PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MIMIKA TAHUN 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MIMIKA TAHUN 2012"

Transkripsi

1 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MIMIKA TAHUN 2012

2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga profil kesehatan Kabupaten Mimika Tahun 2012 yang merupakan rangkaian penyajian data/informasi dapat diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika. Profil kesehatan Kabupaten Mimika ini merupakan penyajian data/informasi kesehatan dalam bentuk buku yang disusun setiap tahun, yang diharapkan mampu menyajikan data yang lengkap dan akurat. Sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan yang ditandai oleh kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, maka system informasi kesehatan perlu ditingkatkan untuk menunjang dan memantau pelaksanaanpembangunan dibidang kesehatan. Dalam hal ini, ketersediaan data yang lengkap dan akurat sangat dibutuhkan sebagai salah satu acuan dalam penyusunan program perencanaan, evaluasi dan pengendalian kesehatan masyarakat. Oleh karena itu buku profil kesehatan inidiharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan dalam penyusunan perencanaan, evaluasi dan pengendalian kesehatan masyarakat. Profil kesehatan ini merupakan gambaran tentang hasil pelaksanaan program kesehatan baik pelaksanaan program pokok maupun program penunjang. Disamping itu juga disajikan pula berbagai data pencapaian hasil pelayanan kesehatan beberapa tahun terakhir dalam bentuk tabel dan grafik sehingga lebih memudahkan bagi pembaca dalam memanfaatkan data dan informasi yang tersajikan. Dalam penyusunan profil kesehatan ini digunakan data yang bersumber dari unit-unit kerja di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika serta dari berbagai sumber lainnya di luar Dinas Kesehatan seperti : BPS, Kantor Pemberdayaan Perempuan, Bappeda dan lain-lain. Selanjutnya kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, daya dan tenaga dalam penyusunan buku profil kesehatan ini. Timika, September 2013 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika H. IBRAHIM IBA, SIP, M.Mkes NIP iii

3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... REDAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi viii ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Sistematika... 2 BAB II GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum 1. Geografis Topografi Hidrologi dan Klimatologi Kependudukan... 6 B. Pendidikan... 7 C. Mata Pencaharian... 8 D. Transportasi dan Komunikasi... 8 E. Gambaran Umum Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika 1. Landasan Hukum Visi dan Misi Tugas Pokok Fungsi Struktur Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Tahun BAB III PROGRAM KESEHATAN A. Pelaksanaan Program Pembangunan 1. Promosi Kesehatan Program Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Hygiene Sanitasi Program Pelayanan Kesehatan Keluarga (KIA) Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program Pemberantasan dan pencegahan Penyakit Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Pengembangan Tenaga Kesehatan Program Pelayanan dan Pengendalian Perizinan Bidang Kesehatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan B. Target Program Kesehatan Kabupaten Mimika iii

4 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. Mortalitas 1. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR) Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) B. Morbiditas 1. Penyakit Malaria Penyakit TB-Paru HIV/AIDS Penyakit Menular Melalui Hubungan Seksual (PMS) Penyakit Kusta Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) a) Tetanus Neonatorum b) Campak c) Difteri d) Pertusis (Batuk Rejan) e) Hepatitis B f) Polio (AFP Acute Flaccid Paralysis) g) Tetanus Penyakit Potensi KLB (Wabah) a) Penyakit Diare b) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) c) Penyakit Rabies d) Penyakit Filariasis C. Status Gizi 1. Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR < 2500 gram) Status Gizi Anak Balita Status Gizi Ibu Hamil D. Keadaan Lingkungan 1. Rumah Sehat Sarana Air Bersih Kepemilikan Sanitasi Dasar Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Institusi yang Dibina Kesehatan Lingkungannya BAB V SITUASI UPAYA KESEHATAN A. Pelayanan Kesehatan Dasar 1. Kesehatan Ibu dan Bayi a) Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) b) Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan c) Rujukan Kasus Risti dan Penanganan Komplikasi d) Kunjungan Neonatus (KN1 dan KN Lengkap) iv

5 e) Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Pelayanan Imunisasi Pelayanan Prausila dan Usila Pelayanan Gigi dan Mulut Pelayanan Kesehatan Kerja Pelayanan Kesehatan Remaja Pelayanan Kesehatan di Puskesmas (Rawat Jalan dan Rawat Inap) B. Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang 1. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit a) Gross Death Rate (GDR) b) Angka Kematian Netto / Net Death Rate (NDR) Pelayanan Kesehatan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (GAKIN/JKMM) C. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit 1. Pengendalian Penyakit Polio Pengendalian TB Paru Pengendalian Penyakit ISPA Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Pengendalian Penyakit Malaria Pengendalian Penyakit Kusta D. Perbaikan Gizi Masyarakat 1. Pemantauan Pertumbuhan Balita Pemberian Kapsul Vitamin A Pemberian Tabet Zat Besi E. Pelayanan Kefarmasian BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. Sarana Kesehatan 1. Puskesmas Rumah Sakit Sarana Pelayanan Kesehatan Milik Swasta Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan B. Tenaga Kesehatan 1. Pengelolaan Tenaga Kesehatan Pegawai Tidak Tetap (PTT) Pendidikan Tenaga Kesehatan C. Pembiayaan Kesehatan BAB VII KESIMPULAN LAMPIRAN v

6 DAFTAR TABEL No Tabel Hal 1. Luas Wilayah Kabupaten Mimika Berdasarkan Distrik Kabupaten Mimika Tahun Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Mimika Tahun Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur Kabupaten Mimika Tahun Distribusi Fasiltas Pendidikan Berdasarkan Distrik Kabupaten Mimika Tahun Jenis Jenis Program Kesehatan Kabupaten Mimika Tahun Angka Kematian kasar Berdasarkan Puskesmas Tahun Perkembangan Angka Kematian Bayi Kabupaten Mimika Tahun Perkembangan Angka Kematian Ibu Kabupaten Mimika Tahun Pola 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Tahun Data Perkembangan Penderita Malaria Di Kabupaten Mimika Tahun Perkembangan Jumlah Penderita TB-PARU Kabupaten Mimika Tahun Jumlah Penderita dan Hasil Pencapaian Penderita Kusta Di Kabupaten Mimika Tahun Perkembangan Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Di Kabupaten Mimika Tahun vi

7 No Tabel Hal 14. Perkembangan Jumlah Penderita dan Angka kesakitan Campak Di Kabupaten Mimika Tahun Perkembangan Jumlah Kasus Acute Flacid Paralysis (AFP) Di Kabupaten Mimika Tahun Jumlah Penderita dan Angka Kesakitan Filariasis Di Kabupaten Mimika Tahun Jumlah Kasus Kurang Energi Kalori (KEK) Kabupaten Mimika Tahun Data Sarana Pelayanan Kesehatan Milik Swasta Kabupaten Mimika Tahun Rasio Tenaga Kesehatan Terhadap Jumlah Penduduk Kabupaten Mimika Tahun vii

8 DAFTAR GAMBAR No Gambar Hal 1. Peta Kabupaten Mimika Struktur Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Jumlah Kasus HIV/AIDS Kabupaten Mimika Tahun Grafik Perkembangan Kasus Diare dan Angka kesakitan Kabupaten Mimika Tahun Grafik Perkembangan Kasus dan Angka Insiden Rate DBD Kabupaten Mimika Tahun Perkembangan Jumlah Bayi Lahir Hidup dan Persentase BBLR Kabupaten Mimika Tahun Persentase Gizi Anak Balita Kabupaten Mimika Tahun Persentase Kasus Kurang Energi Kalori (KEK) Kabupaten Mimika Tahun Persentase Rumah Sehat Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun Persentase Jenis Sarana Air Bersih Kabupaten Mimika Tahun Persentase Sanitasi Dasar Kabupaten Mimika Tahun Persentase Tempat umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Kabupaten Mimika Tahun Persentase Institusi Dibina Lingkungannya Kabupaten Mimika Tahun Persentase Cakupan K1 dan K4 Kabupaten Mimika Tahun Jumlah Persalinan Ditolong Nakes Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun viii

9 No Gambar Hal 16. Persentase Perkembangan Bulin Ditolong Nakes Kabupaten Mimika Tahun Persentase Perkembangan Cakupan KN1 dan KN Lengkap Kabupaten Mimika Tahun Persentase Cakupan Fe1 Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun Persentase Cakupan Fe3 Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun Persentase Perkembangan Cakupan Fe1 dan Fe3 Kabupaten Mimika tahun Persentase Perkembangan Capaian KB Baru dan KB Aktif Kabupaten Mimika Tahun Persentase Perkembangan Capaian Desa/Kelurahan UCI Kabupaten Mimika Tahun Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Kabupaten Mimika Tahun Perkembangan Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap Kabupaten Mimika Tahun Persentase Perkembangan Kunjungan Penduduk ke Pelayanan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi Kabupaten Mimika Tahun Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Balita Kabupaten Mimika Tahun Persentase Cakupan Pemberian Tablet Fe1 Pada Ibu Hamil Per Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun Persentase Cakupan Pemberian Tablet Fe3 Pada Ibu Hamil Per Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun ix

10 No Gambar Hal 30. Persentase Perkembangan Jumlah Puskesmas dan Rasionya Terhadap Penduduk Kabupaten Mimika Tahun Perkembangan Jumlah Dokter PTT Kabupaten Mimika Tahun x

11 DAFTAR LAMPIRAN Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Mimika Tahun 2012 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin, Dan Kecamatan Kabupaten Mimika Tahun 2012 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur Kabupaten Mimika Tahun 2012 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf Kabupaten Mimika Tahun 2012 Persentase Penduduk Laki-Laki Dan Perempuan Berusia 10 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Dan Kecamatan Kabupaten Mimika Tahun 2012 Jumlah Kelahiran Menurut Kecamatan, Puskesmas, Dan Jenis Kelamin Kabupaten Mimika Tahun 2012 Jumlah Kematian Bayi Dan Balita Menurut Jenis Kelamin Dan Kecamatan Kabupaten Mimika Tahun 2012 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur Dan Kecamatan Kabupaten Mimika Tahun 2012 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Dan AFP Rate Kabupaten Mimika Tahun 2012 Jumlah Kasus Baru TB Paru dan Kematian akibat TB Paru Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Jumlah kasus dan Angka penemuan Kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Jumlah Kasus dan Kesembuhan TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 jumlah Kasus Baru HIV, AIDS dan INfeksi Menular Seksual Lainnya Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Persentase donor darah Diskrining Terhadap HIV Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten Mimika Tahun 2012 Kasus Diare yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Jumlah Kasus baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 xi

12 Tabel 19 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 20 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 21 Jumlah Kasus Penyakit yang dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 22 Jumlah Kasus Penyakit yang dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 23 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 24 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 25 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 26 Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 27 Status Gizi Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 28 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 29 Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 30 Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe3 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 31 Jumlah dan Persentase Ibu Hamil dan Neonatus Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 32 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita dan Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 33 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 34 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 35 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 36 Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 37 Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 xii

13 Tabel 38 Tabel 39 Tabel 40 Tabel 41 Tabel 42 Tabel 43 Tabel 44 Tabel 45 Tabel 46 Tabel 47 Tabel 48 Tabel 49 Tabel 50 Tabel 51 Tabel 52 Tabel 53 Tabel 54 Tabel 55 Tabel 56 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Cakupan Imunisasi DPT, HB dan Campak Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Cakupan Imunisasi BCG dan Polio Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak Usia 6-23 Bulan Keluarga Miskin Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD & Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Pelayanan gawat darurat (GADAR) Level 1 Kabupaten Mimika Tahun 2012 Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Desa/Kelurahan terkena KLB yang Ditangani < 24 Jam Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan kabupaten Mimika Tahun 2012 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (Dan Hampir Miskin) Menurut Starata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 xiii

14 Tabel 57 Cakupan Pelayanan Rawat Inap masyarakat Miskin (Dan Hampir Miskin) Menurut Starata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 58 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa Disarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 59 Angka Ke,matian Pasien Di Rumah sakit Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 60 Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 61 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan sehat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 62 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 63 Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 64 Persentase Keluarga Menurut sarana Air Bersih yang Digunakan, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 65 Persentase Keluarga Menurut Sumber Air Minum Ynag Digunakan Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 66 Persentase Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 67 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 68 Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 69 Ketersediaan Jumlah Tenaga Teknisi Medis Di Sarana Kesehatan Kabupaten Mimika Tahun 2010Obat Menurut Jenis Obat Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 70 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 71 Sarana Pelayanan Kesehatan Dengan Kemampuan Labkes dan Memiliki 4 Spesialis Dasar Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 72 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 73 Upaya Kesehatan Bersumber masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 74 jumlah Tenaga Medis Di sarana Kesehatan kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 75 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Sarana Kesehatan Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 76 Jumlah Tenaga Kefarmasian Dan Gizi Di Sarana Kesehatan Kabupaten Mimika Tahun 2012 xiv

15 Tabel 77 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi Di Sarana Kesehatan Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 78 Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapi Di Sarana Kesehatan Kabupaten Mimika Tahun 2012 Tabel 79 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Kabupaten Mimika Tahun 2012 xv

16 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) dikembangkan dalam kerangka desentralisasi untuk mewujudkan otonomi daerah dibidang kesehatan. Sistem informasi kesehatan juga dirancang untuk mendukung pencapaian target Indonesia sehat 2010 serta RPJP bidang kesehatan tahun Oleh karena itu Sistem Informasi Kesehatan yang merupakan bagian integral dari SIKNAS perlu dikembangkan disetiap jenjang dan unit pelayanan kesehatan yang diharapkan dapat mendukung Proses manajemen Kesehatan dan pengambilan keputusan. Sistem Informasi Kesehatan ini diarahkan untuk menciptakan kemampuan penyediaan data dan informasi yang diperlukan dalam upaya mendukung pencapaian Pembangunan Kesehatan. Profil Kesehatan merupakan produk penting dari Sistem Informasi Kesehatan yang diterbitkan setiap tahun untuk memberikan gambaran situasi dan kondisi Kesehatan masyarakat. Dalam setiap terbitan Profil Kesehatan, membutuhkan ketersediaan data dan informasi yang akurat, tepat waktu, Valid serta relevan, guna mendorong terwujudnya Sistem Informasi Kesehatan yang efektif dan efisien. Profil kesehatan selain memuat data kesehatan, juga memuat data pendukung lain yang berkaitan dengan bidang kesehatan, seperti data kependudukan dan keluarga berencana. Data-data tersebut diolah dan dianalisis secara sederhana lalu ditampilkan dalam bentuk tabel, gambar maupun grafik. Selanjutnya data dapat diinterpertasikan secara sistimatik sehingga bisa menghasilkan informasi yang terukur sebagai acuan atau pedoman dalam membuat kebijakan atau perencanaan kedepan. Dalam setiap penerbitan Profil Kesehatan Kabupaten Mimika, selalu dilakukan upaya perbaikan baik dari segi materi, analisis, maupun dalam bentuk tampilan fisiknya, sesuai dengan petunjuk teknis dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Sistem Informasi Kesehatan tidak dapat berdiri sendiri karena merupakan satu kesatuan atau bagian fungsional dari sistem kesehatan. Sejak tahun 2010, terbitan profil telah diupayakan tampil lebih informatif dan akuntabel. Oleh karena itu diupayakan profil kesehatan diformat sebaik mungkin agar dapat menjadi salah satu bahan evaluasi dan acuan perencanaan untuk pencapaian target pembangunan kesehatan dan Visi Indonesia Sehat 2010 dan RPJK bidang kesehatan tahun Paparan diatas jelas menunjukkan bahwa tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Mimika Tahun 2013 ini adalah dalam rangka menyediakan instrumen pendukung untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian pembangunan kesehatan kabupaten Mimika Tahun Format yang diacu selain format baku petunjuk teknis pembuatan profil, juga menggabungkan berbagai indikator 1

17 Indonesia Sehat 2010 serta RPJP bidang kesehatan tahun 2015 dan indikator Kinerja lainnya seperti Standar Pelayanan Kesehatan Minimal yang dikemas dalam satu paket, sehingga dapat pula dijadikan salah satu instrumen pembanding antara satu Daerah dengan Daerah lain. Dengan diterbitkannya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Mimika Tahun 2013 diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekaligus sebagai sumber informasi kesehatan. Selain itu dapat menjadi pedoman bagi para penentu kebijakan dalam mengambil keputusan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan yang ada di wilayah Kabupaten serta bahan kajian dalam perencanaan dan pengalokasian anggaran pembangunan kesehatan di tahun-tahun mendatang. Profil kesehatan ini juga diharapkan dapat mengakomodir kebutuhan data bagi para paneliti dibidang kesehatan, terutama bagi para profesional dan mahasiswa. A. TUJUAN Tujuan Pembuatan Profil Kesehatan Kabupaten Mimika Tahun 2013 adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Memberikan gambaran secara menyeluruh terhadap situasi dan masalah kesehatan Kabupaten Mimika Tahun Tujuan Khusus Tujuan khusus dari Profil Kesehatan Kabupaten Mimika Tahun 2013 ini adalah untuk memberikan gambaran tentang: a) Situasi derajat kesehatan di Kabupaten Mimika Tahun b) Situasi upaya pelayanan kesehatan di Kabupaten Mimika Tahun c) Situasi sumber daya kesehatan di Kabupaten Mimika Tahun d) Dampak program terhadap derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Mimika Tahun d) Sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan di bidang kesehatan Kabupaten Mimika dalam upaya Menciptakan masyarakat Mimika yang sehat dan mandiri di tahun 2013 yang diwujudkan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang perilaku hidup sehat, lingkungan sehat dan kondusif serta akses terhadap layanan kesehatan yang mudah, murah dan memadai C. SISTEMATIKA Sistematika penyajian Profil Kesehatan adalah sebagai berikut : Bab I Bab II : Pendahuluan Bab ini menyajikan tentang maksud dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Mimika Tahun : Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Mimika yang meliputi uraian tentang letak geografis, demografis, pendidikan, ekonomi dan Informasi umum lainnya. Selain itu Bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap 2

18 kesehatan dan faktor lainnya, seperti kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan. Bab III Bab IV Bab V Bab VI Bab VII : Program Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang program pokok yang direncanakan oleh Kabupaten/Kota untuk menuju Kabupaten/Kota Sehat. Untuk masing-masing program dijelaskan tujuan, sasaran, dan target yang hendak dicapai di tahun yang bersangkutan. Pada bab ini dibahas pula uraian upaya/kegiatan yang dilakukan di tahun tersebut untuk mencapai target. : Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang beberapa indikator kesehatan antara lain mengenai angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat. : Situasi Upaya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan, sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat dan pelayanan kefarmasian. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Pelayanan Kesehatan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh kabupaten. : Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya lainnya. : Kesimpulan Bab ini berisi sajian tentang hal-hal yang perlu dicermati dan ditelaah lebih seksama dari profil kesehatan Kabupaten Mimika ditahun yang bersangkutan. Selain keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka upaya perbaikan dan evaluasi untuk mewujudkan Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Mimika. Lampiran : Pada lampiran ini berisi tabel data yang merupakan gabungan Indikator Kabupaten sehat dan Indikator pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan. 3

19 BAB II GAMBARAN UMUM A. KEADAAN UMUM Timika terdiri atas pulau-pulau dengan karakteristik budaya yang beragam dan adat istiadat yang berbeda, termasuk perilaku yang berkaitan dengan kesehatan. Timika merupakan ibukota dari Kabupaten Mimika dengan luas wilayah sebesar 19,592 Km 2 atau 4,75% dari luas wilayah Provinsi Papua. Sebelum menjadi kabupaten, Mimika merupakan suatu kecamatan yang saat ini disebut dengan distrik dibawah pemerintah administratif Kabupaten Fak-Fak. Melalui Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999, Mimika resmi menjadi suatu kabupaten definitif. 1) Geografis Berdasarkan data dari Badan pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mimika mempunyai total luas wilayah Km2, yang terdiri atas 12 distrik. Luas Wilayah (km²) Kabupaten Mimika dirinci sebagai berikut : Tabel 1 Luas Wilayah Kabupaten Mimika Berdasarkan Distrik Kabupaten Mimika Tahun 2012 No Distrik Luas Wilayah (Km 2 ) Persentase (%) 1 Mimika Barat ,87 2 Mimika Barat Tengah ,03 3 Mimika Barat Jauh ,64 4 Mimika Timur ,13 5 Mimika Timur Tengah 726 3,71 6 Mimika Timur Jauh ,35 7 Mimika Baru ,31 8 Kuala Kencana 511 2,61 9 Tembagapura ,53 10 Agimuga ,04 11 Jila ,6 12 Jita ,18 Kabupaten Sumber: Mimika Dalam Angka Tahun 2012 ( BPS Kabupaten Mimika) Data yang terlihat pada tabel 1 di atas menunjukkan bahwa Distrik Mimika Barat merupakan daerah terluas dengan luas wilayah Km 2 (14,87% dari luas wilayah Kabupaten Mimika), sedangkan Distrik Kuala Kencana merupakan daerah yang paling kecil luas wilayahnya dengan luas wilayah 511 Km 2 (2,61% dari luas wilayah Kabupaten Mimika). 4

20 Secara geografis kabupaten mimikanletaknya sangat strategis, oleh karena itu sering menjadi pelabuhan transit dan pusat jasa serta industri terdekat dari kabupaten-kabupaten yang baru pemekaran baik di Provinsi Papua maupun Papua Barat. Menurut letaknya dengan kabupaten sekitarnya maka dapat dirinci sebagai berikut: Sebelah Barat :Berbatasan dengan Kabupaten Kaimana Provinsi Papua Barat pada bujur 134 o 31 BT. Sebelah Timur :Berbatasan dengan Kabupaten Asmat dan Yahukimo Provinsi Papua pada bujur 138 o 31 BT. Sebelah Utara :Berbatasan dengan Kabupaten Paniai, Nabire dan Tolikara Provinsi Papua pada 04 o 60 LS Sebelah Selatan :Berbatasan dengan Laut Arafura pada letak 05 o 18 LS Gambar 1 Peta Kabupaten Mimika 2) Topografi Wilayah Kabupaten Mimika memiliki topografi dataran tinggi dan dataran rendah. Distrik yang bertopografi dataran tinggi adalah Distrik Tembagapura dan Distrik Jila. Distrik-distrik selain kedua distrik tersebut merupakan distrik-distrik yang memiliki topografi dataran rendah. Distrik Mimika Baru, Distrik Kuala Kencana, Distrik Tembagapura dan Distrik Jila adalah distrik yang tidak memiliki pantai. Sedangkan, Distrik Mimika Barat, Distrik Mimika Barat Tengah, Distrik Mimika Barat Jauh, Distrik Mimika Timur, Distrik Mimika Timur Tengah, Distrik Mimika Timur Jauh, Distrik Agimuga dan Distri Jita sebagian wilayah-wilayahnya berbatasan dengan laut, sehingga distrik-distrik ini memiliki pantai. 5

21 3) Hidrologi dan Klimatologi Rata-rata suhu udara minimum di wilayah mimika selama tahun 2012 sebesar 20,8 0 C dan maksimum sebesar 35,0 0 C. Sedangkan rata-rata tekanan udara minimum di wilayah mimika yaitu sebesar 1.005,3Mbs dan maksimum sebesar 1.015,0Mbs. Kelembaban udara di Kabupaten Mimika rata-rata sebesar 88,5% dengan kelembaban udara tertinggi pada bulan Juni dan Juli. Kecepatan angin di Kabupaten Mimika rata-rata sebesar 5,9 Knot dengan kecepatan angin terendah pada bulan Juni dan Juli. Selanjutnya curah hujan tertinggi di Kabupaten Mimika terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 774,5 mm dan terendah pada bulan November sebesar 276,6 mm. Hampir setiap hari di Timika turun hujan, hal ini dapat terlihat dari rentan waktu hari hujan yang berada pada kisaran hari hujan. Curah hujan yang tinggi di Kabupaten Mimika, sangatlah bermanfaat bagi mayoritas masyarakatnya, karena air hujan digunakan untuk air minum, 4) Kependudukan Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS jumlah penduduk Kabupaten Mimika pada tahun 2012 adalah jiwa yang tersebar pada 12 distrik. Jumlah penduduk tiap distrik dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Mimika Tahun 2012 NO KECAMATAN / DISTRIK LUAS WILAYAH (km 2 ) DESA JUMLAH KELURAHAN DESA+ KEL. JUMLAH PENDUDUK 1 Mimika Barat Mimika Barat Tengah Mimika Barat Jauh Mimika Timur Mimika Timur Tengah Mimika Timur Jauh Mimika Baru Kuala Kencana Tembagapura Agimuga Jila Jita KABUPATEN Sumber: Mimika Dalam Angka Tahun 2012 ( BPS Kabupaten Mimika) Data yang terlihat pada tabel 2 di atas menunjukkan bahwa distrik yang mempunyai jumlah penduduk tertinggi adalah distrik Mimika Baru dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa (65,3%) terdapat 8 desa 6

22 dan 3 kelurahan dengan luas wilayah Km 2 (11,3%) mempunyai kepadatan penduduk sebesar 55,61 per Km 2. Sedangkan distrik yang mempunyai jumlah penduduk terkecil adalah Distrik Agimuga dengan jumlah penduduk sebanyak 883 jiwa (0,46%) terdapat 4 desa dengan luas wilayah Km 2 (9%) mempunyai kepadatan penduduk sebesar 0,49 per Km 2. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Mimika pengelompokan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur dapat dilihat pada table di bawah ini: Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur Kabupaten Mimika Tahun 2012 No Kelompok Umur (Tahun) JUMLAH PENDUDUK Laki-Laki Perempuan Laki-Laki+Perempuan > Kabupaten Sumber: Mimika Dalam Angka Tahun 2012 ( BPS Kabupaten Mimika) Data yang terlihat pada tabel 3 di atas menunjukkan bahwa kelompok umur yang mempunyai persentase tertinggi yaitu kelompok umur tahun sebanyak jiwa (12,08 %) yang terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa (6,53%) dan perempuan sebanyak jiwa (5,55%) sedangkan kelompok umur yang mempunyai persentase terendah yaitu kelompok umur diatas 65 tahun yaitu sebanyak jiwa (0,59%) yang terdiri dari laki-laki sebanyak 639 jiwa (0,33%) dan perempuan sebanyak 492 jiwa (0,26%). B. PENDIDIKAN Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS fasilitas pendidikan di Kabupaten Mimika per distrik pada saat ini dapat diuraikan sebagai berikut : 7

23 Tabel 4 Distribusi Fasiltas Pendidikan Berdasarkan Distrik Kabupaten Mimika Tahun 2012 Fasilitas Pendidikan No Distrik SLTA Jumlah SD SLTP Umum Kejuruan 1 Mimika Barat Mimika Barat Tengah Mimika Barat Jauh Mimika Timur Mimika Timur Tengah Mimika Timur Jauh Mimika Baru Kuala Kencana Tembagapura Agimuga Jila Jita JUMLAH Sumber: Mimika Dalam Angka Tahun 2012 ( BPS Kabupaten Mimika) Data yang terlihat pada tabel 4 di atas menunjukkan bahwa jumlah fasilitas pendidikan Kabupaten Mimika tahun 2012 sebanyak 153 fasilitas yang terdiri dari 104 Sekolah Dasar, 32 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dn 17 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Fasilitas pendidikan terbanyak di Distrik Mimika Baru sebanyak 70 unit (45,75%) yang terdiri dari 41 SD, 17 SLTP, dan 12 SLTA sedangkan fasilitas pendidikan paling sedikit yaitu terdapat di Distrik Jita sebanyak 4 unit (2,61%) yang terdiri dari 3 SD dan 1 SLTP. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Persentase tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Mimika ditunjukkan dengan melihat angka melek huruf usia 10 tahun ke atas. Pada tahun 2012 angka melek huruf yaitu sebesar 8,90%. Distrik dengan angka melek huruf usia 10 tahun keatas adalah Distrik Jila yaitu sebesar 48,22% sedangkan distrik dengan angka melek huruf terendah adalah Distrik Tembagapura yaitu sebesar 0,94% (Lampiran Tabel 4). C. MATA PENCAHARIAN Mata pencaharian penduduk Kabupaten Mimika sebagian besar bercocok tanam, berdagang, sedangkan sisanya lagi adalah nelayan dan pegawai negeri. D. TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Wilayah Kabupaten Mimika dengan kondisi geografis yang beragam menyebabkan ada tiga jenis transportasi yang digunakan. Untuk wilayah kota yang termasuk wilayah dataran rendah dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat (roda dua dan roda empat), sedangkan untuk wilayah 8

24 pegunungan hanya ditempuh dengan menggunakan transportasi udara (helicopter dan atau pesawat kecil yang memuat 5 orang) sedangkan untuk wilayah pantai dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi laut (perahu motor/loangboath). Sarana komunikasi utama dari Kabupaten ke distrik distrik adalah telepon seluler tetapi bagi wilayah yang belum terjangkau oleh telepon seluler digunakan Radio Komunikasi (SSB). Hal ini belum maksimal penggunaannya, apabila cuaca tidak mendukung digunakan sarana komunikasi system titipan lewat orang-orang atau masyarakat yang lebih singkat. E. GAMBARAN UMUM ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN MIMIKA 1) Landasan Hukum Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika dibentuk dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Mimika Nomor 05 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Dinas Daerah Kabupaten Mimika. Sebagai unsur dari Pemerintah Kabupaten Mimika yang bertanggung jawab terhadap pembangunan bidang kesehatan sehingga dapat mendukung rencana pembangunan jangka menengah daerah tahun maka Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika memiliki visi dan misi organisiasi. 2) Visi dan Misi a) Visi Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika pada tahun 2013 adalah : Menciptakan masyarakat Mimika yang sehat dan mandiri ditahun 2013 yang diwujudkan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang perilaku hidup sehat, lingkungan sehat dan kondusif serta akses terhadap layanan kesehatan yang mudah, murah dan memadai b) Misi Untuk mencapai visi organisasi, maka disusunlah misi organisasi, yaitu : 1. Menyediakan tenaga kesehatan yang terampil, berwibawa dan loyalitas tinggi dalam pelayanan kesehatan. 2. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk secara aktif ikut terlibat dalam upaya promosi dan preventif termasuk peningkatan kesehatan ibu dan anak. 3. Mendekatkan masyarakat dengan akses layanan kesehatan memadai 4. Meningkatkan kerjasama dengan sektor terkait di lingkup pemerintah, swasta, agama dan adat. 5. Memperbaiki dan meningkatkan sistim layanan rujukan antara puskesmas dan rumah sakit maupun unit pelayanan kesehatan swasta. 9

25 6. Menyediakan fasilitas layanan kesehatan di tingkat puskesmas sesuai dengan kebutuhan standard pelayanan minimal. 3) Tugas Pokok Tugas pokok organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika adalah sebagai Pelaksana kewenangan pemerintah daerah dalam program pembangunan di bidang kesehatan berdasarkan otonomi daerah dan desentralisasi pembangunan bidang kesehatan serta melaksanakan tugas pembantuan lainnya yang diberikan oleh pemerintah daerah serta tugas tugas lain yang diberikan oleh Bupati. 4) Fungsi Untuk melaksanakan tugas pokok maka Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika diharapkan dapat berfungsi sebagai Penyusun program pembangunan di bidang kesehatan sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah dan jangka panjang Pembangunan daerah. Adapun Fungsi Dinas Kesehatan disini yang terdiri dari : a. Kepala Dinas mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang kesehatan. Dalam melaksanakan tugas dimaksud Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi : 1) Perumusan dan penetapan visi, misi dan rencana strategis serta program kerja dinas. 2) Pengkoordinasian seluruh kegiatan serta pengendalian pelaksanaan operasional kegiatan dinas. 3) Perumusan kebijaksanaan teknis dan perencanaan pembangunan di bidang kesehatan. 4) Penyusunan rencana anggaran Dinas. 5) Penyelenggaraan koordinasi dengan instansi terkait di bidang kesehatan. 6) Penyelenggaraan pembinaan teknis dan administrative di bidang kesehatan. 7) Pemberian pertimbangan teknis dan perizinan. 8) Pembinaan kepegawaian dilingkungan Dinas. 9) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan. 10) Pelaksanaan tugas laian yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang dan tugasnya. b. Sekretariat Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika merupakan unsur pelayanan tekhnis administrative dan fungsional di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika yang dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kapala Dinas Kesehatan 10

26 Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program, kewenagan umum, kelengkapan, kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan koordinasi penyusunan rencana kerja. Dalam melaksanakan tugas sekretaris menyelenggarakan fungsi : 1) Penyusunan program kerja dinas. 2) Pelaksanaan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh unit kerja di lingkup dinas. 3) Penyiapan bahan, pedoman dan petunjuk tata laksana administrasi umum dan kepegawaian, keuangan, program dan pelaporan. 4) Penyiapan dan koordinasi rencana anggaran dan belanja dinas. 5) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan. 6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris Dinas Kesehatan dibantu oleh : 1. Sub Bagian Umum dan Program dipimpin oleh seorang kepala Sub Bagian dengan tugas dan fungsi debagai berikut : a) Menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian. b) Mengkoordinasikan penyusunan kegiatan tahunan Dinas serta rencana biaya. c) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis program perencanaan Dinas. d) Menghimpun dan mengolah data dalam rangka penyusunan program kegiatan tahunan dinas kesehatan. e) Melaksanakan monitoring evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan kegiatan perencanaan. f) Melaksanakan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya. 2. Sub Bagian Kepegawaian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian dengan tugas dan fungsi sebagai berikut : a) Menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian b) Melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian. c) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Sub Bagian. d) Melaksanakan pengelolaan urusan administrasi kepegawaian dan penataan organisasi dinas. e) Melaksanakan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya. 3. Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian dengan tugas dan fungsi sebagai berikut : a) Menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian 11

27 b) Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan meliputi belanja rutin maupun pegawai. c) Melaksanakan penyusunan laporan keuangan. d) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan dalam pengelolaan keuangan. e) Melaksanakan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya. c. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam melaksanakan penyusunan kebijaksanaan dan pembinaan teknis pelaksanaan pelayanan kesehatan. Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari : 1) Kepala seksi Kesehatan Dasar tugas dan fungsinya sebagai berikut : a. Menyelenggarakan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan dasar. b. Pengkoordinasian perencanaan teknis di bidang kesehatan dasar. c. Perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang kesehatan dasar. d. Pembinaan dan pengarahan tugas di bidang kesehatan dasar. e. Evaluasi tugas di bidang kesehatan dasar. f. Pelaporan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan dasar. g. Pelaksanaan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga dalam rangka pelayanan kesehatan. 2) Kepala Seksi Kesehatan Rujukan/Kesehatan Khusus Tugas dan Fungsinya sebagai berikut : a. Menyelenggarakan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan Rujukan/Kesehatan Khusus. b. Pengkoordinasian perencanaan teknis di bidang kesehatan Rujukan/Kesehatan Khusus. c. Perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang kesehatan Rujukan/Kesehatan Khusus. d. Pembinaan dan pengarahan tugas di bidang kesehatan Rujukan/Kesehatan Khusus. e. Pelaksanaa Evaluasi tugas di bidang kesehatan Rujukan/Kesehatan Khusus. f. Pelaporan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan Rujukan/Kesehatan Khusus. 12

28 g. Pelaksanaan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga dalam rangka pelayanan kesehatan. d. Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan dipimpin oleh seorang kepala bidang, mempunyai tugas memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam melaksanakan penyusunan kebijaksanaan, pelaksanaan dan pembinaan teknis di Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan. Fungsi Kepala Bidang Pengamatan, Pencegahan dan pemberantasan penyakit adalah sebagai berikut : a. Pelaksanaan pengelolaan dan koordinasi pemberian perizinan dan rekomendasi dalam penyehatan tempat umum dan lingkungan. b. Penyelenggaraan pengaturan, pengawasan dan pengendalian serta bimbingan teknis di bidang pelayanan kesehatan masyarakat. c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan. d. Pelaksanaan tugas ini yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang dan tugasnya. 1. Kepala Seksi Wabah dan Bencana, mempunyai tugas : a) Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang Wabah dan Bencana. b) Pengkoordinasian perencanaan teknis di bidang Wabah dan Bencana. c) Perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang Wabah dan Bencana. d) Pembinaan dan pengarahan tugas di bidang Wabah dan Bencana. e) Pelaksanaan evaluasi tugas di bidang Wabah dan Bencana. f) Pelaporan pelaksanaan tugas di bidang Wabah dan Bencana. g) Melaksanakan hubungan dan kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga dalam rangka Penanganan Wabah dan Bencana Lingkungan. 2. Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, mempunyai tugas : a) Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang Kesehatan Lingkungan. b) Pengkoordinasian perencanaan teknis di bidang Kesehatan Lingkungan. c) Perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang Kesehatan Lingkungan. d) Pembinaan dan pengarahan tugas di bidang Kesehatan Lingkungan. e) Pelaksanaan evaluasi tugas di bidang Kesehatan Lingkungan. f) Pelaporan pelaksanaan tugas di bidang Kesehatan Lingkungan. 13

29 g) Melaksanakan hubungan dan kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga dalam rangka Pelayanan Kesehatan Lingkungan. e. Kepala Bidang Sumber Daya Manusia Kesehatan, mempunyai tugas menyusun memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam melaksanakan penyusunan kebijaksanaan, pelaksanaan dan pembinaan teknis di Bidang Sumber Daya Manusia Kesehatan. Fungsi Kepala Bidang Sumber Daya Manusia kesehatan adalah sebagai berikut : a. Penyusunan rencanan dan program kerja bidang. b. Perumusan kebijaksanaan teknis pengamatan, pencegahan, pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan. c. Penyelenggaraan pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta bimbingan teknis pengamatan, pencegahan, pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan. d. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan pengamatan, pencegahan, pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan. e. Penyelenggaraan pengamatan kegiatan pengamatan, pencegahan, pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan. f. Penyelenggaraan pengamatan, penelitian, penanggulangan penyakit menular dan kejadian luar biasa. g. Pelaksanaan pengelolaan dan koordinasi pembinaan perijinan dan rekomendasi dalam penyehatan tempat umum dan lingkungan. h. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan. i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya. 1. Kepala Seksi Perencanaan dan pendayagunaan mempunyai tugas: a) Penyusunan Renstra perencanaan dan pendayagunaan tenaga kesehatan. b) Penetapan jenis, jumlah kualifikasi tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan di Kabupaten. c) Menganalisa kebutuhan tenaga kesehatan. d) Penyusunan rencana pembinaan tenaga kesehatan di wilayah Kabupaten. e) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi perencanaan dan pendayagunaan tenaga kesehatan. f) Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan seksi. 2. Kepala Seksi Pendidikan, Pelatihan, Registrasi dan Akreditasi mempunyai tugas : 14

30 a) Penyiapan bahan petunjuk teknis pelaksanaan pendidikan dan pelatihan registrasi dan akreditasi kesehatan. b) Penyusunan perencanaan dan pengorganisasian kegiatan pendidikan dan pelatihan registrasi dan akreditasi kesehatan. c) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan registrasi dan akreditasi kesehatan. d) Pemantauan dan evaluasi dalam perencanaan, penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan registrasi dan akreditasi terhadap pelaksana pelayanan kesehatan. e) Pelaksanaan tugas-tugas lain dalam pendidikan dan pelatihan registrasi dan akreditasi pelayanan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas dan fungsi. f. Kepala Bidang Jaminan dan Sarana kesehatan, mempunyai tugas memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam melaksanakan penyusunan dan pembinaan teknis dibidang Jaminan dan Sarana Kesehatan. Fungsi Kepala Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan adalah sebagai berikut : a. Penyusunan rencana dan program kerja bidang. b. Penyelenggaraan peraturan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta bimbingan teknis dibidang pelayanan kesehatan keluarga, usia lanjut dan keluarga berencana. c. Perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan kesehatan keluarga, usia lanjut dan keluarga berencana. d. Pengkoordinasian penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan keluarga dan usia lanjut. e. Penyelenggaraan konsultasi dalam rangka usaha peningkatan kesehatan keluarga dan usia lanjut. f. Penyelenggaraan pembinaan operbaikan gizi dan usia lanjut. g. Penyelenggaraan system kewaspadaan panga dan gizi. h. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan. i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang dan tugasnya. 1. Kepala Seksi Jaminan Kesehatan mempunyai tugas : a) Penyelenggaraan pelaksanaan tugas dibidang Jaminan Kesehatan. b) Pengkoordinasian perencanaan teknis dibidang Jaminan Kesehatan. c) Perumusan sasaran pelaksanaan tugas dibidang Jaminan Kesehatan. d) Pembinaan dan pengarahan tugas dibidang Jaminan Kesehatan. e) Pelaksanaan evaluasi tugas dibidang Jaminan Kesehatan. 15

31 f) Pelaporan pelaksanaan tugas dibidang Jaminan Kesehatan. g) Pelaksanaan koordinasi/kerja sama dan kemitraaan dengan unit kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga dalam rangka pelayanan jaminan kesehatan. 2. Kepala Seksi Sarana dan Kefarmasian mempunyai tugas : a) Penyelenggaraan pelaksanaan tugas dibidang sarana dan kefarmasian. b) Pengkoordinasian perencanaan teknis dibidang sarana dan kefarmasian. c) Perumusan sasaran pelaksanaan tugas dibidang sarana dan kefarmasian. d) Pembinaan dan pengarahan tugas dibidang sarana dan kefarmasian. e) Pelaksanaan evaluasi tugas dibidang sarana dan kefarmasian. f) Pelaporan pelaksanaan tugas dibidang sarana dan kefarmasian. g) Pelaksanaan koordinasi/kerja sama dan kemitraaan dengan unit kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga dalam rangka penyediaan sarana dan kefarmasian. 16

32 5) Struktur Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Tahun 2012 Gambar 2 Struktur Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika KEPALA DINAS KESEHATAN Erens Meokbun, SE, M.MKes SEKERTARIS K ELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Andi N. Fithrijah, SH, MM. Sub Bag Umum & program Guntoro,AMK Sub.Bagian Kepeg awaian Baso Sallla,SE Sub Bagian Keuangan Hj. Hawa K.,SE. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN BIDANG JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN Alice I. Wanma, SKM H.Saiful Taqin, SKM, MM.KES Anike Rawar, Amkeb. Maria F. Rumlus, SE, M.MKes. Seksi Kesehatan Dasar Maria Katagame, AM.KEB Seksi Wabah dan Bencana Fransiska Kilangin,AM.KEB Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan H. Kusmantoro Seksi Jaminan Kesehatan HJ. Nurdewi Seksi Rujukan dan Kesehatan Khusus Otto Kulmanol, AMK Seksi Penyehatan Lingkungan Marten Seksi Diklat, Registrasi dan Akreditasi Marthinus Sanadi Seksi Sarana Kefarmasian Drs. Edy Paundanan,Apt UPTD 17

33 18

34 BAB III PROGRAM KESEHATAN A. Pelaksanaan Program Pembangunan Program Pembangunan Kesehatan Kabupaten Mimika yang dilaksanakan tahun 2012, meliputi : 1) Promosi Kesehatan Program ini bertujuan untuk menumbuhkan budaya hidup bersih dan sehat, meningkatkan peran serta dan kemandirian masyarakat baik bagi individu, keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan, dengan sasaran program : a) Meningkatkan jumlah dan persentase posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) di masing-masing kelurahan dan desa. b) Meningkatkan jumlah dan persentase posyandu menurut masingmasing strata. c) Meningkatkan persentase rumah tangga yang ber - PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat). d) Meningkatkan persentase rumah sehat menurut distrik. e) Pemberdayaan Masyarakat melalui Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, POD (Pos Obat Desa), TOGA (Taman Obat Keluarga) dll. f) Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 1. Sekolah, dikenal Usaha Kesehatan Sekolah (UKS): dilaksanakan di sekolah, pondok pesantren, dll. 2. Diluar Sekolah, melalui kelompok-kelompok khusus seperti organisasi pemuda antara lain karang taruna, dasawisma dan panti asuhan. g) Penyuluhan Langsung melalui penyebarluasan informasi melalui media massa. 2) Program Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Hygiene Sanitasi Program Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Hygiene Sanitasi dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas lingkungan terutama menyangkut pengawasan mutu air, pembuangan kotoran, perumahan/pemukiman dan industri. Sasaran program ini adalah: a) Meningkatnya persentase keluarga menghuni rumah yang memenuhi syarat kesehatan. b) Meningkatnya persentase keluarga menggunakan air bersih. c) Meningkatnya keluarga menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan. d) Meningkatnya persentase tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan. e) Meningkatnya kesadaran dan tanggung jawab masyarakat untuk memelihara lingkungan sehat. 18

35 3) Program Pelayanan Kesehatan Keluarga (KIA) Program Kesehatan Keluarga terselenggara. melalui upaya pembinaan kesehatan kebidanan dan kandungan, kesehatan balita, kesehatan usia sekolah, kesehatan usia subur dan kesehatan usia Sasaran Program ini adalah : a) Mengetahui jumlah kelahiran dan kematian bayi dan balita. b) Mengetahui jumlah kematian maternal. c) Meningkatkan cakupan kunjungan ibu hamil (K4), Ibu hamil risti dan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan. d) Meningkatkan cakupan jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe, Fe3 serta imunisasi TT1 dan TT2. e) Mengetahui jumlah dan persentasi ibu hamil dan neonatal resiko tinggi/komplikasi yang ditangani. f) Meningkatkan cakupan kunjungan Neonatus, bayi dan bayi BBLR yang ditangani oleh tenaga kesehatan. g) Mengetahui jumlah PUS (Pasangan Usia Subur) serta meningkatkan cakupan peserta KB (Keluarga Berencana), peserta KB baru dan peserta KB aktif. h) Mengetahui jumlah peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi. i) Meningkatkan cakupan pelayana KB baru. j) Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila. 4) Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program perbaikan gizi masyarakat dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan balita serta usia produktif. Sasaran program ini adalah : a) Meningkatkan status gizi bayi dan balita b) Meningkatkan cakupan deteksi tumbuh kembang anak balita, pemeriksaan siswa SD, dan pelayanan kesehatan remaja c) Mendeteksi jumlah kecamatan yang rawan gizi dengan kegiatan SKPG (Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi ) d) Meningkatkan cakupan ibu hamil yang mendaptak tablet Fe e) Meningkatkan cakupan jumlah bayi yang diberi ASI ekslusif f) Meningkatkan cakupan balita mendapatkan Vitamin A g) Menurunkan prevalensi anemia gizi besi pada ibu hamil dan ibu nifas 5) Program Pemberantasan dan pencegahan Penyakit Program Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit dilaksanakan melalui upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit secara terpadu, peningkatan peran dan tanggung jawab masyarakat dan koordinasi dengan program dan sektor terkait. Sasaran Program ini adalah : a) Meningkatkan Cakupan Imunisasi Bayi 19

36 b) Meningkatkan Persentase desa/kelurahan mencapai UCI (Universal Child Imunization) c) Meningkatkan temuan kasus penyakit TB-Paru, meningkatkan keberhasilan pengobatan TB-Paru dan meningkatkan cakupan persentase TB Paru yang sembuh d) Meningkatkan cakupan penanganan kasus filariasis e) Meningkatkan persentase penderita kusta yang selesai berobat f) Meningkatkan cakupan penanganan kasus HIV-AIDS dan IMS (infeksi menular seksual) g) Meningkatkan cakupan penanganan penyakit Diare h) Meningkatkan cakupan penanganan penyakit Malaria i) Meningkatkan cakupan penanganan penyakit ISPA (Pneumonia) j) Mengetahui jumlah persentase desa atau kelurahan yang terkena KLB yang ditangani kurang dari 24 jam k) Mengetahui jumlah penderita dan kematian, CFR, KLB menurut jenis KLB, jumlah kecamatan serta jumlah desa yang terserang l) Terselnggaranya system surveilans dan kewaspadaan dini serta penanggulangan kejadian luar biasa. m) Mengetahui jumlah kasus PD3I ( Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi) 6) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Program ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pemeriksaan makanan/minuman yang beredar di masyarakat. Sasaran program adalah : a) Mengetahui jumlah kebutuhan, pengadaan dan ketersediaan obat essensial dan obat generik. b) Mengetahui jumlah ketersediaan obat generik berlogo menurut jenis obat di sarana pelayanan kesehatan. c) Meningkatkan pendistribusian obat ke sarana pelayanan kesehatan. d) Mengetahui persentase penulisan resep obat generik. e) Meningkatkan penyuluhan, pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan Narkotik, Psikotropik dan Zat Adiktif (NAPZA/Narkoba). f) Meningkatkan Pemeriksaan PIRT (Produksi Industri Rumah Tangga) termasuk bimbingan teknis mutu dan keamanan produk pangan industri rumah tangga. g) Meningkatkan pemeriksaan makanan/minuman yang beredar dimasyarakat. 7) Program Pengembangan Tenaga Kesehatan Program ini bertujuan meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan termasuk SDM kesehatan lainnya sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Sasaran program ini adalah : 20

37 a) Tersedianya SDM (Sumber Daya Manuasia) kesehatan yang didistribusikan secara adil dan merata, serta dimanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna. b) Meningkatkan pendayagunaan tenaga kesehatan yang ada dan pengembangan pembinaan karir seluruh tenaga kesehatan. 8) Program Pelayanan dan Pengendalian Perizinan Bidang Kesehatan Program pelayanan dan pengendalian perizinan di bidang kesehatan dilaksanakan untuk mengembangkan kewenangan perizinan yang diberikan Menteri Kesehatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten sejalan dengan Program Desentralisasi. Kegiatan program pelayanan dan pengendalian perizinan di bidang kesehatan meliputi : 1) Pemeriksaan setempat pada sarana kesehatan dan memeriksa kelengkapan berkas sarana dan tenaga Kesehatan, serta menerbitkan Izin Kerja/Praktek kepada sarana dan tenaga Kesehatan, dan sarana distribusi obat (Apotek dan Toko Obat) 2) Pengawasan dan pengendalian terhadap izin-izin bidang kesehatan. 9) Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Program ini bertujuan : Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui upaya peningkatan pelayanan kesehatan dasar, sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dan mengurangi kasus rujukan. a) Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan 1. Pelayanan Kesehatan Dasar i. Pelayan rutin puskesmas (di dalam gedung dan di luar gedung) ii. Pelayanan kesehatan di daerah terpencil 2. Pelayanan Kesehatan Rujukan Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama. Pelayanan kesehatan rujukan yang dikenal yakni : i. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan. Rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit. Program pelayanan kesehatan rujukan dilaksanakan untuk memberikan pelayanan kesehatan rujukan kepada masyarakat baik dari desa ke puskesmas dan ke Kabupaten (RSUD). ii. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat 21

38 Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan masyarakat, misalnya KLB, pencemaran lingkungan, dan bencana. b) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan 1. Pemeliharaan Puskesmas, Pustu, dan Polinkam/Poskeskam 2. Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana 3. Rehabilitasi Puskesmas Pembantu 4. Rehabilitasi Rumah Paramedis 5. Pengadaan Pusling (roda 4 dan roda 2) 6. Pengadaan obat, alat kesehatan dan peralatan medis. c) Pembangunan Sarana dan Prasarana Kesehatan 1. Pembangunan Puskesmas Pembantu 2. Pembangunan POSKESKAM 3. Pembangunan Rumah Medis dan Paramedis 4. Pengadaan Alat Kesehatan USG, Dental Set 22

39 N0 B. Target Program Kesehatan Kabupaten Mimika Target program kesehatan di Kabupaten Mimika Tahun 2012 yang disusun berdasarkan Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Nasional, meliputi: Tabel 5 Jenis Jenis Program Kesehatan Kabupaten Mimika Tahun 2012 INDIKATOR - SPM Target Tahun 2009 Pencapaian Tahun 2010 Target Tahun 2010 Pencapaian Tahun 2011 Target Tahun 2011 Pencapaian Tahun PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN BAYI Cakupan Kunjungan Bumil K4 95% 26,2 % 95% 47,89 % 50% 46,4% Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan 90% 31% 90% 58,70 % 58,70% 49,9% Cakupan Bumil Resti dirujuk 90% 16,2 % 90% 89,16 % 59,6% Cakupan Kunjungan Neonatus 90% 98,8 % 90% 67,5 % 43% 17,1% Cakupan Kunjungan Bayi 90% 28,5 % 90% 15,2 % 18% 28,4% Cakupan Penanganan BBLR 100% 3% 100% 0,5% 2 PELAYANAN KESEHATAN ANAK PRA SEKOLAH DAN USIA SEKOLAH Cakupan Tumbang anak Balita & anak 90% 90% 90% Prasekolah Cakupan Pemeriksaan Siswa SD 100% 100% 100% Cakupan Pelayanan Kesehatan Remaja 80% 80% 80% 3 PELAYANAN KELUARGA BERENCANA Cakupan Peserta KB Aktif 70% 37,6 % 70% 29,24 % 81% 37,5% 4 PELAYANAN IMUNISASI Cakupan Desa / Kelurahan UCI 100% 52% 100% 49,41 % 55% 49,4% 5 PELAYANAN PENGOBATAN / PERAWATAN Cakupan Rawat Jalan 15% 93% 15% 86,57 % 15% 214,4% Cakupan Rawat Inap 1,5% 0,6 % 1,5% 0,42 % 1,5% 12,8% 6 PELAYANAN KESEHATAN JIWA Cakupan Pelayanan Gangguan Jiwa 15% 15% 0,02% 15% 0,03% 7 PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA Cakupan Balita Yg Naik Berat Badannya (N/D) 80% 44% 80% 53% 80% 28% Cakupan Balita Bawah Garis Merah <15% 2,5 % <15% 1% <15% 1% 8 PELAYANAN GIZI Cakupan Balita mendapat ViT A 2 kali Pertahun 90% 90% 39,49 % 90% 81,9% Cakupan Ibu Hamil dapat 90 tablet FE 90% 10,4 % 90% 52,86 % 90% 52,2% Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Gakin Cakupan Balita Gizi buruk mendapat perawatan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 92,5% 23

40 INDIKATOR - SPM Target Tahun 2009 Pencapaian Tahun 2010 Target Tahun 2010 Pencapaian Tahun 2011 Target Tahun PELAYANAN OBSTETRIK DAN NEONATAL EMERGENSI DASAR DAN KOMPREHENSIP Cakupan Ketersediaan Darah untuk menangani rujukan bumil dan Neonatal Cakupan Ibu hamil Resti / Komplikasi tertangani Cakupan Sarana kesehatan dengan Kemampuan Gawat Darurat 80% 80% 80% Pencapaian Tahun % 16,2 % 80% 89,80 % 90% 59,6% 90% 100% 90% 50% 29,31% 50% 11 PENYELENGGARAAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN KLB Cakupan Desa / Kelurahan mengalami KLB 100% 100% 100% 72,73 % 77% 100% dapat diatasi < 24 jam Cakupan Kecamatan Bebas rawan Gizi 80% 80% 80% 12 PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN POLIO Cakupan AFP penduduk < 15 tahun 1 7,2 % 1 50% 1 4,2% 13 PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TB PARU Cakupan Kesembuhan Penderita TBC BTA + >85% 67,1 % >85% 72,22% >85% 76,4% 14 PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT ISPA Cakupan Balita dengan Pneumonia ditangani 100% 100% 100% 10% 100% 0,3% 15 PENCEGAHAN DAN PENANGANAN HIV- AIDS Cakupan klien mendapat penanganan HIV 100% 100% 100% 100% 100% 100% AIDS Cakupan Infeksi Menular Seksual ditemukan dan diobati 100% 100% 127 Kasus 100% 108 Kasus 16 PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT DBD Cakupan Penderita DBD Yang Ditangani 80% 80% 4,4 % 80% 6,9% 17 PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE Cakupan Diare ditangani 100% 100% 100% 113,61% 100% 38,4% 18 PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN Cakupan Institusi yg dibina kesehatan Lingkungannya 19 PELAYANAN PENGENDALIAN VEKTOR Cakupan Rumah / bangunan bebas jentik nyamuk aedes 70% 79% 70% 74,52 % 70% 81,1% >95% 0 >95% 0 >95% 0 20 PELAYANAN HYGIENE SANITASI DI TEMPAT UMUM Cakupan Tempat Umum Yg Memenuhi 80% 71,1 % 80% 73,1 % 80% 72,9% Syarat 24

41 N0 INDIKATOR SPM Target Tahun 2009 Pencapaian Tahun 2010 Target Tahun 2010 Pencapaian Tahun 2011 Target Tahun Pencapaian Tahun PENYULUHAN PERILAKU SEHAT Cakupan Rumah Tangga Sehat ( PHBS ) 65% 65% 0 65% 0 Cakupan Bayi yg mendapat ASI Ekslusif 80% 18,3 % 80% 11,75 % 80% 4,9% Cakupan Desa dengan garam beryodium baik 90% 90% 0 90% 0 Cakupan Posyandu Purnama 40% 40% 25,58 % 40% 25,58% 22 PENYULUHAN NAPZA Cakupan Upaya Penyuluhan P3 Napza oleh petugas kesehatan 23 PELAYANAN PENYEDIAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN 15% 15% 15% 0 Cakupan Ketersediaan obat sesuai kebutuhan 90% 90% 78% 90% 78% Cakupan pengadaan obat esensial 100% 100% 68% 100% 68% Cakupan pengadaan obat generic 100% 100% 85% 100% 85% 24 PELAYANAN PENGGUNAAN OBAT GENERIK Cakupan Penulisan resep obat generik 90% 90% 100% 90% 100% 25 PENYELENGGARAAN PEMBIAYAAN UNTUK PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 80% 80% 64,61 % 80% 107,15% Pra bayar 26 PENYELENGGARAAN PEMBIAYAAN UNTUK GAKIN DAN MASYARAKAT RENTAN KESEHATAN Cakupan jaminan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Miskin dan masyarakat rentan 100% 100% 102,8 % 100% 62,9% Cakupan Pelayanan Kesehatan kerja pada pekerja formal Cakupan Pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut 80% 80% 80% 0 70% 70% 54,45 % 70% 44,9% Cakupan Wanita Usia Subur yang mendapatkan kasul yodium Cakupan Darah donor diskrining terhadap HIV Aids Cakupan Penderita Malaria Diobati 100% 100% 100% 80% 80% 80% 0 100% 100% 2,5 % 100% 4,5% Kasus 100% Kasus 25

42 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN Gambaran tentang derajat kesehatan disajikan dalam berbagai indikator meliputi indikator Mortalitas, Morbiditas dan Status Gizi. Sasaran peningkatan derajat kesehatan ini adalah meningkatnya secara bermakna umur harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi dan ibu, menurunnya prevalensi beberapa penyakit penting, menurunnya angka kecacatan dan ketergantungan, meningkatnya status gizi masyarakat dan menurunnya angka fertilitas. A. MORTALITAS Kejadian kematian pada masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberikan gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat. Indikator tersebut juga dapat digunakan sebagai salah satu penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan bidang kesehatan. Besarnya kejadian kematian dan penyakit penyebab utama kematian yang terjadi di Kabupaten Mimika dapat dilihat dari berbagai uraian pada indikator Mortalitas berikut ini. 1. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR) Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan berapa besar kematian yang terjadi pada tahun tertentu untuk setiap penduduk. Angka ini disebut kematian kasar karena belum memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai resiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda, tetapi jika tidak ada indikator kematian lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan. Data yang diperoleh dari bidang pelayanan kesehatan terdapat 62 kematian yang dilaporkan pada tahun Rinciannya dapat dilihat pada table di bawah ini: 26

43 No Tabel 6 Angka Kematian Kasar Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Puskesmas Timika Timika Jaya Kwamki Limau Asri Mapurujaya Ayuka Atuka Kokonao Wakia Agimuga Potowayburu Jita Jila Kematian L P Jmlh Angka Kematian Kasar Per Penduduk 0,005 / Penduduk ,016 / Penduduk 0,053 / Penduduk 0,005 / Penduduk 0,079 / Penduduk 0,032 / Penduduk 0,037 / Penduduk 0,005 / Penduduk 0,09 / Penduduk 0,005 / Penduduk Total ,328 / Penduduk Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada table 6 di atas menunjukkan bahwa angka kematian kasar Kabupaten Mimika pada tahun 2012 sebesar 0,328 per penduduk dari jiwa penduduk. Data kematian Kabupaten Mimika baru berlaku mulai tahun 2011 sehingga feedback dari puskesmas masih jauh dari lengkap. 2. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat. Kematian Bayi adalah kematian yang terjadi antara setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Pelayanan Kesehatan Kabupaten menunjukkan bahwa angka kematian bayi pada tahun 2012 sebanyak 8 Kasus (4,1 per 1000 Kelahiran Hidup). Jika dibandingkan dengan hasil capaian pada tahun lalu sebanyak 2 kasus (1,02 per 1000 Kelahiran Hidup) hal ini menunjukkan adanya peningkatan kasus Angka Kematian Bayi. Delapan kasus kematian bayi tersebut masingmasing di Puskesmas Ayuka sebanyak 2 kasus dan Puskesmas Potowayburu, Timika, Timika Jaya, Kwamki, Limau Asri dan Agimuga masing-masing sebanyak 1 kasus (Lampiran Tabel 7). Data Angka kematian bayi di Kabupaten Mimika memberikan gambaran tentang kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat. Adapun dengan upaya melakukan pengkoordinasian Dinas Kesehatan melalui lintas program maupun lintas sektor. Selain itu, tingkat kesadaran masyarakat cenderung semakin meningkat. Pemerataan pelayanan kesehatan yang dilakukan sampai kepelosok kampung terpencil 27

44 dan semakin membaiknya sistem pengelolaan data diberbagai sarana kesehatan memberikan kontribusi dalam membantu proses penurunan angka kematian bayi dan ibu melahirkan secara signifikan. Perkembangan Jumlah dan Angka kematian bayi di Kabupaten Mimika tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Table 7 Perkembangan Angka Kematian Bayi Kabupaten Mimika Tahun No Tahun Jumlah Kematian Bayi Angka Kematian Bayi Per Kh Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun /1000 Kh 0,7 /1000 Kh 1,02/1000 Kh 4,1/1000 Kh Data yang terlihat pada tabel 7 di atas menunjukkan bahwa Angka Kematian Bayi pada tahun 2012 sebanyak 8 kasus (4,1 per 1000 Kelahiran Hidup) terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya. Hal ini berarti masih diperlukan suatu strategi pelayanan yang lebih baik pada masa mendatang. 3. Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kematian Balita merupakan salah satu indicator untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahn kesehatan anak. Kematian balita adalah kematian yang terjadi diantara bayi lahir sampai bayi belum berusia 5 tahun. Sedangkan Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak umur 0-59 bulan per kelahiran hidup. Indikator tersebut juga menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan anak seperti Kekurangan Gizi, Sanitasi dan penyakit infeksi. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pelayanan kesehatan pada tahun 2012 di Kabupaten Mimika terdapat 8 kasus Kematian Balita, dengan angka kematian balita sebesar 4,1 per 1000 kelahiran hidup. 4. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) Angka Kematian Ibu Maternal merupakan indikator kesehatan yang cukup penting yang menggambarkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan. Besarnya angka kematian Ibu melahirkan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : Sosial ekonomi, status kesehatan ibu dimasa kehamilan, tersedianya tenaga yang memadai dan tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan perinatal dan obstetric. Berdasarkan data dari bidang pelayanan kesehatan perkembangan Angka Kematian Ibu Maternal yang telah dihimpun dan diolah 28

45 menunjukkan bahwa pada tahun 2012 terdapat 9 kasus kematian ibu, 4 kasus terjadi pada masa kehamilan, 3 kasus terjadi pada masa bersalin dan 2 kasus lagi terjadi masa nifas. Perkembangan Angka Kematian Ibu Per Kelahiran Hidup Kabupaten Mimika tahun dapat dilihat di bawah ini: Tabel 8 Perkembangan Angka Kematian Ibu Kabupaten Mimika Tahun No Tahun Jumlah Kematian Ibu Angka Kematian Ibu Per Kh / Kh 74 / Kh 103 / Kh 465/ Kh Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada tabel 8 di atas menunjukkan bahwa terjadi kenaikaan angka kematian ibu yang signifkan yaitu dari 103 per kelahiran hidup pada tahun 2011 menjadi 465 per kelahiran hidup. B. MORBIDITAS Berdasarkan data dari bidang pelayanan kesehatan pada tahun 2012 angka kesakitan penduduk yang dirangkum dari laporan sarana pelayanan kesehatan (facility based) yang tersebar di Kabupaten Mimika diperoleh gambaran sebagai berikut: 29

46 No Tabel 9 Pola 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Tahun 2012 Nama Penyakit Malaria yang terdiri dari : a). Malaria Tropika (P. Falsiparum) b). Malaria dengan pemeriksaan lab/tersiana c). Mix d). Vivax e). Malariae Infeksi akut lain pada Saluran Pernapasan Bagian Atas Penyakit pada system otot & jaringan pengikat Penyakit lain pada saluran pernapasan Bagian Atas Diare (termasuk tersangka kolera) Gastritis Penyakit Kulit Alergi Penyakit Kulit Infeksi Kecelakaan dan ruda paksa Karies Gigi Jumlah Kasus % 31,1 28,9 11,1 9,1 6,1 3,2 2,9 2,8 2,5 2,2 Jumlah Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada tabel 9 di atas menunjukkan bahwa penderita malaria masih menempati urutan tertinggi dari 10 besar penyakit yang ada di Kabupaten Puskesmas dengan kasus sebanyak (31,1%) menyusul 2 penyakit lainnya yaitu ISPA dengan kasus sebanyak (28,9%) dan penyakit pada sytem otot dan jaringan pengikat dengan kasus sebanyak (11,1%). Sedangkan penyakit terendah adalah Karies gigi dengan kasus sebanyak (2,2%). Jika dibandingkan dengan Gambaran Penyakit yang dilaporkan Puskesmas ditahun 2011 nampaknya cenderung ada perubahan pola penyakit yang ada di Puskesmas baik dari segi jumlah maupun polanya meskipun tidak cukup signifikan. Perubahan yang paling menonjol adalah terhadap jumlah kasus. Pada tahun 2012 terjadi kenaikan kasus penyakit yang cukup signifikan. Secara Absolut jumlah kasus naik menjadi kasus dari kasus ditahun Ada kenaikan jumlah kasus sebesar kasus. Untuk itu perlu adanya kerjasama yang lebih baik lagi antara lintas sektor terkait agar target SPM menurunkan angka kesakitan menjadi <15 % agar dapat dicapai. Penyakit Menular Penyakit menular yang disajikan dalam bagian ini antara lain penyakit Malaria, TB-Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Kusta, Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial wabah, rabies, dan penyakit Filariasis. 30

47 1. Penyakit Malaria Penyakit Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Mimika. Beberapa tahun sebelumnya sampai dengan saat ini penyakit tersebut masih selalu masuk dalam urutan pertama dari 10 penyakit. Sangat dimungkinkan kondisi lingkungan dan iklim yang ada di Kabupaten Mimika menjadi potensi yang dapat memicu terjadinya kasus-kasus malaria yang ada, disamping kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan masih kurang. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan jumlah penderita dengan pemeriksaan sedian darah pada tahun 2012 sebanyak yang positif dari sedian darah yang diperiksa atau 46,9% dari keselurahan sediaan darah merupakan penderita malaria. Persentase kasus pada ke 13 puskesmas yang ada di Kabupaten Mimika, Puskesmas dengan jumlah penderita malaria terbanyak yaitu Puskesmas Timika dengan kasus sebanyak (46,3%) dan penderita malaria terendah yaitu Puskesmas Atuka 100 (0,09%). Angka CFR malaria Kabupaten Mimika pada tahun 2012 yaitu sebesar 0,01. Perkembangan penyakit malaria di Kabupaten Mimika tahun dapat dilihat di bawah ini: Tabel 10 Data Perkembangan Penderita Malaria Di Kabupaten Mimika Tahun No Tahun Klinis Penderita Positif Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada tabel 10 di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan penderita malaria di Kabupaten Mimika pada tahun Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan jumlah kasus malaria yaitu sebanyak kasus dari kasus pada tahun sebelumnya kini menjadi kasus. 2. Penyakit TB-Paru Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pengendalian maasalah Kasus penyakit TB-Paru yang klinis di Kabupaten Mimika pada tahun 2012 yaitu sebanyak 824 kasus. Dari jumlah pemeriksaan 31

48 laboratorium sebanyak 394 kasus yang sudah dipastikan positif berdasarkan pemeriksaan laboratorium dengan persentase kesembuhan 76,4 %. Dari 13 Puskesmas di Kabupaten Mimika puskesmas dengan kasus TB Paru (+) paling tinggi yaitu Puskesmas Timika dengan kasus sebanyak 260 (65,9%) dan yang paling rendah yaitu Puskesmas Agimuga dan Jita masing-masing dengan kasus sebanyak 1 (0,25%). Persentase Success Rate tertinggi yaitu Puskesmas Potowayburu dan Agimuga dengan kasus sembuh masingmasing sebanyak 1 (100%), sedangkan persentase Success Rate terendah yaitu Puskesmas Atuka dengan kasus sembuh sebanyak 3 (66,7%). Data perkembangan Kasus penyakit TB-Paru di Kabupaten Mimika tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 11 Perkembangan Jumlah Penderita TB-PARU Kabupaten Mimika Tahun No Tahun Penderita TB-Paru Klinis Positif Diobati Sembuh % Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Kab. Mimika Tahun Data yang terlihat pada tabel 11 di atas menunjukkan bahwa kasus TB-Paru klinis pada tahun 2012 terjadi penurunan dari kasus menjadi 824 kasus, tetapi disisi lain terjadi peningkatan pada kasus TB-Paru (+) dari 288 menjadi 394. Persentase kesembuhan terjadi peningkatan menjadi 63% pada tahun ini. 3. HIV/AIDS Penyakit yang disebabkan oleh virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan the acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) dikenal juga sebagai fenomena gunung es (iceberg fenomena). Berdasarkan data yang diperoleh dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Penderita HIV Kabupaten Mimika pada tahun 2012 sebanyak 170 kasus baru dan 281 kasus baru AIDS, Dengan kematian akibat AIDS sebanyak 39 kasus. Rincian kasus berdasarkan wilayah kerja puskesmas pada tahun 2012 dapat dilihat pada diagram di bawah ini: 32

49 Gambar 3 Jumlah Kasus HIV/AIDS Kabupaten Mimika Tahun 2012 Jita 1 Limau Asri Kwamki Timika Jaya Timika Ayuka Atuka Mapurujaya Wakia AIDS HIV Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada diagram di atas menunjukkan rincian kasus berdasarkan puskesmas. kasus HIV tertinggi terdapat pada Puskesmas Timika dengan jumlah kasus sebanyak 87 (51%) sedangkan yang terendah terdapat pada Puskesmas Atuka dan Agimuga dengan jumlah kasus masing-masing sebanyak 1 (0,5%). Kasus AIDS tertinggi terdapat pada Puskesmas Timika dengan jumlah kasus sebanyak 137 (48,7%) sedangkan yang terendah terdapat pada Puskesmas Ayuka dan wakia dengan jumlah kasus masing-masing sebanyak 1 (0,35%). Diperlukan komitmen yang kuat dan kesungguhan seluruh elemen masyarakat dan pemerintah agar masalah AIDS ini dapat segera dieliminir atau ditekan. Kesungguhan lembaga-lembaga terkait yang telah dibentuk didaerah yang bertugas menuntaskan masalah ini juga perlu ditingkatkan. KPA, Departemen Sosial, BNN, Departemen agama dan Dinas Kesehatan perlu membangun kerjasama yang kuat agar terjalin kesepahaman dan komitmen sehingga masalah AIDS di daerah ini bisa ditekan penyebarannya. 4. Penyakit Menular Melalui Hubungan Seksual (PMS) Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pengendalian masalah kesehatan selama tahun 2012 di Kabupaten Mimika terdapat 108 kasus Penyakit menular Seks (PMS). Dengan angka kesakitan sebesar 57 per penduduk. Keseluruhan kasus terdapat pada Puskesmas Timika. 33

50 5. Penyakit Kusta Penyakit Kusta merupakan masalah kesehatan yang berdampak sosial pada masyarakat. Adanya phobia atau ketakutan yang berlebihan dalam masyarakat terhadap penderita juga menambah persoalan baru. Ketakutan masyarakat yang berlebihan menyebabkan penderita Penyakit ini seringkali dikucilkan sehingga menambah beban sosial baru bagi pemerintah. Penyakit kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Microbacterium Leprae. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pengendalian masalah kesehatan pada tahun 2012 di Kabupaten Mimika terdapat 37 penderita kusta MB. Dari ke 13 puskesmas yang ada penderita kusta tertinggi yaitu terdapat di Puskesmas Timika dengan kasus sebanyak 35 (95%) dan penderita kusta terendah yaitu terdapat di Puskesmas Mapuru Jaya dengan kasus kusta sebanyak 2 (5%). Data perkembangan kasus kusta di Kabupaten Mimika tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 12 Data Perkembangan Kasus Kusta Di Kabupaten Mimika Tahun NO Tahun Jumlah Kasus N C D R Per Pddk 18/ Pddk 51/ Pddk 22/ Pddk 20/ Pddk Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada tabel 12 di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dan penurunan New Case Detection Rate (NCDR) atau angka penemuan kasus baru kusta dalam empat tahun terakhir. Pencapaian tertinggi yaitu pada tahun 2010 dengan jumlah kasus sebanyak 97 dan NCDR sebesar 51 per penduduk sedangkan pencapaian terendah yaitu pada tahun 2009 dengan jumlah kasus sebanyak 34 dan NCDR sebesar 18 per penduduk. 6. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Penyakit Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi dan anak balita. Kematian tersebut diakibatkan oleh penyakit Pneumonia yang tidak sempat ditolong secara dini atau karena tatalaksana perawatan yang tidak tepat. Penyakit ISPA ini juga termasuk urutan kedua (terbesar) dari sepuluh Pola penyakit di Kabupaten Mimika. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pelayanan kesehatan pada tahun 2012 terdapat (28,9%) kasus ISPA di kabupaten Mimika. Perkembangan kasus Infeksi Saluran Pernapasan 34

51 Akut (ISPA) Kabupaten Mimika tahun dapat dilihat pada diagram dibawah ini: Tabel 13 Perkembangan Kasus Insfeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Di Kabupaten Mimika Tahun NO Tahun Jumlah Penderita Angka Kesakitan Per Pddk 17,7 / Pddk 4,7 / Pddk 26 / Pddk 33,4/ Pddk Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada tabel 13 di atas menunjukkan bahwa terjadi kenaikan dan penurunan kasus ISPA pada empat tahun terakhir. Kasus ISPA tertinggi yaitu terdapat pada tahun 2012 dengan jumlah kasus sebanyak (28,9%) dari sepuluh besar penyakit, sedangkan kasus ISPA terendah yaitu terdapat pada tahun 2010 dengan jumlah kasus (15%) dari sepuluh besar penyakit. 7. Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) a) Tetanus Neonatorum Penyakit Neonatus Neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada bayi berusia kurang 1 bulan (neonatus) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yakni kuman yang mengeluarkan toksin/racun dan menyerang sistem syaraf pusat. Faktor yang menyebabkan resiko terjadinya Tetanus neonatorum antara lain adalah Ibu Hamil tidak mendapat imunisasi TT dan atau pemberian imunisasi yang tidak lengkap serta pertolongan persalinan tidak memenuhi syarat kesehatan. Pertolongan yang tidak dilakukan oleh Nakes sering menimbulkan kasus tetanus antara lain karena perawatan tali pusat yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Berdasarkan laporan dari Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan sejak tahun 2009 sampai dengan akhir tahun 2012 tidak ditemukan kasus Tetanus Neonatorum. Hal ini telah menunjukkan keberhasilan program pemberantasan penyakit menular. Namun tetap harus diwaspadai agar keadaan ini tetap dipertahankan sehingga kasus Tetanus Neonatorum tidak akan terjadi ditahun-tahun mendatang. b) Campak Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan dapat menyebabkan resiko kematian terutama pada anak balita. 35

52 Gambaran yang diperoleh dari laporan hasil kegiatan Surveilans di Kabupaten Mimika menunjukkan bahwa kasus campak setiap tahunnya semakin menurun. Hal ini dapat menunjukkan bahwa upaya menekan penyakit ini sekecil mungkin dengan imunisasi sudah dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan dari data yang diperoleh dari bidang pengendalian masalah kesehatan pada tahun 2012 Kabupaten Mimika terdapat 125 kasus campak. Perkembangan jumlah penderita campak dan angka kesakitan campak tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 14 Perkembangan Jumlah Penderita dan Angka kesakitan Campak Di Kabupaten Mimika Tahun No Tahun Jumlah Penderita Campak Angka Kesakitan Per Pddk 136 / Pddk 2 / Pddk - 66 / Pddk Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada tabel 14 di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah penderita campak yang signifikan yaitu sebanyak 125 kasus atau 66 per penduduk. c) Difteri Difteri termasuk penyakit menular yang kasusnya sangat jarang ditemukan di Kabupaten Mimika. Berdasarkan data dari bidang pengendalian masalah kesehatan sejak tahun 2009 sampai dengan akhir tahun 2012 tidak ditemukan kasus difteri. Hal ini telah menunjukkan keberhasilan program pemberantasan penyakit menular. Namun tetap harus diwaspadai agar keadaan ini tetap dipertahankan sehingga kasus difteri tidak ada ditahun-tahun mendatang. Seperti diketahui bahwa kasus difteri ini sangat tergantung atau dipengaruhi oleh keberhasilan program Imunisasi. Oleh karena itu pelayanan pencegahan penyakit difteri melalui imunisasi perlu tetap ditingkatkan. d) Pertusis (Batuk Rejan) Berdasarkan data dari bidang pengendalian masalah kesehatan sejak tahun 2009 sampai dengan akhir tahun 2012 tidak ditemukan kasus Pertusis. Hal ini telah menunjukkan keberhasilan program pemberantasan penyakit menular. Namun 36

53 tetap harus diwaspadai agar keadaan ini tetap dipertahankan sehingga kasus Pertusis tidak akan terjadi dtahun-tahun mendatang. e) Hepatitis B Berdasarkan data dari bidang pengendalian masalah kesehatan sejak tahun 2009 sampai dengan akhir tahun 2012 tidak ditemukan kasus Hepatitis B. Hal ini telah menunjukkan keberhasilan program pemberantasan penyakit menular. Namun tetap harus diwaspadai agar keadaan ini tetap dipertahankan sehingga kasus Hepatitis B tidak akan terjadi dtahun-tahun mendatang. f) Polio (AFP Acute Flaccid Paralysis) Acute Flaccid Paralysis (AFP) adalah kelompok penyakit dengan gejala yang bersifat akut yakni lumpuh layu dan bukan disebabkan oleh rudapaksa. Penyakit ini sering menyerang pada anak usia kurang dari 15 tahun. Kejadian AFP pada saat ini dipakai sebagai indikator untuk menilai keberhasilan program Eradikasi Polio (Erapo) melalui gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN). Penuntasan atau penghapusan penyakit polio ini adalah merupakan wujud dari kesepakatan global dalam pembasmian penyakit polio di dunia pada umumnya dan khususnya di Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pengendalian masalah kesehatan pada tahun 2012 di Kabupaten Mimika terdapat kasus AFP sebanyak 2 kasus pada Puskesmas Timika dan Limau asri dengan AFP Rate sebesar 3,85 per penduduk. Perkembangan kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) Kabupaten Mimika tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 15 Perkembangan Jumlah Kasus Acute Flacid Paralysis (AFP) Di Kabupaten Mimika Tahun No Tahun Jumlah Penderita AFP AFP Rate Per Pddk 0 / Pddk 7 / Pddk 2,1 / Pddk 3,85/ Pddk Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada table 15 di atas menunjukkan bahwa selama tiga tahun terakhir terjadi peningkatan dan penurunan kasus AFP. Kasus AFP tertinggi terjadi pada tahun 2010 dengan 37

54 kasus sebanyak 2 dengan AFR rate sebesar 7 per penduduk sedangkan terendah yaitu pada tahun 2009 yaitu tidak ditemukan kasus AFP. g) Tetanus Berdasarkan data dari bidang pengendalian masalah kesehatan sejak tahun 2009 sampai dengan akhir tahun 2012 tidak ditemukan kasus Tetanus. Hal ini telah menunjukkan keberhasilan program pemberantasan penyakit menular. Namun tetap harus diwaspadai agar keadaan ini tetap dipertahankan sehingga kasus Tetanus tidak akan terjadi di tahun-tahun mendatang. 8. Penyakit Potensi KLB (Wabah) Beberapa penyakit menular berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah antara lain Penyakit Diare, Demam Berdarah Dengue (DBD), Keracunan Makanan, Campak, Tetanus dll. a) Penyakit Diare Kasus penyakit Diare ini sering menyebabkan terjadinya KLB dan menunjukkan adanya peningkatan angka kesakitan dan kematian dari tahun ketahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pengendalian masalah kesehatan jumlah penderita Diare pada tahun 2012 seluruhnya berjumlah kasus dari jumlah tersebut diantaranya adalah anak Balita. Dari ke 13 puskesmas yang ada di Kabupaten Mimika puskesmas dengan jumlah penderita terbanyak yaitu Puskesmas Timika dengan jumlah kasus sebanyak (35,8%) sedangkan jumlah penderita terendah yaitu Puskesmas Agimuga dengan jumlah kasus sebanyak 36 (0,46%) (Lampiran Tabel 16). Perkembangan kasus dan angka kesakitan diare Kabupaten Mimika tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Gambar 4 Grafik Perkembangan Kasus Diare dan Angka Kesakitan Kabupaten Mimika Tahun jumlah kasus Angka kesakitan Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Kab. Mimika Tahun

55 Data yang terlihat pada diagram di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dan penurunan kasus diare pada empat tahun terakhir. Jumlah penderita diare terbanyak terjadi pada tahun 2010 dengan jumlah kasus sebanyak dengan angka kesakitan sebesar per penduduk sedangkan jumlah kasus terendah yaitu pada tahun 2009 dengan jumlah kasus sebanyak dengan angka kesakitan sebesar per penduduk. b) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Berdasarkan data dari bidang pelngendalian masalah kesehatan pada tahun 2012 jumlah kasus DBD secara keseluruhan ada 13 kasus dengan penanganan kasus 100%. Sedangkan dari laporan surveilans dari ke 13 puskesmas yang ada yang terkena Kejadian Luar Biasa (KLB) pada tahun 2012 adalah Puskesmas Timika dengan jumlah penderita sebanyak 13 kasus dengan persentase angka CFR (0%) dan angka insiden rate sebesar 6,9 per penduduk (Lampiran Tabel 23). Perkembangan kasus dan angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) Kabupaten Mimika tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Gambar 5 Grafik Perkembangan Kasus dan Insiden Rate DBD Kabupaten Mimika Tahun ,4 8 6, Jumlah kasus Insiden rate Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada grafik di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2012 dari 8 kasus pada tahun sebelumnya menjadi 13 kasus dengan angka insiden rate sebesar 6,9 per penduduk. 39

56 c) Penyakit Rabies Penyakit Rabies atau penyakit anjing gila yang jika tidak segera dilakukan pengobatan akan berakibat pada kematian. Namun gambaran jumlah penderita penyakit rabies tidak diketahui oleh karena sarana dan prasarana laboratorium yang memang tidak ada di Kabupaten sehingga tidak ada kasus yang dilaporkan adalah. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pengendalian masalah kesehatan pada tahun 2012 tidak terdapat kasus rabies di kabupaten Mimika. d) Penyakit Filariasis Penyakit Filariasis (Kaki Gajah) merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filarial pada kelenjar/saluran getah bening yang dapat menimbulkan gejala klinik akut berupa demam berulang dan gejala klinik kronik berupa elephantiasis tungkai serta hidrokel. Penyakit ini dapat menurunkan produktifitas kerja terutama pada stadium kronik elephantiasis. Berdasarkan data dari bidang pengendalian masalah kesehatan pada tahun 2012 di Kabupaten Mimika terdapat 10 kasus. Terjadi penurunan kasus dari tahu sebelumnya sebanyak 29 kasus. Penderita filariasis seluruhnya terdapat pada Puskesmas Limau Asri dengan jumlah kasus sebanyak 10 (100%) (Lampiran Tabel 25). Perkembangan jumlah penderita dan angka kesakitan filariasis Kabupaten Mimika tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 16 Jumlah Penderita dan Angka Kesakitan Filariasis Di Kabupaten Mimika Tahun NO Tahun Jumlah Penderita Angka Kesakitan Per Pddk 11 / Pddk 28 / Pddk 21 / Pddk 5 / Pddk Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada tabel 16 di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dan penurunan kasus filariasis selama tiga tahun terakhir. Jumlah penderita terbanyak terjadi pada tahun 2010 dengan jumlah kasus sebanyak 53 dan angka kesakitan sebesar 28 per penduduk sedangkan jumlah penderita terendah terjadi pada tahun 2012 dengan jumlah penderita 40

57 sebanyak 10 dan dengan angka kesakitan sebesar 5 per penduduk. C. STATUS GIZI Status gizi adalah keadaan gizi seseorang yang dapat dinilai dengan cara membandingkan dengan standar yang telah ditentukan untuk mengetahui apakah seseorang itu normal atau gizinya bermasalah. Status Gizi seseorang erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan secara umum, karena merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi secara langsung serta dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan individual. Bahkan status gizi janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi yang sedang menyusui sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil dan ibu menyusui. Beberapa indikator dapat digunakan untuk mengukur status gizi masyarakat antara lain : persentase bayi dengan Berat badan Lahir Rendah (BBLR), Persentase Balita Gizi Baik, Persentase Wanita Usia Subur (WUS) yang Kurang Energi Kronis (KEK), Prevalensi Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (Gaky) dan Prevalensi Anemi Gizi tertentu, dan persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronis. 1. Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR < 2500 gram) Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pelayanan kesehatan pada tahun 2012 di Kabupaten Mimika terdapat 56 bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Dari 13 puskesmas yang ada jumlah kasus BBLR terbanyak terdapat pada Puskesmas Timika dengan jumlah kasus sebanyak 20 (1,7%) sedangkan jumlah kasus BBLR terendah yaitu terdapat pada Limau Asri 1 (0,9%) (Lampiran Tabel 26). Perkembangan jumlah bayi lahir hidup dan persentase Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Kabupaten Mimika tahun dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Gambar 6 Perkembangan Jumlah Bayi Lahir Hidup dan Persentase BBLR Kabupaten Mimika Tahun ,4 2,7 4,2 2, Lahir Hidup BBLR % Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun

58 Data yang terlihat pada diagram di atas menunjukkan bahwa dalam empat tahun terakhir terjadi peningkatan dan penurunan jumlah kelahiran hidup dan kasus BBLR. Jumlah kelahiran hidup pada tahun 2012 sebanyak dengan Kasus BBLR sebanyak 56 (2,9%). Kasus BBLR tertinggi terjadi pada tahun 2009 dengan jumlah kasus sebanyak 57 (4,4%) dengan jumlah bayi lahir hidup sebanyak bayi sedangkan jumlah kasus BBLR terendah terjadi pada tahun 2010 dengan jumlah kasus sebanyak 37 (2,7%) dengan jumlah bayi lahir hidup sebanyak bayi. 2. Status Gizi Anak Balita Gambaran status gizi anak balita di Kabupaten Mimika diperoleh melalui Survei/Pemantauan Status Gizi (PSG) berdasarkan Berat Badan dan Umur yang dilaksanakan setiap tahunnya terhadap sampel pada anak balita. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pelayanan kesehatan hasil PSG pada tahun 2012 status anak balita yang mempunyai gizi baik dari ke 13 puskesmas yang ada di Kabupaten Mimika puskesmas dengan persentase tertinggi terdapat pada Puskesmas Kokonao 100% (442 balita), Potowayburu 100% (219 balita) dan Jila 100% (427 balita) sedangkan persentase terendah terdapat pada Puskesmas Jita 77,1% (108 balita) (Lampiran Tabel 27). Untuk rinciannya dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Gambar 7 Persentase Status Gizi Anak Balita Kabupaten Mimika Tahun 2012 Gizi buruk 0,2% Gizi kurang 2,6% Gizi baik 97,2% 0,0% 20,0% 40,0% 60,0% 80,0% 100,0% 120,0% Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada diagram di atas menunjukkan hasil PSG pada tahun 2012 di Kabupaten Mimika yaitu gizi baik sebanyak (97,2%) gizi kurang sebanyak 482 (2,6%) dan gizi buruk sebanyak 40 (0,2 %). 42

59 Upaya yang telah dilakukan selama ini dalam penanganan gizi balita yaitu pelacakan dan pemeriksaan kesehatan. Diharapkan melalui interfensi tersebut anak yang menderita gizi buruk status gizinya dan kesehatannya akan semakin baik. Untuk itu secara kontinyu dilakukan pemantauan perkembangan berat badannya oleh tenaga kesehatan yang ada dilapangan. 3. Status Gizi Ibu Hamil Masalah gizi pada ibu hamil juga merupakan salah satu perhatian utama pemerintah dibidang kesehatan. Kekurangan zat gizi mikro sering dijumpai pada ibu hamil. Kekurangan gizi tersebut antara lain anemia gizi besi, defisiensi Iodium, kurang energi kalori (KEK). Dampak yang dapat ditimbulkan akibat kekurangan gizi tersebut dapat berupa bayi yang dilahirkan dengan berat badan rendah (BBLR), tingkat kecerdasan yang rendah, serta dapat meningkatkan kematian bayi dan ibu serta masalah lainnya. Data yang diperoleh dari bidang pelayanan kesehatan persebaran kasus Kekurangan Energi Kalori (KEK) di Kabupaten Mimika Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 17 Jumlah Kasus Kurang Energi Kalori (KEK) Kabupaten Mimika Tahun 2012 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH IBUHAMIL JUMLAH KASUS KEK % 1 Mimika Barat Kokonao Mimika Barat Tengah Wakia ,17 3 Mimika Barat Jauh Potowayburu Mimika Timur Mapurujaya Mimika Timur Tengah Atuka ,3 6 Mimika Timur Jauh Ayuka ,77 7 Mimika Baru Timika ,27 Timika Jaya ,75 Kwamki ,37 8 Kuala Kencana Limau Asri ,42 9 Tembagapura 10 Agimuga Agimuga ,4 11 Jita Jita ,72 12 Jila Jila JUMLAH (KAB/KOTA) ,54 Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2012 di Kabupaten Mimika terdapat kasus Kurang Energi Kalori (KEK) sebanyak 744 (18,54%). Jumlah kasus tertinggi terdapat pada Puskesmas Timika dengan kasus sebanyak 415 (10,27%) sedangkan jumlah kasus terendah 43

60 terdapat pada Puskesmas Mapurujaya dengan jumlah kasus sebanyak 4 (0,1%). Pada tahun ini juga terdapat 3 puskesmas yang tidak terjadi kasus Kurang Energi Kalori (KEK) di wilayah kerjanya yaitu puskesmas Kokonao, Potowayburu dan Jila. Jila Jita Agimuga Limau Asri Kwamki Timika Jaya Timika Ayuka Atuka Mapurujaya Potowayburu Wakia Kokonao 0,40% 0,42% 0,37% 0,10% Gambar 8 Persentase Kasus Kurang Energi Kalori (KEK) Kabupaten Mimika Tahun ,17% 0,72% 0,77% 2,75% 2,30% 10,27% 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Ibu KEK adalah ibu yang ukuran LILAnya, 23,5 cm dan dengan salah satu atau beberapa kriteria sebagai berikut: a) Berat badan ibu sebelum hamil <42 kg. b) Tinggi badan ibu <145 cm. c) Berat badan ibu pada trimester III <45 kg. d) Indeks masa tubuh (IMT) sebelum hamil <17,00. e) Ibu menderita anemia (Hb <11 gr %). Kondisi Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil mempunyai dampak kesehatan terhadap ibu dan anak dalam kandungan, antara lain meningkatkan risiko bayi dengan berat lahir rendah, keguguran, kelahiran premature dan kematian pada ibu dan bayi baru lahir. Upaya penanggulangan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah status gizi ibu hamil adalah dengan melakukan deteksi dini Kurang Energi Kalori (KEK) memakai pita LILA, menimbang, Suplementasi TTD (Fefolate) selama 90 hari dan 40 hari pada masa nifas, suplementasi kapsul yodium pada kecamatan endemik sedang dan berat (1 kali untuk bumil dan 2 kali untuk buteki) dan test Hb (untuk daerah endemik malaria). 44

61 D. KEADAAN LINGKUNGAN 1. Rumah Sehat Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga sedangkan Rumah sehat adalah bangunan rumah tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dengan kriteria minimal akses air minum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi dan pencahayaan (Kepmenkes Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan dan Permenkes Nomor 1077/PER/V/MENKES/2011 tentang pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah). Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pengendalian masalah keseshatan jumlah rumah sehat Kabupaten Mimika pada tahun 2012 yaitu sebanyak rumah (69,7%) dari rumah yang diperiksa. Persentase rumah sehat Kabupaten Mimika berdasarkan puskesmas dapat dilihat pada diagram di bawah ini : 70,6% Gambar 9 Persentase Rumah Sehat Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Kokonao 62,4% 84,7% 12,5% 18,1% 62,9% 72,4% 8,1% Wakia Potowayburu Mapurujaya Atuka Ayuka Timika Timika Jaya Kwamki Limau Asri Agimuga Jita Jila Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang dilihat pada diagram di atas menunjukkan bahwa persentase tertinggi rumah sehat terdapat pada Puskesmas Timika Jaya yaitu sebesar 84,7% (3.919 rumah yang sehat dari rumah yang diperiksa) sedangkan persentase terendah terdapat pada Puskesmas Ayuka yaitu dengan persentase sebesar 8,1% (30 rumah yang sehat dari 372 rumah yang diperiksa). 2. Sarana Air Bersih Air minum yang berkualitas (layak) adalah air minum yang terlindung meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, Penampungan Air Hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa, yang jarak minimal 10 meter dari pembuangan kotoran, penampungan limbah, dan pembuangan sampah. Tidak 45

62 termasuk air kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pengendalian masalah kesehatan pada tahun 2012 di Kabupaten Mimika persentase keluarga yang memiliki sarana air bersih yaitu sebesar 63,9% (7.658 keluarga dari keluarga yang diperiksa). Terjadi penurunan dari pencapaian tahun sebelumnya yang sebesar 87,5% menjadi 63,9%. Dari keluarga tersebut terbagi dalam berbagai jenis sarana air bersih yaitu kemasan, ledeng, SPT, SGL, mata air, PAH dan lainnya. Persentase dari jenis-jenis sarana air bersih dirinci pada diagram di bawah ini : Gambar 10 Persentase Jenis Sarana Air Bersih Kabupaten Mimika Tahun ,5% 0,1% 11,6% 4,8% Kemasan Ledeng SPT SGL 18,9% Mata Air PAH 3,1% Lainnya Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang dilihat pada diagram di atas menunjukkan bahwa persentase sarana air bersih tertinggi yang digunakan masyarakat adalah Penampungan Air Hujan (PAH) yaitu dengan persentase sebesar 25,5% (3.050 keluarga dari keluarga yang diperiksa) kemudian pada peringkat terbanyak kedua yaitu Sumur gali terlindung (SGL) yaitu dengan persentase sebesar 18,9% (2.364 keluarga dari keluarga yang diperiksa) kemudian pada peringkat terbanyak ketiga yaitu Ledeng sebesar 11,6% (1.391 keluarga dari keluarga yang diperiksa). Pada urutan ke empat, lima dan enam yaitu SPT sebesar 4,8%, Mata Air sebesar 3,1% dan Sumber air bersih lainnya sebesar 0,1%. 3. Kepemilikan Sanitasi Dasar Sanitasi dasar yang dimaksud disini adalah jamban dengan syarat kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tanki septik (septic tank), tempat sampah dan Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) yang digunakan sendiri atau bersama. Bila ketiga sanitasi dasar ini tidak ada atau tidak memenuhi syarat kesehatan maka dapat menimbulkan penyakit pada masyarakat. 46

63 Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pengendalian masalah kesehatan pada tahun 2012 jamban sehat mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang dari 55% menjadi 77,4%, tempat sampah sehat mengalami peningkatan dari 59% menjadi 75% serta pengelolaan air limbah juga mengalami kenaikan dari 58% menjadi 73,1%. Perkembangan persenatase sanitasi dasar Kabupaten Mimika tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini: 300,0% Gambar 11 Persentase Sanitasi Dasar Kabupaten Mimika Tahun ,0% 200,0% 150,0% 100,0% 50,0% 101,0% 72,9% 86,2% 45,2% 71,1% 74,6% 58,0% 73,1% 59,0% 75,0% 55,0% 77,4% 0,0% Jamban Tempat Sampah Pengelolaan Air limbah Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada diagram diatas menunjukkan bahwa persentase jamban sehat tertinggi terdapat pada tahun 2009 dengan persentase csebesar 86,2% sedangkan terendahnya yaitu pada tahun 2011 yaitu sebesar 55%. Persentase tempat sampah sehat tertinggi yaitu terdapat pada tahun 2012 yaitu dengan persentase sebesar 75% sedangkan terendahnya yaitu pada tahun 2011 yaitu sebesar 59%. Persentase pengelolaan air limbah sehat tertinggi yaitu terdapat pada tahun 2009 dengan persentase sebesar 101 % sedangkan terendahnya terdapat pada tahun 2010 yaitu dengan persentase sebesar 45,2%. 4. Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti terminal, pasar, pertokoan, depot air isi ulang, jasa boga, tempat wisata, kolam renang, tempat ibadah, restoran dan lain-lain. TTU sehat adalah TTU yang telah terdaftar, dibina dan dinilai telah memenuhi syarat kesehatan dan bertujuan untuk mewujudkan kondisi tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan agar masyarakat pengunjung terhindar dari kemungkinan bahaya penularan penyakit serta tidak menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat di sekitarnya. 47

64 Berdasarkan data dari bidang pengendalian masalah kesehatan Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) sehat Kabupaten Mimika pada tahun 2012 yaitu sebesar 73%. Rincian persentase Tempat Umum dan Pengelolaan makanan (TUPM) Kabupaten Mimika pada tahun 2012 dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Gambar 12 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Kabupaten Mimika Tahun ,0% 93,1% Hotel Restoran/R-Makan Pasar TPUM lainnya 61,6% Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada diagram di atas menunjukkan bahwa persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) sehat tertinggi yaitu hotel dengan persentase sebesar 93,1% (27 hotel yang sehat dari 29 hotel yang diperiksa). Urutan kedua dan ketiga yaitu TUPM lainnya dengan persentase sebesar 77% (472 TUPM yang sehat dari 613 TUPM yang diperiksa) dan Sedangkan persentase terendah yaitu pasar dengan persentase sebesar 0% (0 pasar yang sehat dari 6 pasar yang diperiksa). 5. Institusi yang Dibina Kesehatan Lingkungannya Sesuai petunjuk teknis SPM, pelayanan kesehatan lingkungan (institusi yang dibina) adalah unit kerja yang dalam memberikan pelayanan/jasa, potensial menimbulkan resiko/dampak kesehatan mencakup RS, puskesmas, sekolah, instalasi pengolahan air minum, perkantoran, industri rumah tangga dan industri kecil serta tempat penampungan pengungsi. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pengendalian masalah kesehatan jumlah institusi yang ada di Kabupaten Timika pada tahun 2012 sebanyak 599 institusi dan yang dibina sebanyak 486 institusi (81,1%) bila di bandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan pencapaian sebesar 6,1%. Rincian persentase institusi yang dibina kesehatan lingkungannya Kabupaten Mimika tahun 2012 dapat dilihat pada diagram di bawah ini: 48

65 Gambar 13 Persentase Institusi Dibina Lingkungannya Kabupaten Mimika Tahun 2012 Sarana Lain 0,0% Perkantoran 78,8% Sarana Ibadah 61,1% Sarana Pendidikan Instalasi Air Bersih Sarana Yankes 97,0% 94,4% 100,0% 0,0% 20,0% 40,0% 60,0% 80,0% 100,0% Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada diagram di atas menunjukkan bahwa persentase institusi dibina lingkungannya tertinggi adalah sarana pelayanan kesehatan dengan persentase sebesar 100% (60 sarana dibina dari 60 sarana pelayanan kesehatan yang ada) sedangkan persentase terendah yaitu sarana ibadah dengan persentase sebesar 61,1% (124 sarana dibina dari 203 sarana ibadah yang ada). 49

66 BAB V SITUASI UPAYA KESEHATAN Dalam rangka untuk mewujudkan Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Mimika yaitu Menciptakan masyarakat Mimika yang sehat dan mandiri ditahun 2013 yang diwujudkan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang perilaku hidup sehat, lingkungan sehat dan kondusif serta akses terhadap layanan kesehatan yang mudah, murah dan memadai, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini akan diuraikan gambaran situasi upaya pelayanan kesehatan khususnya yang dilaksanakan pada tahun A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Upaya kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Kesehatan Ibu dan Bayi Untuk pertumbuhan bayi dan perkembangan anak, peran seorang ibu sangat besar. Gangguan kesehatan yang dialami Ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya. Oleh karena itu, pelayanan kesehatan ibu khususnya selama kehamilannya harus diperhatikan dan sesuai dengan standar pelayanan yang ada. a) Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) Masa hamil merupakan masa yang rawan kesehatan, baik kesehatan ibu yang mengandung maupun janin yang dikandungnya sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur. Hal ini dilakukan guna menghindari gangguan sedini mungkin dari segala sesuatu yang membahayakan terhadap kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama kehamilannya seperti pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) serta pemberian tablet besi sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan Promotif dan Preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. 50

67 Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pelayanan kesehatan pada tahun 2012 di Kabupaten Mimika Angka cakupan K1 sebesar 44,2%(1780 ibu hamil), sedangkan Cakupan K4 sebesar 46,4%(1867 ibu hamil) dari total jumlah ibu hamil sebesar Apabila dibandingkan dari data tahun lalu baik cakupan K1 maupun K4 terjadi penurunan hal ini dapat dilihat pada tahun 2011 cakupan K1 sebesar 81,2%(3.403 ibu hamil) sedangkan cakupan K4 sebesar 48%(2.006 ibu hamil) dari total jumlah ibu hamil sebanyak Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pelayanan kesehatan juga dari ke 13 puskesmas yang ada puskesmas yang memiliki persentase cakupan K1 tertinggi yaitu Puskesmas Agimuga dengan persentase sebesar 88,9%(16 ibu hamil dari 18 ibu hamil yang ada) dan Puskesmas dengan persentase cakupan K1 terendah yaitu Puskesmas Kwamki dengan persentase sebesar 6,1%(32 ibu hamil dari 521 ibu hamil yang ada) sedangkan persentase cakupan K4 tertinggi yaitu Puskesmas Limau Asri dengan persentase sebesar 102,3%(135 ibu hamil dari 132 ibu hamil yang ada) kelebihan persentase ini disebabkan oleh adanya perpindahan domisili ibu hamil dari luar wilayah kerja Puskesmas Limau Asri dan persentase cakupan K4 terendah yaitu Puskesmas Jila dengan persentase sebesar 0% (tidak ada ibu hamil yang tercakup dari 84 ibu hamil yang ada) (Lampiran Tabel 28). Perkembangan Persentase cakupan K1 dan K4 Kabupaten Mimika tahun dapat dilihat pada diagram di bawah ini: 51

68 Gambar 14 Persentase Cakupan K1 dan K4 Kabupaten Mimika Tahun % 104% 100% 76% 81% 50% 33% 26% 48% 46% 44% 0% K1 K4 Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada diagram di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dan penurunan cakupan K1 dan K4 selama empat tahun terakhir. Cakupan K1 tertinggi tercapai pada tahun 2009 dengan hasil cakupan sebesar 104%sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2012 dengan hasil cakupan sebesar 44%. Cakupan K4 tertinggi tercapai pada tahun 2011 dengan hasil cakupan sebesar 48% sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2010 dengan hasil cakupan sebesar 26%. Bila diperhatikan terjadi penurunan pencapaian target pada tahun ini, berdasarkan target SPM K4 pada tahun ini yaitu sebesar 50%. b) Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Pertolongan persalinan adalah pertolongan ibu bersalin disuatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang mendapatkan pelayanan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompoten. Seperti diketahui bahwa komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa disekitar persalinan yang hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang profesional. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pelayanan kesehatan pada tahun 2012 di Kabupaten Mimika jumlah ibu bersalin sebanyak 3.840, yang di tolong tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan sebanyak 50,7%(1.919 ibu bersalin). Persentase ini mengalami penurunan dari tahun lalu yang mencapai 58,7%(2.347 ibu bersalin). 52

69 Jumlah persalinan ditolong tenaga kesehatan atau yang mempunyai kompetensi kebidanan berdasarkan puskesmas tahun 2012 dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Gambar 15 Jumlah Persalinan Ditolong Nakes Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Jila Jita Agimuga Limau Asri Kwamki Timika Jaya Timika Ayuka Atuka Mapurujaya Potowayburu Wakia Kokonao Persalinan Ditolong NAKES Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihatpada diagram di atas menunjukkan bahwa dari ke 13 puskesmas yang ada cakupan ibu bersalin yang ditolong tenaga kesehatan tertinggi terdapat pada Puskesmas Atuka dengan cakupan sebesar 60 (93%) sedangkan yang terendah terdapat pada Puskesmas Potowayburu, yaitu tidak terdapat ibu bersalin yang ditolong tenaga kesehatan (Lampiran Tabel 28). Persentase perkembangan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan pada Kabupaten Mimika tahun dapat dilihat pada diagram di bawah ini: 53

70 Gambar 16 Persentase Perkembangan BULIN Ditolong NAKES Kabupaten Mimika Tahun % 60% 50% 50% 40% 30% 20% 10% 34% 31% 0% BULIN Ditolong NAKES Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada diagram di atas menunjukkan bahwa selama empat tahun terakhir terjadi peningkatan dan penurunan persentase cakupan pencapaian ibu bersalin yang ditolong tenaga kesehatan. Persentase tertinggi tercapai pada tahun 2011 dengan besar cakupan sebesar 59% sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2010 dengan besar cakupan sebesar 31%. Dari diagram tersebut menunjukkan terjadinya penurunan capaian pada tahun 2012 dari tahun sebelumnya dengan selisih 9%. c) Rujukan Kasus Risti dan Penanganan Komplikasi Ibu hamil yang memiliki resiko tinggi (Risti) sangat memerlukan penanganan pelayanan kesehatan secara khusus dan kontinyu. Namun karena terbatasnya kemampuan serta sarana dan prasarana sering menyulitkan petugas untuk memberikan pelayanan yang optimal. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut alternatif yang selalu dilakukan adalah merujuk ke unit pelayanan yang lebih memadai. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pelayanan kesehatan pada tahun 2012 di Kabupaten Mimika terdapat 4024 ibu hamil dengan 805 ibu hamil mengalami komplikasi kebidanan, yang berhasil di tangani di puskesmas sebesar 480 atau 59,6 % dan selebihnya 39,1 % dirujuk ke Rumah Sakit. Tahun ini juga mengalami penurunan dibandingkan dengan data tahun lalu. Jumlah neonatal resiko tinggi/komplikasi pada tahun 2012 adalah sebanyak 547, dari jumlah tersebut yang berhasil ditangani sebanyak 98 (17,9%) ibu neonatus komplikasi yang ditangani. 54

71 d) Kunjungan Neonatus (KN1 dan KN Lengkap) Cakupan Kunjungan Neonatus (KN) adalah persentase Neonatal (bayi kurang dari satu bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal dua kali dari tenaga kesehatan, satu kali pada umur 0 7 hari (KN1) dan satu kali pada umur 8 28 hari (KN2) dan ini digunakan untuk melihat jangkauan dan kualitas pelayanan Neonatal. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi); pemberian vitamin K; manajemen terpadu balita muda (MTBM) dan penyuluhan perawatan neonatus dirumah dengan menggunakan buku KIA. Berdasarkan data dari bidang pelayanan kesehatan jumlah kunjungan Neonatus KN1 yang ada di Kabupaten Mimika pada tahun 2012 sebanyak (79,1%) dengan jumlah kunjungan Neonatus (KN lengkap) sebesar 329 (17%) dari bayi lahir hidup. Cakupan Neonatal (KN-1) tertinggi terdapat pada Puskesmas Potowayburu dengan cakupan sebesar 122% sedangkan yang terendah terdapat pada Puskesmas Jila sebesar 29 % (Lampiran Tabel 36). Berikut ini adalah gambaran perkembangan cakupan Kunjungan Neonatus di Kabupaten Mimika sejak tahun sebagai berikut ini : Gambar 17 Persentase Perkembangan Cakupan KN1 dan KN Lengkap Kabupaten Mimika Tahun % 100% 80% 60% 55% 105% 99% 84% 68% 79% 40% 20% 0% 8% KN1 KN Lengkap 17% Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada diagram di atas menunjukkan bahwa persentase KN1 tertinggi tercapai pada tahun 2010 yaitu sebesar 55

72 105% sedangkan persentase KN1 terendah tercapai pada tahun 2009 yaitu sebesar 55%. Persentase KN lengkap tertinggi tercapai pada tahun 2010 yaitu sebesar 99% sedangkan persentase KN Lengkap terendah tercapai pada tahun 2009 yaitu sebesar 8%. e) Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pelayanan kesehatan jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan tablet Fe pada tahun 2012 adalah sebagai berikut untuk tablet Fe1 sebanyak (86,8%) dan tablet Fe3 sebanyak (52,2%). Jika dibandingkan dengan tahun lalu cakupan Fe1 terjadi kenaikan sebesar 0,8% dan tablet Fe3 terjadi kenaikan sebesar 0,2%. Cakupan Fe1 tertinggi terdapat pada Puskesmas Agimuga dengan cakupaan sebesar 233% dan cakupan Fe3 tertinggi terdapat juga di Puskesmas Limau Asri dengan besar cakupan sebesar 306%. Sedangkan cakupan Fe1 terendah terdapat pada Puskesmas Atuka dengan cakupan sebesar 10% dan cakupan Fe3 terendah terdapat pada Puskesmas Jila dengan cakupan sebesar 19% (Lampiran Tabel 30). Rincian persentase cakupan Fe1 dan Fe3 berdasarkan Puskesmas Kabupaten Mimika tahun 2012 dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Gambar 18 Persentase Cakupan Fe1 Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun ,0% 19,0% 24,1% 184,4% Kokonao Wakia 233,3% 102,5% 67,0% Potowayburu Mapurujaya Atuka 82,6% 30,3% 116,5% 93,2% 159,1% 94,0% Ayuka Timika Timika Jaya Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun

73 Gambar 19 Persentase Cakupan Fe3 Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun ,0% 17,2% 53,3% 25,0% Kokonao 103,3% 64,0% Wakia 188,9% 95,5% Potowayburu Mapurujaya 97,7% 100,5% 136,4% Atuka Ayuka Timika 11,9% 43,1% Timika Jaya Kwamki Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Persentase Perkembangan Fe1 dan Fe3 Kabupaten Mimika tahun dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Gambar 20 Persentase Perkembangan Cakupan Fe1 dan Fe3 Kabupaten Mimika tahun ,0% 80,0% 60,0% 40,0% 56,0% 32,0% 36,0% 32,0% 86,0% 86,8% 52,0% 52,2% 20,0% 0,0% FE1 FE3 Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada diagram di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dan penurunan cakupan Fe1 dan Fe3 selama empat tahun terakhir. Persentase Fe1 tertinggi tercapai pada tahun 2012 yaitu 86,6% dan persenatse Fe1 terendah tercapai pada tahun 2010 yaitu 36% sedangkan persentase Fe3 tertinggi tercapai pada tahun 2012 yaitu 52,2% dan persentase Fe3 terendah tercapai pada tahun 2009 dan tahun 2010 yaitu 32%. Diagram tersebut juga menunjukkan adanya peningkatan capaian pada tahun 2012 dari pada tahun sebelumnya. 57

74 2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Keberhasilan program KB dapat diketahui dari beberapa indikator yaitu pencapaian target KB Baru, cakupan peserta KB Aktif terhadap Pasangan Usia Subur (PUS) dan persentase peserta KB aktif metoda kontrasepsi terpilih (MKET). Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pembedayaan Perempuan pada tahun 2012 di Kabupaten Mimika Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) terdapat pasangan dengan capaian peserta KB baru sebanyak (6,5 %) dengan capaian peserta KB aktif sebesar (37,5 %). Hal ini dapat dilihat bahwa jumlah capaian peserta KB aktif pada tahun ini mengalami peningkatan dari pada tahun lalu sebesar 9 %. Persentase Perkembangan capaian KB baru dan KB aktif Kabupaten Mimika tahun dapat dilihat pada diagram di bawah ini: S u m 50,0% b e 40,0% r 30,0% : 20,0% K 10,0% 0,0% Gambar 21 Persentase Perkembangan Capaian KB Baru dan KB Aktif Kabupaten Mimika Tahun ,0% 43,0% 12,3% 37,6% 28,5% 7,1% 6,5% ,5% KB Baru KB Aktif Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada diagram di atas menunjukkan bahwa selama empat tahun terjadi peningkatan dan penurunan hasil capaian KB baru dan KB aktif. Persentase KB baru tertinggi tercapai pada tahun 2010 yaitu sebesar 12,3% dan persentase KB baru terendah tercapai pada tahun 2009 yaitu sebesar 4% sedangkan persentase KB Aktif tertinggi tercapai pada tahun 2009 yaitu sebesar 43% dan persentase KB aktif terendah tercapai pada tahun 2011 yaitu sebesar 28,5%. 3. Pelayanan Imunisasi Program imunisasi bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit menular dan menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Kegiatan imunisasi rutin yang selama ini dilaksanakan meliputi pemberian imunisasi 58

75 anak umur 0 1 tahun (BCG, DPT, Polio, Campak, HB) imunisasi wanita subur/ibu hamil (TT) dan imunisasi anak SD (kelas 1:DT dan kelas 2-3:TT) sedangkan kegiatan imunisasi tambahan dilakukan atas dasar ditemukannya masalah seperti Desa Non UCI, potensi/risti KLB, ditemukan/diduga adanya virus polio liar atau kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan tehnis. Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi PD3I. Indikator program imunisasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian Indonesia Sehat 2010 adalah persentase Desa yang mencapai Universal Child Immunization (UCI). Desa yang mencapai UCI adalah Desa yang cakupan imunisasi campaknya >80. Berdasarkan data dari bidang pengendalian masalah kesehatan persentase capaian Universal Child Immunization (UCI) Kabupaten Mimika pada tahun 2012 dari 85 desa/kelurahan yang ada sebanyak 44,7% (38 desa/kelurahan yang telah mencapai UCI) persentase capaian UCI terdapat di Puskesmas Potowayburu, Atuka, Ayuka dengan Puskesmas Timika Jaya sebesar 60 % sedangkan sedangkan capaian UCI terendah pada Puskesmas Jila sebesar 0 % tidak memasukkan laporan (Lampiran Tabel 38). Persentase perkembangan capaian Universal Child Immunization (UCI) Kabupaten Mimika tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Gambar 22 Persentase Perkembangan Capaian Desa/Kelurahan UCI Kabupaten Mimika Tahun ,0% 52,0% 49,0% 44,7% 40,0% 31,0% 20,0% 0,0% % UCI Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Kab. Mimika Tahun

76 Data yang terlihat pada diagram di atas menunjukkan bahwa persentase UCI tertinggi tercapai pada tahun 2010 dengan persentase capaian sebesar 52% (45 desa/kelurahan yang telah mencapai UCI) sedangkan persentase UCI terendah terjadi pada tahun 2009 dengan persentase capaian sebesar 31% (27 desa/kelurahan yang telah mencapai UCI). Persentase UCI padatahun 2012 mengalami penurunan pencapaian dari tahun sebelumnya. 4. Pelayanan Prausila dan Usila Pelayanan kesehatan juga dilakukan secara khusus kepada kelompok Pra Usila dan Usia Lanjut. Kelompok usia ini biasanya banyak mengalami gangguan kesehatan degeneratif dan fungsi tubuh lainnya. Upaya Pelayanan Kesehatan Usila selama ini dilaksanakan melalui pembinaan dan pelayanan kesehatan di Posyandu Lansia. Kegiatan yang dilakukan antara lain : penimbangan, pelayanan kesehatan, dan penyuluhan. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pelayanan kesehatan cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut di kabupaten mimika pada tahun 2012 yaitu sebesar (44,9%) dari total Jumlah Usia Lanjut sebanyak 15,471. Hal ini terjadi peningkatan Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut yang sangat signifikan dibandingkan pada tahun 2011 sebanyak 596 (4%). Persentase Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut berdasarkan Puskesmas tahun 2012 dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Gambar 23 Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Kabupaten Mimika Tahun ,4% 89,3% 127,6% 42,4% 8,1% 56,7% 50,5% 96,9% Kokonao Wakia Potowayburu Mapurujaya Atuka Ayuka Timika Timika Jaya Kwamki Limau Asri Agimuga Jita Jila Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada diagram di atas menunjukkan bahwa cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut terdapat pada Puskesmas Agimuga dengan persentase cakupan sebesar 441,4% (309 usila yang 60

77 mendapat pelayanan kesehatan) sedangkan cakupan terendah terdapat pada Puskesmas Kwamki dengan cakupan sebesar 8,1% (162 usila yang mendapat pelayanan kesehatan). 5. Pelayanan Gigi dan Mulut Upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu bagian dari program yang dilaksanakan di Puskesmas. Jumlah pelayanan dasar gigi pada tahun 2012 sebanyak 80 kasus tumpatan gigi tetap dan kasus pencabutan gigi tetap dengan rasio tumpatan per pencabutan 0,1. 6. Pelayanan Kesehatan Kerja Program pengawasan dan penanggulangan keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan salah satu program yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan. Program ini ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja dan meminimalisasi tingkat kecelakaan akibat kerja. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain : pemeriksaan secara berkala terhadap karyawan, penyuluhan kesehatan dan keselamatan kerja, perbaikan sanitasi/lingkungan kerja, penyuluhan gizi karyawan dan kegiatan intervensi/pengobatan lainnya. Kabupaten Mimika belum ada kesehatan kerja sebagaimana yang diharapkan. Sangat diperlukan kerjasama lintas sektor agar program ini bisa berjalan optimal. Oleh karena itu diharapkan kedepannya perlu komitmen yang kuat dari seluruh sektor terkait agar upaya kesehatan kerja lebih dikembangkan dan ditingkatkan sehingga dapat mewujudkan tenaga kerja yang sehat dan lingkungan kerja yang sehat guna meningkatkan produktivitas tenaga kerja itu sendiri. 7. Pelayanan Kesehatan Remaja Upaya kesehatan remaja dilakukan dengan memeriksa kesehatan Siswa kelas I SLTP dan kelas 1 SMU serta pada sekolah-sekolah yang sederajat. Kegiatan yang dilakukan adalah, penjaringan kesehatan pada siswa oleh tenaga kesehatan bersama dengan guru UKS terlatih dan kader kesehatan remaja secara berjenjang. Sayangnya data tentang pelayanan kesehatan remaja tahun 2012 tidak ada. 8. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas (Rawat Jalan dan Rawat Inap) Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan dengan 2 cara yakni rawat jalan bagi masyarakat yang menderita gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan sedang hingga berat. Fasilitas pelayanan yang disiapkan adalah 13 Puskesmas dengan 10 puskes rawat jalan dan 3 puskesmas rawat inap serta Rumah Sakit. Puskesmas dipersiapkan untuk memberikan palayanan kesehatan dasar bagi kunjungan rawat jalan hanya ada bebrapa Puskesmas yang dapat melayani 61

78 rawat inap yakni Puskesmas dengan perawatan. Rumah Sakit yang telah dilengkapi dengan fasilitas yang lebih baik disiapkan untuk memberikan pelayanan pada kasus rujukan dan rawat inap juga dapat pula melayani kunjungan rawat jalan. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pelayanan kesehatan pada tahun 2012 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan di Sarana layanan Puskesmas dan Rumah Sakit sebesar 404,918 kunjungan dari total jumlah penduduk sedangkan Jumlah kunjungan rawat inap yang menggunakan layanan perawatan baik yang ada di Layanan Puskesmas maupun Rumah Sakit sebesar 24,176 dari penduduk. Pemanfaatan sarana layanan kesehatan oleh masyarakat pada tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun lalu Pencapaian kunjungan di Puskesmas baik rawat jalan dan rawat inap pada tahun 2011 adalah yang terdiri dari rawat jalan dan 761 rawat inap. Bila dibandingkan dengan tahun lalu terjadi penurunan kunjungan sebanyak Perkembangan Jumlah kunjungan Rawat Jalan dan Kunjungan Rawat Inap di Puskesmas Kabupaten Mimika tahun dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Gambar 24 Perkembangan Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun R. Jalan R. Inap Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada diagram di atas menunjukkan bahwa terjadi penurunan dan kenaikan pencapaian kunjungan masyarakat ke pelayanan puskesmas selama empat tahun terakhir. Pencapaian kunjungan tertinggi terjadi pada tahun 2012 dengan hasil capaian sebanyak kunjungan yang terdiri dari rawat jalan dan rawat inap sedangkan capaian kunjungan nterendah terjadi pada tahun 62

79 2011 dengan hasil capaian sebanyak kunjungan yang terdiri dari rawat jalan dan 761 rawat inap. Persentase perkembangan kunjungan penduduk ke Pelayanan Puskesmas Kabupaten Mimika tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Gambar 25 Persentase Perkembangan Kunjungan Penduduk ke Pelayanan Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun ,8% 120,0% 100,0% 80,0% 60,0% 40,0% 20,0% 0,0% 89,0% 87,0% 86,6% % Kunjungan Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2011 Mencermati diagram yang ditunjukkan oleh kedua gambar diatas menginterpertasikan bahwa terjadi peningkatan kunjungan masyarakat ke Puskesmas pada tahun ini. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap puskesmas meningkat yang berarti telah terjadi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas. B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan melalui upaya rawat jalan bagi masyarakat yang menderita gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan sedang hingga berat. Sebagian besar Puskesmas dipersiapkan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi kunjungan rawat jalan sedangkan Rumah Sakit yang dilengkapi berbagai fasilitas disamping memberikan pelayanan kasus rujukan untuk rawat inap juga melayani untuk kunjungan rawat jalan. 1. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Upaya kesehatan perorangan dilakukan oleh Pemerintah, masyarakat serta swasta untuk memelihara, mencegah, serta menyembuhkan penyakit guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan kesehatan perorangan. Rumah Sakit sebagai salah satu 63

80 sarana pelayanan kesehatan diarahkan untuk melaksanakan pelayanan rawat Inap juga sebagai pelayanan kesehatan rujukan. Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu dan efisiensi pelayanan Rumah Sakit yaitu antara lain: a) Gross Death Rate (GDR) GDR adalah angka kematian umum untuk tiap penderita keluar. GDR bermanfaat untuk mengetahui mutu pelayanan/ perawatan rumah sakit. Nilai GDR seyogyanya tidak lebih dari 45 per penderita keluar. Adapun hasil GDR yang diperoleh di Rumah Sakit Umum Daerah Mimika pada tahun 2012 adalah sebesar 2,6 per penderita. jika distandarisasi dengan nilai GDR maksimal 45/1000 penderita berarti nilai GDR tahun 2012 sudah memenuhi standar yang berlaku. Hal ini dapat menggambarkan bahwa mutu pelayanan di Rumah Sakit sudah baik. Perlu di pertahankan nilai GDR tersebut agar mutu pelayanan di Rumah sakit menjadi lebih baik. b) Angka Kematian Netto / Net Death Rate (NDR) Angka Kematian Netto (NDR) adalah angka kematian >/= 48 jam setelah dirawat untuk tiap 1000 penderita keluar yang bermanfaat untuk mengetahui mutu pelayanan/perawatan rumah sakit. Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolerir adalah <25 per 1000 penderita. Dan penggunaan indikator ini harus memperhatikan jumlah kasus rawat inap yang sebetulnya tidak perlu dirawat di rumah sakit. Hasil NDR yang diperoleh di Rumah Sakit Umum daerah Mimika pada tahun 2012 adalah 1,6. 2. Pelayanan Kesehatan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (GAKIN/JKMM) Program Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin adalah program Pemerintah yang sangat strategis dan telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2005 melalui program Askeskin. Program ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat miskin mendapatkan pelayanan kesehatan. Tujuan akhirnya adalah dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Jumlah sasaran jaminan kesehatan masyarakat miskin (JKMM) pada tahun 2012 adalah sebanyak jiwa. Dari jumlah tersebut yang mendapat pelayanan rawat jalan sebanyak jiwa (107,1%) (Lampiran Tabel 55 s/d 57). C. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT Upaya pemberantasan penyakit menular lebih ditekankan pada pelaksanaan Surveilans epidemiologi dengan upaya penemuan penderita secara dini yang ditindak lanjuti dengan penanganan secara cepat melalui pengobatan penderita. Disamping itu pelayanan lain yang diberikan adalah upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi, upaya pengurangan faktor risiko 64

81 melalui kegiatan untuk meningkatkan kualitas lingkungan serta peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya pemberantasan penyakit menular yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan. 1. Pengendalian Penyakit Polio Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi polio. Upaya ini telah ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur <15 tahun hingga dalam kurun waktu tertentu, Hal ini bertujuan untuk mencari kemungkinan virus polio liar yang masih berkembang di masyarakat. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pengendalian masalah pada tahun 2012 di Kabupaten Mimika terdapat kasus AFP sebanyak 2 kasus pada Puskesmas Timika dan Puskesmas Limau Asri dengan AFP Rate sebesar 3,85 per penduduk. Sementara itu cakupan polio pada bayi tahun 2012 sebesar 86,9% (Lampiran Tabel 9). Dalam upaya pemberantasan polio ada empat strategi yang dapat dilaksanakan yaitu 1). Imunisasi yang meliputi peningkatan imunisasi rutin polio, PIN dan Mop-up, 2). Surveilans AFP, 3). Sertifikasi bebas polio dan 4). Pengamatan virus poli di laboratorium. Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilans akan dilakukan pemeriksaan specimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus polio liar yang menyerang di masyarakat. 2. Pengendalian TB Paru Upaya pencegahan dan pemberantasan TB-Paru dilakukan dengan pendekatan DOTS (Directly Observed Treatment Shortcource Chemotherapy) atau pengobatan TB-Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). Kegiatan ini meliputi upaya penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak di sarana pelayanan kesehatan yang ditindaklanjuti dengan paket pengobatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pengendalian masalah kesehatan Kasus penyakit TB-Paru yang di Kabupaten Mimika pada tahun 2012 yaitu sebanyak kasus dengan Angka insiden ratenya 604,2 per penduduk (Lampiran Tabel 10). 3. Pengendalian Penyakit ISPA Upaya Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) lebih difokuskan pada penemuan secara dini dan tata laksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita Pneumonia balita yang ditemukan. Upaya ini dikembangkan melalui suatu manajemen terpadu dalam penanganan balita sakit yang datang ke unit pelayanan kesehatan atau yang dikenal dengan Manajemen terpadu balita Sakit (MTBS). Dengan pendekatan MTBS semua penderita ISPA langsung ditangani di unit yang 65

82 menemukan, namun bila kondisi balita sudah berada dalam Pneumonia berat sedangkan peralatan tidak memungkinkan maka penderita langsung dirujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih lengkap. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pengendalian masalah kesehatan jumlah Penderita ISPA (Pneumonia) balita pada tahun 2012 secara keseluruhan 5 kasus. Dari segi penanganan penderita ISPA pada Balita semuanya dapat tertangani atau 100% (Lampiran Tabel 13). 4. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan HIV/AIDS, disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIV/AIDS terhadap pendonor darah di Unit Transfusi darah (UTD), pemantauan pada kelompok berisiko penderita penyakit Menular Seksual (PMS) seperti Wanita Penjaja Seks (WPS), penyalagunaan obat melalui suntikan (IDUS), Penghuni Lapas dll. Berdasarkan data yang diperoleh dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) jumlah kasus HIV/AIDS di Kabupaten Mimika pada tahun 2012 terdapat 170 kasus HIV dan 281 kasus AIDS dengan kematian akibat AIDS sebanyak 39 kasus sedangkan Penyakit Menular seks sebanyak 108 kasus (Lampiran Tabel 14). Mobilitas penduduk yang tinggi, mudahnya komunikasi dan transportasi, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman serta rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat terhadap bahaya HIV/AIDS menjadi penyebab terjadinya kasus disamping sebab-sebab lainnya. 5. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Upaya pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3 M plus (Menguras, menutup dan mengubur) plus menabur larvasida, penyebaran ikan pada tempat-tempat penampungan air serta kegiatan lainnya yang dapat mencegah/memberantas nyamuk Aedes berkembang biak. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pengendalian masalah kesehatan pada tahun 2012 jumlah kasus DBD secara keseluruhan ada 13 kasus dengan penanganan kasus 100%. Sedangkan dari laporan surveilans yang terkena Kejadian Luar Biasa (KLB) pada tahun 2012 adalah Puskesmas Timika dengan jumlah penderita sebanyak 13 kasus dengan kematian 0 (CFR 0 %). Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan kasus dari 8 kasus menjadi 13 kasus di tahun ini (Lampiran Tabel 23). 66

83 6. Pengendalian Penyakit Malaria Penegakan diagnose penderita secara tepat dan pengobatan yang tepat merupakan salah satu upaya penting dalam rangka pemberantasan penyakit malaria disamping pengendalian vector potensial. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pengendalian masalah kesehatn jumlah penderita dengan pemeriksaan sedian darah pada tahun 2012 sebanyak yang positif dari sedian darah yang diperiksa atau 46,9% dari keselurahan sediaan darah merupakan penderita malaria dengan angka CFR malaria Kabupaten Mimika pada tahun 2012 yaitu sebesar 0,01 (Lampiran Tabel 24). 7. Pengendalian Penyakit Kusta Upaya pelayanan terhadap penderita penyakit kusta antara lain adalah melakukan penemuan penderita melalui berbagai survey anak sekolah, survey kontak dan pemeriksaan intensif penderita yang datang ke pelayanan kesehatan dengan keluhan atau kontak dengan penderita kusta. Semua penderita yang ditemukan langsung diberikan pengobatan paket MDT yang terdiri atas Rifampicin, Lampren, dan DDS selama kurung waktu tertentu. Sedangkan untuk penderita yang ditemukan yang sudah dalam kondisi parah akan dilakukan rehabilitas melalui fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki sarana dan prasarana pelayanan kasus yang lebih lengkap. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pengendalian masalah kesehatan pada tahun 2012 di Kabupaten Mimika terdapat 37 penderita kusta MB. Penderita kusta tertinggi yaitu terdapat di Puskesmas Timika dengan kasus sebanyak 35 (95%) dan penderita kusta terendah yaitu terdapat di Puskesmas Mapuru Jaya dengan kasus kusta sebanyak 2 (5%) (Lampiran Tabel 17). D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Upaya perbaikan gizi masyarakat pada khakekatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan hasil pemantauan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat antara lain kekurangan Kalori dan Protein, kekurangan Vitamin A, anemi gizi besi dan masalah lainnya. 1. Pemantauan Pertumbuhan Balita Upaya pemantauan status gizi pada kelompok masyarakat khususnya anak balita dilakukan melalui pemantauan terhadap pertumbuhan berat badan dan tinggi badan. Kegiatan penimbangan Balita di Posyandu dilaksanakan secara rutin setiap bulannya. Jumlah balita yang ditimbang pada tahun 2012 sebanyak yang terdiri dari balita lakilaki sebanyak (52%) dan balita perempuan sebanyak (48%). Berdasarkan data yang diperoleh rincian pertumbuhan balita yaitu gizi 67

84 baik sebanyak (97,2%) gizi kurang sebanyak 482 (2,6%) dan gizi buruk sebanyak 40 (0,2%). 2. Pemberian Kapsul Vitamin A Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami gangguan kekurangan Vitamin A. Sasaran utamanya adalah anak balita berumur 1-4 tahun. Walaupun belum dijumpai adanya kasus yang berat sehubungan dengan manifestasi kekurangan vitamin A, namun upaya pencegahan tetap dilaksanakan setiap tahunnya dengan memberikan Kapsul Vitamin A dosis tinggi. Waktu pemberian dilaksanakan pada bulan Februari dan Agustus. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pelayanan kesehatan cakupan pencapaian pemberian vitamin A pada bayi Kabupaten Mimika tahun 2012 sebesar 103% (3.766 bayi). Persentase cakupan pemberian vitamin A pada bayi per puskesmas Kabupaten Mimika tahun 2012 dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Gambar 26 Persentase Cakupan Pemberian Vit A Pada Bayi Kabupaten Mimika Tahun ,0% 63,0% 58,8% 118,3% 330,4% 12,2% 139,7% 39,3% 158,3% 74,2% Kokonao Wakia Potowayburu Mapurujaya Atuka Ayuka Timika Timika Jaya Kwamki Limau Asri Agimuga Jita Jila Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada diagram di atas menunjukkan puskesmas dengan persentase cakupan vitamin A pada bayi tertinggi yaitu terdapat pada Puskesmas Timika Jaya dengan persentase sebesar 330,4% (1.751 bayi) sedangkan persentase cakupan vitamin A terendah yaitu terdapat pada Puskesmas Kwamki dengan persentase sebesar 4% (19 bayi). Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pelayanan kesehatan cakupan pencapaian pemberian vitamin A pada balita Kabupaten Mimika tahun 2012 sebesar 81,9% (7.616 balita). Persentase cakupan pemberian vitamin A pada balita per puskesmas Kabupaten Mimika tahun 2012 dapat dilihat pada diagram di bawah ini: 68

85 54,2% 81,5% Gambar 27 Persentase Cakupan Pemberian Vit A Pada Balita Kabupaten Mimika Tahun 2012 Kokonao 69,7% 73,3% 15,0% 158,5% 108,6% 37,7% 74,9% 55,5% Wakia Potowayburu Mapurujaya Atuka Ayuka Timika Timika Jaya Kwamki Limau Asri Agimuga Jita Jila Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada diagram di atas menunjukkan puskesmas dengan persentase cakupan vitamin A pada balita tertinggi yaitu terdapat pada Puskesmas Timika Jaya dengan persentase sebesar 158,5% (1.382 Balita) sedangkan persentase cakupan vitamin A terendah yaitu terdapat pada Puskesmas Atuka dengan persentase sebesar 37,7% (72 Balita). 3. Pemberian Tabet Zat Besi Pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasus Anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pelayanan kesehatan jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan tablet Fe pada tahun 2012 adalah sebagai berikut untuk tablet Fe 1 sebanyak (86,8%) dan tablet Fe 3 sebanyak (52,2%). Persentase cakupan pemberian tablet Fe1 pada ibu hamil per puskesmas kabupaten mimika tahun 2012 dapat dilihat pada diagram di bawah ini: 69

86 82,6% 30,3% Gambar 28 Persentase Cakupan Pemberian Tablet Fe1 Pada Ibu Hamil Per Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Kokonao 24,1% 120,0% 19,0% 233,3% 116,5% 93,2% 184,4% 159,1% 102,5% 67,0% 94,0% Wakia Potowayburu Mapurujaya Atuka Ayuka Timika Timika Jaya Kwamki Limau Asri Agimuga Jita Jila Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada diagram di atas menunjukkan puskesmas dengan persentase cakupan pemberian tablet Fe1 pada ibu hamil tertinggi yaitu terdapat pada Puskesmas Agimuga dengan persentase sebesar 233,3% sedangkan persentase cakupan pemberian tablet Fe1 pada ibu hamil yaitu terdapat pada Puskesmas Jila dengan persentase sebesar 19%. Sedangkan rincian persentase cakupan pemberian Fe3 pada ibu hamil per puskesmas dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Gambar 29 Persentase Cakupan Pemberian Tablet Fe3 Pada Ibu Hamil Per Puskesmas Kabupaten Mimika Tahun 2012 Kokonao 103,3% 120,0% 188,9% 97,7% 11,9% 17,2% 53,3% 25,0% 100,5% 64,0% 95,5% 136,4% 43,1% Wakia Potowayburu Mapurujaya Atuka Ayuka Timika Timika Jaya Kwamki Limau Asri Agimuga Jita Jila Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Kab. Mimika Tahun 2012 Data yang terlihat pada diagram di atas menunjukkan puskesmas dengan persentase cakupan pemberian tablet Fe3 pada ibu hamil tertinggi yaitu terdapat pada Puskesmas Agimuga dengan persentase sebesar 70

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung system manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 37,117 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5891 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 272 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN SERDANG

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100. Berdasarkan uraian mengenai visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah selama periode 2011-2015, maka telah ditetapkan target agregat untuk

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Kabupaten Pati

BAB 3 GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Kabupaten Pati BAB 3 GAMBARAN UMUM 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Pati Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah 150.368 Ha. Secara administratif terbagi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso telah dapat menyusun Profil Kesehatan Kabupaten Bondowoso Tahun 2012, yang berisi apa yang telah dikerjakan oleh Dinas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012 PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman tingkat persaingan di bidang kesehatan semakin meningkat demikian

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 Profil Kesehatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 695 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 104 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 421.900 424.831

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS KESEHATAN Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2015 KESEHATAN Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Sarana Kesehatan

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta atas berkat dan rahmat-nya, buku Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 dapat diterbitkan. Profil Kesehatan

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2010 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DINAS KESEHATAN UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI Jalan Undata No. 3 Palu - Telp.+62-451-421070-457796 http://dinkes.sulteng.go.id

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 Profil Kesehatan Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai dengan Visi Departemen Kesehatan Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat dengan Misinya Membuat Rakyat Sehat diperlukan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS PROVINSI BANTEN 2012-2017 DATA CAPAIAN Persentase Balita Ditimbang Berat 1 2 1 PROGRAM BINA GIZI DAN Badannya

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2011 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. Jane Soepardi NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2011 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. Jane Soepardi NIP KATA PENGANTAR Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK Assalammu alaikum Wr.Wb Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan berkat dan karunianya maka buku Profil Dinas Kesehatan Kota Depok

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Hidayah-Nya, Profil Kesehatan Kabupaten Madiun tahun 2013 ini dapat diselesaikan dan

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1.281 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 460 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 586.021

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai Pasal 13 dan 14 huruf j Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dikatakan bahwa Kesehatan merupakan urusan wajib dan dalam penyelenggaraannya

Lebih terperinci