BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN"

Transkripsi

1 64 BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3. 1 Riwayat Perusahaan Sejarah Perusahaan Kementerian BUMN merupakan kementerian yang terhitung masih belia namun fungsi dan peranannya sangat besar. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan badan usaha yang dimiliki oleh pemerintah sebagai amanat UUD 1945 pasal 33. Sebagai badan usaha BUMN menjadi salah satu andalan pemerintah mengisi pundi-pundi kas Negara. Kementerian BUMN beralamat di Jalan Medan Merdeka Selatan No. 13, Jakarta Pusat, Kementerian Negara BUMN merupakan transformasi dari unit kerja Eselon II Depkeu ( ) yang kemudian menjadi unit kerja Eselon I ( dan ). Tahun dan tahun 2001 sampai sekarang, unit kerja tersebut menjadi Kementerian BUMN. Selanjutnya, organisasi tersebut mengalami beberapa kali perubahan dan perkembangan. Dalam periode 1973 sampai dengan 1993, unit yang menangani pembinaan BUMN berada pada unit setingkat Eselon II. Awalnya, unit organisasi itu disebut Direktorat Persero dan PKPN (Pengelolaan Keuangan Perusahaan Negara).

2 65 Selanjutnya terjadi perubahan nama menjadi Direktorat Persero dan BUN (Badan Usaha Negara). Terakhir kalinya pada unit organisasi setingkat eselon II, organisasi ini berubah menjadi Direktorat Pembinaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) sampai dengan tahun Selanjutnya, seiring dengan meningkatnya kebutuhan untuk mengoptimalkan pengawasan dan pembinaan terhadap Badan Usaha Milik Negara, dalam periode 1993 sampai dengan 1998, organisasi yang awalnya hanya setingkat Direktorat/Eselon II, ditingkatkan menjadi setaraf Direktorat Jenderal/Eselon I, dengan nama Direktorat Jenderal Pembinaan Badan Usaha Negara (DJ-PBUN). Mengingat peran, fungsi dan kontribusi BUMN terhadap keuangan negara sangat signifikan, pada tahun 1998 sampai dengan 2000, pemerintah Republik Indonesia mengubah bentuk organisasi pembina dan pengelola BUMN menjadi setingkat Kementerian. Awal dari perubahan bentuk organisasi menjadi Kementerian terjadi di masa pemerintahan Kabinet Pembangunan VI, dengan nama Kementerian Negara Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN/Kepala Badan Pembinaan BUMN. Pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2001, struktur organisasi Kementerian ini dihapuskan dan dikembalikan lagi menjadi setingkat eselon I di lingkungan Departemen Keuangan. Namun, di tahun 2001, ketika terjadi suksesi kepemimpinan di Republik Indonesia, organisasi tersebut dikembalikan lagi fungsinya menjadi

3 setingkat Kementerian sampai dengan periode Kabinet Indonesia Bersatu ini. 66 Berdasarkan sumber RENSTRA KEMENTERIAN BUMN, Sampai dengan Januari 2012, terdapat 141 BUMN yang terdiri dari 14 BUMN berbentuk Perum, 109 BUMN berbentuk Persero, dan 18 BUMN yang merupakan Persero Terbuka. Selain itu, Negara juga mempunyai kepemilikan saham minoritas pada 15 badan usaha Visi dan Misi Kementerian BUMN Sebagai institusi pemerintah yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam rangka mengelola aset negara, Kementerian BUMN memiliki visi dan misi sebagai berikut: Visi Kementerian BUMN Sejalan dengan Visi dan Misi Presiden dalam masa pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu II, posisi keberadaan BUMN sesuai dengan amanat pasal 33 ayat 2 UUD 1945, serta maksud dan tujuan pendirian BUMN berdasarkan UU Nomor 19 tahun 2003, maka Kementerian BUMN menetapkan visi sebagai berikut : Menjadi Pembina BUMN yang Profesional untuk meningkatkan nilai BUMN. (SUMBER RENSTRA KEMENTERIAN BUMN )

4 67 Misi Kementerian BUMN Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, Kementerian BUMN menetapkan misi sebagai berikut: 1. Mewujudkan organisasi modern sesuai dengan tata kelola pemerintahan yang baik 2. Meningkatkan daya saing BUMN di tingkat nasional, regional, dan internasional 3. Meningkatkan Kontribusi BUMN kepada ekonomi nasional 3. 2 Struktur Organisasi Kementerian BUMN keseluruhan : Berikut merupakan struktur organisasi Kementerian BUMN secara

5 68 Gambar 3. 1 Struktur Organisasi Keseluruhan Kementerian BUMN (sumber : website Kementerian BUMN diakses pada tanggal 3 September 2012) Adapun struktur organisasi Kementerian BUMN yang terkait dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut :

6 69 Gambar 3. 2 Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER 05/MBU/2010, adapun tugas dan fungsi pada struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Menteri Negara BUMN Pasal 1 (2) Kementerian BUMN dipimpin oleh Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya dalam Peraturan ini disebut Menteri Negara BUMN yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden.

7 70 2. Sekretariat Kementerian Pasal 6 Sekretaris Kementerian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian BUMN. Pasal 7 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Seketariat Kementerian menyelenggarakan fungsi : a. koordinasi kegiatan Kementerian BUMN; b. koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian BUMN; c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi, ketatausahaan kepegawaian, keuangan, kerumahtanggan, asrip dan dokumentasi Kementerian BUMN; d. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; 3. Biro Umum dan Humas Pasal 39 Biro Umum dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan, perlengkapan, rumah tangga, hubungan masyarakat, dan protokol.

8 71 Pasal 40 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39, Biro Umum dan Hubungan Masyarakat mempunyai fungsi : 1. pelaksanaan urusan ketatausahaan; 2. pelaksanaan urusan kelengkapan dan rumah tangga; dan 3. pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol 4. Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga Pasal 46 Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga mempunyai tugas dan melaksanakan urusan perlengkapan dan rumah tangga. Pasal 47 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan b. pelaksanaan urusan dalam dan keamanan. 5. Subbagian Perlengkapan Pasal 49 (1) Subbagian Perlengkapan mempunyai tugas melakukan urusan pengelolaan barang milik/kekayaan negara.

9 72 6. Biro Perencanaan dan Sumber Daya Manusia Pasal 9 Biro Perencanaan dan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana, dan anggaran, evaluasi organisasi dan ketatalaksanaan, pengelolaan administrasi sumber daya manusia aparatur, pengelolaan keuangan, dan pelaporan Kementrian BUMN. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Biro Perencanaan dan Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran; b. penyusunan dan evaluasi organisasi dan tata laksana; c. pengelolaan administrasi sumber daya manusia aparatur; d. penyiapan koordinasi dan penyusunan laporan. 7. Bagian Keuangan Pasal 20 Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan keuangan Kementerian BUMN.

10 73 Pasal 21 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan pembinaan perbendaharaan, tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi serta pengelolaan gaji; b. pelaksanaan urusan verifikasi; dan c. pelaksanaan akuntansi keuangan. 8. Subbagian Akuntansi Pasal 23 (3) Subbagian Akuntansi mempunyai tugas melakukan sistem akuntansi dan penyusunan laporan keuangan. 9. Subbagian Verifikasi Pasal 23 (2) Subbagian Verifikasi mempunyai tugas melakukan verifikasi tagihan dan penerimaan. 10. Bagian Perencanaan Pasal 12 Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran,

11 74 penyusunan laporan, serta penyusunan dan evaluasi organisasi dan tata laksana. Pasal 13 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Bagian Perencanaan menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran; b. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan anggaran; c. penyiapan koordinasi, monitoring, dan evaluasi organisasi, tata laksana, analisis jabatan, dan peningkatan kinerja organisasi, serta sistem dan prosedur kerja; dan d. penyiapan koordinasi dan penyusunan laporan. 11. Subbagian Perencanaan Pasal 15 (1) Subbagian Perencanaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaannya.

12 Subbagian Pelaporan Pasal 15 (3) Subbagian Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan laporan. 3.3 Prosedur Penyusunan Anggaran yang Sedang Berjalan Penyusunan anggaran yang terdapat pada Kementerian BUMN, pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan yang penyusunan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang lain. Sebab, penyusunan anggaran telah memiliki peraturan yang tercantum pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2010 tentang penyusunan rencana kerja dan anggaran Kementerian/Lembaga. Proses penyusunan anggaran memakan waktu satu (1) tahun hingga diperoleh DIPA untuk Kementerian BUMN. Adapun proses penyusunan anggaran pada Kementerian BUMN sebagai berikut. Setiap bulan Januari, Presiden RI menetapkan Arah Kebijakan dan prioritas pembangunan nasional. Setelah Arah Kebijakan ditetapkan, kemudian akan dievaluasi oleh Kementerian/Lembaga pelaksana program. Dalam evaluasi, Kementerian BUMN menyusun rencana inisiatif baru dan indikasi kebutuhan anggaran. Setelah adanya evaluasi dari Kementerian BUMN, inisiatif baru dan indikasi kebutuhan anggaran akan diberikan kepada Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan untuk dikaji lebih lanjut. Kementerian Keuangan akan menyusun Pagu Indikatif, yang akan

13 76 disusun oleh Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan. Pagu Indikatif merupakan ancar ancar pagu Anggaran untuk Kementerian/Lembaga untuk pedoman dalam pembuatan Renja K/L. Pagu Indikatif disusun berdasarkan unit organisasi, program, kegiatan, dan indikasi pendanaan. Ketika Pagu Indikatif telah ditetapkan, Pagu Indikatif menjadi rancangan awal RKP dan kemudian diserahkan kepada Kementerian BUMN disertai dengan Surat Edaran Bersama yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan. Setelah Pagu Indikatif diterima oleh Menteri BUMN, Menteri BUMN menyusun Rencana Kerja Kementerian/Lembaga atau Renja K/L. Renja K/L merupakan dokumen perencanaan Kementerian/Lembaga untuk periode 1 tahun. Kemudian pada akhir bulan Juni, selama Menteri BUMN menyusun Renja K/L, Kementerian Keuangan mengirimkan Pagu Anggaran K/L. Setelah Pagu Anggaran K/L diterima oleh Menteri BUMN dan Renja K/L selesai dibuat, Kementerian BUMN menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga atau disebut RKA K/L berdasarkan : 1. Pagu Anggaran K/L 2. Renja K/L 3. RKP 4. Standar Biaya

14 77 RKA K/L merupakan dokumen rencana keuangan tahunan Kementerian/Lembaga yang disusun oleh Bagian Anggaran Kementerian BUMN. Setelah RKA K/L telah selesai disusun, Bagian Anggaran Kementerian BUMN menyerahkan RKA K/L kepada Menteri BUMN untuk dievaluasi dan kemudian diserahkan kepada DPR untuk diadakan pembahasan. Setelah RKA K/L selesai dibahas oleh DPR, Menteri Keuangan menetapkan Pagu RKA K/L. Penelahaan RKA K/L selesai paling lambat akhir bulan Juli. RKA K/L digunakan untuk : 1. Nota Keuangan 2. RAPBN 3. RUU APBN 4. Dokumen RAPBN Dalam pengalokasian anggaran, RAPBN dan RUU APBN dibahas antara pemerintah dan DPR paling lambat bulan Oktober. Hasil dari pembahasan tersebut berupa Pagu Anggaran. Kemudian, Presiden menetapkan alokasi anggaran Kementerian/Lembaga, paling lambat tanggal 30 November. Setelah itu, Menteri BUMN menyusun dokumen pelaksanaan anggaran dengan berpedoman pada alokasi anggaran yang ditetapkan dalam Keputusan Presiden. Dan dokumen pelaksanaan anggaran milik KBUMN akhirnya disahkan oleh Menteri Keuangan paling lambat 31 Desember. Apabila dalam tahun berjalan terdapat perubahan RKA K./L, maka Menteri BUMN dapat mengajukan perubahan RKA K/L kepada Menteri

15 Keuangan untuk dievaluasi. Kemudian, Menteri Keuangan akan menyampaikan usulan tersebut kepada DPR untuk dianalisis lebih lanjut. 78 Untuk pengukuran dan evaluasi kinerja anggaran, Menteri BUMN melakukan pengukuran dan evaluasi kinerja atas pelaksanaan RKA K/L tahun sebelumnya dan tahun anggaran berjalan. Hasil pengukuran dan evaluasi sebagai bahan pertimbangan penerapan ganjaran dan sanksi dalam penetapan Pagu Anggaran untuk Kementerian BUMN Rich Picture Gambar 3. 3 Rich Picture Prosedur Penyusunan Anggaran Berjalan

16 Event Table Tabel 3. 1 Event Table Prosedur Penyusunan Anggaran Berjalan Event Internal Agents Starts When Activities 1. Mengevaluasi Menteri BUMN Ketika presiden RI Membuat pelaksanaan telah menetapkan arah Inisiatif Baru program dan kebijakan & prioritas dan Indikasi kegiatan berjalan pembangunan nasional Kebutuhan Anggaran 2. Menyusun Pagu Menteri Setelah adanya hasil Membuat Indikatif & Perencanaan dan evaluasi dari Menteri Rancangan rancangan awal Menteri BUMN tentang awal RKP, RKP Keuangan Inisiatif Baru & Surat Edaran Indikasi Kebutuhan Bersama Anggaran 3. Menyusun Renja Menteri BUMN Ketika Pagu Indikatif Membuat K/L diterima oleh Menteri Renja K/L BUMN 4. Menyusun Pagu Menteri Setelah Menteri Membuat Anggaran K/L Keuangan BUMN menyusun Pagu Renja K/L Anggaran K/L 5. Menyusun RKA Bagian Setelah Pagu Anggaran Membuat K/L Anggaran K/L diterima Menteri RKA K/L

17 Event Internal Agents Starts When Activities 80 BUMN dan Renja K/L selesai dibuat 6. Menyusun DIPA Menteri BUMN Ketika presiden RI menetapkan Alokasi Anggaran K/L Membuat Alokasi Anggaran K/L dan DIPA

18 Overview Activity Diagram Gambar 3. 4 Overview Activity Diagram Prosedur Penyusunan Anggaran Berjalan

19 Dokumen yang digunakan Dalam penyusunan anggaran Kementerian BUMN, terdapat beberapa dokumen yang diperlukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2010 sebagai berikut : 1. Arah Kebijakan Arah Kebijakan ditetapkan oleh Presiden RI seputar kebijakan yang akan dilakukan pada tahun yang direncanakan setiap awal tahun. Selain itu, sejalan dengan penetapan Arah Kebijakan, juga terdapat prioritas pembangunan nasional yang akan dilakukan pada tahun yang akan direncanakan. Selain itu Presiden juga menetapkan prioritas pengalokasian dari anggaran yang dimiliki pemerintah. Arah Kebijakan dan prioritas anggaran ini akan dijadikan dasar pertimbangan dalam penyusunan RKP. 2. Inisiatif Baru dan Indikasi Kebutuhan Anggaran Rencana Inisiatif Baru disusun oleh tiap Kementerian/Lembaga (Kementerian yang dimaksud adalah Kementerian BUMN). Inisiatif baru merupakan Program/Kegiatan yang diajukan oleh Kementerian BUMN yang belum dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Selain mengusulkan Program/Kegiatan Kementerian BUMN tersebut, juga terdapat budget yang diperlukan untuk pendanaan Program/ Kegiatan pada Inisiatif Baru.

20 83 3. Pagu Indikatif Pagu Indikatif adalah ancar-ancar pagu anggaran yang diberikan kepada Kementerian/Lembaga sebagai pedoman dalam penyusunan Renja-K/L. Pagu Indikatif dirinci menurut unit organisasi, program, kegiatan, dan indikasi pendanaan untuk mendukung Arah Kebijakan yang telah ditetapkan oleh Presiden. Pagu Indikatif yang sudah ditetapkan beserta prioritas pembangunan nasional yang dituangkan dalam rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) disampaikan kepada K/L dengan Surat Edaran Bersama yang ditandatangani Menteri Keuangan. 4. RKP (Rencana Kerja Pemerintah) Dalam penyusunan RKP mempertimbangkan Arah Kebijakan dan prioritas anggaran. Dokumen RKP akan disampaikan kepada Kementerian/Lembaga (Kementerian BUMN). RKP berisi pencapaian sasaran prioritas pembangunan nasional yang akan dituangkan dalam RKP. 5. Renja K/L (Rencana Kerja Kementerian/Lembaga) Dalam menyusun Renja-K/L, K/L berpedoman pada surat mengenai Pagu Indikatif dan hasil kesepakatan trilateral meeting. Trilateral meeting merupakan pertemuan 3 (tiga) pihak antara Kementerian/Lembaga (Kementerian BUMN), Kementerian Perencanaan, dan Kementerian Keuangan.

21 84 Renja-K/L disusun dengan pendekatan berbasis Kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah, dan penganggaran terpadu yang memuat: a. kebijakan; b. program; dan c. kegiatan. 6. Pagu Anggaran K/L atau Pagu Sementara Dalam rangka penyusunan RKA-K/L, Menteri Keuangan menetapkan Pagu Anggaran K/L dengan berpedoman pada kapasitas fiskal, besaran Pagu Indikatif, Renja-K/L, dan memperhatikan hasil evaluasi Kinerja Kementerian/Lembaga. Pagu Anggaran K/L menggambarkan Arah Kebijakan yang telah ditetapkan oleh Presiden yang dirinci menurut unit organisasi dan program. Angka yang tercantum dalam pagu anggaran adalah angka di pagu indikatif, penyesuaian angka dasar (jika diperlukan lagi) ditambah dengan inisiatif baru pada kesempatan ke-2 yang diakomodir/disetujui. Pagu Anggaran K/L disampaikan kepada setiap Kementerian/Lembaga (Kementerian BUMN).

22 85 7. RKA - K/L (Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga) RKA K/L adalah dokumen rencana keuangan tahunan Kementerian/Lembaga yang disusun menurut Bagian Anggaran Kementerian/Lembaga. RKA-K/L disusun berdasarkan: a. Pagu Anggaran K/L; b. Renja-K/L; c. RKP hasil kesepakatan Pemerintah dan DPR; d. Standar biaya. Penyusunan RKA-K/L termasuk menampung usulan Inisiatif Baru. 8. Alokasi Anggaran K/L ( Alokasi Anggaran Kementerian/Lembaga) atau Pagu Definitif Alokasi Anggaran K/L adalah batas tertinggi anggaran pengeluaran yang dialokasikan kepada Kementerian/Lembaga berdasarkan hasil pembahasan Rancangan APBN yang dituangkan dalam berita acara hasil kesepakatan Pembahasan Rancangan APBN antara Pemerintah dan DPR.

23 86 9. DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah dokumen pemerintah yang merupakan instrument pencairan dana APBN mempunyai peran sangat penting selain sebagai dasar pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran, DIPA juga berfungsi sebagai alat pengendali, pengawasan, dan perangkat akuntansi pemerintah Workflow Table Tabel 3. 2 Workflow Table Prosedur Penyusunan Anggaran Berjalan Actor Activity Mengevaluasi Arah Kebijakan Presiden RI 1. Membuat Arah Kebijakan Kementerian BUMN 2. Menerima Arah Kebijakan 3. Mengevaluasi Arah Kebijakan 4. Menyusun rencana Inisiatif Baru dan Indikasi Kebutuhan Anggaran 5. Mengirim rencana Inisiatif Baru Menyusun Pagu Indikatif & rancangan awal RKP Menteri Perancanaan dan Menteri 6. Menerima rencana Inisiatif Baru dan

24 87 Actor Activity Keuangan 7. Indikasi Kebutuhan Anggaran KBUMN 8. Mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan berjalan KBUMN 9. Mengkaji usulan Inisiatif Baru KBUMN Menteri Perencanaan 10. Mengoordinasikan pelaksanaan evaluasi dan pengintegrasian hasil evaluasi Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan 11. Menetapkan rancangan awal RKP 12. Menandatangani rancangan awal RKP dan Surat Edaran Bersama 13. Mengirim rancangan awal RKP dan Surat Edaran Bersama Menyusun Renja K/L Kementerian BUMN 14. Menerima rancangan awal RKP dan Surat Edaran Bersama 15. Menyusun Renja K/L 16. Mengirim Renja K/L

25 88 Actor Activity Menyusun Pagu Anggaran K/L Menteri Perencanaan dan Menteri 17. Menerima Renja K/L Keuangan Menteri Keuangan 18. Menetapkan Pagu Anggaran K/L 19. Mengirim Pagu Anggaran K/L Menyusun RKA K/L Menteri BUMN 20. Menerima Pagu Anggaran K/L 21. Menetapkan RKA K/L Menteri BUMN dan DPR 22. Membahas RKA K/L 23. Melakukan penyesuaian usulan Inisiatif Baru Menteri Keuangan 24. Mengoordinasikan penelaahan RKA K/L Menyusun DIPA Presiden 25. Menetapkan alokasi anggaran K/L 26. Mengirim alokasi anggaran K/L Menteri BUMN 27. Menerima alokasi anggaran K/L

26 89 Actor Activity 28. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran 29. Mengirim dokumen pelaksanaan anggaran Menteri Keuangan 30. Menerima dokumen pelaksanaan anggaran 31. Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran (DIPA) 3. 4 Sistem Berjalan Prosedur Pengadaan Barang (Belanja) Kementerian BUMN Belanja Kementerian BUMN terdiri dari belanja pegawai, belanja modal, belanja barang, belanja perjalanan, dan belanja jasa. Adapun yang akan dibahas pada penulisan ini hanya mengenai belanja barang melalui Penyedia Barang (Berdasarkan Perpres No. 54 Tahun 2010). Penyusunan Rencana Umum Pengadaan Penetapan kebutuhan riil barang dilakukan oleh Kementerian BUMN berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan barang terhadap Renja K/L dan hasil identifikasi ketersediaan barang melalui database Barang Milik Negara (BMN) dan/atau riwayat kebutuhan barang/jasa

27 90 Kementerian BUMN. Selanjutnya, kebutuhan riil barang hasil identifikasi ini dituangkan dalam RKA-K/L untuk pembahasan di DPR. Penetapan Rencana penganggaran biaya pengadaan pada proses penyusunan Rencana Umum Pengadaan Barang, berpedoman pada pagu indikatif. Pengguna Anggaran (PA) kemudian menyusun dan menetapkan Rencana Penganggaran Pengadaan Barang yang terdiri atas biaya untuk barang yang akan diadakan, biaya pendukung dan biaya administrasi yang diperlukan untuk proses pengadaan. Sumber dana untuk penganggaran dapat berasal dari sebagian atau seluruh APBN atau Pinjaman atau hibah luar negeri dan atau dalam negeri. Kementerian BUMN kemudian mempertimbangkan untuk pengadaan barang secara swakelola atau melalui Penyedia Barang. Pengadaan barang secara swakelola dapat diartikan bahwa pengadaan barang yang dilakukan dan dikerjakan sendiri oleh Kementerian BUMN. Setelah menentukan cara pengadaan barang (melalui Penyedia Barang), PA membuat Kerangka Acuan Kerja (KAK). KAK merupakan dokumen yang berisi uraian pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti latar belakang, waktu pelaksanaan, spesifikasi jenis barang yang akan diadakan, dan perkiraan total biaya. PA juga membuat Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Pengadaan. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Pengadaan yang menggunakan Penyedia barang disusun dengan memperhatikan alokasi waktu perencanaan dan pelaksanaan

28 91 pemilihan barang, pelaksanaan kontrak sampai serah terima, dan alokasi waktu pemeliharaan pekerjaan. Kemudian, PA mengumumkan Rencana Umum Pengadaan setelah dilakukan penyesuaian terhadap RKA-K/L hasil kesepakatan dalam pembahasan RAPBN dan RUU-APBN oleh DPR pada website Kementerian BUMN. Dokumen Rencana Umum Pengadaan berisi kebijakan umum pengadaan, rencana penganggaran biaya pengadaan, dan KAK. Prosedur Persiapan Pelaksanaan Pengadaan Barang Melalui Penyedia Barang Persiapan pelaksanaan pengadaan barang merupakan proses perumusan kegiatan yang dimulai dari penyerahan Dokumen Rencana Umum Pengadaan Barang oleh PA kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Unit Layanan Pengadaan (ULP) / Pejabat Pengadaan (PP) sampai dengan ditetapkannya Dokumen Pengadaan Barang. Adapun prosedur persiapan pelaksanaan pengadaan barang melalui Penyedia Barang berbeda dengan prosedur untuk Swakelola. Berikut merupakan prosedur persiapan pengadaan barang melalui Penyedia Barang : Perencanaan pemilihan Penyedia Barang, dilakukan oleh PPK dan atau ULP/PP setelah PA menyerahkan dokumen Rencana Umum Pengadaan. ULP/PP kemudian menetapkan metode pemilihan Penyedia Barang yang umumnya dilakukan melalui pelelangan umum dengan pasca kualifikasi. Setelah penetapan metode pemilihan

29 92 Penyedia Barang, ULP menetapkan metode penyampaian dokumen Rencana Penawaran yang umumnya menggunakan metode satu sampul. Sebelum penyampaian Dokumen Rencana Penawaran, PPK menyusun HPS (Harga Perkiraan Sendiri) yang akan ditetapkan oleh ULP/PP. Penawaran yang diterima akan dievaluasi oleh ULP dengan menggunakan penilaian sistem gugur. Penilaian sistem gugur yaitu dengan cara memeriksa dan membandingkan Dokumen Penawaran terhadap pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan penyedia barang dengan urutan proses evaluasi dimulai dari penilaian persyaratan administrasi, persyaratan teknis dan kewajaran harga. Penyedia Barang yang lolos kualifikasi, akan dibuatkan Kontrak Pengadaan Barang oleh ULP. Barang yang diterima oleh Kementerian BUMN dari Penyedia Barang akan diterima oleh Panitia Penerima Barang. Kemudian, akan diserahkan ke Bagian Perlengkapan Kementerian BUMN berikut dengan dokumen dokumen yang ada. Barang tersebut akan diupdate pada Sistem Akuntansi Persediaan dan akan disalurkan pada tiap divisi yang telah ditentukan. Pembayaran atas Belanja Barang Ketika Penyedia Barang telah melakukan kewajibannya sesuai dengan Kontrak Pengadaan Barang, Penyedia Barang atau Penerima Hak memberikan Tagihan dilengkapi dengan dokumen pendukung Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP LS) yang lengkap dan benar kepada PPK paling lambat 5 hari kerja setelah timbulnya

30 93 hak tagih. PPK menguji tagihan dan dokumen pendukung SPP-LS, apabila tidak lengkap dan benar, maka PPK mengembalikannya kepada Penyedia Barang secara tertulis paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya surat tagihan tersebut. Apabila dokumen pendukung SPP LS telah lengkap, PPK menerbitkan SPP-LS dan mengembalikan Tagihan ke Penyedia Barang kemudian SPP LS disampaikan kepada Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PP - SPM) paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah dokumen pendukung diterima lengkap dan benar dari Penyedia Barang. PPK menyampaikan SPP-LS beserta dokumen pendukungnya kepada PP-SPM. Apabila SPP-LS dan dokumen pendukung tidak lengkap dan benar, maka PP-SPM mengembalikannya kepada PPK secara tertulis paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya SPP-LS tersebut. PP-SPM melakukan pengujian SPP-LS sampai dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM-LS) paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah SPP-LS beserta dokumen pendukung diterima lengkap dan benar dari PPK. SPM LS beserta dokumen pendukung dan ADK yang telah lengkap akan diberikan kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) untuk pencairan dana dan mengembalikan SPP LS kepada PPK untuk diarsip.

31 94 Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan tugas pemantauan dan evaluasi Perencanaan Pengadaan Barang dilakukan oleh internal Kementerian BUMN melalui unit kerjanya, yang ditunjuk oleh PA (Bagian Perlengkapan Kementerian BUMN), untuk melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap perencanaan Pengadaan Barang Kementerian BUMN dan menyampaikan Laporan Hasil Pemantauan dan Evaluasi kepada PA guna mendapatkan penanganan lebih lanjut.

32 Rich Picture Gambar 3. 5 Rich Picture Prosedur Pengadaan Barang

33 Event Table Tabel 3. 3 Event Table Prosedur Pengadaan Barang Event Internal Agents Starts When Activities Menetapkan Pengguna Ketika pagu Mengidentifikasi kebutuhan riil Anggaran (PA) anggaran telah kebutuhan barang, barang ditentukan menetapkan hasil identifikasi pada RKA K/L Menetapkan Pengguna Setelah Menentukan biaya Rencana Anggaran (PA) pembahasan barang yang akan Penganggaran kebutuhan riil diadakan, biaya Pengadaan Barang barang dengan pendukung, dan DPR biaya administrasi Menentukan cara Pengguna Setelah Rencana Membuat Kerangka pengadaan barang Anggaran (PA) Penganggaran Acuan Kerja Pengadaan Barang (KAK), membuat ditetapkan Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Pengadaan Mengumumkan Pengguna Setelah dilakukan Mengumumkan Rencana Umum Anggaran (PA) penyesuaian pada Rencana Umum Pengadaan RKA K/L Pengadaan pada

34 97 Event Internal Agents Starts When Activities bersama DPR website Kementerian BUMN Menyiapkan Pejabat Pembuat Ketika Pengguna Menetapkan pelaksanaan Komitmen (PPK) Anggaran (PA) metode pemilihan pengadaan barang dan Unit Layanan telah menyerahkan Penyedia Barang, Pengadaan (ULP) dokumen Rencana menyusun Harga Umum Pengadaan Perkiraan Sendiri (HPS), menyusun dokumen Rencana Penawaran Menetapkan Unit Layanan Ketika dokumen Menerima dokumen Penyedia Barang Pengadaan (ULP) Penawaran dari Penawaran, Penyedia Barang mengevaluasi telah diterima dokumen Penawaran, menentukan cara penilaian evaluasi penawaran, membuat Kontrak Pengadaan Barang Menerima barang Panitia Penerima Ketika barang Mengecek barang Barang telah tiba di yang diterima,

35 98 Event Internal Agents Starts When Activities Kementerian BUMN Menyerahkan barang ke Bagian Perlengkapan, melakukan update barang pada Sistem Akuntansi Persediaan, menyalurkan barang pada divisi tertentu Membayar Pejabat Pembuat Saat Penyedia Menerbitkan Surat penerimaan barang Komitmen (PPK), Barang Permintaan Pejabat Penanda memberikan Pembayaran Tangan Surat Tagihan Langsung (SPP Perintah LS), menguji SPP- Membayar (PP LS, menerbitkan SPM) Surat Perintah Membayar (SPM LS), menyerahkan SPM LS ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)

36 99 Event Internal Agents Starts When Activities Mengevaluasi Unit Kerja PA Setiap 3 (tiga) Melakukan pengadaan barang (Bagian bulan dan akhir pemantauan dan Perlengkapan tahun evaluasi Kementerian perencanaan BUMN) pengadaan barang Kementerian BUMN, membuat Laporan Hasil Pemantauan dan Evaluasi kepada Pengguna Anggaran (PA)

37 Overview Activity Diagram Gambar 3. 6 Overview Activity Diagram Prosedur Pengadaan Barang

38 Dokumen yang digunakan Dalam prosedur belanja barang Kementerian BUMN melalui Penyedia Barang, terdapat beberapa dokumen yang diperlukan berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 sebagai berikut : 1. Daftar Pertanyaan Identifikasi Kebutuhan Barang Kementerian Dokumen yang berisi daftar pertanyaan berikut jawaban serta keterangan terkait dengan kebutuhan barang Kementerian BUMN. Daftar pertanyaan yang tercantum juga dapat ditambah atau dikembangan sesuai kebutuhan. 2. Rencana Penganggaran Pengadaan Barang Dokumen yang menjelaskan rincian biaya yang dibutuhkan dalam pengadaan barang, seperti biaya pengadaan material atau bahan, jumlah barang yang dibutuhkan, harga satuan, dan total harga. 3. Kerangka Acuan Kerja Dokumen yang berbentuk seperti proposal yang menjelaskan nama pekerjaan pengadaan barang yang akan dilakukan, latar belakang, target, perkiraan biaya, spesifikasi teknis.

39 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Pengadaan Jadwal kegiatan yang berisi tentang pengadaan barang pada tahun anggaran berjalan dan tahun anggaran berikut. Kegiatan utama yang ditentukan meliputi kapan penyusunan Rencana Umum Pengadaan dan kapan rencana pengadaan dengan menggunakan penyedia barang. 5. Rencana Umum Pengadaan Dokumen yang berisi rencana umum pengadaan barang yang berisi : penjelasan kegiatan yang dilakukan, volume (jumlah barang yang dibutuhkan), lokasi pekerjaan, rencana penganggaran, cara pengadaan barang, perkiraan waktu mulai, lama pelaksanaan, dan keterangan. 6. Dokumen Rencana Penawaran Dokumen yang menjelaskan tentang penawaran yang akan diajukan kepada Penyedia Barang. 7. Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Pengadaan Barang Dokumen yang menjelaskan total harga yang diperkirakan cukup untuk membiayai pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam pengadaan barang/jasa. 8. Kontrak Pengadaan Barang Dokumen yang diserahkan kepada Penyedia Barang setelah pemilihan Penyedia Barang ditetapkan. Kontrak

40 103 Pengadaan Barang berisi penjelasan kegiatan pengadaan barang dan kapan waktu pelaksanaan. 9. Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP LS) Dokumen permintaan pembayaran yang dibuat/diterbitkan oleh PPK yang dibayarkan langsung kepada Bendahara Pengeluaran/ Penerima Hak atas dasar kontrak kerja atau Surat Perintah Kerja lainnya. 10. Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) SPM langsung kepada Bendahara Pengeluaran/Penerima Hak yang diterbitkan oleh PA/KPA atau pejabat lain yang ditunjuk atas dasar kontrak kerja atau Surat Perintah Kerja lainnya. 11. Laporan Hasil Pemantauan dan Evaluasi Dokumen yang berisi daftar simak pemantauan dan evaluasi penyusunan rencana pengadaan barang. Dalam dokumen tersebut terdapat daftar kegiatan dalam pengadaan barang apakah telah sesuai dengan prosedur yang berlaku.

41 Workflow Table Tabel 3. 4 Workflow Table Prosedur Pengadaan Barang Actor Activity Menetapkan kebutuhan riil barang Pengguna Anggaran (PA) 1. Mengidentifikasi kebutuhan barang berdasarkan Renja K/L 2. Melakukan penelahaan barang yang telah ada (telah dimilki) 3. Menetapkan kebutuhan riil barang pada RKA K/L Menetapkan Rencana Penganggaran Pengadaan Barang Pengguna Anggaran 4. Menyusun Rencana Penganggaran Pengadaan Barang 5. Menentukan biaya untuk barang yang akan diadakan, biaya pendukung, dan biaya administrasi 6. Menetapkan Rencana Penganggaran Pengadaan Barang

42 105 Actor Activity Menentukan cara pengadaan barang Pengguna Anggaran 7. Membentuk organisasi pengadaan barang 8. Menyusun jadwal kegiatan pengadaan barang 9. Menetapkan Kerangka Acuan Kerja Mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Pengguna Anggaran 10. Menyampaikan pengumuman Rencana Umum Pengadaan pada website KBUMN, papan pengumuman resmi, dan Portal Pengadaan Nasional 11. Mengirim dokumen Rencana Umum Pengadaan Menyiapkan pelaksanaan pengadaan barang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Unit Layanan Pengadaan (ULP) 12. Menerima dokumen Rencana Umum Pengadaan 13. Mengkaji ulang Rencana Umum Pengadaan

43 106 Actor Activity 14. Menyusun metode pemilihan Penyedia Barang 15. Menetapkan metode pemilihan Penyedia Barang 16. Menyusun metode penyampaian dokumen penawaran 17. Menetapkan metode penyampaian dokumen penawaran 18. Menyusun jadwal pelaksanaan pemilihan Penyedia Barang 19. Menyusun Dokumen Pengadaan Barang Pengguna Anggaran 20. Menetapkan spesifikasi teknis barang Unit Layanan Pengadaan (ULP) 21. Menyusun Harga Perkiraan Sendiri (HPS) 22. Menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) 23. Menyusun dokumen Rencana Penawaran

44 107 Actor Activity Menetapkan Penyedia Barang Unit Layanan Pengadaan 24. Menerima dokumen Penawaran dari Penyedia Barang 25. Mengevaluasi dokumen Penawaran 26. Menentukan cara penilaian evaluasi penawaran 27. Membuat Kontrak Pengadaan Barang 28. Mengirim Kontrak Pengadaan Barang ke Penyedia Barang Menerima barang Panitia Penerima Barang 29. Mengecek barang yang diterima 30. Menyerahkan barang ke Bagian Perlengkapan Bagian Perlengkapan 31. Melakukan update barang pada Sistem Akuntansi Persediaan 32. Menyalurkan barang kepada divisi tertentu Membayar penerimaan barang Pejabat Pembuat Komitmen 33. Menerima tagihan dari Penyedia Barang

45 108 Actor Activity 34. Menguji tagihan dan dokumen pendukung Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) 35. Menerbitkan SPP-LS 36. Mengirim SPP LS Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah 37. Menerima SPP LS Membayar 38. Menguji SPP-LS 39. Menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM LS) 40. Mengirim SPM LS ke KPPN untuk pencairan dana Mengevaluasi pengadaan barang Unit Kerja Pengguna Anggaran (Bagian Perlengkapan) 41. Memantau dan mengevaluasi perencanaan Pengadaan Barang Kementerian BUMN 42. Membuat Laporan Hasil Pantauan dan Evaluasi Pengguna Anggaran 43. Mengirim Laporan Hasil Pantauan dan Evaluasi 44. Menerima Laporan Hasil Pantauan

46 Prosedur Pendapatan Kementerian BUMN Pendapatan Kementerian BUMN terdiri dari Pendapatan Aset Lainnya yang Berlebih/Rusak/Dihapuskan, Pendapatan Sewa Gedung, Bangunan, dan Gudang, Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah, Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Pusat TAYL, Penerimaan Kembali Belanja Lainnya RM TAYL, serta Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL. Adapun yang akan dibahas pada penulisan ini hanya mengenai pendapatan sewa gedung, bangunan, dan gudang (Sewa BMN). (Berdasarkan PMK No.33 Tahun 2012) Proses dimulai ketika calon penyewa ingin melakukan penyewaan gedung milik Kementerian BUMN. Calon penyewa menemui pejabat Pengguna Barang (Menteri BUMN atau pejabat unit organisasi eselon I) untuk mengajukan penyewaan. Pengguna Barang akan mengajukan usulan kepada Pengelola Barang (Menteri Keuangan atau Direktorat Jendral atau pejabat yang ditunjuk oleh Direktorat Jendral) disertai data usulan sewa, data Barang Milik Negara (BMN), data calon penyewa, data transaksi sewa yang diusulkan, dan surat pernyataan dari Pengguna Barang. Pengelola Barang kemudian melakukan penelitian atas kelayakan penyewaan terkait permohonan dari Pengguna Barang. Apabila disetujui, Pengelola Barang menerbitkan Surat Persetujuan Penyewaan BMN. Surat Persetujuan berisi data BMN yang akan disewakan, data penyewa, data sewa (besaran tarif, jangka

47 110 waktu sewa). Surat Persetujuan Penyewaan BMN kemudian diserahkan kepada Pengguna Barang. Pengguna Barang akan menyampaikan keputusan dari Pengelola Barang. Pengguna Barang akan membuat Surat Perjanjian untuk Penyewa. Surat Perjanjian berisi dasar perjanjian, para pihak yang terkait dengan perjanjian, jenis, luas, dan jumlah barang yang disewakan, jangka waktu sewa serta hal lain yang diatur dalam persetujuan Pengelola Barang dan keputusan Pengguna Barang. Pengguna Barang menandatangani Surat Perjanjian tersebut. Salinan Surat Perjanjian akan diserahkan kepada Pengelola Barang paling lambat 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak ditandatanganinya Surat Perjanjian. Penyewa akan langsung melunasi uang sewa paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum penandatanganan Perjanjian. Penyewa akan melakukan transfer ke No. Rekening Kas Umum Negara. Setelah melakukan transfer, Penyewa wajib memperlihatkan bukti setor/kuitansi, sebagai salah satu dokumen pada lampiran yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian Sewa. Bukti setor akan diserahkan kepada Bagian Akuntansi untuk direkonsiliasi. Masa sewa akan berakhir ketika sudah memasuki jangka waktu sewa. Penyewa wajib menyerahkan BMN kepada Pengguna Barang. Pengguna Barang kemudian melakukan pengecekan BMN yang disewakan. Penyerahan BMN oleh Penyewa kepada Pengguna Barang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima. Jika BMN yang

48 111 disewa dalam kondisi baik dan layak, Pengguna Barang akan menandatangani Berita Acara Serah Terima. Dalam hal pelaporan, Pengguna Barang menyampaikan Laporan Perkembangan Pelaksanaan Sewa BMN kepada Pengelola Barang. Laporan tersebut disampaikan setiap tahun paling lambat 1 (satu) bulan sebelum perhitungan 1 (satu) tahun sejak diterbitkannya persetujuan Sewa oleh Pengelola Barang. Pengguna Barang juga menyampaikan Laporan Barang Pengguna yang berisi informasi BMN yang disewakan kepada Pengelola Barang Rich Picture Gambar 3. 7 Rich Picture Prosedur Pendapatan (sewa gedung)

49 Event Table Tabel 3. 5 Event Table Prosedur Pendapatan Event Internal Agents Starts When Activities Menerima Pengguna Barang Ketika Penyewa Menerima data permohonan sewa ingin melakukan identitas Penyewa, gedung sewa gedung milik mengajukan usulan KBUMN sewa ke Pengelola Barang Menerima Pengguna Barang Setelah Pengelola Pengelola Barang persetujuan sewa barang menerbitkan Surat memberikan izin Persetujuan sewa Penyewaan BMN, menyerahkan Surat Persetujuan Penyewaan BMN ke Pengguna Barang Memberikan izin Pengguna Barang Setelah mendapat Membuat Surat sewa gedung Surat Persetujuan Perjanjian, Penyewaan BMN menyerahkan Surat Perjanjian ke Penyewa, menyerahkan salinan Surat

50 113 Event Internal Agents Starts When Activities Perjanjian ke Pengelola Barang Menerima Bagian Akuntansi Setelah Surat Menerima Bukti pembayaran atas Perjanjian Setor, sewa gedung diberikan ke Merekonsiliasi Penyewa Bukti Setor dari Penyewa Menerima kembali Pengguna Barang Ketika masa sewa Mengecek BMN gedung sewa Penyewa telah atau gedung yang (BMN) habis disewa, Membuat Berita Acara Serah Terima Menyusun Laporan Perkembangan Pelaksanaan Sewa BMN Pengguna Barang Akhir tahun Membuat Laporan Perkembangan Pelaksanaan Sewa BMN, Menyerahkan Laporan Perkembangan Pelaksanaan Sewa BMN ke Pengelola Barang

51 114 Event Internal Agents Starts When Activities Menyusun Laporan Barang Pengguna Pengguna Barang Akhir tahun Membuat Laporan Barang Pengguna, Menyerahkan Laporan Barang Pengguna ke Pengelola Barang

52 Overview Activity Diagram Gambar 3. 8 Overview Activity Diagram Prosedur Pendapatan

53 Dokumen yang digunakan Dalam prosedur pendapatan sewa BMN Kementerian BUMN, terdapat beberapa dokumen yang diperlukan berdasarkan PMK No. 33 Tahun 2012 sebagai berikut : 1. Data usulan sewa Dokumen yang berisi dasar pertimbangan dilakukan sewa, usulan jangka waktu penyewaan (termasuk periodesitas sewa), dan surat usulan sewa dari calon Penyewa kepada Pengguna Barang. 2. Data Barang Milik Negara (BMN) Data yang berisi foto atau gambar BMN, kuantitas BMN (luas bangunan atau kapasitas BMN selain bangunannya), dan nilai BMN yang akan disewakan. 3. Data calon penyewa Data yang menjelaskan identitas peenyewa, seperti nama, alamat, bentuk kelembagaan, jenis kegiatan usaha, NPWP, dan fotokopi Surat Izin Usaha (untuk yang berbentuk badan usaha). 4. Data transaksi sewa yang diusulkan Data yang menjelaskan tentang data barang yang ditransaksikan dan nilai transaksi. 5. Surat Pernyataan Dokumen yang menjelaskan adanya pernyataan dari Pengguna Barang mengenai ketentuan tertentu dan

54 117 pernyataan kesediaan dari calon Penyewa untuk memelihara gedung yang disewa. 6. Surat Persetujuan Penyewaan BMN Dokumen yang merupakan himpunan data atas data BMN yang disewakan, data Penyewa, dan data usulan sewa. 7. Surat Perjanjian Dokumen yang berisi dasar perjanjian, para pihak yang terkait dengan perjanjian, jenis, luas, dan jumlah barang yang disewakan, jangka waktu sewa serta hal lain yang diatur dalam persetujuan Pengelola Barang dan keputusan Pengguna Barang. 8. Bukti Setor Bukti atas pembayaran yang dilakukan oleh Penyewa atas gedung yang telah disewa untuk direkonsiliasi oleh Kementerian BUMN. 9. Berita Acara Serah Terima Dokumen yang disertakan ketika Penyewa mengembalikan sewa gedung kepada Pengguna Barang. 10. Laporan Perkembangan Pelaksanaan Sewa BMN Laporan yang berisi perkembangan pelaksanaan sewa BMN (gedung) yang disampaikan setiap tahun paling lambat 1 (satu) bulan sebelum

55 118 perhitungan 1 (satu) tahun sejak diterbitkannya persetujuan Sewa oleh Pengelola Barang 11. Laporan Barang Pengguna Laporan yang berisi informasi mengenai BMN (gedung) yang disewakan kepada Pengelola Barang Workflow Table Tabel 3. 6 Workflow Table Prosedur Pendapatan Actor Activity Menerima permohonan sewa gedung Penyewa 1. Mengajukan permintaan untuk sewa gedung Pengguna Barang 2. Menerima pengajuan sewa 3. Mengajukan usulan sewa Pengelola Barang 4. Menerima usulan sewa Menerima persetujuan sewa Pengelola Barang 5. Melakukan penelitian atas kelayakan 6. Menerbitkan Surat Persetujuan Penyewaan BMN 7. Menyerahkan Surat Persetujuan

56 119 Actor Activity Penyewaan BMN Memberikan izin sewa gedung Pengguna Barang 8. Menerima Surat Persetujuan Penyewaan BMN 9. Membuat Surat Perjanjian 10. Menyerahkan Surat Perjanjian Penyewa 11. Menerima Surat Perjanjian Pengguna Barang Pengelola Barang 12. Menyerahkan salinan Surat Perjanjian 13. Menerima salinan Surat Perjanjian Menerima pembayaran atas sewa gedung Penyewa 14. Menyerahkan Bukti Setor Bagian Akuntansi 15. Menerima Bukti Setor 16. Merekonsiliasi Bukti Setor Menerima kembali gedung sewa (BMN) Penyewa 17. Mengembalikan gedung sewa

57 120 Actor Activity Pengguna Barang 18. Menerima kembali gedung yang disewa 19. Mengecek BMN atau gedung yang disewa 20. Membuat Berita Acara Serah Terima 21. Menandatangani Berita Acara Serah Terima Menyusun Laporan Perkembangan Pelaksanaan Sewa BMN Pengguna Barang Pengelola Barang 22. Membuat Laporan Perkembangan Pelaksanaan Sewa BMN 23. Menyerahkan Laporan Perkembangan Pelaksanaan Sewa BMN 24. Menerima Laporan Perkembangan Pelaksanaan Sewa BMN Menyusun Laporan Barang Pengguna Pengguna Barang 25. Membuat Laporan Barang Pengguna 26. Menyerahkan Laporan Barang Pengguna Pengelola Barang 27. Menerima Laporan Barang Pengguna

58 Analisis Temuan Hasil Survey Tabel 3. 7 Analisis Temuan Hasil Survey Temuan 1 : Belum ada prosedur resmi khusus untuk anggaran belanja barang Kementerian BUMN (berbeda dengan prosedur pengadaan barang) Kriteria : Menurut Label (2010, p150) : Budgets in accounting can be used for a variety of reasons. Dari kutipan diatas berarti anggaran dalam akuntansi dapat digunakan dalam berbagai hal, contohnya : anggaran dapat digunakan untuk mengontrol masa depan. Sebab : Setiap Kementerian harus mengikuti peraturan yang telah ada dan sesuai dengan aturan dari Pemerintah. Anggaran belanja barang hanya ditetapkan diawal hingga DIPA. Akibat : Anggaran belanja barang dapat menjadi tidak transparan pada Kementerian BUMN. Pengadaan belanja juga dapat menjadi tidak terkontrol dengan baik.

59 122 Rekomendasi : Sebaiknya Kementerian BUMN segera menciptakan produk hukum yang mengatur anggaran belanja barang Kementerian BUMN secara jelas. Kementerian BUMN memilki sistem terkomputerisasi untuk anggaran belanja. Temuan 2 : Belum ada prosedur resmi untuk anggaran pendapatan Kementerian BUMN, bahkan tidak terdapat target untuk pendapatan. Kriteria : Menurut Label (2010, p150) : Budgets in accounting can be used for a variety of reasons. Dari kutipan diatas berarti anggaran dalam akuntansi dapat digunakan dalam berbagai hal, contohnya : anggaran dapat digunakan untuk merencanakan masa depan. Sebab : Setiap Kementerian harus mengikuti peraturan yang telah ada dan sesuai dengan aturan dari Pemerintah. Kementerian BUMN dikatakan berbeda dengan perusahaan swasta lain yang

60 123 tidak melakukan jual beli. Akibat : Anggaran pendapatan Kementerian BUMN tidak memiliki target pendapatan yang jelas. Sulit untuk menentukan pendapatan yang ingin dicapai. Rekomendasi : Sebaiknya Kementerian BUMN segera menciptakan produk hukum yang mengatur anggaran pendapatan Kementerian BUMN secara jelas. Kementerian BUMN memilki sistem terkomputerisasi untuk anggaran pendapatan. Temuan 3: Aplikasi RKA K/L untuk penyusunan anggaran DIPA setiap tahun mengalami perubahan. Kriteria : Menurut Galitz (2007, p64) kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu program yang user friendly yaitu dapat dipelajari, seberapa mudah pengguna pertama kali mengerjakan tugas tugas dasar. Sebab : Adanya perubahan setiap tahun yang

61 124 mungkin direvisi atau berdasarkan peraturan yang baru dari pemerintah sehingga aplikasi yang digunakan juga harus diubah. Akibat : Pengguna menghadapi kesulitan setiap kali adanya aplikasi RKA K/L yang baru karena harus mempelajari perubahan perubahan yang ada sehingga membutuhkan waktu dan biaya untuk pelatihan setiap tahunnya. Rekomendasi : Sebaiknya apapun aplikasi yang dihasilkan harus dijaga agar selalu konsisten dan user friendly sehingga akan mudah dioperasikan oleh Pengguna. Menyediakan buku panduan khusus aplikasi dalam bentuk hardcopy sehingga dapat membantu pemahaman penggunaan aplikasi. Temuan 4: Kurangnya laporan laporan yang tersedia dalam penyusunan anggaran. Kriteria : Menurut Rama dan Jones (2006, p238),

62 125 Report is a formatted and organized presentation of data. Sebab : Kementerian BUMN memiliki laporan laporan yang terbatas untuk mendukung penyusunan anggaran belanja barang maupun pendapatan untuk sewa gedung. Akibat : Hal ini mengakibatkan pihak Eselon I atau deputi tingkat atas sulit mengambil keputusan maupun target pendapatan karena kurangnya informasi yang dibutuhkan. Rekomendasi : Membuat laporan laporan secara terperinci untuk mempermudah proses evaluasi dan pengambilan keputusan. Temuan 5: Belum terdapat dokumen atau formulir resmi untuk memudahkan pegawai dari deputi lain dalam meminta pengajuan barang hasil pengadaan barang pada kebutuhan mendesak. Kriteria : Menurut Rama dan Jones (2006, p315), Form is a formatted document

63 126 containing blank fields that users can fill in with data, yang berarti formulir adalah suatu dokumen yang terancang yang berisi field kosong yang dapat diisi data oleh pemakai. Sebab : Kementerian BUMN hanya menyediakan update pesedian barang secara langsung pada sistem akuntansi berdasarkan barang yang sudah dialokasikan bagi deputi tertentu. Akibat : Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya bukti yang akurat atas alasan pengajuan permintaan barang dari persediaan. Rekomendasi : Membuat formulir berformat resmi surat pengajuan barang bagi setiap pegawai dari deputi yang ingin meminta pengajuan barang saat dibutuhkan Identifikasi Kebutuhan Informasi Dalam prosedur anggaran pendapatan dan belanja yang seharusnya diterapkan pada Kementerian BUMN harus ditunjang dengan berbagai informasi yang dibutuhkan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan yang tepat. Identifikasi kebutuhan dokumen atau formulir tersebut, antara lain :

64 Surat Pengajuan Barang Merupakan dokumen yang dapat dipergunakan oleh pegawai dari deputi lain untuk meminta kebutuhan barang yang bersifat mendesak dan diserahkan kepada Subbagian Perencanaan selain rincian belanja barang yang telah ditetapkan pada DIPA. 2. Pengesahan Anggaran Belanja Merupakan dokumen atau surat awal yang dapat dipergunakan oleh Kuasa Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Penguna Anggaran (Menteri BUMN) terkait dengan anggaran belanja barang Kementerian BUMN. 3. Pengesahan Anggaran Belanja Khusus Merupakan dokumen atau surat awal yang dapat dipergunakan oleh Kuasa Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Penguna Anggaran (Menteri BUMN) terkait dengan anggaran belanja barang untuk kebutuhan lain selain yang telah tercantum pada anggaran belanja barang utama Kementerian BUMN. Sedangkan untuk kebutuhan Laporan, kami mengusulkan adanya tambahan sebagai berikut : 1. Laporan Kinerja Anggaran Belanja Laporan kinerja anggaran belanja adalah laporan yang berisi informasi anggaran belanja barang dan realisasi belanja sehingga dapat diukur kinerja dalam penganggaran belanja barang. Laporan

65 128 kinerja anggaran belanja dapat dihasilkan berdasarkan bulanan atau setiap tahun. Laporan kinerja anggaran belanja diberikan kepada Pengguna Anggaran (Menteri BUMN) dan Kuasa Pengguna Anggaran. 2. Laporan Kinerja Anggaran Belanja Khusus Laporan kinerja anggaran belanja khusus adalah laporan yang berisi informasi anggaran belanja barang khusus dan realisasi belanja sehingga dapat diukur kinerja dalam penganggaran belanja barang. Laporan kinerja anggaran belanja khusus dapat dihasilkan berdasarkan bulanan atau setiap tahun. Laporan kinerja anggaran belanja khusus diberikan kepada Pengguna Anggaran (Menteri BUMN) dan Kuasa Pengguna Anggaran. 3. Laporan Kinerja Anggaran Pendapatan Laporan kinerja anggaran pendapatan adalah laporan yang berisi informasi anggaran pendapatan dan realisasi pendapatan sehingga dapat diukur kinerja dalam penganggaran pendapatan dan untuk mengetahui pendapatan yang diterima dalam Kementerian BUMN. Laporan kinerja anggaran pendapatan dapat dihasilkan berdasarkan bulanan dan setiap tahun. Laporan kinerja anggaran pendapatan diberikan kepada Pengguna Barang (Menteri BUMN).

Kelengkapan Waktu Output Keterangan SEKRETARIS. PERENCANAAN Melakukan Rapat dalam rangka sinkronisasi dan

Kelengkapan Waktu Output Keterangan SEKRETARIS. PERENCANAAN Melakukan Rapat dalam rangka sinkronisasi dan SOP DIBIDANG ADMINISTRASI KEUANGAN 1. SOP Perencanaan Anggaran PELAKSANA MUTU BAKU No Uraian Prosedur PANITERA/ STAF TIM Kelengkapan Waktu Output Keterangan SEKRETARIS PERENCANAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lebih terperinci

SOP DIBIDANG ADMINISTRASI KEUANGAN. 1. SOP Perencanaan Anggaran. No Uraian Prosedur PANITERA/ Keterangan STAF TIM. Kelengkapan Waktu Output

SOP DIBIDANG ADMINISTRASI KEUANGAN. 1. SOP Perencanaan Anggaran. No Uraian Prosedur PANITERA/ Keterangan STAF TIM. Kelengkapan Waktu Output SOP DIBIDANG ADMINISTRASI KEUANGAN 1. SOP Perencanaan Anggaran PELAKSANA MUTU BAKU No Uraian Prosedur PANITERA/ TIM Keterangan STAF Kelengkapan Waktu Output SEKRETARIS PERENCANAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undan

2016, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2147, 2016 KEMENKEU. Belanja Bantuan Sosial. K/L. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.05/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.912, 2011 KEMENTERIAN SOSIAL. PNBP. Pedoman Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.02/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.02/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA BANTUAN OPERASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.953, 2015 KEMENSETNEG. Hibah. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.229,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.08/2012 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA CADANGAN PENJAMINAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN

Lebih terperinci

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem No.933, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPP-PA. Dekonsentrasi. Penatausahaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.55/MenLHK/Setjen/Kum.1/6/2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYALURAN BANTUAN LAINNYA YANG MEMILIKI KARAKTERISTIK BANTUAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU No.103, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. Pelaksanaan. APBN. Tata Cara. (Penjelesan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN, PENELAAHAN, DAN PENETAPAN ALOKASI BAGIAN ANGGARAN BENDAHARA

Lebih terperinci

SOP ADMINISTRASI KEUANGAN

SOP ADMINISTRASI KEUANGAN SOP ADMINISTRASI KEUANGAN 1. SOP Perencanaan Anggaran PELAKSANA MUTU BAKU No Uraian Prosedur SEKRETARIS STAF TIM Kelengkapan Waktu Output Keterangan PERENCANA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Melakukan rapat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1213, 2014 KEMENKEU. Bendahara Umum. Anggaran. Penetapan Alokasi. Penelahaan. Perencanaan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA DARURAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA DARURAT MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DALAM BENTUK UANG/BARANG/JASA/SURAT BERHARGA MELALUI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.764, 2017 BNPP. Pelimpahan sebagian Urusan dan Penugasan. TA 2017. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK. 05/2006 TENTANG TATACARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK. 05/2006 TENTANG TATACARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK. 05/2006 TENTANG TATACARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2017 KEMEN-LHK. Penyaluran Bantuan Lainnya. Karakteristik Bantuan Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.746, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Hibah. Millenium Challenge Corporation. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 124/PMK.05/2012 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2015 KEMENDESA-PDT-Trans. Urusan Pemerintahan. Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. TA 2015. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

2011, No.8 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambaha

2011, No.8 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambaha No.8, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pelaksanaan Kegiatan. Anggaran. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1519, 2017 KEMENDAGRI. Hibah. Penerimaan dan Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG KETENTUAN PENERIMAAN DAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1078, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum. Pemberian. Bantuan Pendanaan. Penyediaan. Pencairan. Pertanggungjawaban. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1088, 2016 KEMENKEU. PPLN. Penarikan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENARIKAN PENERUSAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PELAPORAN, PEMANTAUAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.563, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Belanja. Bantuan Sosial. Kementerian/Lembaga. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/PMK.05/2012 TENTANG BELANJA BANTUAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DI BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN UMUM MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.972, 2015 KEMENKEU. Dana Keistimewaan. Daerah Istimewa Yogyakarta. Penyaluran. Pengalokasian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 126/ PMK.07/2015

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang No.1646, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana Cadangan JKN. Penyediaan, Pencairan, dan Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 167 /PMK.02/2017 TENTANG TATA

Lebih terperinci

POM CFM.01 Penyusunan Renstra BPOM

POM CFM.01 Penyusunan Renstra BPOM MASYARAKAT & PELAKU USAHA BAPPENAS Unit Kerja Tim Kerja Pimpinan ROREN POM-10.01.CFM.01 Penyusunan Renstra BPOM Tahap Teknokratik Tahap Politik Tahap Penetapan Renstra Proses Evaluasi Kinerja Tahunan,

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54);

2018, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54); No.159, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Pengelolaan Hibah Langsung. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DI

Lebih terperinci

2017, No kementerian negara/lembaga dan pengesahan daftar isian pelaksanaan anggaran; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

2017, No kementerian negara/lembaga dan pengesahan daftar isian pelaksanaan anggaran; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.985, 2017 KEMENKEU. RKA-K/L. Pengesahan DIPA. Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2017 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1344, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pemerintahan. Pelimpahan. Penugasan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.887, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Angkutan Kereta Api. Prosedur Penggunaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143/PMK.02/2012 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENGHITUNGAN, PEMBAYARAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DENGAN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam No. 2005, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Dekonsentrasi. Pelimpahan dan Pedoman. TA 2017. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENYUSUNAN, PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNJAWABAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA SERTA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2016, No b. bahwa dalam rangka pemantapan penerapan kerangka pengeluaran jangka menengah, penganggaran terpadu,penganggaran berbasis kinerja,

2016, No b. bahwa dalam rangka pemantapan penerapan kerangka pengeluaran jangka menengah, penganggaran terpadu,penganggaran berbasis kinerja, No.1629, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Penyusunan dan Penelaahan RKA- KL. Pengesahan DIPA. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163 /PMK.02/2016 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1610, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Iuran. Jaminan Kesehatan. Penyediaan. Pencairan Pertanggungjawaban. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.02/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.02/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK02/2014 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN RENCANA PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara No

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara No No.536, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENKOKESRA. Revisi. Petunjuk Operasional Kegiatan. Tata Cara. Petunjuk. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN DIREKTORAT PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN SOSIALISASI PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Dalam gambaran umum Kementerian Perdagangan akan diuraikan mengenai Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 136/PMK.05/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 136/PMK.05/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 136/PMK.05/2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2006 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.931, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana. Keistimewaan. Yogyakarta. Tata Cara Pengalokasian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103/PMK.07/2013 TENTANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205/PMK.02/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205/PMK.02/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205/PMK.02/2013 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA IURAN JAMINAN KESEHATAN

Lebih terperinci

2011, No beras pemerintah yang sebelumnya telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.02/2009; d. bahwa berdasarkan pertimbangan

2011, No beras pemerintah yang sebelumnya telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.02/2009; d. bahwa berdasarkan pertimbangan No.462, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Cadangan Beras Pemerintah. Penghitungan. Pembayaran. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121/PMK.02/2011 TENTANG

Lebih terperinci

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN No. Dokumen Revisi Tanggal Berlaku Halaman ::0 : 1 Januari 2012 : 1 Dari 15 LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM. Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM. Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan Perencanaan Anggaran Satker BLU BLU membuat rencana bisnis lima tahunan mengacu

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Belanja Pensiun. PT Taspen (PERSERO). Perhitungan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.02/2013

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1165, 2014 KEMENKEU. Dana Iuran. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. DPR. DPRD. BPK. KY. Hakim MK. Hakim Agung. Menteri, Wakil Menteri. Pejabat Tertentu. Pertanggungjawaban.

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2008 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2008 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2008 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN UMUM

Lebih terperinci

PERATURAN KUASA PENGGUNAANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

PERATURAN KUASA PENGGUNAANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 12 13, Senayan, Jakarta 10270 Telepon (021) 5725477 (Hunting), 5725471-74

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1619, 2017 KEMENKEU. Pembayaran Jasa Bank Penatausaha. Penerusan Pinjaman PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.05/2017 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN

Lebih terperinci

POM CFM.01 Penyusunan Renstra BPOM

POM CFM.01 Penyusunan Renstra BPOM MASYARAKAT & PELAKU USAHA BAPPENAS Unit Kerja Tim Kerja Pimpinan ROREN POM-11.01.CFM.01 Penyusunan Renstra BPOM Tahap Teknokratik Tahap Politik Tahap Penetapan Renstra 15.04 Tinjauan Manajemen Membuat

Lebih terperinci

Bagian Keempat. Sekretariat Menteri Sekretaris Negara. Pasal 542

Bagian Keempat. Sekretariat Menteri Sekretaris Negara. Pasal 542 -203- Bagian Keempat Sekretariat Menteri Sekretaris Negara Pasal 542 (1) Sekretariat Menteri Sekretaris Negara dipimpin oleh Sekretaris Menteri Sekretaris Negara, berkedudukan di bawah dan bertanggung

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1725, 2015 KEMENPAR. Dekonsentrasi. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA DAN PEMERINTAH PUSAT. Created By: Ilma Rafika Andhianty Nur Pratiwi

SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA DAN PEMERINTAH PUSAT. Created By: Ilma Rafika Andhianty Nur Pratiwi SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA DAN PEMERINTAH PUSAT Created By: Ilma Rafika Andhianty Nur Pratiwi Pengertian Keuangan Negara Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. No.418, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /PMK.07/2009 TENTANG

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN DAN PENUGASAN PENGELOLAAN PERBATASAN

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R No.1043, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO POLHUKAM. Anggaan. Revisi. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t No.33, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Urusan Pemerintahan. Tahun 2015. Penugasan. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170/PMK.05/2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Melaksanakan urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal.

Melaksanakan urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal. - 101-1. NAMA JABATAN : Kepala Bagian Keuangan 2. IKHTISAR JABATAN : Melaksanakan urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal. 3. TUJUAN JABATAN : Terwujudnya pengelolaan keuangan yang efektif dan

Lebih terperinci

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1263, 2015 KEMENKEU. Pendanaan. Rehabilitasi. Rekontruksi. Pasca Bencana. Pemerintah Pusat. Pemerintah Daerah. Hibah. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAGIAN V KEUANGAN 310

BAGIAN V KEUANGAN 310 BAGIAN V KEUANGAN 310 Un-11.JSOPP-05-01.R0 SOP PENYUSUNAN ANGGARAN 1 Tujuan Menjelaskan proses penyusunan anggaran pada UIN Sumatera Utara Medan. 2 Ruang Lingkup 2.1 Jenis anggaran 2.2 Waktu penyusunan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Rencana Kerja. Anggaran. Kementerian/Lembaga. Penyusunan. Penelahaan. Petunjuk. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2013

Lebih terperinci

2015, No Pembayaran Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim

2015, No Pembayaran Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1420, 2015 KEMEN-KKP. Tunjangan Kinerja. Pembayaran. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PERMEN-KP/2015 TENTANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 219/PMK.05/2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 219/PMK.05/2009 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 219/PMK.05/2009 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN JASA BANK DALAM RANGKA PENATAUSAHAAN PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN Halaman : 1 Dari 15 LEMBAR PENGESAHAN PERSEDIAAN BAGIAN BIRO ADMINISTRASI UNIVERSITAS NUSA CENDANA DIBUAT OLEH MENYETUJUI MENGETAHUI Penyusun SOP Drs. S.A.F. Pandie Ir. D. Roy Nendissa, MP Kepala Biro

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1094, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Instansi Vertikal. Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 169/PMK.01/2012

Lebih terperinci

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tan

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.645, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pergeseran Anggaran. Prosedur. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA PERGESERAN ANGGARAN

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Pencairan Anggaran Belanja di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia telah saya setujui. Disetujui di Jakarta

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.231, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ARSIP NASIONAL. Pengelolaan APBN. Tahun Anggaran 2013. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

Asumsi : Satker Ditetapkan pada Tahun 2010

Asumsi : Satker Ditetapkan pada Tahun 2010 LANGKAH-LANGKAH SETELAH DITETAPKAN MENJADI SATUAN KERJA PK BLU SETELAH DITETAPKAN MENJADI SATKER BLU APA YANG HARUS DILAKUKAN Asumsi : Satker Ditetapkan pada Tahun 2010 Menyetorkan seluruh PNBP TA 2010

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci