STRATEGI PEMBELAJARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PEMBELAJARAN"

Transkripsi

1 STRATEGI PEMBELAJARAN

2 TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM: Mampu merancang strategi pembelajaran secara kreatif. KHUSUS: Menjelaskan arti strategi pembelajaran. Mengidentifikasi kegiatan pembelajaran. Mengenali karakteristik metode pembelajaran. Menentukan media pembelajaran dengan tepat. Menentukan waktu pembelajaran dengan tepat. Menyusun kerangka strategi pembelajaran aktif.

3 STRATEGI PEMBELAJARAN Cara sistematis dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan.

4 CAKUPAN STRATEGI PEMBELAJARAN Urutan kegiatan pembelajran: tahapan kegiatan penyampaian isi pelajaran kepada siswa. Metode pembelajaran: cara pengajar mengorganisasi materi dan siswa agar terjadi proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Media pembelajaran: peralatan dan bahan yang digunakan pengajar dan siswa dalam belajar. Waktu: lamanya aktivitas yang digunakan dari setiap aktivitas pembelajaran.

5 KOMPONEN STRATEGI PEMBELAJARAN ( Dick & Carey ) Kegiatan pra-instruksional. Penyajian informasi. Partisipasi siswa. Tes.

6 9 URUTAN KEGIATAN INSTRUKSIONAL ( Gagne & Briggs ) Memotiasi untuk menarik perhatian. Menjelaskan tujuan instruksional kepada siswa. Mengingatkan kompetensi prasyarat. Memberi stimulus (masalah, topik, konsep). Memberi petunjuk belajar. Mendorong siswa untuk tampil. Memberi balikan. Menilai tampilan siswa. Menyimpulkan.

7 KOMPONEN I: URUTAN KEGIATAN INSTRUKSIONAL Pendahuluan: (penjelasan singkat isi pelajaran, relevansi isi pelajaran baru dengan pengalaman siswa, dan tujuan instruksional). Penyajian materi: (uraian contoh -latihan). Penutup: (tes formatif dan balikan, tindak lanjut).

8 KOMPONEN II: METODE INSTRUKSIONAL Berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Metode instruksional itu tidak ada yang berlaku umum, akan tetapi harus dipilih yang sesuai dengan TIK, bahan, siswa, dan guru.

9 METODE CARAMAH Tepat apabila: Keterbatasnya: Menyampaikan hal baru. Waktu terbatas sedangkan materi luas. Jml pengajar terbatas sedangkan siswa banyak. Partisipasi siswa rendah. Kemajuan belajar siswa sulit di pantau. Perhatian dan minat siswa sulit dipantau.

10 METODE DEMONTRASI Tapat apabila: Kegiatan bersifat formal: magang, latihan kerja. Ranah pembelajaran bersifat psikomotorik/keterampilan Menggantikan dan menyedarhanakan penjelasan dengan memberi contoh. Bermaksud menunjukan standar penampilan. Kesulitan: Mendapatkan orang yang ahli dalam mendemontrasikan keterampilan atau prosedur yang akan diajarkan, juga mampu menjelaskan setiap langkah yang didemontrasikan secara verbal.

11 METODE PENAMPILAN Tepat apabila: Telah mencapai tk. Lanjutan. Bersifat formal: magang, latihan kerja. Siswa mengung kankan dapat menerapkan ke dalam situasi sesungguhnya. Kondisi praktik sama dengan kondisi kerja. Disediakan supervisi dan bimbingan selama praktik. Keterbatasnya: Membutuhkan waktu yang panjang untuk semua mahasiswa agar bisa praktik. Membutuhkan fasilitas dan alat khusus yang mahal, sulit dirawat dan diperoleh. Memerlukan pengajar yang banyak untuk membimbing kelompok2 kecil yang praktik.

12 PRASYARAT PENGGUNAAN METODE DISKUSI Menyiapkan masalah, kasus, topik yang akan didiskusikan. Menyebutkan pokok permasalahan kasus yang akan dibahas. Menugaskan siswa untuk menjelaskan, menganalisis, dan meringkas. Sabar terhadap kelompok yang lambat dalam diskusi. Mengarahkan terhadap yang kebingungan.

13 METODE STUDI MANDIRI Tahapan: Prasyarat penggunaan metode: Memberi daftar bacaan sesuai kebutuhan. Menjelaskan hasil yang diharapkan dicapai pada akhir kegiatan. Mempersiapkan tes untuk menilai keberhasilan siswa. Pada tahap akhir proses belajar. Dapat digunakan pada semua mata pelajaran Menunjang metode yang lain. Meningkatkan kemampuan kerja siswa Mempersiapkan siswa untuk kenaikan tingkat/jabatan. Mengembangkan minat belajar siswa tanpa intervensi pihak lain.

14 METODE DISKUSI Tepat apabila: Tahap menengan /akhir proses belajar. Bersifat formal: magang, latihan kerja. Perluasan pemahaman yang telah dikuasai. Belajar mengidentifikasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Membiasakan siswa memanfaatkan beragam pendekatan, interpretasi, dan kepribadian. Menghadapi masalah secara kelompok Keterbatasnya: Membutuhkan waktu yang panjang dan siswa jangan terlalu banyak. Mempersyaratkan siswa memiliki latar belakang yang cukup terhadap topik yang didiskusikan. Tidak tepat digunakan kepada siswa yang baru belajar.

15 METODE KEGIATAN TERPROGRAM Prasyarat Penggunaan Metode: Siswa harus memiliki bahan,alat, dan perlengkapan yang lengkap. Bahan yang disiapkan bukan untuk mengetes siswa. Terdapat sumber untuk membantu siswa bila menemui kesulitan. Harus dicek secara periodik.

16 TARGET PENGGUNAAN METODE Semua tahap belajar, permulaan-akhir belajar siswa. Formal, magang, dan belajar jarak jauh. Mengatasi kesulitan perbedaan individual. Mempermudah mahasiswa belajar sesuai waktu yang diinginkan.

17 KETERBATASAN METODE Bahan belajar dibuat seragam sehingga kurang fleksibel. Biaya pengembanggannya tinggi. Siswa kurang berinteraksi sosial.

18 METODE SIMULASI Diterapkan untuk: Semua tahap belajar. Formal/magang. Memberikan kejadian yang analogis. Memungkinkan praktik dan balikan dengan risiko kecil. Diprogramkan sebagai alat pelajaran mandiri. Kelemahan metode: Biaya tinggi dan perlu waktu lama. Memerlukan alat dan fasilitas khusus yang mungkin mahal dan sulit dicari, begitu juga perawatannya. Memiliki risiko tinggi: siswa maupun pengajar.

19 PRASYARAT PENGGUNAAN METODE SIMULASI Pada tahap awal tingkat realitas rendah, siswa hendaknya mampu mengidentifikasi lokasi tujuan, sifat benda, dan tindakan yang sesuai dengan dengan kondisi tertentu. Pada tahap pertengahan tingkat realitas sedang, mampu mempelajari sesuatu kaitannya dengan pengetahuan yang lebih luas dan mulai mengkoordinasikan berbagai keterampilan. Siswa diharapkan mampu melakukan pekerjaan seperti yang seharusnya.

20 METODE SUMBANG SARAN (BTAINSTRORMING) Proses menampung pendapat siswa tanpa evaluasi. Guru mendorong keberanian selama proses berlangsung. Guru mendorong partipasi aktif siswa untuk berpendapat tanpa rasa takut. Dapat digunakan sebagai alternatif memecahkan masalah.

21 METODE STUDI KASUS Membahas tentang masalah, kejadian, dan situasi tertentu untuk dipecahkan siswa. Mengembangkan keterampilan berpikir kritis untuk memperoleh persepsi baru. Menyiapkan model kasus yang telas ditulis dengan baik sesuai dengan lingkungan siswa.

22 METODE COMPUTER ASSITED LEARNING. Berbentuk seri kegiatan belajar yang berstruktur dengan menggunakan komputer. Isi pelajajaran terdapat dalam program komputer dalam masalah. Para siswa menjawab atau memecahkan maslah melalui komputer juga, dan semua jawaban siswa diproses seketika untuk diketahuinya sebagai balikan. Perlu biaya tinggi untuk menyiapkan program CAL, begitu juga biaya pemeliharaannya.

23 12. METODE INSIDEN BENTUK METODE PEMBELAJARAN YANG MENITIKBERATKAN KEPADA AKTIVITAS SISWA UNTUK DAPAT BERFIKIR AKTIF DAN DINAMIS DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN TERHADAP TUGAS YANG DIBERIKAN OLEH GURU KELEBIHAN METODE INSIDEN ADALAH AGAR SISWA BELAJAR MENYUSUN DAN MENDALAMI PERMASALAHAN LEBIH DAHULU SEBELUM DICARI PEMECAHANNYA/JAWABANNYA GURU AGAR MEMPERSIAPKAN JAWABANNYA.

24 13. METODE PRAKTIKUM METODE YANG BERBENTUK PEMBE-RIAN TUGAS PADA SISWA UNTUK MENYELESAIKAN TUGAS TERTENTU DENGAN MELAKUKAN PRAKTIK DAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN /ALAT TERTENTU

25 14. METODE PROYEK METODE PEMBELAJARAN YANG MENEKANKAN PADA PENYELESAI-AN TUGAS SECARA INDIVIDUAL, SISWA DIAJAK UNTUK BELAJAR MANDIRI.

26 20. METODE INDUKTIF METODE INI MENGAJARKAN PADA SISWA UNTUK MERUMUSKAN, MENEMUKAN DAN MENYIMPULKAN TENTANG KASUS, FAKTA PADA PELAJARAN TERTENTU METODE INI BERGUNA BILA, SISWA TELAH MENGENAL DAN BERPENGALAMAN PELAJARAN BERSIFAT KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANTARA PRIBADI, SIKAP, PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN, PENGAJAR MEMPUNYAI KETERAMPILAN MENGAJAR YANG BAIK, FLEKSIBEL, TERAMPIL MENGAJUKAN PERTANYAAN, MENGULANG PERTANYAN DAN SABAR WAKTU YANG TERSEDIA CUKUP PANJANG

27 15. METODE BERMAIN PERAN METODE PEMBELAJARAN BERBENTUK INTERAKSI ANTARA DUA ATAU LEBIH SISWA TENTANG PELAJARAN TERTENTU YANG DIPERANKAN ATAU DIPRAKTIKKAN OLEH SISWA UNTUK MENEMUKAN KEMUNGKINAN YANG AKAN DIHADAPI SESUNGGUHNYA NANTI. METODE INI DIPERLUKAN PENGAMATAN DENGAN CERMAT UNTUK MENUNJUKKAN KEKURANGAN SETIAP PERAN YANG DILAKUKAN SISWA

28 16. METODE SEMINAR BENTUK KEGEIATAN BELAJAR SEKELOM-POK SISWA UNTUK MEMBAHAS TOPIK/ PELAJARAN TERTENTU. AGAR SISWA AKTIF BERPARTISIPASI DAN BERTANG-GUNG JAWAB THDP SEMINAR, GURU SE-BAGAI NARA SUMBER

29 17. METODE SIMPOSIUM METODE PEMBELAJARAN DENGAN MENYAMPAIKAN CERAMAH BERBAGAI MATERI PELAJARAN TERTENTU, YANG DIBERIKAN OLEH PARA AHLINYA.

30 18. METODE TUTORIAL METODE BELAJAR MANDIRI, DAN DILAKUKAN KONSULTASI SECARA PERIODIK PADA GURU TENTANG KEMAJUAN DAN MASALAH YANG DIALAMI.

31 19. METODE DEDUKTIF METODE PEMBELAJARAN DENGAN MENEKAN-KAN PADA PENYAMPAIAN MATERI PELAJARAN SECARA KRONOLOGIS/BERURUTAN (DARI TEORI HINGGA PELAKSANAAN DI LAPANGAN, DARI BERSIFAT UMUM KE SIFAT YANG KHUSUS) METODE INI TEPAT DIGUNAKAN BILA, 1. SISWA BELUM MENGENAL MATERI YANG DIPELAJARI 2. ISI PELAJARAN MELIPUTI TERMINLOGI, TEKNIS DAN BIDANG YANG KURANG MEMBUTUHKAN PROSES BERPIKIR KRITIS 3. PENGAJARAN TENTANG PELAJARAN TERSEBUT MEMPUNYAI PERSIAPAN YANG BAIK 4. WAKTU YANG TERSEDIA SINGKAT

32 HUB. ANTARA METODE DAN KEMAMPUAN YANG AKAN DICAPAI No Metode Ceramah Demonstrasi Penampilan Diskusi Studi Mandiri Kemampuan Dalam TIK Menjelaskan konsep, prinsip, atau prosedur Melakukan suatu keterampilan berdasarkan standar prosedur tertentu Melakukan suatu keterampilan Menganalisis dan memecahkan masalah Menjelaskan/menerapkan/menganali sis/mensintesis/mengevaluasi/melaku kan sesuatu, baik bersifat kognitif maupun psikomotor.

33 No Metode Kegiatan Instruksional Latihan dengan Teman Simulasi Sumbang Saran Studi Kasus Computer Assisted Learning Kemampuan Dalam TIK Menjelaskan konsep, prinsip, atau prosedur terprogram Melakukan suatu keterampilan Menjelaskan, menerapkan dan menganalisis Menjelaskan/menerapkan/menganalisis konsep, prinsip, dan prosedur tertentu Menganalisis, memecahkan masalah Menjelaskan/menerapkan/menganalisis/ mensintesis, mengevaluasi sesuatu

34 No Metode Kemampuan Dalam TIK Metode Insiden Metode Praktikum Metode Proyek Metode Bermain Peran Metode Seminar Mtd. Simposium Metode Tutorial Metode Deduktif Metode induktif Menganalisis, memecahkan masalah Melakukan suatu keterampilan Melakukan suatu/menyusun laporan suatu kegiatan Menerapkan suatu konsep, prinsip, atau prosedur Meneganalisis/memecahkan masalah Menganalisis masalah Menjelaskan/menerapkan/menganalisis suatu konsep, prinsip dan prosedur Menjelaskan/menerapkan/menganalisis suatu konsep, prinsip dan prosedur Mensintesis suatu konsep, prinsip dan prosedur

35 D. KOMPONEN MEDIA INSTRUKSIONAL MEDIA SEBAGAI ALAT PENYALUR/ PENGIRIM PESAN KEPADA ORANG/ LEMBAGA, APARATUR BERUPA: ALAT ELEKTRONIK GAMBAR BUKU DSB.

36 MEDIA DIGUNAKAN DALAM PEMBELAJARAN KARENA KEMAMPUANNYA SBB: 1. MEMPERBESAR DAN MEMPERKECIL BENDA 2. MENYAJIKAN BENDA ATAU PERISTIWA (VIDEO) 3. MENYAJIKAN PERISTIWA YANG KOMPLEKS, RUMIT, BERLANGSUNG SANGAT CEPAT DAN SEBALIKNYA (FILM, VIDEO) 4. ALAT PENYEJIAN DALAM SKALA BESAR DAN LUAS (TELEVISI, RADIO) 5. PENYAJIAN PERISTIWA YANG MEMBAHAYAKAN (TORNADO, BINATANG BUAS) 6. SEBAGAI DAYA TARIK BAGI SISWA (KEINDAHAN ALAM, CERITA FILM) DLL. 7. MENYUSUN SISTEMATIKA PENGAJARAN (TRANSPARANSI, KASET AUDIO, GRAFIK, DLL)

37 BEBERAPA MACAM JENIS BELAJAR DALAM TUJUAN PEMBELAJARAN BELAJAR MENGENAL VISUAL (MENGENAL, MENGAMATI BENTUK BERGERAK) BELAJAR KONSEP, PRINSIP, ATURAN (FISIKA, MATEMATIKAN, ATAU HUKUM SOSIAL) BELAJAR PROSEDUR, SEPERTI MEMPELAJARI CARA-CARA/ MENYUSUN RENCANA DALAM MEMBUAT SESUAU (ES MISALNYA) BELAJAR MENYAJIKAN KETERAMPILAN ATAU PERSEPSI GERAK. MIS. BELAJAR LOMPAT TINGGI, MENENDANG BOLA DLL BELAJAR MENGEMBANGKAN SIKAPP, OPINI DAN MOTIVASI. MIS. BELAJR MENGHARGAI ORANG LAIN, PENDAPAT ORANG,

38 LANGKAH-LANGKAH MEMILIH MEDIA BELAJAR, DG PERTIMBANGAN 1. BIAYA LEBIH MURAH 2. SESUAI DENGAN METODE INSTRUKSIONAL 3. SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK SISWA 4. PERTIMBANGAN PRAKTIS 5. ADA KETERSEDIAAN DAN ADANYA SUKU CADANG

39 E. KOMPONEN WAKTU WAKTU MENJADI SANGAT PENTING DIBU- TUHKAN OLEH GURU DAN SISWA UNTUK MENYELESAIKAN SETIAP LANGKAH KE-GIATAN INSTRUKSIONAL/ PEMBELAJARAN. JADWAL WAKTU INI ADALAH UNTUK MENGA-TUR PERTEMUAN MENGAJAR, SERTA TES-TES/ UJIAN- UJIAN YANG AKAN DILAKSANAKAN. SEBAGAI PEMBATASAN BAGI PENGAJAR DAN SISWA BAHWA TUJUAN PEMBELAJARAN AKAN DAPAT DICAPAI BILA WAKTU YANG DITENTUKAN DAPAT TERPENUHI. PENGGUNAAN WAKTU BIASANYA DALAM TRIWULAN, CATUR WULAN, SETENGAH SEMESTER, SATU SEMESTER.

40 F. MENYUSUN STRATEGI PEMBELAJARAN PENYUSUNAN STRATEGI DIDASARKAN ATAS: STANDAR KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI HAMBATAN YANG MUNGKIN DIHADAPI, MISALNYA, GURU, WAKTU, BIAYA DAN FASILITAS URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MISALNYA: D = DESKRIPTIF SINGKAT R = RELEVANSI KD = KOMPETENSI DASAR U = URAIAN C = CONTOH L = LATIHAN T = TES FORMATIF U = UMPAN BALIK T = TINDAK LANJUT

41 CONTOH MENYUSUN STRATEGI PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Ekonomi TIK : Jika peristiwa belajar didalam kelas, siswa dapat menjelaskan pengertian kondisi belajar minimal 80% benar Waktu Uraian Kegiatan Pembelajaran Metode Media (Dalam Menit) Guru Siswa Jml. P E N D A H U L U A N Diskripsi Singkat Relevansi Tujuan Pembelaja ran Khusus Pentingnya pengetahuan tentang kondisi-kondidi belajar dalam pembuatan desain pembelajaran dan pengembangannya serta contoh jenis-jenis belajar Tanpa kondisi belajar yang kondusif pada masing-masing jenis belajar, maka keberhasilan belajar akan sulit tercapai secara optimal Jika ditujukan peristiwa belajar di dalam kls. Siswa yang menikuti pelajaran dapat menjelaskan pengertian kondisi beljar minimal 80% benar Cerama h Cerama h Cerama h OHP + Transparan OHP + Transparan OHP + Transparan

42 P E N Y A J I A N Uraian Materi Contoh Penjelasasn Tentang: Kondisi Belajar informasi Kondisi Belajar Konsep Kondisi Belajar Prinsip Kondisi belajar Keterampilan Kondisi Belajar Sikap Contoh-contoh penerapan dari masing-masing kondisi belajar dalam proses pembelajaran di kelas Ceramah bervaria si dengan Tanya Jawab Diskusi OHP + Transparan Terpimpin Modul OHP + Transparan Latihan Siswa berlaatih merancang kegiatan belajar yang menggunakan salah satu kondisi belajar di atas Resitasi Lembar Kerja

43 P E N U T U P Tes Formatif dan Umpan Balik Tindak Lanjut Pelaksanaan dalam tes bentuk pilihan ganda 10 butir Penilaian terhadap jawaban siswa, menilai tingkat penguasaan siswa Mengidentifikasi kesulitan yang dirasakan oleh siswa sehubungan dengan uraian materi dan tugas/latihan Penjelasan kembali bagian-bagian yang belum dipahami oleh mahasiswa Melaksanakan tes dan diskusi Lembar Soal dalam Modul Ceramah Lembar kerja Penugasan pembuatan satuan acara pengajaran (SAP) untuk 1 kali pertemuan atau 1 x 5 menit dengan memperhatikan kondisi khusus dalam proses pembelajaran

44

45 HANSISWANY KAMARGA

46 STRATEGI MENGAJAR Proses belajar adalah kegiatan utama dari suatu sistem pengajaran Secara mendasar dapat dikatakan bahwa semua komponen lain diadakan dan disiapkan untuk melakukan proses belajar. Proses belajar tersebut terdiri atas beberapa fase yang bersifat sekuensial tetapi juga memiliki lingkar balik. Secara mendasar fase tersebut adalah pembukaan, pengembangan proses belajar, dan penutup.

47 STRATEGI MENGAJAR DIAGRAM 1 PENENTUAN PROSES DAN METODE MENGAJAR MATER I SUMBE R TUJUAN CARA BELAJAR PERALATA N METOD E

48 STRATEGI MENGAJAR APERSEPSI Tanya jawab tentang pengetahuan dan pengalaman ALOKASI WAKTU 5 10 % EKSPLORASI Memperoleh/mencari informasi baru % KONSOLIDASI PEMBELAJARAN Negosiasi dalam rangka mencapai pengetahuan baru % PEMBENTUKAN SIKAP DAN PERILAKU Pengetahuan diproses menjadi nilai, sikap, dan perilaku 10 % PENILAIAN FORMATIF 10 %

49 Dalam setiap kegiatan terjadi proses: STRATEGI MENGAJAR Pemberian informasi Pemantapan pemahaman terhadap informasi Pengembangan wawasan Pelatihan ketrampilan/sikap Pemantapan wawasan/ketrampilan/sikap Penerapan wawasan/pemahaman/ketrampilan/sikap

50 STRATEGI MENGAJAR Berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu proses belajar yang baik adalah: melibatkan aktivitas peserta didik yang tinggi (time engagement) sesuai dengan kualitas yang tercantum dalam tujuan sesuai dengan sifat bahan ajar menyenangkan bermakna (meaningful) dikembangkan dari kemampuan awal peserta didik

51 STRATEGI MENGAJAR prinsip-prinsip kegiatan belajar-mengajar Berpusat pada siswa Belajar dengan melakukan Mengembangkan kemampuan sosial Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah bertuhan mengembangkan keterampilan pemecahan masalah mengembangkan kreatvitas siswa mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik belajar sepanjang hayat perpaduan kompetisi, kerjasama, dan solidaritas.

52 STRATEGI MENGAJAR Variabel-variabel dalam memilih bentuk pembelajaran Sejumlah variabel sebaiknya dijadikan pertimbangan ketika guru menyeleksi model pembelajaran, strategi, dan metode-metode yang akan digunakan. Variabel-variabel tersebut di antaranya : 1. hasil dan pengalaman belajar siswa yang diinginkan; 2. urutan pembelajaran (sequence) yang selaras : deduktif atau induktif; 3. tingkat pilihan dan tanggung jawab siswa (degree); 4. pola interaksi yang memungkinkan; 5. keterbatasan praktek pembelajaran yang ada.

53 STRATEGI MENGAJAR Model-model Pembelajaran 1. Model menggambarkan tingkat terluas dari praktek pendidikan dan berisikan orientasi filosofi pembelajaran. 2. Model digunakan untuk menyeleksi dan menyusun strategi pengajaran, metode, keterampilan, dan aktivitas siswa untuk memberikan tekanan pada salah satu bagian pembelajaran (topik konten). 3. Joyce dan Weil (1986) mengidentifikasi empat model yakni (a) model proses informasi, (b) model personal, (c) model interaksi sosial, dan (d) model behavior. Strategi Pembelajaran 1. Dalam setiap model terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan. 2. Menurut arti secara leksikal, strategi adalah rencana atau kebijakan yang 3. dirancang untuk mencapai suatu tujuan. 4. Dengan demikian strategi mengacu kepada pendekatan yang dapat dipakai oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. 5. Strategi dikelompokkan menjadi strategi langsung (direct), strategi tidak langsung (indirect), strategi interaktif (interactive), strategi melalui pengalaman (experiential), dan strategi mandiri (independent).

54 Metode-metode Pembelajaran 1. Metode digunakan oleh guru untuk mengkreasi lingkungan belajar dan menkhususkan aktivitas di mana guru dan siswa terlibat selama proses pembelajaran berlangsung. 2. Biasanya metode digunakan melalui salah satu strategi, tetapi juga tidak tertutup kemungkinan beberapa metode berada dalam strategi yang bervariasi, artinya penetapan metode dapat divariasikan melalui strategi yang berbeda tergantung pada tujuan yang akan dicapai dan konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. STRATEGI MENGAJAR Keterampilan-keterampilan pembelajaran 1. Keterampilan merupakan perilaku pembelajaran yang sangat spesifik. 2. Di dalamnya terdapat teknik-teknik pembelajaran seperti teknik bertanya, diskusi, pembelajaran langsung, teknik menjelaskan dan mendemonstrasikan. 3. Dalam keterampilan-keterampilan pembelajaran ini juga mencakup kegiatan perencanaan yang dikembangkan guru, struktur dan fokus pembelajaran, serta pengelolaan pembelajaran.

55 STRATEGI MENGAJAR

56 1. Strategi Pembelajaran Langsung (direct instruction) Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar berpusat pada gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan. Pada strategi ini termasuk di dalamnya metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit, praktek dan latihan, serta demonstrasi. Strategi pembelajaran langsung efektif digunakan untuk memperluas informasi atau mengembangkan keterampilan langkah demi langkah STRATEGI MENGAJAR 2. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (indirect instruction) Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan tinggi siswa dalam melakukan observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan data, atau pembentukan hipotesis. Dalam pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber personal (resource person). Guru merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan siswa untuk terlibat, dan jika memungkinkan memberikan umpan balik kepada siswa ketika mereka melakukan inkuiri. Strategi pembelajaran tidak langsung mensyaratkan digunakannya bahanbahan cetak, non-cetak, dan sumber-sumber manusia.

57 3. Strategi Pembelajaran Interaktif (interactive instruction) Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi di antara peserta didik. Seaman dan Fellenz (1989) mengemukakan bahwa diskusi dan saling berbagi akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap gagasan, pengalaman, pandangan, dan pengetahuan guru atau kelompok, serta mencoba mencari alternatif dalam berpikir. Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang pengelompokkan dan metode-metode interaktif. Di dalamnya terdapat bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau pengerjaan tugas berkelompok, dan kerjasama siswa secara berpasangan. STRATEGI MENGAJAR 4. Strategi Belajar Melalui Pengalaman (experiential learning) Strategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuens induktif, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada aktivitas. Penekanan dalam strategi belajar melalui pengalaman adalah pada proses belajar, dan bukan hasil belajar. Guru dapat menggunakan strategi ini baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sebagai contoh, di dalam kelas dapat digunakan metode simulasi, sedangkan di luar kelas dapat dikembangkan metode observasi untuk memperoleh gambaran pendapat umum.

58 5. Strategi Belajar Mandiri (independent study) Strategi belajar mandiri merujuk kepada penggunaan metode-metode pembelajaran yang tujuannya adalah mempercepat pengembangan inisiatif individu siswa, percaya diri, dan perbaikan diri. Fokus strategi belajar mandiri ini adalah merencanakan belajar mandiri siswa di bawah bimbingan atau supervisi guru. Belajar mandiri menuntut siswa untuk bertanggungjawab dalam merencanakan dan menentukan kecepatan belajarnya. STRATEGI MENGAJAR

59 STRATEGI MENGAJAR

60 EVALUASI HASIL BELAJAR Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan

61 Pengertian Tes, Pengukuran, Evaluasi EVALUASI HASIL BELAJAR EVALUASI TES PENGUKURAN Tes : alat pengumpul data yang dirancang secara khusus Pengukuran : set aturan mengenai pemberian angka terhadap hasil suatu kegiatan pengukuran Evaluasi : proses pemberian pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan

62 EVALUASI HASIL BELAJAR Tiga karakteristik penting dalam evaluasi : 1. Kriteria dan Standar Kriteria dapat menggunakan tujuan apa yang hendak dicapai; standar mengacu kepada kualitas yang seharusnya dicapai 2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Tujuan mengacu kepada untuk apa evaluasi itu dilakukan Fungsi formatif mengenal kelemahan dan keunggulan suatu proses; lebih kepada untuk memberi perbaikan / bantuan Fungsi sumatif menentukan tingkat keberhasilan yang telah dicapai 3. Keputusan Evaluasi Berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai dan fungsi suatu evaluasi

63 Tujuan dan fungsi formatif keputusannya EVALUASI aspek apa HASIL yang masih BELAJAR harus diperbaiki dan aspek apa yang dianggap sudah memenuhi Tujuan dan fungsi sumatif keputusannya apakah siswa dianggap mampu menguasai kualitas yang dikehendaki oleh tujuan (bisa naik kelas atau tidak)

64 EVALUASI HASIL BELAJAR Norma yang digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan : Norm Referenced Penguasaan siswa dibandingkan dengan tingkat penguasaan kawan-kawannya dalam satu kelompok, bersifat relatif. Lebih cocok jika digunakan pada evaluasi sumatif (mengapa?) Criterion Referenced Penguasaan siswa diukur dengan menggunakan perbandingan terhadap suatu kriteria tertentu Lebih cocok jika digunakan pada evaluasi formatif (mengapa?)

prinsip-prinsip kegiatan belajar-mengajar

prinsip-prinsip kegiatan belajar-mengajar KEGIATAN PEMBELAJARAN DAN PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN prinsip-prinsip kegiatan belajar-mengajar Berpusat pada siswa Belajar dengan melakukan Mengembangkan kemampuan sosial Mengembangkan keingintahuan,

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI UNTUK PEMBELAJARAN PAI

ANALISIS STRATEGI UNTUK PEMBELAJARAN PAI ANALISIS STRATEGI UNTUK PEMBELAJARAN PAI Disusun oleh: Saiful Amien TARBIYAH LABORATORY UMM Kerangka Kerja Pembelajaran TARBIYAH LABORATORY UMM Sekadar Mengingatkan.. TARBIYAH LABORATORY UMM TARBIYAH LABORATORY

Lebih terperinci

Metode Metode Instruksional Dina Amelia/

Metode Metode Instruksional Dina Amelia/ Metode Metode Instruksional Dina Amelia/ 702011094 1. Peer Tutoring Tutor sebaya adalah seorang/ beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK PENDIDIKAN VOKASI

STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK PENDIDIKAN VOKASI STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK PENDIDIKAN VOKASI Prof. Dr. Nyoman Sadra Dharmawan Workshop Pengkayaan Kurikulum Sekolah Vokasi Dengan Biodiversitas dan Konservasi Tanaman Tropis Jumat, 9 Desember 2011 DISCLAIMER.

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

STRATEGI INSTRUKSIONAL PENGERTIAN Komponen komponen umum dari suatu set bahan instruksional dan prosedur prosedur yg akan digunakan bersama bahan baha

STRATEGI INSTRUKSIONAL PENGERTIAN Komponen komponen umum dari suatu set bahan instruksional dan prosedur prosedur yg akan digunakan bersama bahan baha STRATEGI, METODE DAN MEDIA PENGAJARAN STRATEGI INSTRUKSIONAL PENGERTIAN Komponen komponen umum dari suatu set bahan instruksional dan prosedur prosedur yg akan digunakan bersama bahan bahan tersebut utk

Lebih terperinci

Kushardjono Persiapan guru dalam memilih metode instruksional

Kushardjono Persiapan guru dalam memilih metode instruksional Kushardjono 702012608 Persiapan guru dalam memilih metode instruksional 1. Tujuan Instruksional Lihat kompetensi yang dibangun. Jika kompetensi matakuliah Kimia Hasil Pertanian adalah dapat menganalisis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN SEJARAH

STRATEGI PEMBELAJARAN SEJARAH STRATEGI PEMBELAJARAN SEJARAH Hanny Kamarga Makalah disampaikan atas permintaan panitia dalam forum Semlok Materi dan Pembelajaran Bagi Guruguru Sejarah / Sosiologi Antropologi, sebagai bagian dari kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan dapat membekali seseorang dengan pengetahuan yang memungkinkan baginya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran dapat lebih menarik jika menggunakan media pembelajaran.

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran dapat lebih menarik jika menggunakan media pembelajaran. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Animasi Multimedia Pembelajaran dapat lebih menarik jika menggunakan media pembelajaran. Menurut Arsyad (2000:4) media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. E-learning Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai pemanfaatan teknologi internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut: Nama : Hana Meidawati NIM : 702011109 1. Metode Ceramah Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PELATIHAN DALAM ORGANISASI (Tinjauan Teori Pembelajaran Orang Dewasa)

PENGELOLAAN PELATIHAN DALAM ORGANISASI (Tinjauan Teori Pembelajaran Orang Dewasa) I. PENGELOLAAN PELATIHAN Manajemen dipahami sebagai kegiatan untuk mendayagunakan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana serta berbagai potensi lainnya yang tersedia atau yang dapat disediakan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Implementasi Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SUMBER BELAJAR

KONSEP DASAR SUMBER BELAJAR KONSEP DASAR SUMBER BELAJAR Pengertian Sumber Belajar Segala sesuatu yang mendukung terjadinya proses belajar, termasuk sistem pelayanan, bahan pembelajaran, dan lingkungan, yang dapat digunakan baik secara

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMBELAJARAN INOVATIF. blog: Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia

METODOLOGI PEMBELAJARAN INOVATIF. blog:  Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia METODOLOGI INOVATIF dedir@upi.edu blog: http://dedi.staf.upi.edu Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN DAN OBJEK PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MODEL PEMBELAJARAN DAN OBJEK PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL PEMBELAJARAN DAN OBJEK PEMBELAJARAN MATEMATIKA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu: Dra. MM. Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh: Nikmahtun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Didalam proses belajar mengajar diperlukan metode, pendekatan, tekhnik atau model pembelajaran yang tepat. Hal tersebut dimaksudkan agar tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI

TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI, NEED ASESSMENT & PENYUSUNAN RANCANGAN PROGRAM PSIKOEDUKASI DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI DISKUSI KASUS Peserta mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode demonstrasi, rata-rata hasil belajar IPA semester I kelas III SD Negeri Karangwotan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung menggunakan eksperimen. Belajar harus bersifat menyelidiki

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung menggunakan eksperimen. Belajar harus bersifat menyelidiki II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Guide Discovery Guru dapat membantu siswa memahami konsep yang sulit dengan memberikan pengalaman langsung menggunakan eksperimen. Belajar harus bersifat menyelidiki

Lebih terperinci

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil 46 2. Kerjasama a. Pengertian Kerjasama Menurut Lewis Thomas dan Elaine B. Johnson ( 2014, h. 164) kerjasama adalah pengelompokan yang terjadi di antara makhlukmakhluk hidup yang kita kenal. Kerja sama

Lebih terperinci

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya HANSISWANY KAMARGA 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya 2. Beragam dan terpadu 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika BAB II LANDASAN TEORI A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Pengertian pembelajaran sebagaimana tercantum dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah suatu proses interaksi

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB Diah Ayu Wulan Dosen Sastra Cina FIB UB diahayuwulan96@yahoo.co.id Abstrak Bahasa Mandarin merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Para ahli dalam bidang belajar pada umumnya sependapat bahwa perbuatan belajar itu adalah bersifat komplek, karena merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan dan mewujudkan potensi yang dimiliki siswa. Pengembangan potensi tersebut bisa dimulai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai dengan karakteristik, salah satunya adalah keterpisahannya antara individu yang belajar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visual yang artinya melihat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visual yang artinya melihat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Video Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visual yang artinya melihat (mempunyai daya penglihatan), dapat melihat (Prent dkk., Kamus Latin Indonesia, 1969:926).

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kreativitas Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda sesuai sudut pandang masing-masing. Menurut Semiawan kreativitas adalah suatu kemampuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Slameto (2003:1) dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Slameto (2003:1) dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan

Lebih terperinci

JENIS DAN PERENCANAAN EVALUASI P E R T E M U A N K E 4

JENIS DAN PERENCANAAN EVALUASI P E R T E M U A N K E 4 JENIS DAN PERENCANAAN EVALUASI P E R T E M U A N K E 4 JENIS EVALUASI 1. EVALUASI SUMATIF BERTUJUAN UNTUK: Mengetahui kecakapan atau keterampilan yang dikuasai siswa Meramalkan kecakapan siswa dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peningkatan Aktivitas Siswa Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN METODE PEMBELAJARAN Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi yang sudah direncanakan. Jenis metode pembelajaran : Ceramah : penyajian melalui penuturan secara lisan/penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan studi lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan studi lapangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan studi lapangan pendidikan fisika di salah satu SMA Negeri di Bandung, menunjukkan bahwa pembelajaran aktif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

Lebih terperinci

Memilih Metode Pembelajaran Matematika

Memilih Metode Pembelajaran Matematika Kegiatan Belajar 1 Memilih Metode Pembelajaran Matematika A. Pengantar Apabila kita ingin mengajarkan matematika kepada anak / peserta didik dengan baik dan berhasil pertam-tama yang harus diperhatikan

Lebih terperinci

METODE STRATEGI PEMBELAJARAN

METODE STRATEGI PEMBELAJARAN 1 METODE STRATEGI PEMBELAJARAN 1. METODE CERAMAH Guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan penggunaan buku.( Gilstrap dan Martin 1975). Tahap Persiapan Pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Seseorang akan mengalami perubahan pada tingkah laku setelah melalui suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

Lebih terperinci

NaskahPJOK 2014 MATERI PENDAMPINGAN IMPLEMENTAS KURIKULUM 2013 DIKMEN

NaskahPJOK 2014 MATERI PENDAMPINGAN IMPLEMENTAS KURIKULUM 2013 DIKMEN 1 PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA & KESEHATAN A. Pemahaman Kompetensi Keterkaitan SKL, KI dan KD sebagai berikut: 1. KI-3 dan KI-4 merupakan kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang harus

Lebih terperinci

MODEL & PENDEKATAN PEMBELARAN. (A. Suherman)

MODEL & PENDEKATAN PEMBELARAN. (A. Suherman) MODEL & PENDEKATAN PEMBELARAN (A. Suherman) Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan pedoman bagi guru dan murid dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Joyce dan Weil (1980: 1) mendefinisikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan suatu hal. Sedangkan pembelajaran adalah usaha dari seorang guru

Lebih terperinci

PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP

PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP Mardiana Abstraksi Pembelajaran kooperatif Co-op Co-op. Model pembelajaran ini pada dasarnya menekankan pentingnya siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang pasti akan dan harus didapatkan oleh setiap manusia melalui segala hal yang terjadi dalam kehidupan. Karena setiap manusia mempunyai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua dengan pembelajaran berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2009:2).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2009:2). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses dengan cara-cara tertentu agar seseorang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KREATIF DAN BERMAKNA. Oleh. Dr. Dedi Koswara, M.Hum.

PEMBELAJARAN KREATIF DAN BERMAKNA. Oleh. Dr. Dedi Koswara, M.Hum. PEMBELAJARAN KREATIF DAN BERMAKNA Oleh Dr Dedi Koswara, MHum I Pendahuluan Ada tiga buah kata yang perlu dimaknai sehubungan dengan judul tulisan ini, yaitu pembelajaran, kreatif, dan bermakna Kata pembelajaran

Lebih terperinci

PROSES PENYUSUNAN SILABUS/GBPP

PROSES PENYUSUNAN SILABUS/GBPP PROSES PENYUSUNAN SILABUS/GBPP PROSES PENYUSUNAN SILABUS/GBPP Melakukan Analisis Pembeljaran Menulis Kompeten si Menulis subkompe tensi Menulis Pokok Bahasan Menulis Sub Pokok Bahasan Menentukan metode

Lebih terperinci

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran A. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bidang yang memiliki peran penting dalam peningkatan daya saing suatu negara adalah pendidikan. Pendidikan saat ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Penemuan (Discovery Method) Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan studi individual, manipulasi objek-objek dan eksperimentasi oleh siswa.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PEDAGOGIK PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER

BAB III TINJAUAN PEDAGOGIK PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER BAB III TINJAUAN PEDAGOGIK PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER Saat ini penggunaan ICT untuk kegiatan belajar dan mengajar menjadi salah satu ciri perkembangan masyarakat modern. ICT dapat dimaknakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen

Lebih terperinci

Info awal, ringkasan, pemandu, mind map, dll 1 per babak. Latihan, contoh soal, contoh tugas 2 per semester

Info awal, ringkasan, pemandu, mind map, dll 1 per babak. Latihan, contoh soal, contoh tugas 2 per semester PANDUAN HIBAH MODUL MATA KULIAH BERBASIS E-LEARNING THE SUPPORT TO THE DEVELOPMENT OF HIGHER EDUCATION" 7IN1 IDB PROJECT PROJECT IMPLEMENTATION UNIT (PIU) UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2015 I. Ketentuan-Ketentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Aktivitas Belajar Slameto (2001 : 36) berpendapat bahwa penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi difikirkan,

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi perencanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran meliputi kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan IPA (Sains) adalah salah satu aspek pendidikan yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan khususnya pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada strategi pembelajaran yang digunakan sehingga siswa dituntut bekerjasama dalam kelompok-kelompok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 19 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang sangat cepat ini mengakibatkan masyarakat sudah terbiasa dengan penggunaan komputer sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Komunikasi Matematis Secara umum komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan dimana individu atau beberapa orang atau kelompok menciptakan dan menggunakan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI 1 Oleh: Sri Mulyati SDN Kalisari 1 Kecamatan Sayung Kabuapaten Demak ABSTRAK

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing. arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing).

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing. arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Menurut Hamalik (2002:187) dilihat dari besarnya kelas, pendekatan penemuan terbimbing dapat dilaksanakan dengan dua sistem komunikasi yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum PTK dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 2 SD

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Matematika a. Pengertian Matematika Matematika secara umum didefinisikan sebagai bidang ilmu yang mempelajari pola struktur, perubahan dan ruang (Hariwijaya,2009:29).

Lebih terperinci

Memilih Metode Pembelajaran Matematika

Memilih Metode Pembelajaran Matematika Kegiatan Belajar 1 Memilih Metode Pembelajaran Matematika A. Pengantar Apabila kita ingin mengajarkan matematika kepada anak / peserta didik dengan baik dan berhasil pertam-tama yang harus diperhatikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan

BAB II LANDASAN TEORI. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan diterapkan seiring dengan pemanfaatan media dan sumber belajar (Prawiradilaga, 2008). Menurut

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Tujuan pembelajaran 1. Mahasiswa dapat menyusun silabus mata pelajaran sesuai dengan ketentuan standar isi 2. Mahasiswa dapat menyusun RPP untuk pembelajaran teori Jasa Boga dan Patiseri 3. Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat terlepas dari ilmu pengetahuan alam. Ruang lingkup IPA berkaitan erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru dan peserta didik sebagai pemeran utama. Dalam pembelajaran terdapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pendekatan Discovery Learning Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat membantu siswa memahami konsep yang sulit dengan memberikan pengalaman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bahan Ajar 2.1.1 Pengertian Bahan Ajar Hamdani (2011:218) mengemukakan beberapa pengertian tentang bahan ajar, yaitu sebagai berikut: a. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya membangun interaksi bermakna antara guru dengan peserta didik lewat

BAB I PENDAHULUAN. upaya membangun interaksi bermakna antara guru dengan peserta didik lewat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran merupakan bagian yang berkaitan dengan upaya membangun interaksi bermakna antara guru dengan peserta didik lewat materi fisika baik

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN ( 5 JP

MEDIA PEMBELAJARAN ( 5 JP Selamat datang dalam MEDIA PEMBELAJARAN ( 5 JP ) BIMBINGAN TEKNIS PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI KEPALA SMP Tujuan Setelah Kegiatan Bimtek Peserta dapat : 1. Menjelaskan konsep media pembelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya. Efektivitas merupakan standar atau taraf tercapainya suatu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbedaan Gain yang signifikan antara keterampilan proses sains awal. dengan keterampilan proses sains setelah pembelajaran.

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbedaan Gain yang signifikan antara keterampilan proses sains awal. dengan keterampilan proses sains setelah pembelajaran. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching, Pembelajaran Konvensional, Kemampuan Komunikasi Matematis dan Skala Sikap 1. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Reciprocal Teaching

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang peneliti laksanakan dapat peneliti uraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh dari setiap

Lebih terperinci

Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengembangkan pengetahuan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sifat

Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengembangkan pengetahuan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sifat Ida Kaniawati Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengembangkan pengetahuan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sifat positif. Mengembangkan keterampilan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup tidak lepas dari pendidikan. Untuk menghadapi tantangan IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara global. Oleh

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian

I. TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian I. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Gambar Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan

Lebih terperinci

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan Unit 4 Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak Isniatun Munawaroh Pendahuluan Bahan pembelajaran cetak merupakan bahan pembelajaran yang sudah umum digunakan bagi para guru tak terkecuali di tingkat Sekolah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan oleh : Endah Puji Astuti A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan oleh : Endah Puji Astuti A IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MEDIA COMPACT DISC (CD) INTERAKTIF DAN PERMAINAN SIMULASI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI RESPON SISWA (Pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Penawangan)

Lebih terperinci

REVITALISASI COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA. Oleh: N U R D I N

REVITALISASI COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA. Oleh: N U R D I N REVITALISASI COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Oleh: N U R D I N ABSTRAK Pada umumnya, proses pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) masih bersifat klasikal,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Banioro Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil kelas 3 sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Materi Pembelajaran IPA Untuk menanggapi kemajuan era global dan semakin pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kurikulum sains termasuk IPA terus disempurnakan untuk

Lebih terperinci

Pengertian Media adalah. segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan menstimulasi proses belajar.

Pengertian Media adalah. segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan menstimulasi proses belajar. MEDIA PEMBELAJARAN Anak Berkebutuhan Khusus Pengertian Media Pembelajaran Media Pembelajaran Mengapa perlu media dalam pembelajaran? Mengapa Media Penting bagi ABK? Kegunaan media Kontribusi media pembelajaran

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Mata pelajaran Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.. Jenis, Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian 3... Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti gunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan terpenting dalam kehidupan manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan mengembangkan sumber

Lebih terperinci