BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.
|
|
- Liana Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Transportasi merupakan alat penunjang yang paling utama dalam industri pariwisata. Transportasi yang mengangkut pergerakan orang atau barang pada hakikatnya telah dikenal secara alamiah sejak manusia ada di bumi ini, meskipun pergerakannya masih secara sederhana. Dari tahun ke tahun kebutuhan akan transportasi semakin meningkat sehingga pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana agar pergerakan itu dapat berlangsung dengan aman, nyaman, lancar serta ekonomis. Peran angkutan ASDP dalam hal ini diharapkan menjadi salah satu tonggak utama didalam mensukseskan pertumbuhan pariwisata secara nasional. ASDP menghubungkan jaringan transportasi darat yang terputus; kegiatan angkutan feri yang mengangkut penumpang dan wisatawan melalui angkutan sungai, danau dan penyberangan; mempunyai rute yang tetap dan berjadwal regular, dengan kapal ferry yang berbentuk khusus. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan diperlukan sebagai sarana meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memberikan aksebilitas yang lebih baik sehingga dapat mengakomodasi peningkatan kebutuhan mobilitas penduduk dan pariwisata melalui jaringan transportasi darat yang terputus di perairan antar-pulau, sepanjang daerah aliran sungai dan danau, serta berfungsi melayani transportasi yang menjangkau daerah terpencil dan daerah pedalaman. Pada Konferensi Asia Pacific Economic Conference (APEC) yang dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2013, salah satu masalah pokok yang dibahas adalah bagaimana meningkatkan pariwisata dan konektivitas transportasi di Asia-Pasifik. Konferensi ini bertujuan untuk saling mempererat dan mengintegrasikan serta menyelaraskan kebijakan transportasi pariwisata untuk meningkatkan dan memfasilitasi integrasi regional yang didukung oleh para Pemimpin APEC. Pariwisata berkelanjutan merupakan pendorong kunci ekonomi untuk kawasan Asia-Pasifik, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan investasi serta pertumbuhan ekonomi. Untuk membantu mempromosikan pertumbuhan dalam I-1
2 perjalanan dan pariwisata telah dibentuk Kelompok Kerja Pariwisata (TWG). Hal ini membawa administrator pariwisata bersama-sama untuk berbagi informasi, bertukar pandangan dan mengembangkan bidang kerjasama perdagangan dan kebijakan pariwisata dinegara masing-masing. Tujuan TWG adalah untuk mendorong pembangunan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik melalui pariwisata yang berkelanjutan. Pariwisata merupakan salah satu sektor industri dengan menjanjikan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan mempunyai arti penting bagi pembangunan ekonomi negara-negara APEC. Pariwisata juga sangat penting dalam mendorong pemahaman regional dan kerjasama negara-negara APEC. Industri pariwisata di negara anggota berada pada tingkat perkembangan yang berbeda, dan negara-anggota berbagi pengalaman untuk tujuan bersama dan memberikan layanan yang berkualitas bagi pariwisata. Piagam Pariwisata APEC, telah disahkan pada Pertemuan Tingkat Menteri Pariwisata di Korea pada tahun 2000, yang merupakan dasar bagi kerjasama pariwisata APEC. Piagam tersebut mencerminkan komitmen kolektif untuk meningkatkan ekonomi, budaya, sosial dan lingkungan kesejahteraan anggota ekonomi APEC melalui pariwisata. Ini menetapkan empat kebijakan dan proses yang telah disepakati untuk mewujudkan tujuan tersebut. Ke empat kebijakan dan proses yang disepakati itu adalah : 1. Penghapusan hambatan untuk bisnis dan investasi pariwisata 2. Meningkatkan mobilitas pengunjung, permintaan barang dan jasa pariwisata. 3. Pengelolaan hasil dan dampak pariwisata. 4. Meningkatkan pengenalan dan pemahaman pariwisata sebagai sarana untuk pengembangan ekonomi dan sosial. Pada tahun 2012, pada konferensi APEC di Bali diputuskan tiga proyek yang diharapkan dapat membantu pengembangan pariwisata di negara-negara APEC, yaitu: 1. Menciptakan Peluang Pertumbuhan Bisnis di Ekonomi APEC Baru. Proyek ini bertujuan untuk mengidentifikasi peluang pertumbuhan bisnis dan tantangan yang perlu ditangani. 2. Tujuan APEC 2020: Sebuah Konferensi Meningkatkan Pariwisata dan Transportasi Udara Konektivitas di Asia-Pasifik. Sebuah konferensi tentang masalah ini diadakan pada bulan Februari 2012 di Manila. I-2
3 3. Pembangunan Berkelanjutan Tujuan Touristic. Proyek ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mempromosikan praktek terbaik untuk mengadopsi prinsip-prinsip pariwisata yang berkelanjutan untuk bisnis dan tujuan wisata. Juga akan menjajaki kerjasama lebih lanjut mengenai pariwisata dengan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dalam rangka menciptakan sinergi dalam mengejar kepentingan industri pariwisata. Sebuah forum bersama antara APEC dan OECD akan diadakan untuk membahas masalah yang menjadi perhatian bersama seperti: fasilitasi wisata, dan ukuran daya saing di sektor pariwisata. Pembangunan ekonomi baik di tingkat global maupun di tingkat nasional menghadapi berbagai masalah seperti masalah kemiskinan dan pengangguran. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan upaya pemerataan distribusi pendapatan. Dalam rangka mengupayakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi Pemerintah Republik Indonesia khususnya Kementerian Perhubungan dan masyarakat perlu mengetahui informasi mengenai sektor-sektor apa saja yang mampu menghasilkan Produk Domestik Bruto (PDB) yang tinggi dan sektor mana yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Salah satunya adalah sektor pariwisata. Pariwisata memiliki peranan penting terhadap pembangunan perekonomian nasional, sehingga suksesnya sektor pariwisata akan menopang pertumbuhan ekonomi nasional dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja lewat kegiatan pariwisata. Pariwisata mempunyai peranan cukup besar dalam mengatasi persoalan ekonomi makro seperti inflasi, pengangguran, serta neraca pembayaran. Kontribusi ekonomi pariwisata tahun 2010 terhadap produksi barang dan jasa secara nasional mencapai 4,73%, kontribusi terhadap PDB sebesar 4,06 %, sedangkan terhadap tenaga kerja secara nasional sebesar 6,87%. Pada tahun 2010 sektor pariwisata menciptakan lapangan kerja bagi 7,43 juta orang (BPS Tahun 2011). I-3
4 Tabel 1.1 Sasaran Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun No Indikator Kondisi Tahun 2008 Skenario Pesimis Skenario Optimis 1. Kunjungan Wisman (juta orang) 6, Kunjungan Wisnus (juta orang) Penerimaan Devisa Dari Wisman 7, (US $ Miliar) 4. Pengeluaran Wisnus (triliun) 123,17 229,6 259,7 5. PDB Pariwisata (%) 4,7 5,0 6,0 Sumber : Neraca Satelit Pariwisata Nasional Tahun 2008 Sektor transportasi berperan sebagai urat nadi kehidupan sosial, ekonomi, budaya, politik serta pertahanan dan keamanan, untuk itu haruslah memiliki kemampuan yang tinggi dan diselenggarakan secara terpadu, tertib, lancar, aman, nyaman dan efisien untuk menunjang dinamika pembangunan, salah satunya pariwisata. Untuk menciptakan efektifitas pelayanan angkutan sungai, danau dan penyeberangan terhadap wisatawan penyedia jasa diharapkan bisa memenuhi harapan dari wisatawan, perlu adanya upaya untuk bisa memberikan pelayanan yang baik yang bisa memberikan kepuasan bagi wisatawan serta kenyamanan dan keamanan yang dirasakan selama perjalanan hingga sampai tujuan. Pelayanan memberikan dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Tabel 1.2 Kinerja Pariwisata Berdasarkan Neraca Perjalanan Pariwisata (Travel Balance US $ Juta) Tahun Inflow Outflow Net CIF (Q1-3) Sumber: BI Neraca Pembayaran Indonesia dan DepbudparTahun 2008 (Survey Outbond Setiap Tahun) Dalam jangka panjang memungkinkan perusahaan memahami dengan seksama harapan serta kebutuhan pelanggan. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang memuaskan. Untuk mewujudkan transportasi yang efektif dan efisien harus diarahkan untuk peningkatan pelayanan dengan mempertemukan kepentingan I-4
5 atau harapan baik dari sisi penyedia maupun dari sisi pengguna jasa angkutan penyeberangan. Peningkatan pelayanan berkaitan dengan prasarana maupun sarana yang merupakan penunjang penting menuju penyelenggaraan transportasi secara efektif dan efisien, handal, berkualitas, aman dan biaya yang terjangkau. Pengelolaan sektor Pariwisata dalam kegiatannya mengacu dan berdasarkan pada Undang-Undang No.10 tahun 2009 tentang Pariwisata. Industri Pariwisata merupakan industri jasa unik majemuk. Industri ini dapat maju dan berkembang bila didukung dan bekerjasama dengan semua sektor lainnya. Sebagai contoh : ditemukan obyek wisata potensial tapi tanpa dukungan infrastruktur pendukung transportasi serta fasilitas lain tentu objek tersebut tidak akan berkembang. Oleh karena itu diperlukan adanya kerjasama lintas sektor khususnya dengan Kementerian Perhubungan (ASDP). Indonesia negara kepulauan yang posisi letaknya strategis sehingga dapat menjadi negara penghubung antara benua Asia, Eropa dan Australia menjadi modal utama untuk menghubungkan benua-benua tersebut. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan lebih pulau-pulau yang memiliki kekayaan alam dan budaya yang begitu majemuk dan banyak corak dan ragamnya. Perlu kita syukuri semua itu menjadi modal Pariwisata yang sangat besar potensinya untuk dikembangkan. Kekayaan alam, hasil tambang, flora, fauna, kekayaan budaya, adat istiadat, peninggalan kuno dll, dapat dijadikan modal Pariwisata yang potensinya sangat besar yang tidak akan habis sepanjang masa. Kebijakan pemerintah dibidang Pariwisata seperti di kemukakan diatas dalam Undang-Undang No.10 tahun 2009 tentang Pariwisata nampaknya baru sebatas aturan preventif untuk melindungi kekayaan alam dan budaya Indonesia. Itupun sudah dapat dinikmati pemerintah dan masyarakat, apalagi bila usaha proaktif pemasaran pariwisata ditingkatkan juga kerjasama lintas sektor semakin baik dan kompak, tentu akan lebih besar dan banyak keuntungannya yang dapat dinikmati. Bangsa Indonesia perlu mensyukuri terhadap kekayaan alam karunia Tuhan, kekayaan alam yang sungguh luar biasa ribuan pulau satu dengan lainnya berbeda, apalagi ragam budaya, suku-suku beraneka ragam adat-istiadat, senibudaya menjadi daya tarik pariwisata tak akan habis sepanjang masa. Indonesia sebagai negara berkembang belum dapat memaksimalkan kekayaan alam budaya yang begitu luar biasa. Perkembangan pariwisata Indonesia boleh dikatakan baru titik I-5
6 kecil yang berkembang secara alami. Andai pandai melihat kesempatan mengembangkan secara maksimal bidang pariwisata (tentu bebas - korupsi), Indoensia akan makmur bahkan masyarakat kecil di daerah akan ikut merasakan dampak perkembangan pariwisata tersebut. Wisatawan ke Indonesia (wisatawan aktif) lama kunjungan kurang lebih 1-3 hari, andaikan lama kunjungannya diperpanjang, daerah obyek & tujuan wisata diperbanyak, mudah dikunjungi, aktraksi budaya semakin beraneka ragam, tentu penerimaan devisa semakin meningkat. Industri Pariwisata merupakan sebuah usaha unik dan potensial, dimana jumlah wisata adalah target, namun demikian pariwisata perlu dukungan dari berbagai pihak/sektor dalam sistimatika industri pariwisata. Selain itu pariwisata juga merupakan penyerap / pengguna dari berbagai jenis industri (barang & jasa) lainnya yang sangat besar. Dapat dikatakan semua jenis industri diperlukan oleh sektor pariwisata. Disadari bahwa pariwisata berpotensi luar biasa, namun perlu didukung oleh sektor lain misalnya : transportasi Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP). Negara Indonesia dikaruniai kekayaan alam dan pulau yang ribuan jumlahnya, dimana semuanya dikelilingi oleh air, tentu perlu sekali sarana penghubung angkutan air (ASDP), belum lagi ada beberapa pulau dengan sungai-sungainya yang cukup besar tentu lebih memerlukan lagi sarana tersebut. Banyak obyek wisata baru khususnya di daerah Indonesia Timur kepulauan Nusantara sedangkan sarana penghubungnya kurang memadai, baik pemerintah maupun swasta masih kurang berminat untuk mengembangkan sarana tersebut. Kemungkinan kalau ada itupun bersifat tradisional sekali karena didorong oleh kebutuhan hidup yang sangat mendesak. Disinilah perlunya pemerintah menjadi pionir untuk membangun sarana-prasarana perhubungan ASDP supaya ada gerak pemerataan pembangunan ke daerah-daerah terpencil. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan diharapkan dapat menjadi motor penggerak investor dan pengusaha pribumi ikut menjadi penerus, sehingga roda perekonomian terus berkembang dengan berbagai macam kebutuhan hidup. Kebijakan pemerintah sudah ada seperti Pos, sekarang sudah hampir mencapai I-6
7 pelosok pedesaan di seluruh Indonesia. Listrik menyusul gerak selanjutnya khususnya ASDP memang masih belum nampak bergerak terutama di daerah timur Indonesia. Apalagi sebagai pendukung suksesnya perkembangan industri pariwisata dari hari kehari terus terdengar perkembangannya baik alam dengan hasil bumi, pertambangan, binatang langka serta obyek wisata mempesona. Peluang tersebut memang perlu segera dikaji guna mengambil manfaat segera sekaligus upaya mengatasi krisis berkepanjangan. Komodo adalah sisa binatang purba di dunia, ini dapat menjadi daya tarik penting atau langka dan diperkirakan hanya ada di Indonesia, tepatnya dipulau Komodo. Namun demikian sarana penghubung ASDP sangat langka, tentu hal ini menjadikan penghambat sehingga batal niat kunjungan wisatawan menuju pulau tersebut. Apalagi kekayaan lain di pulau dan keindahan laut sekitarnya sebagai contoh pulau Flores dengan danau tiga warna (Kelimutu). Selanjutnya untuk pengembangan dan pemasaran pariwisata perlu diperhatikan : 1. Accessibility 2. Atraction 3. Amenitis (keramahan) Selain hal tersebut diatas pengembangan pariwisata perlu kerja sama lintas sektor secara terpadu dan kesinambungan. ASDP adalah salah satu sektor sangat penting guna menunjang pembangunan negara dan bangsa, karena ASDP penghubung guna kelancaran antar pulau juga sekaligus bermanfaat bagi kelancaran perkembangan pariwisata. ASDP dapat menjadi motor penggerak sektor terkait lainnya sehingga menyatukan ribuan pulau menjadi satu kesatuan. Namun yang mampu disediakan masih sangat terbatas, fasilitas ASDP sangat kurang seperti : dermaga, kapal penyebarangan, klotok, bandung dan kapal kecil lainnya masih sangat kurang. Dasar Hukum dan Kebijakan yang terkait dengan pelayanan ASDP dalam meningkatkan pelayanan sektor pariwisata: 1. UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran; 2. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah; 3. Undang-undang No.10 tahun 2009 Tentang Pariwisata I-7
8 4. PP No. 61 Tahun 2009, Tentang Kepelabuhan; 5. PP No. 5 Tahun 2010, Kenavigasian; 6. PP No. 21 Tahun 2010 Tentang Perlindungan Lingkungan Maritim; 7. PP No. 22 Tahun 2011, Tentang Perubahan atas PP No. 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan. 8. KM No PM 3/ L / PHB-77 tanggal 18 Mei 1977 Tentang Perambuan Lalu Lintas Perairan Pedalaman di Indonesia; 9. Permenhub No. 26 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan; Berdasarkan uraian di atas, maka Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Darat Dan Perekeretaapian bersama Tim Konsultan melakukan studi dengan judul Studi Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan Dalam Mendukung Pariwisata. B. RUMUSAN MASALAH Peningkatan pelayanan ASDP dalam menunjang Sektor Pariwisata ini tidak hanya dilakukan dengan peningkatkan sarana dan prasarana saja, tetapi harus diimbangi dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusianya. Oleh karena itu perlu adanya standar pelayanan yang jelas mengenai Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan sehingga pelayanan dapat memenuhi kebutuhan para wisatawan. Secara rinci rumusan masalah di atas dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran mengenai pelayanan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan sebagai unit kerja pemerintah dalam menunjang penyelenggaraan pariwisata nasional dewasa ini? 2. Bagaimana rumusan pelayanan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan sebagai unit kerja pemerintah dalam menunjang penyelenggaraan pariwisata nasional? C. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud Kegiatan Maksud kegiatan adalah melakukan analisis dan evaluasi pelayanan I-8
9 angkutan sungai danau penyeberangan dalam mendukung pariwisata, serta merumuskan langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan pemerintah dalam hal ini adalah Departemen Perhubungan untuk meningkatkan peran dan fungsi ASDP terhadap suksesnya sektor pariwisata sehingga peran dan fungsi tersebut dapat lebih efektif dan efesien. 2. Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan adalah terselenggaranya pelayanan angkutan sungai, danau dan penyeberangan dalam mendukung pariwisata yang lebih efektif dan efisien. Melalui studi ini, diharapkan peran dan fungsi ASDP terhadap suksesnya sektor pariwisata lebih terbuka dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk peningkatan pelaksanaan pembangunan di sektor pariwisata. D. RUANG LINGKUP PENELITIAN. 1. Uraian Kegiatan Uraian kegiatan / ruang lingkup dari studi ini sebagai berikut: 1) Inventarisasi Peraturan Perundang-undangan tentang sarana dan prasarana angkutan sungai, danau dan penyeberangan; 2) Inventarisasi Kebijakan tentang pelayanan dan pengembangan sarana dan prasarana angkutan sungai, danau dan penyeberangan dalam mendukung pariwisata di Indonesia; 3) Inventarisasi sarana dan prasarana angkutan sungai, danau dan penyeberangan dalam mendukung pariwisata di Indonesia; 4) Inventarisasi pelayanan angkutan sungai, danau dan penyeberangan dalam mendukung pariwisata di Indonesia; 5) Mengidentifikasi obyek-obyek pariwisata di Indonesia yang perlu didukung transportasi SDP; 6) Melakukan analisis dan evaluasi pengembangan sarana dan prasarana angkutan sungai, danau dan penyeberangan dalam mendukung pariwitasa di masa mendatang (tahun 2030). 7) Menyusun konsep pengembangan pelayanan angkutan sungai, danau dan penyeberangan dalam mendukung pariwisata di Indonesia; 8) Lokasi studi adalah obyek wisata yang dilayani Transportasi SDP, di: I-9
10 Medan, Denpasar, Kendari, Sorong, dan Kupang 2. Batasan Kegiatan Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, maka studi ini dibatasi pada Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan dalam mendukung Pariwisata berupa penyusunan konsep peningkatan kualitas dan pelayanan dalam meningkatkan peran ASDP dalam upaya peningkatan sektor pariwisata. E. SISTEMATIKA. Dalam penyusunan studi ini akan diuraikan secara singkat mengenai materi laporan bab per bab, sehingga akan mudah memahami isi dan permasalahan yang dibahas. Untuk lebih jelasnya laporan ini dipersiapkan dalam 5 (lima) bab, yaitu sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup, sistematika laporan penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dikemukakan secara sistematis kajian teoritis dan konsep, kajian sebelumnya, kerangka konseptual dan definisi dan istilah yang berhubungan dengan rumusan permasalahan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan dalam menunjang sektor Pariwisata. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan rancangan penelitian, hasil yang diharapkan, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, tahapan studi, dan pola pikir yang terkait dengan ruang lingkup studi. I-10
11 BAB IV PENGUMPULAN DATA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum wilayah survey, Lintasan ASDP berdasarkan wilayah survey, jaringan pariwisata berdasarkan wilayah survey, dan hal-hal lain non transport dan non serta pariwisata serta gambaran kinerja ASDP BAB V PROGRAM KERJA DAN TINDAK LANJUT Dalam bab ini akan berisikan rencana selanjutnya yaitu Rancangan Laporan Akhir (Draft Final Report), yang berisikan analisis dan evaluasi dari hasil pengamatan data dan informasi yang tertuang dalam dalam Laporan Antara (Interim Report) ini, serta menampilkan rekomendasi sementara atas permasalahan pokok studi. I-11
K E R A N G K A A C U A N K E G I A T A N
K E R A N G K A A C U A N K E G I A T A N Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Perhubungan Unit Eselon I : Badan Litbang Perhubungan Unit Eselon II : Puslitbang Perhubungan Darat dan Perkeretaapian.
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN (RESEARCH DESIGN).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN (RESEARCH DESIGN). Rancangan (design) riset studi ini dilakukan dengan melalui beberapa tahapan pelaksanaan, sebagaimana tertuang pada tabel berikut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayaran antar pulau di Indonesia merupakan salah satu sarana transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berwawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu pulau yang terletak di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia serta dua samudera,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disamping fungsinya sebagai alat pemersatu bangsa. Dalam kaitannya dengan sektorsektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur Transportasi baik transportasi darat, laut maupun udara merupakan sarana yang sangat berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wilayah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan yang sering dihadapi dalam perencanaan pembangunan adalah adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah penyebaran investasi yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan transportasi sangat diperlukan dalam pembangunan suatu negara ataupun daerah. Dikatakan bahwa transportasi sebagai urat nadi pembangunan kehidupan politik,
Lebih terperinciDenpasar, Juli 2012
Denpasar, 12-14 Juli 2012 1. Latar Belakang 2. Tujuan dan Sasaran 3. Perkembangan Kegiatan 4. Hasil Yang Diharapkan LATAR BELAKANG MP3EI antara lain menetapkan bahwa koridor ekonomi Bali Nusa Tenggara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infrastruktur Infrastruktur merujuk pada system phisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA. pengangkutan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan lebih efektif dan
30 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA 2.1. Pengertian Angkutan Multimoda Dengan dikenalnya sistem baru dalam pengangkutan sebagai bagian dari perekonomian saat ini yaitu pengangkutan multimoda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan sumber pertumbuhan baru bagi bangsa Indonesia untuk keluar dari cengkeraman krisis ekonomi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat
Lebih terperinciPOKOK-POKOK PIKIRAN MENGENAI PENGEMBANGAN JARINGAN PELAYANAN DAN PRASARANA TRANSPORTASI DARAT TERPADU DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT POKOK-POKOK PIKIRAN MENGENAI PENGEMBANGAN JARINGAN PELAYANAN DAN PRASARANA TRANSPORTASI DARAT TERPADU DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini perhatian terhadap pariwisata sudah sangat meluas, mengingat bahwa pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negara yang menerima
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2017 PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG Presentation by : Drs. BUDIHARTO HN. DASAR HUKUM KEPARIWISATAAN Berbagai macam kegiatan yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan Intruksi Presiden nomor 16 tahun 2005 tentang Kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan kekayaan yang luar biasa bagi bangsa Indonesia. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia, yang memiliki lebih dari 17.000 (tujuh belas ribu) pulau yang membentang dari 6 LU sampai 11 LS dan 92 BT sampai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia memiliki banyak potensi untuk untuk dikembangkan baik dalam sektor pertanian, perkebunan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ana Fajriasari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO), telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka usaha untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang sangat menarik telah secara serius memperhatikan perkembangan sektor pariwisata, dapat dilihat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SINTANG
1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA
KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA TUGAS AKHIR Oleh: FARIDAWATI LATIF L2D 001 418 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Kebandarudaraan. Nasional. Tatanan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 69 TAHUN 2013 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG POLA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG POLA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis dan astronomis Indonesia sangat strategis. Secara georafis, Indonesia terletak diantara dua Benua dan dua samudera. Benua yang mengapit Indonesia adalah
Lebih terperinciPembangunan Pariwisata di PPK yang didalamnya berisi beberapa strategi, meliputi:
RINGKASAN Alasan untuk memilih kajian pembangunan pariwisata di pulau-pulau kecil (PPK) karena nilai strategis PPK antara lain: 80-90 persen output perikanan nasional berasal dari perairan dangkal/pesisir
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perjalananan wisatawan dunia mencapai 1 miliar pada tahun 2012. Menurut Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan rangkaian kegiatan yang terencana menuju keadaan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik daripada kondisi yang lalu (Tanuwidjaya,
Lebih terperinciBAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1. Program Transisii P roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, berlangsung secara terus menerus. RPJMD Kabupaten Kotabaru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan. Peluang itu didukung oleh kondisi kondisi alamiah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian dari salah satu sektor industri di Indonesia yang memiliki prospek cerah, dan mempunyai potensi serta peluang yang sangat besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena memberikan manfaat ekonomi, termasuk Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia berlomba mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan potensial dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua per tiga wilayahnya adalah perairan dan terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persinggahan rute perdagangan dunia.
Lebih terperinciRESUME. Nusa Tenggara Timur kaya akan budaya dan tradisi, keindahan alam, potensi perikanan dan kelautan
ABSTRAK Upaya Swisscontact yang dilakukan di dalam negeri, bekerjasama dengan pemerintah dan masyarakat lokal melalui pengembangan infrastruktur, pemberdayaan sumber daya manusia, dan mensosialisasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara pada saat ini lebih fokus berorientasi kepada industri non migas seperti industri jasa yang didalamnya termasuk industri pariwisata,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Transportasi sebagai urat nadi kehidupan berbangsa dan bernegara, mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang pembangunan. Transportasi merupakan suatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia yang memiliki kekayaan sumberdaya alam dan lingkungan yang melimpah dengan jumlah total pulau mencapai 17.508 pulau
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan yang diperoleh Bangsa Indonesia selama tiga dasawarsa pembangunan ternyata masih menyisakan berbagai ketimpangan, antara lain berupa kesenjangan pendapatan dan
Lebih terperinciHOTEL RESORT BINTANG III DI KAWASAN PEGUNUNGAN RANTEPAO TANA TORAJA SULAWESI SELATAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Perkembangan Pariwisata di Indonesia Wilayah Indonesia merupakan wilayah kepulauan terbesar di sekitar garis khatulistiwa. Indonesia terdiri lebih dari 17.508
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
18 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pariwisata merupakan bagian yang terintegrasi dalam proses pembangunan nasional dalam rangka mencapai cita cita bangsa indonesia sebagai bangsa yang mandiri,
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN UMUM Pelabuhan sebagai salah satu unsur dalam penyelenggaraan pelayaran memiliki peranan yang sangat penting
Lebih terperinci2 Pada tahun 2010, Provinsi Bangka Belitung menyelenggarakan Tahun Kunjungan Bangka Belitung yang disebut dengan Visit Babel Archipelago 2010 untuk me
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian World Tourist Destination mencatat bahwa Eropa merupakan daerah tujuan wisata nomor satu di dunia sehingga banyak dikunjungi wisatawan global. Namun, krisis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Standar Pelayanan Berdasarkan PM 37 Tahun 2015 Standar Pelayanan Minimum adalah suatu tolak ukur minimal yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan
Lebih terperinciBUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN RAPAT KERJA NASIONAL PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN 2015 Jakarta, 30 OKTOBER 2015 BUTIR-BUTIR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aksesibilitas dan mobilitas di daerah tersebut yang sebaliknya akan dapat
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat perkembangan suatu kota dapat diukur oleh semakin banyaknya sarana dan prasarana penunjang perkembangan kota, (Tamin, 2000). Salah satu laju perkembangan ini
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata serta usaha lainnya yang terkait. Pembangunan kepariwisataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan ekonomi nasional adalah sebagai upaya untuk membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu memajukan kesejahteraan umum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya, ciri itulah yang menandai pola kehidupan manusia. Mobilitas merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya kegiatan perjalanan telah lama dilakukan oleh manusia. Di dalam hidupnya manusia selalu bergerak, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, ciri itulah
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,
Menimbang RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN, : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan telah diatur ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan di Indonesia tahun terakhir ini makin terus digalakkan dan ditingkatkan dengan sasaran sebagai salah satu sumber devisa andalan di samping
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil Menteri Pariwisata dan
Lebih terperinciRp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri
Hubungi Kami (021) 3193 0108 (021) 3193 0109 (021) 3193 0070 (021) 3193 0102 marketing@cdmione.com www.cdmione.com A ngkutan barang memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia terbukti telah bangkit kembali sejak krisis keuangan global pada tahun 1990an. Pada tahun 2009, sebagai contoh, Indonesia telah mengalami pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu aset yang strategis untuk mendorong pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak pulau dengan berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan alam. Berbagai
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. pelabuhan pelabuhan hub disertai feeder dari Sumatera hingga ke Papua dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim dengan luas wilayah perairan 6.315.222 km 2, panjang garis pantai 99.093 km 2, serta 13.466 pulau yang bernama dan berkoordinat
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG, Menimbang : a. bahwa kondisi wilayah Kabupaten
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012
[Type text] LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 BUKU I: Prioritas Pembangunan, serta Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan
Lebih terperinciVISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR
VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR Visi dan Misi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tanah Datar mengacu pada Visi dan Misi instansi di
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (OBJEK PENELITIAN)
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (OBJEK PENELITIAN) 2. 1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) adalah perusahaan jasa angkutan penyeberangan dan pengelolaan pelabuhan penyeberangan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kota Tual 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tataralok Sebagai Acuan Pengembangan Sistem Transportasi Terpadu Transportasi merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, yang mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA 2.1. Pengertian Angkutan Multimoda Pengangkutan merupakan bagian dari perdagangan saat ini, dikenal adanya sistem baru yakni pengangkutan multimoda. Sistem
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat ke arah yang lebih baik sesuai dalam UUD 1945 (Ramelan, 1997). Peran pemerintah
Lebih terperinciPENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR
PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR Oleh: MULIANI CHAERUN NISA L2D 305 137 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan terbesar di dunia yang diapit oleh dua Samudra dan juga dua Benua. Pada bagian barat laut Indonesia berbatasan dengan Benua
Lebih terperinciSTUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D
STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR Oleh : M. KUDRI L2D 304 330 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor pariwisata bagi suatu negara
Lebih terperinciBUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN
BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2014-2029 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi lokal dalam kontek pengembangan wilayah dilakukan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat di daerah melalui pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini bangsa Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan di segala
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bangsa Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan di segala bidang yang sangat membutuhkan perhatian untuk mewujudkan masyarakat adil makmur berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis terhadap aspek ekonomi, juga memiliki
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Transportasi merupakan kebutuhan turunan (devired demand) dari kegiatan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah tercermin pada peningkatan intensitas
Lebih terperinciPEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Pembangunan nasional tahun 2015-2017 menekankan kepada penguatan sektor domestik yang menjadi keunggulan komparatif Indonesia, yaitu ketahanan pangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jalan sebagai prasarana dalam sistem transportasi nasional memiliki peranan penting dalam mendukung kehidupan ekonomi, sosial budaya, lingkungan, politik, serta pertahanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi hampir selalu identik dengan upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan produksi output barang dan jasa pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang paling populer akan kepariwisataannya. Selain itu, pariwisata di Bali berkembang sangat pesat bahkan promosi pariwisata
Lebih terperinciRUU SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL DAN HARAPAN SISTEM TRANSPORTASI YANG TERINTEGRASI, AMAN, EFEKTIF, DAN EFISIEN
RUU SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL DAN HARAPAN SISTEM TRANSPORTASI YANG TERINTEGRASI, AMAN, EFEKTIF, DAN EFISIEN Oleh: Zaqiu Rahman * Naskah diterima: 16 Januari 2015; disetujui: 23 Januari 2015 Keberhasilan
Lebih terperinciBAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI
BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI 6.1 Potensi dan kendala Dalam menyusun kebijakan dan program perlu memperhatikan potensi dan kendala memperhatikan faktor internal Pemerintah dan faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan di berbagai daerah dan di segala bidang. Pembangunan ini sendiri bertujuan
Lebih terperinciBAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011
BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011 7.1. Kondisi Wilayah Maluku Saat Ini Perkembangan terakhir pertumbuhan ekonomi di wilayah Maluku menunjukkan tren meningkat dan berada di atas pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara berkembang yang sedang mengupayakan pengembangan kepariwisataan. Perkembangan kepariwisataan Indonesia terus meningkat dan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekayaan sumber daya alam Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh setiap daerah merupakan modal penting untuk meningkatkan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang mobilitas barang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua per tiga wilayahnya adalah perairan dan terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persinggahan rute perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Industri pelayaran merupakan salah satu industri padat modal (capital
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Industri pelayaran merupakan salah satu industri padat modal (capital intensive), dikarenakan tingginya biaya modal yang dibutuhkan untuk membeli suatu kapal (Luo dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata
Lebih terperinciPEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH
PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH Pembangunan Koridor Ekonomi (PKE) merupakan salah satu pilar utama, disamping pendekatan konektivitas dan pendekatan pengembangan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan menakjubkan. Kondisi kondisi alamiah seperti letak dan keadaan geografis, lapisan tanah yang subur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Transportasi merupakan gabungan sarana prasarana alat angkut dan alat/sistem pengaturan yang digunakan untuk mengangkut manusia maupun barang dari suatu tempat ke
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATARAN TRANSPORTASI WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATARAN TRANSPORTASI WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2012-2032 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tourism Center adalah 10,1%. Jumlah tersebut setara dengan US$ 67 miliar,
34 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang memiliki sekitar 17.504 pulau, dengan panjang garis pantai kurang lebih 91.524 km, dan luas perairan laut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman modern ini pariwisata telah berubah menjadi sebuah industri yang menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO (United Nations World
Lebih terperinciPembangunan Pariwisata di Indonesia
Konsuler & Imigrasi Pembangunan Pariwisata di Indonesia Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat kompleks, mencakup hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu,
Lebih terperinciPROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI BERDASARKAN SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL
PENYELENGGARAAN ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI BERDASARKAN SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL http://images.hukumonline.com I. PENDAHULUAN Laut adalah ruang perairan di muka bumi yang menghubungkan daratan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara dua benua Asia dan Autralia serta antara Samudera Pasifik dan
Lebih terperinci