PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2016"

Transkripsi

1 TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) TAHUN 2015

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya kepada kita semua, sehingga tugas penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Bireuen Tahun 2015 dapat kami selesaikan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bireuen disusun sesuai Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan laporan ini merupakan upaya kami untuk menginformasikan pertanggungjawaban kinerja yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Bireuen selama tahun 2015, sebagai konsistensi kami terhadap komitmen untuk menciptakan transparansi yang merupakan pilar terwujudnya tata pemerintahan yang baik. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bireuen pada tahun ke tiga periode pemerintahan Tahun memuat informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan kebijakan program dan kegiatan, serta pencapaian sasaran dalam mewujudkan visi Pemerintah Kabupaten Bireuen yaitu Kabupaten Bireuen Yang Bermartabat Dan Mandiri Berlandaskan UUPA untuk pencapaian sasaran strategis sebagaimana tercantum dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bireuen Tahun Hal ini sebagai perwujudan komitmen dan tekad yang kuat untuk melaksanakan kinerja organisasi yang berorientasi pada hasil, baik berupa i

3 output maupun outcome dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien dan akuntabel. Sejalan dengan fokus pada peningkatan akuntabilitas dan capaian kinerja, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Bireuen Tahun 2015 memberikan informasi tentang capaian kinerja kegiatan dan sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan dan sejalan dengan RPJM Kabupaten Bireuen Tahun Secara umum capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen dapat dikatakan berhasil, walaupun terdapat beberapa indikator/sasaran yang masih perlu mendapat perhatian guna meningkatkan kinerja di masa mendatang. Hasil pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Bireuen tidak terlepas dari kerjasama dan kerja keras semua pihak yakni masyarakat, swasta dan aparat pemerintah daerah baik dalam perumusan kebijakan, maupun dalam implementasi serta pengawasannya. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan serta partisipasi dalam penyusunan. Bireuen, Maret 2016 BUPATI BIREUEN, H. RUSLAN M. DAUD ii

4 I K H T I S A R E K S E K U T I F Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Pemerintah Kabupaten Bireuen Tahun 2015 adalah LKIP tahun ke tiga dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bireuen Tahun dimana pada tahun 2015 ini RPJMD tersebut akan dievaluasi berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Tuntutan pelayanan publik kearah yang lebih transparan, partisipatif dan akuntabel merupakan isu aktual mendapat respon positif dari Pemerintah Kabupaten Bireuen. Tuntutan ini akibat dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang dipicu oleh meningkatnya sumber daya manusia, serta semakin mandirinya media masa yang didukung oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang menembus sekat-sekat ruang dan waktu termasuk pemerintahan. Dalam rangka meningkatkan akses informasi, cakupan dan kualitas pelayanan publik, masyarakat menuntut visi, misi dan program kerja Bupati dan Wakil Bupati Bireuen yang telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Bireuen sebagaimana amanat dari Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang kongkrit dan aplikatif dari pemerintah sebagai acuan penilaian kinerja. Selanjutnya pada setiap awal tahun anggaran, pemerintah juga dituntut untuk menyiapkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Kerja (Renja) untuk SKPK yang kemudian pada akhir tahun diharuskan mempertanggung jawabkan pelaksanaan rencana kerjanya. Sejalan dengan itu telah ditetapkan TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan iii

5 Nepotisme diikuti dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 serta Peraturan Presiden No 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Pemerintah Kabupaten Bireuen diwajibkan menyiapkan semua dokumen yang berkaitan akuntabilitas kinerja dan LKIP ini merupakan salah satu dokumen pertanggung jawaban Akuntabilitas kinerja mulai dari visi sampai dengan capaian target kinerja kegiatan. YANG BERMARTABAT DAN MANDIRI BERLANDASKAN UUPA, adalah visi dari Pemerintah Kabupaten Bireuen kemudian dijabarkan dalam 4 (empat) misi yang telah ditetapkan, yaitu : 1. Mewujudkan Pemerintahan yang Islami, Berbudaya, Bersih, dan Berwibawa (good and clean governance). 2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. 3. Memberdayakan ekonomi berdayasaing secara berkelanjutan berbasis sumber daya lokal. 4. Mewujudkan persatuan dan keberlanjutan perdamaian berdasarkan UUPA. Penjabaran/implimentasi misi tersebut di atas di arahkan pada pencapaian tujuan lima tahunan. Sesuai dengan data pengukuran kinerja, pencapaian sasaran kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen tahun 2015 dapat diklasifikasikan bahwa, dari 19 (sembilan belas) sasaran dan 51 indikator kinerja dapat disimpulkan bahwa terdapat 7 (tujuh) sasaran ratarata melebihi target dengan pencapaian melebihi 100,00 dikategorikan sangat berhasil, 5 (lima) sasaran rata-rata sesuai dengan target yaitu 100,00 dan dikategorikan sangat berhasil, 3 (tiga) sasaran rata-rata mendekati dengan target berkisar 88,88 sampai dengan 94,55 dan dikategorikan sangat berhasil, 1 (satu) sasaran rata-rata mendekati target iv

6 sebesar 83,66 yaitu sasaran ke 15 dan dikategorikan berhasil, 1 (satu) sasaran rata-rata tidak mendekati target sebesar 56,67 yaitu sasaran ke 5 (lima) dan dikategorikan cukup berhasil. Terdapat 2 (dua) sasaran yang sulit diukur yaitu sasaran ke 16 (enam belas) dan sasaran ke 18 (delapan belas), dikarenakan target yang ditetapkan besar akan tetapi tidak ada realisasinya sama sekali akan tetapi dapat diinterpretasikan dengan sangat berhasil. Pada Tahun Anggaran 2015, untuk pencapaian kinerja 19 (sembilan belas) sasaran strategis dan 51 (lima puluh satu) indikator kinerja pada RPJM Kabupaten Bireuen yang dilaksanakan pada Badan, Dinas dan Kantor serta Kecamatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bireuen dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten Bireuen sebesar Rp ,01 dengan realisasi serapan anggaran sebesar Rp ,41 atau kemampuan tingkat serapan dana mencapai 92,33 (data sebelum dilakukan audit oleh BPK). Terlepas dari kendala dan keterbatasan yang ada, LKIP Pemerintah Kabupaten Bireuen Tahun 2015 ini merupakan upaya untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan rencana kinerjanya, dengan harapan dapat dipergunakan sebagai salah satu media informasi Kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen. Bireuen, Maret 2016 SEKRETARIS DAERAH, Ir. ZULKIFLI, Sp Pembina Utama Madya Nip v

7 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i IKHTISAR EKSEKUTIF... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii BAB I : PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang.. 1 B. Gambaran Umum C. Perekonomian D. Sumber Daya Manusia dan Aparatur E. Isu Isu Strategis F. Permasalahan Utama (strategic issued) Organisasi BAB II : PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis B. Indikator Kinerja Utama (IKU).. 39 C. Strategi, Arah Kebijakan, Program dan Indikator Kinerja dalam RPJM Kabupaten Bireuen BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA A. Pengukuran Kinerja B. Capaian Indikator Kinerja Perbandingan antara Target dan Realisasi Indikator Kinerja Tahun Perbandingan antara Target dan Realisasi Indikator Kinerja serta Capaian Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun Perbandingan antara Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan Target Akhir Rencana Jangka Menengah Kabupaten Tahun vi

8 4. Evaluasi dan Analisa Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan Capaian Kinerja A. Realisasi Anggaran BAB IV : PENUTUP LAMPIRAN vii

9 DAFTAR TABEL 1. Tabel I Tabel I Tabel I Tabel I Tabel I Tabel I Tabel II Tabel II Tabel II Tabel II Tabel II Tabel II Tabel II Tabel II Tabel III Tabel III Tabel III Tabel III Tabel III Tabel III Tabel III Tabel III Tabel III Tabel III Tabel III Tabel III Tabel III Tabel III Tabel III viii

10 30. Tabel III Tabel III Tabel III Tabel III Tabel III Tabel III Tabel III Tabel III Tabel III ix

11 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi bagian kunci dalam proses penyelenggaraan pemerintahan yang baik.upaya ini juga selaras dengan tujuan perbaikan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Untuk itu, pelaksanaan otonomi daerah perlu mendapatkan dorongan yang lebih besar dari berbagai elemen masyarakat, termasuk dalam pengembangan akuntabilitas melalui penyusunan dan pelaporan kinerja pemerintah daerah. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Bireuen disusun berdasarkan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, di mana pelaporan capaian kinerja organisasi secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen. Pada setiap akhir tahun anggaran setiap instansi sudah mulai melakukan proses penyusunan LKIP untuk mengukur pencapaian target kinerja yang sudah ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja. pengukuran pencapaian target kinerja ini dilakukan dengan 1

12 membandingkan antara target dan realisasi kinerja setiap instansi pemerintah, yang dalam hal ini adalah Pemerintah Kabupaten Bireuen. LKIP menjadi dokumen laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/ sasaran strategis instansi. Dalam lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah disebutkan bahwa Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahunan dari setiap Kabupaten/Kota disampaikan kepada Presiden/Wakil Presiden dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Gubernur/Kepala Pemerintahan Daerah Provinsi dan Kepala Perwakilan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). 1. Dasar Hukum Penyusunan LKIP LKIP Kabupaten Bireuen sebagai salah satu bentuk pertanggung-jawaban kinerja tahunan yang telah disusun dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan perjanjian kinerja dipakai sebagai salah satu tolok ukur untuk mengukur keberhasilan maupun kegagalan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan. Kabupaten Bireuen Tahun 2015 landasan sebagai berikut : 1. Landasan Idiil yaitu Pancasila 2. Landasan Konstitusional yaitu UUD Landasan Operasional: LKIP disusun berdasarkan beberapa a. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Simeulue, sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2000; b. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2000 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2

13 c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; d. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; e. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara; f. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008; g. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; h. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; i. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman penyusunan dan penerapan standar pelayanan minimal; j. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; k. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; l. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; m. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; n. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, 3

14 Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. 2. Maksud Dan Tujuan Adanya pola pikir yang terukur untuk dapat memberdayakan fungsi publik agar sesuai dengan tuntutan perkembangan ekonomi, politik, dan budaya, diperlukan etos kerja yang berorientasi kepada pencapaian hasil dan pertanggungjawaban berdasarkan nilai nilai akuntabilitas menuju pemerintah yang bersih, berwibawa, dan akuntabel. Atas dasar ini, Pemerintah Kabupaten Bireuen pada setiap akhir periode menyusun laporan pelaksanaan program/kegiatan, capaian kinerja dalam wujud Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) yang dikomunikasikan kepada para stakeholders dan pada hakekatnya adalah merupakan Pertanggungjawaban Publik. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) selain memiliki fungsi sebagai penyediaan informasi untuk mengambil keputusan pihak pihak terkait, juga sebagai umpan balik dan sebagai sarana perbaikan manajemen kepemerintahan serta sebagai media pertangungjawaban kepada lembaga legislatif dan publik. Fungsi tersebut merupakan cerminan dari maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LKIP Kabupaten Bireuen. Maksud penyusunan dan penyampaian LKIP pemerintah Kabupaten Bireuen Tahun 2015 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah selama kurun waktu 1 (satu) tahun dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan LKIP juga menjadi alat kendali untuk mendorong peningkatan kinerja setiap unit organisasi. 4

15 Tujuan penyusunan LKIP sebagai salah satu alat untuk mendapatkan masukan stakeholders demi perbaikan kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen. Identifikasi keberhasilan, permasalahan dan solusi yang tertuang dalam LKIP, menjadi sumber untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang. Dengan pendekatan ini, LKIP sebagai proses evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perbaikan yang berkelanjutan di pemerintah untuk meningkatkan kinerja pemerintahan melalui perbaikan pelayanan publik. 3. Sistematika Penyajian Pada dasarnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) ini mengkomunikasikan Pencapaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen selama Tahun Pengukuran capaian kinerja (performance results) tahun 2015 tersebut diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja tahun 2015 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap penetapan kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti itu, sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bireuen Tahun 2015 dapat diilustrasikan dalam bagan berikut ini. Sistematika penyajian adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Gambaran Umum Kabupaten Bireuen C. Perekonomian D. Sumber Daya Manusia dan Aparatur 5

16 E. Isu Isu Strategis F. Permasalaha Utama BAB II : PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis B. Indikator Kinerja Utama (IKU) C. Strategi, Arah Kebijakan, Program dan Indikator Kinerja dalam RPJM Kabupaten Bireuen BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA A. Pengukuran Kinerja B. Capaian Indikator Kinerja Utama C. Realisasi Anggaran BAB IV : PENUTUP LAMPIRAN B. GAMBARAN UMUM 1. Sejarah Pemerintah Kabupaten Bireuen Kabupaten Bireuen dalam catatan sejarah dikenal sebagai daerah Jeumpa. Dahulu Jeumpa merupakan sebuah kerajaan kecil di Aceh. Menurut Ibrahim Abduh dalam Ikhtisar Radja Jeumpa, Kerajaan Jeumpa terletak di Desa Blang Seupeung, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen. Kerajaan-kerjaan kecil di Aceh tempo dulu termasuk Jeumpa mengalami pasang surut. Apalagi setelah kehadiran Portugis ke Malaka pada tahun 1511 M yang disusul dengan kedatangan Belanda. Secara de fakto Belanda menguasai Aceh pada tahun 1904, yaitu ketika Belanda dapat menduduki Benteng Kuta Glee di Batee Iliek, di bagian barat Kabupaten Bireuen. Kemudian dengan Surat Keputusan Vander Guevernement General Van Nederland Indie tanggal 7 September 1934, Aceh dibagi 6

17 menjadi enam Afdeeling (Kabupaten) yang dipimpin oleh seorang Asisten Residen. Salah satunya adalah Afdeeling Noord Kust van Aceh (Kabupaten Aceh Utara) yang dibagi dalam tiga Onder Afdeeling (kewedanan).kewedanan dikepalai oleh seorang Countroleur (wedana) yaitu: Onder Afdeeling Bireuen (kini Kabupaten Bireuen), Onder Afdeeling Lhokseumawe (Kini Kota Lhokseumawe) dan Onder Afdeeling Lhoksukon (Sekarang jadi Ibu Kota Aceh Utara). Selain Onder Afdeeling tersebut, terdapat juga beberapa daerah Ulee Balang (Zelf Bestuur) yang dapat memerintah sendiri terhadap daerah dan rakyatnya, yaitu Ulee Balang Keureutoe, Geureugok, Jeumpa dan Peusangan yang diketuai oleh Ampon Chik. Pada masa pendudukan Jepang istilah Afdeeling diganti dengan Bun, Onder Afdeeling diganti dengan Gun, Zelf Bestuur disebut Sun. Sedangkan mukim disebut Kun dan gampong disebut Kumi. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Aceh Utara disebut Luhak, yang dikepalai oleh Kepala Luhak sampai tahun Kemudian, setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia melalui Konferensi Meja Bundar pada tanggal 27 Desember 1949, dibentuklah Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan beberapa negara bagian. Salah satunya adalah Negara Bagian Sumatera Timur, Aceh dan Sumatera Utara tergabung didalamnya dalam Provinsi Sumatera Utara. Kemudian melalui Undang-Undang Darurat nomor 7 tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom setingkat Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, maka dibentuklah Daerah Tingkat II Aceh Utara. Keberadaan Aceh dibawah Provinsi Sumatera Utara menimbulkan rasa tidak puas masyarakat Aceh. Para tokoh Aceh menuntut agar Aceh berdiri sendiri sebagai sebuah provinsi. Hal ini 7

18 juga yang kemudian memicu terjadinya pergolakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pada tahun Pergolakan ini baru padam setelah keluarnya Keputusan Perdana Menteri Republik Indonesia Nomor 1/ Missi/ 1957 tentang pembentukan Provinsi Daerah Istimewa Aceh dan Aceh Utara sebagai salah satu daerah Tingkat dua, Bireuen masuk dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara. Baru pada tahun 1999 Bireuen menjadi Kabupaten tersendiri setelah lepas dari Aceh Utara selaku Kabupaten Induk, pada tanggal 12 Oktober 1999, melalui Undang Undang Nomor 48 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Simeulue sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun Beragam kisah heroik terekam dalam catatan sejarah, dan pada benteng pertahanan di Batee Iliek menjadikan daerah terakhir yang diserang oleh pasukan Belanda yang menyisakan kisah kepahlawan pejuang Aceh dalam menghadapi serangan Belanda. Beragam kisah heroik terekam dalam catatan sejarah, dan pada benteng pertahanan di Batee Iliek menjadikan daerah terakhir yang diserang oleh pasukan Belanda yang menyisakan kisah kepahlawan pejuang Aceh dalam menghadapi serangan Belanda. Kisah heroik lainnya terekam pada situs sejarah makam syahid lapan di Kecamatan Simpang Mamplam. Pelintas jalan Medan- Banda Aceh, sering menyinggahi tempat ini untuk ziarah. Di kuburan itu, delapan syuhada dikuburkan. Mereka wafat pada tahun 1902 saat melawan pasukan Marsose, Belanda. 8

19 Menurut penuturan sejarah, delapan syuhada tersebut berhasil menewaskan pasukan Marsose yang berjumlah 24 orang namun ketika mereka mengumpulkan senjata dari tentara Belanda yang tewas itu, mereka diserang oleh pasukan Belanda lainnya yang datang dari arah Jeunieb yang menewaskan delapan pejuang aceh tersebut, kedelapan pejuang yang syahid adalah : Tgk Panglima Prang Rayeuk Djurong Bindje, Tgk Muda Lem Mamplam, Tgk Nyak Bale Ishak Blang Mane, Tgk Meureudu Tambue, Tgk Balee Tambue, Apa Sjech Lantjok Mamplam, Muhammad Sabi Blang Mane, serta Nyak Ben Matang Salem Blang Teumeuleuk. Nama mereka tertera pada situs makam yang dikenal sebagai kubu syuhada lapan yang terletak di pinggir jalan lintas Banda Aceh - Medan di kawasan Tambue Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen. Istana Tun Sri Lanang atau yang dikenal dengan nama Rumoh Krueng adalah sebuah bangunan tempat tinggal Tun Sri Lanang tahun Yang terletak di Mukim Kuta Blang Kecamatan Samalanga. Istana Tun Sri Lanang terbuat dari kayu beratap rumbia yang menghadap ke arah selatan dengan denah persegi panjang yang berukuran 18 x 12,17 meter. Istana ini memilki bentuk atau ciri khas bangunan tradisional Aceh : berbentuk rumah panggung, mempunyai atap tampung lima, mempunyai dua serambi atau seramoe keue dan seramo likoet yang berfungsi seramoe keue (serambi depan) untuk tempat bertamu kaum laki-laki dan seramoe likoet atau serambi belakang untuk tamu-tamu kaum perempuan. Kemudian pada bagian tengah ada kamar tidur dalam bahasa Aceh disebut Juree. Secara umum 9

20 bangunan atau Istana Tun Sri lanang ini didominasi oleh warna putih dengan pemakaian warna hijau sebagai penegasan bentuk elemen bangunan. 2. Kondisi Geografis Kabupaten Bireuen merupakan salah satu dari 23 kabupaten/kota yang berada di bawah wilayah administrasi Provinsi Aceh. Posisi geografis Bireuen sangat strategis dibanding kabupaten lain, karena berada di bagian Timur Provinsi Aceh yang menghubungkan bagian tengah sampai bagian barat dengan berbatasan langsung laut lepas (Selat Malaka). Kabupaten Bireuen menjadi hilir dari sungai-sungai besar yang mengalir perairan lepas serta mempunyai topografi yang sangat fluktuatif, mulai dari datar (pantai) sampai bergelombang (gunung dan perbukitan). Nilai strategis Kabupaten Bireuen adalah sebagian wilayah selatan merupakan perbukitan dan wilayah utara didominasi oleh kawasan pesisir pantai. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, Dalam kebijakan penataan ruang nasional (Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN), Kota Juang yang menjadi ibukota Kabupaten Bireuen ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKWp) dan satu pusat permukiman lainnya yaitu Kecamatan Peusangan ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) serta ditetapkan jaringan jalan nasional disepanjang sisi pantai timur sebagai Trans Lintas Timur Sumatera. Selain jalan sisi Pantai Timur, di Kabupaten Bireuen juga terdapat jalur jalan lintas tengah yang menghubungkan Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah yang juga telah ditetapkan sebagai jalan nasional. 10

21 Kabupaten Bireuen merupakan salah satu kabupaten dalam Provinsi Aceh yang letaknya sangat strategis dan dilintasi oleh jalan nasional serta diapit oleh beberapa kabupaten dan merupakan pusat perdagangan di wilayahnya. Secara geografis, Kabupaten Bireuen terletak pada posisi N ,3 - N ,8 Lintang Utara (LU) dan E ,1 - E ,9 Bujur Timur (BT) dengan luas wilayahnya 1, Km 2 atau ( Ha) dan berada pada ketinggian 0 sampai meter Dari Permukaan Laut (DPL). Batasbatas administratif Kabupaten Bireuen adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : berbatas dengan Selat Malaka; Sebelah Timur : berbatas dengan Kabupaten Aceh Utara; Sebelah Selatan : berbatas dengan Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah dan Pidie; Sebelah Barat : berbatas dengan Kabupaten Pidie Jaya dan Pidie. Secara geografis wilayah Kabupaten Bireuen memiliki posisi strategis, karena terletak sebagai berikut: 1. Kawasan Pantai Timur Pulau Sumatera yang merupakan kawasan cepat berkembang di Pulau Sumatera, dibandingkan dengan kawasan tengah dan kawasan Pantai Barat Sumatera. 2. Berdekatan dengan pusat pertumbuhan Kota Lhokseumawe dan Medan yang merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Disamping itu, di Kota Medan juga terdapat Pelabuhan dan Bandar Udara Internasional. 3. Berhadapan langsung dengan Selat Malaka yang merupakan Zona Ekonomi Eksklusif dan jalur pelayaran perdagangan internasional yang padat. 4. Dilintasi oleh Jalan Trans Sumatera, yang merupakan jalur perdagangan yang padat di Pulau Sumatera. Di masa mendatang, Jalan Trans Sumatera pada ruas antara Medan 11

22 sampai Bandar Lampung direncanakan untuk dikembangkan sebagai jalan internasional Trans Asia dan Trans Asean. Kabupaten Bireuen terletak antara Lintang Utara dan Bujur Timur serta berada pada ketinggian meter dari permukaan laut (DPL). Topografi Kabupaten Bireuen terdiri dari 1 lembah, 53 lereng, dan 555 dataran dimana pantai dengan dataran rendah berada di sebelah utara dan daerah pegunungan berada di sebelah selatan. Kabupaten Bireuen juga dilalui oleh 17 sungai, yaitu Krueng Samalanga, Krueng Inong, Krueng Agam, Krueng Pandrah, Krueng Jeunib, Krueng Suyoh, Krueng Nalan, Krueng Peudada, Krueng Uneun, Krueng Wie, Krueng Bugeng, Krueng Simpo, Krueng Meuh, Krueng Gunci, Krueng Pineueng, Krueng Mane, Krueng Peusangan yang seluruhnya bermuara ke Selat Malaka. Peta Pemerintah Kabupaten Bireuen 12

23 3. Luas Wilayah Luas wilayah Kabupaten Bireuen adalah 1, Km 2 atau ( Ha), terdiri dari 17 kecamatan yang dibagi menjadi 75 Mukim dan 609 Gampong (desa). Kecamatan Peudada mempunyai wilayah terbesar yaitu 312,84 Km2, sementara kecamatan Kota Juang dengan wilayah paling kecil yaitu 16,91 Km2. Jumlah Gampong (desa) yang terbanyak terdapat di Kecamatan Peusangan dengan jumlah Penduduk , dan Jumlah Gampong (desa) yang kecil terdapat di Kecamatan Kota Juang dengan jumlah Penduduk jiwa. Penggunaan lahan adalah informasi yang menggambarkan sebaran pemanfaatan lahan yang ada di Kabupaten Bireuen. Klasifikasi penggunaan lahan terdiri dari pekarangan, sawah dengan luas nya ,00 Ha atau 11,89 persen, Tegal/Kebun ,00 Ha atau 25,99 persen, ladang/huma ,00 Ha atau 11,26 persen, perkebunan ,00 Ha atau 10,66 persen, hutan rakyat 9.517,00 Ha atau 5,01 persen, padang rumput 7.868,00 Ha atau 4,1 persen, lain-lain ,00 Ha atau 9,82 persen, Lahan Bukan Pertanian ,00 Ha atau 21,24 persen. 13

24 9, , , , , , , , PEMERINTAH Penggunaan Lahan 50, , , , , , , , Ha 10, , Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bireuen 4. Demografi a. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Bireuen pada tahun 2015 sebanyak jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa dan perempuan perempuan sebanyak jiwa. 14

25 Tabel I.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2015 No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Samalanga SimpangMamplam Pandrah Jeunieb Peulimbang Peudada Jeumpa Kota Juang Juli Kuala Jangka Peusangan Peusangan Selatan Peusangan Siblah Krueng Kuta Blang Gandapura Makmur Jumlah Sumber data Buku Bireuen Dalam Angka Tahun Kepadatan penduduk dapat dilihat dari beberapa sudut pandang giografis, kepadatan penduduk agraris, penduduk pada suatu daerah setiap kilometer persegi. Selain itu, kepadatan penduduk geografis menunjukkan penyebaran penduduk dan tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah. Penyebaran penduduk Kabupaten Bireuen tidak merata. Wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk geografis rata-rata tertinggi terletak pada Kecamatan Peusangan dengan jumlah penduduk 51,312 jiwa, Kecamatan Kota Juang 47,125 jiwa dan Kecamatan Jeumpa 36,086 jiwa, sedangkan rata-rata terendah terletak 15

26 pada Kecamatan Pandrah 7,974 jiwa, Kecamatan Peulimbang 11,225 jiwa dan Kecamatan Peusangan Siblah Krueng 11,622 jiwa. Tabel I.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Per Km2 tahun 2015 No Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Jumlah Penduduk Kepadatan Per Km2 1 Samalanga 156, SimpangMamplam 218, Pandrah 89, Jeunieb 114, Peulimbang 64, Peudada 391, Jeumpa 212, Kota Juang 69, Juli 31, Kuala 23, Jangka 81, Peusangan 122, Peusangan Selatan 106, Peusangan Siblah Krueng 76, Kuta Blang 66, Gandapura 36, Makmur 41, Sumber data Buku Bireuen Dalam Angka

27 C. PEREKONOMIAN 1. Potensi Unggulan Daerah. a. Sektor Pertanian dan Tanaman Pangan Peningkatan kesejahteraan masyarakat akan mempengaruhi perkembangan dan pergeseran pola hidup dan budaya masyarakat, juga diikuti dengan pergeseran konsumsi kebutuhan pokok termasuk pola makan dan konsumsi bahan makanannya, di Kabupaten Bireuen aktivitas pertanian dan perkebunan berpotensi didorong sebagai sektor strategis yang mendukung pengembangan wilayah terutama jika dikaitkan dengan pengembangan perekonomian masyarakat Kegiatan pertanian dan perkebunan yang dapat dikembangkan terdiri atas kegiatan penanaman padi, kedelai, tanamam jagung, tanaman kacang tanah, kacang hijau tanaman hortikultura, Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama di Kabupaten Bireuen, sebesar 78,76 persen wilayah kabupaten bireuen digunakan sebagai lahan pertanian. Dari Hektar sebesar persen merupakan lahan pertanian sawah. Sementara itu sebesar 38,86 persen lahan pertanian bukan sawah digunakan sebagai lahan tegal. Lahan Sawah di kabupaten Bireuen sebesar 70,05 persen merupakan lahan sawah irigasi, dengan luas sawah irigasi terbesar berada di kecamatan Peusangan Ha dan Kecamatan Simpang Mamplam Ha. Semua sawah irigasi di kabupaten ini ditanami dua kali dalam setahun. Jika dibandingkan dengan tahun 2013, produksi padi kabupaten bireuen mengalami penurunan sebesar 11,22 persen dengan 17

28 produksi padi terbesar berada di kecamatan Peusangan ton dan kecamatan Jangka ton. Selain padi, Kabupaten Bireuen juga memiliki produktivitas tanaman kedelai yang cukup tinggi. Dua Kecamatan dengan Produktivitas Penanaman Kedelai Tertinggi berada di Kecamatan Peusangan (17,41 Kw/Ha) dan Kecamatan Simpang Mamplam (16,80 Kw/Ha). Berdasarkan Total Produksi Kedelai Kabupaten Bireuen pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 15,94 persen. Tabel I.3 Luas Lahan Pertanian Dan Bukan Pertanian Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Bireuen Tahun 2014 No Kecamatan Luas Kecamatan Luas Lahan Pertanian Luas Lahan Bukan Pertanaian 1 Samalanga 156,22 117,85 38,37 2 Sp. Mamplam 218,49 93,42 125,07 3 Pandrah 89,33 83,26 6,07 4 Jeunieb 114,52 103,68 10,84 5 Peulimbang 64,15 52,92 11,23 6 Peudada 391,33 382,96 8,37 7 Juli 212,08 161,75 50,33 8 Jeumpa 69,42 50,97 18,45 9 Kota Juang 31,56 15,53 16,03 10 Kuala 23,72 18,15 5,57 11 Jangka 81,18 64,95 16,23 12 Peusangan 122,48 90,30 32,18 13 Peusangan Selatan 106,33 90,40 15,93 14 Peusangan Siblah Krueng 76,62 58,48 18,14 15 Makmur 66,53 51,64 14,89 16 Gandapura 36,15 26,33 9,82 17 Kuta Blang 41,1 34,73 6,37 Jumlah/Total 1.901, ,32 403,89 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bireuen 18

29 2. Pendapatan Domestik Regional Bruto Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bireuen, sebagai salah satu indikator perekonomian Kabupaten, dari tahun ke tahun terus mengalami fluktuasi, yang tentu menggambarkan geliat pembangunan ekonomi dan kesejahteraan yang juga meningkat dari waktu ke waktu. Pada Tahun 2011, laju Pertumbuhan PDRB bila menurut ADHB adalah 11,63 dengan nilai sebesar Rp. 6,46 Triliun dan mengalami sedikit penurunan di tahun 2012 menjadi 11,51 dengan nilai sebesar Rp. 7,2 Triliun. Untuk tahun 2013, memiliki Laju Pertumbuhan 10,82 dengan nilai sebesar Rp. 7,99 Triliun. Sebagai Proyeksi, tahun 2014, PDRB ADHB Kabupaten Bireuen memiliki laju pertumbuhan sebesar 11,32. dengan nilai sebesar Rp. 8,9 Triliun. Tahun 2015, PDRB ADHB Kabupaten Bireuen memiliki laju pertumbuhan sebesar 11,22. dengan nilai sebesar Rp. 9,93 Triliun 19

30 Table I.4 Gambaran progresif kenaikan PDRB (ADHB) Kabupaten Bireuen tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini. NO LAPANGAN USAHA TAHUN PROYEKSI PERTANIAN , , , , ,31 2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN , , , , ,50 3 INDUSTRI PENGOLAHAN , , , , ,85 4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH , , , , ,69 5 KONSTRUKSI , , , , , PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, REAL ESTAT & JS. PRSH , , , , , , , , , , , , , , ,88 9 JASA - JASA , , , , ,86 JUMLAH , , , , ,22 Kenaikan yang optimis juga dapat dilihat dari PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) yang menunjukkan trend kenaikan yang positif, dari sebesar Rp 2,77 Triliun pada tahun 2011 menjadi Rp 2,93 Triliun pada tahun 2012, Rp 3,07 Triliun pada tahun 2013 dan Rp 3,23 Triliun proyeksi pada tahun 2014 serta proyeksi PDRB ADHK untuk Tahun 2015 sebesar Rp. 3,42 Triliun. Kenaikan ini rata-rata mencapai angka laju pertumbuhan sebesar 5,30 pada tahun 2011, 5,59 pada tahun 2012 dan 4,66 pada tahun 2013 dan proyeksi untuk tahun 2014 sebesar 5,18 dan proyeksi laju pertumbuhan tahun 2015 sebesar 5,14. Gambaran tentang kenaikan yang progresif PDRB (ADHK) Kabupaten Bireuen tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini 20

31 Tabel I.5 Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha NO LAPANGAN USAHA TAHUN PROYEKSI PERTANIAN , , , , ,65 2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN , , , , ,35 3 INDUSTRI PENGOLAHAN , , , , ,65 4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH , , , , ,45 5 KONSTRUKSI , , , , , PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, REAL ESTAT & JS. PRSH , , , , , , , , , , , , , , ,98 9 JASA - JASA , , , , ,17 JUMLAH , , , , ,14 Berdasarkan kontribusinya terhadap PDRB (ADHK), struktur perekonomian Kabupaten Bireuen secara umum kontribusi paling besar diberikan oleh sektor jasa - jasa yang mencapai 8,01 sepanjang tahun , diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 6,96, sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 5,73, sektor perdagangan,hotel dan restoran sekitar 5,12, sektor kontruksi sebesar 5,02; sektor pertambangan sebesar 4,75, sektor keuangan dan real estate sebesar 4,48, sektor pertanian sebesar 4,18 dan sektor industri pengolahan sebesar 2,55. Sektor utama dalam beberapa tahun ke depan masih akan menjadi tiang penyangga perekonomian Kabupaten Bireuen, yang apabila dilihat dalam konteks pengelompokkan lapangan usahanya, maka struktur perekonomian Kabupaten Bireuen didominasi oleh 21

32 sektor tersier (Perdagangan, Hotel dan Restoran; Transportasi dan Komunikasi; Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; serta Jasa jasa lainnya) yang mencapai 7,30, disusul sektor primer yang mencapai 5,34 (Pertanian, Pertambangan); dan sisanya adalah sektor sekunder yang hanya sebesar 5,20 (Industri Pengolahan, Listrik, Gas dan Air Bersih serta Kontruksi). Dalam kurun empat tahun terakhir sektor tersier semakin dominan, dimana secara ratarata lebih dari separuh perekonomian Bireuen dibentuk oleh sektor tersier, hal ini disebabkan karena faktor semakin menggeliatnya perdagangan dengan semakin kondusifnya stabilitas keamanan. Sedangkan jika ditinjau dari segi sektoral, maka kontribusi yang paling dominan dihasilkan dari sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor pertanian. Sepanjang kurun waktu perekonomian Kabupaten Bireuen mengalami pertumbuhan yang cukup stabil. 3. Distabulasi Persentase PDRB Kenaikan yang optimis juga dapat dilihat dari PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) yang menunjukkan trend kenaikan yang positif, dari sebesar Rp 6,46 Triliun pada tahun 2011 menjadi Rp 7,21 Triliun pada tahun 2012, Rp 7,99 Triliun pada tahun 2013 dan Rp 8,91 Triliun pada tahun Kenaikan ini rata-rata mencapai angka 11,63 pada tahun 2011, 11,51 pada tahun 2012 dan 10,82 pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 sebesar 11,32. Gambaran tentang kenaikan yang progresif PDRB (ADHB) Kabupaten Bireuen tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini 22

33 Tabel I.6 Distabulasi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha NO LAPANGAN USAHA TAHUN PROYEKSI PERTANIAN , , , , ,88 2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN , , , , ,95 3 INDUSTRI PENGOLAHAN , , , , ,01 4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH , , , , ,37 5 KONSTRUKSI , , , , , PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, REAL ESTAT & JS. PRSH , , , , , , , , , , , , , , ,99 9 JASA - JASA , , , , ,13 JUMLAH , , , , ,00 D. SUMBER DAYA MANUSIA DAN APARATUR Keadaan Aparat Pemerintah dilingkungan Pemerintah Kabupaten Bireuen untuk mendukung kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat pada tahun 2015 sejumlah orang yang terdiri dari : Jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut: a. Golongan I : 87 orang, Golongan II : orang, Golongan III : orang, Golongan IV : orang; b. Jabatan Struktural yang terdiri dari Eselon II :32 orang, Eselon III : 168 orang, Eselon IV : 500 orang, Eselon V : 39 orang; Jabatan Fungsional terdiri dari : Jabatan Tenaga Guru : orang, Tenaga Kesehatan : orang dan Tenaga Teknis/Administrasi lainnya : orang; 23

34 c. Tingkat Pendidikan terdiri dari SD : 18 orang, SMP : 92 Orang, SMA/D orang, D2 : 167 orang, D3 : orang, D4 : 69 orang, S1 : orang, S2 : 156 orang, S3 : 1 orang. Upaya meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja Aparat Pemerintah Kabupaten Bireuen telah melakukan berbagai program melalui memberikan penghargaan, pendidikan pelatihan teknis umum dan fungsional, serta pemberian hukuman dan pembinaan. 1. Kelembagaan Perangkat Daerah Sebagai pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bireuen serta upaya mendukung peningkatan pelayanan publik, Pemerintah Kabupaten telah menetapkan Struktur Organisasi Dan Tata Kerja (SOTK) Instansi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bireuen dalam bentuk Qanun Kabupaten yang terdiri dari: a. Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 4 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 5 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Dalam Kabupaten Bireuen; b. Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 5 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Dalam Kabupaten Bireuen; c. Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 8 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sekretariat Kabupaten Bireuen; d. Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 7 Tahun 2012 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Bireuen; dan e. Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 8 Tahun 2012 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas pada Kabupaten Bireuen; 24

35 f. Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 10 Tahun 2012 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bireuen g. Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 11 Tahun 2012 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Lembaga Keistimewaan Kabupaten Bireuen; h. Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 1 Tahun 2014 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia Kabupaten Bireuen. i. Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 1 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 9 Tahun 2012 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bireuen; Susunan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Instansi pemerintah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bireuen adalah sebagai berikut : 1. Sekretariat Daerah Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Tugas Pokok Sekretaris Daerah adalah membantu Bupati dalam melaksanakan tugas di bidang penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah. Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup: (1) pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah, (2) penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan, 25

36 kemasyarakatan serta organisasi dan tata laksana, (3) pengkoordinasian kegiatan perangkat daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas umum pemerintahan, (4) pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana pemerintahan daerah, dan (5) pengembangan dan pelaksanaan pola kerja sama antar daerah dan/ atau dengan pihak ketiga, (6) pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2. Dinas Daerah Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. 3. Lembaga Teknis Daerah Lembaga Teknis Daerah merupakan badan/kantor yang dikepalai oleh seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang yang membantu dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk bidang-bidang tertentu. Kepala Badan/Kepala Kantor berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. 4. Pemerintah Kecamatan Pemerintah Kecamatan merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh seorang camat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Kabupaten Bireuen terdiri dari 17 (tujuh belas) Kecamatan, 75 (tujuh lima) Kemukiman dan 609 Gampong/desa. Untuk lebih jelas tentang Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Bireuen dapat dijabarkan sebagai berikut : 26

37 a). Bupati dan Wakil Bupati Bireuen. b). Staf Ahli Bupati Bireuen: 1). Staf Ahli Bidang Kesejahteraan dan Peningkatan SDM. 2). Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Kerjasama Antar Lembaga. 3). Staf Ahli Bidang Administrasi Keuangan. 4). Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah. 5). Staf Ahli Bidang Politik dan Hukum. c). Sekretariat Daerah: 1). Asisten Pemerintahan : a. Bagian Pemerintahan Umum. b. Bagian Pemerintahan Mukim dan Gampong. c. Bagian Hukum. 2). Asisten Ekonomi Pembangunan : a. Bagian Ekonomi dan Sumber Daya Alam. b. Bagian Administrasi Pembangunan. c. Bagian Kesejahteran Rakyat dan Keistimewaan Aceh. 3). Asisten Administrasi Umum: a. Bagian Umum. b. Bagian Organisasi dan Kepegawaian. c. Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokoler. d). Sekretariat DPRK 1). Bagian Umum. 2). Bagian Risalah dan Hukum. 3). Bagian Keuangan. 27

38 e). Dinas Daerah 1). Dinas Syariat Islam 2). Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 3). Dinas Kesehatan 4). Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 5). Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika 6). Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Perumahan Rakyat 7). Dinas Pengairan, Pertambangan dan Energi 8). Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) 9). Dinas Pertanian, Peternakan, 10). Dinas Kelautan dan Perikanan 11). Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah 12). Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 13). Dinas Kehutanan dan Perkebunan 14). Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata 15). Dinas Pegelolaan Pasar, Kebersihan dan Pertamanan g). Lembaga Teknis Daerah 1). Inspektorat Kabupaten 2). Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 3). Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan 4). Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Sejahtera 5). Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 6). Badan Pembinaan Pendidikan Dayah 7). Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah 8). Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik 9). Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu 28

39 10). Kantor Perpustakaan dan Arsip 11). Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen 12). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) h). Sekretariat Lembaga Keistimewaan Kabupaten Bireuen 1). Sekretariat MPU 2). Sekretariat MAA 3). Sekretariat MPD 4). Sekretariat BMK i). Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Pemerintah Kabupaten Bireuen dan seluruh perangkat di bawahnya berusaha melaksanakan tugas dan kegiatan pemerintahan daerah maupun tugas-tugas perbantuan dan tugas dekonsentrasi selaku penyelenggara semua urusan pemerintahan yang menjadi tanggungjawab Pemerintahan Kabupaten. E. ISU ISU STRATEGIS Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi kemajuan Kabupaten Bireuen. Berdasarkan permasalahan pembangunan di Kabupaten Bireuen serta mempertimbangkan isu-isu dan dinamika secara nasional dan regional, Isu-isu strategis yang harus diatasi secara sungguh-sungguh oleh pemerintah Kabupaten Bireuen dalam periode sebagai berikut : 1. Belum optimalnya implementasi nilai-nilai islam dalam kehidupan masyarakat. 29

40 2. Belum terwujudnya tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa 3. Masih rendahnya sumber daya manusia yang tercermin dari kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan yang belum optimal. 4. Masih rendahnya pertumbuhan ekonomi dan tingginya angka kemiskinan 5. Belum memadainya kesediaanya ketersediaan infratruktur dalam mendorong percepatan perekonomiaan daerah. 6. Pemanfaatan sumber daya ekonomi lokal yang belum optimal 7. Kelestarian lingkungan dan mitigasi bencana 8. Kerentanan keberlanjutan perdamaian 1. Inovasi Daerah. Beberapa hal yang mendasari implementasi inovasi daerah Kabupaten Bireuen adalah terjadinya pergeseran perekonomian global dari ekonomi yang berbasis industri menuju ke ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based economy); adanya daya saing daerah yang ditentukan oleh kemampuan memanfaatkan potensi daerah melalui inovasi; karakteristik pasar yang dinamis, kompetisi global, dan cenderung membentuk jejaring; posisi tenaga kerja dengan upah tinggi, ketrampilan luas dengan berbagai disiplin, pembelajaran tanpa kenal waktu, dan pengelolaan SDM kolaboratif; serta rendahnya entrepreneurship masyarakat. Fakta-fakta tersebut harus menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Bireuen. Mengabaikan hal-hal tersebut bisa mengakibatkan tertinggalnya Kabupaten Bireuen dalam kompetisi dengan daerah-daerah lainnya. Dalam pelaksanaannya, Pemerintah Kabupaten Bireuen senantiasa memotivasi dan mendorong aparat pemerintah, masyarakat, swasta, dan seluruh stakeholders untuk bersama-sama 30

41 mengembangkan kreativitas dan inovasi serta lebih memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). Inovasi sebagai cara untuk menerapkan Iptek yang telah ada disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan diupayakan selalu menjadi mindset semua elemen kabupaten, sedangkan Sistem Inovasi Daerah yang selanjutnya disingkat SIDa adalah keseluruhan proses dalam satu sistem untuk menumbuh kembangkan inovasi yang dilakukan antar instansi pemerintah, pemerintah daerah, lembaga Litbang, lembaga pendidikan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha, dan masyarakat di daerah. Dalam melaksanakan pengembangan inovasi daerah, Pemerintah Kabupaten Bireuen senantiasa menjalin kerjasama dengan daerah lain, pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat, swasta, perguruan tinggi, lembaga riset, dan masyarakat, dengan senantiasa mengacu pada kondisi kultural/budaya Bireuen agar terjadi kolaborasi/sinergitas sehingga menjadi sebuah sistem inovasi daerah yang saling terkait dan berkelanjutan. Kerjasama yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Bireuen dalam rangka sistem inovasi daerah. F. PERMASALAHAN UTAMA (Strategic Issued) ORGANISASI Dengan mempertimbangkan berbagai potensi, kondisi, permasalahan dan berbagai tantangan strategis yang dihadapi Kabupaten Bireuen, serta merujuk kepada Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 02 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Bireuen Tahun , maka perlu diketahui Isu Strategis dan permasalahan yang berkembang di tahun 2015 yang sedang dihadapi organisasi, yaitu; 1. Belum maksimalnya pelaksanaan syari at islam; 2. Tata kelola pemerintahan yang belum maksimal; 31

42 3. Belum optimalnya pemanfaatan sumber daya ekonomi lokal; 4. Masih rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM); 5. Disparitas kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan; 6. Tingginya angka kemiskinan dan pengangguran; 7. Masih kurang memadainya infrastruktur. 32

43 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis (Renstra) Pemerintah Daerah merupakan langkah awal pencapaian tujuan jangka menengah lima tahunan yang pada hakikatnya merupakan pernyataan komitmen bersama mengenai upaya terencana dan sistematis untuk meningkatkan kinerja serta cara pencapaiannya melalui pembinaan, penataan, perbaikan, penertiban, penyempurnaan dan pembaharuan terhadap sistem, kebijakan, yang diwujudkan dalam suatu dokumen perencanaan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk itu Pemerintahan Daerah Kabupaten Bireuen, melalui Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 2 Tahun 2014 telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Bireuen sebagai dasar acuan penyusunan kebijakan, program, dan kegiatan, serta sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pemerintahan dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi pada Visi dan Misi Pembangunan Daerah Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah. Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa untuk mewujudkan tujuan pembangunan Kabupaten Bireuen ditetapkan visi daerah yaitu : Kabupaten Bireuen yang Bermartabat dan Mandiri Berlandaskan UUPA 33

44 Visi tersebut mengandung 3 (tiga) unsur pokok, yaitu; bermartabat, mandiri dan berlandaskan UUPA. Masing-masing unsur tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut : 1. Bermartabat dimaksudkan, masyarakat Kabupaten Bireuen yang beradab, beretika dalam segala segi kehidupan, memiliki harga diri, saling hormat-menghormati, kepedulian sosial yang tinggi, menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan adat istiadat, cinta damai, bersatu, taat hukum, dan menolak segala bentuk kemungkaran, bermartabat juga mengandung unsur maju, integritas, dan sejahtera, yang masing-masing bermakna sebagai berikut. a. Maju dimaksudkan, masyarakat Kabupaten Bireuen yang berkualitas, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, cerdas dan terampil, memiliki wawasan luas kreatif dan produktif, serta mampu memberikan kontribusi positif dalam mendorong percepatan pembangunan, berikutnya, mencermikan pula menurunnya angka kemiskinan dan angka pengangguran serta terwujudnya pertumbuhan ekonomi daerah berkualitas. b. Integritas dimaksudkan, masyarakat Kabupaten Bireuen yang menjadi masyarakat yang berkualitas, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, cerdas dan terampil memiliki wawasan luas, kreatif dan tekun dan rajin, produktif mampu memberikan kontribusi dalam pembangunan, makmur dalam kehidupan dan tingginya pertumbuhan ekonomi daerah. c. Sejahtera dimaksudkan, masyarakat Kabupaten yang sehat baik jasmani maupun rohani, hidup layak, mencapai kemakmuran maupun memenuhi kebutuhan dasar dengan sebaik-baiknya, bebas dari kemiskinan dan 34

45 kesengsaraan, bebas dari ketakutan, ancaman dan tindak kekerasan, tertib dan aman, baik dalam keluarga maupun dilingkungan masyarakat. 2. Mandiri yang dimaksud adalah masyarakat Kabupaten Bireuen mampu mengembangkan potensi diri guna memenuhi kebutuhan hidup. Mandiri diartikan pula bahwa Kabupaten Bireuen harus sejajar dan sederajat dengan daerah lainnya yang telah maju dengan mengandalkan kemampuan potensi sumber daya dan kekuatan sendiri. 3. Berlandaskan UUPA dimaksudkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Bireuen sebagaimana yang telah dituangkan dalam Undangundang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh sehingga terwujudnya masyarakat Bireuen yang bermartabat, mandiri, dan sejahtera dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 2. Misi Pembangunan Daerah Misi adalah sesuatu yang harus diemban dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan demikian diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Untuk merealisasikan dan mewujudkan Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Bireuen, Kepala Daerah Kabupaten Bireuen menetapkan 4 (empat) misi pembangunan Kabupaten Bireuen untuk Tahun , sebagai berikut: 35

46 1. Mewujudkan Pemerintahan yang Islami, Berbudaya, Bersih, dan Berwibawa (good and clean governance). 2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. 3. Memberdayakan ekonomi berdaya saing secara berkelanjutan berbasis sumber daya lokal 4. Mewujudkan persatuan dan keberlanjutan perdamaian berdasarkan UUPA 3. Tujuan dan Sasaran Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan visi dan misi serta yang menggambarkan hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan,program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. Sasaran yang dimaksud di sini adalah hasil yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu tertentu, yang merupakan penjabaran dari tujuan. Penetapan sasaran didasari atas isu-isu strategis, analisis lingkungan internal dan eksternal, untuk menentukan faktor kunci keberhasilan, sejalan dengan proses perencanaan strategis. Fokus utama penentuan sasaran adalah tindakan dan alokasi dana dan sumber daya ke dalam kegiatan atau operasional untuk pencapaian kinerja yang diinginkan. Dalam penetapan sasaran juga dirancang dan diidentifikasikan indikator pencapaiannya, yaitu suatu ukuran tingkat keberhasilan perwujudan pencapaiannya pada priode tahun tertentu. Setiap indikator pencapaian sasaran disertai dengan targetnya masing-masing. Penetapan indikator sasaran Pemerintah Kabupaten Bireuen, baik yang bersifat makro maupun mikro, diharapkan dapat memberikan fokus pada penentuan strategi dan prioritas dalam menetapkan kebijakan kebijakan dan program 36

47 program pilihan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan,visi dan misi Kabupaten Kabupaten Bireuen. Adapun sasaran strategis yang merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur pada tahun 2015 sebagai ukuran kinerja utama Pemerintah Kabupaten Bireuen dan sejalan dengan RPJM Kabupaten Bireuen Tahun , dengan uraian sebagai berikut: a. Misi 1 Tujuan misi pertama adalah Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang islami, berbudaya, bersih, dan berwibawa dengan sasarannya yaitu : Meningkatnya implementasi tata kelola pemerintahan yang Islami, bersih, dan berwibawa yang didukung terobosan kinerja secara terpadu, akuntabel, dan integritas Meningkatnya kapasitas keuangan daerah dalam menunjang pembangunan daerah dan mendukung penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM), Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang didukung manajemen pelayanan yang profesional, SDM aparatur berintegritas, dan penerapan standar pelayanan minimal Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan yang inovatif dan partisipasif, Meningkatnya implementasi nilai-nilai Dinul Islam dalam tatanan pemerintahan dan kehidupan masyarakat. b. Misi 2 Tujuan misi kedua adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara berkelanjutan, misi ini didukung dengan sasarannya yaitu : 37

48 Meningkatnya akses dan pemerataan pelayanan pendidikan yang terpadu dan berkualitas, Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, c. Misi 3 Tujuan misi ketiga adalah Menumbuh kembangkan dan menguatkan ekonomi masyarakat yang berdaya saing secara berkelanjutan berbasis sumber daya lokal, dengan sasarannya yaitu : Menurunnya tingkat kemiskinan menjadi 9,45 persen dari jumlah penduduk pada akhir tahun Terlaksananya revitalitasi pertanian yang didukung pengembangan komuditas unggulan sesuai potensi dan karakteritik wilayah, Berkembangnya ekonomi masyarakat pesisir dan meningkatnya kesejahteraan nelayan, Berkembangnya aktivitas perdagangan dan jasa serta meningkatnya kapasitas UMKM berbasis sumber daya lokal Meningkatnya kualitas infrastruktur yang mendukung aktivitas ekonomi masyarakat, Terciptanya kelestarian lingkungan dan pengelolaan kebencanaan yang terpadu d. Misi 4 Tujuan misi keempat adalah menguatkan persatuan dan keberlanjutan perdamaian berdasarkan UUPA, dengan sasarannya adalah: Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan dan perdamaian; 38

49 Terbangunnya kerjasama lintas sektor dalam menjaga keamanan dan perdamaian; Terwujudnya supremasi hukum yang berkeadilan; Meningkatnya eksistensi kelembagaan adat dalam mendukung perdamaian dan berperan strategis dalam pembangunan daerah. B. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten Bireuen telah ditetapkan dalam RPJM Kabupaten Bireuen dengan Qanun Nomor 2 Tahun Tujuan dari pada Indikator Kinerja Utama adalah memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja. Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Instansi Pemerintah, dan Merujuk Kepada Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/365/D.I.PANRB/01/2016 Tanggal 20 Januari 2015 perihal Laporan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun Sementara untuk Indikator Kinerja Utama (IKU) telah disempurnakan dan dirumuskan kembali sehingga lebih menggambarkan hasil (outcome) dengan mengintegrasikan dan mengsingkronkan indikator-indikator yang terdapat pada: (1). Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang terlampir pada Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. 39

50 (2). Indikator Kinerja Utama (IKU) pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Kementerian teknis yang menangani tentang urusan wajib yaitu: a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. b. Peraturan Menteri Sosial nomor 80/Huk/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial. c. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 20 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup. d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri. e. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 22/ Permen/M/ 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat f. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 01 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan. g. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nomor 55 / Hk-010/ B5/ 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. h. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2008 tentang tentang Standar Pelayanan minimal Bidang Pendidikan Dasar. i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14 Tahun PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketenaga-Kerjaan Umum dan Tata Ruang. 40

51 j. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per/Men/X/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketenagakerjaan. k. Peraturan Menteri Komonikasi dan Informatika Nomor. 22/Perim.Kominfo/12/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Komunikasi dan Informatika. l. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/ Permentan / OT. 140/12/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang ketahanan Pangan m. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.106/HK/501/MKP/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesenian. n. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 81 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Perhubungan. o. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No 14 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Penanaman Modal. Tabel II.1 Sasaran Strategi dan Indikator Kinerja Utama No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Meningkatnya Implementasi Tata Kelola Pemerintahan Yang Islami, Bersih, Dan Berwibawa Yang Didukung Terobosan Kinerja Secara Terpadu, Akuntabel Dan Integritas. 1 Meningkatnya kualitas pengelolaan kegiatan internal SKPK/unit kerja yang terkait dengan administrasi, SDM, dan sarana dan prasarana 2 Opini WTP atas laporan keuangan 3 Pengesahan APBK Bireuen tepat waktu 4 Persentase Rancangan Qanun diusulkan Eksekutif dengan qanun yang disahkan 5 Terlaksananya Diklat bagi Pejabat Struktural 41

52 Meningkatnya Kapasitas Keuangan Daerah Dalam Menunjang Pembangunan Daerah Dan Mendukung Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 3 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik yang Didukung Manajemen Pelayanan yang Profesional, SDM Aparatur Berintegritas, dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 4 Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan yang Inovatif, Integratif dan Partisipasif 5 Meningkatnya Implementasi Nilai- Nilai Dinul Islam Dalam Tatanan Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat 6 Hasil audit dan pengawasan yang ditindaklanjuti 1 Kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam struktur APBK terus meningkat 2 Komposisi belanja langsung yang terus meningkat dalam struktur APBK 3 Penyampaian Laporan pertanggungjawaban APBK tepat waktu 1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan pemerintah yang terus meningkat 2 Pengurusan perizinan yang cepat, tepat, dan transparan 3 Pelayanan administrasi kependudukan yang baik 1 Pelaksanaan Musyawarah Perencanan Pembangunan (Musrenbang) di Tingkat Kabupaten dan Kecamatan yang Partisipatif dan Tepat Waktu 2 Konsistensi Program Pembangunan RPKP Mengacu RPJM 3 Pengesahan Qanun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bireuen pada tahun Tersedianya data Statistik dan Informasi Pembangunan yang Akurat dan Tepat Waktu 5 Pengesahan Qanun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Bireuen pada tahun 2014 dan Kawasan Perkotaan Kecamatan sampai dengan tahun Berkurangnya kasus-kasus pelanggaran Syariat Islam 2 Terlaksananya muzakharah ulama yang berkontribusi positif terhadap penerapan Dinul Islam 42

53 Terwujudnya Zona Pendidikan Kota Santri di Wilayah Barat (Samalanga) dan Kota Pelajar di Wilayah Timur (Matangglumpangdua) 7 Meningkatnya Akses dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan yang Terpadu dan Berkualitas 8 Meningkatnya Mutu dan Manajemen Pendidikan, Formal maupun Informal 9 Meningkatnya Akses Masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan yang berkualitas 1 Adanya Peraturan Penetapan Zona Pendidikan Kota Santri di Wilayah Barat (Samalanga) dan Kota Pelajar di Wilayah Timur (Matangglumpangdua) 1 Angka Melek Huruf (persen) 2 Angka Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 3 Angka Partisipasi Kasar (APK) a. SD/Sederajat () b. SMP/Sederajat () c. SMA/Sederajat () 4 Angka Partisipasi Murni (APM) a. SD/Sederajat () b. SMP/Sederajat () c. SMA/Sederajat () 1 Rasio Guru Murid a. SD/MI b. SMP/MTs c. SMA/MA 2 Persentase Guru yang memenuhi Kualifikasi S1/D-IV pada jenjang SMA/Sederajat 3 Terlaksananya Kegiatan yang Mendukung Revitalisasi Kelembagaan Dayah 1 Meningkatnya Angka Harapan Hidup 2 Menurunnya Angka Kematian Ibu Melahirkan per kelahiran hidup 3 Menurunnya Angka Kematian Bayi per kelahiran hidup 4 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih() 5 Rasio Dokter per penduduk a. Dokter Spesialis b. Dokter Umum c. Dokter Gigi d. Paramedis 6 Manajemen Kesehatan Berbasis Sistim informasi 43

54 Menurunnya Tingkat Kemiskinan Menjadi 9,45 dari jumlah Penduduk pada akhir tahun Terlaksananya revitalisasi pertanian yang didukung pengembangan komoditas unggulan sesuai potensi dan karakteristik wilayah 12 Berkembangnya ekonomi masyarakat pesisir dan meningkatnya kesejahteraan nelayan 13 Berkembangnya aktivitas perdagangan dan jasa serta meningkatnya kapasitas UMKM berbasis sumber daya lokal 1 Persentase penduduk miskin 1 Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditas tanaman pangan 2 Produktivitas Padi (Ton/Ha) a. Padi b. Kedelai c. Jagung d. Kacang Hijau e. Kacang Tanah f. Ubi Jalar g. Ubi Kayu 3 Kontribusi Sektor Perkebunan terhadap PDRB 4 Meningkatnya Populasi ternak yang mendukung ketahanan Pangan Daerah a. Sapi b. Kerbau c. Kambing d. Ayam e. Itik 1 Meningkatnya produksi a. Perikanan tangkap b. Perikanan budidaya 2 Kontribusi Sektor Perikanan terhadap PDRB 3 Terlaksananya program minapolitan dalam mendukung peningkatan pendapatan nelayan secara berkesinambungan 1 Kontribusi sektor perdagangan dan jasa yang terus meningkat signifikan dalam struktur ekonomi daerah 2 Meningkatnya unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam mendorong percepatan ekonomi daerah 44

55 Meningkatnya kualitas infrastruktur yang mendukung aktivitas ekonomi masyarakat 1 Meningkatnya kualitas dan jaringan infrastruktur jalan dan jembatan 2 Meningkatnya kualitas pelayanan transportasi darat (rasio panjang jalan per kendaraan) 15 Terciptanya kelestarian lingkungan dan pengelolaan kebencanaan yang terpadu 16 Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan dan perdamaian 17 Terbangunnya kerjasama lintas sektor dalam menjaga keamanan dan perdamaian 18 Terwujudnya supremasi hukum yang berkeadilan 19 Meningkatnya eksistensi kelembagaan adat dalam mendukung perdamaian dan berperan strategis dalam pembangunan daerah 3 Meningkatnya kualitas dan jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produktivitas komoditas pangan 4 Meningkatnya Rumah Tangga yang terlayani air minum ledeng/isi ulang/kemasan 5 Meningkatnya Rumah Tangga yang terlayani listrik 6 Meningkatnya rumah layak huni bagi masyarakat miskin/kaum dhuafa 1 Meningkatnya kualitas lingkungan 2 Berkurangnya daerah yang rawan bencana dan cakupan penanganan bencana 1 Berkurangnya kasus-kasus yang mengganggu keamanan dan keberlanjutan perdamaian 1 Terlaksananya Rakorpimda 1 Persentase Bantuan Hukum bagi masyarakat miskin 1 Persentase kegiatan kelembagaan adat mendukung pembangunan daerah dan perdamaian 45

56 C. STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN, PROGRAM DAN INDIKATOR KINERJA DALAM RPJM Strategi dan Arah Kebijakan Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana Pemerintah Kabupaten Bireuen mencapai tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan yang komprehensif, strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, reformasi dan perbaikan kinerja birokrasi. Perencanaan strategis tidak saja mengagendakan aktivitas pembangunan, tetapi juga segala program yang mendukung dan menciptakan layanan masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan baik, termasuk di dalamnya upaya memperbaiki kinerja dan kapasitas birokrasi, sistem manajemen dan pemanfaatan teknologi informasi. Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan programprogram indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi harus dijadikan salah satu rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah (strategy focussed-management). Rumusan strategi berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan. Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. 46

57 Strategi dan arah kebijakan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bireuen dalam kurun waktu 5 tahun (Tahun ) disajikan pada tabel 2.1 berikut : VISI : YANG BERMARTABAT DAN MANDIRI BERLANDASKAN UUPA Tabel II.2 MISI 1 MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG ISLAMI, BERBUDAYA, BERSIH DAN BERWIBAWA No TUJUAN No SASARAN No STRATEGI No ARAH KEBIJAKAN Meningkatkan tata kelola Pemerintahan yang Islami, Berbudaya, Bersih dan Berwibawa. 1 Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang Islami, bersih dan berwibawa yang didukung terobosan kinerja secara terpadu, akuntabel dan integritas 2 Meningkatnya kapasitas keuangan daerah dalam menunjang pembangunan daerah dan mendukung penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM), 3 Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang didukung manajemen pelayanan yang profesional, SDM aparatur berintegritas, dan penerapan standar pelayanan minimal 4 Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan yang inovatif dan partisipasif 1 Peningkatan kapasitas transparansi, dan akuntabilitas kinerja birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan implementasi pembangunan yang didukung dengan pengembangan dan penerapan e- government. 2 Penguatan nilai-nilai islami dan prinsipprinsip penyelenggaraan kepemerintahan yang baik guna terciptanya tata kelola pemerintahan yang islami dan berwibawa 3 Peningkatan kapasitas, transparansi dan akuntabilitas kinerja birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan yang didukung dengan pengembangan penerapan e- government 4 Peningkatan kompetensi sumberdaya aparatur dalam menunjang pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembngunan 1 Mengimplementasikan nilai-nilai Islami dalam penyelenggaraan pemerintahan 2 Meningkatkan pemahaman dan ketaatan masyarakat serta aparatur pemerintah terhadap pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam, 3 Meningkatkan peran ulama terhadap penetapan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dalam mendukung percepatan penerapan nilai-nilai Dinul Islam 4 Membangun transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan yang didukung penerapan e- government, 47

58 Meningkatnya implementasi nilainilai Dinul Islam dalam tatanan pemerintahan dan kehidupan masyarakat 5 Penguatan kapasitasa DPRK dalam melaksanakan fungsi legislasi, penganggaran dan pengawasan kinerja pemerintah daerah 6 Penguatan kualitas perencanaan pembangunan yang inovatif, integratife dan partisipasif yang didukung sistem informasi teknologi dan data informasi statistik yang akurat dan tepat waktu 7 Peningkatan kualitas manajemen pelayanan yang efektif dan professional sesuai standar pelayanan minimal serta penguatan SDM aparatur yang berintegritas 8 Peningkatan pengawasan internal secara terpadu dan mendorong penerapan pengendalian internal yang efektif 9 Peningkatan optimalisasi sumbersumber penerimaan daerah, termasuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam upaya terciptanya kemandirian daerah 10 Peningkatan pemahaman dan ketaatan masyarakat serta aparatur pemerintah terhadap pelaksanaan nilainilai dinul islam 11 Peningkatan peran ulama terhadap penetapan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dalam mendukung percepatan penerapan nilai-nilai dinul islam 5 Meningkatkan kompetensi sumber daya aparatur secara bertahap dan berkesinambungan dalam menunjang pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan 6 Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan secara partisipatif yang didukung keakuratan data dan informasi 7 Meningkatkan optimalisasi sumbersumber penerimaan daerah, termasuk Pendapatan Asli Daerah guna terciptanya kemandirian daerah 8 Menguatkan kapasitas DPRK dalam melaksanakan fungsi legislasi, penganggaran, dan pengawasan kinerja pemerintah daerah 48

59 Tabel II.3 MISI 2 MEWUJUDKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS No TUJUAN No SASARAN No STRATEGI No ARAH KEBIJAKAN Meningkanya Kualitas Sumber Daya Manusia Secara Berkelanjutan 1 Meningkatnya akses dan pemerataan pelayanan pendidikan yang terpadu dan berkualitas 2 Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas 1 Peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan dalam mendukung pengembangan zona pendidikan Kota Santri di wilayah barat (Samalanga dan sekitarnya) dan Kota pelajar di wilayah Timur (Matangglumpang Dua dan sekitarnya 2 Peningkatan akses pelayanan pendidikan berkualitas dan terjangkau, baik formal maupun informa 3 Penguatan kapasitas dan kemandirian kelembagaan dayah dalam rangka optimalisasi peran dayah dalam pembangunan daerah 4 Peningkatan pemerataan tenaga pendidik berkualitas di semua jenjang pendidikan dan wilayah 5 Peningkatan kompetensi tenaga pendidik di semua jenjang pendidikan 1 Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang modern dan berkualitas di semua strata pelayanan 2 Peningkatan kompetensi sumberdaya kesehatan secara bertahap dan berkesinambungan dalam mendukung pelayanan kesehatan berkualitas 1 Menetapkan zona pendidikan Kota Santri di wilayah barat (Samalanga dan sekitarnya) dan Kota pelajar di wilayah Timur (Matangglumpang Dua dan sekitarnya) melalui peningkatan sarana dan prasarana pendidikan 2 Memperluas akses pelayanan pendidikan yang bermutu dan terjangkau, baik formal maupun informal 3 Meningkatkan pemerataan tenaga pendidik berkualitas di semua jenjang pendidikan dan wilayah 4 Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik di semua jenjang pendidikan 5 Menguatkan kapasitas dan kemandirian lembaga dayah dalam rangka meningkatkan peran dayah dalam pembangunan daerah 1 Membangun dan meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan yang modern dan berkualitas 2 Meningkatkan kompetensi sumber daya kesehatan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan 49

60 Perluasan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas yang didukung pemerataan sumberdaya kesehatan serta peningkatan mutu jaminan kesehatan masyarakat secara bertahap 4 Peningkatan kualitas manajemen kesehatan berbasis sistem informasi dan teknologi kesehatan 5 Peningkatan kesadaran masyarakat berpirilaku yang sehat dan mendukung pola hidup bersih 3 Memperluas dan menjamin akses pelayanan kesehatan yang berkualitas 4 Membangun kesadaran masyarakat dalam berperilaku yang bersih dan sehat Tabel II. 4 MISI 3 MEMBERDAYAKAN EKONOMI BERDAYA SAING SECARA BERKELANJUTAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL No TUJUAN No SASARAN No STRATEGI No ARAH KEBIJAKAN Menumbuhkembangkan dan menguatkan ekonomi masyarakat yang berdaya saing secara berkelanjutan berbasis sumber daya lokal 1 Menurunnya tingkat kemiskinan menjadi 9,45 persen dari jumlah penduduk pada akhir tahun Terlaksananya revitalisasi pertanian yang didukung pengembangan komoditas unggulan sesuai potensi dan karakteristik wilayah 1 Percepatan pembangunan infrastruktur ekonomi yang memadai dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, terutama irigasi, jalan produksi, dan jalan usaha tani 2 Pengembangan sektor ekonomi unggulan berbasis potensi dan karakteristik wilayah, terutama sektor pertanian tanaman pangan, perikanan, perkebunan, peternakan, perdagangan, dan UMKM dalam rangka perluasan kesempatan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bireuen 1 Membangun infrastruktur ekonomi yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, terutama irigasi, jalan produksi, dan jalan usaha tani 2 Mengembangkan sektor ekonomi unggulan, terutama sektor pertanian tanaman pangan, perikanan, perkebunan, peternakan, perdagangan, dan UMKM dalam rangka perluasan kesempatan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bireuen 50

61 Berkembangnya ekonomi masyarakat pesisir dan meningkatnya kesejahteraan nelayan 4 Berkembangnya aktivitas perdagangan dan jasa serta meningkatnya kapasitas UMKM berbasis sumber daya lokal 3 Percepatan pengembangan industri pengolahan berbasis sumber daya lokal dan ramah lingkungan 4 Pengembangan pariwisata yang memperhatikan nilai-nilai Islami dan budaya lokal 3 Membangun iklim usaha dan investasi yang kondusif dalam rangka percepatan pembangunan daerah 4 Mengembangkan industri pengolahan secara terpadu berbasis sumber daya lokal dan ramah lingkungan 5 Meningkatnya kualitas infrastruktur yang mendukung aktivitas ekonomi masyarakat 6 Terciptanya kelestarian lingkungan dan pengelolaan kebencanaan yang terpadu 5 Peningkatan iklim usaha dan investasi yang kondusif 6 Peningkatan promosi potensi komoditi andalan dan unggulan Kabupaten Bireuen secara berkesinambungan 7 Penguatan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir, meliputi, peningkatan sarana dan prasarana, penguatan kelembagaan nelayan, normalisasi kuala, dan pengembangan budidaya perikanan darat dan laut. 5 Mengembangkan dan membenahi daya tarik wisata yang memperhatikan nilai-nilai Islami dan budaya lokal 6 Meningkatkan promosi potensi komoditi andalan dan unggulan Kabupaten Bireuen 7 Meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir yang didukung pengembangan program minapolitan, meliputi sarana dan prasarana, penguatan kelembagaan nelayan, normalisasi kuala, dan pengembangan budidaya perikanan darat dan laut. Tabel II.5 MISI 4 MEMBERDAYAKAN MEWUJUDKAN PERSATUAN DAN KEBERLANJUTAN PERDAMAIAN BERDASARKAN UUPA No TUJUAN No SASARAN No STRATEGI No ARAH KEBIJAKAN Menguatkan persatuan dan keberlanjutan perdamaian berdasarkan UUPA 1 Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan dan perdamaian 1 Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan dan perdamaian 1 Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan dan perdamaian 51

62 Terbangunnya kerjasama lintas sektor dalam menjaga keamanan dan perdamaian 3 Terwujudnya supremasi hukum yang berkeadilan 4 Meningkatnya eksistensi kelembagaan adat dalam mendukung perdamaian dan berperan strategis dalam pembangunan daerah. 2 Peningkatan kerjasama yang sinergis lintas sektor dalam menjaga keamanan dan keutuhan perdamaian berdasarkan UUPA 3 Penguatan interaksi sosial kemasyarakatan sesuai budaya dan adat istiadat 4 Penguatan peran kelembagaan adat dalam mendukung perdamaian dan berperan signifikan dalam pembangunan daerah 2 Menjalin kerjasama yang sinergis lintas sektor dalam menjaga keamanan dan keutuhan perdamaian berdasarkan UUPA 3 Memupuk dan memperkuat interaksi sosial kemasyarakatan sesuai budaya dan adat istiadat 4 Menguatkan peran kelembagaan adat dalam mendorong keberlanjutan perdamaian dan mendukung percepatan pembangunan daerah. 52

63 2. Rencana Kinerja. Rencana Kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen Tahun 2015 yang dijabarkan dari RPJM Kabupaten Bireuen Tahun merupakan dokumen kesepakatan antara pihak pemberi dan penerima amanat tentang tingkat kinerja dari suatu indikator yang telah ditentukan, dan harus dicapai dalam Tahun Anggaran Tahun 2015 merupakan tahun ke tiga dalam pelaksanaan RPJM Kabupaten Bireuen Mencermati arah dan kebijakan pada RPJM Kabupaten Bireuen maka pada tahun 2015, prioritas pembangunan ini kemudian diturunkan dalam penentuan target kinerja untuk pencapaian sasaran dalam jangka menengah. Ini bisa dimaknai bahwa target pencapaian tahunan merupakan bagian dari target yang lebih strategis, seperti pencapaian target jangka menengah (5 tahunan). Tabel di bawah berisi indikator dan target kinerja untuk setiap sasaran pada tahun 2015, setiap sasaran telah dirumuskan dalam indikator dan target kinerja yang spesifik dan terukur. Tabel II.6 Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2015 No Sasaran Stategis Indikator Kinerja Satuan Target Meningkatnya Implimentasi 1 Nilai Laporan Kinerja Nilai CC Tata Kelola Pemerintahan Yang Islami, Bersih, Dan 2 Instansi Pemerintah Nilai EKPPD Nilai Tinggi Berwibawa Yang Didukung 3 Opini BPK atas laporan Opini WTP Terobosan Kinerja Secara keuangan Terpadu, Akuntabel Dan Waktu Integritas. 4 Pengesahan APBK Bireuen tepat waktu November Persentase Rancangan qanun diusulkan Eksekutif dengan qanun yang disahkan 80 53

64 Terlaksananya Diklat bagi Orang 7 Pejabat Struktural (SDM Pengawasan) 6 Hasil audit dan pengawasan yang ditindaklanjuti (obrik) Obrik 80 2 Meningkatnya Kapasitas Keuangan Daerah Dalam Menunjang Pembangunan Daerah Dan Mendukung Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 3 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik yang Didukung Manajemen Pelayanan yang Profesional, SDM Aparatur Berintegritas, dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 4 Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan yang Inovatif, Integratif dan Partisipasif 5 Meningkatnya Implementasi Nilai-Nilai Dinul Islam Dalam Tatanan Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat 6 Terwujudnya Zona Pendidikan Kota Santri di Wilayah Barat (Samalanga) dan Kota Pelajar di Wilayah Timur (Matangglumpangdua) 1 Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2 Komposisi belanja langsung dalam struktur APBK 1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan pemerintah yang terus meningkat 2 Rata-rata proses perizinan yang cepat, tepat, dan transparan 3 Persentase penduduk memiliki KTP 1 Jumlah dokumen perencanaan RPJM yang telah ditetapkan 2 persentase data Statistik dan Informasi Pembangunan yang Akurat dan Tepat Waktu 3 Pengesahan Qanun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Bireuen pada tahun 2014 dan Kawasan Perkotaan Kecamatan sampai dengan tahun Berkurangnya kasus-kasus pelanggaran Syariat Islam 2 Terlaksananya muzakharah ulama yang berkontribusi positif terhadap penerapan Dinul Islam 1 Peraturan Penetapan Zona Pendidikan Kota Santri di Wilayah Barat (Samalanga) dan Kota Pelajar di Wilayah Timur (Matangglumpangdua) 99,61 39,96 85 Hari 5 83 Qanun Qanun 2 kasus 100 kali 2 - Perturan Bupati 54

65 Meningkatnya Akses dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan yang Terpadu dan Berkualitas 8 Meningkatnya Mutu dan Manajemen Pendidikan, Formal maupun Informal 9 Meningkatnya Akses Masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan yang berkualitas 10 Menurunnya Tingkat Kemiskinan Menjadi 9,45 dari jumlah Penduduk pada akhir tahun Angka Melek Huruf (persen) 98,92 2 Angka Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 3 Angka Partisipasi Kasar (APK) a) SD/Sederajat b) SMP/Sederajat c) SMA/Sederajat 4 Angka Partisipasi Murni (APM) a) SD/Sederajat b) SMP/Sederajat c) SMA/Sederajat 1 Rasio Guru Murid a) SD/MI b) SMP/MTs c) SMA/MA 2 Persentase Guru yang memenuhi Kualifikasi S1/D- IV pada jenjang SMA/Sederajat 3 Terlaksananya Kegiatan yang Mendukung Revitalisasi Kelembagaan Dayah Tahun 9,36 Rasio Rasio Rasio : 27 1 : 24 1 : 25 99, Angka Harapan Hidup Tahun 72,51 2 Angka Kematian Ibu Melahirkan per kelahiran hidup 3 Angka Kematian Bayi per kelahiran hidup 4 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih () 5 Rasio Dokter per penduduk a) Dokter Spesialis b) Dokter Umum c) Dokter Gigi d) Paramedis 6 Manajemen Kesehatan Berbasis Sistim informasi Orang 75 Bayi 5 90 Rasio Rasio Rasio Rasio 5, , Persentase penduduk miskin 19,06 55

66 Terlaksananya revitalisasi pertanian yang didukung pengembangan komoditas unggulan sesuai potensi dan karakteristik wilayah 12 Berkembangnya ekonomi masyarakat pesisir dan meningkatnya kesejahteraan nelayan 13 Berkembangnya aktivitas perdagangan dan jasa serta meningkatnya kapasitas UMKM berbasis sumber daya lokal 14 Meningkatnya kualitas infrastruktur yang mendukung aktivitas ekonomi masyarakat 1 Produktivitas Padi (Ton/Ha) a) Padi b) Kedelai c) Jagung d) Kacang Hijau e) Kacang Tanah f) Ubi Jalar g) Ubi Kayu 2 Kontribusi Sektor Perkebunan terhadap PDRB 3 Populasi ternak yang mendukung ketahanan Pangan Daerah a) Sapi b) Kerbau c) Kambing d) Ayam e) Itik 1 Produksi a) Perikanan tangkap b) Perikanan budidaya 2 Kontribusi Sektor Perikanan terhadap PDRB () 1 Kontribusi sektor perdagangan dan jasa yang terus meningkat signifikan dalam struktur ekonomi daerah 2 Unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam mendorong percepatan ekonomi daerah (Koperasi yang aktif) 1 Kualitas dan jaringan infrastruktur a. Jalan Kabupaten b. Jembatan 2 Kualitas pelayanan transportasi darat (rasio panjang jalan per kendaraan) 3 Luas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produktivitas komoditas pangan 4 Rumah Tangga yang terlayani air minum ledeng/isi ulang/kemasan 5 Rumah Tangga yang terlayani listrik Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha 7,00 1,80 3,00 1,90 1,80 2,25 2,40 3,75 Ekor Ekor Ekor Ekor Ekor Ton Ton ,5 33,66 unit 184 Meter Rasio 1 : 0,251 45,04 49,0 97,20 56

67 rumah layak huni bagi masyarakat miskin/kaum dhuafa Unit Terciptanya kelestarian lingkungan dan pengelolaan kebencanaan yang terpadu 16 Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan dan perdamaian 17 Terbangunnya kerjasama lintas sektor dalam menjaga keamanan dan perdamaian 18 Terwujudnya supremasi hukum yang berkeadilan 19 Meningkatnya eksistensi kelembagaan adat dalam mendukung perdamaian dan berperan strategis dalam pembangunan daerah cana Kinerja. 1 kualitas lingkungan a. Penanganan banjir b. Wilayah tanggap darurat 2 Persentase wilayah yang rawan bencana dan cakupan penanganan bencana 1 Kasus-kasus yang mengganggu keamanan dan keberlanjutan perdamaian Rakorpimda Persentase Bantuan Hukum bagi masyarakat miskin 1 Persentase kegiatan kelembagaan adat mendukung pembangunan daerah dan perdamaian 3. Program untuk Pencapaian Sasaran Berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis dan arah kebijakan yang telah ditetapkan dalam RPJM Kabupaten Bireuen, maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan program-program prioritas daerah. Adapun program-program yang mendukung masing-masing sasaran tahun 2015 sebagai berikut : 57

68 No Tabel II.7 Program untuk Pencapaian Sasaran Tahun 2015 Sasaran Stategis Didukung Jumlah Program Meningkatnya Implimentasi Tata Kelola Pemerintahan Yang 16 Islami, Bersih, Dan Berwibawa Yang Didukung Terobosan Kinerja Secara Terpadu, Akuntabel Dan Integritas. 2 Meningkatnya Kapasitas Keuangan Daerah Dalam 4 Menunjang Pembangunan Daerah Dan Mendukung Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 3 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik yang Didukung 3 Manajemen Pelayanan yang Profesional, SDM Aparatur Berintegritas, dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 4 Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan yang 11 Inovatif, Integratif dan Partisipasif 5 Meningkatnya Implementasi Nilai-Nilai Dinul Islam Dalam 7 Tatanan Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat 6 Terwujudnya Zona Pendidikan Kota Santri di Wilayah Barat 1 (Samalanga) dan Kota Pelajar di Wilayah Timur (Matangglumpangdua) 7 Meningkatnya Akses dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan 6 yang Terpadu dan Berkualitas 8 Meningkatnya Mutu dan Manajemen Pendidikan, Formal maupun Informal 9 9 Meningkatnya Akses Masyarakat terhadap Pelayanan 13 Kesehatan yang berkualitas 10 Menurunnya Tingkat Kemiskinan Menjadi 9,45 dari jumlah Penduduk pada akhir tahun Terlaksananya revitalisasi pertanian yang didukung 14 pengembangan komoditas unggulan sesuai potensi dan karakteristik wilayah 12 Berkembangnya ekonomi masyarakat pesisir dan 10 meningkatnya kesejahteraan nelayan 13 Berkembangnya aktivitas perdagangan dan jasa serta 8 meningkatnya kapasitas UMKM berbasis sumber daya lokal 14 Meningkatnya kualitas infrastruktur yang mendukung 17 aktivitas ekonomi masyarakat 15 Terciptanya kelestarian lingkungan dan pengelolaan 8 kebencanaan yang terpadu 16 Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya 3 keamanan dan perdamaian 17 Terbangunnya kerjasama lintas sektor dalam menjaga 2 keamanan dan perdamaian 18 Terwujudnya supremasi hukum yang berkeadilan 2 58

69 Meningkatnya eksistensi kelembagaan adat dalam mendukung perdamaian dan berperan strategis dalam pembangunan daerah 1 4. Perjanjian Kinerja 2015 Dokumen Perjanjian kinerja merupakan dokumen pernyataan/kesepakatan/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan satu instansi. Dokumen ini memuat sasaran strategis, indikator kinerja beserta target kinerja dan anggaran. Penyusunan PK 2015 dilakukan dengan mengacu kepada RPJM Kabupaten Bireuen, RKPK 2015, IKU dan APBD. Pemerintah Kabupaten Bireuen telah menetapkan Perjanjian Kinerja sebagai berikut : Tabel II.8 Perjanjian Kinerja Kabupaten Bireuen Tahun 2015 No Sasaran Stategis Indikator Kinerja Satuan Target Meningkatnya Implimentasi 1 Nilai Laporan Kinerja Nilai CC Tata Kelola Pemerintahan Yang Islami, Bersih, Dan 2 Instansi Pemerintah Nilai EKPPD Nilai Tinggi Berwibawa Yang Didukung 3 Opini BPK atas laporan Opini WTP Terobosan Kinerja Secara keuangan Terpadu, Akuntabel Dan Waktu Integritas. 4 Pengesahan APBK Bireuen tepat waktu Novembe r Persentase Rancangan qanun diusulkan Eksekutif dengan qanun yang disahkan 6 Terlaksananya Diklat bagi Pejabat Struktural (SDM Pengawasan) 6 Hasil audit dan pengawasan yang ditindaklanjuti 80 Orang 7 Obrik 80 59

70 Meningkatnya Kapasitas Keuangan Daerah Dalam Menunjang Pembangunan Daerah Dan Mendukung Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 3 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik yang Didukung Manajemen Pelayanan yang Profesional, SDM Aparatur Berintegritas, dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 4 Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan yang Inovatif, Integratif dan Partisipasif 5 Meningkatnya Implementasi Nilai-Nilai Dinul Islam Dalam Tatanan Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat 6 Terwujudnya Zona Pendidikan Kota Santri di Wilayah Barat (Samalanga) dan Kota Pelajar di Wilayah Timur (Matangglumpangdua) 7 Meningkatnya Akses dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan yang Terpadu dan Berkualitas 1 Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2 Komposisi belanja langsung dalam struktur APBK 1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan pemerintah yang terus meningkat 2 Rata-rata proses perizinan yang cepat, tepat, dan transparan 3 Persentase penduduk memiliki KTP 1 Jumlah dokumen perencanaan RPJM yang telah ditetapkan 2 Persentase data Statistik dan Informasi Pembangunan yang Akurat dan Tepat Waktu 3 Pengesahan Qanun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Bireuen pada tahun 2014 dan Kawasan Perkotaan Kecamatan sampai dengan tahun Berkurangnya kasus-kasus pelanggaran Syariat Islam 2 Terlaksananya muzakharah ulama yang berkontribusi positif terhadap penerapan Dinul Islam 1 Peraturan Penetapan Zona Pendidikan Kota Santri di Wilayah Barat (Samalanga) dan Kota Pelajar di Wilayah Timur (Matangglumpangdua) 99,61 39,96 85 Hari 5 83 Qanun Qanun 2 kasus 100 kali 2 - Perturan Bupati 1 Angka Melek Huruf (persen) 98,92 2 Angka Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 3 Angka Partisipasi Kasar (APK) a) SD/Sederajat b) SMP/Sederajat c) SMA/Sederajat Tahun 9,

71 Angka Partisipasi Murni 8 Meningkatnya Mutu dan Manajemen Pendidikan, Formal maupun Informal 9 Meningkatnya Akses Masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan yang berkualitas 10 Menurunnya Tingkat Kemiskinan Menjadi 9,45 dari jumlah Penduduk pada akhir tahun Terlaksananya revitalisasi pertanian yang didukung pengembangan komoditas unggulan sesuai potensi dan karakteristik wilayah (APM) a) SD/Sederajat b) SMP/Sederajat c) SMA/Sederajat 1 Rasio Guru Murid a) SD/MI b) SMP/MTs c) SMA/MA 2 Persentase Guru yang memenuhi Kualifikasi S1/D- IV pada jenjang SMA/Sederajat 3 Terlaksananya Kegiatan yang Mendukung Revitalisasi Kelembagaan Dayah Rasio Rasio Rasio : 27 1 : 24 1 : 25 99, Angka Harapan Hidup Tahun 72,51 2 Angka Kematian Ibu Melahirkan per kelahiran hidup 3 Angka Kematian Bayi per kelahiran hidup 4 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih () 5 Rasio Dokter per penduduk a) Dokter Spesialis b) Dokter Umum c) Dokter Gigi d) Paramedis 6 Manajemen Kesehatan Berbasis Sistim informasi Orang 75 Bayi 5 90 Rasio Rasio Rasio Rasio 5, , Persentase penduduk miskin 19,06 1 Produktivitas Padi (Ton/Ha) a) Padi b) Kedelai c) Jagung d) Kacang Hijau e) Kacang Tanah f) Ubi Jalar g) Ubi Kayu 2 Kontribusi Sektor Perkebunan terhadap PDRB Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha 7,00 1,80 3,00 1,90 1,80 2,25 2,40 3,75 61

72 Berkembangnya ekonomi masyarakat pesisir dan meningkatnya kesejahteraan nelayan 13 Berkembangnya aktivitas perdagangan dan jasa serta meningkatnya kapasitas UMKM berbasis sumber daya lokal 14 Meningkatnya kualitas infrastruktur yang mendukung aktivitas ekonomi masyarakat 15 Terciptanya kelestarian lingkungan dan pengelolaan kebencanaan yang terpadu 3 Populasi ternak yang mendukung ketahanan Pangan Daerah a) Sapi b) Kerbau c) Kambing d) Ayam e) Itik 1 Produksi a) Perikanan tangkap b) Perikanan budidaya 2 Kontribusi Sektor Perikanan terhadap PDRB () 1 Kontribusi sektor perdagangan dan jasa yang terus meningkat signifikan dalam struktur ekonomi daerah 2 Unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam mendorong percepatan ekonomi daerah (Koperasi yang aktif) 1 Kualitas dan jaringan infrastruktur a) Jalan Kabupaten b) Jembatan 2 Kualitas pelayanan transportasi darat (rasio panjang jalan per kendaraan) 3 Luas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produktivitas komoditas pangan 4 Rumah Tangga yang terlayani air minum ledeng/isi ulang/kemasan 5 Rumah Tangga yang terlayani listrik 8 rumah layak huni bagi masyarakat miskin/kaum dhuafa 1 kualitas lingkungan a) Penanganan banjir b) Wilayah tanggap darurat 2 Persentase wilayah yang rawan bencana dan cakupan penanganan bencana Ekor Ekor Ekor Ekor Ekor Ton Ton ,5 33,66 unit 184 Meter Rasio 1 : 0,251 45,04 49,0 97,20 Unit

73 Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan dan perdamaian 17 Terbangunnya kerjasama lintas sektor dalam menjaga keamanan dan perdamaian 18 Terwujudnya supremasi hukum yang berkeadilan 19 Meningkatnya eksistensi kelembagaan adat dalam mendukung perdamaian dan berperan strategis dalam pembangunan daerah 1 Kasus-kasus yang mengganggu keamanan dan keberlanjutan perdamaian 65 1 Rakorpimda Persentase Bantuan Hukum bagi masyarakat miskin 1 Persentase kegiatan kelembagaan adat mendukung pembangunan daerah dan perdamaian

74 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Dalam rangka mempertanggungjawabkan kinerja pelaksanaan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan Pemerintah Kabupaten Bireuen tidak luput dari kewajiban untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja sebagai suatu wujud pertanggungjawaban yang komprehensif atas pelaksanaan seluruh tugas dan kegiatan yang dilaksanakan baik kepada negara maupun masyarakat di wilayah Kabupaten Bireuen. Pada Bab ini disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja, termasuk di dalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan/kendala, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen disusun sesuai dengan ketentuan yang diamanatkan dalam Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pecapaian target masingmasing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam Dokumen RPJM Kabupaten Bireuen. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip good governance dimana salah satu pilarnya, adalah akuntabilitas yaitu yang akan menunjukkan sejauh mana instansi pemerintah telah memenuhi tugas yang dimandatkan dalam penyedian layanan publik baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk dapat dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Sehingga pengendalian dan pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam 64

75 memastikan akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen sebagai bagian dari pemenuhan komitmen pemerintah daerah Kabupaten Bireuen. 1. Komitmen Pimpinan Keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran dalam mewujudkan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Bireuen, ditentukan oleh kerja sama antara aparatur pemerintah dan masyarakat. Sejak dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Pemerintah Kabupaten Bireuen mengemban tanggung jawab yang telah diamanahkan untuk memajukan dan memakmurkan segenap masyarakat Kabupaten Bireuen, sesuai dengan apa yang telah dijanjikan dan dituangkan dalam RPJM Kabupaten Bireuen tahun Pelaksanaan Agenda Reformasi Birokrasi. a. Penerapan absensi elektronik sidik jari (finger Print) di semua Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK). b. Penyelenggaraan beberapa inovasi pelayanan publik sebagai wujud strategi peningkatan kualitas pelanyanan publik. c. Pelaksanaan PATEN di 17 (tujuh belas) Kecamatan. d. Pelaksanaan survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Pemerintah Kabupaten Bireuen dalam rangka mengevaluasi penyelenggaraan pelayanan sekaligus mendapat bahan masukan dalam upaya perbaikan pelayanan publik. e. Sistem Informasi Manajemen sebagai upaya untuk memberi jaminan konsisten perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, sampai evaluasi. 3. Pengintegrasian Sistem Informasi Kinerja aparatur pemerintah bisa optimal jika dalam pelaksaannya di dukung oleh teknologi. Teknologi memungkinkan 65

76 pelayanan lebih cepat, mudah dan hasil yang lebih valid sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Sistem Akuntabilitas yang dimulai dari perencanaan, penganggaran pelaksanaan hingga pelaporan sudah didukung oleh informasi manajemen pembangunan daerah Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD), Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA), Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran baik bersumber dari APBN, APBK atau sumbersumber anggaran lainnya yang lazim disebut dengan TEPRA. 4. Tindak Lanjut. a. Reviu Evaluasi LKIP yang dilaksanakan oleh Inspektorat untuk seluruh Satuan Kerja Perangkat Kabupaten sudah dimanfaatkan untuk menilai kinerja bagi SKPK terhadap pencapaian rencana dan pelaksanaan pembangunan. b. Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) dapat segera memperbaiki tingkat kemajuan pelaksaan pembangunan berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan sehingga proses monitoring dan evaluasi dapat berjalan sebagaimana mestinya. A. PENGUKURAN KINERJA. Penyelenggaraan SAKIP Pemerintah Kabupaten Bireuen yang meliputi Rencana Strategis, Rencana Kinerja Tahunan, Perjanjian Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pengelolaan Data Kinerja, Pelaporan Kinerja, serta reviu dan evaluasi kinerja yang berpedoman pada Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. 66

77 Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Instansi Pemerintah. Capaian indikator kinerja diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Bireuen yang sudah tercantum dalam lampiran Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bireuen Tahun Cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran. Predikat nilai capaian kinerjanya dikelompokkan dalam skala pengukuran ordinal sebagai berikut: Tabel III. 1 Skala Nilai Peringkat Kinerja No Interval Nilai Realisasi Kinerja Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja 1. > 85 Sangat Berhasil < x 85 Berhasil < x 75 Cukup Berhasil 4. < 55 Tidak Berhasil Kerangka Pengukuran kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen mengacu pada Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun pengukuran kinerja tersebut menggunakan rumus sebagai berikut: 1. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, digunakan rumus : 67

78 Capaian Indikator Kinerja = Realisasi Rencana x Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan rumus : Capaian Indikator Kinerja = Rencana-(Realisasi-Rencana) Rencana x 100 Atau Capaian Indikator Kinerja = (2xRencana) - Realisasi Rencana x 100 berdasarkan hasil evaluasi kinerja, maka dilakukan analisis pencapaian kinerja yang dapat memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapaianya kinerja yang diharapkan. Berikut beberapa pengertian indikator : 1. Indikator Kinerja Indikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhitungkan indikator masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) 2. Indikator Sasaran Indikator sasaran adalah sesuatu yang dapat menunjukkan secara signifikan mengenai keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran. Indikator sasaran dilengkapi dengan dengan target kualitatif dan satuannya untuk mempermudah pengukuran pencapaian sasaran. 68

79 3. Realisasi Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Bireuen sudah tercantum dalam lampiran Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bireuen Tahun , Indikator yang menjadi Indikator Kinerja Utama Daerah harus menjadi bagian dari indikator kinerja utama dari masing-masing Organisasi. B. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA Secara umum Pemerintah Kabupaten Bireuen telah melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Bireuen Tahun Capaian Indikator Kinerja Kabupaten Bireuen Tahun 2015 sebagai berikut : 1. Perbandingan antara Target dan Realisasi Indikator Kinerja Tahun Tabel III.2 Perbandingan Antara Target dan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2015 No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Nilai Capaian Nilai Laporan Kinerja Instansi Nilai B - - Pemerintah 2 Nilai EKPPD Nilai Tinggi Opini BPK atas laporan keuangan 4 Pengesahan APBK Bireuen tepat waktu Opini WTP - - Waktu Desember 2015 Desember

80 Persentase Rancangan qanun ,75 diusulkan Eksekutif dengan qanun yang disahkan 6 Terlaksananya Diklat bagi Orang ,71 Pejabat Struktural (SDM Pengawasan) 7 Hasil audit dan pengawasan Obrik ,75 yang ditindaklanjuti (obrik) 8 Kontribusi Pendapatan Asli 9,61 10,82 112,59 Daerah (PAD) 9 Komposisi belanja langsung 39,96 39,60 99,08 dalam struktur APBK 10 Indeks Kepuasan Masyarakat 85 85,14 100,17 (IKM) terhadap pelayanan pemerintah yang terus meningkat 11 Rata-rata proses perizinan Hari yang cepat, tepat, dan transparan 12 Persentase penduduk memiliki ,18 156,84 KTP 13 Jumlah dokumen perencanaan Qanun RPJM yang telah ditetapkan 14 persentase data Statistik dan Informasi Pembangunan yang Akurat dan Tepat Waktu 15 Pengesahan Qanun Rencana Qanun Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Bireuen pada tahun 2014 dan Kawasan Perkotaan Kecamatan sampai dengan tahun Berkurangnya kasus-kasus kasus ,33 pelanggaran Syariat Islam 17 Terlaksananya muzakharah kali ulama yang berkontribusi positif terhadap penerapan Dinul Islam 18 Peraturan Penetapan Zona Peraturan Pendidikan Kota Santri di Wilayah Barat (Samalanga) dan Kota Pelajar di Wilayah Timur (Matangglumpangdua) Bupati 19 Angka Melek Huruf (persen) 98, ,89 20 Angka Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Tahun 9,36 9,4 100,42 70

81 Angka Partisipasi Kasar (APK) a) SD/Sederajat b) SMP/Sederajat c) SMA/Sederajat 22 Angka Partisipasi Murni (APM) a) SD/Sederajat b) SMP/Sederajat c) SMA/Sederajat 23 Rasio Guru Murid a) SD/MI b) SMP/MTs c) SMA/MA 24 Persentase Guru yang memenuhi Kualifikasi S1/D-IV pada jenjang SMA/Sederajat 25 Terlaksananya Kegiatan yang Mendukung Revitalisasi Kelembagaan Dayah Rasio Rasio Rasio 100,00 96,00 90,00 98,00 86,00 85,00 1 : 27 1 : 24 1 : ,00 100,00 54,65 98,34 89,23 54,66 1 : 15 1 : 12 1 : ,00 104,16 64,29 100,34 103,75 64,30 55,56 50,00 52,00 99,90 96,04 96,14 60, Angka Harapan Hidup Tahun 72,51 72,5 99,98 27 Angka Kematian Ibu Melahirkan per kelahiran hidup Orang ,66 28 Angka Kematian Bayi per kelahiran hidup 29 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih 30 Rasio Dokter per penduduk a) Dokter Spesialis b) Dokter Umum c) Dokter Gigi d) Paramedis Bayi ,00 89,64 99,60 Orang Orang Orang Orang 5, , ,09 108,69 7,27 132,79 31 Manajemen Kesehatan 70, Berbasis Sistim informasi 32 Persentase penduduk miskin 19,06 16,94 88,88 33 Produktivitas Padi (Ton/Ha) a) Padi b) Kedelai c) Jagung d) Kacang Hijau e) Kacang Tanah f) Ubi Jalar g) Ubi Kayu Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha 7,00 1,80 3,00 1,90 1,80 2,25 2,40 6,26 1,60 3,80 1,50 1,50 15,67 19,20 89,42 88,89 126,67 78,95 83,33 696,44 800,00 34 Kontribusi Sektor Perkebunan terhadap PDRB 3,

82 Populasi ternak yang mendukung ketahanan Pangan Daerah a) Sapi b) Kerbau c) Kambing d) Ayam e) Itik 36 Produksi a) Perikanan tangkap b) Perikanan budidaya 37 Kontribusi Sektor Perikanan terhadap PDRB 38 Kontribusi sektor perdagangan dan jasa yang terus meningkat signifikan dalam struktur ekonomi daerah 39 Unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam mendorong percepatan ekonomi daerah (Koperasi yang aktif) 40 Kualitas dan jaringan infrastruktur a. Jalan Kabupaten b. Jembatan 41 Kualitas pelayanan transportasi darat (rasio panjang jalan per kendaraan) 42 Luas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produktivitas komoditas pangan 43 Rumah Tangga yang terlayani air minum ledeng/isi ulang/kemasan 44 Rumah Tangga yang terlayani listrik 45 rumah layak huni bagi masyarakat miskin/kaum dhuafa 46 kualitas lingkungan a. Penanganan banjir b. Wilayah tanggap darurat 47 Persentase wilayah yang rawan bencana dan cakupan penanganan bencana 48 Kasus-kasus yang mengganggu keamanan dan keberlanjutan perdamaian Ekor Ekor Ekor Ekor Ekor ,75 92,29 84,19 207,92 102,73 Ton ,25 85 Ton ,94 4,5 8,10(*) ,66 33, unit Meter ,36 125, Rasio 1 : 0,251 1 : 0, ,04 54, ,0 64,95 132,55 97,20 98,66 101,50 Unit ,

83 Rakorpimda Persentase Bantuan Hukum bagi masyarakat miskin 51 Persentase kegiatan kelembagaan adat mendukung pembangunan daerah dan perdamaian Perbandingan antara Realisasi Indikator Kinerja serta Capaian Kinerja Tahun 2014 Dengan Tahun 2015 Tabel III.3 Membandingkan antara Realisasi Indikator Kinerja Serta Capaian Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun 2015 No Sasaran Stategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Nilai Capaian Meningkatnya Implimentasi Tata Kelola Pemerintahan Yang Islami, Bersih, Dan Berwibawa Yang Didukung Terobosan Kinerja Secara Terpadu, Akuntabel Dan Integritas. 1 Nilai Laporan Nilai CC B C - 62,61 - Kinerja Instansi Pemerintah 2 Nilai EKPPD Nilai Tinggi Tinggi Tinggi Opini BPK atas laporan keuangan 4 Pengesahan APBK Bireuen tepat waktu 5 Persentase Rancangan qanun diusulkan Eksekutif dengan qanun yang disahkan 6 Terlaksananya Diklat bagi Pejabat Struktural (SDM Pengawasan) 6 Hasil audit dan pengawasan yang ditindaklanjuti (obrik) Opini WTP WTP WTP Waktu Des 2014 Des 2015 Des 2014 Des , , ,75 Orang ,71 Obrik ,71 98,75 73

84 Meningkatnya Kapasitas Keuangan Daerah Dalam Menunjang Pembangunan Daerah Dan Mendukung Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 3 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik yang Didukung Manajemen Pelayanan yang Profesional, SDM Aparatur Berintegritas, dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 4 Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan yang Inovatif, Integratif dan Partisipasif 5 Meningkatnya Implementasi Nilai- Nilai Dinul Islam Dalam Tatanan Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat 6 Terwujudnya Zona Pendidikan Kota Santri di Wilayah Barat (Samalanga) dan Kota Pelajar di Wilayah Timur (Matangglumpang dua) 1 Kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2 Komposisi belanja langsung dalam struktur APBK 1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan pemerintah yang terus meningkat 2 Rata-rata proses perizinan yang cepat, tepat, dan transparan 3 Persentase penduduk memiliki KTP 1 Jumlah dokumen perencanaan RPJM yang telah ditetapkan 2 persentase data Statistik dan Informasi Pembangunan yang Akurat dan Tepat Waktu 3 Pengesahan Qanun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Bireuen pada tahun 2014 dan Kawasan Perkotaan Kecamatan sampai dengan tahun Berkurangnya kasus-kasus pelanggaran Syariat Islam 2 Terlaksananya muzakharah ulama yang berkontribusi positif terhadap penerapan Dinul Islam 1 Peraturan Penetapan Zona Pendidikan Kota Santri di Wilayah Barat (Samalanga) dan Kota Pelajar di Wilayah Timur (Matangglumpang dua) - 9,61-10,82-112,59-39,96-39,60-99, ,35 85, ,17 Hari ,4 130, ,84 Qanun Qanun kasus ,33 kali Peratu ran Bupati

85 Meningkatnya Akses dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan yang Terpadu dan Berkualitas 8 Meningkatnya Mutu dan Manajemen Pendidikan, Formal maupun Informal 1 Angka Melek Huruf (persen) 2 Angka Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 3 Angka Partisipasi Kasar (APK) a) SD/Sederajat b) SMP/Sederajat c) SMA/Sederajat 4 Angka Partisipasi Murni (APM) a) SD/Sederajat b) SMP/Sederajat c) SMA/Sederajat 1 Rasio Guru Murid a) SD/MI b) SMP/MTs c) SMA/MA 98,79 98,92 98, ,50 100,89 Tahun 9,33 9,36 9,33 9, ,42 Rasio Rasio Rasio : 22 1 : 18 1 : : 27 1 : 24 1 : , ,42 1 : 16 1 : 13 1 : 8, ,65 98,34 89,23 54,66 1 : 15 1 : 12 1 : , ,16 64,29 100,34 103,75 64,30 55, Meningkatnya Akses Masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan yang berkualitas 10 Menurunnya Tingkat Kemiskinan Menjadi 9,45 dari jumlah Penduduk pada akhir tahun Persentase Guru yang memenuhi Kualifikasi S1/D-IV pada jenjang SMA/Sederajat 3 Terlaksananya Kegiatan yang Mendukung Revitalisasi Kelembagaan Dayah 1 Angka Harapan Hidup 2 Angka Kematian Ibu Melahirkan per kelahiran hidup 3 Angka Kematian Bayi per kelahiran hidup 4 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih () 5 Rasio Dokter per penduduk a) Dokter Spesialis b) Dokter Umum c) Dokter Gigi d) Paramedis 6 Manajemen Kesehatan Berbasis Sistim informasi 1 Persentase penduduk miskin 99,70 99,90 92,22 96,04 92,49 96, Tahun 72,7 72,51 72,7 72, ,98 Orang ,66 Bayi , , ,64-99,6 Orang Orang Orang Orang 5, , , , , ,6 9 7,27 132, ,14 19,06-16,94-88,88 75

86 Terlaksananya revitalisasi pertanian yang didukung pengembangan komoditas unggulan sesuai potensi dan karakteristik wilayah 12 Berkembangnya ekonomi masyarakat pesisir dan meningkatnya kesejahteraan nelayan 13 Berkembangnya aktivitas perdagangan dan jasa serta meningkatnya kapasitas UMKM berbasis sumber daya lokal 14 Meningkatnya kualitas infrastruktur yang mendukung aktivitas ekonomi masyarakat 1 Produktivitas Padi (Ton/Ha) a) Padi b) Kedelai c) Jagung d) Kacang Hijau e) Kacang Tanah f) Ubi Jalar g) Ubi Kayu 2 Kontribusi Sektor Perkebunan terhadap PDRB 3 Populasi ternak yang mendukung ketahanan Pangan Daerah a) Sapi b) Kerbau c) Kambing d) Ayam e) Itik 1 Produksi a) Perikanan tangkap b) Perikanan budidaya 2 Kontribusi Sektor Perikanan terhadap PDRB () 1 Kontribusi sektor perdagangan dan jasa yang terus meningkat signifikan dalam struktur ekonomi daerah 2 Unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam mendorong percepatan ekonomi daerah (Koperasi yang aktif) 1 Kualitas dan jaringan infrastruktur a) Jalan Kabupaten b) Jembatan 2 Kualitas pelayanan transportasi darat (rasio panjang jalan per kendaraan) 3 Luas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produktivitas komoditas pangan 4 Rumah Tangga yang terlayani air minum ledeng/isi ulang/kemasan 5 Rumah Tangga yang terlayani listrik Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha 6,10 1,50 2,90 1,85 1,70 17,50 20,20 7,00 1,80 3,00 1,90 1,80 2,25 2,40 6,26 1,54 3,74 1,36 1,48 17,71 18,22 6,26 1,60 3,80 1,50 1,50 15,67 19,20 102,60 103,00 129,00 73,55 87,06 102,00 91,00 89,42 88,89 126,67 78,95 83,33 696, ,25 3,75 0, Ekor Ekor Ekor Ekor Ekor Ton ,25 101,14 112,24 113,60 120,36 90, ,75 92,29 84,19 207,92 102,73 Ton ,94 3,50 4,50 3,50 8,10(*) ,5 33,66 3,20 33,66 9, unit Meter , , , Rasio 1 : 25,22 1 : 0,251 1 : 25,22 1 : 0, ,21 45,04 47,95 54,41 126, ,00 49,0 37,00 64,95 78,72 132,55 44,47 97,20 53,40 98,66 131,20 101,50

87 Terciptanya kelestarian lingkungan dan pengelolaan kebencanaan yang terpadu 16 Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan dan perdamaian 17 Terbangunnya kerjasama lintas sektor dalam menjaga keamanan dan perdamaian 18 Terwujudnya supremasi hukum yang berkeadilan 19 Meningkatnya eksistensi kelembagaan adat dalam mendukung perdamaian dan berperan strategis dalam pembangunan daerah 8 rumah layak huni bagi masyarakat miskin/kaum dhuafa 1 kualitas lingkungan a) Penanganan banjir b) Wilayah tanggap darurat 2 Persentase wilayah yang rawan bencana dan cakupan penanganan bencana 1 Kasus-kasus yang mengganggu keamanan dan keberlanjutan perdamaian Unit ,66 48, , Rakorpimda Persentase Bantuan Hukum bagi masyarakat miskin 1 Persentase kegiatan kelembagaan adat mendukung pembangunan daerah dan perdamaian Perbandingan antara Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan Target Akhir Rencana Jangka Menengah Kabupaten Tahun Tabel III.4 PERBANDINGAN REALISASI KINERJA TAHUN 2015 DENGAN TARGET JANGKA MENENGAH No Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Target Realisasi akhir Nilai RPJMK capaian (2017) Capaian s/d 2015 terhadap Nilai Laporan Kinerja Instansi Nilai B Pemerintah 2 Nilai EKPPD Nilai Tinggi Opini BPK atas laporan keuangan Opini WTP - - WTP - 4 Pengesahan APBK Bireuen tepat waktu Waktu Des 2015 Des Des

88 Persentase Rancangan qanun diusulkan Eksekutif dengan qanun yang disahkan 6 Terlaksananya Diklat bagi Pejabat Struktural (SDM Pengawasan) 7 Hasil audit dan pengawasan yang ditindaklanjuti (obrik) 8 Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) 9 Komposisi belanja langsung dalam struktur APBK 10 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan pemerintah yang terus meningkat 11 Rata-rata proses perizinan yang cepat, tepat, dan transparan 12 Persentase penduduk memiliki KTP 13 Jumlah dokumen perencanaan RPJM yang telah ditetapkan 14 persentase data Statistik dan Informasi Pembangunan yang Akurat dan Tepat Waktu 15 Pengesahan Qanun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Bireuen pada tahun 2014 dan Kawasan Perkotaan Kecamatan sampai dengan tahun Berkurangnya kasus-kasus pelanggaran Syariat Islam 17 Terlaksananya muzakharah ulama yang berkontribusi positif terhadap penerapan Dinul Islam 18 Peraturan Penetapan Zona Pendidikan Kota Santri di Wilayah Barat (Samalanga) dan Kota Pelajar di Wilayah Timur (Matangglumpangdua 80,00 75,00 93,75 100,00 75,00 Orang , ,22 Obrik , ,78 9,61 10,82 112,59 10,83 99,91 39,96 39,60 99,08 26,00 125, ,14 100,17 95,00 89,62 Hari , ,18 156, ,18 Qanun Qanun ,57 kasus , kali Peraturan Bupati Angka Melek Huruf (persen) 98, , Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 9,36 9,40 100,42 9,42 99,79 (tahun) 21 Angka Partisipasi Kasar (APK) a) SD/Sederajat b) SMP/Sederajat , c) SMA/Sederajat 90 54,65 64, ,65 22 Angka Partisipasi Murni (APM) a) SD/Sederajat 98 98,34 100, ,34 b) SMP/Sederajat 86 89,23 103, ,95 c) SMA/Sederajat 85 54,66 64, ,54 23 Rasio Guru Murid a) SD/MI Rasio 1 : 27 1 : 15 55,56 1 : b) SMP/MTs Rasio 1 : 24 1 : : c) SMA/MA Rasio 1 : 25 1 : : 30 43,33 24 Persentase Guru yang memenuhi 99,90 96,04 96, ,04 Kualifikasi S1/D-IV pada jenjang SMA/Sederajat 25 Terlaksananya Kegiatan yang Mendukung Revitalisasi Kelembagaan Dayah 26 Angka Harapan Hidup Tahun 72,51 72,50 99,98 72,59 99,88 27 Angka Kematian Ibu Melahirkan Orang , per kelahiran hidup 28 Angka Kematian Bayi per kelahiran hidup Bayi ,33 78

89 Cakupan pertolongan persalinan 90 89,64 99, ,47 oleh tenaga kesehatan terlatih () 30 Rasio Dokter per penduduk a) Dokter Spesialis Orang 5, ,09 6,02 465,12 b) Dokter Umum Orang , ,43 c) Dokter Gigi Orang 5,5 4 7,27 8,0 50 d) Paramedis Orang , ,22 31 Manajemen Kesehatan Berbasis Sistim informasi 32 Persentase penduduk miskin 19,06 16,94 88,88 9,45 179,26 33 Produktivitas Padi (Ton/Ha) a) Padi Ton/Ha 7,00 6,26 89,42 8,00 78,25 b) Kedelai Ton/Ha 1,80 1,60 88,89 2,00 80 c) Jagung Ton/Ha 3,00 3,80 126,67 3,20 118,75 d) Kacang Hijau Ton/Ha 1,90 1,50 78,95 2,00 75 e) Kacang Tanah Ton/Ha 1,80 1,50 83,33 2,00 75 f) Ubi Jalar Ton/Ha 2,25 15,67 696,44 2,75 570,18 g) Ubi Kayu Ton/Ha 2,40 19, , Kontribusi Sektor Perkebunan terhadap PDRB 3,75 9,90 264,00 5,00 198,00 35 Populasi ternak yang mendukung ketahanan Pangan Daerah a) Sapi b) Kerbau c) Kambing d) Ayam e) Itik 36 Produksi a) Perikanan tangkap b) Perikanan budidaya 37 Kontribusi Sektor Perikanan terhadap PDRB () 38 Kontribusi sektor perdagangan dan jasa yang terus meningkat signifikan dalam struktur ekonomi daerah 39 Unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam mendorong percepatan ekonomi daerah (Koperasi yang aktif) 40 Kualitas dan jaringan infrastruktur a) Jalan Kabupaten b) Jembatan 41 Kualitas pelayanan transportasi darat (rasio panjang jalan per kendaraan) 42 Luas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produktivitas komoditas pangan 43 Rumah Tangga yang terlayani air minum ledeng/isi ulang/kemasan 44 Rumah Tangga yang terlayani listrik 45 rumah layak huni bagi masyarakat miskin/kaum dhuafa 46 kualitas lingkungan a) Penanganan banjir b) Wilayah tanggap darurat 47 Persentase wilayah yang rawan bencana dan cakupan penanganan bencana 48 Kasus-kasus yang mengganggu keamanan dan keberlanjutan perdamaian Ekor Ekor Ekor Ekor Ekor ,75 92,29 84,19 207,92 102, ,84 88,66 80,93 110,31 98,74 Ton , ,09 Ton , ,29 4,5 8,10(*) 180 5,50 147,27 33,66 33, ,00 99 unit ,80 Meter ,36 125, , ,59 Rasio 1 : 0,251 1 : 0, : 0, ,21 45,04 54, ,70 101,32 49,0 64,95 132,55 51,00 127,35 97,20 98,66 101,50 98,00 100,67 Unit , ,

90 Rakorpimda Persentase Bantuan Hukum bagi masyarakat miskin 51 Persentase kegiatan kelembagaan adat mendukung pembangunan daerah dan perdamaian EVALUASI DAN ANALISIS PENYEBAB KEBERHASILAN/ KEGAGALAN CAPAIAN KINERJA SASARAN 1 MENINGKATNYA IMPLEMENTASI TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG ISLAMI, BERSIH, DAN BERWIBAWA YANG DIDUKUNG TEROBOSAN KINERJA SECARA TERPADU, AKUNTABEL DAN INTEGRITAS Aparat pemerintah daerah dan desa serta lembaga pemerintah daerah merupakan motor penggerak dalam roda pemerintahan daerah. Dalam rangka meningkatkan kapasitasnya terdapat beberapa indikator, sebagaimana disajikan dalam tabel berikut : Tabel III Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 Pengukuran Kinerja No Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Target akhir Realisasi Nilai capaian RPJMK (2017) Capaian s/d 2015 terhadap Nilai Laporan Kinerja Instansi Nilai B Pemerintah 2 Nilai EKPPD Nilai Tinggi Opini BPK atas laporan keuangan Opini WTP - - WTP - 4 Pengesahan APBK Bireuen tepat waktu 5 Persentase Rancangan qanun diusulkan Eksekutif dengan qanun yang disahkan Waktu Des 2015 Des ,00 Des 100,00 80,00 75,00 93,75 100,00 75,00 80

91 Terlaksananya Diklat bagi Pejabat Struktural (SDM Pengawasan) 7 Hasil audit dan pengawasan yang ditindaklanjuti (obrik) Orang , ,22 Obrik , ,78 Rata rata Capaian Kinerja 94,55 69,75 Sasaran 1 (satu) terdiri dari 7 (tujuh) indikator kinerja berdasarkan hasil pengukuran kinerja dengan nilai rata-rata capaian kinerja pada tahun 2015 sebesar 94,55 dan rata-rata capaian kinerja terhadap RPJM tahun 2017 sebesar 69,75. Selengkapnya nilai capaian indikator kinerja pada sasaran 1 (satu) sesuai dengan hasil pengukuran kinerja sebagai berikut : 1. Nilai Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Akuntabilitas pemerintah menunjukkan pergeseran baru dalam relasi antara pemerintah dengan publik. Konsep akuntabilitas menunjukkan bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk bisa mempertanggung-jawabkan mandat yang diberikan publik untuk mengelola urusan-urusan publik, dengan memberikan pelayanan publik dan pemenuhan hak-hak warga negara. Dalam RPJM Kabupaten Bireuen Tahun , perhatian Pemerintah Kabupaten Bireuen akan pentingnya akuntabilitas terlihat dalam rumusan misi 1, yaitu Mewujudkan Pemerintahan yang Islami, berbudaya bersih dan berwibawa (good and clean governance). Tata kelola pemerintahan yang baik lazim di gambarkan dalam 3 pilar yaitu akuntabilitas, transparansi dan partisipasi. Ketiga kata kunci ini menunjukkan juga pengakuan akan kontribusi bukan hanya pemerintah dalam penyelesaian urusan- urusan publik, namun juga masyarakat dan pihak non pemerintah yang lain. Karenanya, partisipasi dan transparansi 81

92 juga menjadi kunci selain akuntabilitas untuk membuat pengelolaan publik dengan lebih terbuka dan memberi ruang bagi berbagai pihak. Capaian indikator kinerja yang sudah dicapai menunjukkan hasil yang baik. Target yang ditetapkan tahun 2014 adalah nilai CC terealisasi C, telah tercapai 62,62 persen atau kategori cukup berhasil. Nilai Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Bireuen Tahun 2014 sebesar 46,96 dengan kategori C. Kedepan akan dilaksanakan upaya perbaikan yaitu : a. Bertekad dan berkomitmen akan memperbaiki Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bireuen. b. Berupaya untuk belajar dan memperdalam pengetahuan tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). c. Melakukan pembenahan dalam tahapan penyusunan LKIP agar lebih sistematis dan terintegrasi. d. Meningkatkan koordinasi antar Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK), dan instasi atau institusi terkait Menyelenggarakan SAKIP sesuai dengan Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai upaya peningkatan tata kelola pemerintahan, partisipasi masyarakat juga didorong melalui ruang keterlibatan publik dalam sistem perencanaan dan pengendalian pembangunan. 82

93 2. Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD). Dalam RPJM Kabupaten Bireuen Tahun , perhatian Pemerintah Kabupaten Bireuen akan pentingnya penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik terlihat dalam rumusan misi 1, yaitu Mewujudkan Pemerintahan yang Islami, berbudaya bersih dan berwibawa (good and clean governance). Target tahun 2014 dengan nilai Tinggi, terealisasi 100 dengan skor 2,4611 atau nilai Tinggi sedangkan pada tahun 2015 di target dengan nilai Tinggi, tapi nilai realisasi belum selesai di evaluasi oleh BPKP. Untuk meningkatkan hasil EKPPD dilaksanakan hal-hal sebagai berikut : a. Koordinasi dengan SKPK lebih ditingkatkan b. Melakukan pendampingan kepada SKPK dalam penyusunan LPPD c. Meningkatkan koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait (BPKP, Inspektorat Aceh, Inspektorat Kabupaten Bireuen dan (Kementerian Dalam Negeri) 3. Opini BPK atas laporan keuangan. Penilaian atas laporan keuangan pemerintah daerah dilakukan oleh pihak eksternal yang dalam hal ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Penilaian oleh lembaga eksternal ini menjadi komponen penting untuk menilai sejauh manakah penilaian yang obyektif bisa dilakukan terhadap akuntabilitas dan kinerja pemerintah daerah terutama dari segi keuangan. Pemeriksaan oleh BPK dilakukan dengan mendasarkan pada UU No. 15 tahun 2004 tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Pemeriksaan yang dilakukan secara periodik setiap 83

94 tahunnya ini mencakup pemeriksaan terhadap Neraca, Laporan Realisasi Angaran, Laporan Arus Kas, dan catatan atas Laporan Keuangan. Opini yang dihasilkan atas pemeriksaan ini secara bertingkat terdiri dari Tidak Wajar (TW), Tidak Memberikan Pendapat (TMP), Wajar dengan Pengecualian (WDP) dan yang terbaik adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Pada tahun 2014 realisasi atas target kinerja diperoleh opini dengan hasil yang sangat baik, yaitu tingkat capaian opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), ini merupakan tahun pertama dan diharapkan dapat diraih pada tahun berikutnya. Untuk tahun 2015 Laporan Keuangan disajikan dengan basis akrual yaitu dengan komponen Laporan Keuangan yang terdiri dari : a. Laporan Realisasi Anggaran(LRA) b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL) c. Neraca d. Laporan Operasional (LO) e. Laporan Arus Kas (LAK) f. Laporan perubahan Ekuitas (LPE) g. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) 4. Pengesahan APBK Bireuen tepat waktu Sasaran strategis meningkatnya implementasi tata kelola pemerintahan yang islami, bersih, dan berwibawa yang 84

95 didukung terobosan kinerja secara terpadu, akuntabel dan integritas, menunjukkan keberhasilan dimana pada tahun 2015, tingkat capaian kinerjanya sangat berhasil. Indikator kinerja pengesahan APBK Bireuen capaiannya sesuai dengan target yang telah ditetapkan, dari target bulan Desember 2015 dan realisasinya pada Desember 2015 atau tingkat capaiannya 100 dari target kinerja yang telah ditetapkan, dengan pencapaian ini pula telah mencapai 100 dibandingkan target capaian pada akhir RPJM tahun Persentase Rancangan qanun diusulkan Eksekutif dengan qanun yang disahkan. Indikator kinerja persentase rancangan qanun diusulkan eksekutif dengan qanun yang disahkan capaiannya sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dari target 80 persen dan realisasinya 75 persen atau tingkat capaiannya 93,75 persen dari target kinerja, dengan pencapaian ini pula telah mencapai 75 persen dibandingkan target capaian pada akhir RPJM tahun 2017, yang bisa di artikan sebagai indikasi pencapaian target pada akhir RPJM, sedangkan pada tahun 2014 ditargetkan 64,5 persen, dengan realisasi 88,5 persen atau dengan capaian 137 persen. 6. Terlaksananya Diklat bagi Pejabat Struktural (SDM Pengawasan). Indikator kinerja Terlaksananya Diklat bagi Pejabat Struktural (SDM Pengawasan) capaiannya tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan dari target 7 orang dan realisasinya 6 orang atau tingkat capaiannya 85,71, 85

96 dibandingkan target capaian pada akhir RPJM tahun 2017 sebesar 16,22 yang bisa di artikan sebagai indikasi pencapaian target pada akhir RPJM, sedangkan pada tahun 2014 ditargetkan 40 orang, dengan realisasi 32 orang atau dengan capaian Hasil audit dan pengawasan yang ditindaklanjuti. Indikator kinerja Hasil audit dan pengawasan yang ditindaklanjuti capaiannya belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan dari target 80 obrik dan realisasinya 79 obrik atau tingkat capaiannya 98,75 dari target kinerja, dengan pencapaian ini pula baru mencapai 87,78 persen dibandingkan target capaian pada akhir RPJM tahun 2017, yang bisa di artikan sebagai indikasi pencapaian target pada akhir RPJM, sedangkan pada tahun 2014 ditargetkan 70 obrik, dengan realisasi 60 obrik atau dengan tingkat capaian 85,71 persen. 86

97 SASARAN 2 MENINGKATNYA KAPASITAS KEUANGAN DAERAH DALAM MENUNJANG PEMBANGUNAN DAERAH DAN MENDUKUNG PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) Tabel III Evaluasi Pencapaian Sasaran 2 Pengukuran Kinerja No Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Target Nilai akhir RPJMK Realisasi capaian (2017) Capaian s/d 2015 terhadap Kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2 Komposisi belanja langsung dalam struktur APBK 9,61 10,82 112,59 10,83 99,91 39,96 39,60 99,08 26,00 152,31 Rata rata Capaian Kinerja 105,84 126,11 Sasaran 2 (dua) terdiri 2 (dua) indikator kinerja berdasarkan hasil pengukuran kinerja dengan nilai rata-rata capaian kinerja pada tahun 2015 sebesar 105,84 dan rata-rata capaian kinerja terhadap RPJM tahun 2017 sebesar 126,11. Selengkapnya nilai capaian indikator kinerja pada sasaran 2 (dua) sesuai dengan hasil pengukuran kinerja sebagai berikut : 1. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Indikator kinerja Kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) capaiannya sesuai dengan target yang telah ditetapkan, dari target 9,61 dan realisasinya 10,82 atau tingkat capaiannya 112,59 dari target kinerja, dengan pencapaian ini pula baru mencapai 99,91 dibandingkan target capaian pada akhir RPJM tahun 2017, yang bisa di artikan sebagai indikasi pencapaian target pada akhir RPJM. 87

98 2. Komposisi belanja langsung dalam struktur APBK. Indikator kinerja Komposisi belanja langsung dalam struktur APBK capaiannya belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan, dari target 39,96 dan realisasinya 39,60 atau tingkat capaiannya 99,08 dari target kinerja, dengan pencapaian ini pula telah mencapai 152,31 dibandingkan target capaian pada akhir RPJM tahun 2017, yang bisa di artikan sebagai indikasi pencapaian target pada akhir RPJM. SASARAN 3 MENINGKATNYA KUALITAS PELAYANAN PUBLIK YANG DIDUKUNG MANAJEMEN PELAYANAN YANG PROFESIONAL, SDM APARATUR BERINTEGRITAS, DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) Tabel III Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 Pengukuran Kinerja No Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Target Nilai akhir RPJMK Realisasi capaian (2017) Capaian s/d 2015 terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan pemerintah yang terus meningkat 85,00 85,14 100,17 95,00 89,62 2 Rata-rata proses perizinan yang cepat, tepat, dan transparan Hari , ,67 3 Persentase penduduk memiliki KTP 83,00 130,18 156,84 100,00 130,18 Rata rata Capaian Kinerja 119,00 128,82 88

99 Sasaran 3 (tiga) terdiri dari 3 (tiga) indikator kinerja berdasarkan hasil pengukuran kinerja dengan nilai rata-rata capaian kinerja pada tahun 2015 sebesar 119,00 dan rata-rata capaian kinerja terhadap RPJM tahun 2017 sebesar 128,28. Selengkapnya nilai capaian indikator kinerja pada sasaran 3 (tiga) sesuai dengan hasil pengukuran kinerja sebagai berikut : 1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan pemerintah yang terus meningkat. Sasaran meningkatnya kualitas pelayanan publik menunjukkan keberhasilan dimana pada tahun 2015, capaian kinerjanya Sangat Berhasil. indikator Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) capaiannya melebihi target yang telah ditetapkan. Dari target nilai 85,00, realisasi IKM tahun 2015 mencapai angka 85,14 atau tingkat capaiannya 100,17 persen dari target kinerja. Dengan pencapaian ini pula, telah mencapai 89,62 persen dibandingkan target capaian pada akhir RPJM tahun 2017, yang bisa di artikan sebagai indikasi pencapaian target pada akhir RPJM. Nilai IKM (Indek Kepuasan Masyarakat) Kabupaten Bireuen pada tahun 2015 adalah 85 persen, pada tahun 2014 target IKM 83 persen dengan realisasi menjadi 84,35 persen atau dengan capaian 102 persen. Nilai IKM tersebut didapat dari rangkuman nilai IKM SKPK Pemberi Layanan Kabupaten Bireuen, maksud dilaksanakan pengukuran indikator kinerja adalah untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh Unit Pelayanan Publik (UPP). Capaian kinerja di atas merupakan hasil dari berbagai program yang dilakukan terkait Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) se 89

100 2. Rata-rata proses perizinan yang cepat, tepat, dan transparan Sasaran meningkatnya kualitas pelayanan publik menunjukkan keberhasilan dimana pada tahun 2015, capaian kinerjanya dianggap sangat berhasil. Indikator rata-rata proses perizinan yang cepat, tepat, dan transparan capaiannya sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (KP2TSP) menetapkan target penyelesaian administrasi perizinan rata-rata selama 5 hari, hal tersebut berhasil direalisasikan seperti target yang telah ditetapkan, sehinggal tingkat keberhasilannya mencapai 100 (seratus persen). 3. Persentase penduduk memiliki KTP. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, berkaitan dengan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP_el) dapat direalisasikan melebihi target yang telah ditetapkan atau capaianya sebesar 132,25, diakibatkan banyak KTP_el yang dicetak di Jakarta (Adminduk Kemendagri) yang perekamannya dilakukan pada tahun 2011 tidak selesai, sehingga terus di cetak di Kabupaten/Kota hal ini dikarenakan tidak berlakunya lagi KTP Nasional (Non Elektronik) sesuai dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 470/968/SJ. Capaian tersebut sudah melebihi dari target RPJM tahun 2015 yang telah ditetapkan yaitu sebesar 130,18, sedangkan pada tahun 2014 dari 100 target penyelesaian KTP hanya dapat direalisasikan sebesar 92,40. Dokumen kependudukan pada tahun 2015 lainnya seperti akte kelahiran realisasinya hanya sebesar 70,30, akte 90

101 kematian sebesar 95,66 dan akte perkawinan/perceraiaan realisasi sebesar 83,00. Berdasarkan data statistik, jumlah penduduk di Kabupaten Bireuen hingga tahun 2014 adalah jiwa yang terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa perempuan. Kepadatan penduduk di Kabupaten Bireuen tahun 2014 mencapai 223 jiwa/km 2 dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga 4 orang. Kepadatan Penduduk pada 17 kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bireuen cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Kota Juang dengan kepadatan sebesar jiwa/km 2 dan terendah di Kecamatan Peudada sebesar 67 jiwa/km 2. SASARAN 4 MENINGKATNYA KUALITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN YANG INOVATIF, INTEGRATIF DAN PARTISIPASIF Tabel III Evaluasi Pencapaian Sasaran 4 Pengukuran Kinerja No Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Target Realisasi akhir Nilai RPJMK capaian (2017) Capaian s/d 2015 terhadap Jumlah dokumen perencanaan RPJM yang telah ditetapkan 2 Persentase data Statistik dan Informasi Pembangunan yang Akurat dan Tepat Waktu 3 Pengesahan Qanun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Bireuen pada tahun 2014 dan Kawasan Perkotaan Kecamatan sampai dengan tahun 2017 Qanun , , , ,00 Qanun , ,57 Rata rata Capaian Kinerja 100,00 76,19 91

102 Sasaran 4 (empat) terdiri dari 3 (tiga) indikator kinerja berdasarkan hasil pengukuran kinerja dengan nilai rata-rata capaian kinerja pada tahun 2015 sebesar 100,00 dan rata-rata capaian kinerja terhadap RPJM tahun 2017 sebesar 76,19. Selengkapnya nilai capaian indikator kinerja pada sasaran 4 (empat) sesuai dengan hasil pengukuran kinerja sebagai berikut : 1. Jumlah dokumen perencanaan RPJM yang telah ditetapkan. Pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) secara langsung di Kabupaten Bireuen telah dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2012 dalam suasana demokratis, jujur, adil, dan damai. Hasil Pemilukada tersebut menetapkan pasangan H. Ruslan HM. Daud dan Ir. H. Mukhtar Abda, M.Si, sebagai Bupati dan Wakil Bupati Bireuen terpilih periode Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pembangunan Perencanaan Nasional (SPPN), mengamanatkan bahwa daerah diharuskan menyusun perencanaan pembangunan daerah yang merupakan bagian integral pembangunan nasional. Demikian pula dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh mengamanatkan pula bahwa perencanaan pembangunan Aceh/kabupaten/kota disusun secara komprehensif sebagai bagian dari sistem perencanaan pembangunan nasional dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perencanaan pembangunan sebagaimana dimaksud dalam perundangan tersebut dituangkan dalam rencana pembangunan jangka 92

103 menengah (RPJM). Pasal 5 ayat (2) UU SPPN, mengamanatkan bahwa Visi dan Misi serta Program Kerja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih harus dijabarkan secara komprehensif ke dalam RPJM, dan RPJM Kabupaten Bireuen telah disusun dan di Qanunkan dengan Qanun nomor 2 Tahun 2014 yang ditetapkan pada tanggal 11 Maret RPJM tersebut telah selesai di Revisi pada akhir tahun Persentase data Statistik dan Informasi Pembangunan yang Akurat dan Tepat Waktu. Indikator indikator Persentase data Statistik dan Informasi Pembangunan yang Akurat dan Tepat Waktu capaiannya sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dari target nilai 100, realisasi 100 atau tingkat capaiannya 100 dari target kinerja. Dengan pencapaian ini pula, telah mencapai 100 dibandingkan target capaian pada akhir RPJM tahun 2017, yang bisa di artikan sebagai indikasi pencapaian target pada akhir RPJM. 3. Pengesahan Qanun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Bireuen pada tahun 2014 dan Kawasan Perkotaan Kecamatan sampai dengan tahun Indikator kinerja Pengesahan Qanun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Bireuen pada tahun 2014 dan Kawasan Perkotaan Kecamatan sampai dengan tahun 2017 capaiannya sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dari target 2 qanun, realisasi 2 qanun atau tingkat capaiannya 100 dari target kinerja. Dengan pencapaian ini pula, telah mencapai 28,57 dibandingkan target capaian pada akhir RPJM tahun 93

104 2017, yang bisa di artikan sebagai indikasi pencapaian target pada akhir RPJM. SASARAN 5 MENINGKATNYA IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DINUL ISLAM DALAM TATANAN PEMERINTAHAN DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT Tabel III Evaluasi Pencapaian Sasaran 5 Pengukuran Kinerja No Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Target Nilai akhir RPJMK Realisasi capaian (2017) Capaian s/d 2015 terhadap Berkurangnya kasus-kasus pelanggaran Syariat Islam 2 Terlaksananya muzakharah ulama yang berkontribusi positif terhadap penerapan Dinul Islam kasus , ,00 kali , ,00 Rata rata Capaian Kinerja 56,67 40,00 Sasaran 5 (lima) terdiri dari 2 (dua) indikator kinerja berdasarkan hasil pengukuran kinerja dengan nilai rata-rata capaian kinerja pada tahun 2015 sebesar 56,67 dan rata-rata capaian kinerja terhadap RPJM tahun 2017 sebesar 40,00. Selengkapnya nilai capaian indikator kinerja pada sasaran 5 (lima) sesuai dengan hasil pengukuran kinerja sebagai berikut : 1. Berkurangnya kasus-kasus pelanggaran Syariat Islam. Berkurangnya kasus-kasus pelanggaran Syariat Islam pada tahun 2015 karena masyarakat semakin memahami dan menerapkan syariat islam. Seperti tertera pada tabel di atas 94

105 yang mengidikasikan semakin berkurangnya kasus pelanggaran syariat islam di Kabupaten Bireuen. 2. Terlaksananya muzakharah ulama yang berkontribusi positif terhadap penerapan Dinul Islam. Indikator kinerja muzakharah ulama adalah terlaksananya pertemuan seluruh ulama di Kabupaten Bireuen untuk bermusyawarah mengenai perkembangan penerapan Dinul Islam dan hal-hal yang berkaitan dengan syariat islam dapat dilaksanakan sebanyak dua kali seperti yang sudah ditargetkan sehingga pada tahun 2015 kegiatan tersebut dikatakan sangat berhasil dengan capaian 100, berdasarkan target capaian pada akhir RPJM tahun 2017 pertemuan seperti ini dapat dilaksanakan sebanyak 5 kali, sehingga tingkat pencapaian berdasarkan RPJM terukur sebesar 40. Sebagaimana Kabupaten lainnya di Provinsi Aceh, jumlah penduduk di Kabupaten Bireuen mayoritas beragama islam. Tahun 2014 dari jiwa penduduk jiwa (99,6) diantaranya adalah beragama islam di Kabupaten Bireuen. Sisanya adalah penganut agama kristen protestan 327 jiwa (sebesar 0,08, agama kristen katolik 19 jiwa (0,003 ), agama hindu 37 jiwa (0,009 ) dan agama budha 554 jiwa ( 0,013 ) dari total penduduk di Kabupaten Bireuen. 95

106 SASARAN 6 TERWUJUDNYA ZONA PENDIDIKAN KOTA SANTRI DI WILAYAH BARAT (SAMALANGA) DAN KOTA PELAJAR DI WILAYAH TIMUR (MATANG GEULEUMPANG DUA) Tabel III Evaluasi Pencapaian Sasaran 6 Pengukuran Kinerja No Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Target Nilai akhir Realisasi capaian RPJMK (2017) Capaian s/d 2015 terhadap Peraturan Penetapan Zona Pendidikan Kota Santri di Wilayah Barat (Samalanga) dan Kota Pelajar di Wilayah Timur (Matangglumpangdua) Peraturan Bupati Rata rata Capaian Kinerja

107 Peraturan Penetapan Zona Pendidikan Kota Santri di Wilayah Barat (Samalanga) dan Kota Pelajar di Wilayah Timur (Matang geuleumpang dua) telah ditetapkan dalam Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 7 tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen Tahun Dengan ditetapkannya qanun tersebut Penetapan Zona Pendidikan Kota Santri di Wilayah Barat dan Kota Pelajar di Wilayah Timur dianggap sangat berhasil dengan pencapaian 100 dan sudah sesuai dengan target akhir RPJM tahun Kabupaten Bireuen memiliki sejumlah Dayah/Pasantren yang tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Bireuen. Tahun 2014 jumlah dayah/pasantren di Kabupaten Bireuen adalah 139 unit yang menampung santri. Perkembangan dayah/pesantren dan santrinya di Kabupaten Bireuen dapat dilihat pada grafik berikut ini : Perkembangan Dayah/Pesantren Tahun Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun

108 Perkembangan Jumlah Santri Tahun Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun

109 SASARAN 7 MENINGKATNYA AKSES DAN PEMERATAAN PELAYANAN PENDIDIKAN YANG TERPADU DAN BERKUALITAS Tabel III Evaluasi Pencapaian Sasaran 7 Pengukuran Kinerja No Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Target Nilai akhir RPJMK Realisasi capaian (2017) Capaian s/d 2015 terhadap Angka Melek Huruf (persen) 98,92 99,00 100,89 100, Angka Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 3 Angka Partisipasi Kasar (APK) a) SD/Sederajat b) SMP/Sederajat c) SMA/Sederajat 4 Angka Partisipasi Murni (APM) a) SD/Sederajat b) SMP/Sederajat c) SMA/Sederajat Tahun 9,36 9,40 100,42 9,42 99,79 100,00 96,00 90,00 98,00 86,00 85,00 100,00 100,00 54,65 98,34 89,23 54,66 100,00 104,16 64,29 100,34 103,75 64,30 100,00 100,00 100,00 100,00 96,00 95,00 100,00 100,00 54,65 98,34 92,95 57,54 Rata rata Capaian Kinerja 92,27 87,78 Sasaran 7 (tujuh) terdiri dari 4 (empat) indikator kinerja berdasarkan hasil pengukuran kinerja dengan nilai rata-rata capaian kinerja pada tahun 2015 sebesar 92,27 dan rata-rata capaian kinerja terhadap RPJM tahun 2017 sebesar 87,78. Selengkapnya nilai capaian indikator kinerja pada sasaran 7 (tujuh) sesuai dengan hasil pengukuran kinerja sebagai berikut : 1. Angka Melek Huruf. Target penuntasan buta aksara merupakan bagian dari fokus pembangunan untuk peningkatan human capital, mengingat peran sentral pendidikan baik sebagai bagian dari pemenuhan hak warga negara, maupun karena daya ungkit 99

110 pendidikan terhadap tujuan pembangunan yang lain seperti pembangunan dan pemerataan ekonomi dan sosial. Tahun 2015, realisasi angka melek huruf telah menunjukkan hasil positif, sebagaimana tabel di atas. Realisasi kinerja tahun 2015 menunjukkan bahwa angka melek huruf telah melebihi target yang ditetapkan, dengan pencapaian 100,89 dari target 98,92. Pencapaian ini menunjukkan kinerja yang sangat berhasil, sedangkan dilihat dari target kinerja akhir RPJM tahun 2017 telah mencapai melapaui target yang telah ditetapkan sebesar 100. Tren angka melek huruf mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. 2. Angka Rata-rata Lama Sekolah. Angka rata rata lama sekolah dari kurun waktu 2014 sampai tahun 2015 mengalami peningkatan dari 9,36 tahun menjadi 9,40 tahun di tahun Peningkatan rata- rata lama sekolah di Kabupaten Bireuen ini dapat dimaknai bahwa penduduk Bireuen semakin sadar akan pentingnya pendidikan dalam rangka peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dibandingkan capaian kinerja tahun 2014 dimana rata-rata lama sekolah target sebesar 9,33 tahun realisasi sebesar 9,33 tahun atau capaiannya sebesar 100, sedangkan dilihat dari target kinerja akhir RPJM tahun 2017 telah mencapai melapaui target yang telah ditetapkan sebesar 9,40 tahun. Tren angka ratarata lama sekolah mengalami kenaikan. 100

111 3. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) a. SD/Sederajat Hingga tahun 2014 Kabupaten Bireuen memiliki sebanyak 234 Sekolah Dasar (SD), diantaranya Sekolah Dasar Negeri sebanyak 228 unit dan selebihnya 6 Sekolah Dasar Swasta. Seluruh kecamatan memiliki Sekolah Dasar Negeri dan yang terbanyak terdapat di Kecamatan Peusangan sebanyak 28 unit (11,97) dari keseluruhan Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Bireuen. Sementara Sekolah Dasar Swasta hanya terdapat di 5 (lima) kecamatan saja yaitu di Kecamatan Jeunieb, Kecamatan Juli, Kecamatan Jeumpa, Kecamatan Kota Juang, dan Kecamatan Kutablang. Pada periode , adanya peningkatan jumlah Sekolah Dasar sebanyak 7 unit yaitu 227 unit pada tahun 2010 menjadi 234 unit pada tahun Namun pada tahun 2010 hingga 2011 relatif tidak bertambah yaitu hanya 227 unit. Perkembangn Jumlah Sekolah Dasar Tahun Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun

112 Dalam menjalankan proses belajar mengajar di Sekolah Dasar saat ini didukung oleh orang guru yang terdiri dari guru berstatus negeri (PNS) dan sisanya 44 orang guru berstatus guru swasta. Jika dibandingkan data tahun 2011 terjadi penurunan jumlah guru Sekolah Dasar (SD) sebesar 50,31 yaitu orang menjadi orang, sebaliknya ketersediaan Sekolah Dasar pada tahun 2011 sebesar 227 unit meningkat menjadi 234 unit. Seyogyanya peningkatan Sekolah Dasar (SD) diikuti dengan peningkatan jumlah guru, dan bukan sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Bireuen memerlukan penambahan guru Sekolah Dasar (SD) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar (SD). Jumlah Guru Sekolah Dasar Tahun ,876 3, ,154 2,123 1, Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun

113 Peningkatan jumlah ketersediaan Sekolah Dasar (SD) juga tidak diikuti oleh peningkatan jumlah murid Sekolah Dasar (SD). Data Dinas Pendidikan Kabupaten Bireuen menunjukkan bahwa Jumlah murid SD pada tahun 2010 sebanyak siswa. Sedangkan jumlah murid pada tahun 2014 menjadi siswa, artinya terjadi penurunan jumlah murid Sekolah Dasar sebesar 6,65 selama 4 tahun terakhir. Secara umum, Kabupaten Bireuen memiliki 234 Sekolah Dasar (SD), siswa, kelas, dan guru pada tahun b. SMP/Sederajat. Pada tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) tersedia 74 unit sekolah, yang terdiri dari 63 unit SLTP Negeri dan 11 unit SLTP Swasta. Keberadaan SLTP mengalami peningkatan, pada tahun 2010 sebanyak 62 unit meningkat menjadi 74 unit pada tahun 2014, yaitu terjadi peningkatan SLTP Negeri sebanyak 7 unit dan SLTP Swasta 5 unit. Untuk itu, telah menghasilkan lulusan sebanyak orang pada SLTP Negeri dan 541 orang pada SLTP Swasta. Perkembangan Jumlah SMP Tahun Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun

114 Keberadaan sekolah ini didukung oleh guru sebanyak orang yang merupakan guru tetap sebanyak orang dan guru tidak tetap sebanyak orang. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Bireuen menunjukkan terjadi peningkatan jumlah guru sebanyak 19,5 dari tahun 2010 sebanyak orang menjadi orang pada tahun Peningkatan ini terjadi pada jumlah guru berstatus tidak tetap sebanyak 432 orang sedangkan guru berstatus tetap mengalami penurunan sebanyak 38 orang. Perkembangan Jumlah Guru SMP Tahun ,020 2,020 2,208 2,101 2, Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun

115 Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Bireuen menunjukkan bahwa selama 4 tahun terakhir terjadi penambahan jumlah unit SLTP setiap tahunnya, terutama SLTP Negeri. Kondisi ini juga diikuti oleh penambahan gedung sekolah, namun terjadi penurunan jumlah ruang kelas khususnya pada SLTP Negeri. Kondisi ini perlu segera mendapat perhatian dari instansi terkait agar tidak mengganggu proses belajar mengajar. Pada tahun 2010, jumlah siswa sebanyak orang meningkat menjadi orang pada tahun Peningkatan ini berkisar antara 19 hingga 21. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun Diperkirakan peningkatan jumlah siswa akan terus berlanjut seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan kesadaran program wajib belajar sembilan (9) tahun yang digalakkan oleh pemerintah. c. SMA/Sederajat. Pada tahun 2014, Kabupaten Bireuen memiliki Sekolah menengah Atas (SMA) sebanyak 29 unit yang terdiri dari SMA Negeri sebanyak 24 unit dan SMA swasta sebanyak 5 unit yang tersebar di sejumlah kecamatan kecuali Kecamatan Jeumpa yang hanya memiliki SMA swasta dan Kecamatan Kuala belum memiliki SMA. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Bireuen, jumlah siswa SMA sebanyak orang yang terdiri dari murid SMA negeri dan murid SMA Swasta. Dibanding tahun 2010, terjadi penurunan jumlah siswa SMA Negeri sebanyak 20.74, sebaliknya jumlah siswa SMA Swasta terjadi peningkatan sebesar 87,45. Hingga saat ini sekolah tersebut telah meluluskan siswa sebanyak siswa yang terdiri dari lulusan SMA 105

116 1,089 1,089 1,326 1,351 1,351 PEMERINTAH Negeri sebanyak orang dan lulusan SMA Swasta sebanyak 378 orang. Proses belajar di SMA di dukung oleh guru yang terdiri dari guru berstatus tetap sebanyak 832 orang dan guru tidak tetap sebanyak 519 orang. Terjadi peningkatan jumlah guru tetap sebanyak 50 orang (6,39) dan guru tidak tetap sebanyak 212 orang (69,05) selama periode , grafik berikut : Perkembangan Jumlah Guru SMA Tahun Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Adapun jumlah gedung SMA yang tersedia di Kabupaten Bireuen adalah 24 unit gedung sekolah dan 351 kelas di SMA negeri, serta 5 unit gedung sekolah dan 52 kelas di SMA Swasta. Program pengembangan infrastruktur pendidikan di Kabupaten terlihat dengan adanya penambahan kelas yang cukup signifikan selama tiga (3) terakhir, yaitu pembangunan kelas meningkat baik SMA Negeri (306 kelas pada tahun 2010 meningkat menjadi 351 kelas pada tahun 2013) maupun SMA Swasta (20 kelas pada tahun 2010 meningkat menjadi 52 kelas pada tahun 2014). 106

117 SASARAN 8 MENINGKATNYA MUTU DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN, FORMAL MAUPUN INFORMAL Tabel III Evaluasi Pencapaian Sasaran 8 Pengukuran Kinerja No Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Target Realisasi akhir Nilai RPJMK capaian (2017) Capaian s/d 2015 terhadap Rasio Guru Murid a) SD/MI b) SMP/MTs c) SMA/MA 2 Persentase Guru yang memenuhi Kualifikasi S1/D-IV pada jenjang SMA/Sederajat 3 Terlaksananya Kegiatan yang Mendukung Revitalisasi Kelembagaan Dayah Rasio Rasio Rasio 1 : 27 1 : 24 1 : 25 1 : 15 1 : 12 1 : ,00 200,00 192,31 1 : 30 1 : 30 1 : ,00 250,00 230,77 99,90 96,04 96, , Rata rata Capaian Kinerja 167,11 194,20 Mutu dan manajemen pendidikan baik formal maupun informal sangat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas SDM (dinas, lembaga sekolah, guru, murid, dll) yang tersedia, di samping itu pengaruh lingkungan juga ikut menentukan hasil yang diharapkan. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun nilai rata-rata capaian pada tahun 2015 sebesar 167,11, dan rata-rata capaian kinerja terhadap RPJM tahun 2017 sebesar 194,

118 SASARAN 9 MENINGKATNYA AKSES MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN YANG BERKUALITAS Tabel III Evaluasi Pencapaian Sasaran 9 Pengukuran Kinerja No Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Target Nilai akhir RPJMK Realisasi capaian (2017) Capaian s/d 2015 terhadap Angka Harapan Hidup Tahun 72,51 72,50 99,98 72,59 99,88 2 Angka Kematian Ibu Melahirkan Orang , per kelahiran hidup 3 Angka Kematian Bayi per Bayi , ,33 kelahiran hidup 4 Cakupan pertolongan persalinan 90 89,64 99, ,47 oleh tenaga kesehatan terlatih () 5 Rasio Dokter per penduduk Orang 5, ,09 6,02 465,12 a) Dokter Spesialis Orang , ,43 b) Dokter Umum Orang 5,5 4 7,27 8,0 50 c) Dokter Gigi Orang , ,22 d) Paramedis 6 Manajemen Kesehatan Berbasis Sistim informasi Rata rata Capaian Kinerja 138,51 247,24 Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, Kabupaten Bireuen memiliki sarana pelayanan kesehatan berupa 18 puskesmas yang tersebar di 17 kecamatan, yang dilengkapi 170 tempat tidur. Untuk mempercepat pelayanan kesehatan bagi masyarakat, Kabupaten Bireuen memiliki 47 puskesmas pembantu (pustu). Setiap kecamatan memiliki 1 puskesmas kecuali Kecamatan Juli yang memiliki 2 puskesmas. Jika dibandingkan dengan data tahun 2010, maka terjadi penambahan 6 pustu sehingga ratio pustu/puskesmas adalah 46/18. Penambahan pustu juga diikuti dengan penambahan jumlah tempat tidur yaitu dari 117 tempat tidur pada tahun 2010 meningkat menjadi 170 tempat tidur atau terjadi peningkatan sebesar 45,3 pada tahun Sasaran 9 (sembilan) 108

119 terdiri dari 6 (enam) indikator kinerja berdasarkan hasil pengukuran kinerja dengan nilai rata-rata capaian kinerja pada tahun 2015 sebesar 138,51 dan rata-rata capaian kinerja terhadap RPJM tahun 2017 sebesar 247,24. Selengkapnya nilai capaian indikator kinerja pada sasaran 9 (sembilan) sesuai dengan hasil pengukuran kinerja sebagai berikut : 1. Angka Harapan Hidup. Angka harapan hidup menunjukkan keberhasilan dimana pada tahun 2015, capaian kinerjanya sangat berhasil. capaiannya melebihi target yang telah ditetapkan dari target 72,51 pertahun, realisasi 72,50 pertahun dengan nilai capaian 99,98. Capaian akhir RPJM tahun 2017 sebesar 99,88. Keberhasilan program kesehatan pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan umur harapan hidup penduduk dari suatu daerah, meningkatnya perawatan kesehatan melalui puskesmas. Salah satu factor peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat adalah ketersedian tenaga kesehatan. Cakupan tenaga kesehatan dengan masyarakat yang dilayani secara kuantitas maupun kualitas menjadi factor penting dalam pembangunan SDM khusunya bidang kesehatan, hal ini juga perlu diikuti dengan kelengkapan sarana pelayanan kesehatan, mekanisme sistem rujukan yang efektif dan efisien sesuai kewenangan medis. 2. Angka Kematian Ibu Melahirkan per kelahiran hidup. Target tahun 2015 sebesar 75 per KH terealisir sebesar 11 per KH, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 14,66 dengan kategori sangat berhasil. 109

120 Capaian RPJM tahun 2015 menyumbangkan angka 44,00 atas target RPJM tahun 2015, jumlah kematian ibu sebanyak 11 per KH ibu, berarti terjadi penurunan kematian sebanyak 64 per ibu pada tahun Angka Kematian Bayi per kelahiran hidup. Target tahun 2015 sebesar 5 bayi setiap KH, pada kenyataannya setiap 1000 kelahiran bayi terdapat 16 bayi maka nilai capaian indikator sasaran sebesar 31, Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih. Target tahun 2015 sebesar 90 terealisir sebesar 89,64, maka nilai capaian indicator sasaran ini sebesar 99,60 dengan kategori sangat berhasil. Capaian RPJM tahun 2015 menyumbangkan angka 91,47 atas target RPJM tahun 2015 Di tingkat desa, pelayanan kesehatan masyarakat didukung oleh ketersediaan 94 poskesdes (pos kesehatan desa), 170 polindes, 631 posyandu (pos pelayanan terpadu), dan orang kader kesehatan. Secara keseluruhan berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen terlihat bahwa baik poskesdes, polindes, posyandu, mendapat perhatian yang serius dari pemerintah Kabupaten Bireuen karena pelayanan kesehatan merupakan kebutuhan mendasar masyarakat. 5. Rasio Dokter per penduduk. a) Dokter Spesialis b) Dokter Umum c) Dokter Gigi d) Paramedis 110

121 Ketersediaan jumlah tenaga medis, paramedis, dan non para medis disajikan pada Tabel berikut. Pelayanan kesehatan didukung oleh 68 tenaga medis, 162 paramedis, 20 tenaga non paramedis. Jika dibandingkan dengan data tahun 2010, terjadi peningkatan tenaga medis dari 47 menjadi 68 pada tahun 2014 atau terjadi peningkatan sebesar 44,68, untuk tenaga paramedis 875 menjadi atau terjadi peningkatan sebesar 68,23, yang tersebar di 17 kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bireuen. Tabel 5.34 Jumlah Tenaga Medis, Paramedis dan Non Paramedis pada Puskesmas Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Bireuen Tahun 2014 No Jumlah Tenaga Puskesmas/Kecamatan Non Strategi /Sub District Medis Paramedis Jumlah Paramedis Lainnya Samalanga Simpang Mamplam Pandrah Jeunieb Peulimbang Peudada Juli Jeumpa Kota Juang Kuala Jangka Peusangan Peusangan Selatan Peusangan Siblah Krueng Makmur Gandapura Kuta Blang Jumlah Tahun Tahun Tahun Tahun

122 SASARAN 10 MENURUNNYA TINGKAT KEMISKINAN MENJADI 9,45 DARI JUMLAH PENDUDUK PADA AKHIR TAHUN 2017 Tabel III Evaluasi Pencapaian Sasaran 10 Pengukuran Kinerja No Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Target Nilai akhir RPJMK Realisasi capaian (2017) Capaian s/d 2015 terhadap Persentase penduduk miskin 19,06 16,94 88,88 9,45 179,26 Rata rata Capaian Kinerja 88,88 179,26 1. Persentase Penduduk Miskin (P0) Angka kemiskinan antar waktu dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Pada tahun 2010 tingkat kemiskinan mencapai (19,51 persen), tahun 2011 mencapai angka (19,06 persen). Begitu juga dengan tahun 2012 dan 2013 yang masing-masing turun menjadi (18,21 persen) dan (17,65 persen). Untuk tahun 2014 tingkat kemiskinan semakin menunjukkan perkembangan kearah yang lebih baik dimana terjadi penurunan hingga mencapai (16,94 persen). 112

123 Grafik Perkembangan Tingkat Kemiskinan () Kabupaten Bireuen Tahun Tingkat kedalam kemiskinan yang digambarkan oleh angka Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menunjukkan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap batas kemiskinan, di mana semakin tinggi nilai indeks ini maka semakin besar rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan, atau dengan kata lain semakin tinggi nilai indeks kedalaman kemiskinan menunjukkan kehidupan ekonomi penduduk miskin semakin terpuruk. Berdasarkan perkembangannya Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kabupaten Bireuen dari tahun 2010 sampai dengan 2014 terus mengalami penurunan, dan lebih baik dari tahun tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) yang di dapat mencapai (4,11 persen). Tahun berikutnya turun menjadi (3,46 persen). Pada tahun 2012 Indeks Kedalaman Kemiskinan kembali mengalami penurunan menjadi (2,87 persen) dan terus mengalami penurunan untuk dua tahun 113

124 berikutnya masing-masing menjadi (2,78 persen) dan (2,73 persen). Angka Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin itu sendiri, dan dapat juga digunakan untuk mengetahui intensitas kemiskinan. Semakin tinggi angka indeks ini maka sebaran pengeluaran diantara penduduk miskin itu semakin timpang dan sebaliknya. Berdasarkan perkembangannya, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten Bireuen lebih baik dalam empat tahun terakhir, pada tahun 2010 mencapai (1,31 persen), tahun 2011 mencapai angka ((1,00 persen), untuk tahun 2012 menjadi (0,69 persen), tahun 2013 mencapai angka (0,67 persen). Kemudian tahun 2014 terjadi peningkatan menjadi (0,70 persen), yang mana ini menjadi satu perhatian khusus bagi Pemerintah Kabupaten Bireuen untuk lebih fokus dalam upaya penanggulangan kemiskinan. 114

125 SASARAN 11 TERLAKSANANYA REVITALISASI PERTANIAN YANG DIDUKUNG PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN SESUAI POTENSI DAN KARAKTERISTIK WILAYAH Tabel III Evaluasi Pencapaian Sasaran 11 Pengukuran Kinerja No Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Realisasi Nilai capaian Target akhir RPJMK (2017) Capaian s/d 2015 terhadap Produktivitas Padi (Ton/Ha) a) Padi b) Kedelai c) Jagung d) Kacang Hijau e) Kacang Tanah f) Ubi Jalar g) Ubi Kayu 2 Kontribusi Sektor Perkebunan terhadap PDRB 3 Populasi ternak yang mendukung ketahanan Pangan Daerah a) Sapi b) Kerbau c) Kambing d) Ayam e) Itik Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha 7,00 1,80 3,00 1,90 1,80 2,25 2,40 6,26 1,60 3,80 1,50 1,50 15,67 19,20 89,42 88,89 126,67 78,95 83,33 696,44 800,00 8,00 2,00 3,20 2,00 2,00 2,75 3,00 78,25 80,00 118,75 75,00 75,00 570,18 640,00 3,75 9,90 264,00 5,00 198,00 Ekor Ekor Ekor Ekor Ekor ,75 92,29 84,19 207,92 102, ,84 88,66 80,93 110,31 98,74 Rata rata Capaian Kinerja 216,59 177,74 Subsektor tanaman pangan merupakan salah satu subsektor andalan Kabupaten Bireuen, karena kontribusi subsektor ini sangat besar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Bireuen. Hingga tahun 2014, terdapat beberapa komoditi tanaman pangan yang saat ini sedang digalakkan pengembangannya di Kabupaten ini seperti kedelai dengan luas tanam ha, jagung dengan luas tanam ha, kacang hijau dengan luas tanam 122 ha, kacang tanah dengan luas tanam 92 ha dan ubi kayu/singkong dengan luas tanam 171 ha. 115

126 Samalanga Sp. Mamplam Pandrah Jeunieb Peulimbang Peudada Juli Jeumpa Kota Juang Kuala Jangka Peusangan Peusangan Peusangan Sb Makmur Gandapura Kuta Blang ,068 1,166 1, ,084 1,266 1,350 1,452 1,621 1,476 1,990 2, ,595 2,065 PEMERINTAH Selain itu, Kabupaten Bireuen juga mengembangkan berbagai jenis tanaman hortikultura baik tanaman buah-buahan dan sayur-sayuran, namun padi sawah merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Bireuen. Oleh karena itu tidak mengherankan jika seluruh kecamatan di kabupaten ini memiliki lahan sawah dan 70,05 merupakan lahan sawah irigasi. 2,500 2,000 Luas Lahan Sawah 1,500 1, Pengembangan pertanian di Kabupaten Bireuen diarahkan menuju pertanian modern, tangguh dan efisien, sehingga pola pengembangannya disiapkan dengan konsep agribisnis. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka pemerintah mendorong untuk terciptanya pertanian yang intensif dan semi intensif yang tidak lagi menggunakan peralatan tradisional tetapi semua kegiatan di sektor pertanian menggunakan peralatan dengan teknologi modern. Kabupaten juga mengembangkan beberapa jenis komoditas perkebunan. diantaranya adalah karet, kelapa sawit, pinang, kakao, kelapa dalam dan jeruk besar. Berdasarkan data 116

127 1,842 2,225 1,688 2,421 1,787 3,140 2,222 2,341 2,872 2,881 3,110 2,575 3,424 4,662 3, , , , PEMERINTAH Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bireuen menunjukkan bahwa hingga tahun 2014 luas tanaman karet ha, tanaman kelapa sawit ha, tanaman pinang 6.632,10 ha, tanaman kakao ha dan kelapa dalam ha. Sedangkan jeruk besar kebanyakan ditanam oleh penduduk di sekitar pekarangan. Subsektor peternakan di Kabupaten Bireuen merupakan sektor unggulan ke 2 setelah subsektor tanaman pangan. Subsektor ini juga merupakan salah satu subsektor yang memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Kabupaten Bireuen. Berbagai jenis ternak diusahakan oleh masyarakat Kabupaten Bireuen mulai dari ternak besar seperti sapi dan kerbau, ternak kecil seperti kambing dan domba serta jenis ternak unggas seperti ayam dan bebek. Adapun yang harus menjadi perhatian pemerintah khususnya dinas pertanian dan peternakan di Kabupaten Bireuen adalah jumlah populasi ternak sapi telah terjadi penurunan selama 3 tahun terakhir. Dalam hal ini menjadi tanggungjawab dinas terkait untuk mencari penyebab dan sekaligus solusinya. 10,000 9,000 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 - Sapi Kerbau 117

128 1, ,105 1, ,920 1, ,572 2,236 1, ,368 1,546 1, ,580 1,246 1,232 1, ,492 2, ,279 7,677 3, ,830 3,057 6,073 PEMERINTAH Untuk ternak domba selama 3 tahun terakhir telah terjadi peningkatan jumlah populasi, namun berbeda halnya dengan ternak kambing yang jumlah populasinya masih berfluktuasi selama 3 tahun terakhir. Seharusnya hal ini tidak boleh terjadi karena subsector peternakan di Kabupaten Bireuen adalah merupakan subsector unggulan. Beberapa jenis ternak unggas dikembangkan di Kabupaten Bireuen yaitu, ayam buras, ayam ras petelur, ayam pedaging dan itik. Untuk ternak unggas ayam buras, ayam ras petelur, ayam pedaging sejak tahun 2010 jumlah populasinya terus mengalami peningkatan, hanya ternak itik yang terjadi penurunan jumlah populasinya. Grafik Perkembangan Kambing Domba Tahun Kambing Domba 118

129 Fasilitas lain yang dimiliki Kabupaten Bireuen adalah adanya padang gembala beserta rumput alami, dan ditemukan di 15 kecamatan, hanya 2 kecamatan yang tidak memiliki padang gembala yaitu Kecamatan Kuala dan Kecamatan Jangka. Meskipun kondisinya dalam keadaan baik, namun luas areal dan produksinya selama 3 tahun terakhir stagnan dan cenderung menurun. Sementara itu, Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bireuen jenis penyakit yang sering menyerang ternak di Kabupaten Bireuen adalah jenis Pink Eye, Scabies,Orf, P.int, P.ext. Jenis penyakit ini ditemukan sama disetiap kecamatan yang adalah dalam Kabupaten Bireuen. Kabupaten Bireuen memiliki 2 rumah potong ternak masing-masing di Kecamatan Peusangan dan Kecamatan Kota Juang. Jumlah pemotongan ternak di Kecamatan Kota Juang lebih tinggi (1.268 ekor) dibanding Kecamatan Peusangan (1.012 ekor) pada tahun Pemotongan ternak didominasi oleh ternak jantan. Hal ini mengindikasikan bahwa pengembangan ternak betina lebih ditujukan untuk pembibitan. Untuk kelancaran usaha peternakan, Kabupaten Bireuen menempatkan petugas peternakan 1 orang per kecamatan. Kabupaten Bireuen juga menempatkan petugas IB yang jumlahnya bervariasi di setiap kecamatan dan sampai saat ini Kabupaten Bireuen tidak memiliki petugas PPL, tetapi memiliki 7 Poskeswan, 6 orang petugas medis dan 20 orang petugas paramedis. Selain itu, dalam rangka menyediakan berbagai jenis obat-obatan untuk peternakan Kabupaten Bireuen juga memiliki sejumlah Depot Obat hewan yang tersebar di beberapa 119

130 kecamatan dan jumlah depot terbanyak terdapat di Kecamatan Kota Juang yaitu sebanyak 13 unit. SASARAN 12 BERKEMBANGNYA EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DAN MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN NELAYAN Tabel III Evaluasi Pencapaian Sasaran 12 Pengukuran Kinerja No Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Target Nilai akhir RPJMK Realisasi capaian (2017) Capaian s/d 2015 terhadap Produksi a) Perikanan tangkap b) Perikanan budidaya 2 Kontribusi Sektor Perikanan terhadap PDRB () Ton ,25 85, ,09 Ton , ,29 4,5 8,10(*) 180,00 5,50 147,27 Rata rata Capaian Kinerja 118,98 98,55 Sasaran 12 (dua belas) terdiri dari 2 (dua) indikator kinerja berdasarkan hasil pengukuran kinerja dengan nilai rata-rata capaian kinerja pada tahun 2015 sebesar 182,98 dan rata-rata capaian kinerja terhadap RPJM tahun 2017 sebesar 98,55. Subsektor perikanan juga merupakan subsektor penyumbang terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Bireuen setelah subsektor tanaman pangan dan subsektor peternakan. Subsektor perikanan menjadi mata pencaharian sebagian masyarakat yang bertempat tinggal di pinggir pantai, namun sebagian sebagai mata pencaharian utama dan sebagian lainnya sebagai mata pencaharian sampingan. Selain perikanan laut, masyarakat Kabupaten Bireuen khususnya yang bertempat tinggal di daerah pesisir juga bermata 120

131 PEMERINTAH pencaharian sebagai petani tambak, baik tambak udang maupun tambah bandeng. Sejak tahun 2010 hingga tahun 2013 luas tambak di Kabupaten Bireuen cenderung tidak mengalami peningkatan. Sementara itu, sebanyak petani atau 95,97 dari total petani tambak usaha ini merupakan mata pencaharian tetap masyarakat hanya 4,03 yang merupakan usaha sampingan. Luas Kolam Jumlah Petani Usaha budidaya kolam air tenang merupakan salah satu teknologi yang dipilih petani di Kabupaten Bireuen dalam menjalankan usaha budidaya tambak. Pada tahun 2013 seluas 46,08 hektar digunakan untuk kegiatan ini dengan jumlah produksi sebanyak 143 ton dan melibatkan 611 orang petani dengan rata-rata produktivitas usaha budidaya kolam air tenang adalah 3,10 ton/ha. 121

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

BUPATI BIREUEN PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BIREUEN

BUPATI BIREUEN PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BIREUEN BUPATI BIREUEN PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BIREUEN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN NOMENKLATUR PERANGKAT DAERAH

BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN NOMENKLATUR PERANGKAT DAERAH BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN NOMENKLATUR PERANGKAT DAERAH ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Bireuen

Profil Kabupaten Bireuen Ibukota Batas Daerah Profil Kabupaten Bireuen : Bireuen : Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bener Meriah Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten

Lebih terperinci

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN DENGAN RAHMAT ALLAH

Lebih terperinci

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang.

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang. BAB I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme telah secara tegas mengamanatkan tata kelola

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

BUPATI SIMEULUE PROVINSI ACEH

BUPATI SIMEULUE PROVINSI ACEH BUPATI SIMEULUE PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SIMEULUE BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi bagian kunci dalam proses penyelenggaraan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI

PEMERINTAH KOTA DUMAI KOTA DUMAI PEMERINTAH KOTA DUMAI PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang erselenggaranya Tata Pemerintahan yang baik good governance merupakan prasyarat

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DALAM KABUPATEN BIREUEN

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DALAM KABUPATEN BIREUEN QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DALAM KABUPATEN BIREUEN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA BUPATI BIREUEN, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 15 Tahun 1996 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Purbalingga lahir pada tanggal

Lebih terperinci

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG -1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Pemerintah Kota Medan Gambaran umum kondisi kota Medan memuat perkembangan kondisi Kota Medan sampai saat ini, capaian hasil pembangunan kota sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan dalam rangka mencapai

BAB I PENDAHULUAN. governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan dalam rangka mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata kelola Pemerintahan yang baik, transparan dan akuntabel (good governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan dalam rangka mencapai tujuan serta cita-cita

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. LATAR BELAKANG... I-1 1.2. DASAR HUKUM... I-1 1.3. GAMBARAN UMUM JAWA BARAT... I-4 1.3.1.

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2013-2018 1.1. Latar Belakang Lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN)

5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN) 5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK NILAI-NILAI DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK Pelayanan Memberikan layanan yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN BIREUEN

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN BIREUEN PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN BIREUEN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH - 1 - BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Kandis merupakan bagian dari Kabupaten Siak, yang dibentuk berdasarkan pemekaran dari kecamatan Minas yang diundangkan sesuai Perda

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

QANUN ACEH NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT ACEH

QANUN ACEH NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT ACEH -1- QANUN ACEH NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR 4.1. Sejarah Kabupaten Rokan Hilir Kabupaten Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau Indonesia. Ibukotanya terletak di Bagansiapiapi, kota terbesar,

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M SEKRETARIAT DAERAH KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 188.4/747/Org./X/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI RIAU

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI RIAU SALINAN GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIK a. VISI DAN MISI Visi yang tercantum dalam Rencana Strategis, yaitu : Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Bandung yang BERMARTABAT melalui

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BIREUEN Menimbang : a. DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI LANDAK, : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA 1 GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN LEMBAGA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI

PEMERINTAH KOTA DUMAI KOTA DUMAI PEMERINTAH KOTA DUMAI PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA BANDA ACEH

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA BANDA ACEH SALINAN QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA BANDA ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI

PEMERINTAH KOTA DUMAI KOTA DUMAI PEMERINTAH KOTA DUMAI PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN ADMINISTRASI, KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT SALINAN GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG 1 PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG ( RPJP ) KOTA PONTIANAK TAHUN 2005 S/D 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR

LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-nya, penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI

PEMERINTAH KOTA DUMAI KOTA DUMAI PEMERINTAH KOTA DUMAI PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 232

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 8-2003 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 89, 2007 OTONOMI. PEMERINTAHAN. PEMERINTAHAN DAERAH. Perangkat Daerah. Organisasi.

Lebih terperinci

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT KATA PENGNTAR Dengan rahmat Allah,SWT, Rencana Kerja Tahunan (RKT) Inspektorat Kabupaten Lingga Tahun 2017 ini selain berisi tentang Struktur, Tugas dan Fungsi Inspektorat, Program dan Kegiatan, Rencana

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH BARAT NOMOR : 3 TAHUN 2008 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH BARAT NOMOR : 3 TAHUN 2008 TENTANG QANUN KABUPATEN ACEH BARAT NOMOR : 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KABUPATEN ACEH BARAT BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAKA KUASA BUPATI ACEH

Lebih terperinci

BAB II BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA. pemerintahan yang bernama Gouverment van Sumatera, yang meliputi

BAB II BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA. pemerintahan yang bernama Gouverment van Sumatera, yang meliputi BAB II BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Di zaman Pemerintahan Belanda, Sumatera Utara merupakan suatu pemerintahan yang bernama Gouverment van Sumatera, yang

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN 2015 DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Nota Kesepakatan...

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI

PEMERINTAH KOTA DUMAI KOTA DUMAI PEMERINTAH KOTA DUMAI PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN INVESTASI KOTA DUMAI DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SUBULUSSALAM PROVINSI ACEH

WALIKOTA SUBULUSSALAM PROVINSI ACEH WALIKOTA SUBULUSSALAM PROVINSI ACEH QANUN KOTA SUBULUSSALAM NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA SUBULUSSALAM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA STAF AHLI KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI - 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci