BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
|
|
- Hadian Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Sekolah Dasar merupakan sebagian dari sistem pendidikan nasional yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan dalam UU-RI No 2 Tahun 1989 Pasal 1 Ayat 2 bahwa pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan UUD Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, dimana kebudayaan dapat dikembangkan/dilestarikan dengan mewariskan pada generasi ke generasi penerus melalui pendidikan. Sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Pendidikan SBK diberikan karena merupakan pendidikan yang keberadaannya sangat penting dan berorientasi pada praktik. Dimana merupakan upaya untuk perubahan dan peningkatan dalam proses pembelajaran mencipta sebuah karya. Sehingga peranan dalam memberikan peningkatan hasil dan pembentukan pribadi peserta didik yang kreatif dari menciptakan dan hasil karya. Selain itu, kegiatan anak dalam seni mendorong mereka untuk meningkatkan daya kreativitas yang dimilikinya serta percaya terhadap potensi yang dimilikinya tersebut karena kesempatan untuk berekspresi secara optimal dapat dilakukan melalui seni. Dijelaskan dalam Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi bahwa, Pendidikan SBK memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti 1
2 2 bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara dan Mancanegara. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran SBK kelas IV SD Negeri Sidomoro pada hari Sabtu 14 November 2015, secara umum sudah baik, akan tetapi masih perlu adanya beberapa perbaikan karena kegiatan pembelajaran masih kurang maksimal, dari 15 siswa masih ada siswa yang ramai atau mengobrol sendiri pada saat pelajaran, kurang mengekplorasi lingkungan sebagai sumber belajar karena kegiatan pembelajaran SBK sering dilakukan di dalam kelas dan pengadaan jumlah media yang digunakan tidak sesuai dengan jumlah siswa. Sedangkan dari hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas IV kegiatan pembelajaran SBK kadang ditiadakan karena bertepatan dengan kegiatan KKG, pembelajaran masih berorientasi hasil daripada proses karena tidak jarang guru menyuruh mereka untuk menyelesaikan tugas karyanya di rumah dan mereka menggunakan kesempatan tersebut dengan meminta bantuan orang lain untuk menyelesaikan tugasnya. Hal tersebut mengakibatkan kreativitas siswa masih rendah terbukti pada hasil karya seni menggambar siswa yang digantung di dinding kelas rata-rata berbentuk gunung, sawah, dan rumah. Padahal kegiatan menggambar membutuhkan imajinasi dan kreativitas siswa, untuk menumbuhkan imajinasi dan kreativitas siswa dengan menyediakan dan membiarkan siswa mengamati lingkungan. Selain itu, pada kegiatan membuat bingkai foto, hasilnya rata-rata berbentuk segi empat dan belum dapat memberikan hiasan atau aksen untuk memperindah dan merupakan ciri yang membedakan hasil karyanya dengan temannya. Untuk lebih jelasnya bukti dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 183. Untuk memaksimalkan hasil belajar dan meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) khususnya seni rupa salah satunya adalah dengan pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran yang bermakna merupakan cara memberi bekal kemampuan dasar pada peserta didik
3 lebih optimal. Dimana pembelajaran tidak hanya difokuskan pada pemberian pembekalan kemampuan pengetahuan yang bersifat toritis saja, tetapi juga pengalaman belajar yang terkait dengan permasalahan aktual yang terjadi di lingkungannya sehingga pembelajaran lebih bermakna. Bagaimana anak usia SD belajar sesuai dengan teori Piaget (Sumantri, 2001:15) menyatakan bahwa, Anak adalah seorang yang aktif, membentuk atau menyusun pengetahuan mereka sendiri pada saat mereka menyesuaikan pikirannya sebgaimana yang terjadi ketika mereka mengeksplorasi lingkungannya dan kemudian tumbuh secara kognitif terhadap pemikiran-pemikiran logis. Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) yang bermakna dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL). Model Contextual Teaching And Learning (CTL) merupakan model yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Mengenai pengertian model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL), dalam penelitian Sunarmi (2011) merumuskan model CTL: mampu menghubungkan materi belajar dengan konteks kehidupan sehari-hari. Kemudian Nurhadi (Rusman, 2012:190) menyatakan bahwa: Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Selain itu pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) yang bermakna dapat menghadirkan media pembelajaran untuk mempermudah penyampaian materi dan sebagai subjek pembelajaran. Media konkret merupakan salah satu jenis media yang menggunakan benda nyata dalam pembelajaran paling baik, karena siswa akan memperoleh pengalaman nyata. Menurut Asyhar (2012: 55) menyatakan bahwa, Kelebihan dari media nyata adalah dapat memberikan 3
4 4 pengalaman nyata kepada siswa sehingga pembelajaran bersifat konkret dan waktu retensi panjang. Dengan demikian, pembelajaran yang mengaitkan pada lingkungan dan menghadirkan media nyata akan menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan labih dekat dengan lingkungan. Sehingga dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) khususnya tentang relief. Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Sunarmi (2011) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) untuk meningkatkan prestasi belajar membatik siswa kelas IV SDN Mojosongo II Semerter I Tahun Ajaran 2010/2011 yang menunjukkan peningkatan hasil belajar yaitu siklus I siswa yang memperoleh nilai 66 sebanyak 41,66% dan siklus II sebanyak 88,88%. Penelitian tersebut menunjukkan penerapan model CTL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dari uraian tersebut dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan penelitian dalam peningkatan kreativitas dan hasil belajar siswa yang mempunyai pengaruh penting dalam kehidupan dan perkembangan siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan siswa yakni model CTL dengan media pembelajaran konkret atau benda nyata. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti akan berkolaborasi dengan guku kelas IV untuk penelitian yang dilaksanakan dengan judul Penerapan Model Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan Media Konkret dalam Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar SBK tentang Relief Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sidomoro Tahun Ajaran 2015/2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat ditemukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana langkah-langkah penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan media konkret dalam peningkatan kreativitas dan hasil belajar SBK tentang relief pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Sidomoro tahun ajaran 2015/2016?
5 5 2. Apakah penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan media konkret dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar SBK tentang relief pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Sidomoro tahun ajaran 2015/2016? 3. Apa kendala dan solusi yang ada dalam penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan media konkret dalam peningkatan kreativitas dan hasil belajar SBK tentang relief pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Sidomoro tahun ajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan media konkret dalam peningkatan kreativitas dan hasil belajar SBK tentang relief pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Sidomoro tahun ajaran 2015/ Untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar SBK tentang relief melalui penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan media konkret pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Sidomoro tahun ajaran 2015/ Untuk mendeskripsikan kendala dan solusi penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan media konkret dalam peningkatan kreativitas dan hasil belajar SBK tentang relief pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Sidomoro tahun ajaran 2015/2016. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan di atas maka manfaat yang dapat diambil sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas pendidikan ataupun kualitas pembelajaran, khususnya Seni Budaya dan Keterampilan.
6 6 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru: 1) Membantu guru dalam menyampaikan materi relief pada siswa yang kreatif. 2) Dapat menambah wawasan guru mengenai pembelajaran menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan media konkret. b. Bagi Siswa: 1) Dapat mempermudah siswa memahami materi relief. 2) Dapat meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan SBK sehingga berdampak pada meningkatkan hasil belajar siswa. c. Bagi Sekolah: 1) Sebagai bahan informasi perkembangan siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). 2) Membawa perbaikan mutu sekolah melalui peningkatan kreativitas siswa. d. Bagi Peneliti: 1) Untuk menambah wawasan mengenai pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).
Keywords: CTL model, concrete objects, students creativity, learning outcomes
PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI RELIEF KELAS IV SD NEGERI 2 SIDOMORO TAHUN AJARAN 2015/2016 Devi
Lebih terperinci77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)
611 77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinci58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)
479 58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Lebih terperinci60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)
495 60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Lebih terperinci56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG Pembelajaran adalah suatu proses perubahan yang di alami oleh individu dalam mencapai sesuatu yang diharapkan. Pembelajaran dalam dunia pendidikan tentu saja merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Muatan Seni Budaya dan Keterampilan sebagaimana yang diamanatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muatan Seni Budaya dan Keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Lebih terperinci79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)
627 79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) A. Latar belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidkan Seni Budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat di jenjang pendidikan dasar dan menengah, yang dalam pelaksanaannya mengacu pada Kurikulum Berbasis
Lebih terperinci59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)
487 59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Lebih terperinci78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)
619 78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) A. Latar belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Lebih terperinci80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)
80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah. Tujuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Replubik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan tidak hanya
Lebih terperinci61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)
61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Lebih terperinci53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)
53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Lebih terperinci76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)
76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) dengan penuh tanggung jawab untuk membimbing anak didik menuju kedewasaan secara terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Lebih terperinci56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Lebih terperinci12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran seni musik. Hal ini terlihat dari kurangnya aktivitas siswa secara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pelajaran seni budaya khususnya pengajaran seni musik banyak guru yang mengeluh rendahnya kemampuan siswa menerapkan konsep pembelajaran seni musik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiatif dan kreatif
Lebih terperinci54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang
54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran yang sama, meskipun implementasi pembelajarannya berbeda. Hal ini dapat
Lebih terperinci55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang
55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mengajar mempunyai. sebagai wadah untuk menciptakan kehidupan manusia yang lebih baik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai tempat proses belajar mengajar mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam dunia pendidikan, Karena sekolah sebagai wadah untuk menciptakan kehidupan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Konsep Dasar Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan
BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) 1. Konsep Dasar Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan Konsep dasar pendidikan seni pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kategori,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu untuk memajukan daya pikir
Lebih terperinciStandar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006
(SK) dan (KD) Mata Pelajaran Sumber: KTSP 2006 52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana
Lebih terperinciKURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Seni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan aktif dalam proses belajar mengajar. berikut; 1) Kepercayaan diri siswa saat berbicara, 2) Pengetahuan siswa tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara merupakan proses berbahasa lisan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan, merefleksikan pengalaman, dan berbagi informasi. Berbicara merupakan proses yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah salah satunya dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku bangsa di Indonesia memiliki seni dan budaya tradisional masing-masing yang kemudian secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membangkitkan motivasi siswa, (4) prinsip individual, dan (5) peragaan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri siswa dalam belajar merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Menurut Moh. Uzer Usman (1996:21-31) dalam menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika kita berbicara tentang pendidikan, kita merasa bahwa kita sedang membicarakan permasalahan yang kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah peserta didik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau pengalaman (Ngalim Purwanto, 2007:85). Dimana pengalaman. merupakan guru yang paling baik dalam belajar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman (Ngalim Purwanto, 2007:85). Dimana pengalaman merupakan guru yang paling baik
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN
PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 GEMEKSEKTI TAHUN AJARAN 2015/2016 Siti Rokhmah 1, Wahyudi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebentuk kegiatan atau tindakan yang dilakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebentuk kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh manusia dengan saling berinteraksi satu sama lain untuk mendapatkan berbagai informasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran di sekolah dasar merupakan pembelajaran yang diciptakan agar siswa menjadi aktif dan senang dalam belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan tengah mengalami pergeseran paradigma yang sangat cepat dan bersifat global. Hal ini diakibatkan oleh perkembangan ilmu dan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita pemerintah selama ini. Supaya generasi - generasi penerus bangsa dapat membangun serta mempertahankan
Lebih terperinciBahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK
Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK A. Pendahuluan Pendidikan seni musik bukanlah sekedar hiburan untuk memancing siswa menjadi semangat dalam belajar, seperti yang didengungkan sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan
Lebih terperinciberbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia yang dilaksanakan seumur hidup. Pendidikan ini harus terus dilaksanakan untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat atau nilai dan perubahan kemampuan yaitu peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak terlepas dari pembelajaran. Menurut Usman (2000:4), pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa
Lebih terperinci2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berhasilnya suatu proses kegiatan belajar mengajar itu dapat tercermin salah satunya dari minat belajar siswa mengikuti proses kegiatan tersebut. Sejalan
Lebih terperincibelajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Taman kanak-kanak/ TK merupakan pendidikan yang menjadi pondasi dari seluruh pendidikan yang akan ditempuh di jenjang selanjutnya. TK/ taman kanak-kanak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Lebih terperinciBAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan
1 BAB I DEFINISI OPERASIONAL A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia, karya seni merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dapat ditempuh melalui tiga jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan informal. Salah satu satuan pendidikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. peneliti merumuskan beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban dari
1 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada pembahasan sebelumnya, peneliti merumuskan beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Mata pelajaran seni tari merupakan bagian dari pendidikan seni budaya. Sesuai dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran seni tari merupakan bagian dari pendidikan seni budaya. Sesuai dengan kurikulum yang digunakan pada saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Lebih terperinciSKRIPSI OLEH: NI KADEK NOVIA SANTI NIM:
SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR TARI PUSPAWRESTI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 TAMANBALI BANGLI TAHUN AJARAN 2015/2016 OLEH: NI KADEK NOVIA SANTI NIM: 201209014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan No.81a Tahun 2013 Lampiran IV tentang Pedoman
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.81a Tahun 2013 Lampiran IV tentang Pedoman Umum Pembelajaran, pada prinsipnya
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI KARYA SENI RUPA TERAPAN NUSANTARA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA
Fariza Pahlevi 11 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI KARYA SENI RUPA TERAPAN NUSANTARA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA Oleh : Fariza Pahlevi SMP Negeri 1 Bali E-mail
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK, atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni Budaya dan Keterampilan merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah. Muatan Seni Budaya dan Keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia tidak hanya untuk memperoleh pengetahuan tentang sastra
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ini adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu usaha pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan saat ini adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di. Sekolah Dasar yang dianggap sebagian siswa terasa sulit
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di Sekolah Dasar yang dianggap sebagian siswa terasa sulit untuk dipahami. Pentingnya belajar matematika tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guru dalam mengajar. Berbagai macam komponen-komponen dalam dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Urgensi pendidikan di Indonesia saat ini begitu menarik untuk diperbincangkan, mulai dari perjalanan pemerintah mengubah kurikulum hingga pelatihan-pelatihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah. menjadi kader-kader pembangun bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari berbagai sumber di dunia. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar memiliki beberapa bagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar memiliki beberapa bagian serta tahapan-tahapan dalam pengaplikasiannya. Bagian-bagian tersebut perlu diaplikasikan sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan hidup manusia semakin beragam. Naluri manusia yang selalu berambisi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, telah ikut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan atas. Bahkan saat ini sudah banyak sekolah-sekolah dan lembaga yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan seni telah mulai diterapkan sejak tingkat pendidikan yang paling dasar, dan lalu berlanjut hingga tingkat pendidikan menengah dan tingkat pendidikan atas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari di sekolah, antara lain disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1) cara belajar siswa
Lebih terperinci56. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB E)
56. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB E) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciMatematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum pendidikan di Indonesia tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah pembelajaran yang sifatnya aktif, inovatif dan kreatif. Sehingga proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan proses pembelajaran di masa global ini, pembelajaran yang sangat sesuai untuk di terapkan pada kondisi siswa yang pasif adalah pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan proses atau kegiatan yang melibatkan pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap oleh panca indera sehingga dapat menimbulkan interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seni hadir di tengah-tengah masyarakat dan menyertai perjalanan hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni hadir di tengah-tengah masyarakat dan menyertai perjalanan hidup manusia, karena seni memiliki fungsi individual dan sosial. Seni tidak hanya mencakup kebutuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dan komunikasi berkembang secara cepat seiring dengan globalisasi sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berkembang dengan cepat.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang disahkan pada tanggal 8 Juli 2003
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah menerapkan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang disahkan pada tanggal 8 Juli 2003 (Tambahan Lembaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. Kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Banyak kritik yang ditujukan cara guru mengajar yang terlalu menekankan pada penguasaan sejumlah informasi/konsep belaka. Penumpukan informasi/konsep pada subjek didik
Lebih terperinciIMPROVING STUDENT CREATIVITY IN MAKING HANDICRAFT THROUGH CONTRACTIVISM APPROACH AT CLASS IV ELEMENTRY SCHOOL 25 AIR DINGIN GUMANTI DISTRICT
PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM MEMBUAT KARYA KERAJINAN TANGAN MELALUI PENDEKATAN KONTRUKTIVISME DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 25 AIR DINGIN KECAMATAN LEMBAH GUMANTI IMPROVING STUDENT CREATIVITY
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap orang pada dasarnya memiliki bakat kreatif dan kemampuan untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif, meskipun masing-masing dalam bidang dan dalam
Lebih terperinciKATA PENGANTAR DAFTAR ISI
Nama : Awal Nurahmat Deriyanto Nis : 12880 Kelas :XI RPL 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan bimbingan dan pertolongannya sehingga dalam penulisan Makalah ini bisa berjalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik di perlukan proses belajar-mengajar. Belajar merupakan tindakan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN 2015/2016 Atsani Rohmatun Nisa 1, Triyono 2, Joharman 3
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai berperan penting
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai berperan penting karena matematika dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam berpikir secara logis, rasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga manusia mampu menghadapi setiap perubahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matematika sama halnya melatih pola inovatif dalam memecahkan masalah yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sangat vital dan berperan strategis dalam pembangunan Iptek, karena mempelajari matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia. Karena pada hakekatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan siswa diharapkan memiliki kecakapan baik intelektual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang sangat besar, terutama pendidikan di tingkat dasar dan menengah. Pendidikan ditujukan untuk
Lebih terperinciPEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN MENUMBUHKAN KECERDASAN MORAL SECARA KOMPETITIF
PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN MENUMBUHKAN KECERDASAN MORAL SECARA KOMPETITIF ABSTRAK EningWidaningsih 1 Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) sebagai salah satu bidang studi dalam pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan rasa estetik sehingga tumbuh sikap apresiatif dalam jiwa siswa. Hal ini sesuai dengan aturan pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang ilmu yang aplikasinya dapat ditemukan hampir dalam setiap aktivitas kehidupan. Penggunaan matematika dapat ditemukan
Lebih terperinci52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan menerapkan model pembelajaran yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran di kelas, seorang guru memerlukan kreativitas untuk menumbuhkembangkan daya imajinasi dan berpikir bagi peserta didiknya. Oleh karena itu, diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab, antara lain: Latar Belakang Masalah; Rumusan Masalah; Tujuan Penelitian; Manfaat Penelitian; Penegasan Istilah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswanya menjadi lebih kritis dan kreatif. Pendidikan merupakan wadah untuk berlatih, berkreasi, mewujudkan cita-cita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan dalam era modern semakin tergantung pada tingkat kualitas, antisipasi dari para guru untuk menggunakan berbagai sumber yang yang tersedia, mengatasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia mengandung empat aspek ketrampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran ketrampilan mendengarkan
Lebih terperinciKURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran
KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran KESENIAN SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kreativitas a. Pengertian Kreativitas Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan hal yang baru. Hal ini senada dengan James J. Gallagher dalam Rachmawati
Lebih terperinciBAB V. Simpulan yang peneliti paparkan mengacu kepada pertanyaan penelitian yang. telah dirumuskan pada bab I. Penjabaran oprasionalnya adalah:
144 BAB V SIMPUL AN DAN S ARAN A. Simp ulan Simpulan yang peneliti paparkan mengacu kepada pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan pada bab I. Penjabaran oprasionalnya adalah: 1. Permasalahan Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iva Sucianti, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seperti kita ketahui bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran guru seringkali menggunakan beberapa metode maupun model yang bervariasi. Pemilihan berbagai metode pembelajaran
Lebih terperinci