BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian"

Transkripsi

1 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Mengenai Mengenai Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Desa Pasal 18B ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menerangkan bahwa Negara mengakui kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang. Dalam perjalanan ketatanegaraan Republik Indonesia, desa telah berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Untuk itu, desa dalam susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan perlu diatur tersendiri dengan undang-undang. Aturan terkait desa dan sistem penyelenggaraan pemerintahanya kemudian diturunkan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa sebagai dasar untuk membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka, serta bertanggung jawab. Setelah diundangkanya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, terbitlah Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan 41

2 42 pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa diterbitkan untuk melaksanakan pasal yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, salah satunya adalah pelaksanaan ketentuan Pasal 31 Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa mengenai pemilihan kepala desa serentak yang kemudian dalam pasal 46 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa tersebut dikatakan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai pemilihan kepala desa serentak diatur melalui Peraturan Menteri, sehingga diterbitkanlah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa yang termasuk didalamnya memerintahkan pula kepada daerah untuk membuat Peraturan Daerah untuk membahas ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serentak. Disamping itu, sesuai dengan Pasal 49 ayat (1) dan (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa, maka Peraturan Daerah yang dimaksud harus diterbitkan selambat-lambatnya 2 tahun sejak Peraturan Menteri tersebut dibuat. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa direspon dengan cepat oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Madiun dengan ditetapkanya Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa yang didalamnya terdapat pula aturan mengenai pemilihan Kepala Desa secara serentak. Ketentuan mengenai pemilihan Kepala Desa serentak di Kabupaten Madiun diatur dalam Pasal 39 Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa. Selanjutnya mengenai tahapan pemilihan Kepala Desa serentak, secara garis besar tahapan pemilihan Kepala Desa disebutkan pada pasal 42 Peraturan Daerah ini yang meliputi tahap persiapan,

3 43 pencalonan, pemungutan suara serta tahap penetapan. Secara teknis, untuk melaksanakan proses pemilihan Kepala Desa serentak di Kabupaten Madiun maka dibuatlah Peraturan Bupati Madiun Nomor 23 Tahun 2015 tentang Kepala Desa sebagaimana telah diamanatkan pula dalam Pasal 39 ayat (5) Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa yang menyebutkan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai pemilihan Kepala Desa Serentak diatur dalam Peraturan Bupati. Peraturan Bupati Madiun Nomor 23 Tahun 2015 tentang Kepala Desa kemudian menjadi petunjuk teknis dan aturan yang sangat detail meliputi setiap tahapan yang ada dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa di Kabupaten Madiun tahun Selain berisi petunjuk teknis pelaksanaan terkait proses pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serentak di daerahnya, didalam Peraturan Bupati tersebut disebutkan pula bagaimana skema pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serentak yang nanti pada akhirnya akan diselenggarakan dengan pelibatan seluruh Desa. Seperti yang telah disebutkan dalam Pasal 3 Peraturan Bupati Madiun Nomor 23 Tahun 2015 tentang Kepala Desa, Pemerintah Kabupaten Madiun merencanakan pemilihan Kepala Desa secara serentak satu kali diseluruh Kabupaten Madiun nantinya akan dilaksanakan pada tahun Dengan demikian, pemilihan Kepala Desa sebelum dilaksanakanya pemilihan Kepala Desa secara serentak satu kali diseluruh Kabupaten Madiun akan dilaksanakan pada tahun 2015, mengingat banyaknya Kepala Desa yang masa jabatanya berakhir pada Tahun 2014 serta 2015, dan untuk Desa yang masa jabatan Kepala Desanya berakhir pada tahun 2017 dan 2019 akan terlebih dahulu ditunjuk Pejabat Kepala Desa oleh Bupati Madiun untuk mengisi kekosongan jabatan Kepala Desa sampai dengan dilaksanakanya pemilihan Kepala Desa serentak satu kali pada tahun 2021 mendatang.

4 44 Reaksi cepat dari Pemerintah Kabupaten Madiun yang ditunjukkan dengan dibuatnya Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa guna melaksanakan proses pemilihan Kepala Desa serentak di Kabupaten Madiun tahun 2015, dikarenakan Kabupaten Madiun telah menganggarkan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa di tahun 2014 dalam APBD sehingga pemilihan Kepala Desa harus dilaksanakan pada tahun Selain itu Masa jabatan Kepala Desa di Kabupaten Madiun yang sebagian besar berakhir pada tahun 2014 yaitu sejumlah 80 Kepala Desa dan pada tahun 2015 yang berjumlah 64 Kepala Desa dari total 206 Desa di kabupaten Madiun, mengharuskan pula Pemerintah Daerah Kabupaten Madiun untuk melaksanakan pemilihan Kepala Desa agar dapat menghindari maupun meminimalisir banyaknya jabatan Kepala Desa yang kosong dikarenakan belum adanya dasar hukum yang mengatur proses pelaksanaan pemilihan Kepala Desa sebagaimana yang telah diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan. Kepala Desa yang terpilih dalam proses pemilihan Kepala Desa serentak tahun 2015 akan menjabat selama 6 tahun terhitung dari tanggal pelantikan yaitu tanggal 02 Desember 2015 sampai dengan akhir masa jabatanya pada 02 Desember Berikut ini adalah daftar 144 Desa dan nama dari masing-masing Kepala Desa terpilih dalam pemilihan Kepala Desa serentak di Kabupaten Madiun yang telah terlaksana pada tanggal 11 Oktober 2015 dan telah dilantik pada tanggal 02 Desember NO KECAMATAN/DESA /KEL. NAMA KEPALA DESA/LURAH MULAI S/D HABIS MASA JABATAN I JIWAN

5 45 1 Bukur RATNA DETARIA DIYANDARI 2 Sambirejo SURATNO 3 Metesih PAIDJO 4 Jiwan WIDAYANTO 5 Kincangwetan PARDI 6 Kwangsen BUDIANTO 7 Grobogan JOREMI 8 Wayut SUBROTO AGUS WIDODO, 9 Klagenserut S. Sos, Msi TRI SETYA 10 Teguhan BUDI, SE 11 Ngetrep SUYITNO, SE 12 Bedoho PRIYANTO II MADIUN BUDI UTOMO, 1 Tulungrejo S.Pd 2 Dimong SUDJARWO, SH 3 Sirapan RASNOTO 4 Dempelan MUJIONO KICUK ARISDIANTO, 5 Betek A.Md III SAWAHAN 1 Bakur KUSNA 2 Golan PURWITO

6 46 3 Krokeh SARWONO 4 Kanung JAHMAN 5 Lebakayu JAIMAN. S.Sos ANTON 6 Pule SETYOKO 7 Rejosari SUYADI IV BALEREJO 1 Garon KUSWANTO, SH 2 Balerejo Drs. BAMBANG 3 Kebonagung H. SUNYOTO BUDI 4 Gading PURWANTO 5 Sumberbening SUYATI,S.Sos 6 Warurejo SUNARTO 7 Jerukgulung H. KARNO AGUS 8 Kedungjati PURWANTO, SE 9 Glonggong SUWITO 10 Sogo WARJITO, BA 11 Banaran HARIYONO 12 Pacinan SUYANTO 13 Kedungrejo MARIDI YUDHI 14 Kuwu MAHARLIKA V SARADAN RUSLAN 1 Bajulan HARIYANTO

7 47 2 Bener SUKIDI 3 Bongsopotro SUWARNO DIDIK 4 Klangon KUSWANDI AGUS PROKLAMANT 5 Klumutan O DENY UTOMO, 6 Ngepeh S.E 7 Pajaran TRI HANDONO 8 Sidorejo BONO PRIYO 9 Sumbersari WIBOWO, S.E 10 Sambirejo SATIMIN 11 Tulung SUKARNO VI PILANGKENCENG 1 Pulerejo SUNARTO, SE BAMBANG AGUS 2 Kedungrejo SURATMAN BAMBANG 3 Purworejo SUMITRO 4 Wonoayu SUYUN SLAMET JOKO 5 Sumbergandu SANTOSO 6 Kedungmaron SUDIMAN 7 Dawuhan MARYONO TATANG HERU 8 Kenongorejo PURNOMO 9 Ngengor RADJIANTO, S.H 10 Gandul SUNARTO

8 48 11 Luworo SUNARDI 12 Kedungbanteng SUKATON VII MEJAYAN AGUS 1 Blabakan PRASETYA EDI 2 Darmorejo SURADI 3 Kaligunting NUR AMIN, SE 4 Kaliabu SUWONDO 5 Kebonagung ALEX SUSANTO H. FERY 6 Klecorejo SUDARSONO 7 Kuncen DASIMUN TITIK 8 Mejayan HANDAYANI 9 Sidodadi WIYARNO, S.Sos 10 Wonorejo BUDI SARTONO VIII WONOASRI 1 Bancong IBNU SUJONO 2 Buduran JUMANTO KHOZIN 3 Jatirejo ZAENURI 4 Ngadirejo SURADI 5 Purwosari PURNOMO 6 Sidomulyo MUDJI, S.E IX GEMARANG 1 Durenan PURNOMO

9 49 2 Gemarang SUPRAPTI 3 Sebayi SURATMIN, S.Pd 4 Winong PRIADI X KARE 1 Bodag DANGKUNG, S.P 2 Cermo TARMUJIANTO SUNGKONO, 3 Kepel S.Sos BAYU PUTRA PAMUNGKAS, 4 Kuwiran S.T 5 Morang SUKAMTO, S.H XI WUNGU SUGENG 1 Brumbun PRANGGONO 2 Karangrejo ROKHIM 3 Kresek KARMIN 4 Mojopurno AGUS SUSANTO 5 Nglambangan Drs. JUMANI 6 Nglanduk SUMARIYANTO 7 Pilangrejo NURJADI 8 Sobrah SUYATNO SUNYOTO ALI 9 Tempursari WINOTO XII DOLOPO 1 Dolopo SAYEKTI Drs.SLAMET 2 Doho DAROINI

10 50 MUKTI 3 Ketawang MASHURI, B.A 4 Glonggong HARTOYO 5 Kradinan ISMONO 6 Bader SRI PURWANTO, S.T 7 Suluk SUSILO BUDI SANTOSO 8 Blimbing SLAMET 9 Candimulyo ELYA WIDI ASTUTI, S.E XIII KEBONSARI 1 Tambakmas SUGENG WIBOWO, S.Pd 2 Tanjungrejo AGUS MARMANI, S.Sos 3 Sukorejo YOYON MAHMUDI 4 Pucanganom HARI PRAWOTO 5 Krandegan SURYADI, S.Sos 6 Singgahan IRVAN JAMRONI 7 Sidorejo ANA SETYAWATI 8 Palur Drs. SUGIYANTO 9 Mojorejo MUSTAKIM 10 Kebonsari DYAH KURNIATI, S.Sos 11 Balerejo PUGUH TRI WINARSO 12 Kedondong SITI KUZAIMAH 13 Bacem MUSLIKH

11 51 XIV GEGER 1 Banaran KOMARI, S.E Drs. JUPRIANTO.M.S 2 Klorogan i 3 Sareng BUDIONO 4 Purworejo SUPRAYOGI AKHMAD 5 Sumberejo ZUBAIDI 6 Jatisari MUDJIONO 7 Uteran SURYONO, S.H BEKTI ARI 8 Pagotan NUGROHO, S.Pd Drs. AHMAD 9 Nglandung PAMUJI 10 Sambirejo SUPRIYANTO 11 Putat SETIYOSO 12 Kranggan SRIYONO 13 Kaibon SINTO, S.Pd 14 Kertobanyon HERY WIYONO XV DAGANGAN AGUS SETYO 1 Banjarejo BUDIONO 2 Banjarsari Kulon ABDUL MALIK RUDI PANCA 3 Dagangan WIDADI, A.Md 4 Jetis SUPRAPTO KHOIRUL 5 Joho MUSTOFA, S.Sos

12 52 6 Ketandan KUSAIRI NUR 7 Mendak CHOLIFAH, S.Pd NDARU CAHYO 8 Mruwak WIDODO 9 Ngranget SIGIT SUYONO 10 Padas WASIS 11 Sewulan SOEKARNO 12 Sukosari KUSNO 13 Tileng MIRATNU 1.2 Tabel Kepala Desa di Kabupaten Madiun Masa Jabatan

13 53 B. Pembahasan 1. Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Desa, Terkait Dengan Pemilihan Kepala Desa Serentak Ditinjau Dari Teori Sistem Hukum Lawrence Meir Friedman Pasal 18 Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjadi dasar konstitusional bagi pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan pemerintahannya. Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia mengamanatkan pula bahwa untuk melaksanakan urusan pemerintahan di daerahnya, pemerintah daerah diberikan wewenang untuk menetapkan peraturan daerah dan peraturanpaeraturan lainya dalam rangka menjalankan pemerintahan otonom. Kewenangan pembentukan peraturan daerah dipertegas dalam Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang menyebutkan bahwa peraturan daerah merupakan peraturan perundangundangan yang terletak pada heirarki paling bawah dalam sistem perundang-undangan nasional dan dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan bersama Kepala Daerah. Upaya untuk melaksanakan urusan pemerintah daerah melalui pembentukan peraturan daerah juga diperintahkan oleh Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Dalam undang-undang tersebut, pemerintah daerah diberi andil untuk membuat peraturan daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Desa yang berdaya dan berhasil guna dengan pemberdayaan seluruh masyarakat Desa, termasuk salah satunya adalah peraturan daerah yang digunakan sebagai dasar dalam pemilihan Kepala Desa serentak. Pemerintah Kabupaten Madiun mengeluarkan kebijakan dengan membuat sebuah Peraturan Daerah tentang Desa guna melaksanakan urusan pemerintahan dalam rangka penyelenggaraan penyelenggaraan pemerintahan Desa seperti yang telah diamantkan undang-undang. Hal itu

14 54 diungkapkan pula oleh bapak Joko Lelono selaku Kepala Bapemas Pemdes Kabupaten Madiun dalam wawancara yang dilakukan pada tanggal 03 Mei 2016 di Kantor Bapemas Pemdes Kabupaten Madiun. Beliau menjelaskan bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa merupakan respon terhadap ketentuan dalam peraturan perundang-undangan, yaitu Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang termasuk didalamnya telah mengamanatkan untuk dilaksanakan pemilihan Kepala Desa serentak disetiap daerah Kabupaten/Kota. Pelaksanaan urusan pemerintah di bidang penyelenggaraan pemerintahan Desa oleh Pemerintah Kabupaten Madiun yang ada pada penelitian hukum ini difokuskan pada implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa terkait dengan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serentak di Kabupaten Madiun Tahun 2015 dengan ditinjau melalui teori sistem hukum dari Lawrence Meir Friedman. Teori sistem hukum dari Lawrence Meir Friedman menyatakan bahwa sebagai suatu sistem hukum dari sistem kemasyarakatan, maka hukum harus mencakup tiga komponen, antara lain subtansi hukum, struktur hukum, dan budaya hukum. Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa dalam rangka pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serentak ditinjau berdasarkan teori hukum Lawrence Meir Friedman adalah sebagai berikut: 1. Subtansi Hukum Subtansi hukum antara lain meliputi aturan-aturan, normanorma dan pola perilaku nyata manusia yang berada dalam sistem itu, termasuk produk yang dihasilkan oleh orang yang berada di dalam sistem hukum itu, mencakup keputusan-keputusan yang dikeluarkan atau aturan baru yang disusun. Subtansi hukum yang

15 55 dimaksud dalam penelitian ini adalah aturan perundang-undangan yang dibuat Pemerintah Kabupaten Madiun dalam rangka melaksanakan pemilihan Kepala Desa serentak melalui implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa. Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa merupakan Peraturan Daerah yang dalam penetapannya harus dibahas dan disetujui bersama-sama antara Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Dasar hukum pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa adalah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa merupakan komitmen Pemerintah Kabupaten Madiun atas wewenangnya dalam menjalankan urusan pemerintahannya di bidang penyelengaraan pemerintahan Desa terkait pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serentak yang pada saat itu mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2015 tentang Desa. Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa menjadi dasar hukum di tingkat pemerintahan daerah Kabupaten Madiun dalam rangka penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa dengan cara serentak sesuai amanat dari peraturan perundangundangan yang memiliki heirarki kedudukan diatas peraturan daerah tersebut. Berdasarkan Pasal 39 ayat (1) dan (2) Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa, yang dimaksud dengan pemilihan Kepala Desa serentak adalah pemilihan Kepala Desa yang dilaksanakan secara serentak satu kali diseluruh wilayah daerah. Pelaksanaan pemilihan Kepala Desa Serentak satu

16 56 kali diseluruh wilayah daerah kabupaten Madiun ini kemudian dijelaskan pada pasal 3 Peraturan Bupati Madiun Nomor 23 Tahun 2015 tentang Kepala Desa, yang akan dilaksanakan serentak satu Kabupaten pertama kali pada tahun Dalam rangka pelaksanaan aturan tersebut maka dilaksanakanlah pemilihan Kepala Desa serentak tahap awal pada tahun 2015 bagi Kepala Desa dengan masa jabatan yang berakhir pada tahun 2014 dan pada tahun 2015, sehingga nantinya dapat dilaksanakan pemilihan Kepala Desa serentak satu Kabupaten pada tahun 2021, dengan catatan Kepala Desa di Kabupaten Madiun yang masa jabatanya berakhir pada tahun 2017 dan 2019 akan diisi terlebih dahulu oleh Pejabat Kepala Desa sampai dengan tahun Tahapan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serentak di Kabupaten Madiun tahun 2015 berdasarkan Pasal 42 Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa, secara normatif meliputi tahap: a. Perisapan b. Pencalonan c. Pemungutan suara; dan d. Penetapan Setiap garis besar tahapan yang telah diatur dalam Pasal 42 Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa terdapat beberapa sub tahapan yang telah diatur pula dalam Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa maupun Peraturan Bupati Madiun Nomor 23 Tahun 2015 tentang Desa. Meskipun bukan merupakan tahapan utama dalam pelaksanaan pemilihan, adanya sub tahapan tersebut tidak kalah penting dari tahapan utama. Hal ini dikarenakan sub tahapan

17 57 pemilihan Kepala Desa serentak merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat lepas dari tahapan utama pemilihan Kepala Desa serentak. Sub tahapan yang dimaksud antara lain adalah sub tahapan sosialisasi pada saat tahapan persiapan, sub tahapan kampanye dan penghitungan suara pada saat tahapan pemungutan suara, serta sub tahapan penyelesaian sengketa yang ada pada tahapan penetapan. Tahapan pertama pada pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serentak di Kabupaten Madiun adalah tahapan persiapan. Tahapan persiapan merupakan tahapan awal yang dimaksudkan untuk merencanakan proses pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serta sebagai tahapan penghubung pertama kalinya bagi pemerintah daerah dan pemerintah desa dalam mengkoordinasikan hal-hal terkait proses suksesi pemerintahan desa mealui proses pemilihan Kepala Desa. Pasal 42 huruf a Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa, menyebutkan bahwa proses persiapan pemilihan Kepala Desa terdiri atas kegiatan: a. Pemberitahuan BPD kepada Kepala Desa tentang akhir masa jabatan yang disampaikan 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa jabatan b. Pembentukan panitia pemilihan Kepala Desa oleh BPD ditetapkan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari setelah pemberitahuan akhir masa jabatan c. Laporan akhir masa jabatan Kepala Desa kepada Bupati disampaikan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah pemberitahuan akhir masa jabatan d. Perencanaan biaya pemilihan diajukan oleh panitia kepada Bupati melalui camat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah terbentuknya panitia pemilihan, dan

18 58 e. Persetujuan biaya pemilihan dari Bupati dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diajukan oleh panitia Sesuai dengan keterangan Bapak Sugeng Hadi Suharyanto selaku Kepala Sub Bidang Pengembangan Kapasitas dan Tata Pemerintahan Desa/Kelurahan Kabupaten Madiun pada saat diwawancarai tanggal 21 April 2016 di asrama haji Kabupaten Madiun, tahapan persiapan pemilihan Kepala Desa secara serentak tahun 2015 di Kabupaten Madiun kurang lebih sama dengan tahapan persiapan pemilihan Kepala Desa periode sebelum-sebelumnya. Beliau menjelaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Madiun sudah sering melaksanakan pemilihan Kepala Desa secara serentak di Kabupaten Madiun meskipun belum ada perintah penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa serentak dari Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Perbedaan yang ada hanyalah jumlah Desa yang mengikuti pemilihan Kepala Desa tahun 2015 lebih banyak yaitu 144 Desa, sedangkan apabila diambil contoh pada pemilihan Kepala Desa serentak sebelumnya di tahun 2009 hanya dilaksanakan di 42 Desa. Beliau juga menerangkan bahwa untuk melaksanakan tahap persiapan ini, dilaksanakanlah tahapan pra persiapan melalui sosialisasi awal pada tingkat Kabupaten dengan melibatkan berbagai satuan kerja, Sosialisasi awal ini dilaksanakan sebelum terbentuknya panitia pemilihan yang nantinya berperan dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Desa sesuai yang telah diamanatkan dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa dengan tujuan memberikan pemahaman mengenai pemilihan Kepala Desa serentak beserta aturan pelaksananya yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa serta Peraturan Bupati Kabupaten Madiun Nomor 23 Tahun 2015 tentang

19 59 Kepala Desa sebagai aturan pelaksana dari Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa. Setelah dilakukan sosialisasi awal tingkat Kabupaten oleh panitia pemilihan di tingkat Kabupaten, selanjutnya dilaksanakan sosialisai lanjutan di tingkat zona di Kabupaten Madiun sebagai tindak lanjut dari sosialisasi tingkat awal yang telah terlaksana. Berdasar pemaparan narasumber tersebut dapat diketahui bahwa Pemerintah Kabupaten Madiun telah melaksanakan pemilihan Kepala Desa dengan sistem serentak sebelum ada amanat pelaksanaan pemilihan Kepala Desa secara serentak dalam Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Sehingga dalam tahap persiapan, Pemerintah Daerah sudah memiliki gambaran mengenai kegiatan dan pembagian tugas masing-masing satuan kerja pada saat tahap persiapan pemilihan Kepala Desa, yang kurang lebih sama dengan pemilihan Kepala Desa pada periode sebelumnya. Tahap persiapan yang dimulai dengan penyelenggaraan sosialisai awal tingkat Kabupaten dengan menghadirkan pihak-pihak terkait pelaksanaan pemilihan Kepala Desa yaitu unsur Pimpinan Daerah yang terdiri dari Dandim, Kapolres, Kejari, Katua PN Kabupaten Madiun dan Muspika tiap kecamatan yang terdiri dari Camat, Danramil, Kapolsek, Kasi Pemerintahan serta Kepala Desa dan Ketua BPD masing-masing Desa sebagai perwakilan masyarakat di tingkat Desa sangat efektif dilaksanakan mengingat akan ada beberapa perbedaan yang terdapat dalam mekanisme aturan pemilihan Kepala Desa serentak dengan pemilihan Kepala Desa sebelum-sebelumnya. Tahap pra persiapan dengan diadakan sosialisasi awal bagi para satuan kerja terkait ini dapat dibuat pula sebagai wadah bagi Pemerintah Kabupaten Madiun untuk melaksanakan uji publik terkait Peraturan Daerah serta Peraturan

20 60 Bupati yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serentak. Setelah tahapan persiapan selesai, proses pemilihan Kepala Desa memasuki tahapan pencalonan Kepala Desa. Terdapat beberapa persayaratan dalam tahapan pencalonan pemilihan Kepala Desa serentak ini. Dalam pasal 51 Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa disebutkan bahwa calon Kepala Desa wajib memenuhi persyaratan: a. Warga Negara Republik Indonesia; b. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; c. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Eka; d. Berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau sederajat; e. Berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat mendaftar; f. Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa; g. Terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal di Desa setempat paling kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran; h. Tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara; i. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan terbuka kepad public bahwa yang bersangkutan

21 61 pernah dipidana serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulangulang; j. Tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; k. Berbadan sehat; l. Tidak mengundurkan diri setelah ditetapkan sebagi calon Kepala Desa m. Tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan. Berbagai syarat pencalonan Kepala Desa tersebut nantinya akan diteliti kelengkapan dan keabsahanya untuk kemudian ditetapkan dan diumumkan oleh panitia pemilihan tingkat Desa kepada masyarakat. Bapak Sugeng menjelaskan bahwa dalam tahapan pencalonan Kepala Desa ini, para bakal calon telah paham dan mengerti dengan syarat-syarat administratif yang ada. Walau demikian, hal yang patut dijadikan perhatian dalam proses pencalonan ini adalah adanya aturan baru, yaitu pembatasan calon Kepala Desa yang akan ditetapkan menjadi calon Kepala Desa melalui seleksi tambahan dengan menggunakan sistem skoring berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Menurut beliau, pembatasan jumlah calon tersebut dalam proses pelaksanaanya akan mengakibatkan polemik yang bahkan dapat berujung konflik, meskipun seleksi tambahan bagi bakal calon Kepala Desa ini telah dilakukan objektif dan terbuka bagi masyarakat yang ingin mengetahui langsung penghitungan jumlah bobot dalam kriteriakriteria yang telah ditentukan. Apabila ditarik keatas dalam sistem heirarki perundangundangan, ketentuan pembatasan calon ini tercantum dalam Pasal 41

22 62 ayat (3) huruf (c) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun Dengan demikian, akhirnya aturan pembatasan jumlah calon ini secara tegas diatur pula dalam Pasal 53 ayat 1 Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa, yang menyebutkan bahwa bakal calon Kepala Desa yang memenuhi persyaratan untuk menjadi calon Kepala Desa berjumlah paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 5 (lima) orang. Apabila nantinya terdapat kurang dari 2 (dua) calon Kepala Desa yang lolos persyaratan, dalam Pasal 54 ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 tahun 2015 tentang Desa disebutkan bahwa panitia diwajibkan untuk memparpanjang waktu pendaftaran selama 20 (dua puluh) hari. Selain itu, untuk Desa yang memiliki lebih dari 5 (lima) calon yang lolos persyaratan pemilihan, Pasal 55 ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 tahun 2015 tentang Desa telah mengatur pula bahwa panitia pemilihan dapat melakukan seleksi tambahan dengan berdasarkan kriteria pengalaman bekerja di lembaga pemerintahan, tingkat pendidikan, usia dan/atau persyaratan lain yang ditetapkan Bupati. Tahapan yang ketiga dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serentak adalah tahap pemungutan suara yang kemudian langsung dilakukan penghitungan suara pada hari yang sama, Sebelum maju ke tahapan pemungutan suara, calon Kepala Desa yang telah ditetapkan akan terlebih dahulu melaksanakan proses kampanye. Dasar pelaksanaan kampanye bagi para calon yang telah ditetapkan ini adalah Pasal 57 Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa. Dalam Pasal tersebut diatur bahwa kampanye yang dimaksudkan adalah kampanye yang sesuai dengan kondisi sosial budaya di masing-masing Desa. Pelaksanaan

23 63 kampanye ini dilakukan paling lama 3 (tiga) hari sebelum dimulainya masa tenang menjelang proses pemungutan suara. Bentuk kampanye yang dimaksudkan dalam Pasal 57 Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 dijelaskan dalam Pasal 59 Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun Dalam Pasal tersebut dijelaskan bahwa proses kampanye dilaksanakan melalui pertemuan terbatas, tatap muka, dialog, penyebaran bahan kampanye kepada umum, pemasangan alat peraga di tempat yang telah ditentukan serta kegiatan lain yang tidak melanggar aturan perundang-undangan. Bapak Joko Lelono menjelaskan bahwa pelakssanaan kampanye yang dimaksudkan dalam proses pemilihan Kepala Desa serentak ini adalah kampanye dengan pemaparan Visi dan Misi seluruh calon dan wajib dihadiri oleh beberapa unsur selain tentu saja unsur masyarakat Desa. Unsur yang wajib hadir dalam proses kampanye ini antara lain adalah unsur BPD di tiap Desa serta unsur perwakilan tim pengawas pada tingkat Kecamatan. Beliau juga menambahkan, Visi dan Misi dari calon Kepala Desa yang nantinya terpilih menjadi Kepala Desa akan menjadi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa atau RPJMD yang dapat digunakan sebagai acuan bagi Kepala Desa terpilih tersebut untuk melaksanakan programprogram pembangunan Desa selama masa kepemimpinanya. Pemungutan suara kemudian dilakukan setelah proses kampanye. Pemungutan suara dilaksanakan serentak oleh 144 Desa pada tanggal 11 Oktober Pasal 65 Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa menyebutkan bahwa jumlah, lokasi, bentuk, dan tata letak TPS ditetapkan oleh panitia. Bapak Joko Lelono selaku kepala Bapemas Pemdes mengungkapkan bahwa pemungutan suara dilakukan di Tempat

24 64 Pemungutan Suara (TPS) pada masing-masing dusun sesuai kemampuan dari Desa dan panitia pemilihan di masing-masing desa dengan cara mencoblos salah satu calon dalam surat suara yang berisi nomor, foto, dan nama calon. pemungutan suara dengan pembagian suara tiap dusun merupakan kebijakan yang dibuat dengan tujuan untuk mencegah terjadinya pemilihan ulang Kepala Desa yang mungkin terjadi apabila pemilihan Kepala Desa dilakukan hanya pada satu tempat dan terdapat perolehan jumlah suara yang sama pada beberapa calon. Ditinjau dari kebijakan pembagian TPS pada tiap dusun, apabila dalam tahapan pemungutan suara terdapat jumlah suara terbanyak lebih dari satu maka Kepala Desa terpilih akan ditetapkan berdasarkan suara terbanyak pada TPS dengan jumkah pemilih terbanyak. Hal tersebut telah diatur dalam ketentuan pada Pasal 69 Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa. Ditinjau dari aturan sistem perundang-undangan, apabila dikaitkan dengan ketentuan dalam Pasal 41 ayat (4) huruf (c) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka akan ditemukan sebuah korelasi. Pasal 41 ayat (4) huruf (c) tersebut menyatakan bahwa dalam hal calon yang memperoleh suara terbanyak lebih dari 1 (satu) orang, calon terpilih ditetapkan berdasarkan wilayah perolehan suara yang lebih luas. Dengan demikian, kebijakan pembagian TPS di tiap dusun telah sesuai dengan apa yang diamanatkan Pasal 41 ayat (4) huruf (c) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa terkait apabila terdapat calon yang memperoleh suara terbanyak lebih dari satu.

25 65 Setelah pemungutan surat suara selesai dilaksanakan, penghitungan suara segera dilakukan untuk mengetahui pemenang dari proses pemilihan. Mekanisme penghitungan suara disesuaikan dengan kondisi Desa masing-masing. Berdasarkan Pasal 64 Peraturan Bupati Madiun Nomor 23 Tahun 2015 tentang Kepala Desa, surat suara dinyatakan sah apabila: a. Surat suara ditandatangani oleh ketua panitia yang distempel panitia; b. Tanda coblos hanya terdapat dalam (satu) kotak segi empat yang memuat nomor, foto dan nama calon yang telah ditentuka; atau c. Tanda coblos lebih dari satu, tetapi masih didalam satu kotak segi empat yang memuat nomor, foto, dan nama calon; atau d. Tanda coblos terdapat pada salah satu garis kotak segi empat yang memuat nomor, foto, dan nama calon; e. Bekas coblosan yang lebih dari satu karena lipatan kartu suara tidak dibuka secara menyeluruh dan bekas coblosan tidak mengenai kotak calon yang lain. Setelah pemungutan suara dan penghitungan suara telah selesai, calon Kepala Desa yang memperoleh suara terbanyak dari jumlah suara sah ditetapkan sebagai calon Kepala Desa terpilih. Dalam hal penetapan tersebut, panitia pemilihan menyusun berita acara penghitungan suara yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris panitia pemilihan, calon Kepala Desa dan saksi dari para calon untuk kemudian diumumkan hari itu juga. Bapak Sugeng Suharyanto selaku Kepala Sub Bidang Pengembangan Kapasitas dan Tata Pemerintahan Desa/Kelurahan Kabupaten Madiun, dalam wawancara yang dilakukan pada tanggal 02 Mei 2016 di Kantor

26 66 Bapemas Pemdes mengungkapkan, terkait penandatanganan berita acara sebagai bentuk penetapan pemenang dalam pemilihan Kepala Desa serentak, apabila terdapat diantara calon Kepala Desa atau saksi dari calon tersebut tidak mau menandatangani berita acara, maka berita acara akan tetap dianggap sah. Perselisihan yang mungkin terjadi tidak akan menghalangi proses pembuatan berita acara oleh panitia pemilihan untuk kemudian segera dilaksanakan tahap-tahap penetapan sesuai aturan yang telah dibuat. Tindak lanjut dari berita acara tersebut, Pasal 68 Peraturan Bupati Kabupaten Madiun Nomor 23 Tahun 2015 tentang Kepala Desa menyebutkan bahwa Berita acara yang telah ditandatangani lalu diserahkan oleh panitia kepada BPD selambat-lambatnya 7 hari dan BPD berkewajiban menyerahkan berita acara hasil pemilahan kepada Bupati melalui perantara camat paling lambat 7 (tujuh) hari setelah menerima berita acara dari panitia pemilihan sehingga Bupati dapat mengeluarkan Keputusan Bupati untuk menetapkan pengesahan dan pengangkatan serta pelantikan Kepala Desa terpilih paling lambat 30 hari sejak adanya laporan dari BPD. Setiap kegiatan dalam rangka menjalankan bentuk pemerintahan yang Demokrasi dengan pelibatan warga negara dari berbagai jenis dan strata sosial masyarakat pastinya terdapat kemungkinan akan adanya suatu perselisihan. Tidak terkecuali dalam proses pemilihan Kepala Desa serentak yang dilaksanakan di Kabupaten Madiun tahun Dalam hal terjadi perselisihan, sebagaimana yang tercantum pada Pasal 71 Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa, Bupati berkewajiban untuk menyelesaikan perselisihan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari. Lebih lanjut mengenai mekanisme dan tata cara penyelesaian perselisihan yang terjadi dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serentak

27 67 dijelaskan pula dalam Pasal 69 Peraturan Bupati Madiun Nomor 23 Tahun 2015 tentang Kepala Desa, yaitu: (1) Gugatan dan/atau perselisihan hasil pemilihan Kepala Desa hanya dapat dilakukan paling lama 3 (tiga) hari sejak penetapan calon Kepala Desa terpilih. (2) Pihak lain selain pihak calon yang tidak puas terhadap hasil pemilihan Kepala Desa tidak dapat melakukan protes atau gugatan hukum. (3) Semua pihak wajib menghormati hasil pemilihan Kepala Desa yang telah dilaksanakan dan telah ditetapkan. (4) Dalam hal terjadi perselisihan hasil pemilihan Kepala Desa tidak dibenarkan membuka kotak suara untuk melakukan penghitungan ulang. (5) Penyelesaian perselisihan sebgaimana dimaksud pada ayat (1) diupayakan berjenjang mulai di tingkat Desa. (6) Apabila perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) belum selesai, maka tim pengawas kecamatan wajib memfasilitasi penyelesaian perselisihan hasil pemilihan Kepala Desa tersebut. (7) Hasil penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) Camat selaku ketua Tim Pengawas melaporkan kepada Bupati. (8) Apabila permasalahan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) belum selesai, maka Bupati wajib memfasilitasi penyelesaian perselisihan hasil pemilihan Kepala Desa tersebut. (9) Dalam hal perselisihan pemilihan Kepala Desa belum selesai dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak penetapan calon terpilih, maka calon terpilih tetap dilantik.

28 68 Upaya penyelesaian sengketa pemilihan Kepala Desa telah diatur dalam Pasal 69 Peraturan Bupati Madiun Nomor 23 Tahun 2015 tentang Kepala Desa. Dalam pasal tersebut dapat diketahui bahwa wewenang yang dimiliki oleh panitia pemilihan Kepala Desa tingkat Desa, tim pengawas Kecamatan, serta panitia pemilihan Kepala Desa tingkat kabupaten bukanlah untuk memutus perkara. Wewenang yang dimiliki sifatnya hanya sebatas memfasilitasi agar sengketa dapat terselesaikan dengan cara musyawarah yang mengedepakan kesepakatan bersama. Dengan hanya bertindak sebagai fasilitator, maka panitia pemilihan maupun tim pengawas tidak pula mempunyai hak untuk melarang para pihak yang bersengketa mengadukan perkara ke tingkat peradilan untuk memerjuangkan tuntutanya apabila memang tidak ditemukan jalan keluar atau kesepakatan atas permasalahan yang terjadi. 2. Struktur Hukum Komponen struktur dari suatu sistem hukum mencakup berbagai institusi atau lembaga yang diciptakan oleh sistem hukum itu sendiri dengan berbagai macam fungsinya dalam mendukung bekerjanya sistem hukum tersebut. Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa memberikan kewenangan untuk melakukan pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan atas aturan yang telah dibentuk dalam rangka pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serentak di kabupaten Madiun tahun 2015 kepada kepanitiaan terkait, yaitu a. Panitia pemilihan Kepala Desa tingkat kabupaten. Pembentukan dan susunan panitia pemilihan tingkat Kabupaten tidak diatur jelas dalam Peraturan Daerah Nomor 1

29 69 Tahun 2015 tentang Desa serta Peraturan Bupati Nomor 23 Tahun 2015 tentang Kepala Desa. Namun demikian, Panitia pemilihan di tingkat Kabupaten dibentuk melalui Surat Keputusan Bupati Madiun Nomor:188.45/763A/KPTS/ /2015 tentang Panitia Pemilihan Kepala Desa di Kabupaten Madiun Tahun Anggaran Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan tersebut dapat diketahui susunan kepanitiaan panitia pemilihan tingkat Kabupaten, yaitu sebagai berikut: 1. Pengarah I dijabat oleh Bupati Kabupaten Madiun 2. Pengarah II dijabat oleh Anggota Forum Pimpinan Daerah, yang terdiri atas Ketua DPRD Kabupaten Madiun, Dandim Kabupaten Madiun, Kapolres Kabupaten Madiun, Kajari Kabupaten Madiun, Ketua Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun serta Kapolresta Madiun 3. Pengarah III dijabat oleh Wakil Bupati Kabupaten Madiun 4. Pembina dijabat oleh Sekretaris Daerah 5. Koordinator dijabat oleh Asisten Pemerintahan 6. Wakil Koordinator dijabat oleh Staf Ahli Bidang Hukum dan Pemerintahan 7. Ketua dijabat oleh Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 8. Sekretaris dijabat oleh Kepala Bidang Pemerintahan Desa/Kelurahan 9. Wakil Sekretaris dijabat oleh Kepala Sub Bidang Pengembangan Kapasitas dan Tata Pemerintahan Anggota terdiri dari: 1). Kepala Dispenduk Capil 2). Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk

30 70 3). Kepala Bagian Hukum 4). Kepala Sub Bagian Perundang-undangan 5). Inspektur 6). Irban Pemerintaham dan Aparatur 7). Sekretaris Inspektorat 8).Kepala BPKAD 9). Kabid Anggaran 10). Kabid Perbendaharaan 11). Kepala Bakesbangpol Dagri 12). Kepala Balitbang 13). Kepala Satpol PP 14). Kasi Opstranmas 15). Kepala Bagian Humas dan Protokol 16). Kepala Bagian Umum 17). Kepala Bappeda 18). Kabid Pemerintah Umum dan Aparatur Bappeda 19). Kepala Dishub dan Infokom 20). Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan 21). Sekretaris Bapemas dan Pemdes 22). Kasubag keuangan Bapemas Pemdes 23). Kasubbid Pemdes 24). Staf Sekretaris Bapemas Pemdes 25). Staf Bidang Pemdes b. Panitia pemilihan Kepala Desa tingkat Desa. Selain panitia pemilihan di tingkat Kabupaten, terdapat pula panitia pemilihan Kepala Desa ditingkat Desa. Panitia pemilihan Kepala Desa ditingkat Desa terdiri atas unsur perangkat desa, lembaga kemasyarakatan serta tokoh masyarakat yang dipandang mampu dan disegani oleh

31 71 masyarakat desa setempat. Struktur panitia pemilihan Kepala Desa ditingkat Desa berdasarkan pasal 11 Peraturan Bupati Kabupaten Madiun Nomor 23 Tahun 2015 tentang Kepala Desa, terdiri dari; (1) Ketua, merangkap anggota; (2) Wakil Ketua, merangkap anggota; (3) Sekretaris, merangkap anggota; (4) Wakil sekretaris, merangkap anggota; (5) Bendahara, merangkap anggota; (6) Beberapa anggota dan/atau dibentuk beberapa seksi yang jumlahnya sesuai kebutuhan c. Tim pengawas pemilihan tingkat Kecamatan. Sususnan tim pengawas pemilihan Kepala Desa tingkat Kecamatan disebutkan dalam Pasal 9 ayat (1) Peraturan Bupati Madiun Nomor 23 Tahun 2015 tentang Kepala Desa, yaitu: (1) Camat sebagai ketua merangkap anggota; (2) Sekretaris Kecamatan sebagai wakil ketua merangkap anggota; (3) Kasi Pemerintaham sebagai sekretaris merangkap anggota; (4) Kapolsek sebagai anggota; (5) Danramil sebagai anggota; Adapun pada penelitian hukum ini didapatkan bahan hukum dari panitia pemilihan pada tingkat Kabupaten maupun pada tingkat Desa, dan tim pengawas pemilihan Kepala Desa serentak sebagaimana yang telah tercantum dalam Peraturan Bupati Nomor 23 Tahun 2015 tentang Kepala Desa, sebagai salah satu wujud dari Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa, maka diperoleh data sebagaimana berikut:

32 72 a. Panitia pemilihan tingkat Kabupaten Pemilihan Kepala Desa serentak merupakan salah satu urusan Pemerintah Daerah Kabupaten Madiun dalam kerangka Otonomi Daerah sebagai bentuk suksesi terhadap kepemimpinan Kepala Desa. Sebagaimana urusan Pemerintahan Daerah pada umumnya, maka struktur pelaksana di tingkat Kabupaten dalam pelaksanaan suksesi Kepala Desa ini melibatkan pula berbagai macam satuan kerja yang berada di lingkungan Pemerintahan Daerah Kabupaten Madiun untuk kemudian menjadi satu dalam kerangka panitia pemilihan Kepala Desa tingkat Kabupaten. Secara garis besar tugas dari satuan kerja yang menjadi panitia pemilihan Kepala Desa telah diatur dalam Pasal 8 peraturan Bupati Kabupaten Madiun Nomor 23 Tahun 2015 tentang Kepala Desa, yaitu meliputi: 1. Merencanakan, mengkoordinasikan dan menyelenggarakan semua tahapan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa tingkat Kabupaten 2. Melakukan sosialisai dan bimbingan teknis pelaksanaan pemilihan Kepala Desa terhadap panitia pemilihan Kepala Desa tingkat Desa 3. Memfasilitasi penyelesaian permasalahan pemilihan Kepala Desa tingkat Kabupaten 4. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan, dan 5. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati Beranjak dari garis besar tugas panitia pemilihan tingkat Kabupaten yang diatur dalam peraturan Bupati tersebut, maka

33 73 dibentuklah susunan kepanitian yang terdiri dari berbagai macam satuan kerja pada Pemerintah Daerah Kabupaten Madiun, dan satuan kerja perangkat daerah yang berperan penting dalam penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa serentak di Kabupaten Madiun ini adalah Badan Pemberdayaan Masyarakaat dan Pemerintahan Desa atau dapat disebut Bapemas Pemdes. Bapemas Pemdes merupakan satuan kerja yang menjadi stakeholder panitia pemilihan di tingkat Kabupaten dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serentak di Kabupaten Madiun. Dapat dikatakan demikian karena tugas panitia pemilihan Kepala Desa seperti yang diamanatkan dalam Pasal 8 Peraturan Bupati Kabupaten Madiun Nomor 23 Tahun 2015 tentang Kepala Desa kurang lebih telah diamanatkan pula dalam tugas pokok dan fungsi yang dimiliki oleh Bapemas Pemdes. Dasar pembentukan Bapemas Pemdes sendiri adalah Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 13 Tahun 2011 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Madiun. Berdasarkan Pasal 11 Peraturan Bupati Kabupaten Madiun Nomor 58 Tahun 2011 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. Didalam struktur organisasi Bapemas Pemdes terdapat satu bidang yang fokus menangani urusan Pemerintahan Desa/Kelurahan termasuk didalamnya mengenai suksesi Kepala Desa, yaitu Bidang Pemerintahan Desa/Kelurahan. Bidang Pemerintahan Desa/Kelurahan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan pedoman dan pembinaan, evaluasi, dan pelaporan pengembangan kapasitas dan tata pemerintahan desa / kelurahan serta keuangan dan aset Desa/Kelurahan. Dalam

34 74 pelaksanaan tugas tersebut, Bidang Pemerintahan Desa/Kelurahan memiliki Sub Bidang Pengembangan Kapasitas dan Tata Pemerintahan Desa/Kelurahan yang salah satu tugasnya adalah menyusun petunjuk teknis pelaksanaan administrasi Desa/Kelurahan. Berdasarkan tugas yang dimilikinya, Sub Bidang Pengembangan Kapasitas dan Tata Pemerintahan Desa/Kelurahan Kabupaten Madiun merupakan satuan kerja dalam panitia pemilihan Kepala Desa serentak tingkat Kabupaten yang berperan penting sebagai koordinator lapangan dalam proses pemilihan Kepala Desa serentak. Dalam wawancara dengan Bapak Sugeng Hadi selaku Kepala Sub Bidang Pengembangan Kapasitas dan Tata Pemerintahan Desa/Kelurahan disebutkan bahwa peran serta Sub Bidang Pengembangan Kapasitas dan Tata Pemerintahan Desa/Kelurahan Kabupaten Madiun selaku koordinator lapangan dalam struktur kepanitian pemilihan Kepala Desa serentak tingkat Kabupaten direalisasikan dengan programprogram kerja yang tentu saja bertujuan untuk mensukseskan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serentak. Program kerja tersebut diantaranya adalah program sosialisasi dan program monitoring yang dibuat berjenjang. Bapak Sugeng menambahkan bahwa sosialisasi yang dilaksanakan oleh Bapemas Pemdes dibagi dalam 2 (dua) tahapan. Tahapan pertama adalah sosialisasi awal pada tingkat Kabupaten. Pada sosialisasi ini dihadirkan perwakilan dari satuan kerja tingkat kabupaten beserta forum pimpinan daerah tingkat Kabupaten yang nantinya akan menjadi panitia pemilihan Kepala Desa di tingkat Kabupaten. Dalam

35 75 sosialisasi ini dihadirkan pula perwakilan yang berasal dari ditingkat kecamatan/musyawarah pimpinan kecamatam yang nantinya akan bertugas sebagai tim pengawas dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Desa. Selain itu, Kepala Desa dan Ketua BPD juga turut dihadirkan dalam sosialisasi ini sebagai perwakilan dari masyarakat di tingkat Desa dimana proses pemilihan Kepala Desa ini nantinya akan dilaksanakan. Selain menjadi sarana pengkoordinasian terkait akan dilaksanakanya pelaksana pemilihan Kepala Desa serentak, sosialisasi awal di tingkat Kabupaten ini juga merupakan bentuk public hearing atas Peraturan daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 tahun 2015 tentang Desa serta Peraturan Bupati Kabupaten Madiun Nomor 23 Tahun 2015 tentang Kepala Desa, yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serentak di Kabupaten Madiun. Setelah dilakukan sosialisasi awal di tingkat Kabupaten dan telah terbentuk sepenuhnya panitia pemilihan tingkat Kabupaten dan Desa serta tim pengawas Kecamatan yang keanggotaanya didasarkan pada aturan yang sudah ada dalam Peraturan Daerah, Peraturan Bupati maupun Surat Keputusan terkait yang terkait dengan pemilihan Kepala Desa, maka program sosialisasi berikutnya adalah sosialisasi yang dilaksanakan dengan sasaran panitia pemilihan Kepala Desa tingkat Desa. Sosialisai ini didasarkan pada ketentuan Pasal 8 ayat (2) Peraturan Bupati Madiun Nomor 23 Tahun 2015 tentang Kepala Desa yang menyebutkan bahwa panitia pemilihan tingkat Kabupaten bertugas untuk Melakukan sosialisai dan bimbingan teknis pelaksanaan pemilihan Kepala Desa terhadap panitia pemilihan Kepala Desa tingkat Desa.

36 76 Tetapi tidak hanya untuk panitia pemilihan Kepala Desa tingkat Desa saja, pada pelaksanaan sosialisasi disertakan pula tim pengawas kecamatan dal sosialisasi ini. Menurut keterangan bapak sugeng, sasaran yang dituju dalam sosialisasi ini adalah tim pengawas tingkat kecamatan, Kepala Desa, BPD serta Ketua dan Sekretaris Panitia pemilihan tingkat Desa. Sosialisasi ini bertujuan untuk menjalin komunikasi yang lebih intensif mengenai tahapan-tahapan yang ada dalam pemilihan Kepala Desa, yaitu tahapan persiapan hingga penetapan Kepala Desa. Untuk mengoptimalkan pelaksanaanya, sosialisasi ini dibagi dalam 4 zona, yaitu zona utara yang dilaksanakan di kantor Desa Ngampel, zona selatan di kantor Kecamatan Geger, zona barat di kantor kecamatan Sawahan, serta zona tengah di kantor kelurahan Munggut. Beliau menambahkan jika tempat-tempat tersebut dipilih karena letak serta sarana dan prasarana yang mendukung dalam penyelanggaraan sosialisasi. Selain melakukan sosialisasi, panitia pemilihan tingkat Kabupaten dengan dibantu oleh tim pengawas tingkat kecamatan juga memiliki program untuk melaksanakan program monitoring pada setiap tahapan yang ada dalam pemilihan Kepala Desa. Monitoring yang dilakukan panitia pemilihan tingkat Kabupaten bersama tim pengawas tingkat kecamatan ini merupakan langkah yang dibuat untuk secepat mungkin mengetahui apabila terdapat kendala dalam tiap tahapan pemilihan yang terjadi di lapangan, sehingga dengan program monitoring tersebut kendala yang muncul akan segera memiliki solusi dan proses tahapan dapat berjalan lancar kembali. Dilihat dari kegunaanya, program monitoring ini

37 77 sejalan dengan tugas dari Panitia pemilihan tingkat Kabupaten seperti yang telah diatur dalam Pasal 8 ayat (3) Peraturan Bupati Madiun Nomor 23 Tahun 2015 tentang Kepala Desa, yaitu memfasilitasi penyelesaian permasalahan pemilihan Kepala Desa di tingkat Kabupaten. Menurut keterangan bapak Joko Lelono, permasalahan yang paling banyak ditemui oleh panitia pemilihan Kepala Desa tingkat Kabupaten pada saat pelaksanaan program monitoring ini adalah pada saat tahapan pencalonan Kepala Desa. Permasalahan yang muncul pada tahapan pencalonan ini sebagian besar disebabkan oleh ketentuan pembatasan calon Kepala Desa seperti yang telah diatur dalam Pasal 53 ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa, bahwa calon Kepala Desa yang memenuhi persyaratan berjumlah paling sedikit 2 (dua) dan paling banyak 5 (lima). Aturan pembatasan calon tersebut akhirnya menimbulkan ketidakterimaan calon Kepala Desa yang tidak lolos dalam seleksi tambahan dan tidak dapat ditetapkan menjadi Calon Kepala Desa. Ketidakterimaan tersebut akhirnya menimbulkan permasalahan yang tidak dapat terselesaikan oleh panitia di tingkat Desa maupun tim pengawas Kecamatan sehingga panitia pemilihan di tingkat Kabupaten harus turun tangan untuk mengatasinya. b. Tim Pengawas Pemilihan Kepala Desa Bapak Joko Lelono selaku Ketua panitia pemilihan Kepala Desa tingkat Kabupaten menjelaskan bahwa pembentukan tim pengawas di tiap-tiap kecamatan tidak diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

38 78 tentang Desa, Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa maupun Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa, tetapi mengingat muspika di tiap kecamatan dirasa dapat berperan untuk membantu kelancaran pelaksanaan pemilihan Kepala Desa dan pemberdayaan muspika di tingkat Kecamatan dalam rangka pemilihan Kepala Desa serentak tidak pula bertentangan dengan aturan dalam Undang-Undang, maka Pemerintah Kabupaten Madiun memutuskan untuk menjadikan muspika sebagai tim pengawas pemilihan Kepala Desa melalui penetapan Surat Keputusan Bupati. Berdasarkan pemaparan bapak Joko Lelono tersebut dapat diketahui bahwa dalam menjalankan urusan pemerintahan daerahnya di bidang Desa seperti yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa terkait dengan pemilihan Kepala Desa, Kabupaten Madiun telah memberikan porsi tersendiri kepada Muspika di tingkat Kecamatan sesuai tugas pokok dan fungsi dari masing-masing unsur muspika itu sendiri. Hal yang melatarbelakangi pelibatan unsur muspika dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serentak apabila ditinjau dari segi teknis adalah dikarenakan pemilihan Kepala Desa serentak pada pelaksanaanya melibatkan ratusan Desa dalam satu wilayah pada hari yang sama serta melibatkan bentuk dan kultur masyarakat yang berbeda-beda di tiap Desa sehingga dibutuhkan tim atau panitia tambahan yang berguna membantu kinerja panitia pemilihan di tingkat Kabupaten, terutama dalam

No. Kelurahan/Desa Jarak dari kantor Radius

No. Kelurahan/Desa Jarak dari kantor Radius Daftar Lampiran Surat Keputusan Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Madiun Nomor : W13-A14/1042.a/H03.4/SK/V/2016 Tanggal 02 Mei 2016 Tentang Biaya panggilan, pemberitahuan dan penyampaian salinan putusan

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa guna mendukung pelaksanaan kegiatan

Lebih terperinci

KETUA PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MADIUN

KETUA PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MADIUN SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADLAN AGAMA KABUPATEN MADUN mor : W13-A14/638/Hk.03.4/SK//2013 TENTANG PANJAR BAYA PERKARA UNTUK TNGKAT PERTAMA, BANDNG, KASAS, PENNJAUAN KEMBAL, BAYA STA DAN BAYA EKSEKUS KETUA

Lebih terperinci

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, DAN PELANTIKAN KEPALA LEMBANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

BUPATI KEPULAUAN MERANTI [[ BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 14 TAHUN 20112011 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 44

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 44 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 44 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG Menimbang: a. bahwa Desa sebagai kesatuan masyarakat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA BAGIAN HUKUM DAN

Lebih terperinci

TATA CARA PEMILIHAN KEPALA DESA DI KABUPATEN KEDIRI

TATA CARA PEMILIHAN KEPALA DESA DI KABUPATEN KEDIRI TATA CARA PEMILIHAN KEPALA DESA DI KABUPATEN KEDIRI A. PROSES PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA. 1. Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa. a. Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUOL

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUOL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUOL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUOL NOMOR 8 TAHUN 2006 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 6 TAHUN : 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 6 TAHUN : 2007 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 6 TAHUN : 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT

Lebih terperinci

BUPATI TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KEPALA DESA, PERANGKAT DESA DAN

Lebih terperinci

BUPATI MAMASA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMASA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

BUPATI MAMASA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMASA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA BUPATI MAMASA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMASA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAMASA Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 6 TAHUN

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN PERBEKEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 0TAHUN 2007 T E N T A N G TATACARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 0TAHUN 2007 T E N T A N G TATACARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 0TAHUN 2007 T E N T A N G TATACARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 21 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 21 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 21 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 5 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI FLORES

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 11

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 11 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2017 SERI E.1 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2017 SERI E.1 3 SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2017 SERI E.1 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2015

Lebih terperinci

BUPATI BARITO SELATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN KEPALA DESA

BUPATI BARITO SELATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN KEPALA DESA BUPATI BARITO SELATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO SELATAN,

Lebih terperinci

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN SERTA PENGANGKATAN PENJABAT KEPALA DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN

Lebih terperinci

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.23, 2015 PEMERINTAHAN DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO S A L I N A N

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO S A L I N A N PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO S A L I N A N PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 01 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2007 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2007 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2007 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN PERBEKEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA SECARA SERENTAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH \ \ K PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. sesuai

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARO JAMBI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG Menimbang : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 104

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN 1 BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I S A L I N A N P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 5 TAHUN 2007 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 5 TAHUN 2007 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 5 TAHUN 2007 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa badan permusyawaratan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang Mengingat : a. bahwa desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional

Lebih terperinci

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DAN PENGANGKATAN PERANGKAT

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG 1 BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN,

Lebih terperinci

PEMILIHAN KEPALA DESA. Berdasarkan Permendagri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan kepala desa

PEMILIHAN KEPALA DESA. Berdasarkan Permendagri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan kepala desa PEMILIHAN KEPALA DESA Berdasarkan Permendagri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan kepala desa PEMILIHAN KEPALA DESA Pelaksanaan kedaulatan rakyat di desa dalam rangka memilih kepala desa yang bersifat

Lebih terperinci

BUPATI TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA LEMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2010 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2010 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2010 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PAMONG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

Lebih terperinci

BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE BOLANGO NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE BOLANGO NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE BOLANGO NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONE BOLANGO,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 117 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA 1 SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang :a. bahwa dengan diundangkannya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA BAGIAN DAN KEPALA URUSAN PADA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI SLEMAN, Menimbang : bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN

Lebih terperinci

BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Menimbang:

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp PERATURAN DESA PADI NOMOR : 06 TAHUN 2002

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp PERATURAN DESA PADI NOMOR : 06 TAHUN 2002 PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp. 0321 690957 PERATURAN DESA PADI NOMOR : 06 TAHUN 2002 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 19 TAHUN 2002 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 24 TAHUN 2001 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BADAN PERWAKILAN DESA BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut pelaksanaan

Lebih terperinci

BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN INDRAMAYU

BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN INDRAMAYU Salinan NO : 10/LD/2010 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2010 SERI : D.2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2010 SERI : D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR

Lebih terperinci

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 OTONOMI. Pemerintah. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 5 TAHUN 2007 SERI : D NOMOR : 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT

Lebih terperinci

BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2017

BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2017 BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN, MASA JABATAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Kepala Desa; LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2015 PERATURAN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2007 T E N T A N G

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2007 T E N T A N G BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2007 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN PERBEKEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG SALINAN PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG SALINAN PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG SALINAN PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN

Lebih terperinci

- 1 - PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA

- 1 - PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA - 1 - PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNG MAS, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN,

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG 1 BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN PETINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a.

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I S A L I N A N P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA LAINNYA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 6 TAHUN 2012 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN,

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan

Lebih terperinci

P E R A T U R A N D A E R A H

P E R A T U R A N D A E R A H P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G 1 SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENCALONAN,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka terwujudnya penyelenggaraan pemerintah desa

Lebih terperinci