UNIVERSITAS INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN ANTARA KOMPONEN PARAMETER FUNGSI DIASTOLIK VENTRIKEL KIRI DENGAN DURASI AV DELAY OPTIMAL PADA PASIEN DENGAN PACU JANTUNG DUAL CHAMBER TESIS Dony Yugo Hermanto Pembimbing : Dr.dr. Yoga Yuniadi, SpJP(K) dr. BRM Ario Soeryo Koencoro, SpJP(K) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-I ILMU PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH PUSAT JANTUNG NASIONAL HARAPAN KITA JAKARTA DESEMBER 2014

2 UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN ANTARA KOMPONEN PARAMETER FUNGSI DIASTOLIK VENTRIKEL KIRI DENGAN DURASI AV DELAY OPTIMAL PADA PASIEN DENGAN PACU JANTUNG DUAL CHAMBER TESIS Dony Yugo Hermanto Pembimbing : Dr.dr. Yoga Yuniadi, SpJP(K) dr. BRM Ario Soeryo Koencoro, SpJP(K) Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-I ILMU PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH PUSAT JANTUNG NASIONAL HARAPAN KITA JAKARTA DESEMBER 2014 i Universitas Indonesia

3

4

5 UCAPAN TERIMA KASIH Segala puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan rahmat-nya akhirnya saya dapat menyelesaikan tesis ini. Salawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Saya sangat menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tesis ini tidak mungkin dapat saya selesaikan dengan baik. Maka izinkanlah saya dengan segala kerendahan hati untuk menyampaikan terima kasih, rasa hormat dan penghargaan yang sebesarbesarnya kepada: 1. Dr. dr. Amiliana Mardiani Soesanto, Sp.JP(K) selaku Ketua Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI dan Prof. dr. Ganesja M. Harimurti, Sp.JP(K) sebagai Ketua Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI sebelumnya atas segala bimbingan, dorongan, nasehat dan dukungannya selama saya menjalani pendidikan spesialis ini. 2. Para Guru Besar, Prof. dr. Asikin Hanafiah, Sp.JP(K), SP.A, Prof. dr. Lily I Rilantono, Sp.JP(K), Alm. Prof. dr. Sjukri Karim, Sp.JP(K), Prof. dr. Idris Idham, Sp.JP(K), Prof. dr. Harmani Kalim, MPH, SP.JP(K), Prof. dr. Dede Kusmana, Sp.JP(K), Prof. dr. Budhi Setianto, S.JP(K), dan Prof. Dr. dr. Bambang Budi Siswanto, Sp.JP(K) sebagai guru kehidupan dalam hal keilmuan kardiologi dan berpikir untuk menjadi seorang dokter spesialis jantung yang baik. 3. dr. Poppy S. Roebiono, Sp.JP(K), dr. Renan Sukmawan, S.JP(K), Ph.D, ST, Dr. dr. Amiliana Mardiani Soesanto, Sp.JP(K), dr. Dicky A. Hanafy, Sp.JP(K), dan dr. BRM Ario Soeryo Koencoro, Sp.JP(K) sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi yang sudah saya repotkan, terutama selama proses pendidkan ini. 4. Dr. dr. Yoga Yuniadi, Sp.JP(K) dan dr. BRM Ario Soeryo Koencoro, Sp.JP(K) sebagai pembimbing penelitian yang telah memberikan semangat, perhatian, waktu dan dukungannya sehingga tesis ini dapat saya selesaikan dan juga selama pendidikan; serta kepada Dr. dr. Barita Sitompul, Sp.JP(K), sebagai pembimbing bahasa yang sudah meluangkan waktu untuk membaca dan mengkoreksi tata bahasa dalam penulisan tesis ini. iv Universitas Indonesia

6 5. Prof. dr. Pandu Riono, MPH, Ph.D sebagai pembimbing statistik yang dengan sabar memberikan waktu yang begitu banyak dalam mengolah data, dan membuka wawasan tentang penelitian. 6. dr. Nur Haryono, Sp.JP(K) sebagai pembimbing akademis yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama masa pendidikan ini. 7. Dr. dr. Anwar Santoso, Sp.JP(K), dr. Suko Adiarto, Sp.JP(K), Ph.D, dan dr. Sunu Budi Raharjo, Sp.JP, Ph.D, dan Dr. dr. Siti Fadillah Supari, SpJP(K) sebagai koordiantor penelitian yang terus mendorong saya untuk maju. Terimakasih juga untuk masukkannya yang berguna dalam penyelesaian dan penyempurnaan tesis ini. 8. Dr. dr. Hananto Adriantoro, Sp.JP(K), Direktur Utama Pusat Jantung Nasional Harapan Kita (PJNHK) saat ini, dan Dr. dr. Anwar Santoso, Sp.JP(K), Direktur Utama PJNHK terdahulu beserta jajaran Direksinya, atas segala kesempatan dan fasilitas yang diberikan selama menjalani pendidikan. 9. Dr. dr. Amiliana Mardiani, SpJP(K) yang telah membantu banyak dalam pengembangan ide penelitian. 10. Seluruh konsultan dan staff SMF Aritmia, Dr. dr. Yoga Yuniadi, Sp.JP(K), dr. Dicky Hanafy, SpJP(K), dr. Sunu Budi Raharjo, Sp.JP, Ph.D yang telah membantu saya dalam diskusi penelitian dan kritisi yang membangun. 11. Tim ruang instalasi rawat jalan dan ruang perawatan dewasa Pusat Jantung Nasional Harapan Kita atas bantuannya sehingga penelitian ini dapat terlaksana. 12. Bu Neni, Mbak Mila, Bu Euis atas bantuannya dalam mengerjakan penelitian ini. 13. dr. Shinta yang telah membantu saya dalam pengambilan data penelitian ini dan dr. Ima Ansari yang telah banyak membantu saya dalam statistik. 14. Ketua dan seluruh anggota Komite Etik Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita Jakarta, atas izin dan persetujuan yang diberikan sebelum memulai penelitian ini 15. Seluruh Staf Pengajar Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK UI, guru-guru saya, terima kasih atas ilmu kardiologi dan v Universitas Indonesia

7 ilmu kehidupan yang diberikan. Terima kasih untuk segala perhatian dan kesabarannya dalam membimbing saya selama mengikuti program pendidikan spesialis ini 16. dr. Radityo Prakoso, SpJP yang telah menjadi mentor dan selalu memberi masukan berharga. 17. Seluruh rekan-rekan dan pengurus Keluarga Asisten Kardiologi (KELAKAR) terutama teman-teman seangkatan saya: dr. Suci Indriani, dr. Dyna Evalina, dr. M. Barri Fahmi, dr. Ayuthia Sedyawan, dr. Teuku Istia Muda Perdan, dr. Muhammad Hatta, dr. Hervin Ramadhani, dr. Valentina Astari, dr. Vebiona Prima Kartini, dr. Yusak Alfrets Porotuo, dan dr. Harry Sakti Mulyawan untuk kebersamaan dan kerja sama yang luar biasa. Semoga persahabatan kita selalu ada selamanya 18. dr. Siska Yulianti, dr. Siska Sulistiowati, dr. M. Rijal Alaydrus, dr. Hilal Nurdin, dr. Danayu Prahasti, dr. Ade Widyastuti, dr. Puspitasari Bustanul dr. Dyna Evalina, dr. Suci Indriani, dan dr. M. Barri Fahmi sebagai teman seperjuangan selama rangkaian ujian, saya belajar banyak dari semangat kalian yang tak kunjung padam. 19. Terima kasih pula kepada Ibu Rini Sukaman, Bapak Herman, Ibu Linda, Mbak Ita, Mbak Henny, Bapak Budi, Mas Manaf, MasYanto, Mas Soheh, Ibu Rita dan Mbak Putri yang selalu membantu saya selama menjalani proses pendidikan. 20. Seluruh karyawan medis maupun non medis di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita atas bantuan dan kerjasama yang baik selama menempuh pendidikan, ilmu saya berkembang bersama kalian. 21. Secara khusus saya haturkan segala rasa hormat dan terima kasih yang mendalam kepada kedua orangtua tercinta, ibunda Emile Fransisca dan ayahanda RM Hermantho, PhD yang telah memberikan segalanya untuk kemajuan penulis. Terima kasih juga untuk kakakku, Indah Wulandari, SH, MH, beserta suami Minar Iwan, SP, serta keponakan Muhammad Hernafi dan Jinan Nadira. 22. dr. Dewi Hapsari Suprobo, SpJP, dr. Sebastian Andy Manurung, serta peserta program pendidikan dokter spesialis ilmu penyakit jantung dan vi Universitas Indonesia

8 pembuluh darah lainnya, yang telah menjadi bagian dari perjalanan proses pendidikan saya 23. Seluruh pasien yang telah menjadi guru terbaik selama proses pendidikan ini. Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu saya selama program pendidikan ini. Semoga tesis ini membawa manfaat bagi kita semua. Jakarta, 9 Desember 2014 Penulis Dony Yugo Hermanto vii Universitas Indonesia

9

10 ABSTRAK Nama : Dony Yugo Hermanto Program Studi : Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Judul : Hubungan antara Komponen Parameter Fungsi Diastolik Ventrikel Kiri dengan Durasi AV Delay Optimal pada Pasien dengan Pacu Jantung Dual Chamber Latar belakang. Durasi AV delay (DAVD) pada pasien dengan pacu jantung dual chamber menentukan derajat sinkroni atrioventrikular (AV). Pengaturan DAVD yang optimal pada pasien dapat meningkatkan kualitas hidup dan memperbaiki parameter hemodinamik jika dibandingkan dengan pasien yang tidak dilakukan optimalisasi. Namun optimalisasi DAVD merupakan prosedur yang memakan waktu dan biaya. Perlu dicari faktor-faktor yang mempengaruhi nilai DAVD yang optimal. Metode. Penelitian ini merupakan studi potong lintang. Evaluasi dilakukan pada 35 pasien blok AV total dengan pacu jantung permanen dual chamber yang datang ke poliklinik RS Jantung Nasional Harapan Kita periode bulan Oktober sampai dengan pertengahan November Dilakukan pemeriksaan ekokardiografi terhadap parameter fungsi diastolik pada saat DAVD awal (DAVD pabrikan), lalu dicari DAVD optimal menggunakan VTI-LVOT terbesar. Hasil. Terdapat korelasi lemah antara paramater fungsi diastolik rasio E/A dan nilai DAVD optimal (r - 0,356 dengan p 0,036). Analisa regresi linear antara rasio E/A dengan nilai DAVD optimal (adjusted analysis sesuai usia, fraksi ejeksi, dan DAVD pabrikan) menunjukan nilai koefisien dengan nilai p 0,007 (IK 95% s.d ). Analisa regresi linear antara nilai e' medial dengan DAVD optimal menunjukkan tingkat kemaknaan dengan nilai koefisien dan nilai p (IK 95% s.d. -1.1). Terdapat perbedaan rerata DAVD optimal, ±42.23 ms untuk pasien dengan rasio E/A 1, dan ± 42.5 ms untuk rasio E/A <1 (p:0.01) Kesimpulan. Terdapat korelasi negatif yang bermakna antara parameter fungsi diastolik (E/A dan e' medial) dengan DAVD optimal pada pasien dengan pacu jantung permanen dual chamber Kata kunci : Durasi AV Delay Optimal, diastolik, rasio E/A ix Universitas Indonesia

11 ABSTRACT Name : Dony Yugo Hermanto Major : Cardiovascular Medicine Title : Correlation Between Diastolic Function Parameters and Optimal AV Delay Duration in Patient with Dual Chamber Pacemaker Background. AV Delay Duration (AVD) in patient with dual chamber pacemaker defines atrioventricular synchrony. Optimazation of AVD could improve quality of life and hemodynamic parameters compared to factory setting. Despite that, AVD optimization is a time consuming procedure and not cost effective. factors that influence the optimal AVD should be sought. Methods. This is a cross sectional study on 35 total AV block patients that came to National Cardiovascular Center Harapan Kita from October to November Echocardiography on left ventricle diastolic indices was performed in factory setting AVD. The AVD that gives to the biggest LVOT VTI was set as the optimal AVD. Statistical analysis was done to correlate between diastolic indices and optial AVD Results. Weak correlation was noted between diastolic indices (E/A ratio) and optimal AVD (r: - 0,356; p: 0,036). Linear regression analysis showed a negative correlation between E/A ratio {coefficient ; p: 0,007 (CI 95% to )} and medial e' {coefficient ; p: (CI 95% to -1.1)} with optimal AVD (adjusted with age, ejection fraction, and factory setting AVD). Different E/A ratio showed a different optimal AVD mean, ±42.23 ms for E/A 1 vs ± 42.5 ms for E/A <1 (p:0.01) Conclusion. This paper shows a negative correlation between echocardiographic diastolic function indices (E/A ratio and medial e') with optimal AVD Keyword : Optimal AV Delay Duration, diastolic indices, E/A ratio x Universitas Indonesia

12 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... viii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x BAB I PENDAHULUAN... xiii 1. Latar Belakang Perumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Hipotesis Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Fisiologi pacu jantung Sinkroni atrio-ventricular (AV) Sinkroni AV pada pasien dengan pacu jantung dual chamber Fungsi diastolik Sinkroni AV dan fungsi diastolik BAB III KERANGKA TEORI&KONSEP Kerangka Teori Kerangka Konsep BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Subyek Penelitian Pengambilan Sampel Besar Sampel Kriteria Inklusi dan Ekslusi Identifikasi Variabel Prosedur Penelitian Alur Penelitian Analisa statistik Definisi operasional Variabel-variabel BAB V HASIL PENELITIAN Karakteristik Subyek Penelitian Karakteristik fungsi diastolik dari ekokardiografi Rerata DAVD optimal pada subyek xi Universitas Indonesia

13 5.4 Hubungan antara komponen parameter fungsi diastolik ventrikel kiri dengan DAVD optimal Perbedaan rerata DAVD optimal pada beberapa parameter diastolik BAB VI PEMBAHASAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VIII DAFTAR PUSTAKA xii Universitas Indonesia

14 DAFTAR TABEL Tabel 5. 1 Karakteristik Dasar (n= 35 subyek) Tabel 5. 2 Karakteristik fungsi diastolik Tabel 5. 3 Rerata VTI pada DAVD yang berbeda Tabel Hubungan komponen parameter fungsi diastolik ventrikel kiri dengan DAVD optimal Tabel Analisa multivariat antara komponen parameter fungsi diastolik dengan DAVD optimal Tabel Perbedaan rerata DAVD optimal pada tiap disfungsi diastolik. 25 DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 5 Hubungan DAVD dengan pola pengisian katup mitral pada ekokardiografi A. DAVD optimal dimana gelombang E dan A terpisah sempurna. B. DAVD terlalu pendek yang mengakibatkan gelombang A yang terpotong. C. DAVD terlalu panjang yang mengakibatkan adanya diastolic mitral regurgitation Gambar 2. 6 Kurva Wiggers dan proses diatolik dalam berbagai fase. (IVR : isovolumetric relaxation, RF : Rapid filling, SF : slow filling, AC : atrial compliance, Ao : Aorta, LV : Lest ventricle, LA : Left atrium) Gambar 2. 7 Skema diagnostik disfungsi diastolik (LA: left atrium, DT : deceleration time, Av. : average, Ar : durasi A reflux dari vena pulmonalis; Val: valsava manuever) Gambar 3. 1 Kerangka Teori Gambar 3. 2 Kerangka Konsep Gambar 4 1 Alur Penelitian Gambar Perbedaan rerata DAVD optimal pada nilai E/A yang berbeda (p : 0.01) xiii Universitas Indonesia

15 xiv Universitas Indonesia

16 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pemasangan pacu jantung untuk penanganan aritmia dengan blok konduksi telah diterapkan sebagai terapi standar. Pacu jantung permanen (PJP) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1952 dan terus berkembang dalam bentuk, ukuran, dan fungsinya hingga saat ini. 2 Antara tahun 1993 s.d. 2009, terdapat 2.9 juta pasien yang dipasang PJP di Amerika Serikat (AS). 3 Pada era BPJS, seluruh penduduk Indonesia memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan PJP. Pada tahun 2019 dimana proyeksi BPJS akan meliputi seluruh rakyat Indonesia, angka implantasi PJP mungkin akan menyamai AS. Data di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita menunjukkan angka implantasi PJP sejak tahun 2012 hingga Oktober 2014 sebesar 343 kasus dengan 53% diantaranya PJP dual chamber. Disinkroni atrioventrikular (AV) dapat menyebabkan sindrom pacu jantung karena menurunnya curah jantung. Sindrom pacu jantung adalah gejala klinis yang disebabkan oleh sinkroni AV yang suboptimal, apapun mode pacu yang digunakan. 4 Link, dkk pada tahun 2004 menunjukkan bahwa prevalensi sindrom pacu jantung pada populasi pasien blok AV total (BAVT) pada pasien yang dipasang PJP single chamber sebesar 20 persen. 5 Hedmann dkk menunjukkan bahwa prevalensi sindrom pacu jantung pada pasien dengan disfungsi nodus sino-atrial yang dipasang PJP single chamber di ventrikel sebesar 83%. 6 Pada pasien dengan PJP dual chamber, sinkroni AV ditentukan oleh durasi AV delay (DAVD). Nilai DAVD merupakan parameter PJP yang dapat kita atur. DAVD optimal adalah DAVD yang memberikan curah jantung terbesar untuk pasien. Nilai DAVD optimal pada tiap orang menunjukkan hasil yang relatif berbeda karena karakter elektrofisiologi bersifat unik untuk tiap pasien. Bila tidak dilakukan pengaturan atau optimalisasi, DAVD yang dipakai pasien akan sesuai dengan DAVD yang ditentukan pabrik pembuatnya. Klimczak, dkk menemukan 87.5% pasien dengan PJP dual chamber memiliki DAVD optimal yang berbeda dengan DAVD dari pabrik. 7 Nilai DAVD dari pabrik untuk PJP merk Medtronic dan St Jude berbeda masing-masing 150 ms dan 170 ms berurutan. 1 Universitas Indonesia

17 Penelitian dari Osman dkk tahun 2014 pada 40 pasien dengan pacu jantung DDD, menunjukkan perbaikan dalam parameter isi sekuncup, global longitudinal strain, dan kadar BNP pada pasien yang dilakukan optimalisasi DAVD. Freilingsdorf dkk, melakukan penelitian pada 13 pasien dengan DDD yang dilakukan optimalisasi DAVD dibandingkan dengan yang tidak. Didapatkan hasil perbaikan fraksi ejeksi (EF) saat istirahat sebesar 51%±10% pada optimal DAVD berbanding 44%±11% pada DAVD dari pabrik. Klimczak, dkk pada tahun 2014 juga meneliti 37 pasien dengan PJP DDD. Dilakukan optimalisasi DAVD pada satu kelompok, sedangkan kelompok lain tetap menggunakan DAVD dari pabrik. Didapatkan hasil perbaikan curah jantung, isi sekuncup, indeks kardiak setelah evaluasi 3 bulan. Juga terdapat perbaikan parameter klinis berupa probnp, kelas fungsional dari New York Heart Association (NYHA), dan jarak tes jalan 6 menit yang signifikan. Dapat disimpulkan bahwa optimalisasi DAVD merupakan hal yang penting dan dapat memperbaiki luaran klinis maupun parameter hemodinamik pada pasien dengan pacu jantung DDD. Optimalisasi DAVD merupakan prosedur yang memakan waktu dan tidak seimbang dengan biayanya. Oleh karena itu prosedur optimalisasi masih jarang dilakukan pada praktek sehari-hari. Ketersediaan alat pemrogram di Indonesia hanya terbatas di kota besar. Saat ini di Indonesia terdapat 12 orang electrophysiologist aktif dan 40 orang tenaga ahli pemasangan pacu jantung permanen/ PJP implanters yang hanya terpusat di kota besar. Dibandingkan electrophysiologist, implanters jarang melakukan modifikasi atau reprogramming PJP secara berkala, sehingga pada sebagian besar kasus, optimalisasi DAVD tidak dilakukan. Untuk itu diperlukan studi yang mencari faktor-faktor yang mempengaruhi DAVD optimal, agar kelak penentuan DAVD dapat menggunakan pemeriksaan penunjang yang lebih sederhana seperti ekokardiografi. Penelitian mengenai hubungan DAVD dengan fungsi diastolik belum banyak dikerjakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi DAVD optimal sampai saat makalah ini ditulis belum diketahui secara pasti. Fungsi diastolik dipikirkan merupakan faktor yang menentukan karena sinkroni AV delay terletak pada periode diastolik. DAVD menentukan awitan kontraksi atrial saat diastol. DAVD yang terlalu pendek akan menyebabkan katup mitral tertutup prematur saat akhir diastol, sedangkan DAVD 2 Universitas Indonesia

18 terlalu panjang akan menyebabkan fusi gelombang E-A dan regurgitasi mitral saat diastol. Hal ini menyebabkan DAVD berperan dalam besaran fase pengisian ventrikel saat diastol yang pada akhirnya juga menentukan isi sekuncup sesuai dengan hukum Frank Starling. Dengan pemikiran demikian maka peneliti mencoba menghubungkan antara fungsi diastolik dengan nilai DAVD yang optimal. Oleh karena terdapat banyak komponen fungsi diastolik yang didapatkan dari ekokardiografi, peneliti mencoba menganalisa masing-masing komponen tersebut. 2. Perumusan Masalah Belum adanya data penelitian yang melihat hubungan antara komponen parameter fungsi diastolik ventrikel kiri dengan DAVD optimal 3. Pertanyaan Penelitian Adakah hubungan antara komponen parameter fungsi diastolik ventrikel kiri dengan nilai DAVD yang optimal pada pasien dengan PJ dual chamber. 4. Hipotesis Terdapat hubungan antara komponen parameter fungsi diastolik ventrikel kiri dengan DAVD optimal pada pasien dengan PJP dual chamber 5. Tujuan Penelitian Mengetahui hubungan antara komponen parameter fungsi diastolik ventrikel kiri dengan nilai DAVD optimal pada pasien dengan PJP dual chamber 6. Manfaat Penelitian 6.1 Bidang Akademik Penelitian ini memberikan pengetahuan mengenai faktor determinan DAVD optimal yang didasari parameter fungsi diastolik ventrikel kiri. 6.2 Bidang Klinis Penelitian ini dapat menjadi dasar penentuan DAVD optimal pada tiap pasien dengan pacu jantung DDD. 3 Universitas Indonesia

19 6.3 Bidang Penelitian Penelitian ini menjadi dasar penelitian selanjutnya mengenai peranan parameter fungsi diastolik dalam sinkronisasi kontraksi atrium dan ventrikel. 4 Universitas Indonesia

20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Fisiologi pacu jantung Penempatan lead PJ di ventrikel kanan pada sebagian besar kasus akan mengubah fisiologi normal aktivasi ventrikel secara sekuensial. Pada keadaan normal, impuls yang berasal dari nodus sino-atrial (SA) akan diteruskan ke atrium kiri dan nodus atrio-ventrikular (AV). Depolarisasi normal atrium umumnya memakan waktu 100 ms. Setelah itu impuls akan masuk ke nodus AV, dimana terjadi perlambatan konduksi dengan durasi kurang lebih 80 ms. Dari nodus AV, impuls akan masuk ke bundel His dan sistem His-Purkinje (SHP). 8 Impuls yang melalui SHP berjalan dengan kecepatan rerata 3-4 m/s, atau sekitar 4x lebih cepat dari penjalaran impuls antar sel miokard ventrikel. Hal ini berkaitan dengan ukuran sel yang lebih besar dan jumlah gap junction yang lebih banyak pada SHP Jaringan SHP terpisah dari miokard secara elektris dan hanya berhubungan melalui Purkinje-myocard junction yang terletak di lapisan subendocardial anterolateral ventrikel kanan dan inferolateral ventrikel kiri. Dari tempat inilah depolarisasi normal ventrikel terjadi. Aktivasi ventrikel kiri terjadi sekitar 10 ms lebih awal dibanding aktivasi ventrikel kanan. 12 Sekuens aktivasi jantung dapat dilihat di Gambar 2.1. Gambar 2. 1 Kecepatan konduksi listrik pada tiap bagian jantung Impuls yang berasal dari PJ akan mengaktivasi ventrikel di tempat implantasinya menuju seluruh bagian ventrikel. Impuls tadi akan menyebar ke seluruh miokard ventrikel melalui konduksi antar-sel miokard (Gambar 2.2). Konduksi antar sel miokard seperti telah dijelaskan sebelumnya memiliki kecepatan yang lebih rendah dibandingkan konduksi melalui SHP. Pada 5 Universitas Indonesia

21 implantasi PJ di ventrikel kanan, aktivasi ventrikel kiri akan dimulai dari septum interventrikel lalu menuju dinding bebas ventrikel kiri. Dinding inferoposterior merupakan bagian terakhir yang teraktivasi pada PJ di ventrikel kanan. Keterlambatan aktivasi ventrikel kiri dibanding kanan umumnya selama ms. Hal ini menyebabkan terjadinya disinkronisasi kontraksi interventrikel dan intraventrikel yang pada akhirnya akan mengurangi isi sekuncup dan curah jantung seperti yang dilaporkan oleh Mitchell, dkk (Gambar 2.3). 13 Gambar 2. 2 Pola penyebaran impuls listrik pada pasien dengan pacu jantung Gambar 2. 3 Penurunan curah jantung saat pasien diberikan pacu di ventrikel Sinkroni atrio-ventricular (AV) Indikasi awal pemasangan PJ adalah AV blok total. Saat itu pemasangan PJ ditujukan untuk menjamin adanya aktivasi ventrikel. Penanaman lead umumnya dilakukan hanya di ventrikel. Stimulus listrik secara selektif diberikan pada ventrikel. Dengan mode pacu ini (single-chamber), kontraksi atrium dan ventrikel menjadi terpisah. terjadi asinkroni antara awitan kontraksi atrium dan 6 Universitas Indonesia

22 ventrikel. Hal ini mengakibatkan preload yang berbeda dari denyut satu ke denyut lainnya yang akan mengakibatkan variasi dalam isi sekuncup, curah jantung, dan tekanan darah. 8 Kontraksi atrium terjadi sebelum kontraksi ventrikel dan hal ini menambah volume ventrikel sebesar ± 20 persen. 14 Atrium memiliki 3 fungsi dasar yaitu sebagai reservoir, konduit, dan pompa. Hal ini sering disebut sebagai atrial kick. Adanya atrial kick akan memperkuat kontraktilitas ventrikel sebagaimana dijelaskan oleh hukum Frank-Starling. Pompa atrial berperan sebesar 26±3%, 38±4%, 19±6% berurutan pada fungsi diastolik yang normal, gangguan relaksasi, dan gangguan restrikstif (Gambar 2.4). 14 Karena hal itu, dinkronisasi kontraksi atrium dan ventrikel memegang peranan penting dalam besaran curah jantung dan dapat meningkatkan curah jantung sebesar 25-30% serta menurunkan tekanan atrium kiri. 13 Awitan kontraksi dari atrium yang optimal adalah sesaat sebelum fase kontraksi isovolumetrik. Pada EKG normal, hal ini tercermin sebagai interval PQ. Kontraksi yang terlalu awal akan menyebabkan hilangnya fungsi pompa atrial dan dapat menyebabkan terjadinya regurgitasi katup mitral saat diastol. Sebaliknya, kontraksi atrium yang terlambat akan mengakibatkan berkurangnya waktu fase pompa atrial karena penutupan awal katup AV (Gambar 2.5). Karena hal itu, sinkroni AV memegang peranan penting dalam besaran curah jantung. Awitan kontraksi atrium terhadap kontraksi ventrikel memegang peranan penting. 7 Universitas Indonesia

23 Gambar 2. 4 Fungsi atrium kiri di berbagai tingkat gangguan diastolik1 A B C Gambar 2. 5 Hubungan DAVD dengan pola pengisian katup mitral pada ekokardiografi A. DAVD optimal dimana gelombang E dan A terpisah sempurna. B. DAVD terlalu pendek yang mengakibatkan gelombang A yang terpotong. C. DAVD terlalu panjang yang mengakibatkan adanya diastolic mitral regurgitation.8 8 Universitas Indonesia

24 3. Sinkroni AV pada pasien dengan pacu jantung dual chamber Pada pasien dengan PJ permanen dengan pemasangan lead di dua kamar (atrium dan ventrikel), sinkroni kontraksi atrium dan ventrikel ditentukan oleh DAVD. DAVD optimal merupakan DAVD yang memberikan nilai curah jantung atau isi sekuncup terbesar untuk pasien tersebut. DAVD yang terlalu pendek akan mengakibatkan kontraksi atrium terlambat dan DAVD yang panjang akan menyebabkan kontraksi atrium terlalu awal. Curah jantung dapat meningkat sebesar 4% hingga 20 persen saat DAVD ditingkatkan secara progresif dari 0 hingga ms. 15,16 Penelitian dari Haskel, dkk tahun 1988 terhadap 10 pasien dengan PJ DDDR menunjukkan DAVD optimal pada angka ms dengan menggunakan kurva doppler untuk menentukan besaran curah jantung. 17 Mehta, dkk pada penelitiannya terhadap 13 pasien dengan PJ DDD saat istirahat menunjukkan DAVD optimal pada angka ms. 16 Beberapa penelitian lain juga menunjukkan hasil yang relatif berbeda seperti yang dapat dilihat pada tabel 2.1. Pemasangan PJ di dua kamar sejatinya memerlukan optimasi dari pengaturan elektrofisiologis yang bersifat unik untuk tiap pasien. Namun umumnya optimasi ini jarang dilakukan pada praktek sehari-hari yang terutama disebabkan karena prosedur yang memakan waktu lama, biaya, dan kesulitan pengukuran. 18 Penelitian Subyek Metode (Luaran) n DAVD optimal Haskel dkk, TAVB+DDDR Echo (CJ) ms Mehta dkk, TAVB+DDD Echo (CJ) ms Crystal dkk, AVB+DDD Impedans (CJ) ±64 ms Ritter dkk, AVB+DDD Echo (CJ) ±25 ms PEA (CJ)* ±21 ms Ishikawa dkk, AVB+DDD Swan-Ganz (CJ,dP/dT) 8 161±33 ms Melzer dkk, TAVB+DDD VRN (CJ) + EF 35% EF < 35% ±28 ms 180±35 ms Porciani dkk, TAVB+DDD Echo (CJ) ±36 ms Ioannis dkk, TAVB+DDD Echo (fx diastolik) ms Wu dkk, TAVB+DDD EKG ms Osman dkk, TAVB+DDD Echo (CJ) ms Tabel 2. 1 Nilai DAVD optimal dari berbagai penelitian 9 Universitas Indonesia

25 Terdapat berbagai macam metode untuk menentukan DAVD optimal. Terdapat 3 metode utama yang sering dipakai yaitu predefined, iterative, dan otomatis. Metode predefined menggunakan formula yang telah ditetapkan dalam beberapa penelitian. DAVD hasil perhitungan dianggap merupakan DAVD optimal seperti yang ditunjukkan oleh penelitian dari Ritter, Ismer, Ishikawa, Mezulin, dkk. Metode iterative merupakan metode yang tersering digunakan. Metode ini umumnya menggunakan doppler ekokardiografi atau pemeriksaan non invasif lain seperti radiologi nuklir, invasif hemodinamik, dll. Nilai paramater hemodinamik terbaik yang dicapai dibandingkan dengan nilai DAVD untuk mendapatkan hasil yang optimal. Metode otomatis umumnya digunakan pada cardiac resynchronization therapy (CRT) dengan pengukuran kontinu parameter hemodinamik dan penyesuaian DAVD sesuai algoritmenya. Setiap metode dapat dilakukan evaluasi hemodinamik segera dengan mengukur fraksi ejeksi (EF) ventrikel kiri, dp/dt, isi sekuncup, dan curah jantung melalui pengukuran invasif atau non invasif. 18 Pengaturan DAVD yang optimal terbukti dapat memperbaiki baik parameter hemodinamik maupun parameter klinis. Nilai DAVD tanpa optimalisasi umumnya berdasarkan nilai baku yang ditetapkan di pabrik dan berbeda antara tiap alat. Penelitian dari Osman dkk tahun 2014 pada 40 pasien dengan pacu jantung DDD, menunjukkan perbaikan dalam parameter isi sekuncup, global longitudinal strain, dan kadar BNP pada pasien yang dilakukan optimalisasi DAVD. 26 Freilingsdorf dkk, melakukan penelitian pada 13 pasien dengan DDD yang dilakukan optimalisasi DAVD dibandingkan yang tidak. Didapatkan hasil perbaikan EF saat istirahat sebesar 51%±10% pada optimal DAVD berbanding 44%±11% pada DAVD yang tidak diatur. 27 Klimczak, dkk pada tahun 2014 juga meneliti 37 pasien dengan pacu jantung DDD. Dilakukan optimalisasi DAVD pada satu kelompok, sedangkan kelompok lain tetap menggunakan DAVD sesuai DAVD pabrikan tanpa diatur. Didapatkan hasil perbaikan curah jantung, isi sekuncup, indeks kardiak setelah evaluasi 3 bulan. Juga terdapat perbaikan parameter klinis berupa probnp, kelas fungsional dari New York Heart Association (NYHA), dan jarak tes jalan 6 menit yang signifikan Universitas Indonesia

26 4. Fungsi diastolik Fungsi diastolik merupakan suatu proses yang kompleks dan berhubungan dengan banyak faktor. Beberapa faktor diketahui mempengaruhi mekanisme pengisian ventrikel pada fase diastol. Faktor ini antara lain relaksasi ventrikel, daya hisap diastolik, efek koroner, faktor vikoelastik miokard, tahanan pericard, interaksi interventrikel, dan kontribusi atrium. 28 Konsep ini disederhanakan dengan membagi fase diatolik menjadi 4 fase, yaitu fase relaksasi isovolumetrik, fase pengisian cepat ventrikel, fase diastasis, dan fase pompa atrium. 29,30 Nishimura, dkk membagi siklus jantung Wiggers menjadi fase kontraksi, relaksasi, dan pengisian diastolik (Gambar 2.6). 28 Fase kontraksi meliputi ejeksi isovolumetrik dan setengah bagian dari ejeksi sistolik dengan transisi ke relaksasi. Fase relaksasi meliputi setengah bagian ejeksi sistolik, relaksasi isovolumetrik, dan fase pengisian cepat. Relaksasi ventrikel adalah rerata dan durasi dari penurunan tekanan di ventrikel setelah proses sistolik dan merupakan proses yang memerlukan energi. Fase pengisian diastolik adalah fase pengisian lambat (diastasis) dan kontraksi atrium. Awal fase pengisian diastolik sangat tergantung dari kelanjutan proses relaksasi VK. Determinan mayor untuk proses pengisian ventrikel adalah relaksasi ventrikel dan komplians ventrikel. Pada beberapa keadaan seperti disfungsi miokard, abnormalitas relaksasi umumnya terjadi lebih dulu dibandingkan dengan abnormalitas sistolik. 28 Inaktivasi ventrikel yang terlambat, pengurangan beban ventrikel, dan daya relaksasi yang tidak seragam, mengakibatkan mekanisme diastol terganggu. 29 Hal ini mengurangi kemampuan relaksasi ventrikel dalam fase pengisian cepat. Umumnya hal ini diikuti dengan peningkatan fase kontraksi atrium. Compliance adalah properti pasif dari VK saat menerima darah dari atrium kiri. Compliance didefinisikan sebagai kemampuan VK untuk mempertahankan tekanan dalam perubahan volume. Beberapa interaksi kompleks terjadi pada fase ini, seperti relaksasi VK, daya hisap diastolik, fase pengisian pasif, tahanan pericard, interaksi interventrikular, dan faktor viskoelastik miokard. 28 Gangguan compliance dapat disebabkan oleh peningkatan kekakuan miokard, peningkatan tahanan pericard, atau peningkatan volume VK yang berlebihan. 11 Universitas Indonesia

27 Disfungsi diastolik dapat dinilai dengan pemeriksaan ekokardiografi. Penilaian fungsi diastolik ini masih terus berkembang dengan ditemukannya berbagai parameter baru yang dapat menilai fungsi diastolik ventrikel kiri dan left ventricle end diastolic pressure (LVEDP). Penilaian fungsi diastolik terbaru dapat dilihat dari skema diagnostik yang dikeluarkan America Society of Echocardiography tahun 2009 (Gambar 2.7). 31 Gambar 2. 6 Kurva Wiggers dan proses diatolik dalam berbagai fase. (IVR : isovolumetric relaxation, RF : Rapid filling, SF : slow filling, AC : atrial compliance, Ao : Aorta, LV : Lest ventricle, LA : Left atrium) Universitas Indonesia

28 Gambar 2. 7 Skema diagnostik disfungsi diastolik (LA: left atrium, DT : deceleration time, Av. : average, Ar : durasi A reflux dari vena pulmonalis; Val: valsava manuever) Sinkroni AV dan fungsi diastolik Proses diastolik dipengaruhi oleh sinkroni AV dalam beberapa hal. Galderisi, dkk meneliti hubungan antara gambaran fungsi diastolik VK pada ekokardiografi dengan laju nadi dan gambaran EKG. Didapatkan adanya hubungan terbalik antara laju nadi dengan besar E, rasio E/A, VTI E/A. Hubungan positif terdapat pada besar A dan fraksi pengisian atrium. Sementara interval segmen PR pada EKG berhubungan terbalik dengan VTI E/A, dan sebanding dengan fraksi pengisian atrium. 32 Penelitian dari Silva, dkk tahun 2008 juga membuktikan bahwa subjek disfungsi diastolik grade I bila dibandingkan dengan yang normal, gambaran EKG PR interval lebih panjang. 33 Diketahui bahwa DAVD merefleksikan interval PR/PQ pada EKG. DAVD mempengaruhi fungsi diastolik dalam perannya terhadap pola pengisian katup mitral. Penelitian dari Ioannis, dkk tahun 2004 pada 22 pasien dengan PJ dual chamber menujukkan bahwa DAVD yang berbeda mempengaruhi pola pengisian katup mitral. DAVD yang pendek memberikan fungsi diastolik yang lebih baik. DAVD pada ms jika dibandingkan dengan DAVD pada 200 ms memberikan rasio E/A (0.90±0.25 vs. 0.54±0.13), durasi pengisian VK (0.4±0.06 vs. 0.33±0.05), dan kadar ANP yang lebih baik. 24 Hal ini juga didukung oleh penelitian Leonelli, dkk dimana nilai DAVD optimal dicapai pada angka 140 ms. 34 Penelitian Modena, 13 Universitas Indonesia

29 dkk juga menunjukkan bahwa perubahan DAVD ke 100 ms menormalisasi pola pengisian katup mitral. 35 Dari 3 penelitian di atas didapatkan bahwa DAVD yang memberikan pola pengisian katup mitral yang optimal terlatak pada rentang ms. Hal ini berbeda dengan apa yang didapatkan dalam penentuan DAVD optimal berdasarkan besaran curah jantung yang umumnya berkisar antara ms. Mekanisme penyebab hal ini belum diketahui pasti. 14 Universitas Indonesia

30 BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN ALUR PENELITIAN 1. Kerangka Teori Gambar 3. 1 Kerangka Teori Fungsi diastolik Relaksasi ventrikel Daya hisap diastolik Efek koroner Faktor vikoelastik miokard Tahanan pericard Interaksi interventrikel Kontribusi atrium Pemasangan pacu jantung Gangguan Diastolik Gangguan diastolik Truncated A wave Diastolic MR Penurunan DFT Disinkroni kontraksi atrium & ventrikel Optimalisasi DAVD Perbaikan fungsi diastolik Perbaikan fungsi diastolik Peningkatan rasio E/A Peningkatan DFT Perbaikan fungsi sistolik Peningkatan CJ Peningkatan kualitas hidup Peningkatan 6MWD 15 Universitas Indonesia

31 1. Kerangka Konsep Gambar 3. 2 Kerangka Konsep Variable Independen Parameter fungsi diastolik ekokardiografi (E/A, DT, IVRT, e', a' E/e ) Variable Perancu Latensi capture miokard Intra-atrial conduction delay Disfungsi sistolik ventrikel kiri DAVD pabrikan Usia Laju Nadi Level katekolamin Nilai DAVD optimal Variable Dependen 16 Universitas Indonesia

32 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi potong lintang. 2. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta mulai Oktober hingga November Subyek Penelitian Pasien BAVT dengan pacu jantung dual chamber yang datang ke poliklinik Pusat Jantung Nasional Harapan Kita (PJNHK). 4. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive pada pasien BAVT dengan pacu jantung dual chamber yang datang ke poliklinik PJNHK. 5. Besar Sampel Perhitungan besar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus besar sampel korelasi yaitu : n ( Z + Z ) α β 1 = + ( 0.5ln[(1 + r /(1 r)] ) Indeks kepercayaan (alpha) pada penelitian ini adalah 95% dengan Zα = 1,96. Kekuatan penelitian adalah sebesar 70% sehingga Zβ =0,524. Oleh karena belum ada penelitian sebelumnya yang serupa maka nilai r diambil dari studi pendahuluan pada 11 pasien. Didapatkan nilai r : Jumlah sampel minimal berdasarkan perhitungan di atas adalah 21 pasien Universitas Indonesia

33 6. Kriteria Inklusi dan Ekslusi Kriteria Inklusi: Pasien BAVT dengan pacu jantung dual chamber Kriteria Eksklusi Jendela ekokardiografi yang buruk Fibrilasi atrium Abnormalitas konduksi inter dan intra atrial yang dinilai dari durasi gelombang p EKG > 120 ms Laju nadi di atas 90 denyut/menit Fraksi Ejeksi kurang dari 40% Usia <20 tahun 7. Identifikasi Variabel Variabel Independen : Fungsi diastolik ventrikel kiri (E/A, E/e', E'medial, E'lateral, a', E'/A', IVRT, DT) Variabel Dependen : Nilai DAVD optimal 8. Prosedur Penelitian Penelitian dikerjakan di Departemen Kardiologi & Kedokteran Vaskular FKUI / Pusat Jantung Nasional Harapan Kita; melibatkan pasien dengan riwayat pemasangan PJP dual chamber Pasien poliklinik RS PJNHK yang memenuhi kriteria inkulsi dan eksklusi dimintakan persetujuan untuk mengikuti penelitian Diambil data dasar dari rekam medis berupa indikasi pemasangan PJP, riwayat penyakit, dan obat-obatan yang dikonsumsi Dilakukan interogasi PJP awal untuk melihat mode PJP dan DAVD pabrikan Dilakukan pemeriksaan ekokardiografi fungsi sistolik dan diastolik dengan DAVD pabrikan (fraksi ejeksi, E/A, E/e', E'medial, E'lateral, a', E'/A', IVRT, DT) dengan alat ekokardiografi GE Vivid 7 Ultrasound 18 Universitas Indonesia

34 Pemeriksaan ekokardiografi dilakukan oleh sonografer yang telah terlatih. Hasil pemeriksaan dianalisa secara offline menggunakan software EchoPac. Laju nadi PJP diatur pada 90 x/menit Dilakukan pemeriksaan Doppler pulse wave dengan volume sampel di LVOT dengan menghitung Velocity Time Integral (VTI) pada DAVD pabrikan Pemeriksaan VTI-LVOT dilakukan 10 detik setelah perubahan setting DAVD Dilakukan pemeriksaan ekokardiografi Doppler di LVOT dengan menghitung VTI pada DAVD 100 ms; 120 ms; 150 ms; 180 ms; 200 ms; 220 ms Nilai VTI tertinggi dari DAVD terkait dicatat sebagai DAVD optimal Dilakukan analisa fungsi diastolik serta pembagian derajat disfungsi berdasarkan rekomendasi dari American Society of Echocardiography Alur Penelitian Gambar 4 1 Alur Penelitian Pasien dengan PJP dual chamber Pengambilan ekokardiografi fungsi distolik dan sistolik pada DAVD pabrikan Dilakukan optimalisasi DAVD berdasarkan VTI LVOT terbesar 19 Universitas Indonesia

35 10. Analisa statistik Data numerik ditampilkan dalam nilai rerata ± simpang deviasi. Data diuji dengan analisa statistik korelasi Pearson. Uji perbandingan rerata menggunakan independent t-test. Data diolah dengan perangkat lunak SPSS Definisi operasional DAVD : Durasi AV delay adalah durasi antara pacing atau sensing di lead atrial dengan pacing di ventrikel. Nilai ini ada pada setiap PJP dual chamber. DAVD optimal : nilai DAVD yang sesuai dengan curah jantung terbesar pada pasien. Nilai curah jantung terbesar didapatkan dari pengalian antara velocity time integral (VTI), yang diukur dengan pulse wave doppler pada jalur keluar ventrikel kiri (LVOT), dengan laju nadi. Oleh karena laju nadi dibuat sama, nilai VTI tertinggi merefleksikan curah jantung terbesar. Setiap pasien dilakukan pengukuran VTI di LVOT pada DAVD 100 ms, 120 ms, 150 ms, 180 ms, 200 ms, dan 220 ms. DAVD yang memberikan nilai VTI tertinggi ditetapkan sebagai DAVD optimal. Gagal jantung : Diagnosis gagal jantung diambil dari data rekam medis sesuai dengan diagnosis akhir pasien yang dirawat Penyakit jantung koroner : Diagnosis penyakit jantung koroner diambil dari data rekam medis sesuai dengan diagnosis akhir pasien yang dirawat Penyakit jantung katup : Diagnosis penyakit jantung katup diambil dari data rekam medis sesuai dengan diagnosis akhir pasien yang dirawat Disfungsi diastolik : Definisi disfungsi diastolik menggunakan rekomendasi dari American Society of Echocardiography 31. Disfungsi diastolik dibagi menjadi normal, disfungsi grade I (gangguan relaksasi), disfungsi grade II (gangguan compliance), dan disfungsi grade III (gangguan restriktif) 12. Variabel-variabel A. Variabel yang dicatat dari Rekam Medis 1. Usia 2. Jenis Kelamin 20 Universitas Indonesia

36 4. Obat-obatan yang diminum 5. Penyakit jantung penyerta B. Variabel yang dicatat dari alat programmer PJP 1. Mode PJP 2. DAVD pabrikan 3. Merk dan tipe PJP C. Variabel yang dicatat dari Ekokardiografi 1. Fraksi ejeksi sebelum optimalisasi 2. E/A sebelum optimalisasi 3. E/e' sebelum optimalisasi 4. Deceleration Time sebelum optimalisasi 5. IVRT sebelum optimalisasi 7. VTI LVOT sebelum optimalisasi 8. VTI LVOT pada DAVD 100 ms 9. VTI LVOT pada DAVD 120 ms 9. VTI LVOT pada DAVD 150 ms 10. VTI LVOT pada DAVD 180 ms 10. VTI LVOT pada DAVD 200 ms 11. VTI LVOT pada DAVD 220 ms 21 Universitas Indonesia

37 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Subyek Penelitian Jumlah pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada periode Oktober - November 2014 sebanyak 35 subyek. Karakteristik pasien dapat dilihat pada tabel 5.1 yang disajikan dengan nilai rerata ± simpang baku untuk data numerik, dan persentase untuk data kategorik. Sebagian besar subyek adalah perempuan. Tabel 5. 1 Karakteristik Dasar (n= 35 subyek) Variabel Nilai Rerata±Standar Deviasi Usia (tahun) ± 16.8 Perempuan 22 (55%) Komorbiditas Gagal jantung 3 (11.4%) Penyakit jantung koroner 6 (17.1%) Penyakit katup jantung 1 (2.8%) Medikasi ACE-I 10 (28.6%) Beta-blocker 5 (14.3%) CCB-DP 4 (11.4%) Fraksi ejeksi (%) 58.8 ± 10.3 Tahun pemasangan 2012 ± 2.7 DAVD pabrikan (ms) ± Karakteristik fungsi diastolik dari ekokardiografi Karakter fungsi diastolik berdasarkan ekokardiografi pada subyek terlihat pada tabel 5.2. Definisi disfungsi diastolik menggunakan rekomendasi dari American Society of Echocardiography (Gambar 7). 36 Disfungsi diastolik didasarkan nilai e' septal < 8 atau e' lateral < 10. Disfungsi diastolik didapatkan pada 68.6% subyek (51.4% Grade I, 14.3% Grade II, 2.9% grade III). Pola dari mitral inflow dapat dilihat dari rasio E/A. Pada penelitian ini, 74 persen dari subyek memiliki nilai E/A < 1. Fusi antara gelombang E dan A pada Doppler 22 Universitas Indonesia

38 mitral inflow terlihat pada 54.3% subyek. Pemanjangan deceleration time > 220 ms didapatkan pada 22.9% subyek. Sebagian besar subyek (65.7%) memiliki DAVD pabrikan 150 ms, sisanya dengan DAVD pabrikan 170 ms. Fusi antara gelombang E dan A terdapat pada 54.3% subyek pada pengukuran mitral inflow saat DAVD pabrikan (68% pada DAVD 150 ms; 31% pada DAVD 170 ms). Tabel 5. 2 Karakteristik fungsi diastolik Variabel Nilai Rerata±Standar Deviasi E/A 0.95 ± 0.56 e' medial 6.94 ± 2.0 e' lateral 8.2 ± 2.7 E/e' ± 4.2 e'/a' 0.78 ± 0.30 Deceleration Time ± 64.7 IVRT ± Rerata DAVD optimal pada subyek Nilai rerata DAVD optimal pada 35 subyek adalah 162 ± 46.1 ms. Tabel 5.3 memperlihatkan nilai VTI rerata pada tiap DAVD yang berbeda. Bila dilakukan analisa pada nilai VTI pada DAVD yang berbeda, tampak nilai VTI tidak jauh berbeda untuk tiap DAVD. Tabel 5. 3 Rerata VTI pada DAVD yang berbeda DAVD (ms) Nilai Rerata±Standar Deviasi ± ± ± ± ± ± Universitas Indonesia

39 5.4 Hubungan antara komponen parameter fungsi diastolik ventrikel kiri dengan DAVD optimal Dilakukan uji korelasi Pearson antara berbagai parameter diastolik ventrikel kiri dengan nilai DAVD optimal. Hasil dari uji korelasi menunjukkan adanya korelasi lemah antara fungsi diastolik ventrikel kiri (E/A) dengan nilai DAVD optimal dengan (r: ; p : 0.036). Hasil uji korelasi dengan parameter fungsi diastolik lain tidak menunjukkan hasil yang bermakna. Hasil uji korelasi dapat dilihat pada tabel Tabel Hubungan komponen parameter fungsi diastolik ventrikel kiri dengan DAVD optimal Variabel Nilai r Nilai p E/A E'medial E'lateral E/e' E'/A' DT IVRT Dari hasil analisa bivariat di atas, dilakukan analisa multivariat dengan faktor perancu usia, fraksi ejeksi, dan DAVD pabrikan. Setelah dilakukan analisa multivariat didapatkan rasio E/A (p: 0.007) dan e' medial (p: 0.026) yang berkorelasi dengan DAVD optimal. (tabel 5.4.2). Tabel Analisa multivariat antara komponen parameter fungsi diastolik dengan DAVD optimal Variabel β IK 95% p E/A E'medial Usia DAVD pabrikan Fraksi ejeksi Peneliti lalu mencoba melihat perbedaan rerata DAVD optimal pada subyek normal dan disfungsi diastolik. Tidak terdapat perbedaan rerata yang 24 Universitas Indonesia

40 signifikan (nilai p : 0.217) untuk perbedaan rerata antar grup. Hal ini dapat dilihat pada tabel Tabel Perbedaan rerata DAVD optimal pada tiap disfungsi diastolik Fungsi diatolik Nilai Rerata±Standar Deviasi Nilai p Normal ± 44 ms Disfungsi diastolik grade I ± 45 ms Disfungsi diastolik grade II 144 ± 43 ms Disfungsi diastolik grade III 100 ms 5.5 Perbedaan rerata DAVD optimal pada beberapa parameter diastolik Peneliti mencoba mencari apakah terdapat perbedaan rerata DAVD optimal pada tiap parameter fungsi diastolik ventrikel kiri. Ditemukan perbedaan rerata yang bermakna antara 2 kelompok fungsi diastolik yang berbeda bila berdasarkan pola mitral inflow (E/A). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.5 dan gambar 8. Tabel 5.5 Perbedaan rerata DAVD optimal pada beberapa parameter diastolik Variabel Rerata DAVD optimal (ms) Nilai p E/A 1 < ± ±42.23 E'/A' < ± ± 39 E' medial 8 < ± ± 44.7 E' lateral 10 < ± ± 47.7 E/e' 8 > ± ± Universitas Indonesia

41 ± ± 42.5 Gambar Perbedaan rerata DAVD optimal pada nilai E/A yang berbeda (p : 0.01) 26 Universitas Indonesia

42 BAB VI PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan adanya korelasi yang bermakna antara komponen parameter fungsi diastolik ventrikel kiri dengan DAVD optimal. Komponen parameter fungsi diastolik yang bermakna adalah rasio E/A dan e' medial. Rasio E/A menunjukkan korelasi negatif terhadap nilai DAVD optimal. Belum pernah ada yang meneliti tentang hubungan parameter fungsi diastolik dengan DAVD optimal sebagai variabel dependennya. Penelitian ini mendapatkan adanya hubungan antara pola mitral inflow (E/A) dengan DAVD optimal (r:-0.356, p: 0.036). Penelitian tentang hubungan fungsi diastolik (E, A, rasio E/A) dengan DAVD diantaranya dilakukan oleh Ioannis, dkk tahun Penelitian dilakukan pada 22 subyek, dimana dilakukan pacu dengan DAVD 100 ms; 150 ms; dan 200 ms. Setelah pacu, diukur komponen mitral inflow (E/A) masing-masing dengan ekokardiografi. Dari penelitian ini didapatkan bahwa variasi DAVD mempengaruhi pola mitral inflow pada subyek. Rasio E/A dipengaruhi oleh usia subyek. Pada usia di atas 60 tahun, rasio E/A normalnya berada pada kisaran 0.96 ± ,37 Oleh karena itu dilakukan analisa multivariat terhadap faktor perancu usia dan faktor perancu lain seperti DAVD pabrikan, dan fraksi ejeksi. Hasil analisa tetap menunjukkan adanya korelasi yang signifikan dan variabel usia tidak berkorelasi. Penelitian ini kemudian mencoba melakukan perbandingan antara 2 kelompok berdasarkan rasio E/A, dengan pemikiran bahwa pada subyek dengan rasio E/A <1 terdapat pola pengisian atrial yang lebih dominan. Penelitian dari Prioli, dkk tahun 1998 menemukan bahwa subyek dengan gangguan relaksasi rasio E/A<1, atrial kick berperan sebesar 38 ± 4% pada fase pengisian diastolik. Hal ini lebih besar dibandingkan dengan kontribusi atrial kick pada subyek normal atau E/A>2 (26 ± 3%; 19 ± 6% ). 14 Dapat disimpulkan bahwa pada pasien dengan rasio E/A<1, atrial kick memiliki peran yang lebih dominan dibanding subyek dengan rasio E/A 1. Adanya gangguan pada relaksasi ventrikel akan menyebabkan fase pengisian cepat berkurang, dan sebagai kompensasinya fase kontraksi atrium akan berperan lebih besar. 38 Hal ini mungkin akan menyebabkan 27 Universitas Indonesia

43 waktu yang dibutuhkan untuk pengisian atrial menjadi lebih panjang. Penelitian dari Galderisi, dkk pada 722 subyek sehat juga menujukkan interval PR pada EKG berbanding terbalik dengan rasio E/A dan sebanding dengan fraksi pengisian atrial. Pada penelitian ini, terdapat perbedaan rerata DAVD optimal ( ± 42.5 vs ±42.23) pada kelompok dengan rasio E/A<1 dan E/A 1. Kelompok dengan rasio E/A <1 memiliki DAVD optimal yang lebih panjang dibanding kelompok dengan E/A 1 sesuai dengan studi tentang gangguan relaksasi tersebut di atas. E' merupakan parameter tissue doppler imaging (TDI) yang menggambarkan fungsi relaksasi ventrikel kiri dan faktor intrinsik miokard dalam fungsi diastolik. Sohn, dkk meneliti 38 pasien yang dilakukan kateterisasi jantung kiri dan pemeriksaan ekokardiografi secara simultan. Ditemukan bahwa parameter e' berkorelasi baik dengan tau (r=-0.46, p <0.01). 39 Hal yang sama juga dinyatakan oleh Oki, dkk. pada penelitiannya terhadap 38 orang dengan gangguan relaksasi ventrikel kiri. 40 Penelitian ini menemukan bahwa e' medial berkorelasi dengan nilai DAVD optimal. Gangguan relaksasi dipikirkan menjadi alasan adanya korelasi negatif antara e' medial dengan nilai DAVD optimal. Dibandingkan dengan parameter E/A, e' medial memiliki hubungan korelatif yang lebih rendah. Penelitian ini mencoba memilah subyek dengan disfungsi diastolik berdasarkan rekomendasi American Society of Echocardiography menjadi fungsi diastolik normal, gangguan relaksasi (Grade I), gangguan compliance (Grade II), dan gangguan restriktif (Grade III). Dilakukan analisa perbandingan rerata DAVD optimal pada tiap kelompok. Namun tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara rerata keempat kelompok tersebut (Tabel 5.5). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antara fungsi diastolik ventrikel kiri dengan nilai DAVD optimal. Penelitian ini mencoba melihat hubungan beberapa parameter fungsi diastolik lain, diantaranya E'/A', E/e', DFT, DT, dan IVRT dengan DAVD optimal. Namun parameter tersebut tidak menunjukkan korelasi yang bermakna dengan DAVD optimal. Parameter TDI ekokardiografi seperti E'/A', E/e' menunjukkan besaran left ventricle end diastolic pressure (LVEDP) pada subyek dan tidak berhubungan langsung dengan pola pengisian ventrikel seperti rasio 28 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi ini terjadi perubahan struktur katup mitral yang menyebabkan gangguan pembukaan, sehingga aliran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang SMF Kardiologi dan Kedokteran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang SMF Kardiologi dan Kedokteran BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang SMF Kardiologi dan Kedokteran Vaskular serta SMF Rehabilitasi Medik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2016 di Instalasi Rawat Jalan Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Moewardi Surakarta. B. Jenis Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya peningkatan tekanan pengisian (backward failure), atau kombinasi

BAB I PENDAHULUAN. adanya peningkatan tekanan pengisian (backward failure), atau kombinasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan metabolik tubuh (forward failure), atau

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEKANAN DARAH RUMAH DENGAN DERAJAT DISFUNGSI DIASTOLIK PADA PENDERITA HIPERTENSI DALAM PENGOBATAN

HUBUNGAN TEKANAN DARAH RUMAH DENGAN DERAJAT DISFUNGSI DIASTOLIK PADA PENDERITA HIPERTENSI DALAM PENGOBATAN UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN TEKANAN DARAH RUMAH DENGAN DERAJAT DISFUNGSI DIASTOLIK PADA PENDERITA HIPERTENSI DALAM PENGOBATAN TESIS I MADE PUTRA SWI ANTARA 0806485404 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi. Penelitian dilakukan dari bulan Februari 2016 Juli 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi. Penelitian dilakukan dari bulan Februari 2016 Juli 2016 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Tempat dan waktu penelitian 3.1.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang 3.1.1.2 Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab stenosis mitral paling sering adalah demam rematik, kemudian dapat

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab stenosis mitral paling sering adalah demam rematik, kemudian dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stenosis mitral adalah kondisi dimana terjadi hambatan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri pada fase diastolik akibat penyempitan katup mitral. 1 Penyebab

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekokardiografi M-Mode 2.1.1 Sejarah Ekokardiografi M-Mode Penggunaan ultrasound dalam penegakan diagnosa penyakit jantung telah ada sejak tujuh dekade terakhir, pertama kali

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA MENDERITA HIPERTIROIDISME SECARA KLINIS DENGAN KELAINAN FUNGSI VENTRIKEL KIRI JANTUNG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN LAMA MENDERITA HIPERTIROIDISME SECARA KLINIS DENGAN KELAINAN FUNGSI VENTRIKEL KIRI JANTUNG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN LAMA MENDERITA HIPERTIROIDISME SECARA KLINIS DENGAN KELAINAN FUNGSI VENTRIKEL KIRI JANTUNG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus Jantung Siklus jantung terdiri dari periode relaksasi yang disebut diastol dan periode kontraksi yang disebut sistol. Diastol merupakan bagian dari siklus jantung dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh dimana pada saat memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Untuk fungsi tersebut, otot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gagal jantung adalah sindroma klinis yang kompleks yang timbul akibat kelainan struktur dan atau fungsi jantung yang mengganggu kemampuan ventrikel kiri dalam mengisi

Lebih terperinci

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi Nama : Herda Septa D NPM : 0926010138 Keperawatan IV D Curah jantung Definisi Kontraksi miokardium yang berirama dan sinkron menyebabkan darah dipompa masuk ke dalam sirkulasi paru dan sistemik. Volume

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013).

BAB I PENDAHULUAN. maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis akibat kelainan struktural maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013). Prevalensi gagal

Lebih terperinci

INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA

INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA PENDAHULUAN Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari rekaman aktivitas listrik jantung

Lebih terperinci

Informed Consent Penelitian

Informed Consent Penelitian 62 Lampiran 1. Lembar Kerja Penelitian Informed Consent Penelitian Yth. Bapak/Ibu.. Perkenalkan saya dr. Ahmad Handayani, akan melakukan penelitian yang berjudul Peran Indeks Syok Sebagai Prediktor Kejadian

Lebih terperinci

HUBUNGAN MITRAL VALVE AREA (MVA) DENGAN HIPERTENSI PULMONAL PADA STENOSIS MITRAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN MITRAL VALVE AREA (MVA) DENGAN HIPERTENSI PULMONAL PADA STENOSIS MITRAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN MITRAL VALVE AREA (MVA) DENGAN HIPERTENSI PULMONAL PADA STENOSIS MITRAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata 1 kedokteran

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GLAUKOMA DENGAN DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

HUBUNGAN ANTARA GLAUKOMA DENGAN DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran HUBUNGAN ANTARA GLAUKOMA DENGAN DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Karla Kalua G0011124 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

Sinyal ECG. ECG Signal 1

Sinyal ECG. ECG Signal 1 Sinyal ECG ECG Signal 1 Gambar 1. Struktur Jantung. RA = right atrium, RV = right ventricle; LA = left atrium, dan LV = left ventricle. ECG Signal 2 Deoxygenated blood Upper body Oxygenated blood Right

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO KARDIOMIOPATI DILATASI DI RUMAH SAKIT DR. KARIADI SEMARANG KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR RISIKO KARDIOMIOPATI DILATASI DI RUMAH SAKIT DR. KARIADI SEMARANG KARYA TULIS ILMIAH FAKTOR RISIKO KARDIOMIOPATI DILATASI DI RUMAH SAKIT DR. KARIADI SEMARANG KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian proposal Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung, jaringan arteri, vena, dan kapiler yang mengangkut darah ke seluruh tubuh. Darah membawa oksigen dan nutrisi penting untuk

Lebih terperinci

Hubungan antara Kadar Troponin T dengan Fungsi Diastolik Ventrikel Kiri pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RS Al Islam Bandung Tahun 2014

Hubungan antara Kadar Troponin T dengan Fungsi Diastolik Ventrikel Kiri pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RS Al Islam Bandung Tahun 2014 Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan antara Kadar Troponin T dengan Fungsi Diastolik Ventrikel Kiri pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RS Al Islam Bandung Tahun 2014 1 M.Fajar Sidiq, 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. homeostassis dari hormon ini sangat penting bagi pengoptimalan dari fungsi

BAB I PENDAHULUAN. homeostassis dari hormon ini sangat penting bagi pengoptimalan dari fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hormon tiroid mempengaruhi setiap sel, jaringan dan organ di tubuh, dan homeostassis dari hormon ini sangat penting bagi pengoptimalan dari fungsi jantung. 1 Hormon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan adanya penyempitan pada katup mitral (Rilantono, 2012). Kelainan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan adanya penyempitan pada katup mitral (Rilantono, 2012). Kelainan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stenosis mitral adalah penyakit kelainan katup jantung yang menyebabkan terlambatnya aliran darah dari atrium kiri menuju ventrikel kiri pada fase diastolik disebabkan

Lebih terperinci

SOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN

SOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN SOP ECHOCARDIOGRAPHY N O A B C FASE PRA INTERAKSI TINDAKAN 1. Membaca dokumentasi keperawatan. 2. Menyiapkan alat-alat : alat echocardiography, gel, tissu. 3. Mencuci tangan. FASE ORIENTASI 1. Memberikan

Lebih terperinci

Tutorial BUNYI DAN BISING JANTUNG. Dr. Poppy S. Roebiono, SpJP(K) Dept. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI / PJNHK

Tutorial BUNYI DAN BISING JANTUNG. Dr. Poppy S. Roebiono, SpJP(K) Dept. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI / PJNHK Tutorial BUNYI DAN BISING JANTUNG Dr. Poppy S. Roebiono, SpJP(K) Dept. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI / PJNHK LISTRIK JANTUNG impuls listrik dari SA node melalui atrium AV node berkas His serabut

Lebih terperinci

PENGARUH LETAK TENSIMETER TERHADAP HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH LETAK TENSIMETER TERHADAP HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH LETAK TENSIMETER TERHADAP HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 pendidikan dokter YUDHA

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 Indra Pramana Widya., 2011 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian terdiri dari 17 pasien DM tipe 2 dengan HbA1C < 7% (rerata usia 63,12 ± 9,38 tahun; 22,7%

Lebih terperinci

4. HASIL 4.1 Karakteristik pasien gagal jantung akut Universitas Indonesia

4. HASIL 4.1 Karakteristik pasien gagal jantung akut Universitas Indonesia 4. HASIL Sampel penelitian diambil dari data sekunder berdasarkan studi Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE) pada bulan Desember 2005 Desember 2006. Jumlah rekam medis yang didapat adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 54 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Skema 3.1 Kerangka Konsep Gangguan pernafasan/oksigenasi 1. Usia 2. Jenis Kelamin pasien terpasang ventilasi mekanik Nyeri Painfull procedur (Penghisapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik 140 mmhg

Lebih terperinci

KONSEP DASAR EKG. Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV)

KONSEP DASAR EKG. Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV) KONSEP DASAR EKG Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV) TIU Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami konsep dasar EKG dan gambaran EKG normal. TIK Setelah mengikuti materi ini peserta

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 20 HASIL DAN PEMBAHASAN Katup aorta memiliki tiga daun katup berbentuk setengah bulan sehingga disebut sebagai katup semilunar. Ketiga daun katup terdiri atas: right coronary (RC), left coronary (LC),

Lebih terperinci

Normal EKG untuk Paramedis. dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani

Normal EKG untuk Paramedis. dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani Normal EKG untuk Paramedis dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani Anatomi Jantung & THE HEART Konsep dasar elektrokardiografi Sistem Konduksi Jantung Nodus Sino-Atrial (SA) - pada pertemuan SVC dg atrium

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular yang terdiri dari penyakit jantung dan stroke merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian terjadi di negara berkembang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... v. ABSTRAK... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR ISI. Halaman PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... v. ABSTRAK... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii UCAPAN TERIMA KASIH... v ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvii DAFTAR SINGKATAN... xviii BAB I

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT SEGMEN ST ELEVASI ONSET < 12 JAM SAAT MASUK DENGAN MORTALITAS DI RSUP H.

HUBUNGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT SEGMEN ST ELEVASI ONSET < 12 JAM SAAT MASUK DENGAN MORTALITAS DI RSUP H. HUBUNGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT SEGMEN ST ELEVASI ONSET < 12 JAM SAAT MASUK DENGAN MORTALITAS DI RSUP H. ADAM MALIK TESIS MAGISTER Oleh ARY AGUNG PERMANA NIM : 117115004

Lebih terperinci

Introduction to Cardiology and Vascular Medicine. Cardiology and Vascular Medicine

Introduction to Cardiology and Vascular Medicine. Cardiology and Vascular Medicine Introduction to Cardiology and Vascular Medicine Wulan Anggrahini Department of Cardiology and Vascular Medicine Gadjah Mada University disampaikan pada 4th Biomedical Engineering Forum Teknik Elektro

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Bab I. Pendahuluan Bab II. Tinjauan pustaka

DAFTAR ISI Bab I. Pendahuluan Bab II. Tinjauan pustaka DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN.. ii SURAT PERNYATAAN.... iii HALAMAN PERNYATAAN..... iv ABSTRACT......... v ABSTRAK.. vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI.... x DAFTAR GAMBAR xiii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung adalah sindroma klinis yang kompleks (sekumpulan tanda dan gejala) akibat kelainan struktural dan fungsional jantung. Manifestasi gagal jantung yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional analitik adalah penelitian yang

Lebih terperinci

Ekokardiografi pada Penilaian Hemodinamika Sirkulasi di Ruang Perawatan Intensif dan atau Unit Gawat Darurat Seri I : Hipotensi dan Syok

Ekokardiografi pada Penilaian Hemodinamika Sirkulasi di Ruang Perawatan Intensif dan atau Unit Gawat Darurat Seri I : Hipotensi dan Syok Forum Ekokardiografi Jurnal Kardiologi Indonesia J Kardiol Indones. 2011;32:61-65 ISSN 0126/3773 Ekokardiografi pada Penilaian Hemodinamika Sirkulasi di Ruang Perawatan Intensif dan atau Unit Gawat Darurat

Lebih terperinci

AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG. Potensial Aksi Pada Jantung

AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG. Potensial Aksi Pada Jantung AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG Potensial Aksi Pada Jantung Pendahuluan Jantung : Merupakan organ vital Fungsi Jantung : Memompakan darah ke seluruh tubuh. Jantung terletak pada rongga dada sebelah kiri. Batas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN ANTARA DISLIPIDEMIA DENGAN ANGKA MORTALITAS GAGAL JANTUNG AKUT SELAMA PERAWATAN DI LIMA RUMAH SAKIT DI INDONESIA PADA BULAN DESEMBER 2005 DESEMBER 2006 SKRIPSI OMAR LUTHFI

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Kardiologi. 4.1.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

PENILAIAN TRICUSPID ANNULAR PLAIN SYSTOLIC EXCURSION (TAPSE) PADA PASIEN PRA DAN PASCA BEDAH PINTAS KORONER

PENILAIAN TRICUSPID ANNULAR PLAIN SYSTOLIC EXCURSION (TAPSE) PADA PASIEN PRA DAN PASCA BEDAH PINTAS KORONER PENILAIAN TRICUSPID ANNULAR PLAIN SYSTOLIC EXCURSION (TAPSE) PADA PASIEN PRA DAN PASCA BEDAH PINTAS KORONER Santi Wijayanti 1 dan Erna Wati 2 santi_wijayanti@yahoo.co.id 1 Karyawan PT RekanMilenium 2 Instruktur

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anemia Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin (Hb) di bawah nilai normal sesuai usia dan jenis kelamin. 11,12 Poplack dan Varat menyatakan,

Lebih terperinci

GAMBARAN PERESEPAN ACE INHIBITOR PADA PASIEN GAGAL JANTUNG YANG DIRAWAT INAP DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2013

GAMBARAN PERESEPAN ACE INHIBITOR PADA PASIEN GAGAL JANTUNG YANG DIRAWAT INAP DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2013 GAMBARAN PERESEPAN ACE INHIBITOR PADA PASIEN GAGAL JANTUNG YANG DIRAWAT INAP DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2013 LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut data statistik WHO (World Health Organization) penyakit kardiovaskular mengalami pertumbuhan, diprediksi pada tahun 2020 penyakit kronis akan mencapai

Lebih terperinci

MANAGEMENT OF ATRIAL FIBRILLATION IN PATIENTS WITH HEART FAILURE EUROPEAN HEART JOURNAL (2007) 28, Ferry Sofyanri

MANAGEMENT OF ATRIAL FIBRILLATION IN PATIENTS WITH HEART FAILURE EUROPEAN HEART JOURNAL (2007) 28, Ferry Sofyanri MANAGEMENT OF ATRIAL FIBRILLATION IN PATIENTS WITH HEART FAILURE EUROPEAN HEART JOURNAL (2007) 28, 2568 2577 Ferry Sofyanri Kejadian AF disebabkan oleh berbagai keadaan, salah satunya adalah pada pasienpasien

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini melingkupi bidang Anestesiologi. Penelitian ini dimulai sejak tanggal 28 Mei 2014 hingga 28 Juni 2014.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini melingkupi bidang Anestesiologi. Penelitian ini dimulai sejak tanggal 28 Mei 2014 hingga 28 Juni 2014. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini melingkupi bidang Anestesiologi. 4.2 Waktu dan tempat penelitian Tempat melaksanakan: Bagian rekam medis RSUP Dr.Kariadi Semarang.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di kelompok pengrajin batik tulis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut: indikator Penyakit

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut: indikator Penyakit BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 3.1.1 Kerangka pemikiran Berdasarkan kerangka teori yang telah dijelaskan pada gambaran umum objek, maka dikembangkan kerangka pemikiran

Lebih terperinci

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I Hemodinamik Aliran darah dalam sistem peredaran tubuh kita baik sirkulasi magna/ besar maupun sirkulasi parva/ sirkulasi dalam paru paru. Monitoring

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gagal jantung (heart failure) adalah sindrom klinis yang ditandai oleh sesak

BAB 1 PENDAHULUAN. Gagal jantung (heart failure) adalah sindrom klinis yang ditandai oleh sesak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung (heart failure) adalah sindrom klinis yang ditandai oleh sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas), edema dan tanda objektif adanya

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Geriatri. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

STRUKTUR JANTUNG RUANG JANTUNG KATUP JANTUNG tiga katup trikuspidalis dua katup bikuspidalis katup mitral Katup pulmonal Katup aorta Arteri Koroner

STRUKTUR JANTUNG RUANG JANTUNG KATUP JANTUNG tiga katup trikuspidalis dua katup bikuspidalis katup mitral Katup pulmonal Katup aorta Arteri Koroner Pengertian Kardiovaskuler Sistem Kardiovaskuler yaitu sistem peredaran darah di dalam tubuh. Sistem Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah. Jantung terletak di dalam mediastinum di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segmen ST yang persisten dan peningkatan biomarker nekrosis miokardium.

BAB I PENDAHULUAN. segmen ST yang persisten dan peningkatan biomarker nekrosis miokardium. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMAEST) adalah sindrom klinis yang ditandai dengan gejala khas iskemia miokardium disertai elevasi segmen ST yang persisten

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Gerontologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. 2. di vena sehingga menimbulkan kenaikan tekanan vena. 3 Penyebab utama gagal

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. 2. di vena sehingga menimbulkan kenaikan tekanan vena. 3 Penyebab utama gagal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung merupakan sindroma klinis yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. 1 Dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Instalasi Rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang memproduksi 2 hormon yaitu tiroksin (T 4 ) dan triiodotironin (T 3

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang memproduksi 2 hormon yaitu tiroksin (T 4 ) dan triiodotironin (T 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar dalam sistem endokrin manusia yang memproduksi 2 hormon yaitu tiroksin (T 4 ) dan triiodotironin (T 3 ) yang dikontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control yang dilakukan dengan menggunakan desain studi observasional analitik. B. Lokasi dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang nutrisi,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang nutrisi, BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang nutrisi, penyakit metabolik dan perinatologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Gagal jantung adalah keadaan di mana jantung tidak mampu memompa darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan melakukan metabolisme dengan kata lain, diperlukan peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian mengenai Identifikasi Permasalahan Dosis dan Terapi Obat pada Pasien Anak Demam Berdarah Dengue (DBD) Rawat Inap Pengguna Askes

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN ANGKA MORTALITAS GAGAL JANTUNG AKUT DI LIMA RUMAH SAKIT DI INDONESIA PADA BULAN DESEMBER 2005-2006 SKRIPSI ENI INDRAWATI 0105007098

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) adalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) adalah sindroma klinis yang ditandai dengan gejala khas iskemia miokard disertai elevasi segmen ST yang persisten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. control untuk menganalisis hipertensi dengan kejadian presbiakusis yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. control untuk menganalisis hipertensi dengan kejadian presbiakusis yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian dengan desain observational analitik dengan metode case control untuk menganalisis hipertensi dengan kejadian presbiakusis yang dilakukan

Lebih terperinci

PERAN EKOKARDIOGRAFI DALAM PENEGAKAN DIAGNOSIS DAN PENILAIAN SEVERITAS STENOSIS MITRAL. Basuki Rahmat Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

PERAN EKOKARDIOGRAFI DALAM PENEGAKAN DIAGNOSIS DAN PENILAIAN SEVERITAS STENOSIS MITRAL. Basuki Rahmat Fakultas Kedokteran Universitas Mataram PERAN EKOKARDIOGRAFI DALAM PENEGAKAN DIAGNOSIS DAN PENILAIAN SEVERITAS STENOSIS MITRAL Basuki Rahmat Fakultas Kedokteran Universitas Mataram Abstract Mitral valve stenosis is the morbidity that is still

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER Tujuan Pembelajaran Menjelaskan anatomi dan fungsi struktur jantung : Lapisan jantung, atrium, ventrikel, katup semilunar, dan katup atrioventrikular Menjelaskan

Lebih terperinci

Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari

Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari 1106053344 A. Pengertian Tindakan Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu pencatatan grafis aktivitas listrik jantung (Price, 2006). Sewaktu impuls

Lebih terperinci

BAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang

BAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang BAB I 1.1 Latar Belakang Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang abnormal dengan aktivitas listrik jantung yang cepat dan tidak beraturan. Hal ini mengakibatkan atrium bekerja terus

Lebih terperinci

Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A

Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A PENYAKIT JANTUNG BAWAAN Penyakit jantung yang dibawa dari lahir kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir akibat gangguan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan menggunakan desain penelitian cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quasi experiment menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group design. Penelitian

Lebih terperinci

PROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI

PROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI PROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran OLEH : EKA DEWI PRATITISSARI

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Fisiologi dan ilmu penyakit dalam 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian RW X, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Semarang pada bulan Januari

Lebih terperinci

ECHO-GUIDED HEMODYNAMIC INTERVENTION. April Retno Susilo RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

ECHO-GUIDED HEMODYNAMIC INTERVENTION. April Retno Susilo RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta ECHO-GUIDED HEMODYNAMIC INTERVENTION April Retno Susilo RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta Ekokardiografi di ICU Penggunaan echokardiografi di ICU meningkat, non-invasif Instabilitas HD

Lebih terperinci

Mahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung

Mahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung Wantiyah Mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tentang arteri koroner 2. Menguraikan konsep keteterisasi jantung: pengertian, tujuan, indikasi, kontraindikasi, prosedur, hal-hal yang harus diperhatikan 3. Melakukan

Lebih terperinci

Correlation between NT-proBNP plasma levels with mitral annular Tissue Doppler Velocities in Heart Failure patients

Correlation between NT-proBNP plasma levels with mitral annular Tissue Doppler Velocities in Heart Failure patients Jurnal Kardiologi Indonesia J Kardiol Indones. 2010;31:168-74 ISSN 0126/3773 Clinical Research Correlation between NT-proBNP plasma levels with mitral annular Tissue Doppler Velocities in Heart Failure

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. Hubungan antara..., Eni Indrawati, FK UI, Universitas Indonesia

BAB 4 HASIL. Hubungan antara..., Eni Indrawati, FK UI, Universitas Indonesia 23 BAB 4 HASIL 4.1 Karakteristik Umum Sampel penelitian yang didapat dari studi ADHERE pada bulan Desember 25 26 adalah 188. Dari 188 sampel tersebut, sampel yang dapat digunakan dalam penelitian ini sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular menempati urutan pertama penyebab kematian di seluruh dunia. Sebanyak 17.3 juta orang diperkirakan meninggal oleh karena penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian fisiologi. Ruang lingkup penelitian ini adalah keilmuan tentang fisika medis dan 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

PENGARUH OPTIMISME TERHADAP HARDINESS PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO

PENGARUH OPTIMISME TERHADAP HARDINESS PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO PENGARUH OPTIMISME TERHADAP HARDINESS PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi. BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi. 1.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat : Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Lebih terperinci

ADVANCED ECG INTERPRETATION ARITMIA DISRITMIA. Oleh : Bambang Sutikno

ADVANCED ECG INTERPRETATION ARITMIA DISRITMIA. Oleh : Bambang Sutikno ADVANCED ECG INTERPRETATION ARITMIA Oleh : Bambang Sutikno DISRITMIA Kelainan/gangguan dalam kecepatan, irama, tempat asal impuls, atau gangguan konduksi yang menyebabkan perubahan dalam urutan normal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan penurunan kadar HsCRP dan tekanan darah antara pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh kita karena berfungsi mengantarkan oksigen,nutrien,dan substansi lain ke jaringan dan membuang sisa metabolisme

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator untuk menilai sistem kardiovaskular seseorang. Tekanan darah adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator untuk menilai sistem kardiovaskular seseorang. Tekanan darah adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah dan denyut nadi merupakan hal yang sangat penting dalam bidang kesehatan pada umumnya dan khususnya di bidang Kedokteran, karena tekanan darah maupun

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1.

Lebih terperinci

PERBEDAAN PROFIL LIPID LDL, HDL, DAN TRIGLISERIDA PENDERITA SINDROM KORONER AKUT ANTARA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK SKRIPSI

PERBEDAAN PROFIL LIPID LDL, HDL, DAN TRIGLISERIDA PENDERITA SINDROM KORONER AKUT ANTARA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK SKRIPSI PERBEDAAN PROFIL LIPID LDL, HDL, DAN TRIGLISERIDA PENDERITA SINDROM KORONER AKUT ANTARA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran LadysaAshadita G0012111

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Jantung merupakan organ otot

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep DIABETES MELITUS TIPE 2 KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL Indeks CPITN Kadar Gula Darah Oral Higiene Lama menderita diabetes melitus tipe 2 3.2 Hipotesis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali

METODE PENELITIAN. observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel

Lebih terperinci