A. Kakitangan (Bagi kerja lapangan,seminar,bengkel & dll) / Academic staff (workshop,fieldwork,seminar and others) A. Kakitangan (Bagi kerja lapangan,seminar,bengkel & dll) / Academic staff (workshop,fieldwork,seminar and others) Kadar Elaun Makan, Bayaran Sewa Hotel Dan Elaun Lojing Semasa Berkursus Termasuk Menghadiri

Lebih terperinci

Strategi & Tantangan Pengamanan Penerimaan Pajak Tahun 2016

Strategi & Tantangan Pengamanan Penerimaan Pajak Tahun 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PA JAK Strategi & Tantangan Pengamanan Penerimaan Pajak Tahun 2016 Seminar Nasional Optimalisasi Penerimaan Pajak : Strategi & Tantangan Auditorium BRI, Gedung

Lebih terperinci

12/14/2016. Indonesia berpartisipasi pada studi TIMSS sejak tahun Namun baru tahun 2015 target populasinya kelas 4 SD/MI

12/14/2016. Indonesia berpartisipasi pada studi TIMSS sejak tahun Namun baru tahun 2015 target populasinya kelas 4 SD/MI 12/14/216 Hasil TIMSS 215 Trend in International Mathematics and Science Study Diagnosa Hasil untuk Perbaikan Mutu dan Peningkatan Capaian TIMSS adalah studi internasional yang mengukur kemampuan siswa

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Harga Transfer

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Harga Transfer BAB I PENDAHULUAN Masalah penentuan harga transfer dijumpai dalam perusahaan yang organisasinya disusun menurut pusat-pusat laba, dan antar pusat laba yang dibentuk tersebut terjadi transfer barang atau

Lebih terperinci

PER - 69/PJ/2010 KESEPAKATAN HARGA TRANSFER (ADVANCE PRICING AGREEMENT)

PER - 69/PJ/2010 KESEPAKATAN HARGA TRANSFER (ADVANCE PRICING AGREEMENT) PER - 69/PJ/2010 KESEPAKATAN HARGA TRANSFER (ADVANCE PRICING AGREEMENT) Contributed by Administrator Friday, 31 December 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER -

Lebih terperinci

SYARAT-SYARAT VISA SCHENGEN EROPA

SYARAT-SYARAT VISA SCHENGEN EROPA SYARAT-SYARAT VISA SCHENGEN EROPA Global: Passport masa berlaku > 8 bulan ( Baru + lama ) ( Bhs. Inggris ) Bukti keuangan ( Rek. Koran 3 bln terakhir, deposito ), KTP Copy Ganti Nama ( Jika Ada ) Copy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang berkembangnya perusahaan multinasional. Dalam perusahaan multinasional terjadi berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Untuk melaksanakan pembangunan dibutuhkan dana yang tidak sedikit,

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR ISI/CONTENTS DAFTAR GRAFIK/LIST OF FIGURE DAFTAR TABEL/LIST OF TABLE I. Tabel-1 Table-1 KEDATANGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA MENURUT

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN APRIL 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN APRIL 2011 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN APRIL 2011 No. 31/06/63/Th.XV, 01 Juni 2011 Nilai ekspor sementara Kalimantan Selatan bulan April 2011 sebesar 721,93 juta US$ atau naik 4,16 persen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia saat ini mengacu kepada perekonomian global.tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi kian hari kian menyeluruh.arus informasi dan transaksi

Lebih terperinci

Kajian SSM terhadap komoditas ekspor Indonesia

Kajian SSM terhadap komoditas ekspor Indonesia Kajian SSM terhadap komoditas ekspor Indonesia Latar belakang Special Safeguard Mechanism (SSM) adalah SSM adalah mekanisme yang memungkinkan negara-negara berkembang untuk memberikan perlindungan sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ekonomi mengakibatkan transaksi perdagangan dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ekonomi mengakibatkan transaksi perdagangan dan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi mengakibatkan transaksi perdagangan dan kegiatan perekonomian dapat dengan mudah melintasi batas territorial suatu Negara (Gunadi, 2007).

Lebih terperinci

Membangun Negeri dalam Bingkai Kearifan Pendidikan Menuju Generasi 2045

Membangun Negeri dalam Bingkai Kearifan Pendidikan Menuju Generasi 2045 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Membangun Negeri dalam Bingkai Kearifan Pendidikan Menuju Generasi 2045 Chairul Tanjung Juni 2014 Sumber Daya Manusia: Tantangan Menuju Indonesia

Lebih terperinci

TRANSFER PRICING. Daftar Isi: Redaksi. Edisi Oktober I / eharusan untuk menerapkan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha dalam transaksi

TRANSFER PRICING. Daftar Isi: Redaksi. Edisi Oktober I / eharusan untuk menerapkan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha dalam transaksi www.pajak.asia / www.tcg.co.id Editorial TRANSFER PRICING Salam Jumpa Pembaca, Alhamdulillah, puji syukur senantiasa Redaksi panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hingga saat kita masih bisa berjumpa

Lebih terperinci

INTEREST READING AND THE EFFECT ON LEARNING CONTINUITY AND LEARNING RESULTS IN STUDENTS STUDY PROGRAM ECONOMIC EDUCATION FKIP UNIVERSITY OF RIAU

INTEREST READING AND THE EFFECT ON LEARNING CONTINUITY AND LEARNING RESULTS IN STUDENTS STUDY PROGRAM ECONOMIC EDUCATION FKIP UNIVERSITY OF RIAU 1 INTEREST READING AND THE EFFECT ON LEARNING CONTINUITY AND LEARNING RESULTS IN STUDENTS STUDY PROGRAM ECONOMIC EDUCATION FKIP UNIVERSITY OF RIAU Syafi i 1,Gimin 2,Gani Haryana 3 Email : syafii1201@gmail.com

Lebih terperinci

Diterima : 7 Mei 2015 Layak Terbit : 29 Mei 2015

Diterima : 7 Mei 2015 Layak Terbit : 29 Mei 2015 ANALISIS TRANFER PRICING DALAM LENDING ACTIVITIES BANKING DENGAN MENGGUNAKAN ARM S LENGTH PRINCIPLE Deni Danial Kesa 1 Erwin Harinurdin 2 Asti Setiawati 3 1,2 Laboratorium Keuangan dan Perbankan, Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang berkembang dengan cepat membuat kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, transportasi, sistem informasi hingga perekonomian sehingga kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu bertahan dan mengembangkan bisnisnya. Dengan semakin ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu bertahan dan mengembangkan bisnisnya. Dengan semakin ketatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang semakin berkembang belakangan ini, membuat perusahaan semakin terpacu untuk mengembangkan bisnisnya. Globalisasi akan semakin mendorong ketatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai oleh pemiliknya, salah satu tujuan umum didirikan sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dicapai oleh pemiliknya, salah satu tujuan umum didirikan sebuah perusahaan adalah untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan didirikan dengan memiliki berbagai macam tujuan yang hendak dicapai oleh pemiliknya, salah satu tujuan umum didirikan sebuah perusahaan adalah untuk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA. Penerapan Analisis Fungsi, Aset dan Risiko untuk Menentukan Remunerasi sesuai Arm s Length Principle di Indonesia TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA. Penerapan Analisis Fungsi, Aset dan Risiko untuk Menentukan Remunerasi sesuai Arm s Length Principle di Indonesia TESIS UNIVERSITAS INDONESIA Penerapan Analisis Fungsi, Aset dan Risiko untuk Menentukan Remunerasi sesuai Arm s Length Principle di Indonesia TESIS EKO YUNIANTO PRABOWO 0706304132 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM MAGISTER

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.03/2015 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.03/2015 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.03/2015 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KESEPAKATAN HARGA TRANSFER (ADVANCE PRICING AGREEMENT)

Lebih terperinci

EVALUASI KEWAJARAN HARGA DAN KESESUAIAN METODE TRANSFER PRICING DENGAN PERDIRJEN PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2011 (STUDI KASUS PADA PT.

EVALUASI KEWAJARAN HARGA DAN KESESUAIAN METODE TRANSFER PRICING DENGAN PERDIRJEN PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2011 (STUDI KASUS PADA PT. EVALUASI KEWAJARAN HARGA DAN KESESUAIAN METODE TRANSFER PRICING DENGAN PERDIRJEN PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2011 (STUDI KASUS PADA PT. MERTEX INDONESIA) Medianti Jipi Saraswati Muhammad Saifi Dwiatmanto PSPerpajakan,

Lebih terperinci

RPM International Inc. Arahan Talian Penting

RPM International Inc. Arahan Talian Penting RPM International Inc. Arahan Talian Penting Walaupun hal pematuhan selalunya boleh diselesaikan di peringkat tempatan, Talian Penting RPM International Inc. ("RPM") memberi anda cara lain untuk melaporkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian saat ini telah berkembang pesat mengikuti globalisasi perekonomian dunia. Dengan adanya globalisasi yang semakin marak ini membuat perusahaan

Lebih terperinci

Pondasi Operasi yang Lancar

Pondasi Operasi yang Lancar Pondasi Operasi yang Lancar Untuk bisa menjalankan kegiatan sehari-hari di sebuah perusahaan dengan lancar dan baik, maka manajemen perusahaan harus membangun dan menerapkan sistem yang baku, sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN METODE TRANSFER PRICING PADA PENGUJIAN KEWAJARAN OPERATING PROFIT, STUDI KASUS PADA PEMERIKSAAN PAJAK PT X

ANALISIS PENENTUAN METODE TRANSFER PRICING PADA PENGUJIAN KEWAJARAN OPERATING PROFIT, STUDI KASUS PADA PEMERIKSAAN PAJAK PT X ANALISIS PENENTUAN METODE TRANSFER PRICING PADA PENGUJIAN KEWAJARAN OPERATING PROFIT, STUDI KASUS PADA PEMERIKSAAN PAJAK PT X Nama Mahasiswa Fakultas Program Studi Nama Pembimbing : Aditya Perdana : Ekonomi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 27 Juni MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL. Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA. FINAL APPROVED

KATA PENGANTAR. Jakarta, 27 Juni MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL. Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA. FINAL APPROVED 2 KATA PENGANTAR Atas berkat dan rachmat Tuhan Yang Maha Esa, Departemen Pendidikan Nasional telah menyusun Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada jenjang pendidikan dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kemampuan manajemen dalam meningkatkan kinerja dan perbaikan. demi keberhasilan perusahaan (Riyanto, 2001: ).

BAB I PENDAHULUAN. dari kemampuan manajemen dalam meningkatkan kinerja dan perbaikan. demi keberhasilan perusahaan (Riyanto, 2001: ). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi dalam suatu perusahaan salah satunya adalah bertujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan yang optimal, agar tujuan tersebut dapat tercapai

Lebih terperinci

w /w tp :/ ht go.i d ps..b w Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Foreign Trade Statistical Bulletin EKSPOR /EXPORTS ISSN : 0216-5775 No. Publikasi / Publication Number : 06110.1518 Katalog BPS /

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, maka regulasi dokumentasi transfer pricing di Indonesia sebaiknya mencakup, memuat dan/atau mengatur hal hal sebagai berikut :

Lebih terperinci

Prinsip Kewajaran Dan Dokumentasi Sebagai Penangkal Kecurangan Transfer Pricing di Indonesia

Prinsip Kewajaran Dan Dokumentasi Sebagai Penangkal Kecurangan Transfer Pricing di Indonesia Prinsip Kewajaran Dan Dokumentasi Sebagai Penangkal Kecurangan Transfer Pricing di Indonesia Wika Arsanti Putri Universitas Airlangga e-mail: wikaarsanti@gmail.com Abstract - This study is a normative

Lebih terperinci

MEMAHAMI PERAN NON-GOVERNMENTAL ORGANIZATIONS. Dewi Triwahyuni

MEMAHAMI PERAN NON-GOVERNMENTAL ORGANIZATIONS. Dewi Triwahyuni MEMAHAMI PERAN NON-GOVERNMENTAL ORGANIZATIONS Dewi Triwahyuni SEJARAH SINGKAT bermula dari sekelompok kecil orang yang memutuskan untuk bersama-sama memprotes pengujian nuklir di Amchitka, lepas pantai

Lebih terperinci

w tp :// w ht.b p w.id s. go Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Foreign Trade Statistical Bulletin EKSPOR /EXPORTS ISSN : 0216-5775 No. Publikasi / Publication Number : 06110. 1331 Katalog BPS /

Lebih terperinci

Global Small Business Confidence Monitor

Global Small Business Confidence Monitor Global Small Business Confidence Monitor HSBC Commercial Banking INDONESIA SMALL BUSINESS CONFIDENCE MONITOR Survey terbesar yang memotret pandangan UKM secara global. Memberikan gambaran mengenai pandangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Perbedaan statistik perdagangan komoditi plywood negara berkembang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Perbedaan statistik perdagangan komoditi plywood negara berkembang 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perbedaan Statistik Perdagangan Negara Berkembang Negara berkembang yang memiliki catatan data impor lebih besar dari catatan data ekspor Indonesia untuk komoditi plywood,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Controlled Foreign..., Stenny Mariani Lumban Tobing, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Controlled Foreign..., Stenny Mariani Lumban Tobing, FISIP UI, 2008 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi dunia yang cepat dan dinamis telah mengakibatkan hubungan perdagangan internasional semakin terbuka luas dan semakin ekstensif yang ditandai dengan terbentuknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transaksi dalam pasar ruang virtual ini sering disebut E-Commerce. Transaksi

BAB I PENDAHULUAN. transaksi dalam pasar ruang virtual ini sering disebut E-Commerce. Transaksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi, transaksi perdagangan lintas negara semakin mudah seiring kemajuan di bidang teknologi komunikasi dan transportasi. Kemajuan teknologi informasi

Lebih terperinci

PEMBUATAN VISA & SYARAT-SYARAT

PEMBUATAN VISA & SYARAT-SYARAT PEMBUATAN VISA & SYARAT-SYARAT Untuk informasi atas pembuatan paspor dan visa Anda dapat menghubungi kantor kantor kami. Berikut ini adalah syarat-syarat untuk tiap negara : AUSTRALIA Surat keterangan

Lebih terperinci

MODUL 5 PENETAPAN HARGA TRANSFER (TRANSFER PRICING) PENDAHULUAN. A. Deskripsi Singkat: B. Relevansi: C. Standar kompetensi/tujuan pembelajaran:

MODUL 5 PENETAPAN HARGA TRANSFER (TRANSFER PRICING) PENDAHULUAN. A. Deskripsi Singkat: B. Relevansi: C. Standar kompetensi/tujuan pembelajaran: MODUL 5 PENETAPAN HARGA TRANSFER (TRANSFER PRICING) A. Deskripsi Singkat: Dalam modul ini akan dipelajari apa yang dimaksud dengan transfer pricing mulai dari mekanisme dan tujuan melakukan transfer pricing

Lebih terperinci

Manfaat penerapan e-filling Tata cara e-filling Definisi Pajak Fungsi Pajak

Manfaat penerapan e-filling Tata cara e-filling Definisi Pajak Fungsi Pajak Daftar Isi KATA PENGANTAR... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel...vi Daftar Bagan... vii Daftar Singkatan... viii Daftar Lampiran... ix ABSTRAK... x ABSTARCT... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bebasnya jalur bisnis di jaman sekarang dan adanya fenomena globalisasi menyebabkan munculnya banyak perusahaan multinasional di Indonesia. Perpajakan yang berbeda

Lebih terperinci

Seminar Nasional Outlook Industri 2018 PEMBANGUNAN INDUSTRI YANG INKLUSIF DALAM RANGKA MENGAKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS

Seminar Nasional Outlook Industri 2018 PEMBANGUNAN INDUSTRI YANG INKLUSIF DALAM RANGKA MENGAKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS Seminar Nasional Outlook Industri 2018 PEMBANGUNAN INDUSTRI YANG INKLUSIF DALAM RANGKA MENGAKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KINERJA INDUSTRI NASIONAL 2 EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN. CAFTA dibuat untuk mengurangi bahkan menghapuskan hambatan

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN. CAFTA dibuat untuk mengurangi bahkan menghapuskan hambatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang CAFTA merupakan perjanjian area perdagangan bebas antara China dan ASEAN. CAFTA dibuat untuk mengurangi bahkan menghapuskan hambatan perdagangan barang tarif maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Persentase kenaikan kontribusi pajak terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Persentase kenaikan kontribusi pajak terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar. Penerimaan pajak ini sangat berperan dalam kesejahteraan di Indonesia karena dengan anggaran yang mencukupi

Lebih terperinci

Pedoman Penjaminan Mutu

Pedoman Penjaminan Mutu Diperbanyak secara terbatas oleh: Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional Gedung E, Lantai 2 Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta, 2007 ii KATA PENGANTAR Atas berkat dan rachmat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi adalah suatu proses peningkatan hubungan antar negara melalui perdagangan, budaya, bahasa, dan bentuk-bentuk lainya tanpa mengenal batas wilayah.

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PMK.010/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 157 /PMK.010/2015 TENTANG PELAKSANMN

Lebih terperinci

Perdagangan Nilai Tambah (Trade in Value Added) Kementerian Perdagangan 28 April 2015

Perdagangan Nilai Tambah (Trade in Value Added) Kementerian Perdagangan 28 April 2015 Perdagangan Nilai Tambah (Trade in Value Added) Kementerian Perdagangan 28 April 2015 Nilai tambah - konsep Nilai tambah : tambahan nilai terhadap barang antara setelah berubah menjadi barang baru (misal

Lebih terperinci

Corruption Perception Index 2014

Corruption Perception Index 2014 Korupsi di Indonesia masih tinggi. Pemerintah Perlu Mempercepat Sistem Integritas Nasional Corruption Perception Index 2014 Apa itu Corruption Perception Index? Indeks Gabungan (hingga 13 sumber data)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. antara PT. OKM dengan OM BV adalah menyangkut pada kepemilikan modal, dimana

BAB IV PEMBAHASAN. antara PT. OKM dengan OM BV adalah menyangkut pada kepemilikan modal, dimana BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Analisa Hubungan Istimewa IV. 1. 1 Hubungan Istimewa Seperti yang telah dijelaskan pada bab III, hubungan istimewa yang terjalin antara PT. OKM dengan OM BV adalah menyangkut pada

Lebih terperinci

STATISTIK TRIWULAN III TAHUN 2009

STATISTIK TRIWULAN III TAHUN 2009 STATISTIK EKSPOR-IMPOR HASIL HUTAN, EKSPOR TUMBUHAN DAN SATWA LIAR, PENERIMAAN NEGARA DARI PERDAGANGAN TUMBUHAN DAN SATWA LIAR KE LUAR NEGERI SERTA KONTRIBUSI SUBSEKTOR KEHUTANAN TERHADAP PDB TRIWULAN

Lebih terperinci

FOREIGN EMBASSIES IN INDONESIA

FOREIGN EMBASSIES IN INDONESIA FOREIGN EMBASSIES IN INDONESIA Afganistan Embassy of the Islamic State of Afganistan Jl. DR. Kusuma Atmaja SH. No. 15, Menteng, Jakarta 10310 Phones : (62-21) 314 3169 Fax : (62-21) 335 390 Algeria Embassy

Lebih terperinci

Ekspansi Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan dan Akuntansi Vol. 5, No. 1, Mei 2013, 43-56

Ekspansi Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan dan Akuntansi Vol. 5, No. 1, Mei 2013, 43-56 Ekspansi Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan dan Akuntansi Vol. 5, No. 1, Mei 2013, 43-56 PENETAPAN HARGA TRANSFER MULTINASIONAL SEBAGAI STRATEGI PENGHINDARAN PAJAK Ira Novianty Prodi Akuntansi Jurusan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk menguji dan menganalisis pengaruh tarif pajak, mekanisme bonus, dan kepemilikan asing terhadap keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya foreign investment merupakan salah satu dampak dari sebuah proses yang kemudian dikenal sebagai Globalization. 1 Dalam sistem ekonomi terbuka, kehidupan

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Dibalik Marketing dengan Skema Piramid

Membongkar Sistem Dibalik Marketing dengan Skema Piramid Membongkar Sistem Dibalik Marketing dengan Skema Piramid Stefanus Thobi Sinaga / 13510029 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

INDIKASI KERUGIAN NEGARA DARI KURANG CATAT NILAI EKSPOR BIJIH NIKEL (HS 2604) PERIODE

INDIKASI KERUGIAN NEGARA DARI KURANG CATAT NILAI EKSPOR BIJIH NIKEL (HS 2604) PERIODE INDIKASI KERUGIAN NEGARA DARI KURANG CATAT NILAI EKSPOR BIJIH NIKEL (HS 2604) PERIODE 2007-2015 Indikasi Kerugian Negara Dari Kurang catat Nilai Ekspor Bijih Nikel (HS 2604) Periode 2007-2015 Jakarta,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi mengakibatkan semakin meningkatnya transaksi internasional. Kemudahan interaksi dan komunikasi mendorong kecepatan arus barang, jasa dan investasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Bioteknologi modern merupakan hasil penerapan organisme hidup yang bagian-bagiannya mempunyai susunan genetik baru (Pasal 1 PP No.21 Tahun 2005 tentang keamanan hayati). Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta memaksimalkan kekayaan pemegang saham

Lebih terperinci