DAFTAR ISI. Halaman Metodologi 2 Penjelasan 2 Pembatasan Penelitian 2-3 Analisa Media 4. Executive Summary 4-7 Analisa Hasil Media Monitoring 8-22

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI. Halaman Metodologi 2 Penjelasan 2 Pembatasan Penelitian 2-3 Analisa Media 4. Executive Summary 4-7 Analisa Hasil Media Monitoring 8-22"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI Halaman Metodologi 2 Penjelasan 2 Pembatasan Penelitian 2-3 Analisa Media 4 Ringkasan Executive Summary 4-7 Analisa Hasil Media Monitoring 8-22 Kompas Koran Sindo Gatra Detik.com Okezone Rakyat Merdeka Online Lampiran-lampiran - Kliping-kliping 1 P a g e

2 Penjelasan Metodologi Penelitian analisis media tentang Wajib Belajar 12 tahun (Wajar 12 Tahun) menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan framing analysis. Jenis analisis ini merupakan upaya untuk membedah cara-cara ideologi media yang mengkontruksi opini khalayak terhadap artikel menyangkut program Wajib Belajar 12 tahun yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mewakili pemerintah. Sebagai referensi, Redi Panuju menyatakan bahwa frame analysis adalah analisis untuk membongkar ideologi di balik penulisan informasi. Analisis ini mampu membawa strategi seleksi, penonjolan yang terjadi pada faktanya dalam berita makna yang lebih agar mampu menarik dan lebih diingat oleh para khalayak. Sehingga mampu menggiring interpretasi sesuai perspektifnya. Sedangkan framing media menurut Tuchman adalah berita yang mengorganisasikan realitas setiap hari. Digunakan sebagai media kerja jurnalis yang mengidentifikasi dan mengklasifikasikan informasi secara tepat dan cepat sehingga mampu menyampaikan kepada para pembaca. Penyajian beritanya mampu memberikan pengaruh yang sistematis agar penerima berita dapat mengerti. Model proses framing yang akan digunakan dari penelitian analisis media tentang Wajib Belajar 12 tahun yakni Frame Setting. Salah satu aspek untuk pengkondisian agenda yang lebih menitik beratkan pada isu yang lebih penting. Agenda setting pertama yaitu isu tentang Wajar 12 tahun dan yang kedua transmisi atribut menyangkut isu pendidikan lainnya yang memperoleh perhatian khusus dalam agenda setting media massa yang diteliti. Pembatasan Penelitian Dalam analisis media isu Wajib Belajar 12 tahun, jangka waktu penelitian dilakukan sejak bulan Juli 2015 hingga Desember Sedangkan pengambilan data penelitian bersumber pada 5 media cetak nasional (koran dan majalah) serta 4 media online. Adapun media-media tersebut terdiri dari: Media Cetak Media Online Kompas Koran Sindo, Republika, Majalah Tempo dan Gatra Detik.com, Viva.com, Okezone dan Rakyat Merdeka Online Dll 2 P a g e

3 Peneliti melakukan media monitoring harian terhadap ke sembilan media di atas. Khusus bagi media online, peneliti akan mempertimbangkan media online lainnya yang menuliskan berita tentang Wajar 12 Tahun di luar 4 media online di atas. Hanya saja media online yang diambil yaitu media online yang sudah dikenal publik dan memiliki badan hokum yang jelas. Hasil pencarian dari media monitoring menyangkut artikel yang secara langsung maupun tidak langsung menyinggung soal Wajib Belajar 12 tahun. Sebagai pembanding, peneliti juga mengumpulkan artikel lain seputar dunia pendidikan yang mendapatkan perhatian besar dari media. Semua materi tersebut kemudian dikliping menjadi sumber primer dan sekunder untuk di analisa. Dari segi waktu, media monitoring dilakukan dalam rentang waktu setiap tanggal 26 dalam bulan berjalan hingga 26 bulan berikutnya. Hal ini karena, hasil dari penelitian ini akan diserahkan kepada user (pengguna) setiap tanggal 27. Pembatasan penelitian terhadap media-media yang terpilih berdasarkan atas perbedaan kepemilikan dari setiap media massa di atas. Sehingga pemerataan status kepemilikan bisa mendorong obyektifitas hasil penelitian lebih akurat dan terjaga. Pemilihan media di atas telah disetujui dan sesuai dengan kontrak kerjasama yang disepakati oleh Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta dan New Indonesia. 3 P a g e

4 Analisa Media September 2015 Executive Summary Pemberitaan isu pendidikan (baik yang relevan dengan program Wajib Belajar 12 tahun Wajar maupun dimensi sekitarnya) selama bulan September 2015 mengalami penurunan, dan kurang beragam dibanding sebulan sebelumnya. Dari 9 media massa (Kompas, Koran Sindo, Republika, Majalah Tempo, Gatra, Detik.com, Viva.com, Okezone dan Rakyat Merdeka Online) yang menjadi sumber data penelitian hanya terdapat 38 artikel yang ditemukan membahas isu pendidikan yang baik terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan isu Wajar 12 Tahun. Bila dibandingkan bulan sebelumnya jumlah ini menurun karena total artikel pendidikan pada bulan Agustus sebanyak 45 artikel. Dari 38 artikel yang terkumpul, terdapat 9 artikel yang membahas program Wajib Belajar 12 Tahun dari sumber data primer yang ada. Sementara data sumber data sekunder (baca: dari media online lainnya) terdapat 7 artikel. Artikel yang secara langsung membahas Wajar 12 tahun dikemukakan langsung oleh pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memang menjadi leading sector bagi sosialisasi dan pelaksanaan program. Kemendikbud mengungkapkan rencana rehabilitasi gedung sekolah dalam mendukung pelaksanaan kegiatan Wajar 12 Tahun. Untuk itu, perlu adanya partisipasi masyarakat secara kolektif untuk terlibat dalam program rehabilitasi ini. Sementara pihak lain yang mengangkat isu ini berasal dari Education Sector ACDP (Analytical and Capacity Development Partnership) yang menyelenggarakan forum diskusi sebanyak dua kali. Diskusi pertama dilakukan pada akhir Agustus (26/8) bertema Wajib Belajar 12 Tahun Strategi Percepatan Pendidikan Dasar di Pedesaan dan Daerah Terpencil Penggunaan Bahasa Ibu sebagai Bahasa Pengantar di Kelas-kelas Awal di Jakarta. Kompas, Koran Sindo dan Republika menuliskan artikel terkait kegiatan diskusi ini dengan sudut pemberitaan yang berbeda-beda. Kegiatan diskusi berikutnya yang diadakan ACDP pada Rabu (23/9) di Jakarta yang mengangkat tema Wajib Belajar 12 Tahun Profil Pendidikan Menengah Indonesia dan Transisi Murid ke Jenjang Pendidikan Menengah. Kegiatan ini juga menjadi materi artikel oleh beberapa media online seperti Okezone, CNN, Warta Kota online dan Suara Merdek.com. Masing-masing media online memiliki kesamaan framing dalam menuliskan hasil kegiatan ini berupa hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan Wajar 12 Tahun di tanah-air. Agenda setting dari pemberitaan yang terjadi selama bulan September 2015 secara langsung berpengaruh pada pemberitaan isu Wajib Belajar 12 tahun (Wajar 12 tahun). Dalam kurun 30 hari, praktis tidak ada isu pendidikan yang menjadi headline di media nasional dan lokal. Selama September 2015, media memberikan fokus pada tiga isu : 4 P a g e

5 a. Pelemahan rupiah dan kondisi ekonomi yang masih mengalami kelesuan b. Bencana asap yang berdampak luas di Kalimantan dan Sumatera c. Laporan Ibadah Haji Selain ketiga isu di atas, ada peran kurang maksimalnya Kemendikbud yang merupakan leading sector dalam menyosialisasikan program Wajar 12 Tahun kepada media dan publik. Kemendikbud selama bulan September membagi isu pendidikan lainnya seperti RUU Cagar Budaya, penyelesaian guru honorer, permasalahan seputar perguruan tinggi dsb. Selain itu, media massa juga masih pasif dan cenderung tidak menempatkan isu Wajar menjadi salah-satu isu penting dalam newsroom mereka. Artikel Wajib Belajar 12 tahun periode Agustus 2015 diangkat oleh Kompas, Koran Sindo, Republika, Okezone dan Viva.com. Ini artinya dari 9 media primer yang diteliti, hanya 5 media mengupas isu Wajar 12 tahun. Sementara media online sekunder yang mengangkat isu ini yaitu CNN Indonesia, Viva.com, Sinarharapan online Jawa Pos, Tempo.co, Warta Kota online Suara Merdeka dan Indopos. Sedangkan majalah Tempo dan Gatra tidak pernah mengangkat isu Wajar 12 Tahun sama sekali pada periode September Jumlah yang minim tersebut juga mempengaruhi keberagaman informasi yang disampaikan. Minimnya keberagaman informasi Wajib Belajar 12 Tahun yang diangkat media massa harus menjadi perhatian para pemangku kepentingan yang ada. Tidak saja Kemendikbud yang harus lebih intensif melakukan kampanye publik, namun media massa juga harus memberikan perhatian lebih terhadap isu ini ke dalam agenda setting mereka. Bila media massa memberikan perhatian yang besar melalui artikel dan liputan yang dilakukan, maka implementasi Wajar 12 Tahun dapat tersosialisasi lebih baik ke masyarakat. Adapun komposisi dari jumlah artikel yang mengulas isu Wajar 12 Tahun dan isu pendidikan lainnya sebagai berikut: Tabel 1. Artikel Jumlah Wajib Belajar 12 Tahun 16 Pendidikan lainnya 22 Total 38 Diagram 1 5 P a g e

6 Tabel 2 Media Jumlah Kompas 3 Koran Sindo 1 Republika 2 Gatra 0 Majalah Tempo 0 Detik.com 0 Viva.com 1 Okezone.com 2 Sinar Harapan online 1 Jawa Pos 1 Tempo.co 1 Warta Kota Online 1 Suara Merdeka 1 Indo Pos Online 1 Rakyat Online.com Merdeka 0 6 P a g e

7 Diagram 2 Jika dilihat dari isi berita, artikel penelitian tentang Wajib Belajar 12 tahun dimasukkan ke dalam 3 kategori tone yaitu positif, netral dan negatif. Selama periode bulan Agustus 2015, table berikut menjelaskan tentang hal ini: Tone Tabel 3 Positif 5 Netral 3 Negatif 8 Jumlah 7 P a g e

8 8 P a g e Diagram 3

9 Analisa Media Monitoring: Wajib Belajar 12 tahun I. Kompas Selama periode September 2015, Kompas hanya mengupas isu Wajib Belajar secara sebanyak 3 artikel di tanggal yang berbeda. Adapun artikel yang menyangkut isu Wajar 12 tahun sebagai bahasan utama antara lain: 1. Judul: Wajib Belajar 12 Tahun Bahasa Ibu Kurangi Angka Putus Sekolah Penggunaan bahasa ibu sebagai pengantar dalam proses pembelajaran menjadi salah satu solusi untuk menekan jumlah murid yang putus sekolah. Dari kasus dan pengalaman di Papua dan Papua Barat, anak-anak di daerah itu tidak bisa mengerti bahasa pengantar, yakni bahasa Indonesia yang dipakai di kelas. Namun, ketika menggunakan bahasa ibu, materi ajar lebih mudah dipahami. Hal itu mengemuka dalam diskusi Wajib Belajar 12 Tahun Strategi Percepatan Pendidikan Dasar di Pedesaan dan Daerah Terpencil Penggunaan Bahasa Ibu sebagai Bahasa Pengantar di Kelas-kelas Awal yang diselenggarakan Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP) Indonesia, Rabu (26/8) di Jakarta. Country Director Summer Institute of Linguistic (SIL) Veni Setiawati menambahkan, pendidikan multibahasa berbasis bahasa ibu efektif jika digunakan di komunitas yang memakai satu bahasa ibu dan tanpa bahasa Indonesia. Sayangnya dalam artikel ini tidak disertakan narasumber dari pihak pemerintah sebagai cek and balance pernyataan dari narasumber lain yang berasal dari organisasi masyarakat sipil. Ketidakhadiran perwakilan pemerintah mengakibatkan tidak terjadi konfirmasi atau verifikasi perihal angka putus sekolah di pedesaan atau daerah terpencil di Indonesia. 2. Judul: Rehabilitasi Sekolah Mulai tahun 2016, pemerintah kembali akan menggerakkan program rehabilitasi sekolah rusak. Namun kali ini, proses perbaikan atau peningkatan kualitas ruang kelas dan bangunan sekolah akan menekankan pada partisipasi dari masyarakat. Dengan partisipasi ini, diharapkan akan timbul rasa ikut memiliki dan menjaga kondisi sekolah. Seiring dengan rehabilitasi sekolah, pemerintah juga akan mengejar target pemenuhan program Wajib belajar (Wajar) 12 tahun yang juga tak hanya memperbaiki sekolah, tetapi juga menambah daya tamping sekolah. 9 P a g e

10 Artikel ini ditulis sebagai liputan dari kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan ke Pemimpin Umum Kompas Jakob Oetama, Kamis (3/9). Tulisan ini juga mengutip narasumber lain dari Komisi X, DPR RI pada saat rapat kerja dengan Kemendikbud. Pihak DPR RI menagih janji Kemendikbud untuk menyediakan banyak ruang kelas baru di banyak sekolah di Indonesia. Untuk menjawab hal ini, Anies Baswedan menyatakan bahwa program Wajar 12 Tahun sudah menjadi komitmen Presiden Joko Widodo, untuk itu harus didukung tambahan anggaran di tahun depan sebesar Rp 11 triliun. 3. Judul: Sekolah Swasta Tidak Terkendali Wajib Belajar 12 Tahun Butuh Layanan Berkualitas Pendirian sekolah swasta di jenjang pendidikan SMA/SMK di sejumlah daerah tidak terkendali dan standar kualitas pun tidak terjaga. Situasi itu terbentuk sejak era otonomi daerah dimulai. Saat ini, sekolah menengah swasta lebih banyak dibandingkan dengan sekolah negeri. Dari total SMA di Indonesia, 55 persen berstatus swasta. Sementara dari total SMK di Indonesia, 70 persen berstatus swasta. Akibatnya, banyak sekolah dengan jumlah murid di kelas bawah standar. Pemerintah sudah menetapkan standar maksimal 36 murid per kelas. Hal tersebut dikemukakan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad saat diskusi pendidikan Wajib Belajar 12 Tahun Profil Pendidikan Menengah Indonesia dan Transisi Murid ke Jenjang Pendidikan Menengah yang diselenggarakan Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP) Indonesia. Selain Hamid Muhammad, artikel ini menghadirkan narasumber lain dari ACDP, Totok Amin Soefijanto yang mengungkapkan tentang tingginya angka putus sekolah dari pendidikan dasar ke menengah. Indonesia memiliki angka pendaftaran tinggi di jenjang SMP, tetapi angka partisipasinya turun di SMA/SMK. Secara keseluruhan artikel ini mengungkapkan kendala yang dihadapi pemerintah dalam pelaksanaan Wajar 12 Tahun. Untuk mengukur value dari setiap artikel tentang Wajib Belajar 12 Tahun di atas, maka digunakan indikator Public Relation (PR) Value. Dengan menggunakan PR Value, pihak pengguna dapat mengetahui seberapa besar nilai setiap artikel dilihat dari perspektif PR. Formula pengukuran PR Value yang selama ini digunakan yaitu: Halaman Depan: Ukuran artikel x rate iklan x 8 (tanpa foto/x 10 dengan foto) + 10% PPN. Halaman Dalam: Ukuran artikel x rate iklan x 3 (tanpa foto/x 5 dengan foto) + 10% PPN 10 P a g e

11 Adapun PR Value dari 3 artikel Wajib Belajar 12 Tahun di Kompas sebesar Rp ; Tabel 5 Artikel Value Artikel 1 13,860,000 Artikel 2 16,632,000 Artikel 3 31,878,000 Total 62,370,000 Selama bulan September 2015, Kompas juga menulis 15 artikel pendidikan yang secara tidak langsung terkait dengan pelaksanaan Wajar 12 tahun. Artikel pendidikan yang menarik perhatian Kompas bertema: Tenaga Pendidik (7 artikel), Permasalahan Pendidikan (7) dan fasilitas pendidikan (1). Secara garis besar, isu guru yang dikupas menyangkut pemberdayaan tenaga pendidik yang kualitasnya masih rendah. Sebanyak 3 juta guru akan mengikuti uji kompetensi guru pada November Ujian tersebut bermaksud memetakan keadaan guru di Indonesia dan melihat jarak kemampuan mereka dibandingkan dengan standar kompetensi guru. Secara terpisah, di sejumlah daerah, guru masih mengeluhkan pembayaran tunjangan profesi guru yang belum lancar. Jika dilihat dari tone, ada beberapa artikel bernada negatif yang ditulis Kompas terkait sektor pendidikan. Beberapa artikel negatif tersebut antara lain berisi survey terhadap Angka Partisipasi Kasar (APK) di 32 Kabupaten yang masih di bawah 90 persen. Bahkan 10 di antaranya memiliki APK di bawah 75 persen. Artinya, masih banyak anak SD yang belum menempuh pendidikan dasar. Hal itu ditambah dengan adanya anak putus SD setiap tahun. Namun dari beberapa artikel yang ditulis, ada juga artikel yang memberikan inspirasi bagi dunia pendidikan Indonesia, seperti pada artikel yang berjudul Merawat Seklah Gratis. Dalam sekolah gratis, khususnya sekolah swasta gratis memang indah dan memesona. Sekolah swasta gratis adalah ekspresi budi dan jiwa luhur pengelolanya. Sekolah semacam ini sungguh-sungguh hanya ditopang oleh empati, panggilan jiwa dan pengabdian yang sempurna. Satu hal yang masih perlu dipikirkan negara adalah bagaimana agar kebijakan sekolah gratis ini sungguh-sungguh adil, khususnya terkait kesejahteraan para pendidik sekolah swasta ini. Juga menjamin hidup sekolah-sekolah swasta berbayar dengan rekan jejak pendidikan yang tulus, humanis, nasionalis dan berkualitas. Jika diklasifikasikan ke dalam 3 tone (positif, negatif dan netral), komposisi artikel yang ada sebagai berikut 11 P a g e

12 Tabel 6 Tone Jumlah Positif 3 Netral 8 Negatif 4 Diagram 6 II. Koran Sindo Koran Sindo hanya mengangkat isu Wajib Belajar 12 tahun sebanyak 1 kali selama kurun September Adapun artikel yang dimaksud sebagai berikut: 1. Judul: Butuh Strategi Baru Terapkan Wajib Belajar 12 Tahun Meskipun demikian, artikel ini juga menyitir informasi dari beberapa narasumber yang juga hadir dalam seminar tersebut. Masing-masing narasumber memberikan informasi yang konstruktif terhadap sektor pendidikan yang saat ini coba ditingkatkan kualitasnya melalui Wajar 12 tahun. 2. Judul: Anggaran Pendidikan 2016, Prioritas Tuntaskan Wajar 12 Tahun 12 P a g e

13 Pemerintah diminta menyusun strategi lebih baik untuk mengimplementasikan program Wajib Belajar (Wajar) 12 Tahun. Kendari telah diterapkan tahun ini, program tersebut belum berhasil mengikis jumlah siswa yang tak melanjutkan ke jenjang sekolah menengah. Dari ribuan lulusan SMP, sebagian tidak melanjutkan ke SMP. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hamid Muhammad mengatakan, berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang diperbarui per September 2015, jumlah siswa lulusan SMP tahun ajaran 2014/2015 sebanyak Dai jumlah itu hanya siswa yang melanjutkan ke jenjang slenajutnya. Dari artikel ini, publik dapat melihat bagaimana upaya dari Kemendikbud dan masyarakat sipil dalam melakukan percepatan program Wajar 12 Tahun di tanah air. Strategi kolektif ini dimaksudkan untuk mengurangi angka putus sekolah yang tinggi di Indonesia,. Adapun PR Value dari 2 artikel Wajib Belajar 12 tahun di Koran Sindo sebesar Rp ; angka ini mengalami penurunan cukup segnifikasn dari tahun Tabel 7 Artikel Value Artikel Total Selain artikel Wajar 12 tahun, Koran Sindo juga menulis 6 artikel pendidikan lainnya selama periode Agustus Artikel pendidikan yang menarik perhatian Koran Sindo bertema: Tenaga Pendidik (3 artikel), Permasalahan Pendidikan (1) dan fasilitas pendidikan (1) dan advertorial (1). Sama seperti Kompas, secara garis besar isu guru yang dikupas menyangkut pemberdayaan tenaga pendidik di tanah air. Pemerintah berjanji akan menaikkan alokasi anggaran sebesar 7,5% untuk pembayaran tunjangan profesi guru pada tahun depan. Tahun ini anggaran tunjangan profesi guru berkisar Rp 70 miliar, sedangkan untuk tahun depan naik menjadi Rp 72,6 triliun. Jika dilihat dari tone, ada satu artikel bernada negatif yang ditulis Koran Sindo yang berjudul Kedisiplinan Guru Di Daerah Rendah. Sedangkan satu artikel positif yang menginspirasi berjudul Indonesia Berkomitmen Majukan Pendidikan. Tulisan ini memberikan harapan akan perkembangan sektor pendidikan di Indonesia. Adapun komposisi artikel yang dimuat Koran Sindo bila dilihat dari tone yaitu: 13 P a g e

14 Tabel 8 Tone Jumlah Positif 2 Netral 0 Negatif 1 Diagram 8 III. Republika Tidak seperti bulan sebelumnya, Republika mengangkat isu Wajib Belajar 12 tahun sebanyak 2 kali selama kurun September Sayangnya semua artikel tersebut bernada negatif terhadap permasalahan dunia pendidikan yang saat ini dihadapi beberapa daerah. Meskipun tidak dapat digeneralisasi, namun kinerja guru yang ada di daerah tersebut setidaknya memberikan gambaran kualitas pendidikan yang dimiliki. Adapun artikel yang dimaksud sebagai berikut: 1. Judul: Guru Daerah Lebih Sering Mangkir Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Sumarna Supranata mengatakan, tingkat kemangkiran guru daerah terpencil dua kali lebih besar daripada guru nasional. Hal ini diungkapkan oleh ACDP Indonesia pada Semnetara, Country Director Summer Institute of Linguistic (SIL) Veni Setiawati mengaku menemukan kondisi tersebut di beberapa wilayah, terutama di Papua. Mereka memang ada beberapa yang tidak memiliki akses bahasa Indonesia. Bahkan ada yang 14 P a g e

15 tidak sama sekali, jelasnya saat Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat tentang Wajar 12 Tahun bertema Strategi Percepatan Pendidikan Dasar di Pedesaan dan Daerah Terpencil. Dari pernyataan kedua narasumber yang ada dalam artikel ini semakin menunjukkan betapa beratnya pekerjaan rumah yang harus segera diatasi Pemerintah dalam melaksanakan dan menyukseskan program Wajib Belajar 12 Tahun, khususnya di daerah terpencil. Pemerataan kualitas pendidikan sangat bergantung dengan kedisiplinan dan kualitas tenaga pengajar yang ada. 2. Judul: Lebak Kekurangan Guru Kekurangan guru di daerah masih terjadi. Di Kabupaten Lebak, banten, dinas pendidikan dan kebudayaan mengungkapkan, daerah tersebut masih kekurangan guru. Sebagian besar guru di Lebak sudah memasuki masa pensiun. Kadisdikbud Kabupaten Lebak Asep Komar Hidayat menjelaskan, mayoritas tenaga pendidik itu diangkat pada tahun 1970an, Kekurangan tenaga pengajar itu menghambat pelaksanaan program pendidikan 12 tahun sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun Dari artikel ini, publik dapat melihat bagaimana pentingnya regenerasi dari tenaga pendidik yang lemah di tanah-air. Perlu adanya skema yang jelas dan terarah untuk mengatasi permasalahan ketersediaan tenaga guru untuk jangka panjang. Mengingat masalah kurangnya jumlah guru dan rendahnya kualitas yang dimiliki sudah menjadi isu lama yang dihadapai banyak daerah di Indonesia. Adapun PR Value dari 2 artikel Wajib Belajar 12 tahun di Republika sebesar Rp ; Tabel 7 Artikel Value Artikel 1 16,038,000 Artikel 2 16,632,000 Total 32,670,000 Selain artikel Wajar 12 tahun, Republika juga menulis 4 artikel pendidikan lainnya selama periode September Artikel pendidikan yang menarik perhatian Republika bertema: Tenaga Pendidik (2 artikel) dan Permasalahan Pendidikan (2). Seperti halnya isu Wajar 12 Tahun, Republika mengangkat isu pendidikan lainnya didominasi dengan nada negatif. Misalnya Ribuan guru honorer perwakilan dari Jawa dan Bali melakukan aksi demonstrasi di depan gedung DPR. 15 P a g e

16 Massa yang dikoordinasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mulai memenuhi Jalan Gatot Subroto depan pagar DPR RI sejak pukul WIB. Jika dilihat dari tone, hanya ada satu artikel bernada positif yang ditulis Republika berjudul Kedisiplinan Guru Di Daerah Rendah. Sedangkan satu artikel positif yang menginspirasi berjudul Pemerintah Siapkan Program Sertifikasi Guru di Daerah. Tulisan ini memberikan angina segar bagi tenaga pendidik di Indonesia. Adapun komposisi artikel yang dimuat Republika bila dilihat dari tone yaitu: Tabel 8 Tone Jumlah Positif 1 Netral 0 Negatif 3 IV. Gatra dan Majalah Tempo Diagram 8 Gatra dan Majalah Temp tidak memuat satu artikel pun terkait isu Wajib Belajar 12 Tahun selama periode September Kedua majalah ini lebih cenderung mengangkat isu seputar politik dan hokum berupa artikel investigasi. Ketiadaan isu pendidikan dan Wajar 12 Tahun menunjukkan bahwa kedua media massa ini belum menempatkan kedua isu tersebut menjadi isu 16 P a g e

17 penting. Bisa juga karena tidak adanya hal atau peristiwa penting yang dianggap memiliki nilai berita penting yang disediakan oleh Kemendikbud untuk diulas V. Viva.com Media online Viva.com hanya menulis satu artikel terkait isu Wajib Belajar 12 Tahun selama periode September Satu-satunya artikel yang ada bernada negatif terkait pelaksanaan program Wajar 12 Tahun. Adapun artikel yang dimaksud yaitu: 1. Judul: Wajib Belajar 12 Tahun, Bisakah Berjalan Lancar? Umumnya, orangtua akan merasa rugi jika anaknya bersekolah Program wajib belajar 12 tahun yang dicanangkan pemerintah masih akan menghadapi berbagai kendala. Salah satu persoalan yang bisa menghambat program wajib belajar 12 tahun itu adalah kesiapan dan kemauan masyarakat untuk mengikuti program tersebut. Terbukti ada banyak kasus, dimana orangtua siswa tidak mengizinkan anaknya bersekolah, karena si anak terlanjur menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. Sayangnya hingga kini kasus seperti itu masih gampang ditemukan, terlebih di desa terpencil dan daerah pedalaman. Pernyataan itu disampaikan Pimpinan Fraksi PPP MPR RI Dr. Eni Marlinawati saat menjadi narasumber pada acara sosialisasi Empat Pilar MPR yang disiarkan secara langsung oleh Protiga RRI, pada Selasa 1 September Bersama Pimpinan Fraksi PDI Perjuangan MPR RI Drs. Utut Adianto, keduanya membahas tema Wajib Belajar. Sayangnya artikel ini tidak melakukan check and balance dari pemerintah dan lembaga lainnya dalam mengkritisi penilaian yang disampaikan oleh anggota DPR RI. VI. Okezone Media online Okezone menjadi portal yang paling banyak menulis artikel Wajar 12 Tahun periode September Media ini menulis sebanyak 2 artikel, masing-masing bernada positif dan negatif. Artikel yang bernada positif yaitu: 1. Judul: Kalbar Siap Gelar Wajib Belajar 12 Tahun 17 P a g e Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) belum mencapai keberhasilan 100 persen dalam wajib belajar sembilan tahun. Tetapi, Dinas Pendidikan setempat siap menerapkan program wajib belajar 12 tahun. Kepala Dinas Pendidikan Kalbar, Alexius Akim menjelaskan, saat ini mereka baru mencapai 93 persen dalam program wajib belajar sembilan tahun. Dan dalam dua tahun, mereka pun akan lepas dari program tersebut.

18 "Tahun ini kami siap masuk wajib belajar 12 tahun. Tergantung bagaimana komitmen pemerintah pusat, provinsi dan daerah itu sendiri, karena ini menyangkut anggaran," kata Akim kepada Okezone, Kamis (27/8/2015). Sedangkan artikel yang bernada negatif, yaitu: 2. Judul: Penyebab Wajib Belajar 12 Tahun Tak Efektif Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meresmikan wajib belajar 12 tahun sebagai langkah mengurangi angka putus sekolah. Meski demikian, masih banyak siswa tidak dapat melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya. Education and Knowledge Management Specialist, ACDP Indonesia, Totok Amin Soefijanto mengungkapkan, faktor ekonomi menjadi salah satu alasan mengapa siswa tidak bisa melanjutkan ke pendidikan selanjutnya. "Menurut data UNICEF faktornya adalah dari kondisi ekonomi. Kemudian juga peluang dalam bersekolah dan bekerja," ujar Totok dalam diskusi pendidikan di Kemendikbud, Jakarta, Rabu (23/9/2015). Selain itu, banyak anak Indonesia lebih suka membantu orangtua mereka dengan bekerja ketimbang meneruskan sekolah. Anak usia sekolah, misalnya, banyak yang bekerja sebagai buruh tani. Di sisi lain, absennya para guru di sekolah turut menjadi penyebab sulitnya implementasi wajib belajar 12 tahun Dari ke 2 artikel di atas, Okezone dianggap cukup berimbang memberikan informasi perihal implementasi Wajar 12 Tahun. Masing-masing artikel mencoba mengungkapkan kondisi sebenarnya yang saat ini terjadi. VII. Sinar Harapan Online Sinar Harapan Online menulis artikel pendek terkait Wajib Belajar. Isi artikel yang ditulis berisi motivasi pentingnya pendidikan bagi rakyat. Adapun artikel yang dimaksud yaitu: a. Judul: Pendidikan Mengubah Nasib Seseorang Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid mengatakan, pendidikan dapat mengubah nasib seseorang. "Kalian bisa mengubah nasib lewat pendidikan. Pemerintah tahun ini terus mendorong program wajib belajar 12 tahun," ujar Hamid kepada ratusan pelajar SMP terbuka dan 18 P a g e

19 SMP satu atap, saat menutup Lomba Motivasi Belajar Mandiri (Lomojari) Nasional, di Jakarta, Rabu (16/9). Ia juga mengimbau kepada para pelajar SMP terbuka maupun SMP satu atap agar terus melanjutkan pendidikan mereka hingga tamat SMA, SMK, atau Madrasah Aliyah (MA). VIII. Jawa Pos Online Jawa Pos Online juga menulis satu artikel berjudul Program Wajib Belajar 12 Tahun Tak Maksimal, Ini Penyebabnya. Sayangnya tulisan ini bernada negatif terhadap pelaksanaan Wajar 12 Tahun. Adapun isi artikel yang dimaksud yaitu: 1. Judul: Program Wajib Belajar 12 Tahun Tak Maksimal, Ini Penyebabnya Wajib belajar (Wajar) 12 tahun yang dicanangkan pemerintah di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga saat ini belum berjalan maksimal. Masalah utamanya terkait politik anggaran yang tidak berpihak pada program tersebut. Program wajar 12 tahun sudah lama kami cetuskan. Sayangnya kebijakan ini tidak berbanding dengan anggaran. Itu sebabnya banyak program yang tidak jalan," kata Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Hamid Muhammad, Kamis (24/9). Meski anggaran terbatas, menurut Hamid, Kemdikbud akan tetap menyerahkan program pendidikan menengah ke provinsi mulai April hingga Oktober Jadi masing-masing kepala daerah bertanggung jawab atas program wajar tersebut. IX. Indopos Online Indopos Online memuat informasi yang sama dengan Jawa Pos Online dalam menulis satu artikel terkait Wajar 12 Tahun. Kesamaan materi informasi ini bisa disebabkan Indopos merupakan anak usaha dari Jawa Pos Group. Judul artikel yang dipilih Indopos yaitu Inilah Penyebab Wajib Belajar 12 Tahun Tak Maksimal. a. Judul: Inilah Penyebab Wajib Belajar 12 Tahun Tak Maksimal Wajib belajar (Wajar) 12 tahun yang dicanangkan pemerintah di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga saat ini belum berjalan maksimal. Masalah utamanya terkait politik anggaran yang tidak berpihak pada program tersebut. 19 P a g e

20 Program wajar 12 tahun sudah lama kami cetuskan. Sayangnya kebijakan ini tidak berbanding dengan anggaran. Itu sebabnya banyak program yang tidak jalan," kata Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Hamid Muhammad, Kamis (24/9). Meski anggaran terbatas, menurut Hamid, Kemdikbud akan tetap menyerahkan program pendidikan menengah ke provinsi mulai April hingga Oktober Jadi masing-masing kepala daerah bertanggung jawab atas program wajar tersebut. X. Tempo.co Tempo.co memuat informasi yang positif berisi penjelasan program Wajar 12 Tahun yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Adapun artikel tersebut yaitu: 1. Judul: Wajib Belajar 12 Tahun Dimulai Tahun Ajaran Baru Ini Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad mengatakan, kegiatan wajib belajar 12 tahun sudah dimulai tahun ini. Tepatnya mulai Juli 2015 pada tahun ajaran baru ini, katanya dalam acara Wajib Belajar 12 Tahun Profil Pendidikan Menengah Indonesia dan Transisi Murid ke Jenjang Pendidikan Menengah oleh Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership Indonesia di Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rabu 23 September Hamid mengatakan wajib belajar 12 tahun ini menggunakan dasar Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun Secara tersirat ada di RPJMN 2014, katanya XI. Warta Kota Online Seperti halnya media lainnya, Warta Kota termasuk yang menulis artikel dari liputan kegiatan yang diadakan oleh ACDP. Hanya saja sudut pemberitaan yang dipilih Warta Kota Online bernada egatif, yaitu 1. Judul: Hambatan Pencapaian Target Wajib Belajar 12 Tahun 20 P a g e

21 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meningkatkan target wajib belajar menjadi 12 tahun atau setingkat dengan sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK). Hal ini sesuai dengan program Nawacita presiden Joko Widodo untuk meratakan mutu pendidikan di Indonesia. Namun, tujuan pemerintah untuk mencapai target mengalami tantangan dari berbagai hal. Konsultan Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP) Indonesia, Totok Amin Soefijanto, mengungkapkan salah satu hambatannya adalah kendala bagi murid untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. XII. Suara Merdeka Online Media online terakhir yang mengangkat isu Wajar 12 Tahun yaitu Suara Merdeka Online. Tidak seperti media online lainnya, informasi yang disampaikan oleh Suara Merdeka bernada netral. Dalam artikel ini disampaikan strategi yang akan dilakukan pemerintah dalam mendorong pelaksanaan Wajar 12 Tahun. Namun artikel ini juga menggambarkan permasalahan yang dihadapi sektor pendidikan tanah air yaitu tingginya angka putus sekolah. 1. Judul: Perlu Strategi Implementasi Wajib Belajar 12 Tahun Sejak 2004 angka partisipasi kasar (APK) di tingkat pendidikan dasar mencapai lebih dari 100 persen, sementara APK di tingkat sekolah menengah pertama meningkat dari 76,1 persen pada 2001 menjadi 96,9 persen pada Karena itu, Indonesia membutuhkan strategi yang baik untuk dapat mengimplementasikan kebijakan wajib belajar 12 tahun. Strategi tersebut bertujuan meningkatkan dan memperbaiki ketersediaan layanan pendidikan, termasuk infrastruktur, peralatan dan sumber daya manusia (SDM). Bisa juga memanfaatkan fasilitas lain. Bahkan, di Papua ada rumah warga yang dijadikan sebagai tempat belajar, kata Education and Knowledge Management Specialist, ACDP Indonesia, Totok Amin di Kemdikbud, Rabu (23/9). Terkait dengan anak putus sekolah dari pendidikan dasar yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, masih menjadi masalah besar. Kendala tersebut dapat mengancam kesuksesan pencapaian tujuan wajib belajar 12 tahun. Data nasional menunjukkan, 2,4 persen murid-murid usia sekolah dasar tidak bersekolah. 21 P a g e

22 2. Lain-lainnya Bila diklasifikasikan berdasarkan tema, maka artikel pendidikan periode September 2015 terdiri atas: Tabel Klasifikasi Isu Tenaga Pendidik 14 Permasalahan Dunia Pendidikan 14 Fasilitas Pendidikan 4 Putus Sekolah 6 Total 38 Diagram 22 P a g e

No Tanggal Judul Tone Kesimpulan 1 Kamis, 27 September 2015

No Tanggal Judul Tone Kesimpulan 1 Kamis, 27 September 2015 Bulan: September Ringkasan Media Cetak I. Kompas A. Wajib Belajar 12 Tahun 1 Kamis, 27 September Wajib Belajar 12 Tahun Bahasa Ibu Kurangi Angka Putus Sekolah + Penggunaan bahasa ibu sebagai pengantar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1 P a g e F I S I P, U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h J a k a r t a

DAFTAR ISI. 1 P a g e F I S I P, U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h J a k a r t a DAFTAR ISI Halaman Metodologi 2 - Penjelasan 2 - Pembatasan Penelitian 2-3 Analisa Media 4 - Executive Summary 4-7 - Analisa Hasil Media Monitoring 8-12 Ringkasan - Kompas - Koran Sindo - Republika - Detik.com

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Metodologi 2 Penjelasan 2 Pembatasan Penelitian 2-3 Analisa Media 4. Executive Summary 4-7 Analisa Hasil Media Monitoring 8-17

DAFTAR ISI. Halaman Metodologi 2 Penjelasan 2 Pembatasan Penelitian 2-3 Analisa Media 4. Executive Summary 4-7 Analisa Hasil Media Monitoring 8-17 DAFTAR ISI Halaman Metodologi 2 Penjelasan 2 Pembatasan Penelitian 2-3 Analisa Media 4 Ringkasan Executive Summary 4-7 Analisa Hasil Media Monitoring 8-17 Kompas Koran Sindo Gatra Detik.com Okezone Rakyat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Metodologi 2 Penjelasan 2 Pembatasan Penelitian 2-3 Analisa Media 4. Executive Summary 4-7 Analisa Hasil Media Monitoring 8-22

DAFTAR ISI. Halaman Metodologi 2 Penjelasan 2 Pembatasan Penelitian 2-3 Analisa Media 4. Executive Summary 4-7 Analisa Hasil Media Monitoring 8-22 DAFTAR ISI Halaman Metodologi 2 Penjelasan 2 Pembatasan Penelitian 2-3 Analisa Media 4 Ringkasan Executive Summary 4-7 Analisa Hasil Media Monitoring 8-22 Kompas Koran Sindo Republika Detik.com Okezone

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MCA No.33 Revisi UU KPK Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 18/02/2016

Analisis Isi Media Judul: MCA No.33 Revisi UU KPK Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 18/02/2016 Analisis Isi Media Judul: MCA No33 Revisi UU KPK Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 18/02/2016 Sebaran Media Monitoring media pada hari Kamis, 18 Februari 2016 mengenai Revisi UU KPK paling banyak diangkat

Lebih terperinci

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 13 Mei 2015

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 13 Mei 2015 KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 13 Mei 2015 Topik #1 Manajemen Guru Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2019 secara eksplisit menyebutkan

Lebih terperinci

No Tanggal Judul Tone Kesimpulan 1 Kamis, 16 Juli 2015

No Tanggal Judul Tone Kesimpulan 1 Kamis, 16 Juli 2015 Bulan: Juli Ringkasan Media Cetak I. Kompas A. Wajib Belajar 12 Tahun 1 Kamis, 16 Juli Pembangunan SMA Gencar + Pemerintah berencana membangun 900 sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan baru

Lebih terperinci

Bulan: Oktober 2015 Ringkasan Media Cetak

Bulan: Oktober 2015 Ringkasan Media Cetak Bulan: Oktober Ringkasan Media Cetak I. Kompas A. Wajib Belajar 12 Tahun 1 Minggu, 27 Investasi pada Anak Usia Dini + Negara yang berinvestasi pada pembangunan anak usia dini September Tuai Generasi Emas

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indon

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indon No.1289, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. DAU dan Tambahan DAK Fisik. APBNP TA 2017. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/PMK.07/2017 /PMK.07/2017 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 Topik #10 Wajib Belajar 12 Tahun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menjawab Daya Saing Nasional Latar Belakang Program Indonesia

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MCA No 107 Kenaikan Harga Pangan Bulan Ramadhan Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 07/06/2016

Analisis Isi Media Judul: MCA No 107 Kenaikan Harga Pangan Bulan Ramadhan Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 07/06/2016 Analisis Isi Media Judul: MCA No 107 Kenaikan Harga Pangan Bulan Ramadhan Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 07/06/2016 Sebaran Media Sebaran Media Monitoring pada tanggal 07 Juni 2016 mengangkat isu

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MIP No. 215 Sidang Perdana DPR Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 02/10/2014

Analisis Isi Media Judul: MIP No. 215 Sidang Perdana DPR Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 02/10/2014 Analisis Isi Media Judul: MIP No. 215 Sidang Perdana DPR Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 02/10/2014 Sebaran Media. Media yang paling banyak memberitakan topik MCA hari ini adalah Detik (42 berita).

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MIP No.160 Jelang Rekapitulasi Akhir Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 22/07/2014

Analisis Isi Media Judul: MIP No.160 Jelang Rekapitulasi Akhir Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 22/07/2014 Analisis Isi Media Judul: MIP No160 Jelang Rekapitulasi Akhir Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 22/07/2014 Sebaran Media Media online yang terbanyak memberitakan isu MCA pada Selasa 22 Juli

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MIP No.218 Jelang Pemilihan Ketua MPR Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 06/10/2014

Analisis Isi Media Judul: MIP No.218 Jelang Pemilihan Ketua MPR Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 06/10/2014 Analisis Isi Media Judul: MIP No218 Jelang Pemilihan Ketua MPR Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 06/10/2014 Sebaran Media Pemberitaan media hari ini tercatat ada 15 media baik daring, cetak, maupun elektronik

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI BERMITRA DENGAN KEMENTERIAN AGAMA RI, KEMENTERIAN SOSIAL RI, KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI, KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA (KPAI), BADAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau

Lebih terperinci

BIRO HUMAS KEMENTERIAN SOSIAL RI

BIRO HUMAS KEMENTERIAN SOSIAL RI TANGGAL 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 BULAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES 1. Media Indonesia 7. Investor Daily 13. Bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban Negara serta tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat dalam memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki cukup banyak koruptor. Korupsi di Indonesia sudah menjadi suatu budaya atau trend yang menjamur. Trend korupsi tersebut terindikasi

Lebih terperinci

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah KEMENTERIAN Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah Mei 2012 Dari BOS ke BOSDA: Dari Peningkatan Akses ke Alokasi yang Berkeadilan Program

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MIP No Teror Paris Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 16/11/2015

Analisis Isi Media Judul: MIP No Teror Paris Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 16/11/2015 Analisis Isi Media Judul: MIP No 257 Teror Paris Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 16/11/2015 Sebaran Media Pemberitaan pada hari ini mengenai Teror Paris Media online yang paling banyak mengangkat berita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan memiliki lembaga-lembaga khusus berdasarkan tugas masing-masing. Dalam rangka untuk memahami

Lebih terperinci

: Hj. Ledia Hanifa Amaliah, S.Si.,M.Psi.T. : Hadir 40 Anggota, Izin 8 Anggota dari 45 Anggota Komisi VIII DPR RI

: Hj. Ledia Hanifa Amaliah, S.Si.,M.Psi.T. : Hadir 40 Anggota, Izin 8 Anggota dari 45 Anggota Komisi VIII DPR RI LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI Bidang Kementerian Agama RI, Kementerian Sosial RI, Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak RI, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Amil

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MIP No. 252 Dugaan Jasa Lobi dalam Kunjungan Presiden. Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 10/11/2015

Analisis Isi Media Judul: MIP No. 252 Dugaan Jasa Lobi dalam Kunjungan Presiden. Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 10/11/2015 Analisis Isi Media Judul: MIP No 252 Dugaan Jasa Lobi dalam Kunjungan Presiden Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 10/11/2015 Sebaran Media Monitoring media hari ini, 10 November 2015, memberitakan tentang

Lebih terperinci

12/10/2012. Politisi Muda di Media Hotel Century, 09 Desember 2012 FFH

12/10/2012. Politisi Muda di Media Hotel Century, 09 Desember 2012 FFH 1/10/01 Politisi Muda di Media Hotel Century, 09 Desember 01 FFH The Founding Fathers House (FFH) adalah lembaga nirlaba yang bergerak di bidang riset dan kajian terhadap kebijakan publik. Lembaga ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan. yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan. yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) mulai tahun 2011 akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan yang dilakukan melalui mekanisme

Lebih terperinci

NOTA DINAS Nomor: ND. /II-PHM/2012

NOTA DINAS Nomor: ND. /II-PHM/2012 NOTA DINAS Nomor: ND. /II-PHM/2012 Maret 2012 Kepada Yth. : Menteri Kehutanan Dari : Sekretaris Jenderal Lampiran : 1 (Satu Berkas) Hal : Laporan Rekap Berita Minggu IV Bulan Februari Memperhatikan berita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MIP No 195 Kunjungan IMF ke Indonesia Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 02/09/2015

Analisis Isi Media Judul: MIP No 195 Kunjungan IMF ke Indonesia Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 02/09/2015 Analisis Isi Media Judul: MIP No 195 Kunjungan IMF ke Indonesia Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 02/09/2015 Sebaran Media Pemberitaan mengenai Kunjungan IMF ke Indonesia paling banyak diangkat oleh

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MIP No Pengesahan RUU Pilkada Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 23/09/2014

Analisis Isi Media Judul: MIP No Pengesahan RUU Pilkada Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 23/09/2014 Analisis Isi Media Judul: MIP No 207 Pengesahan RUU Pilkada Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 23/09/2014 Sebaran Media Terdapat 12 media baik daring, cetak, maupun elektronik yang teridentifikasi memberitakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan pemenuhan kebutuhan dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh manusia dalam mendapatkan

Lebih terperinci

KLIPING PEMBERITAAN. 03 Jan 2015

KLIPING PEMBERITAAN. 03 Jan 2015 KLIPING PEMBERITAAN CONTENTS Resume Daily Maps Influencers Media Share Media Clipping RESUME No Media Judul Ringkasan Tones 1 Kaltimpos Bantuan Pusat-Pemprov Tak Kunjung Tiba Ratusan nelayan asing (manusia

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI KEMENTERIAN PERTAHANAN, KEMENTERIAN LUAR NEGERI, KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, TENTARA NASIONAL INDONESIA, BADAN INTELIJEN NEGARA, DEWAN KETAHANAN NASIONAL, LEMBAGA

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MIP No.07. Rakernas PDIP Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 12/01/2016

Analisis Isi Media Judul: MIP No.07. Rakernas PDIP Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 12/01/2016 Analisis Isi Media Judul: MIP No07 Rakernas PDIP Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 12/01/2016 Sebaran Media Pemberitaan mengenai Rakernas PDIP paling banyak dimuat oleh Detikcom sebanyak sembilan berita

Lebih terperinci

Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014

Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014 Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014 Deputi Menteri Bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR-RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR-RI LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR-RI BERMITRA DENGAN KEMENTERIAN AGAMA, KEMENTERIAN SOSIAL, KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK, KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA (KPAI), BADAN NASIONAL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.469, 2015 KEMENDIKBUD. Dana Alokasi Khusus. Bidang Pendidikan. Penggunaan. Pencabutan PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015

Lebih terperinci

Arah Kebijakan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana

Arah Kebijakan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Arah Kebijakan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana Dr. Ir. Taufik Hanafi, MUP Staf Ahli Mendikbud Bidang Sosial dan Ekonomi Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (K.A.K.), PENGADAAN BARANG/JASA PUBLIKASI MEDIA CETAK DAN ONLINE DIREKTORAT PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH 1430 H / 2009 M

KERANGKA ACUAN KERJA (K.A.K.), PENGADAAN BARANG/JASA PUBLIKASI MEDIA CETAK DAN ONLINE DIREKTORAT PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH 1430 H / 2009 M KERANGKA ACUAN KERJA (K.A.K.), PENGADAAN BARANG/JASA PUBLIKASI MEDIA CETAK DAN ONLINE DIREKTORAT PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH 1430 H / 2009 M A. LATAR BELAKANG Departemen Agama adalah salah satu institusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan (check and balances) antara Pemerintah dan DPR RI. Ketiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan (check and balances) antara Pemerintah dan DPR RI. Ketiga fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau sering disebut Dewan Perwakilan Rakyat (disingkat DPR-RI atau DPR) adalah salah satu lembaga tinggi negara

Lebih terperinci

ACDPINDONESIA Education Sector Analytical And Capacity Development Partnership

ACDPINDONESIA Education Sector Analytical And Capacity Development Partnership Risalah Kebijakan November 2014 Ketidakhadiran Guru di Indonesia Tingkat ketidakhadiran guru di Indonesia Alasan guru tidak hadir di sekolah Kegiatan guru di sekolah ketika sedang tidak mengajar Dampak

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN 2013

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN 2013 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN 2013 DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013 PENGANTAR Kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara penganut sistem Demokrasi, dimana kekuasaan yang berada ditangan rakyat (pemerintahan rakyat). Maksud dari pemerintahan rakyat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MIP No.60 Antisipasi Pelemahan Rupiah. Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 14/03/2015

Analisis Isi Media Judul: MIP No.60 Antisipasi Pelemahan Rupiah. Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 14/03/2015 Analisis Isi Media Judul: MIP No60 Antisipasi Pelemahan Rupiah Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 14/03/2015 Sebaran Media Terdapat 60 pemberitaan yang memuat isu Antisipasi Pelemahan Rupiah hari ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik

BAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan pertentangan antara warga setempat dengan perusahaan swasta terkait dengan akses dan kepemilikan lahan yang

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK SEKOLAH

Lebih terperinci

2013, No

2013, No 2013, No.834 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita hidup ditengah derasnya perkembangan sistem komunikasi. Media massa adalah media atau sarana penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga menimbulkan pro dan kontra. Karena perkembangan kehidupan manusia seirama dengan kemajuan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Kemiskinan masih menjadi penyebab utama siswa putus sekolah atau drop out. Fenomena putus sekolah ini bahkan dikhawatirkan semakin meningkat seiring tingginya angka pengangguran, karena

Lebih terperinci

Kurikulum Kurikulum 2013

Kurikulum Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 kurikulum 2013 merupakan kurikulum tetap yang diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media cetak seperti majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti

BAB I PENDAHULUAN. media cetak seperti majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Adanya kemajuan teknologi canggih seperti saat ini, informasi bisa kita dapatkan dari berbagai media. Informasi tersebut tidak lagi hanya kita dapatkan melalui media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Studi tentang..., Aris Roosnila Dewi, FISIP UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Studi tentang..., Aris Roosnila Dewi, FISIP UI, 2010. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka menengah dan panjang. Namun sampai saat ini masih banyak penduduk miskin yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak dituntut seseorang untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dari semakin kerasnya kehidupan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan-kesimpulan ini meliputi

BAB V PENUTUP. menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan-kesimpulan ini meliputi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan dengan teori-teori yang menjadi acuan peneliti, dengan demikian dapat diperoleh beberapa

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bagian ini diuraikan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan temuan-temuan dan analisa

Lebih terperinci

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN BAB IV KESIMPULAN dan SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis secara menyeluruh pada level teks dan konteks di masing-masing Koran, peneliti kemudian memperbandingkan temuan-temuan tersebut khususnya

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad 21 ini dunia pendidikan kita menjadi geger, geger dengan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad 21 ini dunia pendidikan kita menjadi geger, geger dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad 21 ini dunia pendidikan kita menjadi geger, geger dengan semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang menyadari pentingnya pendidikan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting di seluruh aspek kehidupan manusia. Hal itu disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan kepribadian manusia.

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran media saat ini sudah semakin penting. Kebutuhan masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. Peran media saat ini sudah semakin penting. Kebutuhan masyarakat akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran media saat ini sudah semakin penting. Kebutuhan masyarakat akan informasi membuat media berlomba - lomba dalam menyajikan berita yang sangat dibutuhkan oleh

Lebih terperinci

Frietz Calvin Madayanto / Ike Devi Sulistyaningtyas

Frietz Calvin Madayanto / Ike Devi Sulistyaningtyas CITRA PT. PLN DALAM PEMBERITAAN KRISIS LISTRIK SUMATERA UTARA DAN SEKITARNYA (Analisis Isi Pemberitaan Surat Kabar Harian Nasional Periode September 2013-April 2014) ABSTRAK Frietz Calvin Madayanto / Ike

Lebih terperinci

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi tiga prioritas pembangunan pendidikan nasional, meliputi 1. pemerataan dan perluasan akses pendidikan, 2. peningkatan mutu, relevansi dan daya saing,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.675, 2016 KEMENDIKBUD. Tunjangan Kinerja. Juklak. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.675, 2016 KEMENDIKBUD. Tunjangan Kinerja. Juklak. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.675, 2016 KEMENDIKBUD. Tunjangan Kinerja. Juklak. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG KETENTUAN TEKNIS

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN Menimbang PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun Oktober KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema berita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Tanggal 15 Februari 2017 merupakan pesta demokrasi bagi sebagian masyarakat di Indonesia yang melaksanakan pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK PENINGKATAN

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No. 684, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Guru. PNS Daerah. Tunjangan Profesi. Tambahan Penghasilan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempo.com, Jumat, 21 Juni 2013, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

BAB I PENDAHULUAN. tempo.com, Jumat, 21 Juni 2013, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kenaikan harga BBM terjadi kembali di tahun 2013. Dikutip dari tempo.com, Jumat, 21 Juni 2013, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik yang mengumumkan

Lebih terperinci

BIRO HUMAS KEMENTERIAN SOSIAL RI Jl. Salemba Raya No.28, Telp. (021) Jakarta Pusat

BIRO HUMAS KEMENTERIAN SOSIAL RI Jl. Salemba Raya No.28, Telp. (021) Jakarta Pusat TANGGAL 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 BULAN 2014 JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES Media Indonesia Jurnal Nasional Seputar Indonesia

Lebih terperinci

Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013

Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013 Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013 Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013 DAFTAR ISI 1 Pengertian, Kebijakan,

Lebih terperinci

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini semakin mendapat perhatian dari Pemerintah Indonesia. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu bersaing dalam era keterbukaan, pemerintah memandang perlu

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu bersaing dalam era keterbukaan, pemerintah memandang perlu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia agar mampu bersaing dalam era keterbukaan, pemerintah memandang perlu untuk menciptakan dan

Lebih terperinci

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI BERMITRA DENGAN KEMENTERIAN AGAMA RI, KEMENTERIAN SOSIAL RI, KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI, KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA (KPAI), BADAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DANA TRANSFER KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016

KEBIJAKAN DANA TRANSFER KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN DANA TRANSFER KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016 Disampaikan Oleh : Direktorat Dana Perimbangan Direktorat Jenderal Perimbangan

Lebih terperinci

Rencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan

Rencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sumbawa pada tahun anggaran 2017 telah menyusun tema pembangunan daerah yang berorientasi pada upaya Pemantapan Pelayanan Publik dan Percepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR.

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir bulan Oktober 2012 media massa ramai memberitakan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang mempublikasikan adanya pemesaran yang dilakukan oleh anggota DPR terhadap

Lebih terperinci

Meluaskan Akses Pendidikan 12 Tahun

Meluaskan Akses Pendidikan 12 Tahun Cluster 1 Meluaskan Akses Pendidikan 12 Tahun Oleh: Jumono, Abdul Waidil Disampaikan pada kegiatan Simposium Pendidikan 23 Febuari 2015 Ki Hadjar Dewantara: Rakyat perlu diberi hak dan kesempatan yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan informasi yang lajunya begitu cepat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan informasi yang lajunya begitu cepat saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan informasi yang lajunya begitu cepat saat ini telah membantu meramaikan aktivitas komunikasi politik dalam masyarakat, terutama

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MIP No. 209 Putusan Vonis Kasus Korupsi Anas Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 25/09/2014

Analisis Isi Media Judul: MIP No. 209 Putusan Vonis Kasus Korupsi Anas Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 25/09/2014 Analisis Isi Media Judul: MIP No. 209 Putusan Vonis Kasus Korupsi Anas Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 25/09/2014 Sebaran Media. Media online yang terbanyak memberitakan adalah Detik.com (28 berita).

Lebih terperinci

CATATAN ATAS PRIORITAS PENDIDIKAN DALAM RKP 2013

CATATAN ATAS PRIORITAS PENDIDIKAN DALAM RKP 2013 CATATAN ATAS PRIORITAS PENDIDIKAN DALAM RKP 2013 1. Perkembangan Pendidikan di Indonesia 1 Indonesia menargetkan 100 persen angka partisipasi kasar (gross enrollment rates) di tingkat sekolah dasar dan

Lebih terperinci

Strategi Pendidikan Berkarakter sebagai Solusi Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Pendidikan di Indonesia

Strategi Pendidikan Berkarakter sebagai Solusi Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Pendidikan di Indonesia Neng Endah Fatmawati NPM : 1306384504 Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Univeristas Indonesia, Depok,2017. Strategi Pendidikan Berkarakter sebagai Solusi Meningkatkan Kualitas

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013

PETUNJUK TEKNIS KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013 SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013 PETUNJUK TEKNIS I. UMUM

Lebih terperinci