wujud yang dapat ditangkap secara konkret. Jadi, seni adalah suatu imajinasi maupun pikiran
|
|
- Devi Oesman
- 2 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bentuk Seni Lukis Prasi I Oleh Drs. I Nyoman Wiwana, dosen PS Seni Rupa Murni Bentuk merupakan syarat mutlak dalam karya seni. Khususnya seni rupa, yang merupakan kesenian yang hanya dapat dinikmati dengan indra pengelihatan, sangat tidak mungkin dapat diwujudkan tanpa bentuk. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 119), bentuk diartikan sebagai bangun, gambaran, rupa atau wujud, sistem atau susunan, serta wujud yang ditampilkan. Selanjutnya dalam buku Filsafat Keindahan dinyatakan seni adalah bentuk (Significant form) dan bentuk itu adalah suatu ciri obyektif dari imajinasi alam maupun pikiran manusia yang dibangun oleh struktur titik, garis, warna, bidang dan komposisi membentuk suatu wujud yang dapat ditangkap secara konkret. Jadi, seni adalah suatu imajinasi maupun pikiran manusia yang berwujud secara konkret dapat dinikmatai oleh panca indra. Khusus mengenai seni rupa adalah seni yang bisa dinikmati oleh indra penglihatan. (Gie, 2004: 60-63). Demikian halnya dengan seni lukis prasi, bentuk merupakan bagian yang utama, merupakan wujud yang nyata, dapat dinikmati secara konkrit (kasat mata). Bentuk berupa gambar yang terkesan klasik karena keterikatannya kepada teknik, bahan dan peralatan serba tradisional. Hal ini pula membuat seni lukis prasi kelihatan sangat spesifik. Dari penyajian, seni lukis prasi juga sangat khas layaknya penyajian komik harus dinikmati lembar demi lembar. Sebagai seni yang ilustratif, seni lukis prasi merupakan karya rupa yang sarat dengan makna simbolis dari suatu cerita yang ingin disampaikan oleh penciptanya. Tampilannya sepintas terkesan sangat sederhana, hanya berupa lembaran daun lontar yang dipenuhi dengan goresangoresan berwarna hitam, namun setelah diamati dan diteliti betul baru akan tampak ekspresi bentuk yang sesungguhnya. Ternyata menyimpan suatu keindahan bercampus kesan magis, yang dimunculkan dari totalitas seninya sendiri.
2 Seni prasi adalah karya seni rupa yang mempunyai keunikan tersendiri, karena penterapannya pada daun lontar yang dihiasi dengan bentuk- bentuk yang klasik, terkadang disertai teks singkat menggunakan huruf (sastra) Bali. Seni lukis prasi diperkirakan sudah ada dan berkembang pada jaman kerajaan Bali. Hal ini didukung oleh sejarah sastra di Bali, oleh Agastia (1994) yang dikutip oleh Suardana, seni sastra Bali berkembang pada akhir abad ke-15, kemudian tumbuh subur pada abad ke-16, pada pemerintahan dalem Gelgel di Klungkung (Suardana, 2001: 27). Karena seni prasi adalah salah satu hasil karya seni rupa yang merupakan bentuk visual seni sastra, dimanfaatkan sebagai media informasi tentang ajaran keagamaan, maka sangat mungkin pula berkembang saat itu. Terkait dengan fungsi, maka bentuk umumnya menyesuaikan. Sehingga seni lukis prasi yang merupakan tranformasi yang merupakan transformasi dari lontar teks kakawin yang diresepsi, maka seni lukis prasi pada dasarnya mengambil bentuk-bentuk dari apa yang dapat dipersepsi sesuai cerita yang dikomunikasikan. Sebagai contoh untuk kakawin Ramayana, dibuat gambar prasi sesuai dengan kisah Ramayana beserta tokoh yang lainnya. Wayang maupun obyek-obyek lain yang memiliki nilai relegius, magis, dan simbolis merupakan obyek-obyek yang disenangi dan diminati oleh banyak orang. Di Tenganan Pegringsingan perkembangan mengenai betuk, kemasan, dan cara-cara kreatif lainnya, sudah menjadi hal yang biasa. Karena terkadang tamu yang ingin memiliki satu karya dengan pesan agar membuatkan tokoh tertentu diluar kebiasaan. Untuk mendapatkan gambaran secara lebih detail, tentang bentuk-bentuk seni lukis prasi yang berkembang di Tenganan Pegringsingan dapat diklasifikasikan sesuai judul lukisan yang ditampilkan sebagai berikut:
3 Seni Lukis Prasi Ramayana (karya: I Wayan Mudita Adnyana) Seperti telah disinggung pada pendahuluan, bahwa seniman yang satu ini merupakan orang yang pertama memperkenalkan seni lukis di atas daun lontar di desanya Tenganan Pegringsingan. Dalam pengakuan yang bersangkutan proesi utamanya adalah Dalang, kemudian senang mewirama, (bertutur dengan bahasa lagu cerita pewayangan). Membuatanya disegani dan dihormati oleh masyarakat. Salah satu dari ratusan karya yang dibuat oleh I Wayan Mudita Adnyana adalah seperti foto di bawah ini. Seni Lukis Perasi Ramayana (karya: I Wayan Mudita Adnyana)
4 Karya I Wayan Mudita Adnyana, yang mengambil cerita Ramaayana, dalam foto hanya tampak sebagian saja. Sesungguhnya gambar lontar ini mempunyai ukuran yang tergolong besar, karena panjang dan tebalnya terdiri dari 20 lembar (halaman). Tampak antara gambar dan keterangan (berupa Tulisan) diatur formal pada sebelah kiri menggunakan bahasa dan aksara Bali. Karya Mudita, kelihatan lebih bebas bila dibandingkan dengan karya-karya prasi sebelumnya. Walau komposisi terlihat bebas dalam hal cerita, namun pakem pewayanggan tidak mau dia tinggalkan. Karena dia percaya kekayaan dari warisan leluhur sudah merupakan pilihan yang terbaik pada zamannya dan terbukti tidak bisa disaingi oleh siapa saja. Bentuk- bentuk yang diambil dalam seni lukis prasi Mudita adalah tokoh-tokoh utama dalam certa pewayangan seperti Hanoman dan Dewi Sita. Tokoh yang lainnya dibuat sebagai pelengkap sesuai dengan alur cerita untuk mendukung ide dan suasana yang ingin ditampilkan. Misalnya; pada lembar pertama terlihat Hanoman terbang menuju kerajaan Alengka, dilengkapi dengan hiasan untuk mendukung kesan suasana yang membawa penonton untuk ikut pergi kesana. Adegan pada lembar berikutnya Hanoman terkesan marah dan mengamuk dengan merusak segala yang ada didekatnya. Pada adegan berikut terlihat para raksasa pengawal taman Alengka, semua tidak berdaya. Hanoman masuk menemui Dewi Sita. Sampai akhirnya Meganada anak dari Rahwana yang terkenal sakti, datang menangkap Hanoman. Hanoman menyerah tetapi dengan lihai kemudian lari sambil membakar istana dan merusak segala yang ditemui. Seni Lukis Prasi Lelintangan (karya: Komang Pasek) Seni Lukis prasi Lelintangan karya Komang Pasek, tergolong karya yang kreatif, inovatif, karena dengan cerman mengubah bentuk tampilan seni lelintangan (ilmu perbintangan
5 Bali) kedalam bentuknya yang baru. Lelintangan yang secara konvensi merupakan bentuk tulisan terkait ilmu perbintangan Bali, kemudian divisualisasikan ke dalam bentuk-bentuk tokoh pewayangan, terutama tokoh para dewa yang menurut kepercayaan mendiami masing-masing lokasi maupun arah perputaran bumi (buana agung). Bentu yang ditampilkan dapat dilihat pada foto di bawah ini. Seni Lukis Prasi Lelintangan (karya Komang Pasek) Prasi lelintangan, terdiri dari enam lembar daun lontar yang dibagi menjadi 12 adegan, sesuai dengan jumlah bulan dalam satu tahun, yaitu mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember. Sebagai teks (penjelasan) menggunakan bahasa Inggris dengan huruf latin, yang dibuat sedemikian rupa menyerupai huruf Bali. Keterangan dibuat berturut-turut mulai dari
6 nama bulan, nama dewa beserta kekuasaan (simbolisasi), dan nama Raksasa/Kala sebagai penjaga. Penjelasan sebagai berikut: 1) January; Iswara God; God of Nature; Followed by Timbakol; yang digambarkan dan artinya: Dewa Iswara dengan kendaraan Kala; sebagai penguasa alam (Buana Agung); dengan Pengikutnya Batara Kala. 2) February; Wisnu God; God of Water; Followed by Ngaduada; yang digambarkan dan artinya: Dewa Wisnu yang mengendarai Garuda; sebagai penguasa alam (jagat raya); dengan Pengikutnya Raksasa dalam sikap menantang. 3) Match; Brahma God; God of Fire; Followed by Banaspati; yang digambarkan dan artinya: Dewa Brahma mengendarai Angsa; sebagai penguasa api; dengan Pengikutnya Banaspati. 4) April; Maha Dewa God; God of Leader; Followed by Bsul; yang digambarkan dan artinya: Dewa Maha Dewa dengan kendaraan se ekor Empas; sebagai penguasa dan pemimpin para dewa; dengan pengikutnya Raksasa Basul. 5) May; Mahesoro God; God of Sea; Followed by Uluwaku; yang digambarkan dan artinya: Dewa Mahesoro dengan kendaraan Empas bersayap; Sebagai penguasa Samudra; dengan pengikutnya Uluwuku (Raksasa bersisik). 6) June; Sangkara God; God of Mountain; Followed by Andir; yang digambarkan dan artinya: Dewa Sangkara mengendarai Naga; sebagai penguasa Gunung; dengan pengikutnya Andir. 7) July; Ludra God; God of Fores; Followed by Ulad alid; yang di gambarkan dan artinya: Dewa Ludra; Sebagai penguasa hutan; dengan pengikutnya Ulad-alid.
7 8) Agustust; Sambu God; God of Animal; Followed by Angsih; yang digambarkan dan artinya: Dewa Sambu; Sebagai penguasa semua binatang; dengan pengikutnya Angsih. 9) September; Pramana God; God of Breah; Followed by Tampuba; yang digambarkan dan artinya: Dewa Pramana; Sebagai penguasa nafas; dengan pengikutnya Tampuba. 10) October; Akasa God; God of Sky; Followed by Beser; yang digambarkan dan artinya: Dewa Akasa; Sebagai penguasa langit; dengan pengikutnya Beser. 11) November; Pratiwi God; God of Earth; Followed by Geledag; yang digambarkan dan artinya: Dewa Pratiwi; Sebagai penguasa bumi; dengan pengikutnya Geledag. 12) December; Siwa God; God of Frotector; Followed by Aru-aru; yang digambarkan dan artinya: Dewa Siwa; Sebagai dewa pelindung; dengan pengikutnya Aru-aru.
mewujudkannya. Demikian halnya dengan pembuatan seni lukis prasi menggunakan alat yang
Proses Pembuatan Prasi II Oleh Drs. I Nyoman Wiwana, dosen PS Seni Rupa Murni Peralatan Segala sesuatu yang ingin dibuat, diadakan sudah tentu memerluka peralatan untuk mewujudkannya. Demikian halnya dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wayang Golek adalah suatu seni pertunjukan boneka tiruan rupa manusia yang dimainkan oleh seorang dalang dengan menggabungkan beberapa unsur seni. Wayang Golek
Pewayangan Pada Desain Undangan. Yulia Ardiani Staff UPT. Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar.
Pewayangan Pada Desain Undangan Yulia Ardiani Staff UPT. Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar Abstrak Sesuatu yang diciptakan oleh manusia yang mengandung unsur keindahan
BAB 2 DATA DAN ANALISA. Dalam survey lapangan yang dilakukan di Museum Wayang Jakarta, dapat dilihat
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data a. Survey Lapangan Dalam survey lapangan yang dilakukan di Museum Wayang Jakarta, dapat dilihat rendahnya popularitas wayang di negeri kita sendiri. Tempatnya sangat
BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan karya sastra di Bali, masyarakat tidak segan-segan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan karya sastra di Bali, masyarakat tidak segan-segan dan tidak bosan-bosannya membaca, menerjemahkan, mengkaji, menghayati, menyalin dan menciptaklan
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,
Mata Kuliah Persepsi Bentuk
Modul ke: Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 13 Fakultas FDSK Ali Ramadhan S.Sn.,M.Ds Program Studi Desain Produk Grafis Dan Multimedia www.mercubuana.ac.id BAHASA RUPA Bahasa Rupa sebagai gambar yang
BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra saja. Karena perkembangan teknologi bahkan sudah masuk ke dunia multimedia (diantaranya
BAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra Bali merupakan salah satu aspek kebudayaan Bali yang hidup dan berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu maka di Bali lahirlah
merupakan transpormasi dari naskah/kitab sastra, seeperti: kakawin, kidung dan sebagainya,
Proses Pembuatan Prasi I Oleh Drs. I Nyoman Wiwana, dosen PS Seni Rupa Murni Seni lukis prasi merupakan salah satu karya seni rupa tradisional Bali, termasuk warisan budaya nenek moyang yang memiliki nilai
BAB V. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dalam dunia Desain Komunikasi Visual peranan concept art sangatlah dibutuhkan dalam proses mewujudkan ide kreatif ke dalam berbagai Produk Desain Komunikasi Visual itu sendiri.
BAB I PENDAHULUAN. kerajaan, serta tindakan-tindakan penting lainnya (Kanta dalam Suarka, 1989: 1).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra di Bali masih berhubungan erat dengan masyarakat pendukungnya. Pada zaman kerajaan, sastra menjadi dasar dan cermin tindakan para raja dalam mengemban
BAB I PENDAHULUAN. nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali dikenal sebagai salah satu penyimpanan naskah-naskah kuna warisan nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai penyimpanan naskah-naskah
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni
147 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni tradisional wayang kulit purwa di Kabupaten Tegal, maka terdapat empat hal yang ingin penulis
PERSEPSI BENTUK. Bahasa Rupa Modul 13. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk
PERSEPSI BENTUK Modul ke: Bahasa Rupa Modul 13 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk PERSEPSI BENTUK Modul ke: Bahasa Rupa Modul 13 Fakultas Desain dan Seni
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu tonggak utama pembangun bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mengedepankan pendidikan bagi warga negaranya, karena dengan
BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan
305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis
BAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Tinjauan Tema Berikut ini merupakan tinjauan dari tema yang akan diterapkan dalam desain perencanaan dan perancangan hotel dan konvensi. 3.1.1 Arsitektur Heritage Perencanaan
BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Banyak orang merasa bingung mengisi hari libur mereka yang hanya berlangsung sehari atau dua hari seperti libur pada sabtu dan
BAB IV WIMBA, CARA WIMBA, DAN TATA UNGKAPAN DALAM GAMBAR 2D ANAK. Setelah melakukan penelitian, pada satu kelas Sekolah Dasar (SD)
BAB IV WIMBA, CARA WIMBA, DAN TATA UNGKAPAN DALAM GAMBAR 2D ANAK Setelah melakukan penelitian, pada satu kelas Sekolah Dasar (SD) yang terdiri dari 57 anak, maka data hasil penelitian tersebut diolah,
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: RIAK KEHIDUPAN. PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: RIAK KEHIDUPAN PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn PAMERAN: KOLABORASI INTERNASIONAL ALL GREE VS TAPAK TELU THE INDONESIAN INSTITUTE OF THE ARTS
BAB IV KONSEP VISUAL DAN KONSEP KOMUNIKASI. : Silu meminta Ayus menjaga kéncéng dan Ayus tidak boleh membuka kéncéngnya, Ayus menyanggupinya
berikutnya, Silu menengok ke kiri dan daerah Selatan, maka daerah itupun panen. Sedangkan ketiga gunung tersebut hingga kini masih ada berada di sepanjang sungai dimana Silu menaiki perahunya menuju laut.
Bab I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awalnya sebelum muncul huruf, peradaban manusia lebih dulu mengenal herogliph (simbol) di dinding goa - goa. Bahkan bangsa Mesir pun yang dikenal sebagai
BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Layout. Dalam buku The Fundamentals of Creative Design
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Layout Dalam buku The Fundamentals of Creative Design disebutkan bahwa layout adalah penempatan posisi dari elemenelemen baik itu teks maupun gambar pada
BAB I PENDAHULUAN. serta menyalin dan menciptakan karya-karya sastra baru. Lebih-lebih pada zaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan karya sastra di Bali, masyarakat tidak segan-segan dan dan tidak bosan-bosannya membaca, menerjemahkan, menghayati, mengkaji, serta menyalin dan
RELIEF TANTRI DI PERTAPAAN GUNUNG KAWI BEBITRA DESA BITERA, GIANYAR. I Putu Yogi Sudiana Program Studi Arkeologi
1 RELIEF TANTRI DI PERTAPAAN GUNUNG KAWI BEBITRA DESA BITERA, GIANYAR I Putu Yogi Sudiana Program Studi Arkeologi Abstrak Relief of Tantri that is located in Pertapaan Gunung Kawi Bebitra. This area located
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Wijaya Kusuma PENCIPTA : Cokorda Alit Artawan, S.Sn.,M.Sn PAMERAN PAMERAN SENI RUPA Exchange Program ISI Art Exhibition (Okinawa Prefectural University
BAB I PENDAHULUAN. Tutur merupakan salah satu jenis teks sastra tradisional yang mengandung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tutur merupakan salah satu jenis teks sastra tradisional yang mengandung nilai filsafat, agama, dan nilai kehidupan. Tutur adalah 'nasehat' atau 'bicara'. Kata perulangan
BAB I PENDAHULUAN. memikat perhatian para peneliti, salah satunya adalah kakawin yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam khazanah sastra Jawa Kuna (kawi) memang telah sejak lama memikat perhatian para peneliti, salah satunya adalah kakawin yang merupakan sastra Jawa Kuna yang berbentuk
Desain Penjor, Keindahan Yang Mewarnai Perayaan Galungan & Kuningan
Desain Penjor, Keindahan Yang Mewarnai Perayaan Galungan & Kuningan Yulia Ardiani Staff UPT Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar Abstrak Perayaan kemenangan dharma melawan
BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi dialihkan oleh Kerajaan Sunda/Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang. Artinya, Kerajaan
BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek nilai budaya dan tingkat peradabannya. Warisan budaya Indonesia yang berupa adat istiadat,
BAB I PENDAHULUAN. negara yang kaya dalam berbagai hal, termasuk dalam segi kebudayaan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang besar dan luas. Dengan kondisi geografis yang demikian, membuat Indonesia menjadi negara yang
DESKRIPSI KARYA SARADPULAGEMBAL THE SYMBOL OF TRI LOKA
DESKRIPSI KARYA SARADPULAGEMBAL THE SYMBOL OF TRI LOKA I GUSTI NGURAH WIRAWAN, S.Sn., M.Sn NIP : 198204012014041001 INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 ABSTRAK Saradpulagembal, seperti halnya sesajen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Nugaraha,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia adalah Suku Sunda. Dengan populasi yang tersebar di seluruh Indonesia dan peranannya di masyarakat serta ciri khasnya
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang kulit purwa. Kesenian wayang kulit purwa hampir terdapat di seluruh Pulau Jawa.
BAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Legenda merupakan salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan. Di Indonesia terdapat berbagai macam legenda yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
menganggap bahwa bahasa tutur dalang masih diperlukan untuk membantu mendapatkan cerita gerak yang lebih jelas.
Bab. VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Teori bahasa rupa dapat menjelaskan gerak/sebetan wayang kulit purwa dengan cara menggunakan rangkaian gambar gerak dari satu gambar gerak ke gambar gerak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia catur termasuk olahraga yang sering dimainkan. Di setiap sudut wilayah kita dapat menjumpai orang bermain catur. Bahkan bagi beberapa orang, olahraga
BAB III DATA DAN TEORY
BAB III DATA DAN TEORY A. Data Perancangan 1. Data Anak Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Di masa ini pendidikan untuk mereka sangatlah penting
BAB I PENDAHULUAN. Metode keilmuan adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan yang berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah Seni. Dalam seni banyak unsur kemanusiaan yang masuk di dalamnya, khususnya perasaan, sehingga sulit diterapkan untuk metode keilmuan. Metode
BAB IV VISUALISASI. Visualisasi pada proyek perancangan ini adalah terciptanya desain batik tulis
29 BAB IV VISUALISASI Visualisasi pada proyek perancangan ini adalah terciptanya desain batik tulis yang eksklusif, dengan merancangmotif dari sumber ide cerita pewayangan Dewi Sinta melalui teknik batik
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kakawin pada umumnya mengandung cerita dalam epos Ramayana dan Mahabharata yang menceritakan perjalanan tokoh dalam cerita tersebut.
BAB 2 DATA DAN ANALISA. - Buku Rupa Wayang Dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia. - Buku Indonesian Heritage Performing Arts.
3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Dan Literatur Metode penelitian yang digunakan: Literatur : - Buku Rupa Wayang Dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia. - Buku Indonesian Heritage Performing Arts. - Buku
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Konsep Visual 5.1.1 Visual Buku cerita ilustrasi Ramayana menampilkan gambar ilustrasi kontemporer berupa kartun dengan gaya vector. Mengadaptasi desain karakter kartun
PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Johannes Jefria Gultom Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Media sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar dipilih
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Pelebon PENCIPTA : I Kadek Puriartha, S.Sn., M.Sn PAMERAN : Pameran Seni Rupa Truly Bagus II Harmony in Diversity Cullity Gallery, Faculty of Architecture,
Hasil Wawancara Dengan Ki Kasim Kesdo Lamono dan Paguyuban Cinde
Hasil Wawancara Dengan Ki Kasim Kesdo Lamono dan Paguyuban Cinde Laras - Bagaimana perkembangan kesenian wayang kulit saat ini ditengahtengah perkembangan teknologi yang sangat maju, sebenarnya semakin
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan pemberontakan artistik terhadap standar umum seni di akhir abad ke 19 di Perancis. Daripada melukis
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Widiharto NIM : S200070130 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Teknik
BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan mengolah benda-benda dan kekayaan alam lingkungan sekitar kita menjadi suatu benda yang mempunyai
BAB V KESIMPULAN. 5.1 Alasan Kehadiran Rejang Sangat Dibutuhkan dalam Ritual. Pertunjukan rejang Kuningan di Kecamatan Abang bukanlah
BAB V KESIMPULAN 5.1 Alasan Kehadiran Rejang Sangat Dibutuhkan dalam Ritual Kuningan Pertunjukan rejang Kuningan di Kecamatan Abang bukanlah merupakan seni pertunjukan yang biasa tetapi merupakan pertunjukan
Bab VI Simpulan & Saran
Bab VI Simpulan & Saran VI.1. Simpulan Berdasarkan analisis pada perupaan sampel artefak yang saling diperbandingkan, maka sesuai hipotesis, memang terbukti adanya pemaknaan Tasawuf yang termanifestasikan
III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis
III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu
pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gending Karatagan wayang adalah gending pembuka pada pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab Kesimpulan berisikan; menjawab rumusan masalah, tujuan dan hasil rekapitulasi rangkuman tiap-tiap tabel kajian Matrik. Selain itu juga disampaikan hasil diskusi dan
DESKRIPSI PENATAAN TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA DEWATA NAWA SANGA
DESKRIPSI PENATAAN TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA DEWATA NAWA SANGA Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXX di Depan Museum Bajra Sandhi Tahun 2008 Oleh: I Gede Oka Surya Negara,
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. mutakhir yang pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka berfungsi untuk mengetahui faktor-faktor keaslian suatu penelitian. Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran, atau
DESKRIPSI KARYA PRASI DEWI SARASWATI IDA AYU KADE SRI SUKMADEWI, S.SN.,M.ERG
DESKRIPSI KARYA PRASI DEWI SARASWATI IDA AYU KADE SRI SUKMADEWI, S.SN.,M.ERG. 197207191997032001 PROGRAM STUDI DESAIN FASHION FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) DENPASAR 2013 1
BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis
BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai
BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perwujudan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu dalam rangka membentuk generasi bangsa yang memiliki karakter dengan kualitas akhlak mulia, kreatif,
BAB III TATA DEKORASI. STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami Unsur-unsur Tata Dekorasi (Scenery)
BAB III TATA DEKORASI STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami Unsur-unsur Tata Dekorasi (Scenery) KOMPETENSI DASAR : Menyebutkan pengertian Dekorasi Menyebutkan Tujuan dan Fungsi Dekorasi Menyebutkan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan salah satu seni budaya Indonesia yang sudah menyatu dengan masyarakat Indonesia sejak beberapa abad lalu. Batik menjadi salah satu jenis seni kriya yang
BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penciptaan Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk browsing internet atau menonton televisi dan film-film yang cenderung menampilkan
BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dihadapkan dengan berbagai kesibukan menyimak. Dialog di keluarga, baik antara anak dan orang tua, antara orang tua, antar
BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan disampaikan secara turun menurun. Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan
2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Tokoh pahlawan atau superhero Indonesia sepertinya sudah lama sekali hilang di dunia perfilman dan media lainnya di tanah air. Tidak bisa dipungkiri, hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Perkembangan dunia kesenirupaan saat ini sudah sangat pesat sekali dengan inovasi bahan dan media dari karya seni rupa yang sudah beragam dan kadang tidak
KESIMPULAN. Berdasarkan keseluruhan uraian dapat disimpulkan. penemuan penelitian sebagai berikut. Pertama, penulisan atau
1 KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan keseluruhan uraian dapat disimpulkan penemuan penelitian sebagai berikut. Pertama, penulisan atau penyalinan naskah-naskah Jawa mengalami perkembangan pesat pada
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah menganalisis hasil penelitian dan pengolahan data, maka penulis mengambil kesimpulan, yaitu : Sebagai suatu bentuk struktur dari kegiatan pariwisata, desa
MODUL SENI RUPA KELAS X TAHUN AJARAN BERKARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI
YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 MODUL
BAB 4 KONSEP DESAIN. Representasi ikonis adalah sebuah penggunaan gambar-gambar piktorial untuk
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1. Landasan Teori/Metode 4.1.1 Representasi Ikonis Representasi ikonis adalah sebuah penggunaan gambar-gambar piktorial untuk membuat tindakan, objek dan konsep dalam sebuah tampilan
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Motion of Legong PENCIPTA : I Kadek Puriartha, S.Sn., M.Sn PAMERAN : Jalan Menuju Media Kreatif #4 Penguatan Budaya dan Karakter Bangsa Galeri Cipta III
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten merupakan contoh salah satu daerah yang memiliki beragam kesenian dan budaya yang merupakan bentuk-bentuk ekspresi masyarakat diantaranya kesenian
GAMBAR ORNAMEN. Dwi Retno SA., M.Sn
GAMBAR ORNAMEN Dwi Retno SA., M.Sn PENGERTIAN ORNAMEN berasal dari kata ORNARE (bahasa Latin) yang berarti menghias. juga berarti dekorasi atau hiasan sering disebut sebagai disain dekoratif atau disain
BAB I PENDAHULUAN. sastra sebagai milik bersama yang mencerminkan kedekatan antara karya sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Babad merupakan salah satu karya sastra sejarah. Adanya tradisi karya sastra sebagai milik bersama yang mencerminkan kedekatan antara karya sastra dengan penyambutnya
2014 GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Seni selalu berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia sejak saat adanya peradaban manusia dan akan terus berkembang sampai masa yang akan
BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan
BAB I PENDAHULUAN. lebih teratur dan mempunyai prinsip-prinsip yang kuat. Mengingat tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya merupakan cerminan dari suatu bangsa, bangsa yang menjunjung tinggi kebudayaan pastilah akan selalu dihormati oleh negara lainnya. Budaya yang terdapat dalam
AGUS SANTOSO PERNIKAHAN ARJUNA. Sebuah Epik Arjunawiwaha Karya Mpu Kanwa
AGUS SANTOSO PERNIKAHAN ARJUNA Sebuah Epik Arjunawiwaha Karya Mpu Kanwa CIPANAS PRESS 2014 Diterbitkan oleh Cipanas Press (STT Cipanas) Jl. Gadog I/36 Cipanas Cianjur 43253 Jawa Barat Indonesia Cetakan
berpengaruh terhadap gaya melukis, teknik pewarnaan, obyek lukis dan lain sebagainya. Pembuatan setiap karya seni pada dasarnya memiliki tujuan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat Indonesia secara umum kian menurun tingkat ketertarikannya dengan dunia seni, khususnya pada dua cabang seni murni yaitu seni lukis dan seni
Prambanan, yang disususun menjadi tesis, sebagai syarat menyelesaikan Program Pascasarjana,
HASIL TINJAUAN CARA PENGGAMBARAN PANEL RELIEF RAMAAYANA CANDI SHIWA PRAMBANAN DARI BAHASA RUPA ASTRAK Tinjauan ini berdasarkan sepenggal hasil penellitian penulis terhadap Relief Ramayana Candi Prambanan,
BAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta Kuda dalam perkembangannya telah ada ketika manusia mulai melakukan aktivitas produksi yang tidak dapat dipenuhi dari hasil produksinya sendiri. Hal ini dikarenakan
BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur. Wayang tidak hanya secara artistik memiliki kualitas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia internasional mengakui wayang sebagai produk budaya dan kesenian asli Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur. Wayang tidak hanya secara artistik memiliki
JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN
JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN Memotret adalah proses kreatifitas yang tidak hanya sekedar membidik obyek yang akan kita rekam dan kemudian menekan tombol shutter pada kamera. Dalam menciptakan
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Balinese Lamak PENCIPTA : Ni Luh Desi In Diana Sari, S.Sn.,M.Sn PAMERAN The Aesthetic Of Prasi 23 rd September 5 th October 2013 Cullity Gallery ALVA
V. PENUTUP. A. Kesimpulan
V. PENUTUP A. Kesimpulan Menciptakan karya seni memerlukan banyaknya pertimbangan dari berbagai aspek, termasuk keseimbangan antara visualisasi karya yang didukung oleh pemahaman dari aneka referensi.
ornamen yang disakralkan. Kesakralan ornamen ini berkaitan dengan lubang pintu kori agung yang difungsikan sebagai jalur sirkulasi yang sifatnya sakra
UNDAGI Jurnal Arsitektur Warmadewa, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2016, Hal 48-55 ISSN 2338-0454 TIPOLOGI ORNAMEN KARANG BHOMA PADA KORI AGUNG PURA DI KECAMATAN BLAHBATUH, GIANYAR Oleh: I Kadek Merta Wijaya,
BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di
11 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di Nusantara. Pada masa itu, proses reproduksi naskah dilakukan dengan cara disalin. Naskah-naskah
BERINGIN GROUP. Learn, Share and Profit HUMAN INTEREST. A. Pendahuluan
HUMAN INTEREST A. Pendahuluan Foto-foto human interest sepertinya selalu menarik untuk dilihat. Nilainilai keseharian manusia dapat terekam melalui fotografi ini. Namun untuk menciptakan karya foto human
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang
1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Media Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah kata tersebut
TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA
DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXI di Depan Banjar Kayumas Denpasar Tahun 2009 OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn INSTITUT
Budaya Visual Visual Culture Visual Culture
Budaya Visual Sumber : John A. Walker & Sarah Chaplin. 1997. Visual Culture. Manchester University Press. New York. Jenks, Chris. 1995. Visual Culture, Routledge, NewYork Budaya Visual Bidang Seni Rupa
BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual. Menurut Jessica Helfand dalam situs
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Menurut Jessica Helfand dalam situs http://www.aiga.org, Desain Komunikasi Visual merupakan kombinasi kompleks rata-rata dan
BAB 5 HAS IL D AN PEMBAHAS AN DES AIN
68 BAB 5 HAS IL D AN PEMBAHAS AN DES AIN 5.1 Alur Cerita Alur cerita yang penulis angkat untuk serial komik Wisanggeni ini, diambil langsung dari kisah wayang Jawa yang berjudul Lahirnya Bambang Wisanggeni.
INTERAKSI KEBUDAYAAN
Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing
BAB II IDENTIFIKASI DATA
BAB II IDENTIFIKASI DATA 2.1 Lukisan Kaca Cirebon Sebagai salah satu daerah pelabuhan, Cirebon sejak dulu telah disinggahii oleh orang-orang yang datang dari Negara lain, Mereka datang ke Cirebon dengan