HAMBATAN KOMUNIKASI DALAM FILM YOURS TRULY (Analisis Semiotika Mengenai Hambatan Komunikasi Yang Terdapat Dalam Film Yours Truly )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HAMBATAN KOMUNIKASI DALAM FILM YOURS TRULY (Analisis Semiotika Mengenai Hambatan Komunikasi Yang Terdapat Dalam Film Yours Truly )"

Transkripsi

1 HAMBATAN KOMUNIKASI DALAM FILM YOURS TRULY (Analisis Semiotika Mengenai Hambatan Komunikasi Yang Terdapat Dalam Film Yours Truly ) DAMA PAUNDRA FALLETEHAN ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hambatan Komunikasi Dalam Film Yours Truly. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hambatan- hambatan komunikasi yang di tampilkan di dalam film Yours Truly berdasarkan tanda- tanda yang dimunculkan sepanjang film berlangsung. Film merupakan sebuah media komunikasi yang akurat dan mampu menyampaikan pesan apapun dalam kemasan yang lebih menarik dan memiliki unsur entertaining (menghibur). Kreativitas yang dikemas di dalam durasi singkat adalah sebuah tantangan tersendiri bagi pelakon film pendek untuk menyuguhkan hiburan, makna dan seni peran sekaligus dalam satu paket. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teori yang relevan, yaitu: Semiotika, Semiotika Komunikasi Visual dan Semiologi Roland Barthes. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika dengan perangkat analisis semiologi Roland Barthes berupa signikasi dua tahap (two order of signification); denotasi dan konotasi, yang kemudian dibagi menjadi penanda, petanda, level denotasi, dan level konotasi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa film Yours Truly menggunakan beberapa icon penunjang seperti tape recorder dan bunga sebagai alat bantu komunikasi yang seringkali muncul di scene film ini. Pesan moral yang ingin disampaikan dalam film ini adalah pentingnya sebuah komunikasi yang akurat dan baik sehingga apabila kesusksesan komunikasi tidak dapat diwujudkan maka akan mampu menimbulkan masalah- masalah bagi pelakonnya. Kata kunci: Hambatan Komunikasi, Semiologi Roland Barthes, Semiotika, Film yours truly PENDAHULUAN Secara umum, komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian berbagai makna melalui perilaku verbal maupun nonverbal. Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respon pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol, baik bentuk verbal (kata-kata) atau bentuk nonverbal (non kata-kata), tanpa harus memastikan terlebih dahulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu sistem simbol yang sama. Simbol atau lambang adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lainnya berdasarkan kesepakatan bersama (Mulyana, 2004:3). Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyampaikan suatu pesan dalam komunikasi dan salah satunya adalah melalui film. Film (movie) merupakan salah satu media berformat audio visual yang mampu menjadi sarana komunikasi yang sangat efektif. Film mampu merefleksikan realita yang ada secara real dan tampak seperti aslinya. Film awalnya ditemukan oleh Edward Muybridge pada tahun Saat itu film masih berbentuk serentetan gambar yang dilihat dengan kecepatan tertentu sehingga terlihat bergerak (Briggs, 2006: 204) 1

2 Saat ini film pendek makin digandrungi oleh masyarakat di Indonesia. Festival film pendek makin marak di adakan dan menghasilkan kreasi- kreasi film pendek yang bagus. Contohnya adalah film Yours Truly yang sudah mengantongi penghargaan seperti memasuki 20 besar finalis acara Asian Short Film Awards 2011, sebuah kompetisi film pendek yang diselenggarakan oleh ScreenSingapore di Singapura pada tanggal 5 Juni Yours Truly adalah sebuah film pendek yang di produksi oleh Lucky Beanie Pictures & Cine et Cetera pada tahun Film yang bergenre horor psikologis ini menceritakan bagaimana permasalahan di dalam komunikasi dapat terjadi. Film ini menceritakan seorang lelaki yang tidak mampu menjadi seorang komunikator bernama Todi. Pria ini tidak mampu memulai pembicaraan dengan orang dan menjadikan dia seorang yang tertutup dan pendiam. Ketidak mampuan pria ini berkomunikasi dilampiaskannya kepada sebuah tape recorder yang dianggap sebagai temannya. Untuk memperbaiki sebuah komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di dalam film ini, Todi yang merupakan orang yang tidak mampu berkomunikasi mencoba menjadi pribadi yang mampu berkomunikasi dengan cara menjadi seorang pengantar bunga. Cara ini cukup efektif merubah ia menjadi seorang yang bisa memulai sebuah pembicaraan. Namun ternyata merubah sebuah sikap yang telah lama dimiliki itu cukup sulit. Todi tetap tidak mampu memulai pembicaraan selain ketika ia tengah bertugas mengantar bunga. Watak peran yang lain yang diceritakan di dalam film ini adalah seorang perempuan bernama Kayla. Ia adalah perempuan yang sangat mampu dalam memulai pembicaraan namun tidak mampu menjadi komunikan yang baik. Ia adalah pribadi yang hanya ingin didengarkan dan tidak ingin mendengar. Di dalam sebuah komunikasi ada unsur komunikasi dua arah. Kayla hanya seorang komunikator yang baik namun tidak dibarengi dengan kemampuan dalam menjadi seorang komunikan. Di Film ini, kedua pribadi berbeda karakter ini dipertemukan dalam jalinan cinta. Pada awal mereka berpacaran, keadaan nampaknya baik- baik saja hingga pada akhirnya terbukti bahwa hambatan komunikasi yang berlangsung terus menerus dapat menyebabkan masalah yang cukup besar. KAJIAN PUSTAKA Teori memberikan dasar dalam suatu penelitian untuk memprediksi dan merumuskan pernyataan-pernyataan yang menyangkut pemahaman pemikiran (Severin & Tankard, 2008:12-13). Teori dapat digunakan sebagai dasar penelitian karena dapat menyimpulkan pengetahuan tentang suatu hal, memfokuskan suatu hal, dapat menjelaskan hal yang diamati, memberikan petunjuk untuk melakukan pengamatan dan membuat prediksi terhadap keadaan yang akan terjadi (Sanjaya, 2001:12). Dalam penelitian ini teori- teori yang relevan digunakan adalah Komunikasi, Hambatan Komunikasi dan Semiotika Roland Barthes. Komunikasi Bila ditinjau secara etimologi, dapat disebutkan bahwa komunikasi dalam Bahasa Inggris yaitu communication. Maksudnya bila seseorang mengadakan 2

3 kegiatan komunikasi dengan sesuatu pihak, maka orang tersebut cenderung berusaha untuk mengatakan persamaan arti dengan pihak lain yang menjadi lawan komunikasinya atau menyamakan dirinya dengan yang diajaknya berkomunikasi (Suwardi, 2007:6-7). Komunikasi dapat difungsikan sebagai tindakan berinteraksi terhadap sosial lingkungan disekeliling pelaku komunikasi. Komunikasi penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita berhubungan dengan masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. Komunikasi adalah proses berbagai makna melalui perilaku verbal dan nonverbal. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih. Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respon pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol, baik bentuk verbal (kata-kata) atau bentuk non verbal (non kata-kata), tanpa harus memastikan terlebih dahulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu sistem simbol yang sama. Simbol atau lambang adalah sesuatu yang mewakili sesuatu lainnya berdasarkan kesepakatan bersama (Mulyana, 2004:3). Orang yang tidak dapat berkomunikasi dengan manusia dipastikan akan tersesat karena ia tidak sempat menata dirinya dalam suatu lingkungan sosial. Komunikasilah yang memungkinkan suatu individu membangun suatu kerangka rujukandan menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkan berbagai situasi yang dia hadapi. Thomas M. Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar kita dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan (Mulyana, 2007:4). Pengertian komunikasi bersumber dari gagasan komunikator yang ingin disampaikan kepada pihak penerima, dengan segala daya dan usaha bahkan tipu daya agar pihak penerima tersebut (komunikan) mengenal, mengerti, memahami dan menerima ideologinya lewat pesan-pesan yang disampaikan (Purwasito, 2003:195). Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap (Effendy, 2006:10). Hambatan Komunikasi Dalam proses komunikasi, selalu terdapat hambatan yang dapat mengganggu. Hal ini menyebabkan informasi dan gagasan tidak dapat disampaikan, diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan (komunikan). Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, terdapat hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak berjalan dengan efektif, yaitu: 1. Status Effect. 2. Semantik Problems. 3. Perceptual Distortion. 4. Cultural Differences. 3

4 5. Phsycal Distractions. 6. Poor Choice of Communication Channels. 7. No Feed Back (Ludlow, 1992: 10-11). Semiotika Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang dipakai manusia dalam mencari jalan di dunia ini. Pada dasarnya semiotika mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Dalam hal ini memaknai (to signify) tidak dapat dicampur adukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri dan makna adalah hubungan suatu objek dan suatu tanda. Secara umum studi tentang tanda merujuk pada semiotika (Sobur, 2004:15-16). Semiologi Roland Barthes Barthes menjelaskan dua tingkatan dalam pertandaan yaitu yang pertama adalah denotasi. Denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda atau antara tanda pada rujukannya yang realitas yang menghasilkan makna eksplisit langsung dan pasti. Yang kedua adalah konotasi, yaitu tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan pertanda yang didalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti. Teori Barthes sangat berkesinambungan dengan apa yang disebut sebagai sistem pemaknaan tataran kedua yang sejatinya dibangun di atas sistem yang lain yang sebelumnya sudah ada. Sistem kedua Barthes ini disebut dengan konotatif yang secara tegas ia bedakan dari denotatif atau dengan sistem yang pertama. Barthes membuat peta tentang bagaimana tanda itu difungsikan dan digunakan (Cobley & Jansz, 1999): Tabel 2.1 Peta Tanda Roland Barthes 1. Signifier (Penanda) 2. Signified (Petanda) 3. Denotatif Sign (Tanda Denotatif) 4. Connotative Signifier (Penanda 5. Connotative Signified (Petanda Konotatif) Konotatif) 6. Connotative Sign (Tanda Konotatif) (Sumber: Drs. Alex Sobur, Msi, 2004, Semiotika Komunikasi, Remaja Rosda Karya, 69) Lima Kode Pembacaan Roland Barthes Barthes meninjau lima kode dalam pembacaan suatu tanda yaitu: 1. Kode Hermeneutik 2. Kode Semik 3. Kode Simbolik 4. Kode Proaretik 5. Kode Gromik/kultural 4

5 METODOLOGI PENELITIAN Kualitatif Bogan dan Taylor mendefenisikan metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata, catatan-catatan yang berhubungan dengan makna, nilai serta pengertian. Oleh karena itu metode kualitatif senantiasa memiliki sifat holistik, yaitu penafsiran terhadap data dalam hubungannya dengan berbagai aspek yang mungkin ada (Kaelan, 2005: 4) Semiotika Tanda-tanda merupakan basis dari seluruh komunikasi (Littlejohn, 1996:64). Manusia dengan perantara tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Semiotika adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang tanda. Tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya mencari jalan di dunia ini. Semiotika dalam istilah Barthes, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan memaknai hal-hal. Memaknai dalam hal ini tidak dapat dipadukan dengan mengkomunikasikan. Memaknai berarti objek tidak hanya membawa informasi melainkan juga berkomunikasi dan juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda (Barthes, 1988:179) Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah scene dan shot yang terdapat di dalam film Yours Truly. Penelitian mencakup permasalahan komunikasi yang terdapat di dalam scene dan shot film ini. Kerangka Analisis Semiotika pada dasarnya diartikan bagaimana manusia memaknai suatu hal yang dilihatnya. Dalam hal ini memaknai suatu hal tidak bisa di sandingkan dengan mengkomunikasikan. Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri dan makna adalah hubungan suatu objek dan suatu tanda. Secara umum semiotika mempunyai hubungan erat dengan penandaan (Sobur, 2004:15-16). Teknik Pengumpulan Data Data Primer Data primer adalah data dari tiap scene dan shot yang terdapat dalam film Yours Trully. Data Sekunder Data sekunder adalah melalui penelitian kepustakaan (Library Research), dengan mengumpulkan literatur serta berbagai sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku-buku, jurnal, internet dan sebagainya. 5

6 Teknik Analisis Data Data dalam metode kualitatif mencerminkan interprestasi yang mendalam dan menyeluruh atas fenomena tertentu. Data dikelompokkan dalam kelas-kelas, tidak menurut angka-angka. Sumber data pada penelitian ini menggunakan teknik purposive, yaitu menggunakan data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian penulis. Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisis semiotika menggunakan pendekatan dari Roland Barthes yaitu metode signifikasi dua tahap. 1. Pertama menganalisis hambatan didalam sebuah tanda yang tampak pada film Yours Truly. Denotasi digunakan untuk mengartikan arti dari bahasa verbal (kata-kata) dan non verbal (sikap) (dialog dan akting pada film Yours Truly ). 2. Kedua adalah menganalisis tanda Konotasi. Konotasi digunakan untuk mengungkapkan makna tersembunyi dari bahasa verbal dan non verbal dalam film Yours Truly, lalu dilakukan penarikan kesimpulan. Uraian Analisis Film ini adalah film pendek yang sangat berkaitan dengan hambatan komunikasi. Film yang berdurasi detik ini nyaris menyuguhkan bagaimana hambatan komunikasi itu berlangsung di tiap adegannya. Film yang berlatar belakang psycho horror ini sebenarnya menceritakan tentang seorang wanita psycho yang menjebak korbannya dalam permainannya. Dari sepuluh scene yang diteliti, terdapat beberapa hambatan komunikasi yang terjadi. Hambatan dari tiap scene tersebut yaitu: 1. Scene pertama Todi digambarkan tengah berlatih menyapa seseorang di depan sebuah cermin. Hal ini dilakukan todi berulang kali. Apa yang dilakukan Todi merupakan bentuk terjadinya hambatan berupa psikologis. Todi merasa tidak percaya diri dan butuh melakukan proses latihan berulang kali. Selain berlatih secara berulang- ulang di depan cermin, Todi juga menggunakan sebuah tape recorder sebagai alat bantunya. Todi merekan suaranya kemudian memutar suranya kembali. Hal ini juga pengaruh dari hambatan psikologis. Ia merekam suaranya kemudian memutar suaranya kembali agar ia dapat menemukan kekurangan dari penyampaian pesannya. 2. Scene kedua Di scene ini, Todi menjelaskan bahwa pekerjaannya berlawanan dengan sifatnya. Kemudian ia juga mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pribadi yang pendiam dan tertutup. Todi juga mengatakan bahwa menjadi pengantar bunga adalah cara yang ditempuhnya untuk menjadi pribadi yang berbeda. Ia ingin menjadi seseorang yang terbuka dan mampu memulai komunikasi dengan orang lain. Hal ini merupakan bentuk hambatan psikologis yang mampu menciptakan kegagalan komunikasi. 6

7 3. Scene ketiga Todi menjelaskan bahwa pekerjaannya yang dijalaninya adalah pekerjaan yang sangat sulit baginya. Walaupun bagi kebanyakan orang hal itu cukup mudah, namun bagi Todi itu adalah hal yang berat. Hal ini menjelaskan bahwa Todi mengalami hambatan psikologis. 4. Scene keempat Sosok Todi yang pendiam dan tertutup digambarkan jelas pada scene ini. Todi sering kali melamun dan sedikit berbicara. Ia melamun dengan menunjukkan pandangan tajam. Hal ini menunjukkan seolah- olah ia tengah menunjukkan dirinya kesal dan emosi. Tekanan secara psikis membuatnya melakukan hal ini. Dibalik diri Todi yang tertutup dan pendiam, ternyata Todi adalah orang yang mampu bercerita hanya saja ia hanya mampu bercerita kepada tape recorder. Ia menyatakan bahwasanya temannya bercerita hanyalah tape recorder tersebut. Keadaan ini menandakan bahwa Todi mengalami hambatan berupa Poor Choice of Communication Channels. 5. Scene kelima Di scene ini, Todi bertemu dengan seorang wanita bernama Kayla. Todi mengantarkan sebuah kiriman bunga kepadanya. Pada pandangan pertama, Todi ragu apakah Kayla adalah orang Indonesia dan dapat berbicara bahasa Indonesia. Wajah Kayla terlihat seperti orang asing. Hal ini merupakan bentuk dari Perceptual Distortion. 6. Scene keenam Di scene ini, sematik problems terjadi. Todi berbicara sangat pelan dan tidak berwibawa kepada Kayla. Kemudian tarian dan nyanyiannya diiringi dengan ketidak pedean Todi. hal ini menyebabkan pesan yang disampaikan jadi tidak begitu jelas. Disamping itu, hambatan psikis tetap menjadi faktor utama Todi tidak percaya diri dan sulit mengutarakan isi hati. Status effect juga merupakan hambatan komunikasi yang terjadi di scene ini. Kayla adalah pelanggan dan Todi adalah pelayan. Dengan demikian terjadi sebuah hambatan karena perbedaan status kedua orang tersebut. Todi pun berhati- hati sekali dalam berbicara karena mengingat Kayla adalah pembeli. 7. Scene ketujuh Di scene ini, Todi terlihat amat sangat kaku. Ia sangat jarang berbicara. Todi hanya menunjukkan tidak percaya diri dan grogi. Terlihat dari gerakan tubuhnya yang kaku dan matanya beberapa kali berpaling dari Kayla. Hal ini merupakan hambatan psikologis. Todi terpaku pada dirinya yang tidak mampu memulai komunikasi sehingga ia diam dan hanya menjawab ketika ditanya. Poor Choice of Communication Channels merupakan sebuah hambatan komunikasi yang juga muncul di scene ini. Todi mengungkapkan perasaan hatinya melalui sebuah tape recorder. 7

8 8. Scene kedelapan Di dalam scene ini terlihat jelas terjadi hambatan komunikasi berupa Perceptual Distortion. Perbedaan persepsi atau pola pikir antara Kayla dan Todi terlihat cukup signifikan. Todi memiliki persepsi untuk merubah pribadi dirinya untuk bisa berbicara, sedangkan Kayla memiliki persepsi bahwa Todi hanyalah seorang pendengar saja. Dengan demikian Kayla pun tidak pernah memberikan kesempatan Todi untuk bicara. 9. Scene kesembilan Hambatan komunikasi berupa Poor Choice of Communication Channels kembali muncul di scene ini. Todi berbicara kepada Kayla menggunakan bantuan sebuah tape recorder. Hal ini berdasar kepada ketidak mampuan Todi dalam memulai komunikasi. karena hambatan psikologis itu, maka Todi pun menggunakan tape recorder sebagai alat bantunya dalam berkomunikasi. Perceptual Distortion juga merupakan salah satu hambatan komunikasi yang terjadi di scene ini. Todi dan Kayla saling mempertahankan persepsinya masing- masing. 10. Scene kesepuluh Di scene ini, terdapat Todi dalam kondisi mulut dijahit dan tangan yang dipakukan di kursi. Hal ini lebih dikenal dengan mengkebiri. Mengkebiri merupakan bentuk dari menghilangkan kemampuan dari indra seseorang. Dengan demikian, Poor Choice of Communication Channels pun terjadi. PENUTUP Kesimpulan Hambatan komunikasi yang digambarkan pada film Yours Truly ini sangat umum ditemukan di dalam masyarakat. Apa yang terjadi di dalam masyarakat tersebut merupakan wujud dari kode pembacaan Roland Barthes yang terakhir yaitu mitos. Hambatan tersebut berupa: 1. Poor choice of communication 2. Gangguan psikologis 3. Semantik problems 4. Status effect 5. Perceptual distortion Saran Dengan memperhatikan pembahasan, kesimpulan dan keterbatasan penelitian ini, maka beberapa saran yang dapat dijadikan gambaran untuk penelitian selanjutnya. Saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Peneliti menggunakan semiotika Roland Barthes sebagai panduan penelitian ini. Untuk menganalisis film, peneliti mengakui cukup sulit menggunakan metodologi Roland Barthes. Dengan demikian untuk penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan teori dan metode yang lebih tepat dan khusus untuk menganalisis film. 8

9 2. Bagi peneliti lain yang ingin menyempurnakan hasil penelitian ini, agar menggunakan pandangan ahli lainnya dalam menganalisis hambatan komunikasi. Dengan demikian akan memperkaya hasil penelitian mempertajam dan membuat hasil penelitian lebih sempurna. 3. Cerita di dalam film ini cukup berat. Membutuhkan analisis yang cukup tinggi untuk memahami tiap adegan yang digambarkan di dalam film. Dengan demikian harus diperhatikan beberapa permasalahan teknis sebagai berikut: Suara monolog yang diucapkan harus jelas dan cukup kuat. Suara musik latar jangan sampai lebih keras daripada monolog yang seharusnya lebih diutamakan. Pewarnaan dan angle jangan sampai menciptakan efek blocking sehingga backround dan objek terlihat menyatu. 4. Film ini jelas menceritakan tentang fenomena yang terjadi di masyarakat Indonesia. Ada beberapa point penting mengenai fenomena anti sosial yang dapat dijadikan gambaran untuk diterapkan dikehidupan nyata. Hal tersebut antara lain: Alat komunikasi canggih Masyarakat Indonesia sedikit besarnya telah terpengaruh pola pikirnya oleh keberadaan alat komunikasi canggih. Alat komunikasi canggih tersebut memiliki kemampuan untuk memudahkan aktivitas komunikasi. Kemudahan yang diberikan oleh peralatan komunikasi canggih ini mengakibatkan semakin malasnya masyarakat untuk berkomunikasi secara langsung. Terbukti dengan banyaknya orangorang yang eksis di dunia maya namun pasif di dunia nyata. Alat komunikasi canggih seperti BB, tablet pc yang meliputi line, facebook, twitter dan lain sebagainya harus digunakan dengan bijaksana. Masyarakat harus cerdas dalam menggunakan alat tersebut. Dengan demikian masyarakatlah yang harus mengontrol alat komunikasi canggih tersebut dan bukan sebaliknya. Apabila hal ini dapat diwujudkan, maka alat komunikasi canggih tersebut akan baik manfaatnya bagi masyarakat. Lingkungan Lingkungan juga merupakan salah satu faktor terbentuknya sifat anti sosial di masyarakat. Salah satu lingkungan yang ditunjukkan di dalam film ini adalah apartemen. Apartemen merupakan salah satu lingkungan anti sosial. Hal ini dikarenakan jarang terjalin komunikasi antara penghuni apartemen satu dengan lainnya. Digambarkan pula koridor apartemen yang sepi di dalam film ini menunjukkan bahwa tidak ada aktivitas komunikasi yang terjadi. Lingkungan ini menciptakan suasana tempat tinggal yang kaku. Apartemen juga merupakan bentuk dari jurang pemisah antara golongan ekonomi atas dengan bawah. Hal ini menyebabkan tertutupnya akses komunikasi antara masyarakat atas dengan masyarakat bawah. 9

10 Intinya adalah walaupun dengan kondisi seperti ini, namun komunikasi dan sosialisasi harus tetap terjalin. Manusia merupakan makhluk sosial. Dengan demikian sesama manusia akan saling membutuhkan. Untuk mewujudkan keharmonisan antar manusia, maka harus terjalin komunikasi yang baik. DAFTAR PUSTAKA Barthes, Roland The Semiotics Challenge. New York: Hill and Wang. Briggs, Asa, Sejarah sosial media. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Effendy, Onong Uchjana Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Kaelan Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Yogyakarta: Paradigma. Ludlow, Ron & Fergus Panton The essence of effective communication. London: Prentice Hall. Mulyana, Deddy Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Paul Cobley & Litza Jansz Introducing Semiotics. United Kingdom: Icon Books Ltd. Sanjaya, Sasa Djuarsa Pengantar Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. Sobur, Alex Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 10

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Semiotika sebagai Metode Penelitian Semiotika merupakan cabang ilmu yang membahas tentang bagaimana cara memahami simbol atau lambang, dikenal dengan semiologi. Semiologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian baik yang mencakup objek penelitian, metode penelitian, dan hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian baik yang mencakup objek penelitian, metode penelitian, dan hasil BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Membahas mengenai pengertian tentang paradigma, yang dimaksud paradigma penelitian adalah dasar kepercayaan seseorang dalam melakukan penelitian baik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis ini memandang bahwa ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dengan judul Analisis Semiotika Pidato Susilo Bambang Yudhoyono Dalam Kasus Bank Century merupakan penelitian nonkancah atau nonlapangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Sebagai salah satu pendekatan yang baru, maka pendekatan konstruktivis (intepretatif) ini sebenarnya masih kurang besar gaungnya di bandingkan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut pandang yang digunakan. Sebagian orang menyebut paradigma sebagai citra fundamental

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memakai paradigma dari salah satu penelitian kualitatif yaitu teori kritis (critical theory). Teori kritis memandang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan paradigma kritis. Paradigma kritis menyajikan serangkaian metode dan perspektif yang memungkinkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot. Untuk mempermudah penelitian, maka objek kajian tersebut akan ditelisik dan dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan harus dapat menganalisis peluang dan tantangan pada masa yang akan datang. Dengan melihat tantangan tersebut, Perusahaan dituntut untuk mampu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana peneliti hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis danpendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,penelitian dilakukan dengan melihat konteks permasalahan secara utuh, dengan fokus penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif. 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif. Dengan ini peneliti menempatkan diri sebagai pengamat dalam memaparkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Pengertian paradigma menurut Dedy Mulyana adalah suatu kerangka berfikir yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini memiliki signifikasi berkaitan dengan kajian teks media atau berita, sehingga kecenderungannya lebih bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. ParadigmaKonstruktivis Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi manusia atas realitas. Konstruktivisme melihat bagaimana setiap orang pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma penelitian Penelitian ini menggunakan metodelogi kualitatif, paradigma yang penulis pilih ialah teori kritis. Penelitian kualitatif merupakan suatu strategy

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, maka seorang peneliti harus dapat memahami dan menggunakan cara

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel Abstrak Penelitian ini menggunakan analisis semiotika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film selain sebagai alat untuk mencurahkan ekspresi bagi penciptanya, juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya visualnya yang didukung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budaya Menurut Marvin Harris (dalam Spradley, 2007:5) konsep kebudayaan ditampakkan dalam berbagai pola tingkah laku yang dikaitkan dengan kelompokkelompok masyarakat tertentu,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. 93 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. Juga digunakan sebagai sarana hiburan. Selain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah kualitatif (data yang tidak berupa angka-angka) 35

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah kualitatif (data yang tidak berupa angka-angka) 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Semiotik adalah ilmu yang mempelajari sederetan luar objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda. Alasan mengapa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif eksplanatif. Penelitian deskriptif eksplanatif merupakan penelitian yang mengungkap fakta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ialah komunikasi melalui tanda (sign) yang mempunyai makna dan arti yang

BAB I PENDAHULUAN. ialah komunikasi melalui tanda (sign) yang mempunyai makna dan arti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esensinya tiap mahkluk hidup ialah berkomunikasi. Dan komunikasi bukan yang hal yang tabu lagi dikehidupan kita, ada berbagai cara tiap-tiap individu untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan kegiatan pengembangan wawasan keilmuan, dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu pengetahuan maupun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ 1.1 Sifat Penelitian Penelitian ini menggunakan sifat penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ini adalah jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connotative) dan arti

BAB III METODE PENELITIAN. menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connotative) dan arti BAB III METODE PENELITIAN Dalam peneltian ini, peneliti menggunakan metode analisa semiotika. Analisa semiotika merupakan suatu teknik analisa yang menarik sebuah tanda dan cara tanda-tanda tersebut bekerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi visual memiliki peran penting dalam berbagai bidang, salah satunya adalah film. Film memiliki makna dan pesan di dalamnya khususnya dari sudut pandang visual.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat interpretatif yaitu peneliti melakukan pengamatan langsung secara menyeluruh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau member informasi dari atau kepada orang lain. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini bersifat desktiptif dalam ranah kualitatif. Deskriptif adalah sifat penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat interpretatif menggunakan pendekatan kualitatif, metode kualitatif memungkinkan peneliti mendekati data sehingga mampu mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam tahap ini, peneliti mulai menerapkan proses representasi yaitu

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam tahap ini, peneliti mulai menerapkan proses representasi yaitu BAB IV ANALISIS DATA A. TEMUAN PENELITIAN Dalam tahap ini, peneliti mulai menerapkan proses representasi yaitu dengan proses penyeleksian atas tanda-tanda yang ada dengan menggaris bawahi hal-hal tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai budaya terdapat di Indonesia sehingga menjadikannya sebagai negara yang berbudaya dengan menjunjung tinggi nilai-nilainya. Budaya tersebut memiliki fungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan jenis penelitiannya adalah analisis wacana. Analisis wacana. ilmiah, yang objeknya representatif perempuan muslim dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dan jenis penelitiannya adalah analisis wacana. Analisis wacana. ilmiah, yang objeknya representatif perempuan muslim dalam 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan penelitian Pendekatan dalam penelitian ini termasuk pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya adalah analisis wacana. Analisis wacana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisa semiologi komunikasi. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keragaman tari menjadi salah satu kekayaan Nusantara. Jenis tari tradisi di setiap daerah mempunyai fungsi sesuai dengan pola kehidupan masyarakat daerah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Kirk dan Miller (1986:9), penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Kirk dan Miller (1986:9), penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu 55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitiian ini menggunakan sifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Kirk dan Miller (1986:9), penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskripsi kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini

Lebih terperinci

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi semiotika Modul ke: Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi Fakultas 13Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting analisis

Lebih terperinci

REPRESENTASI MAKNA LESBIANISME DALAM PESAN NOVEL GERHANA KEMBAR KARYA CLARA Ng Oleh : Damai Ryanti Purba

REPRESENTASI MAKNA LESBIANISME DALAM PESAN NOVEL GERHANA KEMBAR KARYA CLARA Ng Oleh : Damai Ryanti Purba REPRESENTASI MAKNA LESBIANISME DALAM PESAN NOVEL GERHANA KEMBAR KARYA CLARA Ng Oleh : Damai Ryanti Purba 090904041 Abstrak Penelitian ini berjudul Representasi Makna Lesbianisme dalam Pesan Novel Gerhana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penilitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang digunakan karena beberapa pertimbangan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Menurut Phillips, pendekatan atau sering pula disebut paradigma ialah seperangkat asumsi, baik tersurat maupun tersirat, yang menjadi landasan bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi sejak dilahirkan didunia, komunikasi tidak hanya berupa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Kritis Penelitian ini termasuk dalam kategori paradigma kritis. Paradigma ini mempunyai pandangan tertentu bagaimana media dan pada akhirnya informasi yang

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Film Hachiko : A Dog s Story adalah film drama yang didalamnya

Bab 1. Pendahuluan. Film Hachiko : A Dog s Story adalah film drama yang didalamnya Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Film Hachiko : A Dog s Story adalah film drama yang didalamnya bercerita tentang seekor anjing ras Akita inu asal Jepang yang sangat setia pada tuannya. Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metodologi berasal dari kata methodology yang maknanya ilmu yang menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian terjemahan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Penentuan dan teknik yang digunakan haruslah dapat mencerminkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Penentuan dan teknik yang digunakan haruslah dapat mencerminkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan prosedur yang dipergunakan dalam upaya mendapatkan data ataupun informasi guna memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah analisis semiotika dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan studi wacana media massa. Pendekatan kualitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Paradigma Penelitian Paradigma yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah paradigma teori kritis (critical theory). Aliran pemikiran paradigma ini lebih senang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga disebut dengan istilah sekar, sebab tembang memang berasal dari kata

BAB I PENDAHULUAN. juga disebut dengan istilah sekar, sebab tembang memang berasal dari kata 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tembang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai ragam suara yang berirama. Dalam istilah bahasa Jawa tembang berarti lagu. Tembang juga disebut dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti yaitu berbicara. mengenai makna apa yang mengandung pesan dakwah anak dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti yaitu berbicara. mengenai makna apa yang mengandung pesan dakwah anak dalam 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jeni s Penelitian Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti yaitu berbicara mengenai makna apa yang mengandung pesan dakwah anak dalam program televisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif memungkinkan peneliti mendekati data sehingga mampu mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun

BAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Logo merupakan bagian yang penting untuk menunjukan keberadaan sesuatu. Logo menjadi sebuah pengakuan, kebanggaan, inspirasi, kepercayaan, kehormatan, kesuksesan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metodologi berasal dari kata methodology yang maknanya ilmu yang menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian terjemahan dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Semiotika adalah ilmu yang mempelajari sederetan luar objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda. Alasan mengapa penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif. Seperti pendapat yang dikemukakan Bog dandan Taylor

METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif. Seperti pendapat yang dikemukakan Bog dandan Taylor III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Seperti pendapat yang dikemukakan Bog dandan Taylor (1975) dalam Maleong

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digali sedalam-dalamnya serta tidak mengutamakan jumlah populasi atau sampling.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digali sedalam-dalamnya serta tidak mengutamakan jumlah populasi atau sampling. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan oleh penulis akan mengarah pada penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan teori semiotika. Penelitian kualitatif

Lebih terperinci

40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma dalam penulisan ini yaitu dengan menggunakan pendekatan paradigma kritis, gagasan utama teori kritis ialah bahwa tidak ada sebuah kebetulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam analisis ini adalah kualitatif dengan pendekatan semiotika Barthesian. Definisi metode kualitatif menurut Strauss and

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. video klip musik Lady Gaga Alejandro dan Applause. Produk media

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. video klip musik Lady Gaga Alejandro dan Applause. Produk media 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek/Subyek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah adegan atau content yang dimuat dari video klip musik Lady Gaga Alejandro dan Applause. Produk media tersebut

Lebih terperinci

Proses Komunikasi Di Perpustakaan

Proses Komunikasi Di Perpustakaan Proses Komunikasi Di Perpustakaan Pengertian Perpustakaan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat mempengaruhi aktivitas kehidupan manusia. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini film dan kebudayaan telah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Film pada dasarnya dapat mewakili kehidupan sosial dan budaya masyarakat tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni, lukisan, dan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni, lukisan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dalam berkomunikasi. Komunikasi tersebut tidak terbatas hanya dari apa yang diberikan namun juga dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian untuk Film Hiphopdinigrat dari JHF ini adalah metode penelitian kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian untuk Film Hiphopdinigrat dari JHF ini adalah metode penelitian kualitatif. BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian untuk Film Hiphopdinigrat dari JHF ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut (Sugiyono,2005:6),metode penelitian kualitatif adalah

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia periklanan merupakan wilayah manajemen pemasaran yang hari ini

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia periklanan merupakan wilayah manajemen pemasaran yang hari ini Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia periklanan merupakan wilayah manajemen pemasaran yang hari ini telah mencapai era kejayaannya. Bersamaan dengan lajunya perkembangan jaman diikuti pula dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN...i. LEMBAR PERNYATAAN...ii. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI...ix. DAFTAR TABEL...xv. DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN...i. LEMBAR PERNYATAAN...ii. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI...ix. DAFTAR TABEL...xv. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Hal LEMBAR PERSEMBAHAN LEMBAR PENGESAHAN...i LEMBAR PERNYATAAN...ii ABSTRAK...iii ABSTRACT...iv KATA PENGANTAR...v DAFTAR ISI...ix DAFTAR TABEL...xv DAFTAR GAMBAR...xvii DAFTAR LAMPIRAN...xiiiv

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii ABSTRAKSI... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Masalah. 1 1.2.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Film merupakan media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan sosial maupun moral kepada khalayak dengan tujuan memberikan informasi, hiburan, dan ilmu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan Film Pendek Passing note merupakan salah satu media Audio Visual yang menceritakan tentang note cinta yang berlalu begitu saja tanpa sempat cinta itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi. Keberadaan new media yang semakin mudah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi. Keberadaan new media yang semakin mudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perfilman Indonesia terus mengalami perkembangan. Dikatakan bahwa tahun 80-an adalah tahun emas dunia perfilman Indonesia. Produksi film lokal meningkat menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan topeng sebagai ciri khasnya. Tari topeng Betawi awalnya dipentaskan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan topeng sebagai ciri khasnya. Tari topeng Betawi awalnya dipentaskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari Topeng Betawi adalah salah satu tarian adat masyarakat betawi yang menggunakan topeng sebagai ciri khasnya. Tari topeng Betawi awalnya dipentaskan secara berkeliling

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif interpretatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif interpretatif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis tetapkan, yaitu untuk mengetahui bagaimana film 9 Summers 10 Autumns mendeskripsikan makna keluarga dan reproduksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Kata Paradigma berasal dari Bahasa yunani, paradeigma, yang bearti pola, Thomas Kuhn (1962) menggunakan kata paradigma untuk menunjukan kerangka konseptual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah seperangkat kepercayaan dasar yang menjadi prinsip dasar yang ada dalam diri seseorang tentang pandangan dunia dan membentuk cara pandangnya terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan periklanan sangat lekat dalam kehidupan masyarakat terutama di kota kota besar. Dalam satu hari, masyarakat kota selalu berhadapan dengan iklan, dalam tampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah kemungkinan bahwa ada proses penerimaan makna yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah kemungkinan bahwa ada proses penerimaan makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film sebagai bagian dari media massa dalam kajian komunikasi massa modern dinilai memiliki pengaruh pada penonton khalayak. Pengaruh tersebut menjadi sebuah kemungkinan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah film Sang Penari, karena penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah film Sang Penari, karena penulis BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah film Sang Penari, karena penulis ingin menggambarkan tentang perempuan yang terkandung di dalam film Sang Penari. Selain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma Teori Konstruktivis. Dalam jurnal yang ditulis oleh Emel Ultanir berjudul An Epistemological

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara untuk membangun image kepublik agar mendapatkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara untuk membangun image kepublik agar mendapatkan perhatian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perhelatan akbar pemilihan kepala daerah hingga pemilihan presiden di Indonesia setiap calon pasangan yang maju menggunakan berbagai cara untuk membangun image

Lebih terperinci

REPRESENTASI CINTA DAMAI DALAM LIRIK LAGU PERDAMAIAN (Studi Semiologi Representasi Dalam Lirik Lagu Perdamaian Oleh Band GIGI) SKRIPSI

REPRESENTASI CINTA DAMAI DALAM LIRIK LAGU PERDAMAIAN (Studi Semiologi Representasi Dalam Lirik Lagu Perdamaian Oleh Band GIGI) SKRIPSI REPRESENTASI CINTA DAMAI DALAM LIRIK LAGU PERDAMAIAN (Studi Semiologi Representasi Dalam Lirik Lagu Perdamaian Oleh Band GIGI) SKRIPSI Disusun Oleh : NOVI DWI JAYANTI NPM: 0643010274 YAYASAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ramadhan Halal Yayasan Darul Qur an. yang kemudian menggunakan model semiotik Roland Barthes. Semiotika

BAB III METODE PENELITIAN. Ramadhan Halal Yayasan Darul Qur an. yang kemudian menggunakan model semiotik Roland Barthes. Semiotika 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analisis,yaitu penelitian yang memberikan gambaran secaa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian kualitatif melalui proses induktif, yaitu berangkat dari konsep khusus ke umum, konseptualisasi, kategori, dan deskripsi yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi tidak akan pernah bisa lepas dari adanya visual dan verbal. Visual ditandai dengan gambar, verbal ditandai dengan lisan maupun tulisan. Antara visual dengan

Lebih terperinci

Susiana Br Naibaho

Susiana Br Naibaho EROTISME DALAM LIRIK LAGU DANGDUT INDONESIA (Analisis Semiotika terhadap Lirik Lagu Cinta Satu Malam, Mojok di Malam Jumat, dan Aw Aw oleh Melinda) Susiana Br Naibaho 090904046 ABSTRAK Skripsi ini berjudul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang menjadi sasarannya. Dalam berkomunikasi, orang menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang menjadi sasarannya. Dalam berkomunikasi, orang menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu proses yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Komunikasi terjadi pada saat seseorang menyampaikan pesan dalam bentuk lambang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana komunikasi yang paling efektif, karena film dalam menyampaikan pesannya yang begitu kuat sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah masyarakat. Televisi telah lama menjadi bagian hidup yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah makhluk yang berbahasa, manusia dengan perantaraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah makhluk yang berbahasa, manusia dengan perantaraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk yang berbahasa, manusia dengan perantaraan tanda-tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Manusia berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588).

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588). BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat mempersatukan dan mempertahankan spiritualitas hingga nilai-nilai moral yang menjadi ciri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif. Menerut Basrowi Sadakin penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang spesifik. Paradigma ini meliputi asumsi asumsi tentang berbagai hal dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang spesifik. Paradigma ini meliputi asumsi asumsi tentang berbagai hal dari BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Thomas Kuhn memaparkan paradigma merupakan konsep yang didalamnya mengungkapkan pandangan umum arus perkembangan ilmu pengetahuan. Paradigma ini merupakan cara

Lebih terperinci