BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keterampilan dalam pembelajaran bahasa dibagi menjadi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keterampilan dalam pembelajaran bahasa dibagi menjadi"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum keterampilan dalam pembelajaran bahasa dibagi menjadi empat ranah, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writting skills). Keempat keterampilan berbahasa tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Menulis dan berbicara termasuk ke dalam productive skills, sedangkan membaca dan menyimak termasuk ke dalam receptive skills. Salah satu aspek pembelajaran bahasa di sekolah yang memegang peranan penting adalah keterampilan menulis. Menulis merupakan salah satu kompetensi berbahasa yang ada dalam setiap jenjang pendidikan, yaitu mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Menulis adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh siswa. Menurut Mulyati (2008:53) menulis itu sendiri merupakan suatu proses berpikir dan menuangkan pemikiran itu dalam bentuk wacana (karangan). Mengarang adalah aktivitas untuk menuangkan ide atau gagasan ke dalam sebuah karya tulis dengan tujuan tertentu. Mengarang dapat diartikan sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan idenya kemudian menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca

2 2 untuk dipahami secara tepat seperti yang dimaksudkan oleh penulis atau untuk dipahami secara tepat seperti yang dimaksudkan oleh penulis atau pengarang (Gie, 1992:17). Jenis-jenis karangan, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Rosdiana (2008:322) menyatakan bahwa karangan narasi merupakan salah satu jenis wacana yang berisi cerita. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa karangan narasi adalah salah satu jenis karangan yang sifatnya bercerita, baik berdasarkan pengalaman, pengamatan, maupun berdasarkan rekaan pengarang. Karangan narasi merupakan salah satu bentuk tulisan yang sudah dipelajari sejak di jenjang sekolah dasar. Melalui kegiatan menulis, siswa dapat mengungkapkan perasaan, ide, dan gagasannya kepada orang lain. Keterampilan menulis ini, merupakan keterampilan dasar yang sangat penting bagi siswa. Dikatakan penting sebab siswa akan lebih mudah menungkan ide dan pokok pikirannya dalam bentuk tulisan. Namun, keterampilan menulis sering dianggap membosankan sehingga siswa kurang tertarik untuk mengembangkannya. Apabila keterampilan ini tidak ditingkatkan, maka kemampuan siswa untuk mengungkapkan pikiran atau gagasan melalui bentuk tulisan akan semakin berkurang atau tidak berkembang. Hal itu diungkapkan oleh Prastiwi (2014) dalam tulisannya yang membahas mengenai seberapa efektif peran gambar dalam meningkatkan keterampilan anak dalam menulis paragraf narasi. Dalam tulisan itu, Prastiwi memaparkan bahwa keterampilan menulis narasi merupakan keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh siswa sebagai landasan untuk mengembangkan kreativitas dalam suatu proses pembelajaran.

3 3 Kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu di antaranya adalah metode pembelajaran. Metode adalah cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Soli, 2008:2). Salah satu metode pembelajaran yang dinilai dapat mengoptimalkan hasil belajar adalah metode peta konsep atau disebut juga mind mapping. Edward (2009:64) mengatakan bahwa mind mapping adalah metode yang paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan data dari atau ke otak. Mind mapping merupakan salah satu cara mencatat materi pelajaran yang memudahkan siswa untuk belajar. Teori ini juga dikemukakan oleh Hermawati (2009) dalam tulisannya mengenai pengaruh penggunaan metode mind mapping terhadap peningkatan keterampilan menulis cerpen oleh siswa kelas X SMA Muhammadiyah Salatiga. Hasil penelitian Hermawati menunjukkan bahwa metode mind mapping secara efektif dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Edward (2009:64--65), bahwa metode mind mapping mempunyai banyak keunggulan, di antaranya adalah proses pembuatan mind mapping bersifat unik dan menyenangkan sehingga mudah diingat oleh siswa. Dengan kebiasaan menuangkan pokok pikiran ke dalam tulisan, maka akan membantu siswa meningkatkan konsentrasi, kreativitas, dan pemahaman dalam menulis narasi sehingga siswa dapat lebih mengembangkan kemampuan menulisnya dengan metode mind mapping. Oleh karena itu, metode mind mapping akan sangat membantu memudahkan siswa dalam proses pembelajaran, terutama bila digunakan untuk menulis karangan narasi. Dengan

4 4 metode ini dapat membantu siswa untuk membuat sebuah karangan yang lebih terstruktur, jelas, dan bersifat kohesif. Pembahasan tentang penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Inggris telah menjadi bahan kajian beberapa penulis. Misalnya, mengenai penerapan metode mind mapping dalam berbagai aspek pendidikan, terutama dalam pembelajaran dan pengajaran bahasa. Tulisan-tulisan yang ada saat ini umumnya sudah dapat menjelaskan secara lebih spesifik tentang pengaruh penerapan metode mind mapping terhadap berbagai aspek pada proses pembelajaran bahasa. Namun, umumnya penelitian yang telah ada tersebut lebih banyak membahas penerapan metode mind mapping dalam meningkatkan penguasaan kosakata, baik dari segi keterampilan berbicara maupun menulis. Saat ini belum banyak penelitian yang membahas pengaruh penerapan metode mind mapping dalam menulis karangan, terutama dalam penulisan karangan narasi. Berdasarkan latar belakang di atas, muncul keinginan peneliti untuk mengadakan penelitian lebih jauh tentang penerapan metode mind mapping pada keterampilan menulis karangan narasi, khususnya bagi siswa kelas X di SMAN 1 Sukawati. 2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya. Adapun masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas X sebelum penerapan metode mind mapping?

5 5 2. Bagaimanakah keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas X setelah penerapan metode mind mapping? 3. Apa sajakah yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa pada penerapan metode mind mapping dalam menulis karangan narasi? 2.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat dirumuskan tujuan penelitian ini. Ada dua tujuan dalam penelitian ini, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus Tujuan Umum. Adapun tujuan umumnya adalah untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas X di SMAN 1 Sukawati dengan menggunakan metode pengajaran bahasa, terutama metode mind mapping. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengetahui secara pasti peranan metode mind mapping, dan faktor yang memengaruhi evaluasi hasil belajar siswa dalam keterampilan menulis karangan narasi Tujuan Khusus Selain tujuan umum, penelitian ini juga memiliki tujuan khusus. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah seperti berikut. 1. Untuk mengetahui keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas X sebelum belajar dengan menggunakan metode mind mapping. 2. Untuk mengetahui keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas X setelah penerapan metode mind mapping. 3. Untuk menjelaskan faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa pada penerapan metode mind mapping dalam menulis karangan narasi Manfaat Penelitian

6 6 Manfaat penelitian ini dapat dilihat, baik dari segi teoretis maupun dari segi praktis seperti berikut Manfaat Teoretis Secara teoretis diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada penerapan teori linguistik dalam ranah pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing untuk siswa Indonesia. Dalam hal ini pada aspek keterampilan menulis, terutama dalam penulisan karangan narasi melalui penerapan metode mind mapping Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi siswa, guru, dan peneliti lainnya yang membahas hal serupa. Keuntungan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Manfaat untuk siswa, yaitu penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam memahami penulisan karangan narasi. 2. Manfaat untuk guru, yaitu hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mengenai keunggulan pengajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan metode mind mapping. 3. Manfaat untuk peneliti lainnya, yaitu penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam mengadakan penelitian lain untuk mendapat nilai yang lebih baik.

7 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Pembahasan tentang penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Inggris sudah banyak dibahas oleh peneliti sebelumnya. Berikut ini dipaparkan beberapa penelitian yang berhubungan dengan penerapan metode mind mapping dalam bidang pembelajaran dan pengajaran bahasa, baik yang berupa tesis maupun jurnal Internasional, di antaranya adalah sebagai berikut. Kajian pustaka pertama merujuk pada tulisan Hariri (2013) yang termuat dalam International Journal of Language Learning and Applied Linguistic World. Dalam jurnal internasional itu dipaparkan penerapan metode mind mapping dalam aspek keterampilan membaca pada mahasiswi Hakiman University, Iran. Penelitian itu merupakan penelitian kuantitatif. Data diperoleh melalui kuesioner. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa metode mind mapping berperan penting dalam membantu mahasiswi untuk meningkatkan keahlian membaca dan memahami isi bacaan yang sedang dipelajari. Kelebihan penelitian Hariri adalah

8 8 mampu menjelaskan secara mendetail respons siswa terhadap pengaplikasian metode mind mapping dengan menggunakan metode kuesioner. Sebaliknya, kekurangannya adalah pada saat pemberian kuesioner, siswa tidak diminta untuk mencoba membuat sebuah mind mapping, tetapi langsung mengisi kuesioner berdasarkan pengalaman mereka membuat mind mapping pada semester yang lalu. Relevansinya dengan penelitian ini adalah dalam penerapan metode mind mapping untuk meningkatkan keterampilan siswa. Namun, dalam tulisan Hariri lebih mengetengahkan aspek keterampilan membaca, sedangkan dalam penelitian ini lebih difokuskan pada aspek keterampilan menulis. Kedua, kajian pustaka dalam bentuk tesis yang ditulis oleh Candra (2013). Ia membahas penerapan metode mind mapping dalam meningkatkan keterampilan siswa untuk menulis karangan deskripsi. Penelitian itu merupakan penelitian treatmentkelas yang berlangsung dalam dua siklus. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa penggunaan metode mind mapping, terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa, terutama dalam menulis karangan deskripsi. Kelebihan penelitian Candra adalah mampu menunjukkan peningkatan yang dicapai setelah penggunaan metode mind mapping secara jelas dan detail. Selain itu juga didukung dengan rubrik penilaian yang lengkap. Kekurangannya adalah teori yang dipaparkan cukup banyak dan rumit sehingga pembaca agak sulit memahami teori yang dimaksud. Relevansi penelitian Candra dengan penelitian ini adalah dalam penggunaan metode mind mapping untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa. Namun, penelitian ini lebih difokuskan pada penelitian keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi, sedangkan karangan deskripsi menjadi fokus penelitian Candra.

9 9 Kajian pustaka ketiga adalah jurnal internasional yang ditulis oleh Riswanto (2012) yang termuat dalam International Journal of Humanities and Social Science. Tulisan ini membahas pengaruh penggunaan metode mind mapping terhadap peningkatan keterampilan menulis siswa SMAN 3 Bengkulu. Dalam penelitian itu siswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu satu kelompok mendapat pengajaran mengenai cara penggunaan mind mapping untuk meningkatkan keterampilan menulis, sedangkan kelompok lainnya tidak mendapat penerapan metode tersebut. Data menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok yang mendapat penerapan metode mind mapping dan kelompok yang tidak. Kelebihan penelitian Riswanto adalah adanya rubrik penilaian yang secara spesifik dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis siswa, baik saat pretest maupun posttest. Namun, dalam penelitian ini metode penelitian hanya menjelaskan secara singkat mengenai teknik yang digunakan sehingga proses pengumpulan dan pengolahan data agak sulit dipahami oleh pembaca. Relevansinya dengan penelitian ini adalah dalam penggunaan metode mind mapping sebagai strategi untuk meningkatkan keterampilan siswa. Perbedaan penelitian Riswanto dengan penelitian ini adalah penelitian Riswanto meneliti kemampuan siswa dalam menulis surat resmi, sedangkan penelitian ini lebih difokuskan untuk meneliti kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi. Kajian pustaka yang keempat merujuk pada tesis yang ditulis oleh Parwati (2011). Tesis ini membahas seberapa efektifkah peran gambar dalam meningkatkan keterampilan bahasa Inggris siswa kelas IVA di SD Jembatan Budaya dalam menulis paragraf narasi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

10 10 gambar sangat efektif dalam menarik perhatian siswa pada proses pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris. Kekurangannya adalah tidak dijelaskannya secara spesifik kriteria dalam penulisannya, baik prosedur skematis dalam penulisan laporan yang dimaksud maupun ketentuan tense yang digunakan. Relevansi penelitian ini dengan penelitian Parwati terletak pada jenis karangan yang diteliti, yaitu jenis karangan narasi. Perbedaannya terletak pada objek penelitian, yaitu objek penelitian Parwati adalah siswa kelas IV SD, sedangkan objek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA. Penelitian yang kelima, merujuk pada sebuah jurnal internasional yang ditulis oleh Reima (2011). Tulisan yang termuat dalam Asian EFL Journal Professional Teaching Articles ini membahas aplikasi metode mind mapping dalam pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing di King Saud University Saudi Arabia, khususnya dalam pembelajaran spelling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode mind mapping dapat membantu untuk meningkatkan pelafalan bunyi serta membedakan berbagai jenis huruf vokal dan konsonan. Kelebihan penelitian ini adalah adanya penjelasan secara detail mengenai langkah-langkah pengaplikasian mind mapping dalam pembelajaran spelling siswa mulai dari tahap pengenalan sampai tahap penilaian. Kekurangan penelitian Reima adalah tidak diperlihatkannya acuan dalam aspek penilaian spelling siswa, sehingga tidak diketahui sejauh mana metode ini membantu meningkatkan keterampilan siswa. Selain itu, indikator apa yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Relevansi penelitian Reima dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode mind mapping. Perbedaannya adalah

11 11 penelitian Reima lebih memfokuskan pada spelling siswa, sedangkan fokus penelitian ini adalah pada keterampilan menulis karangan narasi. Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan metode mind mapping memiliki pengaruh yang signifikan dalam berbagai aspek pendidikan, terutama dalam pembelajaran dan pengajaran bahasa, baik dalam menulis karangan maupun spelling. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai aspek keterampilan menulis, khususnya dalam penulisan karangan narasi. Posisi penelitian yang dilakukan adalah mengaplikasikan metode mind mapping untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi. Semua penelitian terdahulu di atas sangat penting sebagai acuan serta perbandingan untuk menentukan tahap-tahap yang harus dilakukan dalam penulisan ini. 3.2 Konsep Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciriciri umum sekelompok objek, peristiwa, atau fenomena lainnya. Dalam penelitian ini dicermati beberapa konsep penting yang dijadikan dasar acuan dalam penelitian yang dilakukan. Konsep tersebut meliputi konsep keterampilan menulis, konsep karangan narasi, dan konsep mind mapping Keterampilan Menulis Menurut Tarigan (2008:3--4) menulis itu sendiri merupakan suatu proses berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tanpa tatap muka dengan orang lain. Dalam kegiatan menulis, seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi (ilmu tentang aksara atau sistem tulisan),

12 12 struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis tidak akan dimiliki seseorang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik secara terus menerus. Akhadiah dkk (1997:3) mengungkapkan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam tulisan. Tulisan merupakan sebuah sistem komunikasi antarmanusia yang menggunakan simbol atau lambang bahasa yang sudah disepakati pemakaiannya. Suriamiharja (1996:1) mengatakan bahwa menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbolsimbol grafisnya. Terakhir Haryadi (1996:77) mengatakan bahwa menulis karangan atau mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga dapat dikomunikasikan dengan baik kepada pembaca. Pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa sebagai media yang telah disepakati bersama, yang dituangkan secara tertulis. Menulis juga merupakan suatu kegiatan yang ekspresif dan produktif. Oleh karena itu, aspek keterampilan menulis harus sering dilatih secara rutin dan berkesinambungan sehingga didapatkan hasil yang maksimal. Konsep keterampilan menulis yang digunakan sebagai acuan dalam tesis ini adalah konsep yang dikemukakan oleh Tarigan (2008). Konsep ini

13 13 menjelaskan bahwa menulis adalah menuturkan atau melukiskan lambanglambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa dan dapat dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa gambar dan grafik (Tarigan, 2008:21). Hal ini sejalan dengan permasalahan dalam tulisan ini, yaitu bagaimana sebuah peta konsep (mind mapping) yang berisi lambang-lambang serta pokok pikiran suatu tema dapat dikembangkan menjadi sebuah karangan narasi yang baik dan terstruktur Karangan Narasi Keraf (2007:136) mengemukakan bahwa narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai suatu peristiwa yang telah terjadi. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu. Karangan narasi adalah sebuah karangan yang menceritakan suatu rangkaian kejadian yang disusun secara urut sesuai dengan urutan waktu. Jadi, narasi merupakan sebuah karangan yang dibuat berdasarkan urutan waktu kejadian. Sejalan dengan hal tersebut Slamet (1996:103) mengungkapkan bahwa karangan narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya suatu hal. Menurut Sujanto (1988:111), karangan narasi merupakan jenis paparan yang biasa digunakan oleh para penulis untuk menceritakan rangkaian kejadian atau

14 14 peristiwa-peristiwa yang berkembang melalui waktu. Adapun ciri-ciri karangan narasi adalah menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan, dirangkai dalam urutan waktu, berusaha menjawab pertanyaan mengenai apa yang terjadi, dan mengandung konflik (Keraf, 2007:136). Konsep narasi yang digunakan sebagai acuan dalam tesis ini adalah konsep yang dikemukakan oleh Keraf (2007). Keraf (2007:136) menjelaskan bahwa karangan narasi adalah sebuah karangan yang menggambarkan sejelasjelasnya kepada pembaca mengenai suatu peristiwa yang telah terjadi dan menceritakan suatu rangkaian kejadian yang disusun secara urut sesuai dengan urutan waktu Mind mapping Salah satu metode pembelajaran yang telah terbukti mampu mengoptimalkan hasil pembelajaran adalah metode peta pikiran atau dikenal dengan mind mapping. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Buzan pada awal tahun 1970-an. Buzan (2008:4) mengungkapkan bahwa mind mapping adalah suatu cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harafiah yang memetakan pikiran. Memetakan pikiran secara umum berarti menggabungkan antara teks dan gambar dalam sebuah bentuk jaringan sehingga mudah dipahami, menarik, dan pasti mudah diingat. Dilihat dari pengertian tersebut, mind mapping dapat juga dimanfaatkan dalam pembelajaran menulis terutama untuk menulis sebuah karangan. Karena dalam menulis karangan, kreativitas dan imajinasi sangat diperlukan untuk mengembangkan ide/gagasan menjadi kalimat-kalimat yang menarik. Imajinasi dan kreativitas merupakan ranah kerja otak kanan. Hal ini sesuai dengan pemaparan Buzan (2008:60), bahwa mind mapping merupakan

15 15 suatu teknik grafik yang sangat ampuh dan menjadi kunci yang universal untuk membuka potensi dari seluruh otak karena menggunakan seluruh keterampilan yang terdapat pada bagian neokorteks dari otak atau yang lebih dikenal sebagai otak kiri dan otak kanan. Mind mapping melibatkan kedua sisi otak karena mind mapping menggunakan gambar, warna dan imajinasi (wilayah otak kanan) bersama dengan angka, kata, dan logika (wilayah otak kiri). Silberman (1996) mengungkapkan bahwa mind mapping atau pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap pelajar untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru. Mind mapping merupakan cara yang sangat baik untuk menghasilkan dan menata gagasan sebelum mulai menulis (Hernowo, 2003:12). Mind mapping dapat digunakan sebagai salah satu cara yang tepat untuk merangkum dan menguasai materi pelajaran Dengan meminta pelajar membuat mind mapping maka akan memungkinkan mereka untuk mendeskripsikan dengan jelas apa yang telah dipelajari atau apa yang tengah direncanakan. Dengan demikian, saat menuangkannya dalam bentuk tulisan akan lebih terstruktur dan sistematis. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa mind mapping adalah suatu metode yang mengajarkan cara memetakan sebuah informasi yang digambarkan ke dalam bentuk cabang-cabang pikiran dengan berbagai imajinasi kreatif. Konsep mind mapping yang digunakan sebagai acuan pada tesis ini adalah konsep yang dikemukakan oleh Buzan (2008). Dari konsep tersebut telah dijelaskan bahwa mind mapping adalah suatu cara memetakan sebuah informasi yang digambarkan ke dalam bentuk cabang-cabang pikiran dengan berbagai

16 16 imajinasi kreatif (Buzan, 2008:9). Hal ini sejalan dengan pokok permasalahan dalam tulisan ini, yakni bagaimanakah mind mapping tersebut dapat membantu mengembangkan keterampilan menulis karangan narasi siswa. 3.3 Landasan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa teori, yaitu teori belajar konstruktivisme, teori menulis, karangan narasi, dan mind mapping. Adapun keempat teori tersebut diuraikan satu persatu seperti di bawah ini Teori Belajar Konstruktivisme Teori konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu treatmentmencipta suatu makna dari apa yang dipelajari. Teori pembelajaran ini memiliki dasar teori kognitif dengan penekanan pada bagaimana struktur kognitif membangun dan mengorganisasi pengetahuan. Menurut pandangan konstruktivisme, pengetahuan dibina secara aktif oleh individu yang berpikir. Individu ini tidak menyerap secara sembarangan pengetahuan yang disampaikan oleh gurunya. Namun, siswa akan menyesuaikan apa yang didapatkan dengan pengetahuan dasar yang dimilikinya. Hal ini bertujuan untuk membentuk pengetahuan baru dalam pikiran mereka dengan bantuan interaksi sosial, baik bersama rekan maupun gurunya (Aqib, 2013:23). Pelopor teori konstruktivisme adalah Piaget. Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran anak melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam pikiran, sedangkan

17 17 akomodasi adalah menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru sehingga informasi tersebut mempunyai tempat (Dahar, 1989:159) Salah satu aplikasi teori pembelajaran konstruktivisme adalah metode mind mapping. Metode mind mapping dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa sebagai langkah awal dalam kegiatan menulis karangan. Dengan membuat mind mapping akan membantu siswa dalam menyusun informasi secara teratur, melancarkan ide, dan mengurangi hambatan dalam kegiatan menulis karangan. Teori konstruktivisme ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan karena dapat digunakan untuk membantu menganalisis ketiga rumusan masalah yang akan dibahas. Ketiga permasalahan itu adalah bagaimanakah keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi sebelum diberikan treatment, bagaimanakah keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi setelah diberikan treatment dan faktor apakah yang memengaruhi terjadinya peningkatan keterampilan menulis pada siswa tersebut Teori Menulis 1. Pengertian Menulis Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya (Slamet, 1996:96). Menulis adalah menemukan atau melukiskan lambanglambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut (Tarigan, 1990: 233). Menulis pada hakikatnya bukan sekadar keterampilan untuk menuliskan simbol-simbol grafis sehingga membentuk kata-kata yang dapat disusun menjadi

18 18 kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan keterampilan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil (Slamet,1996:141). 2. Tujuan Menulis Menurut Tarigan (2008:25--26), ada tujuh tujuan dalam keterampilan menulis. Tujuan menulis itu adalah sebagai berikut. a) Tujuan Penugasan Penulis dengan tujuan penugasan sebenarnya tidak memiliki tujuan pribadi dalam menulis sebuah artikel. Kegiatan menulis dilakukan hanya karena mendapatkan tugas, bukan atas kemauannya sendiri. b) Tujuan Altruistik Penulis dengan tujuan altruistik bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghilangkan kedukaan para pembaca, menolong pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya. Ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. c) Tujuan Persuasif Penulis dengan tujuan persuasif bertujuan tujuan untuk meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. d) Tujuan Informasi

19 19 Penulis dengan tujuan informasi bertujuan untuk memberi informasi atau keterangan kepada para pembaca, agar mengerti dan memahami apa yang diinformasikan oleh penulis. e) Tujuan Mengekspresikan Diri Penulis dengan tujuan mengekspresikan diri bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri sang penulis kepada para pembaca. Melalui tulisannya pembaca dapat memahami siapa sebenarnya penulis itu. f) Tujuan Kreatif Penulis dengan tujuan kreatif bertujuan agar para pembaca dapat memiliki nilai-nilai artistik atau nilai-nilai kesenian dengan membaca tulisan si penulis. Disini si penulis tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga merangsang respons pembaca. g) Tujuan Pemecahan Penulis dengan tujuan pemecahan bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Dengan tulisanya, penulis berusaha memberikan penjelasan kepada pembaca tentang bagaimana memecahan suatu masalah. 3. Asas keterampilan menulis. Menurut Gie (1992:33--36) ada tiga asas utama dalam keterampilan menulis. Ketiga asas itu adalah sebagai berikut. a) Kejelasan Asas kejelasan tidaklah semata-mata berarti mudah dipahami, tetapi juga berarti bahwa karangan itu tidak mungkin disalah tafsirkan oleh pembaca. Kejelasan berarti tidak samar-samar atau tidak kabur sehingga setiap butir ide yang diungkapkan seakan-akan tampak nyata oleh pembaca.

20 20 b) Keringkasan Asas keringkasan tidaklah berarti bahwa setiap karangan harus pendek. Keringkasan berarti bahwa suatu karangan tidak menghamburkan kata-kata secara semena-mena, tidak mengulang-ulang butir ide yang dikemukakan, dan tidak berputar-putar dalam menyampaikan suatu gagasan dengan berbagai kalimat yang berkepanjangan. c) Ketepatan Asas ketepatan mengandung ketentuan bahwa setiap penulis harus menaati sepenuhnya berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan kelaziman pemakaian bahasa tulis yang ada. 4. Jenis-jenis tulisan: Menurut Tarigan (2008:24--25), jenis-jenis tulisan dapat dibagimenjadi lima. Kelima jenis tulisan tersebut adalah sebagai berikut. a) Narasi Narasi adalah suatu karangan atau tulisan, baik ekspositoris maupun sugestif, yang secara spesifik menyampaikan informasi tertentu berupa perbuatan atau treatmentyang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Bentuk tulisan narasi dipilih jika penulis ingin bercerita kepada pembaca. Narasi pada umumnya merupakan rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan urutan waktu atau urutan kejadian. Dalam tulisan narasi, selalu ada tokoh-tokoh yang terlibat dalam satu atau berbagai peristiwa. b) Deskripsi

21 21 Deskripsi adalah suatu karangan atau tulisan yang menyampaikan informasi tentang situasi dan kondisi suatu lingkungan (kebendaan ataupun kemanusiaan). Penyampaiannya dilakukan secara objektif, apa adanya, dan terperinci. Bentuk tulisan deskripsi dipilih jika penulis ingin menggambarkan bentuk, sifat, rasa, corak dari hal yang diamatinya. Deskripsi juga dilakukan untuk melukiskan perasan, seperti bahagia, takut, sepi, sedih, dan sebagainya. c) Eksposisi Eksposisi adalah suatu karangan atau tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang suatu hal baik faktual maupun konseptual. Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan, menerangkan, dan menguraikan suatu hal sehingga pengetahuan pendengar atau pembaca menjadi bertambah. Bentuk tulisan eksposisi dipilih jika penulis ingin memberikan informasi, penjelasan, keterangan, atau pemahaman. Pada dasarnya eksposisi berusaha menjelaskan suatu prosedur atau proses, memberikan definisi, menerangkan, menjelaskan, menafsirkan gagasan, menerangkan bagan atau tabel, dan mengulas sesuatu. d) Argumentasi Argumentasi adalah suatu karangan atau tulisan yang secara spesifik menyampaikan pendapattentang suatu hal baik faktual maupun konseptual. Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan memengaruhi, memperjelas, dan meyakinkan. Tulisan bentuk argumentasi bertujuan meyakinkan orang, membuktikan pendapat atau pendirian pribadi, atau membujuk pembaca

22 22 agar pendapat pribadi atau argumentasi yang dikemukakan oleh penulis dapat diterima. e) Persuasi Persuasi adalah suatu karangan atau tulisan yang secaras pesifik menyampaikan informasi tentang suatu hal baik faktual maupun konseptual. Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan memengaruhi, meyakinkan, mengajak, atau merebut perhatian pembaca. Tulisan persuasi bertujuan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca agar mau melakukan sesuatu serta mengikuti arahan atau saran yang dipaparkan oleh penulis dalam tulisannya Karangan Narasi 1. Pengertian Narasi Narasi merupakan salah satu bentuk karangan yang diterapkan dalam proses pembelajaran bahasa. Keraf (2007:136) mengungkapkan bahwa narasi dapat dibatasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu waktu. Sejalan dengan hal tersebut, Semi (1990:32) mengemukakan bahwa narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan untuk menyampaikan, menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Atau dengan kata lainnarasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelasjelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi berdasarkan urutan

23 23 waktu. Hal ini berarti bahwa dalam menulis narasi yang perlu menjadi perhatian utama adalah urutan waktu dari sebuah wacana tersebut. Sujanto (1988:111) mengungkapkan bahwa narasi merupakan jenis paparan yang biasa digunakan oleh para penulis untuk menceritakan rangkaian kejadian atau peristiwa-peristiwa yang berkembang melalui waktu. Begitu juga yang diungkapkan Wibowo (2001:59) bahwa narasi adalah bentuk tulisan yang menggaris bawahi aspek penceritaan atas suatu rangkaian peristiwa yang dikaitkan dengan kurun waktu tertentu, baik secara objektif maupun imajinatif. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa narasi merupakan suatu bentuk karangan yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Itu berarti bahwa, unsur yang paling penting dalam sebuah narasi adalah unsur perbuatan dan tindakan. Selain itu, narasi juga dapat mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa menulis narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang terjadi. Jadi, unsur utama dalam sebuah narasi adalah tindaktanduk atau perbuatan dalam suatu urutan waktu. 2. Ciri-ciri Karangan Narasi Narasi memiliki ciri-ciri yang dapat dicermati oleh pembaca. Semi (1990:33--34) mengungkapkan bahwa narasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. a) Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia.

24 24 b) Kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi, atau gabungan keduanya. c) Berdasarkan konflik, karena tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik. d) Memiliki nilai estetika karena isi dan cara penyampainnya bersifat sastra, khususnya narasi yang berbentuk fiksi. e) Menekankan susunan kronologis suatu peristiwa. f) Biasanya memiliki dialog. 3. Jenis Narasi Karangan narasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu, narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris adalah narasi yang menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya suatu peristiwa (Keraf, 2007:136). Narasi ekspositoris merupakan suatu narasi yang hanya mengisahkan suatu kejadian yang telah ada. Sementara itu narasi sugestif adalah suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca (Keraf, 2007:138). Dalam hal ini narasi sugestif terjadi karena adanya serangkaian cerita yang dibumbui dengan imajinasi penulis. Menurut Keraf (2007: ), sifat karangan narasi ekpositoris adalah untuk memperluas pengetahuan, menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian, didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan nasional, biasanya lebih condong ke bahasa informatif dengan penggunaan kata-kata

25 25 denotatif. Sebaliknya, karangan narasi sugestif bersifat menyampaikan suatu makna atau makna tersirat, menimbulkan daya khayal, penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna, bahasanya lebih condong ke bahasa figurative dengan penggunaan kata-kata konotatif. 4. Unsur Narasi Karangan narasi mengandung beberapa unsur. Menurut Keraf, (2007:148), unsur-unsur narasi adalah sebagai berikut. a) Alur (Plot) Alur merupakan kerangka dasar yang sangat penting dalam kisah. Alur mengatur bagaimana treatmentharus bertalian satu sama lain, bagaimana suatu insiden mempunyai hubungan dengan insiden lain, bagaimana tokoh-tokoh harus digambarkan dan berperan dalam treatmentitu, serta bagaimana situasi dan perasaan karakter (tokoh) yang terlibat dalam tindakan-treatmentitu yang terikat dalam suatu kesatuan waktu. b) Penokohan. Tokoh adalah pelaku dalam suatu cerita. Penokohan adalah cara pengarang melukiskan watak tokoh dalam cerita. Penokohan juga bisa disebut dengan karakterisasi. Karakterisasi, yaitu cara seorang penulis mengisahkan atau menggambarkan tokoh-tokohnya.

26 26 c) Latar (Setting) Latar adalah tindak-tanduk dalam sebuah narasi. Serta biasanya berlangsung di sebuah tempat tertentu yang digunakan sebagai pentas. Tempat atau pentas tersebut disebut latar (setting). Latar narasi juga dapat diartikan sebagai waktu terjadinya peristiwa dalam cerita. d) Sudut Pandang (Point of View) Sudut pandang adalah cara seorang penulis mengisahkan (narator) dalam sebuah karangan narasi. Apakah penulis mengambil bagian langsung dalam seluruh rangkaian kejadian (yaitu sebagai participant) atau sebagai pengamat (observer) terhadap objek dari seluruh aksi dalam narasi. 5. Penilaian Menulis Narasi Dalam praktiknya, aspek keterampilan menulis melibatkan penggunaan tanda baca dan ejaan, penggunaan diksi dan kosakata, penataan kalimat, pengembangan paragraf, pengolahan gagasan, dan pengembangan model karangan (Slamet, 1996:209). Sejalan dengan hal tersebut Nurgiyantoro (2009:306) mengemukakan bahwa unsur-unsur mengarang yang dinilai adalah content (isi, gagasan yang dikemukakan), form (organisasi isi), gramind mappingar (tata bahasa dan pola kalimat), style (pemilihan struktur dan kosakata), dan mechanics (ejaan). Apabila dilihat dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur utama dalam mengarang yang dinilai adalah kualitas isi karangan yang selanjutnya diikuti oleh cara penulisan, gaya bahasa, ejaan, dan

27 27 tanda baca. Oleh karena itu, pembobotan atau skor penilaian untuk unsur utama memiliki porsi lebih besar dibandingkan dengan unsur yang lain karena isi karangan sangat menentukan bobot dan kualitas karangan tersebut. Namun, aspek penilaian lainnya juga memegang peranan penting untuk menciptakan karangan yang bersifat kohesif dan koheren Teori mind mapping 1. Pengertian Mind mapping (mind mapping) Mind mapping atau disebut juga dengan mind mapping merupakan salah satu metode belajar yang dikembangkan oleh Buzan pada tahun 1970-an yang didasarkan pada cara kerja otak. Disebut metode mind mapping karena mind mapping ini berupa urutan langkah-langkah yang bersifat sistematis. Otak mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, bentuk-bentuk, suara musik, dan perasaan. Otak menyimpan informasi dengan pola dan asosiasi seperti pohon dengan cabang dan rantingnya. Otak tidak menyimpan informasi menurut kata demi kata atau kolom demi kolom dalam kalimat baris yang rapi seperti yang dikeluarkan dalam berbahasa. Untuk mengingat kembali dengan cepat apa yang telah dipelajari, sebaiknya meniru cara kerja otak dalam bentuk mind mapping. Dengan demikian, proses mind mapping menyajikan dan menangkap isi pelajaran dalam peta-peta konsep mendekati operasi alamiah dalam berpikir. Mind mapping adalah alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linear. Buzan (2008:103) juga mengungkapkan bahwa mind mapping adalah alat berpikir kreatif yang mencerminkan cara kerja alami otak. Mind mapping

28 28 memungkinkan otak menggunakan semua gambar dan asosiasinya dalam pola radial dan jaringan sebagaimana otak dirancang. Mind mapping merupakan cara paling mudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita (Buzan, 2008:4). Mind mapping bisa dibandingkan dengan peta kota. Bagian tengah mind mapping sama halnya dengan pusat kota dan mewakili gagasan terpenting, jalan-jalan protokol yang memancar keluar dari pusat kota merupakan pikiran-pikiran utama dalam proses berpikir, jalan-jalan atau cabang-cabang sekunder merupakan pikiran sekunder (Buzan, 2008: 6). Mind mapping juga merupakan peta rute yang memudahkan ingatan dan memungkinkan untuk menyusun fakta dan pikiran, sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti bahwa mengingat informasi akan lebih mudah daripada menggunakan teknik mencatat tradisional. Mind mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Mind mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan demikian, akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara lisan. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk, dan sebagainya memudahkan otak untuk menyerap informasi yang diterima. Dengan mind mapping, seluruh informasi kunci dan penting dari setiap bahan pelajaran

29 29 dapat diorganisir dengan menggunakan struktur radian yang sesuai dengan mekanisme kerja alami otak sehingga lebih mudah dipahami dan diingat. 2. Manfaat Mind mapping Buzan (2008:127) mengemukakan beberapa manfaat penggunaan mind mapping. Delapan manfaat yang dimaksud adalah sebagai berikut. a) Tema utama terdefinisi secara sangat jelas karena dicantumkan di tengah gambar. b) Level keutamaan informasi teridentifikasi secara lebih baik. Informasi yang memiliki kadar kepentingan lebih diletakkan dengan tema utama. c) Hubungan informasi secara mudah dapat segera dikenali. d) Informasi baru setelahnya dapat segera digabungkan tanpa merusak keseluruhan struktur mind mapping sehingga mempermudah proses pembuatan. e) Tiap-tiap mind mapping sangat unik sehingga mempermudah proses pemahaman. f) Mempercepat proses pencatatan karena hanya menggunakan kata kunci. 3. Langkah-langkah pembuatan mind mapping Sebelum membuat sebuah mind mapping diperlukan beberapa bahan, yaitu kertas kosong tak bergaris, pena, pensil warna, otak, dan imajinasi. Buzan (2008:15) mengemukakan ada empat langkah dalam pembuatan mind mapping, yakni seperti di bawah ini

30 30 a) Menentukan central topic yang akan dibuatkan mind mapping. Untuk buku pelajaran central topic biasanya adalah judul buku atau judul bab yang akan dipelajari dan harus diletakkan ditengah kertas dan usahakan berbentuk image/gambar. Gambar 2.1 Contoh Central Topic Sumber: Buzan (2008) b) Membuat basic ordering ideas BOIs untuk central topik yang telah dipilih, BOIs biasanya adalah judul atau subbab buku yang akan dipelajari atau bisa juga dengan menggunakan 5WH (what, why, where, when, who dan how).

31 31 Gambar 2.2 Contoh BOIs Sumber: Buzan (2008) c) Melengkapi setiap BOIs dengan cabang-cabang yang berisi data-data pendukung yang terkait. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting karena pada saat inilah seluruh data harus ditempatkan dalam setiap cabang BOIs secara asosiatif dan menggunakan struktur radian yang menjadi ciri yang paling khas dari suatu mind mapping. Gambar 2.3 Contoh Cabang-Cabang BOIs Sumber: Buzan (2008)

32 32 d) Melengkapi setiap cabang dengan image, baik berupa gambar, simbol, kode, daftar, grafik, maupun garis penghubung bila ada BOIs yang saling terkait satu dengan lainnya. Tujuan langkah ini adalah untuk membuat sebuah mind mapping menjadi lebih menarik sehingga lebih mudah dimengerti dan diingat. Gambar 2.4 Contoh Image Sumber: Buzan (2008) 4. Aplikasi Mind mapping Pada tahap aplikasi ada empat langkah yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran berbasis mind mapping. Keempat langkah tersebut adalah seperti berikut. a) Overview Overview adalah tinjauan menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran

33 33 umum kepada siswa tentang topik yang dipelajari. Khusus untuk pertemuan pertama pada setiap awal semester, overview merupakan rangkuman dari seluruh topik yang diajarkan selama satu semester yang biasanya sudah ada dalam silabus. Dengan demikian, sejak awal siswa sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya sehingga membuka peluang bagi siswa yang aktif untuk mempelajarinya lebih dahulu. b) Preview Preview merupakan lanjutan dari overview sehingga gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada overview, dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari silabus. Dengan demikian, diharapkan siswa telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai subtopik dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai. c) Inview Inview merupakan inti dari suatu proses pembelajaran, yaitu suatu topik dibahas secara detail, terperinci, dan mendalam. Selama inview ini, diharapkan siswa dapat mencatat informasi, konsep, atau rumus penting beserta grafik, daftar, atau diagram untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang diajarkan. d) Review

34 34 Review dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta menekankan pada informasi, konsep, atau rumus penting yang harus diingat dan dikuasai oleh siswa. Review juga dapat dilakukan saat pelajaran akan dimulai pada pertemuan berikutnya untuk membantu siswa mengingat kembali bahan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Berikut adalah contoh aplikasi mind mapping. Gambar 2.5 Contoh Mind mapping (Law of mind mapping) Sumber: Buzan (2008) Gambar di atas merupakan aturan pembuatan mind mapping yang dikemukakan oleh Buzan (2008:57). Aturan tersebut harus diikuti agar mind mapping yang dibuat dapat memberikan manfaat yang optimal. Berikut adalah penjelasan dari law of mind mapping.

35 35 a) Kertas : polos dengan ukuran minimal A4 dan paling baik adalah ukuran A3 dengan orientasi horizontal (landscape). Central topic diletakkan ditengah-tengah kertas dan sedapat mungkin berupa image dengan minimal tiga warna. b) Garis : lebih tebal untuk cabang utama dan selanjutnya semakin jauh dari pusat garis akan semakin tipis. Garis harus melengkung (tidak boleh garis lurus) dengan panjang yang sama dengan panjang kata atau image yang ada di atasnya. Seluruh garis harus tersambung ke pusat. c) Kata : menggunakan kata kunci saja dan hanya satu kata untuk satu garis. Harus selalu menggunakan huruf cetak supaya lebih jelas dengan besar huruf yang semakin mengecil untuk cabang yang semakin jauh dari pusat. d) Image : gunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik, tabel dan ritme karena lebih menarik serta mudah diingat dan dipahami. Kalau memungkinkan, gunakan image yang tiga dimensi agar lebih menarik lagi. e) Warna : gunakan minimal tigs warna dan lebih baik 5--6 warna. Warna berbeda untuk setiap BOIs dan warna cabang harus mengikuti warna BOIs. f) Struktur : menggunakan struktur radian dengan central topic terletak di tengah-tengah kertas dan selanjutnya cabang-cabangnya menyebar ke segala arah. BOIs umumnya terdiri atas buah yang disusun sesuai dengan arah jarum jam dimulai dari arah pukul Model Penelitian

36 36 Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian eksperimen. Sugiyono (2012:107) menyatakan bahwa model penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Hasil penelitian dianalisis menggunakan gabungan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menjabarkan penjelasan tiap-tiap masalah. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menganalisis kemampuan menulis siswa sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran tersebut dalam bentuk angka. Adapun model penelitian dapat dilihat seperti berikut. Kemampuan Siswa Kelas X SMA 1 Sukawati dalam Menulis Karangan Narasi Quasi Experimental berbentuk Nonequivalent Control Group Design Kemampuan menulis karangan narasi siswa sebelum treatment Kemampuan menulis karangan narasi siswa setelah treatment Faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa dalam menulis karangan narasi Teori Konstruktivisme Teori Menulis Teori Karangan Narasi Mind Mapping Analisis Data Kuantitatif Kualitatif

37 37 Hasil Penelitian Gambar 2.6 Model Penelitian Pada gambar model penelitian di atas dapat dilihat bahwa penelitian ini adalah jenis penelitian quasi experimental berbentuk non-equivalent control group design dengan penggunaan metode mind mapping. Pada penelitian ini diaplikasikan empat teori yang relevan yaitu teori konstruktivisme, teori menulis, teori karangan narasi, dan mind mapping. Teori konstruktivisme dipilih untuk menentukan model pembelajaran dan metode yang tepat diaplikasikan di dalam penelitian ini. Metode mind mapping dipilih karena searah dengan pandangan konstruktivisme, yaitu bertujuan untuk membantu siswa dalam menyusun berbagai informasi dan ide secara sistematis. Selain itu, juga mengurangi hambatan dalam kegiatan menulis karangan narasi. Teori menulis dan teori karangan narasi digunakan dalam penelitian ini untuk diaplikasikan dalam rubrik penilaian yang meliputi lima aspek yaitu, isi, organisasi, kosakata, tata bahasa, dan mekanik. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan kualitatatif untuk mengetahui kemampuan menulis karangan narasi siswa pada control group dan experimental group sebelum treatmentdan setelah treatmentdengan menggunakan metode mind mapping. Di samping itu, teori ini juga untuk mengetahui faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa dalam menulis karangan narasi.

38 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menjabarkan karakteristik data-data yang ada, sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur suatu nilai pada data yang ada (Sugiyono, 2012:23). Pendekatan kualitatif yang dilakukan didasarkan pada penjabaran mengenai data-data yang bersifat deskriptif, seperti data hasil observasi, kuesioner, wawancara hasil tes karangan narasi siswa, dan faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa menggunakan metode mind mapping di SMAN 1 Sukawati. Pendekatan kuantitatif dilakukan untuk memaparkan data yang bersifat kuantitatif atau angka-angka hasil tes siswa, baik data hasil pretest maupun data hasil posttest.

39 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini serta dan lama waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Sukawati, yang berlokasi di Jalan Lettu Wayan Suta Sukawati, Gianyar. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang memiliki banyak prestasi di bidang akademik, khususnya dalam ranah pembelajaran bahasa. Akan tetapi, di balik itu semua menurut pengamatan penulis, siswa di sekolah ini masih memiliki kekurangan dalam aspek keterampilan menulis, khususnya dalam keterampilan menulis karangan narasi. Siswa kelas X dipilih sebagai sumber data karena kemampuan siswa menulis karangan masih kurang dan belum memenuhi KKM Waktu Penelitian Penelitian dilakukan berdasarkan jadwal pelajaran bahasa Inggris di kelas X, yaitu pada Jumat dan Sabtu. Berikut adalah jadwal penelitian yang dilakukan. Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian N Hari/Tanggal Control Group Experimental Group o 1 Sabtu, 29 Agustus Sabtu, 5 September 2015 Observasi awal dan pemberian kuesioner pratindakan Pretest menulis karangan narasi dengan topik Bad Experiance Observasi dan pemberian kuesioner pratindakan Pretest menulis karangan narasi dengan topik Bad Experiance

40 40 3 Jumat, 11 September Sabtu, 12 September 2015 Penjelasan mengenai pembuatan karangan narasi dengan metode ceramah. Posttest menulis karangan narasi dengan topik Bad Experiance tanpa membuat mind mapping Penjelasan mengenai pembuatan karangan narasi dengan menggunakan metode mind mapping Posttest membuat mind mapping dan mengembangkannya ke dalam karangan narasi dengan topik Bad Experiance 5 Sabtu, 19 September Pemberian kuesioner pascatindakan Penelitian ini dilakukan dalam empat kali pertemuan untuk control group dan lima kali pertemuan untuk experimental group. Alokasi waktu untuk pokok bahasan mengenai karangan narasi pada semester ini sangat terbatas. Yaitu sebanyak 2x45 menit untuk pemberian pretsest, treatment dengan metode mind mapping dan posttest, serta 1x45 menit untuk observasi dan pemberian kuesioner. Karena keterbatasan waktu, sehingga pemberian treatment dengan metode mind mapping hanya dapat dilakukan dalam satu kali pertemuan. 3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari siswa kelas X.7 dan X.10 SMAN 1 Sukawati. Data berupa nilai hasil pretest, nilai hasil posttest, hasil kuesioner dan lembar observasi. Di pihak lain data sekunder adalah

41 41 data yang diperoleh atau dikumpulkan dari Sukawati. Data berupa daftar hadir siswa, daftar nilai, silabus dan RPP serta bahan ajar yang ada Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa kelas X.7 dan kelas X.10 SMAN 1 Sukawati serta dari guru bahasa Inggris yang mengajar di kelas X. Data yang diperoleh dari siswa berupa hasil tes menulis karangan narasi dan mind mapping yang dibuat oleh siswa. Siswa kelas X dipilih sebagai objek penelitian karena siswa di tingkat ini baru mendapat materi pembelajaran mengenai karangan narasi. Selain itu karena siswa di tingkat ini memiliki keterampilan yang kurang dalam aspek menulis terutama dalam menulis karangan. Selain itu sumber data juga berasal dari guru bahasa Inggris kelas X, berupa RPP, silabus, dan hasil tulisan siswa terdahulu. 3.4 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian digunakan untuk membantu dalam proses pengumpulan data selama proses penelitian ini berlangsung. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner, tes, pedoman wawancara, dan lembar observasi Kuesioner Kuesioner adalah suatu instrumen yang memuat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada siswa untuk memperoleh data tentang kegiataan menulis karangan narasi. Kuesioner ini diberikan kepada siswa sebelum dilakukan treatment untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam menulis karangan

42 42 narasi. Sesudah dilakukan treatment, kuesioner berfungsi untuk mengetahui respon siswa terkait dengan metode yang digunakan. Di samping itu, untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa pada penerapan metode mind mapping dalam menulis karangan narasi Tes Pada penelitian ini digunakan tes keterampilan menulis karangan narasi, baik sebagai pretest maupun posttest. Pretest digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam penulisan karangan narasi sebelum dilakukan treatment atau sebelum siswa belajar dengan menggunakan metode mind mapping. Sebaliknya, posttest digunakan sebagai alat ukur tingkat keterampilan dan tingkat perkembangan keterampilan menulis karangan narasi yang dicapai oleh siswa setelah dilakukan treatment dengan menggunakan metode mind mapping Pedoman Wawancara Wawancara adalah tanya jawab antara dua pihak, yaitu pewawancara dan narasumber untuk memperoleh data, keterangan, atau pendapat tentang sesuatu. Wawancara ini dilakukan kepada guru bahasa Inggris kelas X sesudah penelitian untuk membandingkan keterampilan menulis siwa sebelum dan sesudah tindakan dari sudut pandang guru yang bersangkutan.

43 Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mencatat semua hasil observasi meliputi situasi dan kondisi serta kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui kendala yang dihadapi selama dilakukan tindakan serta bagaimana proses pembelajaran tersebut berlangsung. 3.5 Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian jenis penelitian quasi experimental berbentuk non-equivalent control group design. Adapun prosedur penelitian eksperimen menggunakan model Sugiyono (2012) seperti pada gambar berikut ini. O 1 X O 2 O 3 O 4 Gambar 3.1 Non-equivalent Control Group Design Sumber: Sugiyono (2012) O 1 : Nilai pretest experimental group O 2 : Nilai posttest experimental group O 3 : Nilai pretest control group O 4 : Nilai posttest control group X : Treatment/perlakuan

44 44 Dalam prosedur penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu, control group dan experimental group. Kelompok pertama yang diajar dengan metode mengajar baru disebut experimental group, sedangkan kelompok yang tetap menggunakan metode mengajar lama disebut control group. Kedua kelompok tersebut selanjutnya diberikan pretest atau melalui pengamatan untuk mengetahui posisi awal kedua kelompok tersebut. Bila kedua kelompok tersebut posisinya sama atau tidak berbeda secara signifikan, maka kelompok tersebut sudah sesuai dengan kelompok yang digunakan untuk eksperimen. O 1 adalah nilai awal experimental group dan O 3 adalah nilai awal control group. Setelah posisi kedua kelompok tersebut seimbang (O 1 tidak berbeda dengan O 3, maka experimental group diberikan treatment/perlakuan. Artinya kelompok ini diajar dengan metode mengajar yang baru, yaitu metode mind mapping. Sebaliknya, control group diajar dengan metode mengajar yang lama, yaitu metode ceramah. Kemudian kedua kelompok tersebut diberikan posttest untuk mengetahui kemampuan kedua kelompok setelah treatment diberikan pada experimental group. Dalam pengujian ini O 2 berarti nilai akhir experimental group setelah diajar dengan metode mind mapping dan O 4 adalah nilai akhir yang diajar dengan menggunakan metode lama. Bila nilai O 2 secara signifikan lebih tinggi daripada O 4, maka metode mind mapping terbukti lebih efektif bila dibandingkan dengan metode mengajar lama 3.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

45 45 Menurut Iskandarwassid (2009:40--41), metode adalah sebuah prosedur untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Di pihak lain teknik adalah sebuah cara operasional yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan berpegang pada proses sistematis yang terdapat dalam metode. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode simak dan pengamatan langsung. Artinya, peneliti melakukan pengamatan dan melihat langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh data. Menurut Sudaryanto (1993:133), metode simak dapat disejajarkan dengan metode observasi. Peneliti mengobservasi keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi sebelum dan sesudah penerapan metode mind mapping. Teknik catat adalah teknik menjaring data dengan mencatat hasil pengamatan data pada kartu data. Kegiatan mencatat dilakukan sebagai lanjutan dari kegiatan merekam data atau karena alasan tertentu perekaman tidak dapat dilakukan (Kesuma, 2007:45). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pencatatan data yang diperoleh selama penelitian dilakukan, di antaranya pencatatan hasil pretest (sebelum penerapan metode mind mapping), hasil posttest (setelah penerapan metode mind mapping), Lembar Observasi, kuesioner, dan hasil wawancara yang bertujuan untuk mencatat situasi dan kondisi selama proses pembelajaran berlangsung. 3.7 Metode dan Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil observasi, kuesioner, dan tes selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif untuk mengukur tingkat keberhasilan

46 46 metode yang digunakan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut. 1) Mengumpulkan hasil dari instrumen penelitian, baik yang berupa tes menulis karangan narasi, kuesioner, lembar observasi, maupun hasil wawancara. 2) Membaca data yang ada dengan saksama kemudian mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. 3) Data yang ada kemudian dianalisis secara deskriptif sesuai dengan teori penulisan karangan narasi dan rubrik penilaian yang digunakan. 4) Mendeskripsikan hasil penilaian dan menyusun simpulan dari hasil penilaian tersebut Analisis Data Kuantitatif Data kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dari nilai hasil pretest dan nilai hasil posttest yang diperoleh dari control group dan experimental group. Kedua data tersebut dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif dianalisis untuk mendapatkan hasil, sejauh mana peningkatan keterampilan menulis karangan narasi siswa, baik dalam control group maupun experimental group dengan membandingkan hasil pretest dengan hasil posttest. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa dari pretest dibandingkan dengan nilai rata-rata pada posttest. Nilai rata-rata siswa menunjukkan tingkat keterampilan menulis karangan narasi setelah belajar dengan menggunakan metode mind mapping. Bila hasil posttest experimental group lebih tinggi daripada hasil posttest control group, berarti metode mind mapping lebih efektif bila dibandingkan dengan metode mengajar lama. Rubrik penilaian yang digunakan adalah rubrik penilaian yang diadaptasi dari rubrik penilaian Nurgiyantoro (2009: ) sebagai berikut.

47 47 Aspek yang dinilai Isi Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Karangan Narasi Skor Kriteria Sangat Baik Pengembangan isi tulisan sesuai dengan topik dan peta pikiran Isi tulisan dengan judul sangat sesuai, judul secara spesifik sudah mencerminkan isi karangan Unsur narasi sangat lengkap dan jelas meliputi alur, penokohan, latar, dan sudut pandang. Baik Pengembangan isi tulisan sesuai dengan topik, tetapi ada sedikit perbedaan dengan peta pikiran Isi tulisan dengan judul sesuai walaupun judul yang digunakan masih sederhana Unsur narasi lengkap walaupun pemaparannya agak kurang jelas. Cukup Pengembangan isi tulisan sesuai topik, tetapi kurang sesuai dengan peta pikiran Isi tulisan dengan judul cukup sesuai walaupun judul terkesan monoton Ada salah satu unsur narasi yang tidak termuat di dalam karangan. Kurang Pengembangan isi tulisan kurang sesuai dengan topik dan peta pikiran Isi tulisan dengan judul kurang sesuai Ada dua unsur narasi yang tidak termuat di dalam karangan. Sangat Kurang Pengembangan isi tulisan tidak sesuai dengan topik dan peta pikiran Isi tulisan dan judul tidak berhubungan Unsur narasi tidak jelas atau lebih dari dua unsur tidak termuat di dalam karangan. Organisasi Sangat Baik Organisasi penulisan tertata dengan sangat baik sesuai dengan urutan waktu

48 48 Kosakata Memiliki bagian orientation, complication, dan resolution yang sangat jelas. Ada penggunaan aspek kohesi dan koherensi yang tepat dan jelas di dalam karangan sehingga membuat karangan menjadi padu Baik Organisasi penulisan cukup tertata dan sesuai urutan waktu Memiliki bagian orientation, complication, dan resolution yang cukup jelas Ada penggunaan aspek kohesi dan koherensi di dalam karangan walaupun masih sederhana Cukup Organisasi penulisan cukup tertata, tetapi tidak sesuai dengan urutan waktu Memiliki bagian orientation, complication, dan resolution, tetapi kurang jelas. Ada 4--6 kesalahan dalam aspek kohesi dan koherensi di dalam karangan Kurang Organisasi penulisan kurang tertata dan tidak sesuai dengan urutan waktu Salah satu dari bagian orientation, complication, dan resolution tidak ditemukan dalam karangan. Ada kesalahan dalam aspek kohesi dan koherensi di dalam karangan Sangat Kurang Organisasi penulisan tidak tertata dan tidak sesuai dengan urutan waktu. Tidak ada bagian orientation, complication, dan resolution. Ada lebih dari sepuluh kesalahan dalam aspek kohesi dan koherensi di dalam karangan Sangat Baik Penguasaan kosakata sangat tepat dan bervariasi Hampir tidak ditemukan kesalahan dalam pemilihan dan penggunaan kosakata. Baik Penguasaan kosakata tepat, tetapi kurang

49 bervariasi Ada 1--3 kesalahan dalam pemilihan dan penggunaan kosakata. Cukup Penguasaan kosakata kurang tepat dan kurang bervariasi Ada 4--6 kesalahan dalam pemilihan dan penggunaan kosakata. Kurang Penguasaan kosakata sangat terbatas Ada kesalahan dalam pemilihan dan penggunaan kosakata. Sangat Kurang Penguasaan kosakata sangat minim Ada lebih dari sepuluh kesalahan dalam pemilihan dan penggunaan kosakata. Penggunaan Tata Bahasa Sangat Baik Hampir tidak ditemukana kesalahan dalam penggunaan tata bahasa Kalimat yang ada dapat dipahami dengan sempurna Baik Hanya ada 1--3 kesalahan dalam penggunaan tata bahasa Kesalahan yang ada tidak mengganggu pemahaman terhadap kalimat. Cukup Ada 4--6 kesalahan dalam penggunaan tata bahasa Kesalahan yang ada sedikit mengganggu pemahaman terhadap kalimat Kurang Ada kesalahan dalam penggunaan tata bahasa Kesalahan yang ada mengganggu pemahaman terhadap kalimat. Sangat Kurang Ada lebih dari sepuluh kesalahan dalam penggunaan tata bahasa Banyak kesalahan tata bahasa membuat kalimat tidak dapat dipahami.

50 50 Mekanik Sangat Baik Ejaan bahasa Inggris tepat Penggunaan huruf kapital dan tanda baca benar Cara penulisan yang sangat rapi, jelas, dan mudah dibaca. Baik Terdapat sedikit kesalahan dalam ejaan bahasa Inggris Ada 1--3 kesalahan dalam penggunaan huruf kapital atau tanda baca Cara penulisan rapi dan cukup jelas, dan dapat dibaca Cukup Cukup banyak kesalahan dalam ejaan bahasa Inggris Ada 4--6 kesalahan dalam penggunaan huruf kapital atau tanda baca Cara penulisan cukup rapi walaupun agak kurang jelas, masih dapat dibaca. Kurang Banyak kesalahan serius dalam ejaan bahasa Inggris Ada kesalahan dalam penggunaan huruf kapital atau tanda baca Cara penulisan tidak rapi, tulisan kurang jelas, tetapi masih dapat dibaca. Sangat Kurang Kesalahan penuh dalam ejaan bahasa Inggris, Ada lebih dari sepuluh kesalahan dalam penggunaan huruf kapital atau tanda baca Cara penulisan tidak rapi, tulisan tidak jelas sehingga tidak dapat dibaca Analisis Data Kualitatif

51 51 Data kualitatif didapat dari kuesioner, hasil wawancara, dan lembar observasi sebelum siswa belajar menggunakan metode mind mapping dan setelah siswa belajar dengan menggunakan metode mind mapping. Data kualitatif yang diperoleh sebelum dan setelah treatment dianalisis secara deskriptif untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa pada penerapan metode mind mapping. 3.8 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Menurut Sudaryanto (1993:145), analisis data dapat disajikan baik melalui metode formal maupun metode informal. Ciri-ciri metode formal adalah ditampilkannya simbol-simbol, gambar, tabel, dan catatan-catatan. Sebaliknya, metode informal yaitu dengan menyajikan hasil analisis dengan uraian atau katakata. Tujuan metode formal meyederhanakan penjelasan dari analisis data. Dalam penelitian ini digunakan metode formal dan informal yang merupakan penjelasan secara deskriptif terhadap hasil penelitian yang didapat dengan menyuguhkan beberapa bahan. Secara formal, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan diagram berupa hasil kuesioner, pretest dan posttest siswa control group dan experimental group. Data yang termuat dalam tabel hasil kuesioner ini meliputi empat kategori penilaian yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), KS (kurang setuju), dan TS (tidak setuju). Di pihak lain, data yang termuat dalam tabel hasil pretest dan posttest meliputi hasil penilaian aspek isi, organisasi, kosakata, tata bahasa dan mekanik. Diagram yang ditampilkan menunjukkan perbandingan hasil pretest dan posttest, serta perbandingan nilai rata-rata siswa control group dan experimental group

52 52 Secara informal, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk uraian disertai contoh tiap-tiap aspek penilaian. Dari setiap aspek penilaian ditampilkan dua contoh karangan siswa yang meliputi karangan dengan nilai tertinggi dan terendah dalam aspek penilaian tersebut. Contohnya adalah sebagai berikut Contoh karangan S25 (tertinggi) S25 berarti bahwa karangan tersebut merupakan hasil tulisan siswa dengan nomor urut 25. S berarti siswa, dan angka 25 di belakangnya menunjukkan nomor urut siswa, dan (tertinggi) berarti karangan tersebut memperoleh nilai tertinggi dalam aspek penilaian tersebut. Adapun penggunaan kode (tertinggi) dan (terendah) berarti karangan yang ditampilkan memperoleh nilai tertinggi atau terendah dalam aspek penilaian tersebut. Selain itu pada setiap data yang ditampilkan dalam contoh tiap-tiap aspek penilaian diberikan kode berupa angka di depan setiap kalimat untuk mempermudah dalam analisis data tersebut. Contohnya adalah sebagai berikut. (1) I had a very bad experiance. Angka (1) berarti bahwa kalimat yang dimaksud merupakan kalimat (1) atau kalimat pertama di dalam paragraf. Pemberian kode tersebut guna menghindari pengulangan kutipan yang tidak perlu pada saat menganalisis data tersebut.

53 53 BAB IV PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI Dalam bab ini diuraikan data yang diperoleh di lapangan selama penelitian mengenai keterampilan menulis karangan narasi dengan metode mind mapping ini dilaksanakan. Data yang diperoleh disajikan secara kuantitatif dalam bentuk angka dengan menunjukkan perbandingan nilai siswa control group dan experimental group pada tahap pretest dan posttest. Data ini juga didukung dengan diagram yang menunjukkan perbedaan nilai siswa control group dan experimental group. Selain disajikan secara kuantitatif, data kualitatif hasil

54 54 observasi serta pemberian kuesioner sebelum dan sesudah treatment juga disajikan dalam bentuk pemaparan kalimat untuk menunjukkan dan membandingkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi. 6.1 Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X Sebelum Penerapan Metode Mind Mapping Kegiatan pretest ini sangat penting dilakukan sebagai tahap awal sebelum pelaksanaan treatment dimulai untuk mengetahui kemampuan awal siswa, khususnya dalam kegiatan menulis karangan narasi sebelum penerapan metode mind mapping. Pada penelitian ini kegiatan observasi dilakukan dengan pemberian kuesioner sebelum dilakukan pretest. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kesan siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris dan minat siswa dalam menulis karangan narasi Hasil Kuesioner Pretest Control Group dan Experimental Group Rangkuman informasi awal berdasarkan hasil penyebaran kuesioner mengenai kemampuan dan minat siswa dalam menulis karangan narasi berbahasa Inggris adalah sebagai berikut. Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Pretest Control Group dan Experimental Group No Kriteria Contro l Group 1 Siswa senang melakukan kegiatan menulis karangan narasi dengan metode ceramah 2 Metode ceramah memudahkan siswa untuk menulis karangan narasi Experimental Group 11,1% 13,5% 5,6% 16,2%

55 55 3 Metode ceramah memudahkan siswa untuk mengembangkan isi tulisan sesuai dengan topik 4 Mentode ceramah dapat membantu saat menulis kronologis kejadian/peristiwa secara terurut 5 Menyusun struktur organisasi teks dan kalimat dengan gramatikal yang benar merupakan hal yang mudah 6 Menulis karangan narasi dengan metode ceramah dapat melatih keterampilan menulis 7 Pembelajaran menulis dengan metode ceramah sangat menyenangkan sehingga membuat siswa bersemangat dalam belajar 8 Suasana kelas sangat menyenangkan dan tidak membosankan 16,6% 21,6% 30,5% 24,3% 11,1% 11,1% 27,7% 27,7% 19,4% 10,8% 16,6% 32,4% Kuesioner pretest yang digunakan ini terdiri atas delapan pertanyaan yang disebarkan kepada 36 siswa control group dengan hasil sebagai berikut. Sebanyak 11,1% siswa menyatakan senang melakukan kegiatan menulis karangan narasi dengan metode ceramah, sedangkan 88,9% siswa tidak memiliki pendapat yang sama. Sebanyak 5,6% siswa merasa bahwa metode ceramah memudahkan mereka untuk menulis karangan narasi, sedangkan 94,4% siswa merasa sebaliknya. Ketika siswa diminta pendapatnya mengenai proses penulisan karangan narasi, 16,6% siswa menganggap bahwa metode ceramah dapat memudahkan mereka untuk mengembangkan isi tulisan sesuai dengan topik, 30,5% siswa merasa bahwa mentode ceramah dapat membantu saat menulis kronologis kejadian/peristiwa secara terurut, dan 11,1% siswa menganggap bahwa menyusun struktur organisasi teks dan kalimat dengan gramatikal yang benar merupakan hal yang mudah. Di pihak lain, tiap-tiap sebanyak 83,4%; 69,5%, dan 88,9% siswa tidak memiliki pendapat yang sama terhadap pernyataan yang telah dipaparkan sebelumnya. Sebanyak 27,7% siswa merasa bahwa menulis karangan narasi dengan metode ceramah dapat melatih keterampilan menulis mereka.

56 56 Hanya 19,4% siswa menganggap bahwa pembelajaran menulis dengan metode ceramah sangat menyenangkan sehingga membuat mereka bersemangat dalam belajar dan 16,6% merasa bahwa suasana kelas sangat menyenangkan dan tidak membosankan. Namun, sebanyak 80,6% dan 83,4% siswa memiliki pendapat yang berbeda terhadap pernyataan tersebut Hasil kuesioner pretest experimental group yang disebarkan kepada 37 siswa adalah sebagai berikut. Sebanyak 13,5% siswa menyatakan senang melakukan kegiatan menulis karangan narasi dengan metode ceramah, sedangkan 86,5% siswa tidak memiliki pendapat yang sama. Sekitar 16,2% siswa merasa bahwa metode ceramah memudahkan mereka untuk menulis karangan narasi, sedangkan 83,8% siswa merasa sebaliknya. Ketika siswa diminta pendapat mengenai proses penulisan karangan narasi, 21,6% siswa menganggap metode ceramah dapat memudahkan mereka untuk mengembangkan isi tulisan sesuai dengan topik, 24,3% siswa merasa bahwa mentode ceramah dapat membantu saat menulis kronologis kejadian/peristiwa secara terurut, dan 11,1% siswa menganggap bahwa menyusun struktur organisasi teks dan kalimat dengan gramatikal yang benar merupakan hal yang mudah. Sebaliknya, tiap-tiap sebanyak 78,4%; 75,7%, dan 98,9% siswa tidak memiliki pendapat yang sama terhadap pernyataan yang telah dipaparkan sebelumnya. Sebanyak 27,7% siswa merasa bahwa menulis karangan narasi dengan metode ceramah dapat melatih keterampilan menulis mereka. Hanya 10,8% siswa yang menganggap bahwa pembelajaran menulis dengan metode ceramah sangat menyenangkan sehingga membuat mereka bersemangat dalam belajar dan 32,4% yang merasa bahwa

57 57 suasana kelas sangat menyenangkan dan tidak membosankan. Namun, sebanyak 89,2% dan 67,6% siswa memiliki pendapat yang berbeda terhadap pernyataan tersebut. Pengisian kuesioner ini sangat penting untuk mengetahui respon awal siswa terhadap materi yang diajarkan. Di samping itu, juga untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa ketika mempelajari materi tersebut Hasil Pretest Control Group Pretest ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas X.10 SMAN 1 Sukawati dalam aspek keterampilan menulis karangan narasi. Tes dilakukan dalam bentuk penugasan membuat karangan dengan tema Bad Experience. Pretest dilakukan pada Sabtu, 5 September 2015 diikuti oleh 36 orang siswa. Dalam proses kegiatan pembelajaran, penulis bertindak sebagai pengamat dan menuliskan hasil pengamatan pada lembaran observasi yang telah disiapkan. Hasil karangan siswa ini dianalisis berdasarkan lima aspek penilaian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, yaitu aspek isi, organisasi, kosakata, tata bahasa, dan mekanik. Nilai hasil karangan siswa secara kuantitatif dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.2 Hasil Pretest Siswa Kelas X.10 (Control Group) No Nama Judul Karangan Aspek Penilaian Skor Siswa A B C D E 2 S02 Trip to Canada S03 My Bad Experiance S04 My Little Sister S05 Bad Experiance S06 A Traffic Accident S07 Went to the market S08 Felt from the Motorbike S09 Bad Vacation S10 Go to Grandma s House S11 The Worst Day

58 58 12 S12 My Bad Experiance S13 My Motorbike S14 Late for School S15 My Bad Memory S16 Bad Accident S17 Bad Experiance S18 My Bad Day S19 Late for School S20 Bad Experiance S21 My Bad Day S22 Bad Experience S23 Go to the Market S24 My Bad Day S25 My Worst Day S26 My Homework S27 Bad Experiance S28 Fell from Bicycle S30 The Worst Experience S31 My Experiance S32 Bad Memory S33 My problem S35 Very Bad Experience S36 My Bad Memory S37 The Scary Dog S38 Late for School S39 Bad Experiance Jumlah tiap aspek penilaian Rata-rata tiap aspek penilaian 18,3 24,9 10,9 12,3 3,5 70,1 Rata-rata kelas 70,1 Nilai tertingggi 83 Nilai terendah 60 Keterangan: (A) Isi, (B) Organisasi, (C)Kosakata, (D)Tata Bahasa, (E)Mekanik Berdasarkan hasil pretest yang dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kemampuan awal siswa dalam menulis karangan narasi adalah 70,1. Nilai tertinggi siswa dalam menulis karangan narasi adalah 83 yang diraih oleh dua orang siswa. Selanjutnya satu orang siswa meraih nilai 82 dan dua orang siswa memperoleh nilai 78. Hal ini berarti bahwa siswa telah mampu mencapai KKM. Nilai terendah adalah 60 yang diperoleh oleh satu orang siswa. Hanya lima

59 59 orang siswa dalam pretest yang mampu memenuhi nilai KKM, sedangkan 31 siswa lainnya belum mencapai nilai KKM. Dari lembar observasi yang ada dapat dicatat bahwa penyampaian materi ajar yang dilakukan oleh guru kurang efektif karena hanya dilakukan dengan metode ceramah. Dalam penyampaian materi dalam pembelajaran dengan metode ini siswa terlihat kurang antusisas menerima pelajaran. Hal ini disebabkan oleh stimulus yang diberikan guru kurang sehingga respons yang didapatpun sangat minim. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil karangan siswa, yaitu hanya lima orang siswa mampu mencapai nilai KKM 78, sedangkan 31 orang siswa tidak dapat mencapai KKM. Hasil karangan siswa tersebut kurang maksimal karena tidak ada acuan dalam menulis kronologis cerita yang dijelaskan oleh guru. Pada kegiatan pretest guru hanya menyampaikan sebuah contoh cerita tanpa menjelaskan secara detail unsur-unsur narasi yang terkandung dalam cerita tersebut. Penilaian pada penulisan karangan narasi dapat dilakukan dengan menggunakan indikator penilaian yang diadaptasi dari Nurgiyantoro (2009: ). Rubrik ini membagi kriteria penilaian menjadi lima yaitu isi, organisasi, kosakata, tata bahasa, dan mekanik. Berikut ini dideskripsikan hasil kemampuan awal siswa dalam menulis karangan narasi pada setiap aspek penilaian. 1) Aspek Isi Pada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek isi sebesar 18,3. Sebagai contoh, dipaparkan tiga karangan siswa control group pada pretest untuk dianalisis berdasarkan aspek isi. Ketiga karangan

60 60 ini diambil sebagai pembanding pada siswa yang memperoleh nilai terendah, menengah dan tertinggi berdasarkan aspek isi. Contoh Karangan S39 (terendah) Bad Experience (1) When I was kid, my brother and I were playing bicycle at home. (2) Suddenly my mother came and gave me surprise. (3) I was so happy. (4) My mother gave me a new bicycle. (5) My old bicycle was too small. (6) The new bicycle was very big and cool. (7) I really liked it. (8) I was so happy to had a new bicycle. (9) So I thank to my mother. (10) That was the experience that I have never forgot. Berdasarkan rubrik penilaian yang digunakan, diketahui bahwa aspek isi terdiri atas tiga komponen pendukung, yaitu kesesuaian isi tulisan dengan topik, kesesuaian judul dengan isi karangan, dan kelengkapan unsur narasi dalam cerita. Nurgiyantoro (2009:306) menyatakan bahwa unsur utama yang dinilai dalam suatu karangan narasi adalah kualitas isi karangan. Pada karangan S39 dapat dilihat isi tulisan tidak sesuai dengan topik yang ditentukan. Topik yang ditentukan adalah Bad Experience. Namun, isi karangan ini adalah pengalaman menyenangkan yang dialami penulis ketika memperoleh hadiah sebuah sepeda baru. Judul yang digunakan pada karangan ini tidak sesuai dengan isi karangan. Judul karangan ini adalah Bad Experience. Sebaliknya, isi karangan ini hanya menceritakan pengalaman yang menyenangkan. Judul tersebut juga masih kurang spesifik karena tidak mencerminkan isi karangan dengan lebih jelas dan terkesan monoton karena digunakan oleh banyak siswa.

61 61 Keraf (2007:148) mengemukakan bahwa ada empat unsur yang terkandung dalam karangan narasi yaitu alur, penokohan, latar, dan sudut pandang. Namun, unsur-unsur narasi yang terkandung dalam cerita ini tampak masih kurang jelas, terutama pada bagian alur dan latar yang tidak dijelaskan dengan lebih spesifik. Oleh karena itu, karangan S39 memperoleh nilai terendah pada aspek isi dibandingkan dengan karangan lainnya. Contoh Karangan S30 (menengah) The Worst Experience (1) When I was 10 years old, I had a bad experience when I was buying some bread. (2) My mother asked me to go to buy some bread for breakfast. (3) Then I went to the market to buy it. (4) When I arrived at the market, I just realized that I had lost my money. (5) I could not buy the bread. (6) After that I returned home. (7) My mother told me that I should go and find the money on the street. (8) Unfortunately, I could not find it. (9) Finally I returned home again without the bread. (10) My mom was so angry with me. (11) That was my bad experience. Pada karangan S30 di atas, isi karangan telah sesuai dengan topik yang dibahas. Dari awal sampai akhir karangan, penulis dengan jelas menceritakan satu topik, yaitu pengalaman buruk ketika sedang membeli roti. Namun, judul karangan The Worst Experience belum mencerminkan isi karangan karena judul yang digunakan masih sangat sederhana dan kurang spesifik. Tarigan (2008:164) mengemukakan bahwa latar atau setting adalah lingkungan fisik tempat kegiatan berlangsung. Latar dalam cerita ini

62 62 meliputi waktu dan tempat. Waktu yang digunakan penulis adalah pada ketika penulis berumur 10 tahun, sedangkan tempat yang digunakan adalah di pasar. Di pihak lain sudut pandang dalam cerita ini adalah sudut pandang orang pertama, yaitu penulis sekaligus sebagai tokoh utama dalam cerita tersebut. Oleh karena itu, karangan S30 memperoleh nilai menengah pada aspek isi. Contoh Karangan S25 (tertinggi) My Worst Day (1) Last week I had the worst day of my life. (2) I got sick and felt unwell. (3) I was in bed all the whole weekend because of fever and flu. (4) In the morning my friends stayed in my apartment with me but on Saturday night they went to mall and I was alone. (5) I felt so sad, I had a fever and headache, and I was alone! (6) Oh it was terrible. (7) I was thinking about my family and rememberikanng my family. (8) Everytime I get sick my parents will always stay with me. (9) They will never leave me alone, but here it was different, I missed my family so much. (10) I felt so sad, so I decided to pray and watch a movie until I fell asleep. (11) Well it was the worst day in my life, but now I understand how important is my family and their love. Pada karangan S25 di atas, isi karangan telah sesuai dengan topik yang dibahas. Dari awal sampai akhir karangan, penulis dengan jelas menceritakan satu topik, yaitu pengalaman buruk ketika sedang sakit. Selain itu, judul karangan My Worst Day sudah sesuai dengan isi karangan yang menceritakan hari terburuk yang dialami penulis walaupun judul karangan masih sangat sederhana. Alwasilah (2005:119) menyatakan

63 63 bahwa karangan narasi terdiri atas beberapa unsur, antara lain alur cerita, latar, penokohan, dan sudut pandang. Pada karangan ini telah dicantumkan unsur-unsur narasi, seperti alur, latar, penokohan, dan sudut pandang. Menurut Tarigan (2008:164) latar atau setting adalah lingkungan fisik tempat kegiatan berlangsung. Latar dalam cerita ini meliputi waktu dan tempat, yaitu waktu yang digunakan penulis adalah pada akhir minggu, sedangkan tempat yang digunakan adalah tempat tinggal penulis sendiri. Di pihak lain sudut pandang dalam cerita ini adalah sudut pandang orang pertama, yaitu penulis sekaligus sebagai tokoh utama dalam cerita tersebut. Oleh karena itu, karangan S25 memperoleh nilai tertinggi pada aspek isi dibandingkan dengan karangan lainnya. Tabel 4.3 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Isi No Kesesuaian Isi dengan Topik 1 Pengembangan isi tulisan sudah sesuai dengan topik walaupun masih sederhana Contoh: (S8) menulis karangan dengan judul Fell From the Motorbike yang menceritakan ia jatuh saat mengendarai motor 2 Pengembangan isi tulisan kurang sesuai dengan topik Kesesuaian Isi dengan Judul Judul kurang spesifik sehingga belum mencerminkan isi karangan Contoh: (S13) Judul karangan My Motorbike seharusnya bisa diganti menjadi Sunday; The Day I Lost My Motorbike Judul hanya mengambil dari topik dan digunakan oleh lebih Unsur Narasi Unsur narasi lengkap walaupun pemaparannya masih sederhana Contoh: (S2, S8, S17, S24) mencantumkan aspek alur, penokohan, latar, dan sudut pandang dalam karangannya walaupun hanya diungkapkan secara sederhana Unsur narasi kurang lengkap, ada unsur yang tidak termuat

64 64 Contoh: (S4) menulis karangan dengan judul My Little Sister yang menceritakan kebahagiaannya memiliki adik. Isi tulisan ini kurang sesuai dengan topik yang ditentukan. dari satu siswa Contoh: (S5, S6, S17, S20, S22, S27, S39) menggunakan judul Bad Experience dalam karangan Contoh: (S5, S6, S10, S39) tidak mengungkapkan penokohan dan sudut pandang yang jelas dalam karangan yang ditulisnya. 2) Aspek Organisasi Pada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek organisasi sebesar 24,9. Berikut dibahas contoh karangan siswa control group yang diambil dalam pretest. Sebagai pembanding disajikan tiga contoh karangan siswa dengan perolehan skor terendah, menengah dan tertinggi sesuai dengan aspek organisasi. Contoh Karangan S03 (terendah) My Bad Experience Judul (1) Last month ago, I was graduate from Junior High School, [Ø] I continued my study to Senior High School. (2) I studied at SMA 1 Sukawati. (3) It is my favorite school. (4) On the first day I attended school orientations. (5) Three days for pre-orientations and six days for the real school orientations. Orientation Berdasarkan rubrik penilaian, diketahui bahwa aspek organisasi terdiri atas tiga komponen pendukung, yaitu organisasi penulisan secara umum, bagian-bagian karangan, serta aspek kohesi dan koherensi. Alwasilah (2005:119) mengemukakan bahwa sebuah karangan narasi dapat dianalisis dari berbagai komponen yang mendukungnya. Komponen

65 65 umum yang dapat diidentifikasikan dari sebuah karangan narasi adalah pendahuluan, konteks, waktu kejadian, tempat kejadian, konflik, kejadian atau peristiwa, dan solusi. Pada karangan S03 dapat dilihat organisasi penulisan karangan ini masih kurang karena hanya menampilkan bagian orientation tanpa complication dan resolution. Dalam aspek organisasi juga terdapat komponen kohesi dan koherensi dalam karangan. Kohesi merupakan keserasian hubungan antara unsur yang satu dan unsur yang lain dalam wacana. Di pihak lain koherensi adalah pengaturan kenyataan dan gagasan, fakta, dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah dipahami pesan yang dikandungnya (Halliday dan Hasan, 1976:97). Dalam karangan ini tidak tampak adanya peranti kohesi dan koherensi, seperti pada kalimat (1). Dalam kalimat tesebut tidak tampak adanya penggunaan peranti kohesi dan koherensi sehingga kalimat tersebut menjadi tidak padu. Selain itu dalam kalimat tersebut juga terdapat kesalahan tata bahasa dalam penggunaan bentuk lampau. Kalimat yang benar seharusnya adalah Last month, I graduated from Junior High School, [then] I continued my study to Senior High School. Kata then dalam kalimat tesebut merupakan penanda kohesi gramatikal berupa temporal conjunction. Kata then berfungsi sebagai penanda hubungan waktu untuk menunjukkan bahwa kalimat kedua merupakan bagian dari kalimat pertama. Oleh karena itu, karangan S03 memperoleh nilai terendah pada aspek organisasi dibandingkan dengan karangan lainnya.

66 66 Contoh Karangan S18 (menengah) My Bad Day Judul (1) I had a bad experience. (2) It happened last week [Ø] I went to a fashion shop with my friends. (3) We went to Mall Bali Galeria. Orientation (4) On the shop, I chose a red dress and paid for them at the cashier. (5) Unfortunately, the shop assistant forgot to take the censor clip on the dress. (6) [Ø] I left the shop, the detector beeped. (7) The security took me to the manager s room. Complication (8) Then the security and the manager realized that it was not my fault. (9) They were very sorry about what had happened. (10) The manager asked me to take one piece of cloth for free. (11) That was my bad experience. Resolution Menurut Keraf (2007:150), karangan narasi dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, perkembangan, dan penutup. Pada karangan S18 di atas terdapat orientasi penulisan yang terstruktur walaupun masih sangat sederhana. Dalam karangan ini juga terdapat tiga paragraf yang terdiri atas orientation, resolution, dan complication. Dalam karangan ini ada kekurangan dalam penggunaan peranti kohesi dan koherensi, seperti pada kalimat (2) dan (6). Dalam kalimat tesebut tidak tampak adanya penggunaan peranti kohesi dan koherensi sehingga kalimat tersebut menjadi tidak padu. Kalimat yang benar seharusnya adalah It happened last week when] I went to a fashion shop with my friend dan [When] I left the shop, the detector beeped. Kata when dalam kalimat tesebut merupakan penanda kohesi gramatikal berupa temporal conjunction. Kata when berfungsi sebagai penanda

67 67 hubungan waktu untuk menunjukkan bahwa kalimat kedua merupakan bagian dari kalimat pertama. Oleh karena itu, karangan S18 memperoleh nilai menengah pada aspek organisasi. Contoh Karangan S07 (tertinggi) Went to the market Judul (1) Last week I had a terrible experience. (2) That morning l helped my mother to cooked in the kitchen. (3) When I was cutting a carrot, my mother told me to buy some bread in the market. (4) I went to the market immediately. Orientation (5) At the market, I just realized that I forgot to take some money on the table, so I did not bring any money. (6) I could not bought the bread. (7) [After that] I returned to my house without bread and I felt guilty. Complication (8) When I arrived my mother asked me about the bread and I said that I forgot to take the money on the table. (9) Then my mother was angry, she told me to go back to the market again. (10) It was a very bad experience for me. Resolution Keraf (2007:150) mengemukakan bahwa karangan narasi dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, perkembangan, dan penutup. Pada karangan S07 di atas, orientasi penulisan telah terstruktur walaupun masih sangat sederhana. Dalam karangan ini juga terdapat tiga paragraf yang terdiri atas orientation, resolution, dan complication. Menurut Halliday dan Hasan (1979:226), conjunction adalah hubungan dua unsur bahasa, baik antarklausa, antarkalimat, maupun antarparagraf dengan menggunakan perangkat atau penghubung. Lebih lanjut Halliday dan Hasan (1979:238) menyebutkan bahwa terdapat empat

68 68 jenis conjunction, yaitu additive conjunction (penambahan), adversative conjunction (pertentangan), causal conjunction (sebab akibat) dan temporal conjunction (waktu). Dalam karangan ini juga terdapat aspek kohesi dan koherensi yang tepat. Salah satu contoh aspek kohesi gramatikal berupa temporal conjunction adalah dalam kalimat (6) dan (7). Kata after that dalam kalimat tesebut merupakan peranti kohesi untuk menunjukkan pertalian waktu antarkedua kalimat tersebut. Di dalam karangan ini juga ditemukan beberapa peranti kohesi lain, seperti reference dan substitution yang membuat karangan ini menjadi padu. Pada kalimat (2) dan (6) terdapat kesalahan tata bahasa dalam penggunaan bentuk lampau. Kalimat yang benar seharusnya adalah That morning l helped my mother to cook... dan I could not buy the bread. Namun kesalahan tata bahasa tersebut tidak mempengaruhi penilaian pada aspek organisasi. Oleh karena itu, karangan S07 memperoleh nilai tertinggi pada aspek organisasi dibandingkan dengan karangan lainnya. Tabel 4.4 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Organisasi No Bagian-bagian karangan Kohesi dan Koherensi dalam karangan 1 Karangan terdiri atas tiga paragraf walaupun kurang sistematis Contoh: (S9, S15, S38) Karangan terdiri atas orientation, complication, dan resolution walaupun pemaparan masih sederhana Ada penggunaan aspek kohesi (conjunction) di dalam karangan walaupun masih sederhana. Contoh: (S17) Last week, I [and] my friends went to Buyan lake together. 2 Karangan hanya terdiri atas Ada kesalahan dalam penggunaan aspek

69 69 dua paragraf Contoh: (S36) Karangan terdiri atas orientation dan complication saja 3 Karangan hanya terdiri atas satu paragraf Contoh: (S3) Karangan hanya terdiri atas orientation kohesi (conjunction)di dalam karangan Contoh: (S38) Two weeks ago, I [with] my friends went to school together. Saran perbaikan: Two weeks ago, I [and ] my friends went to school together. Tidak ada penggunaan aspek kohesi (conjunction) di dalam karangan Contoh: (S36) At that time I was so confused [Ø] my mother did not gave me money. Saran perbaikan: At that time I was so confused [because] my mother did not gave me money. 3) Aspek Kosakata Pada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek ini sebesar 10,9. Adapun contoh karangan siswa yang memperoleh nilai terendah, menengah dan tertinggi pada saat pretest antara lain sebagai berikut. Contoh Karangan S14 (terendah) Late to School (1) Last Monday, I had a very bad experience. (2) That day I had a flag ceremonial at school. (3) I went to school with my friend. (4) Our went to school by motorcycle. (5) We near late so our shall fast. (6) The flag ceremonial will open at (7) On the way to school, suddenly I remembered that forgot to bring my homework. (8) I was so disoriented. (9) Because I shall give the homework to my teacher. (10) My teacher will angry if I did not bring my homework and she will law me. (11) So I and my friend decided to went back to house to take my homework. (12) When we enteron school, we late. (13) It was already A.M. (14) The flag ceremonial was closed. (15) My teacher was so angry and law our. (16) That was my bad experience.

70 70 Saran perbaikan: Late for School Last Sunday, I had very bad experience. That day I had a flag ceremony at school. I went to school with my friend. We went to school by motorcycle. We were almost late so we should be in hurry. The flag ceremony start at On the way to school, suddenly I remembered that I forgot to bring my homework. I was so confused. Because I had to compile homework to my teacher. My teacher would be angry if I did not bring my homework and she would give me punishment. So I and my friend decided to go back home to take my homework. When we arrived at school, we were late. It was already a.m.. The flag ceremony had already finished. My teacher was so angry and punished us. That was my bad experience. Menurut rubrik penilaian yang digunakan, aspek kosakata terdiri atas dua komponen pendukung, yaitu penguasaan kosakata secara umum serta kesalahan dalam pemilihan dan penggunaan kosakata. Menurut Yule (2010:83), noun adalah kata-kata yang merujuk kepada orang (boy), objek (backpack), makhluk hidup (dog), tempat (school), kualitas (roughness), fenomena (earthquake), dan ide abstrak (love). Di pihak lain verb adalah kata-kata yang digunakan pada sejumlah aksi (go, talk) dan keadaan (be, have) yang melibatkan orang dan benda dalam suatu kejadian (Jessica is ill and has a sore throat so she can t talk or go anywhere). Pada karangan S14 dapat dilihat secara umum penguasaan kosakata yang digunakan masih sangat minim. Dalam karangan ini masih terdapat banyak kesalahan pemilihan dan penggunaan kosakata, seperti pada kalimat (14). Dalam kalimat tersebut ditemukan kesalahan pada penggunaan noun dan verb. Kalimat yang benar adalah The flag ceremony was finish. Di dalam

71 71 karangan ini masih ditemukan beberapa kesalahan dalam pemilihan dan penggunaan kosakata. Oleh karena itu, karangan S14 belum mencapai peningkatan nilai yang sesuai dengan KKM. Contoh Karangan S37 (menengah) The Scary Dog (1) When I was nine years old, I had a bad experience. (2) One day, my mother told me to buy some eggs for lunch. (3) I must walked alone to the market because my sister was not at home. (4) When I went to the market, I on the way a big house. (5) Then I looked at the gate. (6) It did not lock and there was a big dog slept there. (7) I was shocked and scared. (8) Then the dog opened his eyes and barked. (9) I ran so fast but the dog is faster than me. (10) I screamed and hope there was a people surrounding there. (11) Lucky, the dog owner came to help me. (12) At that time the dog was domesticate when the owner came. (13) Then I went to the market and bought some egg for lunch. (14) That was my bad experience with the scary dog. Saran perbaikan: The Scary Dog When I was nine years old, I had a bad experience. One day, my mother told me to buy some eggs for lunch. I had to walk alone to the market because my sister was not at home. When I went to the market, I passed a big house. Then I looked at the gate. It was not locked and there was a big dog slept there. I was shocked and scared. Then the dog opened his eyes and started barking. I ran so fast but the dog was faster. I screamed and hoped there was someone around there. Luckily, the dog master came to help me. The dog was tame if the master came. Then I went to the market and bought some egg for lunch. That was my bad experience with the scary dog. Sejalan denga pendapat Yule (2010:83) bahwa adverb adalah katakata yang digunakan dengan verba untuk memberikankan informasi

72 72 tambahan tentang aksi, keadaan, dan kejadian (slowly, yesterday). Beberapa adverb (really, very) juga dapat digunakan dengan adjektif untuk memodifikasi informasi tentang benda (Really large objects move slowly. I had a very strange experience yesterday). Pada karangan S37 dapat dilihat secara umum penguasaan kosakata yang digunakan cukup bervariasi. Namun dalam karangan ini masih terdapat banyak kesalahan pemilihan dan penggunaan kosakata, seperti pada kalimat (11). Dalam kalimat tersebut ditemukan kesalahan pada penggunaan adverb. Kalimat yang benar adalah Luckily, the dog master came to help me. Oleh karena itu karangan ini memperoleh nilai menegah pada tahap pretest. Contoh Karangan S25 (tertinggi) My Worst Day (1) Last week I had the worst day of my life. (2) I got sick and felt unwell. (3) I was in bed all the whole weekend because of fever and flu. (4) In the morning my friends stayed in my apartment with me but on Saturday night they went to mall and I was alone. (5) I felt so sad, I had a fever and headache, and I was alone! (6) Oh it was terrible. (7) I was thinking about my family and rememberikanng my family. (8) Everytime I get sick my parents will always stay with me. (9) They will never leave me alone, but here it was different, I missed my family so much. (10) I felt so sad, so I decided to pray and watch a movie until I fell asleep. (11) Well it was the worst day in my life, but now I understand how important is my family and their love. Adjective adalah kata-kata yang umumnya digunakan dengan nomina untuk memberikankan informasi tambahan tentang benda yang

73 73 dirujuknya seperti happy people, large objects, a strange experience (Yule, 2010:83). Salah satu contoh penggunaan adjective yang tepat pada karangan ini adalah kalimat (10). Lebih lanjut, Yule (2010:83) mengemukakan bahwa adverb adalah kata-kata yang digunakan dengan verba untuk memberikankan informasi tambahan tentang aksi, keadaan, dan kejadian (slowly, yesterday). Beberapa adverb (really, very) juga dapat digunakan dengan adjektif untuk memodifikasi informasi tentang benda (Really large objects move slowly. I had a very strange experience yesterday). Contoh penggunaan adverb dalam karangan tersebut adalah pada kalimat (2). Pada karangan S25 di atas penguasaan kosakata cukup baik walaupun pemilihan kata masih tergolong sederhana. Selain itu, dalam karangan ini tidak ditemukan kesalahan dalam pemilihan atau penggunaan kosakata. Oleh karena itu, karangan S07 memperoleh nilai tertinggi pada aspek kosakata dibandingkan dengan karangan lainnya. Tabel 4.5 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Kosakata No Kesalahan penggunaan Saran perbaikan kosakata 1 (S25) My brother delivered me to school. My brother drove me to school. 2 (S31) A few minutes letter, a man... 3 (S37) In front of the door, i ventured to tell his father... A few minutes later, a man... In front of the door, i decided to tell his father...

74 74 4) Aspek Tata Bahasa Pada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek ini sebesar 12,3. Adapun perbandingan hasil karangan siswa dengan nilai terendah, menengah dan tertinggi pada aspek tata bahasa adalah sebagai berikut. Contoh Karangan S31 (terendah) My Experience (1) Last month, I went to school to ride a motorcycle. (2) My feeling that day is so bad. (3) Beside that I forget my prayer. (4) Inside the hour i was very worry. (5) But, in the street, someone use uniform Senior High School against me from back. (6) Very not be responsible, she leave me alone. (7) A few minutes latter a man help me to stand and he display my motorcycle side the road. (8) The final I was back to home and my mother delivered me to school. (9) Oh so bad experience. Saran perbaikan: My Experience Last month, I went to school riding a motorcycle. I felt that something bad was going to happen. Because I forgot to pray. I was worried for an hour. But on the street, someone in Senior High School uniform hit me from the back. She did a hit and run. After a few minutes later a man helped me to stand and he moved my motorcycle on the side of the road. Finally I went back home and my mother drove me to school. What a very bad experience. Berdasarkan rubrik penilaian yang digunakan, diketahui bahwa aspek tata bahasa terdiri atas dua komponen pendukung, yaitu penguasaan tata bahasa dan pemahaman terhadap kalimat. Pada karangan S31 dapat dilihat penguasaan tata bahasa secara umum masih sangat minim. Menurut

75 75 Leech (2006:20), gerund adalah penjelas yang digunakan untuk menjelaskan kata benda. Pelengkap dapat berupa subjek, objek, atau pelengkap dalam kalimat yang berdiri sendiri tanpa kata kerja bantu. Dalam karangan ini terdapat beberapa kesalahan tata bahasa, contoh pada kalimat (1). Kesalahan penggunaan gerund yang dilakukan oleh S31 terletak pada kata to ride seharusnya adalah riding sehingga kalimat tersebut menjadi Last month, I went to school riding a motorcycle. Selain itu, kesalahan tenses juga dilakukan oleh S31 yang terdiri atas kesalahan penggunaan auxiliary verb. Dykes (2007:49), mengemukakan bahwa auxiliary berasal dari kata auxilium yang berarti bantu yang merujuk pada verbs yang digunakan dalam bentuk waktu. Kesalahan to be yang dilakukan siswa terletak pada perubahan bentuk present ke past. Contohnya adalah pada kalimat (2). Pada kalimat tersebut kata is seharusnya diubah menjadi was yang menunjukkan bentuk lampau sehingga kalimat tersebut menjadi I felt that something bad was going to happen. Dalam karangan ini terdapat beberapa kesalahan dalam aspek tata bahasa. Oleh karena itu, karangan S31 memperoleh nilai terendah pada aspek tata bahasa dibandingkan dengan karangan lainnya. Contoh Karangan S06 (menengah) A Traffic Accident (1) A traffic accident was bad experience that happened to me. (2) It happened when I was in the first grade of elementary school. (3) That day I wanted to cross the street near my house. (4) I thought that there was no car or motorcycle there. (5) Then I heard horn from a

76 76 motorcycle and the sound startled me. (6) The driver say me to keep away from he but it was impossible for me to do. (7) Then suddenly everything was dark. (8) When I opened my eyes, I in the hospital. (9) The doctor say that I was unconscious for several hours. (10) I stay in the hospital for two weeks. (11) That is my bad experience. (12) I hope it doesn t happen again in my life. Saran perbaikan: A Traffic Accident (1) A traffic accident was a bad experience that happened to me. (2) It happened when I was in the first grade of elementary school. (3) That day I wanted to cross the street near my house. (4) I thought that there were no car or motorcycles there. (5) Suddenly I heard the sound of horn from a motorcycle and the sound shocking me. (6) The driver asked me to keep away from him but it was impossible for me to do so. (7) Then everything was dark. (8) When I opened my eyes, I was in the hospital. (9) The doctor said that I was unconscious for several hours. (10) I stayed in the hospital for two weeks. (11) That was my bad experience. (12) I hope it won t happen again in my life. Menurut Baehaqi (2009:35), past berarti lampau, past tense digunakan untuk menyatakan peristiwa atau aktivitas masa lampau. Peristiwa masa lampau bisa disimpulkan dari waktu yang tersirat dalam kalimat When did you park your car? Tanpa menggunakan keterangan waktu, kalimat tersebut harus menggunakan past tense karena menyatakan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Kesalahan to be yang dilakukan siswa terletak pada perubahan bentuk present ke past. Salah satu contohnya adalah pada kalimat (11). Pada kalimat tersebut kata is seharusnya diubah menjadi was yang menunjukkan bentuk lampau sehingga kalimat tersebut menjadi That was my bad experience. Dalam karangan ini terdapat beberapa kesalahan dalam aspek tata bahasa. Oleh

77 77 karena itu, karangan S06 memperoleh nilai menengah pada aspek tata bahasa. Contoh Karangan S12 (tertinggi) My Bad Experience (1) Last year, I had a bad experience. (2) That year I lost my best friend. (3) Marry was a nice person. (4) She was very clever and beautiful. (5) Unfortunately, God took her life on the beach. (6) At that time, Marry was on vacation at the beach with all of our friends. (7) I and my friends swam at the beach. (8) Marry was swimming when a big waves came to her. (9) After two hours, Marry was found but she already dead. (10) All of her friends and family cried. (11) After that my parent always told me to becareful if I want to go to the beach. (12) Therefore I always tell my friends to becareful too and also pray for Marry everyday. Baehaqi (2009:35), mengungkapkan bahwa past tense adalah suatu bentuk kata kerja sederhana untuk menunjukkan bahwa suatu kejadian terjadi di masa lampau. Peristiwa masa lampau bisa disimpulkan dari waktu yang tersirat dalam kalimat When did you go to school? Tanpa menggunakan keterangan waktu, kalimat tersebut harus menggunakan past tense karena menyatakan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Akan tetapi, terkadang diperlukan keterangan waktu yang memperjelas bahwa suatu peristiwa terjadi pada masa lampau, seperti yesterday, last night, last week, two days ago, dan lainnya. Pada karangan S12 di atas penguasaan tata bahasa cukup baik walaupun pemilihan kata masih tergolong sederhana.

78 78 Penggunaan past tense dalam karangan ini juga sudah tepat. Contoh dalam kalimat (1). Pada kalimat tersebut terdapat keterangan waktu last year yang menunjukkan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada masa lampau. Dalam kalimat (8) tidak digunakan keterangan waktu. Kalimat tersebut telah menggunakan kata kerja bentuk lampau, yaitu came untuk menunjukkan bentuk past tense. Selain itu, dalam karangan ini tidak ditemukan adanya kesalahan dalam penggunaan tata bahasa. Oleh karena itu, karangan S12 memperoleh nilai tertinggi pada aspek tata bahasa dibandingkan dengan karangan lainnya. Tabel 4.6 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek TataBahasa No Kesalahan Tata Bahasa Saran perbaikan 1 Penggunaan past tense Contoh: (S05) Yesterday, I borrow some money from my uncle. Yesterday, I borrowed some money from my uncle. 2 Kesesuaian verb dengan noun Contoh: (S37) There is many books there. 3 Penggunaan to be Contoh: (S13) Last week, I have a bad experience. There are many books there. Last week, I had a bad experience. 5) Aspek mekanik Pada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek ini sebesar 3,5. Adapun contoh karangan siswa yang memperoleh nilai terendah, menengah dan tertinggi pada tahap pretest adalah sebagai berikut.

79 79 Contoh Karangan S28 (terendah) Fell off my Bicycle (1) Last year, When I was twelv years old My father bough me a new bicycle. (2) It was Poligon and The colour is blue (3) I thoug it was to high for me but I tried to ride it (4) Sudenly I felt from the bicycle. (5) at that time the situasion was very bad (6) After that My father helped me to ride the bicycle (7) That was my bad experience and I woul never forget it Saran perbaikan: Fell off my Bicycle Last year, when I was twelve years old(,) my father bought me a new bicycle. It was Poligon and the colour was blue(.) I thought it was too high for me but I tried to ride it(.) Suddenly I fell off mybicycle. At that time the situation was very bad(.) After that my father helped me to ride the bicycle(.)that was my bad experience and I will never forget it(.) Menurut rubrik penilaian yang digunakan, aspek mekanik terdiri atas tiga komponen pendukung, yaitu penggunaan ejaan bahasa inggris, penulisan huruf kapital sertapenulisan tanda baca. Menurut Gie (1992: ) ada tiga asas utama dalam keterampilan menulis, yaitu kejelasan, keringkasan, dan ketepatan. Asas ketepatan mengandung ketentuan bahwa setiap penulis harus menaati sepenuhnya berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan kelaziman pemakaian bahasa tulis yang ada. Pada karangan S28 dapat dilihat terdapat tujuh kesalahan dalam ejaan bahasa Inggris. Dalam karangan ini juga terdapat empat kesalahan penulisan huruf kapital dan kurangnya penggunaan tanda baca di enam kalimat. Salah satu contoh kesalahan penulisan huruf kapital adalah pada kalimat (6). Selain itu dalam karangan ini juga ditemukan kesalahan tata

80 80 bahasa meliputi penggunaan to be pada kalimat (2) dan (7). Kalimat yang benar seharusnya adalah It was Poligon and the colour was blue dan That was my bad experience and I will have never forget it. Oleh karena itu, karangan S31 memperoleh nilai terendah pada aspek kosakata dibandingkan dengan karangan lainnya. Contoh Karangan S30 (menengah) The Worst Experiance (1) Last week, I had bad experiance. (2) The accident hapened in the morning. (3) At that time I should go to school early because there is an exam for my class. (4) I woke up late because my alarm clock did not ring(.) (5) So I had breakfast quickly. (6) I ran out of the house trying to get the bus, but I mised it. (7) I wanted to take a taxi but I did not have enough money. (8) I was so confuse so I cried. (9) Luckily, I saw my friend who wanted to go to school by car. (10) Then we went to school together so I did not late. (11) That is my bad experiance. Saran Perbaikan: The Worst Experience Last week, I had bad experience. The accident happened in the morning. At that time I should go to school early because there was an exam for my class. I woke up late because my alarm clock did not ring(.) So I had breakfast quickly. I ran out of the house trying to get the bus, but I missed it. I wanted to take a taxi but I did not have enough money. I was so confuse so I cried. Luckily, I saw my friend who wanted to go to school by car. Then we went to school together so we did not late. That was my bad experience.

81 81 Pada karangan S30 dapat dilihat terdapat empat kesalahan dalam ejaan bahasa Inggris. Dalam karangan ini juga terdapat kurangnya penggunaan tanda baca di satu kalimat. Salah satu contoh kesalahan ejaan bahasa Inggris adalah pada kalimat (1). Selain itu dalam karangan ini juga ditemukan kesalahan tata bahasa meliputi penggunaan to be pada kalimat (3) dan (11). Kalimat yang benar seharusnya adalah At that time I should go to school early because there was an exam for my class. dan That was my bad experience.. Oleh karena itu, karangan S31 memperoleh nilai terendah pada aspek kosakata dibandingkan dengan karangan lainnya. Contoh Karangan S16 (tertinggi) Bad Accident (1) When I was in Junior High School, I had a bad experience. (2) The accident happened in the morning. (3) While I and my friend went to school, there was a red car that made me so angry. (4) That red car moved so fast on the road and splashed dirty water on us. (5) Our uniforms were so dirty and wet. (6) At that time we were so angry. (7) When we arrived at school, we cleaned our uniform and washed our face. (8) We felt that day was our bad experience. Pada karangan S16 di atas tidak ditemukan kesalahan, baik dalam penggunaan ejaan bahasa inggris, penulisan huruf kapital, maupun tanda baca sehingga isi tulisan ini dapat dipahami dengan baik dan mudah dibaca. Oleh karena itu, karangan S16 memperoleh nilai tertinggi pada aspek kosakata dibandingkan dengan karangan lainnya. Tabel 4.7 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Mekanik

82 82 No Kesalahan pada huruf kapital atau tanda baca 1 (S8) Last year, When I was.. Saran perbaikan: Last year, when i was... 2 (S19) my name is Ade.. Saran perbaikan: My name is Ade.. 3 (S35) I bought bread milk and tea. Saran perbaikan: I bought bread (,) milk (,) and tea. Kesalahan pada ejaan (S19) I usualy go to school.. Saran perbaikan: I usually go to school.. (S17) I and my parents went to the hauspital. Saran perbaikan: I and my parents went to the hospital. (S27) Then I apologise to my teacher.. Saran perbaikan: Then I apologize to my teacher Hasil Pretest Experimental Group Pretest ini diberikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas X.7 SMAN 1 Sukawati dalam aspek keterampilan menulis karangan narasi. Tes dilakukan dalam bentuk penugasan membuat karangan dengan tema Bad Experience. Pretest dilakukan pada Sabtu, 5 September 2015 yang diikuti oleh 37 orang siswa. Dalam proses kegiatan pembelajaran, penulis bertindak sebagai pengamat dan menuliskan hasil pengamatan pada lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil karangan siswa ini dianalisis berdasarkan lima aspek penilaian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, yaitu aspek isi, organisasi, kosakata, tata bahasa, dan mekanik. Hasil karangan siswa secara kuantitatif dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

83 83 Tabel 4.8 Hasil Pretest Siswa Kelas X.7 (Experimental Group) N Nama Judul Karangan Aspek Penilaian Skor o Siswa A B C D E 1 S01 Kober Devil Noodle S02 Bad Experience S03 Bad Holiday S04 Bazzar S05 Fell from Motorcycle S06 Lost in the Carnival S07 Felling from motorcross S08 Bad Morning S09 Bad Memory S10 My Bad Experience S11 Holiday S12 Bad Experience S13 Went to Papua S14 Bad Experience S15 Broken Heart S16 Alone at Home S17 Kober Noodle S18 Bad Experience S19 Late for School S20 The Thief S21 Moments S22 Bad Experience S23 Study Tour S24 My Bad Experience S25 Bad Day S26 My Bad Day S27 My Family S28 Kite Competition S30 Bad Experience S31 Fell asleep in the class S32 Bad Morning S33 Motorcycle tire leaked S34 My Bad Experience S35 Holiday S36 Bad Experience S37 Very Bad Experience S38 Bad Experience Jumlah tiap aspek penilaian Rata-rata tiap aspek penilaian 17,8 24,1 10,4 13,1 3,6 69,9 Rata-rata kelas 69,9 Nilai tertingggi 82

84 84 Nilai terendah 60 Keterangan: (A)Isi, (B) Organisasi, (C) Kosakata, (D)Tata Bahasa, (E)Mekanik Berdasarkan hasil pretest yang dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kemampuan awal siswa dalam menulis narasi adalah 69,9. Nilai tertinggi siswa menulis narasi adalah 82 yang diraih oleh satu orang siswa. Selanjutnya dua orang siswa meraih nilai 80 dan satu orang siswa memperoleh nilai 78. Hal ini berarti bahwa siswa telah mampu mencapai KKM. Nilai terendah adalah 60 yang diperoleh oleh tiga orang siswa. Hanya empat orang siswa dalam pretest yang mampu memenuhi nilai KKM, sedangkan 33 siswa lainnya tidak. Dari lembar observasi yang ada dapat dicatat bahwa penyampaian materi ajar yang dilakukan oleh guru kurang efektif karena hanya dilakukan dengan metode ceramah. Dalam penyampaian materi dalam pembelajaran dengan metode ini, siswa terlihat kurang antusisas menerima pelajaran. Hal ini disebabkan oleh stimulus yang diberikan guru kurang sehingga respons yang didapatpun minimal. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil karangan siswa. Hanya empat orang siswa yang mampu memperoleh nilai KKM 78, sedangkan 33 siswa tidak mencapai nilai KKM. Hasil karangan siswa kurang maksimal karena tidak ada acuan dalam menulis kronologis cerita yang dijelaskan oleh guru. Pada kegiatan pretest guru hanya menyampaikan sebuah contoh cerita tanpa menjabarkan secara detail unsurunsur narasi yang terkandung dalam cerita tersebut. Penilaian pada penulisan karangan narasi dapat dilakukan dengan menggunakan indikator penilaian yang diadaptasi dari Nurgiyantoro (2009: ) yang membagi kriteria penilaian menjadi isi, organisasi, kosakata, tata

85 85 bahasa, dan mekanik. Berikut ini dideskripsikan hasil kemampuan awal siswa dalam menulis karangan narasi pada setiap aspek penilaian. 1) Aspek Isi Pada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek ini sebesar 17,8. Sebagai contoh, dipaparkan tiga karangan siswa experimental group pada pretest untuk dianalisis berdasarkan aspek isi. Kedua karangan ini diambil sebagai pembanding pada siswa yang memperoleh nilai terendah, menengah dan tertinggi berdasarkan aspek isi. Contoh Karangan S11 (terendah) Holiday (1) I and my family went to Bedugul. (2) I was so happy at that time. (3) We also ate some food and drinks. (4) When we arrived at Bedugul we played soccer, took some pictures and bought some strawberries. (5) We also had lunch together. (6) We went home together. (7) We really enjoyed our vacation. (9) We were happy because we could get home safely. Berdasarkan rubrik penilaian, diketahui bahwa aspek isi terdiri atas tiga komponen pendukung, yaitu kesesuaian isi tulisan dengan topik, kesesuaian judul dengan isi karangan, dan unsur narasi dalam cerita. Alwasilah (2005:112) menyatakan bahwa topik berarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel. Kesesuaian isi dengan topik karangan sangat penting dalam suatu tulisan narasi. Pada karangan S11 dapat dilihat bahwa isi karangan ini tidak sesuai dengan topik yang telah ditentukan. Topik karangan ini adalah Bad Experience, tetapi karangan ini hanya menceritakan pengalaman yang menyenangkan selama liburan. Selain itu, judul Holiday yang digunakan dalam

86 86 karangan ini juga kurang spesifik sehingga hanya menunjukkan isi karangan secara umum tanpa mencerminkan bagaimana liburan yang dialami penulis sesungguhnya. Menurut Keraf (2007:136), ciri-ciri karangan narasi adalah menonjolkan unsur perbuatan atau treatment, dirangkai dalam urutan waktu, berusaha menjawab pertanyaan mengenai apa yang terjadi, serta mengandung konflik. Namun, unsur narasi yang terkandung dalam cerita tampak kurang jelas. Latar dalam karangan ini tidak dijelaskan secara spesifik oleh penulis. Selain itu, alur dalam cerita ini pun tidak dijelaskan sesuai dengan urutan waktu. Oleh karena itu, karangan S11 memperoleh nilai terendah pada aspek isi dibandingkan dengan karangan lainnya. Contoh Karangan S30 (menengah) Bad Experience (1) Last Sunday, I had a bad experience. (2) At that time, I went to my friend s house in Sanur. (3) I went there to return some books to my friend, Dito. (4) On the road, there was a police drove motorcycle beside me. (5) Suddenly the police commanded me to stop and wanted to bring my motorcycle to the police office. (6) I was scared so I stop my motorcycle. (7) The police explained that I used a muffler racing, that is why he should brought my motorcycle to the office. (8) I was confuse, because I didn t bring my driving license. (9) I called my father and told him that I was in the police office. (10) Few minutes later, my father came to the police office. (11) He paid Rp as the replacement of the motorcycle. (12) My father was angry with me and he did not allow me to use muffler racing anymore. (13) That was my bad experience. Pada karangan S30 dapat dilihat bahwa isi karangan sudah sesuai dengan topik yang telah ditentukan yaitu tentang pengalaman buruk ketika mengendarai sepeda motor. Namun, judul Bad Experience yang

87 87 digunakan dalam karangan ini juga kurang spesifik sehingga hanya menunjukkan isi karangan secara umum tanpa mencerminkan bagaimana pengalaman yang dialami penulis sesungguhnya. Keraf (2007:145) menyatakan bahwa struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang membentuknya, yaitu perbuatan, penokohan, latar, dan sudut pandang. Akan tetapi, dapat juga dianalisis berdasarkan alur (plot) narasi. Pada karangan ini juga tampak adanya unsur-unsur narasi yang lengkap, seperti alur, latar, penokohan dan sudut pandang. Lebih lanjut Keraf (2007:148) mengemukakan bahwa latar adalah tindaktanduk dalam sebuah narasi yang biasanya berlangsung di suatu tempat tertentu yang digunakan sebagai pentas. Latar narasi juga dapat diartikan sebagai waktu terjadinya peristiwa dalam cerita. Dalam karangan ini latar yang digunakan adalah cerita di daerah Sanur pada hari Minggu. Di pihak lain alur cerita yang digunakan sudah sesuai dengan urutan waktu walaupun masih sederhana. Selain itu, sudut pandang yang digunakan penulis adalah sudut pandang orang pertama, yaitu penulis sekaligus sebagai tokoh utama dalam cerita ini. Oleh karena itu, karangan S30 memperoleh nilai menengah pada aspek isi. Contoh Karangan S06 (tertinggi) Lost in the Carnival (1) When I was a kid, I had a very horrible experience. (2) It happened when I was 6 years old. (3) At that time, my parents and I went to see carnival in the town. (4) After walked around we were so tired. (5) We took a rest on the food court. (6) While my parents were eating, I went to see the clown. I

88 88 followed the clown until i realized that I got lost. (7) I tried to find my parents but I could not find them. (8) I was so scared. (9) Then I cried. (10) While I was crying, someone came to me. (11) Then he took me to the security post. (12) Finally I met my parents there. (13) I was so happy because I could met my parents. (14) We also very grateful to the man who helped me. (15) That was my bad experience. Pada karangan S06 di atas, tampak isi karangan sudah sesuai dengan topik yang ditentukan, yaitu Bad Experience. Dari awal sampai akhir karangan, penulis dengan jelas menceritakan satu topik, yaitu pengalaman buruk saat berkunjung ke karnaval. Selain itu, judul karangan Lost in the Carnival ini sudah sesuai dengan isi karangan yang menceritakan pengalaman buruk saat berkunjung ke karnaval walaupun judul karangan yang digunakan masih sederhana. Struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang membentuknya, yaitu perbuatan, penokohan, latar, dan sudut pandang. Akan tetapi, dapat juga dianalisis berdasarkan alur (plot) narasi (Keraf, 2007:145). Pada karangan ini juga tampak adanya unsur-unsur narasi yang lengkap, seperti alur, latar, penokohan dan sudut pandang. Lebih lanjut dijelaskan bahwa latar adalah tindaktanduk dalam sebuah narasi yang berlangsung di suatu tempat tertentu yang digunakan sebagai pentas atau disebut juga latar (setting). Latar narasi juga dapat diartikan sebagai waktu terjadinya suatu peristiwa dalam cerita. Dalam karangan ini latar yang digunakan adalah cerita di sebuah karnaval ketika penulis masih berusia enam tahun. Di pihak lain alur cerita yang digunakan sudah sesuai dengan urutan waktu. Sudut pandang yang digunakan penulis adalah sudut

89 89 pandang orang pertama dimana penulis sekaligus sebagai tokoh utama dalam cerita ini. Oleh karena itu, karangan S06 memperoleh nilai tertinggi pada aspek isi dibandingkan dengan karangan lainnya. Tabel 4.9 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Isi No Kesesuaian Isi dengan Topik 1 Pengembangan isi tulisan sudah sesuai dengan topik walaupun masih sederhana Contoh: (S5) menulis karangan dengan judul Fell from Motorcycle yang menceritakan ia jatuh saat mengendarai motor Kesesuaian Isi dengan Judul Judul kurang spesifik sehingga belum mencerminkan isi karangan Contoh: (S25) Judul karangan Bad Day seharusnya bisa diganti menjadi The Worst Day that I Ever Had Unsur Narasi Unsur narasi lengkap walau pun pemaparannya masih sederhana Contoh: (S18, S19, S32, S35) mencantumkan aspek alur, penokohan, latar, dan sudut pandang dalam karangannya walaupun hanya diungkapkan secara sederhana 2 Pengembangan isi tulisan kurang sesuai dengan topik Contoh: (S21) menulis karangan dengan judul Moments yang menceritakan hujan. Isi tulisan ini tidak sesuai dengan topik yang ditentukan. Judul hanya mengambil dari topik dan digunakan oleh lebih dari satu siswa Contoh: (S2, S12, S14, S18, S22, S36, S38) menggunakan judul Bad Experience Unsur narasi kurang lengkap, ada unsur yang tidak termuat dalam karangan Contoh: (S7, S10, S16, S21) tidak mengungkapkan penokohan dan sudut pandang yang jelas dalam karangan yang ditulisnya. 2) Aspek Organisasi

90 90 Pada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek ini sebesar 24,1. Berikut ini dibahas contoh karangan siswa experimental group yang diambil dalam pretest. Sebagai pembanding disajikan tiga contoh karangan siswa dengan perolehan skor terendah, menengah dan tertinggi sesuai dengan aspek organisasi. Contoh Karangan S38 (terendah) Bad Experience Judul (1) When I was eight years old, I had a bad experience. (2) One day my mother asked me to buy some flour at the market. (3) I did not want to go [Ø] I wanted to watch TV. (4) But my mother was angry with me. Berdasarkan rubrik penilaian yang digunakan, diketahui bahwa aspek organisasi terdiri atas tiga komponen pendukung, yaitu organisasi penulisan secara umum, bagian-bagian karangan, serta aspek kohesi dan koherensi. Keraf (2007:136) mengungkapkan bahwa narasi dapat dibatasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu waktu. Dalam karangan ini organisasi penulisan secara umum kurang jelas karena hanya terdiri atas satu paragraf sehingga urutan waktu yang digunakan tidak terlihat. Dapat dilihat pada karangan S38, organisasi penulisan karangan ini masih kurang karena hanya menampilkan bagian orientation tanpa adanya complication dan resolution. Halliday dan Hasan (1976:226) menyatakan bahwa conjunction adalah peranti kohesi gramatikal yang berfungsi untuk menghubungkan satu gagasan dengan gagasan lain. Conjunction dapat dibedakan menjadi additive conjunction, adversatif conjunction, causal conjunction, dan

91 91 temporal conjunction. Di pihak lain causal conjunction adalah konjungsi yang menghubungkan dua gagasan yang mempunyai hubungan sebab akibat. Dalam karangan ini tidak tampak adanya penggunaan aspek kohesi dan koherensi, contoh pada kalimat (3). Dalam kalimat tersebut tidak ditemukan peranti kohesi berupa conjunction yang berfungsi untuk menghubungkan sebab akibat dalam kalimat tersebut sehingga kalimat tersebut menjadi tidak padu. Kalimat yang benar adalah I did not want to go [because] I wanted to watch TV. Oleh karena itu, karangan S38 memperoleh nilai terendah pada aspek organisasi dibandingkan dengan karangan lainnya. Contoh Karangan S30 (menengah) Bad Experience Judul ()1) Five years ago, Me [Ø] my family went to Papua. (2) We went there to visit my uncle. (3) When we arrived in the harbour, the situation was very crowded. (4) Then we continued the trip to my uncle s house in Sorong. Orientation (5) When we passed the jungle near the village, suddenly a goat went across the road and we hit it. (6) The car was broken and then I and my brother should push the car into the nearest lodging. (7) After that we stayed in the lodging [Ø] repaired the car. (8) I was so tired and hungry, but the reataurant already closed so we didn t eat anything Complication (9) In the morning we continued the journey about 8 hours. (10) Than in the afternoon we arrived at my uncle s house. (11) That was the worst experience that I have ever had. Resolution Slamet (1996:103) mengungkapkan bahwa karangan narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikankan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya suatu hal. Pada karangan S30 di atas terdapat orientasi penulisan sudah

92 92 terstruktur walaupun masih sederhana. Dalam karangan ini juga terdapat tiga paragraf yang terdiri atas orientation, resolution, dan complication. Conjunction dapat dibedakan menjadi additive conjunction, adversatif conjunction, causal conjunction, dan temporal conjunction. Additif conjunction adalah konjungsi yang berfungsi menghubungkan dua bagian kalimat dalam kedudukan yang sederajat (Halliday dan Hasan, 1976:227). Peranti kohesi berupa additive conjunction tidak ditemukan pada kalimat (1) dan (7). Kata and dalam kalimat tersebut seharusnya digunakan untuk menghubungkan dua unsur yang memiliki status yang sama dalam kalimat. Kalimat yang benar seharusnya adalah Five years ago, Me and my family went to Papua dan After that we stayed in the lodging and repaired the car. Oleh karena itu, karangan S30 memperoleh nilai menengah pada aspek organisasi dibandingkan dengan karangan lainnya. Contoh Karangan S12 (tertinggi) Bad Experience Judul (1) When I was a kid, I was a naughty child. (2) At that time I liked ran and climb the tree. (3) My mother always angry with me if I did something bad. (4) But I just ignored her and still did whatever I want. Orientation (5) One day, I played under the guava tree in front of my house. (6) I saw so many guava on the tree and I also wanted to eat them. (7) So I decided to climb the tree. (8) But unfortunately, my foot slipped when I step the branch and then I fell down. Complication (9) I was so lucky that my mother still at home. (10) She helped me and treated my foot when I cried. (11) My mother was so angry with me and she punished me. (12) That was the worst experience I ever had. Resolution

93 93 Semi (1990:33--34) menyatakan bahwa salah satu ciri karangan narasi adalah menekankan susunan kronologis suatu peristiwa. Sejalan dengan hal tersebut Slamet (1996:103) mengungkapkan bahwa karangan narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikankan gambaran yang sejelasjelasnya kepada pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya suatu hal. Pada karangan S12 di atas terdapat orientasi penulisan yang sudah terstruktur walaupun masih sangat sederhana. Dalam karangan ini juga terdapat tiga paragraf yang terdiri atas orientation, resolution, dan complication. Selain itu, dalam karangan ini juga terdapat penggunaan aspek kohesi dan koherensi yang tepat. Salah satu contoh penggunaan kohesi gramatikal berupa personal reference adalah dalam kalimat (11). Dalam kalimat tersebut personal reference she mengacu pada kata my mother yang ada di awal kalimat. Oleh karena itu, karangan S12 memperoleh nilai tertinggi pada aspek organisasi dibandingkan dengan karangan lainnya. Tabel 4.10 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Organisasi No Bagian-bagian karangan Kohesi dan koherensi dalam karangan 1 Karangan terdiri atas tiga paragraf walaupun kurang sistematis Ada penggunaan conjunction di dalam karangan walaupun masih sederhana. Contoh: (S14, S17, S32, S35) Karangan terdiri atas orientation, complication, Contoh: (S02) I [and]my friend went to school together.

94 94 dan resolution walaupun pemaparan masih sederhana 2 Karangan hanya terdiri atas dua paragraf Contoh: (S13, S27) Karangan terdiri atas orientation dan complication saja 3 Karangan hanya terdiri atas satu paragraf Contoh: (S16) Karangan hanya terdiri atas orientation Ada kesalahan dalam penggunaan conjunction di dalam karangan Contoh: (01) [My mother] was angry with me, [he] did not give me money. Saran perbaikan: [My mother] was angry with me, [she] did not give me money. Tidak ada penggunaan conjunction di dalam karangan Contoh: (S37) At that time I was confuse, I asked my teacher. Saran perbaikan: At that time I was confuse, [so] I asked my teacher. 3) Aspek Kosakata Pada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek ini sebesar 10,4. Berikut ini dibahas contoh karangan siswa experimental group yang diambil dalam pretest. Adapun contoh karangan siswa yang memperoleh nilai terendah, menengah dan tertinggi, antara lain sebagai berikut. Contoh Karangan S01 (terendah) Kober Nodle Devil (1) Last week I am a bad experience. (2) I went to Kober Devil Noodle with my friend. (3) We went there by motorcycle. (4) Kober Devil Noodle is location in Batubulan. (5) When I and my friend entered there, we request our predilection menu. (6) When our menu came, we ate that. (7) The noodle was so well. (8) After ate the noodle we went home. (9) At home I felt there was something mistake with my stomach.

95 95 (10) Then I went to the hospital. (11) The doctor investigate me and gave me medicine. (12) The doctor said I got a stomach ill because the noodle is too hot. Saran perbaikan: Kober Devil Noodle Last week I had a bad experience. I went to Kober Devil Noodle with my friend. We went there by motorcycle. Kober Nodle Devil is located in Batubulan. When I and my friend arrived there, we ordered our favourite menu. When our menu came, we ate that. The noodle was so delicious. After eating the noodle we went home. At home I felt there was something wrong with my stomach. Then I went to a hospital. The doctor examined me and gave me some medicines. The doctor said I got a stomachache because the noodle is too hot. Menurut rubrik penilaian yang digunakan, diketahui bahwa aspek kosakata terdiri atas dua komponen pendukung, yaitu penguasaan kosakata secara umum serta kesalahan dalam pemilihan dan penggunaan kosakata. Dapat dilihat pada karangan S01, penguasaan kosakata secara umum masih sangat minim. Menurut Yule (2010: 83), verb adalah kata-kata yang digunakan pada sejumlah aksi (go, talk) dan keadaan (be, have) yang melibatkan orang dan benda dalam suatu kejadian (Jessica is ill and has a sore throat so she can t talk or go anywhere). Dalam karangan ini terdapat beberapa kesalahan dalam pemilihan dan penggunaan kosakata, contoh pada kalimat (11). Pemilihan verb dalam kalimat tersebut kurang tepat karena belum sesuai dengan konteks kalimat tersebut. Kalimat yang benar adalah The doctor examined me and gave me some medicines. Oleh

96 96 karena itu, karangan S01 memperoleh nilai terendah pada aspek kosakata dibandingkan dengan karangan lainnya. Contoh Karangan S20 (menengah) The Thief (1) I had a bad experience. (2) It happened last year when I was in Junior High School. (3) I wanted to buy some books at school but something worst happened to me. (4) Someone filch my money from my bag. (5) At that time I vanish all of my money. (6) I felt bad and angry. (7) I put the money on my wallet, and left my bag in the classroom while I went to the bathroom. (8) When I came back, I did not find my wallet. (9) I was shocked for a minute. (10) I tried to be calm and then I told my teacher. (11) After that I came back to my classroom. (12) My friend tried to help me but they did not find my wallet. (13) The final I tried to forget it. (14 That was the worst experience that I ever had. Saran perbaikan: The Thief I had a bad experience. It happened last year when I was in Junior High School. I wanted to buy some books at school but something bad happened to me. Someone stole my money from my bag. At that time I lost all of my money. I felt bad and angry. I put the money on my wallet, and left my bag in the classroom while I went to the bathroom. When I came back, I did not find my wallet. I was shocked for a minute. I tried to be calm and then I told my teacher about the thief. After that I came back to my classroom. My friends tried to help me but they did not find my wallet. Finally I tried to forget it. That was the worst experience I ever had. Sejalan dengan yang telah diungkapkan Yule (2010: 83) pada pembahasan sebelumnya, dalam karangan ini terdapat beberapa kesalahan dalam pemilihan dan penggunaan kosakata, contoh pada kalimat (4) dan (5). Pemilihan verb dalam kalimat tersebut kurang tepat karena belum

97 97 sesuai dengan konteks kalimat tersebut. Kalimat yang benar adalah Someone stole my money from my bag dan At that time I lost all of my money. Oleh karena itu, karangan S20 memperoleh nilai menengah pada aspek kosakata. Contoh Karangan S19 (tertinggi) Late for School (1) I had a very bad experience. (2) It happened last week on Monday. (3) On that day there was a flag ceremony at my school. (4) I should go to school at 6 o clock in the morning. (5) Unfortunately, I woke up late because my alarm clock did not ring. (6) I woke up quickly and went to school. (7) I was driving my motorbike so fast. (8) On the traffic light, I did not see when the light was turning red. (9) Suddenly a policeman came and told me to stop. (10) He wanted to see my driving license but I forgot to bring it. (11) The police was so angry. (12) Then my father came and brought my driving license, but he also angry with me. (13) I was late and I did not go to school. (14) That was the worst day in my life. Yule (2010:83) menyatakan bahwa preposition adalah kata-kata (at, in, on, near, with, without) yang digunakan dengan nomina dalam frasa untuk memberikankan informasi tentang waktu, (at five o clock, in the morning), tempat (on the table, near the window), dan lainnya (with a knife, without a thought) termasuk aksi dan benda. Salah satu penggunaan preposition yang tepat dalam karangan S19 adalah pada kalimat (4). Kata at dan in dalam kalimat tersebut merupakan preposition yang digunakan dengan nomina dalam frasa untuk memberikankan informasi tentang waktu. Pada karangan ini dapat dilihat penguasaan kosakata secara umum cukup baik. Dalam karangan ini tidak ditemukan kesalahan pemilihan dan

98 98 penggunaan kosakata. Oleh karena itu, karangan S19 memperoleh nilai tertinggi kedua pada aspek kosakata dibandingkan dengan karangan lainnya. Tabel 4.11 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Kosakata No Kesalahan pemilihan kosakata Saran perbaikan 1 (S13) Finally the teacher gave me a law because I was late. Finally the teacher gave me a punishment because I was late. 2 (S34) I got a tooth ill because I always eat candy everyday. 3 (S37) I was depart home at P.M. I got a toothache because I always eat candy everyday. I left home at p.m. 4) Aspek Tata Bahasa Pada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek ini sebesar 13,1. Sebagai contoh, dipaparkan tiga karangan siswa experimental group pada pretest untuk dianalisis berdasarkan aspek isi. Ketiga karangan ini diambil sebagai pembanding pada siswa yang memperoleh nilai terendah, menengah dan tertinggi berdasarkan aspek tata bahasa. Contoh Karangan S15 (terendah) Broken Heart (1) Last month I am a bad experience. (2) I am a broken heart. (3) At that time I fall in love with my classmate. (4) Her name is Mita. (5) She[Ø] smart and beautiful. (6) I and him so muchlove then I tell about my feeling. (7) Unfortunately she say want to be my friend and no more. (8) She no love me as if I loved her. (9) I was so sad at that time. (10) One day I see my

99 99 bestfriend Dika huged her at school. (11) I was surprised that my bestfriend loved her too. (12) One day Dika came [Ø] me and he did not want to stop our relationship because [Ø] the girl. (13) He decided to leave Mita because he no want to hurt me. (14) I and Dika forgeted about that girl. (16) That was my bad experience about love. Saran perbaikan: Broken heart Last month I had a bad experience. I had a broken heart. At that time I fell in love with my classmate. Her name is Mita. She is smart and beautiful. I loved her so much then I told her about my feeling. Unfortunately, she said that she just wanted to be my friend but not more than that. She did not love me back. I was so sad at that time. One day I saw my best friend Dika hugged her at school. I was shocked that my bestfriend loved her too. One day Dika told me that he did not want to break our friendship because of a girl. He decided to leave Mita because he did not want to hurt me. I and Dika forgot about that girl. That was my bad experience about love. Berdasarkan rubrik penilaian, diketahui bahwa aspek tata bahasa terdiri atas dua komponen pendukung, yaitu penguasaan tata bahasa dan pemahaman terhadap kalimat. Dalam tata bahasa Inggris terdapat tense yang berfungsi untuk menentukan kapan suatu aktivitas terjadi. Menurut Leech (2006:119), verbs berasal dari bahasa Latin verbun yang berarti kata dalam arti melakukan atau memiliki. Verbs dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu regukar dan irregular verb. Kebanyakan verbs adalah regular verb yang memiliki empat bentuk, seperti help (infinitif), helps (present yang bersesuaian dengan orang ketiga tunggal), helped (past form), dan helping (continuous). Irregular verb termasuk dalam bentuk

100 100 verba umum dan auxiliary verbs. Pada karangan S15 dapat dilihat penguasaan tata bahasa secara umum masih sangat minim. Dalam karangan ini juga terdapat banyak kesalahan penggunan bentuk regular/irregular verb, contohnya pada kalimat (14). Kesalahan penggunaan bentuk regular/irregular verb ditemukan pada kata forgeted. Kata forgeted seharusnya diubah menjadi forgot (irregular verb). Kalimat yang benar adalah I and Dika forgot about that girl. Kesalahan penggunaan to be juga ditemukan dalam kalimat (15). Dalam kalimat tersebut tidak ditemukan adanya to be untuk menerangkan subjek. Kalimat yang benar adalah She [is] smart and beautiful. Oleh karena itu, karangan S15 memperoleh nilai terendah pada aspek tata bahasa dibandingkan dengan karangan lainnya. Contoh Karangan S23 (menengah) Study Tour (1) Four years ago, I has a bad experience in my life. (2) It was when I had a study tour with my friend to Java. (3) We went there by an airplane and stayed there for 7 days. (4) In the evening we arrived at the hotel in Jakarta. (5) I had some bad feeling because the hotel seems so weird and mysterious. (6) Some of my friends are also felt the same. (7) At night, I suddenly woke up. (8) I had a scary nightmare about that hotel and seed many bad things about my room. (9) I [Ø] so scared and couldn t sleep again. (10) In the morning we continued our trip to Bandung. (11) There were some weird incidents after we leaved the hotel. (12) So we had prayed together before we continued our trip. (13) That was an experience that I will never forget.

101 101 Saran perbaikan: Study Tour (1) Four years ago, I had a bad experience in my life. (2) It was when I had a study tour with my friends to Java. (3) We went there by an aeroplane and stayed there for 7 days. (4) In the evening we arrived at the hotel in Jakarta. (5) I had some bad feeling because the hotel seemed so weird and mysterious. (6) Some of my friends also felt the same. (7) At night, I suddenly woke up. (8) I had a scary nightmare about that hotel and saw many bad things about my room. (9) I was so scared and couldn t sleep again. (10) In the morning we continued our trip to Bandung. (11) There were some weird incidents after we left the hotel. (12) So we had prayed together before we continued our trip. (13) That was the experience that I will never forget. Verbs dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu regukar dan irregular verb. Regular verb adalah kata kerja yang perubahannya beraturan dengan hanya penambahan suffix-ed dari bentuk semula. Sedangkan irregular verb adalah kata kerja yang perubahan dari bentuk semulanya tidak beraturan Leech (2006:120).Pada karangan S23 dapat dilihat penguasaan tata bahasa secara umum masih minim. Dalam karangan ini juga terdapat bebebrapa kesalahan penggunan bentuk regular/irregular verb, contohnya pada kalimat (8). Kesalahan penggunaan bentuk regular/irregular verb ditemukan pada kata seed. Kata seed seharusnya diubah menjadi saw (irregular verb). Kalimat yang benar adalah I had a scary nightmare about that hotel and saw many bad things about my room. Kesalahan penggunaan to be juga ditemukan dalam kalimat (15). Dalam kalimat tersebut tidak ditemukan adanya to be untuk menerangkan subjek. Kalimat

102 102 yang benar adalah I [was] so scared and couldn t sleep again.. Oleh karena itu, karangan S23 memperoleh nilai terendah pada aspek tata bahasa dibandingkan dengan karangan lainnya. Contoh Karangan S08 (tetinggi) Bad Morning (1) Last year, when I was in Junior High School, I had a very bad experience. (2) I woke up late because my alarm clock did not ring. (3) Then I ran to the bathroom to take a bath and after that I had breakfast. (4) I went to school by motorbike. (5) I was in hurry. (6) When I arrived at school, I rushed to the class but the lesson had already started. (7) My teacher was angry and he asked me to stand in front of the class. (8) I had to apologize to all my friend because I was late. (9) But the teacher did not allow me to sit in my chair. (10) So I stood in front of the class until the lesson finished. (11) At that time I was so shy. (12) After class I came to my teacher and apologized to him. (13) I promised him that I will not come late again. Tata bahasa adalah proses menggambarkan struktur frasa dan kalimat sedemikian rupa semua unsur tata bahasa dalam suatu bahasa dan mengatur urutan nontata bahasa (Yule, 2010:83). Pada karangan S08 di atas penguasaan tata bahasa cukup baik walaupun pemilihan kata masih tergolong sederhana. Penggunaan past tense dalam karangan ini juga sudah tepat. Contohnya dalam kalimat (1). Pada kalimat tersebut terdapat keterangan waktu last year yang menunjukkan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada masa lampau. Selanjutnya dalam kalimat (10), tidak digunakan keterangan waktu. Kalimat tersebut telah menggunakan kata kerja bentuk lampau, yaitu stood dan finished untuk menunjukkan bentuk past tense. Selain itu, dalam karangan ini tidak ditemukan kesalahan dalam

103 103 penggunaan tata bahasa. Oleh karena itu, karangan S08 memperoleh nilai tertinggi pada aspek tata bahasa dibandingkan dengan karangan lainnya. Tabel 4.12 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek TataBahasa No Kesalahan Tata Bahasa Saran perbaikan 1 Penggunaan past tense Contoh: (S37) I was surprised when my father came. I was surprise when my father came. 2 Kesesuaian verb dengan noun Contoh: (S10) There is many students there. 3 Penggunaan to be Contoh: (S33) At that time, I and my friend was so confused. There are many students there. At that time, I and my friend were so confused. 5) Aspek Mekanik Pada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek ini sebesar 3,6. Sebagai contoh, dipaparkan tiga karangan siswa experimental group pada pretest untuk dianalisis berdasarkan aspek isi. Ketiga karangan ini diambil sebagai pembanding pada siswa yang memperoleh nilai terendah, menengah dan tertinggi berdasarkan aspek mekanik. Contoh Karangan S05 (terendah) Fell from Motorcycle (1) Two monthsago I had a bad experience. (2) That day I went toschool with my friend Dipta. (3) sudenly the acident hapened (4) We were on the way to school when someone hit my motorcycle from the back. (5) My friend and I fel off (6) I got shoked because of my injured arm (7) Than there was a Man who help me and my friend. (8) he gave me water and medicine after that I and my friend went home together (9) That was the experience than I have never forget

104 104 Saran perbaikan: Fell off Motorcycle Two months ago I had a bad experience(.) That day I went to school with my friend(,) Dipta. Suddenly the aciccident happened(.) (4) We were on the way to school when someone hit my motorcycle from the back. (5) My friend and I fell off motorcycle(.) (6) I got shocked because of my injured arm(.) Then there was a man who helped me and my friend. He gave me water and medicine(.) After that I and my friend went home together(.) That was the experience that I will never forget(.) Menurut rubrik penilaian yang digunakan, diketahui bahwa aspek mekanik terdiri atas tiga komponen pendukung, yaitu penggunaan ejaan bahasa inggris, penulisan huruf kapital dan tanda baca, serta kerapian tulisan. Menurut Gie (1992:33--36), ada tiga asas utama dalam keterampilan menulis, yaitu kejelasan, keringkasan, dan ketepatan. Asas ketepatan mengandung ketentuan bahwa setiap penulis harus menaati sepenuhnya berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan kelaziman pemakaian bahasa tulis yang ada. Dapat dilihat pada karangan S05 terdapat sembilan kesalahan dalam ejaan bahasa Inggris. Dalam karangan ini juga terdapat empat kesalahan penulisan huruf kapital dan kurangnya penggunaan tanda baca pada tujuh kalimat. Salah satu contoh kesalahan ejaan bahasa Inggris pada kalimat (9). Kalimat yang benar adalah That was the experience that I have never forget. Oleh karena itu, karangan S05 memperoleh nilai terendah pada aspek kosakata dibandingkan dengan karangan lainnya.

105 105 Contoh Karangan S38 (menengah) Bad Experience (1) One day when I was in Primary School, I had a bad experience. (2) It s all started because my Parents were going through their divorce. (3) While I was in math class, a student kept on talking to the person behind me. (4) But everytime The Teacher heard a noise I was the one who got blamed. (5) Finally I told The Teacher that I had not been the one talking, but she did not believe me and sent me down to The Prinsipal s office (6) I explained to The Prinsipal that I did not make a noise. (7) Lucky, The Prinsipal could understand and alowed me to go back to my classroom. (8) That was the experience that I will never forget. Saran Perbaikan: Bad Experience One day when I was in Primary School, I had a bad experience. It started when my parents were going to divorce. While I was in math class, a student kept on talking to the person behind me. But everytime the teacher heard a noise I was the one who got blamed. Finally I told the teacher that I had not been the one talking, but she did not believe me and sent me down to the principal s office(.) (6) I explained to the principal that I did not make a noise. Luckily, the principal could understand and allowed me to go back to my classroom. (8) That was the experience that I will never forget(.) Dapat dilihat pada karangan S38 terdapat empat kesalahan dalam ejaan bahasa Inggris. Dalam karangan ini juga terdapat enam kesalahan penulisan huruf kapital dan kurangnya penggunaan tanda baca pada dua kalimat. Salah satu contoh kesalahan ejaan bahasa Inggris pada kalimat (6). Kalimat yang benar adalah I explained to the principal that I did not make a noise.. Oleh karena itu, karangan S38 memperoleh nilai menengah pada aspek kosakata.

106 106 Contoh Karangan S31 (tetinggi) Fell asleep in class (1) Last Friday I had a bad experience. (2) It happened in my class when I was studying chemistry. (3) At that time the teacher was in front of the class, he explained about the theory of atom. (4) I felt so tired because the teacher explained too much detail. (5) It was so bored but i did not brave to sleep. (6) The teacher still talked and I could not concentrate so I fell asleep. (7) Suddenly the teacher woke me up and I was so shocked. (8) All my friends were laughed. (9) Then the teacher told me to go to the bathroom and washed my face. (10) That was my bad experience. (11) That day I felt so shy. Pada karangan S31 di atas penguasaan kosakata cukup baik walaupun pemilihan kata masih tergolong sederhana. Selain itu, dalam karangan ini tidak ditemukan kesalahan, baik dalam ejaan bahasa Inggris, penulisan huruf kapital, maupun penggunaan tanda baca sehingga tulisan siswa ini mudah dibaca dan dimengerti. Oleh karena itu, karangan S31 memperoleh nilai tertinggi pada aspek kosakata dibandingkan dengan karangan lainnya. Tabel 4.13 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Mekanik No Kesalahan pada huruf kapital Kesalahan pada ejaan atau tanda baca 1 (S05) I woke up late at a,m, Saran perbaikan: I woke up late at a.m. (S22)Then I took a shower and changed my clotthes. Saran perbaikan: Then I took a shower and changed my clothes. 2 (S11) I went there with My father, My mother and My sister. Saran perbaikan: I went there with my father, my mother and my sister. (S33) I was confius because my tire was leak. Saran perbaikan: I was confuse because my tire was leak.

107 107 3 (S21) I remembered My Family at the village. Saran perbaikan: I remembered my family at the village. (S28) Last year I and my friends folowed Bali Kite Competition. Saran perbaikan: Last year I and my friends followed Bali Kite Competition Perbandingan Hasil Pretest Siswa pada Control Group dan Experimental Group Berikut adalah perbandingan nilai tiap aspek penilaian siswa control group dan experimental group pada tahap yang disajikan dalam bentuk diagram Isi Organisasi Kosakata Tata Bahasa Mekanik Control Group Experimental Group Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Hasil Penilaian Aspek-Aspek dalam Menulis Narasi pada Pretest Pada aspek isi, hasil yang diperoleh siswa control group adalah sebesar 18,3, sedangkan siswa experimental group hanya mencapai nilai 17,8. Pada aspek organisasi, siswa control group berhasil memperoleh nilai 24,9, sedangkan siswa experimental group memperoleh nilai 24,1. Nilai 10,9 diperoleh oleh siswa control group pada aspek kosakata, sedangkan siswa experimental group mencapai nilai 10,4. Pada aspek tata bahasa, nilai 12,3 dicapai oleh siswa control group, sedangkan siswa experimental group mencapai nilai 13,1. Nilai yang

108 108 diperoleh siswa control group pada aspek mekanik adalah 3,5, sedangkan siswa experimental group memperoleh nilai 3,6. Dari hasil penilaian tiap-tiap aspek dalam menulis narasi tersebut dapat dijumlahkan nilai rata-rata kelas yang disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut. Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata Kelas pada Pretest Nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa control group adalah 70,1, sedangkan siswa experimental group mencapai nilai 69,9. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa perbedaan nilai pretest siswa control group dengan experimental group adalah sebesar 0, Penerapan Metode Mind Mapping dalam Keterampilan Menulis Karangan Narasi Berdasarkan hasil pretest dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas siswa control group adalah 70,1, sedangkan siswa experimental group mencapai nilai 69,9. Sebelum dilakukan posttest, perlu diberikan pemaparan materi pada kedua

109 109 kelompok siswa tersebut. Siswa control group memperoleh penjelasan mengenai pembuatan karangan narasi dengan metode ceramah. Sedangkan siswa experimental group memperoleh treatment mengenai pembuatan karangan narasi dengan menggunakan metode mind mapping (Buzan, 2008). Treatment yang diberikan pada siswa experimental group ini dilaksanakan dalam dalam lima kali pertemuan, yaitu pada tahap observasi, pretest, pemaparan materi, posttest, dan pemberian kuesioner posttest. Alokasi waktu untuk kegiatan observasi dan pemberian kuesioner posttest adalah 1x45 menit, sedangkan alokasi waktu untuk pretest, pemaparan materi dan posttest adalah 2x45 menit. Selama proses pembelajaran, guru bahasa Inggris tetap mengajar di kelas sesuai dengan silabus dan RPP yang telah disiapkan untuk penulisan ini, sedangkan penulis mendampingi dan membantu pemaparan materi dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan pertama penulis mengadakan observasi sekaligus memberikankan kuesioner pretest pada siswa experimental group. Pertemuan kedua siswa diberikan pretest menulis karangan narasi dengan topik Bad Experience tanpa membuat mind mapping. Pada pertemuan ketiga diberikan penjelasan mengenai pembuatan karangan narasi dengan menggunakan metode mind mapping. Kemudian pada pertemuan keempat siswa diberikan posttest membuat mind mapping dan mengembangkannya ke dalam karangan narasi dengan topik Bad Experience. Pertemuan terakhir, yakni pertemuan kelima diisi dengan pengisian kuesioner posttest untuk mengengetahui respon siwa terhadap metode yang digunakan.

110 Pertemuan Pertama Pada pertemuan pertama 29 Agustus 2015, alokasi waktu yang diberikan adalah 1x45 menit. Pada tahap ini penulis melakukan observasi sekaligus memberikankan kuesioner pretest kepada siswa. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut. 1. Penulis memperkenalkan diri pada siswa kemudian menjelaskan secara singkat mengenai tujuan dari penulisan yang akan dilakukan di kelas tersebut. 2. Kemudian dilanjutkan dengan observasi di mana penulis mengamati bagaimana interaksi guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, bagaimana cara guru menyajikan materi mengenai karangan narasi serta bagaimana respon siswa terhadap materi tersebut. 3. Setelah pemaparan materi, guru memberikankan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami terkait dengan materi yang telah diberikan. 4. Kemudian guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang penggunaan mind mapping yang digunakan dalam menulis karangan narasi. 5. Selanjutnya penulis memberikankan kuesioner pretest pada siswa untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap keseluruhan proses pembelajaran yang telah berlangsung. 6. Pada akhir pembelajaran, guru menginformasikan kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan pretest guna mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis karangan narasi. Pada pertemuan ini penulis mengobservasi bagaimana respon siswa terhadap metode ceramah yang biasa digunakan oleh guru. Berdasarkan

111 111 pengamatan yang dilakukan, siswa terlihat kurang fokus dan tampak bosan dengan cara mengajar guru yang cenderung monoton. Karena guru hanya memberikankan ceramah mengenai bagian-bagian karangan serta bagaimana cara membuat karangan narasi tanpa disertai ilustrasi atau contoh karangan tersebut. Suasana kelas tampak kurang aktif, hal ini dibuktikan ketika guru memberikankan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, tidak ada seorangpun siswa yang mengajukan pertanyaan Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada 5 September 2015 dengan alokasi waktu 2x45 menit. Pada tahap ini siswa experimental group diberikan pretest menulis karangan narasi tanpa membuat mind mapping. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut. 1. Di awal proses pembelajaran guru menjelaskan pada siswa mengenai tujuan kegiatan pretest yang akan dilaksanakan. 2. Guru memberikankan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan halhal yang belum mereka pahami terkait dengan pretest yang akan diberikan. 3. Kemudian penulis mengadakan pretest di mana siswa diminta menulis karangan narasi dengan topik Bad Experience pada lembar kerja yang telah disediakan. 4. Selama proses berlangsung, guru dan penulis berkeliling mendatangi tiaptiap siswa untuk mengontrol hasil kerja siswa. 5. Pada akhir pembelajaran, guru menginformasikan kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diberikan pemaparan materi mengenai penggunaan metode mind mapping dalam menulis karangan narasi.

112 112 Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran, siswa tampak kurang disiplin saat mengerjakan pretest. Masih ada beberapa siswa yang asik berbicara sendiri, selain itu juga terlihat beberapa siswa yang mengganggu temannya. Sebagian siswa juga menyelesaikan pekerjaannya melebihi batas waktu yang sudah ditentukan oleh guru Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga 11 September 2015, dengan alokasi waktu 2x45 menit. Siswa mempelajari materi mengenai langkah-langkah pembuatan mind mapping dan unsur-unsur dalam karangan narasi dengan menggunakan slide projector. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pertemuan ketiga adalah sebagai berikut. 1. Guru menjelaskan pada siswa bahwa pada pertemuan tersebut akan diberikan pemaparan materi mengenai pembuatan karangan narasi dengan menggunakan metode mind mapping sebagai panduan dalam menulis. 2. Kemudian penulis mulai memaparkan materi mengenai pengertian serta langkah-langkah pembuatan mind mapping dan implementasinya dalam penulisan karangan narasi. Selanjutnya diberikan penjelasan mengenai unsur-unsur yang ada dalam sebuah karangan narasi dengan bantuan slide projector. 3. Guru lalu membuka sesi tanya jawab dengan memberikankan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami mengenai metode mind mapping dan penulisan karangan narasi.

113 Kemudian siswa diminta untuk berlatih membuat sebuah mind mapping sederhana dengan topik Bad Experience. Pada tahap ini siswa diperbolehkan berdiskusi dengan teman. 5. Selama proses berlangsung, guru dan penulis berkeliling mendatangi tiaptiap siswa untuk memberikan masukan dan mengontrol hasil kerja siswa. 6. Kemudian guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang penggunaan mind mapping yang digunakan dalam menulis karangan narasi. 7. Pada akhir pembelajaran, guru menginformasikan kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diberikan posttest membuat mind mapping dan mengembangkannya menjadi sebuah karangan narasi. Pada pertemuan ini siswa terlihat lebih antusias untuk belajar. Siswa juga aktif bertanya dan memberikan komentar seputar materi yang dipelajari. Respon siswa sangat baik terkait dengan materi yang diberikan. Suasana kelas terasa lebih menyenangkan dan siswa tampak senang saat mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan, siswa lebih antusias saat belajar dengan menggunakan metode mind mapping jika dibandingkan dengan metode ceramah yang digunakan sebelumnya. Hal ini dilihat dari sikap siswa yang memperhatikan guru yang sedang menjelaskan, semangat siswa ketika berlatih membuat mind mapping dan keaktifan siswa saat berdiskusi di dalam kelas. Adapun materi yang diajarkan pada siswa adalah unsur-unsur yang ada dalam karangan narasi serta panduan pembuatan karangan narasi dengan metode mind mapping. Untuk lebih jelasnya contoh mind mapping yang diberikan kepada siswa sebagai penjelasan unsur-unsur karangan narasi adalah sebagai berikut.

114 114 Characteristic Framework Plot Characterizatio n Participant Place Point of View Setting Observer Time Gambar 4.3 Contoh Mind Mapping Unsur-Unsur Narasi Contoh panduan menulis karangan narasi menggunakan metode mind mapping dengan topik Bad Experience adalah sebagai berikut.

115 115 Took my driving license Ran the red light Woke up late Alarm didn t ring How What Drove fast Went back home Late for Work Why Me Who Where Forgot my driving license The Policeman When Last week On the street Gambar 4.4 Contoh mind mapping dengan topik Bad Experience Dari mind mapping di atas dapat dikembangkan menjadi sebuah karangan narasi seperti berikut ini. Late for Work I had a bad experience. It happened last week. I woke up late because my alarm clock didn t ring. I got up quickly and had a shower in a hurry. I was driving my car fast in hoping I wouldn t be late for work, and that prevented me from taking a good look at the traffic lights. I failed to stop when the light was red. I was still driving fast when suddenly a policeman on his huge motorbike overtook me and told me to stop. The policeman just stopped his motorbike right in front of my car. He got down his motorbike and approached me. He told me to show my driving license and paper. I tapped my back pocket trying to find my wallet where I have my driving license and paper. But the wallet was not there. Then the policeman told me to get back home and fetch the driving license and paper. He said I could leave my car there and he would wait. So I caught a public transport and went back home. 30 minutes later I got back to my car. I showed the policeman my driving license and paper. He gave

116 116 me a ticket for running the red light and for failing to produce my driving license and paper. That was the experience that I have never forget Pertemuan Keempat Pertemuan keempat pada 12 September 2015, dengan alokasi waktu 2x45 menit. Pada tahap ini siswa diberikan posttest membuat mind mapping secara individu dan mengembangkannya ke dalam karangan naras dengan topik Bad Experience. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pertemuan keempat adalah sebagai berikut. 1. Di awal proses pembelajaran guru menjelaskan pada siswa mengenai tujuan kegiatan posttest yang akan dilaksanakan. 2. Guru memberikankan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan halhal yang belum mereka pahami terkait dengan posttest yang akan diberikan. 3. Kemudian penulis mengadakan posttest di mana siswa diminta menulis karangan narasi dengan topik Bad Experience kemudian mengembangkannya menjadi sebuah karangan narasi pada lembar kerja yang telah disediakan. 4. Selama proses berlangsung, guru dan penulis berkeliling mendatangi tiaptiap siswa untuk mengontrol hasil kerja siswa. 5. Pada akhir pembelajaran, guru menginformasikan kepada siswa bahwa pertemuan selanjutnya merupakan pertemuan terakhir di mana penulis hanya akan memberikankan kuesioner posttest kepada siswa. Adapun Langkah-langkah pembuatan mind mapping yang dilakukan oleh siswa pada saat posttest adalah sebagai berikut.

117 Siswa menuliskan central topic dari karangan yang akan dibuat. Central topic ini bisa berupa judul karangan, diletakkan ditengah kertas berupa foto atau gambar berwarna sehingga menarik perhatian pembaca. 2. Kemudian membuat basic ordering ideas untuk central topik yang telah dipilih. Semua basic ordering ideas merupakan cabang utama dari central topik dan dibuat dengan warna yang berbeda untuk membedakan tiap-tiap unsur yang dicantumkan. Basic ordering ideas di sini berupa unsur 5WH (what, why, where, when, who, dan how) dari karangan yang akan dibuat. 3. Selanjutnya siswa melengkapi setiap basic ordering ideas dengan cabangcabang kecil yang berisi data-data pendukung yang terkait. Data yang dibuat berupa kata kunci yang merupakan pengembangan ide dari tiap-tiap basic ordering ideas. Cabang-cabang ini dibuat sewarna dengan tiap-tiap basic ordering ideas, hanya saja garis yang digambarkan lebih tipis. 4. Setelah itu siswa melengkapi setiap cabang dengan image, baik berupa gambar, simbol, kode, daftar, grafik, maupun garis penghubung bila ada basic ordering ideas yang saling terkait satu dengan lainnya. Image yang dibuat sesuai dengan kreativitas siswa. Penambahan image ini membuat mind mapping menjadi lebih menarik sehingga lebih mudah dimengerti dan diingat oleh siswa. 5. Setelah siswa selesai membuat mind mapping, barulah siswa mengembangkan mind mapping tersebut menjadi sebuah karangan narasi yang utuh. Pengembangan isi karangan disesuaikan dengan poin-poin yang telah dibuat dalam mind mapping tersebut. Selama posttest berlangsung siswa tampak antusias dalam mengaplikasikan metode mind mapping yang telah diapelajari sebelumnya. Mind

118 118 mapping yang dibuat oleh siswa tampak bervariasi dan menarik karena dilengkapi dengan image sesuai dengan kreativitas siswa. Berdasarkan pengamatan, dengan adanya mind mapping sebagai acuan, siswa tampak lebih mudah menuangkan pokok pikiran ke dalam karangan secara lebih terstruktur. Unsur-unsur narasi dalam karangan yang dibuat siswa tampak lebih lengkap dan pengembangan isi karangan lebih luas apabila dibandingkan dengan hasil karangan saat pretest Pertemuan Kelima Pertemuan kelima dilaksanakan pada 19 September 2015, dengan alokasi waktu 30 menit sebelum jam pelajaran berakhir. Pada pertemuan ini penulis memberikankan kuesioner posttest untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan metode mind mapping. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pertemuan kelima adalah sebagai berikut. 1. Penulis datang 30 menit sebelum jam pelajaran berakhir. 2. Sebelum proses pembelajaran berakhir, guru menjelaskan pada siswa bahwa penulis akan memberikankan kuesioner posttest untuk mengetahui respon siswa terkait dengan aplikasi metode mind mapping. 3. Penulis membagikan kuesioner posttest untuk diisi oleh siswa. 4. Setelah pengisian kuesioner selesai, penulis mengakhiri proses pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih atas partisipasi siswa selama penulisan berlangsung. Penulis juga menyampaikan saran agar siswa tetap berlatih menggunakan metode mind mapping dalam setiap proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan selama proses penulisan ini berlangsung, dapat dilihat perbedaan respon siswa. Siswa tampak lebih antusis saat belajar dengan

119 119 menggunakan metode mind mapping jika dibandingkan dengan metode ceramah Hal ini dapat dilihat dari persentase hasil kuesioner posttest siswa yang lebih tinggi setelah penerapan metode mind mapping. 4.3 Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X Setelah Penerapan Metode Mind Mapping Kegiatan posttest ini sangat penting dilakukan sebagai tahap akhir setelah pelaksanaan treatment untuk mengetahui kesan ataupun minat siswa terhadap metode mind mapping. Di samping itu juga untuk memahami pengetahuan dan kemampuan akhir siswa, khususnya dalam kegiatan menulis karangan narasi setelah penerapan metode mind mapping Analisis Hasil Posttest Control Group Posttest diberikan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa kelas X.10 SMAN 1 Sukawati dalam bidang menulis karangan narasi. Tes dilakukan dalam bentuk penugasan membuat karangan dengan tema Bad Experience. Posttest dilakukan pada Sabtu, 12 September 2015 diikuti oleh 36 orang siswa. Dalam proses kegiatan pembelajaran, penulis bertindak sebagai pengamat dan menuliskan hasil pengamatan pada lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil karangan siswa ini dianalisis berdasarkan lima aspek penilaian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, yaitu berdasarkan aspek isi, organisasi, kosakata, tata bahasa, dan mekanik. Hasil karangan siswa secara kuantitatif dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

120 120 Tabel 4.14 Hasil Posttest Siswa Kelas X.10 (Control Group) No Nama Judul Karangan Aspek Penilaian Skor Siswa A B C D E 2 S02 Bad Holiday in Canada S03 Dancing on My School Orientation 4 S04 My Little Sister in Heaven S05 My Bad Experience S06 A Traffic Accident S07 When I Went to Supermarket 8 S08 Felt From The Motorbike S09 Bad Vacation S10 Went to Grandma s House S11 My Worst Day S12 Tha Day I Lost My Bestfriend 13 S13 My Motorbike S14 Late to School S15 My Bad Memory S16 Bad Accident in The Morning 17 S17 My Motorbike S18 Unlucky Day S19 My Bad Memory S20 The Accident S21 My Bad Day S22 My Bad Memory S23 Went to the Market S24 I Lost My Dog S25 The Worst Day In My Life S26 My Homework S27 My Bad Experience S28 Fell from My New Bicycle S30 Lost My Money S31 My Unlucky Day S32 My Bad Memory S33 My Problem S35 Bad Experience S36 When My Grandmother Gone 37 S37 The Scary Dog S38 When I Came Late S39 Lost My Bicycle

121 121 Jumlah tiap aspek penilaian Rata-rata tiap aspek penilaian 20,1 25,9 11,5 14,2 3,6 75,4 Rata-rata kelas 75,4 Nilai tertingggi 83 Nilai terendah 70 Keterangan: (A)Isi, (B) Organisasi, (C) Kosakata, (D) Tata Bahasa, (E)Mekanik Berdasarkan hasil posttest yang dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa dalam menulis narasi adalah 75,4. Nilai tertinggi siswa dalam menulis karangan narasi adalah 83, yang mampu diraih oleh dua orang siswa, satu orang siswa memperoleh nilai 82, dan enam orang siswa memperoleh nilai 78. Sebaliknya, nilai terendah dalam posttest ini adalah 70 yang diperoleh oleh dua orang siswa. Hanya sembilan orang siswa dalam posttest yang mampu mencapai nilai KKM, sedangkan 28 siswa lainnya belum mencapai nilai KKM. Nilai ratarata tersebut menandakan bahwa pada posttest di control group terjadi peningkatan sebesar 5,3 dari pretest. Penilaian pada penulisan karangan narasi dapat dilakukan dengan menggunakan indikator penilaian yang diadaptasi dari Nurgiyantoro (2009: ) yang membagi kriteria penilaian menjadi isi, organisasi, kosakata, tata bahasa, dan mekanik. Berikut ini dideskripsikan hasil kemampuan awal siswa dalam menulis karangan narasi pada setiap aspek penilaian. 1) Aspek Isi Pada tahap posttest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek ini sebesar 20,1. Sebagai contoh, dipaparkan tiga karangan siswa control group pada posttest untuk dianalisis berdasarkan aspek isi. Ketiga

122 122 karangan ini diambil dari S39 (siswa dengan nilai terendah pada pretest), S30 (siswa dengan nilai menegah pada pretest), dan S25 (siswa dengan nilai tertinggi pada pretest). Contoh Karangan S39 (terendah pada pretest) Lost My Bicycle (1) When I was 6 years old, my brother and I played ball at home. (2) Suddenly my mother came and gave me surprise. (3) She gave me a new bicycle. (4) I was so happy at that time. (5) I went to my friends house. (6) When I arrived there I parked my new bicycle in front of his house. (7) After that I played with him inside the house. (8) When I wanted to go home, I did not found my bicycle! (9) My bicycle disappeared! (10) I looked for my bicycle everywhere but I did not find it. (11) My mother was so angry with me. (12) I was so sad and confused. (13) Until now I still do not know who stole my bicycle. (14) That was my bad experience. Berdasarkan rubrik penilaian, diketahui bahwa aspek isi terdiri atas tiga komponen pendukung, yaitu kesesuaian isi tulisan dengan topik, kesesuaian judul dengan isi karangan, dan unsur narasi yang ada dalam cerita. Nurgiyantoro (2009:306) menyatakan bahwa unsur utama yang dinilai dalam suatu karangan narasi adalah kualitas isi karangan. Dapat dilihat pada karangan S39, isi karangan ini telah sesuai dengan topik yang ditentukan walaupun masih sederhana. Topik dalam karangan ini adalah Bad Experience. Isi karangan ini menceritakan pengalaman yang buruk ketika penulis kehilangan sepedanya. Judul yang digunakan Lost My Bicycle cukup spesifik dalam mencerminkan isi karangan tersebut.

123 123 Keraf (2007:148) mengemukakan bahwa ada empat unsur yang terkandung dalam karangan narasi, yaitu alur, penokohan, latar, dan sudut pandang. Dapat dilihat pada karangan S39 ini, keempat unsur narasi tersebut telah terpenuhi. Alur karangan ini telah sesuai dengan urutan waktu, sedangkan latar dalam karangan ini adalah peristiwa yang terjadi enam tahun lalu di rumah teman penulis tersebut. Menurut Keraf (2007:191), sudut pandang adalah bagaimana fungsi seorang pengisah (narator) dalam sebuah narasi. Dalam cerita ini penulis mengambil sudut pandang orang pertama, yaitu narator menceritakan perbuatan atau tindak tanduk yang melibatkan dirinya. Artinya, penulis adalah tokoh utama dalam karangan ini. Ada satu kesalahan tata bahasa yaitu penggunaan bentuk lampau pada kalimat (1). Kalimat yang benar adalah When I was 6 years old, my brother and I were playing ball at home. Namun kesalahan tata bahasa tersebut tidak memengaruhi penilaian pada aspek isi. Oleh karena itu, karangan S39 pada posttest ini memperoleh nilai lebih baik dibandingkan dengan pretest. Contoh Karangan S30 (menengah pada pretest) Lost My Money (1) When I was 10 years old, I had a bad experience. (2) It happened when I was buying some bread. (3) My mother asked me to go to buy some bread for breakfast. (4) When I arrived at the market, I just realized that I had lost my money. (5) I could not buy the bread. (6) After that I returned home. (7) My mother told me that I should go and find the money on the street. (8) Unfortunately, I could not find it. (9) Finally I returned home again without the bread. (10) My mom was so angry with me. (11) That was my bad experience.

124 124 Sejalan dengan yang diungkapkan Nurgiyantoro (2009:306) pada pembahasan sebelumnya, dapat dilihat pada karangan S30 isi karangan ini telah sesuai dengan topik yang ditentukan walaupun masih sederhana. Topik dalam karangan ini adalah Bad Experience. Isi karangan ini menceritakan pengalaman yang buruk ketika penulis kehilangan uangnya. Judul yang digunakan Lost My Money cukup spesifik dalam mencerminkan isi karangan tersebut. Empat unsur yang terkandung dalam karangan narasi adalah alur, penokohan, latar, dan sudut pandang (Keraf, 2007:148). Dapat dilihat pada karangan S39 ini, keempat unsur narasi tersebut telah terpenuhi. Dalam karangan S30 ini alur cerita telah dipaparkan dengan jelas sesuai dengan urutan dalam cerita. Unsur narasi yang lain, seperti penokohan, latar, dan sudut pandang pun telah terpenuhi dalam karangan ini. Latar cerita ini adalah ketika penulis berumur 10 tahun di pasar. Di pihak lain dari penokohan dan sudut pandang dapat dilihat bahwa penulis mengambil sudut pandang orang pertama, yaitu penulis sebagai tokoh utama menceritakan perbuatan atau tindak tanduk yang melibatkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, karangan S30 memperoleh nilai posttest yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pretest. Contoh Karangan S25 (tertinggi pada pretest) The Worst Day in My Life (1) Last Friday was the worst day of my life. (2) I got sick and felt unwell. (3) I was in the entire week because of fever and flu. (4) In the morning my friends stayed in my apartment with me but at night she went to the mall and I was alone in my apartment. (5) I felt so sad because I had a fever and headache, and I was alone! (6) Oh it was terrible. (7) I was thinking about my family and

125 125 rememberikanng about my home. (8) When I get sick my parents will always stay beside me. (9) They will never leave me alone, but here it was different, I missed my family so much. (10) That day I felt so sad and I cried all day. (11) I felt so sad, so I decided to pray and then I watched a comedy movie until I fell asleep. (12) Well that was the worst day of my life, but now I could understand how important is my family and their love. Alwasilah (2005:112) mengemukakan bahwa topik berarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel. Kesesuaian isi dengan topik karangan sangat penting dalam suatu tulisan narasi. Pada karangan S25 di atas, isi karangan telah sesuai dengan topik yang ditentukan. Topik dalam karangan ini adalah Bad Experience dan isi karangan ini menceritakan pengalaman yang buruk ketika penulis sedang sakit. Judul yang digunakan The Worst Day in My Life sudah lebih spesifik dan sesuai dengan isi karangan. Menurut Tarigan (2008:156), alur adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai sebuah interelasi fungsional yang sekaligus menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan cerita. Dalam karangan S25 ini alur cerita telah dipaparkan dengan jelas sesuai dengan urutan dalam cerita. Unsur narasi yang lain, seperti penokohan, latar, dan sudut pandang pun telah terpenuhi dalam karangan ini. Latar cerita ini adalah pada Jumat di tempat tinggal penulis tersebut. Di pihak lain dari penokohan dan sudut pandang dapat dilihat bahwa penulis mengambil sudut pandang orang pertama, yaitu penulis sebagai tokoh utama menceritakan perbuatan atau tindak tanduk yang melibatkan dirinya

126 126 sendiri. Oleh karena itu, karangan S25 memperoleh nilai posttest yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pretest. Tabel 4.15 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Isi No Kesesuaian Isi dengan Topik 1 Pengembangan isi tulisan sudah sesuai dengan topik dan peta pikiran Contoh: (S4) menulis karangan dengan judul My Little Sister in Heaven yang menceritakan pengalaman yang menyedihkan saat adik perempuannya meninggal dunia. 2 Pengembangan isi tulisan kurang sesuai dengan topik (Tidak ditemukan dalam karangan) Kesesuaian Isi dengan Judul Judul kurang spesifik sehingga belum mencerminkan isi karangan Contoh: (S23) Judul karangan My Motorbike seharusnya bisa diganti menjadi When I Lost My Motorbike sehingga dapat mencerminkan isi cerita. Judul hanya mengambil dari topik dan digunakan oleh lebih dari satu siswa Contoh: (S15, S19 dan S32) menggunakan judul yang sama, yaitu My Bad Memory Unsur Narasi Unsur narasi lengkap dan pemaparannya jelas Contoh: (S4, S8, S19, S23, S30) mencantumkan dengan jelas dan tepat aspek alur, penokohan, latar, dan sudut pandang dalam karangannya Unsur narasi kurang lengkap, ada unsur yang tidak termuat dalam karangan Contoh: Dalam karangan S17 dan S24, unsur latar yang dipaparkan tampak kurang jelas 2) Aspek Organisasi Pada tahap posttest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek ini sebesar 25,9. Berikut ini dibahas contoh karangan siswa control group yang diambil dalam posttest. Ketiga karangan ini diambil dari S03 (siswa

127 127 dengan nilai terendah pada pretest), S18 (siswa dengan nilai menegah pada pretest), dan S07 (siswa dengan nilai tertinggi pada pretest). Contoh Karangan S03 (terendah pada pretest) Dancing at My School Orientation Judul (1) Last month ago, I was graduate from Junior High School then continued my study to Senior High School. (2) I study at SMA 1 Sukawati. (3) It s my favorite school. (4) I attended school orientation for six days. Orientation (5) On Monday morning when I joined school orientation, my senior punished me because I forgot to bring my book. (6) He told me to dance in front of my friend. (7) I was so embarassed so I said that I did not want to do that. (8) My senior was angry with me, so I must dance. (9) All of my friends laughed. (10) I became upset with my senior and really hated him. Complication (11) When I went home my senior came and apologized to me. (12) He said sorry and also wanted to be my friend. (13) Until now I still remember about that bad experience. Resolution Berdasarkan rubrik penilaian, diketahui bahwa aspek organisasi terdiri atas tiga komponen pendukung, yaitu organisasi penulisan secara umum, bagian-bagian karangan, serta aspek kohesi dan koherensi. Alwasilah (2005:119) menyatakan bahwa sebuah karangan narasi dapat dianalisis dari berbagai komponen yang mendukungnya. Komponen umum yang dapat diidentifikasi dari sebuah karangan narasi adalah pendahuluan, konteks, waktu kejadian, tempat kejadian, konflik, kejadian atau peristiwa, dan solusi. Dapat dilihat pada karangan S03, organisasi penulisan karangan ini sudah tertata dengan baik sesuai dengan urutan waktu. Dalam karangan ini juga terdapat tiga paragraf yang terdiri dari orientation, complication, dan resolution. Halliday dan Hasan (1976:226) mengatakan bahwa conjunction adalah peranti kohesi gramatikal yang

128 128 berfungsi untuk menghubungkan satu gagasan dengan gagasan lain. Conjunction dapat dibedakan menjadi additive conjunction, adversatif conjunction, causal conjunction, dan temporal conjunction. Peranti kohesi berupa additive conjunction dapat ditemukan pada kalimat (12). Kata and dalam kalimat tersebut menghubungkan dua unsur yang memiliki status yang sama dalam kalimat. Dalam karangan ini ditemukan kesalahan tata bahasa pada kalimat (1) yaitu kesalahan penggunaan kata ago yang tidak perlu dicantumkan karena di awal kalimat sudah ada kata last month yang menunjukkan waktu lampau. Selain itu kata was graduate seharusnya diganti menjadi graduated. Namun kesalahan tata bahasa tersebut tidak mempengaruhi penilaian pada aspek organisasi. Oleh karena itu, karangan S03 memperoleh nilai yang lebih tinggi pada posttest. Contoh Karangan S18 (menengah pada pretest) Unlucky Day Judul (1) I had a bad experienceg. (2) It happened last week when I went to a fashion shop with my friends. (3) We went to Mall Bali Galeria to buy some clothes. Orientation (4) On the shop, I chose a red dress and paid for them at the cashier. (5) Unfortunately, the shop assistant was careless. (6) She forgot to take the censor clip on the dress. (7) So when I left the shop, the detector beeped. (8) The security shouted at me and then he took me to the manager s room. Commplication (9) After that, the security officer and the manager realized that it was not my fault. (10) They were very sorry about what had happened. (11) Finally the manager asked me to take one piece of cloth for free. (12) It is a very bad experience for me. Resolution

129 129 Menurut Alwasilah (2005:119), sebuah karangan narasi dapat dianalisis dari berbagai komponen yang mendukungnya. Pendahuluan, konteks, waktu kejadian, tempat kejadian, konflik, kejadian atau peristiwa, dan solusi adalah.komponen umum yang dapat diidentifikasi dari sebuah karangan narasi. Dapat dilihat pada karangan S18, organisasi penulisan karangan ini sudah tertata dengan baik sesuai dengan urutan waktu. Dalam karangan ini juga terdapat tiga paragraf yang terdiri dari orientation, complication, dan resolution. Sedangkan conjunction adalah peranti kohesi gramatikal yang berfungsi untuk menghubungkan satu gagasan dengan gagasan lain (Halliday dan Hasan, 1976:226). Peranti kohesi berupa additive conjunction dapat ditemukan pada kalimat (4) dan (8). Kata and dalam kalimat tersebut menghubungkan dua unsur yang memiliki status yang sama dalam kalimat. Dalam karangan ini ditemukan kesalahan tata bahasa pada kalimat (12) yaitu kesalahan penggunaan to be is yang seharusnya diganti menjadi was. Namun kesalahan tata bahasa tersebut tidak mempengaruhi penilaian pada aspek organisasi. Oleh karena itu, karangan S03 memperoleh nilai yang lebih tinggi pada posttest. Contoh Karangan S07 (tertinggi pada pretest) When I went to Supermarket Judul (1) Last week I had a bad experience. (2) In the morning l helped my mother to cook in the kitchen. (3) When I was cutting some vegetables, my mother told me to buy some breads at the supermarket. (4) I went to the supermarket immediately. Orientation (5) At the supermarket, I took some bread and went to the cashier. (6) Suddenly I just realized that I forgot to take some money on the table, so I did not bring any money. (7) I was confuse because I could not buy the

130 130 bread. (8) So I put the bread back on the shelf. (9) After that I returned to my house without bread and I felt guilty. Complication (10) When I arrived at house my mother asked about the breads and I answered that I forgot to take the money on the table. (11) Then my mother was angry, she told me to go back to the supermarket again. (12) That is why I went to the supermarket again. (13) It was a very bad experience for me. Resolution Keraf (2007:150) mengemukakan bahwa karangan narasi dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, perkembangan, dan penutup. Pada karangan S07 di atas terdapat orientasi penulisan yang sudah terstruktur dengan cukup baik. Dalam karangan ini juga terdapat tiga paragraf yang terdiri atas orientation, resolution, dan complication. Selain itu, dalam karangan ini juga terdapat aspek kohesi dan koherensi yang tepat. Sejalan dengan hal tersebut, Halliday dan Hasan (2007:131) mengemukakan bahwa reference adalah sebuah hubungan antarmakna dalam sistem linguistik, yang berkenaan dengan hubungan antara sebuah unsur wacana dan sebuah unsur yang terletak sebelum atau sesudahnya di dalam wacana. Salah satu contoh aspek reference berupa personal reference adalah dalam kalimat (11). Kata she pada kalimat di atas mengacu pada orang ketiga yang sedang dibicarakan, yaitu my mother yang disebutkan di awal kalimat. Oleh karena itu, karangan S07 memperoleh nilai yang lebih tinggi pada tahap posttest. Tabel 4.16 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Organisasi No Bagian-bagian karangan Kohesi dan Koherensi dalam karangan 1 Karangan terdiri atas tiga paragraf walaupun kurang sistematis Ada penggunaan aspek kohesi (conjunction) di dalam karangan walaupun masih sederhana.

131 131 Contoh: (S03, S11, S31, S36) Karangan terdiri atas orientation, complication, dan resolution walaupun pemaparan masih sederhana Contoh: (S37) I and my family went to Surabaya last week.. 2 Karangan hanya terdiri atas dua paragraf (S37) Karangan hanya terdiri dari orientation dan complication saja 3 Karangan hanya terdiri atas satu paragraf (Tidak ditemukan dalam karangan) Ada kesalahan dalam penggunaan aspek kohesi (personal reference) di dalam karangan Contoh: (33) My father was angry with me, she told me to study. Saran perbaikan: My mother was angry with me, she did not give me money. Tidak ada penggunaan aspek kohesi (conjunction) di dalam karangan (S24) I was confused I did not find my dog everywhere. Saran perbaikan: I was confused because I did not find my dog everywhere. 3) Aspek Kosakata Pada tahap posttest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek ini sebesar 11,5. Adapun contoh karangan siswa ini diambil dari S14 (siswa dengan nilai terendah pada pretest), S37 (siswa dengan nilai menengah pada pretest), dan S25 (siswa dengan nilai tertinggi pada pretest).

132 132 Contoh Karangan S14 (terendah pada pretest) Late to School (1) Last Monday, I had a flag ceremony at school. (2) I woke up late and did not take a bath. (3) I went to school with my bestfriend. (4) We went to school by motorcycle. (5) There were many people on the street. (6) We almost late so we should be fast. (7) On the way to school, suddenly I remembered that my parents did not gave me money. (8) I was so confused. (9) Because I should pay for my school money. (10) So I and my friend chose to went back home to take the money. (11) When I entered at home,my parents were not at home. (12) I did not get the money. (13) We decided to went back to school. (14) When we entered atschool, we were late. (15) The flag ceremony was finish. (16) I did not pay my school money and my teacher was angry with me. (17) My teacher ordered me that tomorrow my parents should came to school and paid my school money. Saran perbaikan: Late for School Last Monday, I had a flag ceremony at school. I woke up late and did not took a bath. I went to school with my bestfriend. We went to school by motorcycle. There were many people on the street. We were almost late so we should be hurry. On the way to school, suddenly I remembered that my parents did not gave me money. I was so confused. Because I should pay for my school fee. So I and my friend chose to go back home to take the money. When I entered at home,my parents were not at home. I did not get the money. We decided to went back to school. When we arrived at school, we were late. The flag ceremony was had already finished. I did not pay my school fee and my teacher was angry with me. My teacher told me that my parents should come to school and paid my school fee tomorrow. Berdasarkan rubrik penilaian yang digunakan, diketahui bahwa aspek kosakata terdiri atas dua komponen pendukung, yaitu penguasaan kosakata secara umum serta kesalahan dalam pemilihan dan penggunaan kosakata. Menurut Yule (2010:83), noun adalah kata-kata yang merujuk kepada orang (boy), objek (backpack), makhluk hidup (dog), tempat (school), kualitas (roughness), fenomena (earthquake), dan ide abstrak

133 133 (love). Di pihak lain verb adalah kata-kata yang digunakan pada sejumlah aksi (go, talk) dan keadaan (be, have) yang melibatkan orang dan benda dalam suatu kejadian (Jessica is ill and has a sore throat so she can t talk or go anywhere). Dapat dilihat pada karangan S14, pada contoh kalimat (9). Dalam kalimat tersebut ditemukan kesalahaan pada penggunaan noun. Kalimat yang benar seharusnya adalah Because I should pay for my school fee. Penguasaan kosakata secara umum masih perlu dikembangkan lagi karena terkesan monoton. Dalam karangan ini juga banyak terdapat kesalahan pemilihan dan penggunaan kosakata, contohnya pada kalimat (6). Kalimat yang benar seharusnya adalah We almost late so we should be hurry. Oleh karena itu, karangan S14 memperoleh nilai yang tidak jauh berbeda dari pada tahap pretest. Contoh Karangan S37 (menengah pada pretest) The Scary Dog (1) When I was nine years old, I had a bad experience. (2) One day, my mother told me to buy some eggs for lunch. (3)I must walked alone to the market because my sister was not at home. (4) When I went to the market, I passed a big house. (5) Then I looked at the gate. (6)It was not locked and there was a big dog there. (7) I was shocked and scared. (8) Then the dog started barking. (9) I ran so fast but the dog was faster. (10) I screamed and hoped that there was someone around there. (11) Lucky, the dog master came to help me. (12) The dog was tame if the master came. (13) Then I went to the market and bought some egg for lunch. (14) That was my bad experience with the scary dog. Yule (2010:83) menyatakan bahwa adjective adalah kata-kata yang umumnya digunakan dengan nomina untuk memberikankan informasi

134 134 tambahan tentang benda yang dirujuknya (happy people, large objects, a strange experience). Dapat dilihat pada karangan S37, pada contoh kalimat (11). Dalam kalimat tersebut ditemukan kesalahaan pada penggunaan adjective. Kalimat yang benar seharusnya adalah Lucky, the dog master came to help me. Penguasaan kosakata secara umum masih perlu dikembangkan lagi karena terkesan monoton dan tidak jauh berbeda dengan tahap pretest. Contoh Karangan S25 (tertinggi pada pretest) The Worst Day in My Life (1) Last Friday I had a bad experience. (2) It was the worst day off my life. (3) At that time I got sick and I just stayed on the bed all day. (4) In the morning my friend was in my apartment with me but at night she left me and I was alone. (5) I felt so sad because I had a fever and headache, and I was alone! (6) I was thinking about my family and I rememberikanng my family. (7) Everytime I get sick my parents will always stay by my side. (8) They never left me alone, but now the situation was different. (9) I missed my family so much. (10) That day I felt so sad and I cried all day. (11) I did not know what to do. (12) I felt so sad so I decided to pray. (13) After that I watched a comedy movie until I fell asleep. (14) Well this was the worst day of my life, and now I understand how important is my family and their love. Pada karangan S25 di atas penguasaan kosakata cukup baik. Selain itu pemilihan kosakata yang digunakan juga cukup luas dan bervariasi. Sejalan dengan yang dipaparkan Yule (2010:83) pada pembahasan sebelumnya, salah satu contoh penggunaan adjective dalam karangan ini adalah pada kalimat (10). Kata sad dalam kalimat tersebut merup akan contoh penggunaan adjective. Selain itu, dalam karangan ini ti, dak

135 135 ditemukan kesalahan dalam pemilihan atau penggunaan kosakata. Oleh karena itu, karangan S25 memperoleh nilai yang lebih baik pada tahap posttest. Tabel 4.17 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Kosakata No Kesalahan pemilihan kosakata Saran perbaikan 1 (S02) I was sleep when we departed the airport. I was sleep when we left the airport. 2 (S27) I and my friend shopping rice and mineral water. 3 (S32) I was confused then I telephoned my father. I and my friend bought rice and mineral water. I was confused then I called my father. 4) Aspek Tata Bahasa Pada tahap posttest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek ini sebesar 14,2. Adapun perbandingan hasil karangan siswa ini diambil dari S31 (siswa dengan nilai terendah pada pretest). S06 (siswa dengan nilai menengah pada pretest) dan S12 (siswa dengan nilai tertinggi pada pretest) Contoh Karangan S31 (terendah pada pretest) My Unlucky Day (1) One year ago, I had a bad experience. (2) Monday I go to school ride a motorcycle. (3) My feeling on that day so bad. (4) Beside that I forgetmy prayer. (5) Inside the hour I was very worry. (6) But, in the street,someone useuniform Senior High School against me. (7) She leave me alone and not want to help me. (8) I am shock

136 136 and hurt in hand. (9) A few minutes after a man help me to stand and he display my motorcycle [Ø] side the road. (10) The final I was back to home and my mother delivered me to school. (11) My mother is angry to me. (12) She [Ø] late to work. (13) Oh so bad experience. Saran perbaikan: My Unlucky Day One year ago,i had a bad experience. On Monday I went to school riding a motorcycle. My feeling that day was so bad. Beside that I forgot to pray and I was in hurry. Unfortunately, on the street, someone with Senior High School uniform crashed me. She just left me alone and did not want to helped me. I was shock and my hand was hurt. A few minutes later, a man helped me to stand and he moved my motorcycle on the side of the road. Finally I went back home and my mother drove me to school. My mother was angry with me. She was being late for work. What a very bad experience. Aspek tata bahasa terdiri atas dua komponen pendukung, yaitu penguasaan tata bahasa dan pemahaman terhadap kalimat. Dalam tata bahasa Inggris terdapat tense yang berfungsi untuk menentukan kapan suatu aktivitas terjadi. Menurut Baehaqi (2009:35), past tense digunakan untuk menyatakan peristiwa atau aktivitas yang terjadi pada masa lampau. Dapat dilihat pada karangan S31, penguasaan tata bahasa bahasa secara umum tidak banyak mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pretest. Dalam karangan ini juga masih terdapat beberapa kesalahan tata bahasa, terutama dalam penggunaan past tense seperti pada kalimat (11) dan (12). Dalam kalimat tersebut ditemukan dua kesalahan dalam penggunaan to be, yaitu pada kata is yang seharusnya diganti menjadi was

137 137 dan tidak adanya penggunaan to be setelah kata she. Kalimat yang benar seharusnya adalah My mother was angry with me. She [was] being late for work. Oleh karena itu, karangan S31 belum dapat mencapai nilai yang sesuai dengan KKM. Contoh Karangan S06 (menengah pada pretest) A Traffic Accident (1) A traffic accident was bad experience that happened to me. (2) It happened when I was in the first grade of elementary school. (3) That day I wanted to cross the street near my house. (4) I thinked that there was no car or motorcycle there. (5) Then I heard horn from a motorcycle and the sound shocking me. (6) The driver tell me to keep away from he but it was impossible for me to do. (7) Then suddenly everything was dark. (8) When I opened my eyes, I am in the hospital. (9) The doctor said that I [Ø] unconsciou\ for several hours. (10) I stayed in the hospital for two weeks. (11) That was my bad experience. (12) I hope it doesn t happen again in my life. Saran perbaikan: A Traffic Accident (1) A traffic accident was a bad experience that happened to me. (2) It happened when I was in the first grade of elementary school. (3) That day I wanted to cross the street near my house. (4) I thought that there were no car or motorcycles there. (5) Suddenly I heard a horn blaring from a motorcycle and the sound was shocking me. (6) The driver told me to keep away from him but it was impossible for me to do so. (7) Then everything was dark. (8) When I opened my eyes, I was in the hospital. (9) The doctor said that I was unconsciuos for several hours. (10) I stayed in the hospital for two weeks. (11) That was my bad experience. (12) I hope it won t happen again in my life. Baehaqi (2009:35), mengungkapkan bahwa past tense adalah suatu bentuk kata kerja sederhana untuk menunjukkan bahwa suatu kejadian

138 138 terjadi di masa lampau. Peristiwa masa lampau bisa disimpulkan dari waktu yang tersirat dalam kalimat When did you go to school?. Dapat dilihat pada karangan S06, penguasaan tata bahasa bahasa secara umum tidak banyak mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pretest. Dalam karangan ini juga masih terdapat beberapa kesalahan tata bahasa, terutama dalam penggunaan past tense seperti pada kalimat (8) dan (9). Dalam kalimat tersebut ditemukan dua kesalahan dalam penggunaan to be, yaitu pada kata am yang seharusnya diganti menjadi was dan tidak adanya penggunaan to be setelah kata I. Kalimat yang benar seharusnya adalah When I opened my eyes, I was in the hospital. (9) The doctor said that I [was] unconsciuos for several hours.. Kesalahan penggunaan bentuk regular/irregular verb ditemukan pada kata kalimat (4) dan (6). Kata thinked seharusnya diubah menjadi thought (irregular verb). Sedangkan kata tell seharusnya diubah menjadi told. Kalimat yang benar adalah I thought that there was no car or motorcycle there. dan The driver told me to keep away from him but it was impossible for me to do so. Oleh karena itu, karangan S06 belum dapat mencapai nilai yang sesuai dengan KKM. Contoh Karangan S12 (tertinggi pada pretest) The Day Lost My Best Friend (1) Last year when I was in Junior High School, I had a very bad experience. (2) I lost someone who really important to me. (3) She was my best friend, Marry. (4) Marry was a nice person. (5) She was very clever and beautiful. (6) Unfortunately, God took her life on the beach. (7) The accident happened on June. (8) At that time Marry was on the beach with all of our friends. (9) I and Marry were playing sand, then we

139 139 swam on the beach. (10) Marry was swimming when suddenly the big waves came to her. (11) The waves dragged her body. (12) After two hours, Marry was found but she was dead. (13) All of her friends and family were cried. (14) I was so sad because I lost my bestfriend. (15) After that my parent always told me to becareful if I want to go to the beach. (16) Therefore I always tell my friends to becareful and also pray for Marry everyday. Menurut Yule (2010:83), tata bahasa adalah proses menggambarkan struktur frasa dan kalimat sedemikian rupa semua unsur tata bahasa dalam suatu bahasa dan mengatur urutan nontata bahasa. Pada karangan S12 di atas penguasaan tata bahasa dan pemahaman terhadap kalimat sudah lebih baik. Penggunaan past tense dalam karangan ini juga sudah tepat, contohnya dalam kalimat (7). Dalam kalimat tersebut terdapat keterangan waktu on June yang menunjukkan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada masa lampau. Selanjutnya dalam kalimat (10), tidak digunakan keterangan waktu. Kalimat tersebut menggunakan kata kerja bentuk lampau, yaitu wanted dan came untuk menunjukkan bentuk past tense. Selain itu, dalam karangan ini tidak ditemukan kesalahan dalam penggunaan tata bahasa. Oleh karena itu, karangan S12 memperoleh nilai yang lebih tinggi pada posttest. Tabel 4.18 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek TataBahasa No Kesalahan Tata Bahasa Saran perbaikan 1 Penggunaan past tense Contoh: (S17) In the morning after played ball, we watch some movies. In the morning after played ball, we watched some movies. 2 Penggunaan preposition Contoh: (S10) Monday morning I and my family went to my On Monday morning I and my family went to my village.

140 140 village. 3 Penggunaan to be Contoh: (S20) I am so worry about my friend. I was so worry about my friend. 5) Aspek mekanik Pada tahap posttest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek ini sebesar 3,6. Sebagai perbandingan ditampilkan tiga contoh karangan siswa pada posttest. Ketiga karangan ini diambil dari S28 (siswa dengan nilai terendah pada pretest), S30 (siswa dengan nilai menengah pada pretest) dan S16 (siswa dengan nilai tertinggi pada pretest) Contoh Karangan S28 (terendah pada pretest) Fell from My New Bicycle (1) A few years ago when I was twelve years old,i ever had a bad experience. (2) My Fatherbough a new bicycle. (3) That was Poligon and the colour is blue. (4) I thoug the bicycle was too high for me but Itried to ride it. (5) I rode the bicycle around my house. (6) Suddenly I felt from the bicycle. (7) My knee was hurt and my bicycle was broken. (8) At that time the situasional was very badi cried because I was afraid my mather would angry with me, (9) After that myfather came and helped me to rode the bicycle (10) That was my bad experience and I would never forget it. Saran perbaikan: Fell off My New Bicycle A few years ago when I was twelve years old, I had a bad experience. My father bought me a new bicycle. That was Poligon and its colour is blue. I thougt the bicycle was too high for me but I tried to ride it. I rode the bicycle around my house. Suddenly I felt of the bicycle. My knee was hurt and my bicycle was broken. At that time the situation was very bad(.) I cried because I was afraid my mather would be angry to me (.)

141 141 After that my father came and helped me to ride the bicycle That was my bad experience and I will never forget it (.) Aspek mekanik terdiri atas tiga komponen pendukung, yaitu penggunaan ejaan bahasa Inggris, penulisan huruf kapital dan tanda baca,. Menurut Gie (1992:33--36) ada tiga asas utama dalam keterampilan menulis, yaitu kejelasan, keringkasan, dan ketepatan. Asas ketepatan mengandung ketentuan bahwa setiap penulis harus menaati sepenuhnya berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan kelaziman pemakaian bahasa tulis yang ada. Dapat dilihat pada karangan S28, terdapat tiga kesalahan dalam ejaan bahasa Inggris. Dalam karangan ini juga terdapat dua kesalahan penulisan huruf kapital dan kurangnya penggunaan tanda baca pada tiga kalimat. Salah satu contoh kesalahan ejaan bahasa Inggris pada kalimat (4). Penulisan yang benar seharusnya adalah I thought the bicycle was too high for me but I tried to ride it. Oleh karena itu, karangan S28 masih belum mencapai nilai sesuai dengan KKM. Contoh Karangan S30 (menengah pada pretest) The Worst Experience (1) Last week, I had bad experience. there was an accident happened to me in the morning (2) At that time I should go to school early because there was an exam (3) I woke up late because my alarm clock did not ring. (4) so I had breakfast quickly. (5) I ran out of the house trying to get the buss, but I missed it. (6) I wanted to take a taxi but I did not have enough money. (7) I was so confuse so I cried.

142 142 (8) Luckily, I saw my friend who wanted to go to school by car. (9)Than we went to school together so I did not late. (10) That was my bad experience. Saran perbaikan: The Worst Experience Last week, I had bad experience. There was an accident happened to me in the morning(.) At that time I should go to school early because there was an exam(.) I woke up late because my alarm clock did not ring. So I had breakfast quickly. I ran out of the house trying to get the bus, but I missed it. I wanted to take a taxi but I did not have enough money. I was so confuse so I cried. Luckily, I saw my friend who wanted to go to school by car. Then we went to school together so we did not late. That was my bad experience. Dapat dilihat pada karangan S30, terdapat dua kesalahan dalam ejaan bahasa Inggris. Dalam karangan ini juga terdapat dua kesalahan penulisan huruf kapital dan kurangnya penggunaan tanda baca pada dua kalimat. Salah satu contoh kesalahan ejaan bahasa Inggris pada kalimat (5). Penulisan yang benar seharusnya adalah I ran out of the house trying to get the bus, but I missed it. Oleh karena itu, karangan S30 masih belum mencapai nilai sesuai dengan KKM. Contoh Karangan S16 (tertinggi pada pretest) Bad Accident in The Morning (1) Last year when I was in Junior High School, I had a bad experience. (2) It happened on Monday morning. (3) I and my friend went to school by motorcycle. (4) On the street there was a red car that made me so angry. (5) While I was riding the motorcycle, there was a red car next to my motorcycle. (6) that red car moved quickly on the street and then splashed

143 143 dirty water on us. (7) I and my friend were shocked. (8) All of our uniform were so dirty and wet. (9) At that time we were so angry with the driver. (10) When we arrived at school (,) we almost late. (11) then we cleaned our uniform and washed our face. (12) We felt our experience on that day was our bad experience (.) Pada karangan S16 di atas tidak ditemukan kesalahan dalam penggunaan ejaan bahasa inggris. Namun, ditemukan dua kesalahan dalam penulisan tanda baca dan dua kesalahan dalam penulisan huruf kapital pada karangan tersebut. Kesalahan yang dimaksud, pada kalimat (6) dan pada kalimat (11). Penulisan huruf kapital yang benar pada awal kalimat tersebut seharusnya adalah That red car... dan Then we cleaned... Oleh karena itu, karangan S16 memperoleh nilai yang tidak jauh berbeda dari tahap pretest. Tabel 4.19 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Mekanik No Kesalahan pada huruf kapital Kesalahan pada ejaan atau tanda baca 1 (S06) I went to School by motorcycle. Saran perbaikan: I went to school by motorcycle. (S13) I cried because I was afreid. Saran perbaikan: I cried because I was afraid. 2 (S36) My Grandmother lives in Gianyar. Saran perbaikan: My grandmother lives in Gianyar. 3 (S22) My brother gave me shoes bag and T-Shirt. Saran perbaikan: My brother gave me shoes (,) bag (,)and T-Shirt (S09) I was shocked because I loss my bag. Saran perbaikan: I was shocked because I lost my bag. (S27) That was the worsted day in my life. Saran perbaikan: That was the worst day in my life.

144 Analisis Hasil Posttest Experimental Group Posttest diberikan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa kelas X.7SMAN 1 Sukawati dalam aspek menulis karangan narasi. Tes dilakukan dalam bentuk penugasan membuat karangan dengan tema Bad Experience. Posttest dilaksanakan pada Sabtu, 12 September 2015 yang diikuti oleh 37 orang siswa. Dalam proses kegiatan pembelajaran, penulis bertindak sebagai pengamat dan menuliskan hasil pengamatan pada lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil karangan siswa ini dianalisis berdasarkan lima aspek penilaian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, yaitu aspek isi, organisasi, kosakata, tata bahasa, dan mekanik. Hasil karangan siswa secara kuantitatif dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.20 Hasil Posttest Siswa Kelas X.7 (Experimental Group) No Nama Judul Karangan Aspek Penilaian Skor Siswa A B C D E 1 S01 Went to Kober Devil Noodle 2 S02 My Bad Experience S03 My Bad Holiday S04 Unexpected Accident S05 Fell off my motorcycle S06 When I Lost in The Bali Carnival 7 S07 Felling from motorcross S08 The Worst Experience That I Never Forget 9 S09 My Bad Memory S10 Lost My Money S11 The Worst Vacation at

145 145 Bedugul 12 S12 The Naughty Girl and Guava Tree 13 S13 Went to Papua S14 My Bad Morning S15 My Bestfriend and My First Love 16 S16 When I alone at Home S17 When I Got a Stomachache 18 S18 The Bad Morning that I Ever Had 19 S19 When I Woke Up Late S20 My Bad Moment S21 Went to Sorong S22 My Bad Experience S23 My Ex-Girlfriend S24 Went to My Grandmas House 25 S25 I Lost My Girlfriend S26 When I Fell off My Motorbike 27 S27 When I Missed My Family 28 S28 The Worst Kite Competition 30 S31 My Racing Muffler S32 Sleep, and have a nice dream 32 S33 My Broken Tire S34 Motorcycle tire leaked S35 When I Lost My Money S36 Holiday S37 Fell off My Motorbike S38 Very Bad Experience S01 Bad Experience at the Supermarket Jumlah tiap aspek penilaian Rata-rata tiap aspek penilaian 21,2 27,4 12,5 15,1 3,9 80,7 Rata-rata kelas 80,7 Nilai tertingggi 89 Nilai terendah 75 Keterangan: (A)Isi, (B) Organisasi, (C) Kosakata, (D)Tata Bahasa, (E)Mekanik

146 146 Berdasarkan hasil posttest yang dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa dalam menulis narasi adalah 80,7. Nilai tertinggi siswa menulis narasi adalah 89 yang mampu diraih oleh 1 orang siswa, kemudian ada 26 orang siswa yang mampu mencapai KKM dengan nilai antara 78 sampai dengan 88. Nilai terendah pada posttest ini adalah 75 yang diperoleh oleh 7 orang siswa. Ada 27 orang siswa dalam posttest yang mampu memenuhi nilai KKM sedangkan 10 siswa lainnya belum mencapai nilai KKM. Nilai rata-rata tersebut menandakan bahwa pada posttest di experimental group terjadi peningkatan sebesar 10,8 dari pretest. Penilaian pada penulisan karangan narasi dapat dilakukan dengan menggunakan indikator penilaian yang diadaptasi dari Nurgiyantoro (2009: ) yang membagi kriteria penilaian menjadi isi, organisasi, kosakata, tata bahasa, dan mekanik. Berikut ini dideskripsikan hasil kemampuan akhir siswa dalam menulis karangan narasi pada setiap aspek penilaian. 1) Aspek Isi Pada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek ini sebesar 21,2. Sebagai contoh, dipaparkan tiga karangan siswa experimental group untuk dianalisis berdasarkan aspek isi. Kedua karangan ini diambil sebagai pembanding dari S11 (siswa dengan nilai terendah pada pretest), S30 (siswa dengan nilai menengah pada pretest) dan S06 (siswa dengan nilai tertinggi pada pretest) Contoh Karangan S11 (terendah pada pretest) The Worst Vacation at Bedugul

147 147 (1) Last month I had a very bad experience. (2) That happened on Sunday morning when I and my family went to Bedugul. (3) We went there by a car. (4) There were six people on the car. (5) We went to Bedugul at a.m. (6) When we arrived at Bedugul, we went to Kebun Raya Bedugul. (7) My father parked the car in front of the gate. (8) Then the worker in front of the gate told us to buy some tickets. (9) My father wanted to pay the tickets but he forgot to bring his wallet! (10) I and my family were so confuse. (11) We did not bring enough money. (12) I was so embarrassed at that time. (13) Then my father decided to go to the ATM near the market. (14) He took some money so he could pay the ticket. (15) Then I and my family could enter Kebun Raya Bedugul. (16) That was my bad experience. Berdasarkan rubrik penilaian, diketahui bahwa aspek isi terdiri atas tiga komponen pendukung, yaitu kesesuaian isi tulisan dengan topik dan mind mapping, kesesuaian judul dengan isi karangan, dan unsur narasi yang ada dalam cerita. Nurgiyantoro (2009:306) menyatakan bahwa unsur utama yang dinilai dalam suatu karangan narasi adalah kualitas isi karangan. Di pihak lain Hernowo (2003:12) mengemukakan bahwa mind mapping atau pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap pelajar untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru. Pemetaan pikiran merupakan cara yang sangat baik untuk menghasilkan dan menata gagasan sebelum mulai menulis. Dapat dilihat pada karangan S11, isi karangan ini telah sesuai dengan topik dan mind mapping yang telah dibuat sebelumnya. Topik dalam karangan ini adalah Bad Experience dan isi karangan ini menceritakan pengalaman yang buruk ketika penulis dan keluarganya pergi ke Kebun Raya Bedugul. Judul yang digunakan dalam karangan ini adalah The Worst Vacation on Bedugul cukup spesifik dalam mencerminkan isi karangan tersebut.

148 148 Keraf (2007:148) mengemukakan bahwa ada empat unsur yang terkandung dalam karangan narasi, yaitu alur, penokohan, latar dan sudut pandang. Dapat dilihat pada karangan S11 ini, keempat unsur narasi tersebut telah terpenuhi. Alur karangan ini telah sesuai dengan urutan waktu, sedangkan latar dalam karangan ini adalah peristiwa yang terjadi pada hari Minggu di Kebun Raya Bedugul. Menurut Keraf (2007:191), sudut pandang adalah bagaimana fungsi seorang pengisah (narator) dalam sebuah narasi. Dalam cerita ini penulis mengambil sudut pandang orang pertama, yaitu narator menceritakan perbuatan atau tindak tanduk yang melibatkan dirinya. Jadi, penulis adalah tokoh utama dalam karangan ini. Penggunaan mind mapping sangat membantu dalam pengembangan isi karangan ini. Pada mind mapping yang dibuat telah dicantumkan dengan jelas unsur narasi yang ada dalam karangan meliputi alur, penokohan, latar dan sudut pandang beserta dengan informasi penting lainnya. Oleh karena itu, karangan S11 pada posttest ini memperoleh nilai lebih baik dibandingkan dengan pretest. Contoh Karangan S30 (menengah) My Racing Muffler (1) Last Sunday, I had a bad experience. (2) At that time, I went to my friend s house in Sanur. (3) I went there to return some books to my friend, Dito. (4) On the road, there was a police drove motorcycle beside me. (5) Suddenly the police commanded me to stop and wanted to bring my motorcycle to the police office. (6) I was scared so I stop my motorcycle. (7) The police explained that I used a racing muffler, that is why he should brought my motorcycle to the office. (8) I was confuse, because I didn t bring my driving license. (9) I called my father and told him that I was in the police office. (10) Few minutes later, my father came to the police office. (11) He paid Rp as the replacement of the motorcycle. (12) My father was angry

149 149 with me and he did not allow me to use muffler racing anymore. (13) That was my bad experience. Dapat dilihat pada karangan S30, isi karangan ini telah sesuai dengan topik dan mind mapping yang telah dibuat sebelumnya. Topik dalam karangan ini adalah Bad Experience dan isi karangan ini menceritakan pengalaman yang buruk ketika penulis sedang mengendarai sepeda motor. Judul yang digunakan dalam karangan ini adalah My Racing Muffler cukup spesifik dalam mencerminkan isi karangan tersebut. Ada empat unsur yang terkandung dalam karangan narasi, yaitu alur, penokohan, latar dan sudut pandang (Keraf, 2007:148). Dapat dilihat pada karangan S30 ini, keempat unsur narasi tersebut telah terpenuhi. Alur karangan ini telah sesuai dengan urutan waktu, sedangkan latar dalam karangan ini adalah peristiwa yang terjadi pada hari Minggu di daerah Sanur. Menurut Alwasilah (2005: 119), karangan narasi terdiri dari beberapa unsur, antara lain alur cerita, latar, penokohan, dan sudut pandang. Sejalan dengan pendapat tersebut, penggunaan mind mapping sangat membantu dalam mengembangkan isi karangan sesuai dengan unsur karangan tersebut. Dengan penggunaan mind mapping tersebut, semua unsur narasi dan informasi lainnya dapat dicantumkan dalam karangan ini tanpa ada yang terlupakan. Dalam karangan S30 ini alur cerita telah dipaparkan sesuai dengan urutan dalam cerita tersebut. Unsur narasi yang lain, seperti penokohan, latar, dan sudut pandang pun telah

150 150 terpenuhi dalam karangan ini. Latar cerita ini adalah hari Minggu di daerah Sanur. Dari penokohan dan sudut pandang dapat dilihat bahwa penulis mengambil sudut pandang orang pertama, yaitu penulis sebagai tokoh utama menceritakan perbuatan atau tindak tanduk yang melibatkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, dengan adanya penggunaan mind mapping, karangan S30 ini memperoleh nilai posttest yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pretest sekaligus melampaui nilai KKM. Contoh Karangan S06 (tertinggi pada pretest) When I Lost in The Bali Carnival (1) When I was a kid, I had a very bad experience. (2) It happened when I was six years old. (3) At that time, my parents and I went to Art Centre in Denpasar. (4) When we arrived there, we saw many intresting performances. (5) I still remembered when my father took me to see The Barong Dance. (6) I was so happy because it was my first time to see the show. (7) After walked around we were so tired. (8) We took a rest at the food court. (9) When my parents were eating, I went alone to see the clown. (10) I followed the clown until I realized that I got lost. (11) I tried to find my parents and went back to the food court, but my parents were no longer in there. (12) I was so confused and scared. (13) Then I cried because I was afraid if they already left me alone. (14) When I cried, someone came to me. (15) Then he took me to the security post. (16) I met my parents there. (17) They looked so panic, and my mother cried. (18) I was so happy because I could met my parents again. (19) We also very grateful to the man who helped me even though I did not know his name. (20) That was the worst experience I ever had. Alwasilah (2005:112) menyatakan bahwa topik berarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel. Kesesuaian isi dengan topik karangan sangat penting dalam suatu tulisan narasi. Sejalan dengan hal tersebut, Buzan (2008:9) mengemukakan bahwa mind mapping merupakan suatu cara memetakan sebuah informasi yang

151 151 digambarkan ke dalam bentuk cabang-cabang pikiran dengan berbagai imajinasi kreatif. Lebih lanjut Buzan (2008:127) menyatakan bahwa salah satu manfaat penggunaan mind mapping adalah topik dapat terdefinisi secara sangat jelas karena dicantumkan di tengah gambar. Pada karangan S06 di atas, isi karangan ini telah sesuai dengan topik dan mind mapping yang ditentukan. Topik dalam karangan adalah Bad Experience dan isi karangan ini menceritakan pengalaman yang buruk ketika penulis berkunjung ke Art Centre. Judul yang digunakan The Worst Day in My Life sudah lebih spesifik dan sesuai dengan isi karangan. Karangan narasi terdiri dari beberapa unsur, antara lain alur cerita, latar, penokohan, dan sudut pandang. Sejalan dengan pendapat tersebut, penggunaan mind mapping sangat membantu dalam mengembangkan isi karangan sesuai dengan unsur karangan tersebut. Buzan (2008:15) mengemukakan bahwa poin penting yang tercantum dalam mind mapping tersebut menggunakan 5WH (what, why, where, when, who dan how). Dengan penggunaan mind mapping tersebut, semua unsur narasi dan informasi lainnya dapat dicantumkan dalam karangan ini tanpa ada yang terlupakan. Dalam karangan S06 ini alur cerita telah dipaparkan dengan jelas sesuai dengan urutan dalam cerita tersebut. Unsur narasi yang lain, seperti penokohan, latar, dan sudut pandang pun telah terpenuhi dalam karangan ini. Latar cerita ini adalah ketika penulis berusia enam tahun di Art Centre. Dari penokohan dan sudut pandang dapat dilihat bahwa penulis mengambil sudut pandang orang pertama, yaitu penulis sebagai

152 152 tokoh utama menceritakan perbuatan atau tindak tanduk yang melibatkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, dengan adanya penggunaan mind mapping, karangan S06 ini memperoleh nilai posttest yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pretest sekaligus melampaui nilai KKM. Tabel 4.21 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Isi No Kesesuaian Isi dengan Topik 1 Pengembangan isi tulisan sudah sesuai dengan topik dan peta pikiran Contoh: (S28) menulis karangan dengan judul The Worst Kite Competition yang menceritakan pengalaman buruk saat mengikuti lomba layang-layang beserta mind mappingyang sesuai dengan topik tersebut 2 Pengembangan isi tulisan kurang sesuai dengan topik dan peta pikiran (Tidak ditemukan dalam karangan) Kesesuaian Isi dengan Judul Judul kurang spesifik sehingga belum mencerminkan isi karangan Contoh: (S23) Judul karangan My Ex-Girlfriend seharusnya bisa diganti menjadi My Bestfriend Stole My Girlfriend sehingga dapat mencerminkan isi cerita Judul hanya mengambil dari topik dan digunakan oleh lebih dari satu siswa Contoh: (S2 dan S22) menggunakan judul yang sama, yaitu My Bad Experience Unsur Narasi Unsur narasi lengkap dan pemaparannya jelas Contoh: (S8, S12, S19, S28, S30) mencantumkan dengan jelas dan tepat aspek alur, penokohan, latar, dan sudut pandang dalam karangannya Unsur narasi kurang lengkap, ada unsur yang tidak termuat dalam karangan (Tidak ditemukan dalam karangan) 2) Aspek Organisasi Pada tahap posttest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek ini sebesar 27,4. Sebagai contoh, dipaparkan tiga karangan siswa

153 153 experimental group untuk dianalisis berdasarkan aspek isi. Kedua karangan ini diambil sebagai pembanding dari S38 (siswa dengan nilai terendah pada pretest), S13 (siswa dengan nilai menengah pada pretest) dan S12 (siswa dengan nilai tertinggi pada pretest) Contoh Karangan S38 (terendah pada pretest) Bad Experience at the Supermarket Judul (1) When I was eight years old, I had a bad experience. (2) One day my mother asked me to buy some flour at the market. (3) I did not want to go because I wanted to watch TV. (4) But my mother was angry with me. Orientation (5) So I went to the market to buy some flour. (6) I went there by bicycle. (7) When I arrived at the supermarket, I took 2 kilograms of flour then I brought it to the cashier. (8) At the cashier, when I wanted to pay I could not find my money. (9) Then I remembered that I forgot to took the money in the kitchen. (10) I was so confused then I told to the cashier that I forgot to bring my money. (11) I felt so shy when I went home. Complication (12) When I arrived at home, my mother suddenly came and gave me some money. (13) She told me that I should go back to the supermarket again to buy flour. (14) I did not want to go because I felt so embarrassed but my mother did not want to know. (15) That was my bad experience when I was a kid. Resolution Berdasarkan rubrik penilaian, diketahui bahwa aspek organisasi terdiri atas tiga komponen pendukung yaitu organisasi penulisan secara umum, bagian-bagian karangan, serta aspek kohesi dan koherensi. Alwasilah (2005:119) menyatakan bahwa sebuah karangan narasi dapat dianalisis dari berbagai komponen yang mendukungnya. Komponen umum yang dapat diidentifikasi dari sebuah karangan narasi adalah pendahuluan, konteks, waktu kejadian, tempat kejadian, konflik, kejadian atau peristiwa, dan solusi. Dapat dilihat pada karangan S38, organisasi penulisan karangan

154 154 ini sudah mencantumkan bagian orientation, complication, dan resolution. Penggunaan mind mapping juga sangat membantu dalam organisasi penulisan karangan ini. Artinya bagian-bagian yang akan dicantumkan dalam karangan ini, seperti orientation, complication, dan resolution telah dipaparkan dengan jelas pada mind mapping. Di pihak lain kohesi merupakan keserasian hubungan antara unsur yang satu dan unsur yang lain dalam wacana, sedangkan koherensi adalah pengaturan kenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah dipahami pesan yang dikandungnya (Halliday dan Hasan, 1976:97). Lebih lanjut Halliday dan Hasan (1979:226) menyatakan bahwa conjunction adalah hubungan dua unsur bahasa, baik antarklausa, antarkalimat, maupun antarparagraf dengan menggunakan perangkat atau penghubung. Aspek kohesi dan koherensi berupa additive conjunction dalam karangan ini tampak pada kalimat (12). Kata and dalam kalimat tersebut menghubungkan dua unsur yang memiliki status yang sama dalam kalimat. Oleh karena itu, karangan S38 memperoleh nilai yang lebih tinggi pada posttest. Contoh Karangan S13 (menengah pada pretest) Went to Papua Judul ()1) Five years ago, Me and my family went to Papua. (2) We went there to visit my uncle. (3) When we arrived in the harbour, the situation was very crowded. (4) Then we continued the trip to my uncle s house in Sorong. Orientation (5) When we passed the jungle near the village, suddenly a goat went across the road and we hit it. (6) The car was broken and then me and my

155 155 brother should push the car into the nearest lodging. (7) After that we stayed in that lodging and repaired the car. (8) I was so tired and hungry, but the reataurant already closed so we didn t eat anything Complication (9) In the morning we continued the journey about 8 hours. (10) Then in the afternoon we arrived at my uncle s house. (11) That was the worst experience that I ever had. Resolution Pada karangan S13 di atas terdapat orientasi penulisan yang sudah terstruktur dengan baik. Dalam karangan ini terdapat tiga paragraf yang terdiri atas orientation, resolution, dan complication. Penggunaan metode mind mapping di sini juga sangat bermanfaat dalam menyusun organisasi penulisan karangan. Sejalan dengan pendapat Hernowo (2003:12) bahwa mind mapping merupakan cara yang baik untuk menghasilkan dan menata gagasan sebelum mulai menulis. Dengan demikian, organisasi penulisan karangan ini tertata dengan sistematis sesuai dengan jalan ceritanya. Di pihak lain kohesi merupakan keserasian hubungan antara unsur yang satu dan unsur yang lain dalam wacana, sedangkan koherensi adalah pengaturan kenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah dipahami pesan yang dikandungnya (Halliday dan Hasan, 1976:97). Halliday dan Hasan (1979:226) mengemukakan bahwa conjunction dapat diartikan sebagai hubungan dua unsur bahasa, baik antarklausa, antarkalimat, maupun antarparagraf dengan menggunakan perangkat atau penghubung. Dalam karangan ini tampak penggunaan aspek kohesi dan koherensi berupa additive conjunction, pada kalimat (1). Kata and dalam kalimat tersebut menghubungkan dua unsur

156 156 yang memiliki status yang sama dalam kalimat. Oleh karena itu, karangan S13 memperoleh nilai yang lebih tinggi pada posttest. Contoh Karangan S12 (tertinggi pada pretest) The Naughty Girl and The Guava Tree Judul (1) When I was a kid, I was a naughty girl. (2) I like running and climbing the tree with all my friends. (3) I also I really liked to break the rules. (4) My mother always angry with me if I did something bad. (5) But I just ignored her and did whatever I wanted. Orientation (6) Until one day, I and my friend played under the guava tree in front of my house. (7) I saw so many guava on the tree and I also wanted to eat them. (8) So I decided to climb the tree. (9) But unfortunately, my foot slipped when I step the branch of the tree and then I fell down. (10) My hand and my knee was hurt so I cried. Complication (11) I was so lucky that my mother still at home. (12) My mother came when she heard me cry. (13) She helped me and treated my hand when I cried. (14) My mother was so angry with me and she punished me. (15) She did not allow me to play outside for a week. (16) That was the worst experience that I have ever had. Resolution Keraf (2007:150) mengemukakan bahwa karangan narasi dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, perkembangan, dan penutup. Pada karangan S12 di atas terdapat orientasi penulisan yang sudah terstruktur dengan baik. Dalam karangan ini terdapat tiga paragraf yang terdiri atas orientation, resolution, dan complication. Penggunaan metode mind mapping di sini sangat bermanfaat dalam menyusun organisasi penulisan karangan. Di mana mind mapping merupakan cara yang sangat baik untuk menghasilkan dan menata gagasan sebelum mulai menulis (Hernowo, 2003:12). Selain itu, dalam karangan ini juga terdapat aspek kohesi dan koherensi yang tepat.

157 157 Menurut pendapat Halliday dan Hasan (2007:131), reference adalah sebuah hubungan antarmakna dalam sistem linguistik, yang berkenaan dengan hubungan antara sebuah unsur wacana dan sebuah unsur yang terletak sebelum atau sesudahnya di dalam wacana. Salah satu contoh aspek kohesi gramatikal berupa personal reference tampak dalam kalimat (14). Kata she pada kalimat di atas mengacu pada orang ketiga yang sedang dibicarakan, yaitu my mother yang telah disebutkan di awal kalimat. Dalam kalimat ini juga ditemukan beberapa peranti kohesi lain, seperti additive conjunction dan temporal conjunction. Oleh karena itu, karangan S12 memperoleh nilai yang lebih tinggi pada tahap posttest. Tabel 4.22 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Organisasi No Bagian-bagian karangan Kohesi dan Koherensi dalam karangan 1 Karangan terdiri atas tiga paragraf walaupun kurang sistematis Ada penggunaan conjunction di dalam karangan walaupun masih sederhana. Contoh: (S14, S17, S32, S35) Karangan terdiri atas orientation, complication, dan resolution walaupun pemaparan masih sederhana Contoh: (S02) I and my friend went to school together. 2 Karangan hanya terdiri atas dua paragraf (Tidak ditemukan dalam karangan) Ada kesalahan dalam penggunaan personal reference di dalam karangan Contoh: (S01) My mother was angry with me, he did not give me money. Saran perbaikan: My mother was angry with me, she did not give me money.

158 158 3 Karangan hanya terdiri atas satu paragraf (Tidak ditemukan dalam karangan) Tidak ada penggunaan conjunction di dalam karangan Contoh: (S22)I did not bring money unfortunately I was so thirsty. Saran perbaikan: I did not bring money but unfortunately I was so thirsty. 3) Aspek Kosakata Pada tahap posttest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek ini sebesar 12,5. Sebagai contoh, dipaparkan tiga karangan siswa experimental group pada posttest untuk dianalisis berdasarkan aspek isi. Kedua karangan ini diambil sebagai pembanding dari S01 (siswa dengan nilai terendah pada pretest) dan S19 (siswa dengan nilai tertinggi pada pretest). Contoh Karangan S01 (terendah pada pretest) Went to Kober Devil Noodle (1) Last week I had a very bad experience. (2) I went to Kober Devil Noodle with my friend. (3) We went there by motorcycle. (4) Kober Nodle Devil is located near my house in Batubulan. (5) When I and my friend arrived there, we ordered our favourite menu. (6) We waited about 40 minutes because there were many people who wanted to eat there. (7) When our menu came, we ate that. (8) The noodle was so delicious. (9) After eating the noodle we went home. (10) At home I felt there was something wrong with my stomach. (11) I felt pain in my stomatch then I was vomited. (12) I cried because the pain is too strong and I could not hold it. (13) Then I called my mother. (14) Then I went to a hospital with my mother. (15) The doctor examined me and gave me medicine. (16) Then the doctor said that I get a stomachache because the noodle is too hot. (17) He did not allow me to eat that noodle again.

159 159 Berdasarkan rubrik penilaian yang digunakan, diketahui bahwa aspek kosakata terdiri atas dua komponen pendukung, yaitu penguasaan kosakata secara umum serta kesalahan dalam pemilihan dan penggunaan kosakata. Dapat dilihat pada karangan S01, secara umum penguasaan kosakata yang digunakan sudah lebih baik. Yule (2010:83) menyatakan bahwa preposition adalah kata-kata (at, in, on, near, with, without) yang digunakan dengan nomina dalam frasa untuk memberikankan informasi tentang waktu (at five o clock, in the morning), tempat (on the table, near the window), dan lainnya (with a knife, without a thought) termasuk aksi dan benda. Salah satu contoh penggunaan preposition yang benar adalah pada kalimat (4). Kata in dalam kalimat tersebut merupakan contoh penggunaan preposition yang benar. Selain itu dalam karangan ini tidak ditemukan adanya kesalahan, baik dalam penggunaan maupun pemilihan kosakata. Oleh karena itu, karangan S01 mencapai nilai yang lebih tinggi pada tahap posttest. Contoh Karangan S20 (menengah pada pretest) A Really Bad Day (1) One day when I was in Primary School, I had a really bad day. (2) It s all started because my parents were having a hard time going through their divorce. (3) While I was in math class, a student kept on talking to the person behind me. (4) But everytime the teacher heard a noise I was the one who got blamed. (5) Finally I told the teacher that I were not the one that was talking, but she did not believe me and sent me down to the principal s office.

160 160 (6) I explained to the principal that I did not make a noise. (7) Luckily, the principal could understand and allowed me to go back to my classroom. (8) That wa the experience that I will never forget. Pada karangan S20 penguasaan kosakata sudah lebih baik. Pemilihan kosakata yang digunakan pun lebih luas dan bervariasi. Adjective adalah kata-kata yang umumnya digunakan untuk menerangkan noun atau pronoun yang dapat berupa orang, tempat, binatang, benda atau konsep abstrak d untuk memberikankan informasi tambahan tentang benda yang dirujuknya seperti misalnya happy people, large objects, a strange experience (Yule, 2010:83). Contoh penggunaan adjective dalam karangan ini adalah pada kalimat (7). Kata lucky dalam kalimat tersebut merupakan contoh penggunaan adjective yang benar. Pada karangan ini juga tidak ditemukan adanya kesalahan, baik dalam pemilihan maupun penggunaan kosakata. Oleh karena itu, karangan S20 ini memperoleh nilai yang lebih tinggi pada tahap posttest. Contoh Karangan S19 (tertinggi pada pretest) When I Woke Up Late (1) I had a very bad experience. (2) It happened last week on Monday morning. (3) That day there was a flag ceremony at my school. (4) I should be there before a.m. because the flag ceremony would begin at a.m. (5) Unfortunately, I woke up late because my alarm clock did not ring. (6) I woke up quickly and had a shower in hurry. (7) Then I went to school by motorcycle. (8) I was rode my motorbike so fast. (9) On the street I passed the traffic light. (10) I failed to stop when the light was red.

161 161 (11) Suddenly a policeman overtook me and told me to stop. (12) He wanted to see my driving license but I forgot to bring it. (13) The police was so angry and did not allow me to go. (14) He also gave me the traffic ticket and told me that he would confiscated my driving license. (15) I was so confused so I called my father and told him to come. (16) My father came and brought my driving license, so I could give it to the police. (17) But my father also angry with me because he was late for work because of me. (18) I was also late and I did not go to school. (19) That was the worst day in my life. Pada karangan S19 penguasaan kosakata sudah lebih baik. Pemilihan kosakata yang digunakan pun lebih luas dan bervariasi. Seperti yang dikemukakan oleh Yule (2010:83) pada pembahasan sebelumnya bahwa adjective adalah kata-kata yang umumnya digunakan dengan nomina untuk memberikankan informasi tambahan tentang benda yang dirujuknya. Contoh penggunaan adjective dalam karangan ini adalah pada kalimat (13). Kata angry dalam kalimat tersebut merupakan contoh penggunaan adjective yang benar. Selain itu, pada karangan ini tidak ditemukan adanya kesalahan, baik dalam pemilihan maupun penggunaan kosakata. Oleh karena itu, karangan S20 ini memperoleh nilai yang lebih tinggi pada tahap posttest. Tabel 4.23 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Kosakata No Kesalahan pemilihan kosakata Saran perbaikan 1 (S30) I bought instant woodles and milk. I bought instant noodles and milk. 2 (S36) I was angry because the driver kidding to me. 3 (S17) At that time I got stomach illness. I was angry because the driver lied to me. At that time I got stomachache.

162 162 4) Aspek Tata Bahasa Pada tahap posttest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek ini sebesar 15,1. Adapun perbandingan hasil karangan siswa ini diambil dari S15 (siswa dengan nilai terendah pada pretest), S23 (siswa dengan nilai menengah pada pretest) dan S08 (siswa dengan nilai tertinggi pada pretest) Contoh Karangan S15 (terendah pada pretest) My Bestfriend and my First Love (1) I had a very bad experience. (2) It happened last month. (3) At that time I had a broken heart. (4) I fell in love with my classmate, Mita. (5) She is so smart and beautiful. (6) Everytime I saw her, I always smile because she was my first love. (7) I really loved her so I told her about my feeling. (8) Unfortunately, she said that she just wanted to be my friend and no more than that. (9) She did not love me back. (10) I was so sad at that time but we still be friend. (11) But one day I saw my bestfriend Dika was hugging her. (12) I was so sad aftter I knew that my bestfriend loved her too. (13) I thought that my bestfriend had lied to me. (14) One day Dika came to me and said that he did not want to break our friendship. (15) He decided to leave Mita because he did not want to hurt me. (16) Finally I and Dika forgot about that girl. (17) That was my bad experience about love. Berdasarkan rubrik penilaian, diketahui bahwa aspek tata bahasa terdiri atas dua komponen pendukung, yaitu penguasaan tata bahasa serta pemahaman terhadap kalimat. Menurut Yule (2010:83) tata bahasa adalah proses menggambarkan struktur frasa dan kalimat sedemikian rupa semua unsur tata bahasa dalam suatu bahasa dan mengatur urutan nontata bahasa. Beahaqi (2009:37) menyatakan bahwa pola did + present verb digunakan untuk memberikankan tekanan dalam kalimat, seperti dalam kalimat I did pass the examination even though I didn t study hard. Salah satu

163 163 contoh penggunaan pola tersebut dalam karangan ini adalah pada kalimat (9). Kata did pada kalimat tersebut memberikankan penekanan bahwa subjek she yang dimaksud tidak mencintai objek me dalam karangan tersebut. Menurut Leech (2006:119), verbs berasal dari bahasa Latin verbun yang berarti kata dalam arti melakukan atau memiliki. Verbs dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu regular dan irregular verb. Salah satu contoh penggunaan irregular verb adalah pada kalimat (4). Kata felt (verb 2) dalam kalimat tersebut merupakan bentuk irregular verb yang berasal dari kata fall (verb 1). Dapat dilihat pada karangan S15, penguasaan tata bahasa bahasa secara umum dan pemahaman terhadap kalimat sudah baik. Dalam karangan ini juga tidak ditemukan kesalahan tata bahasa. Oleh karena itu, karangan S15 mencapai nilai yang lebih tinggi pada posttest. Contoh Karangan S23 (menengah pada pretest) Study Tour (1) Four years ago, I had a bad experience in my life. (2) It was when I had a study tour with my friend to Java. (3) We went there by an aeroplane and stayed there for 7 days. (4) In the evening we arrived at the hotel in Jakarta. (5) I had some bad feeling because the hotel seemed so weird and mysterious. (6) Some of my friends were also felt the same. (7) At night, I suddenly woke up. (8) I had a scary nightmare about that hotel and saw many bad things about my room. (9) I was so scared and couldn t sleep again. (10) In the morning we continued our trip to Bandung. (11) There were some weird incidents after we left the hotel. (12) So we had prayed together

164 164 before we continued our trip. (13) That was the experience that I will \never forget. Menurut Dykes (2007:62), adverb of time adalah kata keterangan yang menerangkan kapan waktu kejadian terjadi. Contoh penggunaan adverb of time adalah pada kalimat (1). Kata four years ago pada kalimat tersebut merupakan contoh penggunaan adverb of time yang menjelaskan keterangan waktu yang lampau sesuai dengan pola kalimat dalam past tense. Leech (2006:119) menyatakan bahwa verbs berasal dari bahasa Latin verbun yang berarti kata dalam arti melakukan atau memiliki. Ada dua jenis verb, yaitu regular dan irregular verb. Salah satu contoh penggunaan irregular verb dalam karangan ini adalah pada kalimat (3). Kata went (verb 2) dalam kalimat tersebut merupakan bentuk irregular verb yang berasal dari kata go (verb 1). Pada karangan S23 dapat dilihat bahwa penguasaan tata bahasa bahasa secara umum dan pemahaman terhadap kalimat sudah baik. Oleh karena itu, karangan S15 mencapai nilai yang lebih tinggi pada posttest. Contoh Karangan S08 (tertinggi pada pretest) The Worst Experience That I Never Forget (1) Last year, when I was in Junior High School, I had a very bad experience. (2) That day I woke up late because my alarm clock did not ring. (3) Then I ran into the bathroom to take a bath and after that I had breakfast. (4) I went to school by motorbike. (5) I was in hurry. (6) When I arrived at school, I rushed to the classroom but the lesson had already started. (7) So I knocked the door and asked permission to enter the class. (8) My teacher was angry because I was late and he told me to stand up in front of the class. (9) I should apologize to all my friend because I was late, but the teacher did not allow me to sit in my chair. (10) So I stood up in front of the class until the lesson finished.

165 165 (11) At that time I was so embarrassed. (12) After class I came to my teacher and apologized to him because I was late. (13) I promised him that I would not come late again. (14) That was my bad experience that I will never forget. Menurut Baehaqi (2009:35) past tense digunakan untuk menyatakan peristiwa atau aktivitas yang terjadi pada masa lampau. Salah satu contoh penggunaan past tense dalam karangan ini adalah pada kalimat (7). Tanpa menggunakan keterangan waktu, kata kerja knocked dan asked di atas sudah menunjukkan bahwa kalimat tesebut dalam bentuk lampau. Sejalan dengan yang diungkapkan Dykes (2007:62) pada pembahasan sebelumnya, adverb of time adalah kata yang menerangkan kapan waktu kejadian terjadi. Contoh penggunaan adverb of time adalah pada kalimat (1). Kata last year pada kalimat tersebut merupakan contoh penggunaan adverb of time yang menjelaskan keterangan waktu yang lampau sesuai dengan pola kalimat dalam past tense. Pada karangan S08 di atas penguasaan tata bahasa sudah baik. Selain itu, dalam karangan ini tidak ditemukan adanya kesalahan dalam penggunaan tata bahasa. Oleh karena itu, karangan S12 memperoleh nilai yang lebih tinggi pada posttest. Tabel 4.24 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Tata Bahasa No Kesalahan Tata Bahasa Saran perbaikan 1 Penggunaan past tense Contoh: (S21) Last month i come to my uncle s house in Sorong. Last month i came to my uncle s house in Sorong. 2 Penggunaan preposisi Contoh: (S04) My friend live on Majapahit street number 3. My friend live at Majapahit street number 3.

166 166 3 Penggunaan to be Contoh: (S26) We was afraid because it was already dark outside. We ware afraid because it was already dark outside. 5) Aspek Mekanik Pada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek ini sebesar 3,9. Adapun perbandingan hasil karangan siswa ini diambil dari tiga karangan siswa yaitu S05 (siswa dengan nilai terendah pada pretest), S38 (siswa dengan nilai menengah pada pretest) dan S31 (siswa dengan nilai tertinggi pada pretest). Contoh Karangan S05 (terendah pada pretest) Fell off my Motorcycle (1) I had a very bad experience. (2) It happened two months ago. (3) On that day I went to school with my bestfriend, Dipta. (4) Suddenly the accident happened to me and my friend. (5) We were on the street and I was riding my motorcycle when suddenly someone hit my motorcycle from the back. (6) At that moment we fell off motorcycle. (7) The person who hit my motorcycle did not stop. (8) He did not helped me and my friend. (9) I was shocked because my arm was hurt, then I cried. (10) Then there was a man who helped me and my friend. (11) He gave me some water and medicine. (12) After that I and my friend went home together. (13) That was the experience that I will never forget. Menurut rubrik penilaian yang digunakan, aspek mekanik terdiri atas tiga komponen pendukung, yaitu penggunaan ejaan bahasa Inggris, penulisan huruf kapital dan tanda baca. Gie (1992:33--36) mengemukakan bahwa ada tiga asas utama dalam keterampilan menulis, yaitu asas kejelasan, asas keringkasan, dan asas ketepatan. Asas ketepatan

167 167 mengandung ketentuan bahwa setiap penulis harus menaati sepenuhnya berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan kelaziman pemakaian bahasa tulis yang ada. Dapat dilihat pada karangan S05, tidak ditemukan adanya kesalahan, baik dalam ejaan bahasa Inggris, penulisan huruf kapital, maupun tanda baca. Oleh karena itu, karangan S05 memperoleh nilai yang lebih tinggi pada posttest. Contoh Karangan S38 (menengah pada pretest) Bad Experience One day when I was in Primary School, I had a bad experience. It started when my parents were going to divorce. While I was in math class, a student kept on talking to the person behind me. But everytime the teacher heard a noise I was the one who got blamed. Finally I told the teacher that I were not the one that was talking, but she did not believe me and sent me down to the principal s office(.) (6) I explained to the principal that I did not make a noise. Luckily, the principal could understand and allowed me to go back to my classroom. (8) That was the experience that I will never forget(.) Menurut rubrik penilaian yang digunakan, aspek mekanik terdiri atas tiga komponen pendukung, yaitu ejaan bahasa Inggris, penulisan huruf kapital dan tanda baca, serta kerapian tulisan. Pada karangan S38 di atas tidak ditemukan adanya kesalahan, baik dalam penggunaan ejaan bahasa inggris, penulisan huruf kapital, maupun tanda baca sehingga tulisan ini mudah dibaca dan dimengerti. Oleh karena itu, karangan S38 ini berhasil memperoleh nilai yang lebih baik pada tahap posttest. Contoh Karangan S31 (tertinggi pada pretest) Sleep and have a nice dream

168 168 (1) Yesterday I had a very bad experience. (2) It happened when I was in my classroom. (3) That day I was study chemsitry. (4) It was the lesson that I really hated. (5) At that time the teacher was in front of the class, he explained about the theory of atom. (6) All of my friend were listening to the teacher. (7) The lesson was so bored and I could not understand what the teacher said. (8) I was sleepy but I did not dare to sleeep. (9) The teacher still talked and I could not concentrate so I fell asleep. (10) I slept about 10 minutes. (11) Suddenly I woke up and looked around. (12) Then I saw the teacher stood beside me and then he said Have a nice dream!. (13) All my friends were laughing. I was so embarrased. (14) Luckily, the teacher was not angry to me. (15) He gave me solution so I did not sleep again. (16) He told me to wash my face in the bathroom and also ate candy. (17) If I was still sleepy, he told me that I should go home. (18) That was the worst day in my life. Pada karangan S31 di atas tidak ditemukan adanya kesalahan, baik dalam penggunaan ejaan bahasa inggris, penulisan huruf kapital, maupun penulisan tanda tanda baca. sehingga tulisan ini mudah dibaca dan dimengerti. Oleh karena itu, karangan S31 ini berhasil memperoleh nilai yang lebih baik pada tahap posttest. Tabel 4.25 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Mekanik No Kesalahan pada huruf kapital Kesalahan pada ejaan atau tanda baca 1 (S21) I was born in sorong papua. Saran perbaikan: I was born in Sorong, Papua (S36) My friend said that he did not redy yet. Saran perbaikan: My friend said that he did not raedy yet. 2 (S02) I went to my brother s house in uluwatu. Saran perbaikan: I went to my brother s house in Uluwatu. 3 (S04) That was my bad experience Saran perbaikan: (S) We went to Gianyar by motorcicle. Saran perbaikan: We went to Gianyar by motorcycle. (S) I forgetten to check my wallet before i went to school. Saran perbaikan:

169 169 That was my bad experience (.) I forgot to check my wallet before i went to school 4.3.3Hasil Kuesioner Posttest Experimental Group Angket pascatreatment ini terdiri atas delapan soal yang disebarkan pada 37 siswa experimental group. Tujuannya adalah untuk mengetahui keberhasilan proses yang dilakukan setelah penerapan metode mind mapping dalam menulis karangan narasi pada posttest. Tabel 4.26 Hasil Kuesioner Posttest Experimental Group No Kriteria Experimental Group 1 Siswa senang melakukan kegiatan menulis karangan 91,8% narasi dengan metode mind mapping 2 Metode mind mapping memudahkan siswa untuk 89,1% menulis karangan narasi 3 Metode mind mapping memudahkan siswa untuk 83,7% mengembangkan isi tulisan sesuai dengan topik 4 Mentode mind mapping dapat membantu saat menulis 89,1% kronologis kejadian/peristiwa secara terurut 5 Menyusun struktur organisasi teks dan kalimat dengan 75,6% gramatikal yang benar merupakan hal yang mudah 6 Menulis karangan narasi dengan metode mind 91,8% mapping dapat melatih keterampilan menulis 7 Pembelajaran menulis dengan metode mind mapping 83,7% sangat menyenangkan sehingga membuat siswa bersemangat dalam belajar 8 Suasana kelas sangat menyenangkan dan tidak membosankan 83,7% Hasil dari kuesioner ini adalah sebanyak 91,8% siswa menyatakan senang melakukan kegiatan menulis karangan narasi dengan metode mind mapping sedangkan sekitar 8,2% siswa tidak memiliki pendapat yang sama.

170 170 Sekitar 89,1% siswa merasa bahwa dengan diterapkannya metode mind mapping memudahkan mereka untuk menulis karangan narasi, sedangkan 10,9% siswa yang merasa sebaliknya. Ketika siswa diminta pendapat mengenai proses penulisan karangan narasi, sebanyak 83,7% siswa menganggap bahwa metode mind mapping dapat memudahkan mereka untuk mengembangkan isi tulisan sesuai dengan topik, 89,1% siswa merasa bahwa mentode mind mapping dapat membantu saat menulis kronologis kejadian/peristiwa secara terurut, dan 75,6% siswa menganggap bahwa menyusun struktur organisasi teks dan kalimat dengan gramatikal yang benar merupakan hal yang mudah. Sebaliknya, tiap-tiap sebanyak 16,3%; 10,9%, dan 24,4% siswa tidak memiliki pendapat yang sama terhadap pernyataan mengenai kemampuan yang telah dipaparkan sebelumnya. Sebanyak 91,8% siswa merasa bahwa menulis karangan narasi dengan metode mind mapping yang diterapkan guru dapat melatih keterampilan menulis mereka. Sebanyak 83,7% siswa yang menganggap bahwa pembelajaran menulis dengan metode mind mapping sangat menyenangkan sehingga membuat mereka bersemangat dalam belajar dan 83,7% merasa bahwa suasana kelas sangat menyenangkan dan tidak membosankan. Namun, sebanyak 16,3% siswa memiliki pendapat yang berbeda terhadap pernyataan tersebut Perbandingan Hasil Posttest Control Group dan Experimental Group Berikut adalah diagram perbandingan nilai tiap aspek penilaian siswa control group dan experimental group pada tahap posttest.

171 171 Gambar 4.5 Diagram Perbandingan Hasil Penilaian Aspek- Aspek dalam Menulis Narasi pada Posttest Dari hasil penilaian tiap-tiap aspek dalam menulis narasi tersebut dapat dijumlahkan nilai rata-rata kelas yang disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut. Gambar 4.6 Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata Kelas Pada Posttest Nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa control group adalah 75,4, sedangkan siswa experimental group mencapai nilai 80,7. Dengan demikian dapat

172 172 dilihat bahwa perbedaan nilai pretest siswa control group dengan experimental group adalah sebesar 10,8. Kemudian perbandingan hasil nilai rata-rata kelas siswa control group dan experimental group pada tahap pretest dan posttest disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut Pretest Posttest Gambar 4.7 Diagram Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest pada Control Group dan Experimental Group Dalam diagram di atas dapat dilihat bahwa pada tahap pretest, nilai ratarata siswa control group adalah sebesar 70,1, sedangkan nilai rata-rata siswa experimental group sebesar Selisih nilai rata-rata antara kedua kelompok tersebut adalah sebesar 0,2. Pada tahap posttest, nilai rata-rata siswa control group mengalami peningkatan sebesar 5,3 menjadi 75,4, sedangkan nilai rata-rata siswa experimental group meningkat sebesar 10,8 menjadi 80,7. Siswa experimental group yang diberikan treatment dengan metode mind mapping berhasil mencapai

173 173 nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa control group yang tidak mendapatkan treatment. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode mind mapping dalam menulis karangan narasi terbukti mampu meningkatkan hasil karangan siswa. Dalam diagram selanjutnya dapat dilihat perbedaan nilai tiap aspek penilaian dari hasil pretest dan posttest siswa experimental group Pretest Posttest Isi Organisasi Kosakata Tata Bahasa Mekanik 3.9 Gambar 4.8 Diagram Perbandingan Hasil Aspek Penilaian Pretest dan Posttest pada Experimental Group Dalam diagram di atas dapat dilihat bahwa pada aspek isi nilai siswa meningkat sebesar 3,4. Hal ini dapat dilihat pada karangan siswa yang mengalami peningkatan di mana pengembangan isi tulisan sudah sesuai dengan topik dan mind mapping yang dibuat, judul sudah mencerminkan isi karangan, selain itu unsur-unsur narasi yang ada dalam karangan sudah lengkap. Pada aspek organisasi, nilai siswa mengalami

LINGUISTIKA, SEPTEMBER 2016 ISSN: Vol. 23. No. 45

LINGUISTIKA, SEPTEMBER 2016 ISSN: Vol. 23. No. 45 Metode Mind Mapping Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi I Gusti Ayu Krisnawati email: skrisnawati@gmail.com Program Magister Linguistik, Universitas Udayana Made Budiarsa email: madebudiarsa@yahoo.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JETIS 4 NUSAWUNGU CILACAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Indiarti Purnamasari Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa

Lebih terperinci

2013 PENGARUH METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

2013 PENGARUH METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen dari proses pembelajaran yang kehadirannya akan sangat menentukan tingkat keberhasilan dari pembelajaran yang dilakukan.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (kuasi). Penelitian eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini merupakan penelitian tentang peningkatan kemampuan menulis deskripsi dengan metode pembelajaran Mind Mapping pada peserta didik kelas IV SD Negeri Kutowinangun 05 Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). Bahasa Indonesia mempunyai peran penting dalam pengembangan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengamati pembelajaran selama ini, proses dan hasil pembelajaran bahasa khususnya bahasa Jawa dinilai belum memuaskan. Hal ini menjadi sebuah masalah dalam dunia pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada siswa. Perubahan tingkah tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pada siswa. Perubahan tingkah tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. dalam meningkatkan kualitas pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran guru dalam proses belajar mengajar sangat penting karena guru sering dianggap yang paling bertanggung jawab terhadap kualitas pendidikan. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun pekerjaan. Manusia senantiasa menggunakan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia yaitu menyangkut bahasa yang digunakan oleh warga negara Indonesia dan sebagai bahasa persatuan antar warga, yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung pada kemampuan dan keterampilannya dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam latar belakang ini, ada beberapa hal yang akan disampaikan penulis. hal tersebut terkait masalah yang diangkat. masalah atau isu yang diangkat tentunya

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI Yayan Yayan 56@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind map atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.

Lebih terperinci

Oleh Anggrianne Anastasia Panjaitan ABSTRAK

Oleh Anggrianne Anastasia Panjaitan ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Anggrianne Anastasia Panjaitan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narasi sebenarnya merupakan karangan yang mudah ditulis oleh siswa karena karangan ini dikembangkan melalui kegemaran siswa dalam mendengarkan cerita atau bercerita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Membaca 2.1.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa sangat memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Kedudukan bahasa itu sangat penting sebab dengan bahasa dapat terlaksananya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dipahami oleh siswa sebagai pelajaran yang membosankan dan tidak menarik, sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak langsung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas berbahasa merupakan aktivitas yang paling esensial dalam kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan bahasa tidak hanya sekedar ucapan melainkan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dipelajari dan dikuasai yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi, dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi

Lebih terperinci

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 4, No. 1, April 2016 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dan berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi. Pendidikan merupakan sesuatu yang universal, bersifat umum karena

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME Agung Gede Suputra Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo Anggota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas

Lebih terperinci

Oleh: Dewi Ekowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Dewi Ekowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN METODE PETA ALUR PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Dewi Ekowati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat hal tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek keterampilan berbahasa yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat hal tersebut mendapat porsi seimbang dan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran penting yang masuk dalam ujian nasional pada setiap jenjang pendidikan pelajaran yang lebih

Lebih terperinci

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN LIRIK LAGU SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013.

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN LIRIK LAGU SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013. KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN LIRIK LAGU SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013. ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Ispurwaningrum Nim 080320717088 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Hurlock (1980 : 208) mengatakan bahwa masa Sekolah Menengah Atas/SMK adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa awal. Pada masa inilah pembendaharaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan

BAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Membaca 1. Pengertian Membaca Membaca adalah satu dari empat aspek kemampuan bahasa pokok dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan (Tapubolon, 1990:5).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan melalui tatap muka, tetapi dapat dilakukan melalui tulisan. Syamsudin A.R. (1994:1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping)

Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) Hadijah, H.K Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Menulis merupakan keterampilan berbahasa produktif yang paling sedikit digunakan di antara empat keterampilan yang kita miliki; mendengarkan, berbicara, membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi sosial. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Komunikasi lisan terkait

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Keterampilan menulis perlu mendapat perhatian oleh penulis, agar tercipta hasil tulisan yang bermakna, menarik, dapat dipahami, dan mempengaruhi pembacanya. Seperti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA Oleh Novita Tabelessy Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia adalah bahasa. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS BERBANTUAN MIND MAPPING SISWA KELAS VII.2 SMP NEGERI 2 KAMANG MAGEK KABUPATEN AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS BERBANTUAN MIND MAPPING SISWA KELAS VII.2 SMP NEGERI 2 KAMANG MAGEK KABUPATEN AGAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS BERBANTUAN MIND MAPPING SISWA KELAS VII.2 SMP NEGERI 2 KAMANG MAGEK KABUPATEN AGAM Oleh: Vinazullah Hidayati 1, Syahrul R. 2, Ellya Ratna 3 Program Studi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bahasa Indonesia merupakan suatu mata pelajaran yang diberikan pada siswa di sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Dengan bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia sehingga memegang peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan pada keterampilan

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kegiatan pembelajaran yang mengedepankan proses dan hasil. Menulis merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan unik yang menuntut sejumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP secara umum adalah sebagai sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia,

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai

Lebih terperinci

Oleh : Novita Sari Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Abstrak

Oleh : Novita Sari Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Abstrak 0 EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KONSEP KALIMAT (CONCEPT SENTENCE)TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI OLEH SISWAKELAS X SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh : Novita Sari

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025 KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017/2018 KEMAMPUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keterampilan berbahasa siswa secara lisan dan tertulis. Keterampilan berbahasa tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia SMA, tujuan pembelajaran bahasa indonesia di sekolah adalah siswa terampil berbahasa. Keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan potensi diri manusia dalam berekspresi, menyampaikan pendapat, ide, gagasan, dan menuangkan hasil karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis. Seorang penulis berkomunikasi melalui tulisan mereka untuk mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau dikenal juga dengan sains menurut Bundu (2006) merupakan sejumlah proses kegiatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh: Muslimah Kurniawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V Isdianti Isdianti15@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deskripsi memiliki makna gambaran. Gambaran akan suatu keadaan atau perwujudan sebuah benda atau seseorang. Mendeskripsikan adalah cara agar seorang pembaca dapat membayangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori ini berisi tentang beberapa pendapat para ahli mengenai pembelajaran IPA, metode pembelajaran mind mapping, hasil belajar, penerapan mind mapping

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah eksprimen semu (Quasi Experimental

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah eksprimen semu (Quasi Experimental BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan adalah eksprimen semu (Quasi Experimental Design). Pada dasarnya desain quasi eksperimen terbagi menjadi dua, yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting terhadap kemajuan suatu bangsa di dunia. Pendidikan diproses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu upaya yang dilakukan untuk dapat mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masa sekarang. Tidak hanya dijadikan sebagai perantara informasi dan komunikasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. masa sekarang. Tidak hanya dijadikan sebagai perantara informasi dan komunikasi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tulisan merupakan sebuah hasil karya cipta manusia yang tak lekang oleh waktu. Dengan tulisan kita dapat merekam suatu peritiwa masa lampau untuk diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif

Lebih terperinci

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

Aas Asiah   Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD ISLAM AL-IKHLAS CIANJUR TAHUN AJARAN 2011/2012 Aas Asiah Email : aasasiah84@yahoo.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin maju serta peradaban manusia yang semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas belajar siswa sesuai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Keterampilan berbahasa terdiri atas keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan

BAB II LANDASAN TEORI. Keterampilan berbahasa terdiri atas keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keterampilan Berbahasa Keterampilan berbahasa terdiri atas keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa lisan (Santosa,2009:6.1). Keterampilan berbahasa tulis terdiri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sedangkan penelitian adalah wahana untuk menemukan kebenaran. Usaha untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sedangkan penelitian adalah wahana untuk menemukan kebenaran. Usaha untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan, sedangkan penelitian adalah wahana untuk menemukan kebenaran. Usaha untuk mencari kebenaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Indonesia adalah dengan cara penguasaan segala aspek keterampilan berbahasa oleh peserta didik. Keterampilan

Lebih terperinci