BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Martono dan Harjito (2010:359) menyatakan bahwa pasar modal (capital

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Martono dan Harjito (2010:359) menyatakan bahwa pasar modal (capital"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Martono dan Harjito (2010:359) menyatakan bahwa pasar modal (capital market) adalah suatu pasar di mana dana-dana jangka panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka panjang biasanya berupa obligasi, saham biasa dan saham preferen. Jika dana jangka panjang berupa obligasi maka bisa diperjual belikan, karena dana jangka panjang yang diperdagangkan berwujud surat-surat berharga. Namun saham biasa dan saham preferen dapat dikatakan sebagai dana jangka panjang modal sendiri. Pasar modal di Indonesia didirikan pada akhir tahun 1912 oleh pemerintah Hindia Belanda, disebut dengan Bursa Efek Batavia. Bursa Efek didirikan dengan tujuan untuk memobilisasi dana dalam rangka membiayai perkebunan milik Belanda yang pada saat itu dikembangkan secara besar-besaran di Indonesia. Pada tahun 1955 mendirikan Bursa Efek di Semarang. Sejak saat itu Bursa Efek mulai mengalami perkembangan sampai akhirnya adanya perang dunia kedua yang menyebabkan terhenti. Namun setelah Indonesia merdeka, Bursa Efek Indonesia diaktifkan kembali. Berdasarkan Keputusan Pemerintah No. 52 Tahun 1976 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa Pasar Modal adalah Bursa Efek seperti yang dimaksud dalam 8

2 9 UU No. 15 Tahun 1952 ( Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 67). Dalam UU No. 15 Tahun 1952 menyebutkan bahwa bursa adalah gedung atau ruangan yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek, sedangkan surat berharga yang dikategorikan sebagai efek adalah saham, obligasi, serta surat bukti lainnya yang lazim dikenal sebagai efek. Kegiatan operasional pasar modal memperoleh perhatian pemerintah yang cukup besar, sehingga dikeluarkannya Keppres No.53/1990 tentang Pasar Modal dan SK Menteri Keuangan No. 119/ KMK.010/1991 tentang Pasar Modal. Pada tahun 1991 didirikan PT Bursa Efek Jakarta, sebagai tempat dan kegiatan transaksi perdagangan surat-surat berharga (security) berdasarkan akta notaries yang dibuat pada tanggal 4 Desember 1991 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman RI pada tahun Manfaat Pasar Modal Ada beberapa manfaat pasar modal yang dapat dirasakan oleh perusahaan penerbit sekuritas (emiten), pemodal (investor), pemerintah maupun lembaga penunjang pasar modal. Manfaat pasar modal bagi emiten, (Martono dan Harjito, 2010:360) yaitu: a. Jumlah dana yang dihimpun bisa berjumlah besar. b. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai. c. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan. d. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil.

3 10 e. Cash flow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga nominal perusahaan. f. Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang berisiko tinggi. g. Tidak ada beban financial yang tetap. h. Jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas. i. Tidak dikaitkan dengan kekayaan sebagai jaminan tertentu. j. Profesionalisme dalam manajemen meningkat. Ada beberapa tujuan umum perusahaan penerbit sekuritas (emiten) memanfaatkan pasar modal, yaitu: 1) Perluasan usaha Apabila suatu perusahaan ingin melakukan perluasan usaha (ekspansi) maka perusahaan dapat memanfaatkan pasar modal untuk mendapatkan dana. Contohnya menerbitkan obligasi atau saham baru. 2) Memperbaiki struktur modal Modal perusahaan berasal dari 2 unsur yaitu modal sendiri (equity) dan pinjaman (kredit). Jika perusahaan mempunyai pinjaman ke bank maka selain membayar hutang pokoknya, perusahaan juga harus membayar bunga dari pinjaman tersebut. Hal ini dapat merugikan keuangan perusahaan. Pasar modal dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan dana dengan cara menerbitkan saham baru. Ketika saham baru sudah terjual maka dananya bisa dipakai untuk melunasi pinjaman, sehingga struktur modal bisa dirubah, bagian modal saham menjadi besar dan modal pinjaman menjadi kecil.

4 11 3) Melaksanakan pengalihan pemegang saham (divestment) Perusahaan yang sudah go public biasanya pemilik perusahaannya adalah para pemegang saham yang dimiliki oleh masyarakat umum. Setiap saat sahamnya pun bisa dijual di pasar saham sesuai dengan pertimbangan pemegang saham yang akan melakukan pengalihan maupun melepas sahamnya. Berikut ini beberapa manfaat pasar modal bagi para investor (Martono dan Harjito, 2010:360) yaitu: a. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan ini tercermin pada meningkatnya harga saham yang menjadi capital gain. b. Memperoleh dividen bagi yang memiliki saham dan mendapatkan bunga tetap atau bunga mengambang bagi yang memiliki obligasi. c. Mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) bagi pemegang saham dan mempunyai hak usara dalam rapat umum pemegang obligasi (RUPO) bagi pemegang obligasi. d. Dapat dengan mudah mengganti instrument investasi, misalnya dari saham perusahaan A berganti ke saham perusahaan B sehingga dapat meningkatkan keuntungan atau mengurangi resiko. e. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrument untuk mengurangi resiko. Manfaat pasar modal bagi pemerintah adalah: a. Mendorong laju pembangunan. b. Mendorong investasi.

5 12 c. Penciptaan lapangan kerja. d. Bagi BUMN mengurangi beban anggaran. Manfaat pasar modal bagi lembaga penunjang adalah: a. Menuju kea rah professional di dalam memberikan pelayanannya sesuai dengan bidang tugas masing-masing. b. Sebagai pembentuk harga dalam bursa paralel. c. Likuiditas efek semakin tinggi. 3. Jenis-jenis Pasar Modal Ada 2 macam pasar modal (Martono dan Harjito, 2010:359), yaitu: a. Pasar primer (primary market) adalah pasar untuk surat-surat berharga yang baru diterbitkan. Pada pasar ini dana berasal dari arus penjualan surat berharga atau sekuritas (security) baru dari pembeli sekuritas (investor) kepada perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut. b. Pasar sekunder adalah pasar perdagangan surat berharga yang sudah ada (sekuritas lama) di bursa efek. Dana yang mengalir dari transaksi ini tidak lagi mengalir ke perusahaan efek tetapi hanya mengalir dari pemegang sekuritas yang satu kepada pemegang sekuritas yang lain Indeks Harga Saham Indeks Harga Saham merupakan indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham (Darmadji, 2012:129). Ada 11 jenis indeks harga saham yang sampai saat ini masih terus menerus disebarkan melalui media cetak maupun media elektronik, yaitu:

6 13 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indeks ini milik Bursa Efek Indonesia yang mencakup pergerakan harga dari seluruh saham biasa dan saham preferen. 2. Indeks Sektoral Mengggunakan semua perusahaan tercatat yang masuk dalam setiap sektor, terdapat 10 sektor perusahaan tercatat yang ada di Bursa Efek Indonesia yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Properti, Keuangan, Infrastruktur, Manufaktur, Perdagangan dan Jasa, Barang Konsumsi, Aneka Industri, dan Industri Datar. 3. Indeks LQ45 Terdiri dari 45 saham perusahaan yang tercatat dipilih berdasarkan beberapa kriteria yang terdiri dari perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi dan kapalitas pasar dari saham-saham tersebut. Pergantian saham dan review biasanya dilakukan setiap 6 bulan. 4. Jakarta Islamic Index (JII) Merupakan indeks yang dipilih dari 30 saham-saham yang memenuhi kriteria syariah. Pertimbangannya juga dari kapitalitas pasar dan likuiditas yang diterbitkan oleh Bapepam-LK. 5. Indeks Kompas Terdiri dari 100 saham perusahaan yang tercatat dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Dipilih berdasarkan kapitaslitas pasar dan likuiditas yang tinggi. 6. Indeks BISNIS-27

7 14 Indeks ini terdiri dari 27 saham perusahaan tercatat dengan kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan akuntabilitas dan tata kelola. 7. Indeks PEFINDO25 Istilah PEFINDO25 awalnya berasal dari kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO yang sedang meluncurkan indeks harga saham. Tujuan dibentuknya indeks ini adalah untuk memberikan tambahan informasi bagi para pemodal khususnya sahamsaham emiten kecil dan menengah. Terdapat 25 saham perusahaan tercatat yang dipilih dengan kriteria total aset, tingkat pengembalian modal dan opini akuntan publik. 8. Indeks SRI-KEHATI Kepanjangan dari SRI adalah Sustainable Responsible Investment dan KEHATI adalah Keanekaragaman Hayati Indonesia. Indeks ini terbentuk karena adanya kerjasama antara Bursa Efek Indonesia dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia. Tujuannya adalah memberikan tambahan informasi bagi para investor yang ingin melakukan investasi pada emiten-emiten yang memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan menjalankan tata kelola perusahaan dengan baik. Selain itu juga memiliki kinerja kerja yang cukup baik agar dapat mendorong usaha berkelanjutan. Dalam indeks ini ada 25 saham-saham perusahaan tercatat dengan kriteria yaitu Price Earning Ratio (PER), Total Aset dan Free Float.

8 15 9. Indeks Papan Utama Indeks ini menggunakan saham-saham perusahaan tercatat yang masuk ke dalam Papan Utama. 10. Indeks Papan Pengembangan Indeks ini menggunakan saham-saham perusahaan tercatat yang masuk ke dalam Papan Pengembangan. 11. Indeks Individual Indeks harga saham masing-masing perusahaan tercatat. Dari berbagai jenis Indeks Harga Saham yang dijelaskan diatas, pada penelitian ini hanya menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Indeks Harga Saham Gabungan dapat menggambarkan suatu pergerakan harga saham gabungan dari saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Rumus untuk menghitung indeks harga saham gabungan (IHSG) adalah IHSG = Keterangan: Ht = Total harga semua saham pada waktu yang berlaku Ho = Total harga semua saham pada waktu dasar Inflasi Menurut Sutedi (2010:278) menyatakan bahwa inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus-menerus. Inflasi juga akan terjadi pada saat harga-harga menurun secara umum dan terus menerus. Jadi dapat dikatakan bahwa kecenderungan inflasi tidak terlihat dari naik turunnya harga,

9 16 melainkan adanya kecenderungan harga-harga secara umum dan berlangsung terus-menerus. Naik atau turunnya harga yang hanya satu atau dua barang saja tidak bisa dikatakan sebagai inflasi. Kenaikan harga secara tahunan atau musiman yang hanya terjadi pada saat tertentu tidak mempunyai pengaruh lanjutan. Tidak adanya keseimbangan antara arus barang dan arus uang yang penyebab terjadinya kecenderungan akan naiknya harga umum barang dan jasa secara terus-menerus. Cara yang paling sering digunakan untuk mengukur inflasi adalah CPI dan GDP Deflator. Inflasi juga dapat digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang biasanya disebabkan oleh meningkatnya harga barang maupun jasa. Biasanya jalan uang yang beredar melebihi kebutuhan sehingga pengaruhnya terlihat dari nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing menjadi rendah. 1. Ciri ciri inflasi Untuk mengenali inflasi yang dialami oleh suatu negara, ada beberapa ciriciri menurut Sutedi (2010:279) yaitu: a. Harga-harga barang pada umumnya dalam keadaan naik terus-menerus. b. Jalan uang yang beredar melebihi kebutuhan. c. Jalan barang relatif sedikit. d. Nilai uang (daya beli uang) turun pencegahan inflasi telah lama menjadi salah satu tujuan utama dari kebijaksanaan ekonomi makro pemerintah dan bank sentral di negara mana pun.

10 17 2. Penyebab Inflasi Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi supply, sisi permintaan dan ekspektasi inflasi : a. Supply (cost push inflation) Depresiasi nilai tukar memberikan dampak inflasi luar negeri bagi negaranegara yang sering bekerjasama dalam perdagangan, meningkatnya hargaharga komoditi yang diatur oleh pemerintah. Lalu terjadilah negative supply shocks akibat terganggunya distribusi dan bencana alam. b. Demand (demand pull inflation) Permintaan barang yang tinggi berpengaruh pada kapasitas perekonomian. Jika output rill yang melebihi output potensialnya atau permintaan total lebih besar dari pada kapasitas perekonomian. c. Ekspetasi inflasi Faktor ini dapat tercermin dari perilaku para pelaku ekonomi maupun masyarakat, apakah lebih cenderung bersifat adaptif atau forward looking. Perilaku inilah sebagai pembentuk harga di tingkat produsen dan pedagang terutama pada saat penentuan upah minimum regional (UMR) dan hari-hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, natal dan tahun baru). 3. Jenis Inflasi Dari beberapa penyebab inflasi maka dapat ditarik kesimpulan bahwa inflasi mempunyai beberapa jenis (Sutedi, 2010:280) yaitu:

11 18 a. Inflasi berdasarkan asalnya : 1) Dari dalam negeri Mencetak uang baru adalah salah satu cara untuk membiayai defisit anggaran belanja. Harga barang dan jasa yang tinggi disebabkan oleh gagalnya pasar. 2) Dari luar negeri Inflasi ini terjadi karena naiknya harga barang import. Biaya produksi barang import yang tinggi berpengaruh terhadap kenaikan tarif import. b. Inflasi berdasarkan besarnya pengaruh terhadap harga : 1) Inflasi tertutup (closed inflation) Kenaikan harga yang terjadi hanya pada satu atau dua barang tertetu. 2) Inflasi terbuka (open inflation) Kenaikan harga yang terjadi pada semua harga umum. 3) Inflasi yang tidak terkendali Inflasi ini sudah menyerang sangat hebat, terlihat dari setiap saat harga-harga terus berubah dan meninggkat hingga masyarakat tidak bisa menahan uang lagi karena nila uang yang terus merosot. c. Inflasi berdasarkan keparahannya: 1) Inflasi ringan, terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun. 2) Inflasi sedang, terjadi apabila kenaikan harga antara 10% - 30% setahun.

12 19 3) Inflasi berat, terjadi apabila kenaikan harga antara 30% - 100% setahun. 4) Hiperinflasi atau inflasi tidak terkendali, terjadi apabila kenaikan harga berada diatas 100% setahun. d. Inflasi berdasarkan penyebabnya: 1) Demand inflation (inflasi permintaan), timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai macam barang atau jasa terlalu kuat. Misalnya, BI mencetak uang baru untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang semakin bertambah atau terjadinya kenaikan permintaan luar negeri akan barang-barang eksport. Peristiwa ini mengakibatkan tingkat harga umum naik. 2) Cost inflation (inflasi penawaran), timbul karena kenaikan biaya produksi atau berkurangnya penawaran agregatif. Harga sarana produksi yang berasal dari luar negeri mengalami peningkatan harga. 4. Disagregasi inflasi ada 2 macam: a. Inflasi inti adalah inflasi yang dipengaruhi oleh faktor fundamental: 1) Interaksi permintaan-penawaran. 2) Lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang. 3) Ekspetasi inflasi dari pedagang dan konsumen. b. Inflasi non-inti adalah inflasi yang dipengaruhi oleh selain faktor fundamental, terdiri dari:

13 20 1) Inflasi yang dipengaruhi shocks dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, gangguan penyakit. 2) Inflasi administered prices, inflasi yang dipengaruhi shocks berupa kebijakan harga pemerintah, seperti harga BBM, tarif listrik, tarif angkutan dll. 5. Teori-teori tentang inflasi Menurut Sutedi (2010:285) menyatakan bahwa terdapat tiga teori utama yang menjelaskan mengenai inflasi, yaitu: a. Teori Kuantitas Teori ini merupakan teori tertua yang memiliki pandangan dari teori klasik yang membahas tentang inflasi. Namun disempurnakan oleh para ahli ekonomi Universitas Chicago sehingga teori ini dikenal sebagai model kaum moneteris (monetarist models). Menurut teori ini penyebab kenaikan harga barang secara umum yang cenderung mengarah pada inflasi ada 3 yaitu sirkulasi uang atau perpindahan uang yang bergerak cepat dari satu tangan ke tangan yang lain (masyarakat terlalu konsumtif), terlalu banyak uang baru yang dicetak dan diedarkan dan turunnya jumlah produksi secara nasional. b. Teori Keynes Menurut teori ini menyatakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Jadi solusinya adalah dengan cara mengurai jumlah pengeluaran agregat itu sendiri (mengurai pengeluaran pemerintah atau dengan meningkatkan pajak dan kebijakan

14 21 uang ketat). Dalam pemikiran Keynes ini menjelaskan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya, sehingga menyebabkan permintaan efektif masyarakat terhadap barang-barang (permintaan agregat) melebihi jumlah barangbarang yang tersedia (penawaran agregat), akibatnya akan terjadi inflationary gap. Keterbatasan jumlah persediaan barang (penawaran agregat ) terjadi karena dalam jangka pendek kapasitas produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan agregat. Sama seperti pandangan kaum monetarist, Keynesian models ini lebih banyak dipakai untuk menrangkan fenomena inflasi dalam jangka pendek. c. Teori Strukturalis atau Teori Inflasi Jangka Panjang Model Inflasi di Negara Berkembang Teori ini menyoroti sebab-sebab terjadinya inflasi yang berasal dari kekakuan struktur ekonomi, khususnya kekakuan supply bahan makanan dan barang-barang ekspor. Struktur pertambahan barang-barang produksi lebih lambat dibandingkan pertumbuhan ekonominya, sehingga menyebabkan kenaikan harga bajan makanan dan kelangkaan devisa. Akibat selanjutnya adalah kenaikan harga barang-barang lainnya sehingga terjadi inflasi yang relative berkepanjangan bila pembangunan sector penghasil bahan pangan dan industri barang ekspor tidak dibenahi atau ditambah. Berdasarkan klasifikasi yang dibahas di atas, jenis-jenis inflasi yang merupakan pemicu terjadinya inflasi yang terduga dan tidak terduga. Maka para

15 22 ekonomi mengelompokan dampak inflasi dari segi ekonomi dan dari segi sosial menurut Sutedi (2010:294) yaitu: a. Dari sudut ekonomi, inflasi mengakibatkan terjadinya redistribusi pendapatan dan distorsi harga, distorsi penggunaan uang serta distorsi pajak. b. Dari sudut sosial, akibat lanjut dari resdistribusi pendapatan adalah kecemburuan sosial yang semakin tinggi dan bahkan dapat memicu kerusuhan atau krisis social (penjarahan dan perampasan) Tingkat Suku Bunga Menurut Sukirno (2006:375) menyatakan bahwa suku bunga adalah bunga yang dinyatakan sebagai presentasi dari modal. Berdasarkan pendapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa suku bunga adalah dana yang dibayar oleh pengguna dana tertentu yang ditentukan oleh Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral. Tinggi rendahnya suku bunga tabungan biasanya menentukan tinggi rendahnya sebuah penawaran dana para investor. Macam-macam bunga yang diberikan kepada para nasabah: 1. Bunga simpanan Bunga yang harus diberikan kepada para nasabahnya sebagai balas jasa karena telah menabung atau menyimpan uangnya di bank. Contohnya: Bunga deposito, bunga tabunga, jasa giro. 2. Bunga Pinjaman Bunga yang harus dibayar oleh nasabah yang meminjam uang di bank.

16 23 Contohnya: bunga kredit. Inflasi memiliki pengaruh yang dominan terhadap suku bunga dan nilai tukar relatif. Tingkat inflasi luar negeri dibandingkan dengan tingkat inflasi relatif akan sangat mempengaruhi biaya produksi di masa yang akan datang di negara asal maupun di luar negeri. Adanya perubahan tingkat suku bunga relatif juga akan mempengaruhi investasi dalam sekuritas-sekuritas asing. Sehingga akan mempengaruhi penawaran dan permintaan valuta asing dan nilai tukar. Misalnya ketika tingkat bunga di Inggris kosntan namun di AS terjadi peningkatan, maka dalam hal ini ada kemugkinan bahwa koorporasi-koorporasi AS akan mengurangi permintaan mereka terhadap penawaran suku bunga di Inggris dengan menarik deposito mereka dan menempatkannya di bank-bank di AS Nilai Tukar (Kurs) Menurut Martono dan Harjito (2010:382), nilai tukar (kurs atau exchange rate) menunjukkan banyaknya unit mata uang yang dapat dibeli atau ditukar dengan satu satuan mata uang lain atau harga suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lain. Misalnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, nilai tukar rupiah terhadap terhadap Euro dan lain sebagainya. Koutasi (quotation) valuta asing dapat menunjukkan informasi tentang kesediaan mata uang yang dijual atau dibeli (ditukar dengan mata uang negara lain). Ada 2 jenis kuotasi yaitu kuotasi langsung dan kuotasi tidak langsung. Kuotasi langsung menunjukkan harga mata uang domestik per unit mata uang

17 24 asing. Contohnya nilai tukar mata uang Indonesia terhadap dolar, secara langsung dapat dinyatakan dengan Rp/US$ atau bisa dinyatakan dengan US$1= Rp 9.500,-.Sebaliknya pada koutasi tidak langsung dapat dinyatakan dengan US$/Rp, dalam penulisannya dinyatakan dengan Rp 1 = US$/9.500 atau Rp 1 = US$ 0, Kurs merupakan salah satu indikator yang biasanya dipakai para investor dalam menentukan kegiatan investasinya di pasar saham. Contohnya kurs rupiah Indonesia terhadap dolar Amerikat Serikat sedang mengalami depresiasi, sehingga para investor pun harus berhati-hati dalam melakukan investasinya. Peristiwa ini akan berdampak buruk bagi para investor maupun perekonomian suatu negara. Sistem nilai tukar mengambang (floating exchange rate) merupakan sistem yang saat ini dipakai oleh Amerika Serikat dan negara-negara perdagangan utama lainnya, di mana nilai tukar ditentukan oleh mekanisme pasar. Harga mata uang akan dibiarkan untuk menentukan tingkatnya sendiri tanpa banyak intervensi dari pemerintah. Namun bank sentral akan tetap melakukan intervensi sampai tingkat tertentu untuk mengurangi fluktuasi nilai tukar dengan cara membeli ataupun menjual mata uangnya. Sampai saat ini Indonesia masih tergantung dengan barang import, terbukti dari bahan baku yang dipakai dalam proses produksi adalah barang-barang yang berasal dari produk negara lain. Kegiatan ini yang akan membuat keadaan perekonomian semakin buruk sehingga nilai mata uang rupiah terdepresiasi, karena ketika Indonesia membuat produk dari bahan import maka biaya produksi akan meningkat sehingga mengurangi tingkat keuntungan perusahaan. Para

18 25 investor pun akan menilai buruk likuiditas perusahaan tersebut karena adanya penurunan tingkat laba. Penelitian Terdahulu 1. Liauw (2012) dengan judul Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. Penelitian Liauw bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari suatu variabel atau lebih terhadap variabel lainnya. Jumlah populasi dalam penelitian Liauw adalah semua perusahaan-perusahaan yang go public di perusahaan Indonesia dari tahun Penelitian ini populasinya adalah perusahaan-perusahaan property dan real estate di Bursa Efek Indonesia dari tahun Periode peristiwa yang diambil Liauw adalah 5 tahun. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan nilai tukar rupiah secara simultan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia selama periode Mardiyati dan Rosalina (2013) dengan judul Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Penelitian Mardiyati dan Rosalina bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh dua variabel atau lebih. Jumlah populasi dalam semua perusahaan-perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode peristiwa yang diambil Mardiyati dan

19 26 Rosalina adalah tahun Penelitian ini periode peristiwa yang diambil adalah tahun Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial nilai tukar memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks terhadap indeks harga saham properti. Tingkat inflasi dan tingkat suku bunga memiliki pengaruh positif tetapi hasilnya tidak signifikan terhadap indeks harga saham properti. 3. Sholihah (2014) dengan judul Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Jasa Perhotelan dan Pariwisata yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian Sholihah mempunyai tujuan untuk menggambarkan atau mengembangkan data penelitian dan mengidentifikasi variabel-variabel pada setiap hipotesis. Populasi dari penelitian Sholihah adalah sektor perusahaan jasa perhotelan dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 11 perusahaan. Populasi dari penelitian ini adalah sektor perusahanperusahaan property dan real estate Periode peristiwa yang diambil Sholihah selama bulan Desember 2008 sampai Desember Periode peristiwa dalam penelitian ini adalah selama tahun 2013 sampai Ada beberapa kesimpulan dari penelitian Sholihah yaitu tingkat suku bunga bernilai positif meningkatkan tingkat pengembalian, tingkat inflasi bernilai negatif sehingga menurunkan tingkat pengembalian saham, nilai tukar bernilai negatif maka berarti menurunkan tingkat pengembalian saham. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel inflasi lebih besar dari pada suku

20 27 bunga dan nilai tukar dan mempunyai pengaruh paling besar terhadap tingkat pengembalian saham. Persamaan dan perbedaan dari penelitian Liauw (2012), Mardiyati dan Rosalina (2013), dan Sholihah (2014) dapat diuraikan pada table berikut:

21 28 Tabel 2 Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Liauw (2012) Mardiyati dan Rosalina (2013) Judul Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Sample Penelitian Semua perusahaanperusahaan yang go public di perusahaan Indonesia dari tahun Semua perusahaanperusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun Variabel Penelitian Abnormal Return Abnormal Return Teknik Analisis Uji Regresi Linier Ordinary Least Square Hasil Tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan nilai tukar rupiah secara simultan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia selama periode Secara parsial nilai tukar memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks terhadap indeks harga saham properti. Tingkat inflasi dan tingkat suku bunga memiliki pengaruh positif tetapi hasilnya tidak signifikan terhadap indeks harga saham properti.

22 29 Sholihah (2014) Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Jasa Perhotelan dan Pariwisata yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sektor perusahaan jasa perhotelan dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 11 perusahaan Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), dan Return On Equipment (ROE) Uji Regresi Linier Tingkat suku bunga bernilai positif meningkatkan tingkat pengembalian, tingkat inflasi bernilai negatif sehingga menurunkan tingkat pengembalian saham, nilai tukar bernilai negatif maka berarti menurunkan tingkat pengembalian saham. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel inflasi lebih besar dari pada suku bunga dan nilai tukar dan mempunyai pengaruh paling besar terhadap tingkat pengembalian saham Pengaruh Antar Variabel 1. Pengaruh tingkat inflasi terhadap Indeks Harga Saham sektor property dan real estate Sutedi (2010:278) menyatakan bahwa inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus-menerus. Dimana nilai uang menurun secara terbuka, akibat harga-harga barang umumnya naik. Pergerakan inflasi merupakan gambaran perekonomian dari suatu negara, oleh karena itu biasanya para investor menganalisnya terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan berinvestasi. Para investor akan sangat berhati-hati dalam berinvestasi untuk menghindari resiko kerugian.

23 30 Indeks Harga Saham Gabungan dianggap sebagai dasar analisis yang paling sering dipakai oleh para analis untuk melihat kondisi saham di Pasar Modal Indonesia (Fahmi, 2014:311). Alasannya karena IHSG dapat menjadi indikator yang dapat memberikan informasi tentang harga saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Harga Indeks Harga Saham Gabungan akan menentukan perkembangan perekonomian suatu negara, karena naik turunnya harga saham di Bursa Efek Indonesia akan berdampak juga pada pergerakan para investor dalam berinvestasi. Indeks Harga Saham Gabungan sektor property dan real estate merupakan kumpulan perusahaan-perusahaan yang bergerak pada bidang properti, pembangunan, pengelolaan perumahan, kawasan industri serta perhotelan. Harga Indeks Harga Saham ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah tingkat inflasi. Kenaikan harga yang disebabkan oleh inflasi cenderung berpengaruh pada profit perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Kenaikan harga ini memicu naiknya laba perusahaan, apabila laba perusahaan naik maka diikuti juga oleh kenaikan Indeks Harga Saham. 2. Pengaruh tingkat suku bunga terhadap Indeks Harga Saham sektor property dan real estate Menurut Fahmi (2014:290) suku bunga dikendalikan oleh Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan antara lain yaitu melalui pengendalian jumlah uang beredar dan

24 31 atau suku bunga. Tingkat suku bunga ditentukan untuk dijadikan acuan atas suku bunga pinjaman dan simpanan, sehingga bank-bank di Indonesia harus melihat suku bunga BI dalam menetapkan bunga pinjaman dan bunga simpanan (deposito). Indeks Harga Saham Gabungan sektor property dan real estate merupakan kumpulan perusahaan-perusahaan yang bergerak di berbagai bidang properti, misalnya rumah, perumahan, appartement, hotel dan lainlain yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Apabila tingkat suku bunga naik maka para investor juga akan mendapatkan keuntungan. Harga jual rumah dari tahun ke tahun semakin meningkat, membuat para investor tertarik menanamkan modalnya pada sektor ini. Tingkat suku bunga juga menjadi salah satu faktor penentu dari harga Indeks Harga Saham. Ketika tingkat suku bunga naik maka bank-bank di Indonesiaakan mengikuti kenaikannya, sehingga para nasabah pun senang menerima uang dengan mudah dari bank tempat dia menabung tanpa bersusah payah melakukan investasi di pasar saham. Jadi ketika para investor tidak tertarik bermain saham maka permintaan saham akan berkurang dalam jangka waktu tertentu, sehingga menyebabkan harga Indeks Harga Saham Gabungan menurun. 3. Pengaruh nilai tukar rupiah terhadap Indeks Harga Saham sektor property dan real estate Martono dan Harjito (2010:382) menyatakan bahwa nila tukar rupiah menunjukkan banyaknya unit mata uang yang dapat dibeli atau ditukar

25 32 dengan satu satuan mata uang lain atau harga suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lain. Dalam penelitian ini mata uang dolar AS yang dipakai sebagai acuan mata uang negara lain. Keterkaitan dari pengaruh nilai tukar rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan adalah tentang ekspektasi investor terhadap perekonomian suatu negara. Ketika nilai tukar rupiah terhadap dolar terdepresiasi atau melemah, maka para investor akan lebih berhati-hati dalam melakukan investasi di pasar modal, bahkan para investor tidak melakukan investasi karena takut mengalami kerugian. Ketika nilai tukar rupiah terdepresiasi (melemah) terhadap dolar, maka akan berpengaruh juga terhadap Indeks Harga Saham Gabungan sektor property dan real estate, karena nilai tukar rupiah menjadi tidak bernilai sehingga menyebabkan harga jual mahal dan menguntungkan para investor namun membuat masyarakat mengalami kesulitan untuk membeli rumah atau tempat tinggal.

26 Rerangka Pemikiran Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu tersebut maka penulis dapat memperoleh gambaran dalam melakukan analisis. Berikut ini gambaran dalam analisis penulis: Tingkat Inflasi Tingkat Suku Bunga Indeks Harga Saham Property dan real estate Nilai Tukar Rupiah Gambar 1 Rerangka Pemikiran 2.3 Perumusan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan penelitian serta tinjauan teoritis, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 1 : Terdapat pengaruh tingkat inflasi terhadap indeks harga saham sektor property dan real estate di Bursa Efek Indonesia. H 2 : Terdapat pengaruh suku bunga terhadap indeks harga saham sektor property dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

27 34 H 3 : Terdapat pengaruh nilai tukar rupiah terhadap indeks harga saham sektor property dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar

Lebih terperinci

Indikator Inflasi Beberapa indeks yang sering digunakan untuk mengukur inflasi seperti;.

Indikator Inflasi Beberapa indeks yang sering digunakan untuk mengukur inflasi seperti;. Bab V INFLASI Jika kita perhatikan dan rasakan dari masa lampau sampai sekarang, harga barang barang dan jasa kebutuhan kita harganya terus menaik, dan nilai tukar uang selalu turun dibandingkan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh inflasi, suku

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN. Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.

BAB II DESKRIPSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN. Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. BAB II DESKRIPSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN 2.1. Bursa Efek Indonesia (BEI) Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang dikehendaki, perusahaan harus menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam) dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI IHSG

BAB II DESKRIPSI IHSG BAB II DESKRIPSI IHSG 2.1 Sejarah Singkat IHSG Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa. Hari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator yang penting dalam kegiatan pasar modal.

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator yang penting dalam kegiatan pasar modal. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indeks harga saham merupakan sebuah indikator yang memberikan informasi tentang pergerakan harga-harga saham. Tindakan para investor dalam mengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut perusahaan untuk dapat bersaing lebih ketat dengan para pesaingnya. Bagaimana cara perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangunan suatu negara, diperlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Pasar modal menjadi salah satu sarana bagi kegiatan berinvestasi, yang efektif untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Walaupun ruang linkupnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Walaupun ruang linkupnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahuluakan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Walaupun ruang linkupnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat terjadi akibat macetnya kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah (KPR) di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian 3.1.1 Hubungan Antar Variabel 3.1.1.1 Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan Melemahnya nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Pasar modal menjadi media yang dapat digunakan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Pasar modal menjadi media yang dapat digunakan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis di Indonesia didukung oleh perkembangan pasar modal. Pasar modal dibentuk untuk menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan dalam sistem perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu negara, sehingga dalam melakukan investasi seorang investor memerlukan suatu analisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Harga Saham Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan penerbitnya. Saham

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai tukar atau kurs merupakan indikator ekonomi yang sangat penting karena pergerakan nilai tukar berpengaruh luas terhadap aspek perekonomian suatu negara. Saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami perkembangan maka persaingan pun akan semakin meningkat. Dalam persaingan tersebut perusahaan terdorong

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, publik ( autoritas ) maupun perusahaan swasta. Pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, publik ( autoritas ) maupun perusahaan swasta. Pasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep-Konsep Dasar 2.1.1 Pasar Modal. Menurut Suad Husnan ( 1999 ) pasar modal didefinisikan sebagai suatu pasar untuk berbagai instrumen keuangan ( sekuritas ) jangka panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan ini mendorong para pelaku bisnis untuk mencari solusi yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan ini mendorong para pelaku bisnis untuk mencari solusi yang lebih baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia ekonomi semakin meningkat karena selalu timbulnya kompetitor baru yang terkadang mempunyai sumber daya yang lebih kuat. Persaingan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Ada bermacam-macam pengertian pasar modal, namun pada dasarnya pengertian pasar modal adalah sama. Dibawah ini ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jumlah Uang Beredar, Exchange Rate, dan Interest Rate terhadap Indeks JII (Jakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jumlah Uang Beredar, Exchange Rate, dan Interest Rate terhadap Indeks JII (Jakarta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Zuhri (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Exchange Rate, dan Interest Rate terhadap Indeks JII (Jakarta

Lebih terperinci

ekonomi K-13 INFLASI K e l a s A. INFLASI DAN GEJALA INFLASI Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 INFLASI K e l a s A. INFLASI DAN GEJALA INFLASI Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI INFLASI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan menjelaskan penyebab inflasi dan dampaknya bagi kehidupan bermasyarakat. A. INFLASI

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB 1 Pendahuluan 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non hayati. Sumber daya alam hayati terdiri dari sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012) 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang sebelumnya telah dilakukan berkaitan dengan topik yang serupa antara lain: 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perekonomian suatu negara dituntut untuk dapat memiliki sumber daya yang memenuhi setiap kebutuhan dari negara tersebut. Bukan hanya sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal di Indonesia, ada beberapa kelompok saham yang paling banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Sunariyah (2011:4) mengemukakan bahwa pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini pasar modal merupakan instrumen penting dalam perekonomian suatu negara. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat akumulasi dana bagi pembiayaan pembangunan melalui mekanisme pengumpulan dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan berlomba lomba untuk memperoleh sumber pendanaan. Hal ini terlihat dari data yang dirilis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bagi suatu perusahaan pendanaan merupakan fungsi penting dalam menentukan keberhasilan usaha perusahaan. Fungsi pendanaan menjadi penting karena pendanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Berikut ringkasan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perekonomian dari masa ke masa semakin pesat, setiap perusahaan bersaing untuk menjadi yang terbaik dan terbesar dibidangnya. Membangun sebuah

Lebih terperinci

Suku Bunga dan Inflasi

Suku Bunga dan Inflasi Suku Bunga dan Inflasi Pengertian Suku Bunga Harga dari uang Bunga dalam konteks perbankan dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu mempertahankan kelangsungan usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di dunia. Suatu negara dengan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi menandakan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat bagi perusahaan untuk mengumpulkan modal dengan cara menawarkan sahamnya kepada masyarakat maupun publik. Keterlibatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari suatu pasar finansial karena berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka panjang. Hal ini berarti pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar modal yang memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Di beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya perkembangan jaman berdampak bagi perkembangan sektor ekonomi dan moneter secara luas, hal tersebut dapat dilihat dari semakin terbukanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pasar modal merupakan lahan untuk mendapatkan modal investasi, sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan uangnya. Setiap investor dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Inflasi Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus maksudnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit. Sumber dari luar tidak mungkin selamanya diandalkan untuk pembangunan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat krisis keuangan global beberapa tahun belakan ini kurs, inflasi, suku bunga dan jumlah uang beredar seolah tidak lepas dari masalah perekonomian di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORETIS. Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Harga Saham

BAB II URAIAN TEORETIS. Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Harga Saham BAB II URAIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Pane tahun 2009 dengan judul Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Harga Saham Pada Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya bermunculan perusahaan go publik membuat. Pada era globalisasi ini, peranan pasar modal (capital market) sangat

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya bermunculan perusahaan go publik membuat. Pada era globalisasi ini, peranan pasar modal (capital market) sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman yang semakin pesat berdampak bagi perkembangan sektor ekonomi dan moneter secara luas, hal tersebut dapat dilihat dari semakin terbukanya

Lebih terperinci

BAGAIMANA MENJADI INVESTOR SAHAM

BAGAIMANA MENJADI INVESTOR SAHAM BAGAIMANA MENJADI INVESTOR SAHAM Saham Sebagai Pilihan Investasi Saham merupakan salah satu surat berharga yang diperjualbelikan di dalam pasar modal. Saham merupakan bukti kepemilikan atau penyertaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang umumnya lebih dari 1 (satu)

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif dan instrumen lainnya. Pasar modal merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa mendatang. Kapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis finansial di Amerika Serikat pada tahun 2008 menimbulkan dampak yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan perekonomian yang didukung oleh peningkatan komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indonesia. Kondisi pertumbuhan ekonomi yang melambat, diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. indonesia. Kondisi pertumbuhan ekonomi yang melambat, diproyeksikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lesunya perekonomian global dan dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah tidak hanya terhadap dollar AS tetapi juga dampak terhadap dollar Singapura, Australia dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini pasar modal memegang peranan penting bagi keberlangsungan perusahaan, baik perusahaan perbankan maupun perusahaan non bank. Munculnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saham merupakan bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) Bagus Ananto Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Abstrak Penelitian ini menganalisa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang hebat, yang berdampak pada semua aktivitas bisnis di sektor riil. Selama dua tiga tahun terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Jika tingkat ekonomi suatu negara tersebut baik maka tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keuntungan di masa yang akan datang. Hal ini juga di dukung dengan jenis

I. PENDAHULUAN. keuntungan di masa yang akan datang. Hal ini juga di dukung dengan jenis 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu cara untuk mewujudkan harapan dalam memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Hal ini juga di dukung dengan jenis investasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian suatu negara merupakan salah satu hal yang penting bagi keberlangsungan negara tersebut. Sebuah negara yang berkembang pasti menghadapi berbagai masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif melaksanakan pembangunan. Dalam melaksanakan pembangunan sudah tentu membutuhkan dana yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian sebuah negara. Peran pasar modal bukan hanya sekedar tempat pertemuan lenders dan borrowers ataupun tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh penghasilan dan peningkatan nilai investasi Husnan (2000).

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh penghasilan dan peningkatan nilai investasi Husnan (2000). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat menghasilkan tingkat keuntungan optimal bagi investor. Investasi dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat menyebabkan kebutuhan akan tempat tinggal, perkantoran, pusat perbelanjaan, taman hiburan, dan kebutuhan akan sektor properti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu bentuk investasi pendanaan dari masyarakat yang berperan untuk digunakan sebagai sumber pembiayaan bagi perusahaan. Pasar modal menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan sangat penting dalam perekonomian suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus fungsi keuangan. Pasar

Lebih terperinci

KONSEP PASAR MODAL. Pengertian Pasar Modal.

KONSEP PASAR MODAL. Pengertian Pasar Modal. KONSEP PASAR MODAL Pengertian Pasar Modal. Husnan (2003) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang

Lebih terperinci

Bagaimana Menjadi Investor Saham

Bagaimana Menjadi Investor Saham Bagaimana Menjadi Investor Saham Saham Sebagai pilihan Investasi Saham merupakan salah satu surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal Saham merupakan bukti kepemilikan atau penyertaan modal dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan yang sedang mengalami masa perkembangan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur modal yang kuat untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kegiatan investasi saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal tersebut didukung dengan kemudahan untuk mendapatkan informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi perekonomian yang semakin terbuka. Sejalan dengan itu, maka perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi perekonomian yang semakin terbuka. Sejalan dengan itu, maka perusahaan 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin pesat, terlebih menghadapi situasi perekonomian yang semakin terbuka. Sejalan dengan itu, maka perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan suatu Negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang banyak sehingga perlu ada usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah bursa saham di Jakarta yang merupakan bursa tempat dimana orang memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau surat-surat berharga jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk utang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan sektor perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional dalam mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia

Lebih terperinci

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Bank-bank umun pemerintah dan Bank-bank umum swasta nasional di

BAB II URAIAN TEORITIS. Bank-bank umun pemerintah dan Bank-bank umum swasta nasional di BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pengaruh Variabel Kinerja Perbankan terhadap Tingkat Bunga Deposito Syakir (1995) dalam penelitiannya yang mengambil judul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Inflasi Inflasi merupakan salah satu resiko yang pasti dihadapi oleh manusia yang hidup dalam ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran yang penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memiliki dua fungsi penting yaitu pertama sebagai sarana pendanaan atau sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Era globalisasi saat ini membuat persaingan bisnis semakin ketat dan kebutuhan untuk aktivitas bisnis pun menjadi semakin besar. Namun, sering kali perusahaan tidak

Lebih terperinci